Anda di halaman 1dari 16

KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BULU TANGKIS


SMAN 1 GARAWANGI TERHADAP KECEKATAN SISWA
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas bahasa Indonesia dari
Bu Teti Yulianti S.Pd.

Disusun oleh

1. Eja Siti Zahra


2. Elsa Sonia Nur Azizah
3. Dila Fadilatullael
4. Faiz Maulana Ramdan
5. Imelda Bunga Revina

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 GARAWANGI
Jl.Raya Garawangi No.34 Telp.(0232) 874244
Website : sman1garawangi.sch.id E-mail : sman1garawangi@gmail.com
KABUPATEN KUNINGAN 45571
Tahun Ajaran 2021/2022
Pendahuluan

1.1 Latar belakang

Olahraga merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian secara nasional di Indonesia,
terutama dalam meningkatkan kualitas manusia yang menjunjung tinggi nilai sportifitas.
Pembinaan dan pengembangan olahraga merupakan usaha untuk meningkatkan kualitas manusia
yang ditunjukan kepada kesehatan jasmani dan rohani seluruh masyarakat Indonesia. Salah satu
tujuan dan pengembangan olahraga Indonesia adalah untuk meningkatkan prestasi olahraga.
Salah satu diantaranya adalah olahraga bulutangkis. Dan kecepatan dan cekatan di butuhkan
dalam olahraga bulutangkis ini.

Permainan ini terdiri dari dua kata, yaitu bulu dan tangkis. Secara harfiah, olahraga ini bisa
diartikan sebagai permainan yang dilakukan dengan cara menangkis bola bulu menggunakan
raket. Bolanya sendiri merujuk pada kok yang memang terbuat dari bulu-bulu hewan unggas.
Bulu tangkis harus dimainkan oleh sedikitnya dua orang. Tujuan dari permainan ini adalah
memukul kok hingga bisa melayang melewati net, kemudian jatuh ke lantai di area lawan agar
terhitung sebagai poin.

Sheppard (2006), mendefinisikan kelincahan sebagai kemampuan untuk bergerak merubah


arah secara cepat dan akurat. Selain cepat dan akurat, kelincahan didefiniskan sebagai
kemampuan untuk mempertahankan posisi kontrol tubuh saat mengubah arah selama
serangkaian gerakan. Kelincahan dalam bulutangkis dikaitkan dengan footwork yaitu
kemampuan atlit dalam bergerak dan berpindah tempat dalam mempertahankan kedudukan
shuttlecock, sehinga diperlukan adanya ketepatan dan kecepatan reaksi dalam merubah arah.
Proses kecepatan merubah arah dibutuhkan adanya power dari otot tungkai, dimana latihan yang
melibatkan lompatan yang berulang ulang dengan cepat secara langsung mampu merangsang
respon otot terhadap peningkatkan power otot tungkai. Sehingga, Miller (2006) merancang
bentuk latihan plyometric terprogram dalam membantu meningkatkan kelincahan melalui
peningkatan power otot tungkai.
1.2 Perumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana pengaruh kegiatan ekstrakurikuler bulu tangkis SMAN 1 Garawangi terhadap
penguasaan teknik permainan siswa SMAN 1 Garawangi

1.2.2 Bagaimana cara meningkatkan penguasaan teknik permainan bulu tangkis siswa SMA
Negeri 1 Garawangi?

1.2.3 Apa metode yang di pakai untuk meningkatkan penguasaan teknik bulu tangkis siswa
SMA Negeri 1 Garawangi?

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Mengidentifikasi pengaruh kegiatan ekstrakurikuler

bulutangkis

1.3.2 Untuk mengetahui cara meningkatkan kecekatan siswa SMA Negeri 1 Garawangi

1.3.3 Mendeskripsikan metode yang di pakai untuk meningkatkan kecekatan siswa SMA Negeri
1 Garawangi

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Bagi peneliti

peneliti mampu menerapkan media yang sesuai dalam materi pembelajaran tertentu. Serta
peneliti mempunyai pengetahuan dan wawasan mengenai materi dan

media pembelajaran yang sesuai.

1.4.2 Bagi siswa

Bagi siswa, hasil penelitian diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan hasil latihan siswa SMA Negeri 1 Garawangi

1.4.3 Bagi sekolah

Bagi sekolah, hasil dari penelitian penerapan teknik kecekatan ini di harapkan memberikan
referensi dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan proses belajar mengajar

yang dilakukan oleh guru. Serta sekolah dapat mendukung guru untuk menciptakan media yang
lebih bervariasi lagi.
BAB II

Landasan teori

1. Hakikat Bulutangkis Menurut Jhonson (1984: 5) permainan bulutangkis adalah salah satu
jenis olahraga yang tidak banyak jumlahnya, yang dapat dimainkan oleh regu-regu campuran
pria dan wanita dalam pertandingan daerah dan nasional. Mengenai tujuan dan cara bermainnya
menyerupai tennis, keduanya menggunakan lapangan yang berbentuk empat persegi panjang dan
raket untuk memukul suatu benda yang dimainkan.

Menurut Tony Grice (1996: 1), bulutangkis merupakan salah satuolahraga yang terkenal di
dunia. Olahraga ini menarik minat berbagai kelompok umur, berbagai tingkat keterampilan, pria
maupun wanitamemainkan olahraga ini di dalam maupun di luar ruangan sebagai rekreasi juga
sebagai ajang persaingan. Bulutangkis merupakan cabang olahraga yang dimainkan dengan
menggunakan net, raket, dan shuttlecock dengan teknik pukulan yang bervariasi mulai dari yang
relatif lambat hingga sangat cepat disertai gerakan tipuan.Menurut Subardjah (1999: 13),
permainan bulutangkis merupakanpermainan yang bersifat individual yang dapat dilakukan
dengan cara satu orang melawan satu orang atau dua orang melawan dua orang.

Menurut Jhonson (1984: 5), bulutangkis atau badminton sebagai olahraga hiburan dan
pertandingan digemari tua muda di seluruh dunia. Dalam hal ini permainan bulutangkis
mempunyai tujuan bahwa seorang pemain berusaha agar lawan tidak dapat memukul shuttlecock
dan jatuhnya di dalam daerah permainannya sendiri.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwabulutangkis merupakan permainan


yang sangat digemari oleh masyarakat di seluruh dunia tanpa memandang umur, jenis kelamin
maupun status sosial. Dalam permainan bulutangkis terdapat pengelompokan umur sesuai
dengan kejuaraan yang dipertandingkan.

2. Hakikat latihan

a. Pengertian latihan

Menurut Suharno (1981: 1) Latihan adalah suatu prosesmempersiapkan fisik dan mental
anak latih secara sistematis untuk mencapai mutu prestasi yang optimal dengan diberikan beban
latihan yang teratur, terarah, meningkat dan berulang-ulang waktunya.

Dalam konteks yang sama Pate dkk. (Kasiyo, 1993: 317)menjelaskan bahwa latihan
dapat didefinisikan sebagai peran sertasistematis yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas
fungsional,fisik dan daya tahan latihan. Harsono (1988: 101) menegaskan bahwa training adalah
proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang dengan
kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya.

Dari berbagai pengertian diatas maka dapat disaring pengertianbahwa proses pengoptimalan
kualitas fungsional fisiologis danpsikologis olahragawan agar dapat meraih prestasi yang lebih
baik.
BAB III

Meteologi penelitian

3.1 Metode penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan metode untuk memecahkan masalah yang ingin diteliti.
Surakhmad (2004: 131) menjelaskan “Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk
mencapai suatu tujuan”. Metode penelitian merupakan suatu cara yang ilmiah dan teratur yang
digunakan dalam mendapatkan informasi atau data agar memudahkan untuk mencapai tujuan.
Metode penelitian memberikan gambaran kepada peneliti tentang langkah-langkah bagaimana
penelitian dilakukan sehingga masalah yang diteliti dapat dipecahkan.

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian evaluasi dan praktek

3.2 Teknik penelitian

Teknik penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Bogdan dan Taylor
mendefisinikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Menurut keduanya, pendekatan dengan metode kualitatif diarahkan pada latar dan individu
tersebut secara utuh (holistic)
BAB IV

Pembahasan

4.1.1

Kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis berpengaruh terhadap permainan bulutangkis siswa. Hal ini
dibuktikan dengan siswa yang hampir 100% menjawab paham dengan sangat baik semua teknik
yang diberikan oleh pelatih.

Beberapa siswa dapat memahami lebih dari 3 skill teknik dasar permainan bulutangkis yaitu
smash, servis, backhand. Yang akan diperluas dengan beberapa teknik permainan yang lainnya

4.1.2 hasil angket

1.
2.

3.
4.

5.
6.

7.
8.

9.
10.

4.1.2 Deskripsi angket

1. Dalam ekstrakurikuler permainan bulutangkis, responden yang sudah menguasai 1 teknik


sebanyak 1 orang atau 3,3% yang sudah menguasai 2 teknik sebanyak 20% dan yang sudah
menguasai 3 teknik sebanyak 23 orang atau 76,7 %

2. Responden yang teknik smash saat kok melambung tinggi sebanyak 25 orang atau 63,3%
responden yang menggunakan teknik smash saat posisi kok mendekati net sebanyak 5 orang atau
16,7% sedangkan responden yang menggunakan teknik smash ketika posisi kok hampir
mengenai lantai tidak ada yang memilih

3. Responden yang berpendapat bahwa teknik permainan bulutangkis lebih mudah sebanyak 19
orang atau 63,3% yang berpendapat bahwa beberapa lebih mudah sebanyak 10 orang atau 33,3%
sedangkan yang berpendapat tidak lebih mudah sebanyak 1 orang atau 3,3%

4. Responden yang paham semua teknik permainan bulutangkis dengan cukup baik sebanyak 10
orang atau 33,3% tidak ada responden yang tidak paham dengan teknik permainan bulutangkis
sedangkan responden yang paham dengan sangat baik sebanyak 20 orang atau 66,7%

5. Responden yang berpendapat akan kalah dalam permainan bila kita tidak mengetahui teknik
permainan bulutangkis sebanyak 3 orang atau 10% responden yang berpendapat kalah, menang
biasa saja sebanyak 4 orang atau 13,3% dan responden yang berpendapat permainan jadi
berantakan bila kita tidak mengetahui teknik permainan bulutangkis sebanyak 23 orang atau
76,7%

6. Responden yang merasa puas dengan teknik bulutangkis yang telah dikuasai sebanyak 21
orang atau 70% responden yang merasa kurang puas dengan teknik permainan yang dikuasai
sebanyak 4 orang atau 13,3% sedangkan responden yang merasa sangat puas sebanyak 5 orang
atau 16,7%

7. Responden yang memiliki keinginan untuk menjadi atlit bulutangkis kedepannya sebanyak 18
orang atau 60% responden yang melihat bagaimana kedepannya sebanyak 6 orang atau 20% dan
responden yang tidak memiliki keingan menjadi atlit bulutangkis sebanyak 6 orang atau 20%

8. Responden yang menjawab untuk melakukan smas sebanyak 2 orang atau 6,7% responden
yang menjawab servis sebanyak 22 orang atau 73,3% dan responden yang menjawab netting
sebanyak 6 orang atau 20%

9. Responden yang menggunakan teknik memegang raket dengan teknik forehand sebanyak 1
orang atau 3,3% responden yang menggunakan teknik inggris sebanyak 29 orang atau 96,7% dan
responden tidak ada yang menggunakan teknik backhand

10. Responden yang menjawab servis sebagai tekniik pukulan dalam pembuka bulutangkis
sebanyak 26 orang atau 86,7% responden yang menjawab smash sebanyak 1 orang atau 3,3%
sedangkan responden yang menjawab forehand sebanyak 3 orang atau 10%

4.2 Upaya untuk meningkatkan kemahiran skill teknik permainan bulutangkis melalui kegiatan
ekstrakurikuler bulutangkis

Menurut hasil peneliti yang telah melakukan wawancara dengan pembina. Adapun hasil peneliti
dalam wawancara tersebut adalah :

A. Sering berlatih beberapa teknik dasar permainan bulutangkis yaitu diantaranya :

1. Memegang Raket (Grip)

Grip bertujuan supaya siswa dapat bermain bulutangkis dengan benar. Hal ini menjadi sangat
penting untuk diketahui, karena merupakan salah satu teknik dasar bulu tangkis yang memiliki
peran besar terhadap pergerakan kok (shuttelcock). Jika pukulan terhadap kok bagus, maka
hasilnya juga akan sejalan dan begitupun sebaliknya.

2. Sikap atau Posisi Tubuh (Stance)


Sikap yang benar akan memudahkan gerakan dan kelihaian tubuh dalam bermain badminton.
Sikap atau posisi tubuh juga menentukan strategi permainan badminton siswa, baik itu sebagai
pemukul pertama maupun pemukul balasan.

3. Gerak Kaki (Footwork)

Gerakan kaki pun perlu untuk diatur, supaya pergerakan permainan bulutangkis siswa optimal.
Ada empat tips yang dapat kamu lakukan :

 Pertama, pastikan base atau starting point kamu, kemudian ingat.


 Kedua, mundurlah maksimal tiga langkah jika perlu mundur.
 Ketiga, bergerak ke kanan-kirilah maksimal satu langkah bila diperlukan.
 Keempat, kamu hanya boleh maju maksimal tiga langkah jika harus maju.

4. Servis (Serve)

Servis adalah teknik dasar yang juga tidak penting untuk dipelajari. Apalagi, gerakan servis
merupakan penanda bahwa permainan telah berlangsung. Terdapat dua servis yang dapat
dilakukan, yakni servis atas dan servis bawah.

5. Smash

Teknik ini merupakan pukulan serangan terkuat yang terdapat di dalam permainan bulu tangkis.
Seperti namanya, teknik ini benar-benar men-smash kok ke area target atau tubuh lawan. Di
samping itu, terdapat tiga tipe teknik smash yang dapat dilakukan, yakni forehand smash,
backhand smash, dan jumping smash.

4.3 Kriteria sikap mahir dalam bermain bulutangkis yaitu dapat melakukan servis dan smash dengan cara
yang benar

1. Anggota ekstrakurikuler bulutangkis siswa dapat menguasai beberapa teknik dasar permainan
bulutangkis

Penguasaan teknik dasar adalah bagian penting dalam olahraga bulu tangkis. Penguasaan teknik dasar
akan membantu seorang atlet bulu tangkis untuk membentuk kecepatan reaksi ketika melakoni sebuah
pertandingan.

Cara bermain yang benar sesuai aturan juga harus dipahami oleh pemain bulutangkis.

Teknik dasar yang dipergunakan dalam permainan bulutangkis adalah teknik memegang raket, servis,
mengembalikan servis, pukulan, gerakan kaki (footwork), dan sikap maupun posisi badan.

2. Siswa memahami dan dapat mempraktekkan dengan baik cara meng smash shuttlecock
Smash pada permainan bulutangkis adalah suatu pukulan yang keras dan tajam ke bawah mengarah ke
bidang lapangan lawan. Pukulan ini dapat dilakukan secara tepat apabila penerbangan shuttlecock berada
di depan atas kepala dan diarahkan dengan tukikan serta diterjunkan ke bawah secara keras dan tajam.

3. Siswa dapat melakukan servis dengan benar ke area lawan

Servis adalah pukulan pertama dalam bulu tangkis dan sangat penting untuk dipahami bagi setiap
pemainnya. Pukulan servis menjadi awal sebuah permainan bulu tangkis. Kegagalan dalam melakukan
servis akan menguntungkan tim lawan dengan memberikan satu poin untuk lawan.

BAB V

5.1 Simpulan

1. Anggota ekstrakurikuler bulutangkis dapat menguasai beberapa teknik dasar permainan


bulutangkis
2. Siswa memahami dan memperhatikan pelatih saat mempraktekkan materi smash
3. Dapat meng servis dengan benar ke area lawan
4. Dapat bermain bulutangkis 1:1

5.2 Rekomendasi/saran

Pihak sekolah lebih meningkatkan dukungan terhadap ekstrakurikuler bulutangkis dengan cara
memberikan sarana dan prasarana yang cukup, agar ada setidaknya 1 pemain yang bisa mewakili
ekstrakurikuler bulutangkis dalam perlombaan yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai