Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS TINGKAT KESUKARAN TES DAN DAYA

PEMBEDA

PEMBAHSAN
Tingkat Kesukaran
Analisis butir soal atau analisis item adalah pengkajian
pertanyaan-pertanyaan tes agar diperoleh perangkat pertanyaan
yang memiliki kualitas yang memadai. Ada dua jenis analisis butir
soal, yakni analisis tingkat kesukaran soal dan analisis daya
pembeda, di samping validitas dan reliabilitas. Menganalis tingkat
kesukaran soal artinya mengkaji soal-soal tes dari segi
kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal mana yang
termasuk mudah, sedang, dan sukar.
Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal
yang baik, di samping memenuhi validitas dan reliabilitas,
adalah adanya keseimbangan dari tingkat kesulitan soal
tersebut. Keseimbangan yang dimaksudkan adalah adanya soal-
soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar secara
proporsional. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan
atau kemampuan siswa dalam menjawabnya, bukan dilihat dari
sudut guru sebagai pembuat soal. Persoalan yang penting dalam
melakukan analisis tingkat kesukaran soal adalah penentuan
proporsi dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang, dan
sukar. Ada beberapa dasar pertimbangan dalam menentukan
proporsi jumlah soal kategori mudah, sedang, dan sukar.
Pertimbangan pertama adalah adanya keseimbangan, yakni jumlah
soal sama untuk ketiga kategori tersebut. Artinya, soal mudah,
sedang, dan sukar, jumlahnya seimbang. Misalnya tes objektif
pilihan berganda dalam pelajaran matematika disusun
sebanyak 60 pertanyaan. Dari ke-60 pertanyaan tersebut, soal
kategori mudah sebanyak 20, kategori sedang 20, dan kategori
sukar 20. Pertimbangan kedua proporsi jumlah soal untuk ketiga
kategori tersebut didasarkan atas kurva normal. Artinya, sebagian
soal berada dalam kategori sedang, sebagian lagi termasuk ke
dalam kategori mudah dan sukar dengan proporsi yang seimbang.
Perbandingan antara soal mudah-sedang-sukar bisa dibuat
3-4-3, artinya 30 % soal kategori mudah, 40 % kategori sedang,
dan 30 % kategori sukar. Perbandingan lain yang termasuk sejenis
dengan proporsi di atas misalnya 3-5-2. Artinya, 30 % soal
kategori mudah, 50 % kategori sedang, dan 20 % kategori sukar.

I = indek kesulitan untuk setiap butir soal


B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan
Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit
soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh, makin mudah
soal tersebut.
kesulitan soal itu adalah sebagai berikut :
0 - 0,30 = soal kategori sukar
0,31 - 0,70 = soal kategori sedang.
0,71 - 1,00 = soal kategori mudah.

Contoh:
Guru IPS memberikan 10 pertanyaan pilihan berganda dengan komposisi 3
mudah, 4 soal sedang, dan 3 soal sukar. Jika dilukiskan, susunan soalnya adalah
sebagai berikut :
No. soal Abilitas yang diukur Tingkat kesulitan soal
1 Pengetahuan Mudah
2 Sedang
3 pemahaman Mudah
4 Sedang
5 Sukar
6 Sukar
7 Mudah
8 Sedang
9 Sedang
10 sukar

Anda mungkin juga menyukai