Anda di halaman 1dari 13

Available Online at http://journal.uny.ac.id/index.

php/jolahraga

Jurnal Keolahragaan, 5 (1), 2017, 50-62

Pengembangan Model Permainan Sepak Takraw sebagai Pembelajaran


Pendidikan Jasmani bagi Anak SD Kelas Atas
Mas Setiananda Artyhadewa
SD Negeri Minomartani 6. Perumnas Minomartani, Jalan Kakap XI Ngaglik Sleman, Indonesia
Email: lavecchia09@gmail.com
Received: 31 January 2017; Revised:18 April 2017; Accepted: 21 April 2017

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model permainan sepak takraw sebagai
pembelajaran pendidikan jasmani bagi anak sekolah dasar kelas atas. Model permainan sepak takraw
yang dikembangkan diharapkan dapat digunakan oleh guru penjasorkes sekolah dasar sebagai bentuk
pembelajaran permainan bola kecil khususnya sepak takraw secara baik dan efektif pada anak kelas
atas. Penelitian ini melalui sembilan tahapan dengan mengadaptasi penelitian dan pengembangan
pendidikan model Gall, Gall, dan Borg. Hasil penelitian berupa pengembangan model permainan
sepak takraw terdiri atas 20 jenis permainan yang dikelompokkan menjadi 5 kategori berdasarkan
teknik dasar bermain yaitu sepakan, bertahan, servis, smash, dan game. Model permainan tersebut: (1)
berdasarkan teknik sepakan: permainan bola apung, permainan bola jinak, permainan bola bumerang,
permainan bolalik, dan permainan bolan; (2) berdasarkan teknik bertahan: permainan ombak bola,
permainan bolarus, permainan bosi, permainan bolabola, dan permainan bona; (3) berdasarkan teknik
servis: permainan bontung, permainan bolatong, permainan perang bola, permainan bolvis, dan
permainan bovispo; (4) berdasarkan teknik smash: permainan bomes; dan (5) berdasarkan game:
permainan mangdul, permainan bolnet, permainan bolnetri, dan permainan bola vokra. Model disusun
dalam buku panduan berjudul “Panduan Bermain Sepak Takraw: Pembelajaran Pendidikan Jasmani
bagi Anak Sekolah Dasar Kelas Atas” dan DVD pengembangan model permainan sepak takraw.
Kata Kunci: model, permainan sepak takraw, pendidikan jasmani, sekolah dasar

Developing Sepak Takraw Game Models as a Physical Education Learning for the
Upper Class Students of Elementary School
Abstract
The research aims at developing models of sepak takraw game in physical education teaching
for upper class students of elementary school. The model of sepak takraw game which is developed
can be used by the elementary teacher in teaching small ball game especially sepak takraw for upper
class students effectively. This study was a research and development conducted in nine steps by
adapting educational research and development according to Gall, Gall, & Borg’s model. The result
of the research is sepak takraw game models consists of 20 types of games that are grouped into five
categories based on the basic playing techniques namely: kicking, defense, service, smash, and games.
The game models are: (1) based on kicking techniques: bola apung game, bola jinak game, bola
bumerang game, bolalik game, and bolan game; (2) based on defense techniques: ombak bola game,
bolarus game, bosi game, bolabola game, and bona game; (3) based on service techniques: bontung
game, bolatong game, perang bola game, bolvis game, and bovispo game; (4) based on the smash
techniques: bomes game; and (5) based on the game: mangdul game, bolnet game, bolnetri game, and
bola vokra game. The model developed is in the form of a guidance book entitled “Panduan Bermain
Sepak Takraw: Pembelajaran Pendidikan Jasmani bagi Anak Sekolah Dasar Kelas Atas” and DVD
entitled developing sepak takraw game model
Keywords: model, sepak takraw game, physical education, elementary school
How to Cite: Artyhadewa, M. (2017). Pengembangan model permainan sepak takraw sebagai pembelajaran
pendidikan jasmani bagi anak SD kelas atas. Jurnal Keolahragaan, 5(1), 50-62.
doi:http://dx.doi.org/10.21831/jk.v5i1.12804
Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.21831/jk.v5i1.12804

Copyright © 2017, Jurnal Keolahragaan, ISSN 2339-0662 (print), ISSN 2461-0259 (online)
Jurnal Keolahragaan 5 (1), April 2017 - 51
Mas Setiananda Artyhadewa

fisik maupun psikis. Permainan sepak takraw


PENDAHULUAN
merupakan permainan net games yang dilakukan
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kese- secara beregu. Permainan sepak takraw tidak
hatan (penjasorkes) pada dasarnya merupakan memerlukan lapangan yang luas serta peralatan
bagian integral dari sistem pendidikan secara yang rumit. Lapangan yang digunakan hanya
keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan seluas 13,4 meter x 6,1 meter dan menggunakan
aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keteram- bola berbahan dasar rotan atau fiber. Pengguna-
pilan berpikir kritis, stabilitas emosional, kete- an lapangan yang tidak terlalu luas dalam
rampilan sosial, penalaran, dan tindakan moral permainan sepak takraw sangat tepat untuk
melalui aktivitas jasmani dan olahraga. Penjas- menunjang pembelajaran dan materi permainan
orkes diselenggarakan di semua jenjang pendi- yang diajarkan di sekolah dasar. Sekolah dasar
dikan mulai tingkat dasar, menengah, bahkan rata-rata hanya memiliki lapangan olahraga yang
jenjang pendidikan tinggi. Penjasorkes di seko- sempit.
lah dasar meliputi aspek permainan dan olah- Permainan sepak takraw adalah permain-
raga, aktivitas pengembangan, aktivitas senam, an sederhana yang membutuhkan keterampilan
aktivitas ritmik, aktivitas akuatik, pendidikan lebih. Keterampilan lebih tersebut akan didapat
luar kelas dan kesehatan. Cabang olahraga sepak jika seseorang mengetahui dan mau melakukan
takraw merupakan salah satu aspek dari per- permainan sepak takraw. Permainan sepak tak-
mainan bola kecil yang bisa diajarkan pada anak raw merupakan permainan yang menarik untuk
kelas atas sekolah dasar. Siswa diharapkan dapat diajarkan di sekolah dasar. Hal ini dikarenakan
memraktikkan permainan sepak takraw dengan permainan sepak takraw menggunakan bola
peraturan yang dimodifikasi. yang terbuat dari rotan yang dimainkan dengan
Permainan sepak takraw masih menjadi seluruh badan kecuali tangan dan dilakukan
olahraga pilihan di dalam kurikulum penjasorkes dengan gerakan yang atraktif seperti gerakan
sekolah dasar sehingga sangat jarang diajarkan. salto ketika smash atau ketika melakukan
Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan penyelamatan bola. Gerakan-gerakan tersebut
(KTSP), permainan sepak takraw secara eks- akan dapat memacu dan memberikan tantangan
plisit tidak tercantum dalam kurikulum pendi- kepada para siswa di sekolah dasar untuk
dikan jasmani tingkat sekolah dasar. Materi bermain sepak takraw.
permainan dan olahraga yang secara eksplisit Kenyataan di lapangan, permainan sepak
disebutkan sebagai berikut (BSNP, 2009, p. 2). takraw sangat jarang dan bahkan belum dike-
“Permainan dan olahraga meliputi: olahraga nalkan atau diajarkan oleh guru penjasorkes
tradisional, permainan, eksplorasi gerak, kete- kepada siswa. Hal ini dibuktikan dari hasil
rampilan lokomotor, nonlokomotor, dan mani- observasi dan wawancara peneliti ke beberapa
pulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, softball, sekolah dasar yaitu SD Negeri Minomartani 1
baseball, bola tangan, sepak bola, bola voli, bola Ngaglik, SD Negeri Minomartani 6 Ngaglik, SD
basket, tenis meja, tenis, bulu tangkis, dan Negeri Dayuharjo Ngaglik, dan SD Negeri
beladiri serta aktivitas lainnya”. Brengosan 2 Ngaglik. Berdasarkan hasil obser-
Permainan sepak takraw sangat baik vasi dan wawancara terungkap ada empat per-
untuk diajarkan dan dikembangkan di sekolah masalahan mengenai pembelajaran sepak takraw
dasar. Permainan sepak takraw merupakan per- di sekolah dasar kelas atas sebagai berikut.
mainan yang menyerupai permainan bulu tang- Pertama, guru penjasorkes lebih sering
kis dan bola voli. Dalam permainan sepak mengajarkan permainan kasti dan bulu tangkis
takraw bola dikembalikan ke lapangan lawan sebagai pembelajaran permainan bola kecil
menggunakan kaki, kepala, dan badan (Ali, kepada anak kelas atas. Permainan kasti dan
Hanif, & Jamalong, 2003, p. 51). Permainan bulu tangkis dianggap mudah diajarkan guru
sepak takraw menuntut para pemain memiliki penjasorkes dan dilakukan oleh anak, sehingga
keterampilan gerak manipulatif yang baik, materi permainan bola kecil yang diajarkan dari
kondisi fisik yang prima, kecepatan membuat semester pertama dan kedua hanya mengalami
keputusan dalam bergerak, dan kestabilan emosi pengulangan permainan. Permainan bola kecil
(Yusup, Prawirasaputra, Sudrajat, & Usli, 2001, lain jarang diajarkan.
pp. 20–21). Oleh karena itu, permainan sepak Kedua, sekolah belum memiliki sarana
takraw sangat cocok untuk mencapai tujuan dan prasarana untuk bermain sepak takraw.
pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah Sekolah yang diobservasi hanya memiliki
yaitu meningkatkan pertumbuhan baik secara lapangan olahraga yaitu lapangan sepak bola,

Copyright © 2017, Jurnal Keolahragaan, ISSN 2339-0662 (print), ISSN 2461-0259 (online)
Jurnal Keolahragaan 5 (1), April 2017 - 52
Mas Setiananda Artyhadewa

lapangan bulu tangkis, lapangan bola voli, dan dasar dalam permainan bola kecil sederhana
sepetak tanah lapang yang tidak terlalu luas. dengan peraturan yang dimodifikasi, serta nilai
Sekolah tidak memiliki peralatan olahraga yang kerja sama tim, sportivitas, dan kejujuran.
dibutuhkan untuk bermain sepak takraw seperti Selain itu, materi permainan sepak takraw
bola takraw dan net sepak takraw. Peralatan yang diajarkan kepada anak sekolah dasar dapat
yang dimiliki sekolah yaitu bola kasti, bola dijadikan sebagai pembinaan multilateral anak.
tenis, bola sepak, bola basket, dan bola voli. Pembinaan multilateral anak meliputi pengem-
Sementara net yang tersedia di sekolah adalah bangan keterampilan gerak, pengembangan
net bola voli dan bulu tangkis. Karena tidak ada kemampuan fisik, dan pengembangan mental
sarana dan prasarana untuk bermain sepak sosial (Lumintuarso, 2013, pp. 8–9). Permainan
takraw, pembelajaran permainan bola kecil sepak takraw yang diajarkan kepada anak seko-
khususnya sepak takraw tidak diajarkan kepada lah dasar diharapkan dapat memberikan
anak kelas atas. pengembangan keterampilan gerak khususnya
Ketiga, sebagian guru penjasorkes masih gerak dasar bermain sepak takraw, mengem-
memiliki persepsi bahwa permainan sepak tak- bangkan kebugaran jasmani anak, dan mengem-
raw merupakan permainan yang sulit untuk bangkan mental sosial anak ketika bermain
dilakukan dan diajarkan. Sebagian guru penjas- sepak takraw.
orkes menganggap teknik atau keterampilan Materi permainan sepak takraw yang
untuk menguasai bola takraw sangat susah. Dari diajarkan tidak menyulitkan dan memberatkan
persepsi dan anggapan tersebut dapat disimpul- anak, karena anak usia sekolah dasar masih ber-
kan sebagian guru penjasorkes belum bisa ada pada tahapan anak untuk bermain. Melalui
melakukan permainan sepak takraw sehingga bermain yang dirasakan anak adalah kesenangan
tidak percaya diri untuk mengajarkan permainan dan kegembiraan tanpa memikirkan hasil akhir.
sepak takraw kepada anak. Guru penjasorkes Dengan bermain, secara tidak langsung anak
takut salah memberikan contoh yang benar akan mengenal karakteristik permainan yang
dalam bermain sepak takraw kepada anak. diajarkan serta dapat berinteraksi secara baik de-
Keempat, referensi buku permainan sepak ngan teman sepermainannya. Interaksi tersebut
takraw menjadi kendala kurangnya pengetahuan akan memotivasi anak untuk bergerak secara
guru penjasorkes akan permainan sepak takraw. aktif sehingga aspek psikomotor, afektif, dan
Para guru penjasorkes tidak memiliki buku kognitif anak juga ikut berkembang.
tentang permainan sepak takraw. Referensi buku Untuk mengenalkan dan mengembangkan
yang dimiliki guru penjasorkes sebagian besar permainan sepak takraw melalui pembelajaran
mengandalkan buku paket dan hanya beracu di sekolah dasar, perlu membuat pengem-
kepada kurikulum penjasorkes. bangan dengan memodifikasi permainan sesuai
Permasalahan dan keterbatasan tersebut dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan
mengakibatkan kecil kemungkinan guru penjas- anak sekolah dasar. Pengembangan model per-
orkes mengajarkan permainan sepak takraw di mainan sepak takraw dilakukan dengan pende-
sekolah dasar. Jika pembelajaran permainan katan taktik. Pendekatan taktik dalam pembel-
sepak takraw dapat dilaksanakan akan sangat ajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar lebih
bermanfaat bagi anak. Melihat gambaran yang menekankan cara membelajarkan permainan
ada, bentuk aktivitas permainan sepak takraw dengan memahami konsep bermain (Yusup et
sebaiknya dikembangkan agar kebutuhan akan al., 2001, p. 79). Konsep bermain sepak takraw
gerak yang nantinya menunjang proses yang diajarkan kepada anak sekolah dasar kelas
pertumbuhan dan perkembangan anak dapat atas disesuaikan dengan teknik dasar keteram-
terpenuhi dengan baik. pilan sepak takraw. Teknik dasar bermain sepak
Materi permainan sepak takraw seharus- takraw meliputi sepak sila, sepak kuda, sepak
nya diajarkan sebagai sarana dalam proses badak, sepak cungkil, heading, memaha, men-
pendidikan yang disesuaikan dengan tumbuh dada, menapak, sepak mula, smash kedeng, dan
kembang anak usia sekolah dasar kelas atas. Hal blocking (Yusup et al., 2001, pp. 30–42). Tek-
ini sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan nik-teknik dalam bermain sepak takraw
Pendidikan (KTSP) yang termuat dalam Standar dikelompokkan menjadi beberapa kategori yaitu
Kompetensi 1. Mempraktekkan gerak dasar ke teknik sepakan, teknik servis, teknik bertahan,
dalam permainan sederhana dan olahraga serta dan teknik smash (Ali et al.,, 2003, pp. 22-44)
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dan Untuk memahami permainan sepak
Kompetensi Dasar 1.1 Memraktikkan gerak takraw di sekolah dasar, yang diajarkan guru

Copyright © 2017, Jurnal Keolahragaan, ISSN 2339-0662 (print), ISSN 2461-0259 (online)
Jurnal Keolahragaan 5 (1), April 2017 - 53
Mas Setiananda Artyhadewa

penjasorkes kepada siswa adalah konsep menghasilkan produk tertentu, dan menguji
bermain sepak takraw. Melalui permainan, anak keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010, p.
dalam pembelajaran pendidikan jasmani tidak 407). Pengembangan dilaksanakan untuk men-
hanya ikut serta dalam kegiatan yang menye- dapatkan model-model permainan sepak takraw
nangkan saja, tetapi juga akan terekspos perila- sebagai pembelajaran pendidikan jasmani bagi
ku, filosofis, dan konseptual dalam meningkat- anak sekolah dasar kelas atas yang disesuaikan
kan kompleksitasnya di sekolah (Singleton, dengan tahap-tahap perkembangan dan
2010, p. 22). Pengembangan model permainan karakteristik anak.
sepak takraw dengan cara modifikasi permainan Uji coba dilakukan dengan tujuan untuk
dimaksudkan agar anak lebih siap secara fisik menyempurnakan model permainan dengan
dan psikis dalam menerima permainan. Pengem- memraktikkannya secara langsung di lapangan.
bangan harus memerhatikan kesempatan dan Uji coba produk dilakukan sebanyak dua kali
layanan yang sama bagi setiap anak dalam yaitu uji coba skala kecil dan uji coba skala
permainan tersebut. Pengembangan permainan besar. Draf model sebelum diujicobakan di
sepak takraw juga harus memerhatikan keteram- lapangan, dimintakan validasi terlebih dahulu
pilan dasar dominan yang dipandang dapat kepada ahli materi yang telah ditunjuk. Pada
mendukung pencapaian keberhasilan dalam tahap validasi, para ahli materi juga akan
memainkan teknik-teknik dasar sepak takraw. memberikan penilaian terhadap draf model yang
Keterampilan dasar dominan dalam bermain telah disusun sehingga akan diketahui apakah
antara lain keterampilan lokomotor, keterampil- model yang disusun layak untuk diujicobakan di
an nonlokomotor, dan keterampilan manipulatif. lapangan. Peran ahli materi dalam tahap uji coba
Pengembangan permainan sepak takraw di lapangan adalah sebagai observer untuk
harus memerhatikan prinsip penyesuaian dalam mengobservasi kelayakan draf model yang telah
modifikasi permainan. Prinsip ini sering disebut disusun dengan kenyataan di lapangan. Setelah
dengan body scaling dengan catatan bahwa proses uji coba lapangan baik skala kecil dan
aspek fisik (tinggi tubuh dan ukuran anggota skala besar dilakukan, akan dihasilkan model
badan) dan kemampuan siswa merupakan rujuk- permainan yang benar-benar valid.
an untuk menyesuaikan kegiatan (Yusup et al., Subjek coba dalam penelitian ini adalah
2001, p. 48). Implikasi dari asas penyesuaian ini siswa sekolah dasar kelas atas. Sesuai dengan
adalah pengembangan modifikasi dari suatu tahapan penelitian, dilaksanakan beberapa ta-
cabang olahraga yang berorientasi pada proses hapan proses pengambilan data. Proses peng-
dan dampak pedagogik, bukan kepada hasil ambilan data dilakukan dengan uji coba
akhir. Modifikasi permainan berupa perubahan lapangan skala kecil dan skala besar. Uji coba
ukuran, bentuk, dan bahan dari alat yang digu- lapangan skala kecil melibatkan siswa dari SDN
nakan, perubahan ukuran lapangan dan tinggi Minomartani 6 Ngaglik Sleman sebanyak 36
net, serta peraturan permainan yang lebih jelas anak. Uji coba lapangan skala besar melibatkan
dan sederhana. siswa dari SDN Minomartani 1 Ngaglik dan
Esensi dari modifikasi permainan sepak SDN Brengosan 2 Ngaglik Sleman sebanyak 54
takraw adalah untuk memudahkan anak me- anak.
nguasai teknik dasar dan memeroleh pengalam- Pelaksanaan penelitian pengembangan ini
an sukses tanpa ada rasa bosan, jenuh, dan mengadaptasikan langkah-langkah yang dikem-
keluhan lelah saat melakukan permainan. Modi- bangkan oleh Gall, Gall, dan Borg. Langkah-
fikasi permainan diharapkan dapat memberikan langkah penelitian pengembangan model Gall,
kesempatan yang sama bagi semua anak, Gall, & Borg (2007, p. 590) yang harus
sehingga permainan tidak hanya dimonopoli ditempuh sebagai berikut: (1) analisis kebutuhan
oleh anak yang lebih mampu. Berdasarkan untuk mengidentifikasi tujuan, (2) melakukan
uraian di atas, diperlukan pengembangan model analisis instruksional, (3) menganalisis peserta
permainan sepak takraw sebagai pembelajaran didik dan bahan materi, (4) menulis tujuan
pendidikan jasmani bagi anak sekolah dasar kinerja, (5) mengembangkan instrumen penilai-
kelas atas. an produk, (6) mengembangkan strategi
instruksional, (7) mengembangkan dan memilih
METODE
bahan instruksional, (8) desain produk dan
Penelitian ini merupakan penelitian pe- melakukan evaluasi formatif terhadap instruksi,
ngembangan. Penelitian pengembangan adalah (9) merevisi instruksi, dan (10) desain produk
metode penelitian yang digunakan untuk dan melakukan evaluasi sumatif. Kesepuluh

Copyright © 2017, Jurnal Keolahragaan, ISSN 2339-0662 (print), ISSN 2461-0259 (online)
Jurnal Keolahragaan 5 (1), April 2017 - 54
Mas Setiananda Artyhadewa

langkah tersebut akan menghasilkan produk bangan model permainan sepak takraw bagi
akhir yang baik dan efektif serta dapat anak sekolah dasar kelas atas. Pengembangan
diimplementasikan. difokuskan pada aktivitas permainan yang
Berdasarkan 10 langkah penelitian dan mengarah kepada gerak dasar permainan atau
pengembangan di atas, penelitian ini hanya akan teknik dasar permainan sepak takraw bagi anak
menggunakan 9 langkah, yaitu: (1) menganalisis sekolah dasar kelas atas.
kebutuhan untuk mengidentifikasi tujuan, (2)
Melakukan Analisis Instruksional
melakukan analisis instruksional, (3) meng-
analisis peserta didik dan bahan materi, (4) me- Analisis intruksional yang dilakukan pada
nulis tujuan kinerja, (5) mengembangkan instru- penelitian ini adalah mengidentifikasi keteram-
men penilaian produk, (6) mengembangkan pilan khusus yang dikembangkan dan prosedur
strategi instruksional, (7) mengembangkan dan pelaksanaan model yang akan diberikan pada
memilih bahan instruksional, (8) desain produk anak sekolah dasar kelas atas. Berikut analisis
dan melakukan evaluasi formatif terhadap yang telah dilakukan: (1) identifikasi bentuk
instruksi, dan (9) merevisi instruksi. Adapun permainan yang akan digunakan, meliputi akti-
prosedur yang digunakan sebagai berikut: vitas permainan sepakan, bertahan, servis,
smash, dan game yang terdapat pada pengem-
Menganalisis Kebutuhan untuk
bangan model permainan sepak takraw, (2)
Mengidentifikasi Tujuan
identifikasi aspek afektif yang ingin dikembang-
Berdasarkan studi pendahuluan, terdapat kan, antara lain menumbuhkan kerja sama, taat,
empat permasalahan yang dijadikan sebagai percaya diri, pantang menyerah, komunikasi,
penilaian kebutuhan untuk mengidentifikasi tekun, ulet, dan berpartisipasi aktif di setiap
tujuan. Guru penjasorkes lebih sering meng- permainan, (3) identifikasi aturan keselamatan
ajarkan permainan kasti dan bulu tangkis di sekolah, peraturan permainan, teknik per-
sebagai pembelajaran permainan bola kecil mainan yang digunakan, dan pemilihan bahasa
kepada anak kelas atas. Sekolah belum memiliki yang komunikatif agar mudah dipahami oleh
sarana dan prasarana untuk bermain sepak tak- siswa.
raw. Sekolah yang diobservasi hanya memiliki
Menganalisis Peserta Didik dan Bahan Materi
lapangan olahraga yaitu lapangan sepak bola,
lapangan bulu tangkis, lapangan bola voli, dan Analisis peserta didik dan bahan materi
sepetak tanah lapang yang tidak terlalu luas. yang dilakukan sebagai berikut: (1) mengana-
Peralatan yang dimiliki sekolah yaitu bola kasti, lisis manfaat dan kebutuhan pengembangan
bola tenis, bola sepak, bola basket, dan bola model permainan sepak takraw sebagai pembel-
voli. Guru penjasorkes masih memiliki persepsi ajaran pendidikan jasmani bagi anak sekolah
bahwa permainan sepak takraw merupakan per- dasar kelas atas, (2) menganalisis karakteristik
mainan yang sulit untuk dilakukan dan diajar- pertumbuhan dan perkembangan anak sekolah
kan. Referensi buku permainan sepak takraw dasar kelas atas, (3) menentukan indikator pen-
menjadi kendala bagi pengetahuan guru penjas- capaian perkembangan anak dalam melakukan
orkes tentang permainan sepak takraw. Para permainan sepak takraw yang dikembangkan.
guru penjasorkes tidak memiliki buku tentang Menulis Tujuan Kinerja
permainan sepak takraw.
Studi pendahuluan dilakukan melalui ob- Penelitian dan pengembangan ini bertuju-
servasi dan wawancara terhadap guru penjas- an untuk menghasilkan produk berupa pengem-
orkes dan pembelajaran permainan bola kecil di bangan model permainan sepak takraw sebagai
SD Negeri Minomartani 1 Ngaglik, SD Negeri pembelajaran pendidikan jasmani bagi anak
Minomartani 6 Ngaglik, SD Negeri Dayuharjo sekolah dasar kelas atas yang disusun dalam
Ngaglik, dan SD Negeri Brengosan 2 Ngaglik. bentuk buku panduan berjudul ”Panduan Ber-
Peneliti melakukan studi pustaka untuk meme- main Sepak Takraw: Pembelajaran Pendidikan
lajari konsep dan teknik permainan sepak tak- Jasmani bagi Anak Sekolah Dasar Kelas Atas”
raw, hasil penelitian yang relevan, dan teori- dan DVD pengembangan model permainan
teori yang berkaitan dengan pembelajaran sepak takraw. Sasaran utama pengembangan
pendidikan jasmani bagi anak sekolah dasar model permainan sepak takraw adalah anak
kelas atas. Informasi dari hasil observasi dan sekolah dasar kelas atas. Buku panduan disusun
studi pustaka dianalisis untuk memfokuskan untuk memermudah guru penjasorkes sekolah
aspek-aspek yang akan menjadi dasar pengem-

Copyright © 2017, Jurnal Keolahragaan, ISSN 2339-0662 (print), ISSN 2461-0259 (online)
Jurnal Keolahragaan 5 (1), April 2017 - 55
Mas Setiananda Artyhadewa

dasar memahami pelaksanaan model permainan lebih menarik. Desain gambar pada buku pan-
sepak takraw yang dikembangkan. duan disesuaikan dengan tema setiap
pengembangan model permainan sepak takraw.
Mengembangkan Instrumen Penilaian Produk
Pemilihan warna menggunakan nuansa warna
Pengembangan instrumen penilaian pro- yang cerah dan ceria.
duk diawali dengan penyusunan kisi-kisi Model yang disusun dalam draf produk
instrumen. Instrumen penilaian produk akan awal dipraktikkan peneliti dalam proses pem-
digunakan untuk menilai draf produk awal, hasil belajaran pendidikan jasmani. Proses praktikum
uji coba dengan skala kecil, dan hasil uji coba didokumentasikan menggunakan handycam.
dengan skala besar. Penilaian pada draf produk Rekaman video disimpan di dalam digital ver-
awal sebelum uji coba dengan skala kecil satile disc (DVD). Dokumentasi video berfungsi
bertujuan sebagai validasi produk. Instrumen sebagai penyama persepsi validator tentang
penilaian produk yang akan dikembangkan pengaturan sarana dan prasarana, cara bermain,
terdiri atas dua jenis yaitu kualitatif dan dan pelaksanaan pengembangan model per-
kuantitatif. Instrumen kualitatif adalah lembar mainan sepak takraw sebagai pembelajaran
saran perbaikan dan catatan lapangan. Instrumen pendidikan jasmani bagi anak sekolah dasar
kuantitatif, yaitu: (a) angket skala nilai validasi, kelas atas.
(b) penilaian observasi para ahli materi dan guru
Desain Produk dan Melakukan Evaluasi
penjasorkes terhadap model permainan sepak
Formatif terhadap Instruksi
takraw, (c) penilaian observasi para ahli materi
dan guru penjasorkes terhadap keefektifan Evaluasi formatif dilakukan oleh peneliti
model permainan sepak takraw, (d) penilaian selama produk dalam masa pengembangan,
observasi ahli media terhadap rekaman video selain itu berfungsi untuk memberikan masukan
model permainan sepak takraw, dan (e) peningkatan efektivitas produk (Gall et al.,
kuesioner bagi siswa. 2007, p. 590). Berikut tahapan evaluasi formatif
yang telah dilakukan peneliti.
Mengembangkan Strategi Instruksional
Pertama proses validasi. Validasi instru-
Strategi instruksional yang dimaksud men penelitian pengembangan model permainan
dalam penelitian ini adalah pemilihan strategi sepak takraw sebagai pembelajaran pendidikan
untuk memudahkan siswa mencapai tujuan jasmani bagi anak sekolah dasar kelas atas
pembelajaran model permainan sepak takraw menggunakan validasi isi dan expert judgement
bagi anak sekolah dasar kelas atas. Pengem- (validasi ahli). Validasi isi mengacu pada studi
bangan model permainan sepak takraw disusun pustaka gerak dasar atau teknik dasar permainan
menggunakan pendekatan taktik untuk memu- sepak takraw, kurikulum sekolah dasar kelas
dahkan anak dalam mencapai gerak dasar yang atas, dan konsep pertumbuhan dan perkem-
diinginkan dalam permainan sepak takraw. bangan anak sekolah dasar kelas atas. Validasi
Setiap model dirancang sesuai dengan gerak ahli dilakukan oleh dua ahli, yaitu: (1) ahli
dasar atau teknik dasar permainan sepak takraw pembelajaran pendidikan jasmani anak sekolah
yang digunakan dalam pembelajaran pendidikan dasar kelas atas, bernama Sukadiyanto, dan (2)
jasmani di sekolah dasar. Materi penyusunan ahli permainan sepak takraw, bernama Thamrin.
pengembangan model berpedoman pada gerak Adapun langkah-langkah validasi sebagai beri-
dasar permainan sepak takraw, kurikulum kut: (1) peneliti menyampaikan draf produk
sekolah dasar kelas atas, dan karakteristik anak awal, DVD rekaman video praktikkum draf
sekolah dasar kelas atas. model, dan lembar saran perbaikan kepada ahli
Mengembangkan dan Memilih Bahan materi, (2) ahli materi menyaksikan rekaman
Instruksional video dalam DVD dan menyimak naskah draf
model, (3) ahli materi memberikan saran per-
Bahan instruksional berupa materi, baha- baikan secara tertulis di lembar saran perbaikan,
sa, dan desain buku ”Panduan Bermain Sepak (4) peneliti melakukan diskusi dengan validator
Takraw: Pembelajaran Pendidikan Jasmani bagi tentang perbaikan lebih lanjut, (5) peneliti
Anak Sekolah Dasar Kelas Atas” disusun dalam melakukan revisi draf produk awal berdasarkan
draf produk awal. Bahasa yang digunakan saran perbaikan dari para ahli, (6) draf yang
adalah bahasa Indonesia semibaku. Jenis huruf telah direvisi disampaikan pada ahli materi
yang digunakan dalam buku panduan adalah disertai dengan angket skala nilai validasi. (7)
Comic Sans MS agar tidak terkesan kaku dan ahli materi melakukan validasi terhadap draf

Copyright © 2017, Jurnal Keolahragaan, ISSN 2339-0662 (print), ISSN 2461-0259 (online)
Jurnal Keolahragaan 5 (1), April 2017 - 56
Mas Setiananda Artyhadewa

produk awal, (8) draf produk awal dinyatakan model dalam proses pembelajaran. Saran
valid dan dapat dilakukan uji coba lapangan perbaikan dituliskan di lembar observasi yang
dengan skala kecil apabila sudah mencapai telah disediakan oleh peneliti. Hasil penilaian
kategori baik. dan saran perbaikan akan digunakan sebagai
Kedua uji coba dengan skala kecil. bahan revisi produk akhir.
Peneliti berkoordinasi dengan guru penjasorkes
Merevisi Instruksi
sekolah dasar yang akan mengimplementasikan
draf pengembangan model permainan sepak Hasil penilaian dan saran perbaikan
takraw. Pelaksanaan uji coba skala kecil ber- terhadap hasil uji coba dengan skala besar serta
tempat di SD Negeri Minomartani 6 Ngaglik catatan lapangan digunakan sebagai materi
Sleman Yogyakarta dengan menggunakan sub- revisi pengembangan model permainan sepak
jek sebanyak 36 siswa. Dokumentasi dilakukan takraw untuk menyusun produk akhir. Produk
dengan cara merekam video pelaksanaan uji akhir yang dihasilkan terdiri atas dua puluh
coba dengan skala kecil. Hasil rekaman video model permainan yang terbagi menjadi lima
disimpan ke dalam DVD sebagai media obser- kategori berdasarkan gerak dasar atau teknik
vasi para observer yaitu dua ahli materi, satu dasar bermain sepak takraw yaitu kategori
guru penjasorkes sekolah dasar, dan dua ahli sepakan, kategori bertahan, kategori servis, kate-
media. Observer guru penjasorkes sekolah dasar gori smash, dan kategori game. Pengembangan
pada uji coba skala kecil menggunakan bantuan model permainan sepak takraw sebagai pembel-
guru penjasorkes dari sekolah lain yaitu Wahyu ajaran pendidikan jasmani bagi anak sekolah
Purwo Wiyono. Hal ini dikarenakan peneliti dasar kelas atas disusun dalam buku panduan
merupakan guru penjasorkes tetap di sekolah berjudul ”Panduan Bermain Sepak Takraw:
tersebut sehingga untuk mengobservasi proses Pembelajaran Pendidikan Jasmani bagi Anak
penelitian pada uji coba skala kecil membutuh- Sekolah Dasar Kelas Atas” dilengkapi dengan
kan bantuan dari guru penjasorkes lain. Ahli petunjuk teknis pelaksanaan model, aturan kese-
media yang digunakan berjumlah dua orang lamatan permainan, dan sarana prasana yang
yaitu Angga Budi Hidayat dari Stylize Photo- digunakan. Selain buku panduan, pengembang-
graphy Purworejo dan Sugeng Saputro dari an model permainan sepak takraw juga dikemas
Infinity Photography Magelang. Observasi dila- ke dalam bentuk DVD.
kukan terhadap substansi pengembangan model Instrumen Penelitian Data
permainan sepak takraw dan keefektifan model
dalam proses pembelajaran. Observer dalam uji Pedoman Umum Wawancara
coba skala kecil merupakan para ahli materi Pedoman umum wawancara berisi daftar
yang telah menilai draf produk awal dan ditam- pertanyaan yang merupakan garis besar tentang
bah dengan guru penjasorkes sekolah dasar. hal mendasar yang akan ditanyakan. Pewawan-
Hasil penilaian observasi dan saran perbaikan cara berhak mengembangkan pertanyaan untuk
terhadap uji coba skala kecil digunakan peneliti memerdalam informasi. Pelaksanaan wawancara
sebagai referensi perbaikan produk yang akan dilakukan secara terbuka sehingga informan
diujicobakan dengan skala besar. mengetahui bahwa sedang diadakan penelitian
Ketiga uji coba dengan skala besar. Hasil dan informan menjadi salah satu sumber
revisi produk diujicobakan dengan skala besar informasi. Moleong (2010, p. 187), menyatakan
kepada anak sekolah dasar kelas atas dari dua bahwa jenis wawancara terbuka mengharuskan
sekolah yaitu SD Negeri Minomartani 1 Ngaglik pewawancara membuat kerangka dan garis besar
dan SD Negeri Brengosan 2 Ngaglik Sleman pokok-pokok yang dirumuskan, namun tidak
sebanyak 54 anak. Subjek uji coba dengan skala perlu ditanyakan secara berurutan.
kecil tidak digunakan dalam uji coba skala
besar. Pelaksanaan uji coba dengan skala besar Catatan Lapangan
direkam untuk diobservasi oleh dua ahli materi, Catatan lapangan digunakan peneliti un-
dua guru penjasorkes sekolah dasar, dan dua ahli tuk mendeskripsikan hasil pengamatan peneliti
media. Guru penjasorkes yang mengobservasi pada pelaksanaan pembelajaran permainan bola
yaitu Wahyu Purwo Wiyono dari SDN kecil khususnya permainan sepak takraw ketika
Brengosan 2 Ngaglik dan Suratiningsih dari studi pendahuluan. Catatan lapangan tersebut
SDN Minomartani 1 Ngaglik Sleman. Observasi disertai tanggapan peneliti untuk merefleksikan
dilakukan terhadap substansi pengembangan fenomena di lapangan dengan solusi yang akan
model permainan sepak takraw dan keefektifan digunakan. Instrumen catatan lapangan mem-

Copyright © 2017, Jurnal Keolahragaan, ISSN 2339-0662 (print), ISSN 2461-0259 (online)
Jurnal Keolahragaan 5 (1), April 2017 - 57
Mas Setiananda Artyhadewa

bantu peneliti dalam mengembangkan bentuk Untuk data hasil observasi para ahli
model permainan sepak takraw bagi anak materi, ahli media, dan guru penjasorkes
sekolah dasar kelas atas. terhadap model permainan, hasil observasi “ya”
mendapat nilai satu (1) dan hasil observasi
Angket Skala Nilai
“tidak” mendapat nilai nol (0). Data hasil
Angket berisi daftar pernyataan disertai observasi keefektifan para ahli materi dan guru
skala nilai digunakan untuk memberikan peni- penjasorkes terhadap model permainan sepak
laian pada draf model permainan, observasi takraw menggunakan skala nilai. Rentangan
pelaksanaan uji coba skala kecil, dan observasi penilaian mulai “Tidak Efektif” sampai dengan
pelaksanaan uji coba skala besar. Angket da- “Sangat Efektif”. Adapun rentangan skor pada
lam pelaksanaan uji coba dengan skala kecil lembar observasi keefektifan para ahli materi
dan besar terdiri atas dua macam, yaitu obser- dan guru penjasorkes terhadap model permainan
vasi pelaksanaan model dan keefektifan model sepak takraw yaitu: (1) skor 1 untuk penilaian
dalam proses pembelajaran. Dokumentasi tidak efektif, (2) skor 2 untuk penilaian kurang
pelaksanaan model permainan disimpan dalam efektif, (3) skor 3 untuk penilaian efektif, dan
DVD sehingga ahli materi, ahli media, dan guru (4) skor 4 untuk penilain sangat efektif. Hasil
dapat mengobservasi secara berulang-ulang. penilaian terhadap item-item observasi dijum-
Teknik Analisis Data lahkan, lalu total nilainya dikonversikan untuk
mengetahui kategorinya.
Teknik analisis data yang dilakukan Model yang disusun dianggap layak untuk
dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif diujicobakan dengan skala kecil maupun skala
kuantitatif dan analisis deskriptif kualitatif. besar secara kuantitatif dihitung skor mencapai
Analisis deskriptif kuantitatif dilakukan untuk standar minimal kelayakan. Norma kategorisasi
menganalisis data-data berikut: (1) data skala yang akan digunakan sesuai dengan ketentuan
nilai hasil penilaian para ahli materi terhadap Azwar (2003, p. 109) sebagai berikut:
draf model permainan sepak takraw sebelum
pelaksanaan uji coba di lapangan, (2) data hasil Tabel 1. Pedoman Konversi Nilai
observasi para ahli materi dan guru penjasorkes Formula Kategori
terhadap model permainan sepak takraw, (3) X < (µ-1,0σ) Kurang/Kurang Efektif
data hasil observasi para ahli materi dan guru (µ-1,0σ) ≤ X < (µ+1,0σ) Cukup/Cukup Efektif
penjasorkes terhadap keefektifan model per- (µ+1,0σ) ≤ X Baik/Efektif
mainan sepak takraw, dan (4) data hasil Keterangan:
observasi ahli media terhadap rekaman video X = jumlah skor subjek
model permainan sepak takraw. Sementara µ = mean ideal
analisis deskriptif kualitatif dilakukan terhadap: = jumlah item x
(1) hasil wawancara dengan guru penjasorkes, ( )
(2) data kekurangan model permainan sepak σ = standar devisiasi ideal
takraw dari ahli materi, ahli media, dan guru = 1/6 [(jumlah aitem x skor tertinggi) –
penjasorkes, dan (3) data masukan ahli materi, (jumlah item x skor terendah)]
ahli media, dan guru penjasorkes terhadap Teknik analisis data kualitatif dalam
pengembangan model permainan sepak takraw. penelitian ini dilakukan bersamaan dengan pe-
Draf awal permainan sepak takraw ngumpulan data. Proses analisis data dilakukan
dianggap layak untuk diujicobakan dalam skala dengan mereduksi data yaitu proses penyelesai-
kecil apabila para ahli telah memberikan an, penyederhanaan, pemfokusan, pengabstrak-
validasi dan menyatakan bahwa semua item sian, dan pentransformasian data (Arikunto,
klasifikasi dalam skala nilai dinilai “ya” dengan 2010, p. 29). Reduksi data dilakukan secara
cara memberikan tanda centang (√) pada kolom berkesinambungan mulai awal pengumpulan
ya. Dalam hal ini terdapat dua jenis nilai, yaitu data sampai selesai. Setelah melakukan reduksi
hasil penilaian “ya” mendapat nilai (1) dan hasil data, aktivitas analisis data selanjutnya adalah
penilaian “tidak” mendapat nilai nol (0). Jika penyajian data dan membuat kesimpulan data.
terdapat ahli materi yang berpendapat bahwa Data kualitatif pada studi pendahuluan berupa
item klasifikasi tidak (nilai nol), dilakukan hasil wawancara dan catatan lapangan direduksi,
pengkajian ulang terhadap model permainan disajikan untuk diberi makna, dan terakhir
yang dapat ditindaklanjuti dengan proses revisi. disimpulkan untuk memerjelas masalah yang
ada. Hal tersebut dilakukan untuk memerkuat

Copyright © 2017, Jurnal Keolahragaan, ISSN 2339-0662 (print), ISSN 2461-0259 (online)
Jurnal Keolahragaan 5 (1), April 2017 - 58
Mas Setiananda Artyhadewa

latar belakang masalah penelitian. Pada proses gorikan menjadi 5 kategori berdasarkan teknik
pengembangan produk, data berupa saran dasar bermain yaitu teknik sepakan, bertahan,
perbaikan dari pendapat observer direduksi, servis, smash, dan game. Total nilai para ahli
disajikan, kemudian dianalisis untuk diambil materi untuk 20 permainan semua sama yaitu
kesimpulan sebagai bahan revisi. sebesar 15 terletak pada interval 10 ≤ X. Jadi,
penilaian observasi para ahli materi pada uji
HASIL
coba skala kecil terhadap pengembangan model
Data Validasi Draf Produk Awal permainan sepak takraw sebagai pembelajaran
Penilaian skala nilai terhadap revisi draf pendidikan jasmani bagi anak sekolah dasar
awal model permainan sepak takraw sebelum kelas atas berkategori baik.
diujicobakan di lapangan divalidasikan kepada Hasil Penilaian Observasi Keefektifan Para Ahli
para ahli materi yaitu: (1) ahli permainan sepak Materi
takraw dan (2) ahli pembelajaran pendidikan
Penilaian observasi keefektifan dilakukan
jasmani. Para ahli berpendapat bahwa pengem-
para ahli materi pada uji coba skala kecil
bangan model permainan sepak takraw sebagai
terhadap pengembangan model permainan sepak
pembelajaran pendidikan jasmani bagi anak
takraw yang terdiri atas 20 jenis permainan yang
sekolah dasar yang terdiri atas 20 jenis
dikategorikan menjadi 5 kategori berdasarkan
permainan yang dikelompokkan menjadi 5
teknik dasar bermain yaitu teknik sepakan,
kategori berdasarkan teknik dasar bermain yaitu
bertahan, servis, smash, dan game. Total nilai
teknik sepakan, bertahan, servis, smash, dan
para ahli materi untuk 20 permainan adalah
game telah memenuhi persyaratan kelayakan
terletak pada interval 30 ≤ X. Jadi, penilaian
untuk diujicobakan di lapangan. Penghitungan
observasi para ahli materi pada uji coba skala
ini menjadi dasar bahwa draf awal model
kecil terhadap pengembangan model permainan
permainan sepak takraw sebagai pembelajaran
sepak takraw sebagai pembelajaran pendidikan
pendidikan jasmani bagi anak sekolah dasar
jasmani bagi anak sekolah dasar kelas atas
kelas atas adalah layak untuk dilakukan uji coba
berkategori efektif.
skala kecil.
Hasil Penilaian Observasi Ahli Media
Data Uji Coba dengan Skala Kecil
Penilaian observasi dilakukan oleh dua ahli
Uji coba skala kecil dilakukan pada anak
media pada uji coba skala kecil terhadap
kelas atas SD Negeri Minomartani 6 Ngaglik
pengembangan model permainan sepak takraw
dengan jumlah 36 anak. Pelaksanaan uji coba
yang terdiri atas 20 jenis permainan yang dika-
skala kecil direkam dalam DVD kemudian
tegorikan menjadi 5 kategori berdasarkan teknik
diobservasi oleh observer (ahli olahraga sepak
dasar bermain yaitu teknik sepakan, bertahan,
takraw, ahli pembelajaran pendidikan jasmani,
servis, smash, dan game. Total nilai para ahli
guru penjasorkes sekolah dasar, dan ahli media).
media untuk 20 permainan semua sama yaitu
Data yang diperoleh dari observer berupa: (1)
sebesar 8 terletak pada interval 5,33 ≤ X. Jadi,
data hasil observasi pelaksanaan model
penilaian observasi ahli media pada uji coba
permainan sepak takraw, (2) data hasil observasi
skala kecil terhadap pengembangan model
keefektifan model permainan sepak takraw, dan
permainan sepak takraw berdasarkan teknik
(3) saran perbaikan. Data uji coba dengan skala
sepakan sebagai pembelajaran pendidikan
kecil model permainan sepak takraw terdiri atas
jasmani bagi anak sekolah dasar kelas atas
20 jenis permainan yang dikategorikan menjadi
berkategori baik.
lima (5) kategori berdasarkan teknik dasar
bermain yaitu teknik sepakan, bertahan, servis, Data Kuesioner Siswa
smash, dan game. Hasil penilaian observasi ahli
Hasil kuesioner bagi siswa terhadap
materi pada uji coba skala kecil terhadap
pengembangan model permainan sepak takraw
pengembangan model permainan sepak takraw
yang terdiri atas 20 jenis permainan yang
disajikan sebagai berikut.
dikategorikan menjadi 5 kategori berdasarkan
Hasil Penilaian Observasi Para Ahli Materi teknik dasar bermain yaitu teknik sepakan,
bertahan, servis, smash, dan game, menun-
Penilaian observasi dilakukan para ahli
jukkan bahwa respons dari anak yang menjadi
materi pada uji coba skala kecil terhadap pe-
sampel pada uji coba skala kecil, secara umum
ngembangan model permainan sepak takraw
memberikan respons yang positif terhadap
yang terdiri atas 20 jenis permainan yang dikate-

Copyright © 2017, Jurnal Keolahragaan, ISSN 2339-0662 (print), ISSN 2461-0259 (online)
Jurnal Keolahragaan 5 (1), April 2017 - 59
Mas Setiananda Artyhadewa

seluruh pengembangan model permainan sepak zoom in dan zoom out dilakukan dengan pelan
takraw sebagai pembelajaran pendidikan jas- supaya tampilan gerakan jelas.
mani bagi anak sekolah dasar kelas atas.
Data Uji Coba dengan Skala Besar
Data Masukan Ahli Materi
Uji coba skala besar dilaksanakan di dua
Adapun masukan dari para ahli terhadap sekolah yaitu SDN Brengosan 2 Ngaglik dengan
pengembangan model permainan sepak takraw jumlah siswa sebanyak 27 anak dan SDN
sebagai berikut: (1) ahli olahraga sepak takraw, Minomartani 1 dengan jumlah siswa sebanyak
memberikan masukan terhadap hasil skala kecil 27 anak. Pelaksanaan uji coba skala besar
yaitu bahwa peran guru lebih optimal dan direkam dalam DVD kemudian diobservasi oleh
interaktif dengan siswa dalam pembelajaran. observer (ahli olahraga sepak takraw, ahli pem-
Peran guru dalam permainan harus berperan belajaran pendidikan jasmani, guru penjasorkes
penting secara optimal dan interaktif. Peran sekolah dasar, dan ahli media). Data yang diper-
tersebut dapat membantu anak dalam belajar oleh dari observer berupa: (1) data hasil obser-
gerak karena mendapat motivasi, semangat, dan vasi pelaksanaan model permainan sepak
contoh dari guru. Anak tidak akan merasa takraw, (2) data hasil observasi keefektifan
kesulitan dalam memraktikkan permainan, (2) model permainan sepak takraw, dan (3) saran
ahli pembelajaran pendidikan jasmani, tidak perbaikan. Data uji coba dengan skala besar
memberikan masukan terhadap hasil skala kecil model permainan sepak takraw terdiri atas 20
dikarenakan proses pembelajaran melalui jenis permainan yang dikategorikan menjadi
pengembangan model permainan sepak takraw lima (5) kategori berdasarkan teknik dasar
sudah efektif dilaksanakan, (3) guru penjasor- bermain yaitu teknik sepakan, bertahan, servis,
kes, memberi masukan terhadap hasil skala kecil smash, dan game. Hasil penilaian observasi ahli
yaitu jarak antar anak agar diperlebar sehingga materi pada uji coba skala besar terhadap
tidak terkesan semrawut dan tidak saling pengembangan model permainan sepak takraw
tabrakan. Pengaturan posisi dan formasi anak disajikan sebagai berikut.
dalam pembelajaran penjas sangat perlu
Hasil Penilaian Observasi Para Ahli Materi
dilakukan karena setiap anak diharuskan untuk
bergerak. Untuk itu jarak anak atau kelompok Penilaian observasi dilakukan para ahli
diperlebar menyesuaikan dengan jumlah anak materi pada uji coba skala besar terhadap
yang ada. Keleluasaan anak dalam bergerak pengembangan model permainan sepak takraw
tidak terbatasi oleh jarak yang sempit. (4) Ahli yang terdiri atas 20 jenis permainan yang dikate-
media, ahli media pertama memberi masukan gorikan menjadi 5 kategori berdasarkan teknik
terhadap video rekaman pada skala kecil yaitu dasar bermain yaitu teknik sepakan, bertahan,
angel pengambilan gambar kurang maksimal, servis, smash, dan game. Total nilai para ahli
suara berbeda-beda saat pemotongan gambar, materi untuk 20 permainan semua sama yaitu
pencahayaan kurang pas, gambar masih ada sebesar 15 terletak pada interval 10 ≤ X. Jadi,
yang kurang fokus, suara yang masuk diperjelas penilaian observasi para ahli materi pada uji
lagi, pengaturan zoom in zoom out masih terlalu coba skala besar terhadap pengembangan model
kasar, saat memberikan contoh difokuskan permainan sepak takraw sebagai pembelajaran
dengan satu grup dahulu, momen yang penting pendidikan jasmani bagi anak sekolah dasar
bisa diperjelas dengan slow motion atau diulang kelas atas berkategori baik.
lagi atau fast motion untuk momen yang kurang Hasil Penilaian Observasi Keefektifan Para Ahli
begitu penting. Ahli media yang kedua mem- Materi
berikan masukan yaitu kamera jangan goyang
pada waktu pengambilan video karena jika Penilaian observasi keefektifan dilakukan
goyang mampu mengurangi kualitas gambar para ahli materi pada uji coba skala besar
pada video, ada angel untuk menampilkan terhadap pengembangan model permainan sepak
gerakan dengan tujuan untuk memberikan takraw yang terdiri atas 20 jenis permainan yang
penekanan pada gerakan yang dilakukan dengan dikategorikan menjadi 5 kategori berdasarkan
jelas, per-jelas kualitas gambar dan suara supaya teknik dasar bermain yaitu teknik sepakan,
kualitas video bagus, perhatikan posisi bertahan, servis, smash, dan game. Total nilai
pengambilan video supaya tampilan tubuh para ahli materi untuk 20 permainan adalah
tidak terpotong, dan pada waktu melakukan terletak pada interval 30 ≤ X. Jadi, penilaian
observasi para ahli materi pada uji coba skala

Copyright © 2017, Jurnal Keolahragaan, ISSN 2339-0662 (print), ISSN 2461-0259 (online)
Jurnal Keolahragaan 5 (1), April 2017 - 60
Mas Setiananda Artyhadewa

besar terhadap pengembangan model permainan ahli media yaitu berikan efek gambar atau suara
sepak takraw sebagai pembelajaran pendidikan untuk lebih menarik siswa, berikan ending di
jasmani bagi anak sekolah dasar kelas atas akhir video dan timeline view untuk satu gambar
berkategori efektif. informasi masih terlalu cepat. Berdasarkan ma-
sukan dari kedua ahli media, peneliti menyikapi
Hasil Penilaian Observasi Ahli Media
masukan tersebut dan mengubah tampilan dari
Penilaian observasi dilakukan oleh dua ahli video sesuai dengan saran ahli media. Masukan
media pada uji coba skala besar terhadap dari ahli media sangat membantu dalam pem-
pengembangan model permainan sepak takraw buatan produk final video pengembangan model
yang terdiri atas 20 jenis permainan yang permainan sepak takraw. Peneliti mengubah
dikategorikan menjadi 5 kategori berdasarkan video pengembangan model permainan sepak
teknik dasar bermain yaitu teknik sepakan, takraw untuk disempurnakan kemudian ditun-
bertahan, servis, smash, dan game. Total nilai jukkan kepada ahli media. Ahli media melihat
para ahli media untuk 20 permainan semua sama hasil revisi video pada skala besar dan tidak ada
yaitu sebesar 8 terletak pada interval 5,33 ≤ X. masukan lagi dari ahli media. Ahli media setuju
Jadi, penilaian observasi ahli media pada uji dengan revisi dari hasil skala besar untuk
coba skala besar terhadap pengembangan model dijadikan produk final.
permainan sepak takraw berdasarkan teknik
Kajian Produk Akhir
sepakan sebagai pembelajaran pendidikan jas-
mani bagi anak sekolah dasar kelas atas Setelah mendapat penilaian dan masukan
berkategori baik. dari semua ahli materi, dilakukan proses-proses
revisi terhadap draf model pengembangan per-
Data Kuesioner Siswa
mainan sepak takraw sebagai pembelajaran
Hasil kuesioner bagi siswa terhadap pendidikan jasmani bagi anak sekolah dasar
pengembangan model permainan sepak takraw kelas atas. Dari hasil penilaian, masukan, dan
yang terdiri atas 20 jenis permainan yang dikate- revisi dihasilkan pengembangan model permain-
gorikan menjadi lima (5) kategori berdasarkan an sepak takraw sebagai pembelajaran pendidik-
teknik dasar bermain yaitu teknik sepakan, an jasmani bagi anak sekolah dasar kelas atas
bertahan, servis, smash, dan game, menunjukkan yang tertuang dalam bentuk buku panduan
bahwa respons dari anak yang menjadi sampel berjudul “Panduan Bermain Sepak Takraw:
pada uji coba skala besar, secara umum mem- Pembelajaran Pendidikan Jasmani bagi Anak
berikan respons yang positif terhadap seluruh Sekolah Dasar Kelas Atas” dan DVD
pengembangan model permainan sepak takraw pengembangan model permainan sepak takraw
sebagai pembelajaran pendidikan jasmani bagi yang layak digunakan.
anak sekolah dasar kelas atas.
SIMPULAN DAN SARAN
Data Masukan Ahli Materi
Simpulan
Para ahli materi menilai tidak ada keku-
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
rangan dan masukan dalam pengembangan
diuraikan pada bagian pembahasan, dapat
model permainan sepak takraw pada uji coba
diambil kesimpulan sebagai berikut. Pertama,
skala besar. Penyempurnaan pada uji coba skala
pengembangan model permainan sepak takraw
besar sangat maksimal berdasarkan banyaknya
sebagai pembelajaran pendidikan jasmani bagi
kekurangan dan masukan-masukan dari uji coba
anak sekolah dasar kelas atas sesuai dengan
skala kecil. Bentuk kekurangan dan masukan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
dari para ahli materi benar-benar diterapkan
Pengembangan model permainan sepak takraw
dalam uji coba skala besar sehingga hasil yang
dilaksanakan pada proses pembelajaran sebagai
diinginkan dari para ahli materi dapat terpenuhi.
materi pembelajaran permainan bola kecil.
Para ahli materi setuju dengan model-model
Kesesuaian pengembangan model permainan
permainan sepak takraw yang dibuat pada skala
ditandai dengan tujuan permainan sepak takraw
besar sehingga dapat disetujui untuk dijadikan
sesuai dengan muatan Kurikulum Tingkat
produk final.
Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran pen-
Hasil uji coba skala besar hanya menda-
jasorkes kelas 4, 5, dan 6 pada Standar Kom-
patkan masukan dari ahli media terkait dengan
petensi 1. Memraktikkan gerak dasar ke dalam
tampilan dari video pengembangan model
permainan sederhana dan olahraga serta nilai-
permainan sepak takraw. Masukan dari kedua

Copyright © 2017, Jurnal Keolahragaan, ISSN 2339-0662 (print), ISSN 2461-0259 (online)
Jurnal Keolahragaan 5 (1), April 2017 - 61
Mas Setiananda Artyhadewa

nilai yang terkandung di dalamnya dan Kom- Kelima, pengembangan model permainan
petensi Dasar 1.1 Memraktikkan gerak dasar sepak takraw sebagai pembelajaran pendidikan
dalam permainan bola kecil sederhana dengan jasmani bagi anak sekolah dasar kelas atas me-
peraturan yang dimodifikasi, serta nilai nyenangkan bagi anak yang melakukan. Model
kerjasama tim, sportivitas, dan kejujuran. permainan sepak takraw yang dikembangkan
Kedua, pengembangan model permainan menggunakan konsep bermain. Tujuan bermain
sepak takraw sebagai pembelajaran pendidikan dalam pengembangan model ini adalah anak
jasmani bagi anak sekolah dasar kelas atas dapat melakukan permainan dengan rasa senang
sesuai dengan karakteristik pertumbuhan dan dan gembira. Hal ini dibuktikan dengan hasil
perkembangan anak. Pengembangan model per- kuesioner untuk siswa pada seluruh uji coba
mainan sepak takraw dilaksanakan mengguna- produk terhadap pengembangan model per-
kan konsep bermain. Hal ini sesuai dengan mainan sepak takraw yang memberikan respons
tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak yang positif dan rekaman video pelaksanaan uji
usia sekolah dasar kelas atas yang berada pada coba produk.
tahapan bermain (play stage). Anak usia sekolah Keenam, pengembangan model permain-
dasar kelas atas aktif dalam bermain, menyukai an sepak takraw sebagai pembelajaran pendidik-
tantangan terhadap permainan baru, anak an jasmani bagi anak sekolah dasar kelas atas
bekerjasama, berinteraksi, dan berkomunikasi aman bagi keselamatan anak. Setiap model
dengan anak lain, serta taat pada peraturan permainan sepak takraw yang dikembangkan
permainan yang berlaku. memiliki aturan keselamatan. Aturan keselamat-
Ketiga, pengembangan model permainan an meminimalisasi terjadinya kecelakaan pada
sepak takraw sebagai pembelajaran pendidikan pelaksanaan permainan sehingga guru dapat
jasmani bagi anak sekolah dasar kelas atas fokus memberikan pembelajaran.
sesuai dengan dengan gerak dasar permainan
Saran
sepak takraw. Model permainan sepak takraw
yang dikembangkan berdasarkan teknik dasar Pertama, saran pemanfaatan berdasarkan
bermain yaitu sepakan, bertahan, servis, dan penelitian pengembangan yaitu agar model
smash. Pengembangan model permainan sepak permainan sepak takraw yang dikembangkan
takraw menghasilkan dua puluh jenis permainan dapat digunakan guru penjasorkes sekolah dasar
sesuai dengan gerak dasar permainan sepak sebagai salah satu bentuk pembelajaran per-
takraw. Model permainan tersebut yaitu: (1) mainan bola kecil pada siswa kelas atas. Guru
berdasarkan teknik sepakan: permainan bola penjasorkes sebagai pengajar dan pendidik harus
apung, permainan bola jinak, permainan bola mau meningkatkan kemauan dan kemampuan
bumerang, permainan bolalik, dan permainan kualitas pembelajaran dengan berbagai bentuk/
bolan; (2) berdasarkan teknik bertahan: model pembelajaran yang inovatif, variatif, dan
permainan ombak bola, permainan bolarus, kreatif.
permainan bosi, permainan bolabola, dan Kedua, diseminasi hasil penelitian ini
permainan bona; (3) berdasarkan teknik servis: dapat dilakukan melalui seminar, kelompok ker-
permainan bontung, permainan bolatong, ja guru penjasorkes, pembuatan artikel, ataupun
permainan perang bola, permainan bolvis, dan penelitian baik penelitian tindakan kelas dan
permainan bovispo; (4) berdasarkan teknik penelitian eksperimen dengan melibatkan guru
smash: permainan bomes; dan (5) berdasarkan penjasorkes sekolah dasar. Diseminasi hasil
game: permainan mangdul, permainan bolnet, penelitian dimaksudkan untuk mengetahui efek
permainan bolnetri, dan permainan bola vokra. nyata dari produk pengembangan model
Keempat, peralatan yang digunakan permainan sepak takraw.
dalam pengembangan model permainan sepak Ketiga, untuk pengembangan lebih lanjut
takraw sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran perlu dilakukan penelitian yang melibatkan
penjasorkes di sekolah dasar. Peralatan yang subjek coba yang lebih besar dan cakupan lokasi
dipakai merupakan hasil modifikasi dari per- uji coba yang luas, menyeluruh, dan merata.
alatan yang sudah ada di sekolah. Peralatan yang Pengembangan lebih lanjut dapat juga dilakukan
dimodifikasi membutuhkan daya kreativitas dan dengan penelitian yang serupa hanya yang
inovasi. Peralatan yang dipakai antara lain bola berbeda sasaran subjek coba diperuntukkan bagi
plastik kecil, bola plastik besar, bola mainan anak sekolah dasar kelas bawah.
emoticon, tali rafia/tambang, tali kasur, kardus/
ember/tong, net, dan lapangan.

Copyright © 2017, Jurnal Keolahragaan, ISSN 2339-0662 (print), ISSN 2461-0259 (online)
Jurnal Keolahragaan 5 (1), April 2017 - 62
Mas Setiananda Artyhadewa

DAFTAR PUSTAKA Lumintuarso, R. (2013). Pembinaan multilateral


bagi atlet pemula (Pedoman latihan dasar
Ali, N., Hanif, S., & Jamalong, A. (2003).
bagi atlet muda berbakat). Yogyakarta:
Panduan bermain sepak takraw pemula
UNY Pres.
(usia dini). Jakarta: Depdiknas.
Moleong, L. J. (2010). Metodologi penelitian
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian: Suatu
kualitatif (Ed. Rev.). Bandung: PT Remaja
pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Rosdakarya. http://doi.org/2010
Azwar, S. (2003). Penyusunan skala psikologi.
Singleton, E. (2010). More than “Just a Game”:
Yogyakarta : Pustaka Pelajar .
History, pedagogy, and games in physical
http://doi.org/2003
education. Physical & Health Education
BSNP. (2009). Standar kompetensi dan Journal, 76(2), 22–27.
kompetensi dasar sekolah dasar/madrasah
Sugiyono. (2010). Metode penelitian
ibtidaiyah mata pelajaran pendidikan
pendidikan: Pendekatan kuantitatif,
jasmani olahraga dan kesehatan. Jakarta:
kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Depdiknas.
Yusup, U., Prawirasaputra, H., Sudrajat, & Usli,
Gall, M. D., Gall, J. P., & Borg, W. R. (2007).
L. (2001). Pembelajaran permainan sepak
Educational research : An introduction.
takraw: Pendekatan keterampilan taktis di
Pearson/Allyn & Bacon.
SMU. Bandung: Mitra Pustaka.

Copyright © 2017, Jurnal Keolahragaan, ISSN 2339-0662 (print), ISSN 2461-0259 (online)

Anda mungkin juga menyukai