Anda di halaman 1dari 5

Nama : Imam Rizqy Ananda

Kelas : 64.2A.37
NIM : 64221832

1. Bendahara membeli Mesin Foto Copy printer dari dengan harga beli Rp27.000.000 (harga
termasuk PPN).
Berapakah Besarnya pemungutan pajak atas pembelian mesin foto copy tersebut ?
Jawab :
Jika harga pembelian mesin foto copy termasuk PPN, maka kita perlu menghitung berapa besar
PPN yang harus dibayar. PPN yang dikenakan pada umumnya adalah sebesar 10% dari harga
barang.

Maka, PPN yang harus dibayar adalah:

10% x Rp27.000.000 = Rp2.700.000

Jadi, besarnya pemungutan pajak atas pembelian mesin foto copy tersebut adalah Rp2.700.000.

2. Pada pada tahun 2021 melakukan pembelian Laptop Rp 19.580.000 dalam hal ini dikenakan
pajak PPN dan PPh pasal 22
a. hitung dasar pengenaan pajak
b. berapakah besar PPN
c. Berapah PPh 22
Jawab :
a. Dasar pengenaan pajak adalah harga pembelian laptop sebelum pajak. Jadi, dasar pengenaan
pajak adalah Rp 19.580.000

b. Besar PPN yang dikenakan pada umumnya adalah sebesar 10% dari harga barang. Maka, PPN
yang harus dibayar adalah:

10% x Rp 19.580.000 = Rp 1.958.000

Jadi, besar PPN yang harus dibayar adalah Rp 1.958.000

c. Besar PPh Pasal 22 tergantung pada jenis barang atau jasa yang dibeli, serta tarif PPh Pasal 22
yang berlaku pada saat pembelian dilakukan. Namun, pada umumnya tarif PPh Pasal 22 adalah
sebesar 1,5% dari harga pembelian sebelum pajak.

Maka, PPh Pasal 22 yang harus dibayar adalah:

1,5% x Rp 19.580.000 = Rp 293.700

Jadi, besar PPh Pasal 22 yang harus dibayar adalah Rp 293.700

3. Perhitungan PPh 22 atas Impor


Pada tanggal 5 Juli 2021 PT BSI mengimpor barang dari USA dengan harga faktur US$755.000.
Biaya asuransi sebesar 3% dari nilai faktur, biaya angkut sebesar 12% dari nilai faktur.
Ada pula bea masuk sebesar 15% dan bea masuk tambahan sebesar 10%. Asumsi US$1 =
Rp15.100
a.Berapa Nilai Import
b.PPh Pasal 22 yang akan dipungut oleh Ditjen Bea Cukai jika PT BSI memiliki API.
c. PPh Pasal 22 yang akan dipungut oleh Ditjen Bea Cukai jika PT BSI Tidak memiliki API.
Jawab :
a. Untuk menghitung nilai import, kita perlu menambahkan biaya asuransi dan biaya angkut ke
nilai faktur. Dalam hal ini, nilai faktur adalah US$755.000, biaya asuransi adalah 3% x
US$755.000 = US$22.650, dan biaya angkut adalah 12% x US$755.000 = US$90.600

Maka, nilai import adalah:

US$755.000 + US$22.650 + US$90.600 = US$868.250

Jika US$1 = Rp15.100, maka nilai import dalam rupiah adalah:

US$868.250 x Rp15.100 = Rp13.110.575.000

Jadi, nilai import adalah Rp13.110.575.000

b. PPh Pasal 22 yang akan dipungut oleh Ditjen Bea Cukai jika PT BSI memiliki API adalah
sebesar 7,5% dari nilai pabean. Nilai pabean adalah nilai faktur ditambah bea masuk dan pajak
lainnya yang terkait dengan impor.

Dalam hal ini, bea masuk adalah 15% x nilai pabean, dan bea masuk tambahan adalah 10% x
nilai pabean. Maka, nilai pabean adalah:

Nilai CIF = US$868.250


Bea Masuk = 15% x (US$755.000 + US$22.650 + US$90.600) = US$130.237
Bea Masuk Tambahan = 10% x (US$755.000 + US$22.650 + US$90.600) = US$86.825
Nilai Pabean = Nilai CIF + Bea Masuk + Bea Masuk Tambahan
= US$868.250 + US$130.237 + US$86.825
= US$1.085.312

Jika US$1 = Rp15.100, maka nilai pabean dalam rupiah adalah:

Rp1.085.312 x Rp15.100= Rp16.388.211.200

Maka, PPh Pasal 22 yang akan dipungut oleh Ditjen Bea Cukai jika PT BSI memiliki API
adalah:

7,5% x Rp16.388.211.200 = Rp1.229.115.840

Jadi, PPh Pasal 22 yang akan dipungut oleh Ditjen Bea Cukai jika PT BSI memiliki API adalah
Rp1.229.115.840
c. Jika PT BSI tidak memiliki API, maka PPh Pasal 22 yang akan dipungut oleh Ditjen Bea Cukai
adalah sebesar 15% dari nilai pabean.

Maka, PPh Pasal 22 yang akan dipungut oleh Ditjen Bea Cukai jika PT BSI tidak memiliki API
adalah:

15% x Rp16.388.211.200 = Rp2.458.231.680

Jadi, PPh Pasal 22 yang akan dipungut oleh Ditjen Bea Cukai jika PT BSI tidak memiliki API
adalah Rp2.458.231.680

Anda mungkin juga menyukai