Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Olahraga bulutangkis merupakan salah satu jenis olahraga prestasi yang sangat
terkenal di seluruh dunia.Permainan ini sangat dikenal dan dapat dimainkan oleh tingkat
umur baik putra maupun putri.Permainan bulutangkis merupakan permainan yang bersifat
individual yang dapat dilakukan dengan cara melakukan satu orang melawan satu orang
atau dua orang melawan dua orang. Permainan ini menggunakan raket sebagai alat
pemukul dan shuttlecock sebagai objek pukul, lapangan permainan berbentuk segi empat
dan dibatasi oleh net untuk memisahkan antara daerah permainan sendiri, dan daerah
permainan lawan.
Permainan bulutangkis sudah sangat terkenal dan memasyarakat di lingkungan
sekolah, perkampungan, perusahaan, instansi, pemerintah, perusahaan, dan lain
sebagainya. Berbagai organisasi atau klub bulutangkis telah dibentuk sampai tingkat
internasional. Negara tertentu pun, seperti misalnya di Indonesia, telah dibentuk begitu
banyak klub bulutangkis yang berlapis-lapis, mulai dari tingkat desa, kecamatan,
kabupaten, provinsi, dan nasional.
Tony Grice (2007: 1) menyatakan bahwa olahraga bulutangkis menarik minat
berbagai kelompok umur, berbagai tingkat keterampilan, dan pria maupun wanita
memainkan olahraga bulutangkis di dalam atau di luar ruangan untuk rekreasi juga sebagai
ajang persaingan.
Berbagai event pertandingan bulutangkis juga telah dibuat sedemikian rupa
baiknya, mulai dari tataran event yang paling bawah pada tingkat desa hingga tingkat
nasional dan internasional di berbagai Negara yang diikuti oleh banyak Negara pula seperti
Indonesia Open, Malaysia Open, Jepang Open dll hingga kejuaraan dunia yang menjadi
prestice bagi setiap pemain yaitu Olimpiade.
Misi dari setiap event tersebut secara mendasar mempunyai misi yang sama yaitu
agar selalu terjadi peningkatan kualitas permainan bulutangkis dan terlaksananya

1
pertandingan yang berkualitas pula. Saat ini peta kekuatan perbulu tangkisan boleh
dikatakan didominasi oleh Negara China.
Hal ini ditunjukkan dari berbagai event tingkat dunia seringkali China menjadi
juara umum.Tidak seperti dulu pada era tahun 1970- 3 1980 Negara Indonesia masih
mendominasi dunia perbulutangkisan. Saat ini boleh dikatakan justru kualitas permainan
bulutangkis dari para atlet di Indonesia sedang mengalami penurunan. Berbagai event yang
ada di tingkat dunia, Indonesia sulit untuk menjadi juaranya. Catatan terakhir pada tahun
2013 ini Indonesia mampu menjuarai kejuaraan dunia pada sektor ganda putra dan ganda
campuran yang diadakan di China. Sudah seharusnya hal ini menjadi keprihatinan semua,
khususnya bagi atlet bulutangkis dan kepengurusan khususnya PBSI (Persatuan
Bulutangkis Seluruh Indonesia), maupun para pecinta bulutangkis di seluruh Indonesia.
Guna memotivasi dan mempermudah para calon pemain bulutangkis di Indonesia untuk
menjadi pemain unggulan, maka perlu dilakukan berbagai pembenahan mulai dari
pengelolaan organisasi tingkat bawah, khususnya di tingkat atas hingga management
pembinaannya. pengelolaan pelatihan merupakan hak penuh bagi pelatih terutama
mengenai waktu, teknik dan strategi bermain bulutangkis. Dalam pertandingan ada dua hal
yang sangat menentukan menang kalahnya seorang pemain, yaitu penguasaan teknik dan
daya tahan pemain. Penguasaan teknik bagus tetapi stamina tidak mendukung akan
menyebabkan kekalahan.
Demikian pula sebaliknya meskipun stamina tinggi tetapi penguasaan teknik
kurang juga akan menyebabkan kekalahan. Idealnya bagi seorang pemain bulutangkis
adalah penguasaan teknik bagus dan stamina prima. Kedua faktor tersebut sangat
diperlukan untuk memenangkan setiap pertandingan di berbagai kesempatan. Bulutangkis
merupakan olahraga permainan yang cepat dan membutuhkan reaksi yang baik dan tingkat
kebugarannya yang tinggi (Tony Grice, 2007: 1).
Untuk dapat bermain bulutangkis dengan baik, maka dituntut untuk banyak
melakukan latihan, mempelajari dan memahami unsur-unsur fisik, teknik, taktik maupun
mental. Karena tidak mungkin dapat bermain dengan baik jika teknik yang ada dalam
permainan bulutangkis belum diketahui dan tidak dipahami. Penguasaan keterampilan

2
bulutangkis diperoleh melalui proses belajar pada umumnya. Belajar keterampilan gerak
harus mengikuti kaidah proses belajar pada umumnya. Belajar merupakan suatu fenomena
atau gejala yang tidak dipahami secara langsung.
Gejala tersebut hanya bisa diduga atau diketahui dari tingkah laku atau penampilan
seseorang. Teknik dalam cabang olahraga akan selalu berkembang sesuai dengan
perkembangan zaman. Perkembangan fisik dan teknik mempunyai tujuan ke arah
pencapaian prestasi semaksimal mungkin. Untuk mencapai tujuan tersebut maka latihan
fisik haruslah mendapat prioritas utama dalam suatu program latihan, apabila fisik dari
pemain tersebut baik, barulah dilanjutkan dengan latihan teknik.
Teknik adalah ketrampilan khusus yang harus dikuasai oleh pemain bulutangkis
dengan tujuan untuk dapat mengembalikan shuttlecock dengan sebaik-baiknya (PBSI,
1994).
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di SMK Negeri 02
Bombana, bahwa banyak siswa yang belum baik dalam melakukan pukulan forehand. Hal
ini juga diakui oleh beberapa siswa yang mengatakan metode latihan pukulan forhand
cenderung kurang, tampak juga terlihat masih rendahnya tingkat kekuatan otot lengan
siswa, Maka dari pada itu peneliti tertarik dan berminat untuk melakukan penelitian yang
berjudul “Hubungan Kekuatan Otot lengan dengan kemampuan pukulan Forehand
Bulutangkis siswa SMK Negeri 02 Bombana Sulawesi Tenggara”.
1.2 Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah
ada hubungan Kekuatan otot lengan dengan kemampuan pukulan Forehand Bulutangkis
siswa SMK Negeri 02 Bombana
1.3 Pembatasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui lebih lanjut
apakah ada hubungan Kekuatan otot lengan dengan pukulan Forehand Bulutangkis siswa
SMK Negeri 02 Bombana

3
1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang masalah diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Apakah ada Hubungan Kekuatan otot lengan dengan kemampuan pukulan
forehand Bulutangkis siswa SMK Negeri 02 Bombana.

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu Untuk mengetahui
Apakah ada Hubungan kekuatan otot lengan dengan kemampuan pukulan forehand Pada
Permainan Bulutangkis siswa SMK Negeri 02 Bombana.

1.6 Manfaat penelitian

Hasil dari penelitian di harapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Sebagai bahan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang


olahraga menyangkut tentang kekuatan otot lengan terhadap pukulan forehand pada
permainan bulutangkis
2. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa yang berminat untuk melakukan penelitian
mengenai hubungan kekuatan otot lengan terhadap pukulan forehan

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hakikat Bulutangkis

2.1.1 Pengertian Bulutangkis

Permainan bulutangkis merupakan permainan yang bersifat individual yang dapat


dilakukan dengan cara melakukan satu orang melawan satu orang atau dua orang melawan
dua orang. Permainan ini menggunakan raket sebagai alat pemukul dan shuttlecock sebagai
objek pukul, lapangan permainan berbentuk segi empat dan dibatasi oleh net untuk
memisahkan antara daerah permainan sendiri dan daerah permainan lawan. Tujuan
permainan bulutangkis adalah berusaha untuk menjatuhkan shuttlecock di Daerah
permainan lawan dan berusaha agar lawan tidak dapat memukul shuttlecock dan
menjatuhkan didaerah permainan sendiri. Pada saat bermain berlangsung masing-masing
pemain harus berusaha agar shuttlecock tidak menyentuh lantai di daerah permainan
sendiri. Apabila shuttlecock jatuh di lantai atau menyangkut di net maka permainan
berhenti (Herman Subardjah, 2000: 13).
Permainan bulutangkis dilakukan di dalam daerah yang disebut lapangan
bulutangkis dengan ukuran yang telah ditetapkan oleh International Badminton Federation
(IBF). Lapangan bulutangkis berbentuk persegi pendek dan garis-garis yang ada
mempunyai ketebalan 40 mm dan harus berwarna kontras terhadap warna lapangan. Warna
yang disarankan untuk garis adalah putih atau kuning.Permukaan lapangan disarankan
terbuat dari kayu atau bahan sintetis yang lunak. Permukaan lapangan yang terbuat dari
beton atau bahan sintetik yang keras sangat tidak dianjurkan karena dapat mengakibatkan
cidera pada pemain.Jaring setinggi 1.55 m berada tepat di tengah lapangan. Jaring harus
berwarna gelap kecuali bibir jaring yang mempunyai ketebalan 75 mm harus berwarna
putih.

5
Pada saat permainan berlangsung masing-masing pemain harus berusaha agar
shuttlecock tidak menyentuh lantai di daerah permainan sendiri. Apabila shuttlecock jatuh
di lantai atau menyangkut di net maka permainan berhenti (Herman Subardjah, 2000: 13).
Berdasarkan pendapat di atas, yang dimaksud permainan bulutangkis dalam
penelitian ini adalah permainan memukul sebuah shuttlecock menggunakan raket,
melewati net ke wilayah lawan, sampai lawan tidak dapat mengembalikannya kembali.
Permainan bulutangkis dilaksanakan dua belah pihak yang saling memukul shuttlecock
secara bergantian dan bertujuan menjatuhkan atau menempatkan shuttlecock di daerah
lawan untuk mendapatkan point.
2.2 Hakekat Kekuatan Otot Lengan
2.2.1 Defenisi kekuatan
Kekuatan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam unjuk kerja dan
sangat menentukan kualitas kondisi fisik seseorang dan sangat dibutuhkan di hampir semua
cabang olahraga.
Menurut Sukadiyanto (2005: 60-61) pengertian kekuatan secara umum adalah
kemampuan otot atau sekelompok otot untuk mengatasi beban atau tahanan. Pengertian
secara fisiologis, kekuatan adalah kemampuan neuromuskuler untuk mengatasi tahanan
beban luar dan beban dalam.
Kekuatan adalah kemampuan dari otot atau sekelompok otot untuk mengatasi
tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitasnya (Suharno, 1993: 24). Harsono (2015:
176) menyatakan bahwa: kekuatan adalah komponen yang sangat penting guna
meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Hal ini disebabkan karena:
1. kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas,
2. kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi atlet/orang dari kemungkinan
cidera,
3. kekuatan dapat mendukung kemampuan kondisi fisik yang lebih efisien, meskipun
banyak aktivitas olahraga yang lebih memerlukan kelincahan, kelentukan, kecepatan,
daya ledak dan sebagainya, namun faktor-faktor tersebut tetap dikombinasikan dengan
faktor kekuatan agar memperoleh hasil yang baik.

6
Menurut Ismaryati (2009: 111), kekuatan adalah tenaga kontraksi otot yag dicapai
dalam sekali usaha maksimal. Dapat pula dikatakan sebagai kemampuan otot untuk
melakukan kontraksi guna membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Latihan yang
sesuai untuk mengembangkan kekuatan ialah melalui bentuk latihan tahanan (resistence
exercise).
Kontraksi otot yang terjadi pada saat melakukan tahanan atau latihan kekuatan
terbagi dalam tiga kategori, yaitu: (a) kontrakasi isometrik, (b) kontraksi isotonik, dan (c)
kontraksi isokinetik.
2.2.2 Otot lengan
Menurut Watson (2002:214)” Otot lengan adalah bagian ekstremitas yang paling
besar dan kuat. Dari kutipan diatas dijelaskan bahwa lengan harus mempunyai kekuatan
agar lengan memiliki kemampuan untuk mengatasi suatu beban atau tekanan dalam
beriaksi,seperti mengatasi beban pada waktu berlari, mengayun dan banyak lagi tahanan yang
sangat tergantung kepada kekuatan otot lengan.

Gambar 2.1 otot lengan


Sumber https://olahragasport.blogspot.com

Dalam cabang olahraga bulutangkis, kekuatan otot lengan merupakan salah satu
faktor yang sangat penting dan harus dimiliki oleh setiap pemain bulutangkis.Latihan
intensif dan terarah sangat menentukan kualitas otot. Oleh karena itu otot lengan
memerlukan proses latihan agar mempunyai kekuatan,kekuatanpun akan didapati setelah
melalui latihan fisik.

7
Menurut syarifuddi 2002 aktifitas metorik dari fungsi sistem pergerakan di atur oleh
syaraf, tulang, sendi dan otot yang paling menunjjang dalam suatu kerjasama untuk
melakukan kegiatan dan pergerakan. Kekuatan kelompok-kelompok otot ini terbagi
menjadi berbagai bagian salah satunya adalah kekuatan otot lengan, fungsi lengan antara
lain: memegang, memukul, melempar, mengangkat, mendorong, menarik dan sebagainya.
Kekuatan otot lengan sangat berpengaruh dalam permainan bulutangkis, terutama
saat melakukan teknik servis, Servis backhand dan forehand karena dengan kekuatan otot
yang kuat sehingga pukulan pada kok akan lebih kuat. Adapun cara Melatih otot lengan
dapat dilakukan dengan ‘push up.
2.2.3 Faktor yang mempengaruhi kekuatan otot lengan
Kekuatan otot lengan merupakan salah satu faktor mendasar untuk melakukan
suatu kegiatan.Dapat dikatakan, kita dapat bergerak karena adanya kekuatan, dapat
terhindar cedera dan bahkan prestasi yang tinggi dalam olahraga dapat dicapai karena
dukungan kekuatan yang baik. Harsono dalam iman Imanudin(2008:97) menyatakan
bahwa, kekuatan mempunyai manfaat penting karena:
1. Dapat meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan

2. Kekuatan merupakan daya pengerak setiap aktivitas fisik.

3. Kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi otot/orang kemungkinan


cedera.

4. Dengan kekuatan atlet akan dapat lari lebih cepat, melempar atau menendang lebih
jauh dan lebih efisien, memukul lebih keras, demikian pula dapat membantu
stabilitas sendi-sendi.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, manfaat yang diperoleh dari kekuatan otot
yang baik diantaranya dapat membantu meningkatkan kemampuan kondisi fisik secara
keseluruhan, sebagai daya penggerak, melindungi dari cedera, membantu stabilitas sendi-
sendi.Sedangkan kegunaan kekuatan.
Menurut Harsono (2015:40) bahwa, "kegunaan kekuatan disamping untuk
mencapai prestasi maksimal, juga untuk mempermudah memperlajari teknik-teknik,
mencegah terjadinya cedera dan memantapkan sikap percaya diri".

8
2.2.4 Metode Peningkatan Kekuatan
Kualitas yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor.Keberadaan otot,
baik jumlah fibril maupun ukuran otot adalah faktor yang menentukan baik tidaknya
kekuatan yang dimiliki seseorang.
Berkaitan dengan hal tersebut Syarif Hidayat (2014:57) menyatakan, bahwa untuk
meningkatkan kekuatan otot maksimal ada 2 cara faktor-faktor penentu baik tidaknya
kekuatan yaitu:
1. Besar kecilnya potongan melintang otot (potongan morfologis orang tergantung pada
proses hipertropi otot).
2. Jumlah fibril otot yang turut bekerja dalam melawan beban, makin banyak fibril otot
yang bekerja berarti kekuatan bertambah besar.
Kekuatan adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal waktu
yang sangat cepat (Iman Imanudin, 2008 : 97). Lengan adalah anggota badan dan
pergelangan tangan sampai ke bahu (Depdiknas, 2014: 813).
Kekuatan otot Lengan adalah kemampuan otot untuk rnengerahkan kekuatan
maksimal waktu yang sangat cepat dan anggota badan dan pergelangan tangan sampai
bahu.Semua gerakan service memiliki mekanika dasar termasuk pandangan,
keseimbangan, posisi tangan, pengaturan siku, irama service dan pelaksanaannya. Posisi
tangan yang rileks akan menjadi arah alami, kok berada pada jari, jadi tidak pada telapak
tangan. Lengan di dalam service terutama dalam melakkukan long service mempunyai
peranan yang cukup besar karena dorongan dan kontrol terakhir service berasal dan
pelenturan pergelangan tangan dan jari. Saat pemain melakukan long service biasanya
dilakukan menggunakan pergelangan tangan yang rileks dan kuat. Pada long service
melepaskan kok dengan raket lebih tinggi.
Peran kekuatan pada lengan sangat berpengaruh dikarenakan kekuatan adalah
kombinasi dan power dan kecepatan, yaitu hasil otot untuk menerapkan dan mengerahkan
tenaga dengan kuat dan kecepatan yang tinggi dalam suatu gerakan untuk mencapai yang
diinginkan. Service yang baik diperlukan hampir tenaga yang sesuai dengan jarak service.

9
Jarak yang dekat lengan pergelangan tangan dan jari memberikan dorongan besar,
sedangkan untuk jarak yang jauh memerlukan tenaga atau dorongan kaki, punggung dan
bahu.
2.3 Hakekat Kemampuan Service Forehand
2.3.1 Hakekat kemampuan
Setiap manusia pada umunya diberikan kemampuan dasar berupa gerakan dalam
kehidupan sehari-hari. Kemempuan gerakan sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan baik secara individu maupun kelompok untuk menunjang setiap pekerjaan yang
mempunyai karakteristik yang rumit kemampuan harus di tingkatkan.
Kemampuan adalah daya atau kekuatan untuk melakukan suatu tindakan dari suatu
latihan. Berdasarkan kamus besar bahasa indonesia kemampuan memiliki arti
kesanggupan, kecakapan, kekuatan (Depdiknas, 2005:707) dengan demikian, kemampuan
dasar adalah kecakapan atau bakat yang dimiliki seseorang sejak lahir yang dapat di asah
dan di kembangkan sejalan dengan pertumbuhannya
2.3.2 Hakikat Pukulan Service
a. Pengertian service
Dalam berbagai macam pukulan tersebut, ada satu pukulan yang digunakan untuk
menyajikan bola pertama yang dikenal dengan pukulan servis. Dari berbagai sumber
menyebutkan bahwa, servis merupakan pola penyajian pertama yang dilakukan oleh
seorang pemain kepada lawannya. Akan tetapi ada yang menyebutkan lain dari pernyataan
tersebut, bahwa servis merupakan awal dari penyerangan yang dilakukan oleh pemain
kepada lawannya.
Menurut Nurhasan (2015:20) pukulan servis merupakan pukulan awal
menerbangkan kok ke bidang lapangan lawan secara diagonal, dan bertujuan sebagai awal
permainan. Dalam aturan permainan bulutangkis, servis merupakan modal awal untuk
memenangkan pertandingan dengan kata lain, seorang pemain tidak bisa mendapatkan
angka apabila tidak bisa melakukan servis dengan baik
Dari pernyataan di atas dapat dipetik kalimat yang menyatakan dalam aturan
permainan bulutangkis, servis merupakan modal awal untuk memenangkan pertandingan,

10
dalam artian servis inilah yang digunakan sebagai awal penentu dari seorang pemain untuk
mendapatkan poin.
Apabila servis yang dilakukan tidak tepat maka, lawan akan melakukan serangan
balasan. Dalam bulutangkis ada dua jenis servis yang lazim digunakan yaitu servis panjang
atau long serve dan servis pendek atau short serve. Servis panjang atau long serve adalah,
sebuah pukulan pertama yang dilakuan seorang pemain dengan melambungkan cock
setinggi mungkin sehingga cock jatuh horizontal ke bawah dengan tujuan agar cock jatuh
pada sasaran yang di inginkan.
Menurut Nurhasan ( 2015:22) servis panjang adalah pukulan servis yang dilakukan
dengan cara menerbangkan kok setinggi-tingginya dan jatuh ke garis belakang bidang
lapangan lawan. Terutama diarahkan di sudut-sudut perpotongan antara garis tepi untuk
permainan tunggal dengan garis belakang untuk servis permainan tunggal.
Pernyataan kutipan di atas menjelaskan bahwa, apabila jatuhnya shuttlecock tepat
pada sudut perpotongan garis maka servis yang dilakukan oleh pemain tersebut akan
menyulitkan bagi lawan untuk mengembalikan cock karena, lawan akan ragu ketika hendak
memukul shuttlecock. Hal tersebut sering terjadi ketika kualitas pukulan pemain akurat
atau tepat pada sasaran.
Ketepatan servis panjang forehand sangat penting karena di dalam olahraga
permainan dibutuhkan ketepatan khususnya olahraga bulutangkis. Apabila servis itu baik
dalam artian tepat, maka akan menjadi keuntungan bagi pihak yang melakukan servis atau
pemain. Karena servis yang baik atau akurat akan memberikan keuntungan bagi pihak yang
melakukan servis. Apabila servis yang dilakukan akurat maka pengembalian akan sulit,
jika pengembalian sulit maka pengembalian shuttlecock akan tanggung, jika pengembalian
shuttlecock tanggung maka pemain akan dengan mudah menyerang lawan guna
mendapatkan poin.
Menurut Nurhasan, (2015:23) “tujuan dan maksud menggunakan servis panjang ini
ialah, untuk menekan posisi pihak lawan ke garis belakang, supaya lapangan depan
menjadi kosong”. Pernyataan kutipan tersebut memperkuat dasar penelitian mengenai

11
ketepatan servis panjang sangat diperlukan dalam menyusun taktik untuk menyerang
lawan. Hal ini akan saling berkesinambungan dengan taktik atau strategi.
Taktik merupakan siasat atau akal yang digunakan untuk menjalankan teknik yang
dimiliki, Nurhasan (2015: 45). Oleh karena itu taktik merupakan kunci dari seorang pemain
untuk menentukan menang atau kalahnya seorang pemainan. Oleh karena itu, taktik yang
bagus bergantung pada penguasaan teknik yang matang karena, dengan penguasaan teknik
yang matang maka seorang pemain akan dengan mudah mengembangkan teknik
permainan yang nantinya seorang pemain akan lebih mudah untuk menyusun
taktik/strategi bermain. Ada beberapa taktik yang akan digunakan dalam menghadapi
lawan sesuai dengan nomor permaianan, misalnya nomor tunggal, nomor ganda atau ganda
campuran. Ketiga jenis nomor tersebut memiliki siasat atau taktik tersendiri dalam
permaianannya. Namun dalam penelitian ini, peneliti mengkhususkan kepada nomor
tunggal karena, peneliti ingin meneleti ketepatan servis panjang backhand. Alasan yang
mendasar dari peneliti untuk meneliti servis panjang pada nomor tunggal ialah tidak ada
batas untuk melakukan lob servis, hal itu beda dengan nomor ganda dan ganda campuran,
dimana pada nomor ganda dan ganda campuran jarak seorang pemain untuk melakukan
lob servis sangat terbatas yaitu garis bagian dalam pada lapangan belakang, untuk nomor
ganda dan ganda campuran. Sedangkan untuk nomor tunggal tidak demikian, karena pada
nomor tunggal batas melakukan lob servis atau servis panjang adalah garis lapangan
belakang bagian luar.
Dalam permainan bulutangkis ada tiga jenis servis, yaitu servis pendek, servis
tinggi, dan flick atau servis setengah tinggi namun biasanya servis digabungkan kedalam
jenis atau bentuk yaitu servis forehand dan backhand. Masing-masing jenis servis ini
bervariasi pelaksanaanya sesuai dengan situasi permainan dilapangan.(feri kurniawan
2012)
a. Servis forhand Pendek
Tujuan servis pendek ini untuk memaksa lawan agar tidak melakukan serangan
b. Servis forehand tinggi
Jenis servis ini terutama digunakan dalam permainan tunggal

12
c. Servis backhand
Jenis servis ini pada umumnya, arah dan jatuhnya kok sedekat mungkin dengan serang
pemain lawan.

Gambar 2.2 servis forhand

Servis panjang adalah servis dasar. Servis ini mengarahkan bola tinggi dan jauh,
dan bola harus berbalik dan jatuh sedekat mungkin dengan garis batas belakang. Dengan
demikian, bola lebih sulit dipukul, sehingga semua pengembalian lawan kurang efektif.
Servis panjang hampir sama dengan gerakan mengayunkan pada pukulan forehand
underhand. Dalam servis panjang ada tiga fase yaitu, fase persiapan, fase pelaksanaan, dan
fase follow through (Tony Grice, 2002).
a. Pertama Fase persiapan,
1. Grip shakehand atau pistol,
2. Berdiri dengan kaki diregangkan satu di depan dan satu di belakang,
3. Bola dipegang dengan ketinggian pinggang,
4. Berat badan pada kaki yang dibelakang,
5. Tangan yang memegang raket pada posisi backswing,
6. Pergelangan tangan ditekukan.
b. kedua Fase pelaksanaan,
1. Berat badan dipindahkan,
2. Gunakan gerakan tangan menelungkupkan gerakan tangan bagian bawah, sentakan
lengan dan pergelangan tangan,
3. Lakukan kontak pada ketinggian lutut,

13
4. Bola akan melambung tinggi dan jauh.
c. ketiga Fase Follow Through,
1. Akhiri gerakan dengan raket mengarah ke atas lurus dengan gerakan bola,
2. Silangkan raket di depan dan di atas bahu tangan yang tidak memegang raket,
3. Putar pinggul dan bahu.
b. Tujuan servis
Tujuan servis tinggi yang baik, antara lain:
1. Untuk menghindari permainan depan bagi lawan yang bagus bermain netting,
2. untuk mempercepat kelelahan fisik lawan, pada saat lawan sudah mulai kehabisan
tenaga (daya tahan cardiorepiratori lemah),
3. Mengukur kemampuan Servis lawan,
c. Forehand Service
Pengertian Servis Forehand merupakan pukulan yang dilakukan apabila bola
berada di kanan tubuh dengan cara merendahkan posisi tubuh, lalu mengayunkan raket dari
arah belakang kedepan mengenai kok.
Adapun cara memegang raket forehand kepala raket arahkan menyamping pegang
raket dengan cara bentuk “V” tangan di letakkan pada bagian gagang raket. Tiga jari, yaitu
jari tengah, manis, dan kelingking menggenggam raket, sedangkan jari telunjuk agak
terpisah letakkan ibu jari di antara tiga jari dan telunjuk.
1) Service forehand Pendek (Short Service Forehand)
Tujuan service forehand pendek ini untuk memaksa lawan agar tidak bisa
melakukan serangan. Selain itu lawan dipaksa berada dalam posisi bertahan.

arah dan sasaran service pendek ini dapat dilatih secara serius dan sistematis. ,
Shuttlecock harus dipukul dengan ayunan raket yang relatif pendek.

Pada saat perkenaan dengan kepala (daun) raket dan kok, siku dalam keadaan
bengkok, untuk menghindari tenaga dari pergelangan tangan, dan perhatikan peralihan titik
berat badan. Cara latihannya adalah dengan sejumlah shuttlecock dan dilakukan berulang-
ulang.

2) Service forehand panjang (long service forehand)

14
Jenis service ini terutama digunakan dalam permainan tunggal. Shuttlecock harus
dipukul dengan menggunakan tenaga penuh agar shuttlecock melayang tinggi dan jatuh
tegak lurus di bagian belakang garis lapangan lawan. Agar hasil long service forehand baik
maka:
Saat memukul shuttlecock, kedua kaki terbuka selebar pinggul dan kedua telapak
kaki senantiasa kontak dengan lantai.

Perhatikan gerakan ayunan raket, ke belakang, ke depan, dan setelah melakukan


pukulan, harus dilakukan dengan sempurna serta diikuti peralihan titik berat badan dari
kaki belakang ke kaki depan yang harus berlangsung kontinyu dan harmonis.

Biasakan selalu berkonsentrasi sebelum memukul shuttlecock, Hanya berlatih


tekun dan berulang-ulang tanpa mengenal lelah, dapat menguasai teknik service forehand
tinggi dengan sebaik-baiknya.

Long Service Forehand dapat dilakukan dari kanan maupun dari kiri. Longservice
forehand kanan merupakan service panjang yang dilakukan dari sisi tubuh yang dominan
yang dilakukan dari daerah kanan server dan diarahkan ke sebelah kanan daerah lapangan
lawan. Sedangkan Long Service Forehand kiri merupakan service panjang yang dilakukan
dari sisi tubuh yang dominan yang dilakukan dari daerah kiri server.
Hal-hal yang harus di ingat dalam melakukan long service forehand:
1. Tahap persiapan Peganglah raket deanga pegangan shake hand, berdirilah dengan
kaki direnggangkan selebar bahu dengan satu di depan dan satu di belakang,
shuttlecock dipegang pada ketinggian pinggang, berat badan pada kaki bagian
belakang, tangan yang memegang raket pada posisi belakang.

2. Tahap pelaksanaan, Berat badan dipindahkan ke depan, tangan diayunkan dari


belakang ke depan dan sentakkan pergelangan tangan, lakukan kontak pada
ketinggian lutut, shuttlecock akan melambung tinggi dan jauh digaris kotak
belakang.

15
2.3.3 Komponen kondisi fisik
Kondisi fisik merupakan unsur yang sangat penting hampir diseluruh cabang
olahraga. Oleh karena itu latihan kondisi fisik perlu mendapat perhatian yang serius
direncanakan dengan matang dan sistematis sehingga tingkat kesegaran jasmani dan
kemampuan fungsional alat-alat tubuh lebih baik. Cabang olahraga badminton menuntut
para pemainnya untuk berlari, melompat, mengubah arah secara capat, memukul dengan
tepat, serta menuntut daya tahan tubuh, disamping itu juga dituntut kecerdikan, ketelitian,
kecepatan bertindak, kerjasama dengan orang lain, disiplin untuk mengikuti peraturan yang
telah ditentukan. Apabila kodisi fisik baik, maka :
a. Akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung.
b. Terjadi peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan, dan
komponen kondisi fisik lainnya.
c. Akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi gerak kearah yang lebih baik.
d. Waktu pemulihan akan lebih cepat.
e. bergerak lebih cepat apabila dibutuhkan.
Dengan demikian faktor-faktor tersebut harus benar-benar dilatih secara benar dan
tepat, sistematis dan berkesinambungan. Komponen Kondisi Fisik Komponen kondisi
fisik terdiri dari komponen- komponen seperti kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan
umum, fleksibilitas, kecepatan, koordinasi, agilitas, dan keseimbangan. Mengembangkan
atau meningkatkan kondisi fisik, berarti mengembangkan atau meningkatkan kemampuan
fisik (physical abilities) atlet.
Latihan kondisi fisik berarti atlet diberi latihan komponen-komponen kesegaran
jasmaninya dan komponen-komponen kesegaran geraknya. Mengenai kesegaran jasmani
dan kesegaran gerak djelaskan dan digambarkan oleh Gallahue, sebagai berikut :

16
Dari gambar gambar diatas, dapat diperoleh kejelasan bahwa komponen kondisi
fisik terdiri dari kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan peredaran darah dan pernafasan,
serta fleksibilitas persendian. Sedangkan yang termasuk motor fitness terdiri atas;
kecepatan, koordinasi, agilitas, daya ledak otot, dan keseimbangan. Dengan demikian
setiap atlet hendaknya dilatih komponen-komponen kondisi fisiknya tersebut dengan
program latihan yang disusun sesuai dengan prinsip-prinsip latihan.
Oleh karena itu permainan bulutangkis apabila dilihat dari penggunaan sistem
kerjanya secara fisiologis merupakan perpaduan antara kerja dan aerobik.Berikut ini
dikemukakan beberapa diantara komponen kondisi fisik yang dibutuhkan dalam permainan
bulutangkis.
1. Kekuatan {Strenght}
Menurut Ismaryati (2009: 111), kekuatan adalah tenaga kontraksi otot yang dicapai
dalam sekali usaha maksimal. Kekuatan lengan yang dimaksud adalah kemampuan otot
lengan untuk berkontraksi secara maksimal terhadap suatu latihan. Berdasarkan analisis
cukup dominan pemain melakukan gerakan-gerakan seperti meloncat ke depan, ke
belakang, ke samping, memukul sambil meloncat, melakukan langkah dengan tiba-tiba,
semua gerak ini membutuhkan kekuatan dengan kualitas gerak yang efesien.
Menurut Harsono (2001: 179–183), ada dua cara kerja otot dalam menggunakan
kekuatan yaitu kekuatan dinamika dan static. Kerja otot semacam ini disebut dengan istilah
“kontraksi isotonic”, sedangkan kekuatan static bila berkontraksi tanpa perubahan panjang

17
otot disebut dengan “kontraksi isometric”. Kekuatan yang banyak digunakan dalam
olahraga permainan bulutangkis di antaranya adalah: kekuatan genggaman tangan,
kekuatan otot lengan dan bahu, kekuatan otot punggung, dan kekuatan otot perut.
2. Daya Tahan
Daya tahan Aerobik merupakan salah satu komponen yang penting dalam
bulutangkis, Menurut Yudiana (2011: 9) daya tahan adalah kemampuan seseorang untuk
melakukan kerja dalam waktu yang relatif lama. Daya tahan terdiri atas: daya tahan otot
(muscle endurance), dan daya tahan jantung-pernafasan-peredaran darah (respiratori–
cardio– vasculatoir endurance).
Daya tahan (endurance) dalam hal ini dibedakan menjadi dua golongan yaitu:
“daya tahan otot setempat” adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan suatu
kelompok ototnya, untuk berkontraksi terus menerus dalam waktu relatif cukup lama
dengan beban tertentu. “Daya tahan umum” adalah kemampuan seseorang dalam
mempergunakan sistem jantung pernafasan dan peredaran darahnya, secara efektif dan
efesien dalam menjalankan kerja terus menerus.Yang melibatkan kontraksi sejumlah otot-
otot besar, dengan intensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama (Sajoto, 2002: 8).
3. Fleksibilitas (kelentukan)
Kelentukan ini sangat diperlukan oleh setiap atlet agar mereka mudah mepelajari
berbagai gerak, meningkatkan keterampilan, mengurangi resiko cedera, dan
mengoptimalkan kekuatan, kecepatan dan koordinasi (Yudiana, 2011: 8).Jadi kelentukan
adalah kemampuan untuk melakukan penguluran dalam ruang gerak tinggi.Kecuali oleh
ruang gerak sendi, kelentukan juga ditentukan oleh elastisitas tidaknya otot-otot dan
ligamen.Bulutangkis juga memerlukan kualitas kelentukan yang cukup baik.Hal ini
misalnya tampak dalam pengambilan bola jauh yang memerlukan lebar langkah, sehingga
pemain harus mampu melakukan gerak “spilit”.
4. Kelincahan
Kelincahan merupakan salah satu komponen fisik yang banyak dipergunakan
dalam olahraga khususnya bulutangkis. Menurut Haryono (2008: 25) kemampuan
kelincahan adalah kemampuan seseorang dalam bergerak dan berubah dengan cepat.

18
Menurut Ismaryati (2008: 41) Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah dan
posisi tubuh atau bagian-bagian secara cepat dan tepat.
Menurut Sajoto (2002: 90) Kelincahan adalah kemampuan untuk merubah arah
dalam posisi di area tertentu. Orang yang mampu mengubah arah dari posisi awal ke posisi
yang berbeda dalam kecepatan tinggi bersamaan dengan koordinasi gerak yang pas maka
kelincahannya baik.
5. Keseimbangan(Balance)
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kelincahan adalah keseimbangan.
Yang dimaksud dengan keseimbangan menurut Barrow dan McGee (Harsono:1988),
adalah kemampuan untuk mempertahankan sistem neuromuscular kita dalam kondisi
statis, atau mengontrol sistem neuromuscular tersebut dalam suatu posisi atau sikap yang
efisien selagi kita bergerak.
Untuk mengembangkan dan meningkatkan kelincahan atlet, salah satunya harus
mengembangkan terlebih dahulu adanya keseimbangan tubuh, terutama keseimbangan
dinamis. Keseimbangan dinamis yang baik akan dapat menghindarkan seseorang dari
jatuh, apabila pola gerakan berubah secara tidak terduga.
6. Koordinasi
Koordinasi adalah suatu kemampuan biomotorik yang sangat kompleks.
Koordinasi erat kaitannya dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan, dan fleksibilitas
persendian, serta merupakan komponen yang sangat penting untuk mempelajari dan
mengembangkan teknik dan taktik.
Koordinasi penting dalam menghadapi situasi dan lingkunagn yang asing, misalnya
lapangan baru, adanya perubahan lapangan pertandingan yang mendadak, peralatan, cuaca,
lampu dan sebagainya. Koordinasi dapat membantu dalam upaya penyesuaian yang cepat
dengan situasi dan kondisi yang baru
2.4 Kerangka fikir
Permainan bulutangkis merupakan cabang olahraga yang sangat popular dan tidak
asing lagi bagi masyarakat Indonesia, karena permainan ini bersifat individual yang dapat
dilakukan secara perorangan dengan cara satu lawan satu atau dua orang melawan dua

19
orang. Pemain bulutangkis harus menguasai teknik-teknik dalam permainan bulutangkis
agar dapat bermain dengan baik.Agar pemain dapat bermain bulutangkis dengan baik,
pemain harus mampu memukul shuttlecock dari atas maupun dari bawah.
Jenis-jenis pukulan yang harus dikuasai pemain dalam permainan bulutangkis
antara lain service, lob, dropshot, Servis , netting, dan drive. Semua jenis pukulan tersebut
harus dilakukan dengan menggunakan grip dan footwork yang benar. Dalam olahraga
bulutangkis salah satu yang harus dikuasai dengan baik adalah servis. Servis memegang
peranan penting dalam permainan bulutangkis. Setiap pemain harus memiliki kemampuan
servis yang memadai untuk memenangkan suatu permainan.
Pukulan servis panjang merupakan pukulan servis yang dilakukan dengan cara
menerbangkan shuttlecock setinggi-tingginya dan jatuh ke garis belakang bidang lawan.
Pukulan tinggi ini sangat cocok dipergunakan dalam permainan tunggal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan kemampuan pemain dalam
melakukan servis dan panjang dipengaruhi oleh kekuatan, daya tahan otot, dan ketepatan
sehingga permainan bulutangkis dapat bertahan lama sampai akhir permainan. Kekuatan,
daya tahan otot, dan ketepatan merupakan komponen-komponen kondisi fisik yang ada
dalam program latihan yang akan diberikan pada setiap pemain dalam cabang olahraga
prestasi permainan bulutangkis. Dan faktor lainnya adalah karakteristik Siswa SMK Negeri
02 Bombana yang pada dasarnya dapat dilihat dari kemampuan psikomotoriknya.
Mengingat siswa sudah bisa menghafal dan belajar gerak sejak taman kanak-kanak,
diharapkan siswa SMK Negeri 02 Bombana sudah memiliki kemampuan yang sangat
berguna untuk penyesuaian diri bagi kehidupan terutama pola berpikir, kemauan rasa ingin
tahu, persaingan, kekuatan, keseimbangan dan kooordinasi yang menyangkut gerakan-
gerakan yang berguna dalam kehidupannya sehari-hari.
2.5 Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka dapat ditegaskan hipotesis
penelitian ini yaitu Diduga ada hubungan kekuatan otot lengan dengan kemampuan
pukulan forehand siswa SMK Negeri 02 Bombana.

20
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Atau Desain Penelitian


Adapun metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah dengan rancangan
metode korelasional, dimana metode korelasional merupakan metode untuk melihat
hubungan antara variabel dengan variabel lain. Jadi dengan metode korelasional tersebut
maka penelitian ini akan melihat atau mengetahui apakah ada hubungan kekuatan otot
lengan terhadap kemampuan pukulan forehand dalam permainan bulutangkis pada siswa
SMK Negeri 02 Bombana.
3.2 Definisi Operasional Variabel
Variabel penelitian sesuai dengan judul penelitian tentang hubungan kekuatan otot
lengan terhadap kemampuan pukulan panjang pada permainan bulutangkis siswa putra
SMK Negeri 02 Bombana. Dimana kekuatan otot lengan sebagai fariabel X dan
kemampuan pukulan forehand sebagai variabel Y
Keterangan:
X : kekuatan otot lengan
Y : pukulan servis forehand
: hubungan
Definisi operasional variabel dalam penelitian ini antara lain : Servis Panjang
adalah angka yang diperoleh siswa setelah melakukan pukulan servis panjang sebanyak 20
percobaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data empiris dari objek, yaitu tentang
tingkat kemampuan pukulan forehand permainan bulutangkis siswa SMK Negeri 02
Bombana.
3.3 Waktu dan tempat Penelitian
1. Waktu
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 12-16 Juni 2023 pada siswa SMK
Negeri 02 Bombana

21
2. Tempat
Penelitian ini telah dilaksanakan di lapangan bulutangkis SMK Negeri 02
Bombana
3.4 Populasi
Menurut Sugiyono (2012: 80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari kemudian disimpulkan. Populasi penelitian ini adalah semua
siswa SMK Negeri 02 Bombana. yang berjumlah 123 siswa yang terdiri dari siswa putra
55 dan putri 68 orang siswa
3.5 Sampel
Agus (2011: 37) menyatakan bahwa “Sampel merupakan bagian dari populasi yang
dipilih mengikuti prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya”. Sampel yang
diambil adalah siswa laki-laki, jumlah siswa laki-laki keseluruhan 55 siswa, jadi teknik
pengambilan sampel adalah pengambilan secara teracak dan populasi sebanyak 30 orang.
3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.6.1 Teknik
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer yaitu data yang
diperoleh langsung dari responden atau subjek penelitian dan dengan carates kekuatan otot
lengan dengan mengambil hasil kemampuan push up dari tester dan tes servis panjang.
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa putra SMK Negeri 02 Bombana
3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut :
a. Mengukur kekuatan otot lengan
Yaitu mengukur dengan “push-up” jahson Nehon pada cox richard H(1980;98)
dalam yunus M.(1980:98).
1. Tujuan: untuk mengukur kekuatan daya tahan otot lengan bahu.
2. Alat/perlengkapan: matras yang digelar pada lantai bila tersedia atau diatas lantai
3. Adapun pelaksanaan tes sebagai berikut:
a. Mengarahkan peserta untuk melakukan pemanasan (warming up)

22
b. Memberikan pengarahan kepada peserta tentang petunjuk pelaksanaan tes
c. Mencatat hasil tes
4. Petunjuk pelaksanaan:
Testee menelungkup dan posisi kepala,punggung sampai dengan tungkai dalam
posisi lurus. Kedua telapak tangan bertumpu dilantai disamping dada dan jari-jari tangan
kedepan. Kedua telapak kaki berdekatan dan jari-jari telapak kaki sebagai tumpuan
dilantai. Saat sikap telungkup, hanya dada menyentuh lantai,sedangkan kepala,perut dan
tungkai bawah terangkat.setiap kali mengangkat dan menurunkan tubuh, kepala,punggung,
dan tungkai tetap lurus.setiap kali tubuh terangkat dihitung sekali.
5. Score : jumlah maksimum ulangan yang dilakukan dengan benar dalam waktu
satu menit.
b. Tes kemampuan servis Forehand
1. Tujuan : untuk mengetahui kemampuan servis panjang
2. Alat dan perlengkapan : Raket, kock, net, lapangan, kapur/pembuat
garis,formulir pencatatan hasil
3. Prosedur pelaksanaan: Teste berdiri didaerah servis, untuk bersiap-siap melakukan
servis panjang menuju wilayah yang telah ditentukan dan berisikan skor-skor
tertentu dan berusaha melewatkan shuttlecock diatas tali dengan cara servis yang
sah.
4. Skor : Testi melakukan servis forehand panjang sebanyak 20 kali kearah sasaran
yang berisikan skor-skor yang telah ditentukan. Skor akhir adalah jumlah nilai dari
20 kali servis
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif dimaksudkan untuk
mengetahui rata-rata, skor maximum, skor minimum dan standar deviasi dari setiap
variabel. Sedangkan statistik inferensial dimaksudkan untuk menguji hipotesis penelitian
dengan menggunakan teknik statistik uji korelasi Product moment.

23
Adapun langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut:
1. Uji prasyarat
a. Ujinormalitas dengan SPSS versi 22
b. Ujilinealitas dengan SPSS versi 22
2. Uji Hipotesis dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel pada
koefisien korelasi product moment sebagai berikut.
Uji korelasi variabel kekuatan otot lengan (X1) dengan kemampuan
service forehand (Y).
Kriteria pengujian hipotesis penelitian ini adalah :
Terima H₀ jika r hitung ≤ r tabel atau nilai sig > α 0,05, sebaliknya
tolak H₀ jika r hitung > r tabel atau nilai sig < α 0,05.

24
DAFTAR PUSTAKA

Febriansyah. (2014) hubungan kekuatan otot lengan terhadap keakuratan servis


panjang dalam permaninan bulutangkis siswa putra kelas VIII SMPN 1 Padang
Ulak Tading: Universitas Bengkulu
Harsono. (2015). Kepelatihan Olahraga. (teori dan metodologi). Bandung Remaja
Rosdakarya.
Harsono. (2015). Periodisasi Program Latihan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Harsono, Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching, (Jakarta: P2LPTK
Ditjen Dikti Depdikbud, 1988), h. 101.
Harsono. (2001). Latihan Kondisi Fisik. Bandung:Senerai Pustaka.
Herman Subardjah. (2000). Bulutangkis. Solo: CV”Seti Aji” Surakarta
Imanudin. (2008). Ilmu Kepelatihan Dasar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Dirjen Dikti, Jakarta
Ismaryati. (2009). Test dan Pengukuran Olahraga. Solo: LPP dan UPT UNS.
Marta Dinata. (2006), Bulu Tangkis 2 (Ciputat: cerdas jaya)
Nurhasan, (2015). Bulutangkis. UNESA University Press.
Sajoto. (2002). Pembinaan Kondisi Fisik dalam olahraga. Jakarta: DEpartemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek
Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Sukadiyanto. (2005). Olahraga. Majalah Ilmiah.Edisi 1. Yogyakarta: FPOK IKIP
Yogyakarta.
Syarifuddi (2002).Ilmu kepelatihan dasar. Departemen pendidikan dan Kebudayaan Dirjen
Dikti, Jakarta.
Syarif Hidayat. 2014.Pelatihan Olahraga. Teori dan Metodologi. Yogaykarta; GrahaIlmu.
Tony Grice, (2002), Bulu Tangkis petujuk praktis untuk pemula dan lanjut (Jakarta:PT.
Raja Grafindo Persaba,).

Tony Grice. (2007). Bulu Tangkis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Yudiana, (2011). Latihan Fisik. Jakarta: Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Universitas Pendidikan Indonesia.

25
26

Anda mungkin juga menyukai