Anda di halaman 1dari 22

PPh Pasal 24

Elfira Sheva Damayanti (127)


Era Manya Sumantri (135)
Erika Lady Noor Astuti (139)
Ivanka Syntia Ayu Kamara (142)

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
PENGABUNGGAN PENGHASILAN

Penghasilan yang berasal dari usaha. Penggabungan


dilakukan dalam tahun diperolehnya penghasilan
tersebut (accrual basis)

Penghasilan lainnya, seperti sewa, bunga, royalti, dan


lain-lain. Penggabungan penghasilan dilakukan dalam
tahun pajak diterimanya penghasilan tersebut (cash
basis).

Penghasilan berupa dividen yang diperoleh Wajib


Pajak dalam negeri dari penyertaan modal sekurang-
laurangnya 50% dari jumlah saham disetor
PERMOHONAN KREDIT PAJAK LUAR
NEGERI
Pajak yang terutang atau dibayarkan di luar negeri
akan dapat dikreditkan, tetapi dengan syarat Wajib
Pajak menyampaikan permohonan kepada Direktur
Jenderal Pajak dengan dilampiri:
Laporan keuangan tentang penghasilan yang
01 berasal dari luar negeri

Fotokopi Surat Pemberitahuan Pajak yang


02 disampaikan di luar negeri

03 Dokumen pembayaran pajak di luar negeri


Saat perolehan dividen dalam rangka penggabungan penghasilan
tersebut ditetapkan sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan
yaitu :

NO.1 NO.2
Pada bulan keempat setelah
. Jika tidak ditentukan batas
akhir batas waktu kewajiban waktu penyampaian SPT
untuk menyampaikan Surat Tahunan PPh atau tidak ada
kewajiban penyampaian SPT
PPh saat diperolehnya dividen
adalah pada bulan ketujuh
setelah tahun pajak berakhir.
CONTOH:
Selama 2016, PT Ananda yang beralamat di Yogyakarta menerima
1. Laba
dan usaha dipenghasilan
memperoleh Singapura dalam Tahunberasal
neto yang Pajak 2016 sebesar
dari luar negeri.
Rp500.000.000
Berikut ini rinciannya :
2. Dividen atas kepemilikan saham pada X,Ltd di Australia
sebesar Rp200.000.000 yaitu berasal dari keuntungan tahun
2014 yang ditetapkan dalam rapat pemegang saham 2015 dan
baru akan dibayarkan dalam tahun 2015 dan baru akan
dibayarkan dalam tahun 2016
3. Dividen atas penyertaan saham sebanyak 70% pada Y
Corporation di Hong Kong yang sahamnya tidak
diperdagangkan di bursa efek sebesar Rp60.000.000, yaitu
berasal dari keuntungan saham tahun 2015 yang berdasarkan
Keputusan Menteri Keuangan ditetapkan akan diperoleh pada
tahun 2016
4. Bunga obligasi pada Z. Inc di Kuala Lumpur dihitung sebesar
Rp80.000.000 setiap semester dan diterima pada setiap
semester dengan yang dihasilkan sebagai berikut
a. Bunga semester I tahun 2016 diterima bulan September
2016
b. Bunga semester II tahun 2016 diterima pada bulan Maret
Penghasilan
2017 yang bersumber dari luar negeri (dalam contoh-
contoh atas) yang digabungkan dengan pendapatan dalam negeri
Tahun Pajak 2016 adalah nomor 1, 2.3, dan 4a. Penghasilan nomor
4b digabunglkan dengan penghaslan dalam negeri Tahun Pajak
2017.
PENENTUAN SUMBER PENGHASILAN
1 dari
Penghasilan 2 3 4 5
saham dan
sekuritas Penghasilan
Penghasilan
lainnya, maka Penghasilan berupa bentuk
berupa bunga, Penghasilan
sumber berupa imbalan usaha tetap,
royalti, dan berupa sewa
penghasilan sehubungan maka sumber
sewa sehubungan
adalah negara dengan jasa, penghasilan
sehubungan dengan
tempat badan pekerjaan, dan adalah negara
dengan penggunaan
yang kegiatan tempat bentuk
penggunaan harta tak
menerbitkan usaha tetap
harta bergerak bergerak
saham atau tersebut
sekuritas menjalankan
tersebut usaha
berkedudukan
Besarnya Kredit Pajak Yang Diperbolehkan
Pajak atas penghasilan yang terutang atau
01 dibayar di luar negeri yang dapat dikreditkan
terhadap total PPh terutang

Pajak atas penghasilan yang terutang di luar negeri


adalah pajak atas penghasilan berkenaan dengan
usaha atau pekerjaan di luar negeri,
sedangkan yang dimaksud dengan pajak atas
penghasilan yang dibayar di luar negeri adalah pajak
atas penghasilan dari modal dan penghasilan lainnya
di luar negeri, seperti bunga, dividen, royalti, sewa,
dan sebagainya
Contoh
PT A di Indonesia merupakan pemegang saham tunggal dari Z
Inc. Di negara X. Dalam tahun 2016, Z Inc. Memperoleh
keuntungan sebesar US$100.000. pajak Penghasilan yang
berlaku di negara X adalah 48% dan pajak dividennya sebesar
38%.
Berikut ini perhitungan pajak atas dividen tersebut.

Keuntungan Z Inc. US$100.000


Pajak Penghasilan 48% US$ 48.000 (-)
US$ 52.000
Pajak atas dividen (38%) US$ 19.760 (+)
Dividen yang dikirim US$ 32.240
Besarnya Kredit Pajak Yang Diperbolehkan

Besarnya kredit pajak yang diperbolehkan


adalah setinggi-tingginya sama dengan jumlah
02
pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri,
tetapi tidak boleh melebihi jumlah yang dihitung
menurut perbandingan antara penghasilan dari
luar negeri dan Penghasilan Kena Pajak (PKP),

Catatan

 Total PKP = penghasilan dari dalam negeri


dan dari luar negeri
 Total PPh Tertang = Tarif Pasal 12 x Total PKP
 Penghasilan yang terutang dan/ atau
dibayar di luar negeri
= Tarif pajak luar negeri x Penghasilan di
luar negeri Besarnya kredit pajak luar negeri diperbolehkan
• Besarnya PKP sebagai dasar perhitungan (PPh Pasal 24) adalah nilai terendah di antara tiga
total PPh terutang tidak memasukkan perhitungan berikut ini:
penghasilan-penghasilan yang PPH-nya  Total PPh Terutang
bersifat final.  Penghasilan Neto luar negeri + Penghasilan
Kena Pajak + Total PPh Terutang
 PPh yang terutang atau dibayar di luar negeri
Perhitungan Kredit Pajak Luar Negeri Diperbolehkan (PPh Pasal 24)

Menghitung PPh Maksimum


Menghitung Total PKP Dikreditkan sesuai perbandingan
penghasilan
Penghasilan dari dalam negeri Rp 500.000.000 Penghasilan luar negeri
Penghasilan dari luar negeri Rp 500.000.000(+) x Total PPh Terutang
1 3
Jumlah penghasilan neto Rp1.000.000.000 Penghasilan kena pajak

Peredaran bruto dari kegiatan usaha melebihi Rp 500.000.000


Rp50.000.000.000. Jumlah penghasilan neto sama x Rp250.000.000
dengan PKP karena tidak terdapat kompensasi Rp1.000.000.000
kerugian atas pengurangan yang lain. = Rp125.000.000

2 4

Menghitung PPh yang Dipotong atau


Menghitung Total PPh Terutang dibayar di luar negeri
Tarif pajak di luar negeri x penghasilan luar
Tarif PPh ps 17 ayat (1)b x PKP
negeri
= 25% x Rp1.000.000.000
= 20% x Rp500.000.000
= Rp250.000.000
= Rp100.000.000
 
PT Putra Jaya yang beralamat di Yogyakarta
 
memperoleh penghasilan neto pada tahun 2016
sebagai berikut.
Penghasilan dari dalam negeri Rp500.000.000
Penghsilan dari luar negeri Rp500.000.000
Perhitungan Kredit Pajak Luar Negeri Diperbolehkan (PPh Pasal 24)

Menghitung PPh Maksimum


Dikreditkan sesuai perbandingan
penghasilan
Menghitung Total PKP Penghasilan luar negeri
x Total PPh Terutang
1 3
Penghasilan dari dalam negeri Rp Penghasilan kena pajak
500.000.000
Penghasilan dari luar negeri Rp 500.000.000(+) Rp 500.000.000
Jumlah penghasilan neto Rp1.000.000.000 x Rp250.000.000
Rp1.000.000.000
= Rp125.000.000

2 4
Menghitung PPh yang Dipotong atau
Menghitung Total PPh Terutang dibayar di luar negeri
Tarif pajak di luar negeri x penghasilan
Tarif PPh psl 17 ayat (1)b x PKP
luar negeri
= 25% x
= 40% x Rp500.000.000
Rp1.000.000.000
= Rp200.000.000
= Rp250.000.000 PT Perdana memperoleh penghasilan neto
 
  tahun 2016 sebagai berikut.
Penghasilan dari dalam negeri Rp
500.000.000
Penghasilan dari luar negeri Rp
500.000.000
PENGHITUNGAN PPH PASAL 24 JIKA TERJADI KERUGIAN
USAHA DALAM NEGERI

Contoh 4
PT Ananda Raya, yang berkantor di Indonesia, memperoleh penghasilan
neto pada tahun 2016 sebagai berikut.
Di Negara, PT Ananda Raya memperoleh penghasilan berupa laba usaha
sebesar Rp 500.000.000. (Tarif pajak yang berlaku adalah 30% )
Di dalam negeri, PT Ananda Raya menderita kerugian sebesar Rp
100.000.000
peredaran bruto dari kegiatan usaha dalam dan luar negeri sebesar Rp
5.000.000.000. berikut ini penghitungan kredit pajak luar negeri
diperbolehkan (PPh Pasal 24).
Berikut Ini Penghitungan Kredit Pajak Luar Negeri Diperbolehkan (Pph Pasal
24).

Menghitung Total PKP

Penghasilan dari negara A berupa laba usaha Rp 500.000.000


Kerugian usaha di dalam negeri Rp 100.000.000
Jumlah penghasilan neto Rp400.000.000

Menghitung Total PPh Terutang

PKP yang mendapat fasilitas pengurangan tarif:


Rp 4.800.000.000 x Rp 400.000.000 = Rp
384.000.000
Rp 5.000.000.000
 
PKP yang tidak mendapat fasilitas pengurangan tarif :
Rp 400.000.000 - Rp 384.000.000 = Rp 16.000.000
 
PPh terutang :
 
50% x 25% x Rp 384.000.000 = Rp 48.000.000
25% x Rp 16.000.000 = Rp 4.000.000 (+)
Tarif PPh terutang = Rp 52.000.000
 
Berikut ini penghitungan kredit pajak luar negeri
diperbolehkan (PPh Pasal 24).
Menghitung PPh maksimum dikreditkan sesuai perbandingan penghasilan

Penghasilan luar negeri (Negara A) x Total PPh terutang


Penghasilan kena pajak
 
Rp 500.000.000 x Rp 52.000.000 = Rp 65.000.000
Rp 400.000.000
 
.
Menghitung PPh yang dipotong atau dibayar di luar negeri

Tarif pajak di luar negeri x penghasilan luar negeri


  30% x Rp 500.000.000
= Rp 150.000.000
 
Kredit pajak luar negeri diperbolehkan (PPh Pasal 24) adalah
Rp 52.000.000 atau sebesar total PPh terutang.
Penghitungan PPh Pasal 24 Jika Terjadi
Kerugian Usaha Luar Negeri
Contoh 5

Amalia (TK/0), berdomisili di Surabaya, memperoleh dan menerima


penghasilan neto tahun 2016 sebagai berikut.
• Di Negara A , ia menerima penghasilan berupa sewa sebesar Rp
200.000.000 (tarif pajak yang berlaku adalah 40% )
• Di Negara B, ia mengalami kerugian usaha sebesar Rp 100.000.000
(tarif pajak yang berlaku adalah 25%)
• Di dalam negeri, ia memperoleh laba usaha sebesar Rp 200.000.000
Berikut ini penghitungan kredit pajak luar
negeri diperbolehkan (PPh Pasal 24).

1. Menghitung Total PKP

Penghasilan dari negara A berupa sewa Rp200.000.000


Penghasilan dari dalam negeri berupa laba usaha Rp200.000.000
(+)
Jumlah penghasilan neto Rp400.000.000
PTKP (TK/0) Rp 54.000.000 (-)
PKP Rp346.000.000
 
2. Menghitung Total PPh yang Terutang

PPh terutang:
• 5% x Rp 50.000.000 = Rp 2.500.000
• 15% x Rp 200.000.000 = Rp30.000.000
• 25% x Rp 96.000.000 = Rp 24.000.000 (+)
Rp 56.500.000
 
Berikut ini penghitungan kredit pajak luar
negeri diperbolehkan (PPh Pasal 24).

3. Menghitung PPh maksmum di kreditkan


di negara A sesuai perbandingan
penghasilan
Penghasilan luar negeri (negara A) x total PPh
terutang
Penghasilan kena pajak
Rp 200.000.000 x Rp 56.500.000 = Rp
32.658.960
Rp
4. 346.000.000
menghitung PPh Yang dipotong atau
dibayar di Negara A

40% x Rp200.000.000 = Rp 80.000.000

Kredit pajak luar negeri diperbolehkan (PPh


Pasal 24) adalah Rp 32.658.960 atau sebesar
PPh maksimum sesuai perbandingan
penghasilan.
Perhitungan PPh Pasal 24 Jika Penghasilan Luar
Negeri Berasal Dari Beberapa Negara
Jika diperoleh penghasilan luar negeri yang berasal dari beberapa
negara maka besarnya batas maksimum kredit pajak luar negeri
dihitung untuk masing-masing Negara (per country limitation)
Contoh :
PT MYDAY yang berkantor di Jakarta, memiliki Peredaran bruto
dari kegiatan usaha di dalam dan luar negeri tersebut sebesar Rp
50.000.000.000memperoleh dan menerima penghasilan neto pada
tahun 2016 sebagai berikut :
Di Negara P, PT MYDAY memperoleh penghasilan berupa
laba usaha sebesar Rp 300.000.000 (tarif pajak yang
berlaku 20%)
Di Negara Q, PT MYDAY memperoleh penghasilan
berupa laba usaha sebesar Rp 400.000.000 (tarif pajak
yang berlaku 25%)

Di Negara R, PT MYDAY memperoleh penghasilan


berupa bunga sebesar Rp 100.000.000 (tarif pajak
yang berlaku 35%)
Di dalam negeri, PT MYDAY memperoleh
penghasilan berupa laba usaha sebesar Rp
200.000.000
Perhitungan kredit pajak luar negeri (PPh pasal 24) :

1.Menghitung total PKP


Penghasilan dari Negara P berupa laba usaha Rp 300.000.000 2. Menghitung total PPh terutang
Penghasilan dari Negara Q berupa laba usaha Rp 400.000.000 PPh terutang : 25% x Rp
Penghasilan dari Negara R berupa bunga Rp 100.000.000 1.000.000.000
Penghasilan dari dalam negeri berupa laba Rp 200.000.000 = Rp 250.000.000
Jumlah penghasilan netto Rp 1.000.000.000

 PPh maksimum untuk Negara Q

  Menghitung PPh maksimum dikreditkan sesuai


3. = x total PPh terutang
perbandingan penghasilan masing-masing = x Rp 250.000.000
Negara. Rp 100.000.000

PPh maksimum untuk Negara P


= x total PPh terutang
= x Rp 250.000.000  PPh maksimum untuk Negara R
Rp 75.000.000
= x total PPh terutang
= x Rp 250.000.000
Rp 25.000.000
Menghitung
PPh terutang atau dibayar di negara P
PPh yang = Tarif pajak Negara P x Penghasilan Negara P
dipotong = 20% x Rp 300.000.000
= Rp 60.000.000
atau dibayar
di luar
negeri untuk PPh terutang atau dibayar di negara Q
masing- = Tarif pajak Negara P x Penghasilan
Negara P
masing = 25% x Rp 400.000.000
negara = Rp 100.000.000

PPh terutang atau dibayar di negara R


= Tarif pajak Negara R x Penghasilan
Negara P
= 35% x Rp 100.000.000
= Rp 35.000.000
Kredit pajak luar negeri bagi PT MYDAY tahun
2016 dihitung sebagai berikut :
PPh Maksimum
PPh
Dikreditkan
Total PPh Terutang / PPh pasal
Negara Sesuai
01Terutang
PowerPoint Presentation
Perbandingan
Dibayar di 24 Terendah
Luar Negeri
Penghasilan

Rp Rp Rp
P Rp 75.000.000
250.000.000 60.000.000 60.000.000

Rp Rp Rp
Q Rp 100.000.000
250.000.000 100.000.000 100.000.000

R
02Rp PowerPoint Presentation
Rp 25.000.000
Rp Rp
250.000.000 35.000.000 25.000.000

Rp
Total kredit pajak luar negeri di perbolehkan
185.000.000

Total kredit pajak luar negeri diperbolehkan (PPh pasal 24) Rp


185.000.000 karena jumlah ini masih lebih rendah disbanding total
Pengurangan atau
Pengembalian PPh
Luar Negeri
Jika terjadi pengurangan atau pengembalian
pajak atas penghasilan yang dibayar di luar
negeri, sehingga besarnya pajak yang dapat
dikreditkan di Indonesia menjadi lebih kecil
daripada besarnya penghitungan semula,
maka selisihnya ditambahkan pada PPh yang
terutang atas seluruh penghasilan Wajib
Pajak dalam negeri pada tahun pengurangan
atau pengembalian dilakukan.
Thank you
Any Questions ??

Anda mungkin juga menyukai