PENDAHULUAN
Setiap orang dilahirkan dengan memiliki badan dan pikiran, karena dari
semenjak masa bayi, terdapat ketergantungan dari siapa yang merawatnya. Warna
kehidupan anak ikut juga ditentukan dari bagaimana cara merawat dan
semua untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak usia dini dan memberikan
keadaan lingkungan dan kerja fisik dengan cara yang cukup efisien tanpa
yang bersifat rekreatif dan telah mengalami pemulihan yang sempurna sebelum
teratur sehingga memperoleh hasil seperti diatas. Bila olahraga dilakukan dengan
tidak terjadwal dipastikan bahwa hasil yang diharapkan tidak akan dicapai seperti
yang diharapkan. Kondisi ideal tersebut apabila diterapkan pada siswa di sekolah
1
akan mampu mendorong siswa dalam menyerap materi ajar yang di sampaikan,
pembelajaran
Pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi dan karakteristik siswa
akan mampu mendorong kemampuan siswa dalam penguasaan teknik taktik dan
strategi olah raga beregu.ini penting untuk dilakukan karena penguasaan teknik
taktik dan strategi olah raga beregu membutuhkan strategi dalam penyampaian
Sedangkan metode yang dirasa sesuai dan tepat ialah dengan metode
permainan, metode ini akan menciptakan suasana belajar yang kompak dan tidak
MIS Daarul Ma’arif Banjar Negeri Kecamatan Natar tahun pelajaran 2017/2018
2
“ Bagaimanakah peningkatan kemampuan Bermain bola kasti siswa Kelas IV
3
2. Sumbangan pemikiran bagi guru lain dalam mengajar dan meningkatkan
pemahaman siswa dalam penguasaan Teknik, Taktik Dan Strategi Olah Raga
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang
memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang
disengaja yang menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk
5
2.2 Pengajaran Melalui Permainan
Banyak bentuk permainan yang dapat dilakukan dan salah satunya ialah
Permainan ini membuat anak bergerak aktif. Para siswa diminta keluar dari
tempat duduk lalu berbaris dengan rapi. Yang paling depan ialah ketua (leader),
sedangkan yang berbaris di belakang disebut anggota atau team. Bila jumlah
siswa lebih dari sepuluh, kita tidak usah panic. Bagilah mereka ke dalam
kelompok; tiga atau empat kelompok bermain. Tiap-tiap kelompok memiliki satu
lokomotor dan manipulatif dalam salah satu nomor olah raga beregu bola besar
dibagi menjadi beberapa team untuk memulai permainan terutama untuk pemula
sebelum melakukan kegiatan permainan bola basket, yang perlu di lakukan ialah
lemparan atau operan,ini dilakukan dengan cara melempar dan mengakap bola
bola dipegang dengan kedua tangan ,bola ditekuk dan diletakkan di samping
badan, kaki dapat saja sejajar atau sikap kuda kuda,arahan operan setijnggi dada
atau setidaknya antara bahu dan pinggang penerima ini dilakukan di setiap
kelompok.
Pada permainan selnjutnya dilakukan operan bola dari atas kepala, pada
saat inini bola akan dilempar,bola dari samping atas kepala dengn kaki kiri
6
melangkah ke depan.Bola dilemparkan pada sasaran yang dituju dibantu dengan
sedemikian rupa sehingga siswa akan merasa senang dan diciptakan suasana
kreativitas dan daya imajinasi yang tinggi dari seorang guru, tetapi juga harus
1. Tujuan
2. Tempat Bermain
3. Jumlah Siswa
Sesuaikan teknik bermain dengan jumlah siswa. Permainan yang dipilih harus
dapat melibatkan seluruh siswa karena kalau hanya sebagian saja yang
4. Usia
Sesuaikan bentuk permainan dengan usia anak,Pilih jenis latihan sesuai untuk
pemula.
7
5. Kegiatan
Bila kegiatan memerlukan aktivitas yang tinggi sehingga membuat gaduh dan
6. Waktu
7. Peralatan Bermain
Begitu permainan dipilih, siapkan peralatan main sehingga akan lancar dan
8. Hadiah
Siapkanlah hadiah bila ada pertandingan dalam permainan. Sekecil apa pun
9. Referens
maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui
8
hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk
menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik,
9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Selatan.
2. Waktu Penelitian
3. Subyek Penelitian
(PTK). Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian
yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan
10
memperbaiki kondisi dimana praktek pengajaran tersebut dilakukan (dalam
yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi
maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan
Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke
11
Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi,
1. Tes formatif
digunakan untuk mengukur kemampuan, Tes formatif ini diberikan setiap akhir
formatif.
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga
12
X
X
N
Dengan : X = Nilai rata-rata
Σ N = Jumlah siswa
seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65,
dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 80% yang telah
mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 80%. Untuk menghitung
P
Siswa. yang.tuntas.belajar x100%
Siswa
13
BAB IV
HASIL PENELITIAN
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1 dan alat-
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar
belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada
14
Table Nilai Tes Pada Siklus I
TT : Tidak Tuntas
Hasil berikutnya adalah tes formatif siswa seperti terlihat pada tabel
berikut.
15
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan
siswa adalah 66,43 dan ketuntasan belajar mencapai 64,29% atau ada 18
bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar,
kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal
ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa
pembelajaran permainan.
c. Refleksi
tujuan pembelajaran
d. Refisi
siklus berikutnya.
16
1. Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas
catatan
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS, 2, soal tes formatif II dan alat-
siswa 28 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun
17
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan
tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai
berikut.
TT : Tidak Tuntas
18
Hasil tes formatif siswa terlihat pada tabel berikut.
siswa dari 28 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa
belajr siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir
siswa lebih termotivasi utnuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai
c. Refleksi
1. Memotivasi siswa
3. Pengelolaan waktu
19
d. Revisi Rancangan
2. Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut
kesimpulan/menemukan konsep.
belajar mengajar.
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3 dan alat-
20
b. Tahap kegiatan dan pengamatan
21
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Klasikal : Tuntas
Hasil berikutnya adalah tes formatif siswa seperti terlihat pada tabel
berikut.
sebesar 77,50 dan dari 28 siswa yang telah tuntas sebanyak 24 siswa dan
tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari
siklus II. Adanya peningkatan hasil belajara pada siklus III ini
22
c. Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik
maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan
d. Revisi Pelaksanaan
permainandengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar
mepertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan
23
permainandapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan
4.2. Pembahasan
belajar siswa.hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa
sklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 64,29%, 69,29%, dan 85,71%. Pada
dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus
mengalami peningkatan.
penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat
24
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah
25
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus,
dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat
belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu masing-masing 64,29%, 69,29%, dan
85,71%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
siswa, hal ini ditunjukkan adanya tanggung jawab dalam kelompok dimana siswa
5.2. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses
belajar mengajar di kelas lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal
matang, sehingga guru harus mempu menentukan atau memilih topik yang
26
benar-benar bisa diterapkan dengan Metode permainan dalam proses belajar
sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran yang sesuai, walau
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya
27
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Ichsan, Muhammad, 1988. UKS dan Olahraga. Jakarta : Dirjen Dikti Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi, Depdikbud.
Notoatmodjo, S, 1993. Pengantar UKS dan Ilmu Perilaku. Yogyakarta Andi Offset.
Sudjana, Nana, 1987. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung Sinar Baru.
28