Anda di halaman 1dari 22

PENGARUH LATIHAN LOMPATAN 40 CM DAN 60 CM TERHADAP KEMAMPUAN

VERTICAL JUMP (REBOUND) DALAM BOLA BASKET

Dosen Pengampu:

Drs. Herwin, M.Pd.

Oleh:

Siti Nabila Alawi

22602241055

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRGAAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Istilah olahraga terdapat dalam bahasa Jawa yaitu olahrogo. Olah artinya melatih diri
menjadi seorang yang terampil sedangkan rogo artinya badan. jadi olahraga adalah suatu bentuk
pendidikan individu dan masyarakat yang mengutamakan gerakan-gerakan jasmani yang
dilakukan secara sadar dan sistematis menuju suatu kualitas yang lebih tinggi. Olahraga bola
basket diciptakan oleh Dr. James Naismith pada tahun 1891, tepatnya pada tanggal 15
Desember. Awalnya olahraga ini tercipta karena ketidaksengajaan. Dr. James Naismith yang
bekerja sebagai guru olahraga pada sebuah perguruan tinggi YMCA (sebuah wadah pemuda
umat Kristen) di Springfield, Massachusetts, membuat permainan di ruang tertutup sebagai
pengisi waktu luang pada masa liburan musim dingin. Ia menempelkan keranjang di dinding
sebuah ruang gelanggang olahraga dan membuat 13 peraturan dasar, kemudian para siswa mulai
memainkan permainan tersebut. Awalnya, setiap tim berjumlah sembilan orang dan tidak ada
dribble, melainkan menggunakan lemparan.

Olahraga bola basket mulai dikenal di Amerika Serikat semenjak diadakan pertandingan
resmi di tempat kerja Dr. james Naismith pada tanggal 20 Januari 1892. Kemudian pertandingan-
pertandingan dilaksanakan di kota-kota bagian Amerika Serikat. Sebutan basket tercipta karena
olahraga ini menggunakan keranjang dalam permainannya (basket dalam bahasa Indonesia
berarti keranjang). Permainan bola basket merupakan salah satu olahraga yang paling populer di
dunia. Penggemarnya yang berasal dari segala usia merasa bahwa permainan bola basket adalah
olahraga yang menyenangkan, kompetitif, mendidik, menghibur dan menyehatkan.
“Keterampilan perseorangan seperti menembak, mengoper, dribble dan rebound serta kerjasama
tim untuk menyerang atau bertahan adalah prasyarat agar berhasil dalam memainkan olahraga
ini” (Dian & Lukmannul 2013: 1).

Menurut Rohim A (2010:2) Kejuaraan bolabasket pertama kali dilakukan pada tahun
1913, di mana Filipina berhasil mengalahkan Cina. Permainan bolabasket mulai masuk ke
Indonesia setelah perang dunia ke-2 dibawa oleh perantau-perantau Cina. Di Indonesia
permainan ini juga cepat sekali berkembang sehingga pada PON I tahun 1948 di Surakarta
menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingan. Sejalan dengan perkembangan dan
kemajuan prestasi bolabasket, maka pada tanggal 23 Oktober 1951 didirikan Persatuan Basket
Ball Seluruh Indonesia (PERBASI). Pada tahun 1955 PERBASI diubah kepanjangannya menjadi
Persatuan Bolabasket Seluruh Indonesia hingga sekarang. Sejak itu pula permainan bolabasket di
Indonesia terus berkembang. Organisasi bolabasket juga terus berkembang sampai kedaerah-
daerah. Sementara itu, pertandingan terus berlanjut baik dalam negeri maupun luar negeri.

Masuknya olahraga bola basket ke Indonesia bersamaan dengan datangnya pedagang dari
Cina. Sekitar tahun 1920-an, perantau-perantau Cina membawa permainan basket yang sudah
berkembang terlebih dahulu di Cina. Perantau-perantau tersebut membentuk sebuah komunitas
dan mendirikan sekolah Tionghoa. Olahraga bola basketpun berkembang dengan cepat di
sekolah Tionghoa karena merupakan olahraga wajib bagi siswa. Sehingga setiap sekolah
mempunyai lapangan olahraga bola basket. Perkumpulan-perkumpulan olahraga bola basket di
Indonesia mulai terbentuk. Pada tahun 1930-an, kota-kota besar seperti: Jakarta, Surabaya,
bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Medan menjadi sentral berdirinya olahraga ini.

Perkembangan bolabasket di Jawa Tengah juga tidak mau kalah dengan perkembangan
bolabasket di daerah-daerah lain. Di jawa tengah sudah berdiri klub-klub bolabasket yang cukup
besar. Perkembangan ini terjadi karena adanya pembibitan para atlet dengan baik. Dengan
adanya pembibitan ini munculah atlet-atlet yang berpotensi untuk meningkatkan prestasi
bolabasket di Jawa Tengah. Di Pekalongan setiap tahun diadakan turnamen bolabasket antar
pelajar baik resmi maupun tidak resmi atau hanya sekedar hiburan yang tujuannya untuk
mengembangkan bolabasket sekaligus mencari atlet-atlet yang berbakat. Ada juga pertandingan
bolabasket untuk kalangan umum seperti three on three. Pertandingan tersebut biasanya
dilaksanakan untuk entertainment. Satu tahun sekali di Jawa Tengah khususnya Pekalongan
diadakan turnamen bolabasket antar SMP yang diikuti pula oleh SMP N 1 Kedungwuni
Pekalongan. Turnamenturnamen yang diikuti SMP N 1 Kedungwuni antara lain Smaga Cup,
Popda, Smanka Cup, Seruni Cup dan walikota Cup.

Meskipun bolabasket adalah permainan yang sifatnya beregu, tetapi keterampilan dasar
perorangan sangat diperlukan sebelum seseorang bisa bermain dalam suatu regu. Keterampilan
dasar yang dimaksud adalah menembak (shooting), menerima dan mengoper bola (passing),
menggiring (dribble), dan pivot.

Teknik dasar yang dimaksud peneliti adalah passing, pivot, dan shooting, jadi bagaimana
penerapan/peran teknik dasar passing, pivot, dan shooting, jika diterapkan pada permainan yang
sebenarnya serta tingkat keberhasilan belajar teknik dasar passing, pivot, dan shooting, melalui
pendekatan bermain bolabasket. Tetapi pada tingkat dasar, seorang siswa masih belum mengerti
peraturan carabermain bolabasket secara keseluruhan yang komplek dan beraneka ragam. Oleh
karena itu seorang guru perlu mengajarkan konsep bolabasket dalam bentuk yang sederhana.
Sedangkan untuk bisa bermain bolabasket dalam bentuk yang paling sederhana siswa perlu
memahami tiga permasalahan taktis, yaitu: mempertahankan penguasaan bola, menyerang ke
basket lawan, dan memulai kembali permainan dengan cara yang sederhana. Dalam bermain bola
basket ada beberapa teknik dasar yang perlu dikuasai oleh pemain, yaitu: shooting (menembak),
passing (mengumpan bola) dan catching (menangkap bola), Dribble (menggiring bola) dan pivot.
Dari berbagai teknik dasar bola basket di atas, teknik dasar PPS (passing, pivot, dan shooting),
merupakan gerak dasar yang sangat penting. PPS (passing, pivot, dan shooting) merupakan
teknik yang harus dikuasai oleh para pemain bola basket. Berkaitan dengan tujuan dari
permainan bola basket adalah untuk memasukkan bola dan mencegah lawan memasukkan bola,
karena merupakan syarat regu tersebut dinyatakan pemenang. Dengan demikian teknik dasar
passing, pivot, dan shooting, dalam permainan bola basket sangat penting untuk dikuasai secara
baik, tetapi tidak boleh mengesampingkan teknik dasar yang lain.yang dimaksud dengan pivot
dalam permainan bola basket adalah menggerakkan salah satu kaki ke segala arah dengan kaki
yang lainnya tetap di tempat sebagai poros.

Menurut Dedy Sumiyarsono (2002:32) ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap
hasil menembak, yaitu: (1) Jarak, (2) Mobilitas, (3) Sikap penembak, (4) Ulangan tembakan.
Tembakan lay up adalah jenis tembakan yang efektif, sebab dilakukan pada jarak yang sedekat
mungkin dengan keranjang. Hal ini menguntungkan karena dengan lay up dapat mendekatkan
penembak ke keranjang dengan melakukan rangkaian gerakan awalan-langkah-lompat. Banyak
lay up meleset dalam sebuah pertandingan bola basket. Lay up bisa dilakukan dengan atau tanpa
bantuan papan. Mengoptimalkan keberhasilan ketika seorang pemain mendekati ring basket dari
sisi kanan maupun kiri, penggunaan papan yang tepat akan meningkatkan kemungkinan
berhasilnya tembakan lebih besar (Oliver, 2007:14).

Untuk dapat menerobos lawan dengan baik, harus dapat menggiring bola dengan baik
pula. Untuk dapat bekerja sama dengan tepat, tentu harus menguasai teknik melempar,
menangkap dan menggiring bola dengan baik. Dengan demikian agar seseorang dapat bermain
dengan baik, maka mereka dituntut dapat melakukan setiap unsur gerak yang benar. Oleh karena
itu penguasaan terhadap teknik dasar yang benar akan menunjang keterampilan bermain
selanjutnya. Bola basket merupakan permainan dengan tujuan memasukkan bola ke sasaran
basket yang berada di atas lantai setinggi 305 cm. Untuk dapat mengendalikan bola dengan baik
perlu melakukan teknik gerakan dengan baik. Gerakan yang baik menimbulkan efisiensi kerja
dan berkat latihan yang teratur berpengaruh terhadap efektivitas yang baik pula. Pada dasarnya,
gerakan yang efisien adalah gerakan yang benar tanpa kehilangan tenaga yang sia-sia. Pada
permainan bola basket, untuk mendapatkan gerakan efektif dan efisien perlu didasarkan pada
penguasaan teknik dasar yang baik. Teknik tersebut terbagi menjadi mengenai teknik dasar
dalam olahraga bola basket yakni passing dan catching, dribbling, shooting, pivot, jump stop dan
rebound.

Rebound merupakan suatu istilah dalam permainan bola basket di mana seorang pemain
menangkap atau mendapatkan bola pantul yang tidak berhasil masuk yang ditembakkan oleh
pemain lain. Pemain yang melakukan rebound kebanyakan adalah yang berada posisi center
(tengah) dan power forward. Karena rebound lebih efektif untuk orang yang bertubuh lebih
tinggi dan yang lebih dekat dengan ring basket (Hal Wissle, 2000: 95). Pebasket yang melakukan
rebound kebanyakan adalah yang berada posisi center (tengah) dan power forward. Karena
rebound lebih efektif untuk orang yang bertubuh lebih tinggi dan yang lebih dekat dengan ring
basket. Penguasaan terhadap teknik ini mempunyai peranan yang penting dalam permainan bola
basket, sebab melakukan rebound merupakan salah satu kunci utama dan sasaran akhir yang
dapat menentukan keberhasilan dalam permainan bola basket.

Untuk memperoleh predikat sebagai juara tersebut setiap tim harus bisa mecetak angka
atau skor secara produktif disetiap pertandingan sehingga presentase kemenangan semakin besar
ada empat aspek yang wajib diperhatikan agar tim tersebut dapat menguasai jalanya
pertandingan yaitu adalah fied goal attempt, rebound, turnover, dan free throw attempt yang
semuanya dapat dilihat dari data statistik pertandingan. statistik merupakan bagian yang penting.
Statistik pertandingan mempunyai peranan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas
tim secara maksimal, dapat digunakan untuk menganalisis kelemahan dan kelebihan calon
lawan, dan sebagai alat untuk menyusun strategi yang efektif untuk menghadapi calon lawan
(Kurniawan,2018). Dari keempat hal tersebut ada satu aspek yang sangat memiliki peran penting
dalam kesuksesan tim memenangkan pertandingan tersebut aspek tersebut adalah rebound.
Pernyataan tersebut disebutkan oleh Dean Oliver (2004 : 92) bahwa rebound sangat berperan
penting dalam pertandingan terutama offensive dan defensive rebound, offensive rebound dapat
membantu tim mendapatkan presentase menembak yang lebih banyak dan mendapatkan peluang
untuk memasukan bola ke ring lebih banyak sedangkan deffensive rebound berperan agar tim
deffense dapat memulai serangan untuk mencetak angka dalam hal ini rebound sangat diperlukan
saat berkompetisi dilevel asia yang rata-rata pemain asia tinggi badan (TB) sama rata tidak
seperti pemain dari eropa maupun amerika yang terkenal dengan olahraga Bola Basket.

Keberhasilan suatu regu dalam permainan bola basket selalu ditentukan oleh
keberhasilannya dalam memanfaatkan keselahan yang dilakukan oleh lawan. Untuk dapat
berhasil dalam melakukan rebound perlu dilakukan teknik-teknik yang benar. Di dalam
permainan bola basket rebound dibagi menjadi 2 jenis yaitu offensive rebound dan defensive
rebound offensive rebound terjadi jika pemain mendapatkan bola pantul yang tidak masuk yang
ditembak oleh teman, sedangkan defensive rebound terjadi jika pemain mendapatkan bola pantul
yang tidak berhasil masuk yang ditembak oleh pihak lawan. Biasanya defensive rebound lebih
banyak dibanding offensive rebound dalam suatu pertandingan dikarenakan pebasket itu lebih
dekat dengan ring basket dibanding pihak lawan.

Karena rebound ini mempunyai peluang yang besar terhadap keberhasilan permainan,
maka perlu dilatih secara teratur, sehingga pemain dapat melakukan rebound yang tepat sasaran.
Berdasarkan kenyataan di Tim Basket Bojonegoro menunjukkan bahwa prestasi atlet belum
begitu baik. Berdasrkan kenyataan ini tentu perlu sebuah solusi untuk mengatasi masalah di atas.
Solusi yang terbaik adalah dengan memberikan latihan-latihan dasar dan juga ditambah latihan
lompat katak, lompat pagar serta vertikal jump.

B. Identifikasi Masalah
1. Belum diketahui pengaruh lompatan 40 cm dan 60 cm dengan kemampuan vertikal jump
terhadap pemain saat rebound.
2. Belum diketahiu progres pemain saat melakukan rebound setelah dilakukannya program
latihan lompatan 40 cm dan 60 cm.
3. Kurangnya kemampuan dalam melakukan rebound, oleh pemain, karena pemain tidak
dapat memperkirakan kekuatan yang tepat untuk melakukan rebound.
C. Batasan Masalah

Dari beberapa identifikasi masalah yang ada di atas, perlu adanya batasan masalah agar
penelitian ini mendalam pengkajiannya. Adapun batasan masalahnya adalah Pengaruh Lompatan
40 cm dan 60 cm pada latihan Vertikal Jump terhadap kemampuan Rebound Tim Basket Putri
UNY.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti merumuskan sebuah


permasalahan penelitian yakni :

1. Apakah terdapat pengaruh vertical jump pada latihan lompatan 40 cm dan 60 cm


terhadap kemampuan rebound Tim Basket Putri UNY?
2. Apakah ada progres pemain saat melakukan rebound setelah dilakukannya program
latihan lompatan 40 cm dan 60 cm?
3. Bagaimana kekuatan vertikal jump saat melakukan rebound setelah dilakukannya
program latihan lompatan 40 cm dan 60 cm?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan lompatan 40 cm dan 60
cm pada terhadap kemampuan rebound Tim Basket UNY

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang di teliti, penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat


sebagai berikut :

1. Memberikan informasi dan menambah ilmu pengetahuan bagi peneliti dalam


mengembangkan ilmu kepelatihan yang telah diperoleh selama perkuliahan.
2. Menjadi acuan dan masukan pelatih bola basket sebagai program latihan untuk
meningkatkan kemampuan rebound atlet.
3. Dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi untuk menerapkan latihan vertikal jump
guna meningkatkan kemampuan atlet dalam melakukan loncatan rebound.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Bola Basket

Dr. James Naismith merupakan penemu pertama olahraga bola basket, salah satu anggota
sekolah pelatihan Young Mans Christian Association (YMCA) di Springfield, Massachusetts
Pada bulan Desember 1981(Nourayi, 2020). Saat ini bola basket sudah sangat populer di dunia,
bahkan hampir setiap Negara. mempunyai organisasi resmi bola basket. Menurut (Schiltz, M,
Lehance, dkk, 2009) bola basket menjadi populer di banyak negara dan dimainkan di seluruh
dunia oelhh lebih dari 450 juta orang. Definisi detailnya dijelaskan (Fatahilah, 2018) bahwa bola
basket adalah permainan bola besar yang dimainkan dua kelompok/tim yang beranggotakan lima
orang yang masing-masing tim menggiring, mengoper dan berusaha memasukkan bola kedalam
ring atau mencetak poin sebanyak mungkin. Bola basket memiliki teknik dasar yang harus
dikuasai, teknik dasar tersebut merupakan salah satu faktor mendasar agar tercapainya prestasi
olahraga (Wang, J., Wang, Y., & Ma, J. 2013).

Permainan bola basket merupakan sangat menarik dan sangat ketat. Telah
mengidentifikasi bagaimana membedakan tim yang menang dan kalah biasanya berdasarkan
pada hasil yang diperoleh sebuah tim, (Choi et al., 2006; Ibanez et al., 2008 Ibanez et al., 2009;
Lorenzo et al., 2010; Sampaio dan Janeira, 2003). Adapun banyak penulis menekankan
pentingnya tembakan 2 point dan hasil tembakan 3 point (Choi et al., 2006; Csataljay et al., 2012
dan 2009; Gomez et al., 2006a, b; Ibanez et al., 2009) sebagai faktor dalam berkontribusi kinerja
tim yang dapat memenangkan pertandingan. Identifikasi dari aspek yang unik yaitu dari fisik
dapat berkontribusi siknifikan untuk sukses dalam olahraga yang sudah lama diminati ilmuwan
dan pelatih olahraga ini. Dalam olahraga seperti bola basket, tinggi badan adalah keunggulan
kompetitif yang jelas dan pasti.

Keistimewaan ini adalah permainan bolabasket merupakan suatu cabang olahraga yang
semakin digemari oleh pelajar dan mahasiswa. Bola basket adalah olahraga intensitas tinggi yang
ditandai dengan seringnya melakukan keterampilan teknis dan taktis (Conte et
al.,2015;Scanlan ,Dascombe, Reaburn, & Dalbo, 2012). Fenomena basket sudah sangat beda dari
tahun ke tahun, penggemar bolabasket mulai banyak basket sampai ke kalangan anak-anak dan
remaja. Melalui kegiatan olahraga bolabasket ini para remaja memperoleh banyak manfaat
khususnya dalam pertumbuhan fisik, mental, dan sosial. Permainan bolabasket mengalami
perkembangan pesat terbukti dengan munculnya klub-klub tangguh di tanah air dan atlet-atlet
bolabasket pelajar baik di tingkat sekolah maupun di perguruan tinggi dan kompetisi yang
ditangani secara profesional. Berbagai kompetisi tersebut dengan sendirinya akan memunculkan
bakat potensial di bidang bolabasket. “Keterampilan perseorangan seperti menembak, mengoper,
dribble dan rebound serta kerjasama tim untuk menyerang atau bertahan adalah prasyarat agar
berhasil dalam memainkan olahraga ini” (Dian & Lukmannul 2013: 1).

Dribble

Teknik dribble merupakan dasar untuk bermain bola basket, sebab dribble selalu
digunakan. Dribble diperbolehkan hanya dengan satu tangan, kanan saja atau kiri saja. Atau
bergantian kanan atau kiri. Dianjurkan agar keterampilan dribble ini mahir dilakukan dengan
tangan kanan dan kiri sama terampilnya.

Dribble merupakan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari bola basket dan penting
bagi pemain individual dan tim. Seperti operan, dribble adalah salah satu cara membawa bola.
Agar tetap menguaai bola sambal bergerak, bola harus dipantulkan ke lantai. Cara dribble yang
dibenarkan adalah dengan satu tangan saja (kiri atau kanan). Pada awalnya, bola harus
dilepaskan dari tangan sebelum kaki diangkat dari lantai. Sementara men-dribble tidak boleh
tidak boleh menyentuh bola secara bersamaan dengan dua tangan atau bola diam dalam
genggaman tangan (A. Sarumpaet, dkk., 2011:229).

Teknik men-dribble bola mempunyai nilai kemahiran sendiri-sendiri bagi setiap individu
pemain. Tidak semua pemain mempunyai kemahiran yang sama dalam men-dribble bola.
Mungkin dalam satu regu, hanya ada satu pen-dribble mahir. Pen-dribble mahir dapat men-
dribblebola dengan cepat mestipun dicegat oleh lawan yang lebih dari satu orang. Kemahiran
lain mungkin masih dapat ditiru tetapi pen-dribble mahir sukar ditiru. Menurut Danny Kosasih
(2008:40-44). Ada beberapa teknik dribble yang digunakan dalam permainan bola basket, antara
lain:

1. Low dribble

Posisi awal gerakan ini adalah straggered stance. Gunakan tangan yang satu sisi dengan
kaki yang ditarik ke belakang untuk melakukan dribble dengan tangan yang lain mengambil
posisi melindungi bola dari defender. Ingatkan pemain supaya mempertahankan posisi dribble
serendah lutut dan dribble dengan irama yang konstan. Pemain jangan melihat ke arah bola
melainkan ke arah sekitar. Adalah penting bagi pemain untuk mengerti bahwa tangan yang
digunakan untuk melindungi bola tadi tidak boleh mendorong defender.

2. Power dribble

Power dribble adalah pengembangan dari low dribble. Dalam gerakannya ditambahkan
gerakan slide ke depan danke belakang. Power dribble menjadi dasar dari beberapa gerakan
dribble yang lain spin dribble dan crossover dribble.

3. Speed dribble
Speed dribble adalah dribble yang dilakukan dengan berlari. Agar bola tidak terlepas saat
melakukan dribble, diperlukan dorongan ke depan sehingga pemain terlihat sedikit mengejar
bola. Bola tidak boleh melebihi pinggang saat melakukan dribble ini dengan maksud agar bola
mudah dijangkau dan tidak mudah direbut musuh.

4. Change of pase dribble

Dari namanya kita mengetahui bahwa dalam dribble ini yang dilatih adalah bagaimana
pemain melakukan pergantian kecepatan.

5. Crossover dribble

Caranya adalah pemain melakukan dribble ke salah satu arah dari defender lalu merubah
kearah sebaliknya dengan cepat. Saat melakuka crossover dribble usahakan dribble bola
serendah mungkin. Ingatkan pemain agar belajar mencari timing yang tepat untuk melakukan
crossover dribble. Usahakan agar jangan terlalu jauh atau terlalu dekat dari defender.

6. Head and shoulders move

Cara men-dribble ini adalah salah satu pengembangan dari change of pace dribble. Saat
perubahan kecepatan, teknik dribble ini dapat digunakan. Pada awalnya dribble bola dengan
tangan kanan, lalu lakukan tipuan kaki dengan melangkah kecil seperti foot fire step: kanan-kiri-
kanan, diikuti juga dengan gerakan pundak atau bahu lalu lanjutkan dengan speed dribble ke sisi
kanan. Begitu pula dapat dilakukan dengan arah sebaliknya.

7. Head and shoulder crossover move

Cara dribble ini hampir sama dengan head and shoulder move, namun ditambahkan
dengan gerakan crossover pada akhirnya dribble bola dengan tangan kanan lalu lakukan tipuan
kaki dengan melangkah kecil seperti foot fire step: kanan-kiri-kanan-kiri, diikuti gerakan bahu.
Sebelum melakukan step kiri yang terakhir, sisipkan crossover move, tangan kirilah yang
melakukan speed dribble.

8. Riverse/spin dribble

Spin dribble adalah dribble yang mengintegrasikan gerakan pivot. Saat mendekati
defender, ubah speed dribble menjadi low dribble, jika pemain ada pada posisi staggered stance
sisi kanan, berarti kaki kiri yang ke depan menjadi poros putaran kea rah dribble. Lakukan
dribble dengan rear turn kearah kiri sampai pemain minimal berputar 270 derajat. Saat terjadi
pivot, bola berpindah dari tangan kanan ke kiri dengan sekali pantulan. Ingatkan pemain untuk
waspada saat melakukan dribble ini, karena saat berputar pemain tidak saja tidak dapat melihat
temannya tapi juga defender sangat mungkin melakukan double team.

9. Back dribble
Sering disebut juga rocker dribble. Pemain melakukan speed dribble dan berhenti dengan
low dribble lalu melakukan power dribble dengan arah slide kebelakang. Selanjutnya dribble ini
bias dilanjutkan dengan crossover move untuk merubah arah. Biaanya dribble ini digunakan
untuk menghindari trap.

10. Behind the back dribble

Ini adalah salah satu cara dribble yang paling popular. Dribble bola dengan tangan kanan
lalu ambil posisi kaki kiri di depan dan pusatkan titik berat tubuh pada kaki tersebut. Selanjutkan
lakukan crossover dribble ke arah belakang tubuh sampai bola berpindah posisi ke tangan kiri.
Saat kearah belakang tubuh sampai bola berpindah posisi ke tangan kiri. Saat bola sudah
berpindah ke tangan kiri, ambil posisi straggered stance dengan kaki kanan di depan. Begitu pula
dapat dilakukan dengan dribble arah sebaliknya. Untuk melatih agar pergerakan ini lancar dan
cepat, gunakan cara latihan yo-yo V dribble. Cara dribble ini sangat popular karena dapat dengan
mudah mengoceh defender.

11. Between the legs dribble

Pemain melakukan low dribble dengan tangan kanan, lalu melakukan berpindah dribble
ke tangan kiri melalui celah kedua kaki dengan cepat sehingga posisi akhir adalah low dribble
dengan tangan kanan. Ingatkan pemain agar tetap melakukan dribble rendah dan peripheral
vision.

Sedangkan teknik dribble bola basket menurut Imam Sodikun (2010:58) ada tiga yaitu:

1) Dribble bola tinggi (biasa digunakan untuk kecepatan)

2) Dribble bola rendah (digunakan untuk control dan pengawasan terutama dengan pemain lawan
dalam melakukan terobosan)

3) Dribble campuran menurut kebutuhan (merupakan kombinasi antara dribble bola rendah).

Kemampuan men-dribble dengan tangan lemah dan tangan kuat adalah kunci untuk
meningkatkan permainan. Untuk melindungi bola, jagalah agar tubuh berada diantara bola dan
lawan. Dengan kata lain, jika men-dribble dengan sisi tangan yang lemah, maka lindungi dengan
tubuh. Untuk kemahirannya dianjurkan untuk membiaakan keduanya, jadi yang lebih baik
hendaknya seimbang kekuatan menggiring dengan tangan kanan dan kiri.

Menembak (Shooting)

Shooting adalah suatu aksi memasukan bola ke ring basket. Biasanya shooting dilakukan
dengan posisi berdiri atau lompat. Ketika melakukan shooting, poin yang didapat tergantung dari
posisi ketika lemparan dilakukan. Bila kamu melakukannya dilingkaran 2 poin, maka nilai yang
didapat pun 2 poin, namun jika kamu melakukan di luar lingkaran 2 poin, maka nilai yang kamu
peroleh adalah 3 poin. Shooting merupakan istilah yang sering dipakai saat pemain melakukan
sebuah usaha untuk memasukkan bola kedalam keranjang. Menembak dapat dilakukan dengan
satu tangan, dua tangan dan lay up.

2. Lompatan

Menurut Dikti (2012: 19) lompat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik
ke titik lain yang lebih jauh atau tinggi dengan ancang- ancang lari cepat atau lambat dengan
menumpu satu kaki dan mendarat dengan kaki/anggota tubuh lainnya dengan keseimbangan
yang baik. Tujuan guru mengajarkan lompat adalah dapat memberi pengenalan gerakan dasar
yang diharapkan memiliki keterampilan dasar yang kelak dikembangkan lebih lanjut.

Statistik pertandingan mempunyai peranan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan


kualitas tim secara maksimal, dapat digunakan untuk menganalisis kelemahan dan kelebihan
calon lawan, dan sebagai alat untuk menyusun strategi yang efektif untuk menghadapi calon
lawan (Kurniawan,2018). Pernyataan tersebut disebutkan oleh Dean Oliver (2004 : 92) bahwa
rebound sangat berperan penting dalam pertandingan terutama offensive dan defensive rebound,
offensive rebound dapat membantu tim mendapatkan presentase menembak yang lebih banyak
dan mendapatkan peluang untuk memasukan bola ke ring lebih banyak sedangkan deffensive
rebound berperan agar tim deffense dapat memulai serangan untuk mencetak angka dalam hal ini
rebound sangat diperlukan saat berkompetisi dilevel asia yang rata-rata pemain asia tinggi badan
(TB) sama rata tidak seperti pemain dari eropa maupun amerika yang terkenal dengan olahraga
Bola Basket.

3. Rebound

Rebound merupakan suatu istilah dalam permainan bola basket di mana seorang pemain
menangkap atau mendapatkan bola pantul yang tidak berhasil masuk yang ditembakkan oleh
pemain lain. Pebasket yang melakukan rebound kebanyakan adalah yang berada posisi center
(tengah) dan power forward. Karena rebound lebih efektif untuk orang yang bertubuh lebih
tinggi dan yang lebih dekat dengan ring basket. Penguasaan terhadap teknik ini mempunyai
peranan yang penting dalam permainan bola basket, sebab melakukan rebound merupakan salah
satu kunci utama dan sasaran akhir yang dapat menentukan keberhasilan dalam permainan bola
basket.

Keberhasilan suatu regu dalam permainan bola basket selalu ditentukan oleh
keberhasilannya dalam memanfaatkan keselahan yang dilakukan oleh lawan. Untuk dapat
berhasil dalam melakukan rebound perlu dilakukan teknik-teknik yang benar. Di dalam
permainan bola basket rebound dibagi menjadi 2 jenis yaitu offensive rebound dan defensive
rebound offensive rebound terjadi jika pemain mendapatkan bola pantul yang tidak masuk yang
ditembak oleh teman, sedangkan defensive rebound terjadi jika pemain mendapatkan bola pantul
yang tidak berhasil masuk yang ditembak oleh pihak lawan. Biasanya defensive rebound lebih
banyak dibanding offensive rebound dalam suatu pertandingan dikarenakan pebasket itu lebih
dekat dengan ring basket dibanding pihak lawan.
Karena rebound ini mempunyai peluang yang besar terhadap keberhasilan permainan,
maka perlu dilatih secara teratur, sehingga pemain dapat melakukan rebound yang tepat sasaran.

Agar berhasil di dalam melakukan rebound dalam permainan bola basket diperlukan
latihan yang teratur dengan memperhatikan teknik melakukan rebound yang benar. Di dalam
pemberian materi latihan diperlukan pendekatan praktek yang bervariasi guna mencapai tujuan
yang dikehendaki. Banyak cara atau metode dalam menyampaikan materi latihan, sehingga anak
didik lebih cepat dalam menguasai materi yang diajarkan dan dapat menerapkannya dalam
situasi yang tepat.

Dengan melatih setiap bagian dari gerakan, seorang pemain mempermudah semua
usahanya. Ada indikasi bahwa kekurang tepatan melakukan rebound oleh pemain, karena pemain
kurang dapat memperkirakan kekuatan yang tepat untuk melakukan rebound. Hal ini berkaitan
erat dengan kurang tingginya koordinasi antara tangan untuk menembak, jarak tembakan dan
kekuatan yang harus diberikan pada bola. Dengan cara latihan secara teratur maka kemampuan
melakukan rebound akan bisa dilakukan dengan baik.

Pemain yang melakukan rebound kebanyakan adalah yang berada posisi center (tengah)
dan power forward. Karena rebound lebih efektif untuk orang yang bertubuh lebih tinggi dan
yang lebih dekat dengan ring basket (Hal Wissle, 2000: 95). Rebound sangat penting dalam
permainan bola basket. Ada dua jenis rebound diantaranya yaitu defensive rebound dan offensive
rebound. Defensive rebound terjadi ketika melakukan bertahan untuk mencegah atau mengurangi
jumlah tembakanlawan, sedangkan offensive rebound terjadi ketika melakukan penyerangan ke
daerah lawan untuk menghasilkan kesempatan kedua melakukan tembakan yang berpotensial
tinggi mencetak angka untuk tim (Oliver, 2007:87).

Menurut Ketua Umum PB Perbasi Danny Kosasih (2008: 5) dalam Basith (2016 : 2), Tim
yang mau berusaha dan berjuang untuk melakukan offensive rebound dan deffensive rebound
maka presentase kemenangan tim tersebut akan lebih besar. Pernyataan tersebut juga dikatakan
oleh James Gels dalam The Coach’s Clipboard Basketball Playbook ini menjadi alasan yang
memperkuat bahwa rebound penting dalam menunjang kemenangan tim. Rebounding is the most
important aspects of winning basketball games. Offenive rebounding gives your team extra
chances, and free throw opportunities and frustrates the deffense. Deffensive rebounding is a key
part of good defense in general, limiting the offense to just one shot. Deffensive rebounding
combined with a quick outlet pass can be a effective offensive weapon, getting the transition
game and fast break going, for a lay-up at the other end. (http://www.coachesclipboard.net).

4. Vertikal Jump

Lompatan vertikal (vertical jump) adalah lompatan tegak atau ke arah vertical yang
dilakukan tanpa awalan dengan jangkauan lengan yang setinggi-tingginya (Karwijanto, 2004).
Adapun mekanismen gerak dari lompat (vertical jump) yaitu countermovement (posisi awal
berdiri tegak lalu melakukan fleksi hp, knee dan ankel joint), propulsion (gerakan lanjutan dari
countermovement menuju gerakan take off), flight (fase ini diawali take off menuju landing),
landing (gerakan landing menuju end of movement).

Vertical Jump (lompat vertikal atau loncat tegak) adalah tes kebugaran yang sudah umum
dilakukan untuk menentukan kekuatan otot kaki atau daya ledak 26 (Explosive power) seorang
atet. Tes ini sering digunakan oleh atlet profesional, terutama untuk mengetahui perkembangan
seorang atlet selama pelatihan. Semakin tinggi lompatan, maka semakin kuat otot kaki atau daya
ledak seorang atlet (Michelle Lovitt, 2004:39).

Salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi lompatan adalah daya ledak (power) dari
otot tungkai. Daya ledak (power) otot tungkai memegang peranan penting yang sangat
berpengaruh terhadap pada terciptanya suatu lompatan hingga dapat melakukan jumping samsh
dan blocking yang sempurna pada saat melakukan suatu pertandingan (Cahyadinata, 2011). Ada
beberapa cara yang sering digunakan untuk meningkatkan daya ledak (power) otot tungkai, salah
satunya dengan metode latihan kelentukan (fleksibilitas) otot tungkai. Karena Meningkatkan
fleksibilitas sangat penting bagi seorang atlet, karena kehilangan fleksibilitas berarti mengurangi
efisiensi gerakan dan kemungkinan cidera pada cabang olahraga tertentu akan semakin besar.
Fleksibilitas yang baik membawa manfaat yang positif bagi otot dan sendi, membantu mencegah
terjadinya cidera, membantu mengefisienkan aktifitas fisik.

Kelentukan (fleksibilitas) adalah keefektifan seseorang dalam penyesuaian dirinya untuk


melakukan segala aktifitas tubuh dengan penguluran seluas-luasnya. Sukadiyanto (2005: 130)
kelentukan dapat dikembangkan melalui latihan peregangan (stretching), Dalam bolavoli,
fleksibilitas otot tungkai digunakan untuk melakukan smash, block dan jump service.
Sukadiyanto (2005: 128) menjelaskan bahwa kelentukan mengandung pengertian, yaitu luas
gerak satu persendian atau beberapa persendian. Ada dua macam kelentukan, yaitu kelentukan
statis, dan kelentukan dinamis. Pada kelentukan statis ditentukan oleh ukuran dari luas gerak
(range of motion) satu persendian atau beberapa persendian. Sedangkan kelentukan dinamis
adalah kemampuan seseorang dalam bergerak dengan kecepatan yang tinggi. Kelentukan
(Fleksibilitas) adalah kemampuan seseorang untuk dapat melakukan gerak dengan ruang gerak
seluasluasnya dalam persendiannya. Faktor utamanya, yaitu bentuk sendi elastisitas otot, dan
ligamen.

Ciri-ciri latihan kelentukan

(1) meregang persendian,

(2) mengulur sekelompok otot.

Kelentukan ini sangat diperlukan oleh setiap atlet agar mereka mudah untuk mempelajari
berbagai gerakan, meningkatkan keterampilan, mengurangi resiko cidera, dan mengoptimalkan
kekuatan, kecepatan dan koordinasi.
Daya ledak otot merupakan kemampuan otot atau sekelompok otot dalam melakukan
kerja secara explosif, yaitu secara cepat dan kuat. Kemampuan daya ledak otot sangat diperlukan
bagi atlet olahraga yang membutuhkan gerakan secara cepat dan kuat, misalnya pada saat atlet
bolavoli melakukan smash, atlet lari jarak pendek melakukan start dan lari sprint, dan
sebagainya.

Daya ledak otot dapat kita ukur dengan alat yang sederhana, khusus untuk pengukuran
daya ledak otot kaki (tungkai) bisa dilakukan dengan lompat vertikal atau loncat tegak. Loncat
tegak bertujuan untuk mengukur tinggi lompatan seorang atlet. Loncat tegak dapat dilakukan
dengan cara konvensional yaitu menggunakan papan ukur dan dengan cara modern, yaitu dengan
menggunakan alat seperti Jump DF dan Force Plate.

Tes vertical jump yang biasa dilakukan oleh seorang atlet adalah tes vertical jump secara
konvensional. Berikut akan dijelaskan tata cara melakukan tes vertical jump, mulai dari
perlengkapan, persiapan pelaksanaan, gerakan dan penilaian.

Untuk melakukan tes tersebut, diperlukan perlengkapan sebagai berikut:

1) Papan berskala
2) Penghapus papan tulis
3) Serbuk kapur/ magnesium sulfat
4) Alat tulis

Setelah perlengkapan disiapkan, maka yang harus dilakukan adalah persiapan pelaksanaan,
yaitu:

1) Papan skala digantung pada dinding setinggi raihan atlet


2) Sebelum melakukan loncatan, tangan ditaburi serbuk kapur
3) Peserta berdiri di depan papan skala dengan posisi menyamping.
4) Tangan yang akan difungsikan pada papan skala hingga membekas dan dapat terbaca
pada papan skala. Tanda ini adalah titik A

Setelah persiapan dan perlengkapan selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah
melakukan gerakan vertical jump. Berikut adalah gerakan yang harus dilakukan.

1) Lakukan gerakan merendahkan tubuh dengan menekuk kedua lutut.


2) Lakukan loncatan ke atas setinggi-tingginya dan pada saat puncak lompatan, tepuk atau
tempelkan tangan pada papan skala, tanda yang membekan pada papan skala adalah titik
B.
3) Selisih antara titik B dan titik A merupakan ketinggian lompatan.

Daya ledak atau power otot tungkai memegang peranan penting yang sangat berpengaruh
terhadap terciptanya suatu lompatan hingga dapat melaukan jumping smash dan booking yang
sempurna pada saat melakukan suatu pertandingan (Cahyadinata, 2011). Untuk meningkatkan
daya ledak otot tungkai perlu diberikan latihan secara rutin. Salah satu latihan yang dapat
meningkatkan daya ledak otot tungkai yaitu metode fleksibilitas otot tungkai.

B. Hasil Penelitian

Penelitian yang relevan disini dengan penelitian ini adalah :

1. Penelitian yang di lakukan oleh I Gusti Agung Putu Eky Primantara dan Raymond Ivano
Avandi S.Pd.,M.Kes. dengan judul ANALISIS KEMAMPUAN REBOUND TIM
NASIONAL BOLA BASKET PUTRA 5 VS 5 PADA ASIAN GAMES 2018. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan rebound Tim Nasional Bola Basket
Putra 5 vs 5 pada Asian Games 2018 di Jakarta dari data statisti pertandingan. Proses
pengambilan data dengan cara mengambil data sekunder, berupa data statistik pertandingan
bola basket. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan rebound Tim
Nasional Bola Basket Putra 5 vs 5 pada Asian Games 2018 di Jakarta dari data statisti
pertandingan. Proses pengambilan data dengan cara mengambil data sekunder, berupa data
statistik pertandingan bola basket. Penelitian ini menggunakan data yang bersifat sekunder
yaitu data statistik data yang sudah ada sebelumnya yang diambil dari hasil sebuah
pertandingan, dalam penelitian ini peneliti bermaksut mengkaji presentase kemampuan
rebound dari tim bola basket putra pada Asian Games 2018. Berdasarkan hasil dari
penelitian penelitian mengenai analisis kemampuan rebound Tim Nasional Bola Basket
Putra 5 vs 5 pada Asian Games 2018 di Jakarta berdasarkan data statistik yang sudah
dibahas di bab IV pada bagian pembahasan, satu komponen data statistik yang tentunya
mampu untuk menjadikan sebuah keunggulan bagi tim bola basket adalah Rebound.
Kesimpulan: 1.) Pada hasil data statistik yang sudah diuraikan dari jumlah 6 pertandingan
dalam Asian Games 2018 , aspek yang perlu diperhatikan Tim Nasional bola basket
Indonesia adalah : Rebound Karena pada aspek ini, hasil persentase tim bola basket
Indonesia sangat kurang dan dalam 6 pertandingan yang dijalani hanya 2x mereka unggul
pada Jumlah total rebound dibandingkan tim lawan yang mereka hadapi yang membuat
presentase kemanangan tim lawan menjadi lebih besar dikarenakan possesion lebih dikuasai
tim lawan
2. Penelitian yang dilakukan oleh Hendra Kurniawan dengan judul HUBUNGAN ANTARA
VERTICAL JUMP, KEKUATAN OTOT PERUT, KELENTUKAN PERGELANGAN
TANGAN DAN KECEPATAN SPRINT DENGAN KETEPATAN JUMP SERVICE.
Rumusan masalahnya adalah bagaimanakah hubungan antara vertical jump, kekuatan otot
perut, kelentukan pergelangan tangan dan kecepatan sprint dengan ketepatan jump servis
pada atlet Bolavoli putra Porprov Kabupaten Sumenep? Keterbatasannya adalah penelitian
ini hanya dilakukan pada atlet Bolavoli putra Kabupaten Sumenep yang mengikuti Porprov
dan hanya mengukur hubungan antara vertical jump, kekuatan otot perut, kelentukan
pergelangan tangan dan kecepatan sprint dengan teknik jump servis. Sesuai dengan
rumusan masalah yang telah diajukan dimuka, maka penelitian ini dilaksanakan dengan
model penelitian analisis korelasi atau analisis hubungan yang akan membahas sejauh mana
variabel yang satu berhubungan dengan variabel yang lain. Desain yang digunakan adalah
hubungan asimetris lima variabel atau disebut hubungan multivariant. Populasi penelitian
ini adalah Dalam penelitian ini populasi yang di ambil adalah atlet bolavoli putra Porprov
Kabupaten Sumenep dengan sampel penelitian ini adalah tim bolavoli putra Porprov
Kabupaten Sumenep yang bertanding dan penelitian ini menggunakan penelitian Purposive
Sampling. Dari hasil data yang disimpulkan bahwa hubungan antara vertical jump terhadap
ketepatan jump servis tidak signifikan karena nilainya 0,012. Vertical jump mempengaruhi
sebesar 0,014% terhadap ketepatan jump servis. Hubungan kekuatan otot perut terhadap
ketepatan jump servis tidak signifikan karena nilainya 0,618. Kekuatan otot perut
mempengaruhi sebesar 38% terhadap ketepatan jump servis. Kelentukan pergelangan
tangan terhadap ketepatan jump servis tidak signifikan karena nilainya – 0,241. Kelentukan
pergelangan tangan mempengaruhi sebesar 5,8% terhadap ketepatan jump servis.
Kecepatan sprint terhadap ketepatan jump servis signifikan karena nilainya – 0,764.
Kecepatan sprint mempengaruhi sebesar 58% terhadap ketepatan jump servis. Hubungan
antara vertical jump, kekuatan otot perut, kelentukan pergelangan tangan dan kecepatan
sprint dengan ketepatan jump servis tidak signifikan karena nilainnya 0,01. Sedangkan
besarnya sumbangan kelima variabel tersebut secara bersama-sama mempengaruhi sebesar
1% terhadap ketepatan jump servis.

C. Kerangka Pikir

Vertical Jump (lompat vertikal atau loncat tegak) adalah tes kebugaran yang sudah umum
dilakukan untuk menentukan kekuatan otot kaki atau daya ledak (Explosive power) seorang atet.
Kemampuan daya ledak otot sangat diperlukan bagi atlet olahraga yang membutuhkan gerakan
secara cepat dan kuat, misalnya pada saat atlet bola basket melakukan rebound. Daya ledak otot
dapat kita ukur dengan alat yang sederhana, khusus untuk pengukuran daya ledak otot kaki
(tungkai) bisa dilakukan dengan lompat vertikal atau loncat tegak. Untuk meningkatkan power
otot tungkai perlu dilakukan latihan secara rutin, salah satu latihan yang dapat dilakukan adalah
fleksibilitas otot tungkai, yang bertujuan untuk mengembangkan kecepatan, koordinasi dan
kelincahan otot tungkai. Pada penelitian ini peneliti mencoba menggunakan metode latihan
peregangan dinamis. (Heerschee dkk, 2006). Ketika melakukan latihan peregangan secara rutin
akan meningkatkan kekuatan otot atau daya ledak dalam melakukan vertical jump. Semakin
sering melakukan latihan peregangan akan meningkatkan hasil lompatan.
D. Pertanyaan Penelitian dan / atau Hipotesis

Menurut Arikunto (2006: 71) hipotesis adalah jawaban yang masih bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Sedangkan
menurut Sugiyono (2016: 99) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, yang mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan”. Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis pada
penelitian ini adalah ada pengaruh latihan loncat katak terhadap vertical jump pemain bola
basket.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis atau Desain Penelitian

M. Subana dan Sudrajat (2009: 95) mengatakan bahwa metode eksperimen merupakan
metode penelitian yang menguji hipotesis berbentuk hubungan sebab- akibat melalui manipulasi
variabel independen dan menguji perubahan yang diakibatkan oleh pemanipulasi tadi. M. Subana
dan Sudrajat (2009: 127), instrument penelitian merupakan alat bantu pengumpulan dan
pengolahan data tentang variabel-variabel yang diteliti.

Dalam penelitian ini menggunakan metodologi pendekatan kuantitatif (Oktariana &


Hardiyono, 2020). Pendekatan penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, analisis data bersifat
kuantitatif / statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah diterapkan.

Test Awal Lompatan (Pree-Test). Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
Pree-Test merupakan tes yang dilakukan sebelum diberikan treatment (perlakuan) pada obyek
yang diambil peneliti dalam penelitian.

Tes Akhir Lompatan (Pos-Test). Tes akhir (pos-test) merupakan tes terakhir dalam
pengumpulan data, dimana tujuan dari pos-test adalah untuk mengetahui hasil dari obyek setelah
diberikan perlakuan. Dalam latihan lompatan 40 cm dan 60 cm ini diberikan latihan 6x
pertemuan yang setiap 1 minggu dilaksanakan 2x latihan. Sugiyono (2011; 350) menyatakan
analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data
kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola,
memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Untuk mengetahui signifikan perbedaan
hasil setelah diberikan perlakuan terhadap hasil Pre-test dan Pos-test digunakan rumus. Untuk
mengetahui korelasi atau pengaruh hasil belajar lompat jauh ini mengunakan t-test dengan taraf
signifikan 5%.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Pada penelitian ini akan dilaksanakan di Lapangan Basket UNY pada sore hari pukul
15.00 sampai dengan pukul 17.00 sesuai dengan jadwal latihan tim basket UNY.

C. Populasi dan Sampel Penelitian


Pada penelitian ini penentuan sampel dipilih menggunakan teknik Purposive Sampling
(Fadilah & Wibowo, 2018) yang telah ditetapkan oleh peneliti dengan jumlah atlet 17,
Sampel dalam penelitian ini Atlet Tim Basket Putri yang berjumlah 17 Atlet yang melakukan
latihan lompatan 40 cm dan 60 cm.

D. Definisi Operasional Variabel

Menurut Sumadi Suryabrata (2003: 76) definisi operasional adalah definisi yang
didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Definisi operasional dalam
penelitian ini yaitu:

1. Latihan lompatan 40 cm dan 60 cm adalah suatu metode latihan yang menitik beratkan
gerakan-gerakan dengan kecepatan tinggi, lompatan melatih untuk mengaplikasikan
kecepatan pada kekuatan. Latihan lompatan 40 cm dan 60 cm menggunakan gawang
rintangan.
2. Tinggi lompatan rebound dalam bola basket adalah kesanggupan atau kemampuan dalam
melakukan lompatan yang maksimal dalam permainan bola basket. Diukur menggunakan tes
vertical jump.
3. Rebound adalah kemampuan seseorang untuk menangkap atau mendapatkan bola pantul
yang tidak berhasil masuk dalam ring. Diukur dengan menggunakan statistik perolehan bola
rebound.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


1. Instrumen

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 136) instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas
yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan lebih baik.
Data dalam penelitian ini adalah dengan kemampuan rebound. Instrumen tes yang digunakan
untuk pengukuran awal (pretest) maupun pengukuran akhir (posttest) menggunakan tes vertical
jump.

Adapun petunjuk instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


a. Tujuan: Tes ini bertujuan untuk mengukur tenaga eksplosive.
b. Alat dan fasilitas meliputi: (1) Papan berskala centimeter, warna gelap, berukuran 30 x 150
cm, dipasang pada dinding atau tiang, serbuk kapur putih, alat penghapus, nomor dada,
formulir dan alat tulis. Jarak antara lantai dengan 0 atau nol pada skala yaitu: 100 cm.
c. Petugas tes: Pengamat dan pencatat hasil.
d. Pelaksanaan: (1) Sikap permulaan: Terlebih dahulu ujung jari peserta diolesi serbuk kapur
atau magnesium, kemudian peserta berdiri tegak dekat dengan dinding kaki rapat, papan
berada di samping kiri peserta atau kanannya. Kemudian tangan yang dekat dengan dinding
diangkat atau diraihkan ke papan berskala sehingga meninggalkan bekas raihan jari, (2)
Gerakan: Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan kedua lengan
diayunkan ke belakang. Kemudian peserta meloncat setinggi mungkin sambil menepuk
papan dengan tangan yang terdekat sehingga menimbulkan bekas. Gerakan ini diulangi
sampai 2 kali berturut-turut.
e. Pencatatan Hasil: Hasil yang dicatat adalah selisih raihan loncatan dikurangi raihan tegak,
ketiga selisih raihan dicatat.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara peneliti mengambil
kemampuan power tungkai sebelum pemain diberi perlakuan (pretest) kepada kelompok
eksperimen. Kemudian pemain yang bergabung dalam kelompok eksperimen diberi perlakuan
latihan lompatan 40 cm dan 60 cm. Program latihan yang dilakukan selama hampir dua bulan,
selama 6 kali pemberian treatment, latihan dilakukan dua kali dalam satu minggu, yaitu hari
selasa dan kamis mulai pukul 15.00-17.30 WIB. Setelah perlakuan selesai, peneliti melakukan
posttest untuk kelompok eksperimen. Selanjutnya data kemampuan power tungkai Pretest
dibandingkan dengan data kemampuan power tungkai posttest kelompok eksperimen, sehingga
akan dapat diketahui selisih perbedaan kemampuan power tungkai sebelum diberi perlakuan
dengan setelah diberi perlakuan latihan lompatan 40 cm dan 60 cm.

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Pengujian instrumen meliputi uji validitas dan reabilitas. Uji validitas bertujuan untuk
mengetahui kesahihan butir, sedangkan uji reabilitas bertujuan mengukur sejauh mana instrumen
tersebut dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data.
G. Teknik Analisis Data

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka perlu dilakukan uji prasyarat. Pengujian
data hasil pengukuran yang berhubungan dengan hasil penelitian bertujuan untuk membantu
analisis agar menjadi lebih baik. Untuk itu dalam penelitian ini akan diuji normalitas dan uji
homogenitas data.

1. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
Uji normalitas tidak lain sebenarnya adalah mengadakan pengujian terhadap
normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Pengujian dilakukan tergantung pada
variabel yang akan diolah. Pengujian normalitas sebaran data menggunakan
Kolmogorov-Smirnov Test dengan bantuan SPSS 16.
b. Uji Homogenitas
Di samping pengujian terhadap penyebaran nilai yang akan dianalisis, perlu diuji
homogenitas agar yakin bahwa kelompokkelompok yang membentuk sampel berasal
dari populasi yang homogen. Homogenitas dicari dengan uji F dari data pretest dan
postest dengan menggunakan bantuan program SPSS.
2. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis menggunakan uji t dengan menggunakan bantuan program SPSS 16,
yaitu dengan membandingkan mean antara kelompok satu dengan kelompok dua. Taraf
signifikansi yang digunakan adalah 5%. Apabila nilai t hitung lebih kecil dari t tabel, maka Ha
ditolak, jika t hitung lebih besar dibanding t tabel maka Ha diterima. Uji hipotesis dalam
penelitian ini peneliti menggunakan bantuan program SPSS 16. Untuk mengetahui persentase
peningkatan setelah diberi perlakuan digunakan perhitungan persentase peningkatan dengan
rumus sebagai berikut:

Persentase peningkatan = Mean Different/Mean Pretest x 100%

Mean Different = mean posttest-mean pretest


Daftar Pustaka

http://e-journal.uajy.ac.id/2063/2/2TA11990.pdf

http://e-journal.uajy.ac.id/5090/4/2TA13267.pdf

https://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2015-2-2-85201-831409242-bab1-19032016075842.pdf

http://repository.upi.edu/11623/4/S_IKOR_1000099_Chapter1.pdf

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/inapes/article/download/53437/21823

http://lib.unnes.ac.id/37201/1/6301414097_Optimized.pdf

file:///C:/Users/hp/Downloads/29481-Article%20Text-34489-1-10-20190723%20(2).pdf

https://media.neliti.com/media/publications/211193-pengaruh-latihan-plyometric-barrier-
hops.pdf

http://lib.unnes.ac.id/21783/1/6101409090-S.pdf

https://repository.ung.ac.id/skripsi/show/831408046/pengaruh-latihan-pliometrik-vertical-jump-
terhadap-kemampuan-melakukan-rebound-dalam-permainan-bola-basket-pada-siswa-kelas-x-
sma-negeri-2-gorontalo.html

https://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2014-2-1-85201-831408046-bab1-16012015020728.pdf

https://jurnal.stokbinaguna.ac.id/index.php/JURDIP/article/view/628/437

https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/viewFile/5969/6050

http://repository.stei.ac.id/2876/2/BAB%203.pdf

Anda mungkin juga menyukai