Anda di halaman 1dari 24

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING

BERKARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN


KEWARGANEGARAAN (PKN) SISWA KELAS IV SDN 104
WIWITAN

MEGA

1901414022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin ,puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah


Swt ,atas segala rahmat dan nikmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
draft proposal penelitian yang berjudul”PENERAPAN.METODE QUANTUM
LEARNING BERKARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN (PKN)SISWA KELA IV SDN 104 WIWITAN”
Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Baginda Nabi Agung
Muhammad Saw yang selalu kita harapkan syafa’atnya kelak di yaumul akhir.
Pada kesempatan ini ,penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan dukunan moral maupun material sehingga
draft proposal penelitian ini dapat selesai .Ucapan terima kasih ini penulis tujukan
kepada Bapak M.Rusli B, S.Pd., M.Pd.,selaku Dosen mata kuliah Metedologi
Penelitian yang telah mendidik dan memberikan bimbingan selama masa
perkuliahan.
Meskipun telah berusahan menyelesaikan draft proposal peneitia ini sebaik
mungkin ,penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih ada
kekurangan .Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam
penyusunan draft proposal penelitian ini.
Akhir kata,penulis berharap semoga draft proposal penelitian ini berguna
bagi para pembaca dan pihak –pihak lain yang berkepentingan.

Palopo, 03 Juli 2022

Mega
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberhasilan dan efektifitas kegiatan pembelajaran di kelas dapat dicapai jika
siswa secara aktif melibatkan dirinya dalam proses pembelajaran dan guru
memberi bantuan serta memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam proses
pembelajaran dan sebagai fasilitator yaitu menciptakan kondisi belajar mengajar
yang memberikan rangsangan belajar kepada siswa, Kondisi belajar mengajar
yang efektif ditandai dengan adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar.
Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap dan pengaruhnya besar sekali
terhadap belajar, sebab dengan minat siswa akan melakukan sesuatu yang
diminatinya (Usman, 2000:27). Salah satu upaya untuk menumbuhkan minat
adalah dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat.
Salah satu metode yang dapat dipakai dalam kegiatan pembelajaran adalah
metode Quantum Learning Berkarakter, yakni interaksi–interaksi yang mengubah
energi menjadi pemahaman yang mendalam mengenai suatu konsep dan
didalamnya terjadi perilaku siswa yang berkarakter pada saat KBM seperti
perilaku jujur, sportif, disiplin, bertanggung jawab, dapat bekerja sama dalam tim,
memahami dan mengenal diri sendiri dan teman, berjiwa leadership. Dengan
menggabungkan sugestologi, percepatan belajar (Accalerated Learning) dan
program neurolinguistik serta dari berbagai teori dan strategi belajar (Porter,
2001:14). Pada mulanya Quantum Learning merupakan upaya dari Georgi
Lozanov, seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria yang melakukan eksperimen
yang disebutnya suggestology. Prinsip Quantum Learning Berkarakter bahwa
sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detil apapun
akan memberikan sugesti positif atau negatif. Sugesti positif serta suasana belajar
yang efektif dapat diciptakan melalui pemotivasian siswa, poster– poster besar
yang menonjolkan informasi, disertai hiburan atau permainan yang mendidik,
serta iringan musik.
Metode Quantum Learning Berkarakter sengaja dipilih dalam penelitian
ini karena metode ini terdiri atas beberapa kegiatan yang berusaha
menyeimbangkan kerja otak kiri dan kanan. Otak kiri menangani masalah
masalah logika, sedangkan otak kanan menangani aspek-aspek emosi. Quantum
learning juga mengakomodasi setiap gaya belajar siswa yang terdiri tiga gaya
belajar utama, yaitu Visual (belajar dengan cara melihat), Auditori (belajar
dengan cara mendengar) dan Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja
dan menyentuh). Dengan ketiga gaya belajar inilah siswa dapat menemukan cara
terbaik untuk belajar. Sebab perbedaan gaya belajar yang dimiliki oleh masing-
masing siswa akan menyebabkan perbedaan pula dalam menentukkan cara
belajar. Meskipun pada dasarnya semua orang memiliki ketiga gaya belajar
tersebut, namun ada kecenderungan setiap orang memiliki salah satu gaya belajar
yang lebih dominan. Dalam Quantum Learning Berkarakter kegiatan belajar
dimulai dari” Apa Manfaatnya Bagiku? (AMBAK)”. Hal ini dilakukan untuk
mengaitkan materi belajar dengan konsep-konsep yang dimiliki siswa. Pada tahap
ini siswa akan mencoba mendefinisikan permasalahan- permasalahan supaya
siswa tertarik untuk belajar. Dalam menyimpan informasi Quantuam
Learning Berkarakter mengajarkan super memory system. Tekhnik ini
berusaha mengaitkan informasi yang didapat dengan imajinasi siswa,semakin
menarik imajinasi yang dibangun,maka akan semakin berkesan. Bila pengalaman
belajar sangat bereksan, maka akamn mudah untuk di simpan dan ditampilkan
kembali.selain itu Quantuum Learning Berkarakter mengonsep tentang penataan
lingkungan yang bealajr dengan tepat.penataan lingkungan belajr di tunjukan
kepada upaya membangun dan memperthankan sikap positif, sikap positif
merupakan hal penting untuk mendaptkan hasil belajar yang optimal.
Metode Quantum Learning Berkarsakter dapat menciptakan suasana
belajar yang dapat mengoptimalkan proses belajar siswa, tetapi sangat
disayangkan belum semua sekolah mencoba menerapakan metode ini sebagai
salah satu alternatif dalam pembelajan siswa .Dari survey awal dan wawancara
yang dilakukan dengan guru bidang studi pkn di SD 104 WIWITAN ,85% guru
dalam proses mengajar masih menggunakan metode ceramah , sisanya 15%
melakukan perubahan dalam strategi pembelajaran, sehingga dampak dari proses
belajar ini mengakibatkan pasifnya partisipasi dan motivasi serta rendahnya
prestasi dari siswa. Lingkungan di SD Al-Falah Tropodo sangat mendukung bagi
penerapan metode Quantum Learning Berkarakter, hal ini dapat diketahui dari
kelas tempat siswa belajar tersedianya gambar-gambar yang berisi informasi
tentang pendidikan, formasi dari tempat duduk yang selalu berubah. Penerapan
metode penelitian ini diharapkan dapat memotivasi partisipasi siswa sehingga
diperoleh prestasi belajar siswa yang baik.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dari penelitian ini adalah
1. Bagaimanaka Penerapan Metode Quantum Learning Berkarakter pada
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan (pkn) siswa kelas IV SDN 104
WIWITAN?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan serta
peningkatan “Penerapan Metode Quantum Learning Berkarter pada pembelajaran
pendidikan kewarganegaraan (pkn).
1.4 Manfaat penelitian
1. Bagi tenaga pendidik, penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif
model pembelajaran yang dapat digunakan di kelas.
2. Bagi peserta didik, penelitian ini dapat mendorong untuk aktif dalam kegiatan
pembelajaran, dan menumbuhkan keberanian peserta didik dalam mengemukakan
pendapatnya, memberi gambaran bagi peserta didik dalam memahami cara-cara
belajar yang baik dan efektif.
3. Bagi peneliti, dengan penelitian ini diharapkan peneliti dapat memperoleh
pengetahuan yang baru tentang penulisan karya ilmiah dan memberikan
pengalaman pengajaran di kelas dengan menerapkan model pembelajaran metode
Quantum Learning.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian teori
1. Metode Quantum Learning
a. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat melaksanakan
pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Dalam
penerapannya, metode pembelajaran harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan
siswa karena masing masing metode pembelajaran memiliki tujuan, prinsip, dan
tekanan utama yang berbeda-beda.
Mills berpendapat bahwa metode adalah bentuk representasi akurat
sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang
mencoba bertindak berdasarkan metode itu. Joyce dan Weil berpendapat bahwa
metode pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang
bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang
lain.
Metode pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan
teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis
terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di
kelas. Metode pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan
untuk penyusunan kurikulum, pengatur materi, dan pemberi petunjuk kepada
guru di kelas . Fungsi metode adalah “each metode guides us as we design
instruction to help students achieve various objectives”.
Melalui metode pembelajaran guru dapat membantu peserta didik
mendapatkan informasi ,ide , keterampilan , cara berfikir dan mengekspresikan
ide. Metode pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Sedangkan pembelajaran menurut muhammad surya merupakan proses perubahan
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru
secara keseluruha , sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi
lingkungannya. Adapun pembelajaran menurut Gagne: ”An active process and
suggests that teaching involves facilitating active mental process by students”,
Bahwa dalam proses pembelajaran siswa berada dalam posisi proses mental yang
aktif, dan guru berfungsi mengkondisikan terjadinya pembelajaran. Dalam
penerapannya, metode pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan
kebutuhan siswa. Untuk metode yang tepat, maka perlu diperhatikan relevansinya
dengan pencapaian tujuan pengajaran.
Sebelum menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam memilihnya
yaitu:
1.Pertimbangan terhadap tujuan yang dicapai.
2.Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran.
3.Pertimbangan dari sudut peserta didik atau siswa pertimbangan lainnya yang
bersifat non teknis
a.Ciri-ciri Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.
2.Mempunyai misi satu tujuan pendidikan tertentu.
3.Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas.
4.Memiliki bagian-bagian metode yang dinamakan urutan langkah-langkah
pembelajaran (syntax), adanya prinsip-prinsip reaksi, sistem sosial, dan sistem
pendukung.
5.Memiliki dampak sebagai akibat terapan metode pembelajaran. Dampak
tersebut meliputi dampak pembelajaran dan dampak pengiring.
6.Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman metode
pembelajaran yang dipilihnya.
Menurut Nieveen selain memiliki ciri ciri khusus, metode pembelajaran dikatakan
baik, jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
7.Sahih (valid), dapat dikatakan valid dengan dua hal yaitu apakah metode yang
dikembangkan didasarkan pada rasional teoritis yang kuat dan apakah terdapat
konsistensi internal.
8.Praktis, dapat dikatakan praktis jika, para ahli dan praktisi menyatakan bahwa
apa yang dikembangkan dapat diterapkan dan kenyataan menunjukkan bahwa apa
yang dikembangkan tersebut dapat diterapkan.
Efektif, adalah apabila ahli dan praktisi berdasar pengalamannya
menyatakan bahwa metode tersebut efektif dan secara operasional metode
tersebut menghasilkan hasil sesuai dengan yang di harapkan.

c. Metode Quantum Learning


Menurut De Porter dkk, metode pembelajaran Quantum Learning adalah
suatu pengetahuan dan metodologi belajar yang menciptakan lingkungan belajar
yang efektif, merancang kurikulum, menyampaikan isi dan strategi belajaruntuk
memudahkan proses belajar mengajar yang berhasil dan efektif. Metode ini telah
digunakan dan dikembangkan dalam pembelajaran Quantum di SuperCamp.
SuperCamp adalah lembaga pembelajaran yang terletak di Kirkwood Meadows,
Negara bagian California, Amerika Serikat. De Porter bersama-sama temannya
Greg Simmons, Mike Hernachi, Mark Reardon, dan Sarah Singer-Nourine secara
terprogram dan terencana melaksanakan gagasan-gagasan pembelajaran Quantum
Learning. Pembelajaran Quantum Learning dimaksudkan untuk membantu
meningkatkan keberhasilan hidup dan karier para remaja dirumah, dan dapat
meraih keberhasilan lebih tinggi di sekolah.
Metode pembelajaran Quantum merupakan salah satu pendekatan pembelajaran
yang dilakukan dengan adanya penggubahan bermacam-macam interaksi yang
ada di dalam dan disekitar situasi belajar. Interaksi antar komponen pendidikan
akan mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi kesuksesan belajar
yang bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun lingkungannya.
Dalam proses pembelajarannya, Metode quantum mendasarkan pada
pengkondisian kognisi dalam konteks dunia nyata. Sri Anitah W dan Noerhadi,
pengkondisiannya dalam konteks dunia nyata diartikan bahwa:
1) Tugas tidak terpisah-pisah, namun merupakan bagian dari konteks yang lebih
luas Guru berperan menciptakan pemahaman yang menunjukkan konteks yang
lebih luas, yang relevan dengan masalah yang dihadapi,
2) keriilan konteks lebih banyak mengacu pada tugas-tugas pebelajar berdasarkan
informasi dan lingkungan sekitar,
3) konteks lingkungan sangat penting (baik di dalam kelas maupun lingkungan di
luar kelas) karena pengembangan lingkungan belajar mampu merangsang dan
meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembentukan pengertian dan konsep.
Pada dasarnya Metode quantum learning merupakan metode
pembelajaran yang memberikan kesempatan secara luas, nyaman dan
menyenangkan kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Agar siswa berperan aktif dalam pembelajaran harus diciptakan suasana
menggairahkan dengan menyajikan materi pembelajaran yang bersifat menantang,
mengesankan dan dapat menumbuhkan serta meningkatkan daya kreatif.
Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran antara lain dapat diwujudkan dalam
bentuk diskusi, kerja kelompok dalam kegiatan pembahasan materi pelajaran.
Sikap guru kepada siswa yang berusaha untuk memahami alur berpikir
siswa tersebut untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya lebih lanjut untuk
selanjutnya memberikan penguatan- penguatan yang diharapkan mampu
meningkatkan minat dan perhatian serta motivasi siswa. Cara ini menyatakan
unsur-unsur yang secara sekilas tampak tidak mempunyai persamaan seperti
hiburan, permainan, warna, cara berpikir positif, kebugaran fisik dan kesehatan
emosional, namun semua unsur ini bekerjasama untuk menghasilkan pengalaman
belajar yang efektif.
d.Landasan Metode Pembelajaran Quantum Learning
Salah satu alasan mengapa siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka
merasa senang mengikuti proses pembelajaran tersebut, sebagaimana
dikemukakan oleh Hernowo bahwa “Learning is most effective when it‟s fun”.
Disamping adanya rasa senang, penciptaan suasana dan kondisi pembelajaran
yang nyaman sangat diperlukan. Salah satu cara untuk mewujudkan hal itu, cara
yang dapat digunakan adalah melalui penerapan Metode pembelajaran quantum
learning. Hal ini sejalan dengan pendapat Collin Rose dan Malcolm J. Nichol
bahwa terdapat beberapa cara yang dapat menjadikan belajar menjadi
menyenangkan dan berhasil adalah
1. Menciptakan lingkungan tanpa stress (relaks), yaitu lingkungan yang aman
untuk melakukan kesalahan, namun harapan untuk sukses tinggi.
2.Menjamin bahwa subyek pelajaran adalah relevan, dengan cara mengetahui
manfaat dan pentingnya pelajaran itu.
3.Menjamin bahwa belajar secara emosional adalah positip. Pada umumnya ketika
belajar dilakukan dengan orang lain ada humor, waktu jeda teratur, dan dukungan
antusias.
4.Melibatkan secara sadar semua indera dan juga pikiran otak kiri dan otak kanan.
5.Menantang otak untuk dapat berpikir jauh ke depan dan mengeksplorasi apa
yang sedang dipelajari.
6.Mengkonsolidasikan bahan yang sudah dipelajari dengan meninjau ulang dalam
periode-periode yang relaks. Pembelajaran quantum sesungguhnya merupakan
rakitan dari berbagai teori atau pandangan psikologi kognitif dan pemrograman
neurologi/ neurolingusitik yang jauh sebelumnya sudah ada. Disamping itu
ditambah dengan pandangan-pandangan pribadi dan temuan- temuan empiris
yang diperoleh De Porter ketika mengembangkan konstruk awal pembelajaran
quantum.
2. Hakikat PKn SD
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran
yang wajib dipelajari dari tingkat pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi.
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang terdiri dari
interdisipliner, artinya bahwa Pendidikan Kewarganegaraan mencakup ilmu
politik, ilmu negara, ilmu tata negara, hukum, sejarah, ekonomi, moral, dan
filsafat.
Pendidikan Kewarganegaraanmerupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukkan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak – hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara
Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila
dan UUD 1945 (lampiran UU No. 22 tahun 2006). Pendidikan Kewarganegaraan
merupakan upaya pedagogis pembentukan watak warga negara yang baik, yakni
memiliki penalaran moral untuk bertindak atau tidak bertindak dalam urusan
publik maupun privat (Samsuri, 2011 : 18). Mata pelajaran PKn adalah
melahirkan warga negara yang baik atau sering disebut warga negara yang
Pancasialis yang dapat diandalkan dalam bela negara dan menjaga keutuhan
NKRI (Ana Arifah, 2013:7).
Pendidikan Kewarganegaraan diperlukan dalam kehidupan
manusia sebagai warga Negara, supaya dapat mengetahui dan melakukan
pemecahan masalah sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. PKn di Sekolah
Dasar (SD) diharapkan melaksanakan Pembelajaran yang dapat
mengaitkan materi pembelajaran dengan keadaan yang sedang terjadi
atau keadaan faktual, sehingga peserta didik mampu untuk menyelesaikan
masalah dengan menerapkan pengetahuan yang mereka miliki. Pendidikan
Kewarganegaraan memiliki tujuan bagi peserta didik agar mampu :(1) Berpikir
secara kritis,rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan, (2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan
bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
serta anti korupsi, (3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk
membentuk diri berdasarkan karakter – karakter masyarakat Indonesia agar dapat
hidup bersama dengan bangsa – bangsa lainnya, dan (4) Berinteraksi dengan
bangsa – bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung
dengan memanfaatkan teknologi, informasi, dan komunikasi (Mawardi dan
Suroso,2009:5). Dari tujuan Pendidikan Kewarganegaraan diatas, maka
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki tiga fungsi pokok pendidikan
kewarganegaraan sebagai wahana pengembangan warga negara yang demokratis,
yakni mengembangkan kecerdasan warga negara (civic intelligence), membina
tanggung jawab warga negara ( civic responbility), dan mendorong partisipasi
warga negara (civic participation) (Winarno, 2013 : 19). Struktur keilmuan
Pendidikan Kewarganegaraan mencakup tiga dimensi, yaitu : (1) Civics
knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), (2) Civics skill (keterampilan
kewarganegaraan), dan (3) Civics virtues (kebajikan kewarganegaraan). Jadi
berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang mengajarkan siswa untuk menjadi
seorang warga negara yang mampu mengetahui, menghargai hak dan kewajiban
sesama dan mampu menghadapi isu yang terjadi sesuai dengan dasar negara
Pancasila dan UUD 1945

2.2 Hasil Penelitan yang Relevan


1.Irlaila Kusumawardini penerapan metode Quantum learning untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pkn kelas V Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui cara meningkatkan motivasi belajar siswa pada
mata pelajran pkn kelas VI di SDN Pungkuran melalui penerapan Model quantum
learning. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindak kelas.subjek penelitian ini
adalah diswa kelas VA Sejumlah 22 siswa.Desain yang digunakan adalah desain
dengan model bersiklus yang di kembangkan oleh stephen dan Mctagga yang
berisi perencanaan, perlakuan ,pengamatan ,dan refleksi.instrumen pengumpulan
data yang digunakan adalah lembar observasi untuk mengetahai keterlaksanaan
model quantum learning dan lembar angket untuk mengatur motivasi belajar
siswa.teknik analisis yang di gunakan adalah deskriptif kunatitatif dan
kualitatif.Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan model quantum learning
dengan menggunakan strategi TANDUR (Tumbuhan , Alami , Namai ,
Demonstasikan , Ulangi dan Rayakan ) Dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa yang masuk dalam kategori atau sangat tinggi memiliki presentasi sebesae
41% pada pratindakan meningkat menjdi 68% pada siklus I. Presentasi siswa
yang masuk dalam kategori tinggi kembali meingkat pada siklus II 86%.

2.3 Kerangka fikir


Berdasarkan kondisi nyata yang terjadi di lapangan siswa kelas IV

sekolah dasar negeri 104 Wiwitan masih memiliki semangat dan minat

yang relatif rendah dalam mengikuti pembelajaran. Dalam proses belajar

mengajar setiap guru senantiasa mengharapkan anak didiknya dapat

mencapai hasil belajar yang semaksimal mungkin. Untuk itu guru harus

mampu memilih dan menentukan model mengajar yang tepat. Sehingga

materi yang disajikan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Penerapan Metode Pembelajaran


Quantum Learning Berkarakter
(X) (Y)
2.4 Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir seperti yang di ungkapkan
di atas maka hipotesis tindakan yang di ajukan dalam penelitian ini adalah
penerapan metode quantum learning berkarakter pada pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan (pkn).
BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan
Quasi Eksperimen. Alasan peneliti menggunakan metode ini karena peneliti
menerima kelas yang sudah ada pada sekolah dasar tersebut dan tidak membuat
kelas baru. Dengan metode ini peneliti dapat mengumpulkan data atau informasi
dalam suatu kondisi yang dikontrol. Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu
kelas eksperimen dan kelas control. Yang menjadi treatment menggunakan
model Quantum learning adalah kelas eksperimen, sedangkan untuk kelas
kontrol menggunakan model pembelajaran
biasa.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian di lakukan di SDN 104 Wiwitan,Kec. Lamasi, Kab. Luwu kelas
IV Tahun Ajaran 2021/2022 yang berlokasi di Kecamatan Lamasi, Kab Luwu .
penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2022

3.3 Populasi dan Sampel


1. Populasi
Pengertian populasi menurut (Sugiyono, 2007) ialah wilayah generalisasi
yang terdiri dari obyek atau subyek yang terdapat kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditentukan oleh peneliti kemudian dipelajari dan memberikan
kesimpulan.
Populasi bukan hanya orang, tetapi dapat berupa obyek dan benda- benda
alam lain. Populasi bukan juga sekedar jumlah yang ada dalam obyek atau subyek
yang telah dipelajari, tetapi mencakup seluruh karakteristik atau sifat yang
dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Adapun populasi pada penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas IV di SDN
104 Wiwitan.

2. Sampel
Sampel yaitu bagian dari jumlah dan karakteristik yang terdapat oleh
populasi tersebut. Pada penelitian ini teknik yang digunakan untuk mengambil
sampel yaitu teknik Probability Sampling adalah Simple Random Sampling.
Simple atau sederhana karena pengambilan sampel dari populasi dilaksanakan
secara acak tanpa menunjukkan tingkat yang ada dalam populasi itu. Di SDN 014
Wiwitan terdiri dari 6 kelas dengan keseluruhan siswa berjumlah 152 setelah
melakukan pengundian pada 5 kelas, maka sampel yang digunakan dalam
penelitian ini ialah siswa kelas IV C sebagai kelas kontrol dengan jumlah 29 siswa
yang diajarkan melalui penggunaan metode ceramah dan kelas eksperimen yaitu
kelas IV E dengan jumlah 29 siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode
Collaborative Learning dengan jumlah 2- 3 siswa.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut hubungan antara satu

variabel dengan variabel yang lain maka macam-macam variabel dalam penelitian

dapat dibedakan menjadi:

a. Variabel X (Variabel bebas/Independen variabel): Penerapan Model

Pembelajaran Discovery Learning.

b. Variabel Y (Variabel terikat/dependent variabel): variabel dependent adalah

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas.

Maka berdasarkan landasan teori dan perumusan masalah yang ada yang

c. menjadi variabeldependent dalam penelitian ini adalah hasil belajar

pendidikan kewarganegaraan siswa.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan beberapa teknik, meliputi:

1. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya

barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi,

peneliti menyelidiki benda- benda tertulis seperti buku-buku,

majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan

harian, dan sebagainya. Pengumpulan data dengan dokumentasi

bertujuan untuk kelengkapan data sehingga menjadi data penunjang

dalam penelitian.

2. Tes

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan beberapa teknik, meliputi:

3. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya

barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi,

peneliti menyelidiki benda- benda tertulis seperti buku-buku,

majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan

harian, dan sebagainya.36 Pengumpulan data dengan dokumentasi

bertujuan untuk kelengkapan data sehingga menjadi data penunjang

dalam penelitian.

4. Tes

Test merupakan suatu alat atau prosedur yang dipergunakan

dalam rangka kegiatan pengukuran dan penilaian. Tes merupakan

bagian tersempit dari penilaian. Tes juga dapat diartikan sebagai alat

pengukur yang mempunyai standar yang obyektif sehingga dapat

digunakan secara meluas, serta dapat betul- betul digunakan untuk


mengukur dan membandingkan keaaan psikis atau tingkah laku

individu .

Teknik dalam pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan memberikan pretest dan post test

kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah pemberian

perlakuan. Adapun tes yang digunakan adalah

pilihan ganda dengan alternatif jawaban A, B, C dan D.

3.6 Instrumen Penelitian

Menyusun instrumen merupakan langkah penting dalam pola prosedur


penelitian. Instrumen berfungsi sebagai alat bantu dalam mengumpulkan data
yang diperlukan. Bentuk instrumen berkaitan dengan metode pengumpulan data,
misal metode wawancara yang instrumennya pedoman wawancara. Metode
angket atau kuesioner, instrumennya berupa angket atau kuesioner. Metode tes,
instrumennya adalah soal tes, tetapi metode observasi, instrumennya bernama
chek-list. Menyusun instrumen pada dasarnya adalah menyusun alat evaluasi,
karena mengevaluasi adalah memperoleh data tentang sesuatu yang diteliti, dan
hasil yang diperoleh dapat diukur dengan menggunakan standar yang telah
ditentukan sebelumnya oleh peneliti. Dalam hal ini terdapat dua macam alat
evaluasi yang dapat dikembangkan menjadi instrumen penelitian, yaitu tes dan
non-tes.
3.7 Teknik Analisis Data
Kegiatan penelitian yang terpenting adalah pengumpulan data. Menyusun
instrumen adalah pekerjaan penting di dalam langkah penelitian, tetapi
mengumpulkan data jauh lebih penting lagi, terutama jika peneliti menggunakan
metode yang rawan terhadap masuknya unsur subjektif peneliti. Itulah sebabnya
menyusun instrumen pengumpulan data harus ditangani secara serius agar
diperoleh hasil yang sesuai dengan kegunaannya yaitu pengumpulan variabel
yang tepat.
Pengumpulan data dalam penelitian perlu dipantau agar data yang
diperoleh dapat terjaga tingkat validitas dan reliabilitasnya. Walaupun telah
menggunakan instrumen yang valid dan reliabel tetapi jika dalam proses
penelitian tidak diperhatikan bisa jadi data yang terkumpul hanya onggokkan
sampah. Peneliti yang memiliki jawaban responden sesuai keinginannya akan
semakin tidak reliabel. Petugas pengumpulan data yang mudah dipengaruhi oleh
keinginan pribadinya, akan semakin condong (bias) data yang terkumpul. Oleh
karena itu, pengumpul data walaupun tampaknya hanya sekedar pengumpul data
tetapi harus tetap memenuhi persyaratan tertentu yaitu yang mempunyai keahlian
yang cukup untuk melakukannya.
1. Pengumpulan data melalui Kuesinoer atau Angket
Sebagian besar penelitian umumnya menggunakan kuesioner sebagai
metode yang dipilih untuk mengumpulkan data. Kuesioner atau angket memang
mempunyai banyak kebaikan sebagai instrumen pengumpul data. Prosedur
penyusunan kuesioner:
1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.
2. Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.
3. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesifik dan
tunggal.
4. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan
teknik analisisnya.
Penentuan sampel sebagai responden kuesioner perlu mendapat perhatian
pula. Apabila salah menentukan sampel, informasi yang kita butuhkan
barangkali tidak kita peroleh secara maksimal.

2. Pengumpulan data melalui Metode Interview


Penggunaan metode interviu memerlukan waktu yang cukup lama untuk
mengumpulkan data. Dibandingkan dengan mengedarkan angket kepada
responden, interviu sangat rumit. Dalam melakukan interviu, penelitiharus
memperhatikan sikap pada waktu datang, sikap duduk, kecerahan wajah, tutur
kata, keramahan, kesabaran serta keseluruhan penampilan, akan sangat
berpengaruh terhadap isi jawaban responden yang diterima oleh peneliti. OIeh
sebab itu, maka perlu adanya latihan yang intensif bagi calon interviewer
(penginterviu).
Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara yaitu pedoman
wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat
garis besar yang akan ditanyakan. Tentu saja kreativitas pewawancara sangat
diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis pedoman mi lebih banyak
tergantung dan pewawancara. Pewawancaralah sebagai pengemudi jawaban
responden. Jenis interviu mi cocok untuk penelitian kasus. Dan jenis kedua
adalah pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun
secara terperinci sehingga menyerupai check-list. Pewawancara tinggal
membubuhkan tanda v (check) pada nomor yang sesuai.
Pedoman wawancara yang banyak digunakan adalah bentuk “semi
structured”. Dalam hal mi maka mula-mula interviwer mananyakan serentetan
pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu per satu diperdalam dalam
mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang diperoleh
bisa meliputi semua variabel, dengan keterangan yang lengkap dan mendalam.
3. Pengeumpulan data melalui Metode observasi
Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah
melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen.
Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang
digambarkan akan terjadi.
Peranan yang paling penting dalam menggunakan metode observasi
adalah pengamat. Pengamat harus jeli dalam mengamati adalah menatap
kejadian, gerak atau proses. Mengamati bukanlah pekerjaan yang mudah karena
manusia banyak dipengaruhi oleh minat dan kecenderungan-kecenderungan yang
ada padanya. Padahal hasil pengamatan harus sama, walaupun dilakukan oleh
beberapa orang. Dengan lain perkataan, pengamatan harus objektif.
4. Pengumpulan data melalui Metode Dokementasi
Tidak kalah penting dan metode-metode lain, adalah metode
dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,
agenda, dan sebagainya. Dibandingkan dengan metode lain, maka metode mi
agak tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih
tetap, belum berubah. Dengan metode dokumentasi yang diamati bukan benda
hidup tetapi benda mati.
Seperti telah dijelaskan, dalam menggunakan metode dokumentasi ini
peneliti memegang chek-list untuk mencari variabel yang sudah ditentukan.
Apabila terdapat/muncul variabel yang dicari, maka peneliti tinggal
membubuhkan tanda check atau tally di tempat yang sesuai. Untuk mencatat hal-
hal yang bersifat bebas atau belum ditentukan dalam daftar variabel peneliti
dapat menggunakan kalimat bebas.

Tugas dan Latihan


1. Metode kuesioner memiliki keuntungan dan kelemahan. Buatlah tabel yang
dapat membandingkan keuntungan dan kelemahan dari metode kuesioner
tersebut!
Keuntungan Menggunakan Metode Kelemahan Menggunakan Metode
Kuesioner Kuesioner

1.......................................................... 1......................................................
2 ......................................................... 2......................................................
3........................................................... 3......................................................
4 .......................................................... 4.......................................................
5. ......................................................... 5.......................................................

2. Buatlah pedoman dokumentasi untuk mengetahui kinerja kepala sekolah


pada satu satuan pendidikan. Cari informasi tentang beberapa aspek dari kinerja
kepala sekolah dan masukan informasi ke dalam kolom-kolom yang telah
disediakan. Sumber data yang dipilih adalah pegawai yang ada di lingkungan
sekolah tersebut.
a. kedisiplinan
Tidak Kurang Cukup Memuaskan Sangat
Memuaskan memuaskan
Memuaskan Memuaskan
....................... ....................... ....................... ....................... ..................
....................... ....................... ....................... ....................... .................. ...
.............. .......
....................... .... ....................... .... ....................... .......................
...........
..................... ..................... ......................... .........................

b. perhatian

Tidak Kurang Cukup Memuaskan Sangat


Memuaskan memuaskan
Memuaskan Memuaskan
........................ .. ........................ .. ........................ .. ........................ .. ....................
..................... ..................... ..................... ..................... ..
....................... ....................... ....................... ....................... ....................
........................ ........................ ........................ ........................ ..
. . . . ....................
..
....................
..

c. gagasan
Tidak Kurang Cukup Memuaskan Sangat
Memuaskan memuaskan
Memuaskan Memuaskan
....................... ........................ .... ....................... ........................ .... ....................
....................... ................... . ................... ..
....................... ....................... ..... ....................... ....................... ..... ....................
.................... ....................
....................... ....................... .. ..
..................... ....................
.. ..
....................
..

3. Tes Formatif

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai