PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
Kata metode berasal dari bahasa Yunani. Secara etimologi, kata ini
berasal dari dua kata, yaitu meta dan hodos. Meta berarti melalui dan
hodos berarti jalan atau cara. 2 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata
7
8
telah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan tercapai secara optimal.5
Belajar adalah suatu langkah dan cara untuk merubah seseorang yang
merasakan perubahan lebih baik pada dirinya dalam tingkah laku yang
dilewatinya.
didik akan menyerap segala apa yang diterimanya saat bermain untuk
sosial emosional, nilai, dan sikap hidup. Terdapat dalam kisah Nabi Yusuf
3
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2002), h. 740
4
Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, ( Jakarta : PT Bumi Aksara, 2003 ), h.57
5Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
A.S saat diajak saudaranya bermain ke suatu tempat sebagai bukti bahwa
bermain adalah bagian dari anak, tertulis dalam Al-Quran surat Yusuf ayat
peserta didik. Bermain bagi mereka adalah kegiatan yang serius tetapi
6
Mardiah, Metode Permainan Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah,
Jurnal Mitra PGMI, Volume 1 No. 1, h.63
10
Artinya, permainan yang dipilih bukan sekedar untuk mengisi waktu luang
aspek kognisi.8
7
Esti Kurniawati Mahardika, Evaluasi Metode Pembelajaran Melalui Permainan di Taman Kanak
Kanak Kota Blitar, : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Volume 6 Issue 4 (2022), h. 2749
8
Ibid.
11
siswa menjadi aktif berpartisipasi, tidak hanya sebagian siswa tetapi semua
siswa yang hadir dalam proses pembelajaran. Selain itu diharapkan agar
komunikasi siswa dengan siswa yang lain serta guru dapat terjalin dengan
baik sehingga pesan yang disampaikan guru sama dengan pesan yang
berupa buku cetak, buku elektronik, maupun sumber belajar yang dibuat
1) Tahap Persiapan
9
Sabri dan Efrida Mandasari Dalimunthe, Penggunaan Metode Permainan
Kartu Kata Bergambar Dalam Peningkatan Minat Belajar Siswa, Dirasatul Ibtidaiyah Volume. 1
No.1, (Sumatera Utara: Institut Pendidikan Tapanuli Selatan, 2021), h.50
10
Sabri dan Efrida Mandasari Dalimunthe,....... h.48.
12
keterampilan tersebut,
disampaikan,
bahan ajar, rincian kegiatan, alokasi waktu dan media yang akan
digunakan,
dan efisien.11
2) Tahap pelaksanaan dalam tahap ini ada tiga langkah yang harus
dilakukan, yaitu :
a. Tahap Pembukaan.
Pada tahap ini guru memberikan arahan kepada murid apa yang
b. Tahap Pelaksanaan.
c. Tahap Penutupan.
11
M. Subana & Sunarti, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia (Bandung: Pustaka Setia.,
2000), h.23
13
Pada tahap ini guru memberikan reward kepada murid murid yang
telah melakukan permainan dengan baik dan benar. Selain member reward
guru memberikan arahan kepada anak yang belum baik dan benar dalam
yang menghibur.
belajar.
pendidikan.
12
Nurlaela Hasni Basiroh, Penerapan Metode Permainan untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika pada Siswa Kelas I MI Al-Asyirotusyfi’iyyah, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah,
2016), h.19
13
Arief S. Sadirman, dkk., Media Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindi Persada, 2009), h. 78
14
suatu masalah.
tidak akan main lagi, sedang anak yang sekali kalah tidak ingin ambil
bagian dalam permaian sedangkan anak yang licik akan sering memicu
menjadi beban.
kata baru.
14
E. T. Ruseffendi, Pengajaran matematika Modern, (Bandung: Tarsito, 1980), h. 198
15
1. Melatih Fisik
dengan lingkungan.
3. Mengembangkan kognitif
penting bagi perkembangan kognitif dan social peserta didik. Selain itu
15
Nurjana, Penerapan Metode Belajar Sambil Bermain Menggunakan Kartu Bergambar Untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Huruf Abjad Pada Bidang Pengembangan Bahasa di
Raudhatul Athfal Amanah Palembang, (Palembang: Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden
Fatah, 2014),h .30-31
16
3 yaitu kertas pertanyaan, kertas reward, dan kertas hukuman. Kertas yang
Islam yang sedang dipelajari. Kertas kedua berisi kan tulisan yang menjadi
hadiah bagi peserta didik yang bisa menjawab pertanyaan dengan benar.
peserta didik ketika salah atau tidak bisa menjawab pertanyaan. Semua
kertas yang telah diisi kemudian digulung dan dimasukan kedalam kaleng
didik yang lain sesuai dengan kertas yang diperoleh. Setelah dibaca peserta
yang dijawab benar maka peserta didik diminta untuk mengambil kertas
reward yang telah disediakan pula oleh guru. Reward bisa berupa buku,
pena ataupun yang lainnya yang dapat menggugah minat belajar siswa.
Namun, jika pertanyaan yang di jawab salah maka peserta didik diminta
Selain dapat menghibur siswa pun juga mendapatkan pelajaran dan dapat
3. Minat Belajar
Minat belajar terdiri dari 2 kata yaitu minat dan belajar. Kata minat
faktor yang berasal dari dalam diri manusia dan berfungsi sebagai
aspek perilaku afektif minat memiliki ciri-ciri arah, intensitas, dan sasaran.
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu
hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah
penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar
diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.
menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya,
16
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 180
18
seseorang merasa suka dan tertarik pada suatu hal atau kegiatan tanpa ada
yang menyuruh.
belajar adalah suatu usaha sadar yang mendorong peserta didik untuk
atau diminatinya.17
1) Faktor Internal
b. Faktor psikologis
17
Sholehatin dan Wirdati, Metode Pembelajaran dalam Meningkatkan Minat Belajar
Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama, Jurnal Pendidikan Islam Volume 1 No.
3, (Padang: Universitas Negeri Padang, 2021), h. 258.
19
sebagainya.
2) Faktor Eksternal
18
Irfan Wahyudi, Penerapan Metode Demonstrasi Dalam Meningkatkan Minat Belajar Pendidikan
Agama Islam Siswa Kelas XI SMAN 1 Papalang Kabupaten Mamuju, (Makassar: Universitas
Muhammadiyah Makassar, 2020), h. 13
20
dan cuaca. Jika alam mendukung proses belajar akan baik, tetapi
sebagainya.
memanfaatkan minat yang telah ada, Tanner & Tanner menyarankan agar
pengajar juga berusaha membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Ini
19
Ibid, h. 14
21
siswa di masa depan. Selain itu, dapat pula dicapai dengan cara
insentif dalam usaha mencapai tujuan pengajaran. Insentif adalah alat yang
20
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, h. 181
22
e. Mengembangkan fantasi
21
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana, 2014),
h.67-68
22Dasri, Metode Pembelejaran Two Way Two Stay, (Blora: Widyasari Press, 2017), h. 8
23
sebagai berikut:
diminati.
d. Lebih menyukai hal yang lebih menjadi minatnya daripada hal yang
lainnya
ada minat dalam belajar maka siswa akan senantiasa aktif berpartisipasi
24
ilmu yang disenanginya (tidak terpaksa) yaitu dilihat dari respon siswa
atau bisa berupa pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu
sendiri yaitu dilihat dari respon siswa meliputi rasa ingin tahu dan
itu. Dalam hal ini dilihat bagaimana perhatian siswa saat mengikuti
mengerjakan kegiatan dari objek tersebut. Pada poin ini diketahui apakah
23
Syardiansah, Hubungan Motivasi Belajar dan Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar
Mahasiswa Mata Kuliah Pengantar Manajemen, Jurnal Manajemen Dan Keuangan, VOL.5, NO.1
(Aceh: Fakultas Ekonomi, Universitas Samudra, 2016), h. 444
24
Irma Septiani, Albertus Djoko Lesmono, Arif Harimukti, Analisis Minat Belajar Siswa
Menggunakan Model Problem Based Learning Dengan Pendekatan Stem Pada Materi Vektor di
25
kegiatan-kegiatan tertentu”.
adalah agar dapat membantu siswa ikut serta aktif dalam kegiatan-kegiatan
tingkah laku atau sikap yang sejalan dengan ajaran-ajaran yang terdapat
Kelas X MIPA 3 SMAN 2 Jember, Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 9 No. 2, (Jember: Universitas
Jember, 2020), h. 65-66.
25
Ibid.
26
Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara 1992), h. 86.
26
berintikan tiga aspek, yaitu aspek iman, ilmu dan amal. Yang berisi:
yang baik dan disiplin serta cinta terhadap agama dalam berbagai
dimiliki oleh seorang anak. Dengan kata lain, tujuan pada aspek ilmu
mulia, yang bertaqwa kepada Allah Swt, sesuai dengan ajaran islam
menghayati.27
sebagai berikut: Pertama, aspek guru atau pendidik, sebab guru memegang
peranan penting dan besar dalam mengantarkan peserta didik untuk meraih
27
Ibid.
27
peserta didik merupakan subyek dan obyek yang aktif. Dikatakan sebagai
subyek yang aktif dalam belajar dengan difasilitasi oleh sumber belajar,
28Ahmad Falah, Studi Analisis Aspek-aspek Keberhasilan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Di SDN 01 Karangmalang Gebog Kudus, Vol. 3 No. 1, Januari-Juni 2015, h. 179.
28
hal-hal negatif yang berasal dari lingkungan atau dari budaya lain yang
29
Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam , h. 89-90.
29
secara optimal.
agama Islam. Nilai-nilai tersebut relatif tetap atas pola-pola tingkah laku,
kebutuhan-kebutuhan dasar.
dihasilkan, yakni siswa dengan pribadi insan kamil. Ketiga, PAI dengan
30
Mokh. Iman Firmansyah, Pendidikan Agama Islam, Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim
Vol. 17 No. 2, 2019, h.86-87.
30
ke siklus II.
memahami dari pada teori yang tidak ada contoh dan prakteknya.
31
pada siklus II menjadi 80%, serta analisis hasil tes siklus I dengan
variabel yang sama yaitu metode belajar sambil bermain dan minat belajar
C. Kerangka Berpikir
khusus. Sebagus apapun tujuan pendidikan, jika tidak didukung oleh dua
faktor tersebut, yaitu metode yang tepat dan mentalitas pendidik yang
baik, sangat sulit untuk dapat tercapai dengan baik. Sebuah metode akan
tidak, bahkan sering disebutkan cara atau metode kadang lebih penting
INTRAKSI
GURU DALAM SISWA
PEMBELAJARAN
METODE BELAJAR
SAMBIL BERMAIN
MELALUI PERMAINAN
UNDIAN KERTAS
MINAT
BELAJAR
SISWA
34
serta memaparkan peran guru dalam meningkatkan minat belajar siswa dalam
belajar melalui kegiatan observasi, wawancara serta dokumentasi atau data data
yang sudah ada seperti hasil belajar siswa dan pelanggaran-pelanggaran yang
pernah dilakukan. Selain itu pula, melihat, menilai serta memaparkan minat
belajar siswa dari siswa itu sendiri yaitu pada proses pembelajaran dari metode
disimpulkan bagaimana minat belajar siswa tersebut, dan bagaimana peran guru
yang telah dilakukan dan jika belum kenapa tidak dilakukan. Sehingga dapat
meningkatkannya.