PSIKOLOGI PENDIDIKAN
OLEH :
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada tuhan yang maha esa karna kita
diberi kesehatan dan kesempatan sehingga saya dapat membuat atau
menyelesaikan critical book report ini. Critical book report ini telah saya susun
dengan baik dan tentunya mudah dipahami oleh kita semua.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar saya dapat memperbaiki critical book report ini.
Akhir kata saya berharap semoga critical book report ini dapat memberi
manfaat maupun inspirasi terhadap pembacanya.
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
1.1.1 kesimpulan
1.1.2 saran
BAB I
Psikologi pendidikan adalah studi sistematis terhadap proses dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan pendidikan.Sedangkan pendidikan adalah proses pertumbuhan yang
berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar. Psikologi pendidikan memusatkan perhatian
pada persoalan-persoalan yang terkait dengan proses dan faktor yang berhubungan dengan
tindakan belajar.
Psikologi pendidikan adalah salah satu cabang dari ilmu psikologi yang dalam
penguraian dan penelitiannya menekankan pada masalah pertumbuhan dan perkembangan
anak ( fisik dan mental ) yang sangat erat hubungannya dengan masalah pendidikan terutama
yang mempengaruhi proses dan keberhasilan mengajar.
Buku pembanding
RINGKASAN BUKU 1
Selanjutnya pada Bab 2 dibahas mengenai periode prenatal dan tahun pertama. Mulai
konsepsi sampai kelahiran, yaitu pada masa prenatal, anak sudah mengalami pengaruh dari
luar. Keadaan fisik dan psikis ibu yang baik dan seimbang adalah persyaratan mutlak baagi
perkembangan prenatal anak yang sehat , meskipun sampai saat ini belum bisa ditentukan
seberapa jauh faktor luar tadi memberikan pengaruh positif maupun negatif pada janin dalam
kandungan tersebut
Sejak dilahirkan seorang anak bukan hanya merupakan makluk yang reaktif saja,
melainkan juga suatu pasangan yang aktif yang memberikan pengaruh kepada lingkungan
dan dengan demikian juga memberikan pengaruh terhadap diriya sendiri. Karena arah
perhatian social serta meningkatnya kemungkinan motoris dan kognitif bertambahlah lingkup
aktivitas bayi dan cepat. Tingkah laku lekat, kelekatan dengan ibu atau dengan objek yang
lain merupakan ciri khas perkembangan anak pada tahun pertama.
Kehangatan serta rasa aman merupakan dasar berkembangnya hubungan emosional
yang baik antara ibu dan anak. Hubungan penuh stimulasi dan perhatian sangat dibutuhkan
bagi perkembangan anak yang sehat. Hal inilah yang sering tidak dialami oleh anak-anak
dalam yayasan.
Kemudian dalam Bab 3 dibahas tentang usia satu sampai dengan empat tahun. Dalam
periode akhir tahun pertama sampai dengan tahun keempat banyak sekali kemajuan yang
dicapai anak dalam perkembangan motoric, social dan kognitif. Kemudian diusia 4 tahun
anak sudah dapat menjadi pasangan yang aktif dan sudah dapat mengerti dan memberikan
pengaruh terhadap aturan hidup sehari-hari.
Dalam Bab 4 dibahas mengenai anak pra-sekolah dan anak sekolah. Secara tematis
dalam bab ini banyak dibicarakan mengenai perkembangan kognitif, yang berarti bagaimana
memperoleh pengetahuan, menyimpannya dan menggunakannya. Kemudian hubungan
dengan teman dan anak-anak sebaya. Akhirnya ditinjau lebih jauh mengenai hubungan antara
inteligensi dan keberhasilan di sekolah serta permasalahan mengenai anak cerdas tinggi; baru
pada tahun-tahun akhir ini mulai diperhatikan oleh para psikolog dan pedagog.
Dalam Bab 5 dibahas tentang masa remaja I : perkembangan fisik dan psiko-sosial.
Mengingat perkembangan tidak hanya berisi pemasakan dan reaksi lingkungan terhadap
pemasakan yang terjadi, melainkan juga berisi pengaruh lingkungan terhadap remaja, maka
juga dibicarakan mengenai pengaruh teman sebaya sekolah dan keluarga terhadap
perkembangan remaja, selanjutnya dibicarakan pula mengenai perkembangan social remaja
dan pengisian waktu luangnya.
Lalu dalam Bab 6 dibahas tentang masa remaja II : pada batas dewasa awal.
Dikemukakan bahwa masa dewasa tidak terlalu jelas berbeda dari masa remaja. Namun masa
remaja dipandang dari teori tugas perkembangan serta teori emansipasi dapat merupakan
periode tersendiri, yaitu periode menuju ke arah kebebasan masa dewasa. Justru dalam
periode ini dimana keadaan fisik dan sekolah sudah tidak merupakan pusat perhatian lagi,
maka permasalahan pekerjaan dan kehidupan bermasyarakat merupakan tugas-tugas sentral
yang mendapatkan perhatian khusus.
Dalam bab 7 dibahas mengenai masa dewasa dan masa tua. Menjadi tua pada
umumnya dipandang sebagai proses penurunan total. Namun penelitian empiris dalam hal
inteligensi dan perilaku social menunjukkan bahwa pandangan seperti itu kurang benar. Pada
pendekatan tematis maka motivasi dan tingkah laku coping menjadi sentral. Motivasi dan
tingkah laku coping berkembang selama hayat dan berkembang terus. Hal yang perlu
diperhaatikan ialah bahwa di Indonesia sekarang terjadi perubahan pada keadaan lanjut usia
sebagai akibat globalisasi serta peningkatan pendidikan yang menyebabkan hubungan antara
anak dan orang tua berubah.
Dalam bab terakhir buku ini dibahas tentang perkembangan yang terganggu dan
penyimpangan dalam perkembangan. Pengertian gangguan dan deviansi sesuai dengan titik
tolak buku ini dipandang sebagai dua macam hal bukan berasal dari orangnya sendiri
melainkan sebagai hasil interaksi antara orang dan lingkungan dengan penekanan pada
lingkungan atau situasi hidupnya. Selanjutnya dibahas mengenai permasalahan belajar,
permasalahan tingkah laku, autisme dan akhirnya dikemukakan secara singkat mengenai
delikuensi, yaitu permasalahan anak yang kebanyakan disebabkan oleh pendidikan dan
keadaan lingkungan yang tidak baik.
BAB 1
1. Pengertian Psikologi
Menurut arti kata-katanya maka psikologi maka psikologi sering di terjeahkan menjadi
ilmu jiwa. Yakni dari kata psyche yang berarti jiwa, roh, dan logos yang berarti ilmu.
Sebernya tersebut kurang tepat, karena bertitik tolak dari pandangan dualiame manusia, yang
menganggap bahwa manusia itu terdiri dari dua bagian jasmani dan rohani.
a. Obyek Material
Yakni yang di pandang dengan keseluruhan. Adapun obyek material dari psikologi ialah
manusia, disamping menjadi obyek psikologi juga bagian obyek bagi ilmu-ilmu yang
lain.seperti, sosiologi, antropologi,sejarah, biologi, ilmu kedokteran, ilmu hukum, ilmu
mendidik, semuanya obyenya adalah manusia.
b. Obyak Formal
Jika di pandang menurut aspek mana yang dipentingkan dalam penyelidikan psikologi itu.
Dalam hal ini maka obyek formal psikogi adalah berbeda-beda menurut perubahan zaman
dan dan pandangan para ahli masing-masing. Pada zaman yunani sampai dengan abad
pertengahanyang menjadi obyek formalny ialah hakekat jiw. Kemudian pada masa Descartes
obyek psikologi itu ialah gejala-gejala kesadaran.
Secara etimologis, antropologi berarti tentang manusia, antropologi sebagai ilmu yang
masih muda yang mempunyai perhatian terhadap semua cabang pengatahuan yang
berhubungan dengan manusia.
Pra ahli psikologi terutama memusatkan perhatian kepada tingkah laku kelompok. Ia
mempelajari pengaruh-pengaruh kelompok terhadap individu-individu yang termasuk
kedalam kelompok itu.masalah-masalah yang diselidiki oleh sosiologi antara lain masalah-
masalah kejahatan, kenakalan/kejahatan anak-anak, percerai/talak, perkembangan atau
perubahan sifat-sifat keluarga dan sebagainya.
Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi-fungsi berbagai organ yang ada dalam
tubuh manusia (seperti : fungsi perut dan hati, limpa dan empedu) dan berbagai sistem
peredaran (seperti peredaran darah,makanan, pengeluaran sisa-sisa pembakaran dan
sebagainya). Juga mempelajari bagaimana organ-organ dan sistem-sistem peredaran itu bisa
berinteraksi satu sama lain.
Mengingat bahwa psiklologi pendidikan merupakan ilmu yang memusatkan dirinya pada
penemuan dan aplikasi prinsip-prinsip dan teknik- teknik psikologi kedalam pendidikan,
maka ruang lingkup psikologi pendidikan mencakup topik-topik psikologi yang erat
hubungannya dengan pendidikan.
BAB II
Soal pembawaan ini adalah soal yang btidak mudah dan dengan demikian memerlukan
penjelasan dan uraian yang tidak sedikit. Telah bertahun-tahun lamanya para ahli didik, ahli
bologo, ahli psikologi, dan lain-lain pemikiran dan berusaha mencari jawaban atas
pertanyaan perkembangan manusia itutergantung pada pembawaan ataukah pada lingkungan.
a. Keturunan
Kita mengatakan bahwa sifat-sifat atau ciri-ciri pada seseorang anak adalah keturunan, jika
sifat-sifat atau ciri-ciri tersebut diwariskan atau diturunkan melalui sel-sel kelamin dari
generasi yang lain.
b. Pembawaan
Agar lebih jelas lagi pengartian kita tentang turunan dan bagaimana hubungannya
atau adakah perbedaannya antara turunan dan pembawaan, marilah kita ikuti uraian yang
berikut.
Perlu pula kiranya disini kita singgung sedikit beberapa macam pembawaan, antara lain:
· Pembawaan Jenis
· Pembawaan Ras
· Pembawaan Perseorangan
BAB III
MENGAPA MANUSIA BERINTERAKSI DENGAN DUNIA LUAR
Daya-daya/tenaga yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar itu agar
dapat berlangsung dan mengembangkan hidupnya. Daya-daya yang mendorong manusia dari
dalam untuk melakukan perbuatan itu dusebut dorongan Nafsu (driften). Yang di maksud
dengan dorongan nafsu Ialah kekuatan pendorong maju yang memaksa dan mengejar
kepuasan dengan jalan mencari, mencapai sesuatu yang berupa denda-benda ataupun nilai-
nilai yang tertentu.
a. Pengamatan
Suatu daya jiwa untuk memasukkan kesan-kesan dari luar melalui/dengan menggunakan
alat dria.seperti : melihat,mendengar, mencium, meraba sesuatu dan sebagainya.pengamatan
merupakan dasar bagi setiap pengalaman dan pengatahuan seseorang.
b. Ingatan
Kesan-kesan yang tertinggal dari pengamatan di dalam diri manusia yang berupa
tanggapan-tanggapan maupun pengartian itu disimpan sewaktu-sewaktu dikeluarkan lagi.
Daya untuk menyimpan dan mengeluarkan kesa-kesan itu disebut daya ingatan.
c. Fantasi
Daya jiwa untuk menciptakan tanggapan-tanggapan atau kesan-kesan yang baru dengan
bantuan tanggapan-tanggapan yang sudah ada.
d. Perasaan
Persaan adalah gema pisikis yang biasanya selalu menyertai setiap pengalaman dan daya
psikis yang lain.
BAB IV
BERFIKIR
1. Pengertian Berfikir
Berfikir adalah satu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan yang
terarah kepada satu tujuan. Kita berfikir untuk menemukan pemahaman atau pengertian yang
kita kehendaki.
Berfikir adalah daya yang paling utama dan merupakan ciri yang khas yang membedakan
manusia dari hewan. Manusia dapat berfikir karena mempunyai bahasa, hewan tidak. Bahasa
hewan bukanlah seperti bahasa yang dimiliki manusia. Bahasa hewan adalah bahasa instink
yang tidak perlu dipelajari dan di ajarkan. Bahasa manusia adalah hasil kebudayaan yang
harus dipelajari dan di ajarkan
BAB V
INTELIJENSI
1. Pengertian Intelijensi
Intelijensi ialah kemampuan yang di bawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang
berbuat seseatu dengan cara yang tertentu.
2. Ciri-Ciri Intelijensi
Ø Masalah yang dihadapi banyak sedikitnya merupakan masalah yang baru yang
bersangkutan.
a. Pembawaan: pembawaan ditantukan oleh sifat-sifat dan cirri yang dibwa sejaksejaklahir.
c. Pembentukan: pembentukan ialah segala keadaan diluar diri diri seseorang yang
mempengaruhi intelijensi.
d. Minat pembawaanyang khas: minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan
merupakan pendorong bagi perbuatan itu.
e. Kebebasan: kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memyang milih metode-metode
yang tertentu dalammemecahkan masala-masalah.
4. Tes Intelijensi
Dari hasil penyelidikan intelenjensi yang dilakukan oleh para ahli psikologi, didapat
beberapa kesimpulan yang sangat penting bagi pendidikan dan pengajaran.
BAB VI
MOTIVASI
1. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata Inggris motivation yang berarti dorongan, pengalaman dan
motivasi. Kata kerjanya ada to motivate yang berarti mendorong menyebapkan dan
merangsang.
2. Macam-Macam Motivasi
Dalam membahas soal macam-macam motivasi, hanya akan dibahas du sudut pandang,
yakni motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi sendiri yang di sebut ”motivasi intrinsik”
dan motivasi yang berasal dari luar seseorang yang disebut ”motivasi ekstrinsik”
BAB VII
BELAJAR
1. Kematangan/ pertumbuhan
Kita tidak dapat melatih anak yang baru berumur 6 bulan untuk belajar berjalan, anak
umur 6 bulan otot-otot dan tulang-tulangnya masih lemah berat badan dan kekuarangan
tenaganya. Bukan ada keseimbangan yang harmonis keberanian untuk mencoba-coba belum
ada. Begitu juga mengajarkan ilmu pasti kepada anak kelas 3 sekolah dasar atau mengajarkan
ilmu filsafat kepada anak yang baru duduk di bangku SLTP.
2. Kecerdasan
Latihan dalah kegiatan yang mengulangi sesuatu, maka kecakapan dan pengetahuan
yang dimilikinya dapat menjadi makin dikuasai dan makin mendalam. Sehingga sering kali
mengalami sesuatu, seseorang dapat timbul minatnya kepada sesuatu itu dan makin besar
pula perhatiannya, sehingga timbul hasrat mempelajarinya.
B. FAKTOR SOSIAL
Yang dimaksud dengan faktor-faktor sosial di sini adalah faktor manusia (sesama
manusia) baik itu ada (hadir) atau tidak secara langsung hadir, kehadiran orang atau orang-
orang lain pada waktu seseorang balajar banyak kali mengganggu belajar. Misalnya, satu
kelas mengerjakan soal ujian dan di luar kelas murid sedang bercakap-cakap di samping
kelas. Faktor sosial seperti ini pada umumnya bersifat mengganggu proses belajar dan
prestasi-prestasi belajar. Biasanya faktor-faktor tersebut mengganggu konsentrasi sehingga
tidak dapat ditujukan kepada hal-hal yang dipelajari atau aktifitas belajar itu semakin malas.
BAB III
PENUTUP
Kelemahan
1 Buku utama dan buku pembanding tidak menarik karena sedikit memiliki
gambar.
2 Bahasa pada buku utama terlalu membinggungkan atau sulit dimengerti.
3 Contohnya terlalu sulit dimengerti.
4 Terdapat kata-kata yang tidak baku.
kelebihan