Anda di halaman 1dari 32

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Bulu tangkis adalah salah satu olahraga yang paling terkenal di dunia. Permainan ini

banyak diminati oleh berbagai kalangan, laki-laki maupun perempuan memainkan

permainan ini, bulu tangkis juga sangat digemari oleh kalangan mahasiswa di

fakultas, khususnya mahasiswa laki-laki. Bulu tangkis merupakan olahraga yang

sangat digemari oleh masyarakat pada umumnya, baik di kota maupun di pelosok

pedesaan. Bulutangkis juga mampu mengharumkan nama negara Indonesia. yang

diuji melalui keberhasilan atlet-atlet bulu tangkis yang berjaya di berbagai turnamen

baik di tingkat Asean maupun di tingkat arena. Kamarudin, (2019) mengatakan bulu

tangkis adalah permainan yang dimainkan dengan menggunakan net, raket, dan

shuttlecock atau disebut juga bola. Bulu tangkis juga merupakan salah satu mata

pelajaran yang sangat sering dijadikan materi oleh guru pendidikan jasmani di

fakultas. Selain menjadi materi yang diajarkan di sekolah olahraga bulu tangkis, juga

menjadi motivasi bagi anak sekolah untuk meningkatkan prestasi. Edi, Prasetiyo,

(2015: 24) merekomendasikan definisi bulutangkis, yaitu permainan yang dimainkan

dengan menggunakan net, raket, dan shuttlecock dengan strategi pukulan yang

beragam mulai dari yang sangat lamban sampai yang sangat cepat disertai dengan

gerakan tipuan.
2

masih banyak olahraga yang diminati oleh berbagai kalangan usia, tidak hanya dari

kalangan anak-anak tetapi dari kalangan orang dewasa juga menyukai berbagai jenis

olahraga salah satunya bulu tangkis. Bulu tangkis merupakan olahraga yang sangat

penting bagi siswa karena dapat mencapai prestasi yang baik di sekolah, bulu tangkis

juga memiliki banyak manfaat bagi tubuh yaitu menjaga konsentrasi, sarana

bersosialisasi dan melatih fungsi otak. Bulu tangkis juga merupakan salah satu jenis

olahraga yang berguna untuk menguatkan otot jantung. Ketika otot jantung kuat,

pembuluh darah dapat mengalir lebih banyak dan lebih cepat. Pentingnya bulu

tangkis bagi dunia pendidikan juga dikemukakan olehSumroti & Himawan,

( 2021)yang menyatakan bahwa tujuan yang paling utama adalah meningkatkan

prestasi seorang siswa untuk menumbuhkan rasa percaya diri dengan melakukan

teknik secara cepat.

Olahraga bulu tangkis juga merupakan olahraga dengan tujuan rekreasi untuk

meningkatkan kesehatan dan meningkatkan prestasi. Permainan ini dimainkan oleh

dua orang (tunggal) atau empat orang (dua pasang) dengan menggunakan peralatan

berupa raket dan shuttlecock (bulu), dengan cara memukul dan menangkis bulu

dengan tujuan agar jatuh di daerah lawan. Bulu tangkis juga sangat penting karena

dapat membuat tubuh seseorang sehat jasmani dan rohani yang pada akhirnya dapat

membentuk manusia yang berkualitas(Zhannisa & Sugiyanto, 2015). Selain

pentingnya bulu tangkis dalam dunia pendidikan dan untuk kesehatan tubuh, ada

jugaSalah satu teknik penting dalam bulu tangkis adalah smash.


3

Permainan bulu tangkis juga merupakan permainan dengan maksud rekreasi untuk

meningkatkan kesehatan dan meningkatkan prestasi. Olahraga ini dilakukan oleh

manusia (tunggal) atau 4 orang (dua pasang) dengan menggunakan sistem berupa

raket dan shuttlecock (bulu), dengan cara memukul dan menangkis bulu dengan

tujuan agar jatuh di daerah lawan. Bulu tangkis juga sangat vital karena dapat

membuat tubuh seseorang sehat jasmani dan rohani yang pada akhirnya dapat

membentuk manusia kelas satu (Zhannisa & Sugiyanto, 2015). Selain pentingnya

bulu tangkis dalam dunia kepelatihan dan untuk kebugaran tubuh, salah satu strategi

penting dalam bulu tangkis adalah memanjakan.

smash merupakan teknik yang identik dengan pukulan menyerang sehingga sangat

penting untuk dikuasai oleh para pemain untuk mendapatkan poin. Sesuai dengan

Yuliawan (2017: 30) menyatakan bahwa reruntuhan adalah pukulan yang digunakan

sebagai senjata untuk mendapatkan bayaran atau poin, penghancuran ini bersifat

keras dan menukik, agar lawan memiliki masalah mengembalikan kehancuran

tersebut. Lebih lanjut Setiawan (2020) menyatakan di dalam artikel bahwa selama

melakukan pukulan harus menyentuh shuttlecock ketika sudah jauh di depan frame

dengan tangan terentang. sementara kontak pergelangan lengan bawah harus berputar

dalam waktu singkat, disiplin raket harus dalam posisi datar hampir tidak mengarah

ke bawah, memukul shuttlecock dengan keras dan jatuh lebih tajam, jangan merusak

lagi lebih dari tiga perempat lapangan karena akan memperlambat laju shuttlecock ke

subjek lawan. Manggassai et al., (2020) menyatakan bahwa kekuatan otot lengan

diperlukan dalam bulu tangkis sebagai tenaga penggerak saat pukulan smash,

semakin banyak listrik otot lengan yang dihasilkan, semakin keras pukulan yang
4

dihasilkan. Gerakan smas ini memiliki sifat yang tangguh, tajam, cepat, dan

mematikan sehingga memang membutuhkan penguasaan yang maksimal. jarahan

dapat terlaksana dengan baik jika shuttlecock berada di depan atas dan diarahkan

dengan menukik dan mengarah ke bawah dengan keras dan tajam agar anda

mendapatkan akibat yang tepat. Suharto, (2012) mengatakan bahwa komponen

kecepatan dalam bulu tangkis sangat penting . pemain harus mengalir dengan cepat

untuk menutupi setiap sudut bola sambil mencapai atau memukul shuttlecock dengan

cepat.

sebaiknya smash yang dilakukan adalah setiap mahasiswa laki-laki memiliki bakat

merusak yang baik, dengan harapan agar smash yang dilakukan tidak dapat

dibendung dengan menggunakan kelompok lawan dalam permainan tersebut.

sehingga Anda bisa mendapatkan harga atau poin yang disukai dan memukul

shuttlecock tujuan yang tepat. Kehancuran juga dilakukan dengan cara di atas kepala

di mana pukulan harus dilakukan dengan sekuat tenaga dari posisi atas dan menukik

tajam ke arah area lawan . Namun faktanya masih ada beberapa mahasiswa laki-laki

yang memiliki kemampuan sekolah tinggi yang negatif. Teknik break masih salah

dan kurang tepat, sehingga keuntungan saat melakukan smash kurang tepat, karena

break harus menjadi senjata bagi setiap pemain untuk mendapatkan poin atau

membunuh lawan. Hal ini didukung dengan pernyataan Imam Setyawan, (2016)

dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa berdasarkan pengamatan secara

keseluruhan, di PB Mataram Raya Sleman masih terdapat beberapa mahasiswa yang

kurang baik dalam smashing. Cara damagenya masih salah, sehingga pukulan pada

shuttlecock kurang tepat, misalnya tangan tidak lurus saat memukul. Padahal, masih
5

banyak pemain saat melakukan damage shuttlecock yang melibatkan internet bahkan

keluar lapangan. lebih besar dalam penelitian Ponorogo, (2017) Penelitian ini

dipengaruhi oleh fakta bahwa peserta ekstrakurikuler bulu tangkis MA Miftahul'ulum

sudah tidak akurat dalam strategi smash, cara smash masih belum akurat, dan

perangkat lunak sekolah belum telah dilaksanakan dengan baik.

DATA HASIL SISWA SEKOLAH BADMINTON (SISWA MAN)


KELAS VII VIII MTS DARUL HUSNA

Indikator Jumlah siswa Skor rata - rata


Skor
≥80 7 80
<80 23 60
Jumlah 30

Dari catatan yang telah diperoleh di atas masih terdapat beberapa siswa

yang kurang baik dalam smash, potensi smash yang kurang baik dapat terjadi karena

hilangnya kekuatan otot lengan. Seperti yang diungkapkan oleh Setiawan dkk, (2020)

banyak faktor yang dapat mempengaruhi kehancuran bulu tangkis salah kaprah dan

tidak tepat, salah satunya adalah kurangnya kekuatan otot lengan. menurut

Pangkerego (2021) hal ini disebabkan karena metode utama full smash kurang

dikuasai dengan baik dan siswa tidak memiliki kekuatan otot lengan yang tepat.

Berdasarkan hasil observasi, aspek yang mempengaruhi kemampuan hancurkan

mahasiswa adalah jaringan otot lengan, sehingga kelompok otot lengan mahasiswa

ingin diperkuat. Salah satu kegiatan olahraga yang dapat meningkatkan kekuatan otot

lengan adalah push up.


6

push up adalah gerakan senam yang sederhana namun efektif untuk membantu

meningkatkan energi di dalam rangka atas dan komponen otot lain di dalam rangka,

terutama di dalam jaringan otot lengan. Olahraga dorong adalah olahraga ketahanan

isometrik, yaitu gerakan yang dilakukan dengan menggunakan benda tidak bergerak

untuk memicu kontraksi otot tubuh. Sumanadi, (2013). Pentingnya push-amerika

untuk kekuatan otot juga disampaikan melalui KBBI (diakses 23 Agustus 2018)

push-amerika adalah mendorong tubuh ke atas dan ke bawah dengan lengan. Dari

beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa push us merupakan salah satu

olahraga angkat beban yang paling baik untuk dilakukan, kelebihannya adalah untuk

memperkuat otot dada, bahu, telapak tangan dan dapat mengatur pernapasan.

1.2 Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang muncul dalam pengamatan ini dapat

didiagnosa sebagai berikut:

1. Masih banyak mahasiswa laki-laki yang memiliki kompetensi kecelakaan yang

buruk.

2. Masih ada beberapa kesalahan mendasar, termasuk gerakan tubuh saat memukul

atau smash, yaitu

1.3 Batasan masalah


7

Berdasarkan batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

Apakah ada pengaruh pendidikan power otot lengan terhadap pukulan karam dalam

bulu tangkis siswa putra?

1.4 Perumusan masalah

Berdasarkan batasan masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah Apakah ada pengaruh latihan kekuatan otot lengan terhadap pukulan smash

dalam permainan bulu tangkis siswa putra?

1.5 Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh pendidikan

power otot lengan terhadap foto istirahat dalam permainan bulutangkis pada siswa

putra di MTS Darul Husna.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau kegunaan, antara lain:

1. Secara teoretis

Dapat menunjukkan bukti tentang pengaruh latihan kekuatan otot lengan

terhadap pukulan smash pada olahraga bulu tangkis, sehingga dapat


8

dijadikan sebagai salah satu alternatif penyusunan program latihan bagi

siswa.

2. Secara praktis

a. Bagi sekolah yang bersangkutan dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan dalam menentukan program kegiatan, khususnya dalam

kegiatan pengukuran.

b. Bagi guru, sebagai data untuk mengevaluasi program-program yang telah

dilakukan, serta merancang program-program yang akan diberikan dan agar

mereka dapat memberikan bimbingan, pelajaran atau pelatihan lebih

memiliki landasan ilmiah.


II. TINJAUAN LITERATUR

2.1 Pengertian Bulu Tangkis

Bulu tangkis merupakan olahraga rekreasi yang tumbuh dan berkembang di

Indonesia. Bulu tangkis juga merupakan salah satu permainan yang dapat

membanggakan negara dan kerajaan Indonesia. Bulu tangkis merupakan salah satu

olahraga bola kecil yang termasuk dalam kelompok kegiatan olahraga olahraga.

Bulutangkis dapat dimainkan di dalam ruangan atau di luar ruangan. Bulutangkis juga

dilakukan di area yang dibatasi dengan jejak durasi dan lebar yang telah ditentukan.

Lapangan bulutangkis dibagi menjadi dua bagian yang sama besar dan dipisahkan

dengan menggunakan jaring yang dibentangkan pada tiang-tiang internet, tiang-tiang

internet ditanam di sela-sela lapangan.Aditya, (2021) menyatakan bahwa bulu tangkis

merupakan rekreasi yang memanfaatkan beberapa bakat fisik dengan gerakan cepat

dan pukulan keras yang dilakukan dalam beberapa detik. selanjutnya Fariz &

Berdasarkan pendapat di atas maka yang dimaksud dengan cara bulu tangkis

dalam penelitian ini adalah olahraga memukul kok menggunakan raket,

menyilangkan internet ke daerah lawan untuk mendapatkan faktor, selain itu olahraga

bulu tangkis juga harus dilakukan dengan jenjang pendidikan yang sesuai cara yang

baik untuk mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan. .

9
10

Bulu tangkis merupakan rekreasi yang menuntut kedisiplinan Menurut Sunarya

& Sutrisno, (2018) Bulu tangkis juga ada lapangannya, map lapangan bulu tangkis

berbentuk persegi. Bentuk persegi tersebut kemudian dibagi menjadi 2 bidang yaitu

bidang permainan yang berhadapan satu sama lain dan dipisahkan dengan

menggunakan jaring yang terbentang di tengahnya. Panjang lapangan bulutangkis

adalah 13,40 m dan lebar map lapangan bulutangkis 6,10 m, tinggi net 1,55 m dan

tinggi net 1,52 m. Untuk lapangan bulutangkis kecil atau mini, biasanya digunakan

untuk anak di bawah usia 9 tahun.

Lapangan bulu tangkis juga memiliki regangan, regangan ini terdiri dari garis

servis depan, garis servis tengah, garis servis samping kiri dan kanan (untuk

permainan tunggal), dan garis servis belakang (untuk permainan ganda). sesuai

Subarkah & Marani,( 2020) Lapangan bulu tangkis berbentuk persegi panjang dengan

lebar 6,10 meter dan panjang 13,40 meter. di lapangan bulu tangkis juga terdapat

garis-garis yang berfungsi sebagai pembatas. garis-garis ini memiliki ketebalan

sekitar empat puluh mm. Warna garis lapangan bulu tangkis harus kontras dengan

warna lapangan, seperti kuning atau putih. Kain yang digunakan di permukaan map

lapangan bulu tangkis adalah kain tiruan yang lembut dan bukan ' t diperbolehkan

menggunakan lantai lapangan yang kainnya terbuat dari bahan buatan yang keras dan

beton karena dapat menyebabkan cedera pada pemain. Pernyataan serupa juga

disampaikan oleh Nuzul Fitra, Sifu (2020) mengatakan lapangan bulutangkis terdiri

dari garis servis, garis pinggir, garis tengah dan dibatasi oleh jaring yang memiliki

tinggi 1,55 meter.


11

1.1.1 Peralatan Olahraga Bulu Tangkis.

a. Raket

Dalam bulu tangkis, tidak ada persyaratan pasti mengenai durasi dan

berat raket. Raket yang digunakan dalam permainan bulu tangkis

berukuran 67,95, panjang kepala raket 29,21 cm dan lebar 22,86 cm.

Raket ini memiliki hasil bersih senar (string).

b. Kok

Shuttlecock IBF yang terkenal adalah 4,73 hingga 5,50 g, jumlah

bulu nomor 14 hingga 16 helai. Panjang bulu 60 sampai 70 mm, diameter

ujung bulu yang membentuk lingkaran 54 mm, dan diameter gabus 25

sampai 28 mm” Tim redaksi (2008:6).

c. Bersih

Internet harus terbuat dari tali khusus atau serat sintetis berwarna gelap,

biasanya hijau tua. Ukuran lubang jala dengan jarak 25 sampai 20 mm.

Internet harus direntangkan dengan kuat dari satu kutub ke kutub lainnya.

Lebar internet adalah tujuh puluh lima cm, bagian atas kiriman internet

adalah seratus lima puluh lima cm. Jaring harus diberi pinggiran kain putih

atau selotip selebar tujuh puluh lima mm. Di dalam pita tersebut dimasukkan
12

tali atau kabel yang dapat ditarik dengan kencang dan diikatkan pada 1 atau

masing-masing tiang.

d. Tiang (pot)

Ketinggian tiang harus 155 cm dari permukaan lantai. Tiangnya bisa

terbuat dari logam besi atau sejenisnya asalkan kuat. Kedua tiang harus

kokoh agar dapat menahan tarikan tiang yang berada tepat di atas garis

samping.

1.1.2 Menghancurkan

Spoil adalah cara yang dilakukan dengan tenaga penuh agar shuttlecock

meluncur tajam ke sekitar lawan. Spoil adalah salah satu strategi yang paling terkenal

dalam bulu tangkis, karena tujuan utamanya adalah mengarahkan bola ke area judi

lawan untuk diraih. Untuk melakukan smash, diperlukan tenaga otot bahu dan lengan

sebagai modal utama untuk mendapatkan pemain yang cepat dari travel saat

menggunakan lawan. Pendapat yang diungkapkan oleh (setiawan et al, 2020)merusak

adalah cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan poin. Kekuatan otot lengan dan

keterampilan koordinasi tangan dalam memukul adalah beberapa kunci dari pukulan

menghancurkan gambar. Sejalan dengan zarwan et al, (2018) reruntuhan adalah

overhead (atas) yang diarahkan ke bawah dan dilakukan dengan listrik penuh. Dalam

permainan bulu tangkis, akurasi juga sangat penting, seperti yang dikatakan oleh
13

mangngassai dkk., (2020) Ketelitian dalam smash sangat penting karena semakin

spesifik damage yang mengenai gawang maka posisi pukulan shuttlecock akan

semakin baik dan benar. Penghancuran ini identik dengan pukulan menyerang.

Karena sebenarnya tujuan utamanya adalah untuk memamerkan lawan. Kehancuran

adalah bentuk pukulan keras yang sering digunakan dalam permainan bulu tangkis.

Suharto (2012) mengatakan bahwa komponen kecepatan dalam bulu tangkis sangat

vital. Pemain harus mengalir cepat untuk menutupi setiap sudut bola sambil mencapai

atau memukul shuttlecock dengan cepat. Ciri-ciri pukulan ini adalah; Sulit, tempo lari

cepat menuju dasar ruang sidang, sehingga pukulan ini membutuhkan unsur kekuatan

otot di kaki, bahu, lengan, dan kelenturan pergelangan tangan serta koordinasi

gerakan tubuh yang harmonis. Tujuan utama smash adalah membunuh lawan. Saat

pemain terkena damage, ia membutuhkan aspek kaki, bahu, kekuatan otot lengan,

kelenturan pergelangan tangan, dan koordinasi gerakan tubuh yang harmonis.

Damage adalah pukulan yang digunakan sebagai senjata untuk mendapatkan poin.

Pukulan ini keras dan menukik, sehingga pemain lawan kesulitan membalas pukulan

tersebut (Recreation et al., 2021). Sejalan dengan iskandar (2017: 35). Damage adalah

serangan pukulan dan tujuan utamanya adalah membuat gerakan lawan mati. Ini

adalah ide yang bagus untuk melakukan teknik ini dengan pantulan tinggi sehingga

fungsi pukulan berikutnya bisa lebih ideal dan maksimal. Dalam olahraga, bangkai

kapal dapat dieksekusi dalam peran diam/status atau bersamaan dengan

melompat. .mangngassai et al., (2020) menyatakan bahwa energi otot lengan sangat
14

diperlukan dalam bulutangkis sebagai tenaga yang digunakan pada saat melakukan

pukulan, semakin besar listrik otot lengan yang dihasilkan maka pukulan yang

dihasilkan akan semakin keras.

2.1.3 Latihan Kekuatan Otot Lengan

Badminton adalah permainan yang membutuhkan listrik dan kecepatan. Bulutangkis

adalah rekreasi yang menggunakan banyak bakat fisik untuk memberikan pukulan

yang cepat dan sulit. “Badminton juga olahraga yang membutuhkan kelincahan dan

kecepatan Pangkerego dkk,(2021). Salah satu jaringan otot yang berperan penting

dalam proses penghancuran adalah jaringan otot lengan. Untuk memasok pukulan

cepat dan keras dalam bulu tangkis panggilan untuk latihan.

Pendidikan adalah proses ilmiah berlatih berulang kali dengan beban pendidikan yang

semakin banyak setiap hari untuk meningkatkan kemampuan atau memperbaiki

kondisi tubuh dan juga untuk menjaga stamina agar tidak berkurang. Latihan juga

merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis dan dicapai dengan cara

yang disengaja dalam rangka menumbuhkan waktu luang agar dapat membuahkan

hasil yang diinginkan. Chan, (2012) adalah metode latihan atau operasi yang

sistematis, yang dilakukan berkali-kali, dengan bertambahnya variasi hari latihan atau

beban kerja”. Maka dapat disimpulkan pada pandangan ini bahwa pendidikan

merupakan suatu proses yang dilakukan secara berulang-ulang dalam perjalanan


15

untuk mendapatkan hasil yang diinginkan karena latihan sangat menentukan dalam

meningkatkan keterampilan seseorang.

energi merupakan komponen yang sangat penting dalam kegiatan olahraga dan

menentukan kualitas kondisi tubuh seseorang dan sangat dibutuhkan dalam hampir

semua kegiatan olahraga. Chan, (2012) tenaga atau listrik, yaitu suatu kemampuan

keadaan fisik manusia yang diperlukan dalam peningkatan keberhasilan belajar gerak.

Kekuatan adalah elemen yang sangat penting dari kondisi fisik dalam olahraga karena

dapat membantu meningkatkan komponen seperti kecepatan, kelincahan dan akurasi.

bersama dengan kegiatan olahraga, pendidikan kekuatan otot merupakan salah satu

bahan tambahan utama yang dibutuhkan hampir di setiap cabang olahraga. Untuk

mencapai sebagian besar kinerja keseluruhan seseorang harus memiliki banyak faktor

penting yang dapat membantu pencapaian sebagian besar kinerja tersebut. Pendidikan

kelistrikan otot merupakan salah satu penunjang bagi seseorang untuk mencapai

prestasi yang maksimal. Massa otot lengan terdiri dari massa otot lengan atas dan

jaringan otot lengan bawah. Adapun macam-macam latihan kelistrikan otot lengan

yang meliputi push-up, pull-up,

push up adalah gerakan senam yang sederhana namun efektif untuk membantu

kekuatan boom pada upper frame, khususnya bagian dalam jari. Dorong

menggunakan aktivitas olahraga daya tahan isometrik, yaitu tindakan yang dilakukan

dengan menggunakan benda tidak bergerak untuk menyebabkan kontraksi otot tubuh.

Dorongan dilakukan dengan cara memindahkan posisi awal tidur tengkurap dengan

tangan di sisi kanan dan kiri tubuh. Kemudian badan di dorong ke atas dengan
16

kekuatan tangan, posisi kaki dan badan tetap tegak atau lurus. Push up juga dilakukan

untuk melatih kekuatan otot, terutama pada otot lenganMustaqim, (2018)menyatakan

bahwa dalam dunia olahraga push up berperan penting dalam meningkatkan kekuatan

otot pada tubuh. Push up juga memiliki banyak manfaat terutama pada tubuh, push up

dapat membuat tubuh ideal seperti tubuh yang berotot. lebih jauhSubekti et al.

(2021)menyatakan bahwa push-up merupakan salah satu latihan yang terbaik dan

efektif karena melibatkan otot lengan dan bahu. Kamus, (2012) menyebutkan bahwa

Push up adalah latihan untuk memperkuat otot lengan dan dada. Ini dilakukan dengan

berbaring telungkup di lantai dan mendorong dengan tangan untuk mengangkat tubuh

hingga lengan lurus. Berdasarkan penjelasan di atas, kemungkinan ada hubungan

antara latihan otot lengan dengan keterampilan smash. Sehingga penelitian ini akan

mengkaji pengaruh latihan kekuatan otot lengan terhadap pukulan smash dalam

permainan bulu tangkis siswa putra.

2.2Kerangka Berpikir

Pengaruh latihan kekuatan otot lengan terhadap smash dalam permainan bulu tangkis

pada umumnya smash dalam permainan bulu tangkis sangat penting, namun fakta

yang terjadi di lapangan masih terdapat siswa yang kurang baik dalam smash. Salah

satu faktor yang mempengaruhi pukulan smash yang baik dalam bulu tangkis adalah

kekuatan otot lengan. Kekuatan otot lengan merupakan penggerak gerakan lengan

yang membuat hasil pukulan shuttlecock menjadi lebih kuat. Berdasarkan hal
17

tersebut, jelaslah bahwa kekuatan otot lengan mempunyai hubungan yang erat dan

mempunyai peranan penting dalam menunjang keberhasilan smash bulutangkis.

Kekuatan otot lengan yang baik memberikan dampak positif terkait penggunaan

power dalam melakukan pukulan.

Push upmerupakan olahraga sederhana yang efektif untuk membantu meningkatkan

kekuatan otot pada tubuh, terutama pada otot lengan. Push up juga merupakan

olahraga yang sangat baik dilakukan untuk meningkatkan kekuatan otot lengan, dada,

bahu serta dapat mengatur pernafasan sehingga dapat mempengaruhi dan

meningkatkan kekuatan otot lengan. Pada penelitian ini bertujuan untuk melihat

pengaruh latihan kekuatan otot lengan terhadap pukulan smash pada permainan bulu

tangkis siswa putra. Secara umum, kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat

digambarkan seperti bagan berikut ini.

Latihan kekuatan otot


Melawan smash (Y)
lengan atau push up (X)

2.3 Hipotesis Penelitian


18

Sugiyono (2017) menyatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara dari

rumusan masalah. Karena sifatnya masih sementara, perlu dibuktikan kebenarannya

melalui data empiris yang terkumpul. Menurut Husein, hipotesis adalah dugaan atau

pernyataan sementara dari penelitian, yang pada akhirnya juga harus dibuktikan

dengan data empiris (fakta lapangan).Maulana, (2011)Berdasarkan pernyataan yang

telah disampaikan maka hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh latihan

kekuatan otot lengan terhadap pukulan smash dalam permainan bulu tangkis siswa

putra di MTS Darul Husna.


III METODE PENELITIAN

3.1 Desain dan jenis penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik penelitian eksperimen,

jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. sejalan dengan V.

Wiratna Sujarweni (2014: 39) penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang

menghasilkan penemuan yang dapat diselesaikan (diterima) dengan menggunakan

prosedur statistik atau metode kuantifikasi (ukuran) yang berbeda. Sedangkan

pengertian strategi penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2017:8) adalah metode

penelitian yang didasarkan sepenuhnya pada filosofi positivisme, digunakan untuk

melihat populasi atau sampel tertentu, rangkaian statistik penggunaan unit penelitian,

analisis informasi bersifat kuantitatif atau statistik, dengan maksud menguji hipotesis

yang ditetapkan.

KELOMPOK PERCOBAAN Intervensi Posttest

Populasi
KELOMPOK KONTROL Posttest

3.2 Populasi, Sampel Penelitian dan Teknik Pengambilan Sampel

3.2.1 Populasi

19
20

Menurut Sugiyono (2017), masyarakat merupakan wilayah generalisasi

yang meliputi gadget dan topik yang berkembang menjadi besaran dan sifat tertentu

yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Maulana, 2011). Adapun pendapat yang dikemukakan oleh Handayani (2020),

populasi adalah totalitas dari setiap unsur yang akan diteliti yang memiliki sifat-sifat

yang sama, dapat berupa orang-orang dari suatu kelompok, peristiwa, atau sesuatu

yang menjadi. dipelajari. Semua siswa laki-laki, baik kelas VII maupun kelas VIII,

telah dipilih secara acak untuk mengunjungi lembaga eksperimen dan lembaga

manipulasi. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diberi remedial sedangkan

kelompok kelola adalah kelompok yang tidak diberi remedial.

DATA KEPENDUDUKAN SISWA


KELAS VII DAN VIII MTS DARUL HUSNA

Kelas Jumlah siswa


VII 15
VIII 15
Jumlah 30
Sumber: wali kelas kelas VII dan VIII MTS Darul Husna

3.2.2 Sampel

Polanya adalah bagian dari populasi yang ingin Anda lihat, dilihat sebagai

perkiraan populasi. Polanya adalah sebagian kecil dari populasi yang diambil sesuai

dengan prosedur positif yang dapat mewakili populasi. Pola ini digunakan jika

populasi yang diteliti sangat besar, dan peneliti tidak mungkin meneliti populasi
21

secara lengkap. Kendala tersebut dapat terjadi karena keterbatasan dana, tenaga dan

waktu yang peneliti miliki. Pola yang akan digunakan dari populasi harus secara jelas

mewakili populasi yang diteliti. Tapi bukan lagi rakyat itu sendiri. Untuk menentukan

rentang sampel yang digunakan, dapat dijelaskan oleh Maksum (2012: lima puluh

lima) yang hanya bertujuan, jika jumlah topik kurang dari seratus.

3.2.3 Teknik pengambilan sampel

Metode pengambilan sampel adalah teknik pengambilan sampel yang digunakan

sebagai suplai statistik, metode pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik

Simple Random Sampling, menurut pendapat Sugiyono (2017: delapan puluh dua)

Random Sampling yang mudah adalah mengambil sampel individu dari suatu

populasi yang dibawa. Keluar secara acak tanpa memperhatikan strata dalam populasi

itu. Dari 30 mahasiswa laki-laki tersebut, biasanya mekanisme pengacakan dilakukan

dengan cara menuliskan nama-nama sarjana di atas kertas kemudian menuangkannya

ke dalam field yang telah disusun, kemudian nama-nama tersebut dimasukkan ke

dalam kotak, dan mekanisme pemilihannya dengan cara digoyangkan. Sehingga akan

diputuskan 15 nama yang keluar. Organisasi eksperimental, dan 15 nama yang tidak

keluar berubah menjadi organisasi kontrol.

3.3 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

melakukan teknik UKM di lapangan. Tes yang dilakukan berupa tes awal untuk

mengerjakan UKM dan dilakukan dengan beberapa kali percobaan. Teknik

pengumpulan data ini dilakukan dengan tes sme dan lembar observasi pukulan smash.
22

3.4 Instrumen Penelitian

Menurut Sugiono (2013), instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam dan sosial yang diamati. Pada penelitian ini instrumen

yang digunakan adalah latihan kekuatan otot lengan atau push up melawan smes.

Sehingga kemampuan UKM siswa laki-laki baik. Tes yang dilakukan berupa tes sme.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh latihan kekuatan otot lengan terhadap pukulan smash pada saat tidak

melakukan latihan kekuatan otot lengan, analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah uji T, dan termasuk dalam uji statistik parametrik yang hanya

dapat digunakan jika asumsi penelitian yang akan diuji telah terpenuhi, termasuk data

yang digunakan dalam uji normalitas distribusi dan uji homogenitas. Instrumen tes

dilakukan dengan cara mengamati langsung siswa yang mengerjakan sme dan

penilaian dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang berisi indikator

pukulan smash.
23

GRILLING INTRUM SMASH BADMINTON

Aspek Smash Indikator Skor

Assessment

1. Ketepatan a. Shuttlecock 60-80


yang di smash
berada pada
radius 20 cm
dari target 40-60
b. Shuttlecock
yang di smash
berada pada
20-40
radius 60 cm
dari target
c. Shuttlecock
yang di smash
berada pada 0-20
radius 100 cm
dari target
d. Shuttlecock
yang ditabrak
berada pada
radius lebih dari
100 cm dari
sasaran
2. Kekuatan a. Shuttlecock 60-80
yang dipukul
jatuh pada jarak
24

2,00m di depan
net di area
lawan. 40-60
b. Shuttlecock
yang dipukul
jatuh pada jarak
3,40m di depan
40-20
net di area
lawan.
c. Shuttlecock
yang dipukul
jatuh pada jarak 20-0
3,96m di depan
net di area
lawan.
d. Shuttlecock
yang dipukul
jatuh pada jarak
4,00m di depan
net di area
lawan.
3. Kecepatan a. Shuttlecock 60-80
dihantamkan ke
area lawan
dalam waktu 2
menit setelah
mengenai target. 40-60
b. Kok yang
melakukan
smash ke area
lawan dengan 40-20
waktu 2,58
menit tepat
sasaran.
c. Kok bisa di
smash ke area 0-20
lawan dengan
waktu 3 menit
tepat sasaran.
25

d. Kok bisa smash


ke area lawan
dengan waktu
3,15 menit tepat
sasaran.

3.4.1 Tes normalitas

Menurut Sugiyono (2017:239), uji normalitas digunakan untuk menguji

normalitas variabel yang diteliti apakah data berdistribusi normal atau tidak. Hal ini

penting karena jika data tiap variabel tidak normal, maka pengujian hipotesis tidak

dapat menggunakan statistik parametrik. Untuk menguji normalitas ini menggunakan

uji liliefors.

Langkah-langkah berikut:

a) hipotesa

H 0: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H a : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

b) tingkat kesalahan (α ¿ = 0,05

c) Uji statistik yang digunakan:

L = Maks | F(zi)- S(zi) |

Dengan

L = ketergantungan liliefors pengamat

F() : P(z ) z N(0,1) z i ≤ z i−¿

S(): menghitung populasi z z i ≤ z i


26

Xi− Ẋ
z i=
S

Informasi :

z i: nomor standar

x i: Skor i

X :rata-rata

S :standar mentah

d) daerah kritis

DK = {L|L> Ltabel } di mana n adalah ukuran sampel

Untuk beberapaα dan n diperoleh dari tabel kritis untuk uji Liliefors. Lan

e) Keputusan tes

1. ditolak jika kemudian diterima H 0 l hitung ≥ l tabel H 0

2. diterima jika kemudian ditolak H 0 l hitung ≤ l tabel H 0

f) Kesimpulan

Jika ditolak, sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi

normal. H 0

Jika diterima, sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

H0

3.4.2 Uji Homogenitas


27

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dalam

penelitian memiliki varian yang homogen atau tidak. Untuk menguji

homogenitas ini menggunakan uji homogen varian, kedua kelompok sampel

dapat dilakukan dengan uji F.

H 0: F hitung F tabel maka data homogen¿

H α : F hitung F tabel, data tidak homogen¿

Varianterbesar
F= Varian terkecil

: tidak ada perbedaan variansi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol H 0

: terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

Hipotesis statistik yang digunakan: H a

: H 0 σ 21= (variasi antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

berbeda)σ 22

H a : ≠ (variasi antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama)σ 21 σ 22

3.4.3 Pengujian hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, selanjutnya akan

dilakukan uji hipotesis. Statistik uji yang digunakan adalah uji-t. Uji-t adalah

salah satu uji statistik yang digunakan untuk menguji benar atau salahnya
28

suatu hipotesis yang menyatakan bahwa antara dua rata-rata sampel yang

diambil secara acak dari populasi yang sama, tidak terdapat perbedaan yang

signifikan. Rumus yang digunakan untuk uji-t adalah sebagai berikut:

X 1−¿ X
t= 2
¿
√ 2 2
( n 1−1 ) S + ( n2−1 ) S2 1 1
1

n1 +n2−2
+
n1 n2( )

Informasi:

t : uji t-uji

X 1 : nilai rata-rata siswa pada kelompok eksperimen

X 2 : nilai rata-rata siswa kelompok kontrol

2
S1: varian dari kelompok eksperimen

S22: varian grup kontrol

n1 : banyaknya siswa dalam kelompok eksperimen

n2 : banyaknya siswa kelompok kontrol

Hipotesis yang akan dibuktikan adalah:

H 0: skor pukulan kelompok siswa yang melakukan push-up untuk kelompok

siswa yang tidak melakukan push-up.¿

H a : nilai pukulan kelompok siswa yang melakukan latihan push up untuk

kelompok siswa yang tidak melakukan latihan push up.≠

Hipotesis statistik yang akan dibuktikan adalah:


29

h 0: μ1=μ 2

h 0: μ1 ≠ μ2

Informasi:

μ1: parameter kelompok eksperimen

μ2: parameter grup kontrol

Kriteria pengujian:

Jika - atau kemudian ditolakt hitung ≤ t tabel t hitung ≥t tabel H 0

et al¿ n1 +n2 – 2

selisih kedua rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

dengan pengujian dua pihak dan tingkat kesalahan 0,05α =¿


30

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, a. (2021). Analisis keterampilan teknik dasar permainan bulutangkis pada


atlet PB. Manggala Makassar.
Http://eprints.unm.ac.id/21609/%0Ahttp://eprints.unm.ac.id/21609/1/JURNAL
ADITYA.pdf
Chan, f. (2012). latihan kekuatan (strength training). sifat cerdas, 1(1), 1–8.
https://online-journal.unja.ac.id/index.php/csp/article/view/703
Faris, a. Al, & Januarto, OB (2022). Meningkatkan prestasi bermain bulu tangkis
siswa SMP: artikel ulasan. 4(7), 589–599.
https://doi.org/10.17977/um062v4i72022p589-599
Kamaruddin, I. (2019). pengaruh kemampuan fisik terhadap keterampilan smash
dalam permainan bulu tangkis. sporty: jurnal pendidikan jasmani, olahraga dan
rekreasi, 2(2), 114. https://Doi.Org/10.26858/sportive.v2i2.10949
Hermawan, SI, Olahraga, FI, Surabaya, UN, Olahraga, SI, Olahraga, FI, & Surabaya,
UN (2021). analisis swot kekalahan pebulu tangkis tunggal putra Anthony
sinisuka Ginting di babak 32 besar pertandingan HSBC Daihatsu Indonesia
Masters Bali 2021, Dicko Hermawan Putra Himawan Wimanadi. 117–126.
Syaiful, A., & Marsuki, M. (2020). hubungan antara kekuatan otot lengan, koordinasi
mata tangan dan kelentukan pergelangan tangan terhadap ketepatan servis
panjang bulutangkis. jurnal Olympia, 2(2), 7–16.
https://doi.org/10.33557/jurnalolympia.v2i2.1204
Maulana. (2011). analisis pengaruh keuangan mikro syariah terhadap keberhasilan
usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Jurnal Institusi Politeknik Ganesha,
Yuripol Medan, 2(1), 133–146.
31

Mustaqim, EA (2018). Pengaruh latihan push-up dan pull-up terhadap hasil flying
shoot dalam permainan bola tangan mahasiswa komunitas bola tangan di
UNISMA Bekasi. Genta Mulia : Jurnal Ilmiah Pendidikan, 1(1), 52–62.
https://ejournal.stkipbbm.ac.id/index.php/gm/article/view/143
Pangkerego, GR, Tamunu, D., & Ompi, S. (2021). Hubungan kekuatan otot lengan
dengan ketepatan smash penuh pada permainan bulu tangkis siswa SMK Negeri
1 Tondano. FISIK: Jurnal Ilmu Kesehatan Olahraga, 2(1), 138–148.
https://doi.org/10.53682/pj.v2i1.1118
Setiawan, A., Effendi, F., & Toha, M. (2020). Ketepatan pukulan forehand smash
bulutangkis berhubungan dengan kekuatan otot lengan dan koordinasi mata
tangan. Jurnal maenpo: jurnal pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreasi, 10(1),
50. https://doi.org/10.35194/jm.v10i1.949
Subarkah, A., & Marani, IN (2020). analisis teknik dasar memukul dalam permainan
bulu tangkis. jurnal menssana, 5(2), 106–114.
https://doi.org/10.24036/menssana.050220.02
Subekti, M., Santika, IGPNA, Dewi, IAKA, Citrawan, IW, Darmada, IM, & Yasa,
IPM (2021). efektivitas latihan push-up dengan beban tambahan pada punggung
pada daya tahan otot lengan. jurnal pendidikan kesehatan rekreasi, 7(1), 221–
229.
Suharto, A. (2012). Sistem latihan gerak refleks berbasis mikrokontroler merupakan
studi kasus pada atlet bulu tangkis. Jurnal Teknologi Informasi, VIII(02), 33–46.
Sumanadi, A. (2013). Pengaruh Pelatihan. Jurnal Informasi dan Pemodelan Kimia,
53(9), 1689–1699.
Sumroti, NA, & Himawan, DA (2021). kondisi fisik bulu tangkis. jurnal ilmiah
kepelatihan dan pendidikan olahraga, 5(1).
Sunarya, A., & Sutrisno, J. (2018). Sistem Informasi Penyewaan dan Penjualan
Peralatan Lapangan Bulu Tangkis Angkasa Maestro. Jurnal Idealis, 1(1), 358.
Zarwan, Arsil, & Hardiansyah, S. (2018). Kajian Teknik Dasar Bulu Tangkis Siswa
Sekolah Dasar Zarwan, Arsil, Sefri Hardiansyah. Majalah Ilmiah, 25(2), 149–
158.
Zhannisa, UH, & Sugiyanto, F. (2015). model tes fisik pencarian bakat olahraga
bulutangkis di bawah 11 tahun di DIY. Jurnal Olahraga, 3(1), 117–126.
https://doi.org/10.21831/jk.v3i1.4974
32

Anda mungkin juga menyukai