Disusun Oleh:
NPM: 2013051023
A. Permainan
1. Pengertian Permainan
Permainan merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh suatu keterampilan tertentu
dengan cara menggembirakan. Apabila ketermpilan yang diperoleh dalam permainan itu
berupa keterampilan bahasa tertentu, permainan tersebut dinamakan permainan bahasa.
Belajar dengan bermain adalah kegiatan terpadu antara belajar dan bermain yang
diintegrasikaan dalam sebuah materi pelajaran. Tindakan ini merupakan uapaya
menciptakan kegiatan pembelajarn yang menyenangkan, dengan tujuan akhir mencapai
pembelajaran yang sehat dan pemerolehan mutu yang optimal.
Permainan (games), populer dengan berbagai sebutan antara lain pemanasan (ice-breaker)
atau penyegaran (energizer). Arti harfiah ice-breaker adalah ‘pemecah es’. Jadi, arti
pemanasan dalam proses belajar adalah pemecah situasi kebekuan fikiran atau fisik peserta.
Permainan juga dimaksudkan untuk membangun suasana belajar yang dinamis, penuh
semangat, dan antusiasme. Karakteristik permainan adalah menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan (fun) serta serius tapi santai (sersan).
2. Prinsip dasar dan ciri-ciri metode pembelajaran bermain
Menurut Nur prinsip dasar dalam pembelajaran bermain sebagai berikut:
1. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan
dalam kelompoknya.
2. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota adalah tim.
3. Kelompok mempunyai tujuan yang sama.
4. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yangsama
diantara anggota kelompoknya.
5. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
6. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan
untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
7. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggung jawabkan
secaraindividual materi yang ditangani dalam kelompok bermain.
Memotivasi siswa
Kenyataan menunjukan bahwa dalam banyak situasi pembelajaran senam banyak sekali
murid yang tidak tertarik untuk betul-betul mengikuti pembelajaran senam. Bahkan hampir
semua murid puteri sepertinya takut mengikuti pelajaran senam. Ha1 tersebut tidak hanya
terjadi di sekolah di Indonesia saja akan tetapi di banyak negara maju juga seperti itu. Situasi
yang demikian sering diakibatkan oleh kurang tepatnya guru dalam memilih pendekatan
pembelajaran yang dilakukan. Jika guru memilih pendekatan pengajaran formal terhadap
senam prestasi, maka banyak anak yang merasa dirinya tidak mampu dan karena itu dirinya
tidak termotivasi sama sekali. Untuk itu, agar siswa termotivasi guru perlu mengubah
pendekatan pengajaran dengan pendekatan yang berorientas permainan atau pendekatan
pola gerak dominan (PGI)) dan pengembangannya (khususnya pada kelas VII).
Ada beberapa tips yang bisa dilakukan dalam meningkatkan, motivasi anak dalam
pembelajaran senam, antara lain :
a. Pilihlah kegiatan pembelajaran yang bisa disesuaikan lagi semua anak
b. Beri kesempatan anak untuk berhasil.
c. Buat cara agar murid bisa merasa unggul dalam bidang -bidang tertentu, dan siapkan
alternatif bagi yang belum.
d. Siapkan reward yang membanggakan bila perlu (seperti gelar-gelar Miss. flexible)
e. Sediakan umpan balik sesering mungkin (contoh " lompatan kamu sangat indah).
f. Pujian dan dorongan harus diberikan segera setelah satu kegiatan berlangsung.
g. Keterampilan bukan satu-satuaya dasar untuk memberikan pujian, mungkin bisa
semangat, kerjasama, kerajinan, tertib, dll.
Teknik bantuan
Teknik bantuan dalam pembelajaran senam bisa dibenarkan karena ketika anak
mempelajari keterampilan yang cukup sulit dan alat penunjang kurang maka bantuan sangat
diperlukan. Yang dimaksud bantuan dalam pelnbelajaran semam adalah kontak langsung
kepada anak selama melakukan suatu keterampilan. Bantuan bisa berlangsung
selengkapnya atau hanya diberikan pada saat kritis pada keterampilan yang dimaksud.
Bantuan diberikan pada anak dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
• Memiliki gambaran yang jelas dari keterampilan yang akan ditakukan (urutan,
timming dan posisi).
• Jalin komunikasi yang jelas antara guru dan murid yang dibantu
• Ketahui dimana kontak atau tumpuan harus diberikan.
• Ketahui pula kekhususan setiap gerakan sehingga guru mengetahui dalam hal apa
bantuan diperlukan, apakah untuk memperbesar tenaga ayunan, atau justru
rnengurangi momentum atau menjaga keseimbangan.
• Bantuan diberikan pada saat yang tepat
• Atur posisi yang tepat dalam membantu.
• Ketahui tingkat penguasaan anak yang dibantu