Anda di halaman 1dari 18

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

STRATEGI PAIKEM

MAKALAH
Di Ajukan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat
Guna Memperoleh Nilai di Mata Kuliah Strategi pembelajaran PAI

Oleh:
Kelompok 6
Pepti Zalianti: 19531122
Rahma Hayuti: 19531128
Rahma Zainuddin: 19531130
Riska Alvionita: 19531149

Dosen Pengampu:
Karliana Indrawari, M.Pd.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
ISNTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) CURUP
2021/2022
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim ...
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT sebab menggunakan rahmat,
karunia serta hidayah-Nya kami dapat menuntaskan Makalah Strategi Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan baik meski banyak kekurangan di dalamnya.
Shalawat dan salam tidak lupa kita sanjungkan pada Baginda Nabi Muhammad SAW yang
sudah membawa umat manusia asal zaman kebodohan menuju zaman yang penuh
menggunakan kecanggihan teknologi.
Kami sangat berharap makalah ini bisa berguna pada rangka menambah wawasan dan
pengetahuan tentang Mata Kuliah Strategi Pendidikan Agama Islam (PAI). Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini ada kekurangan dan jauh berasal istilah
tepat. Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik serta saran demi pemugaran makalah
yang telah kami buat di masa yang akan tiba. Mengingat tidak terdapat sesuatu yang tepat
tanpa saran yang membentuk.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan yang
dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan. Pembelajaran ibarat jantung dari proses
pendidikan. Pembelajaran yang baik cenderung menghasilkan lulusan dengan hasil
belajar yang baik pula, demikian pula sebaliknya.Pada kenyataan dilapangan hasil
belajar siswa selama ini masih kurang dan belum sesuai dengan yang diharapkan, baik
secara intelektual maupun sikap. Siswa belum mencapai tahap kompetensi yang ideal.
Oleh karena itu perlu adanya perubahan dalam proses pembelajaran dari kebiasaan
yang sudah berlangsung selama ini.
Dalam rangka mencapai hasil belajar yang maksimal maka diperlukan
suatukonsep pembelajaran yang memadai dan relevan. PAIKEM (Pembelajaran
Aktif,Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) dapat dijadikan metode
alternatifdalam proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara
efektif,efisien, menyenangkan dan jauh dari pembelajaran yang membosankan
pesertadidik. Secara garis besar model pembelajaran PAIKEM dipraktekkan
denganberprinsip pada lima hal yaitu: pertama, siswa terlibat dalam berbagai
kegiatanyang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan
penekanan pada belajar melalui berbuat, keduaguru menggunakan berbagai alat bantu
danberbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk
menggunakanlingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran
menarik,menyenangkan, dan cocok bagi siswa, ketiga, guru mengatur kelas
denganmemajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan
ruang khusus membaca, keempat, guru menerapkan cara mengajar yang
lebihkooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok dan kelima,
gurumendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan
suatumasalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa
dalammenciptakan lingkungan sekolahnya.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis akan mencoba membahas model
PAIKEM karena pembelajaran ini dirancang agar mengaktifkan anak,
mengembangkan kreativitas sehingga efektif namun tetap menyenangkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari PAIKEM?
2. Apa saja hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan PAIKEM?
3. Bagaimana ciri-ciri PAIKEM itu?
4. Apakah tujuan PAIKEM?
C. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan pengertian PAIKEM
2. Mengetahui hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan PAIKEM
3. Mengetahui ciri-ciri PAIKEM
4. Mengetahui tujuan PAIKEM
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran PAIKEM


Pengertian PAIKEM, secara bahasa dan istilah ialah merupakansingkatan dari
pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif danmenyenangkan.
a. Pembelajaran aktif dalam proses pembelajaran adalah siswadiharapkan aktif
terlibat dalam kegiatan pembelajaran untuk berpikir, berinteraksi, berbuat untuk
menoba, menemukan konsep baru, ataumenghasilkan suatu karya. Dalam
pembelajaran seorang guru dituntutharus bisa membuat peserta didik aktif
menemukan, memproses, danmengkonstruksi ilmu pengetahuan dan ketrampilan.
b. Pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran yangdiranang sedemikian
rupa sehingga berbeda dengan pembelajaranpada umumnya yang dilakukan guru
(konvensional). Pembelajaraninovatif lebih mengarah pada pembelajaran yang
berpusat pada siswa.Proses pembelajaran disusun, dirancang dan dikondisikan
untuk siswa agar belajar. Menurut Ismail SM, pembelajaran inovatif adalahproses
pembelajaran yang diharapkan muncul ide-ide baru atauinovasi-inovasi positif
yang lebih baik.
c. Pembelajaran kreatif maksudnya pembelajaran merupakan prosesmengembangkan
kreatifitas peserta didik karena pada dasarnya setiapindividu memiliki imajinasi
dan rasa ingin tahu yang tidak pernahberhenti. Kreatif berarti menggunakan hasil
ciptaan atau kreasi baruyang berbeda dengan sebelumnya. Pembelajaran kreatif
mengandungmakna tidak sekedar melaksanakan dan menerapkan
kurikulum.Kurikulum memang merupakan dokumen dan rencana baku,
namuntetap perlu dikritisi dan dikembangkan secara kreatif. Dengandemikian, ada
kreativitas pengembangan kompetensi dan kreativitasdalam pelaksanaan
pembelajaran di kelas termasuk pemanfaatanlingkungan sebagai sumber bahan
dan sarana untuk belajar. Seorangguru juga bisa berkreasi dengan membuat alat-
alat peraga yangsederhana sebagai alat bantu belajar atau dengan
memanfaatkanfasilitas yang ada di lingkungan sekolah sebagai alat atau
mediapembelajaran.
d. Pembelajaran efektif dimaksudkan bahwa model pembelajaranapapun yang dipilih
harus menjamin bahwa tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal. Jadi
pembelajaran bisa dikatakan efektifapa bila siswa telah mencapai skor minimal
sesuai KKM (KriteriaKetuntasan Minimal) yang telah ditentukan.
e. Pembelajaran menyenangkan dimaksudkan bahwa prosespembelajaran
berlangsung dalam suasana yang menyenagkan danmengesankan. Suasana
pembelajaran yang menyenangkan danberkesan akan menarik minat peserta didik
untuk terlibat secara aktif,sehingga tujuan pembelajaran akan dapat tercapai secara
maksimal.Pembelajaran yang berkesan dan menyenangkan juga menjadi
hadiah,reward bagi peserta didik sehingga dapat termotivasi semakin aktifdan
berprestasi pada kegiatan belajar berikutnya.
Berdasarkan definis di atas maka pembelajaran PAIKEM adalah metode tertentu
dan berbagai media pengajaran yang disertai penataanlingkungan sedemikian rupa
agar proses pembelajaran menjadi aktif,inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa indikator dan prinsip-prinsip penerapanPAIKEM
adalah sebagai berikut:1

No Indikator Proses Penjelasan Metode


1. Pekerjaan Peserta PAIKEM sangat Guru membimbing
Didik mengutamakanagar peserta didik dan memajang
(Diungkapkan dengan peserta didik hasil karyanyaagar dapat
bahasa atau kata-kata mampuberpikir, berkata- saling belajar.
peserta didik kata, danmengungkap
sendiri). sendiri
2. Kegiatan Peserta Bila peserta didik Guru dan peserta
Didik(Peserta didik mengalamiatau didikinteraktif dan
banyak mengerjakan sendiri, hasilpekerjaan peserta
diberikesempatan untuk mereka belajar meneliti didikdipajang untuk
mengalami atau tentangapa saja. meningkatkan motivasi.
melakukan sendiri).
3 Ruangan Kelas Banyak yang dipajang di Pengamatan ruangan
(Penuh pajangan hasil kelasdan dari pajangan kelas dan dilihat apa
karyapeserta didik dan hasil itupeserta didik sajayang dibutuhkan
alat peraga saling belajar. untukdipajang, di mana,

1
Hidayat, Ara. "Konsep Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (Paikem)." AN NUR:
Jurnal Studi Islam 4.1 (2012): 39-50.
sederhana buatan guru Alatperaga yang danbagaimanamemajangnya
danpeserta didik. seringdipergunakan
diletakkan
strategis.
4. Penataan Meja dan Guru melaksanakan Diskusi, kerja kelompok,
Kursi kegiatanpembelajaran kerja mandiri,pendekatan
(Meja dan kursi tempat dengan berbagai cara individualguru kepada
belajarpeserta didik atau metode atau teknik, murid yangprestasinya
dapat diatur misalnyamelalui kerja kurang baik,dan lain
secarafleksibel). kelompok, diskusi, sebagainya.
atau aktivitas peserta
didiksecara individual.
5. Suasana Bebas Peserta didik dilatih Guru dan sesama
(Peserta didik memiliki untuk pesertadidik mendengarkan
dukungan suasana mengungkapkan dan
bebas pendapat menghargai pendapat
untukmenyampaikan secara bebas, baik dalam peserta didik lain,
ataumengungkapkan diskusi, tulisan, maupun diskusi, dan kerja
pendapat). kegiatan lain. individual.
6. Umpan Balik Guru Guru memberikan tugas Penugasan individual
(Guru memberi tugas yangmendorong peserta atau kelompok, bimbingan
yangbervariasi dan didikbereksplorasi; dan langsung, danpenyelesaian
secara langsung gurumemberikan masalah.
memberi umpan balik bimbinganindividual
agarpeserta didik segera atau pun kelompokdalam
memperbaiki hal penyelesaianmasalah.
kesalahan).
7. Sudut Baca Sawah, lapangan, pohon, Observasi kelas, diskusi,dan
(Sudut kelas sangat sungai, kantor Pos, pendekatan
baik biladiciptakan Puskesmas,stasiun dan terhadap orangtua.
sebagai sudut lain-laindioptimalkan
bacauntuk peserta pemanfaatannya
didik). untuk pembelajaran.
8. Lingkungan Sekitar Sawah, lapangan, pohon, Observasi lapangan,
(Lingkungan sekitar sungai, Kantor Pos, eksplorasi,
sekolahdijadikan media Puskesmas,stasiun dan diskusikelompok, tugas
pembelajaran). lain-laindioptimalkan individual, dan lain-lain.
pemanfaatannyauntuk
pembelajaran.

B. Konsep Pembelajaran PAIKEM


1. Konsep Pembelajaran Aktif
Pembelajaran Aktif adalah dalam proses pembelajaran guru harusmenciptakan
suasana sedemikian rupa sehingga siswa dapat berperan aktifuntuk bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan atau idedalam suasana belajar-
mengajar. Belajar aktif adalah mempelajari dengancepat, menyenangkan, penuh
semangat, dan keterlibatan aktif. Pembelajaranaktif atau sering dikenal dengan
activelearning adalah proses belajar dimanapeserta didik mendapat kesempatan
unbtuk lebih banyak melakukan aktivitasbelajar, berupa hubungan interaktif
dengan materi pelajaran sehinggaterdorong untuk menyimpulkan pemahaman
daripada hanya sekedarmenerima pelajaran yang diberikan. Meyer & Jones
mengemukakan bahwadalam pembelajaran aktif terjadi aktivitas berbicara dan
mendengar, menulis,membaca, dan refleksi yang menggiring ke arah pemaknaan
mengenai isipelajaran, ide-ide, dan berbagai hal yang berkaitan dengan satu topik
yangsedang dipelajari. Dalam pembelajaran aktif, guru lebih berperan
sebagaifasilitator bukan pemberi ilmu.Pembelajaran aktif mempunyai beberapa
karakteristik yaitu:
a. Refleksi yangdilakukan dengan cara mengungkapkan pengalaman kepada
teman dan guruberpotensi membuka ruang dialog di dalam kelas sehingga
memungkinkanmuncul pengalaman atau pengetahuan baru.
b. Pengamatan terhadap beberapamodel atau contoh yang memberikan
kesempatan pada siswa untuk melihat dan mengetahui.
c. Pemecahan masalah yang disajikan memungkinkan siswaberada di dalam
kondisi higher-order thinking.
d. Vicarious learning yang diperolehpada saat siswa menyaksikan perdebatan
mengenai topik tertentu.
e. Selfexplanation adalah suatu proses menjelaskan mengenai pemahaman
siswa, baikkepada temannya maupun guru yang memungkinkan terjadinya
pemahamanyang lebih kuat.
2. Konsep Pembelajaran Inovatif
Setidaknya terdapat tiga model pembelajaran inovatif yaitu Pertama,
ModelReasoning and Problem Solving yaitu kemampuan reasoning and problem
solvingyang merupakan keterampilan utama yang harus dimiliki siswa ketika
merekameninggalkan kelas untuk memasuki dan melakukan aktivitas di dunia
nyata.Siswa dituntut untuk menggunakan dan mengedepankan rasio
dalammelaksanakan tujuan pendidikan dan mencari solusi yang terbaik
dalammenghadapi permasalahan seputar pendidikan. Reasoning adalah bagian
berpikiryang berada di atas level memanggil (retensi), yang meliputi: basic
thinking, criticalthinking, dan creative thinking. Sedangkan problemsolving adalah
upaya individuatau kelompok untuk menemukan jawaban berdasarkan
pengetahuan,pemahaman, keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya dalam
rangkamemenuhi tuntutan situasi yang tak lumrah tersebut.
Kedua, model problem-based instruction. Model ini merupakan pembelajaranyang
berlandaskan paham konstruktivistik yang mengakomodasi keterlibatansiswa
dalam belajar dan pemecahan masalah otentik. Keterlibatan aktif para siswa dalam
mendapatkan informasi dan pengembanganpemahaman tentang topik-topik sangat
diperlukan. Siswa belajar bagaimanamengkonstruksi kerangka masalah,
mengorganisasikan dan menginvestigasimasalah, mengumpulkan dan
menganalisis data, menyusun fakta, mengkonstruksi argumentasi mengenai
pemecahan masalah, bekerja secara individualatau kolaborasi dalam pemecahan
masalah. Para siswa diinstruksikan untuk lebihinovatif dalam memecahkan
masalah dan tidak tergantung pada aturan yangbaku dan kaku.
Ketiga, model group investigatio. Model ini sebenarnya berasal dari
perpsektiffilosofis terhadap konsep belajar. Untuk dapat belajar, seseorang harus
memilikipasangan atau teman. Pada tahun 1916, John Dewey, menulis sebuah
bukuDemocracy and Education. Dalam buku itu, Dewey menggagas konsep
pendidikan,bahwa kelas seharusnya merupakan cermin masyarakat dan berfungsi
sebagailaboratorium untuk belajar tentang kehidupan nyata. Pemikiran Dewey
yangutama tentang pendidikan, adalah:
a. Siswa hendaknya aktif,learning by doing.
b. Belajar hendaknya didasari motivasi intrinsik.
c. Pengetahuan adalahberkembang, tidak bersifat tetap.
d. Kegiatan belajar hendaknya sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa.
e. Pendidikan harus mencakup kegiatan belajardengan prinsip saling memahami
dan saling menghormati satu sama lain, artinyaprosedur demokratis sangat
penting.
f. Kegiatan belajar hendaknya berhubungan dengan dunia nyata.
Model pembelajaran ini sangat menekankanpada kerjasama antar berbagai
individu yang tergabung dalam kelompok untukmendapatkan inti-inti
permasalahan yang ingin dipelajari.
3. Model Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan, mengimajinasikan,
melakukan inovasi, dan melakukan hal-hal yang kreatiflainnya. Metode ini
dirancang untuk mesimulasikan imajinasi agar terciptakreatifitas. Di sini
kreatifitas dimaknai sebagai sebuah kemampuan untukmemberikan gagasan-
gagasan baru dengan menemukan banyak kemungkinanjawaban terhadap suatu
masalah, yang menekankan pada segi kuantitas,ketergantungan dan keragaman
jawaban dan menerapkannya dalampemecahan masalah.Pelaksanaan model
pembelajaran kratif dapat dilakukan dengan pemecahanmasalah, curah pendapat,
belajar dengan melakukan (learning by doing),menggunakan banyak metode yang
disesuaikan dengan konteks, kerja kelompok.
Para siswa menyelesaikan permasalahan, menjawab pertanyaan-
pertanyaan,memformulasikan pertanyaan-pertanyaan menurut mereka sendiri,
mendiskusikan,menerangkan, melakukan debat, curah pendapat selama pelajaran
di kelas, danpembelajaran kerjasama, yaitu para siswa bekerja dalam tim untuk
mengatasipermasalahan dan kerja proyek yang telah dikondisikan dan diyakini
agar terjadiketergantungan yang positif dan tanggung jawab individu yang
mendalam.
Hal yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan metode ini adalah
Pertama, yang menjadi pusat perhatian adalah siswa aktifmengembangkan
potensinya sendiri. Kedua, upaya guru hanyalah mewujudkansuasana belajar dan
proses pembelajaran. Ketiga, potensi yang dikembangkanbukan pengetahuan
tetapi kekuatan spiritual keagamaan, penguasaan diri,kepribadian baru kemudian
keterampilan. Keempat, berorientasi padapengembangan potensi diri bukan
hafalan dan keterampilan menjawab tes.
Implikasi dari keempat hal tersebut adalah yang diperlukan oleh guru bukanluas
dan dalamnya bahan pelajaran, melainkan kompetensinya. Dalampelajaran
bahasa, diantara konpetensi yang dipakai adalah kemampuanberkomunikasi, dan
lebih penting lagi adalah kepercayaan diri untukberkomunikasi, mengendalikan
diri ketika berbicara dengan pihak lain,kompetensi berpikir sistematik dan logis
dalam berkomunikasi, dan lain-lain.
4. Model Pembelajaran Efektif
Terdapat tiga jenis strategi yang berkaitan denganpembelajaran efektif, yaitu;
pertama, strategi pengorganisasian pembelajaranyang menekankan pada
bagaimana semua komponen pembelajarandiperdayagunakan secara efektif,
kedua, strategi penyampaian pembelajaranyang menekankan pada media apa yang
dipakai untuk menyampaikanpengajaran, kegiatan belajar apa yang dilakukan
siswa, dan dalam strukturbelajar mengajar yang bagaimana, dan ketiga, strategi
pengelolaanpembelajaran yang menekankan pada penjadwalan penggunaan
setiapkomponen strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian
pengajaran,termasuk pula pembuatan catatan tentang kemajuan belajar siswa.
5. Model Pembelajaran Menyenangkan
Model pembelajaran yang menyenangkan dimaksudkan agar dalam
prosespembelajaran peserta didik terus mendapatkan energi dan bangkit
semangatnyauntuk terus belajar. Oleh karena itu, mendesain pembelajaran dalam
suasanamenyenangkan menjadi hal yang sangat penting. Pembelajaran
yangmenyenangkan berusaha untuk membangun konsepsi baru bahwa
belajarbukanlah sebagaimana yang selama ini dibayangkan yaitu
mencekam,menakutkan, serius dan kaku. Pembelajaran yang menyenangkan atau
membuatsuasana belajar dalam keadaan gembira bukan berarti menciptakan
suasana ribut dan hura-hura.
Hal ini tidak ada hubungannya dengan kesenangan yangsembrono dan kemeriahan
yang dangkal. “Kegembiraan” disini berarti bangkitnyaminat, adanya keterlibatan
penuh, serta terciptanya makna, adanya keterlibatan penuh, serta terciptanya
makna, pemahaman (penguasaan atas materi yangdipelajari), dan nilai yang
membahagiakan pada seorang pembelajar. Hal itumenyukai kegembiraan dalam
melahirkan sesuatu yang baru. Penciptaankegembiraan dalam melahirkan sesuatu
yang baru. Penciptaan kegembiraan inijauh lebih penting ketimbang segala teknik
atau metode atau medium yangmungkin untuk digunakan.

C. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan PAIKEM


Dalam pembelajaran PAIKEM terdapat empat prinsip utama dalam proses
pembelajaran:
1. Proses interaksi (siswa berinteraksi secara aktif dengan guru, rekan, siswa,
multimedia, referensi, lingkungan dan sebagainya).
2. Proses komunikasi (siswa mengkomunikasikan pengalaman belajar mereka
dengan guru dan rekan siswa lain melalui cerita, dialog atau melalui simulasi
role-play).
3. Proses refleksi, (siswa memikirkan kembali tentang kebermaknaan apa yang
mereka telah lakukan), dan apa yang mereka telah pelajari, dan apa yang mereka
telah lakukan).
4. Proses Eksplorasi (siswa mengalami langsung dengan melibatkan semua indera
mereka melalui pengamatan, percobaan, penyelidikan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAIKEM yaitu:
a. Memahami sifat yang dimiliki anak.
Pada dasarnya anak memiliki sifat rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak
desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin. Kedua sifat tersebut
merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap kritis dan kreatif.
Suasana pembelajaran yang ditunjukkan dengan guru memuji anak karena
hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru
yang mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan
pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud.
b. Mengenal anak secara perorangan.
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang berpariasi dan memiliki
kemampuan yang berbeda. Dalam PAIKEM, perbedaan individual perlu
diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak
dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, elainkan berbeda
sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan
lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor
sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila
mendapat kesulitan sehingga anak tersebut belajar secara optimal.
c. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar.
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan
atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat diamnfaatkan dalam
pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu,
anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok. Berdasarkan
pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk
berkelompik. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan
bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas
secara perorangan agar bakat individualnya berkembang.
d. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan
memecahkan masalah.
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal tersebut
memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk
menganalisis masalah dan kreatif untuk melahirkan alternative pemecahan
masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa
ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh
karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan
sesering-seringnya memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang
terbuka. Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan
dalam PAIKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk
memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang
dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan
menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan dapat berupa hasil
kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa
gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya.
Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan diatta
dengan baik, dapat membantu guru dalam KBM karena dapat dijadikan
rujukan ketika membahas suatu masalah.
e. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya
untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar,
tetapi juga sebagi objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan
sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar.
Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas.
Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya
dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah
keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat,
merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasikan, membuat
tulisan, dan membuat gambar atau diagram.
f. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegaitan belajar.
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar.
Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk
interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap
kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan
balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar sisw lebih percaya
diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus
konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan
catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi
pengembangan diri siswa saripada hanya sekedar angka.
g. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental.
Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para sisiwa
kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur
berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut
bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAIKEM. Aktif mental lebih
didinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan
orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif
mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan
tidak takut, seperti takut ditertawakan, takut disepelekan , atau takut
dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangnya
penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun
dari temannya. Dalam pembelajaran PAIKEM, aktif secara mental lebih
didinginkan daripada aktif fisik. Karena itu, aktivitas sering bertanya,
mempertanyakan gagasan orang lain, mengemukakan tanda-tanda aktif
mental.

D. Ciri-ciri/karakeristik PAIKEM
Karakteristik model pembelajaran PAIKEM
1. Berpusat pada siswa (student-centered)
2. Belajar yang menyenangkan (joyfull learning)
3. Belajar yang berorientasi pada tercapainya kemampuan tertentu (competency-
based learning)
4. Belajar secara tuntas (mastery learning)
5. Belajar secara berkesinambungan (continuous learning)
6. Belajar sesuai dengan kekinian dan kedisinian (contextual learning)
Sesuai dengan singkatan PAIKEM, maka pembelajaran yang berpokus pada
siswa, makna, aktivitas, pengalaman dan kemandirian siswa, serta konteks kehidupan
dan lingkungan ini.
Secara garis besar, ciri-ciri PAIKEM menurut pelatihan Manajemen berbasis
sekolah (MBS) adalah sebagai berikut:
a. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman
dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat
(learning to do).
b. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat,
termasuk menggunakan lingkungan sevagai sumber belajar untuk
menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
c. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan abhan belajar yang
lebih menarik dan menyediakan “pojok baca”.
d. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif,
termasuk cara belajar interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
e. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan
suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa
dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
Sedangkan menurut Rose dan Nocholl dalam (Jamal Ma’mur Asmani, 2011: 84)
mengatakan bahwa ciri-ciri pembelajaran yang menyenangkan adalah sebagai berikut:
a. Menciptakan lingkungan tanpa stress (rileks), yaitu lingkungan yang aman
untuk melakukan kesalahan, namun dengan harapan akan mendapatkan
kesuksesan yang lebih tinggi.
b. Menjamin bahwa bahan ajar itu relevan.
c. Menjamin bahwa belajar secara emosional adalah positif. Pada umumnya,
hal tersebut dapat terjadi ketika bealajar dilakukan bersama orang lain,
ketika ada hunor dan dorongan semangat, waktu rehat dan jeda yang teratur,
serta dukungan antusias.
d. Melibatkan secara sadar semua indra dan otak kiri maupun kanan.
e. Menentang peserta didik untuk dapat berpikir jauh ke depan dan
mengekspresikan apa yang sedang dipelajari, dan sebanyak mungkin
kecerdasan yang relevan untuk memahami bahan ajar.
PAIKEM merupakan sebuah model pembelajaran kontekstual yang melibatkan
paling sedikit empat prinsip utama dalam proses pembelajarannya.

E. Tujuan PAIKEM
Pembelajaran berbasis PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif dan
menyenangkan) membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir tahap tinggi,
berpikir kritis dan berpikir kreatif (critical dan creative thinking). Berpikir kritis
adalah suatu kecakapan nalar secara teratur, kecakapan sistematis dalam menilai,
memecahkan masalah menarik keputusan, memberi keyakinan, menganalisis asumsi
dan pencarian ilmiah. Berpikir kreati adalah suatu kegiatan mental untuk
meningkatkan kemurnian (originality) ketajaman pemahaman (insigt) dalam
mengembangkan sesuatu (generating) kemampuan memecahkan masalah merupakan
kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Dalam pembelajaran pemecahan masalah, siswa secara individual atau
kelompok diberi tugas untuk memecahkan suatu masalah. Jika memungkinkan
masalah diidentifikasi dan dipilih oleh siswa sendiri, dan diidentifikasi hendaknya
yang penting dan mendesak untuk diselesaikan serta sering dilihat atau diamati oleh
siswa sendiri, umpamanya masalah kemiskinan, kejahatan, kemacetan lalu lintas, atau
soal-soal dalam setiap mata pelajaran yang membutuhkan analisis dan pemahaman
tingkat tinggi dan sebagainya.
Adapun tujuan dari pembelajaran model PAIKEM ini adalah sebagai berikut:
1. Merancang penilaian dilakukan bersamaan dengan merancang pembelajaran
tersebut.
2. Penilaian disesuaikan dengan pendekatan dan metode yang dilaksanakan dalam
pembelajaran.
3. Dalam pembelajaran dengan pendekatan model PAIKEM, penilaian dirancang
sebagaimana dengan penilaian otentik.
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif /interaktif termasuk cara
belajar kelompok (Ahmad Syafri, 2005: 134)

DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Ara.2012. "Konsep Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan (Paikem)." AN NUR: Jurnal Studi Islam.
Mas’udi, Mas’udi, 2016. IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN PAIKEM DALAM
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIKIH
DI MI TARBIYATUL ISLAMIYAH KLAKAHKASIHAN GEMBONG PATI. Diss.
STAIN Kudus.
Ismail SM, 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang: Rasail
Media Group.
Sudjana, Nana, 1996. Cara Belajar Peserta Didik Aktif. Bandung: Sinar Baru Algensind.

Anda mungkin juga menyukai