beberapa perusahaan . Telah menerima beberapa imbalan atas jasa penasehat hukum
pada bulan januari 2022 sebesar 45.000.000 pada bulan februari 2022 40.000.000, maret
pemotongan pph pasal 21 masa maret 2022 (gunakan tariff pajak terbaru dalam hitungan)
Jawab:
PTKP K/0(58.500.000)PKPRp75.500.000
PPh ps 21 yg terutang:
5% x Rp60.000.000 Rp3.000.000
Rp5.325.000
2. PT Aneka Sparepart melakukan impor sparepart untuk kegiatan usahanya dengan nilai
Cost $1.000, Insurance $ 50, Freight US$ 200, Bea masuk 20% dengan nilai kurs KMK
Rp 14.000 perdolar. Apabila PT Aneka Sparepart memiliki Angka Pengenal Impor ( API)
Jawab:
Untuk menghitung PPh Pasal 22 yang harus dibayar oleh PT Aneka Sparepart, kita perlu
Dalam kasus ini, Cost = $1.000, Insurance = $50, dan Freight = $200. Jadi,
Jadi, PT Aneka Sparepart harus membayar PPh Pasal 22 sebesar Rp 437.500 untuk impor
sparepart tersebut.
Pembahasan:
Pajak merupakan suatu pungutan yang wajib dari rakyat untuk negara dan sumber
pemungutan pajak yang dilakukan satu pihak terhadap wajib pajak dan berkaitan dengan
oleh PT Software Indonesia untuk membuat program ERP pada perusahaannya. Fee
Edward Alexander 25.000 USD dibayar sebelum pekerjaan dilaksanakan.( KMK adalah
Rp 14.000/USD).
dipotong dari sebuah badan usaha yang melakukan transaksi pembayaran baik berupa
Jawab:
PPh Terutang:
= 10% x Rp 319.275.000
= Rp 31.927.500
3. Apabila dalam Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda ( P3B) antara Indonesia dan
Jerman menjelaskan untuk pekerjaan Tn Peterson dikenakan tarif pajak 10%, jelaskan
Pajak Berganda terjadi saat pajak dikenakan oleh dua atau lebih negara pada objek pajak
yang sama, subjek pajak yang sama dan periode yang identik yang mengakibatkan pajak
yang dibebankan kepada wajib pajak lebih besar dari tarif pajak domisili yang seharusnya
ditanggung. Dengan kata lain, penghindaran pajak berganda terjadi ketika beban pajak
yang ditanggung oleh wajib pajak atas penghasilan yang diterima sama persis dengan
tarif pajak negara domisili atau secara total beban pajak yang ditanggungkan sama seperti
Apabila Indonesia dan Singapura tidak memiliki tax treaty, maka atas transaksi tersebut
dikenakan tarif pajak sebesar 20% di Indonesia. Tarif tersebut lebih besar 3% dari tarif
pajak domisili ABCD Ltd. di Singapura yang seharusnya ditanggung oleh ABCD Ltd.
Hal inilah yang disebut dengan pajak berganda. Apabila Indonesia dan Singapura
memiliki tax treaty dan perjanjian tersebut dapat berlaku secara efektif, atas transaksi
tersebut dikenakan tarif pajak sebesar 10% di Indonesia. ABCD Ltd. kemudian dapat
menyerahkan bukti potong pajak atas dividen saat kembali ke Singapura dan selanjutnya
hanya akan dikenakan pajak sebesar sisa dari selisih tarif pajak domisili yang seharusnya
ditanggung dengan tarif pajak yang disepakati dalam P3B yaitu sebesar 7% di Singapura