Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SMASH DALAM SEPAK TAKRAW

DOSEN PENGAMPU:
RIVAN SAGHITA PRATAMA. S. Pd., M. Or.

DISUSUN OLEH:
AYU TRI AGUSTIN (6301420058)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (penjasorkes) bertujuan mengembangkan


aspek kesehatan, kesegaran jasmani,keterampilan berpikir kritis, stabilitas emosional,
keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui kegiatan aktifitas jasmani dan
olahraga. Aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan diri sendiri
yang alamiah berkembang searah dengan perkembangan zaman (Depdiknas, 2003:1).

Sepak takraw adalah sebuah permainan yang dilakukan di atas lapangan berbentuk
persegi panjang. Lapangan dibatasi dengan net dan menggunakan bola yang terbuat dari
rotan atau plastik yang di anyam bulat. Permainan ini dilakukan oleh dua regu dengan tujuan
memainkan bola serta mengembalikannya ke lapangan lawan. Permainan sepak takraw dapat
dimainkan menggunakan seluruh bagian tubuh kecuali lengan. Diawali dengan servis yang
dilakukan di dalam lingkaran daerah servis, seorang pemukul yang bertugas melakukan
servis disebut tekong. Setelah servis dilakukan dan bola berhasil melewati net, pihak lawan
memainkan bola maksimal tiga kali sentuhan baik seorang diri maupun dengan rekan satu
tim untuk kembali disebrangkan diatas net agar bola jatuh di lapangan lawan.

Agar dapat bermain sepak takraw dengan baik, atlet harus memiliki kemampuan dan
keterampilan yang baik. Teknik dasar yang harus dikuasai oleh atlet sepak takraw meliputi
sepak sila, sepak kura, heading, servis, smash, dan block. Penguasaan keterampilan yang baik
hanya dapat diperoleh dari proses latihan yang sistematis, berulang-ulang serta menerapkan
system beban lebih. Hal ini seperti yang dikatakan Harsono (1988:103) sebagai berikut:
Kalau beban latihan terlalu ringan dan tidak ditambah (tidak diberi overload), maka berapa
lama pun kita berlatih, atau sampai bagaimanapun kita mengulang-ulang latihan tersebut,
peningkatan prestasi tidak akan mungkin.

Keterampilan teknik bermain sepak takraw adalah cara memainkan bola takraw dengan
efektif dan efisien sesuai peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai hasil yang
optimal. Teknik yang baik mengacu pada teori dan hukum yang sudah teruji dalam ilmu dan
pengetahuan yang menunjang pelaksanaan teknik tersebut. Misalnya biomekanika, anatomi,
fisiologi, kinesiologi, dan ilmu-ilmu lainnya.

Untuk bisa bermain sepak takraw dengan baik maka pemain harus bisa melakukan teknik
dasar sepak takraw dan juga teknik khusus sepak takraw. Untuk teknik khusus sepak takraw
diantaranya yaitu smash. Smash merupakan gerak kerja yang terpenting dan merupakan
gerak terakhir dari gerak kerja serangan. Kegagalan melakukan smash kelapangan lawan
akan memberi peluang kepada pihak lawan untuk menyerang balik atau bola mati dilapangan
sendiri ataupun keluar meninggalkan lapangan permainan. Sebaliknya keberhasilan smash
membuat point atau angka buat regu penyerang atau kesemaptan untuk memindahkan bola
kembali bila pihak lawan yang melaksanakan sepak mula. Disini jelaslah bahwa kedua apit
itu perlu mempunyai kemampuan yang baik tentang smash (Darwis dan Penghulu, 1992: 69).
Salah satu smash dalam sepak takraw yaitu smash kedeng. Smash kedeng yaitu smash yang
dilakukan dengan menggunakan kaki, untuk itu pemain apit kiri dan apit kanan yang
mempunyai banyak kesempatan untuk melakukan smash dalam menyerang lawan perlu
dilatih dengan baik agar mempunyai kemampuan atau skill smash yang baik (Darwis dan
Penghulu, 1992: 69).

Upaya meningkatkan ketrampilan atlet sepak takraw dapat dilakukan dengan latihan
berulang-ulang yang dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip dasar latihan. Bentuk latihan
yang dipilih biasanya merujuk pada sasaran, baik sasaran yang diam atau tetap, maupun
sasaran yang berubah-ubah. Semakin banyak pengulangan dalam latihan, maka tingkat
kesalahan dapat diperkecil dan tingkat ketepatan semakin besar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan masalah “Bagaimana metode


latihan yang tepat untuk meningkatkan ketrampilan melakukan teknik smash kedeng pada
olahraga sepak takraw?”

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas, tujuan penulisan makalah ini adalah memaparkan


dasar-dasar permainan sepak takraw. Dengan pemapaparan tersebut diharapkan efektifitas
dan ketrampilan teknik dasar dalam permainan sepak takraw terus meningkat.

1.4 Manfaat Penelitian

1) Secara Teoritis

Secara umum penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk


pembelajaran penjasorkes, khususnya yang terkait dengan peningkatan kemampuan teknik
dasar smash dalam permainan sepak takraw.
2) Secara Praktis

A. Bagi Pembina Pelatihan Sepak Takraw

Dapat menjadi referensi untuk meningkatkan pemberdayaan atlet melalui metode


kreatif agar kemampuan atlet dapat meningkat dengan baik.

B. Bagi Pelatih

Dapat dijadikan referensi dalam pelaksanaan program pelatihan, dan menjadi


pertimbangan untuk menentukan program latihan selanjutnya.

C. Bagi Atlet

Meningkatkan kemampuan atlet dalam melakukan teknik dasar smash dalam


permainan sepak takraw.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani

Menurut UNESCO dalam “International Charter of Physical Education and Sport” (1978)
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai individu atau anggota
masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani
dalam rangka meningkatkan kemampuan dan ketrampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan,
dan pembentukan watak.

2.2 Permainan Sepak Takraw

Sepak takraw saat ini menjadi salah satu cabang olahraga permainan yang cukup populer
dan banyak diminati oleh kalangan masyarakat. Sepak takraw adalah olahraga asli Indonesia
yang telah lama berkembang di tanah air, dengan banyak dimainkan oleh masyarakat
Indonesia terutama yang berdomisili di pantai, seperti daerah Kepulauan Riau, Sumatra
bagian barat, dan Makasar. Dalam bukunya, Nur Ali, dkk. mengatakan bahwa : “Secara
harafiah kata “takraw” berasal dari bahasa Thai yang berarti bola yang terbuat dari rotan.
Kemudian ditambah didepan kata “sepak” yang artinya menendang, memainkan bola dengan
bagian kaki mulai dari ujung kaki sampai ke pangkal paha.”

Achmad Sofyan Hanif dalam bukunya menjelaskan juga: “Diberbagai daerah sepak
takraw memiliki nama yang berbeda-beda, dalam bahasa Bugis disebut “marraga” atau
mdaga”, dalam bahasa Makasar disebut “akraga” sedangkan di Sumatra disebut “bermain
rago” dan Nusantara disebut “sepak raga”. Dilengkapi juga dalam buku Abdul Aziz
mengatakan: “Dalam bahasa Thailand disebut “takraw”, di Filipina disebut “sepa-sepa”, di
Myanmar disebut “ching loong”, di Indonesia “rago”, Brunei “sepakraga jala”, dan Laos
“kator”.

Sejarah dingkat sepak takraw yaitu pada tahun 1965 dibentuk ASTAF (Asian Sepak
Takraw Federation) yang menaungi kegiatan para pecinta sepak takraw di daerah Asia,
kemudian juga dibentuk juga ISTAF (International Sepak Takraw Federation). Tahun 1981
PERSERASI resmi diterima sebagai anggota KONI, kemudian pada tahun 1987- 1966
selama 9 tahun, PERSERASI berubah nama menjadi PERSETASI (Persatuan Sepak takraw
Seluruh Indonesia). Dan mulai tahun 2005 sesuai hasil munas, PERSETASI resmi berubah
nama menjadi PSTI (Persatuan Sepak takraw Indonesia).
Dalam bukunya yang berjudul Sepak Takraw, Abdul Aziz menjelaskan pengertian dari
sepak takraw yaitu : “Sepak takraw adalah suatu permainan yang dilakukan diatas lapangan
empat persegi panjang, rata, baik terbuka maupun tertutup, serta bebas dari semua rintangan.
Lapangan dibatasu oleh net, bola yang dipakai tebuat dari rotan atau plastic “synthetic fibre”
dianyam bulat. Permainan ini menggunakan seluruh anggota tubuh, kecuali tangan.”

Menurut Ucup Yusuf, dkk: “Permainan sepak takraw dilakukan oleh dua regu yang
berhadapan di lapangan yang dipisahkan oleh jaring (net) yang terbentang membelah
lapangan menjadi dua bagian. Setiap regu yang berhadapan terdiri atas 3 orang pemain yang
bertugas sebagai tekong yang berdiri paling belakang, dua orang lainnya menjadi pemain
depan yang berada di sebelah kiri dan kanan yang disebut apit kiri dan apit kanan.”

Achmad Sofyan Hanif dalam bukunya yang berjudul Kepelatihan Dasar Sepak Takraw
menjelaskan pengertian permaianan sepak takraw adalah: “Sepak takraw merupakan
perpaduan atau pengembangan tiga macam permainan yaitu sepakbola, bola voli dan bulu
tangkis. Dikatakan sama dengan sepakbola karena permainan itu dimainkan dengan
menggunakan kaki dan anggota badan yang lain kecuali tangan, dikatakan bola voli karena
ada teknik umpan, blok, dan smash, dan dikatakan bulu tangkis karena ukuran lapangan dan
net sama dengan bulu tangkis.”

2.3 Teknik Smash

Dalam bermain sepak takraw yang benar, seorang atlet dituntut mempunyai kemampuan
dan ketrampilan yang baik. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan dasar bermain
sepak takraw yang meliputi: menyepak bola dengan menggunakan bagian-bagian kaki,
memainkan bola dengan kepala, mendada, memaha, bahu, serta menggunakan telapak kaki.
Kemampuan dasar diatas itu antara satu dengan yang lainnya merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan. Tanpa mengusai kemampuan dasar atau teknik dasar, seorang atlet tidak
dapat memainkan bola dalam suatu permainan sepak takraw dengan baik.

Abdul Aziz mengatakan “Sebagaimana olahraga lainnya, dalam upaya pencapaian


prestasi olahraga sepak takraw juga dipengaruhi oleh berbagai aspek yang saling menunjang
antara lain: aspek teknik, aspek fisik, aspek taktik, dan aspek psikologi.” Aspek teknik yang
dimaksud adalah pemain sepak takraw harus mengusai dan memiliki ketrampilan teknik
dasar dan ketrampilan teknik lanjutan bermain sepak takraw yang baik pula, salah satunya
yaitu teknik smash.

Smash adalah salah satu teknik permainan sepak takraw. Smash merupakan serangan
terakhir yang banyak menghasilkan angka. Untuk dapat melakukan smash yang baik seorang
pemain harus menguasai teknik Smash dengan baik. Penguasaan smash tersebut dapat dilatih
dengan cara atau metode tertentu. Smash dapat dilakukan dengan menggunakan kepala dan
dapat dilakukan juga dengan kaki. Tetapi sebagian besar pemain melakukan Smash dengan
menggunakan kaki, karena smash yang dilakukan dengan menggunakan kaki hasilnya akan
lebih keras dibanding menggunakan kepala. Smash dalam sepak takraw ada beberapa macam
antara lain: smash gulung, smash gunting, smash kedeng, smash lurus dan smash telapak kaki
(Panduan Bermain Sepak Takraw Pemula, 2003: 40). Keberhasilan smash akan membuat
atau menambah point atau angka bagi penyerang.

Berikut adalah tahapan melakukan teknik smash dalam permainan sepak takraw:

a. Perhatian dipusatkan pada bola


b. Jangan ragu-ragu untuk melakukan smash, ambillah keputusan yang tepat
c. Tentukan ke mana smash akan diarahkan
d. Melompat dengan ketinggian secukupnya sesuai dengan keperluannya, bila perlu
lebih tinggi lagi agar Smash-nya sempurna
e. Memukul bola saat lompatan tertinggi
f. Waktu smash net atau jaring jangan sampai tersentuh
g. Mata diarahkan ke bola. (Darwis dan Penghulu, 1992:70)

2.4 Smash Kedeng

Smash kedeng adalah pukulan smash yang dilakukan dengan menjulurkan kaki ke atas
mengejar bola, tidak dilakukan dengan putaran badan (salto) di udara. Smash kedeng
dilakukan dengan memukul bola dengan kaki kanan ataupun kiri (Sulaiman, 2008:33).

Smash kedeng adalah pukulan smash yang dilakukan dengan menjulurkan kaki ke atas
mengejar bola, tidak dilakukan dengan putaran badan (salto) di udara. Smash kedeng
dilakukan dengan memukul bola dengan kaki kanan ataupun kiri. Cara melakukan smash
kedeng: Sikap awal berdiri membelakangi net, awalan harus dilakukan dengan cepat dengan
cara melangkah atau lari kecil menuju arah datangnya bola,kemudian menolak ke atas
dengan bertumpu pada salah satu kaki terlebih dahulu, kemudian segera diikuti dengan
merendahkan badan dengan jalan menekuk lutut agak ke bawah, tolakan kaki tumpu ke atas
secara eksplosif dengan bantuan lengan, luruskan tungkai serta putar badan (pinggul,
punggung, bahu) ke arah dalam kemudian lakukan smashh kedeng dengan putaran pinggul
dan punggung. Gerakan ikutan dimulai dari tungkai, tungkai, punggung, bahu dan lengan
secara bersamaan berputar ke arah luar, kemudian tungkai ditarik ke bawah dan mendarat
dengan ke dua kaki.

Berikut adalah tahapan melakukan teknik smash kedeng dalam permainan sepak takraw:

1) Pandangan pada bola


2) Ambil posisi untuk melakukan smash
3) Melakukan lompatan dengan tumpuan kaki kanan apabila melakukan smash dengan
menggunakan kaki kanan, begitu pula berlaku sebaliknya
4) Posisi badan menyisih dengan net
5) Kaki kanan bersiap melakukan smash
6) Smash dilakukan ketika berada pada puncak lompatan, dan posisi mulai sudah mulai
jatuh (turun).

a. Penguasaan teknik smash kedeng

Penguasaan teknik smash kedeng merupakan kemampuan smash yang dikuasai oleh
siswa pada suatu pembelajaran atau latihan. Kemampuan smash kedeng bisa diukur dengan
menggunakan beberapa tes. Salah satu tes yang bisa digunakan untuk mengetahui
kemampuan smash kedeng adalah menggunakan tes ketrampilan smash dari DINPORA
Provinsi Jawa Tengah yang bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
negeri Semarang, dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Sampel dipanggil satu persatu menurut daftar yang telah disusun


2) Sampel yang dipanggil memasuki lapangan dan pada posisi siap untuk melakukan
smash kedeng.
3) Setelah pengumpan dan peserta tes siap maka tes segera dimulai
4) Pengumpan mengumpankan bola tinggi di atas net kemudian paserta tes mengejar
bola dan berusaha untuk dapat men-smash bola dengan sempurna. Kesempatan
melakukan smash adalah sebanyak sepuluh kali. Smash dianggap sah apabila bola di
tempat sasaran yang telah ditentukan nilainya. Jika bola jatuh di antara dua sasaran,
nilai yang telah dihitung adalah nilai yang besar. Dan smash yang dianggap gagal
apabila bola menyangkut di net dan jika bola keluar atau jatuh di luar lapangan
5) Jika bola umpan melebihi net ataupun tidak tepat pada peserta tes maka diulang
kembali
6) Nilai akhir adalah jumlah skor yang didapat dari jumlah sepuluh kali smash yang
telah dilakukan
7) Gambar lapangan yang digunakan untuk tes smash kedeng.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi penguasaan teknik smash kedeng

Penguasaan teknik smash kedeng sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor pembinaan fisik
secara khusus untuk pemain sepak takraw, walaupun antara faktor fisik dan umum selalu
berjalan searah. Dalam melakukan teknik smash ada beberapa hal penting yang harus
diperhatikan, antara lain stamina, koordinasi, keseimbangan, dan ketepatan (Accuracy).
Adapun masing-masing faktor tersebut menurut Darwis dan Penghulu (1992:118-119)
adalah sebagai berikut:

1) Stamina
2) Koordinasi
3) Keseimbangan
4) Ketepatan (Accuracy)

2.5 Analisa Gerakan Smash Kedeng

Dalam melakukan smash kedeng dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu:

1. Tolakan

Memulai tolakan dengan tumpuan salah satu kaki terlebih dahulu, kemudian diikuti
gerakan merendahkan badan dengan jalan menekuk lutut agak dalam ke bawah,
kemudian tolakan kaki tumpu ke atas bagian dalam secara eksplosif dengan bantuan
kedua tangan.

2. Sikap badan saat di atas (Saat smash bola di atas)

Setelah melakukan tolakan dengan tumpuan salah satu kaki secara eksplosif, luruskan
tungkai serta putar badan (pinggul, punggung, bahu) kearah dalam. Kemudian lakukan
smash dengan punggung kaki bagian luar, dibantu dengan putaran pinggul dan punggung.

3. Mendarat

Gerak ikutan dimulai dari tungkai, bahu dan lengan secara bersamaan berputar ke
arah luar, kemudian tungkai ditarik ke bawah dan mendarat dengan dua kaki dalam posisi
siap.

Faktor-faktor yang mempengaruhi smash kedeng antara lain:

1) Bakat atau ketrampilan

Penguasaan keterampilan sepak takraw sangat diperlukan, agar permainan dapat


berjalan dengan baik, keterampilan tersebut dapat berupa keterampilan individual dan
keterampilan penguasaan pertandingan, keterampilan individual meliputi : sepak sila,
sepak badek, sepak kuda, menggunakan paha, menyundul.
2) Power Otot Tungkai

Power merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang dibutuhkan hampir semua
cabang olahraga, terutama cabang olahraga yang menuntut atletnya mempunyai daya
ledak otot, seperti dalam cabang atletik, bela diri, olahraga permainan, dan sebagainya
(Harsono, 2008:200). ”Power atau daya ledak disebut juga kekuatan eksplosif
(Watson,1978, dalam Ismariyati 2008:59)”. Dan selain itu menurut ”Wahdjoedi
(2000:61) menyebutkan bahwa daya ledak (power) adalah kemampuan tubuh yang
memungkinkan otot atau sekelompok otot untuk bekerja secara eksplosif”.

Power menyangkut kekuatan dan kecepatan kontraksi otot yang dinamis dan eksplosif
serta melibatkan pengeluaran kekuatan otot yang maksimal dalam waktu yang secepat-
cepatnya. ”Power merupakan hasil perkalian antara gaya (force) dan jarak (distance)
dibagi waktu (time) atau dapat juga power dinyatakan sebagai kerja dibagi waktu
(Krikendall, 1987, dalam Ismariyati 2009:59)”.

Berdasarkan pengertian dan pendapat mengenai power, maka dapat disimpulkan


bahwa power adalah perpaduan atau penggabungan antara kekuatan dan kecepatan.
Maksudnya kekuatan dapat dikatakan power apabila dilakukan dengan sangat cepat.
Dalam rangka peningkatan prestasi olahraga sepak takraw, komponen kondisi fisik power
perlu mendapatkan perhatian khusus, terutama power tungkai. Karena untuk mencapai
prestasi puncak bukan hanya kekuatan saja yang diperlukan, tetapi diperlukan juga
peningkatannya bagi komponen fisik kekuatan ini, yaitu power. Dan kekuatan merupakan
dasarnya untuk membentuk power. Sesuai pendapat Harsono (2008:177) bahwa “strength
tetap merupakan dasar (basis) dari power dan daya tahan otot”.

Tungkai adalah anggota tubuh bagian bawah (lower body) yang tersusun oleh tulang
paha atau tungkai atas, tulang tempurung lutut, tulang kering, tulang betis, tulang pangkal
kaki, tulang tapak kaki, dan tulang jari-jari kaki. Fungsinya sebagai penahan beban
anggota tubuh bagian atas (upper body) dan segala bentuk gerakan ambulasi. Adapun
fungsi tungkai menurut Damiri (2004:5) menyatakan bahwa: “tungkai sesuai fungsinya
sebagai alat gerak, ia menahan berat badan bagian atas, ia memindahkan tubuh
(bergerak), ia dapat menggerakkan tubuh kearah atas, dan ia adapat menendang, dan lain
sebagainya”.

Berkiatan dengan hal tersebut, maka tungkai sebagai penggerak dalam permainan
sepak takraw perlu memiliki power, yaitu otot yang selain kuat juga mampu
menampilkan gerakan yang cepat. Hal ini dibutuhkan agar pemain dapat melakukan
smash dengan tepat khususnya pada smash kedeng, sehingga diperlukan gerakan tungkai
yang cepat pula. Selain itu untuk menahan beban tubuhnya dan juga pengaruh gravitasi
bumi sehingga menjadi beban ganda yang harus diterima tungkai tersebut. Untuk itu otot
tungkai dituntut memliki power. Tidak dapat dipungkiri kenyataannya bahwa power
tungkai mempunyai keterkaitan dengan prestasi permainan sepak takraw.

Agar otot tungkai memiliki power yang tinggi, maka harus diberi latihan-latihan yang
sesuai dengan tuntutan tersebut, misalnya dalam metode latihan pliometrik seperti latihan
lompat kodok (box-to-box jump).

Power otot tungkai pada dasarnya adalah kemampuan otot pada saat melakukan
kontraksi. Yang terpenting dalam setiap latihan haruslah dilakukan sedemikian rupa
sehingga atlet/pemain haruslah menggunakan tenaga yang maksimal untuk melakuka
smash seperti yang dikemukakan oleh Galih Rosy bahwa: “Daya ledak atau explosive
power adalah kemampuan otot atau sekelompok otot seseorang untuk mempergunakan
kekuatan maksimal yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya atau
sesingkat-singkatnya. Unjuk kerja kekuatan maksimal yang dilakukan dalam waktu
singkat ini tercermin seperti dalam aktivitas tendangan tinggi, serta gerak lain yang
bersifat eksplosif.”

Kekuatan otot pada setiap cabang olahraga sangat dibutuhkan terutama pada cabang
olahraga sepak takraw khususnya saat melakukan smash kedeng dalam permainan sepak
takraw. Dalam permainan sepak takraw kekuatan otot tungkai berperan dalam melakukan
smash kedeng. Dengan demikian fungsi otot tungkai dalam permainan sepak takraw
sangat dominan sehingga perlu terus dilatih untuk mencapai kekuatan yang maksimal.

2.6 Syarat-Syarat Smash Kedeng

1) Power Otot Tungkai

Power otot adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan kekuatan


maksimum yang dikerahkan dalam waktu sepemdek-pendeknya. Dengan kata lain
berhubungan dengan sistem anaerobik dalam proses pemenuhan energinya. Daya otot
dapat disebut juga daya ledak otot (muscle power).

Latihan yang dapat melatih power otot adalah latihan yang bersifat cepat atau
berlangsung secepat mungkin. Contohnya:

a. Vertical jump (meloncat ke atas), melatih daya ledak otot tungkai.


b. Front jump (meloncat ke depan), melatih daya ledak otot tungkai.
c. Side jump (meloncat ke samping), melatih daya ledak otot tungkai.
2) Kelentukan Togok

Kelentukan atau daya lentur (flexibility) adalah evektivitas seseorang dalam


penyesuaian diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas
(Sajoto,1995:9). Jadi kelentukan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam
ruang gerak sendi. Kelentukan togok dalam penelitian ini adalah kemampuan power otot
tungkai melakukan smash kedeng.

Kelentukan adalah efektivitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala


aktivitas dengan penguluran tubuh pada bidang sendi yang luas. Kelentukan dipengaruhi
oleh elastisitas sendi dan elastisitas otot-otot serta dinyatakan dalam satuan derajat.
Harsono (1988:163) menyatakan bahwa lentuk tidaknya seseorang ditentukan oleh luas
sempitnya ruang gerak sendi- sendinya. Jadi kelentukan adalah kemampuan untuk
melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi. Kecuali oleh ruang gerak sendi, kelentukan
juga ditentukan oleh elastisitas tidaknya otototot, tendon, dan ligamen. Sedangkan
William (1990:87) menyatakan bahwa kelentukan sangat berguna sekali dalam tindakan
preventif mengatasi cidera dan perbaikan postur yang buruk. Harsono (1988:163)
menyatakan berdasar hasilhasil penelitian menyatakan bahwa perbaikan dalam
kelentukan akan dapat:

o Mengurangi kemungkinan terjadinya cedera-cedera otot dan sendi


o Membantu dalam mengembangkan kecepatan, koordinasi, dan kelincahan
o Membantu memperkembangkan prestasi
o Menghemat pengeluaran tenaga (efisien) pada waktu melakukan gerakan-gerakan
o Membantu memperbaiki sikap tubuh.

3) Kekuatan Otot Perut

Kekuatan dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor. Bahwa menurut mochammad


satojo (1997: 108) , faktor-faktor kekuatan adalah:

a) Faktor blomekanika, dari dua orang yang mmpunyai tegangan otot yang sama,
akan berbeda kemampuannya mengangkat badan
b) Faktor pengungkit, pengungkit di klasifikasikan dalam tiga kelas yaitu di bagi
menurut letak sumbu pengungkit, gaya beban, dang gaya pengungkit.

Dari batasan tersebut di atas, dapat di kemukakan bahwa otot perut yang
memungkinkan mengembangkan tenaga maksimum dalam kontraksi yang maksimum
untuk mengatasi beban atau tahanan. Jadi kekuatan otot perut merupakan sejumlah daya
tegang otot perut yang di pergunakan dalam kontraksi maksimum pada suatu aktivitas
yang berat.
2.7 Hakikat Latihan

Latihan adalah upaya untuk meningkatkan kualitas fungsional organ-organ tubuh serta
psikologi pelakunya. Jadi latihan yang dilakukan harus disusun secara tepat dan benar sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Latihan yang dilakukan secara tidak tepat akan
mempengaruhi perkembangan atlet baik secara fisiologi ataupun psikologi. Latihan yang
dilakukan dengan benar dan terprogram akan memberikan suatu perubahan pada sistem
tubuh, baik sistem metabolisme, sistem syaraf,dan otot maupun sistem hormonal.

Pada prinsipnya latihan merupakan suatu proses perubahan kearah yang lebih baik, yaitu
untuk meningkatkan kualitas fisik, kemampuan fungsional peralatan tubuh, dan kualitas
psikis anak latih atau atlet. Pembebanan latihan yang salah akan mendapatkan dampak besar
yang sangat fatal untuk para atlet. Menurut Sukadiyanto, istilah latihan berasal dari kata
dalam bahasa Inggris yang dapat mengandung beberapa makna seperti: practice, exercises,
dan training. Pengertian latihan yang berasal dari kata practice adalah aktivitas untuk
meningkatkan keterampilan (kemahiran) berolahraga dengan menggunakan berbagai
peralatan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan cabang olahraganya.

Pengertian latihan yang berasal dari kata exercises adalah perangkat utama dalam proses
latihan harian untuk meningkatkan kualitas fungsi sistem organ tubuh manusia, sehingga
mempermudah olahragawan dalam penyempurnaan gerakannya. Latihan atau exercises
merupakan materi latihan yang dirancang dan disusun oleh pelatih untuk satu sesi latihan
atau satu kali tatap muka dalam latihan. Menurut Sukadiyanto susunan materi latihan dalam
satu kali tatap muka pada umumnya berisikan materi latihan yaitu:

a. Pembukaan atau pengantar latihan


Pembukaan atau pengantar latihan adalah awal dari proses sebuah latihan, bagaimana
latihan tersebut dibuka. Pembukaan atau pengantar latihan adalah awalan untuk
menentukan agar latihan berjalan dari awal sampai dengan akhir. Pembukaan atau
pengantar latihan terdiiri dari latihan dibuka dengan doa dan setelah itu pelatih
memberikan arahan dan menjelaskan program latihan, maksud dari latihan dan tujuan
dari latihan yang harus dicapai oleh atlet.

b. Pemanasan (warming-up)
Pemanasan atau warming up adalah proses persiapan otot atau peregangan otot pada
atlet agar siap digunakan untuk materi inti. Pemanasan harus dilakukan dengan
maksimal agar tidak terjadi cedera pada atlet. Hal yang tidak kalah penting dari
pemanasan adalah harus memperhatikan suhu tubuh dan denyut nadi atlet. Pemanasan
yang baik akan member dampak dalam proses latihan berjalan lebih aman dan
terhindar dari cedera.
c. Latihan inti
Latihan inti adalah bagian terpenting atau bagian yang ingin dicapai dalam proses
latihan. Latihan inti sangat penting karena bagaimana seorang pelatih membuat
program latihan agar tujuan dari proses latihan saat itu dapat dicapai oleh sang atlet.
Pelatih harus mengenal dengan jelas bagaimana karakterisktik dari atletnya sehingga
latihan inti dari proses latihan berjalan dengan lancar.

d. Cooling down atau penutup


Colling down adalah materi wajib yang harus dilakukan oleh seorang atlet dalam
proses akhir dari sebuah latihan. Colling down bisa dilakukan sendiri-sendiri oleh
atlet, bisa juga secara bersamaan. Tujuan colling down agar atlet tidak merasa merasa
lelah atau cedera. Latihan harus diakhiri dengan evaluasi dari latihan yang dijalankan
kemudian ditutup dengan doa.

Latihan yang berasal dari kata training adalah penerapan dari suatu perencanaan untuk
meningkatkan kemampuan berolahraga yang berisi materi teori dan praktek, metode, dan
aturan pelaksanaan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Menurut Nossek
yang dikutip oleh Sukadiyanto, latihan yang berasal dari kata training adalah suatu proses
penyempurnaan kemampuan berolahraga dengan pendekatan ilmiah, memakai prinsip
pendidikan yang terencana dan teratur, sehingga tujuan latihan dapat tercapai tepat pada
waktunya.

Dapat disimpulkan bahwa setiap atlet harus meningkatkan kualitas dirinya baik secara
fisiologi ataupun psikologi, fisologis yang dimaksud adalah fisik dan teknik. Kualitas fisik
dan teknik seseorang dapat berkembang jika diiringi aktivitas. Aktivitas yang dimaksud
adalah aktivitas yang menunjang perkembangan fisik dan teknik seseorang itu sendiri.

Latihan juga didefinisikan suatu proses yang berulang dan meningkatkan potensi dalam
rangka mencapai prestasi yang maksimal dan mempunyai tujuan untuk meningkatkan
performa atlet. Latihan akan berjalan dengan sesuai dengan tujuan apabila diprogram sesuai
dengan kaidah-kaidah latihan yang benar. Latihan juga merupakan proses yang sistematis
dan berlatih yang dilakukan secara berulang- ulang dengan kian hari kian menambah jumlah
beban latihan serta intensitas latihannya.

Program latihan ini disusun secara sistematis, terukur, dan disesuaikan dengan tujuan
latihan yang dibutuhkan. Latihan membutuhkan waktu yang relatif lama untuk mendapatkan
hasil yang optimal. Hasil latihan fisik dan teknik bukanlah sesuatu yang dapat diperoleh
dalam waktu yang singkat. Hasil latihan meningkat secara progresif bila semua tahapan
latihan dilewati dengan benar. Latihan juga merupakan suatu proses yang dilewati seseorang
dengan serius dan kerja keras untuk mencapai prestasi yang optimal.
Tujuan akhir latihan dalam bidang olahraga adalah untuk meningkatkan penampilan
olahraga. Dalam melakuan aktivitas harus disesuaikan dengan kemampuan seseorang dari
yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang rumit. Selain itu, ketika
melaksanakan latihan, seseorang harus memperhatikan pengulangan dari setiap aktivitas
yang dilakukan. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti
cedera otot dan sebagainya. Jadi latihan merupakan komponen penting untuk dipelajari
terutama bagi para pelatih.

2.8 Pola Latihan

Secara umum olahraga sepak takraw berkenaan dengan kekuatan, daya tahan, kecepatan,
kelincahan, dan kelentukan. Secara khusus kondisi fisik meliputi stamina, daya ledak, reaksi,
koordinasi, ketepatan, dan keseimbangan. Untuk bermain sepak takraw, tubuh harus
memiliki kondisi fisik yang prima. Oleh sebab itu, kemampuan yang dimiliki harus dilatih
agar mendapatkan kondisi puncak sehingga dapat mencapai prestasi maksimal.

Dari analisis gerakan di atas, kita dapat mengetahui dan menentukan bagaiamana
program latihan yang tepat untuk menunjang gerakan smash dalam permainan sepak takraw.
Tentunya gerakan ini berdasarkan analisa alat gerak aktif seperti otot-otot yang digunakan,
ligamen sebagai pendukung, maupun tulang-tulang sebagai alat gerak pasif dari gerakan
tersebut. Berdasarkan hasil yang ingin dicapai, program latihan difokuskan pada gerakan-
gerakan seperti:

A. Melatih kelentukan pada tubuh bagian bawah


a) Posisi duduk
o Cium lutut dengan kedua kaki rapat kedepan
o Cium lutut kanan dengan kaki kanan lurus dan kaki kiri ditekuk keluar dengan
sudut 30 dan sebaliknya
o Kedua kaki mengangkang dan julurkan kedua tangan ke depan
o Cium kaki kanan kemudian kiri dengan kedua kaki mengangkang
b) Posisi berdiri
o Kedua kaki merapat, lalu badan di bongkokkan dan diikuti mencium lutut
o Kedua kaki membuka, cium kaki kanan kemudian kaki kiri
o Kaki kanan disilangkan di depan kaki kiri, kemudian cium lutut kanan. Lakukan
sebaliknya.
o Kaki kiri lurus sebagai penopang badan, kemudian kaki kanan diangkan dan
ditekuk dibantu dengan kedua tangan sebagai penahan. Lakukan sebaliknya
o Kaki kiri lurus, pegang ujung kaki kanan dan tarik ke atas. Lakukan sebaliknya
o Split (Melatih kelentukan pada punggung)
B. Melatih gerakan cepat
o Lari sprint (Melatih kecepatan dan power otot)
o Latihan gerakan samba dan zig-zag (Melatih kelentukan dan kelincahan)

C. Melatih kekuatan otot


o Spring (Melatih kemampuan untuk melompat tinggi)
o Lompat-lompat dengan satu kaki maupun dua kaki

Latihan yang menekankan kecepatan, kekuatan, dan kelincahan yang dominan dimiliki
oleh otot putih membuat otot menjadi lebih besar, kekuatan otot meningkat, glycogen
meningkat, namum otot menjadi cepat lelah dan mudah terjadi kram otot. Untuk itu
penanganan kelelahan harus dilakukan karena atlet membutuhkan tenaga yang besar untuk
dapat melompat tinggi agar bisa mencetak skor. Untuk menghindari kelelahan, atlet harus
mengatur nafas dan mengistirahatkan tubuh sekian detik sehingga asam laktat cepet dipecah
kembali dan tubuh mampu melakukan gerakan maksimal.

2.9 Hakikat Pliometrik

Pliometrik adalah latihan-latihan atau ulangan yang bertujuan menghubungkan gerakan


kecepatan dan kekuatan untuk menghasilkan gerakangerakan eksplosif. Istilah ini sering
digunakan dalam menghubungkan gerakan lompat yang berulang-ulang atau latihan reflek
regang untuk menghasilkan reaksi yang eksplosif. Radcliffe dan Farentinos menyatakan
latihan pliometrik adalah suatu latihan yang memiliki ciri khusus, yaitu kontraksi otot yang
sangat kuat yang merupakan respons dari pembebanan dinamik atau regangan yang cepat
dari otot-otot yang terlibat.

Pliometrik juga disebut dengan reflek regangan atau reflek miotatik atau reflek pilinan
otot (Radcliffe,1985). Chu mengatakan bahwa latihan pliometrik adalah latihan yang
memungkinkan otot untuk mencapai kekuatan maksimal dalam waktu yang sesingkat
mungkin. Istilah lain dari latihan pliometrik adalah ‟stretch-shortening cycle‟. Menurut
Dintiman, Ward dan Tellez latihan pliometrik mempergunakan tenaga gravitasi untuk
menyimpan energi dalam otot dan dengan segera melepaskan energi yang berlawanan.

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa latihan pliometrik adalah metode
latihan untuk meningkatkan daya ledak otot dengan bentuk kombinasi latihan isometrik dan
isotonik (eksentrik-kosentrik) yang mempergunakan pembebanan dinamik. Regangan yang
terjadi secara mendadak sebelum otot berkontraksi kembali atau suatu latihan yang
memungkinkan otototot untuk mencapai kekuatan maksimal dalam waktu yang sesingkat
mungkin.

Konsep latihan pliometrik menggunakan multiple box-to-box jumps, yaitu dimulai


dengan berdiri pada dua kaki selebar bahu, kemudian melakukan lompatan kedepan dengan
mendarat di atas box, kemudian lompat ke bawah lagi dan lompat ke box dan seterusnya,
dapat juga dilakukan dengan variasi lainnya akan tetapi mendarat pada dua kaki, badan harus
tetap pada garis lurus.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sepak takraw adalah sebuah permainan yang dilakukan di atas lapangan berbentuk
persegi panjang. Teknik dasar yang harus dikuasai oleh atlet sepak takraw meliputi sepak
sila, sepak kura, heading, servis, smash, dan block. Penguasaan keterampilan yang baik
hanya dapat diperoleh dari proses latihan yang sistematis, berulang-ulang serta menerapkan
system beban lebih.

Smash merupakan serangan terakhir yang banyak menghasilkan angka. Smash dalam
sepak takraw ada beberapa macam antara lain: smash gulung, smash gunting, smash kedeng,
smash lurus dan smash telapak kaki. Karakteristik biomotor dan komponen utama dalam
gerakan smash adalah fleksibilitas, kecepatan dan kekuatan. Untuk itu program latihan harus
dirancang dan dilaksanakan dengan tepat untuk menunjang gerakan smash dalam permainan
sepak takraw. Keberhasilan smash akan menambah point atau angka bagi penyerang.

3.2 Implikasi

Analisis dan penelitian yang sudah dilakukan sangat membantu pengembangan penguasaan
teknik dasar sepak takraw, khususnya pada latihan teknik smash. Pemaparan disajikan
dengan singkat, padat, dan jelas sehingga makalah ini mudah dipahami oleh pembaca.

3.3 Saran

Pada bagian ini dikemukakan beberapa saran oleh peneliti sehubung dengan model latihan
smash yang dikembangkan. Adapun saran-saran yang dikemukakan meliputi:

1. Saran Pemanfaatan

Pada pemanfaatan produk ini harus memperlihatkan kondisi sarana dan prasarana yang ada.
Produk ini diharapkan menjadi alternatif media latihan smash pada sepak takraw.

2. Saran Deseminasi

Makalah ini sebaiknya dilihat atau dipelajari terlebih dahulu sebelum melaksanakan kegiatan
latihan materi smash, sehingga minat atlet dalam mengikuti latihan khususnya pada materi
latihan smash terus meningkat dan progress latihan dapat terlihat.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz Hakim, dkk.,“ Sepak takraw”,(Surabaya: Unesa University Press, 2007)

Achmad Sofyan Hanif, ”Kepelatihan Dasar Sepak takraw”.(Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,


2015)

Sajoto,Mochamad. 1998. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Bidang Olahraga.

Soedarminto. 1992. Kinesiologi. Depdikbud. Jakarta

Sudrajat Prawirasaputra. (2004). SepakTakraw. Jakarta. Balai Pustaka.

Harsono. 1988. Coacing dan aspek-aspek psikologis dalam coaching. Depdikbud P2LPTK.
Jakarta

Bompa, Tudor 0, 1983.Theory and Methodologi of Training. Kendal Hunt Publishing Company
Dubugue, lowa.

Darwis, Ratinus dan Basa, Dt. Penghulu. 1992. Olahrga Pilihan Sepaktakraw. Debdikbud,
Dirjen Dikti. Jakarta.

Iyakrus., (2012) Permainan Sepak Takraw. Palembang: Unsri Pres

Jamalong, A., Syam, A. (2014). Teknik Dasar Permainan Sepak Takraw

Arikunto, Suharsimi. 1993. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Badudu. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Darwis, R., dan Penghulu, D. B. 1992. Olah Raga Pilihan Sepak Takraw. Jakarta: Depdikbud.

DINPORA Jateng dan FIK UNNES. 2009. Penyusunan tes ketrampilan dan tes fisik sepak
takraw bagi atlet putera. Semarang.

PB. PERSETASI. 1998. Sepak Takraw. Jakarta.

Prawirasaputra, S. 2000. Sepak Takraw. Jakarta: Depdikbud.

Sulaiman. 2008. Sepak Takraw. Semarang : Universitas Negeri Semarang Press.

Anda mungkin juga menyukai