Anda di halaman 1dari 10

Available Online at http://journal.uny.ac.id/index.

php/jolahraga

Jurnal Keolahragaan, 5 (2), 2017, 151-160

Pengaruh Metode Latihan dan Daya Tahan Otot Tungkai terhadap Hasil
Peningkatan Kapasitas Vo2max Pemain Bola Basket
Gregorius Pito Wahyu Prakoso 1 *, FX. Sugiyanto 1
1
Program Studi Ilmu Keolahragaan, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta. Jalan
Colombo No. 1, karangmalang, Yogyakarta, 55281, Indonesia
* Corresponding Author. Email: pitogregorius@gmail.com
Received: 26 July 2016; Accepted: 26 September 2017

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan pengaruh metode circuit training dan
metode interval training terhadap hasil peningkatan kapasitas VO2Max bola basket (2) perbedaan hasil
peningkatan kapasitas VO2Max bola basket yang memiliki daya tahan otot tungkai tinggi dan daya
tahan otot tungkai rendah terhadap hasil peningkatan kapasitas VO2Max bola basket, dan (3) interaksi
antara metode latihan dan daya tahan otot tungkai terhadap hasil peningkatan kapasitas VO2Max bola
basket. Metode penelitian ini menggunakan eksperimen dengan rancangan faktorial 2 x 2. Sampel
penelitian ini 20 anak didik yang diambil dengan teknik Purposive Sampling. Teknik analisis data
menggunakan ANAVA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) tidak ada perbedaan pengaruh
yang signifikan antara latihan dengan menggunakan metode latihan circuit training dan metode latihan
interval training terhadap hasil peningkatan kapasitas VO2Max bola basket, (2) ada perbedaan yang
signifikan hasil peningkatan kapasitas VO2Max bola basket antara anak didik yang memiliki daya
tahan otot tungkai tinggi dan daya tahan otot tungkai rendah, (3) tidak ada interaksi antara metode
latihan (circuit training dan interval training) dan daya tahan otot tungkai terhadap hasil peningkatan
kapasitas VO2Max bola basket.
Kata Kunci: circuit training dan interval training, daya tahan otot tungkai, hasil peningkatan
kapasitas VO2Max

The Effects of Endurance Training Methods and Limb Muscle on VO2Max


Capacity Basketball Player
Abstract
This study aims to determine: (1) differences in the influence of methods of circuit training and
interval method of training on the increase in capacity VO2Max basketball (2) the difference of
increase in capacity VO2Max basketball resilient tall limb muscle and muscular endurance leg lower
the increase in capacity VO2Max basketball, and (3) the interaction between exercise and limb muscle
endurance against the increase in capacity VO2Max basketball. This research method used
experiments with 2 x 2 factorial design study. The research sample of 20 children trained were taken
with purposive sampling technique. Data were analyzed using analysis of variants (ANOVA). The
results of this study indicate that: (1) there is no significant difference between exercise training
method circuit training and training methods interval training against the increase in capacity
VO2Max basketball, (2) There are no significant differences in increase in capacity VO2Max
basketball among students who have the endurance of leg muscle and durability of low leg muscle, (3)
there is no interaction between the method of training (circuit training and interval training) and leg
muscle endurance against the increase in capacity VO2Max basketball.
Keywords: circuit training and interval training, endurance leg muscle, the result of an increase in the
capacity of VO2Max.

How to Cite: Prakoso, G., & Sugiyanto, F. (2017). Pengaruh metode latihan dan daya tahan otot tungkai
terhadap hasil peningkatan kapasitas VO2Max pemain bola basket. Jurnal Keolahragaan, 5(2), 151-160.
doi:http://dx.doi.org/10.21831/jk.v5i2.10177

Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.21831/jk.v5i2.10177

Copyright © 2017, Jurnal Keolahragaan, ISSN 2339-0662 (print), ISSN 2461-0259 (online)
Jurnal Keolahragaan 5 (2), September 2017 - 152
Gregorius Pito Wahyu Prakoso, FX. Sugiyanto

gerakan shooting bertujuan mencetak point


PENDAHULUAN
(Febrianta & Sukoco, 2013, p. 188).
Olahraga adalah suatu aktivitas yang ba- Olahraga basket bukan merupakan olah-
nyak dilakukan oleh masyarakat, keberadaannya raga asli dari Indonesia. Olahraga ini diciptakan
sekarang ini tidak lagi dipandang sebelah mata oleh James A. Naismith, yang merupakan salah
tetapi sudah menjadi bagian dari kehidupan seorang guru pendidikan jasmani Young Mens
masyarakat. Olahraga dewasa ini sudah menjadi Christian Association (YMCA) Springfield,
gaya hidup di masyarakat baik orang tua, remaja Massachusets, Amerika Serikat pada tahun
maupun anak-anak. Olahraga mempunyai mak- 1891. James A. Naismith diberi tugas untuk
na tidak hanya untuk kesehatan, tetapi juga membuat suatu permainan di ruang tertutup
sebagai sarana pendidikan bahkan prestasi. untuk mengisi waktu para siswa pada masa
Bangsa Indonesia terus berbenah dari liburan musim dingin di New England. Terins-
memulai pembangunan di segala bidang, terma- pirasi dari permainan yang pernah ia mainkan
suk pembangunan olahraga yang menempati saat kecil di ontario, Naismith menciptakan
posisi strategis dan merupakan bagian dari permainan yang sekarang dikenal sebagai bola
pembangunan nasional, seperti yang dinyatakan basket. Olahraga bola basket dikenalkan pada
oleh Jamalong (2014, p. 156) sebagai berikut publik pada tanggal 21 Juni 1932 dalam konfe-
“Pembinaan dan pengembangan olah-raga meru- rensi di Jeneva, sehingga saat itu juga terbentuk-
pakan bagian dari upaya peningkatan kualitas lah asosiasi yang menaungi Bola basket Inter-
manusia Indonesia diarahkan pada peningkatan nasional yang lebih dikenal dengan Federation
kesehatan jasmani, mental dan rohani masyara- Internasionale de Basketball Ameteur (Oliver,
kat serta pembentukan watak dan kepribadian, 2007, pp. vi–vii).
disiplin dan sportivitas yang tinggi serta pening- Pendidikan dapat diperoleh melalui jalur
katan prestasi yang dapat membangkitkan rasa formal, non formal dan informal. Sekolah adalah
kebanggaan Nasional”. sebuah wadah atau lembaga formal untuk
Kutipan tersebut mengandung makna belajar dan memberi pelajaran yang disesuaikan
bahwa pembangunan manusia Indonesia harus dengan kurikulum pendidikan. Di sekolah
berlangsung dalam keselarasan antar peningkat- tempat anak menimba ilmu dan juga anak-anak
an kualitas fisik dengan perkembangan intelek- belajar berbagai mata pelajaran dimana di masa
tual yang diiringi dengan mental spiritual. Di yang akan datang menjadi bekal untuk masa
samping itu yang tidak boleh dilupakan adalah depan. Begitu pula dengan pendidikan jasmani
peningkatan prestasi yang mampu menumbuh- di sekolah. Menurut Bayu dalam Kementrian
kan rasa kebanggaan nasional melalui prestasi Pemuda dan Olahraga (2014, p.9) “Pendidikan
olahraga. Harkat martabat suatu bangsa dapat jasmani merupakan bagian integral dari kese-
terangkat untuk duduk sama rendah dan berdiri luruhan proses pendidikan melalui berbagai
sama tinggi dengan bangsa-bangsa lainnya di aktivitas jasmani yang bertujuan untuk mengem-
dunia. bangkan individu atau siswa secara fisik”.
Perkembangan olahraga bola basket di Pendidikan nonformal berfungsi mengembang-
Indonesia sudah berkembang dengan pesat. Hal kan potensi peserta didik dengan penekanan
ini dapat dilihat dari banyaknya masyarakat pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan
yang mengikuti latihan-latihan pada klub-klub fungsional serta pengembangan sikap dan kepri-
bola basket. Peminat bola basket bukan hanya badian profesional. Salah satu cara yang dapat
terbatas pada usia-usia tertentu saja, melainkan ditempuh untuk menunjang agar tujuan yang
telah dilakukan oleh berbagai jenjang usia, anak- diharapkan dapat tercapai adalah melalui ke-
anak, remaja, dewasa hingga orang tua. giatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler
Permainan bola basket memiliki teknik merupakan salah satu pendidikan non formal
dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik yang diprogramkan di luar jam pelajaran seko-
yaitu passing, dribbling dan shooting. Ketiga lah dan diarahkan untuk membantu ketercapaian
teknik dasar tersebut tidak dapat dipisahkan program kurikuler.
dalam permainan bola basket. Setiap gerakan Kegiatan ekstrakurikuler selain memiliki
mempunyai tujuan masing-masing, gerakan sasaran agar dapat membantu tercapainya pem-
passing bertujuan mengoper bola kepada teman belajaran pada kegiatan intrakurikuler, ekstra-
dalam satu tim, gerakan dribbling, bertujuan kurikuler juga memiliki tujuan agar anak
menggiring bola dan menghindari lawan, dan memiliki keahlian khusus dalam suatu cabang
olahraga, khususnya bola basket. Prestasi

Copyright © 2017, Jurnal Keolahragaan, ISSN 2339-0662 (print), ISSN 2461-0259 (online)
Jurnal Keolahragaan 5 (2), September 2017 - 153
Gregorius Pito Wahyu Prakoso, FX. Sugiyanto

menjadi sasaran dalam kegiatan ini, oleh karena waktu yang tertentu, sedangkan pengertian
itu pelatih diharapkan dapat memberikan ketahanan dari sistem energi adalah kemampuan
program latihan yang baik, dan tepat sasaran. kerja organ-organ tubuh dalam jangka waktu
Berdasarkan hasil observasi kegiatan tertentu. Sebagai contoh, ketahanan jangka
ekstrakurikuler bola basket di SMA Stella Duce panjang, menengah dan pendek, sedangkan
1 dan SMA Stella Duce 2 diperoleh data awal, untuk istilah dalam sistem energi, ada ketahanan
bahwa di SMA Stella Duce 1 Yogyakarta dan aerobik, anaerobik alaktik dan anaerobik laktik.
SMA Stella Duce 2 Yogyakarta memiliki ke- (Sukadiyanto & Muluk, 2011, p. 87).
giatan ekstrakurikuler bola basket dengan Peningkatan kapasitas VO2Max ini bisa
jumlah peminat yang hampir sama jumlahnya dibilang sulit dan butuh periode waktu yang
dan memiliki karakteristik kemampuan dan cukup panjang, sehingga perlu banyak waktu lu-
pertumbuhan yang sama juga. Merupakan ang untuk meningkatkan kapasitas VO2Max dan
sekolah yang memiliki karakteristik siswi putri tidak hanya pada saat kegiatan ekstrakurikuler.
ekstrakurikuler bola basket yang hampir sama. Kesulitan yang sering dialami dan menjadi
Dengan wilayah atau kawasan satu rayon, yang kendala untuk siswi putri adalah ketika pulang
artinya dalam proses kegiatan belajar-mengajar sekolah anak didik harus langsung mengikuti
akan cenderung memiliki kegiatan yang serupa. kegiatan ekstrakurikuler, sehingga terkadang
Kegiatan ekstrakurikuler bola basket pada pola makan dan kegiatan yang padat membuat
kedua sekolah ini, ditemukan masalah pada anak didik tidak maksimal dalam mengikuti
pencapaian tujuan latihan yang diharapkan. Me- kegiatan ekstrakurikuler basket. Ketahanan yang
lalui hasil tanya-jawab dengan masing-masing belum maksimal terbukti dalam melakukan
pelatih, kurangnya daya juang dan semangat kegiatan awal seperti pemanasan dengan lari
pada saat latihan bisa jadi karena cuaca panas, mengelilingi lapangan banyak siswi yang terli-
ataupun pulang sekolah sehingga ini menjadi hat terengah-engah. Hanya beberapa anak saja
masalah yang diutarakan dan disayangkan oleh yang memiliki ketahanan/kapasitas VO2Max
pelatih. yang cukup baik. Hal tersebut diperkuat dengan
Selain itu semangat yang dimiliki anak fakta di lapangan, ketika siswi putri diperintah-
didik sedikit naik turun. Sesekali terlihat aktif, kan untuk latihan fisik bola basket, siswi putri
sesekali dijumpai menjadi sangat pasif. Ber- cenderung menghindari latihan fisik lebih
dasarkan pantauan awal, peneliti memperoleh memilih latihan teknik dan strategi selama dua
beberapa masalah yang terjadi pada siswi putri jam daripada latihan fisik yang dilakukan tanpa
di kedua sekolah tersebut mengenai kapasitas bola.
VO2Max/ketahanan. Anak didik sama-sama me- Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
miliki masalah pada kapasitas VO2Max/ketahan- yang salah satu di antaranya adalah kurang
an di atas lapangan. Fokus peneliti yaitu pada beragamnya metode latihan hanya berupa lari
peningkatan kapasitas VO2Max atau ketahanan. jarak jauh untuk melatih fisik yang diterapkan
VO2Max merupakan nilai tertinggi dimana sehingga latihan pun menjadi membosankan dan
seseorang dapat mengkonsumsi oksigen selama kurang efektif untuk peningkatan kemampuan
latihan, serta merupakan refleksi dari unsur anak didik, kelelahan yang terdapat pada latihan
kardiorespirasi dan hematologik dari pengantar- fisik dan program latihan yang belum tepat,
an oksigen dan mekanisme oksidatif otot dengan diduga menjadi pemicu tidak tercapai tujuan
tingkat kebugaran yang baik memiliki nilai latihan sehingga diperlukan metode latihan yang
VO2Max lebih tinggi dan dapat melakukan tepat untuk meningkatkan kapasitas VO2Max.
aktivitas lebih kuat dibanding mereka yang tidak Pembinaan atlet merupakan pekerjaan
dalam kondisi baik. VO2Max adalah kemampu- yang sangat berat maka harus dilakukan secara
an organ pernafasan manusia untuk menghirup intensif dan teliti. Pengetahuan dan kemampuan
oksigen sebanyak-banyaknya pada saat pelatih sangat dituntut dalam hal ini. Selain
latihan/aktivitas jasmani (Sukadiyanto & Muluk, peningkatan kemampuan teknik, peningkatan
2011, p. 83). Selanjutnya Pate (1993, p. 255) kemampuan fisik merupakan hal yang harus
menyatakan “VO2 max adalah kecepatan terbe- dilakukan secara tepat dan intensif. Kemampuan
sar pemakaian oksigen dan merupakan ukuran kondisi fisik merupakan aspek yang paling besar
mutlak kecepatan terbesar dimana seseorang untuk ditingkatkan dalam olahraga.
dapat menyediakan energi ATP dengan meta- Seorang atlet dalam berbagai cabang
bolisme aerobik”. Ketahanan adalah kemampu- olahraga harus didukung oleh kemampuan
an kerja otot atau sekelompok otot dalam jangka kondisi fisik yang baik untuk menampilkan

Copyright © 2017, Jurnal Keolahragaan, ISSN 2339-0662 (print), ISSN 2461-0259 (online)
Jurnal Keolahragaan 5 (2), September 2017 - 154
Gregorius Pito Wahyu Prakoso, FX. Sugiyanto

teknik dan taktik yang sempurna. Memiliki ke- latihan adalah cara yang ditempuh dalam latihan
mampuan kondisi fisik yang prima membutuh- yang digunakan untuk berlatih yang bersifat
kan proses latihan yang panjang, sebagaimana untuk meningkatkan kualitas atlet dalam rangka
yang diungkapkan Harsono & Sugiantoro (1988, meningkatkan prestasi atlet.
p. 83) “ Latihan adalah proses yang sistematis Pada setiap cabang olahraga termasuk
dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara pada cabang bola basket memiliki banyak meto-
berulang-ulang, dengan beban kian hari kian de latihan yang digunakan. Namun terkadang
meningkat”. Oleh karena itu, perlu adanya kesa- penggunaan metode yang tidak tepat justru akan
daran dari atlet untuk menjalani latihan secara memberi dampak yang buruk dan menyebabkan
serius. kebosanan dalam diri atlet untuk mengikuti
Terdapat berbagai macam komponen kon- latihan. Mencari metode latihan yang tepat dan
disi fisik yang dominan dalam cabang olahraga efektif tidaklah mudah. Metode latihan yang
bola basket di antaranya adalah kelentukan, akan digunakan dalam penelitain ini adalah
kecepatan gerak (dalam bentuk speed, agility dengan metode circuit training dan interval
dan quickness), kekuatan (dalam bentuk power training. Kedua metode latihan tersebut
dan power endurance), daya tahan (dalam memiliki karakteristik yang berbeda, metode
bentuk stamina) dan daya tahan otot. Banyaknya circuit training menekankan pada berbagai
komponen kondisi fisik yang dibutuhkan dalam macam bentuk latihan yang merupakan unsur
cabang olahraga bola basket menuntut seorang dari kondisi fisik yang mengacu pada prinsip
atlet memahami dengan baik tentang pelatihan- latihan seperti: prinsip latihan bertambah,
pelatihan fisik. Permainan bola basket sangat prinsip beban berlebih, prinsip kekhususan,
membutuhkan kondisi fisik yang prima dalam prinsip individual dan prinsip pulih asal.
hal ini kemampuan ataupun daya tahan otot Menurut Sajoto (1995, p. 161) “cirkuit terdiri
tungkai setiap atlet harus baik, ini akan menun- dari sejumlah stasiun latihan, dimana latihan-
jang performa atlet di lapangan pada saat latihan latihan dilaksanakan. Beban latihan dalam
maupun bertanding. Harsono & Sugiantoro sirkuit kira-kira setengah beban maksimal yang
(1988, p. 42) “Daya tahan otot diistilahkan de- biasa dilakukan. Satu sircuit latihan dinyatakan
ngan Strength Endurance adalah kemampuan selesai apabila seseorang telah menyelasaikan
seluruh organism tubuh untuk mengatasi lelah latihan disemua stasiun dengan dosis serta
pada waktu melakukan aktivitas yang menuntut waktu yang ditetapkan”. Sedangkan dengan
Strength dalam waktu yang lama”. Maka se- menggunakan interval training yang bertahap
orang atlet harus memiliki daya tahan otot yang menekankan pada prinsip interval, yaitu latihan
baik, sehingga dapat melakukan aktivitas secara menurut interval training ditandai oleh variasi
terus menerus sampai waktu yang lama tanpa lama pembebanan (panjang jarak/besar seri
mengalami kelelahan yang berarti. latihan), variasi intensitas beban (kecepatan/
Pelatihan setiap cabang olahraga pasti beban tambahan), variasi interval beban (lama
memiliki tujuan untuk mencapai prestasi semak- istirahat), dan bentuk istirahat terhadap pembe-
simal mungkin. Menurut Sukadiyanto & Muluk banan komponen-komponen beban supaya
(2011, p. 19) “lebih bersifat progresif, artinya mempunyai tujuan yang terarah. Menurut Hairy,
dalam pelaksanaan latihan dilakukan dari yang (2003) “Interval training adalah suatu bentuk
mudah ke sukar, sederhana ke kompleks, umum latihan yang berupa serangkaian latihan yang
ke khusus, bagian ke keseluruhan, ringan ke dikelilingi oleh periode waktu untuk melakukan
berat, dan dari kuantitas, serta dilaksanakan kegiatan lain yang lebih ringan”. Selain metode
secara ajeg, maju dan berkelanjutan”, oleh kare- latihan yang dapat mempengaruhi peningkatan
na itu setiap prestasi yang ditoreh atlet tidaklah kapasitas VO2Max adalah faktor pemain. Per-
lepas dari proses-proses yang dijalankan dalam bedaan kemampuan terutama terjadi karena
mengikuti latihan. kualitas fisik yang berbeda. Faktor-faktor yang
Bagaimana peranan pelatih dalam mem- mempengaruhi proses latihan keterampilan
perlakukan atletnya, membuat program latihan gerak adalah faktor internal dan faktor eksternal.
yang baik, serta memilih metode latihan yang Kondisi internal mencakup faktor-faktor yang
tepat untuk digunakan. “Program latihan yang terdapat pada individu, atau atribut lain yang
baik harus disusun secara variatif untuk meng- membedakan pemain satu dengan pemain
hindari kejenuhan, keengganan dan keresahan lainnya. Salah satu kondisi internal adalah
yang merupakan kelelahan secara psikologis kondisi fisik, kondisi fisik berhubungan dengan
(Sukadiyanto & Muluk, 2011, p. 20)”. Metode daya tahan otot tungkai yang akan mempe-

Copyright © 2017, Jurnal Keolahragaan, ISSN 2339-0662 (print), ISSN 2461-0259 (online)
Jurnal Keolahragaan 5 (2), September 2017 - 155
Gregorius Pito Wahyu Prakoso, FX. Sugiyanto

ngaruhi peningkatan kapasitas VO2Max. Dengan Penelitian lapangan dilaksanakan selama


demikian dapat dikatakan bahwa daya tahan otot sepuluh minggu, pemberian treatment dilaksana-
tungkai merupakan salah satu prasyarat dalam kan di dua sekolah. Dengan waktu pemberian
usaha pencapaian prestasi maksimal bagi peserta treatment selama delapan minggu. Hal ini sesuai
didik dalam peningkatan kapasitas VO2Max. dengan pendapat Bompa & Haff (2009, p. 207),
Perbedaan daya tahan otot tungkai dapat men- maksudnya adalah agar tubuh beradaptasi
jadi pertimbangan sebagai suatu faktor yang dengan beban latihan yang diterima dengan
menentukan dalam hasil peningkatan kapasitas pertemuan 3 kali dalam seminggu setiap seko-
VO2Max. lahnya. Setiap sekolah dengan jumlah pertemu-
Berdasarkan latar belakang yang telah an treatment adalah 24 kali pertemuan untuk
dikemukakan, maka peneliti ingin melakukan treament, ditambah 2 kali pertemuan untuk
penelitian yang berjudul ”Pengaruh metode melakukan pre-test dan post-test dan 1 kali
latihan dan daya tahan otot tungkai terhadap pertemuan untuk mengambil data daya tahan
peningkatan kapasitas VO2Max”, pada peserta otot tungkai.
didik atau anak latih ekstrakurikuler bola basket Pertemuan disesuaikan dengan waktu
Sekolah Menengah Atas di Kota Yogyakarta, kegiatan ekstrakurikuler bola basket yang ada di
yaitu SMA Stella Duce 1 Yogyakarta dan SMA SMA Stella Duce 1 dan SMA Stella Duce 2,
Stella Duce 2 Yogyakarta. Yogyakarta. SMA Stella Duce 1 setiap hari
Selasa, Kamis, Sabtu, dan SMA Stella Duce 2
METODE
setiap hari Senin, Rabu, Jumat. Waktu pelaksa-
Metode yang digunakan dalam penelitian naan pada pukul 15.30-17.00 WIB selama 90
ini adalah metode eksperimen dengan jenis menit.
penelitian sesungguhnya (true experiment). Populasi dalam penelitian ini adalah
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang Ekstrakurikuler bola basket SMA Stella Duce 1
bertujuan untuk membandingkan dua perlakuan dan SMA Stella Duce 2 Yogyakarta yang ber-
yang berbeda pada subjek penelitian. jumlah 40 orang. Sampel adalah sebagian atau
Tabel 1. Kerangka Desain Penelitian wakil dari populasi yang diteliti. Dalam suatu
proses penelitian, tidak perlu seluruh populasi
Metode Latihan diteliti, akan tetapi dapat dilakukan terhadap
Variabel
Metode Metode sebagian dari jumlah populasi tersebut. Apabila
Manipulatif
Latihan Latihan subjek kurang dari 100, lebih baik diambil
Circuit Interval semua hingga penelitian merupakan penelitian
Variabel
Training Training
Atributif populasi, selanjutnya jika jumlah subjek besar
(A1) (A2)
Daya Tahan Otot
dapat diambil antara 10-25% atau 20-25% atau
Tungkai Tinggi A1B1 A2B1 lebih besar dari itu.
(B1) Karakteristik sampel pada anak didik
Daya Tahan Otot kegiatan ekstrakurikuler bola basket di SMA
Tungkai Rendah A1B2 A2B2 Stella Duce 1 dan SMA Stella Duce 2 dipilih
(B2) berdasarkan pertimbangan dari karakter yang
Pemberian treatment akan dilaksanakan di hampir sama, yakni melalui pertimbangan
dua sekolah yang berbeda, hal ini dimaksudkan pemilihan tempat penelitian, usia, jenis kelamin
dan pengalaman bertanding, asal usul pelatih,
agar dapat mensterilkan atau menentralkan
antara metode latihan yang satu dengan metode ketersediaan perelangkapan dan peralatan.
Berikut adalah penjelasan pertimbangan terse-
latihan yang lain, karena dalam penelitian ini
but: (1) pemilihan tempat dilaksanakan pada dua
peneliti tidak mengontrol dan mengawasi
sumpel setelah selesai berlatih. Setelah membagi sekolah yang masih satu wilayah rayon,
kelompok saat pre-tes dilaksanakan, kemudian alasannya untuk mencari kesamaan selama
proses KBM, sehingga diharapkan dalam proses
untuk penentuan metode latihan yang akan
latihan anak didik akan memiliki kesamaan
digunakan maka kedua metode diundi (random),
metode mana yang akan digunakan di SMA pengertian dalam menerima materi latihan,
Stella Duce 1 dan metode lain di antaranya yang selain itu karena jarak antara kedua sekolah
akan digunakan di SMA Stella Duce 2 tidak jauh ±1 kilometer, harapannya karak-
Yogyakarta. teristik anak secara kultur-sosial akan sama. (2)
Sampel yang dipilih merupakan anak didik kelas
X dan XI usia 15-16 tahun yang mengikuti

Copyright © 2017, Jurnal Keolahragaan, ISSN 2339-0662 (print), ISSN 2461-0259 (online)
Jurnal Keolahragaan 5 (2), September 2017 - 156
Gregorius Pito Wahyu Prakoso, FX. Sugiyanto

kegiatan ekstrakurikuler bola basket. Kelas X 27% dan bawah 27% dari skor keseluruhan
dan XI pada SMA Stella Duce 1 dan SMA Stella untuk kemudian mendapatkan perlakuan latihan
Duce 2 Yogyakarta adalah anak didik yang menggunakan metode latihan circuit training
masih pemula dan belum begitu banyak mem- dan interval training SMA Stella Duce 2 dengan
peroleh pengalaman bertanding, pertimbangan jumlah peserta didik sebanyak 20 orang
lainnya adalah kelas 3 sudah tidak diperkenan- diranking menggunakan bagian atas 27% dan
kan untuk aktif mengikuti kegiatan ekstra- bawah 27% dari skor keseluruhan untuk
kurikuler. (3) Lebih spesifik lagi, sampel yang kemudian mendapatkan perlakuan latihan
dipilih adalah anak didik putri, dari hasil menggunakan metode interval training.
observasi awal, keterampilan teknik dasar anak Langkah-langkah untuk menganalisis ter-
didik putri hampir setara. (4) Dari hasil tanya sebut adalah sebagai berikut: (1) mengatur tes
jawab dengan pelatih, asal usul pelatih di SMA daya tahan otot tungkai dalam rangka menentu-
Stella Duce 1 dan SMA Stella Duce 2 Yogya- kan skor tinggi dan skor rendah, (2) menentukan
karta adalah sama-sama alumni dari FIK Uni- 27% skor tinggi dan 27% skor rendah dengan
versitas Negeri Yogyakarta dan keduanya sudah menempatkan dalam satu kelompok sama.
memiliki pengalaman sebagai atlet ataupun Kelompok-kelompok ini disebut kelompok atas
berkecimpung langsung dengan dunia olahraga dan kelompok bawah, dengan demikian 27%
bola basket. (5) Di SMA Stella Duce 1 dan kelompok atas dan 27% kelompok bawah
SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, memiliki dianggap yang terbaik untuk memaksimalkan
keunggulan dan kekurangan masing-masing perbedaan antara dua kelompok (Miller, 2002:
dalam hal penyediaan peralatan dan fasilitas 68).
latihan. Di sekolah yang satu unggul dalam Pengelompokan dilakukan dengan cara
penyediaan bola namun lapangannya kurang data daya tahan otot tungkai yang telah diper-
mendukung, di sekolah yang lain memiliki oleh dirangking terlebih dahulu (dibuat dari
lapangan yang baik namun minim ketersediaan peringkat dari yang tinggi ke yang rendah),
bola. Alasan tersebut di anggap juga mempe- sampel diambil dari anak latih yang memiliki
ngaruhi salah satu alasan ketidak tercapaian daya tahan otot tungkai tinggi yaitu 27%
tujuan latihan selama ini. peringkat atas dan anak latih yang memiliki
Sampel yang digunakan dalam penelitian daya tahan otot tungkai rendah yaitu 27%
ini adalah seluruh anak didik putri yang peringkat bawah dari seluruh data daya tahan
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola basket otot tungkai yang telah dirangking. Berdasarkan
di SMA Stella Duce 1 sebanyak 20 orang dan hal tersebut SMA Stella Duce 1 dengan jumlah
SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, Sleman seba- 20 didapat 5 orang yang memiliki daya tahan
nyak 20 orang dengan jumlah keseluruhan 40 otot tungkai tinggi dan 5 orang yang memiliki
orang. daya tahan otot tungkai rendah. Kemudian SMA
Cara pengambilan sampel tersebut yaitu Stella Duce 2 dengan jumlah 20 orang didapat 5
sebelum eksperimen dilaksanakan, populasi orang yang memiliki daya tahan otot tungkai
sebanyak 40 orang dilakukan tes dan pengukur- tinggi dan 5 orang yang memiliki daya tahan
an daya tahan otot tungkai dengan menggunakan otot tungkai rendah. Kemudian untuk pembagi-
tes daya tahan otot tungkai yang telah diper- an metode mana yang akan dipergunakan, maka
siapkan. Tes ini digunakan untuk mengetahui kedua metode latihan diundi (random).
skor awal yang menunjukkan daya tahan otot Untuk menghindari ketidak-obyektifan
tungkai anak didik yang mengikuti ektrakuri- perlakuan pada suatu kelompok, maka diguna-
kuler. Setelah data daya tahan otot tungkai kan teknik random dalam penentuan metode
terkumpul, langkah pertama dalam analisis latihan mana yang akan dipergunakan di SMA
adalah untuk mengidentifikasikan kelompok Stella Duce 1 dan SMA Stella Duce 2. Setelah
atas dan bawah dengan menggunakan skor tes terbagi menjadi empat kelompok, selanjutnya
keseluruhan. Teknik sampling yang digunakan setiap kelompok daya tahan otot tungkai tinggi
adalah dengan purposive sampling, hal ini dan daya tahan otot tungkai rendah melakukan
dikarenakan sampel yang digunakan mengguna- pre-test dengan bleep test dan melihat hasil dari
kan bagian atas 27% dan bagian bawah 27% pre-test yang dilakukan dengan melihat norma
dari skor keseluruhan setelah diurutkan dari bleep test, untuk kemudian dilakukan eksperi-
yang tinggi ke yang rendah, yaitu SMA Stella men dengan pemberian perlakuan (treatment).
Duce 1 dengan jumlah peserta didik sebanyak
20 orang, diranking menggunakan bagian atas

Copyright © 2017, Jurnal Keolahragaan, ISSN 2339-0662 (print), ISSN 2461-0259 (online)
Jurnal Keolahragaan 5 (2), September 2017 - 157
Gregorius Pito Wahyu Prakoso, FX. Sugiyanto

HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Prasyarat


Hasil Data yang akan di uji normalitasnya ada-
lah data hasil tes awal VO2Max dan data hasil
Hasil yang diperoleh dari penelitian beru-
post-tes VO2Max. Berdasarkan analisis statistik
pa data yang merupakan gambaran umum
uji homogenitas yang telah dilakukan dengan
tentang masing-masing variabel yang terkait
menggunakan uji Shapiro Wilks diketahui
dalam penelitian. Melalui gambaran umum ini
bahwa setiap nilai signifikansi pada masing-
akan nampak kondisi awal dan kondisi akhir
masing kelompok data menunjukkan bahwa
dari setiap variabel yang diteliti dengan melaku-
nilai signifikansinya p lebih besar dari 0,05 (p >
kan pengolahan data setelah data berhasil di-
0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap
kumpulkan selama periode latihan yang telah
kelompok data berdistribusi normal.
ditentukan. Berikut akan dijelaskan pada Tabel
Uji homogenitas dilakukan terhadap
2:
semua data yang diperoleh baik pada tes awal
Tabel 2: Deskripsi Data Hasil Peningkatan (pre-test) maupun pada tes akhir (pos-test). Uji
Kapasitas VO2Max Berdasarkan Metode dan homogenitas digunakan untuk menguji kesama-
Daya Tahan Otot Tungkai an varian antara kelompok satu dan kelompok
lainnya. Berdasarkan analisis statistik uji homo-
Daya
Hasil Hasil genitas yang telah dilakukan dengan mengguna-
Metode Tahan
Statistik Tes Tes kan uji Levene Test diketahui bahwa nilai
Latihan Otot
Awal Akhir signifikansi levene tes pada data pre-test
Tungkai
Circuit Rata- diketahui p > 0,05 dalam kelompok data pre-test
Tinggi 39.94 40.98
Training rata memiliki varian yang homogen. Demikian juga
SD 3.43264 4.27282 dalam data post-tes diketahui p > 0,05 berarti
Rata- dalam kelompok data post-test memiliki varian
Rendah 26.3 30.32
rata yang homogen. Hal ini menunjukkan bahwa
SD 1.95704 3.22444 nilai pre-tes maupun pos-test adalah homogen.
Interval Rata-
Tinggi 28.48 35.2
Training rata Pengujian Hipotesis
SD 3.45427 1.32288
Rata- Pengujian hipotesis penelitian dilakukan
Rendah 24.24 27.9 berdasarkan hasil analisis data dan interpretasi
rata
SD 0.92087 0.72801 analisis varian dua jalur. Analisis varian dua
jalur digunakan untuk menguji pengaruh utama
Berdasarkan pada Tabel 2 dapat diketahui (main effect) antara variabel bebas metode latih-
bahwa kombinasi metode latihan circuit training an dan variable atribut daya tahan otot tungkai
dengan daya tahan otot tungkai tinggi memiliki (simple effect) terhadap hasil peningkatan kapa-
nilai rata-rata hasil tes awal sebesar 39.94 dan sitas VO2Max pada anak didik ekstrakurikuler
hasil tes akhir sebesar 40.98 dengan selisih 1.04, bola basket SMA Stella Duce 1 dan SMA Stella
begitu juga dengan kombinasi metode latihan Duce 2 Kota, Yogyakarta. Uji Pairwise Com-
circuit training dengan daya tahan otot tungkai parisons ditempuh sebagai langkah-langkah uji
rendah memiliki nilai rata-rata hasil tes awal rata-rata setelah ANAVA guna mengetahui
sebesar 26.3 dan hasil tes akhir sebesar 30.32 secara terperinci rata-rata yang berbeda.
dengan selisih 4.02. Diketahui bahwa kombinasi
metode latihan interval training dengan daya Hipotesis I
tahan otot tungkai tinggi memiliki nilai rata-rata Hipotesis 1 menyatakan bahwa tidak ada
hasil tes awal sebesar 28.48 dan rata-rata nilai pengaruh yang berbeda antara metode latihan
tes akhir sebesar 35.2 dengan selisih 6.72 begitu circuit training dan metode latihan interval
juga dengan kombinasi metode latihan interval training terhadap peningkatan kapasitas
training dengan daya tahan otot tungkai rendah VO2Max ekstrakurikuler bola basket putri di
memiliki nilai rata-rata hasil tes awal sebesar SMA Stella Duce 1 dan SMA Stella Duce 2
24.24 dan nilai rata-rata nilai tes akhir sebesar Yogyakarta.
27.9 dengan selisih 3.66. Hal yang dapat Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai
disimpulkan dari setiap kombinasi metode sebesar 0.484 > 0,05 dan 0.487 > 0.05. Dengan
latihan dengan daya tahan otot tungkai adalah demikian hipotesis 1 yang menyatakan metode
terdapat peningkatan kapasitas VO2Max. latihan circuit training memberikan pengaruh

Copyright © 2017, Jurnal Keolahragaan, ISSN 2339-0662 (print), ISSN 2461-0259 (online)
Jurnal Keolahragaan 5 (2), September 2017 - 158
Gregorius Pito Wahyu Prakoso, FX. Sugiyanto

yang sama baiknya dengan metode latihan Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai
interval training terhadap peningkatan kapasitas 0.196 > 0.05. Dengan demikian hipotesis 3 yang
VO2Max ekstrakurikuler bola basket putri di menyatakan tidak terdapat interaksi antara
SMA Stella Duce 1 dan SMA Stella Duce 2 metode latihan cicrcuit training dan metode
Yogyakarta, diterima. latihan interval training serta daya tahan otot
Artinya bahwa metode latihan circuit terhadap peningkatan kapasitas VO2Max
training dan metode latihan interval training ekstrakurikuler bola basket putri di SMA Stella
memberikan pengaruh yang sama terhadap Duce 1 dan SMA Stella Duce 2 Yogyakarta,
peningkatan kapasitas VO2Max ekstrakurikuler diterima.
bola basket putri di SMA Stella Duce 1 dan
Pembahasan
SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.
Pengaruh antara Metode latihan Circuit Training
Hipotesis II
dan Metode Latihan Interval Training terhadap
Hipotesis 2 menyatakan bahwa tingkat Peningkatan Kapasitas VO2Max
kemampuan anak didik yang memiliki daya
Berdasarkan hasil analisis data penelitian
tahan otot tungkai tinggi memberi pengaruh
dinyatakan bahwa perhitungan rata-rata untuk
yang lebih baik daripada tingkat kemampuan
metode circuit training sebesar 33.640 dan
anak didik yang memiliki daya tahan otot
interval training sebesar 31.550 dengan selisih
tungkai rendah terhadap peningkatan kapasitas
2.09. Karena hasil selisih dari metode latihan
VO2Max ekstrakurikuler bola basket putri di
circuit training dan metode latihan interval
SMA Stella Duce 1 dan SMA Stella Duce 2
training kecil artinya kedua latihan tersebut
Yogyakarta.
sama-sama memberikan pengaruh terhadap
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai
peningkatan peningkatan kapasitas VO2Max
sebesar 0.000 (circuit training) < 0.05 dan 0.000
ekstrakurikuler bola basket putri di SMA Stella
(interval training) < 0.05. Dengan demikian
Duce 1 dan SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.
hipotesis 2 yang menyatakan bahwa tingkat
Berdasarkan kajian teori di depan latihan
kemampuan anak didik yang memiliki daya
yang digunakan adalah latihan circuit training
tahan otot tungkai tinggi memberi pengaruh
dan interval training. Kedua latihan tersebut
yang lebih baik daripada tingkat kemampuan
memiliki pengaruh yang berbeda terhadap
anak didik yang memiliki daya tahan otot
peningkatan peningkatan kapasitas VO2Max
tungkai rendah terhadap peningkatan kapasitas
ekstrakurikuler bola basket putri di SMA Stella
VO2Max ekstrakurikuler bola basket putri di
Duce 1 dan SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.
SMA Stella Duce 1 dan SMA Stella Duce 2
Metode circuit training adalah latihan yang
Yogyakarta, diterima.
disusun sedemikian rupa terdiri dari sejumlah
Artinya bahwa anak didik ekstrakurikuler
pos-pos atau stasiun latihan, dimana latihan-
bola basket putri di SMA Stella Duce 1 dan
latihan dilaksanakan. Satu sirkuit latihan
SMA Stella Duce 2 Yogyakarta yang memiliki
dinyatakan selesai apabila seseorang telah
tingkat kemampuan anak didik yang memiliki
menyelasaikan latihan disemua stasiun dengan
daya tahan otot tungkai tinggi memiliki pening-
dosis serta waktu yang ditetapkan. Stasiun
katan yang lebih baik dibandingkan dengan anak
dalam penelitian ini berjumlah 10 pos: sit-up,
didik ekstrakurikuler bola basket putri di SMA
plyometrics jump, back-up, shuttle run, squat
Stella Duce 1 dan SMA Stella Duce 2 Yogya-
thrust, skipping, jackknife sit-up, jogging and
karta yang memiliki tingkat kemampuan anak
speed run, mountain climber, jump-sprint-suffle.
didik yang memiliki daya tahan otot tungkai
Setiap pos melakukan 20 detik dengan istirahat
rendah.
40 detik (total setiap pos 1 menit). Jika ada 10
Hipotesis III pos, dan melakukan 3 kali pengulangan maka
total kegiatan berlangsung selama 30 menit.
Hipotesis 3 menyatakan tidak terdapat
Dengan cara latihan ini maka atlet akan lebih
interaksi antara metode circuit training dan
banyak menggunakan oksigen, dengan demikian
metode latihan interval training serta daya
kapasitas VO2Max seorang atlet akan
tahan otot terhadap peningkatan kapasitas
meningkat.
VO2Max ekstrakurikuler bola basket putri di
Sedangkan metode latihan interval train-
SMA Stella Duce 1 dan SMA Stella Duce 2
ing adalah latihan berselang yang dilakukan silih
Yogyakarta.
berganti antara fase kerja dengan fase istirahat

Copyright © 2017, Jurnal Keolahragaan, ISSN 2339-0662 (print), ISSN 2461-0259 (online)
Jurnal Keolahragaan 5 (2), September 2017 - 159
Gregorius Pito Wahyu Prakoso, FX. Sugiyanto

dimana metode ini menitikberatkan pada volume Daya tahan dibutuhkan agar otot mampu
(jumlah repitisi, jumlah seri, irama dan waktu membangkitkan tenaga terhadap suatu tahanan.
interval). Latihan yang ditempuh dengan jarak Sedangkan daya tahan diperlukan untuk bekerja
lari sekitar 20 detik istirahat 40 detik (total 1 dalam durasi yang panjang. Daya tahan otot
menit). Melakukan pengulangan sebanyak 10 sendiri merupakan perpaduan antara daya tahan
kali dan banyaknya 3 set. Jika 1 kali lari totalnya dan daya tahan. Daya tahan fisik menghasilkan
1 menit, dan pengulangannya 10 kali maka perubahan-perubahan fisiologi dan biokimia
jumlahnya 10 menit ditambah dengan jumlah set otot, sehingga daya tahan secara umum bermani-
ada 3, maka total seluruhnya 30 menit. Dengan festasi melalui daya tahan otot. Daya tahan otot
cara latihan ini maka atlet akan lebih banyak adalah kemampuan otot rangka atau sekelompok
menggunakan oksigen, dengan demikian kapasi- otot untuk meneruskan kontraksi pada periode
tas VO2Max seorang atlet akan meningkat. Tu- atau jangka waktu yang lama dan mampu pulih
juan pelatihan ini untuk meningkatkan VO2Max, dengan cepat setelah lelah.
karena dengan adanya latihan yang teratur Dalam hal ini atlet yang memilik daya
dengan penambahan beban latihan akan me- tahan otot tungkai yang tinggi maka anak didik
mungkinkan meningkatnya pemakaian oksigen tersebut akan memiliki kapasitas VO2Max yang
per menit, sampai tercapai suatu angka maksi- prima, sebaliknya ketika anak didik memiliki
mal, dan hal ini terjadi karena perubahan fungsi daya tahan otot tungkai yang rendah maka
kardiorespirasi, seperti denyut nadi, isi sekuncup kondisi fisik atau kapasitas VO2Max nya cukup.
jantung, tekanan darah, selisih oksigen arteri-
Interaksi antara Metode Latihan Circuit
vena dan ventilasi paru, sehingga unsur peng-
Training dan Metode Latihan Interval Training
gunaan oksigen pada latihan adalah salah satu
serta Daya Tahan Otot Tungkai Tinggi dan
faktor yang menentukan karena keunggulan se-
Rendah terhadap Peningkatan kapasitas
orang atlet terletak pada kemampuan menyedia-
VO2Max.
kan oksigen sesuai keperluannya (Wilmore and
Costill 2005 dalam Noy, 2014, p.72). Hal ini Berdasarkan analisis varians, hipotesis
dipertegas Nala 2008 dalam Noy (2014, p.72) penelitian tentang adanya interaksi antara antara
bahwa pelatihan yang diberikan dalam jangka metode latihan circuit training dan metode
waktu 6-8 minggu dengan frekuensi 3-4 kali latihan interval training terhadap peningkatan
seminggu akan menghasilkan peningkatan yang kapasitas VO2Max ekstrakurikuler bola basket
berarti. putri di SMA Stella Duce 1 dan SMA Stella
Duce 2 Yogyakarta dinyatakan terdapat interaksi
Pengaruh antara Daya Tahan Otot Tungkai
yang signifikan antara metode latihan dan daya
Tinggi dan Daya Tahan Otot Tungkai Rendah
tahan otot terhadap kapasitas VO2Max.
terhadap Hasil Peningkatan Kapasitas VO2 Max.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis data penelitian
dinyatakan bahwa perhitungan rata-rata untuk Simpulan
anak didik yang memiliki daya tahan otot tung- Tidak terdapat perbedaan pengaruh yang
kai tinggi sebesar 38.09 dan interval training signifikan pada metode latihan circuit training
sebesar 27.1 dengan selisih 10.99. Karena selisih dan metode latihan interval training terhadap
yang dihasilkan besar maka pada kelompok peningkatan kapasitas VO2Max ekstrakurikuler
anak didik yang memiliki tingkat daya tahan bola basket putri di SMA Stella Duce 1 dan
otot tungkai tinggi memiliki peningkatan SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Artinya bahwa,
VO2Max lebih baik daripada anak didik yang metode latihan circuit training memberikan
memiliki tingkat daya tahan otot tungkai rendah. pengaruh yang sama baiknya dengan metode
Salah satu unsur kesegaran jasmani yang latihan interval training terhadap peningkatan
sangat penting adalah daya tahan atau daya kapasitas VO2Max ekstrakurikuler bola basket
tahan otot tungkai. Dengan daya tahan yang putri di SMA Stella Duce 1 dan SMA Stella
baik, performa atlet akan tetap optimal dari Duce 2 Yogyakarta.
waktu ke waktu karena memiliki waktu menuju Terdapat pengaruh perbedaan yang signi-
kelelahan yang cukup panjang. Hal ini berarti fikan antara anak latih yang memiliki daya tahan
bahwa atlet mampu melakukan gerakan, yang otot tungkai tinggi dan daya tahan otot tungkai
dapat dikatakan, berkualitas tetap tinggi sejak rendah terhadap hasil peningkatan kapasitas
awal hingga akhir pertandingan. VO2Max ekstrakurikuler bola basket putri di

Copyright © 2017, Jurnal Keolahragaan, ISSN 2339-0662 (print), ISSN 2461-0259 (online)
Jurnal Keolahragaan 5 (2), September 2017 - 160
Gregorius Pito Wahyu Prakoso, FX. Sugiyanto

SMA Stella Duce 1 dan SMA Stella Duce 2 lebih tepat dan efektif, jika dilatih dengan me-
Yogyakarta. Artinya bahwa tingkat kemampuan tode latihan interval training. Pelatih atau pem-
anak didik yang memiliki daya tahan otot bina olahraga disarankan merancang program
tungkai tinggi memberi pengaruh yang lebih latihan yang tepat dan terencana sesuai dengan
baik daripada tingkat kemampuan anak didik cabang olahraga masing-masing, mengingat
yang memiliki daya tahan otot tungkai rendah kebutuhan hasil peningkatan kapasitas VO2Max
terhadap peningkatan kapasitas VO2Max setiap cabang olahraga berbeda-beda dan belum
ekstrakurikuler bola basket putri di SMA Stella tentu suatu metode latihan sesuai atau cocok
Duce 1 dan SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. bagi semua kelompok.
Terdapat interaksi antara metode latihan
DAFTAR PUSTAKA
dan daya tahan otot tungkai terhadap hasil
peningkatan kapasitas VO2Max ekstrakurikuler Bompa, T. O., & Haff, G. (2009).
bola basket putri di SMA Stella Duce 1 dan Periodization : theory and methodology of
SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Artinya bahwa training. Iowa: Human Kinetics.
tidak terdapat interaksi yang signifikan antara Febrianta, Y., & Sukoco, P. (2013). Upaya
metode latihan circuit training dan metode peningkatan pembelajaran permainan bola
latihan interval training terhadap peningkatan basket melalui metode pendekatan taktik
kapasitas VO2Max ekstrakurikuler bola basket siswa SMPN 2 Pandak Bantul. Jurnal
putri di SMA Stella Duce 1 dan SMA Stella Keolahragaan, 1(2), 186–196.
Duce 2 Yogyakarta, sehingga dapat dinyatakan https://doi.org/10.21831/JK.V1I2.2574
bahwa jika tidak terjadi interaksi antara kedua Harsono, M., & Sugiantoro, G. (1988). Latihan
metode latihan yang diberikan baik circuit kondisi Fisik. Bandung: ANKOR-
training maupun interval training maka kedua MENPORA-(SORI).
latihan tersebut sama baiknya digunakan untuk
pemberian peningkatan VO2Max. Jamalong, A. (2014). Peningkatan prestasi
olahraga nasional secara dini melalui
Saran pusat pembinaan dan latihan pelajar
Metode latihan circuit training memiliki (PPLP) dan pusat pembinaan dan latihan
pengaruh yang sama lebih baiknya dalam me- mahasiswa (PPLM). Jurnal Pendidikan
ningkatkan hasil kapasitas VO2Max, sehingga Olahraga, 3(2), 156–168. Retrieved from
pelatih atau pembina olahraga sebaiknya meng- http://journal.ikippgriptk.ac.id/index.php/
gunakan kedua latihan tersebut untuk menging- olahraga/article/view/127
katkan kapasitas VO2Max anak didiknya. Meto- Oliver, J. (2007). Dasar-dasar bola basket.
de latihan circuit training dan metode latihan Bandung: Pakar Raya.
interval training perlu memperhatikan faktor Pate, R. R. (1993). Dasar-dasar Ilmiah
daya tahan otot tungkai serta prasarana dan Kepelatihan. IKIP Semarang Press.
sarana yang tersedia dalam meningkatkan Sajoto, M. (1995). Peningkatan & pembinaan
kapasitas VO2Max. Dalam upaya meningkatkan kekuatan kondisi fisik dalam olah raga.
kapasitas VO2Max, anak latih yang memiliki Semarang: Dahara Prize.
daya tahan otot tungkai tinggi akan lebih tepat
dan efektif, jika dilatih dengan metode latihan Sukadiyanto & Muluk, D. (2011). Pengantar
circuit training. Dalam upaya meningkatkan teori dan metodologi melatih fisik.
hasil kapasitas VO2Max, anak didik yang Bandung: Lubuk Agung.
memiliki daya tahan otot tungkai rendah akan

Copyright © 2017, Jurnal Keolahragaan, ISSN 2339-0662 (print), ISSN 2461-0259 (online)

Anda mungkin juga menyukai