Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sepak takraw atau biasa disingkat “Takraw”, bisa disebut juga kick volley
ball (bola voli sepak) atau soccer volley ball (sepak bola voli) (Engel, 2010,
hlm.1). Olahraga ini pertama kali muncul sebagai olahraga yang menggunakan
jaring, secara resmi di Malaysia pada pertengahan tahun 1940-an, dan kemudian
menyebar ke seluruh dunia. Olahraga ini ibarat gabungan antara sepak bola dan
bola voli, yang dimainkan di lapangan seukuran lapangan bulutangkis oleh dua
tim yang terdiri dari tiga pemain di setiap timnya dengan sebuah jaring setinggi
lima kaki memisahkan kedua tim tersebut. Setiap tim memiliki kesempatan tiga
kali menyentuh bola, dengan menggunakan kaki, lutut, bahu atau kepala sebelum
menyeberangkan bola tersebut ke daerah lapangan permainan lawan. Sama seperti
dalam permainan bola voli, dalam sepak takraw juga terdapat servis, umpan,
umpan lambung, spike dan block, hanya saja tidak diperbolehkan menggunakan
tangan dan lengan.
Olahraga atau permainan sepak takraw merupakan salah satu jenis
permainan yang memuat berbagai bentuk keterampilan gerak yang tidak bisa
dicapai dengan mudah. Perlu tahapan yang harus dilalui agar keterampilan
bermain sepak takraw dapat dikuasai dengan baik, khususnya keterampilan dasar
sepak takraw seperti sepak sila, sepak kuda/kura, memaha dan heading yang
merupakan keterampilan yang paling dominan dalam bermain sepak takraw.
Mengajarkan keterampilan bermain sepak takraw tidak mudah apabila harus
sesuai dengan skenario (rancangan) pembelajaran yang sudah ada dan tujuan yang
akan dicapai, selain keterampilan geraknya yang cukup kompleks. Sepak takraw
secara umum merupakan cabang olahraga yang belum begitu berkembang di
masyarakat.
Sepak takraw baru merambah kepada masyarakat lapisan menengah
kebawah. Hal ini disebabkan permainan ini sulit untuk dilakukan dan dipelajari,
beresiko cedera atau sakit lebih besar, dan masih ada kelompok masyarakat yang
menganggap permainan sepak takraw sebagai olahraga yang kasar (Farkhan,

1
Astry Khairunnisa, 2016
PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAK TAKRAW PADA
SISWA SMP NEGERI 1 CONGGENG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2

2013). Walaupun demikian, perkembangan permainan sepak takraw terjadi sangat


pesat. Hal ini dapat dilihat mulai tahun 1983, seluruh daerah di Indonesia sudah
memiliki Pengurus Daerah (Pengda), Persatuan Sepak Takraw Seluruh Indonesia
(PSTI) diikuti oleh terbentuknya Pengurus Cabang (Pengcab) sepak takraw di
setiap daerah-daerah di Indonesia, tak terkecuali dengan kabupaten Sumedang.

Olahraga sepak takraw di daerah Sumedang memang tidak jauh berbeda


dengan perkembangan sepak takraw di daerah lainnya. Namun dengan berjalanya
waktu, olahraga sepak takraw di kabupaten Sumedang berkembang dengan sangat
pesat. Dilihat dari keberhasilan atlet-atlet dari kabupaten Sumedang meraih
prestasi yang membanggakan di setiap event kejuaraan. Pengurus kabupaten
Sumedang gencar melakukan pembinaan anak usia dini sebagai usaha dalam
mempertahankan prestasinya di bidang olahraga sepak takraw.
Daerah yang paling banyak memberikan kontribusi para atletnya untuk
memperkuat tim kabupaten Sumedang adalah kecamatan Conggeang. Salah satu
program pembinaan atlet agar kecamatan Conggeang dapat mempertahankan
kontribusinya sebagai daerah dimana atletnya paling banyak terpilih menjadi atlet
yang memperkuat tim kabupaten Sumedang yaitu dengan membentuk klub-klub
sepak takraw. Beberapa sekolah di kecamatan Conggeangpun ikut serta
mengembangkan olahraga sepak takraw melalui pembentukan kegiatan
ekstrakurikuler. Salah satunya adalah kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1
Conggeang.
Ekstrakurikuler menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002, hlm.291)
yaitu suatu kegiatan yang berada diluar program yang 10 tertulis didalam
kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa. Pembinaan siswa
sangatlah penting karena siswa diberikan pengarahan untuk mampu memunculkan
dan mengembangkan segala potensi serta kemampuan dengan menyalurkannya
secara tepat agar menjadi sebuah prestasi. Pada saat peneliti melakukan observasi
dalam kegiatan ekstrakulikuler SMP Negeri 1 Conggeang, peneliti melihat bahwa
kegiatan ekstrakurrikuler sepak takraw ini masih banyak siswa yang merasa
kesulitan dalam menguasai teknik dasarnya serta kurangnya koreksi kesalahan
gerak.

Astry Khairunnisa, 2016


PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAK TAKRAW PADA
SISWA SMP NEGERI 1 CONGGENG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pembina ekstrakurrikuler


sepak takraw masih banyak kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa ketika
bermain permainan sepak takraw diantaranya teknik dasar. Selain itu kebanyakan
siswa tidak serius dan cepat merasa bosan ketika latihan teknik dasar terus
menerus (pembelajaran teknik dasar ) akan tetapi siswa lebih bersemangat dan
tertarik ketika diberikan kesempatan untuk bermain permainan sepak takraw.
Sedangkan teknik dasar yang mereka kuasai masih banyak yang harus diperbaiki.
Penguasaan keterampilan dasar bagi seorang pemain sepak takraw adalah
penting, karena sangat berkaitan dengan tujuan permainan sepak takraw yaitu
berusaha menempatkan bola di daerah lapangan lawan melalui atas net dan lawan
tidak dapat mengembalikannya. Tanpa penguasaan teknik yang memadai maka
tujuan dari permainan sepak takraw tidak akan tercapai. Jadi jelaslah bahwa
didalam melakukan permainan sepak takraw harus ditunjang dengan keterampilan
dan kemampuan teknik yang dimiliki. Penguasaan teknik harus dilatih agar
menambah kualitas permainan.
Dalam proses latihan dibutuhkan penggunaan media pembelajaran sebagai
alat penunjang yang disesuaikan dengan karakteristik olahraga tersebut. Adapun
media yang peneliti pilih untuk digunakan dalam permainan sepak takraw berupa
audio visual. Media audio visual yang dimaksud adalah pengamatan melalui
indera penglihatan dan pendengaran yang dipersepsikan dalam bentuk tugas gerak
yang harus dilakukan. Audio visual dapat berupa pengamatan yang dilakukan
secara langsung tetapi melalui objek lain yang dapat berupa gambar atau film.
Peranan audio visual dalam pembelajaran menurut (Gerlac dan Ely, 1971,
hlm.285) ditegaskan bahwa ada tiga keistimewaan yang dimiliki media
pengajaran, yaitu : (1) media memiliki kemampuan untuk menangkap,
menyimpan dan menampilkan kembali suatu objek atau kejadian, (2) Media
memiliki kemampuan untuk menampilkan kembali objek atau kejadian dengan
berbagai macam cara disesuaikan dengan keperluan, dan (3) media mempunyai
kemampuan untuk menampilkan suatu objek atau kejadian yang mengandung
makna.
Dalam proses pembelajaran atau latihan sepak takraw dengan
menggunakan media dapat memberikan pengaruh yang positif. Menurut

Astry Khairunnisa, 2016


PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAK TAKRAW PADA
SISWA SMP NEGERI 1 CONGGENG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4

(Gamayanti, 2005, hlm.) mengatakan “Anak yang terbiasa bermain dengan media
audio-visual terbiasa dengan stimulus 5 komponen, yaitu : gambar, suara, warna,
gerakan, dan cahaya.” Maksudnya adalah keleluasaan objek dan kecepatan
gambarnya, luas, dan penuh serta banyak efek sinarnya ternyata berpengaruh pada
keseimbangan fungsi otak kanan dan otak kiri, karena itu siswa akan lebih mudah
mempraktekan gerakan yang dipelajarinya dari video sepak takraw tersebut.
Penguasaan keterampilan teknik dasar olahraga sepak takraw yang sulit
menjadi salah satu kendala utama yang menjadikan olahraga sepak takraw kurang
digemari oleh masyarakat pada umumnya. Untuk terciptanya otomatisasi gerakan
dalam olahraga sepak takraw perlu latihan terus menerus dalam waktu yang lama.
Penelitian terdahulu diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh
Gustiandaru (2013) mengenai “Pengaruh penggunaan audio visual terhadap
peningkatan keterampilan smash dalam permainan bulutangkis pada siswa kelas
XI SMA PGII 2 Bandung.” Dari hasil penelitiannya diketahui bahwa media
audiovisual berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan smash dalam
permainan bulutangkis. Penelitian selanjutnya oleh Mulyani (2012) tentang
“Penerapan Modifikasi Alat Dalam Pembelajaran Sepak Takraw (Penelitian
Tindakan Kelas )”, hasil dari penelitian yang dilakukannya bahwa penerapan alat
modifikasi dalam permainan sepaktakraw dapat meningkatkan keterampilan
bermain sepaktakraw yang dilakukan oleh siswa-siswi sekolah. Penelitian lainnya
adalah Prasojo (2012) mengenai “Pengaruh penggunaan media audio visual
terhadapa pemahaman dan keterampilan dribbling dalam pembelajaran bola
basket di SMA Negeri 1 Lemahabang Kabupaten Cirebon.” Hasil dari penelitian
tersebut pun diketahui bahwa media audiovisual berpengaruh secara signifikan
terhadap pemahaman dan keterampilan dribbling dalam permainan bola basket.
Penelitian yang berkaitan dengan penggunaan media audiovisual telah banyak
dilakukan, disesuaikan dengan penggunaannya dalam dunia pendidikan sebagai
alat bantu pada proses pembelajaran.
Media audio visual digunakan sebagai media pembelajaran siswa untuk
dapat mempermudah dalam melakukan gerakan dan menafsirkan gerakan atau
teknik dasar dalam permainan sepak takraw. Penggunaan media audio visual akan
membantu dalam pencapaian suatu gerakan yang baik. Untuk mencapai tuntutan

Astry Khairunnisa, 2016


PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAK TAKRAW PADA
SISWA SMP NEGERI 1 CONGGENG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5

tersebut, maka media audio visual cenderung lebih sesuai dijadikan sebagai media
pembelajaran dalam penguasaan teknik dasar sepak takraw. Melalui penelitian ini,
peneliti ingin membuktikan bahwa media pembelajaran audio visual berpengaruh
terhadap peningkatan keterampilan bermain sepak takraw.

B. Masalah
Pada bagian ini, akan diuraikan masalah yang menjadi fokus penelitian.
Adapun uraiannya meliputi (1) identifikasi masalah, (2) batasan masalah, dan (3)
masalah pokok dan pertanyaan penelitian.

1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan topik penelitian yang akan dilakukan, permasalahan yang
berkaitan dengan topik penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut.

(1) Siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari keterampilan dasar sepak


takraw, padahal keterampilan dasar ini merupakan hal penting untuk dikuasai
agar siswa dapat bermain permainan sepak takraw.
(2) Guru pendidikan jasmani dalam melaksanakan proses belajar mengajar
permainan sepak takraw masih menggunakan metode konvensional.
(3) Siswa kurang menyadari kesalahan sendiri karena mereka tidak dapat
melihatnya ketika melakukan teknik dasar apabila proses pembelajaran
menggunakan metode konvensional.

2. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
(1) Penelitian ini hanya dibatasi pada penggunaan audio visual terhadap
keterampilan bermain dalam permainan sepak takraw.
(2) Data penelitian dilihat dari kegiatan ekstrakurikuler sepak takraw di SMP
Negeri 1 Conggeang.
(3) Penelitian ini menggunakan metode eksperimen.

3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari
jawabannya melalui pengumpulan data dan analisis dari data tersebut, sehingga

Astry Khairunnisa, 2016


PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAK TAKRAW PADA
SISWA SMP NEGERI 1 CONGGENG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6

pada akhirnya akan menjadi sebuah kesimpulan atau hasil dari sebuah penelitian.
Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan penelitiannya adalah:
“Seberapa besar penggunaan media audiovisual berpengaruh terhadap
keterampilan bermain sepak takraw pada siswa di SMP Negeri 1 Conggeang?”

C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, bahwa
peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan media audiovisual
terhadap keterampilan bermain permainan sepaktakraw pada siswa di SMP Negeri
1 Conggeang.

D. Manfaat Penelitian
Berbagai penelitian yang dilakukan sudah seharusnya memiliki manfaat
bagi peneliti dan orang lain bahkan lembaga yang bersangkutan. Penelitian ini
juga diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoretis maupun secara
praktis. Kedua manfaat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil penemlitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut :

(1) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk


pengembangan ilmu pengetahuan tentang mengajarkan materi
permainan sepaktakraw di sekolah.
(2) Memberi sumbangan analisis seputar pengaruh penggunaan
audiovisual terhadap hasil belajar permainan sepaktakraw.

2. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penemlitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut :

(1) Bagi Peneliti diharapkan memberikan wawasan atau pengetahuan


dalam mengkaji lebih dalam penggunaan audio visual sebagai media
pembelajaran.

Astry Khairunnisa, 2016


PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAK TAKRAW PADA
SISWA SMP NEGERI 1 CONGGENG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7

(2) Bagi Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dapat menjadi
bahan acuan khususnya dalam menyampaikan materi pembelajaran
sepaktakraw.
(3) Bagi Siswa diharapkan dapat meningkatkan keterampilan bermain
sepak takraw dengan menggunakan media untuk mempermudah
penguasaan teknik dasar olahraga sepak takraw

Astry Khairunnisa, 2016


PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAK TAKRAW PADA
SISWA SMP NEGERI 1 CONGGENG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Anda mungkin juga menyukai