Anda di halaman 1dari 72

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengertian olahraga yaitu suatu kegiatan aktivitas fisik yang dilakukan

dengan tujuan untuk menjaga kondisi tubuh dan meningkatkan kualitas kesehatan

serta meningkatkan kemampuan fungsional pada pelaku olahraga sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai yang dilakukan dengan secara sadar. Olahraga merupakan

serangkaian gerak yang teratur yang dilakukan dengan secara sadar untuk

meningkatkan kemampuan fungsionalnya pada setiap pelaku olahraga sesuai

dengan tujuannya melakukan olahraga.

Olahraga memiliki berbagai macam nama atau jenis diatantaranya yaitu

olahraga kesehatan, olahraga rekreasi, olahraga pendidikian, olahraga prestasi serta

jenis olahraga lainnya. Penelitian ini mengarah pada jenis olahraga prestasi

berdasarkan Undang-Undang Republik Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem

Keolahragaan Nasional (SKN), Bab I Pasal (1), disebutkan bahwa olahraga prestasi

adalah olahraga yang membina serta mengembangkan olahragawan secara

terencana, berjenjang, dan berkelanjutan dalam mencapai prestasi melalui

kompetisi dan didukung dengan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam

keolahragaan. Olahraga prestasi banyak sekali macamnya dari olaharaga beregu

hingga perorangan salah satunya olahraga beregu adalah olahraga sepaktakraw.

Sepakaktakraw merupakan olahraga tradisional yang berasal dari bumi

Indonesia dan telah lama berkembang di tanah air, dengan banyak dimainkan oleh

masyarakat Indonesia terutama yang berdomisili di daerah pantai, seperti

1
2

Kepulauan Riau, Sumatera bagian Barat dan Makassar. Permainan sepaktakraw

tersebut dahulu di Makasar sering disebut sepak raga yang banyak dimainkan oleh

para nelayan sebagai pengisi waktu luang sebelum mereka melaut. Sepaktakraw

merupakan cabang olahraga permainan dari Asia, Sepaktakraw menyebar di Asia

tenggara dahulu banyak pelaut yang bermain sepaktakraw sambil mengarungi dan

mengelilingi dunia. Seiring berkembangnya waktu kini permainan sepaktakraw

sudah berkembang dan di mainkan di desa-desa. Dari pendapat ahli di atas dapat di

simpulkan bahwa sepaktakraw merupakan olahraga tradisional yang di mainkan

oleh masyarakat pesisir sebagai mengisi waktu luang sebelum pergi melaut. Seiring

berkembangnya permainanan sepaktakraw kini sudah menjadi olahraga masyarakat

yang dimainkan di berbagai daerah.

Olahraga sepaktakraw merupakan olahraga yang dimainkan beregu

dilapangan yang berbentuk persegi panjang yang di batasi oleh net di tengah

lapangan. Dalam permaianan sepaktakraw boleh menggunakan semua anggota

tubuh kecuali tangan, jika terkena tangan maka pemain akan terkena pelanggaran

dan poin untuk lawan baik disengaja atau tidak disengaja. Seiring bekembangnya

olahraga sepaktakraw bola yang digunakan terbuat dari plastik, dahulu bola yang

digunakan terbuat dari rotan. Seperti yang dikatakan (Yunitaningrum, 2015) bahwa

Sepaktakraw sebagai suatu permainan yang dimainkan oleh dua regu yang saling

berhadapan masing-masing regunya terdiri dari tiga pemain diantaranya tekong,

smash, dan feeder, dimainkan di atas lapangan yang ukuranya sama dengan

lapangan bulutangkis menggunakan net dan bola yang dianyam bulat dari rotan atau
3

plastik synthetic fibre dengan gerakan menyepak atau menggunakan seluruh

anggota tubuh kecuali tangan.

Permainan sepaktakraw mempunyai teknik khusus yang harus dikuasai

setiap pemain, terutama bagi pemain depan yaitu apit kanan maupun apit kiri.

Teknik smash dalam olahraga sepaktakraw memiliki tingkat kesulitan yang lebih

tinggi dari teknik yang lainya. Smash dalam sepaktakraw merupakan kemampuan

seseorang memukul bola dengan keras dan menekuk serta menggunakan anggota

tubuh yang sah ke daerah lawan. Keberhasilan smash dalah memberikan nilai bagi

regu yang melakukan smash atau kesempatan untuk memindahkan bola kembali

setelah lawan melakukan servis. Hal ini dapat di pahami bahwa smash merupakan

bagian penting pada permainan sepaktakraw. Smash kedeng merupakan salah satu

teknik khusus smash yang dilakukan menggunakan kaki oleh pemain depan, karena

dengan menggunkan teknik smash kedeng yang baik dan mematikan maka akan

dapat membunuh pertahan lawan dan mendapatkan poin yang menentukan

kemenangan dalam sebuah pertandingan.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada saat latihan

sepaktakraw di lapangan SMA Negeri Keberbakatan Olahraga Sulawesi Selatan

diperoleh hasil bahwa dalam melakukan gerakan smash terkadang pemain salah

perhitungan yaitu melompat mendahului bola dan sering melakukan kesalahan pada

saat melakukan gerakan smash sehingga hasilnya saat melakukan pukulan bola

belum sampai dalam jangkauan atau bahkan bola sudah turun terlebih dahulu serta

perkenaan bola pada kaki ketika melakukan gerakan smash belum tepat yang akan
4

berakibat pemain terlepas dari bola saat ingin melakukan gerakan smash bahkan

bola menyangkut pada net.

Dari permasalahan yang telah di uraikan diatas maka penliti tertarik

melakukan suatu penelitian yang mengarah pada gambar atau deskripsi

keterampilan gerak sebagai penunjang prestasi atltet pada cabang olahraga

sepaktakraw, dengan adanya penelitian ini diharapkan kemampuan dan prestaisi

atlet sepaktakraw lebih meningkat dengan memperbaiki kekurangan yang dimiliki

oleh atlet.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas menarik bagi

peneliti untuk membuat penelitian dengan judul “Analisis Keterampilan Smash

Kedeng Pada Atlet Sepaktakraw SMA Negeri Keberbakatan Olahraga Sulawesi

Selatan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana Keterampilan Smash Kedeng

Pada Atlet Sepaktakraw SMA Negeri Keberbakatan Olahraga Sulawesi Selatan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu : Untuk Mengetahui Keterampilan

Smash Kedeng Pada Atlet Sepaktakraw SMA Negeri Keberbakatan Olahraga

Sulawesi Selatan.
5

D. Manfaat Penelitian

Berbagai penelitian yang dilakukan sudah seharusnya memiliki manfaat

bagi peneliti dan orang lain bahkan Lembaga yang bersangkutan. Penelitian ini

diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1. Secara Teoritis

a. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti secara pribadi dalam

bidang olahraga khususnya olahraga sepaktakraw.

b. Sebagai acuan dan bahan referensi bagi pelatih dan pemain dalam meningkatkan

keterampilan smash kedeng pada cabang olahraga sepaktakraw.

c. Sebagai bahan referensi para pelatih dan semua pihak yang berkepentingan

dalam peningkatan keterampilan smash kedeng pada cabang olahraga

sepaktakraw.

2. Secara Praktis

a. Bagi peneliti, penelitian ini sangat bermanfaat untuk memperluas pengetahuan

dan wawasan baru sebagai bekal penelitian di masa depan yang lebih baik.

b. Bagi pelatih dan pemain, agar dapat memotivasi serta memberi pemahaman

mengenai pentingnya untuk menguasai teknik dasar sepaktakraw khususnya

smash kedeng.

c. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

wawasan dan ilmu pengetahuan terkait dengan analisis keterampilan smash

kedeng pada atlet sepaktakraw.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Analisis

a. Pengertian Analisis

Istilah analisis biasanya digunakan saat akan melakukan penyelidikan

ataupun menelaah suatu karangan, penelitian, penjelasan, ataupun suatu peristiwa

yang terjadi. Analisis adalah usaha yang dilakukan dengan metode tertentu untuk

mengamati sesuatu secara detail. Analisis isi merupakan suatu metode untuk

mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematik, objektif, dan

kuantitatif terhadap pesan yang tampak (Wimmer , 2000). Sedangkan menurut

Budd (1967) analisis isi adalah suatu teknik sistematis untuk menganalisis isi pesan

dan mengolah pesan atau suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis isi

perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih Prinsip analisis

isi berdasarkan definisi di atas:

b. Macam-Macam Analisis

Menurut Sugiyono (2016: 56) Analisis Deskriptif metode ini dilakukan

untuk melihat performa data di masa lalu agar dapat mengambil kesimpulan dari

hal tersebut, Analisis Regresi metode ini digunakan dalam membuat data prediksi

dari tren masa depan, Analisis Faktor metode ini digunakan untuk menemukan

struktur pokok dari kumpulan variabel-variabel.

6
7

c. Tujuan dan Manfaat Analisis

Menurut Marimba (1991: 25) Tujuan Analisis untuk mengetahui uraian

suatu pokok atas berbagai bagiannya, serta memperoleh pengertian yang tepat dan

pemahaman arti keseluruhan dari apa yang di taksir. Manfaatnya agar data yang

telah didapatkan lebih spesifik dan mudah dipahami.

2. Hakikat Keterampilan

Setiap pemain membutuhkan keterampilan dalam bermain sepaktakraw,

hal ini agar pemain tersebut dapat adaptasi dalam pertandingan sehingga

menyelesaikan pertandingan tersebut dengan kemenangan. Tingkat keterampilan

seseorang mencerminkan dari tingkat keahlian gerak tubuh dari pemain tersebut,

sehingga tidak mungkin seseorang keterampilannya tidak baik tetapi ahli bermain

sepaktakraw. Semakin tinggi tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas

gerak tersebut maka semakin baik keterampilan orang tersebut.

Menurut Ma’mum dan Yudha (2009:47) berpendapat bahwa:

“Keterampilan merupakan derajat keberhasilan yang konsisten untuk mencapai

tujuan dengan efektif dan efisien”. Ma’mum dan Yudha (2009:47) juga

menambahkan penggolongan keterampilan yaitu: “(1) stabilitas lingkungan, (2)

jelas tidaknya titik awal serta akhir dari gerakan, dan (3) ketepatan gerakan yang

dimaksud. Pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa derajat keberhasilan

dalam suatu permainan tergantung dari tingkat memaksimalkan keterampilan

seorang”.

Pencapaian suatu keterampilan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut

Ma’mum dan Yudha (2009:57) membagi keterampilan menjadi tiga faktor yaitu:
8

a. Faktor proses belajar mengajar (leaning process)

Pembelajaran gerak proses belajar yang harus diciptakan adalah yang

dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan yang digariskan oleh teori belajar yang

diyakini kebenarannya serta dipilih berdasarkan nilai manfaatnya.

b. Faktor pribadi (personal factor)

Setiap orang mempunyai tingkat gerak berbeda-beda, baik dalam hal fisik

maupun mental emosional. Perbedaan tersebut menyebabkan tingkat keterapilan

berbeda-beda. Ada beberapa faktor pribadi yang menyebabkan tingkat pencapaian

keterampilan, yaitu: ketajaman indra, persepsi, intelegensi, ukuran fisik,

pengalaman masa lalu, kesanggupan, emosi, motivasi, sikap, jenis kelamin, usia,

dan faktor-faktor kepribadian yang lain.

c. Faktor situsional (situational factors)

Faktor ini mempengaruhi kondisi pembelajaran, yang termasuk kedalam

faktor situsional itu, antara lain seperti: tipe tugas yang diberikan, peralatan yang

digunakan termasuk media belajar, serta kondisi sekitar dimana pembelajaran yang

dilangsungkan.

Sedangkan menurut Sudrajat (1999:19-22) bahwa: “Penguasaan

keterampilan pada setiap cabang olahraga berlandaskan pada penguasaan

keterampilan dasar”. Keterampilan dasar tersebut secara umum terbagi menjadi

tiga kelompok, yaitu (1) keterampilan lokomotor, (2) keterampilan non lokomotor,

dan (3) keterampilan manipulatif. Dari ketiga keterampilan dasar tersebut

diuraikan sebagai berikut:


9

1. Keterampilan Lokomotor

Keterampilan untuk menggerakkan anggota badan dalam keadaan titik

berat badan berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Bentuk keterampilan dasar

dominan dalam sepaktakraw adalah berpindah tempat berupa gerakan melangkah,

lari beberapa langkah, melompat dengan dua kaki, dan melompat dengan satu kaki.

Keterampilan lokomotor ini harus didukung oleh kekuatan dan kecepatan serta

power seperti untuk Gerakan melompat.

2. Keterampilan non Lokomotor

Keterampilan yang dilakukan dengan menggerakkan anggota badan yang

melibatkan sendi dan otot dalam keadaan badan si pelaku menetap, statis, kaki

tetap menumpu pada bidang tumpu atau tetap berpegang pada pegangan. Makin

tinggi titik berat dari bidang tumpu, makin labil keseimbangan seseorang.

Keterampilan ini didukung oleh keseimbangan untuk mempertahankan posisi

tubuh dan kekuatan otot tungkai yang dipakai sebagai penumpu.

3. Keterampilan Manipulatif

Keterampilan menggunakan anggota badan, tangan atau kaki untuk

mengontrol bola. Karena dalam sepaktakraw, bola terutama dimainkan dengan

kaki dan anggota badan lain tidak boleh menggunakan tangan. Keterampilan

manipulatif dominan dalam sepaktakraw yaitu menyepak bola dengan kaki.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keterampilan diartikan

sebagai kompetensi yang diperagakan oleh seseorang dalam melaksanakan suatu

tugas yang berkaitan dengan pencapaian suatu tujuan yang didapat melalui proses

belajar.
10

3. Permainan Sepaktakraw

Permainan sepaktakraw dikenal masyarakat Indonesia di beberapa daerah

yang ada di Indonesia seperti Kalimantan, Sumatra dan Sulawesi dengan sebutan

sepak raga, yaitu permainan anak negeri yang dimana dalam memainkan sepak

raga masih menggunakan bola yang terbuat dari rotan. Menurut Sudrajat (1999:5)

bahwa: “permainan sepaktakraw dilakukan oleh dua regu yang berhadapan di

lapangan yang dipisahkan oleh jaring (net) yang terbentang membelah lapangan

menjadi dua bagian”. Setiap regu yang berhadapan terdiri dari 3 orang pemain yang

bertugas sebagai tekong yang berdiri paling belakang, dua orang lainnya menjadi

pemain depan yang berada di sebelah kiri dan kanan yang disebut apit kiri dan

kanan.

Menurut Iyakrus (2012:1) menyatakan bahwa: “Sepaktakraw merupakan

suatu permaianan yang menggunakan bola (takraw) yang terbuat dari rotan

dimainkan di atas lapangan yang berukuran 13,42 m, dan lebar 6,1 m”.

Sepaktakraw merupakan cabang permainan asli dari melayu dan tumbuh

berkembang di Indonesia serta meluas ke semananjung Indo-cina dan Philipina.

Setiap negara mempunyai mempunyai sebutan masing masing mengenai nama

sepaktakraw, sebagai contoh di Cina/Tiongkok dikenal dengan nama “Teng chew,

di Philipina disebut “Sipa”, sedangkan di Malaysia dan Singapura disebut dengan

“Sepak raga”.

Pemahaman dasar bermain sepaktakraw merupakan sebuah permainan

yang dilakukan di atas lapangan berbentuk persegi panjang. Lapangan tersebut

dibatasi dengan net yang berada tepat melintang ditengah-tengah lapangan.


11

Permainan ini dilakukan oleh dua regu atau kelompok dengan tujuan untuk

memainkan bola, untuk saling mengembalikan bola rotan tersebut. Regu yang

dapat memasukkan bola ke regu lain dan tidak bisa mengembalikan bola tersebut

maka regu yang memasukkan bola mendapatkan poin.

Menurut Hanfi, Hakim dan Bulgini (2020:24) bahwa: “Sepaktakraw adalah

olahraga yang attraktif yang dimainkan oleh oleh semua anggota tubuh kecuali

tangan dengan menggunakan bola terbuat dari rotan/fiber, jumlah pemain

Sepaktakraw dalam satu regu 5 (lima) orang 3 (tiga) pemain inti dan 2 (dua)

pemain cadangan”. Bermain sepaktakraw menggunakan seluruh bagian tubuh

kecuali bagian lengan. Permainan diawali dengan servis yang berada pada

lingkaran servis, selanjutnya seorang pemukul bertugas melakukan servis

menggunakan kakinya, pemain ini saat disebut dengan tekong. Servis dikatakan

berhasil dilakukan apabila melewati net kemudian pihak lawan dapat

mengembalikan bola tersebut maksimal tiga kali sentuhan baik seorang maupun

rekan satu tim untuk memngembalikan bola tersebut diseberangkan di atas net agar

jatuh diwilayah lapangan lawan.

Menurut Ucup (2004:10) bahwa: “sepaktakraw merupakan sebuah

permainan yang dilakukan di lapangan berukuran 13,4 M x 6,10 M yang dibagi

dua garis dan net (jarring) setinggi 1,55 M sengan lebar 72 cm dan lubang jarring

sekitar 4-5 cm. bola yang dimainkan terbuat dari rotan atau fiber glass yang

dianyam dengan lingkaran antara 42-44 cm. permainan ini dilakukan oleh dua regu

yang berhadapan di lapangan yang dipisahkan oleh jarring (net) yang terbentang

membelah lapangan menjadi dua bagian. Setiap regu yang berhadapan terdiri atas
12

tiga orang pemain yang bertugas sebagai tekong yang berdiri paling belakang dan

dua orang lainnya menjadi pemain depan yang berada di sebelah kiri dan kanan

yang disebut apit kiri dan kanan. Menurut Sudirmnan (2015:90) bahwa”

“Permainan sepak takraw bukan lagi olahraga tradisional rekreatif yang hanya

dimainkan sebagian masyarakat Indonesia, tetapi sepak takraw telah menjadi

olahraga modern kompetitif yang dimainkan dan diakui keberadaannya oleh

masyarakat dunia”. Sepaktakraw ialah bentuk permainan yang dimainkan dua regu

masing-masing terdiri dari tiga pemain di atas lapangan seluas lapangan

bulutangkis, menggunakan net dan bola yang terbuat dari rotan atau bahan sintesis

dengan gerakan menyepak atau menggunakan seluruh anggota badan kecuali

dengan tangan.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa olahraga sepaktakraw merupakan sebuah permainkan yang dimainkan di

atas lapangan empat persegi panjang dengan permukaan yang rata baik di tempat

terbuka (outdoor) maupun di ruang tertutup (indoor) yang bebas rintangan dan

dimainkan oleh dua regu yang dibatasi dengan jarring (net).

4. Peraturan Permainan Sepaktakraw

Permainan sepaktakraw mempunyai peraturan-peraturan tersendiri,

sehingga akan membedakan permainan dengan olahraga yang lainnya. Menurut

Thamrin dan Yudanto (2006:5) mengatakan bahwa: “Untuk melatih penguasaan

teknik dan taktik permainan sepaktakraw terutama bagi pemula harus berpedoman

pada gerakan-gerakan dari yang mudah ke sukar, dari yang dikuasai ke yang belum

dikuasai”. Menurut Thamrin, dan Yudanto (2006:6) bahwa: “unsur-unsur teknik


13

dasar memainkan bola takraw adalah teknik menyepak, memainkan dengan

kepala, memainkan dengan dada, memaha dan membahu”.

Peraturan bermain sepaktakraw menurut Iyakrus (2012:6-7) meliputi:

lapangan bermain, bola, pemain, macam-macam sepakan, ana’ sempa’,

permaianan kombinasi dan cara penilaian. Selain peraturan dasar tersebut, terdapat

peraturan lainnya yang harus diperhatikan untuk melakukan permainan

sepaktakraw, berikut ini peraturan permainan sepaktakraw:

a. Lapangan

1) Ukuran lapangan sepaktakraw seukuran lapangan badminton yaitu 13,4 m x 6,1

m.

2) Permainan dalam dilakukan di dalam maupun di luar gedung.

3) Garis lapangan dapat menggunakan cat

4) Terdapat area bebas minimal 3 m dari garis luar lapangan bebas

5) Garis tegah dengan lebar 2 cm

6) Garis seperempat lingkaran dipojok garis tengah radius 90 cm diikur dari garis

sebelah dalam

7) Lingkaran servis dengan radius 30 cm berada ditengah lapangan, jarak dari garis

belakang 2,45 m dan jarak dari titik tengah garis lingkaran kegaris tengah

(Centre Line) 4,25m, jarak titik tengah lingkaran adalah 3,05m dari kiri dan

kanan garis pinggir lapangan.

Lebih jelasnya dapat di lihat gambar 2.1 berikut ini:


14

Gambar 2.1. Lapangan sepaktakraw


Sumber: Iyakrus (2012:7)

b. Ukuran tiang net

Ukuran tinggi net untuk pria dan putri dibedakan, akan tetapi kedudukan

tiang 30 cm di luar garis pinggir. Berikut ini adalah ukuran net dalam bermain

sepaktakraw:

1) Putri: Tinggi net 1,45m dipinggir dan minimal 1,42 di bagian tengah.

2) Putra: Tinggi net 1,55m dipinggir dan minimal 1,52 di bagian tengah.

Gambar 2.2. Ukuran tinggi net sepaktakraw


Sumber: Iyakrus (2012:8)
15

c. Jaring atau net

Net terbuat dari tali atau benang kuat atau nilon, dimana tiap lubangnya

lebar 6 – 8 cm, dan lebar net 70 cm dengan panjang 6,10 m.

d. Bola takraw

Bola takraw dapat terbuat dari plastik maupun rotan dengan ukuran:

lingkaran 42-44 cm untuk putra dan 43-45 cm untuk putri, serta berat adalah 170-

180 gr untuk putra dan 150-160 untuk putri.

e. Pemain

Permainan ini dimainkan oleh 2 (dua) regu masing-masing regu terdiri dari

3 (tiga) orang pemain dan disetiap regu dilengkapi oleh 1 (satu) orang pemain

cadangan. 1 (satu) dari tiga pemain diposisi belakang/tekong sebagai penyepak

mula untuk memulai permainan. Dua orang berada didepan yang berada pada

sebelah kiri tekong disebut apit kiri dan yang berada pada sebelah kanan tekong

disebut apit kanan.

f. Cara penilaian

Sepaktakraw adalah jenis permainan yang menentukan tim mana yang

ditentukan sebagai pemenang dengan cara menentukan angka atau poin yang harus

diperoleh oleh sebuah tim. Jika sebuah tim telah mencapai angka atau poin yang

telah ditentukan, maka tim tersebut telah memenangkan set permainan

sepaktakraw. Menurut Darwis dan Basa (1992: 104), peraturan-peraturan yang

berhubungan dengan angka atau poin:

1) Angka kemenangan untuk satu set minimal 15 point dan maksimal 18 poin.
16

2) Jika masing-masing regu menang satu set saja, maka harus dilakukan

pertandingan pada set ke 3 untuk penentuan kemenangan (Rubber set). Dan

diizinkan istirahat 5 menit di antara set ke 2 dan ke 3 tersebut. Pemenang games

(set) ke-3 adalah pemenang pertandingan itu.

3) Jika kedua regu mendapat 13-13 angka sama, maka regu yang terlebih dahulu

mendapat angka 13 mempunyai hak tambahan 5 angka dan angka perolehan

sama 14-14, regu yang lebih dahulu mendapatkan angka 14 berhak minta

tambahan 3 angka untuk meneruskan permainan.

4) Kesalahan pada penerima servis, maka otomatis akan memperoleh angka

sekaligus melakukan sepak mula lagi bagi penyepak mula.

5) Perhitungan menggunakan sistem relly point

6) Kesempatan istirahat 2 menit masing-masing pada akhir set pertama atau kedua

termasuk Tie Break.

7) Apabila masing-masing regu memenangkan satu set, maka pemain akan

dilanjutkan dengan set “Tie Break” dengan 15 poin kecuali pada posisi 14-14,

pemenang akan ditentukan pada selisih dua angka sampai batas akhirnya angka

17.

8) Angka kemenangan setiap set maksimum 21 angka, kecuali pada saat posisi

angka 20-20, pemenang akan ditentukan pada saat selisih dua angka sampai

batas akhir 25 poin, ketika 20-20 wasit utama menyerukan batas angka 25 poin.
17

g. Posisi servis

Posisi servis harus diperhatikan dengan baik, yaitu saat melakukan sepak mula,

salah satu kaki tekong berada dalam garis lingkaran servis, kedua apit berada

pada seperempat lingkaran dan lawan bebas bergerak di dalam lapangan sendiri.

h. Pergantian pemain

Berikut ini adalah tatacara pergantian pemain pada permainan sepaktakraw:

1) Setiap regu dapat menominasikan maksimum dua orang cadangan tetapi hanya

bolah melakukan pergantian pemain 1 kali.

2) Pergantian pemain diperbolehkan setiap saat ketika bola mati melalui tim

manajer atau pelatih yang disetujui oleh official atau petugas pertandingan.

3) Setiap reguhanya dapat melakukan 1 (satu) kali pergantian pemain dalam satu

pertandingan.

4) Pemain yang mendapat kartu merah dapat diganti dengan ketentuan belum ada

pergantian pemain sebelumnya.

i. Official

Official dapat juga diartikan petugas pertandingan, dalam pertandingan

sepaktakraw resmi membutuhkan: 2 orang teknisi delegasi, 6 juri, 1 orang petugas

bebas, 2 orang wasit yaitu utama dan wasit kedua, 6 orang penjaga garis samping

dan belakang.

j. Pelanggaran

Pelanggaran yang dilakukan, akan mendapatkan sanksi yang berlaku sesuai

dengan perturan dalam perlombaan. Hukuman didalat dari penyataan wasit. Beriku

adalah hukuman yang sering terjadi:


18

1) Tidak sopan selama pertandingan.

2) Memprotes keputusan wasit dengan keras.

3) Meningglkan lapangan tanpa ijin wasit.

4) Memberikan bola kepada pihak lawan dengan kaki atau melemparkannya

dengan keras.

5) Kartu kuning sebagai tanda peringatan seorang pemain yang melakukan

pelanggaran tata tertib.

6) Kartu merah diberikan apabila: pemain mendapatkan kartu kuning kedua,

menggunakan kata-kata kotor, tidak sopan karena memukul, menendang

ataupun meludah.

5. Teknik Dasar Permainan Sepaktakraw

Untuk dapat bermain sepaktakraw dengan terampil, seseorang memerlukan

kerja keras serta kemauan yang tinggi dalam berlatih. Latihan yang dilakukan

secara terstruktur dan kontinyu akan memberikan dampak yang signifikan bagi

seseorang dalam menguasai kemampuan dasar bermain sepaktakraw. Kemampuan

yang dimaksud adalah mampu memainkan bola dengan kaki (menyepak), dengan

kepala (heading), dengan dada (mendada), dengan bahu (membahu), dan menapak

dengan menggunakan tepalak kaki. Tanpa menguasai teknik dasar atau

kemampuan dasar bermain sepaktakraw, maka sebuah permainan sepaktakraw

tidak dapat dimainkan dengan baik. Untuk itu agar seseorang dapat menguasai

teknik dasar dengan baik maka harus melakukan latihan secara kontinyu dan

sistematik.
19

Menurut Iyakrus (2012:19), mengelompokkan teknik-teknik dasar bermain

sepaktakraw meliputi: “sepakan, heading, memaha, servis, smash, dan blok”.

Sedangkan menurut Thamrin dan Yudanto (2006:6), unsur-unsur teknik dasar

memainkan bola takraw adalah: “Teknik menyepak, memainkan dengan kepala,

memainkan dengan dada, memaha dan membahu”. Dari kedua pendapat tersebut

dapat disimpulkan bahwa teknik dasar yang digunakan dalam permainan

sepaktakraw terdiri dari menyepak (sepakan), memaha, main kepala (heading),

smash, dan blok.

Dalam mengelompokkan teknik-teknik dalam bermain sepaktakraw kedalam

beberapa kelompok sebagai berikut:

a. Macam-macam sepakan

Dalam permainan menyepak merupakan gerakan yang paling dominan

dalam permainan sepaktakraw. Mulai dari memulai permainan hingga membuat

angka banyak dilakukan dengan menggunakan kaki. Macam-macam teknik

menyepak antara lain:

1) Sepaksila

Menurut Kusyanto (1996:95) yaitu: “Sepaksila adalah menyepak bola

dengan menggunakan kaki bagian dalam, berguna untuk mengontrol bola dan

memberikan umpan kepada teman”. Sepaksila digunakan untuk menerima dan

menguasai bola, mengumpan atau melambungkan bola dan menyelamatkan bola

hasil serangan dari lawan. Menurut Suyanta (2015:12) bahwa: “sepaksila berfungsi

sebagai sepakmula (servis), smash, dan untuk memberi umpan kepada teman”.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sepaksila adalah memainkan bola


20

dengan menggunakan kaki bagian dalam, baik itu untuk melakukan servis, smash,

dan melambungkan bola kepada teman sebelum di serang kepihak lawan.

Teknik melakukan sepaksila menurut Iyakrus (2012:20) adalah sebagai

berikut:

a) Berdiri dengan dua kaki terbuka selebar bahu..

b) Kaki sepak digerakkan melipat setingggi lutut kaki tumpu

c) Bola dikenai atau bersentuhan dengan bagian dalam kaki sepak pada bagian

bawah dari bola.

d) Kaki tumpu agak ditumpu sedikit, dan badan dibungukkan sedikit.

e) Mata melihat kearah bola.

f) Kedua tangan dibuka dan di bengkokkan pada siku untuk menjaga

keseimbangan pergelangan kaki sepak waktu menyepak ditegangkan dan

dikencangkan.

g) Bola disepak melewati kepala.

Gambar 2.3. Gerakan Sepaksila


Sumber: Iyakrus (2012:21)
21

2) Sepakkura

Sepakkura adalah sepakan atau menyepak dengan menggunakan kura kaki

atau menggunakan punggung kaki. Menurut Liestyanto (2015:21) yaitu:

“sepakkura digunakan untuk memainkan bola yang datangnya rendah dan kencang

(keras) dari lawan, untuk menguasai bola sehingga tidak jatuh”. Jadi, sepakkura

adalah memainkan bola dengan menggunakan punggung kaki dalam upaya

menyelamatkan bola yang datang dari lawan sehingga bola tidak jatuh dan dapat

melambung kembali.

Adapun teknik-teknik melakukan sepakkura menurut Iyakrus (2012:22)

adalah sebagai berikut.

a) Berdiri dengan kaki dibuka selebar bahu.

b) Lutut kaki sepak dibengkokkan sedikit sambil ujung jari mengarah ketanah,

dan kaki tendang diangkat kearah bola.

c) Mata melihat kearah bola.

d) Badan dibungkukkan sedikit.

e) Kedua tangan dibuka, untuk menjaga keseimbangan tubuh.

f) Bola diangkat setinggi kepala.


22

Gambar 2.4. Gerakan Sepakkura


Sumber: Iyakrus (2012: 22)

3) Sepak cungkil

Sepak cungkil adalah sepakan atau menyepak bola dengan menggunakan

jari kaki, sepak cungkil berguna untuk mengambil bola yang jauh dan rendah

datangnya. Menurut Liesyanto. (2015:22) mengemukakan bahwa: “Sepak cungkil

digunakan untuk mengambil bola yang jauh, rendah dan bola-bola yang liar

pantulan dari bloking”. Jadi sepak cungkil adalah menyepak bola menggunakan

jari kaki untuk mengambil atau menyelamatkan bola liar.

Teknik-teknik melakukan sepak cungkil menurut Iyakrus (2012:24) yaitu

sebagai berikut:

a) Berdiri dengan kedua kaki selebar bahu.

b) Kaki sepak diluruskan sehingga ujung kaki dengan lutut digerakkan ke atas

setinggi lutut kaki tumpu menuju datangnya arah bola.


23

c) Bola disentuhkan dengan bagian atas ujung kaki sepak pada bagian bawah dari

bola, sedangkan kaki tumpu ditekuk sedikit pada lutut dan badan

dicondongkan sedikit ke belakang.

d) Mata melihat ke arah datangnya bola.

e) Bola di sepakkan lurus ke atas setinggi bahu atau kepala untuk tidak jatuh.

Gambar 2.5. Gerakan sepak cungkil


Sumber: Iyakrus (2012:24)

4) Sepak tapak

Sepak tapak menurut Liestyanto. (2015:23) bahwa: “Menapak adalah

menyepak bola dengan menggunakan telapak kaki”. Menapak digunakan untuk:

smash ke pihak lawan, servis dropshoot, menahan / memblok pihak lawan,

menyelamatkan bola dekat dengan net (jaring).

Teknik-teknik melakukan gerakan menapak menurut Iyakrus (2012:25)

yaitu:

a) Berdiri dengan kedua kaki dengan jarak selebar bahu

b) Kaki sepak diangkat tinggi dengan lutut agak dibengkokkan, telapak kaki

dipukulkan ke bola, kaki jangan menyentuh net.

c) Bola disentuhkan ke telapak kaki di bagian atas bola, dengan menggunakan

pergerakan pergelangan kaki sepak kearah lapangan lawan.


24

d) Mata melihat kearah bola.

e) Kaki tumpu di bengkokkan sedikit, kedua tangan dibuka untuk menjaga

keseimbangan tubuh.

f) Badan dicondongkan ke belakang sedikit.

Gambar 2.6. Gerakan Menapak


Sumber: Iyakrus (2012: 25)

5) Sepak badek atau sepak simpuh

Sepak badek adalah menyepak bola dengan menggunakan kaki bagian luar

atau samping luar. Sepak badek ini dapat pula disebut dengan sepak simpuh,

dikatakan sepak simpuh oleh karena menyepak bola sama dengan sikap bersimpuh.

Menurut Suyanta (2015:12) bahwa: “Sepak badek berfungsi sebagai upaya untuk

meraih bola yang datang cepat dan pemain tidak sempat memutar badan”. Sepak

badek juga digunakan untuk penyelamatan bola yang datang secara mendadak dan

dapat digunakan untuk melambungkan bola kepada teman.


25

b. Macam-macam servis

Sepakmula atau servis dilakukan oleh seorang tekong dari lingkaran servis

ke arah lapangan lawan dengan tujuan untuk menyerang lawan sehingga dapat

memperoleh poin. Menurut Iyakrus (2012:26-27), ada dua macam servis yaitu

1) Servis bawah

Berdiri dengan salah satu kaki berada didalam lingkaran sebagai tumpuan

dan kaki lainnya berada disamping badan sebagai awalan. Servis bawah dapat

dilakukan dengan menggunakan kaki pagian dalam maupun punggung kaki.

2) Servis atas

Servis atas dilakukan dengan posisi kaki lebih tinggi dari badan. Servis atas

terdiri dari servis yang menggunakan kaki bagian dalam, servis dengan punggung

kaki, dan servis dengan menggunakan telapak kaki.

Gambar 2.7. Gerakan servis atas


Sumber: Iyakrus (2012:27)
26

c. Bentuk-bentuk teknik bertahan

Bertahan merupakan teknik yang sama pentingnya dengan teknik-teknik

lainnya. Berikut adalah macam-macam bentuk teknik bertahan menurut Iyakrus

(2012: 28-33) yaitu:

1) Blok

Blok atau menahan adalah salah satu dari beberapa cara gerak bertahan.

Blok yang baik dapat menahan bola smash dan kembali ke lapangan lawan.

Kegagalan blok berarti smash lawan berhasil dan bola akan mati di lapangan pihak

yang bertahan, yang berarti poin atau angka atau perpindahan servis, dan juga

sebaliknya. Blok dapat dilakukan dengan menggunakan tungkai kaki dan

punggung badan.

Gambar 2.8. Gerakan blok


Sumber: Iyakrus, (2012:30)

2) Heading

Heading atau menyundul bola dapat dilakukan dengan sikap berdiri

ditempat atau dengan melompat. Melompat itu sendiri dapat dilakukan tanpa atau

dengan awalan. Menyundul bola dapat digunakan untuk menahan bola,

mengumpan pada teman, dan melakukan seranga dengan kepala ke arah lapangan

lawan.
27

Gambar 2.9. Gerakan heading (menyundul)


Sumber: Iyakrus, (2012: 31)

3) Memaha

Memaha adalah memainkan bola dengan paha dalam usaha mengontrol

bola. Memaha dapat digunakan untuk menahan dan menerima serangan atau

melambungkan bola ke arah teman sebelum diserang ke pihak lawan.

Gambar 2.10. Gerakan memaha


Sumber: Iyakrus, (2012: 31)
28

4) Mendada

Mendada adalah memainkan bola dengan dada, mendada dapat digunakan

untuk mengontrol bola yang datang secara mendadak maupun melakukan serangan

tipuan kepada pihak lawan di depan net.

Gambar 2.11. Gerakan mendada


Sumber : Iyakrus (2012:32)

5) Membahu

Membahu adalah memainkan bola dengan badan antara batas lengan dan

leher, dalam usaha mempertahankan serangan dari pihak lawan. Membahu

digunakan untuk bertahan dari serangan lawan yang mendadak (tiba-tiba), dimana

pihak bertahan dalam keadaan terdesak dan dalam posisi yang kurang baik.

d. Smash
Agar dapat menghasilkan smash yang akurat dan tajam, awalan, tolakan,

sikap posisi badan saat melayang diatas dan sikap badan saat mendarat sangat

penting untuk diperhatikan pada saat berlatih. Smash dalam sepak takraw terdiri

dari beberapa macam bentuk, yaitu: smash gulung (salto), smash kedeng, smash

gunting, smash lurus dan smash telapak kaki.


29

Gambar 2.12. Gerakan smash


Sumber: Iyakrus (2012:33)

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa, dalam

melakukan permainan sepaktakraw ada beragam teknik-teknik dasar yang harus

dikuasai oleh seorang pemain. Adapun teknik dasar tersebut meliputi ; (1) teknik

sepakan (2) teknik servis (3) teknik bertahan , dan (4) teknik smash. Ragam teknik

dasar tersebut biasa digunakan dalam sebuah permainan. Namun pada hal ini

peneliti hanya membatasi pada teknik dasar bermain sepaktakraw yang dominan

dipakai dalam bermain, yaitu: sepakmula (servis), sepak sila, sepakkuda, heading,

dan smash.

6. Smash Kedeng Sepaktakraw

Menurut Pratama (2022) Smash kedeng merupakan teknik smash

terpenting dalam permainan sepaktakraw, untuk dapat melakukan smash kedeng

dengan baik dan benar harus paham serta menguasai teknik gerakan smash kedeng,

supaya memperoleh poin yang menentukan kemenangan dalam pertandingan.


30

Smash atau rejam dalam istilah Malaysia adalah gerak yang terpenting dan

merupakan gerak terakhir dari gerak kerja serangan. Menurut Zalfendi (2008

196:197) Teknik dasar melakukan smash sebagai berikut :

1) Saat awalan dimana awalan harus dilakukan cepat dengan cara melangkah

atau lari kecil menuju arah datangnya bola.

2) Saat tolakan yaitu tolakan harus memulai dengan bertumbu pada salah satu

kaki yang terlebih dahulu, kemudian segera diikuti gerakan merendahkan

badan dengan jalan menekuk lutut agak kebawah kemudian yolakan kaki

tumpu keaatas secara eksplosif dengan bantuan kedua lengan.

3) Saat badan melakukan smash setelah menolakan kai keatas secara eksplosif

dengan bantuan kedua lengan, badan berputar diikuti oleh kaki tumpu ditarik

diaatas untuk menjemput bola yang akan di smash.

4) Saat mendarat dimana setelah melakukan smash, kepala, nadan, dan tungkai

beroutar ke belakang badan dan mendarat dengan kedua kaki dalam keadaan

ngeper atau tidak kaku. Pada saat mendarat perlu juga diperhatikan

keseimbangan serta usahakan jangan sampai ada anggota tubuh menyentuh

net.

Sementara itu Dispora (2002:19) menjelaskan secara rinci cara melakukan

smash kedeng sebagai berikut :

a) Tolakan

Tolakan dimulai dengan tumpuan salah satu kaki terlebih dahulu kemudian

diikuti gerakan merendahkan badan dengan jalan menekuk lutut agak dalam
31

kebawah, kemudian tolakan kaki tumpu ke atas bagian secara eksplosif dengan

bantuan kedua tangan.

b) Sikap badan diatas (saat smash bola di atas)

Setelah melakuan tolakan dengan tumpuan salah satu kaki secara ekplosiv,

luruskan tungkai serta putar badan (pinggul, pinggang, dan bahu) kearah dalam

kemudian lakukan smash dengan menggunakan punggung kaki atau punggung

kaki bagian luar dibantu dengan putaran pinggul dan punggung.

c) Saat mendarat

Gerakan ikutan dimulai dari tungkai, punggung, bahu dan lengan secara

bersamaan berputar kearah luar kemudian tungkai ditarik kebawah dan mendarat

dengan kedua kaki dalam posisi punggung.

B. Kerangka Pikir

Keterampilan dasar sepaktakraw sangat diperlukan dalam bermain

sepaktakraw, baik keterampilan individu maupun keterampilan bermain secara

tim. Untuk dapat bermain sepaktakraw dengan baik, seseorang dituntut untuk

mempunyai kemampuan atau keterampilan bermain sepaktakraw yang baik.

Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan dasar bermain sepaktakraw,

meliputi menyepak dengan menggunakan bagian-bagian kaki, memainkan bola

dengan kepala, memainkan bola dengan dada (mendada), memainkan bola dengan

paha (memaha) dan memainkan bola dengan telapak kaki (menapak).

Kemampuan dasar di atas itu antara satu dengan yang lainnya merupakan

satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Tanpa menguasai kemampuan atau

keterampilan dasar akan dimiliki dengan baik apabila berlatih dengan baik dan
32

kontinyu. Namun tidak berarti bahwa prestasi sepaktakraw itu hanya ditentukan

oleh teknik dasar yang baik saja. Faktor-faktor lainpun banyak yang menunjang

peningkatan prestasi, seperti taktik dan mental dalam bermain. Dalam permainan

sepaktakraw smash adalah gerakan untuk dapat mendapatkan poin. Keterampilan

smash merupakan cara untuk membuat poin atau angka.

Pelaksanaan evaluasi dalam sebuah kegiatan perlu dilakukan guna

mengetahui seberapa bakat yang sudah di miliiki oleh atletnya. Hal ini sangatlah

berguna bagi pembina untuk menentukan tindakan yang harus dilakukan dengan

bertolak dari hasil evaluasi yang telah dilakukan. Tes kemampuan dasar bermain

sepaktakraw khususnya teknik dasar smash kedeng yang dilakukan terhadap atlet

SMA Negeri Keberbakatan Olahraga Sulawesi Selatan merupakan salah satu

upaya yang dilakukan pembina atau pelatih untuk mengetahui keterampilan

atletnya khususnya keterampilan smash kedeng dalam permainan sepaktakraw.

Dengan teridentifikasi dari tingkat kemampuan diharapkan dapat dijadikan cermin

bagi atlet, pembinaan dan pelatih selanjutnya agar dapat meningkatkan prestasi

atletnya.

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pernyataan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris

yang di peroleh dari pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat juga dapat
33

dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum

jawaban yang empirik (Sugiyono, 2021: 99).

Sehubungan uraian tersebut dengan pembahasan sebelumnya mengenai

landasan teori serta penyusunan kerangka berpikir, dikemukakan hipotesis

terhadap rumusan masalah yaitu: Keterampilan Smash Kedeng Pada Atlet SMA

Negeri Keberbakatan Olahraga Sulawesi Selatan pada kategori baik.


34

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitan

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan

utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif.

Menurut Notoatmodjo (2010;36) bahwa: “Penelitian ini dilakukan dengan menempuh

langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi, pengolahan/analisis data, membuat

kesimpulan dan menyusun laporan”. Sedangkan menurut Machfoedz (2007:7) bahwa:

“Penelitian deskriptif umumnya untuk mengetahui perkembangan dan frekuensi

sarana fisik tertentu misalnya fenomena sosial, yang hasilnya dicantumkan dalam

tabel-tabel frekuensi”.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Tempat penelitian atau tempat pelaksanaan dilaksanakan di SMA Negeri

Keberbakatan Olahraga Sulawesi Selatan.

2. Waktu penelitian atau pelaksanaan pengambilan data yaitu pada bulan Maret 2023.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang disusun

sedemikian rupa sehingga penelitian akan dapat memperoleh jawaban untuk

pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriprtif

tidak di maksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tatepi menggunakan “ apa

adanya “ tentang suatu variabel, kejala atau keadaan dan metode yang digunakan
35

dalam penelitian ini berusaha untuk keterampilan smash kedeng atlet SMA Negeri

Keberbakatan Olahraga Sulawesi Selatan.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2015:117) mengatakan bahwa: “Populasi adalah

generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya”. Sedangkan menurut Abdullah (2015:226) mengatakan

bahwa: “Populasi adalah kumpulan unit yang akan diteliti ciri-ciri (karakteristik), dan

apabila populasinya terlalu luas, maka peneliti harus mengambil sampel (bagian dari

populasi) itu untuk diteliti”.

Bertolak dari pengertian diatas, maka ditarik suatu makna bahwa seluruh obyek

yang memiliki karakteristik tertentu diistilahkan sebagai populasi. Jadi, yang menjadi

populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet SMA Negeri Keberbakatan Olahraga

Sulawesi Selatan berjumlah 25 orang.

2. Sampel

Menurut Damadi (2013:56) mengatakan bahwa: “Sampel adalah subyek

dinama pengukuran dilakukan, elemen-elemen populasi yang terpilih”. Sedangkan

Sugiyono (2015:118) bahwa: “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel adalah

sebagain individu yang diperoleh dari populasi, yang diharapkan dapat mewakili

terhadap seluruh populasi. Dengan demikian dalam penelitian ini menggunakan teknik
36

pengambilan sampel purposive sampling, yang dimana sampel ditentukan jenis

kelamin tertentu yaitu laki-laki dengan jumlah sampel 15 atlet.

E. Definisi Operasional Variabel

Menurut Sudarsyono, Gaguk Margono, Wardani Rahayu, (2013:20) variabel

penelitian pada dasaranya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, adapaun Sesuatu yang menjadi fokus untuk peneliti yaitu ketrampilan smash

kedeng atlet SMA Negeri Keberbakatan Olahraga Sulawesi Selatan. Jadi variabel

dalam penelitian ini yaitu variable tunggal keterampilan smash kedeng atlet SMA

Negeri Keberbakatan Olahraga Sulawesi Selatan.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

observasi/lembar penilaian. Menurut Sanjaya (2011: 84) Instrumen penelitian adalah

alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi penelitian.

Lembar penilaian berisikan pernyataan-pernyataan yang merupakan objek dari

pengamatan dan telah disediakan tabel penilaian untuk diisi dengan angka yang

diperoleh. Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah tes

keterampilan smash kedeng, Nurhasan (2000: 196-197).


37

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengetahui atau menyelidiki

tingkah laku non verbal yakni dengan menggunakan teknik observasi. Observasi

merupakan teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri yang spesifik bila

dibandingkan dengan teknik yang lain. Observasi juga tidak terbatas pada orang, tetapi

juga objek-objek alam yang lain Sugiyono (2021: 229). Jadi peneliti terlebih dahulu

melakukan obsevasi ke lapangan tepatnya di SMA Negeri Keberbakatan Olahraga

Sulawesi Selatan bahwa dalam permainan sepaktakraw para atlet yang melakukan

gerakan smash masih kurang tepat.

2. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu

(Sugiyono, 2021: 230). Setelah Observasi peneliti kemudian melakukan wawancara

ke pelatih mengenai keterampilan smash pada atlet sepaktakraw SMA Negeri

Keberbakatan Olahraga Sulawesi.

3. Tes/ Pengambilan Nilai

Menurut Mulyatiningsih (2011: 25) tes merupakan metode pengumpulan data

penelitian yang berfungsih untuk mengukur kemampuan seseorang. Tes yang

digunakan pada penelitian ini adalah tes keterampilan smash kedeng, Nurhasan (2000:

196-197).
38

Tes keterampilan smash sepaktakraw

1. Tujuan : untuk mengukur keterampilan smash sepaktakraw

2. Alat/fasilitas :

a. Lapangan bermain sepaktakraw

b. Beberapa buah bola takraw

c. Petugas pelaksana

d. Pencatat dan penghitung nilai

3. Pelaksanaan tes :

a. Subjek mengambil tempat di depan net dan siap melakukan smash.

b. Bola dilambungkan kea rah subyek berdasarkan ketinggian yang dikehendaki,

biasanya setinggi tiga meter di udara dekat net.

c. Subyek akan melompat dan melakukan smash melewati atas net ke lapangan

lawan.

d. Setiap subyek diberi kesempatan melakukan smash sebanyak delapan kali

4. Cara menskor :

a. Skor diambil dari skor yang terdapat di daerah sasaran dimana bola jatuh

b. Jika bola jatuh tepat pada garis yang membatasi dua petak sasaran maka skor

yang dicatat adalah angka yang tertinggi.

c. Skor keseluruhan diperoleh dengan cara menjumlahkan skor sasaran dari

delapan kesempatan melakukan smash.

d. Hasil yang diperoleh dijadikan sebagai data penelitian


39

Gambar 3.1. Lapangan smash sepaktakraw


Sumber: Nurhasan (2000:196-197)

H. Teknik Analisis Data

Alat yang digunakan dalam penelitian ini sudah di kalibrasi dan alat tersebut

layak digunakan untuk penelitian. Analisis data atau penggolongan data merupakan

satu langkah penting dalam penelitian. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif

yang bertujuan untuk memberikan gambaran realita yang ada tentang keterampilan

smash kedeng sepaktakraw. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik

deskriptif yaitu untuk mengumpulkan data, menyajikan data dan menentukan nilai.

Selanjutnya dipakai pada pembahasan permasalahan dengan mengacu pada standar

keterampilan smash kedeng permainan sepaktakraw yang sudah ditentukan.

Data-data yang diperoleh tiap-tiap item tes merupakan data kasar dari hasil

tiap butir yang dicapai siswa. Selanjutnya hasil tersebut diubah menjadi nilai dengan

mengkonsultasikan data dari tiap-tiap item tes yang telah dicapai siswa dengan

kategori yang sudah ditentukan, pengkategorian dikelompokkan menjadi 5 kategori.

Kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut:


40

Tabel 3.1 Rumus Kategori


Kategori Rumus
Baik Sekali M + 1,5 SD ≤ X
Baik M + 0,5 SD ≤ X < M + 1,5 SD
Cukup M – 0,5 SD ≤ X <M + 0,5 SD
Kurang M – 1,5 SD ≤ X < M – 0,5 SD
Kurang Sekali X < M – 1,5 SD
Sumber: Anas Sudijono(2011: 175)

Setelah data dikelompokkan dalam kategori, kemudian mencari persentase

masing-masing data dengan rumus persentase. Menurut Arikunto (2011: 33) rumus

persentase yang digunakan adalah:

P= x 100%

Keterangan:

P : persentase yang dicari

F : frekuensi

N : jumlah responden

Guna menggambarkan seberapa besar keterampilan smash kedeng SMA

Negeri Keberbakatan Olahraga Sulawesi Selatan.


41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuai analisis keterampilan smash

kedeng pada atlet sepaktakraw SMA Negeri Keberbakatan Olahraga Sulawesi Selatan.

Hasil penelitian ini dimaksudkan untuk menggambarkan data, yaitu analisis

keterampilan smash kedeng pada atlet sepaktakraw SMA Negeri Keberbakatan

Olahraga Sulawesi Selatan. Analisis keterampilan smash kedeng pada atlet

sepaktakraw SMA Negeri Keberbakatan Olahraga Sulawesi Selatan diukur

menggunakan tes smash kedeng permainan sepaktakraw. Analisis data penelitian

menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif dangan persentase dalam bentuk

distribusi frekuensi menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 20.0 for

windows dan disajikan dalam bentuk histogram.

1. Analisis Deskriptif Data Keterampilan Smash Sepaktakraw

Hasil analisis statistik deskriptif keterampilan smash kedeng pada atlet

sepaktakraw SMA Negeri Keberbakatan Olahraga Sulawesi Selatan, data deskriptif

kemampuan smash atlet didapat skor terendah (minimum) sebesar 10 poin, skor

tertinggi (maksimum) sebesar 20 poin, rerata (mean) sebesar 14.33 poin, nilai tengah

(median) sebesar 14.00 poin, nilai yang sering muncul (mode) sebesar 12 poin, standar

deviasi (SD) sebesar 2.498 poin. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
42

Tabel 4.1. Deskriptif Statistik Analisis keterampilan smash kedeng pada atlet
sepaktakraw SMA Negeri Keberbakatan Olahraga Sulawesi Selatan
Statistic Kemampuan smash sepaktakraw
N 15
Mean 14.33
Median 14.00
Mode 12
Std, Deviation 2.498
Minimum 10
Maksimum 22

2. Interpretasi Data Hasil Penelitian

Apabila ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi, analisis keterampilan

smash kedeng pada atlet sepaktakraw SMA Negeri Keberbakatan Olahraga Sulawesi

Selatan menggunakan rumus berikut:

Tabel 4.2. Tabel Lima Batas Norma (Anas sudjono, 2009: 453).
No Interval Kategori
1. X > M + 1,5 SD Sangat Baik
2. M + 0,5 SD < X ≤ M + 1,5 SD Baik
3. M - 0,5 SD < X ≤ M + 0,5 SD Sedang
4. M - 1,5 SD < X ≤ M - 0,5 SD Kurang
5. X ≤ M - 1,5 SD Sangat Kurang

Dari hasil tes dan pengukuran maka dapat dikategorikan keterampilan smash

kedeng pada atlet sepaktakraw SMA Negeri Keberbakatan Olahraga Sulawesi Selatan.

Apabila ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi, analisis keterampilan smash

kedeng pada atlet sepaktakraw SMA Negeri Keberbakatan Olahraga Sulawesi Selatan

dapat disajikan pada tabel sebagai berikut:


43

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Analisis Keterampilan Smash Kedeng


No Interval Frekuensi Kategori Persentase
1 10.08 > X 1 Sangat Baik 6%
2 15.58 < X ≤ 18.08 6 Baik 40%
3 13.08 < X ≤ 15.58 4 Sedang 27%
4 10.58 < X ≤ 13.08 4 Kurang 27%
5 X ≤ 10.58 0 Sangat Kurang 0%
Jumlah 15 100%

Berdasarkan distribusi frekuensi pada tabel 4.2 tersebut di atas, keterampilan

smash kedeng pada atlet sepaktakraw SMA Negeri Keberbakatan Olahraga Sulawesi

Selatan dapat disajikan pada gambar 4.1 sebagai berikut:

Keterampilan Smash Kedeng


40%
35%
30%
25%
20% 40%

15% 27% 27%


10%
5% 6% 0%
0%
Sangat Baik Baik Sedang Kurang Sangat
Kurang

Gambar 4.1. Diagram Keterampilan smash kedeng pada atlet sepaktakraw SMA
Negeri Keberbakatan Olahraga Sulawesi Selatan

Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar 4.1 di atas, menunjukkan bahwa

keterampilan smash kedeng pada atlet sepaktakraw SMA Negeri Keberbakatan

Olahraga Sulawesi Selatan berada pada kategori "sangat kurang" sebesar 0% (0 atlet),

kategori "kurang" sebesar 27% (4 atlet), kategori "sedang" sebesar 27% (4 atlet),
44

kategori "baik" sebesar 40% (6 atlet), dan kategori "sangat baik" sebesar 6% (1 atlet).

Berdasarkan nilai rata-rata yaitu 14.33, keterampilan smash kedeng pada atlet

sepaktakraw SMA Negeri Keberbakatan Olahraga Sulawesi Selatan masuk dalam

kategori sedang.

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterampilan smash kedeng pada

atlet sepaktakraw SMA Negeri Keberbakatan Olahraga Sulawesi Selatan, berdasarkan

hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis keterampilan smash kedeng pada atlet

sepaktakraw SMA Negeri Keberbakatan Olahraga Sulawesi Selatan berada pada

kategori sedang.

Dari hasil penelitian tingkat keterampilan smash kedeng pada atlet

sepaktakraw SMA Negeri Keberbakatan Olahraga Sulawesi Selatan yang

menggunakan tes smash kedeng pada permainan sepaktakraw, diperoleh suatu data

hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat katerampilan smash kedeng antara

satu atlet dengan atlet lain tentunya berbeda. Data hasil penelitian keterampilan atlet

yang telah melakukan tes smash kedeng kemudian dikonversikan menurut norma

pengklasifikasian tes smash kedeng diketahui bahwa:

1. Terdapat 1 atlet sepaktakraw SMA Negeri Keberbakatan Olahraga yang

berkategori baik sekali, atlet yang berkategori baik sekali menunjukan bahwa

keterampilan smash adalah baik sekali dalam mengikuti latihan sangat serius dan

tingkat kesiapan psikis ataupun mental dari atlet sepaktakraw SMA Negeri

Keberbakatan Olahraga sudah siap untuk mengikuti proses latihan kemampuan

smash permainan sepaktakraw. Selain itu atlet sepaktakraw SMA Negeri


45

Keberbakatan Olahraga tersebut selalu mewakili perkumpulan dan daerahnya

dalam kejuaraan antar atlet dan klub. Atlet sepaktakraw SMA Negeri

Keberbakatan Olahraga juga mimiliki pengetahuan dan memahami teknik smash

yang baik dan benar, terutama pada sikap awalan, perkenaan dan gerakan lanjutan.

Pada sikap awalan posisi badannya rendah, kakinya ditekuk, dan rileks. Pada sikap

perkenaan, atlet saat melakukan smash perkenaan bola tepat, sehingga hasil

passing yang dilakukan sangat baik.

2. Terdapat 6 atlet sepaktakraw SMA Negeri Keberbakatan Olahraga yang

berkategori baik, atlet yang berkategori baik menunjukan bahwa keterampilan

smash adalah baik dalam mengikuti latihan serius dan tingkat kesiapan psikis

ataupun mental dari atlet sepaktakraw SMA Negeri Keberbakatan Olahraga sudah

siap untuk mengikuti proses latihan kemampuan smash permainan sepaktakraw.

Selain itu atlet sepaktakraw SMA Negeri Keberbakatan Olahraga tersebut selalu

mewakili kampus dan daerahnya dalam kejuaraan antar atlet dan klub. Atlet

sepaktakraw SMA Negeri Keberbakatan Olahraga juga mimiliki pengetahuan dan

memahami teknik smash yang baik dan benar, terutama pada sikap awalan,

perkenaan dan gerakan lanjutan. Pada sikap awalan posisi badannya rendah,

kakinya ditekuk, dan rileks. Pada sikap perkenaan, atlet saat melakukan smash

perkenaan bola tepat, sehingga hasil passing yang dilakukan sangat baik.

3. Terdapat 4 atlet sepaktakraw SMA Negeri Keberbakatan Olahraga yang

berkategori sedang, atlet yang berkategori sedang menunjukan bahwa

keterampilan smash yakni sedang dalam mengikuti program latihan dan tingkat

kesiapan psikis ataupun mental dari atlet sudah siap untuk mengikuti proses latihan

smash permainan sepaktakraw. Selain itu siswa mengetahui teknik smash yang
46

baik dan benar, terutama pada sikap awalan, perkenaan dan gerakan lanjutan. Pada

sikap awalan posisi badan rendah, kaki ditekuk, dan rileks. Pada sikap perkenaan

kebanyakan perkenaan bola tepat, sehingga hasil passing yang dilakukan baik.

Atlet sepaktakraw SMA Negeri Keberbakatan Olahraga tersebut juga selalu

mewakili perkumpulanya dalam kejuaraan antar atlet dan klub.

4. Terdapat 4 atlet sepaktakraw SMA Negeri Keberbakatan Olahraga yang

berkategori kurang, atlet yang berkategori rendah menunjukan bahwa tingkat

keterampilan smash adalah kurang dalam mengikuti latihan terlihat dari kurangnya

percaya diri, emosi, motivasi dan tentunya tingkat keterampilannya yang masih

kurang, karena kurang waktu latihan permainan sepaktakraw sehingga

keterampilan dan pengetahuan tentang tahapan smash kurang baik. Selain itu atlet

kurang mengetahui teknik smash yang baik dan benar, terutama pada sikap awalan,

perkenaan dan gerakan lanjutan.

5. Tidak terdapat atlet sepaktakraw SMA Negeri Keberbakatan Olahraga yang

berkategori kurang sekali, atlet yang menjadi sampel yaitu atlet yang menunjukan

keterampilan smash rata-rata cukup baik dalam mengikuti latihan juga serius dan

tingkat kesiapan psikis ataupun mental dari siswa siap untuk mengikuti proses

latihan smash permainan sepaktakraw. Selain itu atlet telah mengetahui teknik

smash yang baik dan benar, terutama pada sikap awalan, perkenaan dan gerakan

lanjutan.

Faktor yang berpengaruh saat siswa melakukan tes kemampuan smash dengan

hasil “sedang” adalah kurangnya percaya diri, emosi, motivasi dan tentunya tingkat

keterampilannya yang masih cukup baik, karena materi latihan permainan

sepaktakraw pada Atlet sepaktakraw SMA Negeri Keberbakatan Olahraga yang hanya
47

dilaksanakan dua kali pertemuan sehingga kurangnya latihan yang berulang-ulang

dalam melakukan teknik smash. Untuk dapat menguasai teknik smash dengan baik

dalam permainan sepaktakraw memang dibutuhkan beberapa faktor pendukung

lainnya. Yaitu faktor latihan, faktor fasilitas latihan, dan faktor kemauan yang tinggi

untuk bisa melakukan gerakan smash dengan baik.

Smash kedeng dalam sepaktakraw merupakan aspek penting dalam

permainan sepaktakraw, yaitu kemampuan keterampilan khusus. Dalam latihan

keterampilan smash kedeng dalam permainan sepaktakraw, hal terpenting adalah

membiasakan siswa agar dapat melakukan smash pada situasi bermain sepaktakraw

sesungguhnya. Latihan dengan berpariasi mempunyai maksud untuk memberikan

pembelajaran keterampilan teknik dalam situasi permainan sesungguhnya sehingga

seorang pemain dapat meningkatkan ketrampilan smash kedeng. Dengan latihan

bervariasi, mempermudah siswa dalam melakukan smash kedeng karena bola

dismash tidak menetap posisinya sehingga setiap individu bisa menentukan

ketinggian dan letak bola sesuai dengan kemampuannya, koordinasi antara indera

penglihat dan indera gerak yang didukung oleh posisi badan yang memungkinkan

maka dapat menghasilkan koordinasi yang baik antara keduanya, Seorang pemain

dapat menentukan ketepatan antara perkenaan bagian kaki dengan bola pada saat

melakukan smash, dapat memotivasi jangkauan pukulan yang lebih tinggi,

memberikan kesenangan dalam aktivitas latihan dan dapat meningkatkan

keterampilan teknik.

Senada yang diungkapkan oleh Iyakrus (2012:35) smash kedeng dimulai

dengan tumpuan salah satu kaki terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan gerakan

merendahkan badan dengan jalan menekuk lutut agak kebawah, kemudian tolakan
48

kaki tumpu ke atas bagian dalam secara eksplosif dengan bantuan kedua lengan

diikuti putaran badan kearah dalam, kemudian punggung kaki atau punggung kaki

bagian luar, dibantu dengan putaran pinggul dan punggung.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa smash kedeng dilakukan dengan

benar, dapat menghasilkan pukulan yang keras dibandingkan dengan smash yang

lainya, yang semuanya bertujuan untuk membuat angka atau poin. Untuk pencapaian

hasil maksimal maka latihan sebagai suatu proses penyempurnaan kemampuan dari

seorang dalam cabang olahraga tertentu dan berlangsung dalam periode yang lama

dengan memperhatikan faktor yang dapat mempengaruhi hasil latihan seperti

program latihan yang telah direncanakan, medekatan ilmiah dan pedagogis serta

unsur unsur lain yang dapat mempengaruhi hasil dari latihan seperti metode latihan,

standar latihan, aturan latihan sehingga tercapai standar penampilan tertinggi sesuai

dengan waktu yang ditentukan dengan tujuan mencapai puncak prestasi.


49

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa; keterampilan smash kedeng pada atlet sepaktakraw SMA Negeri

Keberbakatan Olahraga Sulawesi Selatan berada pada kategori sedang.

B. Saran

Berdasarkan penelitian tentang tingkat kemampuan pukulan smash, peneliti

berusaha memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Pelatih sepaktakraw hendaknya memperhatikan teknik smash sepaktakraw atlet

karena teknik smash sangat penting dalam bermain sepaktakraw dan menambah

motode latihan lain yang mendukung dalam mengembangkan teknik smash

sepaktakraw.

2. Bagi atlet agar memperhatikan dengan baik teknik smash melalui youtube dan

media yang ditampilkan oleh pelatih, terutama pada saat diberikan instruksi oleh

pelatih dalam melakukan smash sepaktakraw.

3. Peneliti lainnya diharapkan dapat memanfaatkan penelitian ini sebagai bahan

acuan dalam melaksanakan penelitian berikutnya dan dapat memaksimalkan

peningkatan pembelajaran kemampuan smash pada siswa.


50

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ma’ruf. 2015. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Sleman Yogyakarta:


Aswaja Presindo

Anas Sudijono. (2009). Pengantar Statistik Pendidikan.Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Budd Richard, A. (1967). Content Analysis of Communication. New York: The Mac
Millan Company.

Darwis Ratinus dan Basa Penghulu. 1992. Olahraga Pilihan Sepaktakraw. Jakarta:
Depdikbud.

Darmadi, Hamid. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta.

Hanafi Moh, Hakim Abdul Aziz dan Bulgini Arif. 2020. Pengaruh Model Permainan
Target Terhadap Akurasi Mengumpan Dalam Permainan Sepak Takraw. JSES
: Journal of Sport and Exercise Science, 3, (1),23 – 29

Iyakrus. 2012. Permainan Sepaktakraw. Palembang: Unsri Press

Kusyanto Yanto. 1996. Penuntun Belajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 3.


Berdasarkan Kurikulum SMU 1994. Untuk SMU Kelas III Caturwulan 1,2 dan
3. Bandung: GANECA EXACT BANDUNG

Liestyanto Arief Nugroho. (2015). Tingkat Keterampilan Dasar Bermain Sepaktakraw


Siswa Peserta Ekstrakurikuler Sepaktakraw di SD Negeri 1 Bejiruyung
Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen. Skripsi. Fakultas Ilmu Keolahragan
Universitas Negeri Yogyakarta.

Machfoedz. 2007. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan dan.


Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.

Ma’mum Amung dan Yudha M. Saputra. 2009. Perkembangan Gerak dan Belajar
Gerak. Jakarta: Depdikbud.

Nurhasan. 2000. Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. UPI: Fakultas


Pendidikan Olahraga dan Kesehatan.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Pratama, N. R. (2022). Analisis Gerak Smash Kedeng pada Atlet Putra Sepaktakraw
Club PSTI Kabupaten Demak Tahun 2021. Unnes Journal of Sport
Sciences, 6(1), 9-16.
51

Rahayu, W. Sudaryono, dan Gaguk Margono. 2013. Pengembangan Instrumen


Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudirman. 2015. Perbandingan Latihan Smash Antara Bola Dilambung Sendiri dengan
Bola Dilambung Teman Terhadap Kemampuan Smash Kedeng Dalam Sepak
Takraw Siswa SDN 57/X Kampung Laut Kecamatan Kuala Jambi Kabupaten
Tanjung Jabung Timur. Jurnal Cerdas Sifa. 1 (1) 89 – 101

Sudrajat Prawirasaputra. 1999. Sepak Takraw. Jakarta: Depdikbud.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfanbeta

Suyanta. 2015. Tingkat Kemampuan Teknik Dasar Bagi Peserta Putra Pada
Ekstrakurikuler Sepaktakraw Di SD Muhammadiyah Degan Kabupaten Kulon
Progo Tahun 2014/2015. Skripsi. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Negeri Yogyakarta.

Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Rineke Cipta.

Thamrin M. Husni dan Yudanto. 2006. Tingkat Keterampilan Bermain Sepaktakraw


Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.
Laporan Penelitian. UNY.

Ucup Yusup. 2004. Paparan Kuliah Sepaktakraw. Semarang: UPT percetakan dan
penerbitan UNNES PRESS

Universitas Negeri Makassar. (2019). Penulisan Tugas Akhir. Makassar: Universitas


Negeri Makassar.

Wimmer, Roger D. & R. Josep Dominick. 2000. Mass Media Reasearch, Sixth Edition.
New York: Wadsworth Publishing Company.

Zalfendi, 2009. Permainan Sepak Takraw. Padang: Sukabina Press.

Sugiyono. 2021. Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R&D. Alfabeta :


Bandung.
52

Lampiran
53

Lampiran A. Persuratan
A. 1. Surat keterengan lulus seminar
54

A.2 Surat bimbingan skripsi


55

A.3. Surat Penelitian Tugas Akhir


56

A.4 Balasan Surat Izin Penelitian


57

A.5 Surat tugas / izin


58

A.6 Surat telah melaksanakan penelitian


59

A.7 Surat bebas Pustaka UNM


60

A.8 Surat bebas Pustaka FIK UNM


61

A.9 Surat bebas peralatan


62

A.10 Surat bebas laboratorium


63

Lampiran B. Perangkat dan Instrumen Tes


Instrumen penelitian menurut Sugiyono (2007: 97) adalah alat ukur yang

digunakan untuk mengukur variabel penelitian yang diamati. Instrumen diperlukan

agar pekerjaan yang dilakukan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih

cermat, lengkap, dan sistematis sehingga data lebih mudah diolah. Instrumen yang

digunakan adalah lembar observasi. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 116),

observasi adalah metode pengumpulan data di mana peneliti mencatat informasi

sebagaimana yang disaksikan selama penelitian. Penyaksian terhadap peristiwa-

peristiwa itu bisa dengan melihat, mendengarkan, merasakan yang kemudian dicatat

subjektif mungkin. Intrumen tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan smash

sepaktakraw yaitu:

Tes keterampilan smash sepaktakraw

1. Tujuan: untuk mengukur keterampilan smash sepaktakraw

2. Alat/fasilitas:

a. Lapangan bermain sepaktakraw

b. Beberapa buah bola takraw

c. Petugas pelaksana

d. Pencatat dan penghitung nilai

3. Pelaksanaan tes:

a. Subjek mengambil tempat di depan net dan siap melakukan smash.

b. Bola dilambungkan kea rah subyek berdasarkan ketinggian yang dikehendaki,

biasanya setinggi tiga meter di udara dekat net.

c. Subyek akan melompat dan melakukan smash melewati atas net ke lapangan

lawan.
64

d. Setiap subyek diberi kesempatan melakukan smash sebanyak delapan kali

4. Cara menskor:

a. Skor diambil dari skor yang terdapat di daerah sasaran dimana bola jatuh

b. Jika bola jatuh tepat pada garis yang membatasi dua petak sasaran maka skor

yang dicatat adalah angka yang tertinggi.

c. Skor keseluruhan diperoleh dengan cara menjumlahkan skor sasaran dari

delapan kesempatan melakukan smash.

d. Hasil yang diperoleh dijadikan sebagai data penelitian

Gambar 3.2. Lapangan smash sepaktakraw


Sumber: Nurhasan (2000:196-197)
65

Lampiran C. 1 Data Penelitian dan Analisis Data


Data Skor Tes Smash Kedeng Permainan Sepaktakraw
Keterampilan Smash Skor Tes
No. Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8
1 SULFIKAR 2 3 2 0 3 2 3 2 17
2 AGIL 0 3 2 2 0 3 3 3 16
3 PUTRA 2 0 2 3 2 1 0 2 12
4 WAWAN 2 0 2 3 2 3 3 0 15
5 IRGI 2 1 0 4 2 3 2 2 16
6 NEDI 3 3 4 0 2 4 4 0 20
7 ENDAN 2 0 3 3 3 0 2 3 16
8 APRISAL 1 2 3 1 1 2 2 0 12
9 RESKI 3 1 0 2 1 3 2 1 13
10 ALDI 1 1 2 0 3 1 2 0 10
11 MUTTI 2 2 0 2 2 3 0 2 13
12 ALIF 2 1 2 2 3 2 1 2 15
13 LUKMAN 2 0 2 2 2 3 3 0 14
14 ILHAM 3 1 1 2 1 1 3 0 12
15 SATRIO 3 2 0 2 3 0 2 2 14
66

Hasil Analisis Data

Descriptives

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Keterampilan Smash
15 10 20 14.33 2.498
Kedeng

Valid N (listwise) 15

Frequencies

Statistics

Keterampilan Smash Kedeng

N Valid 15

Missing 0

Mean 14.33

Median 14.00

Mode 12a

Std. Deviation 2.498

Variance 6.238

Range 10

Minimum 10

Maximum 20

Sum 215

a. Multiple modes exist. The smallest value is


shown
67

Frequency Table

Keterampilan Smash Kedeng

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 10 1 6.7 6.7 6.7

12 3 20.0 20.0 26.7

13 2 13.3 13.3 40.0

14 2 13.3 13.3 53.3

15 2 13.3 13.3 66.7

16 3 20.0 20.0 86.7

17 1 6.7 6.7 93.3

20 1 6.7 6.7 100.0

Total 15 100.0 100.0


68

Histogram
69

Lampiran D. Dokumentasi

Arahan Dosen pembimbing / Pelatih sebelum Pelaksanaan Tes

Pemanasan Dipimpin oleh Peneliti Sebelum Pelaksanaan Tes


70

Pemanasan Dipimpin oleh Peneliti Sebelum Pelaksanaan Tes

Tes Keterampilan Smash Kedeng Atlet Sepaktakraw SMAN Keberbakatan Olahraga


Sulawesi Selatan
71

Tes Keterampilan Smash Kedeng Atlet Sepaktakraw SMAN Keberbakatan Olahraga


Sulawesi Selatan

Foto Bersama dengan Pelatih dan Atlet Sepaktakraw SMAN Keberbakatan Olahraga
Sulawesi Selatan
72

Lampiran E. Daftar Riwayat Hidup

FEBRYANTI, Lahir di Selayar pada tanggal 01 Februari


2002, merupakan anak ke tujuh dari Sembilan bersaudara, dari
pasangan suami istri Jawiri dan Denri. Penulis memulai
pendidikan pada tahun 2007 di jenjang sekolah dasar di SD
Negeri Parak 20, Desa Parak Kec. Bontomanai, Kab. Kep.
Selayar, dan tamat pada tahun 2013. Pada tahun yang sama
penulis melanjutkan pendidikan ke bangku SMP pada tahun
2013 di SMP Negeri 2 Benteng, Kecamatan Benteng,
Kab.Kep. Selayar, dan tamat pada tahun 2016. Pada tahun
yang sama penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri Keberbakatan Olahraga
Sulawesi Selatan Jl. Pajjaiang, Sudiang Raya Kec. Biringkanaya Makassar tahun 2016,
dan tamat pada tahun 2019. Pada tahun 2019 penulis melanjutkan pendidikan di
Perguruan Tinggi di Universitas Negeri Makassar (UNM) Pada program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi melalui Jalur SNMPTN. Adapun raihan
prestasi penulis dalam cabang olahraga sepaktakraw, KEJURNAS PPLP 2017
Sulawesi Selatan medali perak nomor regu, POPNAS 2017 Jawa Tengah medali
perunggu nomor regu dan medali perunggu nomor double event, KEJURNAS 2018
Sumatra Barat medali perunggu nomor regu, KEJURNAS 2019 Sulawesi Barat medali
perak nomor regu dan medali perunggu nomor double event, PRA PON 2019 Sulawesi
Selatan medali emas nomor double event tim, POMNAS 2019 Jakarta medali emas
nomor regu, PON 2021 Papua medali perunggu nomor double event tim, King’S Cup
2022 Thailand medali perunggu nomor tim regu dan medali perunggu nomor kuadrant,
POMNAS 2022 Sumatra Barat medali perunggu nomor kuadrant dan medali perunggu
nomor regu.

Anda mungkin juga menyukai