Anda di halaman 1dari 7

PENGGUNAAN “BANGUN GAMES” BERBASIS FUN LEARNING

PADA MATA PELAJARAN BANGUN DATAR


UNTUK SISWA KELAS 4 SEKOLAH DASAR

Nazly Halida 2011-13500-598


Wenny Giyanita 2010-13500-
Satrio Ario Seno 2011-13500-525
Kurnia Rizqi Yani 2011-13500-
Anas 2011-13500-

Tugas Metode Pembelajaran Matematika

Pendidikan Matematika
Fakultas Teknik Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Indraprasta PGRI
A. Bagan Implementasi Metode Pembelajaran matematika

Pendekatan pembelajaran Teknik pembelajaran Bangun Games:


student center 1. Pembuatan kelompok maksimal satu
kelompok beranggotakan 5 orang
2. Guru menampilkan tampilan “Bangun
Games”.
3. Kelompok yang pertama kali
menjawab mendapatkan reward
secara langsung.

Strategi pembelajaran
Group learning atau
Individul Learning
Metode pembelajaran
fun learning

B. Latar belakang
Pendidikan adalah bentuk dari representasi pembelajaran yang dapat
berdampak pada perkembangan potensi dan skill peserta didik, untuk mencapai
keberhasilan dalam pembelajaran guru harus terampil dan kreatif supaya dalam
pembelajaran tidak monoton.
Disini guru bukan sekedar mengajar dikelas secara teoritis dan menargetkan
lulus dengan nilai terbaik pada eksekusi akhir (ulangan dan UAN), tapi lebih dari itu
bagaimana guru bisa mendesain lebih untuk bisa membentuk karakter pada anak
didiknya.
Dasar pemahaman ini harus dijadikan pondasi berfikir bagi setiap guru,
dimana guru mempunyai peran strategis untuk mendesain dan merekayasa bentuk
pembelajaran yang bermutu dan menyenangkan. Ditangannya-lah anak didik dapat
memiliki bekal ilmu, baik aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Yang berguna
untuk menatap cerahnya hari esok menuju masa depan yang lebih baik.
Guru dapat memberikan sederet kemampuan keilmuan tapi bila tanpa keahlian khusus
dalam menyampaikannya, maka pembelajaran pun hanya bersifat monoton dan
terlihat kaku bahkan tidak sesuai target. Tentunya kita tidak ingin dianggap oleh siswa
dan diberi label guru yang kuper dan jadul ? Maka untuk itu guru haruslah pandai
mengsiasati itu semua dengan cara menciptakan pembelajaran yang menyenangkan
(fun learning) sehingga kelas dapat hidup, menyenangkan mengasyikkan dan
membekas pada diri murid kita.
Tentunya hal ini tidaklah mudah dibutuhkan keahlian dan keyakinan kuat dan
semangat membaja dan disertai mindset positif dari guru sendiri. Sehingga akan
mempermudah para guru dalam melakukan penanganan dan pengelolaan kelas yang
efektif.
Murid adalah investasi masa depan bangsa di negeri merah putih, tentunya kita
tidak ingin bekal mereka kelak lebih minim kualitasnya dibandingkan generasi kita
atau bahkan sepadan dengan kita? Awalilah dengan cara me-re-desain mindset kita
dan berharaplah pada mereka, secara kualitas akan kita arahkan menjadi lebih baik
dari kita dan inipun harus dengan tekat dan totalitas tinggi.
Betapa pentingnya proses pendidikan yang menjadikan anak didik merasakan
enjoy dikelas. Kebermaknaan ini dapat implementasikan dalam action kita dikelas.
Untuk dapat mewujudkan semua itu tugas guru tidaklah mudah, ia harus mempunyai
sederet perencanaan yang matang untuk menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan.
Dalam perencanaan ini tidak ada salahnya bila siswa kita libatkan dalam
mensukseskan strategi. Pertama, siswa harus diajak untuk terlibat aktif dan
termotivasi dalam melakukan apresiasi dan kreatifitas dikelas dengan cara guru
memberi game/ puzzle dll. Kedua, guru harus mengerti kondisi kelas sehingga tidak
bisa disama-ratakan antara kelas satu dengan yang lainnya maka dibutuhkan strategi
penanganan yang berbeda pula. Ketiga, memanfaatkan fasilitas baik berupa metode,
multimedia, lingkungan maupun alat pendukung lainnya yang bisa menjadikan siswa
dapat merasakan betah dan nyaman dalam kesehariannya dikelas.
Apakah ini semua mungkin dan bisa tercapai? Tentunya ini diperlukan ijtihad
ekstra dari para guru dan kreatifitas yang multi-talenta. Dengan menanamkan
paradigma holistic maka akan tercapai inovasi tiada batas dari pendidik dan siswa pun
lebih bergairah dan kreatif ketika model pembelajaran menyenangkan (fun learning)
dapat dijalankan. Sehinggga anak didik dapat memaksimalkan potensi dan otomatis
kita telah mensukseskan bentuk pendidikan tanpa mengesampingkan proses untuk
mencapai hasil yang maksimal. Dan kita telah melakukan investasi sumber daya
manusia (SDM) untuk jangka panjang,

C. Pengertian Metode Pembelajaran Fun Learning


Keterampilan dan kreativitas seorang guru dalam mengajar sangat menentukan
keberhasilan proses belajar mengajar siswa. Karena itu, guru dituntut terus
meningkatkan profesionalismenya, salah satunya dengan menerapkan metode smart
teaching dan fun learning. Hal itu ditegaskan pakar pendidikan Erma Pawitasari M.Ed
yang mengatakan bahwa metode mengajar yang cerdas dan menyenangkan dapat
dilakukan dengan cara read, repeat, dan distribute. Metode tersebut berguna untuk
memperkuat ingatan. Dengan cara tersebut siswa dapat belajar dengan aktif, kreatif,
dan menyenangkan.
Pakar pendidikan dari Singapura Jasmine Simon mengatakan, belajar yang
menyenangkan dapat diciptakan dengan menjadikan ruang belajar mengajar menjadi
ruang bermain yang nyaman dan menyenangkan (Edutainment Method). Lebih dari
itu, mengajar merupakan pekerjaan yang mulia. Apabila mengajar atas dasar itu,
semua akan terasa mudah.
(http://www.uinjkt.ac.id/index.php/component/content/article/1-headline/
1632-guru-perlu-terapkan-smart-teaching-dan-fun-learning.html diakses pada
tanggal 25 maret 2014, pukul 17:54 WIB)
Sehingga dapat dikatakan bahwa metode fun learning adalah metode pembelajaran di
mana seorang guru dapat menciptakan suasana hangat dan menyenangkan dalam
pembelajaran karena dengan suasana yang hangat dan menyenangkan apapun yang
kita ajarkan akan mudah diterima dengan senang hati dan ketika sesuatu itu mudah
diterima maka anak akan mudah melakukan suatu perubahan.
Seorang guru dikatakan profesional salah satu cirinya adalah kalau ia pandai
di dalam mengelola kelas atau pandai mengajar, tidak membosankan, ia pandai
membuka kelas, pandai menyampaikan materi dan pandai menutup pelajaran, anak-
anaknya suka belajar bersamanya.
Selanjutnya guru yang menguasai dan terampil menggunakan berbagai
pendekatan dan strategi pengelolaan kelas akan dengan mudah dapat menciptakan dan
mempertahankan iklim belajar yang baik dan menyenangkan. Iklim yang demikian itu
memberi peluang kepada siswa untuk mengembangkan potensi-potensi dirinya secara
optimal. Namun, masalahnya adalah tidak banyak seorang guru yang mau bersusah
payah mencari inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran, yang penuh dengan
kreatifitas.

D. Tinjauan SWOT Metode Pembelajaran Fun Learning


Agar kita dapat menciptakan suasana fun learning, dibutuhkan penggunaan
metode belajar yang tepat. Sebagaimana kita ketahui, kedudukan metode sangatlah
penting dalam proses interaksi antara guru dan siswa ketika belajar, yaitu sebagai alat
motivasi ekstrinsik, sebagai strategi pengajaran dan sebagai alat untuk mencapai
tujuan. Oleh sebab itu, seorang guru harus bisa memilih metode yang sesuai dengan
kondisi anak dan disesuaikan pula dengan materi pelajaran yang akan disampaikan
berikut tinjauan SWOT-nya :
1. Keuntungan metode pembelajaran Fun learning, yaitu:
a. Peserta didik bersemangat dalam proses belajar mengajar.
b. Peserta didik dikenalkan dengan interaksi sosial.
c. Ide yang dihasilkan peserta didik akan beragam
d. Kerjasama yang solid pada kelompok.
e. Daya ingat siswa lebih lama.

2. Kekurangan metode pembelajaran Fun learning


a. Akan menimbulkan rasa terintimidasi terutama bagi siswa yang “kurang”
dalam hal belajar.
b. Pertengkaran diantara kelompok bila media pembelajaran kurang memadai
sesuai jumlah kelompok.
c. Sikap memerintah akan semakin menonjol.
d. Siswa akan lebih suka bermain daripada belajar serius.
e. Ilmu yang diperoleh hanya diterima minoritas siswa.

3. Meningkatkan kelebihan metode Fun Learning dengan meminimalisir kekurangan


metode tersebut, antara lain:
a. Pemilihan siswa harus berimbang antara siswa yang berkemampuan dengan
yang kurang.
b. Diusahakan penyediaan media pembelajaran sesuai dengan banyak kelompok
atau individu.
c. Mengusahakan manajemen waktu yang konsisten dengan materi yang akan
disampaikan.

E. Pengertian model pembelajaran “Bangun Games” Dan Teknik Pembelajaran


Permainan (games), populer dengan berbagai sebutan antara lain pemanasan
(ice-breaker) atau penyegaran (energizer). Arti harfiah ice-breaker adalah ‘pemecah
es’. Jadi, arti pemanasan dalam proses belajar adalah pemecah situasi kebekuan
fikiran atau fisik peserta. Permainan juga dimaksudkan untuk membangun suasana
belajar yang dinamis, penuh semangat, dan antusiasme. Karakteristik permainan
adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan (fun) serta serius tapi santai
(sersan). Permainan digunakan untuk penciptaan suasana belajar dari pasif ke aktif,
dari kaku menjadi gerak (akrab), dan dari jenuh menjadi riang (segar). Metode ini
diarahkan agar tujuan belajar dapat dicapai secara efisien dan efektif dalam suasana
gembira meskipun membahas hal-hal yang sulit atau berat.Sebaiknya permainan
digunakan sebagai bagian dari proses belajar, bukan hanya untuk mengisi waktu
kosong atau sekedar permainan. Permainan sebaiknya dirancang menjadi suatu ‘aksi’
atau kejadian yang dialami sendiri oleh peserta, kemudian ditarik dalam proses
refleksi untuk menjadi hikmah yang mendalam (prinsip, nilai, atau pelajaran-
pelajaran). Wilayah perubahan yang dipengaruhi adalah ranah sikap dan nilai.

F. Teknik Permainan Bangun Games dalam kelas


1. Buat kelompok maksimal beranggotakan 5 orang
2. Guru menampilkan tampilan dari “Bangun Games” ke depan kelas
3. Baiknya, games ini diberikan sebelum dan sesudah materi Bangun datar yang
diajarkan
4. Beri kesempatan kepada setiap kelompok untuk mendiskusikan jawaban yang
akan mereka jawab selama 5 detik
5. Beri reward secara langsung, bisa berupa nilai tambahan atau yang lainnya
6. Evaluasi-kan pembelajaran tersebut setelah diberi materi jika games ini diberikan
sebelum memulai materi.
G. Tinjauan SWOT dalam Bangun Games
1. Kelebihan dalam permainan “Bangun Games”
a. Peserta didik akan merasa senang jika sebelum belajar mereka bermain namun
tetap mendapatkan pelajaran yang akan diajarkan dikelas
b. Peserta didik akan lebih merasa bahwa matematika dekat dengan sekeliling
kehidupannya, hal ini ditunjukkan pada level pertama gamaes ini.
c. Mengembangkan pola berpikir kreatif pada peserta didik terlebih pada games
level kedua.
d. Peserta didik akan lebih memahami sifat-sifat dari bangun datar yang
ditunjukkan pada level ketiga
e. Games ini tidak hanya bisa dimainkan atau ditampilkan disekolah, peserta
didik-pun dapat memiliki dan memainkannya dirumah dengan didampingi
orangtua
2. Kekurangan dalam permainan “Bangun Games”
a. Durasi waktu yang dimiliki games ini cukup lama, sehingga dapat membuang
jam pelajaran peserta didik
b. Peserta didik akan merasa bosan jika selama permainan ini berlangsung antara
guru dan peserta didik tidak ada interaksi yang menyenangkan

Anda mungkin juga menyukai