Anda di halaman 1dari 20

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis

2.1.1 Model Pembelajaran Quantum Learning

Model pembelajaran Quantum Learning berakar dari upaya Georgi

Lezanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria. Ia melakukan eksperimen yang

disebut suggestology (suggestopedia). Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan

pasti mempengaruhi hasil studi belajar, dan setiap detil apapun memberikan

sugesti positif atau negatif. Untuk mendapatkan sugesti positif, beberapa teknik

digunakan. Para murid didalam kelas dibuat menajadi nyaman. Partisipasi mereka

didorong lebih jauh. Poster-poster besar yang menonjolkan informasi ditempel.

Guru-guru yang terampil dalam seni pengajaran sugesti bermunculan. Prinsip

suggestology hampir mirip dengan proses accelerated learning yakni, proses

belajar yang memungkinkan siswa belajar dengan kecepatan yang mengesankan,

dengan upaya yang normal, dan dibarengi kegembiraan. Suasana belajar yang

efektif diciptakan melalui pencampuran antara lain unsur-unsur hiburan,

permainan, cara berpikir positif, dan emosi yang sehat. Prinsipnya adalah bahwa

sugesti dapat dan pasti mempengaruhhi hasil balajar, dan setiap detail apapun

memberikan sugesti positif atau negatif. Beberapa teknik yang digunakan untuk

memberi sugesti positif adaah mendudukan siswa secara nyaman, memasang

musik latar dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan poster-

poster untuk memberikan kesan, menonjolkan informasi dan menyediakan guru-

guru yang teratih dalam seni pengajaran sugesti.

8
9

Quantum Learning merupakan model pembelajaran yang membiasakan

belajar menyenangkan. Penerapan model ini diharapkan dapat meningkatkan

minat belajar siswa hingga pada akhirnya siswa dapat meingkatkan hasil belajar

secara menyeluruh. Huda (2013:193) menjelaskan “Quantum Learning adalah

seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif di sekolah dan bisnis

untuk semua tipe orang dan segala usia”.

Menutut De Porter (2010:32) menyatakan bahwa “Quantum Learning

adalah proses pengubahan belajar yang meriah, dalam hal ini interaksi yang

terjadi antara siswa akan mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar”

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Quantum Learning adalah

suatu model pembelajaran yang mampu mendayagunakan atau menciptakan

interaksi yang bermutu dan bermakna di antara guru dan siswa yang akan

mempengaruhi kesuksesan dalam belajar.

Menurut Huda (2013, 195) Quantum Learning memiliki beberapa konsep

kunci dari berbagai teori dan strategi belajar, antara lain : 1. Teori otak kanan kiri,

2. Teori otak triune (3 in 1), 3. Pilihan Modalitas (visual, auditorial, dan

kinestetik), 4. Teori kecerdasan ganda, 5. Pendidikan Holistic (menyeluruh), 6.

Belajar berdasarkan pengalaman, 7. Belajar dengan simbol (metaphoric learning),

8. Simulasi/permainan, 9. Peta pikiran (mind mapping)

Quantum Learning sebagai salah satu metode belajar dapat memadukan

berbagai sugesti positif dan interaksinya dengan lingkungan ang dapat

mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. Lingkungan belajar yang


10

menyenangkan dapat menimbulkan motivasi pada diri siswa sehingga secara

langsung dapat mempengaruhi proses belajar mereka.

Langkah-langkah yang dapat diterapakan dalam pembelajaran melalui

konsep Quantum Learning (Huda, 2013) adalah sebagai berikut : 1) kekuatan

ambak, 2) penataan lingkungan belajar, 3) memupuk sikap juara, 4)

membebaskan gaya belajar, 5) membiasakan mencatat, 6) membiasakan

membaca, 7) menjadikan anak lebih kreatif, 8) melatih memori

Ambak adalah motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental antara

manfaat dan akibat-akibat suatu keputusan. Motivasi sangat diperlukan dalam

belajar karena dengan adanya motivasi, keinginan untuk belajar selalu ada. Pada

langkah ini, siswa harus diberi motivasi oleh guru agar mereka dapat

mengindentifikasi dan mengetahui manfaat atau makna dari setiap pengalaman

atau peristiwa yang dilaluinya, yang dalam hal ini adalah proses belajar.

Dalam proses belajar dan mengajar, diperlukan penataan lingkungan yanng

dapat membuat siswa merasa aman dan nyaman. Perasaan semacam ini akan

menumbuhkan konsentrasi belajar siswa ang baik. Penataan lingkungan belajar

yang tepatjuga dapat mencegah kebosanan dalam diri siswa.

Memupuk sikap juara peru dilakukan untuk lebih memacu belajar siswa.

Seorang guru hendaknya tidak segan-segan memberi pujianatau hadiah kepada

siswa yang telah berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya, guru sebaiknya tidak

mencemooh siswa yang belum mampu menguasai materi. Dengan memupuk

sikap juara ini, siswa akan merasa lebih dihargai.


11

Ada berbagai macam gaya belajar yang dimiliki siswa. Gaa belajar tersebut

antara lain: visual, auditorial, dan kinestetik. Dalam Quantum Learning, guru

hendaknya memberikan kebebasan dalam belajar kepada siswa dan tidak terpaku

pada satu gaya belajar saja.

Belajar akan benar-benar dipahami sebagai aktivitas kreasi ketika siswa

tidak hanya bisa menerima, melainkan bisa mengungkapkan kembali apa yang

diperoleh dengan menggunakan bahasa hidup dengan cara dan ungkapan sesuai

gaya belajar siswa itu sendiri. Hal tesebut dapat dilakukan dengan memberikan

simbol-simbol atau gambar yang mudah dimengerti oleh siswa itu sendiri.

Simbol-simbol tersebut dapat berupa tulisan atau kode-kode ang bisa dimengerti

siswa.

Salah satu aktivitas yang saagt penting adalah membaca. Dengan membaca,

siswa bisa meningkatkan perbendaharaan kata, pemahaman, wawasan, dan daa

ingatnya. Seorang guru hendaknya membiasakan siswa untuk membaca, baik

buku pelajaran maupun buku-buku yang lain.

Siswa yang kreatif adalah siswa yang ingin tahu, suka mencoba, dan senang

bermain. Sikap kreatif memungkinkan siswa manghasilkan ide-ide yang segar

dalam belajarnya.

Kekuatan memori sangat diperlukan dalam belajar sehingga siswa perlu

dilatih untuk mendapatkan kekuatan memori yang baik.

Adapun langkah-langkah pembelajaran Quantum Learning, guru dapat

memulai pembelajaran menggunakan teknik yang dikenalkan dalam Quantum

Teaching yang efektif dan menarik dengan kerangka pengajaran yang dikenal
12

dengan TANDUR sebagaimana dijelaskan De Porter (dalam Shoimin, 2016: 139)

adalah :

1) Tumbuhkan, tumbuhkan minat dengan memuaskan “Apakah manfaat


bagiku (ambak)”, dan manfaatkan kehidupan pelajar.
Guru memberikan motivasi kepada siswa agar dapat mengindentifikasi
dan mengetahui manfaat pembelajaran bagi siswa.
2) Alami, menciptakan atau mendatangkan pengalaman pengalaman yang
dapat dimengerti semua siswa.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
pengetahuan awal yang telah dimilki.
3) Namai, sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi sebuah
masukan.
Guru mengajarkan konsep, keterampilan berpikir dan strategi belajar
dengan menggunakan gambar, alat bantu atau alat lainnya.
4) Demonstrasi, sediakan kesempatan bagi pelajar untuk “menunjukkan
bahwa mereka tahu”.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan
pengetahuan mereka kedalam pembelajaran yang lain dan dalam
kehidupan mereka.
5) Ulangi, tunjukkan siswa cara-cara mengulang materi dan menegaskan,
“aku tahu dan memang tahu”.
Guru mengulangi hal-hal yang kurang jelas bagi siswa. Dengan
pengulangan, maka siswa akan lebih memahami suatu konsep pelajaran.
6) Rayakan, pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan
keterampilan dan ilmu pengetahuan.
Guru dapat menyesuaikan cara apa yang tepat untuk merayakan sebagai
pengakuan terhadap setiap prestasi siswa.

Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah Quantum

Learning adalah sebagai berikut : 1) guru memberikan motivasi kepada siswa, 2)

guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan ide, 3) guru

memberikan tugas untuk diselesaikan siswa, 4) guru memberikan kesempatan

kepada siswa untukn memaparkan jawaban, 5) guru memberikan reward kepada

siswa yang berhasil menyelesaikan soal.

Pembelajaran Quantum Learning memiliki kelebihan dan kekurangan.

Beberapa kelebihan dari Quantum Learning menurut Huda (2013) yaitu :


13

1. Membangkitkan semangat belajar siswa


2. Memberikan kebebasan mengeluarkan ide kepada siswa
3. Memunculkan sikap percaya diri
4. Memupuk sikap juara pada diri siswa
5. Pembelajaran lebih menyenangkan

Beberapa kelemahan Quantum Learning dalam pembelajaran yakni (Huda, 2013):

1. Memerlukan dan menuntut keahlian dan keterampilan guru lebih khusus.


2. Memerlukan proses perancangan dan persiapan pembelajaran yang cukup
matang dan terencana dengan cara yang lebih baik
3. Tidak semua kelas memiliki sumber belajar, alat belajar, dan fasilitas yang
dijadikan prasyarat dalam Quantum Learning.
4. Pembelajaran ini menuntut situasi dan kondisi serta waktu yang lebih
banyak.

Menurut Sunandar (2012) menyatakan kelebihan dan kekurangan model

pembelajaran Quantum Teaching adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan Quantum Teaching:


1. Selalu berpusat pada apa yang masuk akal bagi siswa
2. Menumbuhkan dan menimbulkan antusiasme siswa
3. Adanya kerjasama
4. Menawarkan ide dan proses cemerlang dalam bentuk yang mudah
dipahami siswa
5. Menciptakan tingkah laku dan sikap kepercayaan dalam diri sendiri
6. Belajar terasa menyenangkan
7. Adanya kebebasan dalam bereksperimen
b. Kekurangan Quantum Teaching:
1. Memerlukan persiapan yang matang bagi guru dan lingkungan yang
mendukung
2. Memerlukan fasilitas yang memadai
3. Kurang dapat mengontrol siswa

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kelebihan dari

Quantum Learning, yaitu :

1. Pembelajaran lebih menyenangkan


2. Adanya kerjasama yang baik antar siswa
3. Mampu menggugah semangat dan ide kreatif siswa
4. Memupuk rasa percaya diri siswa

Sedangkan kekurangan dari Quantum Learning, yaitu :


14

1. Memerlukan persiapan dan kompetensi guru yang matang


2. Memerlukan fasilitas memadai serta waktu yang lebih lama
3. Membutuhkan kemampuan mengelola kelas yang baik

2.1.2 Mind Mapping

Silberman (dalam Sohimin 2016:105) Mind mapping atau pemetaan pikiran

merupakan cara kreatif bagi tiap pembelajar untuk menghasilkan gagasan,

mencatat apa yang dipelajari, atau merencanakan tugas baru. Meminta

pembelajar untuk membuat peta pikiran memungkinkan mereka

mengindentifikasi dengan jelas dan kreatif apa yang telah mereka pelajari atau apa

yang tengah mereka rencanakan.

Shoimin (2016:105) mengemukakan mind mapping adalah teknik

pemanfaatan seluruh otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis

lainnya untuk membentuk kesan. Otak sering kali mengingat informasi dalam

bentuk gambar, symbol, suara, bentuk-bentuk, dan perasaan. Peta pikiran

menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik ini dalam suatu pola dari

ide-ide yang berkaitan seperti peta jalan yang digunakan untuk belajar,

mengorganisasikan, dan merencanakan. Peta ini dapat membangkitkan ide-ide

orisinil dan memicu ingatan yang mudah. Ini jauh lebih mudah daripada metode

pencatatan tradisional karena ia mengaktifkan kedua belahan otak. Cara ini juga

menenangkan, menyenangkan, dan kreatif.

Selanjutnya menurut Suyatno (2009:99) “Mind Mapping adalah cara

termudah dalam enempatkan informasi kedalam otak dan mengambil informasi

keluar dari otak yang merupakan cara mencatat kreatif dan efektif”.
15

Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa mind mapping adalah

teknik mencatat informasi dengan menggunakan pancaran pikiran sekaligus

melibatkan otak kiri dan otak kanan yang memudahkan siswa dalam mengingat

pelajaran dengan disertai gambar, simbol, dan warna dimana prinsip

pembuatannya mengikuti apa yang diinginkan otak siswa.

Untuk menggunakan mind mapp, ada beberapa langkah persiapan yang

harus dilakukan (Huda, 2016) yaitu :

1) Mencatat hasil ceramah dan menyimak poin-poin atau kata kunci dari
ceramah.
2) Menunjukkan jaringan-jaringan dan relasi-relasi diantara berbagai poin
/gagasan/kata kunci ini terkait dengan materi pelajaran.
3) Membrainstorming semua hal yang sudah diketahui sebelumnya tentang
topic tersebut.
4) Merencanakan tahap-tahap awal pemetaan gagasan dengan
menvisualisasikan semua aspek dari topik yang dibahas.
5) Menyusun gagasan dan informasi dengan membuatnya bisa diakses pada
satu lembar saja.
6) Menstimulasi pemikiran dan solusi kreatif atas permasalahan-
permasalahan yang terkait dengan topic bahasan.
7) Mereview pelajaran untuk mempersiapkan tes atau ujian.

Mind mapping membantu pembelajar mengatasi kesulitan, mengtahui apa

yang hendak ditulis, serta bagaimana mengorganisasi gagasan, sebab teknik ini

mampu membantu pembelajar, serta bagaimana memulainya. Peta pikiran sangat

baik untuk merencanakan dan mengatur berbagai hal. Untuk membuat peta

pikiran, ada beberapa kiat atau langkah yang perlu ditempuh. De Porter (dalam

Shoimin, 2016:106) mengemukakan kiat-kiat dalam membuat peta pikitan, yaitu :

1. Tulis gagasan utama ditengah kertas dan lingkupilah dengan lingkaran,


persegi, atau bentuk lain.
2. Tambahkan sebuah cabang yang keluar dari pusatnya untuk setiap poin
atau gagasan utama. Jumlah cabang-cabangnya akan bervariasi, tergantung
dari jumlah gagasan atau segmen. Gunakan warna yang berbeda untuk
setiap segmen.
16

3. Tuliskan kata kunci atau frasa pada tiap-tiap cabang yang dikembangkan
untuk detail. Kata-kata kunci adalah kata-kata yang menyampaikan inti
sebuah gagasan dan memicu ingatan pembelajar.
4. Tambahkan simbol-simbol dan ilustrasi-ilustrasi untuk mendapatkan
ingatan yang lebih baik.

Shoimin (2016:106) langkah-langkah dalam membuat peta pikiran, yaitu:

1. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.


2. Guru menyajikan materi sebagai mana biasanya.
3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua
orang.
4. Suruhlah seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru
diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan
kecil, kemudian berganti peran, begitu juga kelompok lainnnya.
5. Seluruh siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancara
dengan teman pasangannya, sampai sebagian siswa sudah menyampaikan
hasil wawancaranya.
6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum
dipahami siswa.
7. Kesimpulan/penutup.

Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan langkah-langkah model

pembelajaran Mind Mapping adalah : guru menyampaikan kompetensi yang ingin

dicapai, guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh

peserta didik, guru membentuk kelompok yang terdiri dari 2-5 orang. Guru

menjelaskan teknik pembuatan mind mapping. Tiap kelompok mencatat dan

menginterpretasikan hasil diskusi, tiap kelompok membacakan hasil diskusi dan

guru mencatat dipapan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru. Guru

menjelaskan kembali materi yang kurang dipahami siswa, dari data-data dipapan

dan penjelasan guru, peserta didik diminta membuat kesimpulan.

Menurut Sohimin (2016) kelebihan dari model mind mapping, yaitu :

1. Cara ini cepat


2. Teknik dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang muncul
dalam pemikiran.
3. Proses mengambar diagram bisa memunculkan ide-ide yang lain.
17

4. Diagram yang sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk menulis.


Sedangkan untuk kekurangan dari model mind mapping, yaitu :

1. Hanya siswa yang aktif yang terlibat


2. Tidak seluruh murid belajar.
3. Jumlah detail informasi tidak dapat dimasukkan.
Menurut Rostikawati (2013) kelebihan dari model Mind Mapping adalah :
1. Siswa dapat mengemukakan pendapat secara bebas
2. Catatan lebih padat dan jelas
3. Catatan lebih terfokus pada inti materi
4. Dapat bekerja sama dengan teman
5. Membantu otak untuk mengatur dan mengingat pelajaran.
Sedangkan kekurangan model Mind Mapping menurut Rostikawati (2013) :
1. Mind Mapping murid bervariasi sehingga guru akan kewalahan memeriksa
mind mapping murid
2. Hanya murid yang aktif terlibat
3. Tidak sepenuhnya murid yang belajar
Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa, kelebihan Mind Mapping
adalah :
1. Siswa mampu menuangkan ide-ide kreatif dalam membuat cacatan.
2. Catatan lebih menarik dan mengarah pada inti materi
3. Mampu meningkatkan kerja sama
4. Mampu membantu siswa untuk mengingat pelajaran dengan mudah
Sedangkan kekurangan dari Mind Mapping adalah :
1. Tidak semua siswa terlibat aktif
2. Tidak seluruh murid belajar
3. Informasi yang masuk hanya informasi umum saja, tidak secara mendetail
2.1.3 Kolaborasi Model Pembelajaran Quantum Learning dan Mind Mapping

Kolaborasi model pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang

menggabungkan antara dua model pembelajaran. Model pembelajaran Quantum

Learning merupakan konsep untuk pembelajar agar dapat menyerap fakta, konsep,

prosedur, dan prinsip sebuah ilmu dengan cara cepat, menyenangkan dan

berkesan. Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, maka yang menjadi langkah-
18

langkah pembelajaran Quantum Learning sebagaimana dijelaskan De Porter

(dalam Shoimin, 2016: 139) adalah :

1) Tumbuhkan, tumbuhkan minat dengan memuaskan “Apakah manfaat


bagiku (ambak)”, dan manfaatkan kehidupan pelajar.
Guru memberikan motivasi kepada siswa agar dapat mengindentifikasi
dan mengetahui manfaat pembelajaran bagi siswa.
2) Alami, menciptakan atau mendatangkan pengalaman pengalaman yang
dapat dimengerti semua siswa.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
pengetahuan awal yang telah dimilki.
3) Namai, sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi sebuah
“masukan”.
Guru mengajarkan konsep, keterampilan berpikir dan strategi belajar
dengan menggunakan gambar, alat bantu atau alat lainnya.
4) Demonstrasi, sediakan kesempatan bagi pelajar untuk “menunjukkan
bahwa mereka tahu”.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan
pengetahuan mereka kedalam pembelajaran yang lain dan dalam
kehidupan mereka.
5) Ulangi, tunjukkan siswa cara-cara mengulang materi dan menegaskan,
“aku tahu dan memang tahu”.
Guru mengulangi hal-hal yang kurang jelas bagi siswa. Dengan
pengulangan, maka siswa akan lebih memahami suatu konsep pelajaran.
6) Rayakan, pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan
keterampilan dan ilmu pengetahuan.
Guru dapat menyesuaikan cara apa yang tepat untuk merayakan sebagai
pengakuan terhadap setiap prestasi siswa.

Model pembelajaran Mind Mapping merupakan model pembelajaran yang

memanfaatkan seluruh otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis

lainnya untuk membentuk kesan. Peta pikiran menggunakan pengingat-pengingat

visual dan sensorik ini dalam suatu pola dari ide-ide orisinil dan memicu ingatan

yang mudah. langkah-langkah model pembelajaran Mind Mapping adalah : guru

menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, guru mengemukakan

konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh peserta didik, guru membentuk

kelompok yang terdiri dari 2-5 orang. Guru menjelaskan teknik pembuatan mind
19

mapping. Tiap kelompok mencatat dan menginterpretasikan hasil diskusi, tiap

kelompok membacakan hasil diskusi dan guru mencatat dipapan dan

mengelompokkan sesuai kebutuhan guru. Guru menjelaskan kembali materi yang

kurang dipahami siswa, dari data-data dipapan dan penjelasan guru, peserta didik

diminta membuat kesimpulan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan serangkaian kegiatan atau langkah-

langkah dalam penerapan kolaborasi model pembelajaran Quantum Learning dan

Mind Mapping adalah sebagai berikut :

1. Guru membuka kegiatan pembelajaran

Guru memulai dengan menyiapkan kelas dan siswa akan dibagi menjadi 5-

6 kelompok agar suasana kelas dan proses belajar mengajar menjadi

nyaman. Dalam hal ini guru harus memperhatikan situasi kelas, seperti

keadaan kelas, kesiapan media yang akan digunakan siswa selama proses

pembelajaran.

2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran sekaligus menumbuhkan minat

dengan merumuskan AMBAK “apakah manfaatnya bagiku”.

Guru membuat pernyataan yang menggugah semangat siswa dan

memancing siswa untuk menyampaikan pendapat awal sesuai dengan

pengalaman yang dimiliki. Guru menyampaikan manfaat apa yang akan

diterima siswa apabila mampu menguasai materi yang akan dipelajari.

3. Guru menyampaikan materi pembelajaran.

4. Guru menjelaskan teknik pembuatan mind mapping.


20

5. Guru memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk

mendiskusikan materi atau permasalahan yang disampaikan guru.

6. Guru memberi kesempatan masing-masing kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusinya.

7. Setelah selesai presentasi, guru member kesempatan kepada siswa untuk

memberi pendapatnya mengenai hasil yang telah dipresentasikan

temannya.

8. Guru menjelaskan kembali materi yang kurang dipahami siswa.

9. Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang sudah mempresentasikan

hasil diskusikan.

10. Guru mengadakan post test

11. Guru menutup pembelajaran.

2.1.4 Hasil Belajar Akuntansi

Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan merupakan suatu

hasil atau tujuan. Dengan demikian, belajar itu bukan sekedar mengingat atau

menghafal saja., namun lebih luas dari itu merupakan mengalami. Hamalik (dalam

susanto, 2014:4) menegaskan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan

tingkah laku individu atau sesorang melalui interaksi dengan lingkungannya.

Perubahan tingkah laku mencakup perubahan dalam kebiasaan, sikap dan

keterampilan. Perubahan tingkah laku dalam kegiatan belajar disebabkan oleh

pengalaman atau latihan.

W.S. Winkel (2014:4) mengemukakan pengertian belajar merupakan suatu

aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara sesorang dengan
21

lingkungan, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, keterangan, dan nilai sikap yang bersifat relative konstan dan

berbekas. Perubahan terjadi akan sesuatu hal yang awalnya tidak dipahami oleh

sesorang menjadi paham setelah melalui proses belajar.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

usaha yang dilakukan oleh seseorang secara sadar untuk memperoleh pemahaman

atau pengetahuan yang mampu memberikan perubahan baik dalam pola pikir,

sikap maupun tindakan.

Menurut Slameto (2010 : 54) faktor-faktor yang mempengarui hasil

belajar siswa adalah ”faktor internal dan faktor eksternal”.

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu

sendiri. Dalam faktor internal ini dapat dibedakan dalam dua jenis faktor biologis

dan faktor psikologis. Faktor biologis berhubungan dengan keadaan jasmaniah

atau kebutuhan jasmani. Kurang sehatnya seseorang akan mempengaruhi aktivitas

belajar siswa. Apabila kondisi kesehatannya terganggu maka aktivitas belajarnya

tidak akan maksimal. Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan sehubungan

dengan faktor biologis, diantaranya kondisi fisik yang normal dan kesehatan fisik,

sedangkan faktor yang mempengaruhi psikologis siswa yang intelegensi,

perhatian, minat, bakat, emosi dan segala hal yang berkaitan dengan mental

seseorang.

Faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar individu itu

sendiri. Faktor eksternal terdiri dari lingkungan keluarga, keluarga yang

merupakan lingkungan pertama dalam menentukan perkembangan pendidikan


22

seseorang. Faktor lingkungan keluarga meliputi cara orang tua mendidik, suasana

rumah, keadaan ekonomi keluarga dan pengertian orang tua. Faktor lingkungan

sekolah juga mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang diantaranya meliputi

metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, yang ditentukan oleh

faktor lingkungan masyarakat diantaranya massa media, teman bergaul, kegiatan

dalam masyarakat, dan corak kehidupan masyarakat. Faktor waktu meliputi

adanya keseimbangan antara kegiatan belajar dan kegiatan hiburan.

Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar di atas, maka

dapat diketahui bahwa banyak hal yang dapat mempengaruhi siswa untuk dapat

belajar dengan baik, salah satunya adalah faktor internal siswa antara lain

kemampuan yang dimiliki siswa tentang materi yang akan disampaikan,

sedangkan faktor eksternal antara lain strategi pembelajaran yang digunakan guru

dalam proses belajar mengajar.

Hasil belajar merupakan hal penting dalam proses belajar mengajar karena

merupakan petunjuk untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam

proses belajar menagjar yang telah dilaksanakan. Sebagai cara untuk menilai

kemampuan individual, diwujudkan dalam bentuk nilai yang diberikan kepada

siswa berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.

Susanto (2014:5) menyimpulkan “hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan

yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan

psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.”


23

Istarani & Intan Pulungan (2016: 17) mengatakan “hasil belajar adalah suatu

pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam prilaku dan penampilan yang

diwujudkan dalam bentuk tulisan”.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

perubahan dalam diri siswa baik menyangkut aspek kognitif, afektif dan

psikomotor yang didapat setelah melakukan kegiatan belajar.

Rudianto (2012:4),”akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan

informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas

ekonomi dan kondisi suatu perusahaan”.

Harahap (2013:5), mengemukakan “akuntansi adalah proses

mengindentifikasi, mengukur, dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai

bahan informasi dalam hal mempertimbangkan berbagai alternatif dalam

mengambil kesimpulan oleh para pemakainya”.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar akuntansi adalah

perubahan kemampuan siswa setelah melalui proses pembelajaran dalam hal

mengindentifikasi, mengukur dan menyampaikan informasi ekonomi kepada

pemakai informasi.

2.2 Penelitian Yang Relevan

Herfinayanti, dkk (2016), dengan judul penelitian Penerapan Model

Pembelajaran Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X

SMA Negeri 1 Sungguminasa. Hasil analisis deskriptif menunjukkan nilai rata-

rata hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA 9 sebelum diajar dengan model

pembelajaran Quantum Learning sebesar 10,66 dan standart deviasi sebesar 2,74
24

dan setelah diajar dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Learning

sebesar 15,54 dan standar deviasi sebesar 3,84 dengan nilai rata-rata Gain

Ternormalisasi 0,32 berada pada kategori sedang. Dari hasil analisis dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran Quantum Learning dapat meningkatkan

hasil belajar Fisika peserta didik kelas X IPA 9 SMAN 1 Sungguminasa.

Geminastiti, dkk (2014), dengan judul penelitian Pengaruh penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Mind Mapping Berbantuan Media Gambar Terhadap

Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V Gugus VII Kecamatan Gianyar. Berdasarkan

analisis data diperolehthitung = 2,58, sedangkan dengan menggunakan taraf

signifikansi 5% dan dk = 30 + 30 – 2 = 58 diperoleht tabel(α=0,05 = 2,01. Karenathitung =

2,58>ttabel= 2,01, maka Ho ditolakdan Ha diterima. Rata-rata hasil belajar IPS pada

kelompok Eksperimen = 79,41> rata-rata hasil belajar IPS pada kelompok control

= 64,93. Ini berarti ada perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS siswa yang

belajar melalui penerapan model pembelajaran koperatif Mind Mapping

berbantuan gambar. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh

penerapan model pembelajaran koperatif mind mapping berbantuan media gambar

terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V Gugus VII Kecamatan Gianyar.

Anwar, dkk (2015), dengan judul penelitian Penerapan Model Pembelajaran

Mind Mapping Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Kompetensi

Dasar Antroposper Siswa Kelas XI IPS 5 SMA Negeri 1 Juwana Tahun Pelajaran

2013/2014. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) penerapan model

pembelajaran mind mapping pada kompetensi dasar antroposphere dapat

meningkatkan aktivitas belajar Geografi siswa di kelas XI IPS 5 SMA Negeri


25

Juwana Tahun Pelajaran 2013/2014. Sebelum tindakan, persentase kegiatan

belajar mereka 64,6%. Setelah tindakan, menjadi 73% pada siklus I dan 80,7%

pada siklus II, yang berarti bahwa indikator kinerja kegiatan belajar determind

telah terpenuhi. 2) penerapan model pembelajaran mind mapping pada kompetensi

dasar antroposphere dapat meningkatkan hasil belajar geografi siswa di kelas XI

IPS 5 SMA Negeri 1 Juwana Tahun Pelajaran 2013/2014. Sebelum tindakan,

persentase ketuntasan belajar klasikal mereka 17,65%. Setelah tindakan, menjadi

64,71% pada siklus 1 dan 88,24% pada siklus II, menunjukkan bahwa indikator

kinerja kelengkapan pembelajaran ditentukan telah terpenuhi.

Saragih (2012), dengan judul penelitian Penerapan Model Quantum

Learning Untuk Meningkatksn Hasil Belajar Autocad Siswa Kelas X Teknik

Pemesinan SMK Negeri 1 Stabat. Hasil menunjukkan bahwa (1) dengan

menerapkan model pembelajaran quntum learning, hasil belajar siswa

meningkatkan secara signifikan. Peningkatan pencapaian 34 siswa sangat

memuaskan; pada siklus pertama, 24 siswa berhasil (70,59%), 10 siswa gagal

(29,41%). Pada siklus kedua 27 siswa (79,41%) berhasil dan 7 siswa (20,59%)

gagal. Pada siklus ketiga 30 siswa (88,24%) berhasil dan 7 siswa (11,76%) gagal.

Penerapan model pembelajaran quantum learning di SMK Negeri 1 Stabat

terbukti memuaskan. Ini terlihat dari keaktifan siswa dari siklus 1 ke 3. Keaktifan

rata-rata siswa adalah 74,31% pada siklus 1, 81,35% pada siklus 2, dan 83,63%

pada siklus 3. Penerapan model pembelajaran quantum learning pada pengajaran

autocad sangat positif diterima oleh siswa kelas mechinary dari SMK Negeri 1

Stabat.
26

2.3 Kerangka Berpikir

Dalam dunia pendidikan dan pengajaran, hasil belajar memegang peranan

penting. Dimana hasil belajar sebagai gambaran akan keberhasilan siswa

dalamproses belajar. Hasil belajar siswa merupakan out put atas proses belajar

kegiatan belajar di kelas. Setiap orang pasti menginginkan hasil yang memuaskan

baik guru maupun siswa. Namun demikian banyak pula dijumpai bukti yang

menunjukkan bahwa hasil yang didapat siswa dalam pembelajaran tidak begitu

memuaskan, untuk itu perlu adanya inovasi dalam pembelajaran agar mampu

memberi hasil yang maksimal.

Dalam hal ini guru memiliki peranan yang cukup penting dalam menyajikan

pembelajaran yang membuat siswa benar-benar berada dalam situasi belajar.

Terkhusus untuk mata pelajaran akuntansi yang dikenal dengan banyaknya

metode dan pendekatan didalamnya. Selain itu mata pelajaran ini juga menuntut

siswa untuk banyak mencatat. Hal ini bisa jadi pemicu utama untuk siswa malas

dalam mengikuti pembelajaran.

Perlu digunakan suatu model yang mampu memotivasi siswa dalam belajar

dan membuat catatan siswa terlihat menarik untuk dibaca. Model yang dimaksud

adalah model pembelajaran Quantum Learning dan model PembelajaranMind

Mapping. Quantum Learning merupakan konsep pembelajaran agar dapat

menyerap fakta, konsep, prosedur, dan prinsip sebuah ilmu dengan cara cepat,

menyenangkan, dan berkesan. Quantum Learning akan membangkitkan semangat

siswa dengan pemberian motivasi dan cara yang tidak membosankan, serta

melibatkam unsure pikiran siswa. Model pembelajaran Mind Mapping merupakan


27

suatu system pencatatan kreatif yang dapat membantu siswa membuat catatan

yang menyeluruh dalam suatu halaman dengan lengkap dan mudah dengan cara

membentuk gagasan pola yang berkaitan dengan topik utama dan subtopik dan

perincian cabang-cabangnya sehingga informasi lebih mudah dimengerti dan

dingat kembali.

Dengan mengkolaborasikan model pembelajaran Quantum Learning dan

Mind Mapping, proses belajar mengajar akan lebih menyenangkan dan siswa

menajdi lebih aktif dan kreatif dalam membuat catatan. Adapun kelemahan dari

kolaborasi model ini adalah diperlukan waktu yang cukup lama dalam

menyelesaikan pembelajaran. Maka dituntut kreativitas guru dalam menggunakan

model ini agar pembelajaran berlangsung seefisien mungkin.

Berdasarkan uraian diatas, maka diduga dengan menerapkan kolaborasi

model pembelajaran Quantum Learning dan Mind Mapping diharapakan dapat

meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa di kelas XI AK SMK Swasta JAMBI

Medan.

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir tersebut diatas, maka hipotesis tindakan

dalam penelitian ini adalah hasil belajar akuntansi mengalami peningkatan jika

menerapkan kolaborasi model pembelajaran quantum learning dan mind mapping

pada siswa kelas XI AK SMK Swasta JAMBI Medan Tahun Pelajaran

2017/2018.

Anda mungkin juga menyukai