Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW.
Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas karya tulis ilmiah ini guna
memenuhi tugas mata pelajaran bahasa Indonesia.

Dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberi dorongan serta dukunganya
kepada kami, baik secara material maupun spiritual sehingga terselesaikannya karya tulis ilmiah ini.

Semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya para siswa siswi smp neg 7 binamu. Saya sadar bahwa karya
tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada guru
pembimbing kami yaiti Muh nurdin prasucipto kami meminta masukannya demi perbaikan
pembuatan karya tulis ilmiah saya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca.

                                                                                                                                                                                     
                                                                 jeneponto,04 April 2016

                                                                                                                                                                       
                                                                                           Penyusun

ABSTRAK
 

Penulis Ismail Erlangga. 2016.Karya Tulis Ilmiah Bola Basket .Karya Tulis Ilmiah, SMPN 7 BINAMU

Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui arti penting pendidikan karakter dan peranan pendidikan
karakter dalam mewujudkan generasi muda berkualitas.

Data dan materi yang disajikan dalam karya tulis ilmiah ini diperoleh dari berbagai sumber di media
sosial  yang mempunyai relasi dengan masalah yang dibahas.

Dari hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa memberikan Pendidikan karakter sangat
penting untuk generasi muda Indonesia, karena generasi muda merupakan tombak pembangunan
bangsa. Dengan pendidikan karakter diharapkan lahir generasi muda berkualitas seperti yang
dirumuskan dalam UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
DAFTAR ISI

Halaman Judul   ................................................................................................. 1

Lembar Pengesahan   .......................................................................................... 2

Kata Pengantar  ................................................................................................. 3

Abstrak  ............................................................................................................. 4

Daftar Isi   .......................................................................................................... 5

BAB I PENDAHULUAN……………............................................................. 6

1.1  Latar Belakang   ..................................................................................... 6

1.2  Rumusan Masalah……………………………………………………....11

1.3  Hipotesis………………………………………………………………..12

1.4  Variabel Dan Defi nisi Operasional Variabel......................12

1.5  Tujuan Peneliti an............................................................13

1.6  Penti ngnya Peneliti an......................................................14

BAB II MATERI……………………………………………………………….15

2.1  Sejarah Olahraga Bola Basket .........................................................15

2.2  Perkembangan Bola Basket di Indonesia............................15

2.3  Menggriring (mendribble)................................................17

2.4  Kecepatan ……………….......................................................................20

2.5  Kelentukan……………………………………………………………..24

BAB III TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………..25  

      3.1 Tinjauaan pustaka……………………………………………………...25

BAB IV PENUTUP............................................................................................       27

      4.1 kesimpulan……………………………………………………………..27
      4.2 saran……………………………………………………………………27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangakan olahraga di Indonesia pada akhir- akhir ini Nampak makin

meningkat. Usaha pemerintah untuk menggalakan olahraga pada masyarakat sudah

dapat dilihat dari hasil kejuaraan-kejuaraan, dan mengingkatnya akti vitas olahraga

masyarakat yang dilakukan diberbagai tempat. Hal ini Nampak dengan adanya

kegiatan-kegiatan gerak jasmani yang semakin banyak dilakukan oleh masyarakat.

Olahraga adalah alat pemersatu dan perjuangan bangsa, oleh karena itu

pemerintah menganggap penti ng untuk memasyarakatkan olahraga dan

mengolahragakan masyarakat, sehingga akan berkembang menjadi gerakan

keolahragaan dengan mott o “Tiada hari tanpa olahraga”(Engkos kosasih :1985:

345)pendidikan jasmani di sekolah merupakan dasar yang baik bagi perkembangan

olahraga di luar sekolah. Pendidikan jasmani serta olahraga dapat dengan sengaja

dan sadar kita arahkan pada suatu tujuan tertentu,yaitu kepada pendidikan

seluruh pribadi anak. Olahraga dan pendidikan jasmani ti dak dapat di pisah-

pisahkan keduanya sangat erat hubungannya dan saling mempengaruhi. Engkos

kosasih berpendpat bahwa:

“Pendidikan jasmani adalah persamaan (simponi) dari pendidikan dan struktur

persekutuan hidup modern yang menyebabkan pendidikan jasmani menjadi satu

kebutuhan yang perlu dan harus ada. maka pendidikan jasmani patut disesuaikan
benar dengan kebutuhan-kebutuhan biologis dan sosiologis anak”. (Enok Kosasih,

1985:6)

Dilihat dari keberhasilan olahraga di Indonesia nampaknya hamper mencapai

sasaran yang diharapkan. Untuk mencapai sasaran yang lebih ti nggi perlu adanya

peningkatan prestasiinilah nanti nya nama bangsa dan Negara akan lebih dikenal

dunia dalam bidang olahraga. Seperti kita ketahui cabang olahraga ti nju, panahan,

dan bulu tangkis sudah pernah mengharumkan nama bangsa. Sehingga ti mbul

suatu pertanyaan apa penyebab atau hambatan pada paermainan bola basket yang

sudah memasyarakat ini belum dapat menunjukan prestasi yang diharapkan oleh

bangsa indonesiia. Dengan dasar pemikiran untuk memajukan olahraga khususnya

permainan bola basket maka penulis tertarik untuk melakukan peneliti an dibidang

keolahragaan khususnya pada cabang olahraga bola basket.

Menurut sejarah perkenbangan olahraga bola basket di Indonesia pada tahun

1948 yaitu pada pesta olahraga PON yang peertama permainan bola basket

diikutkan pada peertandingan. Dibandingkan dengan Negara-negara lain ti m kita

masih terti nggal jauh, hal ini dapat dibukti kan pada event-event internasional

yang diikuti oleh indonesa belum Nampak adanya prestasi yang membanggakan.

Untuk iyu perlu adanya pemikiran yang serius dalam mengenai pembinaan

olahraga agar apa yang diinginkan menjadi kenyataan yaitu kemajuan olahraga

bola basket.

Pemilihan pemain belum dapat menjamin sepenuhnya terhadap pencapaian

prestasi yang diharapkan , tetapi masih memerlukan perlakuan perlakuan khusus

terhadap karakteristi k- karakteristi k pemain yang dapat diubah dan diti ngkatkan

kwalitasnya melalui status proses lati han yang disesuaikan dengan kebutuhan

cabang olahraga yang diketahuinya.

Dalam permainan bola basket didukung oleh kecepatan reaksi yang ti nggi

akan menguntungkan pula dengan ukuran panjang tungkai yang sama perlu

didukung oleh kecepatan reaksi yang lebih ti nggi, hal tersebut diatas digambarkan
bahwa prestasi bola basket selain diti ngkatkan juga harus didukung pula dengan

potensi-potensi tubuhnyang dapat diubah atau diti ngkatkan kwalitasnya. Selain itu

factor yang lain dalam permainan basket harus dikuasai oleh seorang pemain bola

basket

Aip syariff uddin tahun (1985), menyatakan unsur-unsur yang harus dikuasai

seorang pemain bola basket adalah :

1. Lempar tangkap bola

2. Mendribbel

3. Shooti ng

4. Olah kaki

5. Lari zigzag

Pendapat diatas dapat dikatakan bahwa moti f berprestasi yang ti nggi yang

menguntungkan dari atau didukung oleh kualitas fi sik tertentu dan beberapa

faktor. kalaupenulis paparkan disini ada beberapa fa ktor yang sangat menunjung

maju ti daknya olahraga basket antara lain program lati han, sarana, prasarana,

postur tubuh, kesehatan dan gizi yang terjamin.

Dalam upaya mengingkatkan prestasi cabang olahraga bola basket ini cukup

banyak fa ktor-faktor yang berkaitan misalnya, pemain itu sendiri, sarana dan

prasarana yang ada, pelati h, lati han teknik dan takti k selain itu tak lupa pula

kondisi fi sik. Mengenai pemain atau bibit olahragawan atau olahragawati bias

didapatkan dari perkumpulan oilahraga atau di sekolah-sekolah ti nggal bagaimana

cara memilih atlet yang baik. Telah kita ketahui bahwa di sekolah merupakan

gudang atlet yang tak ada habis-habisnya. Selain itu untuk menciptakan pemain

yang baik ti dak cukup membutuhkan waktu satu ataau dua hari saja melainkan

dalam waktu yang lama.


Dalam memperoleh lati han baik itu lati han teknik atau takti k akan

memperkuat untuk memupuk disiplin, sporti vitas, berani bekerjasama dan

tanggung jawab karena dalam permainan bola basket ada perturan-peraturannya.

Menurut Engkos Kosasih pengaruh physiologis dalam lati han olahraga yang teratur

adalah:

1. Terhadap perototan

2. Terhadap peredaran darah

3. Terhadap jalannya pernafasan

4. Terhadap pencernaan makanan

5. Terhadap persyarafan dan kelenjar Endokrin (Engkos Kosasih,1985:9)

Kondisi fi sik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang ti dak

dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan mapun pemeliharaan sedang kan

komponen kondisi  fisik tersebut adalah :

1. Kekuatan (strength)

2. Daya tahan (endurance)

3. Daya ledak (Mus cular power)

4. Kecepatan (s peed)

5. Daya lentur (Plek sibility)

6. Kelincahan (agility)

7. Koordinasi (coordinati on)

8. Keseimbangan (balance)

9. Ketepatan (accuracy)

10. Reaksi (Reacti on) . (M. Sojoto, 1990:8)


Dalam usaha atlet untuk mencapai prestasi yang maksimal, persiapan atlet

bukan hanya ditekankan pada penguasaan teknik dan takti k saja tetapi kondisi fi sik

yang sempurna merupakan syrat yang penti ng bagi atlet bola basklet kondisi fi sik

atlet perlu penjagaan dan peningkatan secara  conti nue  untuk menghadapi lati han

dan pertandingan diharapkan atlet selalu dalamkeadaan kondisi yang sempurna

dalam menghadapi pertandingan ,agar ti dak merugi prestasi individu dan ragunya

seorang atlet apabila seorang atlet atau lebih memiliki kondisi fi sik yang jelek

pada saat pertandingan maka prestasi regu ter sebut akan menurun secara

keseluruhan. Akibatnya dapat menurunkan mental ti nm, sehingga prestasi ti m

sangat mencolok menurunnya. Kondisi fi sik yang perlu penjagaan dan peningkatan

atlet bola basket adalah sebagai berikut:

1. Power (daya ledak); berguna untuk melompat guna memasukan bola maupun

merebut bola

2. Speed off re akti on (kecepatan reaksi) berguna dalam kecepatan reaksi gerakan baik

untuk penyerangan dan pertahanan

3. Stamina, kemampuan daya tahan ti nggi untuk melakukan permainan bola dalam

waktu yang tertentu untuk melakukan permainan bola basket dengan tempo ti nggi,

prekwensi ti nggi, tenaga ti nggi dan produkti f dalam waktu yang tertentu dalam

bola basket dalam permainan yang cepat

4. Agility (kelincahan) untuk merubah arah dalam pengambilan pisi pada saat bermain

5. Fleksibility (kelenturan sendi-sendi) agar kelihatan lues gerakan-gerakannya sehinga

ti mbul seni gerak dalam permainan bola basket (Hadi Nugroho :5)

Dari pemikiran diatas maka perlu di kaji suatu hasil lati han yang telah

dihasilkan untuk dapat suatu evaluasi dalam menanganin peningkaatan prestasi

bola basket di Indonesia. Maka diadakan peneliti an tentang hubungan antara

kecepatan dan kelenturan dengan keterampilan dribble bola basket pada pemain

basket.
1.2 Rumusan Masalah

Dalam permainan bola basket untuk mencapai prestasi yang diharapkan

banyak hal yang mempengaruhinya. Berti ti tk tolak dengan hal diatas, ada berapa

permasalahan yang perlu dan sesuai dengan judul yang penulis ajukan sebagai

berikut:

1. Adakah hubungan antara kecepatan dengan keterampilan dribble bola basket pada

pemain bola basket?

2. Adakah hubungan antara kelenturan dengan keterampilan pada pemain bola basket?

3. Adakah hubungan antara kecepatan dan kelenturan dengan keterampilan dribble

pada pemauin basket?

1.3 Hipotesis

Merupakan dugaan sementara sebelum melakukan suatu peneliti an guna

melihat hubungan yang saling mrningkat antara keceptan dan kelenturan dengan

keterampilan dribble bola baskaet pada pemain basket maka dikemukakan

hipotesisi sebagai berikut :

1. Ada hubungan antara kecepatan dengan keterampilan dribel bola basket pada

pemain bila basket.

2. Ada hubungan antara kelentukan dengan keterampilan dribble bola basket pada

pemain basket.

3. Ada hubungan antara kecepatan dan kelentukan dengan keterampilan dribble bola

basket pada pemain basket.

1.4 Variabel Dan D efi nisi Operasional Variabel

1. Variabel
Variable dapat diarti kan sebagai segala sesuatu yang menjadi objek

pengamatan peneliti an, untuk menguji hipotesis diatas, maka penulis menetapkan

variable sebagai berikut:

a. Variable bebas

X1 yaitu kecepatan

X2 yaitu kelentukan

b. Variable terikat

Yaitu keterampilan mendribbel bola basket.

2. Difi nisi Operasional Variable

Guna menghindari penafsiran yang berbeda-beda tentang pengerti an yang

digunakan dalam peneliti an ini, maka perlu adanya batasan operasional dari

masing-maasing variable. Batasan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kecepatan

Kecepatan adalah kemampuan untukmelakukan gerakan-gerakan yang sejenis

yang berturut-turut dalam waktu yang singkat, atau kemampuan untuk menempuh

satu jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya(Harsono, 1988:216)

b. Kelentukan

Fleksibility adalah kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan dalam ruang

gerak yang seluas-luasnya. Lati han senam dalam bentuka peregangan otot, sendi-

sendi sangat penti ng (Engkos kosasih, 1985:48)

c. Dribble

Dribble adalah cara membawa bola dalam permainan bola basket sambil berjalan

maupun berlari (H. Aip Syariff udin, 1977:102)

1.5 Tujuan Peneliti an


Didalam melaksanakan segala sesuatu pekerjaan haruslah mempunyai suatu

tujuan, sehingga ti dak ada suatu penyimpangan yang dapat mencapai sasarannya

begitu juga pad apelaksanaan peneliti an ini penulis mempunyai tujuan tertentu:

1. Tujuan umum

Mendapatkan gambaran tentang hubungan antara kecepatan dan kelenturan

dengan keterampilan dribble bola basket pada pemain basket.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui hubungan antara kecepatan dengan keterampilan dribble bola

basket pada pemain basket

b. Untuk mengetahui hubungan antara kelenturan dengan keterampilan dribble bola

basket pada pemain baske t.

1.6 Penti ngnya Peneliti an

Penti ngnya peneliti an inidapat dikembangkan sebagai berikut:

1. Dalam bidang teori diharapkan dalam peneliti an ini menjelaskan informasi empiric

yang dapat memperkaya teori-teori

2. Para atlet yang ingin menekuni olahraga bola basket.

3. Para Pembina olahraga bola basket dalampemilihan atlet yang perlu dikembangkan

selanjutnya.
BAB II

MATERI

2.1 Sejarah Olahraga Bola Basket

Cabang olahraga basket yang sekarang ini sudah berkembang dengan baik hampir

diseluruh dunia termasuk juga indonesia, walaupun sudah dikethui bahwa olah

raga ini sudah berkembang baik di negara indonesia namun belum menjadi

permainan yang favorit bagi masyarakat kita atau dengan kata lain belum

memasyarakat seperti cabang olahraga yang lain.

Untuk itu perlu pemikiran dan upaya kita agar suatu saat nanti olahraga basket

menjadi salah satu cabang olahraga yang di gemari oleh masyarakat kuas, baik tua

maupun mudah laki-laki maupun perempuan.

Pada tahun 1904 cabang olahraga basket yang pertama kali di uji cobakan pada

pesta olah raga Olympiade ke 111 di St.Louis A merika Serikat, kemudian tahun

1936 ditampilkan pada pesta olympiade x11 di Berlin.

Olahraga basket yang sudah banyak dikenal oleh kaum pria maupun wanita, dalam

perkembangannya tahun 1976 mulai dipertandingkan untuk wanita yaitu pada

pesta Olympiade di Monreal.

2.2 Perkembangan Bola Basket di Indonesia


Sebagaimana cabang olahraga yang lain olahraga basket juga mengalami

perkembangan cukup baik, akan tetapi bila dibandingkan dengan olahraga yang

lain tentunya dirasakan bahwa olahraga ini masih kalah memasyarakat. Tentunya

kita menyadari bahwa olahraga basket memerlukan sarana dan prasarana yang

cukup memadai sehingga dengan demikian merupakan kendala yang sulit diatasi.

Dengan adanya perkembangan jaman pada masa kini berkembang pesat.

Prestasi olahraga bola basket Indonesia sampai saat ini masih belum bisa berbicara

banyak di ti ngkat Internasional. Banyak kendala yang menyebabkan hal tersebut,

misalnya masalah pembibitan, kompeti si yang belum memenuhi standar

pembinaan, serta sarana dan prasarana. Selain itu masalah kondisi fi sik, teknik,

dan pengamalan bertanding juga masih terti nggal dengan negara lain yang sudah

maju perbolabasketannya. Karena itu ti m Indonesia yang diterjunkan ke

pertandingan Internasional meskipun sudah dipersiapkan dengan biaya yang besar,

bahkan dilati h diluar negeri atau mendatangkan pelati h dari luar negeri hesilnya

belum seperti yang diyharapkan. Kenyataan ini menunjukan bahwa untuk mencapai

suatu prestasi olahraga banyak pihak yang harus dilibatkan. Jadi proses

pencapaian prestasi olahraga memerlukan usaha dari berbagai pihak yang akan

mengelola pemain yang potensial dalam cabang olahraga bola basket dan

diperlukan waktu yang relati f lama atau disesuaikan dengan tujuan yang hendak

dicapai.

Secara teoriti s antara pelati h dan pemain memiliki ketergantungan yang saling

menguntungkan. Hal ini dapatlah dikatakan bahwa pemain yang berpotensi ti nggi

ti dak akan dapat mencetak pemain yang berprestasi di ti ngkat internasional

apabila pemain yang dibinanya mampu melakukan usaha-usaha yang sesuai dengan

kemampuan opti mal, dan kemampuan opti mal seti ap pemain berbeda-beda. Oleh

karena itu dicari cara-cara yang tepat untuk memperoleh pemain yang mempnyai

kemampuan seperti yang diharapkan. Dalam hal ini H. Anwar Pasau (1986)

menyatakan :
Memimilih atlet yang akan dibina dalam suatu cabang olahraga merupakan

masalah utama dan pertama yang perlu diperhati kan. Apabila atlet yang dipilihnya

kurang ideal dan kurang sesuai dengan cabang olahraga yang ditekuninya maka

mustahil dapat diharapkan pencapaian prestasi yang prima, walaupun pembina

ditunjang dengan program yang baik, dana yang cukup, pelati h yang kualitas,

prasrana dan sarana yang mempunyai persyaratan teknis, karena prestasi olahraga

atlit itu 70-80% ditentukan oleh atlet itu sendiri. Untuk itulah maka pemilihan

atlet yang akan datang dan dibina dalam suatu cabang olahraga harus betul-betul

sesuai dan ideal denga cabang olahraga tersebut, agar prestasi maksimal dapat

dicapai dan segera terwujud.

Selanjutnya pada bab ini dibahas tentang landasan berfi kir terhadap masalah dan

proses peneliti an ini secara keseluruhan. Pembahasan terutama diti ti k beratkan

pada berbagai aspek yang berkaitan dengan peneliti an, yakni kecepatan,

kelenturan, menggiring bola basket (mendribble) dan hubungan antara kecepatan

dan keselenturan dengan keterampilan dribble bola basket.

2.3 Menggriring (mendribble)

Teknis dasar sangat penti ng sekali bahkan merupakan dasar dari permainan untuk

dapat maju mencapai prestasi maksmal. Kemahiran dalam menguasai teknik dasar

sering dijadikan indikator untuk menentukan ti ngkat kemampuan pemain. Ini

ditegaskan oleh Edy (1990) bahwa pemain yang mempunyai teknik dasar ti nggi

akan berbeda penampilannya dilapangan dibandingkan dengan pemain yang kurang

menguasai teknik dasar. Dengan pengetahuan teknik dasar yang baik, pemain akan

lebih mudah dalam memperagakan teknik dasar yang baik, pemain akan lebih

mudah dalam mempergakan takti k permainan. Sebagai anggota ti m, seti ap pemain

mempunyai peranan rangkap, yaitu sebagai individu dan sebagai anggota ti m.

Sebagai individu pemain harus memiliki dan mengusai teknik dasar bermain,

sedangkan sebagai ti m bersama pemain lainnya berkewajiban menggalang

kerjasama yang kompak. Diantara teknik dasar yang sering diperagakan dalam
permainan bola basket merupakan suatu keterampilan untuk mengecoh lawan

untuk meloloskan diri dari kerumunan lawan pada situasi yang ti dak

memungkinkan untuk melempar atau menembak bola (PERBASI), 1971:57).

Ketangkasan dalam menggiring bola basket diperlukan untuk menghindari lawan

dan juga mendekatkan bola ke ring basket. Bila dekat dengan basket akan

memudahkan untuk menembak, kemungkinan untuk masuk akan lebih banyak dari

pada menembak dari jarak jauh.

Menggiring bola basket pada dasarnya dapat dilakukan dua macam bentuk yaitu :

menggiring rendah dan menggiring ti nggi. Adapun guna dari menggiring rendah

ialah untuk menyusun dan mengacaukan pertahanan lawan, dan guna menggiring

ti nggi ialah untuk memperoleh posisi mendekati basket lawan. Dalam sebuah buku

menggiring antara lain : mulai dari ti ngkat rendahnya, berpindah tangan (cross

over dribble), lewat belakang maupun bawah kolong dan berputar (reverse

dribble), akan tetapi dalam permainan akan nampak jelas bahwa menggiring ini

akan terbagi dua. Satu untuk melakukan menggiring tepat yang biasanya dilakukan

menggiring ti ngggi dengan mendorong bila kedepan jauh. Yang kedua menggiring

untuk melewati orang atau penjaga yang biasanya dilakukan menggiring untuk

melewati orang atau penjaga yang biasanya dilakukan menggiring lewat bawah

kolong dan lewat belakang kemudian Woden (1976) pada dasarnya bentuk dan

teknik menggiring bola basket sebagai berikut :

1. Low or control dribble

2. High or speed dribble

3. High over dribble

Sedangkan kegunaan menggiring yang efekti f menurut Woden (1976:134) sebagai

berikut :

1. Perjalanan yang pendek menuju ring disaat terbuka


2. Untuk memajukan bola disaat panjang berada di belakang dan saat rekan ti m dijaga

ketat

3. Untuk serangan cepat dengan operan memotong

4. Mengkombinasikan dengan ti puan dan pivot untuk memperoleh kebebasan

5. Sebagai seorang penyerang mengancam untuk menjaga diri bermain terlalu rapat

6. Dalam serangan balik disaat ti dak ada orang yang bebas di depan

7. Untuk melepaskan diri dari penjagaan dan keluar dari daerah

8. Untuk menjauhkan bola dari papan penjagaan dan keluar dari daerah yang ramai

9. Untuk membantu seorang guard pada situasi kerumunan lawan

10. Untuk menghabiskan waktu dan mengatur bola pada saat waktu permainan akan

habis.

Perlu ditegaskan, agar pemain memiliki keterampilan menggiring yang baik, maka

lati han keterampilan ini perlu diberikan sejak dini dibawah pengawasan pelati h.

Kesalahan yang terjadi harus sudah dibenarkan sejak dini, sebab bila kesalahan itu

sudah menjadi suatu gerak otomati s dari pemain, maka sulit untuk diperbaiki

2.4 Kecepatan

Bertentangan dengan kenyataan yang populer, kecepatan ti daklah semudah suatu

sifat alam. Ditentukan bahwa kecepatan dibatasi oleh kapasitas geneti k bagi aksi

saraf otot, sebaik struktur tubuhnya tetapi atlet-atlet jarang mencapai potensi

kecepatan yang berhubungan dengan kegesitan. Sebagaimana pendapat dari

iskandar dan Ekos Kosasih bahwa : Kecepatan dan kegesitan adalah benar-benar

keterampilan-keterampilan dari penggunaan tenaga cepat terhadap sistem

pengungkitan tubuh. (Iskandar dan Engkos Kosasih, 1986:70).

Karena sistem pengungkit majemuk dibentuk oleh kerangka dan otot-otot kerangka

dan juga keunggulan dari kelas pertama dan keti ga pengungkit dengan lengan-
lengan tenaga pendeknya, tubuh manusia dibentuk untuk kecepatan dan kegesitan

dari pada mengatasi perlawanan. Oleh karena itu kemampuan individu pada

pemain bola basket mengnai kecepatan dan kegesitan dapat dikembangkan dengan

memperbaiki keterampilannya dalam 4 cara penggunaan tenaga :

1. Jumlah tenaga yang digunakan

2. Arah dimana tenaga digunakan

3. Titi k dimana tenaga diugnakan

4. Lama dari penggunaan tenaga

(Iskandar dan Engkos Kosasih, 1986:70).

Kemampuan individu bagi kecepatan dan kegesitan hanya dapat diciptakan dengan

pengembangan kekuatan melalui jangkauan penuh dari gerakan kemudian

menggunakan tenaga yang tepat bagi pemilikan keterampilan-keterampilan

tertentu. Individu yang ti dak terlati h dan ti dak terampil dapat berlari disuatu

perlombaan atau permainan tes kegesitan sekali dilakukan dengan cara

sembarangan dan ti dak pernah menampakan kemampuan yang sebenarnya bagi

kecepatan atau kegesitan. Hal yang sama sering menjadi kenyataan bagi suatu

kondisi atlet untuk menampilkan kebolehannya dari olahraga dari olahraga yang

dikuasainya, jika ia memiliki teknik penggunaan seluk-beluk tenaga yang terdiri

dari keterampilan-keterampilan olahraga. Konsep dari respon otot merupakan

jalan yang terbaik untuk mulai pengembangan kecepatan dan kegesitan dengan

menggunakan kekuatan kepada jangkauan penuh gerakan. Untuk lati han atlet

dapat memilih untuk menambahkan sejumlah kecil dari penambahan berat untuk

beban lebih otot. Atlet harus berlati h pola-pola pergerakan alami, sedikit demi

sedikit menambah nomor dari penampilan yang sebenarnya dan dapat dilakukan

dalam periode waktu yang pendek. Jadi lati han kecepatan dan kegesitan menjadi

hasil pertumbuhan yang alami dari lati han kelenturan dan kekuatan. Kecepatan

dan kegesitan untuk seti ap keahlian atlet dapat dikembangkan dengan merinci
keterampilan kedalam pola-pola pergerakan dasar dan bekerja pada pola-pola ini

dengan lati han-lati han kelenturan, kekuatan dan kecepatan.

(Iskandar Z.A, 1986:71)

Atlet-atlet umunya belajar suatu keterampilan dalam garis besarnya saja dan

hanya mau merinci jika terdapat suatu persoalan koordinasi. Respon otot datang

jika bagian-bagian dari suatu keterampilan menjadi pola-pola dasar pergerakan

yang digunakan dalam lati han kondisi, termasuk lati han-lati han kecepatan.

Pendekatan ini dapat membantu atlet belajar keterampilan lebih baik dengan

memberikan suatu wawasan kedalam keterampilan alamiah. Betapapun demikian

tujuan utamanya adalah untuk memperbaiki responsif dari otot-otot termasuk

dalam pola-pola pergerakan dasar dimulai dengan analisa biomekanis melalui

disiplin kinemati k dan kineti k. Kineti k adalah analisa dari struktur fi sik individu

dan pendekatan biomekanik pribadinya tentang persoalan keterampilan. Analisa

kineti k menyatakan keadaan geomeris dan sistem pengungkitan individu termasuk

panjang dari tenaga dan berat lengan, posisi dari ti ti k penumpu, suatu cara yang

paling efi sien dari penggunaan tenaga dan ti ti k dari penggunaan tenaga diperlukan

bagi pengangkatan yang termasuk dalam keterampilan khusus. Analisa kinemati k

menyatakan teknik kelenturan khusus, kekuatan dan penggunaan tenaga harus kita

lakukan untuk memperbaiki penampilan kecepatan dan kegesitan bagi

keterampilan khusus.

Kineti k adalah analisa dari keterampilan khusus dan perlakuannya dengan tenaga,

massa, dan efek dari geraknya. Kineti k membantu individu mengerti akan

keterampilan yang akan ditampilkannya. Mengerti akan kineti k dimulai dengan

hukum kelembanan Newton, kecepatan dan reaksi.

Komentar dari analisa biomekanis telah termasuk disini karena kecepatan dan

kegesitan adalah dua sifat yang menonjol dari mutu penampilan atlet. Penampilan

tersebut adalah semata-mata indikator dari kemampuan atlit bagi pandangan si

pelati h.
Banyak atlet-atlet besar gagal dengan mudah dalam dunia olahraga, karena ti dak

mengerti bagaimana untuk mencapai kemampuan dalam kecepatan dan kegesitan.

Untuk mengerjakannya harus mencapai kemampuan dalam kecepatan dan

kegesitan. Untuk mengerjakannya harus mengerti daerah keterampilan kita,

bagaimana tubuh kita dapat menghasilkan yang terbaik keterampilan-keterampilan

khusus ini. Bagaimana untuk merinci keterampilan ini kedalam pola dasar

pergerakan untuk lati han kondisi. Dengan menambahkan respon otot dalam lati han

kecepatan yang berhubungan dengan keterampilan, atlet dapat memperbaiki

lati hannya dan teknik lati han untuk mencapai kemampuannya dalam kecepatan

dan kegesitan bagi keterampilan-keterampilan khusus (Iskandar Z.A, 1986:72).

Dalam banyak cabang olahraga kecepatan merupakan komponen fi sik yang

esensial. Kecepatan menjadi faktor penentu didalam cabang-cabang olahraga

seperti nomor-nomor sprint, ti nju, anggar, beberapa cabang olahaga permainan,

dan sebagainya. Sebagaimana pendapat Harsono bahwa :

Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis

secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, atau kemampuan

untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. (Harsono,

1988:216).

Kecepatan bukan hanya berarti menggerakan seluruh tubuh dengan cepat, akan

tetapi dapat pula terbatas pada menggerakan anggota-anggota tubuh dalam waktu

yang sesingkat-singkatnya. Dalam lari sprint, kecepatan larinya ditentukan oleh

gerakan berturut-turut dari kaki yang dilakukan secara cepat. Kecepatan melempar

bola ditentukan oleh singkat ti daknya dalam menempuh jarak gerak lempar.

2.5 Kelntukan

Dalam program lati han mutakhir saat ini, perhati an sering pada kekuatan,

kecepatan, ketahanan, tetapi kelenturan dipakai, seringkali diterapkan pada


program-program pemanasan pendek biasanya dalam waktu 5 sampai 10 menit

lamanya.

Pelati h-pelati h menyuruh atlet-atlet agar benar-benar seikit menggerakan untuk

mencegah otot hamstring dan otot kunci pada tertarik (quardricep).

Jika program pemanasan pendek diatur dengan baik dan atlet-atlet menunjukan

lati han-lati han sebagaimana mesti nya maka manfaat dari pemanasan akan

berhasil. Betapapun efeknya hanya sementara dan hasilnya sedikit atau ti dak

menguntungkan dalam jangkauan gerak, kelembutan, kekenyalan, pengendoran

atau satu dari manfaat lati han kelenturan. Sebagaimana pendapat dari Iskandar

Z.A dan Engkos Kosasih (1986:15) bahwa : Kurangnya lati han kelenturan seringkali

menghasilkan ketegangan

BAB III

Tinjauan Pustaka

2.1 Tinjauan Pustaka

Permainan bola basket diciptakan oleh James A.Nasimith di Amerika Serikat pada

tahun 1891, atas anjuran dari Dr. Luther Halsey Gulick, seorang sekretaris

nasoional dari YCMA (Young Men’s Christi an Associati on) jurusan pendidikan

jasmani.
James A. Naismith adalah seorang direktur dari Springfi eld College di

Massachustt es, Amreika Serikat. J.A. Naismith memikirkan suatu bentuk permainan

yang dianjurkan oleh Dr. Luther, yaitu bentuk permainan yang dapat dilakukan

dalam ruangan (gedung) yang mudah dipelajari, dimainkan, serta menarik dan

menyenangkan. Akhirnya James A. Naismith berhasil menciptakan suatu bentuk

permainan yang dapat dilakukan dalam ruangan. Permainan ini diberi nama Basket

Ball (Bola Basket). Pada awalnya James A. Naismith melakukan permainan itu

dengan keranjang sebagai sasarannya, diletakan di sudut ruangan.

Permainan bola basket pertama kali dimainkan oleh 9 pemain seti ap regunya,

sedangkan keranjangnya diletakan di sudut ruangan. Cara memainkannya, bola

ti dak boleh di bawa lari, tetapi harus dioper-operkan kepada temannya dan pihak

lawan boleh merebutnya. Seti ap regu berusaha kepada temannya dan pihak lawan

boleh merebutnya. Seti ap regu berusaha memasukan bola sebanyak-banyaknya ke

keranjang lawan dan mencegah pihak lawan memasukan bola sebanyak-banyaknya

ke keranjang lawan dan mencegah pihak lawan memasukan bola ke keranjangnya.

Pada waktu itu, permainan bola basket sangat digemari sehingga cepat

berkembang. Akhirnya, ti mbul perubahan dalam permainan itu, baik jumlah

maupun letak keranjangnya, perubahan itu sebagai berikut :

(1) Jumlah pemain yang semula 9 orang di ubah menjadi 7 orang untuk seti ap

regunya.

(2) Awalnya keranjang diletakan ditengah-tengah garis lapangan belakang

Setelah diadakan perubahan, ternyata peman bola basket semakin ramai dan para

pemainnya semakin gesit sehingga jumlah pemain sebanyak 7 orang dianggap

terlalu banyak. Oleh karena itu, jumlah pemain diubah menjadi 5 pemain seti ap

regunya, berlaku sampai sekarang. (H. Aip Syaiff udin, 1997:95)


BAB IV

PENUTUP

4.1    Kesimpulan

Bersepeda merupakan olahraga yang dianjurkan karena bersepeda relatif aman dibandingkan
kebanyakan olahraga yang mengharuskan berlari atau melompat. Benturan akibat berlari atau
melompat dapat menyebabkan cedera kaki, pinggang, punggung bagi mereka yang obesitas karena
berat badan yang berlebih membuat benturan semakin keras. Bersepeda juga baik untuk mereka
yang memiliki sakit jantung.

Salah satu alasan bersepeda menjadi olahraga yang menarik adalah karena bersepeda dapat
menjadi salah satu cara relaksasi. Menikmati pemandangan secara santai dan merasakah hembusan
angin dapat menjadi salah satu sarana rekreasi yang menyegarkan. Jadi Anda dapat sehat secara fisik
plus menyegarkan pikiran.

4.2    Saran
Sara n dari penulis kepada pembaca tentang manfaat olahraga sepeda untuk kesehatan yaitu
dengan berolahraga sepeda selain untuk menjaga tubuh kita selalu dalam keadaan bugar, bersepeda
juga merupakan alat terapi untuk sistem kardio-vaskular, dan menjadikan hidup lebih sehat.

DAFTAR PUSTAKA

Aip Syariff udin, 1997, Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan. Jakarta PT . Gramedia Widiasarna
Indonesia

Engkos Kosasih, 1985, Olah Raga Teknik Program Lati han, Jakarta, Akademi Pres

Harsono, 1988, Coach ing dan Aspek-Aspek Psikologi Dalam Coaching, Jakarta, Proyek
Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan

Iskandar ZA. dan Engkos Kosasih 1986, Pelati han Peregangan. Jakarta Akademika Pers

M Sajoto 1985, Peningkatan Dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga.
Semarang.

Nur Hasan, 1986, Tes Dan Pengukuran Jakarta, Karunia Universitas Terbuka.

Suharsimi arikunto, 1987, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta, Bina Aksara.

Suharsimi Arikunto, 1991, Prosedur Peneliti an Sesuatu Pendekatan Prakti s, Jakarta


PT. Rineka Cipta.
Sutrisnop Hadi, 1987, Stati sti c I I Yogyakarta Yayasan Penerbit Fakultas  Psikologi
UGM.

Sutrisno Hadi, 1990, Analisis Egresi Yog yakarta Andi Off s et.

Anda mungkin juga menyukai