Anda di halaman 1dari 23

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan

1. Pengertian Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan

Pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan adalah

suatu model yang mengajak siswa untuk mengembangkan kemampuan

dengan cara belajar sambil bekerja. Dalam pembelajaran ini, sumber

belajar serta alat bantu pemanfaatan lingkungan agar pembelajaran efektif

dan menyenangkan[1].

a. Pembelajaran Aktif

Dalam bahasa indonesia, aktif memiliki makna “giat” yaitu

bertenaga, maupun melakukan dan merespon yang memiliki

kecenderungan meluas atau mengembang[2].

Pembelajaran aktif merupakan pembelajaran yang lebih

banyak melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai

informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses

belajar mengajar di kelas supaya siswa memperoleh banyak

pengalaman yang dapat meningkatkan kemampuan keahlian. Lebih

dari ini, pembelajaran aktif menjadikan siswa memiliki kemampuan

high thinking, serupa menganalisis dan mensintesis, serta

melaksanakan evaluasi terhadap beberapa insiden belajar dan

mengaplikasikannya di keseharian.

1
Peningkatan kegiatan siswa dalam beraksi dan menanggapi

persoalan-persoalan dari guru aktif menyelesaikan tugas atau latihan

yang dikasih oleh pendidik. Pengubahan dan peningkatan akan

tampak terutama pada grup peserta didik yang berskill menengah

memperoleh tindakan pembelajaran.

Lebih detailnya tentang pengubahan dan peningkatan

kegiatan belajar peserta didik maka dapat ditinjau :

a. Pada tahap pendahuluan pembelajaran.

Peserta didik aktif memberikan reaksi atas persoalan-

persoalan dari pendidik, fokus mendengarkan penjelasan dari

pendidik dan aktivitas-aktivitas yang menarik yang dilakukan

dalam proses belajar mengajar.

b. Pada tahap kegiatan ini pembelajaran

Peserta didik aktif memberikan tanggapan atau

menanggapi persoalan-persoalan dari guru, belajar aktif dan

menyimak penjelasan dari guru dan konsentrasi mengikuti

pelajaran dari awal.

c. Pada tahap penutup

Peserta didik berperan aktif dalam merumuskan

ringkasan pelajaran bersama pendidik. Semangat peserta didik

untuk belajar ditandai oleh aktifnya peserta didik menggali

materi materi pelajaran dari sumber yang terpercaya baik melalui

buku siswa maupun jurnal ilmiah. Hal diatas merupakan tanda

2
peningkatan kegiatan belajar yang pas menonjol dari skill peserta

didik yang mempunyai skill rendah atau tinggi.

Dalam pembelajaran aktif, pendidik disini dominan

memposisikan dirinya sebagai memfasilitasi peserta didik, yang

memiliki tugas memberi kemudahan belajar to facilitate of learning

ke peserta didik. Peserta didik ikut secara aktif dan berperan pada

proses pembelajaran, selain itu guru disini dominan mengasih

petunjuk serta tuntunan, dan mensetting perputaran serta

berlangsungnya proses belajar mengajar.[3]

Pada pembelajaran aktif, yang dominan aktif sebenarnya

adalah siswa bukan guru, sedangkan guru dituntut berkreasi dalam

proses pengelolaan pembelajaran serta yang harus diingat adalah

berkreasi mempersiapkan media pembelajaran yang dapat

mengaktifkan peserta didik sesuai dengan mata pelajaran.

Dalam proses pembelajaran dapat dikatakan berarti dan

berkadar apabila terkandung karakteristik sebagai berikut :

1. Ikut serta peserta didik dalam merangkai atau meng create RPP.

2. Ikut sertanya kecerdasan dan emosional peserta didik, dengan

cara aktivitas mengalami, berpikir kritis, melakukan ataupun

pembentukan perilaku.

3. Ikut sertanya kreatif dalam meng create suasana yang pas untuk

keberlangsungan proses belajar mengajar.

3
4. Pendidik menjadi sebagai yang memberikan fasilitas dan

pengawas kegiatan belajar peserta didik, serta menggunakan

metode dan media yang beragam.

Kewajiban utama pendidik dalam pembelajaran aktif adalah

menjadikan dirinya yang memberikan fasilitas, serta dapat

membantu siswa untuk belajar dan mempunyai skill yang diperlukan

untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kemudian sebagai pemberi

fasilitas pendidik memberikan fasilitas pedagogis, kejiwaan, dan

akademik bagi perkembangan serta kemajuan pengetahuan bagi

siswa maka yang harus dikuasai oleh pendidik dalam pembelajaran

adalah teori dan model, serta dapat menguasai materi agar berjalan

baik pembelajaran aktif tersebut.

b. Pembelajaran Kreatif

Pembelajaran kreatif adalah suatu proses pembelajaran yang

mengharuskan guru untuk dapat memotivasikan dan memunculkan

kreativitas siswa selama pembelajaran berlangsung dengan

menggunakan beberapa metode dan strategi yang bervariasi, seperti

kerja kelompok, bermain peran, dan pemecahan masalah.

Pembelajaran kreatif ini lebih ke guru dimana guru kreatif akan

membuat siswa bersemangat mengikuti pembelajaran. Cara ini

mengharuskan guru dapat berpikir untuk menciptakan pembelajaran

yang beragam[4].

4
Pembelajaran kreatif menuntut guru untuk merangsang

kreativitas siswa, baik dalam mengembangkan kecakapan berpikir

maupun dalam melakukan suatu tindakan. Berpikir kreatif selalu

dimulai dengan berpikir kritis, yakni menemukan dan melahirkan

sesuatu yang sebelumnya tidak ada atau memperbaiki sesuatu[5].

Berpikir kritis harus dikembangkan dalam proses

pembelajaran agar siswa terbiasa mengembangkan kreativitasnya.

Pada umumnya, berpikir kreatif ini memiliki empat tahapan sebagai

berikut:

a. Step satu: persiapan, yaitu proses pengumpulan informasi untuk

diuji.

b. Step kedua: inkubasi, yaitu suatu rentang waktu untuk

merenungkan hipotesis informasi tersebut sampai diperoleh

keyakinan bahwa hipotesis tersebut rasional.

c. Step ketiga: iluminasi, yaitu suatu kondisi untuk menemukan

keyakinan bahwa hipotesis tersebut benar, tepat, dan rasional.

d. Step keempat: verifikasi, yaitu pengujian kembali hipotesis untuk

dijadikan sebuah rekomendasi, konsep, atau teori.

Siswa dapat dikatakan kreatif apabila mampu melakukan

sesuatu yang dapat menghasilkan sebuah kegiatan baru yang diperoleh

dari hasil berpikir kreatif dengan mewujudkannya dalam bentuk

sebuah hasil karya baru.

c. Pembelajaran Efektif

5
Pembelajaran efektif merupakan proses pembelajaran yang

bermakna atau berguna untuk siswa. Aktif dan menyenangkan tidak

cukup apabila hal tersebut tidak berguna untuk siswa, sebab

pembelajaran mempunyai beberapa hal yang harus dicapai. Jika

pembelajaran tersebut hanya aktif dan menyenangkan, tetapi tidak

efektif maka pembelajaran hanya seperti bermain biasa.

Pembelajaran yang efektif juga merupakan suatu strategi

pembelajaran yang diterapkan guru dengan maksud untuk

menghasilkan tujuan yang telah ditetapkan. Pembelajaran dapat

dikatakan jika mampu memberikan pengalaman baru kepada siswa,

membentuk kompetensi siswa, serta mengantarkan mereka ke tujuan

yang ingin dicapai secara optimal[6].

Menurut Wotruba dan Wright berdasarkan pengkajian, 7

indikator yang dapat ditunjukan pembelajaran yang efektif:

1) Pengorganisasian materi yang baik.

2) Komunikasi yang efektif.

3) Penguasaan dan antusiasme terhadap materi pelajaran.

4) Sikap positif terhadap siswa.

5) Pemberian nilai yang adil.

6) Keluwesan dalam pendekatan pembelajaran.

7) Hasil belajar siswa yang baik.

d. Pembelajaran Menyenangkan

6
Pembelajaran menyenangkan adalah suatu cara untuk

menciptakan suasana belajar dan mengajar menjadi menyenangkan

dan nyaman sehingga dapat memusatkan perhatiannya hanya pada

pelajaran dan waktu curah anak menjadi lebih tinggi. Pembelajaran

yang menyenangkan juga merupakan pembelajaran yang dapat

dinikmati siswa, dimana siswa dapat merasakan nyaman, aman, dan

asyik. Perasaan yang mengasyikkan mengandung unsur inner

motivation, yaitu dorongan keingintahuan yang disertai upaya

mencari tahu sesuatu.

Guru perlu menciptakan suasana yang menyenangkan agar

siswa tidak merasa terbebani. Akan lebih bagus lagi jika guru

menyampaikan materi dengan metode pembelajaran yang interaktif.

Setiap siswa memiliki minat, bakat, dan kemampuan yang berbeda.

Perbedaan tersebut merupakan sunnatullah dan tidak perlu

dipertentangkan lagi. Keberagaman tersebut adalah suatu kekayaan

berupa minat, bakat, dan kemampuan yang ada pada diri setiap siswa

tersebut dibutuhkan konsep, modal, dan strategi dalam pembelajaran.

Pelaksanaan pendidikan diperlukan pemahaman yang komprehensif

tentang hakikat minat, bakat, dan kemampuan. Ketiganya memiliki

hubungan yang sangat terkait satu sama lain, walaupun sebenarnya

dari ketiga tersebut memiliki makna masing-masing yang berbeda.

Pembelajaran menyenangkan juga memberikan tantangan

kepada siswa untuk mencoba dan belajar lebih lanjut, percaya diri,

7
dengan demikian diharapkan siswa akan menjadi manusia yang

berkarakter, penuh percaya diri, dan mempunyai kemampuan yang

kompetitif[7].

Guru yang profesional adalah mengerti dengan cara

memberikan pelajaran baik. Mereka dapat menyampaikan materi

secara maksimal kepada siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat

tercapai dengan maksimal. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut

memang bukan suatu hal yang mudah. Oleh karena itu, guru perlu

memiliki sifat sabar dan mempelajari model-model pembelajaran.

Guru perlu sabar karena ini akan mempengaruhi perkembangan siswa

itu sendiri.

Berikut gambaran secara garis besar tentang pembelajaran

menyenangkan:

1) Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan

pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada

belajar melalui berbuat.

2) Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan

semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber

belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan,

dan cocok bagi siswa.

3) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan

belajar yang lebih menarik dan menyediakan pojok baca. Guru

menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif.

8
4) Interaktif, termasuk cara belajar kelompok.

5) Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam

memecahkan suatu permasalah , untuk mengungkapkan

gagasanya, dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan

sekolahnya.

Dalam pelaksanaanya, pembelajaran yang menyenangkan

haruslah memahami perbedaan antar individu. Seluruh aktivitas yang

dilakukan memiliki variasi untuk dipahami seluruh siswa. bahasa

yang kita gunakan juga haruslah memperhatikan perkembangan

siswa.

Siswa menangkap bahwa pandangan guru lebih cepat dari

waktu mereka menangkap apa yang guru ajarkan. Guru harus

menaruh optimisme pada setiap siswa. Guru juga dapat berlatih

dengan membayangkan angka 10 dari skala 1-10 pada setiap kening

siswa. Dengan begitu, guru memiliki harapan dan optimisme yang

ada pada setiap siswa. tidak ada yang dipandang siswa sebelah mata.

Jika guru memperlihatkan kekerasan, maka siswa akan

berkarakter sama dengan si pendidik. Akan tetapi, kalau kita

mengajarkan sesuatu dengan cara yang lebih baik, maka karakter

mereka juga akan baik pula. Hal ini juga berlaku dalam proses

pembelajaran pada anak sekolah di dalam kelas. Saat seorang guru

memperlihatkan wajah yang seram di kelas, maka suasana belajar

menjadi seram juga. Berbeda dengan ketika guru tersebut selalu

9
terlihat ramah dan tersenyum kepada siswanya. Guru perlu

menciptakan suasana yang menyenangkan agar siswa tidak merasa

terbebani. Akan lebih baik jika guru juga menyampaikan materi

dengan metode pembelajaran yang interaktif.

2. Indikator Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan

Adapun indikator dari PAKEM adalah sebagai berikut:

a. Indikator pembelajaran aktif;

1) Guru memberikan umpan balik.

2) Guru mengajukan pertanyaan yang menentang.

3) Guru mendiskusikan gagasan siswa.

4) Siswa bertanya atau meminta penjelasan.

5) Siswa mengemukakan gagasan.

6) Siswa mendiskusikan gagasan orang lain dan gagasannya sendiri.

b. Indikator pembelajaran kreatif;

1) Guru mengembangkan kegiatan pembelajaran yang beragam.

2) Guru membuat alat bantu belajar yang berguna meskipun

sederhana.

3) Siswa merancang atau membuat sesuatu.

4) Siswa menulis atau mengarang.

c. Indikator pembelajaran efektif;

1) Guru menguasai materi yang diajarkan.

2) Guru mengajar dan mengarahkan dengan memberi contoh.

3) Guru menghargai siswa.

10
4) Guru mengajarkan keterampilan pemecahan masalah.

5) Guru memahami tujuan pembelajaran.

6) Guru menggunakan metode yang bervariasi.

7) Siswa menguasai pengetahuan dan keterampilan atau kompetensi

yang diperlukan.

8) Siswa mendapat pengalaman yang berharga.

d. Indikator pembelajaran menyenangkan;

1) Siswa berani bertanya.

2) Siswa berani mencoba.

3) Siswa berani mengemukakan pendapat.

4) Siswa berani mempertanyakan pendapat orang.

3. Ciri-ciri Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan

Dalam PAKEM terdapat beberapa ciri-ciri. Dibawah ini ada

beberapa pendapat tentang ciri-ciri PAKEM yaitu:

a. Berpusat pada siswa: guru sebagai fasilitator, fokus pembelajaran

pada siswa bukan pada guru, siswa belajar secara aktif, siswa

mengontrol proses belajar dan menghasilkan karyanya sendiri.

b. Belajar yang menyenangkan (joyfull learning).

c. belajar yang berorientasi pada tercapainya kemampuan tertentu.

d. Belajar secara tuntas.

e. Belajar secara berkesinambungan[6].

4. Tujuan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan

Berikut ini adalah tujuan dari PAIKEM yaitu:

11
a. Menilai kemampuan individual melalui tugas tertentu.

b. Menentukan kebutuhan pembelajaran.

c. Membantu dan mendorong siwa.

d. Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik lagi.

e. Menentukan strategi pembelajaran.

f. Akuntabilitas lembaga.

g. Meningkatkan kualitas pendidikan.

5. Langkah-langkah Dalam Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan

Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran aktif, kreatif,

efektif, dan menyenangkan sebagai berikut:

a. Pemanasan dan Apersepsi

Pemanasan dan Apersepsi dapat dilakukan sebagai berikut:

1) Mulailah pembelajaran dengan hal-hal yang diketahui dan

dipahami peserta didik.

2) Motivasi peserta didik dengan bahan ajar yang menarik dan

berguna bagi kehidupan mereka.

3) Gerakkan peserta didik agar tertarik dan bernafsu untuk

mengetahui hal-hal yang baru.

b. Eksplorasi

Tahap eksplorasi merupakan kegiatan pembelajaran untuk

mengenalkan bahan dan mengaitkan dengan pengetahuan yang telah

12
dimiliki oleh peserta didik. Hal tersebut dapat ditempuh sebagai

berikut:

1) Menjelaskan kepada siswa bagaimana membentuk kelompok

belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi

secara efisien.

2) Perkenalkan materi standar dan kompetensi dasar yang harus

dimiliki oleh peserta didik.

3) Kaitkan materi pembelajaran yang baru dengan pengetahuan

yang sudah dimiliki oleh peserta didik.

4) Pilihlah metode yang paling tepat, dan gunakan secara bervariasi

untuk meningkatkan penerimaan peserta didik terhadap materi

pembelajaran.

c. Konsolidasi dan Pembelajaran

Konsolidasi adalah kegiatan untuk mengaktifkan peserta didik

dalam pembentukan kompetensi dengan mengaitkan kompetensi

dengan kehidupan peserta didik. Hal tersebut dapat dilakukan:

1) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam menafsirkan dan

memahami materi standar dan kompetensi baru.

2) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses pemecahan

masalah (problem solving), terutama dalam masalah-masalah

aktual.

13
3) Letakkan penekanan pada kajian struktural, yaitu kaitan antara

materi standar dan kompetensi baru dengan berbagai aspek

kegiatan dan kehidupan dalam lingkungan masyarakat.

4) Pilihlah metodologi yang paling sehingga materi standar dapat

diproses menjadi kompetensi peserta didik.

d. Pembentukan Kompetensi, sikap, dan perilaku.

Pembentukan Kompetensi, sikap, dan perilaku peserta didik

dapat dilakukan sebagai berikut:

1) Doronglah peserta didik untuk menerapkan konsep, pengertian,

dan kompetensi yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari.

2) Praktekkan pembelajaran secara langsung, agar peserta didik

dapat membangun kompetensi, sikap dan perilaku baru dalam

kehidupan sehari-hari.

e. Penilaian

1) Kembangkanlah cara-cara untuk menilai hasil pembelajaran

peserta didik.

2) Gunakan hasil penilaian tersebut untuk menganalisis kelemahan

atau kekurangan peserta didik dan masalah-masalah yang

dihadapi guru dalam memberikan kemudahan peserta didik[7].

B. Konsep Pendidikan Teknologi Informatika dan Komputer

1. Pengertian Pendidikan Teknologi Informatika dan Komputer

Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat,

menyebabkan interaksi individu atau kelompok masyarakat semakin cepat

14
meluas. Artinya, bentuk dari interaksi tidak lagi dibatasi oleh ruang dan

waktu. Oleh sebab itu, hal tersebut menuntut masyarakat untuk bisa

beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan informasi, tidak terkecuali

dalam dunia pendidikan. Penggunaan teknologi dan informasi dalam dunia

pendidikan menjadi kesatuan yang integral guna proses belajar mengajar

dapat berjalan dengan optimal, sehingga media pendidikan dapat berupa

alat-alat yang tidak saja sebagai alat bantu pendidikan, tetapi juga berfungsi

sebagai penyampai pesan-pesan pendidikan yang efektif.

Pendidikan teknologi informatika dan komputer adalah teknologi

yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan

menyampaikan informasi. Dalam teknologi informatika dan komputer

terdapat dua aspek yaitu teknologi informasi yang mencakup segala hal

yang berkaitan dengan proses, penggunaan alat bantu, manipulasi, dan

pengelolaan informasi, kemudian teknologi komunikasi yang mencakup

segala hal yang berkaitan dengan alat bantu untuk memproses dan

mentransfer data dari perangkat yang satu kepada perangkat yang lain[8].

Maka dari itu, di dalam dunia pendidikan kehadiran teknologi dan

informasi ini merupakan hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi, dan

merupakan penunjang utama dalam proses pengembangan dunia

pendidikan yang semakin hari semakin kompleks, sehingga perlu adanya

media handal yang mampu memberikan inovasi dan menjadi solusi dari

semua persoalan yang ada[9].

15
2. Manfaat Pendidikan Teknologi Informatika dan Komputer Dalam

Proses Pendidikan

Adapun manfaat pendidikan teknologi informatika dan komputer

yang terfokus pada aspek[10]:

a. Manajemen Sistem Informasi

Sistem Informasi Manajemen adalah sebuah sistem informasi

keorganisasian yang mendukung proses-proses manajemen. Dimana

sistem informasi manajemen ini sangat bagus untuk membantu

transaksi-transaksi organisasi serta mendukung fungsi operasi,

manajemen, dan pengambilan keputusan. Manajemen sistem informasi

juga merancang dan membuat aplikasi database yang menyimpan dan

mengolah data dan informasi akademik, baik sistem perkuliahan, sistem

penilaian, informasi kurikulum, manajemen pendidikan, maupun materi

pembelajaran.

b. E-learning

E-learning adalah bentuk teknologi informasi yang diterapkan di

bidang pendidikan berupaya maya. Melalui e-learning izin belajar tidak

lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan merancang dan membuat

aplikasi pembelajaran berbasis portal, web, multimedia interaktif, seperti

tutorial dan learning tool dapat mendorong peserta didik untuk belajar

mandiri dengan meningkatkan kreativitas seperti melakukan analisa dan

sintesa pengetahuan, menggali, mengelola, dan memanfaatkan

informasi, menghasilkan tulisan, informasi dan pengetahuan sendiri.

16
c. Media Pembelajaran

Media pembelajaran diharapkan dapat merangsang pikiran,

perasaan minat dan serta perhatian peserta didik sedemikian rupa

sehingga proses pembelajaran dapat terjadi. Selain itu, proses

pembelajaran akan lebih efektif karena penggunaan media pembelajaran

memungkinkan teratasinya hambatan dalam proses komunikasi guru dan

peserta didik seperti hambatan fisiologis, psikologis, kultural, dan

lingkungan. Dengan media pembelajaran ini dapat mengoptimalkan

pemanfaatan TV edukasi sebagai materi pengayaan dalam rangka

menunjang peningkatan mutu pendidikan.

d. Pendidikan Life Skill

Pendidikan teknologi informasi mengandung kecakapan hidup

yang dapat dikembangkan baik specific life skill maupun general life

skill. Kecakapan dalam mengoperasikan komputer menggunakan

program, baik aplikasi maupun bahasa pemrograman merupakan

kecakapan hidup yang bersifat vokasional. Sedangkan keterampilan

menggali informasi internet pada internet, mengolah dan memanfaatkan

general life skill. Oleh karena itu, pendidikan life skill ini dapat

mengimplementasikan sistem secara bertahap mulai dari ruang lingkup

yang lebih kecil hingga meluas, sehingga memudahkan manajemen

pemanfaatan TI dalam proses penyelenggaraan pendidikan.

3. Ruang Lingkup Pendidikan Teknologi Informatika dan Komputer

17
Adapun ruang lingkup pendidikan teknologi informatika dan

komputer meliputi aspek[11]:

1. Perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk

mengumpulkan, menyimpan, memanipulasi dan menyajikan informasi.

2. Penggunaan alat bantu untuk memproses dan memindahkan data dari

satu perangkat ke perangkat lainnya.

4. Tujuan Pendidikan Teknologi Informatika dan Komputer

Tujuan pembelajaran teknologi informatika dan komputer adalah

agar memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami pembelajaran teknologi informatika dan komputer.

2. Mengembangkan keterampilan untuk memanfaatkan teknologi

informatika dan komputer.

3. Membangun dan menerapkan informasi, pengetahuan dan teknologi

secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif.

4. Mengembangkan sikap kritis, kreatif, apresiatif, dan mandiri dalam

penggunaan teknologi informatika dan komputer.

5. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun melalui

berbagai cara termasuk pemanfaatan teknologi informasi.

C. Implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan

Pada Mata Pelajaran Pendidikan Teknologi Informatika dan Komputer

Berikut ini cara mengimplementasikan pembelajaran aktif, kreatif,

efektif, dan menyenangkan[12]:

Kemampuan Guru Kegiatan Siswa

18
Guru merancang dan mengelola Guru melaksanakan kegiatan

kegiatan pembelajaran yang pembelajaran yang beragam,

mendorong siswa untuk berperan Seperti:

dalam pembelajaran. 1. Percobaan.

2. Mengolah jawaban, menarik

kesimpulan, memberikan waktu

untuk percobaan, mengaitkan

informasi.

3. Berkunjung ke luar kelas.

4. Memecahkan masalah.

Guru menggunakan alat bantu dan Guru menggunakan alat, seperti:

sumber belajar yang beragam. 1. Gambar

2. Alat yang tersedia atau dibuat

dengan sendiri.

3. Studi kasus.

4. Narasumber.

Ada beberapa hal yang harus guru ketahui dalam

mengimplementasikan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan, yaitu[13]:

a. Memahami perkembangan kecerdasan siswa.

19
b. Memahami sifat yang dimiliki siswa.

c. Mengenal siswa secara perorangan.

d. Memanfaatkan perilaku siswa dalam pengorganisasian belajar.

e. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan

memecahkan masalah.

f. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik.

g. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.

h. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan

belajar..

20
DAFTAR PUSTAKA

[1] S. Diajukan, M. Gelar, S. Pendidikan, and A. Z. Nim, “Jauhar, Mohammad.

2011. Implementasi PAIKEM dari Behavioristik sampai Konstruktivistik,

Jakarta: Prestasi Pustaka,” 2019.

[2] h. 26 syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar

(Jakarta rineka cipta 2002, Kata kunci:, vol. 7, no. 1. 2014.

[3] Maiti and Bidinger, “PENERAPAN PAKEM (PEMBELAJARAN AKTIF,

KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN) PADA AKTIVITAS

BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI

DAN KOMUNIKASI (TIK) KELAS XI,” Journal of Chemical

Information and Modeling, vol. 53, no. 9, pp. 1689–1699, 1981.

[4] D. A. Novianti, I. Paikem, and D. Pembelajaran, “Jauhar, Mohammad.

2011. Implementasi PAIKEM dari Behavioristik sampai Konstruktivistik,

Jakarta: Prestasi Pustaka,” Dinamika Pendidikan, vol. 22, no. 1, pp. 51–64,

2017.

[5] M. Rofiq, P. Studi, P. Guru, M. Ibtidaiyah, U. Islam, and N. Sunan,

“Program Creativity Class for Children Untuk,” 2017.

[6] J. Riset, P. Dasar, and D. Febriani, “Mohammad Jauhar, Implementasi

21
PAIKEM dari Behavioristik Sampai Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi

Pustaka, 2011 hlm. 152-155,” vol. 1, no. 3, pp. 207–213.

[7] I. P. Aktif et al., “Implementasi pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan

menyenangkan (pakem) berbasis pendidikan karakter dalam meningkatkan

mutu pembelajaran pai di sekolah menengah atas negeri 3 malang,” 2012.

[8] A. Sulaeman, D. Darodjat, and M. Makhrus, “Information and

Communication Technology dalam Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam,” Islamadina: Jurnal Pemikiran Islam, vol. 21, no. 2, pp. 81–95,

2020.

[9] E. Haritman, “IMPLIKASI PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI

DAN KOMUNIKASI DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DI

INDONESIA,” vol. 2006, no. Snati, 2006.

[10] J. Mikrotik, “PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM

BIDANG,” vol. 2, no. 1, 2014.

[11] B. Commercial and D. E. P. Pesqueros, “Penggunaan Media Pembelajaran

Berbasis Komputer Dan Sikap Inovatif Terhadap Hasil Belajar Teknologi

Informasi Dan Komunikasi,” vol. 1, no. 1, pp. 50–62, 2014.

22
23

Anda mungkin juga menyukai