Anda di halaman 1dari 14

PRILAKU BIAYA

1. BIAYA TETAP,
ciri :
- turun naiknya tingkat produksi, total biaya akan cenderung
tetap.
- apabila kapasitas produksi dinaikkan sementara total biaya
tetap maka biaya per unit akan turun.

2. BIAYA VARIABEL
ciri :
- total biaya variabel mengikuti turun naiknya tingkat produksi
- meskipun kapasitas produksi naik, maka yang naik hanya total
biaya sementara biaya per unit akan tetap.
3. BIAYA SEMI VARIABEL
ciri :
- biaya yang totalnya selalu berubah tetapi tidak proporsional
dengan perubahan volume kegiatan perusahaan.
- dapat dikelompokkan pada tingkat perubahan yang semakin
tinggi dan yang tingkat perubahannya semakin rendah
- terkandung unsur biaya tetap dan biaya variabel
3 pendekatan dalam menentukan
pola prilaku biaya :
1. Pendekatan instuisi
2. Pendekatan analisis enginering
3. Pendekatan analisis biaya masa lalu
a. metode titik tertinggi dan titik terendah
b. metode biaya cadangan
c. metode kuadrat terkecil
a. Metode titik tertinggi dan titik terendah ( Y
= a + bx )
bulan Volume produksi Biaya reparasi dan
pemeliharaan
Januari 150 175.000
Pebruari 200 200.000
Maret 250 225.000
April 300 250.000
Mei 275 237.500
Juni 225 212.500
Juli 175 187.500
Agustus 125 162.500
September 100 150.000
Oktober 120 160.000
Nopember 160 180.000
Desember 220 210.000
Berdasarkan data tersebut, volume
produksi tertinggi ada pada bulan april
yaitu 300 unit dengan biaya 250.000.

sedangkan volume produksi terendah


ada pada bulan september yaitu 100
unit dengan biaya 150.000.
analisis perhitungan metode titik tertinggi
dan titik terendah :

bulan Volume produksi Biaya reparasi dan keterangan


pemeliharaan

April 300 250.000 Tertinggi

september 100 150.000 terendah

selisih 200 100.000


Selisih tersebut merupakan unsur biaya
variabel dari biaya yang bersangkutan.
Selisih per unit yakni dengan membagi
selisih biaya dengan selisih volume
merupakan biaya per unit atau dalam fungsi
biaya dinyatakan dengan simbol b.

dengan demikian :

b = Rp 100.000 / 200 unit = Rp 500,-


untuk a (biaya tetap total) dihitung dengan
cara menghitung selisih antara total biaya
dengan total biaya variabel.
biaya tertinggi = Rp 250.000,-
total biaya variabel (Rp 500,- x 300 unit) = Rp 150.000,-
total biaya tetap (a) = Rp 100.000,-

sehingga : Y = 100.000 + 500x


b. Metode biaya cadangan
( Y = a + bx )

Biaya listrik pada tingkat produksi 100.000


unit adalah Rp 1.200.000, sedangkan biaya
listrik yang dibayar pada saat kegiatan
produksi dihentikan (produksi sama dengan
nol) sebesar Rp 800.000,-.

Penentuan pola prilaku biaya cadangan


yaitu :
Volume produksi biaya keterangan
100.000 Rp 1.200.000,- Total biaya
0 Rp 800.000,- Biaya total tetap ( biaya
cadangan)
100.000 Rp 400.000,- Selisih (total biaya variabel)

Biaya tetap (a) = Rp 800.000,-


biaya variabel per unit (b) = Rp 400.000,-/ 100.000
= Rp 4,-

dengan demikian fungsi biaya listrik :


Y = 800.000 + 4x
c. Metode kuadrat terkecil
( Y = a + bx )
Bulan Gaji petugas Volume
ke- penjualan (Y) penjualan (X) XY X2

1 750.000 6.000 4.500.000.000 36.000.000


2 600.000 4.000 2.400.000.000 16.000.000
3 600.000 4.500 2.700.000.000 20.250.000
4 900.000 7.500 6.750.000.000 56.250.000
5 800.000 6.000 4.800.000.000 36.000.000
6 600.000 4.500 2.700.000.000 20.250.000
7 700.000 5.500 3.850.000.000 30.250.000
8 600.000 4.000 2.400.000.000 16.000.000
9 850.000 7.000 5.950.000.000 49.000.000
10 500.000 4.000 2.000.000.000 16.000.000
11 1.000.000 8.000 8.000.000.000 64.000.000
12 600.000 5.000 3.000.000.000 25.000.000

jumlah 8.500.000 66.000 49.050.000.000 385.000.000


n∑XY - ∑X∑Y
b = n∑X2 – (∑X)2

∑Y - b∑X
a= n

jika X= 4000 unit, maka Y=??


Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai