Anda di halaman 1dari 3

1. PT.

Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) mendirikan pabrik baru di Vietnam seluas 7 hektare di
Nhon Hoa Industrial park, Provinsi Binh Dinh. Mengapa JPFA memilih membuat pabrik baru di
Vietnam pastinya banyak pertimbangan yang telah dilakukan, berikut merupakan beberapa
penjelasan mengapa JAPFA mendirikan pabrik baru di Vietnam.
Vietnam merupakan Negara dengan 15 perjanjian perdagangan bebas atau Free Trade
Agreement (FTA) sehingga biaya ekspornya lebih efisien dan penjualan pasar nya lebih mudah
disbanding indonesia.
Pemerintah Vietnam memberikan subsidi listrik yang lebih besar dibandingkan Indonesia
US$0,07 per jam, Indonesia US$0,10 per jam, Filipina US$0,19
Kemudian factor dari segi perpajakannya adalah tarif PPh Badan adalah hanya sebesar 20%
sedangkan Indonesia mencapai 25% .

Dan juga di Vietnam memiliki kebijakan fiscal khusus untuk daerah yang tertinggal, untuk daerah
tertinggal ada pemotongan tariff PPh sebesar 3%, dibawah tarif biasa yaitu 17%, bahkan untuk
daerah yang sangat tertinggal diberikan potongan yang cukup besar yaitu 10%.

2. Pajak penghasilan
Berdasarkan ketentuan pasal 24 dalam UU no. 36 tahun 2008, tentang perubahan ke empat UU
PPh , diatur bahwa pajak yang dibayar dan teruang di luar negeri atas penghasilan yang
diperoleh dari luar negeri, dapat dikreditkan terhadap pajak yang terutang.
Contoh : PT. Stefani Nugraha mendapat penghasilan netto pada tahun 2021 sebagai berikut :

Penghasilan dalam negeri (Tarif PPh Badan 25%) Rp 600.000.000


Penghasilan dari Vietnam ( Tarif PPh Badan 20%) Rp 400.000.000
Hitunglah PPh pasal 24 atau kredit pajak luar negeri dari PT. Stefani Nugraha!!
Menghitung total penghasilan kena pajak
Penghasilan dalam negeri Rp 600.000.000
Penghasilan dari Vietnam Rp 400.000.000
Jumlah penghasilan netto Rp 1.000.000.000
Menghitung total PPh terhutang
PPh terhutang 25% x Rp 1.000.000.000 Rp 250.000.000
Menghitung PPh maksimum yang dapat dikeditkan
(Penghasilan luar negeri / total penghasilan ) Rp 100.000.000
x Total PPh terhutang
Menghitung PPh yang terhutang atau dipotong Vietnam
20% x Rp 400.000.000 Rp 80.000.000
Dari perhitungan diatas maka PPh maksimum yang dapat di kreditkan adalah sebesar Rp
100.000.000 akan tetapi pajak penghasilan yang dipotong di Vietnam adalah sebesar Rp
80.000.000, maka jumlah yang dapat di kreditkan adalah sebesar Rp 80.000.000

Pajak Pemotongan

PPh Pasal 26 adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan yang diterima wajib pajak luar negeri
dari Indonesia selain Bentuk Usaha Tetap (BUT) dari badan pemerintah, subjek pajak dalam
negeri, penyelenggara kegiatan, BUT, perwakilan perusahaan luar negeri.
Contoh : PT. Stefani Nugraha memiliki perwakilan di luar negeri dan mengasuransikan bangunan
bertingkat ke perusahaan asuransi di luar negeri dengan membayar jumlah premi pada tahun
2020 sebesar Rp1 miliar. Dengan demikian, penghitungan PPh Pasal 26-nya adalah sebagai
berikut.
 Perkiraan penghasilan = 50% x Rp1.000.000.000 = Rp500.000.000,-
 PPh Pasal 26 = 20% x Rp500.000.000 = Rp100.000.000 (10% x Rp1.000.000.000)
Sering kali untuk memudahkan proses, PT. Stefani Nugraha bisa saja ikut asuransi melalui
perusahaan yang ada di Indonesia, misal PT. Christina Nugraha, dengan membayar jumlah premi
yang sama sebesar Rp1 miliar. PT. Christina Nugraha mengikutkan (reasuransi) perusahaan
tersebut ke perusahaan asuransi di luar negeri, misalnya PT Prasetyo Nugraha, dengan
membayar premi sebesar Rp500 juta. Maka ketentuan PPh Pasal 26-nya adalah:
 Perkiraan penghasilan neto = 10% x Rp500.000.000 = Rp50.000.000
 PPh Pasal 26 PT ABC = 20% x Rp50.000.000 = Rp10.000.000 (2% x Rp500.000.000)

3. A. Sistem pajak worldwide mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber dari luar negeri,
sedangkan sistem pajak territorial  tidak. Namun, dalam praktiknya, mayoritas negara tidak ada
yang menganut satu sistem pajak secara menyeluruh, melainkan hanya memiliki kecenderungan
terhadap salah satunya saja. Perbedaan mendasar antara sistem pajak worldwide dan sistem
pajak territorial terletak pada perlakuan atas penghasilan yang bersumber dari luar negeri. 

B. Asas Domisili : negara akan mengenakan pajak atas suatu penghasilan yang diterima atau
diperoleh orang pribadi atau badan, apabila untuk kepentingan perpajakan, orang pribadi
tersebut merupakan penduduk atau berdomisili di negara itu atau badan yang berkedudukan di
negara itu.

Asas Sumber : Negara yang menganut asas sumber akan mengenakan pajak atas suatu
penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan hanya apabila penghasilan
yang akan dikenakan pajak itu diperoleh atau diterima oleh orang pribadi atau badan yang
bersangkutan dari suatu negara.

Asas Kebangsaan, Nasionalitas, Kewarganegaraan :  Berdasarkan asas ini, tidaklah menjadi


persoalan dari mana penghasilan yang akan dikenakan pajak berasal. Seperti halnya dalam asas
domisili, sistem pengenaan pajak berdasarkan asas kebangsaan ini dilakukan dengan cara
menggabungkan asas kebangsaan dengan konsep pengenaan pajak atas penghasilan yang
diperoleh di luar negeri.

Asas Pengenaan Pajak di Indonesia : Pemerintah Indonesia pada dasarnya menganut asas
pengenaan pajak atas seluruh penghasilan, termasuk penghasilan dari luar negeri. Untuk wajib
pajak dalam negeri, pengenaan pajak didasarkan atas asas domisili. Sedangkan bagi warga
negara asing yang tinggal dan memperoleh penghasilan di Indonesia, dilakukan pengecekan
batas waktu untuk menentukan apakah orang pribadi atau badan termasuk wajib pajak dalam
negeri (tinggal di Indonesia lebih dari 183 hari dalam 12 bulan), atau termasuk wajib pajak luar
negeri (tinggal di Indonesia maksimal 183 hari dalam 12 bulan). Nah, bagi wajib pajak luar
negeri, hanya dikenakan terhadap penghasilan yang diperoleh di Indonesia saja. Selanjutnya,
sebagaimana lazimnya praktik perpajakan di berbagai negara, diatur perjanjian perpajakan antar
negara untuk menghindari pemajakan berganda. 

4. Penentuan Harga Transfer atas Dasar Biaya (Cost Based-Transfer Pricing)


Mayoritas perusahaan menggunakan transfer pricing atas dasar biaya (Cost Based), Cuma yang
menjadi permasalahan adalah banyaknya definisi biaya (cost) yang dapat digunakan. Sebagian
perusahaan mungkin menggunakan biaya variabel (variable cost) dan sebagian lagi
menggunakan biaya penuh (full cost), atau beberapa menggunakan biaya standar (standart
Cost) dan yang lainnya menggunakan biaya aktual (actual cost).

Penentuan Harga transfer atas Dasar harga Pasar (Market-Based-Transfer pricing) Jika barang
atau jasa yang ditransfer antar divisi atau antar perusahaan dalam grup perusahaan
multinasional mempunyai harga pasar, maka pada umumnya harga pasar tersebut merupakan
dasar yang adil terutama dilihat dari sudut pengukuran kinerja. Harga pasar diperoleh dari daftar
harga yang dipublikasikan untuk barang atau jasa yang sejenis dengan produk atau jasa yang
ditransfer atau diperoleh dari harga yang dibebankan oleh divisi yang memproduksi jika divisi
tersebut menjual kepada pihak luar, Horngren (2006).

Anda mungkin juga menyukai