Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW.
Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas karya tulis ilmiah ini guna
memenuhi tugas mata pelajaran bahasa Indonesia.
Dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberi dorongan serta dukunganya
kepada kami, baik secara material maupun spiritual sehingga terselesaikannya karya tulis ilmiah ini.
Semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya para siswa siswi smp neg 7 binamu. Saya sadar bahwa karya
tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada guru
pembimbing kami yaiti Muh nurdin prasucipto kami meminta masukannya demi perbaikan
pembuatan karya tulis ilmiah saya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca.
jeneponto,04 April 2016
Penyusun
ABSTRAK
Penulis Ismail Erlangga. 2016.Karya Tulis Ilmiah Bola Basket .Karya Tulis Ilmiah, SMPN 7 BINAMU
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui arti penting pendidikan karakter dan peranan pendidikan
karakter dalam mewujudkan generasi muda berkualitas.
Data dan materi yang disajikan dalam karya tulis ilmiah ini diperoleh dari berbagai sumber di media
sosial yang mempunyai relasi dengan masalah yang dibahas.
Dari hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa memberikan Pendidikan karakter sangat
penting untuk generasi muda Indonesia, karena generasi muda merupakan tombak pembangunan
bangsa. Dengan pendidikan karakter diharapkan lahir generasi muda berkualitas seperti yang
dirumuskan dalam UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................. 1
Lembar Pengesahan .......................................................................................... 2
Kata Pengantar ................................................................................................. 3
Abstrak ............................................................................................................. 4
Daftar Isi .......................................................................................................... 5
BAB I PENDAHULUAN……………............................................................. 6
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 6
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………....11
1.3 Hipotesis………………………………………………………………..12
BAB II MATERI……………………………………………………………….15
2.3 Menggriring (mendribble)................................................17
2.4 Kecepatan ……………….......................................................................20
2.5 Kelentukan……………………………………………………………..24
BAB III TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………..25
3.1 Tinjauaan pustaka……………………………………………………...25
BAB IV PENUTUP............................................................................................ 27
4.1 kesimpulan……………………………………………………………..27
4.2 saran……………………………………………………………………27
BAB I
PENDAHULUAN
dapat dilihat dari hasil kejuaraan-kejuaraan, dan mengingkatnya akti vitas olahraga
masyarakat yang dilakukan diberbagai tempat. Hal ini Nampak dengan adanya
Olahraga adalah alat pemersatu dan perjuangan bangsa, oleh karena itu
olahraga di luar sekolah. Pendidikan jasmani serta olahraga dapat dengan sengaja
dan sadar kita arahkan pada suatu tujuan tertentu,yaitu kepada pendidikan
seluruh pribadi anak. Olahraga dan pendidikan jasmani ti dak dapat di pisah-
kebutuhan yang perlu dan harus ada. maka pendidikan jasmani patut disesuaikan
benar dengan kebutuhan-kebutuhan biologis dan sosiologis anak”. (Enok Kosasih,
1985:6)
sasaran yang diharapkan. Untuk mencapai sasaran yang lebih ti nggi perlu adanya
peningkatan prestasiinilah nanti nya nama bangsa dan Negara akan lebih dikenal
dunia dalam bidang olahraga. Seperti kita ketahui cabang olahraga ti nju, panahan,
dan bulu tangkis sudah pernah mengharumkan nama bangsa. Sehingga ti mbul
suatu pertanyaan apa penyebab atau hambatan pada paermainan bola basket yang
sudah memasyarakat ini belum dapat menunjukan prestasi yang diharapkan oleh
permainan bola basket maka penulis tertarik untuk melakukan peneliti an dibidang
1948 yaitu pada pesta olahraga PON yang peertama permainan bola basket
masih terti nggal jauh, hal ini dapat dibukti kan pada event-event internasional
yang diikuti oleh indonesa belum Nampak adanya prestasi yang membanggakan.
Untuk iyu perlu adanya pemikiran yang serius dalam mengenai pembinaan
olahraga agar apa yang diinginkan menjadi kenyataan yaitu kemajuan olahraga
bola basket.
terhadap karakteristi k- karakteristi k pemain yang dapat diubah dan diti ngkatkan
kwalitasnya melalui status proses lati han yang disesuaikan dengan kebutuhan
Dalam permainan bola basket didukung oleh kecepatan reaksi yang ti nggi
akan menguntungkan pula dengan ukuran panjang tungkai yang sama perlu
didukung oleh kecepatan reaksi yang lebih ti nggi, hal tersebut diatas digambarkan
bahwa prestasi bola basket selain diti ngkatkan juga harus didukung pula dengan
potensi-potensi tubuhnyang dapat diubah atau diti ngkatkan kwalitasnya. Selain itu
factor yang lain dalam permainan basket harus dikuasai oleh seorang pemain bola
basket
Aip syariff uddin tahun (1985), menyatakan unsur-unsur yang harus dikuasai
2. Mendribbel
3. Shooti ng
4. Olah kaki
5. Lari zigzag
Pendapat diatas dapat dikatakan bahwa moti f berprestasi yang ti nggi yang
menguntungkan dari atau didukung oleh kualitas fi sik tertentu dan beberapa
faktor. kalaupenulis paparkan disini ada beberapa fa ktor yang sangat menunjung
maju ti daknya olahraga basket antara lain program lati han, sarana, prasarana,
Dalam upaya mengingkatkan prestasi cabang olahraga bola basket ini cukup
banyak fa ktor-faktor yang berkaitan misalnya, pemain itu sendiri, sarana dan
prasarana yang ada, pelati h, lati han teknik dan takti k selain itu tak lupa pula
kondisi fi sik. Mengenai pemain atau bibit olahragawan atau olahragawati bias
cara memilih atlet yang baik. Telah kita ketahui bahwa di sekolah merupakan
gudang atlet yang tak ada habis-habisnya. Selain itu untuk menciptakan pemain
yang baik ti dak cukup membutuhkan waktu satu ataau dua hari saja melainkan
Menurut Engkos Kosasih pengaruh physiologis dalam lati han olahraga yang teratur
adalah:
1. Terhadap perototan
Kondisi fi sik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang ti dak
dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan mapun pemeliharaan sedang kan
1. Kekuatan (strength)
4. Kecepatan (s peed)
6. Kelincahan (agility)
8. Keseimbangan (balance)
9. Ketepatan (accuracy)
bukan hanya ditekankan pada penguasaan teknik dan takti k saja tetapi kondisi fi sik
yang sempurna merupakan syrat yang penti ng bagi atlet bola basklet kondisi fi sik
atlet perlu penjagaan dan peningkatan secara conti nue untuk menghadapi lati han
dalam menghadapi pertandingan ,agar ti dak merugi prestasi individu dan ragunya
seorang atlet apabila seorang atlet atau lebih memiliki kondisi fi sik yang jelek
pada saat pertandingan maka prestasi regu ter sebut akan menurun secara
sangat mencolok menurunnya. Kondisi fi sik yang perlu penjagaan dan peningkatan
1. Power (daya ledak); berguna untuk melompat guna memasukan bola maupun
merebut bola
2. Speed off re akti on (kecepatan reaksi) berguna dalam kecepatan reaksi gerakan baik
3. Stamina, kemampuan daya tahan ti nggi untuk melakukan permainan bola dalam
waktu yang tertentu untuk melakukan permainan bola basket dengan tempo ti nggi,
prekwensi ti nggi, tenaga ti nggi dan produkti f dalam waktu yang tertentu dalam
4. Agility (kelincahan) untuk merubah arah dalam pengambilan pisi pada saat bermain
ti mbul seni gerak dalam permainan bola basket (Hadi Nugroho :5)
Dari pemikiran diatas maka perlu di kaji suatu hasil lati han yang telah
kecepatan dan kelenturan dengan keterampilan dribble bola basket pada pemain
basket.
1.2 Rumusan Masalah
banyak hal yang mempengaruhinya. Berti ti tk tolak dengan hal diatas, ada berapa
permasalahan yang perlu dan sesuai dengan judul yang penulis ajukan sebagai
berikut:
1. Adakah hubungan antara kecepatan dengan keterampilan dribble bola basket pada
2. Adakah hubungan antara kelenturan dengan keterampilan pada pemain bola basket?
1.3 Hipotesis
melihat hubungan yang saling mrningkat antara keceptan dan kelenturan dengan
1. Ada hubungan antara kecepatan dengan keterampilan dribel bola basket pada
2. Ada hubungan antara kelentukan dengan keterampilan dribble bola basket pada
pemain basket.
3. Ada hubungan antara kecepatan dan kelentukan dengan keterampilan dribble bola
1. Variabel
Variable dapat diarti kan sebagai segala sesuatu yang menjadi objek
pengamatan peneliti an, untuk menguji hipotesis diatas, maka penulis menetapkan
a. Variable bebas
X1 yaitu kecepatan
X2 yaitu kelentukan
b. Variable terikat
digunakan dalam peneliti an ini, maka perlu adanya batasan operasional dari
a. Kecepatan
yang berturut-turut dalam waktu yang singkat, atau kemampuan untuk menempuh
b. Kelentukan
gerak yang seluas-luasnya. Lati han senam dalam bentuka peregangan otot, sendi-
c. Dribble
Dribble adalah cara membawa bola dalam permainan bola basket sambil berjalan
tujuan, sehingga ti dak ada suatu penyimpangan yang dapat mencapai sasarannya
begitu juga pad apelaksanaan peneliti an ini penulis mempunyai tujuan tertentu:
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
1. Dalam bidang teori diharapkan dalam peneliti an ini menjelaskan informasi empiric
3. Para Pembina olahraga bola basket dalampemilihan atlet yang perlu dikembangkan
selanjutnya.
BAB II
MATERI
Cabang olahraga basket yang sekarang ini sudah berkembang dengan baik hampir
diseluruh dunia termasuk juga indonesia, walaupun sudah dikethui bahwa olah
raga ini sudah berkembang baik di negara indonesia namun belum menjadi
permainan yang favorit bagi masyarakat kita atau dengan kata lain belum
Untuk itu perlu pemikiran dan upaya kita agar suatu saat nanti olahraga basket
menjadi salah satu cabang olahraga yang di gemari oleh masyarakat kuas, baik tua
Pada tahun 1904 cabang olahraga basket yang pertama kali di uji cobakan pada
pesta olah raga Olympiade ke 111 di St.Louis A merika Serikat, kemudian tahun
Olahraga basket yang sudah banyak dikenal oleh kaum pria maupun wanita, dalam
perkembangan cukup baik, akan tetapi bila dibandingkan dengan olahraga yang
lain tentunya dirasakan bahwa olahraga ini masih kalah memasyarakat. Tentunya
kita menyadari bahwa olahraga basket memerlukan sarana dan prasarana yang
cukup memadai sehingga dengan demikian merupakan kendala yang sulit diatasi.
Prestasi olahraga bola basket Indonesia sampai saat ini masih belum bisa berbicara
pembinaan, serta sarana dan prasarana. Selain itu masalah kondisi fi sik, teknik,
dan pengamalan bertanding juga masih terti nggal dengan negara lain yang sudah
bahkan dilati h diluar negeri atau mendatangkan pelati h dari luar negeri hesilnya
belum seperti yang diyharapkan. Kenyataan ini menunjukan bahwa untuk mencapai
suatu prestasi olahraga banyak pihak yang harus dilibatkan. Jadi proses
pencapaian prestasi olahraga memerlukan usaha dari berbagai pihak yang akan
mengelola pemain yang potensial dalam cabang olahraga bola basket dan
diperlukan waktu yang relati f lama atau disesuaikan dengan tujuan yang hendak
dicapai.
Secara teoriti s antara pelati h dan pemain memiliki ketergantungan yang saling
menguntungkan. Hal ini dapatlah dikatakan bahwa pemain yang berpotensi ti nggi
apabila pemain yang dibinanya mampu melakukan usaha-usaha yang sesuai dengan
kemampuan opti mal, dan kemampuan opti mal seti ap pemain berbeda-beda. Oleh
karena itu dicari cara-cara yang tepat untuk memperoleh pemain yang mempnyai
kemampuan seperti yang diharapkan. Dalam hal ini H. Anwar Pasau (1986)
menyatakan :
Memimilih atlet yang akan dibina dalam suatu cabang olahraga merupakan
masalah utama dan pertama yang perlu diperhati kan. Apabila atlet yang dipilihnya
kurang ideal dan kurang sesuai dengan cabang olahraga yang ditekuninya maka
ditunjang dengan program yang baik, dana yang cukup, pelati h yang kualitas,
prasrana dan sarana yang mempunyai persyaratan teknis, karena prestasi olahraga
atlit itu 70-80% ditentukan oleh atlet itu sendiri. Untuk itulah maka pemilihan
atlet yang akan datang dan dibina dalam suatu cabang olahraga harus betul-betul
sesuai dan ideal denga cabang olahraga tersebut, agar prestasi maksimal dapat
Selanjutnya pada bab ini dibahas tentang landasan berfi kir terhadap masalah dan
pada berbagai aspek yang berkaitan dengan peneliti an, yakni kecepatan,
Teknis dasar sangat penti ng sekali bahkan merupakan dasar dari permainan untuk
dapat maju mencapai prestasi maksmal. Kemahiran dalam menguasai teknik dasar
ditegaskan oleh Edy (1990) bahwa pemain yang mempunyai teknik dasar ti nggi
menguasai teknik dasar. Dengan pengetahuan teknik dasar yang baik, pemain akan
lebih mudah dalam memperagakan teknik dasar yang baik, pemain akan lebih
Sebagai individu pemain harus memiliki dan mengusai teknik dasar bermain,
kerjasama yang kompak. Diantara teknik dasar yang sering diperagakan dalam
permainan bola basket merupakan suatu keterampilan untuk mengecoh lawan
untuk meloloskan diri dari kerumunan lawan pada situasi yang ti dak
dan juga mendekatkan bola ke ring basket. Bila dekat dengan basket akan
memudahkan untuk menembak, kemungkinan untuk masuk akan lebih banyak dari
Menggiring bola basket pada dasarnya dapat dilakukan dua macam bentuk yaitu :
menggiring rendah dan menggiring ti nggi. Adapun guna dari menggiring rendah
ialah untuk menyusun dan mengacaukan pertahanan lawan, dan guna menggiring
ti nggi ialah untuk memperoleh posisi mendekati basket lawan. Dalam sebuah buku
menggiring antara lain : mulai dari ti ngkat rendahnya, berpindah tangan (cross
over dribble), lewat belakang maupun bawah kolong dan berputar (reverse
dribble), akan tetapi dalam permainan akan nampak jelas bahwa menggiring ini
akan terbagi dua. Satu untuk melakukan menggiring tepat yang biasanya dilakukan
menggiring ti ngggi dengan mendorong bila kedepan jauh. Yang kedua menggiring
untuk melewati orang atau penjaga yang biasanya dilakukan menggiring untuk
melewati orang atau penjaga yang biasanya dilakukan menggiring lewat bawah
kolong dan lewat belakang kemudian Woden (1976) pada dasarnya bentuk dan
berikut :
ketat
5. Sebagai seorang penyerang mengancam untuk menjaga diri bermain terlalu rapat
6. Dalam serangan balik disaat ti dak ada orang yang bebas di depan
8. Untuk menjauhkan bola dari papan penjagaan dan keluar dari daerah yang ramai
10. Untuk menghabiskan waktu dan mengatur bola pada saat waktu permainan akan
habis.
Perlu ditegaskan, agar pemain memiliki keterampilan menggiring yang baik, maka
lati han keterampilan ini perlu diberikan sejak dini dibawah pengawasan pelati h.
Kesalahan yang terjadi harus sudah dibenarkan sejak dini, sebab bila kesalahan itu
sudah menjadi suatu gerak otomati s dari pemain, maka sulit untuk diperbaiki
2.4 Kecepatan
sifat alam. Ditentukan bahwa kecepatan dibatasi oleh kapasitas geneti k bagi aksi
saraf otot, sebaik struktur tubuhnya tetapi atlet-atlet jarang mencapai potensi
iskandar dan Ekos Kosasih bahwa : Kecepatan dan kegesitan adalah benar-benar
Karena sistem pengungkit majemuk dibentuk oleh kerangka dan otot-otot kerangka
dan juga keunggulan dari kelas pertama dan keti ga pengungkit dengan lengan-
lengan tenaga pendeknya, tubuh manusia dibentuk untuk kecepatan dan kegesitan
dari pada mengatasi perlawanan. Oleh karena itu kemampuan individu pada
pemain bola basket mengnai kecepatan dan kegesitan dapat dikembangkan dengan
Kemampuan individu bagi kecepatan dan kegesitan hanya dapat diciptakan dengan
tertentu. Individu yang ti dak terlati h dan ti dak terampil dapat berlari disuatu
kecepatan atau kegesitan. Hal yang sama sering menjadi kenyataan bagi suatu
kondisi atlet untuk menampilkan kebolehannya dari olahraga dari olahraga yang
jalan yang terbaik untuk mulai pengembangan kecepatan dan kegesitan dengan
menggunakan kekuatan kepada jangkauan penuh gerakan. Untuk lati han atlet
dapat memilih untuk menambahkan sejumlah kecil dari penambahan berat untuk
beban lebih otot. Atlet harus berlati h pola-pola pergerakan alami, sedikit demi
sedikit menambah nomor dari penampilan yang sebenarnya dan dapat dilakukan
dalam periode waktu yang pendek. Jadi lati han kecepatan dan kegesitan menjadi
hasil pertumbuhan yang alami dari lati han kelenturan dan kekuatan. Kecepatan
dan kegesitan untuk seti ap keahlian atlet dapat dikembangkan dengan merinci
keterampilan kedalam pola-pola pergerakan dasar dan bekerja pada pola-pola ini
Atlet-atlet umunya belajar suatu keterampilan dalam garis besarnya saja dan
hanya mau merinci jika terdapat suatu persoalan koordinasi. Respon otot datang
yang digunakan dalam lati han kondisi, termasuk lati han-lati han kecepatan.
Pendekatan ini dapat membantu atlet belajar keterampilan lebih baik dengan
disiplin kinemati k dan kineti k. Kineti k adalah analisa dari struktur fi sik individu
panjang dari tenaga dan berat lengan, posisi dari ti ti k penumpu, suatu cara yang
paling efi sien dari penggunaan tenaga dan ti ti k dari penggunaan tenaga diperlukan
menyatakan teknik kelenturan khusus, kekuatan dan penggunaan tenaga harus kita
keterampilan khusus.
Kineti k adalah analisa dari keterampilan khusus dan perlakuannya dengan tenaga,
massa, dan efek dari geraknya. Kineti k membantu individu mengerti akan
Komentar dari analisa biomekanis telah termasuk disini karena kecepatan dan
kegesitan adalah dua sifat yang menonjol dari mutu penampilan atlet. Penampilan
pelati h.
Banyak atlet-atlet besar gagal dengan mudah dalam dunia olahraga, karena ti dak
khusus ini. Bagaimana untuk merinci keterampilan ini kedalam pola dasar
pergerakan untuk lati han kondisi. Dengan menambahkan respon otot dalam lati han
lati hannya dan teknik lati han untuk mencapai kemampuannya dalam kecepatan
1988:216).
Kecepatan bukan hanya berarti menggerakan seluruh tubuh dengan cepat, akan
tetapi dapat pula terbatas pada menggerakan anggota-anggota tubuh dalam waktu
gerakan berturut-turut dari kaki yang dilakukan secara cepat. Kecepatan melempar
bola ditentukan oleh singkat ti daknya dalam menempuh jarak gerak lempar.
2.5 Kelntukan
Dalam program lati han mutakhir saat ini, perhati an sering pada kekuatan,
lamanya.
Jika program pemanasan pendek diatur dengan baik dan atlet-atlet menunjukan
lati han-lati han sebagaimana mesti nya maka manfaat dari pemanasan akan
berhasil. Betapapun efeknya hanya sementara dan hasilnya sedikit atau ti dak
atau satu dari manfaat lati han kelenturan. Sebagaimana pendapat dari Iskandar
Z.A dan Engkos Kosasih (1986:15) bahwa : Kurangnya lati han kelenturan seringkali
menghasilkan ketegangan
BAB III
Tinjauan Pustaka
Permainan bola basket diciptakan oleh James A.Nasimith di Amerika Serikat pada
tahun 1891, atas anjuran dari Dr. Luther Halsey Gulick, seorang sekretaris
nasoional dari YCMA (Young Men’s Christi an Associati on) jurusan pendidikan
jasmani.
James A. Naismith adalah seorang direktur dari Springfi eld College di
Massachustt es, Amreika Serikat. J.A. Naismith memikirkan suatu bentuk permainan
yang dianjurkan oleh Dr. Luther, yaitu bentuk permainan yang dapat dilakukan
dalam ruangan (gedung) yang mudah dipelajari, dimainkan, serta menarik dan
permainan yang dapat dilakukan dalam ruangan. Permainan ini diberi nama Basket
Ball (Bola Basket). Pada awalnya James A. Naismith melakukan permainan itu
Permainan bola basket pertama kali dimainkan oleh 9 pemain seti ap regunya,
ti dak boleh di bawa lari, tetapi harus dioper-operkan kepada temannya dan pihak
lawan boleh merebutnya. Seti ap regu berusaha kepada temannya dan pihak lawan
Pada waktu itu, permainan bola basket sangat digemari sehingga cepat
(1) Jumlah pemain yang semula 9 orang di ubah menjadi 7 orang untuk seti ap
regunya.
Setelah diadakan perubahan, ternyata peman bola basket semakin ramai dan para
terlalu banyak. Oleh karena itu, jumlah pemain diubah menjadi 5 pemain seti ap
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bersepeda merupakan olahraga yang dianjurkan karena bersepeda relatif aman dibandingkan
kebanyakan olahraga yang mengharuskan berlari atau melompat. Benturan akibat berlari atau
melompat dapat menyebabkan cedera kaki, pinggang, punggung bagi mereka yang obesitas karena
berat badan yang berlebih membuat benturan semakin keras. Bersepeda juga baik untuk mereka
yang memiliki sakit jantung.
Salah satu alasan bersepeda menjadi olahraga yang menarik adalah karena bersepeda dapat
menjadi salah satu cara relaksasi. Menikmati pemandangan secara santai dan merasakah hembusan
angin dapat menjadi salah satu sarana rekreasi yang menyegarkan. Jadi Anda dapat sehat secara fisik
plus menyegarkan pikiran.
4.2 Saran
Sara n dari penulis kepada pembaca tentang manfaat olahraga sepeda untuk kesehatan yaitu
dengan berolahraga sepeda selain untuk menjaga tubuh kita selalu dalam keadaan bugar, bersepeda
juga merupakan alat terapi untuk sistem kardio-vaskular, dan menjadikan hidup lebih sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Aip Syariff udin, 1997, Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan. Jakarta PT . Gramedia Widiasarna
Indonesia
Engkos Kosasih, 1985, Olah Raga Teknik Program Lati han, Jakarta, Akademi Pres
Harsono, 1988, Coach ing dan Aspek-Aspek Psikologi Dalam Coaching, Jakarta, Proyek
Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
Iskandar ZA. dan Engkos Kosasih 1986, Pelati han Peregangan. Jakarta Akademika Pers
M Sajoto 1985, Peningkatan Dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga.
Semarang.
Nur Hasan, 1986, Tes Dan Pengukuran Jakarta, Karunia Universitas Terbuka.
Sutrisno Hadi, 1990, Analisis Egresi Yog yakarta Andi Off s et.