Anda di halaman 1dari 431

MANAJEMEN BENGKEL DAN PENERAPAN PERATURAN

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 40 TAHUN 2008 DALAM MENINGKATKAN
KECAKAPAN PRAKTIK KERJA SISWA SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN (SMK)
DI PROVINSI JAMBI
(Studi Kasus di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, SMK Negeri 1 Tanjung
Jabung Timur, dan SMK Negeri 2 Merangin)

DISERTASI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh Gelar


Doktor Progran Studi Manajemen Pendidikan Islam

OLEH:

ADIATI
NIM. DMP. 14. 061

PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2018
KEMENTERIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
S SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
PASCASARJANA
Jl. Arif Rahman Hakim Telanai Pura Jambi

PENGESAHAN
PERBAIKAN UJIAN TERBUKA DISERTASI

Jambi, Mei 2018


Direktur Pascasarjana UIN STS Jambi
PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

Jl. Arif Rahman Hakim Telanaipura Jambi


KOMISI PROMOTOR
Prof. Dr. H. Mukhtar, M.Pd.
Guru Besar Tetap UIN STS Jambi

Dr. H. Hidayat, M.Pd


Dosen Tetap UIN STS Jambi

PANITIA UJIAN DOKTOR


Ketua
Prof. Dr. H. Husen Ritonga, MA.
Guru Besar Tetap UIN STS Jambi
Direktur Pascasarjana UIN STS Jambi

Sekretaris
Dr. Subhan MA Rahman, M.Ag
Dosen Tetap UIN STS Jambi

Anggota Penguji

Prof. Dr. Madakomala, M.Pd.


Guru Besar Tetap Universitas Negeri Jakarta

Dr. H. Hadri Hasan, MA


Rektor UIN STS Jambi

Prof. Dr. H. Muntholib, SM, MS


Guru Besar Tetap UIN STS Jambi

Dr. Risnita, M.Pd.


Dosen Tetap UIN STS Jambi
KEMENTERIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
S SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
PASCASARJANA
Jl. Arif Rahman Hakim Telanai Pura Jambi

iii
KEMENTERIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
S SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
PASCASARJANA
Jl. Arif Rahman Hakim Telanai Pura Jambi

iv
KEMENTERIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
S SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
PASCASARJANA
Jl. Arif Rahman Hakim Telanai Pura Jambi

v
KEMENTERIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
S SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
PASCASARJANA
Jl. Arif Rahman Hakim Telanai Pura Jambi

vi
KEMENTERIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
S SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
PASCASARJANA
Jl. Arif Rahman Hakim Telanai Pura Jambi

MOTTO
‫ت ين ما ت كون وا‬
‫ا‬ ‫وا ا‬ ‫هومو ف ا‬ ‫وًلك ل ًوج‬
‫يرخ‬ ‫ًل ي اه ًل تسًبق‬ ً ‫هة‬
‫ق دير‬ ‫ج ًًلل ك ل‬ ‫ا يمع‬ ‫مكلل‬ ‫ي أت‬
‫لًل م يجع‬
‫ًن ٱكم‬ ‫يء ا‬
‫ش‬ ‫لعًى‬ ‫ن‬
‫ًول‬
‫ًد ر(ق س ال‬‫ي‬ ‫ء‬ ً ً ‫ل لع‬
‫ ٱل‬.) ٨٤١ ‫ب‬
Artinya: “Dan bagi tiap-tiap umat ada .‫قرة‬
kiblatnya yang ia‫ل‬menghadap
(sendiri) ‫شي‬ ‫ى‬
kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di
mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan ‫ك‬ kamu
sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu.” (Qs. Al-Baqarah; 148).1

Berhentilah berpikir dari segi keterbatasan, mulailah berpikir dari segi


kemungkinan”.

vii
KEMENTERIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
S SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
PASCASARJANA
1 Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. (Semarang: CV. Asy Syifa’, 1999), hal.

38. Jl. Arif Rahman Hakim Telanai Pura Jambi

viii
PERSEMBAHAN

Disertasi ini kupersembahkan kepada:


Ayahandaku terhormat Hj. Abd. Aziz Mai
Ibundaku termulia Hj. Dasima
Suamiku tersayang Edi Erwanto, S.P
Putra Putriku tercinta
Elba Richo Fallah
Dwiki Rahman Khan
Inggid Aulia Aisyah

viii
ABSTRAK

Adiati, Manajemen Bengkel dan Penerapan Peraturan Menteri


Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2008
Dalam Meningkatkan Kecakapan Praktik Kerja Siswa Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) di Provinsi Jambi (Studi Kasus di SMK
Negeri 1 Muaro Jambi, SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, dan
SMK Negeri 2 Merangin), Disertasi, Pendidikan Islam/Manajemen
Pendidikan Islam, Pascasarjana UIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi,
2017.
Secara teoritis penelitian akan mengungkap, mengkaji dan
membahas manajemen bengkel mengacu pada Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional RI nomor 40 Tahun 2008 dalam meningkatkan
kecakapan praktik kerja siswa pada SMK Negeri di Provinsi Jambi.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi kasus dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Tahap-tahap yang dilakukan oleh
peneliti dimulai dari pra-lapangan, tahap pekerjaan lapangan sampai
pada tahap pemeriksaan lapangan.
Hasil penelitian mengungkap: SMK di Provinsi Jambi belum
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen sepenuhnya dan sosialisasi
Permendiknas RI nomor 40 tahun 2008 tidak sampai pada institusi SMK di
Provinsi Jambi sehingga eksistensinya belum meningkatkan mutu
Pendidikan khususnya kecakapan praktik kerja siswa.
Manajemen bengkel dan Permendiknas RI nomor 40 tahun 2008
meningkatkan kecakapan praktik kerja siswa melalui penyediaan sarana
dan prasarana bengkel yang lengkap sesuai standar nasional. Sementara
kecakapan praktik kerja siswa SMK di Provinsi Jambi saat ini masih perlu
ditingkatkan guna mencapai standar kompetensi lulusan SMK nasional
dan memprioritaskan penerapan Permendiknas RI nomor 40 tahun 2008
dengan melakukan peninjauan terhadap seluruh instansi terkait mulai dari
Direktorat Jenderal Kementrian Pendidikan sampai pada institusi SMK di
Provinsi Jambi.

Kata Kunci: Manajemen bengkel, Permendiknas dan kecakapan


praktik kerja.

ix
ABSTRACT

Adiati, Workshop Management and Implementation Of The


Regulation Of The Minister Of National Education Of The Republic Of
Indonesia Number 40 Year 2008 In Improving Practice Skills Of
Vocational High School Students in Jambi Province (Case Study at
SMK Negeri 1 Muaro Jambi, SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur,
and SMK Negeri 2 Merangin), Disertation, Management of Islamic
Education, postgraduate UIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi, 2017.
Theoretically, the research will reveal, review and discuss the
workshop management refers to the Regulation of the Minister of National
Education of the Republic of Indonesia number 40 of 2008 in improving
the students' work skills skill at SMK Negeri in Jambi Province.
This research is a case study research using qualitative approach.
The steps undertaken by the researchers starting from the pre-field, the
stage of field work to the stage of field inspection.
The result of the research reveals: SMK in Jambi Province has not
carried out the full management functions and socialization of
Permendiknas RI number 40 year 2008 not to the institution of SMK in
Jambi Province so that its existence has not improve the quality of
Education especially the work practice skill of students.
Workshop management and Permendiknas RI number 40 year 2008
to improve students work practices skills through the provision of facilities
and infrastructure workshop complete according to national standards.
While the skills of vocational students working practices in Jambi Province
still need to be improved in order to achieve the competency standards of
national vocational graduates and prioritize the application of
Permendiknas RI number 40 of 2008 by reviewing all related institutions
from Directorate General of Ministry of Education to vocational institutions
in Jambi Province.

Keywords: Workshop management, Regulation of The Minister and


work practices skill.

x
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan disertasi ini dengan baik.
Shalawat teriring salam penulis haturkan buat junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW dan juga buat keluarga dan para sahabatNya.Tak lupa
peneliti juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik berupa materi
maupun pikirannya untuk menyelesaikan kuliah pada program doktor di UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Atas dukungan moral dan materil yang
diberkan dalam penyusunan disertasiini, maka penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Bapak Dr.
H. Hadri Hasan, M.A.
2. Direktur Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Bapak Prof. Dr.H Husein Ritonga, MA.
3. Promotor Bapak Prof. Dr. H. Muktar, M.Pd. dan Copromotor II Bapak Dr. H.
Hidayat, M.Pd. yang selalu meluangkan waktu memberikan masukan
kepada peneliti dalam menyelesaikan tugas akhir disertasi ini, selalu terbuka
dan menerima peneliti saat berkonsultasi.
4. Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
Provinsi Jambi dan Kabupaten Muaro Jambi, Tanjung Jabung Timur dan
Merangin
5. Kepala dan staf Dinas Pendidikan Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten
Tanjung Jabung Timur dan Kabupaten Merangin.
6. Kepala dan Staff SMK Negeri 1 Muaro Jambi, SMK Negeri 1 Tanjung
Jabung Timur, SMK Negeri 2 Merangin
7. Kepala Sekolah SMK Negeri 3 Jambi, Bapak Drs. H. M Ruslan, M.Pd.
8. Seluruh dosen dan civitas akademika Pascasarjana Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

xi
9. Teman-teman seperjuangan khususnya angkatan 2014
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namanya.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan karenanya, saran dan


tanggapan guna penyempurnaan untuk disertasi ini penulis terima. Semoga
disertasi ini dapat berguna bagi pembaca sekalian. Akhirnya penulis
mengucapkan terima kasih.

Jambi, Maret 2018


Penulis,

ADIATI
DMP.14.061.

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
.................................................................................
LEMBAR LOGO ii
.....................................................................................
NOTA DINAS iii
.........................................................................................
PERSETUJUAN PEMBIMBING UNTUK UJIAN SEMINAR HASIL
DISERTASI iv
............................................................................................
PENGESAHAN PERBAIKAN PROPOSAL DISERTASI v
........................
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS vi
................................................
MOTTO vii
..................................................................................................
PERSEMBAHAN ................................................................................... viii
ABSTRAK ix
..............................................................................................
KATA PENGANTAR xi
..............................................................................
RINGKASAN DISERTASI xiii
.....................................................................
DAFTAR ISI xxv
...........................................................................................
DAFTAR TABEL xxvii
....................................................................................
DAFTAR GAMBAR xxx
................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN xxxii
.............................................................................

BAB I. PENDAHULUAN 1
………………………………………………..
A. Latar Belakang Masalah 1
...………………………………….
B. Rumusan Masalah 25
............................................................
C. Fokus Penelitian 26
...............................................................
D. Tujuandan Kegunaan Penelitian 26
.......................................

BAB II. LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN 28


xxv
A. Manajemen Bengkel dan Prosesnya ............................... 28
1. Pengertian dan Fungsi-fungsi Manajemen ...................... 28
2. Manajemen Bengkel SMK.............................................. 52
3. Standar Bengkel SMK ................................................ 61
4. Indikator Manajemen Bengkel SMK …………………. 63
B Kecakapan Praktik Kerja Siswa SMK ............................. 68
1. Deskripsi Kecakapan Praktik Kerja ………………….. 68
2. Indikator Kecakapan Praktik Kerja Siswa SMK ……. 77
C Penelitian yang Relevan ............................................... 80

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 92


………………………………….
A. Pendekatan Penelitian 92
……………………………..............
B. Situasi sosial dan Subjek Penelitian 96
……………………….
1. Situasi Sosial …………………………………………… 96
2. Subjek Penelitian .......................................................... 100
C. Jenis dan Sumber Data 101
...................................…..............
1. Jenis Data..................................................................... 101
2. Sumber Data 102
…………………………………………….
D. Teknik Pengumpulan Data 103
.....……………………..............
1. Observasi/Pengamatan ................................................ 104
2. Wawancara 106
……………………………………………...
3. Dokumentasi 107
…………………………………………….
E. Teknik Analisis Data............................................................ 108
F.Pemeriksaan Keabsahan Data 114
………...............................
1. Perpanjangan Keikutsertaan di Lapangan 114
…………...
2. Kecermatan Penelitian.................................................. 115
3. Triangulasi .................................................................... 115
G. Rencana dan Waktu Penelitian........................................... 117

BAB IV. DESKRIPSI LOKASI, TEMUAN PENELITIAN DAN


ANALISIS ................................................................................ 118
A. Deskripsi Lokasi ................................................................. 118
1. Gambaran Umum Kabupaten Muaro Jambi 118
...............
2. Gambaran Umum Kabupaten Tanjung Jabung 139
Timur

xxvi
3. GambaranUmum Kabupaten Merangin 154
.....................
B. Temuan Penelitian ............................................................. 176
1. Profil SMK Provinsi Jambi 176
..........................................
2. Manajemen Bengkel SMK Provinsi Jambi 230
..................
3. Kondisi sarana dan prasarana bengkel kerja 260
………..
4. Kecakapan Praktik Kerja Siswa 263
……………………….
C. AnalisisHasil Penelitian ...................................................... 268
1. Analisis POAC dalam Manajemen Bengkel 268
………….
2. Analisis Eksistensi Permendiknas RI Nomor 40
Tahun 2008 330
................................................................
3. Analisis Performa Kecakapan Praktik Kerja Siswa 340
….
4. BaganAnalisis Penelitian .............................................. 353

BAB V. PENUTUP ............................................................................... 355


A. Kesimpulan ........................................................................ 355
B. Implikasi ............................................................................. 357
C. Rekomendasi ..................................................................... 357
D. Kata Penutup 358
...................................................................

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data hasil Grand Tour terhadap bengkel SMK Negeri 1


Muaro Jambi, SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur dan

xxvii
SMK Negeri 2 Merangin ..................................................... 15
Tabel 2. Bobot komponen instrumen akreditasi SMK/MAK ............... 64
Tabel 3. Bobot butir untuk setiap pertanyaan standar sarana dan
prasarana SMK/MAK ............................................................. 65
Tabel 4. Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-masing
Komponen ………………………………………………...... 67
Tabel 5. Konversi nilai akhir, predikat dan klasifikasi sikap dan
extrakurikuler berdasarkan Permendiknas No. 81A
tahun 2013
…………………………………………………............. 79
Tabel 6. Luas wilayah menurut kecamatan di Kabupaten Muaro
Jambi. .................................................................................. 121
Tabel 7. Jumlah kelurahan dan jumlah desa menurut kecamatan
di Kabupaten Muaro
Jambi................................................ 125
Tabel 8. Jumlah penduduk menurut kecamatan di Kabupaten
Muaro Jambi. ....................................................................... 132
Tabel 9. Jumlah sekolah, jumlah murid, jumlah guru dan rasio murid-
guru menurut tingkat pendidikan di Kabupaten Muaro
Jambi...................................................................... 135
Tabel 10. Luas wilayah menurut kecamatan di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur....................................................................... 141
Tabel 11. Jumlah kelurahan/desa di Kabupaten Tanjung Jabung
Timur. .................................................................................. 147
Tabel 12. Luas area, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk
menurut kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung
Timur 150
Tabel 13. Jumlah sekolah, jumlah murid dan jumlah guru di
Kabupaten Tanjung Jabung Timur....................................... 152
Tabel 14. Luas wilayah menurut kecamatan di Kabupaten
Merangin 157
Tabel 15. Jumlah desa dan kelurahan menurut kecamatan di
Kabupaten Merangin............................................................ 161
Tabel 16. Silsilah Jabatan Kepala Desa Mentawak ............................. 163
Tabel 17. Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Merangin tahun
2010-2015......................................................................... 168
Tabel 18. Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Merangin
menurut kecamatan tahun 2014 .......................................... 170
Tabel 19. Jumlah sekolah, jumlah murid dan jumlah guru di
Kabupaten Tanjung Jabung Timur tahun 2014/2015 ........... 174
Tabel 20. Kompetensi keahlian, akreditasi dan tahun akreditasi
SMK Negeri 1 Muaro Jambi
.............................................. 180
Tabel 21. Jumlah dan status guru/pegawai SMK Negeri 1 Muaro
Jambi tahun pelajaran 2016/2017 ........................................ 184

Tabel 22. Perkembangan rombongan belajar SMK Negeri 1 Muaro


xxviii – 2016/2017 ................... 185
Jambi tahun pelajaran 2014/2015
Tabel 23. Perkembangan jumlah siswa SMK Negeri 1 Muaro
Jambi tahun pelajaran 2014/2015 –
2016/2017........................... 187
Tabel 24. Jumlah siswa SMK Negeri 1 Muaro Jambi tahun
pelajaran
2016/2017............................................................................ 188
Tabel 25. Prestasi dan penghargaan guru dan tenaga
kependidikan di SMK Negeri 1 Muaro
Jambi........................................... 190
Tabel 26. Nilai Ujian Nasional SMK Negeri 1 Muaro Jambi tahun
2016 ..................................................................................... 192
Tabel 27. Kompetensi keahlian, akreditasi dan tahun akreditasi
SMK Negeri 1 Tanjung Jabung
Timur................................ 196
Tabel 28. Status danjumlah guru/tenaga kependidikan SMK
Negeri 1 Tanjung Jabung Timur tahun pelajaran
2015.................. 200
Tabel 29. Rombongan belajar menurut kompetensi keahlian SMK
Negeri 1 Tanjung Jabung Timur tahun pelajaran
2016/2017 ............................................................................ 204
Tabel 30. Jumlah siswa SMK Negeri 1 Muaro Jambi tahun
pelajaran
2016/2017............................................................................ 205
Tabel 31. Prestasi dan penghargaan guru dan tenaga
kependidikan di SMK Negeri 1 Tanjung Jabung
Timur............................ 208
Tabel 32. Nilai Ujian Nasional SMK Negeri 1 Muaro Jambi tahun
2016 ..................................................................................... 210
Tabel 33. Kompetensi keahlian, akreditasi dan tahun akreditasi
SMK Negeri 1 Tanjung Jabung
Timur................................ 214
Tabel 34. Status dan jumlah guru/tenaga kependidikan SMK
Negeri 2 Merangin tahun pelajaran
2016...................................... 217
Tabel 35. Rombongan belajar menurut kompetensi keahlian SMK
Negeri 1 Tanjung Jabung Timur tahun pelajaran
2016/2017 ............................................................................ 222
Tabel 36. Jumlah siswa SMK Negeri 1 Muaro Jambi tahun
pelajaran
2016/2017............................................................................ 224
Tabel 37. Prestasi dan penghargaan guru dan tenaga
kependidikan di SMK Negeri 1 Tanjung Jabung
Timur............................ 226
Tabel 38. Nilai Ujian Nasional SMK Negeri 1 Muaro Jambi tahun 227

2016...................................................................................
Tabel 39. Program kerja program kompetensi keahlian teknik

xxix
Merangin........................ 240
Tabel 40. Sarana bengkel otomotif SMK Negeri 1 Muaro Jambi
tahun 2017........................................................................... 260
Tabel 41. Sarana ruang praktik bengkel SMK Negeri 1 Tanjung
Jabung Timur tahun
2017.................................................. 261
Tabel 42. Prasarana bengkel mesin SMK Negeri 2 Merangin tahun
2017..................................................................................... 262
Tabel 43. Sarana bengkel teknik kendaraan ringan SMK Negeri 2
Merangin tahun
2017......................................................... 262
Tabel 44. Perbandingan sarana dan prasarana bengkel kerja SMK
Negeri 1 Muaro Jambi dengan standar minimum
nasional. 313
Tabel 45. Perbandingan sarana dan prasarana bengkel kerja SMK
Negeri 1 Tanjung Jabung Timur dengan standar
minimum nasional
........................................................................... 315
Tabel 46. Perbandingan sarana dan prasarana bengkel kerja SMK
Negeri 2 Merangin dengan standar minimum
nasional...... 317
Tabel 47. Hasil akreditasi program keahlian teknik kendaraan
ringan pada ketiga SMK Negeri di Provinsi Jambi
............ 318

xxx
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema kecakapan hidup (life skill) ………........…....... 70


Gambar 2. Metode pengumpulan data penelitian kualitatif …………… 104
Gambar 3. Skema proses analisis data kualitatif ...…………........ 109
Gambar 4. Luas wilayah menurut kecamatan di Kabupaten
Muaro Jambi
........................................................................... 123
Gambar 5. Jumlah kelurahan/desa menurut kecamatan di
Kabupaten Muaro Jambi.
............................................. 129
Gambar 6. Struktur organisasi Pemerintahan Daerah Kabupaten
Muaro Jambi ............................................................... 131
Gambar 7. Jumlah penduduk dari tahun 2010 sampai tahun
2015 di Kabupaten Muaro Jambi
.......................................... 133
Gambar 8. Jumlah penduduk menurut kecamatan di Kabupaten
Muaro Jambi tahun 2015 ............................................. 134
Gambar 9. Jumlah sekolah menurut tingkat pendidikan pada
Kabupaten Muaro Jambi
................................................. 137
Gambar 10. Jumlah murid menurut tingkat pendidikan pada
Kabupaten Muaro Jambi ............................................. 137
Gambar 11. Jumlah guru menurut tingkat pendidikan pada
Kabupaten Muaro Jambi ............................................. 138
Gambar 12. Luas wilayah kecamatan di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur .............................................................. 142
Gambar 13. Jumlah kelurahan/desa menurut kecamatan di
Kabupaten Tanjung Jabung Timur .............................. 148

xxxi
Gambar 14. Struktur Pemerintahan Kabupaten Tanjung Jabung
Timur ........................................................................... 149
Gambar 15. Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk menurut
kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur ........ 151
Gambar 16. Jumlah sekolah di Kabupaten Tanjung Jabung Timur 153
Gambar 17. Jumlah murid di Kabupaten Tanjung Jabung Timur .... 153
Gambar 18. Jumlah guru di Kabupaten Tanjung Jabung Timur ...... 158
Gambar 19. Luas wilayah menurut kecamatan di Kabupaten
Merangin ...................................................................... 160
Gambar 20. Struktur pemerintahan Kabupaten Merangin ............... 167
Gambar 21. Jumlah penduduk Kabupaten Merangin dari tahun
2010 sampai 2015 ....................................................... 169
Gambar 22. Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Merangin
dari tahun 2010 sampai 2015. ..................................... 170
Gambar 23. Jumlah penduduk Kabupaten Merangin menurut
kecamatan tahun 2014 ................................................ 172
Gambar 24. Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Merangin
menurut kecamatan tahun 2014 .................................. 172
Gambar 25. Jumlah sekolah di Kabupaten Merangin tahun 2015 .. 175
Gambar 26. Jumlah murid dan jumlah guru di Kabupaten
Merangin tahun
2015................................................................... 176
Gambar 27. Struktur organisasi SMK Negeri 1 Muaro Jambi ......... 182
Gambar 28. Peta lokasi SMK Negeri 1 Muaro Jambi ...................... 193
Gambar 29. Struktur organisasi SMK Negeri 1 Tanjung Jabung
Timur tahun 2016 ........................................................ 198
Gambar 30. Peta lokasi SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur ....... 211
Gambar 31. Struktur organisasi SMK Negeri 2 Merangin tahun
2016 ............................................................................ 216
Gambar 32. Peta lokasi SMK Negeri 2 Merangin ........................... 230
Gambar 33. Bagan struktur organisasi bengkel kerja SMK Negeri
1 Muaro Jambi
.............................................................. 244
Gambar 34. Bagan struktur organisasi bengkel kerja SMK Negeri
1 Tanjung Jabung Timur
................................................. 245
Gambar 35. Bagan struktur organisasi bengkel kerja SMK Negeri
2 Merangin
.................................................................... 246
Gambar 36. Bagan analisis Eksistensi PERMENDIKNAS RI
Nomor 40 Tahun 2008
…………………………………………... 267
Gambar 37. Analisis POAC dalam Manajamen Bengkel ………….. 329
Gambar 38. Analisis Performa Kecakapan Praktik Kerja Siswa ….. 352
Gambar 39. Bagan analisis penelitian (Hasil olah data
penelitian)… 353

xxxii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skema jadwal penelitian ............................................ 379


Lampiran 2. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 40 Tahun 2008 380
…………………......
Lampiran 3. Standar Sarana dan Prasarana SMK Bidang Studi
Teknologi dan Rekayasa sesuai Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 40
Tahun 2008 384
……………………………………………...
Lampiran 4. Standar Sarana dan Prasarana Ruang
Pembelajaran Umum SMK Bidang Studi Teknologi
dan Rekayasa sesuai Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2008 389
………….
Lampiran 5. Standar Sarana dan Prasarana Ruang Penunjang
SMK Bidang Studi Teknologi dan Rekayasa sesuai
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

xxxiii
Indonesia Nomor 40 Tahun 2008 .............................. 393
Lampiran 6. Standar Sarana dan Prasarana Ruang
Pembelajaran Khusus Teknik Otomotif SMK Bidang
Studi Teknologi dan Rekayasa sesuai Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia 397
Nomor 40 Tahun 2008 .
Lampiran 7. Daftar Bidang Keahlian, Program Studi, dan
Kompetensi Keahlian SMK Teknologi dan Rekayasa 401
Lampiran 8. Contoh uraian jabatan ............................................... 404
Lampiran 9. Dokumentasi kegiatan lapangan di SMK Negeri 1 408
Muaro Jambi ..............................................................
Lampiran 10. Dokumentasi kegiatan lapangan di SMK Negeri 1
Tanjung Jabung Timur .............................................. 409
Lampiran 11. Dokumentasi kegiatan lapangan di SMK Negeri 2
Merangin 410
....................................................................
Lampiran 12. Instrumen observasi SMK Negeri 1 Muaro Jambi …. 411
Lampiran 13. Instrumen observasi SMK Negeri 1 Tanjabtim ……... 414
Lampiran 14. Instrumen observasi SMK Negeri 2 Merangin ……… 417
Lampiran 15. Instrumen dokumentasi SMK Negeri 1 Muaro Jambi 420
.
Lampiran 16. Instrumen dokumentasi SMK Negeri 1 Tanjabtim 422
…..
Lampiran 17. Instrumen dokumentasi SMK Negeri 2 Merangin 424
……
Lampiran 18. Instrumen wawancara SMK Negeri 1 Muaro Jambi 426

Lampiran 19. Instrumen wawancara SMK Negeri 1 Tanjabtim 428
…….
Lampiran 20. Instrumen wawancara SMK Negeri 2 Merangin 430
……..

xxxiv
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam hal ini peningkatan kualitas sumber daya manusia
merupakan kebutuhan mutlak, terutama dalam menghadapi perubahan
dan perkembangan yang sudah demikian pesat. Pendidikan memegang
peranan kunci dalam pengembangan sumber daya manusia dan insan
yang berkualitas. Upaya memperbaiki kondisi pendidikan di Indonesia
sebenarnya juga telah ditempuh dengan lahirnya UU Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintah Daerah Pasal 22, yang menyatakan dalam
menyelenggarakan otonomi, daerah mempunyai kewajiban meningkatkan
pelayanan dasar pendidikan. Namun dalam pelaksanaannya, ternyata di
beberapa daerah mendapat kendala, karena kurangnya ketersediaan
anggaran pendidikan, padahal berdasarkan Pasal 31 Ayat 4 UUD 1945
dan Pasal 49 UU SISDIKNAS, anggaran pendidikan minimal 20% dari
APBD. Upaya peningkatan kualitas pendidikan telah dan terus dilakukan
oleh Pemerintah Indonesia. Berbagai program dan kebijakan digulirkan
baik oleh pemerintah pusat, daerah maupun sekolah. Begitu pula dalam
pemenuhan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran. Selain
pemenuhan tersebut juga harus dibarengi dengan pengelolaan yang baik
dan sesuai dengan standar nasional dan landasan pembelajaran yang
berlaku, agar dapat sepenuhnya mendukung pembelajaran. Kualitas
sekolah yang rendah, sebenarnya merupakan area strategis untuk
dikembangkan, terutama dalam penguatan kebijakannya. Yaitu berkaitan
dengan faktor-faktor penyebabnya, seperti minimnya kualitas
sarana/prasarana sekolah, manajemen sekolah, kualitas tenaga pendidik,
dan lainnya.
Sarana dan prasarana pendidikan sebagai salah satu penunjang
keberhasilan pendidikan, yang mengacu pada standar sarana dan
prasarana yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan

1
2

(BSNP) dan ditetapkan dengan peraturan menteri, seringkali menjadi


kendala dalam proses penyelenggaraan pendidikan di Sekolah. Kendala-
kendala yang dihadapi antara lain penyediaan sarana dan prasarana yang
belum memadai atau lengkap, perencanaan yang telah di programkan
sekolah kurang efektif dan alokasi anggaran pendidikan belum
memungkinkan untuk mencapai angka ideal.
Pemenuhan sarana dan prasarana sekolah sesuai standar sarana
dan prasarana nasional merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas
proses belajar mengajar yang pada tujuannnya untuk meningkatkan
kualitas pendidikan. Sebagaimana pendapat Roberts, Edgerton, and Peter
berikut: “reformasi pendidikan sekarang harus mempertimbangkan
berbagai isu untuk meningkatkan atau mempertahankan prestasi siswa
termasuk kondisi gedung sekolah.24
Mekanisasi perbengkelan bertujuan untuk meningkatkan
produktivitas dengan memanfaatkan peralatan dan teknologi secara
optimum. Ketepatan dalam menangani beroperasinya mesin di lapangan,
untuk itu diadakan praktik guna peningkatan pengetahuan. Dalam
perancangan alat atau mesin yang lebih modern dibutuhkanlah tempat
serta alat yang layak dan tepat untuk merancang hingga membuat alat
seutuhnya. Dalam suatu bengkel perlu pengelompokan alat perbengkelan
untuk mempermudah pada saat digunakan sehingga perlu didata dan
dikelompokan sesuai dengan fungsi sehingga tidak mempersulit pekerja
pada saat digunakan dan juga akan mengefisienkan waktu kerja.
Bengkel sebaiknya dilengkapi dengan perkakas yang diperlukan
dengan mengacu pada daftar yang ada. Perlu di ingat bahwa jenis dan
jumlah perkakas yang diperlukan akan berbeda dengan skala
pelaksanaan perbaikan dan banyaknya kendaraan yang diperbaiki,

24 Lumpkin, Ronald B., School Facility Condition and Academic Outcomes. International
Journal of Facility Management, Vol. 4, No. 3 – October 2013 (Florida: Florida A&M
University, 2013), hal. 1.
3

perkakas pada bengkel umumnya diketegorikan berdasarkan fungsi


kerjanya masing-masing.
Berbagai alternatif kebijakan yang bersifat efektif dan efisien telah
dilakukan seperti peningkatan sarana dan prasarana secara partisipatif
yang juga mengikutsertakan kearifan lokal daerah dan peningkatan
pengawasan terpadu stake holder pendidikan dan pemerintahan daerah
berkaitan dengan kebijakan-kebijakan pendidikan. Perbaikan dan
peningkatan mutu pendidikan merupakan komitmen Pemerintah Indonesia
yang diterapkan melalui berbagai kebijakan. Pendidikan nasional
merupakan tanggung jawab bersama antara Pemerintah, pemerintah
daerah dan masyarakat. Oleh karena itu penjaminan mutu pendidikan
menjadi tanggung jawab bersama dari berbagai pihak.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara.
Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008 ditetapkan pada tanggal
31 Juli 2008, sementara penyelenggaraan SMK/MAK wajib menerapkan
standar sarana dan prasarana SMK/MAK sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri ini, selambat-lambatnya (lima) tahun.
Permasalahannya adalah apakah SMK Negeri di Provinsi Jambi telah
menerapkan standar sarana dan prasarana SMK/MAK sesuai Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional ini.
Upaya memperbaiki kondisi pendidikan di Indonesia sebenarnya
telah ditempuh dengan lahirnya UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Otonomi Daerah yang menyatakan bahwa wewenang terbesar bidang
pendidikan ada di tangan Pemerintah Daerah, baik yang menyangkut
pendanaan maupun kebijakan yang bersifat strategis di bidang kurikulum.
4

Pada pelaksanaannya di beberapa daerah mendapat kendala karena


kurangnya ketersediaan anggaran pendidikan, padahal berdasarkan Pasal
31 Ayat 4 UUD 1945 tentang negara memprioritaskan anggaran
pendidikan sekurang kurangnya 20% dari anggaran pendapatan dan
belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk
memenuhi kebutuhan penyelenggaraan nasional dan Pasal 49 UU Nomor
20 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Dana Pendidikan, dalam
meningkatkan kualitas pendidikan telah dan terus dilakukan oleh
Pemerintah Indonesia.
Berbagai program dan kebijakan digulirkan baik oleh pemerintah
pusat, daerah maupun sekolah. Begitu pula dalam pemenuhan sarana
dan prasarana pendukung pembelajaran. Selain pemenuhan tersebut juga
harus dibarengi dengan pengelolaan yang baik dan sesuai dengan
standar nasional dan landasan pembelajaran yang berlaku, agar dapat
sepenuhnya mendukung pembelajaran. Kualitas sekolah yang rendah,
sebenarnya merupakan area strategis untuk dikembangkan, terutama
dalam penguatan kebijakannya. Yaitu berkaitan dengan faktor-faktor
penyebabnya, seperti minimnya kualitas sarana/prasarana sekolah,
manajemen sekolah, kualitas tenaga pendidik, dan lainnya.
Suksesnya pembelajaran di sekolah didukung oleh adanya
pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan yang ada di
sekolah secara efektif dan efisien. Sarana dan prasarana yang ada di
sekolah tersebut perlu didayagunakan dan dikelola untuk kepentingan
proses pembelajaran di sekolah. Pengelolaan itu dimaksudkan agar dalam
menggunakan sarana dan prasarana di sekolah bisa berjalan dengan
efektif dan efisien. Pengelolaan sarana dan prasarana merupakan
kegiatan yang amat penting di sekolah, karena keberadaannya akan
sangat mendukung terhadap suksesnya proses pembelajaran di sekolah.
Olayemi Aderokun Asaaju dalam International Conference on Education
and Educational Psychology (ICEEPSY) menyatakan infrastruktur sekolah
kadang-kadang disebut sebagai fasilitas fisik, fasilitas pendidikan atau
5

sumber daya pendidikan telah ditemukan untuk berkontribusi indikasi


prestasi akademik yang ketersediaan atau non ketersediaan dan
kecukupan akan memiliki dampak besar pada kualitas proses belajar
mengajar.25
Pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan yang ada
di sekolah secara efektif dan efisien tidak terlepas dari manajemen sarana
dan prasarana. Manajemen dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau
rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama
sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, agar
efektif dan efisien. Manajemen pada organisasi pendidikan memiliki
beberapa obyek garapan dengan titik tolak pada kegiatan belajar-mengajar
di kelas, maka sekurang-kurangnya ada delapan obyek garapan, yaitu: 1)
Manajemen siswa, 2) Manajemen personil sekolah (baik tenaga
kependidikan maupun tenaga manajemen), 3) Manajemen kurikulum, 4)
manajemen sarana atau material, 5) Manajemen tatalaksana pendidikan
atau ketatausahaan sekolah, 6) M anajemen pembiayaan atau
manajemen anggaran, 7) Manajemen lembaga-lembaga pendidikan dan
organisasi pendidikan, 8) Manajemen hubungan masyarakat atau
komunikasi pendidikan.26
Berdasarkan pengertian tersebut maka manajemen adalah
bagaimana mengatur seluruh sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan
atau organisasi dengan efektif dan efisien agar tercapainya tujuan
perusahaan atau organisasi.
Sedangkan manajemen sarana dan prasarana dapat diartikan
sebagai proses kerjasama pendayagunaan semua sarana dan prasarana

25 Olayemi Aderokun Asaaju, Reconstruction of infrastructure for quality assurance in


Nigeria, public secondary schools, International Conference on Education and
Educational Psychology (ICEEPSY 2012) (Nigeria: Adeyemi College of Education,
PMB 520, Ondo, 2012), hal. 925.
26 Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan (Yogyakarta: Aditya
Media Bekerjasama Dengan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta,
2009), hal. 3.
6

pendidikan secara efektif dan efisien. Manajemen sarana dan prasarana


adalah kegiatan yang mengatur untuk mempersiapkan segala
peralatan/material bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah.
Manajemen sarana dan prasarana dibutuhkan untuk membantu
kelancaran proses belajar mengajar. Sarana dan prasarana pendidikan
adalah semua benda bergerak dan tidak bergerak yang dibutuhkan untuk
menunjang kegiatan belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Manajemen sarana dan prasarana merupakan keseluruhan
proses perencanaan pengadaan, pendayagunaan, dan pengawasan
sarana dan prasarana yang digunakan agar tujuan pendidikan di sekolah
dapat dicapai dengan efektif dan efesien. Kegiatan manajemen sarana
dan prasarana meliputi (1) perencanaan kebutuhan, (2) pengadaan, (3)
penyimpanan, (4) penginventarisasian, (5) pemeliharaan, dan (6)
penghapusan sarana dan prasarana pendidikan.27 Sedangkan dalam
pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana pendidikan merupakan
penerapan fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan
pengawasan (controlling) dan populer disingkat POAC di sekolah.
Dari definisi tersebut di atas menunjukkan bahwa sarana dan
prasarana yang ada harus didayagunakan dan dikelola untuk kepentingan
proses pembelajaran. Pengelolaan sarana dan prasarana tersebut
dimaksudkan agar penggunaannya bisa berjalan dengan efektif dan
efisien. Pada prakteknya, ternyata tidak semua layanan manajemen
sarana dan pasarana merupakan produk inovasi yang dapat digunakan
dalam proses pendidikan.
Bengkel yang ada di sekolah merupakan fasilitas sekolah. Pada
dasarnya manajemen bengkel di lakukan dengan maksud agar fasilitas
sekolah ini dalam keadaan kondisi siap pakai. Oleh sebab itu, manajemen
bengkel sekolah dapat di katakan berhasil bilamana fasilitas sekolah

27 Rohiat,
Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik (Bandung: PT. Refika Aditama,
2010), hal. 26.
7

tersebut selalu siap pakai setiap saat. Dengan prinsip efisiensi semua
kegiatan pengadaan sarana dan prasarana sekolah ini di lakukan dengan
perencanaan yang hati-hati, sehingga bisa memperoleh fasilitas yang
berkualitas baik dengan harga yang relatif murah. Dengan prinsip efisiensi
berarti bahwa pemakaian semua fasilitas sekolah hendaknya dilakukan
dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat mengurangi pemborosan. Maka
perlengkapan sekolah hendaknya dilengkapi dengan petunjuk teknis
penggunaan dan pemeliharaannya. Petunjuk teknis tersebut
dikomunikasikan kepada semua personil sekolah yang di perkirakan akan
menggunakannya. Selanjutnya, apabila dipandang perlu, di lakukan
pembinaan terhadap semua personel. Manajemen sarana dan prasarana
di sekolah harus selalu memperhatikan undang-undang, instruksi, dan
petunjuk teknis yang diberlakukan oleh pihak yang berwenang. Di
Indonesia tidak sedikit adanya kelembagaan pendidikan yang sangat
besar dan maju, tentu saja mempunyai sarana dan prasarana yang sangat
banyak sehingga manajemennya melibatkan banyak orang. Bilamana hal
itu terjadi maka perlu adanya pengorganisasian kerja pengelolaan
perlengkapan pendidikan. Dalam pengorganisasiannya, semua tugas dan
tanggung jawab semua orang yang terlibat itu perlu dideskripsikan dengan
jelas. Dengan prinsip kekohesifan berarti manajemen perlengkapan
pendidikan di sekolah hendaknya terealisasikan dalam bentuk proses
kerja sekolah yang sangat kompak. Oleh kerena itu, walaupun semua
orang yang terlibat dalam pengelolaan perlengkapan itu telah memiliki
tugas dan tanggung jawab masing-masing, namun antara satu dengan
yang lainnya harus selalu bekerja sama dengan baik.
Sarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses
belajar mengajar. Menurut rumusan Tim Penyusun Pedoman Pembakuan
Media Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, maka yang
dimaksud dengan: “Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang
diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun
tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan
8

lancar, teratur, efektif dan efisien”.28 Sebagaimana pendapat Lumpkin


bahwa kondisi fasilitas sarana dan prasarana sekolah berkontribusi
terhadap prestasi akademik siswa.29
Pengertian dari sarana pendidikan tersebut, antara lain: Sarana
pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung
dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses
belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat
dan media pembelajaran. Sedangkan prasarana pendidikan adalah
semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung
menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Secara sederhana
pengelolaan administrasi pendidikan dapat diartikan serangkaian kegiatan
berupa perencanaan, pengorganisasian, penugasan, pelksanaan,
pengawasan, dan penilaian tentang berbagai masalah yang berkenaan
dengan pendidikan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Masalah pendidikan tersebut secara umum terkait dengan masalah
pendidikan/pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
yang secara keseluruhan membutuhkan sumber daya manusia,
infrastruktur, sarana dan prasarana, pembiayaaan, pelaporan dan lain
sebagainya. Agar semua kegiatan pendidikan dan komponen
pendukungnya dapat berjalan lancar, maka diperlukan pengadministrasian
yang sistematik, komprehensif, holistic, dan berkelanjutan.30
Dalam hubungannya dengan sarana pendidikan dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa macam sarana pendidikan, yaitu ditinjau
dari sudut: habis tidaknya dipakai; bergerak tidaknya pada saat
digunakan; dan hubungannya dengan proses pembelajaran. Ditinjau dari
habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan, sarana
pendidikan yang habis dipakai dan sarana pendidikan yang tahan lama.

28 Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan (Yogyakarta: Aditya


Media Bekerjasama Dengan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta,
2009), hal. 273.
29 Lumpkin, Ronald B, Op. Cit..hal. 1.
30 Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2012),

hal. 251.
9

Sarana pendidikan yang habis pakai merupakan bahan atau alat yang
apabila digunakan dapat habis dalam waktu yang relatif singkat. Misalnya
kapur tulis, tinta printer dan lain sebagainya. Ada pula sarana pendidikan
yang tahan lama yaitu bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus
menerus atau berkali-kali dalam waktu yang relatif lama. Contohnya meja,
kursi, komputer, atlas, globe dan alat-alat olahraga.
Tujuan dari pada pengelolaan sarana dan prasarana sekolah ini
adalah untuk memberikan layanan secara profesional berkaitan dengan
sarana dan prasarana pendidikan agar proses pembelajaran bisa
berlangsung secara efektif dan efisien. Berkaitan dengan tujuan ini,
secara rinci tentang tujuan manajemen sarana dan prasarana pendidikan
sebagai berikut:
1. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana sekolah
melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan
seksama, sehingga sekolah memiliki sarana dan prasarana sesuai
dengan kebutuhan.
2. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah
secara tepat dan efisien
3. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan, sehingga keadaannya selalu dalam kondisi siap pakai
dalam setiap diperlukan oleh semua personil sekolah.
Sarana dan prasarana pendidikan merupakan komponen penting
dalam pendidikan dan menjadi satu dari delapan Standar Nasional
Pendidikan. Begitu pentingnya sarana prasarana pendidikan sehingga
setiap institusi berlomba-lomba untuk memenuhi standar sarana dan
prasarana pendidikan demi meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
Tidak itu saja, kelengkapan sarana prasarana pendidikan merupakan
salah satu daya tarik bagi calon peserta didik.
Tolak ukur dunia pendidikan menengah di Indonesia mengacu 8
(delapan) Standar Nasional Pendidikan yang dikembangkan oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP), yang pemberlakuannya disahkan
10

oleh Depdiknas RI melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003.


Standar Nasional Pendidikan mempunyai kriteria minimum yang
semestinya dipenuhi oleh penyelenggara pendidikan. Standar tersebut
meliputi : (1) Standar kompetensi lulusan; (2) Standar isi; (3) Standar
proses; (4) Standar pendidikan dan tenaga pendidikan; (5) Standar sarana
dan prasarana; (6) Standar pengelolaan; (7) Standar pembiayaan
pendidikan, dan (8) Standar penilaian pendidikan.31
Dalam Al-Qur‟an juga ditemukan Ayat-Ayat yang menunjukkan
bahwa pentingnya sarana dan prasarana atau alat dalam pendidikan.
Makhluk Allah berupa hewan yang dijelaskan dalam Al-Qur‟an juga bisa
menjadi alat dalam pendidikan. Seperti nama salah satu surat dalam Al-
Qur‟an adalah An-Nahl yang artinya lebah. Dalam Ayat ke 68-69 di surat
itu Allah menerangkan yang artinya adalah sebagai berikut:

‫شرج‬ ‫ل ومن ٱل‬ ‫لأ‬ ‫من‬ ‫أو ًوحى ً لإ‬


ً ً ً ‫رب‬ ً
‫ن‬ ‫ك ى‬
‫ومم‬ ‫ٱً لج‬ ً‫ٱت‬ ً ‫ٱلن‬
‫ا‬ ً ً‫ب‬ ً ً
‫خ‬ ‫ح‬
ً ً
‫و‬ ً
‫ًًب خرجمن‬ ‫ر‬ ‫ًب‬
‫ا‬ ً ً ٨٦ ‫ًعر وشن‬
‫تا ًك‬ ‫ي‬ ‫ذ‬ ‫ثً ً ل‬
‫تسل ك‬
‫بس‬ ‫مك ًم‬
‫ن‬
ً ً‫ً ر‬ ‫م‬ ً ً‫ك للٱ ث‬
‫ذً ل‬ ‫ف‬ ً
‫ًل‬ ‫ً ًٲ‬
ً
‫ًًل‬
‫ًل‬ ً ً ً ً ‫ذ‬ ً ً ‫لك‬
1999), hal. 412.
11

‫ًن‬
‫ل‬ ‫ل‬ ‫فش‬ ً‫راشب مخت أ‬ ‫ًاه‬
‫ن‬ ‫ب‬
‫ن‬ ً ‫ً ًل‬ ً
‫طو‬
ً
‫لف‬
‫ًة‬ ً ‫ً ا‬
‫ۥ‬ ‫ًً نوًه‬
‫ل‬ ًً ‫ه‬
ً ‫ا‬ ً
‫ق‬ ‫ء‬
‫س‬
ً
‫ًو‬
ً [‫لحنال ةروس‬,٦٨-٦٩] ٨٦‫ن‬ ً ‫ًف‬‫ت‬
‫م‬ ‫كرو‬
Artinya: Dan tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-
sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat
yang dibikin manusia”, kemudian makanlah dari tiap-tiap
(macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan tuhanmu yang telah
dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman
(madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat

1999), hal. 412.


12

obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada


yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran tuhan)
bagi orang-orang yang memikirkan.32 (Qs. An-Nahl: 68-69).

Jelaslah bahwa Ayat di atas menerangkan bahwa lebah bisa


menjadi media atau alat bagi orang-orang yang berpikir untuk mengenal
kebesaran Allah yang pada gilirannya akan meningkatkan keimanan dan
kedekatan (taqarrub) seorang hamba kepada Allah SWT. Nabi
31 Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
„32 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya (Semarang: CV. Asy Syifa‟,

1999), hal. 412.


12

Muhammad SAW dalam mendidik para sahabatnya juga selalu


menggunakan alat atau media, baik berupa benda maupun non-benda.
Salah satu alat yang digunakan Rasulullah dalam memberikan
pemahaman kepada para sahabatnya adalah dengan menggunakan
gambar.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Al-Hakim dari Abdullah bin
Mas‟ud, ia berkata,”Rasulullah membuatkan kami garis dan bersabda,”Ini
jalan Allah.” Kemudian membuat garis-garis di sebelah kanan dan kirinya,
dan bersabda,”Ini adalah jalan-jalan (setan).” Yazid berkata,”(Garis-garis)
yang berpencar-pencar.” Rasulullah SAW bersabda,”Di setiap jalan ada
setan yang mengajak kepadanya. Kemudian beliau membaca Ayat Al-
Qur‟an (Q.S. Al-An‟am: 153), yang artinya adalah sebagai berikut:

‫ت ً ً ٱل س ب‬ ‫ف و‬ ً ‫ص‬ ‫وأ ن ه‬
‫ب وا ًل‬ ً ً ‫متسً ًٲ‬
ًً ‫ت‬ ‫ت‬
‫ً ع‬ ً
‫ف ً ب ًم‬ ‫ل‬ ً ‫ًر ط‬ ‫ذا‬
‫ً رق ً عن‬ ًً ‫ق‬
‫ك‬ ‫تف‬ ً
‫ً بع‬
ًً
‫ً و‬
ً ‫ما‬
‫ه‬
ً
]٣٥١:‫ [سورة ا لنعام‬٣٥١‫ً ًلبس هۦذل ًموص ً كن‬
ً ‫مكب هۦ‬
‫م‬
ًً ‫ق‬
‫ً ت‬
1999), hal. 215.
13

ًً ‫ًىك لً ل‬
‫ً و‬
‫ت‬
Artinya: Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang
lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan
(yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari
jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu
bertakwa.33 (Qs. Al-An‟am: 153).

Hadits di atas terlihat jelas bahwa Rasulullah SAW menggunakan


garis-garis sebagai alat pendidikan untuk menjelaskan apa yang ingin
beliau sampaikan kepada para sahabatnya. Hadits Rasulullah yang lain
bersabda “Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan
kehormatan diri, dan bersikaplah rendah hati kepada orang yang

1999), hal. 215.


14

mengajar kamu (HR. Athabrani).” Dan sabda Rasulullah “Tuntutlah ilmu,


sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza
Wajalla dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya
adalah sodaqoh. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan
orangnya dalam kedudukan terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu

33 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya (Semarang: CV. Asy Syifa‟,

1999), hal. 215.


14

pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat (HR.


Ar-Rabii).”
Sejarah pendidikan teknologi dan kejuruan berawal dari pemikiran
Victor Della Vos yang berpikir sistematis dalam pengembangan kurikulum
pada pendidikan teknologi dan kejuruan. Della yang merupakan direktur
dari ”the imperial Technical School of Moscow”, pada tahun 1876 di
Philadelphia Centennia Exposition” mengemukakan pendekatan baru
dalam pembelajaran teknik, sehingga pada saat itu Della menjadi katalis
untuk pendidikan teknik di Amerika Serikat.34 Di Indonesia, secara historis,
pendidikan kejuruan berakar pada zaman penjajahan Belanda. Sekolah
kejuruan pertama di Indonesia didirikan tahun 1853 oleh pemerintah
Belanda dengan nama Ambachts School van Soerabaia (Sekolah
Pertukangan Surabaya).35
Perkembangan pendidikan teknologi dan kejuruan di Indonesia
dihubungkan dengan karakteristik pendidikan/kurikulum tiap periode
sebagai berikut : Periode 1964-1968 (STM-SMEA), pendekatan
kebutuhan masyarakat akan pendidikan (social demand approach).
Periode 1972-1973 (STM Pembangunan-SMEA Pembina), pendekatan
kebutuhan tenaga kerja (manpower demand approach). Periode 1976,
pendekatan kebutuhan tenaga kerja (untuk sekolah yang belum
memperoleh peralatan praktik). Periode 1984, pendekatan humaniora
yang memadukan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Periode
1994, pendekatan kurikulum berbasis kompetensi (Competency Based
Curriculum), konsep Pendidikan Sistem Ganda (PSG) mulai diberlakukan.
Periode 1999, perubahan orientasi dari supply-driven ke demand/market
driven, dari belajar ”hanya” SMK menjadi belajar di SMK dan di industry.
Periode 2000-an, momentum pertumbuhan kuantitatif pendidikan kejuruan

34 Kenangan Pejuang (Kumpulan Artikel, Informasi, Rekaman Kuliah, dan Link


Bermanfaat). Sejarah Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. http://muslimberjuang.
blogspot.co.id/ 2011/09/sejarah-pendidikan-teknologi-dan.html.
35 Novrizal Bin Muslim. RiwAyat Sekolah Menengah Kejuruan. https://novrizalbinmuslim.

wordpress.com/2014/10/01/riwAyat-sekolah-menengah-kejuruan/
15

semakin meningkat. Hubungan dengan pihak industri semakin baik.


Pemerintah sudah sangat menyadari pentingnya mengembangkan
pendidikan teknologi dan kejuruan di Indonesia.36
Ciri khusus dari pendidikan teknologi dan kejuruan atau SMK
adalah mempunyai bengkel sekolah sebagai sarana penunjang praktik
kerja siswa. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 40
Tahun 2008, bahwa standar sarana dan prasarana ruang pembelajaran
khusus (bengkel) adalah sebagai berikut:37
1) Luas minimum, Ruang Praktik Program Keahlian Teknik Mekanik
Otomotif adalah 256 m2 untuk menampung 32 peserta didik yang
meliputi: area kerja mesin otomotif 96 m2, area kerja kelistrikan 48 m2,
area kerja chasis dan pemindahan tenaga 64 m 2, ruang penyimpanan
dan instruktur 48 m2.
2) Perabot, meja kerja, kursi kerja dan lemari simpan alat dan bahan 1
set/area untuk minimum 16 peserta didik pada pekerjaan mesin
otomotif (mobil dan sepeda motor).
3) Peralatan, peralatan untuk pekerjaan mesin otomotif 1 set/area untuk
minimum 16 peserta didik pada pekerjaan mesin otomotif (mobil dan
sepeda motor).
4) Media Pendidikan, papan tulis 1 set/area untuk mendukung minimum
16 peserta didik pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang
bersifat teoritis.
5) Perlengkapan lain, kotak kontak minimum 4 buah/area untuk
mendukung operasionalisasi peralatan yang memerlukan daya listrik
dan tempat sampah minimum 1 buah/area.

Studi kasus yang ditemui peneliti pertama pada SMK Negeri 1


Muaro Jambi sebagai berikut: 1) Luas Bengkel: 4 X 6 m (1 lantai), 2)

36 Ibid.
Novrizal Bin Muslim. RiwAyat Sekolah Menengah Kejuruan. https:/ /novrizal
binmuslim. wordpress.com/2014/10/01/riwAyat-sekolah-menengah-kejuruan/
37 Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana

untuk Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasyah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK). Pasal 4.


16

Perabot 1 set (butuh perbaikan), 3) Peralatan: Peralatan kurang memadai,


terdapat motor dan mobil bekas, 4) Media pendidikan: Papan tulis (baik),
5) Lain-lain: Kotak kontak 2 buah, tempat sampah 1 buah.38
Studi kasus yang ditemui peneliti kedua pada SMK Negeri 1
Tanjung Jabung Timur sebagai berikut: 1) Luas Bengkel: 5 X 6 m (1
lantai), 2) Perabot 1 set (butuh perbaikan), 3) Peralatan: Peralatan kurang
memadai, terdapat motor dan mobil bekas, 4) Media pendidikan: Papan
tulis (baik), 5) Lain-lain: Kotak kontak 2 buah, tempat sampah 1 buah.39
Studi kasus yang ditemui peneliti ketiga pada SMK Negeri 2
Merangin sebagai berikut: 1) Luas Bengkel: 8 X 10 m (1 lantai), 2) Perabot
1 set (cukup memadai), 3) Peralatan: Peralatan cukup memadai, terdapat
motor dan mobil bekas (Pajero dan Fortuner), 4) Media pendidikan: Papan
tulis (baik), 5) Lain-lain: Kotak kontak 4 buah, tempat sampah 2 buah).40
Berdasarkan hasil grand tour di lapangan peneliti menemukan
beberapa permasalahan pokok dan studi kasus berkaitan dengan
manajemen bengkel dan penerapan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional RI Nomor 40 Tahun 2008 pada SMK Negeri 1 Muaro Jambi,
SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur dan SMK Negeri 2 Merangin. 1)
Ketiga SMK masih belum memiliki fasilitas bengkel yang sesuai dengan
standar sarana dan prasarana nasional (Permen Diknas RI Nomor 40
Tahun 2008) guna menunjang peningkatan mutu sekolah. 2) Manajemen
bengkel ketiga SMK membutuhkan dukungan pendanaan untuk realisasi
pemenuhan sesuai standar sarana dan prasarana nasional baik dari
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah maupun masyarakat. 3) Upaya
yang dilakukan oleh ketiga SMK dalam memenuhi bengkel sesuai standar
sarana dan prasarana nasional sudah maksimum namun realisasi belum
sesuai yang diharapkan karena mengalami kendala dalam proses
pemenuhannya.

38 Observasi di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 8 September 2016


39 Observasi di SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 23 September 2016
40 Observasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 21 Oktober 2016
17

Data hasil grand tour menunjukkan bahwa luas bengkel ketiga SMK
masih belum memenuhi luas minimum standar sarana dan prasarana
nasional yaitu 96 m2. Begitu pula perabot, peralatan dan media lainnya
masih belum memenuhi standar minimum sarana dan prasarana nasional
sebagaimana Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008 di atas.
Permasalahan sarana dan prasarana sangatlah penting untuk ditangani
lebih serius, karena sangat berpengaruh dalam kelancaran proses belajar
mengajar, karena disamping menjadi lebih nyaman, juga sekaligus
menjadi media pembelajaran dengan peralatan yang harus disesuaikan
termasuk penyediaan fasilitas yang mutlak harus dipenuhi, yang tentunya
kesemuanya itu harus sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan ilmu
dan pengetahuan. Seringkali dalam pemenuhan sarana dan prasana
ditentukan oleh pihak sekolah bersama komite sekolah berdasar pada
keinginan dan kebutuhan sekolah masing-masing semata. Hasil
pengamatan terhadap bengkel ketiga sekolah adalah sebagai berikut:41

Tabel 1. Data hasil Grand Tour terhadap bengkel SMK Negeri 1


Muaro Jambi, SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur dan SMK
Negeri 2 Merangin.

Luas Media
No. Sekolah Perabot Peralatan Lain-lain
Bengkel Pendidikan
Peralatan kurang Kotak kontak
SMK Negeri 1 set memadai, 2 buah,
4X6m Papan tulis
1. 1 Muaro (butuh terdapat tempat
(1 lantai) (baik)
Jambi perbaikan) motor dan mobil sampah 1
bekas. buah.
Peralatan kurang Kotak kontak
SMK Negeri
1 set memadai, 2 buah,
1 Tanjung 5X6m Papan tulis
2. (butuh terdapat tempat
Jabung (1 lantai) (baik)
perbaikan) motor dan mobil sampah 1
Timur
bekas. buah.
Peralatan cukup
Kotak kontak
memadai,
8 X 10 1 set 4 buah,
SMK Negeri terdapat motor Papan tulis
3. m (cukup tempat
2 Merangin dan mobil bekas (baik)
(1 lantai) memadai) sampah 2
(Pajero dan
buah).
Fortuner).

41 Observasi
di bengkel SMK Negeri 1 Muaro Jambi, SMK Negeri 1 Tanjung Jabung
Timur dan SMK Negeri 2 Merangin, 2016.
18

Bagi beberapa sekolah yang telah memenuhi sarana dan


prasarananya akan meningkat menjadi lebih baik lagi, hal ini adalah wajar
sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar yang
pada tujuannnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan itu sendiri.
Adapun permasalahan yang sering timbul adalah tidak terkendalinya
rencara yang diprogramkan oleh pihak sekolah dengan harapan untuk
memenuhi keinginan secara maksimal yang seringkali kurang efektif
karena tidak langsung dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan siswa
di sekolah yang bersangkutan, hal ini bisa terjadi karena tidak adanya
standarisasi yang diharuskan untuk dipenuhinya.
Standar sarana dan prasarana sebagaimana Peraturan Menteri
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pasal
1 Ayat 9 bahwa Standar Sarana dan Prasarana adalah kriteria mengenai
ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan,
laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan
sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
19 Tahun 2005 menjelaskan tentang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
secara lebih spesifik, bahwa ”Pendidikan Menengah Kejuruan adalah
pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan
pengembangan kemampuan siswa untuk jenis pekerjaan tertentu.” Untuk
itu pendidikan menengah kejuruan pada dasarnya bertujuan untuk
menyiapkan tenaga kerja yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan
sikap yang sesuai dengan sifat spesialisasi kejuruan dan persyaratan
dunia industri dan dunia usaha. Dalam menghadapi era industrialisasi dan
persaingan bebas dibutuhkan tenaga kerja yang produktif, efektif, disiplin
19

dan bertanggung jawab sehingga mereka mampu mengisi, menciptakan,


dan memperluas lapangan kerja.42
Pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 40 Tahun 2008 Pasal 4 dijelaskan bahwa “Penyelenggaraan
SMK/MAK wajib menerapkan standar sarana dan prasarana SMK/MAK
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini, selambat-lambatnya 5
(lima) tahun setelah Peraturan Menteri ini ditetapkan (31 Juli 2008)”.43
Peraturan ini menjelaskan bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki
sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Dari sisi lainnya
kelengkapan sarana dan prasarana dapat berdampak positif bagi
keberhasilan siswa dalam memperoleh informasi sebagai upaya untuk
membentuk karakter dibidang profesi yang siap terjun kedalam dunia
kerja. Standar nasional pendidikan merupakan kriteria minimal tentang
sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Fungsi standar ini yaitu sebagai dasar dalam perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam
rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Tujuan standar
ini menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat.
Sarana dan prasarana pendidikan adalah salah satu sumber daya
yang menjadi tolak ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan terus
menerus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bagaimanapun juga peningkatan kualitas sekolah memang bukan hal
yang mudah, terutama jika alokasi anggaran pendidikan di suatu daerah
belum memungkinkan untuk mencapai angka ideal. Oleh karena itulah,
berbagai alternatif kebijakan yang bersifat efektif dan efisien namun
mengenai seperti peningkatan sarana/prasarana secara partisipatif yang
42 PeraturanPemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional.
43 Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana
untuk Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasyah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK). Pasal 4.
20

juga mengikut sertakan kearifan lokal daerah, peningkatan pengawasan


terpadu stake holder pendidikan dan pemerintahan daerah berkaitan
dengan kebijakan-kebijakan pendidikan. Sarana dan prasarana yang baik
sangat membantu keberhasilan mutu pendidikan. Semakin lengkap dan
dimanfaatkan secara optimal, sarana dan prasarana suatu sekolah tentu
semakin mempermudah murid dan guru untuk mencapai target secara
bersama-sama. Namun perlu diingat sarana dan prasarana yang baik
harus diiringi dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni (guru
yang siap), karena sarana dan prasarana yang lengkap tidak akan
bermanfaat apabila guru tidak siap atau tidak mampu mengoperasikan
secara optimal.
Jurnal Vocational education and training programs (VET):
An Asian perspective dengan tegas menyebutkan bahwa: “Pendidikan
dan pelatihan kejuruan (Vocational Education and Training-VET) berfokus
pada perdagangan tertentu dan menanamkan keterampilan praktis yang
memungkinkan individu untuk terlibat dalam aktivitas pekerjaan tertentu.
VET tidak hanya penting dalam memberikan kesempatan kerja kepada
individu tetapi juga membantu dalam meningkatkan produktivitas
perusahaan: "Pendidikan dan pelatihan kejuruan adalah instrumen yang
sangat diperlukan untuk meningkatkan mobilitas tenaga kerja,
kemampuan beradaptasi dan produktivitas, sehingga memberikan
kontribusi untuk daya saing meningkatkan perusahaan dan
menyelesaikan ketidakseimbangan pasar tenaga kerja". VET terdiri dari
semua transfer keterampilan, formal dan informal, yang dibutuhkan dalam
peningkatan kegiatan produktif masyarakat”.44
Pernyataan di atas dapat diartikan bahwa pendidikan dan
pelatihan kejuruan (VET) berfokus pada perdagangan tertentu dan
menanamkan keterampilan praktis yang memungkinkan individu untuk
terlibat dalam aktivitas pekerjaan tertentu. VET tidak hanya penting dalam
44 TusharAgrawal, Vocational Education and Training Pograms (VET), Asia-Pacific
Journal of Cooperative Education, Indira Gandhi Institute of Development Research
(IGPDR) India, 2013.
21

memberikan kesempatan kerja bagi individu, namun juga membantu


dalam meningkatkan produktivitas perusahaan: Pendidikan kejuruan dan
pelatihan merupakan instrumen yang sangat diperlukan untuk
meningkatkan mobilitas tenaga kerja, kemampuan beradaptasi dan
produktivitas sehingga memberikan kontribusi bagi daya saing
perusahaan, meningkatkan dan menyelesaikan ketidakseimbangan
pasar tenaga kerja. VET terdiri dari semua transfer keterampilan,
formal maupun informal, yang dibutuhkan dalam peningkatan kegiatan
produktif masyarakat.
Tantangan pendidikan nasional yang dihadapi oleh bangsa
Indonesia dari waktu ke waktu meliputi empat hal, yaitu: (1) pemerataan
kesempatan, (2) kualitas, (3) efisiensi, dan (4) relevansi.45 Relevansi
antara pendidikan dengan kehidupan nyata kurang erat. Kesenjangan
antara keduanya dianggap lebar, baik dalam kuantitas maupun kualitas.
Pendidikan makin terisolasi dari kehidupan nyata sehingga tamatan
pendidikan dari berbagai jenis dan jenjang pendidikan dianggap kurang
siapmenghadapi kehidupan nyata. Suatu pendidikan dikatakan relevan
dengan kehidupan nyata jika pendidikan tersebut berpijak pada kehidupan
nyata. Maka dalam hal ini diperlukan kecakapan hidup pada setiap siswa
agar mampu menghadapi kehidupan nyata. Salah satu kecakapan hidup
adalah kecakapan vocational atau kecakapan kejuruan. Dalam
kecakapan kejuruan, praktik kerja para siswa merupakan bentuk
penyesuaian siswa dengan lingkungan kerja guna mendekatkan relevansi
antara tamatan sekolah kejuruan dengan dunia usaha. Grand theory dari
kecakapan vocational/praktik kerja adalah kecakapan hidup. Pengertian
kecakapan hidup adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mau
dan berani menghadapi problematika hidup dan kehidupan secara wajar

45 Syarifatul Marwiyah, Konsep Pendidikan Berbasis Kecakapan Hidup. (Jurnal Falasifa.


Vol.3, No.1 Maret 2012). hal. 84.
22

tanpa merasa tertekan kemudian secara produktif dan kreatif mencari


serta menemukan solusi, sehingga akhirnya mampu mengatasinya.46
Tanggung jawab sekolah dalam memasuki era saat ini adalah
mempersiapkan siswa untuk menghadapi kebutuhan-kebutuhan dalam
masyarakat yang sangat cepat perubahannya. Tantangan yang dihadapi
para siswa lulusan SMK adalah menjadi pekerja yang memiliki
keterampilan dan keahlian dalam era sekarang. Suka atau tidak suka,
mau atau tidak mau, kenyataan teknologi di dunia ini memang harus
dihadapi. Mengingat lulusan SMK di seluruh wilayah Nusantara ini
cenderung bekerja di dunia usaha dan industri, dan dengan adanya
teknologi yang telah merambah di segala bidang kehidupan manusia,
maka dibutuhkan suatu komitmen dan tanggung jawab terhadap sistem
pendidikan guna meningkatkan kemahiran akan kompetensi bidang
teknologi bagi siswa SMK. Salah satu strategi peningkatan mutu
pendidikan di SMK adalah penyediaan sarana dan prasarana pendidikan.
Selain itu dengan adanya peningkatan minat peserta didik masuk ke SMK,
mengakibatkan bertambah banyaknya kebutuhan fasilitas pembelajaran,
dan diantaranya berupa Ruang Praktik Siswa SMK. Menurut Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 129a/u/2004
Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan (SPM) untuk SMK
Pasal 4 Ayat 2 (Keputusan Menteri) yang salah satunya menjelaskan
bahwa 90% sekolah harus memiliki sarana dan prasarana minimal sesuai
dengan standar teknis yang ditetapkan secara nasional. Menurut Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
khususnya Pasal 45 mengamanatkan bahwa setiap satuan pendidikan
harus memiliki sarana prasarana sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan, sebagaimana bunyi dari Pasal tersebut: “(1) Setiap satuan
pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana
yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan
46 Zainal
Aqib, Elham Rohmat, Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas
Sekolah (Bandung: Yrama Widya, 2007), hal. 40. http://www.pengertianpengertian.
com/2012/03/ pengertian-kecakapan-hidup-life-skill.html
23

perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional,


dan kejiwaan peserta didik.”47
Pelaksanaan praktik kerja siswa sekolah menengah kejuruan
dilakukan pada laboratorium/bengkel maupun diluar sekolah melalui
program praktik kerja industri (Prakerin). Kecakapan praktik kerja siswa di
bengkel tidak terlepas dari ketersediaan dan kelengkapan bengkel
sekolah tersebut baik gedung, peralatan dan lainnya. Bengkel merupakan
sarana dan prasarana sekolah menengah kejuruan yang berfungsi untuk
pelaksanaan praktik materi yang telah dipelajari siswa di kelas.
Fasilitas praktik yang ada di laboratorium/bengkel Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) sangat mempengaruhi kualitas hasil
pembelajaran. Oleh karena itu perlu diperhatikan sistem pengelolaannya.
Pengelolaan ini juga meliputi sistem penataan dan perawatan
(maintenance) peralatan, sehingga siswa dapat secara optimal
menggunakannya dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran.
Pengadaan dan penambahan fasilitas laboratorium dan bengkel
pendidikan di sekolah membutuhkan biaya yang sangat besar. Oleh
karena itu perlu dicari solusi bagaimana menghemat biaya yang
berhubungan dengan kelengkapan fasilitas praktik. Salah satu upaya yang
dapat dilakukan adalah dengan program penerapan sistem manajemen
perawatan dan perbaikan peralatan laboratorium dan bengkel.48
Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SMK
pada Tahun 2008 dijelaskan bahwa sistem penataan dan perawatan
sangat dibutuhkan di SMK. Secara ekonomis telah dikaji bahwa dengan
adanya sistem penataan dan perawatan yang baik akan menghemat biaya
yang cukup besar. Diasumsikan masing-masing dari ke 5 jurusan di SMK

47 Fajar A. Malik Silo Seco Dwiryo, Studi Kelayakan Sarana Dan Prasarana
Laboratorium/Bengkel Teknik Mekanik Otomotif di SMK Sunan Drajat Lamongan,
(Jurnal JPTM, Volume 01 Nomor 03 Tahun 2013), hal. 64.
48
Tim Manajemen Bengkel. Manajemen Bengkel. Analisis Kebutuhan Fasilitas
Pendidikan. Disampaikan Pada IHT Manajemen Bengkel (Medan: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Badan PSDM dan Penjaminan Mutu Pendidikan Pusat
Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, 2014), hal. 1.
24

Industri memiliki 5 macam fasilitas, baik berupa mesin, peralatan, maupun


perkakas. Terkait dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan, sekolah
harus melakukan analisis kebutuhan sarana dan prasarana berdasarkan
tuntutan standar sarana dan prasarana agar dapat diperoleh data
kesenjangan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah. Dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 42
Ayat 1 dinyatakan bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana
dan prasarana yang memenuhi kriteria minimal yang meliputi antara lain
lahan, ruang belajar, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik,
ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel
kerja, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat berkreasi, dan
sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran dan intalasi listrik yang menunjang penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi serta memenuhi rasio minimum sesuai
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007.
Sarana dan prasarana sebagai bagian integral dari keseluruhan kegiatan
pembelajaran di satuan pendidikan mempunyai fungsi dan peran dalam
pencapaian kegiatan pembelajaran sesuai kurikulum satuan pendidikan.
Agar pemenuhan sarana dan prasarana tepat guna dan berdaya guna
(efektivitas dan effisiensi), diperlukan suatu analisis kebutuhan yang tepat
di dalam perencanaan pemenuhannya.49
Salah satu perubahan yang mendasar dalam kurikulum 2013 yaitu
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013
tentang Standar Kompetensi Lulusan menyatakan bahwa SKL adalah
Kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan dan keterampilan. SKL terdiri atas kriteria kualifikasi
kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah
menyelesaikan masa belajarnya di satuan pandidikan pada jenjang

49
Tim Manajemen Bengkel. Manajemen Bengkel. Analisis Kebutuhan Fasilitas
Pendidikan. Disampaikan Pada IHT Manajemen Bengkel (Medan: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Badan PSDM dan Penjaminan Mutu Pendidikan Pusat
Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, 2014), hal. 1.
25

pendidikan dasar dan menengah. Penilaian Kompetensi Keterampilan


adalah pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja,
yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu
kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan
penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau
skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.50
Berdasarkan penjabaran di atas, kecakapan praktik kerja siswa
SMK dinilai berdasarkan standar kompetensi lulusan terhadap kualifikasi
kemampuan ketrampilan yang dimiliki. Penilaiannya sendiri berdasarkan
penilaian kinerja terhadap kemampuan siswa dalam mendemonstrasikan
suatu kompetensi tertentu melalui tes praktik.
Provinsi Jambi secara geografis terletak antara 0,45° Lintang Utara,
2,45° Lintang Selatan dan antara 101,10°-104,55° Bujur Timur. Di sebelah
Utara berbatasan dengan Provinsi Riau, sebelah Timur dengan Selat
Berhala, sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera
Selatan dan sebelah Barat dengan Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi
Bengkulu. Luas wilayah Provinsi Jambi sesuai dengan Undang-undang
nomor 19 tahun 1957, tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra
Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau, yang kemudian ditetapkan
menjadi Undang-Undang nomor 61 tahun 1958 (Lembaran Negara Tahun
1958 nomor 112) adalah seluas 53.435,72 km 2 dengan luas daratan
50.160,05 km2 dan luas perairan 3.274,95 km2.51 Jumlah penduduk
Provinsi Jambi pada tahun 2010 berjumlah 3.092.365 jiwa (Data BPS hasil
sensus 2010).52 Provinsi Jambi terdiri dari 9 kabupaten yaitu Kabupaten
Batanghari, Bungo, Kerinci, Merangin, Sarolangun, Muara Jambi, Tanjung

50 A.Muliati, AM., Teknik Penilaian Kompetensi Keterampilan, (E-Buletin LPMP ISSN.


2355-3189. Desember 2014), hal.
51 Pemerintah Daerah Provinsi Jambi (Situs resmi) http://jambiprov.go.id/index.
php?letluaswil
52 Badan Statistik Provinsi Jambi (Website), http://jambi.bps.go.id/linkTabelStatis/view/

id/16
26

Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur dan Tebo dan 2 Kota madya yaitu
Kota Madya Jambi dan Kota Madya Sungai Penuh.53
Penyelenggaraan SMK Negeri di Provinsi Jambi dilaksanakan pada
semua Kabupaten dan Kota Madya baik oleh Pemerintah maupun swasta.
Selanjutnya dari fenomena diatas peneliti menganggap penting untuk
melakukan penelitian pada lembaga pendidikan di Provinsi Jambi dalam
usaha mereka untuk menerapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 40 Tahun 2008. Penelitian ini akan mengambil fokus manajemen
bengkel kerja sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri yang
terletak di 3 wilayah Provinsi Jambi yaitu wilayah tengah kabupaten Muaro
Jambi, Wilayah Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dan Wilayah
Barat Kabupaten Merangin. Dipilih ketiga kabupaten pada wilayah masing-
masing karena pada kabupaten tersebut terdapat SMK Negeri.
Sehubungan dengan penjabaran di atas maka dalam penelitian ini
menguraikan secara detil manajemen bengkel berdasarkan fungsi POAC
mengacu pada Permendiknas RI nomor 40 tahun 2008 dalam kaitannya
meningkatkan kecakapan praktik kerja siswa di SMK Negeri Provinsi
Jambi dan proses manajemen bengkel yaitu perencanaan, pengadaan,
inventarisasi, pendistribusian, penggunaan dan pemeliharaan, dan
penghapusan lahan, bangunan dan perlengkapan bengkel. Oleh karena
itu penelitian ini berjudul “Manajemen Bengkel dan Penerapan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 40 Tahun 2008 dalam
Meningkatkan Kecakapan Praktik Kerja Siswa Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) di Provinsi Jambi (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Muaro
Jambi, SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, dan SMK Negeri 2
Merangin).”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka dirumuskan masalah sebagai
berikut:
53 Wikipedia Bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, http://id.wikipedia.org/wiki/Jambi.
27

1. Mengapa manajemen bengkel dan penerapan Permendiknas RI


Nomor 40 Tahun 2008 belum aktual dalam meningkatkan kecakapan
praktik kerja siswa SMK di Provinsi Jambi?
2. Bagaimana manajemen bengkel dan penerapan Permendiknas RI
Nomor 40 Tahun 2008 dalam meningkatkan kecakapan praktik kerja
siswa SMK di Provinsi Jambi?
3. Bagaimana manajemen bengkel dan kecapan praktik kerja siswa SMK
di Provinsi Jambi ditinjau dari Permendiknas RI Nomor 40 Tahun
2008?
4. Bagaimana kecakapan praktik kerja siswa SMK di Provinsi Jambi
sehubungan dengan manajemen bengkel dan penerapan
Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008?
5. Bagaimana penerapan Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008
dilaksanakan dalam menejemen bengkel dan meningkatkan
kecakapan praktik kerja siswa SMK di Provinsi Jambi?

C. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada pelaksanaan manajemen bengkel
pada SMK Negeri di Provinsi Jambi mengacu pada Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional RI Nomor 40 Tahun 2008 dalam meningkatkan
kecakapan praktik kerja siswa. Berdasarkan latar belakang dan
perumusaan masalah maka fokus penelitian pada disertasi ini adalah:
1. Pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yaitu planning, organizing,
actuating dan controlling (POAC) pada bengkel kerja SMK di Provinsi
Jambi.
2. Eksistensi Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008 sehubungan
dengan penerapan peraturan tersebut di SMK Provinsi Jambi.
3. Performa kecakapan praktik kerja siswa pada SMK Provinsi Jambi.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1. Tujuan Penelitian
28

Secara teoritis penelitian akan mengungkap, mengkaji dan


membahas manajemen bengkel mengacu pada Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional RI Nomor 40 Tahun 2008 dalam meningkatkan
kecakapan praktik kerja siswa pada SMK Negeri di Provinsi Jambi.
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana manajemen Pendidikan Islam yang
berkaitan dengan manajemen bengkel dan penerapan Permendiknas
RI Nomor 40 Tahun 2008 belum aktual dalam meningkatkan
kecakapan praktik kerja siswa SMK di Provinsi Jambi
2. Untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan dalam penerapan
Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008 dilaksanakan dalam
menejemen bengkel dan meningkatkan kecakapan praktik kerja siswa
SMK di Provinsi Jambi.
3. Untuk mengetahui kecakapan praktik kerja siswa SMK di Provinsi
Jambi sehubungan dengan manajemen bengkel dan penerapan
Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008.

2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini akan membahas pelaksanaan manajemen bengkel
pada SMK Negeri di Provinsi Jambi dalam kaitannya dengan penerapan
Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008 dalam meningkatkan kecakapan
praktik kerja siswa. Hasil temuan yang telah dianalisis dalam pembahasan
menjadi masukan yang bermanfaat:
1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperdalam
keilmuan dalam bidang manajemen Pendidikan Islam yang berkaitan
dengan manajemen bengkel dan penerapan Permendiknas RI Nomor
40 Tahun 2008 dalam meningkatkan kecakapan praktik kerja siswa
SMK di Provinsi Jambi
2. Penelitian ini diharapkan untuk pengembangkan pelaksanaan
manajemen bengkel guna meningkatkan kecakapan praktik kerja
29

siswa dan mutu sekolah. Informasi dari hasil penelitian ini akan
menjadi masukan berharga dalam dunia pendidikan.
3. Bagi guru dalam proses belajar mengajar, peningkatan mutu hasil
belajar dan peningkatan kompetensi guru dan siswa dalam
meningkatkan prestasi belajar dan kecakapan praktik kerja siswa.
4. Bagi pemerintah provinsi Jambi, penelitian ini dapat dijadikan dasar
pemikiran terkait dalam melaksanakan kegiatan yang berhubungan
dengan manajemen bengkel sekolah, Permendiknas RI Nomor 40
Tahun 2008 dan kecakapan praktik kerja siswa.
28

BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

A. Manajemen Bengkel dan Prosesnya


1. Pengertian dan Fungsi-fungsi Manajemen
Manajemen adalah kegiatan seseorang dalam mengatur
organisasi, lembaga atau sekolah yang bersifat manusia maupun non
manusia, sehingga tujuan organisasi, lembaga atau sekolah dapat
tercapai secara efektif dan efisien.55 Manajemen berasal dari kata to
manage, yang berarti mengelola. Pengelolaan dilakukan melalui
proses dan dikelola berasarkan urutan dan fungsi-fungsi manajemen
itu sendiri. Manajemen adalah melakukan pengelolaan sumberdaya
yang dimiliki oleh sekolah/organisasi yang diantaranya adalah
manusia, uang, metode, material, mesin, dan pemasaran yang
dilakukan dengan sistematis dalam suatu proses.56
Manajemen menurut Manulang adalah seni dan ilmu
perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan
pengawasan, sumber daya untuk mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa manajemen sebagai seni
berfungsi untuk mencapai tujuan yang nyata mendatangkan hasil dan
manfaat, sedangkan manajemen sebagai ilmu berfungsi menerangkan
fenomena-fenomena, kejadian-kejadian dengan memberikan
penjelasan.57 Sedangkan menurut Hasibuan manajemen adalah ilmu
dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber-sumber daya lainnya secara efekif dan efisien untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.58

55 Sulistyorini,
Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi Dan Aplikasi,
(Yogyakarta: Sukses Offset, 2009), hal. 11.
56 Rohiat, Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik (Bandung: PT. Refika

Aditama, 2010), hal. 14.


57 M. Manullang, Dasar-dasar Manajemen, (Medan: Ghalia Indonesia, 2006), hal. 5.
58 Malayu S. P Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2007), hal. 2.

28
29

Manajemen dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau


rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama
sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan,
untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya,
agar efektif dan efisien. Manajemen pada organisasi pendidikan
memiliki beberapa obyek garapan dengan titik tolak pada kegiatan
belajar-mengajar di kelas, maka sekurang-kurangnya ada delapan
obyek garapan, yaitu: 1) manajemen peserta didik, 2) manajemen
personalia sekolah, 3) manajemen kurikulum, 4) manajemen sarana
atau material, 5) manajemen tatalaksana pendidikan atau
ketatausahaan sekolah, 6) manajemen pembiayaan atau anggaran,
7) manajemen lembaga-lembaga pendidikan dan organisasi
pendidikan, 8) manajemen hubungan masyarakat atau komunikasi
pendidikan.59
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka dapat
dirangkum pengertian manajemen adalah usaha yang dilakukan
secara bersama-sama untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan
organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen. Terry
menjelaskan fungsi manajemen adalah planning
(perencanaan),organizing (pengorganisasian), actuating (pelaksanaan),
dan controlling (pengawasan).60
Manajemen sendiri sesungguhnya sudah di jelaskan dalam Al-
Qur‟an. Jika kita mau memahami dan menganalisis beberapa macam
aspek yang ada bahwa manajemen adalah untuk mengetahui kemana
arah yang akan dituju, kesukaran apa yang harus dihadapi, kekuatan
apa yang harus dijalankan dan bagaimana anda mengemudikan
kendaraan anda dengan membuat penumpang anda nyaman berada di

59 Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya


Media Bekerjasama Dengan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Yogyakarta, 2008), hal. 3.
60 George R. Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, Cetakan kesebelas (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2012), hal. 15.
30

kendaraan anda yang anda kemudikan, bukan malah sebaliknya. Allah


dan Rasul-Nya memerintahkan kepada setiap Muslim untuk
menunaikan amanah. Kewajiban menunaikan amanah telah dinyatakan
oleh Allah SWT dalam Al-Qur‟an surat An-Nisa‟ ayat 58:

ً ‫أهن دوا لهت ى أه‬


‫كح‬ ‫و‬ ً ‫۞ إ ٱن ل ل‬
‫ه‬
‫ين‬ ‫ه‬ ًً ‫أ‬
ً
ً ‫ً ً ً ٱلن‬ ‫هم‬ ‫مر م‬
‫لها ً مت‬ ً ‫تً ؤ‬
ً ً ‫إ‬ ‫ك‬
‫ا‬ ‫م‬ ‫ذا‬ ً
‫س‬ ‫ن‬
‫هٱ‬

‫ل‬
ً
‫ه‬
ًً ‫ٱنلهل كان‬ ‫عم هيع كظم ه ۦ‬ ‫ٱ‬ ‫أهن ته ح كمو‬
‫يصًار‬ ‫لهل ا‬
‫ٱن‬ ً ‫ًا‬
‫د‬
‫هاعبه‬ ‫ً ل‬
‫يمس‬ ‫ل‬
]٨٥:‫[سورة النساء‬٨٥
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu)
apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya
Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.61 (Qs. An-
Nisa: 58).
31

Ayat ini mengandung pengertian bahwa Allah memerintahkan


agar selalu menunaikan amanah dalam segala bentuknya, baik amanat
perorangan maupun amanat kelompok atau masyarakat. Dengan
demikian, jelaslah bahwa prinsip-prinsip manajemen yang terdapat
dalam Al-Qur‟an agar selalu menunaikan amanah dan perlu diterapkan
dan dipraktikkan. Islam memberikan keluwesan untuk berijtihad.
Dengan peralatan dalil nash Al-Qur‟an dan Hadits yang ditunjang oleh
kemampuan ilmu pengetahuan modern, seorang manajer dapat
berijtihad sehingga mendapatkan hasil yang memuaskan. Demikianlah
Allah SWT menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling
sempurna yang terdiri dari berbagai unsur yang terorganisai dengan
rapi dan interaksi antar unsur-unsur yang ada mencerminkan suatu
sistem manajemen yang sangat sempurna.
31

61 Departemen Agama RI, Al-Qu’ran dan Terjemahnya (Semarang: CV. Asy Syifa‟,
1999), hal.128.
32

a. Planning (Perencanaan)
Planning ialah menetapkan pekerjaan yang harus
dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang
digariskan. Planning mencakup kegiatan pengambilan keputusan,
karena termasuk dalam pemilihan alternatif-alternatif keputusan.
Diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan melihat ke
depan guna merumuskan suatu pola dari himpunan tindakan
untuk masa mendatang.62 Selanjutnya menurut Charles W.L. Hill dan
Steven L. McShane bahwa perencanaan adalah proses formal di
mana manajer memilih tujuan, mengidentifikasi tindakan untuk
mencapai tujuan mereka, mengalokasikan tanggungjawab untuk
melaksanakan tindakan spesifik kepada individu atau unit, mengukur
keberhasilan tindakan melalui membandingkan hasil aktual terhadap
tujuan, dan rencana revisi yang sesuai. Perencanaan mengambil
tempat multi level dalam sebuah organisasi dan merupakan bagian
tertanam dari pekerjaan manajer.63
Pengertian planning diatas menunjukkan bahwa kunci dari
planning adalah pencapaian tujuan. Organisasi melakukan
serangkaian kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Perencanaan atau planning berarti melihat ke depan menentukan
serangkaian kegiatan atau tindakan yang harus diikuti. Perencanaan
diawali dengan langkah persiapan dilanjutkan dengan kegiatan
sistematis yang telah ditentukan kapan, bagaimana dan siapa yang
akan melakukan pekerjaan tertentu. Oleh karena itu perencanaan
mempertimbangkan sumber daya yang tersedia pada organisasi
sehingga membentuk koordinasi, kontribusi dan penyesuaian yang
efektif, efisien dan sempurna.

62 George R. Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, Cetakan kesebelas (Jakarta: PT


Bumi Aksara, 2012), hal. 17.
63 Charles W.L. Hill and Steven L. McShane. Principles of Management (New York:

McGraw-Hill/Irwin, 2008), hal. 4.


33

Perencanaan mencakup banyak variasi atau jenis. Beberapa


variasi tersebut adalah visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, prosedur,
dan aturan.
1) Visi
Visi menggambarkan kondisi masa depan yang diwujudkan melalui
pelaksanaan sejumlah misi. Visi organisasi sangat bergantung kepada
pemimpin, bila pemimpin memiliki komitmen yang tinggi terhadap
organisasi, maka segala bentuk kegiatan yang direncanakan
sebelumnya dapat direalisasikan dengan menentukan siapa
pelaksana, mengapa harus melaksanakan, mengapa hal itu penting,
bagaimana merealisasikan janji kepada pelanggan dan pedoman
perilaku yang mengatur, serta bagaimana berbuat.64
2) Misi
Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh
lembaga dalam usahanya mewujudkan visi. Dalam operasionalnya,
orang berpedoman pada pernyataan misi yang merupakan hasil
kompromi interpretasi visi.65
3) Tujuan
G.R. Terry mengemukan bahwa tujuan adalah sasaran manajerial
yaitu tujuan yang melukiskan skop yang jelas serta memberikan arah
pada usaha-usaha seorang manajer. Sedangkan Wilson mengatakan
tujuan adalah pusat perhatian (area of concern) sampai sejauh mana
bidang-bidang atau pusat perhatian dapat direalisasikan pada waktu
tertentu ditentukan oleh perkiraan kemampuan yang dimiliki dan hasil
yang hendak dicapai.

4) Strategi

64 Badrudin, Dasar-dasar Manajemen (Bandung: Alfabeta, 2014), hal. 57.


65 Ibid. hal. 58.
34

Strategi pada hakikatnya merupakan interpretative planning yang


dibuat dengan memperhitungkan rencana saingan. Penyusunan
strategi didasarkan atas pemanfaatan keunggulan-keunggulan
daripada saingan.
5) Kebijakan
Kebijakan adalah suatu jenis rencana yang memberikan bimbingan
berpikir dan arah dalam pengambilan keputusan.
6) Prosedur
Prosedur merupakan jenis rencana, karena prosedur menunjukkan
pemilihan cara bertindak dan berhubungan dengan aktivitas masa
depan. Selanjutnya G.R. Terry mengemukakan prosedur adalah
suatu rangkaian tugas yang mewujudkan urutan waktu dan rangkaian
tersebut harus dilaksanakan.
7) Aturan
Peraturan adalah rencana tentang peraturan-peraturan yang telah
ditetapkan dan harus ditaati.
Dilihat dari segi jangka waktunya, perencanaan dibagi menjadi
3, yaitu:
1) Perencanaan strategis.
2) Perencanaan taktis.
3) Perencanaan operasional.66
Perihal perencanaan, Tony Morden dalam bukunya Principle of
Stategic Management edisi ketiga menyatakan setiap perusahaan,
apakah bisnis, sektor publik, atau non profit, perlu merencanakan
masa depan. Manajemen perusahaan perlu mencoba untuk
mengantisipasi lingkungan masa depan di mana organisasi akan
beroperasi. Perencanaan untuk besok adalah sama pentingnya
dengan membuat keputusan untuk hari ini. Ada dua alasan untuk ini.
Pertama, pembuatan rencana dan prakiraan, dan review akhir
mereka, menguatkan manajer untuk berpikir ke depan. Organisasi
66 Badrudin, Dasar-dasar Manajemen (Bandung: Alfabeta, 2014), hal. 59.
35

harus tahu setidaknya beberapa kemungkinan konsekuensi dari kedua


komitmen yang sudah ada dan perencanaan masa depan yang
diterapkan. Dan itu harus dapat menggambarkan beberapa skenario
yang paling mungkin untuk menghadapi kemungkinan tahun
berikutnya/ beberapa tahun ke depan. Sebuah "skenario" adalah
prediksi apa yang lebih atau kurang mungkin terjadi di masa depan.
Tidak ada alasan mengapa perusahaan tidak harus terbatas risiko dan
ketentuan yang tidak pasti di masa depan untuk kebanyakan kejadian
yang tidak terduga yang hampir selalu tidak mungkin untuk
diperkirakan. Kedua, pembuatan rencana dan prakiraan melibatkan
sistematis pemikiran dan analisis. Seperti sebuah proses intelektual
mungkin nilai dalam dirinya sendiri, terutama sekalai dalam organisasi-
organisasi yang memiliki kecenderungan untuk “be long on action but
short on thought” (lama pada tindakan tetapi pendek pada pikiran).67
Lebih lanjut Tony Morden menjelaskan bahwa perencana akan
mendasarkan perkiraan-perkiraan pada asumsi-asumsi perencanaan
dan harapan masa depan. Asumsi-asumsi perencanaan adalah
prediksi-prediksi tentang kemungkinan besar lingkungan-lingkungan di
mana perencanaan-perencanaan diharapkan untuk diterapkan.68
Proses perencanaan atau planning adalah bagian dari daur
kegiatan manajemen yang terutama berhubungan dengan pengambilan
keputusan (decision making) untuk masa depan, baik jangka panjang
maupun jangka pendek, sehubungan dengan pokok pertanyaan: apa,
siapa, bagaimana, kapan, di mana, dan berapa, baik sehubungan
dengan lembaga yang dimanajemeni maupun usaha-usahanya.69
Karakter atau pendekatan dasar proses perencanaan:

67 Tony Morden, Principle of Strategic Management (Hampshire/England: Ashgate


Publishing Limited, 2007), hal. 144.
68 Ibid. hal. 144.
69 Wikipedia, Proses Perencanaan, https://id.wikipedia.org/wiki/Proses_perencanaan.
36

1) Dari atas ke bawah (top-down). Pendekatan ini mendesak bagian


bawah bekerja sesuai kemauan atasan di dalam perencanaan tanpa
memedulikan situasi nyata bagian bawah. Waktu perencanaan bisa
sangat pendek, tetapi ada banyak hal yang terlewatkan karena
sempitnya forum informasi dan komunikasi. Biasanya menimbulkan
kepatuhan yang terpaksa namun untuk sementara waktu efektif.
2) Dari bawah ke atas (bottom-up). Pendekatan ini merupakan upaya
melibatkan semua pihak sejak awal, sehingga setiap keputusan
yang diambil dalam perencanaan adalah keputusan mereka
bersama, dan mendorong keterlibatan dan komitmen sepenuhnya
untuk melaksanakannya. Kelemahannya memerlukan banyak waktu
dan tenaga untuk perencanaan. Diperlukan pengembangan budaya
perusahaan yang sesuai.70
Pada bulan November 1981 timbul ulasan manajemen yang
berisi tulisan George T. Doran yang menyebutkan ada cara S.M.A.R.T.
untuk menulis tujuan dan sasaran manajemen. Diskusi ini membahas
pentingnya tujuan dan kesulitan pengaturan mereka.71
Setiap huruf dalam SMART mengacu pada kriteria yang
berbeda untuk menilai tujuan. sumber yang berbeda menggunakan
huruf untuk merujuk pada hal yang berbeda. Kriteria diterima biasanya
adalah sebagai berikut:

Letter Most common Alternative

S Specific (Strategic and specific)

M Measurable Motivating (Source: One Minute Manager)

Agreed, attainable, action-oriented, ambitious, aligned


A Achievable
with corporate goals, (agreed, attainable and achievable)

70 Wikipedia, Proses Perencanaan, https://id.wikipedia.org/wiki/Proses_perencanaan.


71 Wikipedia, SMART Criteria, https://en.wikipedia.org/wiki/SMART_criteria.
37

Letter Most common Alternative

Realistic resourced, reasonable, (realistic and


R Relevant
resourced), results-based
Trackable (Source: One Minute Manager), Time-
T Time-bound based, time limited, time/cost limited, timely, time-
sensitive, timeframe

Penjelasan kriteria SMART adalah sebagai berikut:


1) Specific
Kriteria ini menekankan perlunya untuk tujuan tertentu dari pada
yang lebih umum. Ini berarti tujuannya adalah jelas dan tidak
ambigu; tanpa liku-liku dan hampa. Untuk membuat tujuan yang
spesifik, mereka harus memberitahu tim persis apa yang
diharapkan, mengapa hal itu penting, siapa yang terlibat, di mana
itu akan terjadi dan yang atribut penting. Sebuah tujuan tertentu
biasanya akan menjawab pertanyaan lima 'W':
• What: Apa yang ingin saya capai?
• Why: Alasan khusus, tujuan atau manfaat mencapai tujuan.
• Who: Siapa yang terlibat?
• Where: Identifikasi lokasi.
• Which: Mengidentifikasi persyaratan dan kendala.
2) Measurable
Kriteria kedua menekankan perlunya kriteria kongkrit untuk
mengukur kemajuan menuju pencapaian tujuan. Pikiran di balik ini
adalah bahwa jika tujuan tidak terukur tidak mungkin untuk
mengetahui apakah tim membuat kemajuan ke arah penyelesaian
yang sukses. Mengukur kemajuan seharusnya untuk membantu tim
tetap di jalur, mencapai target yang sudah ditentukan dan
mengalami kebahagiaan atas prestasi yang memacunya untuk
meneruskan upaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan akhir.
Indikator harus dapat diukur. Tujuan yang terukur biasanya akan
menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti:
38

• How much? (Berapa banyak – tak terhitung)


• How many? ( Berapa banyak – terhitung)
• How will I know when it is accomplissed? (Bagaimana saya
akan tahu kapan itu dilakukan).
3) Achievable
Kriteria ketiga menekankan pentingnya tujuan yang realistis dan
juga dicapai. Sementara tujuan yang dapat dicapai dapat
meregangkan tim untuk mencapai itu, tujuannya adalah tidak
ekstrim. Artinya, tujuan yang tidak jauh dari jangkauan atau di
bawah standar kinerja, karena ini dapat dianggap berarti. Ketika
anda mengidentifikasi tujuan yang paling penting bagi anda, anda
mulai mencari tahu cara anda dapat membuat mereka menjadi
kenyataan. Anda mengembangkan sikap, kemampuan,
keterampilan dan kemampuan keuangan untuk menjangkau
mereka. Teori menyatakan bahwa tujuan yang dapat dicapai dapat
menyebabkan goal-setters untuk mengidentifikasi peluang yang
sebelumnya diabaikan untuk membawa diri lebih dekat ke
pencapaian tujuan mereka.Tercapainya biasanya akan menjawab
pertanyaan Bagaimana?
• How can the goal be accomplished? (Bagaimana tujuan
dicapai?)
• How realistic is the goal based on other
constraints?complished? (Bagaimana realistis adalah tujuan
berdasarkan kendala lain? Complished?)
4) Relevant
Kriteria keempat menekankan pentingnya memilih tujuan yang
penting. Tujuan Seorang manajer bank untuk "Membuat selai 50
kacang dan jelly sandwich dengan 3" mungkin spesifik, terukur,
dapat dicapai dan terikat waktu tetapi tidak memiliki relevansi.
Banyak sekali anda akan membutuhkan dukungan untuk mencapai
tujuan: sumber, suara kemenangan, seseorang untuk merobohkan
39

hambatan. Tujuan yang relevan dengan atasan Anda, tim anda,


organisasi anda akan menerima bahwa dukungan yang
diperlukan.tujuan yang relevan (saat ditemui) mendorong tim,
departemen dan organisasi ke depan. Sebuah tujuan yang
mendukung atau sejalan dengan tujuan-tujuan lain akan dianggap
sebagai tujuan yang relevan. Sebuah gol yang relevan dapat
menjawab ya untuk pertanyaan-pertanyaan ini:
• Does this seem worthwhile? (Apakah ini tampak berharga?)
• Is this the right time? (Apakah ini waktu yang tepat?)
• Does this match our other efforts/needs? (Apakah ini cocok
upaya lain kami/ kebutuhan?)
• Are you the right person? (Apakah Anda orang yang tepat?)
• Is it applicable in the current socio-economic environment?
(Apakah itu berlaku di lingkungan sosial-ekonomi saat ini?)
5) Time-bound
Kriteria kelima menekankan pentingnya landasan tujuan dalam
kerangka waktu, memberikan mereka target. Sebuah komitmen
untuk tenggat waktu membantu tim memfokuskan upaya mereka
pada penyelesaian tujuan pada atau sebelum tanggal jatuh tempo.
Ini bagian dari kriteria tujuan SMART dimaksudkan untuk
mencegah tujuan dari disusul oleh krisis sehari-hari yang selalu
timbul dalam suatu organisasi. Tujuan terikat waktu ini
dimaksudkan untuk membangun rasa urgensi.Tujuan terikat waktu
biasanya akan menjawab pertanyaan-pertanyaan:
• When? (Kapan?)
• What can I do six months from now? (Apa yang bisa saya
lakukan enam bulan dari sekarang?)
• What can I do six weeks from now? (Apa yang bisa saya
lakukan enam minggu dari sekarang?)
40

• What can I do today? (Apa yang bisa saya lakukan hari ini?)72
Berdasarkan jangka waktunya, rencana dapat dibagi menjadi
rencana jangka panjang dan rencana jangka pendek. Rencana jangka
panjang umumnya didefinisikan sebagai rencana dengan jangka waktu
tiga tahun, rencana jangka pendek adalah rencana yang memiliki
jangka waktu satu tahun. Sementara rencana yang berada di antara
keduanya dikatakan memiliki intermediate time frame.73
Pendekatan atau corak perencanaan dimana manajemen
perusahaan dapat merumuskan tujuan dan strategi dapat mengambil
salah satu dari tiga bentuk-bentuk berikut:
1) “Top down” or “planning down”.
2) “Bottom up” or “planning up”.
3) “Negotiated” or “negotiative”.74
Suatu perencanaan yang baik harus menjawab enam
pertanyaan yang tercakup dalam unsur-unsur perencanaan yaitu:
1) Tindakan apa yang harus dikerjakan, yaitu mengidentifikasi segala
sesuatu yang akan dilakukan.
2) Apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan, yaitu
merumuskan faktor-faktor penyebab dalam melakukan tindakan.
3) Dimana tindakan tersebut dilakukan, yaitu menentukan tempat atau
lokasi.
4) Kapan tindakan tersebut dilakukan, yaitu menentukan waktu
pelaksanaan tindakan.
5) Siapa yang akan melakukan tindakan tersebut, yaitu
menentukan pelaku yang akan melakukan tindakan.
6) Bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut, yaitu
menentukan metode pelaksanaan tindakan.

72 Wikipedia, SMART Creiteri, https://en.wikipedia.org/wiki/SMART_criteria.


73 Wikipedia, Perencanaan, https://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan.
74 Tony Morden, Principle of Strategic Management (Hampshire/England: Ashgate

Publishing Limited, 2007), hal. 279.


41

Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan


mempertimbangkan kondisi diwaktu yang akan dating dalam mana
perencanaan dan kegiatan yang akan diputuskan akan dilaksanakan,
serta periode sekarang pada saat rencana di buat. Perencanaan
merupakan aspek penting dari pada manajemen. Keperluan
merencanakan ini terletak pada kenyataan bahwa manusia dapat
mengubah masa depan menurut kehendaknya. Manusia tidak boleh
menyerah pada keadaan dan masa depan yang menentu tetapi
menciptakan masa depan itu. Masa depan adalah akibat dari keadaan
masa lampau, keadaan sekarang dan disertai dengan usaha-usaha
yang akan kita laksanakan. Dengan demikian landasan dasar
perencanaan adalah kemampuan manusia untuk secara sadar memilih
alternative masa depan yang dikehendakinya dan kemudian
mengarahkan daya upayanya untuk mewujudkan masa depan yang
dipilihnya dalam hal ini manajemen yang akan diterapkan seperti apa.
Sehingga dengan dasar itulah maka suatu rencana itu akan
terealisasikan dengan baik. Al-Qur'an mengajarkan kepada manusia
tentang perencanaan sebagaimana pada surat Al-Hajj ayat 77 berikut.
‫خ‬ ً ‫بر‬ ‫اءمن ًك وٱس دجو ٱوعب دو‬ ‫ٱل‬ ‫ًًهأيه‬
ً ً‫ً ا ً ل‬ ‫عوا‬ ً ً ًً‫ي‬
‫ٱ ير‬
‫ً ل فوا‬ ً ً‫ً وا‬ ‫ها‬
‫وٱ‬ً ‫م‬ ً‫ا‬ ‫رٱ‬ ‫ًذن‬‫ي‬
ً ً
‫ك‬
]٧٧:‫ [سورة الحج‬٧٧ ۩‫وحن‬ ً‫له‬
‫لً ت‬
‫ً فل‬
‫م‬
‫ك‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, ruku´lah kamu, sujudlah kamu,
sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu
mendapat kemenangan.75 (Qs. Al-Hajj: 77).

Firman Allah SWT yang lain sebagaimana dalam surat Al-Hasyr ayat
‫‪42‬‬

‫‪18:‬‬

‫لهلن‬ ‫دم ل غهد ٱ تو‬ ‫و‬ ‫اءمن ً لهل‬ ‫اه‬ ‫ًً‬


‫س ً‬ ‫ً نه‬ ‫ٱتً وا‬ ‫ٱل‬ ‫هأيه يً‬
‫ً‬
‫ً‬ ‫ت‬ ‫ً‬ ‫قً‬ ‫ً ً‬
‫ما‬ ‫ر‬ ‫ً‬
‫ق‬
‫ً‬ ‫وا‬ ‫ً‬
‫وا‬ ‫ً‬
‫ً‬ ‫ً‬
‫ً‬
‫ٱ‬ ‫ظف‬ ‫لته‬ ‫ٱ‬ ‫ً‬
‫ن‬ ‫يذن‬
42

]٥٥:‫[سورة الـحـشـر‬ ٥‫ٱ لهل خ ته لم ن‬


ً
ً ‫ًي‬ ‫ً ب‬
‫عام‬
‫و‬ ً
ً

ً
‫ر‬
75 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: CV. Asy Syifa‟,
1999), hal. 523.
43

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan


hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok ; dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan”.76 (Qs. Al-Hasr: 18).

Ayat ini memberi pesan kepada orang-orang yang beriman


untuk memikirkan masa depan. Dalam bahasa manajemen, pemikiran
masa depan yang dituangkan dalam konsep yang jelas dan sistematis
ini disebut perencanaan (planning). Perencanaan ini menjadi sangat
penting karena berfungsi sebagai pengarah bagi kegiatan, target-target,
dan hasil-hasilnya di masa depan sehingga apa pun kegiatan yang
dilakukan dapat berjalan dengan tertib.

b. Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi manajemen
yang berkaitan erat dengan perencanaan dan merupakan suatu proses
yang dinamis, sedangkan organisasi merupakan alat atau wadah yang
statis. Pengorganisasian merupakan penentuan pekerjaan-pekerjaan
yang harus dilakukan, pengelompokkan tugas-tugas, membagi-
bagikan pekerjaan kepada setiap karyawan, penetapan departemen-
departemen (sub sistem) serta penentuan hubungan-hubungan. G.R.
Terry mengemukakan pengorganisasian adalah membangun
hubungan perilaku afektif antara orang sehingga kunci yang dapat
bekerja sama secara efisien dan memperoleh kepuasan pribadi dalam
melakukan tugas-tugas yang dipilih di bawah diberikan lingkungan,
kondisi untuk tujuan mencapai beberapa sasaran atau tujuan.77
Wujud dari pelaksanaan pengorganisasian adalah kesatuan
yang utuh, kekompakan, kesetiakawanan dan terciptanya mekanisme
yang sehat, sehingga kegiatan lancar, stabil dan mudah mencapai

76 Ibid, hal. 919.


77 Badrudin, Dasar-dasar Manajemen (Bandung: Alfabeta, 2014), hal.111.
44

tujuan yang ditetapkan. Proses pengorganisasian menekankan


pentingnnya tercipta kesatuan dalam segala tindakan. Allah SWT
dalam Al-Qur'an telah menyebutkan betapa pentingnya tindakan
kesatuan yang utuh, murni dan bulat dalam suatu organisasi. 78
Sebagaimana dalam surat Al-Anfal ayat 46 berikut:

ً
‫صوا‬
‫بر‬ ‫يرحك‬ ‫ت هو‬
‫ته لش‬ ‫وه ته و اع‬ ‫ًهل ورسوله‬
‫ل‬ ‫وأه يطع‬
ً ‫ل‬ ‫وا‬
ًً ً ً ًً ‫هً ۥ‬ ‫ًٱ‬
ً ‫وا ذهب‬ ً
‫م‬ ً ً
‫ن‬
ً ً ‫هز‬
‫وٱ‬ ‫ف‬
]٦٤:‫ [سورة النفال‬٦٤‫ًن‬ ‫نٱ لهل معٱل‬

ً
‫ص‬
ً
‫بر‬
‫ي‬
Artinya: Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu
berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi
gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah.
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.79 (Qs.
Al-Anfal: 46).

Ayat tersebut di atas memberikan petunjuk agar dalam suatu


wadah, tempat, persaudaraan, ikatan, organisasi, kelompok, janganlah
timbul pertentangan, perselisihan, percekcokan yang mengakibatkan
hancurnya kesatuan, runtuhnya mekanisme kepemimpinan yang telah
dibina. Begitulah Islam mengajarkan kepada manusia dalam
mengorganisasi menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan yang
kokoh sehingga terbentuk organisasi kuat dan utuh.
G.R. Terry menyatakan bahwa organizing mencakup: (a)
membagi komponen-komponen kegiatan yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan ke dalam kelompok-kelompok, (b) Membagi tugas
45

kepada seorang manajer untuk mengadakan pengelompokan tersebut


dan (c) Menetapkan wewenang diantara kelompok atau unit-unit
organisasi.80

78 Muhammad Asrori Ardiansyah, Konsep Manajemen Dalam Perspektif Al-Qur’an,


http://alumnigontor.blogspot.co.id/2008/04/konsep-manajemen-dalam-perspektif-
al.html#_ ftn9
45

79 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: CV. Asy Syifa‟,
1999), hal. 268.
80 George R. Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, Cetakan kesebelas (Jakarta: PT

Bumi Aksara, 2012), hal. 17.


46

Azas-azas pengorganisasian untuk terwujudnya suatu


organisasi yang baik, efektif, efisien serta sesuai dengan kebutuhan,
secara selektif pengorganisasian harus didasarkan pada azas-azas
(prinsip-prinsip) organisasi sebagai berikut:
1) Principle of organizational objectives (Azas tujuan organisasi).
2) Principle of unity of objective (Azas kesatuan tujuan).
3) Principle of unity of command (Azas kesatuan perintah).
4) Principle of the span of management (Azas rentang kendali).
5) Principle of delegation of authority (Azas pendelagasian
wewenang).
6) Principle of varity of authority (Azas keseimbangan wewenang dan
tanggungjawab).
7) Principle of responsibility (Azas tanggungjawab).
8) Principle of departementation/Principle of division of work (Azas
pembagian kerja).
9) Principle of personal placement (Azas penempatan personalia).
10)Principle of scalar chain (Azas jenjang berangkai).
11)Principle of efficiency (Azas efisiensi).
12)Principle of continuity (Azas kesinambungan).
13)Principle of coordination (Azas koordinasi).81
Selanjutnya Nety Siska Nurhayati mengemukakan empat pilar
pengorganisasian (four building blocks of organizing) yaitu:
1) Pembagian kerja (Division of work), yaitu upaya untuk
menyederhanakan keseluruhan kegiatan dan pekerjaan (yang telah
disusun dalam proses perencanaan) yang bersifat kompleks
menjadi lebih sederhana atau spesifik yaitu setiap orang akan
ditempatkan dan ditugaskan pada kegiatan yang sederhana dan
spsifik tersebut.

81 Badrudin, Dasar-dasar Manajemen (Bandung: Alfabeta, 2014), hal.112.


47

2) Pengelompokkan pekerjaan (Departementalization), setelah


pekerjaan dispesifikkan kemudian pekerjaan-pekerjaan tersebut
dikelompokkan berdasarkan kriteria tertentu yang sejenis.
3) Penentuan relasi atar bagian dalam organisasi (hierrarchy). Hierarki
adalah proses penentuan relasi antar bagian dalam organisasi, baik
secara vertikal maupun secara horizontal.
4) Penentuan mekanisme untuk mengintegrasikan aktivitas antar
bagian dalam organisasi atai koordinasi (coordination). Koordinasi
adalah proses dalam mengintegrasikan seluruh aktivitas dari
berbagai departemen atau bagian dalam organisasi agar tujuan
organisasi dapat tercapai secara efektif.82
Reorganisasi adalah penyusunan kembali organisasi baik
AD/ART maupun struktur organisasi untuk lebih efektif dalam
mencapai tujuan. Reorganisasi dapat dilakukan karena tuntutan
internal dan eksternal. Internal yaitu tuntutan dari dalam organisasi
karena semakin maju atau mundur memerlukan reorganisasi supaya
sesuai kembali dengan kebutuhan yang diperlukan. Eksternal yaitu
tuntutan dan dorongan dari laur organisasi misalnya karena peraturan-
peraturan pemerintah, dan merjer, sehingga perlu dilakukan
reorganisasi. Sedangkan restrukturisasi adalah perubahan struktur
suatu organisasi baik vertikal maupun horizontal agar lebih efektif
membantu tercapainya tujuan. Restrukturisasi dilakukan karena
struktur organisasi (chart of organization) tidak efektif lagi akibat
adanya kemajuan atau kemunduran perusahaan.83
Organisasi berdasarkan tujuannya dibagai menjadi sebagai
berikut:
1) Public organization (Organisasi sosial) yaitu organisasi non
profit yang tujuan utamanya untuk melayani kepentingan

82 Badrudin, Dasar-dasar Manajemen (Bandung: Alfabeta, 2014), hal.115


83 Ibid. hal. 133.
48

umum, tanpa perhitungan rugi laba, misalnya pemerintah dan


yayasan sosial.
2) Bussiness organization (Organisasi perusahaan) adalah
organisasi yang didirikan untuk tujuan komersial (untuk
mendapatkan laba) dan semua tindakannya selalu bermotifkan
laba.84
Ciri-ciri organisasi yang baik adalah sebagai berikut:
1) Mempunyai tujuan dan sasaran.
2) Mempunyai keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati.
3) Adanya kerjasama dari sekelompok orang.
4) Mempunyai koordinasi tugas dan wewenang.

c. Actuating (Pelaksanaan/pergerakan/pengarahan)
Pengarahan merupakan istilah yang sering dikenal sebagai
pergerakan atau pengawasan yaitu fungsi manajemen yang terpenting
dan paling dominan dalam proses manajemen. Pengarahan dapat
diterapkan setelah rencana, organisasi dan karyawan ada. Jika fungsi
ini diterapkan, maka proses manajemen dalam merealisasi tujuan
dimulai. Pengarahan ibarat kunci starter mobil, artinya mobil baru
dapat berjalan jika kunci starternya telah melaksanakan fungsinya.
Demikian juga proses manajemen, baru terlaksana setelah fungsi
pengarahan diterapkan.
G.R. Terry mengemukakan actuating adalah membuat suatu
anggota kelompok agar mau bekerjasama dan bekerja secara ikhlas
serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan
dan usaha-usaha pengorganisasian. Koontz dan O‟Donnel mengatakan
pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual yang
ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan- bawahan
untuk dapat dipahami dan pembagian pekerjaan yang efektif untuk
tujuan perusahaan yang nyata. Malayu S.P.
84 Badrudin, Dasar-dasar Manajemen (Bandung: Alfabeta, 2014), hal.118.
49

Hasibuan mengemukakan defenisi pengarahan yaitu mengarahkan


semua karyawan agar mau bekerjasama dan bekerja efektif dalam
mencapai tujuan perusahaan.85
Actuating atau disebut gerakan aksi mencakup kegiatan yang
dilakukan seorang manajer untuk mengawali dan melanjutkan
kegiatan yang ditetapkan oleh unsur perencanaan dan
pengorganisasian agar tujuan-tujuan dapat tercapai. Actuating
mencakup penetapan dan pemuasan kebutuhan manusiawi dari
pegawai-pegawainya, memberi penghargaan, memimpin,
mengembangkan dan memberi kompensasi kepada mereka.86
Actuating merupakan penggerakan dan kesadaran terhadap
dasar dari pada pekerjaan yang mereka lakukan, yaitu menuju tujuan
yang telah ditetapkan, disertai dengan memberi motivasi-motivasi baru,
bimbingan atau pengarahan, sehingga mereka bisa menyadari dan
timbul kemauan untuk bekerja dengan tekun dan baik. Allah berfirman
dalam Al-Quran surat Al-Kahfi ayat 2:
ً ‫م‬ ‫ش ً م د يو‬ ً ‫قه‬ ‫ًر‬
‫ذ‬
‫علم‬ ً‫ً ٱ ً ٱل‬ ‫ًي ما‬ ‫هب‬
ً ً
‫ون‬ ‫ًن‬
‫ي‬ ‫ً رش‬ ‫ًد ن ل‬
‫ي‬ ً ‫لين‬
ً ‫ًؤ‬ ً ‫أس‬
‫ًذن‬
‫ي‬ ‫ل م ن‬ ‫نه به‬ ‫ا ًدا‬
ً

]ً,‫حسً الكهف‬ ‫صح أه أه جرا‬


‫ًل ه‬ ‫ٱل‬
‫[سورة‬
‫ًا‬
‫ن‬ ‫نته‬
‫ًم‬
Artinya: Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan
yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira
kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal
saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang
baik.87 (Qs. Al-Kahfi: 2).

Al-Qur'an dalam hal ini telah memberikan pedoman dasar


50

terhadap proses pembimbingan, pengarahan ataupun memberikan


peringatan dalam bentuk actuating.

85 Malayu P. Hasibuan. Op. Cit. hal. 152-153.


86 George R. Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, Cetakan kesebelas (Jakarta: PT
50

Bumi Aksara, 2012), hal. 17.


87 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: CV. Asy Syifa‟,
1999), hal. 443.
51

M. Manulang mengemukakan prinsip-prinsip yang harus


dilaksanakan dalam memberikan pengarahan yaitu:
1) Pengarahan harus jelas.
2) Pengarahan diberikan satu per satu.
3) Pengarahan harus positif.
4) Pengarahan harus diberikan kepada orang yang tepat.
5) Pengarahan harus erat dengan motivasi.
6) Perintah satu aspek berkomunikasi.88
Kepemimpinan merupakan isu utama untuk jangka panjang
arah strategis, stabilitas,dan kelangsungan hidup perusahaan.
Kepemimpinan organisasi misalnya memiliki tanggungjawab strategis
untuk memfokuskan perhatian ke depan, dan mengembangkan nilai-
nilai inti, budaya, dan ideologi; basis pengetahuan; arsitektur dan
hubungan-hubungan; kompetensi inti; keuangan dan sumber daya;
sumber pertambahan nilai dan keunggulan kompetitif; dan proses
manajemen strategis di mana upaya perusahaan akhirnya
bergantung.89
Seorang pemimpin organisasi memiliki andil besar terhadap
pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Pemimpin
yang menentukan arah organisasi dan pergerakan semua elemen
yang ada dalam organisasi dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Untuk mencapai tujuan, pemimpin harus mempunyai jiwa
kepemimpinan yang baik. Fenomena umum tentang kepemimpinan
dapat diamati dalam konteks interkasi atau hubungan antar manusia
dalam sebuah lingkungan organisasi, baik dalam lingkungan
organisasi formal maupun dalam organisasi informal. Di dalam
interkasi antar manusia tersebut biasanya terdapat seorang atau
beberapa orang individu yang memiliki pengaruh kuat terhadap orang

88 Badrudin,Dasar-dasar Manajemen (Bandung: Alfabeta, 2014), hal.159-160.


89 TonyMorden, Principle of Strategic Management (Hampshire/England: Ashgate
Publishing Limited, 2007), hal. 331.
52

lain sehingga orang tersebut dapat dipengaruhi sesuai dengan


kehendak orang yang mempengaruhinya.90
Konsep motivasi menyatakan bahwa bilamana seseorang
sedang tidak seimbang, dia sedang berada dalam a state of
disequilibrium. Sebaliknya seseorang dalam keadaan keseimbangan
atau dorongan dalam dirinya sudah diperoleh, maka dikatakan bahwa
orang itu telah memperoleh satu keadaan a state of equilibrium.
Motivasi merupakan proses psikologis yang bersifat fundamental.
Sangat sukar menyanggah bahwa motivasi merupakan proses yang
amat penting dalam pemuasan berbagai kebutuhan dan menjamin
berbagai kepentingan para anggota organisasi.91
Pelaksanaan merupakan usaha menggerakkan anggota-
anggota kelompok sedemikian rupa, hingga mereka berkeinginan
dan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan
bersama. Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan
(actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam
fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan
dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi
actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan
langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Dalam hal ini,
actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok
sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk
mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota
perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai
sasaran-sasaran tersebut. Dari pengertian di atas, pelaksanaan
(actuating) merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi
kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian

90 Badrudin, Dasar-dasar Manajemen (Bandung: Alfabeta, 2014), hal. 162.


91 Ibid, hal. 190.
53

agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal


sesuai dengan peran, tugas dan tanggungjawabnya.
Pelaksanaan terdiri dari leading dan motivating (Kepemimpinan
dan motivasi. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan
(actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk
mengerjakan sesuatu jika:
1) Merasa yakin akan mampu mengerjakan.
2) Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya.
3) Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang
lebih penting, atau mendesak.
4) Tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan.
5) Hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.

d. Controlling (Pengawasan)

Controlling atau pengendalian adalah fungsi terakhir dari


proses pelaksanaan manajemen. Fungsi ini sangat penting dan
sangat menentukan pelaksanaan proses manajemen karena itu
harus dilakukan dengan sebaik-baiknya.92
Pengendalian merupakan suatu aktivitas yang memungkinkan
adanya intervensi positif dalam memeriksa arah yang diambil dan
mengevaluasi hasil atau penyimpangan dari perencanaan sebelumnya,
oleh karena itu pengendalian harus bersifat komprehensif dan terbuka
terhadap berbagai hasil kinerja yang dilakukan. Harold Koontz dan Cyril
O‟ Donnel mengemukakan asas-asas pengendalian yaitu:
1) Asas tercapainya tujuan (principle of assurancy of objective).
2) Asas efisiensi pengendalian (pinciple of efficiency of control).
3) Asas tanggungjawab pengendalian (principle of control
responsibility).

92 Badrudin, Dasar-dasar Manajemen (Bandung: Alfabeta, 2014), hal. 152.


54

4) Asas pengedalian terhadap masa depan (principle of future


control).
5) Asas pengendalian langsung (Principle of direct control).
6) Asas refleksi rencana (Principle of reflection plans).
7) Asas penyesuaian dengan organisasi (Principle of organization
suitability).
8) Asas pengendalian individual (Principle of individual of control).
9) Asas standar (Principle of standard).
10) Asas pengendalian yang efektif dan efisien memerlukan adanya
perhatian yang ditujukan terhadap faktor-faktor yang strategis
dalam perusahaan.
11) Asas kekecualian (The exception principle).
12) Asas pengendalian fleksibel (Principle of flexibility of control).
13) Asas peninjauan kembali (Principle of review).
14) Asas tindakan (Principle of action).93
Controlling mencakup kelanjutan tugas untuk melihat apakah
kegiatan-kegiatan dilaksanakan sesuai rencana. Pelaksanaan kegiatan
dievaluasi dan penyimpangan-penyimpangan yang tidak diinginkan
diperbaiki supaya tujuan-tujuan dapat tercapai dengan baik. Ada
berbagai cara untuk mengadakan perbaikan, termasuk merubah
rencana dan bahkan tujuannya, mengatur kembali tugas-tugas atau
merubah wewenang; tetapi seluruh perubahan tersebut dilakukan
melalui manusianya. Orang yang tidak bertanggungjawab atas
penyimpangan yang tidak diinginkan itu harus dicari dan mengambil
langkah-langkah perbaikan terhadap hal-hal yang sudah atau akan
dilakasanakan.94
Proses pengendalian dilakukan secara bertahap melalui langkah-
langkah di bawah ini:

93 Badrudin, Dasar-dasar Manajemen (Bandung: Alfabeta, 2014), hal. 217


94 George R. Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, Cetakan kesebelas (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2012), hal. 18.
55

1) Menentukan standar-standar yang akan digunakan sebagai dasar


pengendalian.
2) Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar dan
menentukan penyimpangan jika ada.
3) Melakukan tindakan perbaikan jika terdapat penyimpangan agar
pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana.95
Tahap-tahap pengawasan terdiri atas:
1) Penentuan standar.
2) Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan.
3) Pengukuran pelaksanaan kegiatan.
4) Pembanding pelaksanaan dengan standar dan analisa
penyimpangan.
5) Pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan.
Controlling itu penting sebab merupakan fungsi manajemen
terakhir dalam rantai fungsional kegiatan-kegiatan manajemen.
Pengendalian merupakan salah satu cara para manajer untuk
mengetahui apakah tujuan-tujuan organisasi itu tercapai atau tidak dan
mengapa tercapai atau tidak. Adapun ayat Al-Qur‟an yang berkaitan
dengan evaluasi/controlling sebagaimana firman Allah SWT dalam
surat Al-Infitar ayat 10-12 berikut:

‫ل‬ ً‫ن‬ ‫ًي‬


‫ً ب‬ ‫يظن‬ ‫ً كم‬ ‫ًوإن‬
ً‫ن‬ ‫مو‬ ‫ما‬ ‫هح‬
ً
ً ‫هكت ل هع ن‬ ‫كرا‬ ً ] ًً
‫ته‬ ً ٥ً
ً
ً ً
-
‫فامو‬
1999), hal. 1032.
56

ً ‫ي‬ ‫ف‬ ‫لهع‬ ‫رة ا [سو‬ ً:‫لنفطار‬


Artinya: Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat)
yang mengawasi (pekerjaanmu). Yang mulia (di sisi Allah) dan
mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu). Mereka mengetahui apa
yang kamu kerjakan.96 (Qs. Al-Infitar: 10-12).

1999), hal. 1032.


57

95 Badrudin, Dasar-dasar Manajemen (Bandung: Alfabeta, 2014), hal. 222.


96 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: CV. Asy Syifa‟,

1999), hal. 1032.


57

Selain itu controlling adalah sebagai konsep pengendalian,


pemantau efektifitas dari perencanaan, pengorganisasian, dan
kepemimpinan serta pengambilan perbaikan pada saat dibutuhkan dan
dilaksanakan sesuai fungsinya.
Adapun tipe-tipe pengawasan adalah sebagai berikut:
1) Feedforward Control dirancang untuk mengantisipasi masalah-
masalah dan penyimpangan dari standar tujuan dan memungkinkan
koreksi sebelum suatu kegiatan tertentu diselesaikan.
2) Concurrent Control merupakan proses dalam aspek tertentu dari
suatu prosedur harus disetujui dulu sebelum suatu kegiatan
dilanjutkan atau untuk menjamin ketepatan pelaksanaan suatu
kegiatan.
3) Feedback Control mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang
telah dilaksanakan.

2. Manajemen Bengkel SMK


Bengkel/laboratorium pada sekolah kejuruan merupakan sarana
yang sangat penting, karena bengkel merupakan sarana yang
memberikan ciri khusus pada sekolah kejuruan. Pengelolaannya
bengkel meliputi bagaimana sistem penataan dan perawatannya
(maintenance) berstandar hingga bengkel dapat digunakan oleh siwa
secara optimal untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat
menciptakan sekolah yang bersih, rapi, indah, sehingga menciptakan
kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun siswa sekolah.
Dalam mengelola sarana dan prasarana sekolah terdapat beberapa
prinsip yang perlu diperhatikan agar tujuan bias tercapai dengan
maksimal. Menurut Fred Lunenberg kunci manajemen sarana dan
prasarana sekolah adalah sebagai berikut: “Tanggungjawab utama dari
58

administrator sekolah adalah manajemen fasilitas. Gedung sekolah di


seluruh negara bertambah tua dan menjadi penghalang untuk belajar
dan mengajar yang optimal. Hal ini menyebabkan meningkatnya biaya
infrastruktur sekolah. Sebuah kasus dapat dibuat untuk merenovasi
atau membangun fasilitas baru yang memaksimalkan lingkungan
belajar yang efektif. Ini akan melibatkan alokasi dana untuk renovasi
gedung atau konstruksi baru.97 Menurut Choptipanich, bahwa
manajemen fasilitas didefinisikan sebagai manajemen terpadu dari
tempat kerja untuk meningkatkan kinerja organisasi. Selanjutnya
dijelaskan bahwa masalah utama dalam manajemen fasilitas adalah
terletak pada dukungan fungsi.98
Dalam hal manajemen fasilitas Brian Atkin dan Adrian Brooks
menjelaskan bahwa ketika memilih pilihan untuk penyediaan layanan
dan penyedia layanan, organisasi oleh karena itu perlu mencakup
penilaian tidak hanya dari implikasi biaya, tetapi juga kualitas. Mereka
harus memilih pendekatan dan penyediaan jasa yang menawarkan nilai
terbaik, bukan hanya biaya terendah, dan mengukur kinerja terhadap
biaya dan kualitas. Benchmarking dapat membantu dalam memeriksa
kinerja.99 Brian dan Adrian menekankan bahwa organisasi yang
bergerak dalam penyediaan atau penyedia layanan jangan menilai
hanya pada segi biaya namun hal lain yang tidak kalah pentingnya
adalah perihal kualitas. Memberi pelayanan yang terbaik hal yang perlu
diperhatikan oleh organisasi terutama dalam memanajemen sarana dan
prasarana yang dimiliki.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah
berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas perencanaan, pengadaan,

97 Lunenburg, Fred C., School Facilities Management. National Forum of Educational


Administration & Supervision Journal. Volume 27, Number 4, 2010, hal. 1.
98 Redlein Alexander, Loeschl Judith, and Fuk Ferdinand, Corporate Social

Responsibility (CSR) and Facility Management (FM) in Europe, International


Journal of Facility Management Vo. 6 No. 1 2015, hal. 4.
99 Brian Atkin and Adrian Brooks, Total Facilities Management (Chichester United

Kingdom: Wiley-Blackwell, 2009), hal. 7.


59

inventarisasi, pendistribusian, penggunaan, pemeliharaan dan


penghapusan sarana dan prasarana pendidikan. Dalam pengelolaan
sarana dan prasarana pendidikan agar dalam kondisi siap pakai,
diperlukan tugas khusus yang menanganinya. Hal ini dimaksudkan
untuk membantu guru dalam mempersiapkan perlengkapan yang
dibutuhkan, utamanya yang berkaitan erat dengan sarana dan
prasarana yang menunjang. Sebagaimana pendapat Ekundayo
Haastrup Timilehin sebagai berikut: “Sejak fasilitas sekolah yang
berhubungan dengan prestasi siswa dalam bidang afektif dan
psikomotor, pemerintah harus berupaya meningkatkan level fasilitas
fisik sekolah sehingga meningkatkan kinerja siswa pada
pembelajaran.”100
Berdasarkan penjabaran tentang manajemen sarana dan
prasarana atau fasilitas di atas maka dapatlah disimpulkan bahwa
manajemen sarana dan prasarana adalah kegiatan pengelolaan sarana
dan prasarana yang dilakukan dalam upaya menunjang seluruh
kegiatan agar berjalan dengan lancar. Berkaitan dengan hal tersebut
maka manajemen bengkel SMK merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan guna memperlancar proses pembelajaran siswa di sekolah
guna mencapai tujuan pendidikan.

Bengkel/laboratorium adalah merupakan fasilitas yang sangat


penting dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah. Hal ini
dikarenakan bahwa bengkel/laboratorium sebagai sarana dan tempat
dalam pengembangan kompetensi siswa, sehingga diperlukan upaya
untuk menjaga kondisi peralatan supaya tetap dalam keadaan baik.
Salah satu upaya tersebut adalah melalui tindakan penataan. Pada
umumnya fungsi bengkel/laboratorium akan terganggu jika perencanan
lay out hingga penataan yang dilakukan tidak baik bahkan dapat

100 Ekundayo, Haastrup Timilehin, School Facilit ies As Correlates of Students.


Achievement in the Affective and Psychomotor Domains of Learning. European
Scientific Journal, March edition vol. 8, No.6, hal. 215.
60

menimbulkan ketidakselamatan pengguna bengkel/laboratorium


tersebut.101
Pengertian bengkel sekolah termaktub dalam pengertian
laboratorium sebagaimana Jufri Sinaga mengatakan bahwa
laboratorium termasuk didalamnya workshop, studio, atau dikenal juga
dengan general shop/training station. Yang didalamnya dilakukan
kegiatan pengujian dan penelitian, latihan bekerja. Sedangkan
pengertian laboratorium pendidikan adalah pendidikan merupakan
sarana dan tempat untuk mendukung proses pembelajaran yang
didalamnya terkait dengan pengembangan pemahaman, keterampilan,
dan inovasi bidang ilmu sesuai dengan bidang pekerjaan yang ada
pada sekolah/dunia pendidikan.102
Memanajemen bengkel sekolah sama halnya dengan
memanajemen sarana dan prasarana sekolah. Proses manajemenya
meliputi langkah-langkah tertentu yang sistematis dan dijabarkan
sebagai berikut:

1) Perencanaan
Perencanaan adalah suatau proses memikirkan dan
menetapkan kegiatan-kegiatan atau program-program yang akan
dilakukan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu.
Berdasarkan pengertian tersebut, perencanaan perlengkapan
pendidikan dapat didefinisikan sebagai suatu proses memikirkan dan
menetapkan program pengadaan fasilitas sekolah, baik yang berbentuk
sarana maupun prasarana pendidikan di masa yang akan datang untuk
mencapai tujuan tertentu. Tujuan yang ingin dicapai dengan

101 Tim, Manajemen Perbengkelan. Disampaikan Pada IHT Manajemen Bengkel


(Medan: Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Badan PSDM Dan
Penjaminan Mutu Pendidikan Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik
Dantenaga Kependidikan, 2014. Hal. 1.
102 Jufri Sinaga, Manajemen Perbengkelan, Bahan Ajar Pendidikan dan Pelatihan
disampaikan pada IHT Manajemen Bengkel SMK di Medan tahun 2014.
61

perencanaan pengadaan perlengkapan atau fasilitas tersebut adalah


untuk memenuhi kebutuhan perlengkapan. Oleh karena itu, keefektifan
suatu perencanaan pengadaan perlengkapan sekolah tersebut dapat
dinilai atau dilihat dari seberapa jauh pengadaannya itu dapat
memenuhi kebutuhan perlengkapan di sekolah dalam periode tertentu.
Apabila pengadaan perlengkapan itu betul-betul sesuai dengan
kebutuhannya, berarti perencanaan pengadaan perlengkapan di
sekolah itu betul-betul efektif.103

2) Pengadaan
Pengadaan perlengkapan pendidikan pada dasarnya
merupakan upaya merealisasikan rencana pengadaan perlengkapan
yang telah disusun sebelumnya. Pengadaan merupakan serangkaian
kegiatan menyediakan berbagai jenis sarana dan prasarana pendidikan
sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Kebutuhan sarana prasarana dapat berkaiatan dengan jenis dan
spesifikasi, jumlah, waktu, tempat, dan harga serta sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan. Pengadaan dilakukan sebagai bentuk realisasi
atas perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya. Tujuannya untuk
menunjang proses pendidikan agar berjalan efektif dan efisien sesuai
dengan tujuan yang diinginkan.104
Prosedur pengadaan barang dan jasa harus mengacu
kepada Kepres Nomor 80 Tahun 2003 yang telah disempurnakan
dengan Permen Nomor 24 Tahun 2007. Pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan di sekolah umumnya melalui prosedur sebagai
berikut:
1. Menganalisis kebutuhan dan fungsi sarana dan prasarana.
2. Mengklasifikasikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

103 Ibid.
hal. 26-27.
104 Jufri
Sinaga, Manajemen Perbengkelan, Bahan Ajar Pendidikan dan Pelatihan
disampaikan pada IHT Manajemen Bengkel SMK di Medan tahun 2014.hal. 60
62

3. Membuat proposal pengadaan sarana dan prasarana yang


ditujuakan kepada pemerintah bagi sekolah negeri dan pihak
yayasan bagi sekolah swasta.
4. Bila disetujui maka akan ditinjau dan dinilai kelayakannya untuk
mendapat persetujuan dari pihak yang dituju.
5. Setelah dikunjungi dan disetujui maka sarana dan prasarana akan
dikirim ke sekolah yang mengajukan permohonan pengadaan
sarana dan prasarana tersebut.

3) Inventarisasi
Salah satu aktivitas dalam pengelolaan perlengkapan
pendidikan di sekolah adalah mencatat semua perlengkapan yang
dimiliki oleh sekolah. Lazimnya, kegiatan pencatatan semua
perlengkapan itu disebut dengan istilah inventarisasi perlengkapan
pendidikan. Kegiatan tersebut merupakan suatu proses yang
berkelanjutan. Secara definitif, inventarisasi adalah pencatatan dan
penyusunan daftar barang milik Negara secara sistematis, tertib dan
teratur beradasarkan ketentuan-ketentuan atau pedoman-pedoman
yang berlaku. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17
Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik
Negara Pasal 2 yaitu pengelolaan barang milik daerah sebagai bagian
dari pengelolaan keuangan daerah yang dilaksanakan secara terpisah
dari pengelolaan barang milik Negara. Dan pasal 3 sebagai berikut:
1. Barang milik Daerah meliputi:
a. barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD; dan
b. barang yang berasal dari perolehan lainnya yang sah;
2. Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:
a. barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis;
b. barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/
kontrak;
c. barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang;
atau
63

d. barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang


telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

4) Pendistribusian
Pendistribusian atau penyaluran merupakan kegiatan
pemindahan dan tanggungjawab dari seorang penanggungjawab
penyimpanan kepada unit-unit atau orang-orang yang membutuhkan
barang itu. Dalam prosesnya ada tiga hal yang harus diperhatikan,
yaitu ketepatan barang yang disampaikan; ketepatan sasaran
penyampaian; serta ketepatan kondisi barang yang disalurkan.

5) Penggunaan dan Pemeliharaan


Penggunaan yaitu: kegiatan pemanfaatan sarana dan
prasarana pendidikan untuk mendukung proses pendidikan demi
me ncapai tujuan pendidikan.
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan
untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua sarana
dan prsarana selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan
secara berdayaguna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan
pendidikan. Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau
pencegahan dari kerusakan suatu barang, sehingga barang tersebut
kondisinya baik dan siap digunakan. Pemeliharaan mencakup segala
daya upaya yang terus menerus untuk mengusahakan agar peralatan
tersebut tetap dalam keadaan baik. Pemeliharaan dimulai dari
pemakaian barang, yaitu dengan cara hati-hati dalam
menggunakannya. Pemeliharaan yang bersifat khusus harus dilakukan
oleh petugas yang mempunyai keahlian sesuai dengan jenis barang
yang dimaksud. Final report Department of Administration Architecture
and Engineering Division, State of Montana menyatakan keberhasilan
setiap proses penilaian fasilitas yang berkelanjutan tergantung pada
penggunaan data yang dikumpulkan, pembaruan rutin dan manajemen
64

data baru sebagai penyelesaian perbaikan atau masalah baru menjadi


jelas seiring pertambahan usia bangunan.105

6) Penghapusan
Penghapusan merupakan kegiatan memindahkan barang-barang
milik lembaga (dapat juga sebagai milik negara) dari daftar inventaris
dengan cara berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
Penghapusan sarana dan prasarana merupakan kegiatan pembebasan
sarana dan prasarana dari pertanggungjawaban yang berlaku dengan
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.106 Semua perlengkapan
pendidikan di sekolah atau barang inventaris sekolah harus
dilaporkan, termasuk perlengkapan baru kepada pemerintah, yaitu
departemennya.
Tujuan dari pada pengelolaan sarana dan prasarana sekolah ini
adalah untuk memberikan layanan secara profesional berkaitan dengan
sarana dan prasarana pendidikan agar proses pembelajaran bisa
berlangsung secara efektif dan efisien. Berkaitan dengan tujuan ini,
secara rinci tentang tujuan manajemen sarana dan prasarana
pendidikan sebagai berikut:
1) Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana sekolah
melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan
seksama, sehingga sekolah memiliki sarana dan prasarana sesuai
dengan kebutuhan.
2) Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah
secara tepat dan efisien
3) Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan, sehingga keadaannya selalu dalam kondisi siap pakai
dalam setiap diperlukan oleh semua personil sekolah.107
105 Department Of Administration Architecture & Engineering Division, K-12 Public
Schools Facility Condition Assessment A/E Project #26-30-03, State Of Montana,
2008, Hal. 26.
106 Barnawi & M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah (Yogyakarta:

Ruzz Media, 2012), hal. 79.


107 Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, (Surabaya: Elkaf, 2006), hal 86.
65

Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat


menciptakan sekolah yang bersih, rapi, indah, sehingga menciptakan
kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun siswa sekolah.
Sehubungan dengan hal tersebut Facility Management Acreditation
Commision (FMAC) mengeluarkan 7 kompetensi yang harus dimiliki
dalam manajemen sarana dan prasarana pada tahun 2014 yaitu:
1. Graduates can understand the FM history, practice and profession
(Para lulusan dapat mengerti sejarah, praktik dan profesi
manajemen fasilitas).
2. Graduates can plan, manage and lead projects (Para lulusan dapat
merencanakan, mengelola dan memimpin proyek).
3. Graduates can manage building systems, facility operations,
occupant services and maintenance operations (Para lulusan dapat
mengelola system bangunan, operasional fasilitas, pelayanan
penghuni dan operasional perawatan).
4. Graduates apply assessment, management and leadership
principles of facility organizations and their stakeholders (Para
lulusan menerapkan penilaian, manajemen dan kepemimpinan
prinsip-prinsip organisasi fasilitas dan para stakeholder mereka).
5. Graduates apply financial management tools to the Facility program
and organization (Para lulusan menerapkan alat manajemen
financial untuk progam fasilitas dan organisasi).
6. Graduates apply human factor principles to the facility operation and
stakeholders (Para lulusan menerapkan prinsip-prinsip faktor
manusia untuk operasi fasilitas dan para stakeholder).
7. Graduates are effective communicators (Para lulusan merupakan
komunikator yang efektif).108
Kompetensi yang dikeluarkan FMAC di atas sangatlah jelas
bahwa dalam manajemen sarana dan prasarana dibutuhkan keahlian

108 Hightower Roscoe Jr. dkk, Commentary: Facility Management Accreditation


Commission (FMAC) Outcomes, Mapping, Assessment at the Program and Course
Levels, International Journal of Facility Management Vol. 6 No. 1, 2015. hal. 2.
66

yang memadai. Keahlian yang dibutuhkan adalah mengerti tentang


sejarah, praktik dan profesi manajemen fasilitas, mampu
merencanakan, mengelola dan memimpin proyek, mampu mengelola
dan mengerti bagimana sistem bangunan dan bagaimana operasional
pelayanan dan perawatan fasilitas dan mampu menerapkan prinsip-
prinsip organisasi dalam manajemen dan kepemimpinan. Keahlian
yang lain yaitu mampu menerapkan alat untuk manajemen finansial dan
mampu menerapkan prinsip-prinsip faktor manusia dalam operasional
dan mempunyai kemampuan komunikasi yang efektif.
3. Standar Bengkel SMK
Standar sarana dan prasarana pendidikan menurut PP Nomor
19 tahun 2005 tentang SNP dan Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007
tentang standar sarana dan prasarana adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang
belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan,
laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan
berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang
proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi.
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi
perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber
belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang
meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang
pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium,
ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya
dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain,
tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. 109

109 BadanStandar Nasional Pendidikan (Website) http://bsnp-indonesia.org/id/?


page_ id =109
67

Secara keseluruhan standar sarana dan prasarana pendidikan


menurut BSNP diatur pada Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional
RI Nomor 40 Tahun 2008.110 Fungsi dan Tujuan Standar :
• Standar Nasional Pendidikan (SNP) berfungsi sebagai dasar dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam
rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu
• Standar Nasional Pendidikan (SNP) bertujuan menjamin mutu
pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat.
• Standar Nasional Pendidikan (SNP) disempurnakan secara
terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan
perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.111
Standar sarana ruang pembelajaran khusus (bengkel) Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) Negeri sebagaimana pada lampiran
Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008 yang dapat dilihat pada
lampiran 2. Sebuah SMK sekurang-kurangnya memiliki prasarana yang
dikelompokkan dalam ruang pembelajaran umum, ruang penunjang,
dan ruang pembelajaran khusus. Ketentuan mengenai kelompok ruang
tersebut dijelaskan pada butir 1, butir 2, dan butir 3 beserta sarana
yang ada di setiap ruang. Standar bengkel SMK (Ruang pembelajaran
khusus) sebagaimana pada lampiran Permendiknas Nomor 40 Tahun
2008 adalah sebagai berikut:
a. Ruang praktik Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif
berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran:
pekerjaan mesin otomotif, kelistrikan otomotif, serta chasis otomotif
dan sistem pemindah tenaga.
b. Luas minimum Ruang praktik Program Keahlian Teknik
Mekanik Otomotif adalah 256 m2 untuk menampung 32 peserta
110 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2008
tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Menengah
Kejuruan/Menengah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK).
111 Badan Standar Nasional Pendidikan. http://bsnp-indonesia.org/id/?page_id=61
68

didik yang meliputi: area kerja mesin otomotif 96 m2, area


kerja kelistrikan 48 m2, area kerja chasis dan pemindah tenaga
64 m2, ruang penyimpanan dan instruktur 48 m2.
c. Ruang praktik Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif
dilengkapi prasarana sebagaimana pada lampiran 3.

4. Indikator Manajemen Bengkel SMK


Standar sekolah yang baik akan memunculkan banyak alternatif
aspek dan indikator untuk menentukan mutu pendidikan. Kalau aspek
dan indikator tersebut diajukan kepada orang-orang sekitar, bisa
dipastikan jawabannya bisa bermacam-macam. Ada yang langsung
mengacu pada status sekolah bersangkutan: termasuk sekolah favorit
atau tidak. Mungkin ada juga yang memberikan sejumlah kriteria,
seperti reputasi sekolah, kurikulum, „nasib‟ lulusan (porsi di antara
mereka yang diterima di sekolah favorit jenjang berikutnya atau jumlah
mereka yang diterima di perusahaan elite), tingkat kesulitan tes masuk,
rasio peserta didik dan pendidik, lokasi, SPP dan uang gedung,
keunikan sekolah (sekolah internasional atau berbahasa asing),
aktivitas ekstra kurikuler, dan bermacam-macam kriteria lainnya.
Berdasarkan Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2009 tentang
Teknik penskoran dan pemeringkatan hasil akreditas Sekolah
Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) bahwa
instrumen akreditas SMK/MAK disusun berdasarkan delapan
komponen yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
Instrumen akreditasi ini terdiri dari 185 butir pertanyaan tertutup masing-
masing dengan lima opsi jawaban. Jumlah butir dan bobot
69

komponen instrumen akreditas SMK/MAK untuk masing-masing


standar seperti ditunjukkan pada tabel 2 berikut.112

Tabel 2. Bobot komponen instrumen akreditasi SMK/MAK.

Jumlah Bobot
No. Komponen Akreditasi Nomor Butir
Butir Komponen
1 Standar Isi 1 - 18 18 12
2 Standar Proses 19 - 31 13 15
3 Standar Kompetensi Lulusan 32 - 62 31 13
4 Standar Pendidik dan Tendik 63 - 87 25 15
5 Standar Sarana dan Prasarana 88 - 112 25 13
6 Standar Pengelolaan 113 - 138 26 10
7 Standar Pembiayaan 139 - 164 26 11
8 Standar Penilaian Pendidikan 165 - 185 21 11
Jumlah 185 100

Instrumen Akreditasi SMK/MAK memuat 185 butir pernyataan,


masing-masing memiliki bobot butir yang berbeda-beda tergantung
dukungannya terhadap pembelajaran bermutu. Bobot butir pernyataan
terendah diberikan bobot 1, dan tertinggi diberikan bobot 4. Definisi
operasional bobot butir adalah sebagai berikut:
• Bobot 1 adalah bobot minimal untuk mendukung fungsi komponen
dalam proses pembelajaran agar dapat berlangsung.
• Bobot 2 adalah bobot yang mendukung fungsi komponen tersebut
dalam proses pembelajaran yang layak.
• Bobot 3 adalah bobot yang mendukung fungsi komponen tersebut
dalam proses pembelajaran yang baik.

112 Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 13 tahun 2009 tanggal
4 Maret 2009 tentang Teknik Penskoran dan Pemeringkatan Hasil Akreditasi
Sekolah menengah kejuruan/madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK).
70

• Bobot 4 adalah bobot maksimal yang mendukung fungsi komponen


tersebut dalam proses pembelajaran yang sangat baik.
Masing-masing bobot butir untuk setiap butir pernyataan dari
standar sarana dan prasarana SMK/MAK seperti tercantum berikut:113

Tabel 3. Bobot butir untuk setiap pertanyaan standar sarana dan


prasarana SMK/MAK
Bobot Butir Bobot Butir
. No. No Butir No. No Butir
(BB) (BB)
1 88 4 14 101 3
2 89 4 15 102 4
3 90 3 16 103 3
4 91 3 17 104 3
5 92 3 18 105 3
6 93 3 19 106 3
7 94 3 20 107 3
8 95 2 21 108 3
9 96 3 22 109 3
10 97 3 23 110 3
11 98 4 24 111 3
12 99 3 25 112 3
13 100 4 Jumlah 81

Pertanyaan tentang Bengkel atau sarana ruang pembelajaran


khusus pada instrumen akreditasi SMK/MAK di atas berada pada
nomor 107 – 109. Bobot butir pada nomor tersebut sebesar 3.
Sebagaimana definisi bobot butir di atas, bobot 3 adalah bobot yang
mendukung fungsi komponen tersebut dalam proses pembelajaran
yang baik, artinya keberadaan bengke atau sarana ruang pembelajaran
khusus mendukung fungsi standar sarana dan prasarana SMK/MAK
dalam proses pembelajaran yang baik.
Adapun instrument akreditasi SMK/MAK nomor 107 – 109
ditampilkan sebagai berikut:

113 Ibid
71

107. Program keahlian memiliki ruang pembelajaran khusus (RPK) sesuai


dengan Standar Sarana dan Prasarana SMK/MAK.
A. Memiliki 91%-100% RPK sesuai dengan persyaratan dalam standar
B. Memiliki 81%-90% RPK sesuai dengan persyaratan dalam standar
C. Memiliki 71%-80% RPK sesuai dengan persyaratan dalam standar
D. Memiliki 61%-70% RPK sesuai dengan persyaratan dalam standar
E. Memiliki kurang dari 61% RPK sesuai dengan persyaratan dalam
Standar

108. Program keahlian memiliki RPK dengan ukuran minimum sesuai dengan
yang disyaratkan pada Standar Sarana dan Prasarana SMK/MAK.
A. 91%-100% RPK memenuhi ukuran minimum
B. 81%-90% RPK memenuhi ukuran minimum
C. 71%-80% RPK memenuhi ukuran minimum
D. 61%-70% RPK memenuhi ukuran minimum
E. Kurang dari 61% RPK memenuhi ukuran minimum

109. Program keahlian memiliki RPK dengan sarana sebagaimana


tercantum pada Standar Sarana dan Prasarana SMK/MAK.
A. 91%-100% RPK sesuai dengan persyaratan dalam standar
B. 81%-90% RPK sesuai dengan persyaratan dalam standar
C. 71%-80% RPK sesuai dengan persyaratan dalam standar
D. 61%-70% RPK sesuai dengan persyaratan dalam standar
E. Kurang dari 61% RPK sesuai dengan persyaratan dalam standar

Seluruh butir pernyataan instrumen akreditasi SMK/MAK


merupakan pernyataan tertutup masing-masng dengan lima opsi
jawaban yaitu A, B, C, D, atau E, dengan ketentuan skor setiap
opsi jawaban sebagai berikut.
• Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4.
• Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3.
• Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2.
• Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1.
• Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0.
Skor 4 disebut dengan Skor Butir Maksimum.
72

Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing


komponen akreditasi SMK/MAK, terlihat pada Tabel 4 berikut. 114
Tabel 4. Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-masing
Komponen.
Jumlah Skor
Skor Butir Jumlah
Bobot Butir Tertimbang
No Komponen Akreditasi Maksimum (*)
Maksimum
1 Standar Isi 4 54 216
2 Standar Proses 4 43 172
3 Standar Kompetensi Lulusan 4 96 384
4 Standar Pendidik dan Tendik 4 81 324
5 Standar Sarana dan Prasarana 4 81 324
6 Standar Pengelolaan 4 80 320
7 Standar Pembiayaan 4 83 332
8 Standar Penilaian Pendidik 4 65 260
Keterangan: (*) Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir
Maksimum X Jumlah Bobot Butir

Sekolah/Madrasah dinyatakan terakreditasi jika


sekolah/madrasah memenuhi seluruh kriteria berikut:
1. Memperoleh Nilai Akhir Hasil Akreditasi sekurang-kurangnya 56.
2. Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
kurang dari 56.
3. Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari
40.
Sekolah/Madrasah dinyatakan tidak terakreditasi jika sekolah/madrasah
tidak memenuhi kriteria di atas.
Pemeringkatan akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi
memenuhi kriteria status akreditasi. Sekolah/Madrasah memperoleh
peringkat akreditasi sebagai berikut:

114 PermendiknasRI nomor 13 tahun 2009 tentang Teknik penskoran dan


pemeringkatan hasil akreditas Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah
Kejuruan (SMK/MAK).
73

1. Peringkat akreditasi A (Sangat Baik) jika sekolah/madrasah


memperoleh Nilai Akhir Akreditasi (NA) sebesar 86 sampai
dengan 100 (86 < NA < 100).
2. Peringkat akreditasi B (Baik) jika sekolah/madrasah memperoleh
Nilai Akhir Akreditasi sebesar 71 sampai dengan 85 (71 < NA <
85).
3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik) jika sekolah/madrasah
memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar 56 sampai dengan 70
(56 < NA < 70).

B. Kecakapan Praktik Kerja Siswa SMK


1. Deskripsi Kecakapan Praktik Kerja
Kecakapan adalah kemampuan fisik, taktis dan teknis seseorang
untuk melaksanakan tugas atau misi. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia kecakapan adalah 1) kemampuan, kesanggupan; 2)
kepandaian atau kemahiran mengerjakan sesuatu. Dalam Bahasa
Inggris kecakapan adalah skill yang berarti ketrampilan. Skill
(kecakapan/kerampilan) adalah belajar untuk melaksanakan tugas
dengan hasil yang telah ditentukan seringkali dalam jumlah waktu
tertentu, energi, atau keduanya.115 Dari pengertian di atas kecakapan
itu mempunyai arti kemampuan, kesanggupan, kepandaian, kemahiran
atau keterampilan seseorang, yang kesemuanya bermuara pada
penguasaan terhadap ilmu pengetahuan yang bisa diterapkan guna
melaksanakan tugas atau misi.
Berbicara tentang kecakapan, World Health Organization
mengatakan “skills that can be said to be life skills are innumerable”
yang artinya kecakapan itu dapat dikatakan kecakapan hidup yang
tidak terhitung. WHO mendefinisikan kecakapan hidup sebagai berikut:
“Life skills are abilities for adaptive and positive behaviour, that enable
individuals to deal effectively with the demands and challenges of
115 Wikipedia, Skill, https://en.wikipedia.org/wiki/Skill
74

everyday life” yang artinya kecakapan hidup adalah kemampuan untuk


perilaku adaptif dan positif, yang memungkinkan individu efektif
menghadapi tuntutan dan tantangan hidup sehari-hari.116
Wikipedia merumuskan life skills itu sebagai “a set of human skills
acquired via teaching or direct experience that are used to handle
problems and questions commonly encountered in daily human life”
(kecakapan hidup itu merupakan sejumlah kecakapan yang diperoleh
manusia melalui pendidikan atau pengalaman yang dapat digunakan
untuk mengatasi berbagai masalah dan permasalahan yang lazim
dihadapi dalam kehidupan manusia sehari-hari).117
Dalam kehidupan sehari-hari setiap manusia memang selalu
dihadapkan pada problem hidup, untuk memecahkan problem
kehidupan seperti itu seseorang akan berusaha mencermati
kemampuan apa yang mereka miliki sehingga sukses, atau setidaknya
dapat bertahan hidup dalam situasi yang serba berubah, orang tersebut
bisa sukses karena memiliki banyak kiat (kecakapan hidup) sehingga
mampu mengatasi masalah dihadapinya, pandai melihat dan
memanfaatkan peluang, serta pandai bergaul dan bermasyarakat. Kiat-
kiat seperti itulah yang merupakan inti kecakapan hidup. Artinya
kecakapan yang selalu diperlukan oleh seseorang dimanapun ia
berada, baik bekerja atau tidak bekerja dan apapun profesinya. Maka
dalam hal ini kecakapan hidup dapat dipilih menjadi empat jenis,
sebagaimana yang diungkapkan oleh Suryadi bahwa keterampilan
hidup meliputi beberapa kemampuan dasar yaitu: ketrampilan sosial,
vokasional, intelektual dan akademis. Unsur-unsur keterampilan hidup
itu pun diperkuat oleh Tim Broad Based Education Depdikbud sebagai
berikut:

116 C. G. Venkatesha Murthy, Problems and Possibilities of Life Skills Education for
School Going Adolescents, The International Journal of Indian Psychology This
Issue (Volume 3, Issue 3, No. 11) Published, June, 2016. hal. 57.
117 Wikipedia, Life Skil, https://en.wikipedia.org/wiki/Life_skills.
75

1) Kecakapan personal (personal skill), yang mencakup kecakapan


mengenal diri (self awareness) dan kecakapan berfikir rasional
(thinking skill);
2) Kecakapan sosial (sosial skill).
3) Kecakapan akademik (academic skill).
4) Kecakapan vokasional (vocational skill).118
Departemen Pendidikan Nasional mambagi life skills (kecakapan
hidup) menjadi empat jenis, yaitu: (a) Kecakapan personal (personal
skill) yang mencakup kecakapan mengenal diri (self awarenes) dan
kecakapan berpikir rasional (thinking skill), (b) Kecakapan sosial (social
skill), (c) Kecakapan akademik (academic skill), dan (d) Kecakapan
vokasional (vocational skill).119 Sementara itu menurut Asmani,
pendidikan kecakapan hidup dapat dipilah menjadi dua jenis utama,
yaitu:
1) Kecakapan Hidup General (General Life Skill/GLS), dan
2) Kecakapan Hidup Spesifik (Specific Life Skill/SLS).120
Skema kecakapan hidup (life skill), gambar 1 berikut ini.

Gambar 1. Skema kecakapan hidup (life skill).

118 SyarifatulMarwiyah, Konsep Pendidikan Berbasis Kecakapan Hidup. Jurnal


Falasifa. Vol.3, No. 1 Maret 2012. Hal. 86.
119 Anwar, Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills Education), (Bandung: Alfabeta,

2006). Hal. 28.


120 Asmani, J.M., Sekolah life skill, (Jogjakarta: Diva Press., 2009), hal. 37.
76

Kecakapan hidup (life skill) pada gambar 1 di atas dibagi menjadi


2 bagian besar yaitu kecakapan hidup general (General life skill) dan
kecakapan hidup spesifik (Spesipic life skill). Kecakapan hidup general
dibagi menjadi 2 bagian yaitu kecakapn personal dan kecakapan sosial.
Kecakapan personal dibagi lagi menjadi 2 bagian yaitu kecakapan
mengenal diri (self awareness) dan kecakapan berpikir rasional
(thinking skill). Sedangkan kecakapan hidup spesifik dibagi menjadi 2
bagian yaitu kecakapan akademik dan kecakapan vokasional.
Kecakapan hidup general (General life skill) merupakan kecakapan
yang diperlukan semua orang, baik mereka yang bekerja, belum
bekerja, tidak bekerja maupun mereka yang masih menempuh
pendidikan. Sedangkan Kecakapan hidup yang bersifat spesifik
(spesifik Life Skill) diperlukan seseorang untuk menghadapi problema
bidang khusus tertentu.
Kecakapan hidup yang bersifat spesifik (spesifik Life Skill/SLS)
diperlukan seseorang untuk menghadapi problema bidang khusus
tertentu. Untuk mengatasi problema "mobil yang mogok" tentu
diperlukan kecakapan yang khusus tentang mesin mobil, untuk
memecahkan melakukan pengembangan biologi molekuler tentunya
diperlukan keahlian di bidang bio-teknologi. Kecakapan hidup yang
bersifat khusus biasanya disebut juga sebagai kompetensi tekhnis
(tekhnikal competencies) yang terkait dengan materi mata-pelajaran
atau mata-diklat tertentu dan pendekatan pembelajaranya. Seperti
disebut di bagian depan, spesifik life skill (SLS) mencakup kecakapan
pengembangan akademik (kecakapan akademik) dan kecakapan
vokasional yang terkait dengan pekerjaan tertentu.
Kecakapan akademik (academic skill) yang juga sering disebut
kemampuan berfikir ilmiah, pada dasarnya merupakan pengembangan
dari kecakapan berfikir rasional pada global life skill. Jika kecakapan
berfikir rasional masih bersifat umum, maka kecakapan akademik
sudah lebih mengarah kepada kegiatan yang bersifat
77

akademik/keilmuan. Kecakapan akademik mencakup antara lain


kecakapan melakukan identivikasi variable dan menjelaskan
hubungannya pada suatu fenomena tertentu (identifying variable and
describing relationship among them), merumuskan hipotesis terhadap
suatu rangkaian kejadian (contructing hypotheses), serta merancang
dan melaksanakan penelitian untuk membuktikan suatu gagasan atau
keingintahuan (designing and implementing a research).
Dari seluruh kecakapan baik kecakapan general maupun
kecakapan spesifik dalam kehidupan nyata berfungsi secara terpadu
serta tidak terpisah-pisah, sehingga dengan peleburan tersebut
menyatu menjadi tindakan individu yang melibatkan aspek fisik,
mental, emosional dan intelektual.121
Kecakapan akademik dan kecakapan vokasional sebenarnya
hanyalah penekanan. Bidang pekerjaan yang menekankan
keterampilan manual, dalam batas tertentu juga memerlukan
kecakapan akademik. Demikian sebaliknya, bidang pekerjaan yang
menekankan kecakapan akademik, dalam batas tertentu juga
memerlukan kecakapan vokasional. Bahkan antara GLS (general life),
Kecakapan praktik kerja siswa SMK masuk ke dalam unsur kecakapan
hidup vokasional (vocational skill). Kecakapan vokasional (vocational
skill) sering pula disebut dengan "kecakapan kejuruan" artinya
kecakapan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu yang
terdapat di masyarakat. Kecakapan vokasional lebih cocok bagi siswa
yang akan menekuni pekerjaan yang lebih mengandalkan keterampilan
psikomotor dari pada kecakapan berpikir ilmiah. Oleh karena itu,
kecakapan vokasional lebih cocok bagi siswa SMK. Gainer
mengklasifikasikan kecakapan vokasional menjadi empat area:
kompetensi individu, meliputi (a) keterampilan berkomunikasi, berfikir
kompherensif. (b) keterampilan kepercayaan diri, meliputi menejemen

121 Syarifatul
Marwiyah, Konsep Pendidikan Berbasis Kecakapan Hidup. Jurnal
Falasifa. Vol.3, No. 1 Maret 2012. Hal. 87.
78

diri, etika dan kematangan diri. (c) keterampilan penyesuaian secara


ekonomis, meliputi pemecahan masalah, pembelajaran, kemampuan
kerja dan pengembangan karir. (d) keterampilan dalam kelompok dan
berorganisasi meliputi, keterampilan interpersonal, organisasional,
negosiasi, kreativitas dan kepemimpinan.122
Kata praktik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai
arti pelaksanaan secara nyata apa yang disebut dalam teori atau
perbuatan menerapkan teori (keyakinan dan sebagainya). Dalam
Bahasa Inggris kata praktik adalah practice yang artinya menurut
English Dictionary adalah “action rather than thought or ideas” atau
dalam Bahasa Indonesia berarti tindakan daripada pemikiran atau ide-
ide. Sedangkan menurut kamus Merriam-Webster arti sederhana kata
practice adalah “to do something again and again in order to become
better at it” yang artinya melakukan sesuatu lagi dan lagi supaya
menjadi lebih baik.123
Pelaksanakaan praktik kerja siswa SMK merupakan kegiatan
praktikum. Kata praktikum berasal dari kata pratique (Prancis),
practicus (Latin), atau praktikos (Yunani) yang secara harfiah berarti
“aktif” atau prattein/prassein (Yunani) yang berarti “mengerjakan”.
Pengertian praktikum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu
bagian dari pengajaran yang bertujuan agar siswa mendapat
kesempatan untuk menguji dan melaksanakan dari keadaan nyata apa
yang diperoleh dari teori.124
Panjang lebar penjabaran tentang kecakapan dan praktik kerja di
atas maka dapatlah disimpulkan bahwa kecakapan praktik kerja siswa
SMK adalah kemampuan kejuruan siswa dalam menguji dan
menerapkan teori yang telah dipelajari di SMK guna mengahadapi
permasalahan sesuai keadaan nyata untuk mencapai yang lebih baik.

122 Ibid, hal. 87.


123 Merriam-Webter, Practice, http://www.merriam-webster.com/dictionary/practice.
124 Eureka Pendidikan, Metode Pembelajaran: Praktikum, http://www.eureka
pendidikan.com/ 2015/10/metode-pembelajaran-praktikum.html.
79

Kecakapan praktik kerja siswa SMK berhubungan erat dengan mutu


pendidikan. Sekolah-sekolah yang menghasilkan lulusan dengan
kecakapan praktik yang baik akan mengangkat mutu sekolah tersebut
dan secara otomatis akan meningkatkan mutu pendidikan.
Menurut Tom Peters dan Nancy Austin bahwa mutu adalah
sebuah hal yang berhubungan dengan gairah dan harga diri.125 Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) yang berlaku saat ini bertumpu
kepada tanggungjawab tiap pemangku kepentingan pendidikan untuk
menjamin dan meningkatkan mutu pendidikan. Implementasi SPMP
terdiri atas rangkaian proses/tahapan yang secara siklik dimulai dari (1)
pengumpulan data, (2) analisis data, (3) pelaporan/pemetaan, (4)
penyusunan rekomendasi, dan (5) upaya pelaksanaan rekomendasi
dalam bentuk program peningkatan mutu pendidikan. Pelaksanaan
tahapan-tahapan di atas dilaksanakan secara kolaboratif antara satuan
pendidikan dengan pihak-pihak lain yang terkait sesuai dengan
ketentuan yang berlaku (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan) yaitu
penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah kabupaten
atau kota, pemerintah provinsi, dan pemerintah.126
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) berbasis pada data
dan pemetaan yang valid, akurat, dan empirik. Data yang dikumpulkan
oleh sekolah dapat diperoleh dari hasil akreditasi sekolah, sertifikasi
guru, ujian nasional, dan profil sekolah. Selain itu Evaluasi Diri Sekolah
(EDS) merupakan instrumen implementasi Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan (SPMP) yang dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan

125 Suharno, Manajemen Pendidikan (Sebuah Pengantar Bagi Para Calon Guru)
(Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan
dan Pencetakan UNS - UNS Press, 2008), hal. 69.
126 Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan. Badan Pengembangan Sumberdaya
Manusia. Pendidikan Dan Kebudayaan Dan Penjaminan Mutu Pendidikan,
Pedoman Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan Pada Sekolah Menangah
Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), (Jakarta: Kementerian
Pendidikan Dan Kebudayaan, 2012), hal. 8-9.
80

sebagai salah satu program akseleratif dalam peningkatan kualitas


pengelolaan dan layanan pendidikan.127
Persaingan kualitas pendidikan semakin ketat, dimana desain
pendidikan harus terfokus pada perberdayaaan semua potensi yang
dimiliki sekolah, dengan memantapkan manajemen pendidikan yang
transparan, pengambilan keputusan yang aspiratif dan akuntabel,
menjadikan pembelajaran yang berkualitas dan menyenangkan, serta
adanya partisipasi masyarakat yang aspiratif. Sebagaimana pendapat
Ronald M. Leigh, Jr. berikut: “Belajar mengajar adalah kegiatan yang
kompleks yang menguji perangkat keterampilan, motivasi, dan
kemampuan fisik dari guru dan siswa.”128

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (SPN) menjelaskan


bahwa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bentuk satuan
pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama
untuk bekerja dalam bidang tertentu. Selanjutnya berdasarkan Permen
Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, pendidikan kejuruan
bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program
kejuruannya. Agar dapat bekerja secara efektif dan efisien serta
mengembangkan keahlian dan keterampilan, mereka harus memiliki
stamina yang tinggi, menguasai bidang keahliannya dan dasar-dasar
ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi, dan
mampu berkomunikasi sesuai dengan tuntutan pekerjaannya, serta
memiliki kemampuan mengembangkan diri. Struktur kurikulum
pendidikan kejuruan dalam hal ini Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) diarahkan untuk mencapai

127 Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2010; Prioritas Nomor 2.
Pendidikan
128 Ronald M. Leigh, Jr., School Facility Conditions and the Relationship Between
Teacher Attitudes, Disertasi, Faculty of Virginia Polytechnic Institute and State
University, 2012, hal. 1.
81

tujuan tersebut. Kurikulum SMK/MAK berisi mata pelajaran wajib, mata


pelajaran Kejuruan, Muatan Lokal, dan Pengembangan Diri. 129
Rumusan tersebut memberi makna bahwa tugas pendidikan kejuruan
adalah mempersiapkan lulusannya untuk memiliki kompetensi,
kemandirian, kemampuan kerja yang mampu membuka usaha
lapangan kerja sendiri, dan mampu beradaptasi serta berkompetisi.
Secara substansial pendidikan kejuruan bertugas untuk membentuk
siswa agar mempunyai kemampuan, wawasan, keterampilan di bidang
industri yang baik, dan menguasai konsep-konsep rekayasa yang ada
di industri. Mempersiapkan lulusan sebagaimana yang diharapkan tidak
terlepas dari peningkatan kecakapan peserta didik dalam praktik kerja.
Menurut Charles Prosser yang dikutip oleh Wardiman, ada 16
prinsip pendidikan kejuruan dan diantaranya yang terkait dengan peran
industry ada tiga prinsip. Pendidikan kejuruan akan afektif jika (a) tugas-
tugas latihan dilakukan dengan cara, alat, dan mesin yang sama seperti
yang ditetapkan di tempat kerja dan (b) melatih seseorang dalam
kebiasaan berpikir, dan bekerja seperti yang diperlukan dalam
pekerjaan itu sendiri. Selain dua prinsip itu ada prinsip lainnya yang
terkait dengan peran industri, yaitu (c) pendidikan kejuruan akan efisien
jika lingkungan dimana siswa dilatih, merupakan replika lingkungan
dimana nanti ia akan bekerja. Efisiensi ini diperoleh karena bagi industri
tidak perlu menyelenggarakan pusat-pusat diklat lagi. Untuk memenuhi
ketiga prinsip ini, sekolah kejuruan memerlukan biaya yang sangat
besar, apalagi bila ingin memenuhi keseluruhan prinsip dari Prosser. 130

129 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun


2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah, hal.
19.
130 Istu Harjono, Implementasi Praktik Kerja Industri (Prakerin) Pada Kompetensi
Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik Smk Negeri 4 Di Kota Tangerang, Tesis
(Jakarta: UI, 2012), hal. 36.
82

2. Indikator Kecakapan Praktik Kerja Siswa SMK


Salah satu perubahan yang mendasar dalam kurikulum 2013
yaitu Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun
2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan menyatakan bahwa SKL
adalah Kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. SKL terdiri atas
kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat
dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pandidikan
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.131
Penilaian keterampilan adalah suatu penilaian yang dilakukan
untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengaplikasikan
pengetahuan untuk melakukan tugas tertentudi dalam berbagai macam
konteks sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. Dalam
pelaksanaannya, penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan
berbagai teknik, seperti penilaian kinerja, penilaian proyek, dan
penilaian portofolio. Teknik penilaian keterampilan yang digunakan
dipilih sesuai dengan karakteristik KD pada KI-4. Hasil penilaian
kompetensi keterampilan selama dan setelah proses pembelajaran
dinyatakan dalam bentuk angka rentang 0-100 dan deskripsi.132
Penilaian Kompetensi Keterampilan adalah pendidik menilai
kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang
menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu
dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.
Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian

131 A. Muliati Am., Teknik Penilaian Kompetensi Keterampilan dalam Implementasi


Kurikulum 2013, Artikel EBuletin LPMP Sulsel. ISSN. 2355-3189. Desember
2014, hal. 3.
132 Panduan Penilaian pada Sekolah Menengah Kejuruan, Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, 2015. hal. 33.
83

(rating scale) yang dilengkapi rubrik. Berdasarkan Pemendikbud Nomor


66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian, pendidik menilai kompetensi
keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut
peserta didik menemostrasikan suatu kompetensi tertentu dengan
menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian fortofolio. Tes praktik
adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan
melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan
kompetensi. Tes Praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta
didik dalam melakukan sesuatu.133 Penilaian digunakan untuk menilai
ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukakan
tugas tertentu seperti praktik di bengkel.
Dalam pelaksanaan penilaian, guru lebih dahulu perlu
merumuskan indikator pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang dijabarkan dari Kompetensi Dasar (KD) dan
Kompetensi Inti (KI) pada setiap mata pelajaran. Indikator pencapaian
kompetensi diperlukan untuk penyusunan instrumen penilaian dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur sesuai dengan
keluasan dan kedalaman kompetensi dasar tersebut. Instrumen
penilaian harus memenuhi persyaratan substansi/materi, konstruksi,
dan bahasa. Persyaratan substansi merepresentasikan kompetensi
yang dinilai; persyaratan konstruksi memenuhi persyaratan teknis
sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan persyaratan
bahasa adalah penggunaan bahasa yang baik dan benar serta
komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Indikator
untuk mengukur pencapaian kompetensi pengetahuan dan
keterampilan mengandung kata kerja operasional. Indikator tersebut

133 A. Muliati Am., Teknik Penilaian Kompetensi Keterampilan dalam Implementasi


Kurikulum 2013, Artikel EBuletin LPMP Sulsel ISSN. 2355-3189. Desember
2014, hal. 4.
84

digunakan sebagai rambu-rambu dalam penyusunan butir soal atau


tugas. Indikator pencapaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan
merupakan ukuran, karakteristik, atau ciri-ciri yang menunjukkan
ketercapaian suatu kompetensi dasar tertentu dan menjadi acuan
dalam penilaian kompetensi dasar. Setiap kompetensi dasar dapat
dikembangkan menjadi satu atau lebih indikator pencapaian. Untuk
menilai pencapaian kompetensi sikap digunakan indikator penilaian
sikap yang dapat diamati. Indikator pencapaian kompetensi
keterampilan dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional
yang dapat diamati dan diukur, antara lain: mengidentifikasi,
menghitung, membedakan, menyimpulkan, menceritakan kembali,
mempraktikkan, mendemonstrasikan, mendeskripsikan.134
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa hasil penilaian
kompetensi ketrampilan dalam bentuk rentang 0-100 dan deskripsi,
maka berdasarkan Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tes praktik
dikategorikan sebagai berikut.135

Tabel 5. Konversi nilai akhir, predikat dan klasifikasi sikap dan


extrakurikuler berdasarkan Permendiknas Nomor 81A
Tahun 2013.

Konversi Nilai Akhir Predikat


Klasifikasi Sikap
(Pengetahuan dan
Skala 0-100 Skala 1-4 dan Extrakurikuler
Keterampilan)
86-100 4 A
Sangat Baik
81-85 3.66 A-
76-80 3.33 B+
71-75 3.00 B Baik
66-70 2.66 B-

134 Panduan Penilaian pada Sekolah Menengah Kejuruan, Kementrian Pendidikan


dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, 2015, hal. 49-53.
135 Permendikbud No. 81A tahun 2013.
85

61-65 2.33 C+
56-60 2 C Cukup
51-55 1.66 C-
46-50 1.33 D+
Kurang
0-45 1 D

Kategori penilaian kompetensi keterampilan tes praktik di atas


merupakan indikator bagi kecakapan praktik kerja siswa SMK berupa
rentang nilai dari 0 sampai 100 dengan predikat A sampai D dan
klasifikasi dari sangat baik sampai kurang. Sedangkan Pendekatan
penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria (PAK).
PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan
pada kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan kriteria
ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan
dengan mempertimbangkan karakteristik. Kompetensi Dasar yang
akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik.
Penetapan kriteria minimal ketuntasan belajar merupakan
tahapan awal pelaksanaan penilaian tes praktik sebagai bagian
kurikulum 2013. Kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan
berdasarkan kurikulum 2013 sesuai Permendikbud Nomor 81A Tahun
2013. adalah 2,66. Bilamana siswa mendapatkan nilai lebih dari sama
dengan 2,66 maka siswa tersebut dinyatakan tuntas belajar (lulus).
Kriteria ketuntasan menunjukkan persentase tingkat pencapaian
kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka maksimal. Angka
maksimal pada kurikulum 2013 adalah 4. Target ketuntasan secara
nasional diharapkan mencapai minimal 2,66. Sedangkan deskripsi
penilaian berupa kata kerja operasional yang dijadikan indikator
bergantung pada materi praktik atau tes praktik yang dilaksanakan.

C. Penelitian Yang Relevan


Penelitian yang relevan penulis temukan pada beberapa
penelitian terdahulu yang membahas tentang permasalahan
86

manajemen. Studi manajemen dihadapkan pada pembenahan yang


mengkaji manajemen dipandang dari sudut yang komprehensif, artinya
tidak hanya memandang secara sempit tetapi lebih luas yaitu
dipandang sebagai suatu rangkaian permasalahan yang dapat
dijadikan standar dalam mengkaji masalah bidang manajemen.
1. Joko Santosa (2011), dalam penelitian disertasinya yang berjudul
“Hubungan Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, Dampak
Sertifikasi Guru, Iklim Sekolah, dan Motivasi Berprestasi Guru
dengan Kinerja Guru pada SMK Negeri di Malang Raya”. Hasil
penelitian menyimpulkan: Struktur model hubungan antar variabel
tidak terbukti secara empiris karena hubungan variabel dampak
sertifikasi dengan kinerja guru tidak signifikan. Temuan penelitian
terkait dengan hubungan langsung antar variabel adalah: (1)
terdapat hubungan yang signifikan antara variabel manajemen
sarana dan prasarana sekolah dengan motivasi berprestasi guru,
yang berarti makin baik pengelolaan sarana dan prasarana sekolah
akan semakin meningkatkan motivasi berprestasi guru, (2) terdapat
hubungan yang signifikan antara dampak sertifikasi guru dengan
motivasi berprestasi guru, (3) terdapat hubungan yang signifikan
antara iklim sekolah dengan motivasi berprestasi guru, yang berarti
iklim sekolah yang baik akan meningkatkan motivasi berprestasi
guru (4) terdapat hubungan yang signifikan antara manajemen
sarana dan prasarana sekolah dengan kinerja guru, (5) tidak
terdapat terdapat hubungan yang signifikan antara dampak
sertifikasi guru dengan kinerja guru, yang berarti bahwa dampak
sertifikasi tidak secara langsung mempengaruhi kinerja guru, (6)
terdapat hubungan yang signifikan antara iklim sekolah dengan
kinerja guru, dan (7) terdapat hubungan yang signifikan antara
motivasi berprestasi guru dengan kinerja guru. Terkait dengan
hubungan tidak langsung antar variabel, diperoleh temuan: (1)
terdapat hubungan secara tidak langsung yang signifikan antara
87

manajemen sarana dan prasarana sekolah dengan kinerja guru


melalui motivasi berprestasi guru, (2) terdapat hubungan tidak
langsung yang signifikan antara dampak sertifikasi guru dengan
kinerja guru melalui motivasi berprestasi guru, dan (3) terdapat
hubungan tidak langsung yang signifikan antara variabel iklim
sekolah dengan kinerja guru melalui motivasi berprestasi guru, bagi
guru-guru pada SMK Negeri di Malang Raya..
2. Bambang Suratman (2009), dalam penelitian disertasinya yang
berjudul “Hubungan Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah,
Ketersediaan Sarana Prasarana, Kapabilitas Mengajar Guru, dan
Dukungan Orang Tua, dengan Prestasi Belajar Siswa SMP Negeri
di Kota Surabaya”. Hasil penelitian menyimpulkan: (1) kompetensi
manajerial kepala sekolah, Ketersediaan sarana dan prasarana,
Kapabilitas mengajar guru, Dukungan orang tua, dan Prestasi
belajar siswa, secara umum berada dalam kategori sedang. (2)
terdapat hubungan langsung yang signifikan antara kompetensi
manajerial kepala sekolah dengan dukungan orang tua, (3) ada
hubungan langsung yang signifikan antara kompetensi manajerial
kepala sekolah dengan kapabilitas mengajar guru, (4) ada
hubungan langsung yang signifikan antara ketersediaan sarana dan
prasarana dengan kapabilitas mengajar guru, (5) ada hubungan
langsung yang signifikan antara dukungan orang tua dengan
kapabilitas mengajar guru, (6) ada hubungan langsung yang
signifikan antara kapabilitas mengajar guru dengan prestasi belajar
siswa, (7) ada hubungan langsung yang signifikan antara dukungan
orang tua dengan prestasi belajar siswa, (8) ada hubungan
langsung yang signifikan antara ketersediaan sarana dan prasarana
dengan prestasi belajar siswa, (9) ada hubungan langsung yang
signifikan antara kompetensi manajerial kepala sekolah dengan
prestasi belajar siswa, (10) ada hubungan tidak langsung yang
signifikan antara kompetensi manajerial kepala sekolah dengan
88

kapabilitas mengajar guru, melalui dukungan orang tua, (11) ada


hubungan tidak langsung yang signifikan antara kompetensi
manajerial kepala sekolah dengan prestasi belajar siswa, melalui
kapabilitas mengajar guru, (12) ada hubungan tidak langsung yang
signifikan antara kompetensi manajerial kepala sekolah dengan
prestasi belajar siswa, melalui dukungan orang tua, (13) ada
hubungan tidak langsung yang signifikan antara ketersediaan
sarana dan prasarana dengan prestasi belajar siswa, melalui
kapabilitas mengajar guru. (14) Berdasarkan nilai kontribusi
kumulasi dari keempat variabel bebas kompetensi manajerial kepala
sekolah, ketersediaan sarana dan prasarana, kapabilitas mengajar
guru, dan dukungan orang tua terhadap prestasi belajar siswa di
SMPN Kota Surabaya sebesar R Square = 0,938 atau sebesar
93,8%, dan 6,2% lainnya dimungkinkan oleh sebab variabel yang
tidak termasuk dalam penelitian ini.
3. Tawardjono Us (2011), dalam penelitian disertasinya yang berjudul
“Model Unit Produksi SMK di Daerah Istimewa Yogyakarta: Studi
Kasus di SMKN 2 Pengasih Kulon Progo“. Hasil penelitian
menyimpulkan: (1) 7 SMKN yang mempunyai prodi Otomotif dan
menyelenggarakan Unit Produksi dengan baik hanya SMKN 2
Pengasih Kulon Progo, sehingga dijadikan sebagai objek penelitian
karena keberhasilan pengelolaan Unit Produksi menjadi Teaching
Factory; (2) Perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan unit
produksi SMK bidang Otomotif di DIY belum dilaksanakan secara
optimal; (3) Perkembangan unit produksi masih berjalan di tempat,
(4) Mengembangkan model unit produksi SMK bidang Otomotif di
DIY dengan pendekatan komprehensif, (5) Model unit produksi SMK
bidang Otomotif yang ditawarkan: (a) membuat desain unit produksi
sekolah; (b) merencanakan program, yang terdiri: membuat visi,
misi, dan tujuan, menetapkan kegiatan, menetapkan hasil yang
akan dicapai dan kegiatan pengawasan yang akan dilakukan; (c)
89

melaksanakan program, yang terdiri: mempersiap kan sarana dan


prasarana serta bahan dan peralatan, merekrut sumber daya
manusia; membuat struktur organisasi; pendelegasian tugas dan
wewenang; menentukan mata pelajaran prasyarat; mengatur jadwal
waktu pelaksanaan; mengatur penempatan dan tugas siswa;
melakukan promosi dan pemasaran; dan melakukan kerja sama
dengan mitra dunia usaha dan dunia industri; (d) mengawasi
program, yang terdiri atas: pengawasan pada saat dimulainya
perencanaan, pengawasan saat kegiatan pelaksanaan program
kerja berlangsung, dan pengawasan setelah akhir program; (e)
menentukan mata pelajaran prasyarat, dan (f) menghargai personil
yang terlibat.

4. Gilang Gumilang Dawous (2013), dalam penelitian disertasinya


berjudul “Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana Terhadap
Mutu Layanan Sarana dan Prasarana Diklat di Pusat Pendidikan
dan Pelatihan (Pusdiklat) Geologi Bandung”. Penelitian ini
didasarkan pada permasalahan tentang layanan sarana dan
prasarana kepada peserta. Ada beberapa permasalahan yang
membuat para peserta mengeluh tentang layanan sarana dan
prasarana yang dilakukan oleh pihak manajemen. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk memperoleh data secara jelas mengenai
gambaran pengaruh manajemen sarana dan prasarana terhadap
mutu layanan sarana dan prasarana diklat di Pusdiklat Geologi.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif. Adapun yang menjadi sample dalam
penelitian ini adalah para peserta diklat yang sedang mengikuti
beberapa diklat pada bulan Oktober Tahun 2003 yaitu Diklat
Mengoperasikan GPS Geodetik Untuk Penentuan Batas Wilayah,
Diklat Penyusunan Database Airtanah dan Diklat Teknik Penulisan
90

Karya Tulis Ilmiah. Pengumpulan data yang dilakukan berupa


angket berdasarkan jumlah sample yaitu sebanyak 41 orang dengan
pengolahan data melalui: Weighted Means Score (WMS), uji
normalitas, analisis korelasi, uji signifikansi, dan analisis regresi.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah hasil manajemen
sarana dan prasarana dirasakan sudah baik oleh para peserta diklat
dengan memiliki nilai kecenderungan sebesar 3,80. Sementara
mutu layanan sarana dan prasarana diklat dapat dikategorikan
sangat baik dengan memiliki nilai sebesar 4,22. Dari hasil
perhitungan koefisien korelasi, menunjukan nilai sebesar 0,575 yang
berarti variable X berkorelasi terhadap variable Y cukup kuat.
Adapun tingkat hubungan antara manajemen sarana dan prasarana
terhadap mutu layanan sarana dan prasarana diklat sebesar
33,06% sisanya 66,94% dipengaruhi oleh faktor lain. Pihak lembaga
diharapkan mampu meningkatkan pelayanan sarana dan
prasarananya dengan meningkatkan proses manajemennya
sehingga mampu meningkatkan efektifitas penyelenggaraan diklat
secara konsisten.
5. Ihuoma P. Asiabaka (2008), dalam penelitiannya berjudul “The
Need for Effective Facility Management in Schools in Nigeria
(Kebutuhan untuk manajemen fasilitas efektif pada sekolah-sekolah
di Nigeria)” menyimpulkan fasilitas sekolah memberi makna pada
proses pengajaran dan berstandar. Oleh karena itu manajemen
fasilitas merupakan bagian integral dari keseluruhan manajemen
sekolah. manajer sekolah harus melakukan penilaian yang
komprehensif dari fasilitas untuk menentukan bidang kebutuhan. Hal
ini memerlukan upaya terpadu dari semua pemangku kepentingan
yang memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk penilaian yang akurat
dan up-to-date dari semua aspek fasilitas sekolah. Aktualisasi tujuan
91

dan sasaran pendidikan membutuhkan penyediaan, pemanfaatan


maksimal dan manajemen yang tepat dari fasilitas. Selanjutnya,
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, mengharuskan bahwa
manajer sekolah harus mengadopsi metode modern manajemen
fasilitas. Hal ini akan meningkatkan kualitas mengajar dan belajar.136
6. Sarel Lavy (2008), dalam penelitiannya berjudul “Facility
management practices in higher education buildings: A case study
(Praktik-praktik manajemen fasilitas pada gedung-gedung
pendidikan tinggi: Sebuah studi kasus)”. Manajemen fasilitas adalah
penting untuk keberhasilan bisnis perusahaan dan organisasi. Saat
ini, pembelajaran manajemen fasilitas tersebar di beberapa disiplin
ilmu, termasuk arsitektur, manajemen, bisnis, dan konstruksi. Tujuan
dari tulisan ini adalah untuk menyajikan sebuah studi kasus yang
diselesaikan oleh tim dari tiga mahasiswa pascasarjana dalam
perjalanan "Pengantar Manajemen Fasilitas," yang diminta oleh
sebuah universitas besar bagian selatan di Amerika Serikat pada
semester musim semi 2007. Penemuan-penemuan dalam penelitian
yaitu manajemen fasilitas yang terstruktur dan terorganisir memiliki
potensi untuk meningkatkan kinerja fisik dan penampilan bangunan
dan sistemnya, serta untuk meningkatkan tingkat kepuasan
pengguna, dan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan bangunan
tersebut dikelola dan dioperasikan.137
7. Esther S. Uko (2015), Dalam penelitiannya berjudul “Principalship
and Effective Management of Facilities in Secondary Schools in
Cross River State, Nigeria (Prinsip-prinsip dan manajemen efektif
fasilitas pada sekolah-sekolah menengah di Cross River State,

136 Ihuoma P. Asiabaka, The Need for Effective Facility Management in Schools in
Nigeria, New York Science Journal. 2008;1(2):10-21]. (ISSN:1554-0200).
137 Sarel Lavy, Facility Manajement Practices in Higher Education Building: A case

Study, Journal of Facilities Management 6(4):303-315 · September 2008.


92

Nigeria). Penelitian ini berusaha untuk menilai dan menyelidiki


bagaimana kemampuan dan kreativitas pelaku mempengaruhi
pengelolaan fasilitas sekolah di Cross River State, Nigeria. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara kemampuan kepala sekolah, kreativitas dan tujuan
pendidikan secara keseluruhan dalam pengelolaan fasilitas sekolah.
Hal ini menunjukkan bahwa manajemen yang efektif dari fasilitas
sekolah diperlukan dalam menciptakan lingkungan akademik yang
memungkinkan kondusif sehingga meningkatkan prestasi sesuai
dan kinerja dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan atas,
rekomendasi yang tepat dibuat meliputi: Penunjukan profesional
yang berkualitas dan kompeten sebagai kepala sekolah; Pemerintah
harus menyiapkan Komite atau Badan untuk mengawasi,
mengawasi dan memantau pada fasilitas sekolah sementara kepala
sekolah, guru dan siswa harus didorong untuk menanamkan budaya
pemeliharaan dalam penanganan fasilitas sekolah di seluruh
organisasi sekolah di Negara bagian khususnya dan Nigeria pada
umumnya.138
8. Raymond Chan Jee Poh (2014), dalam penelitian disertasinya
berjudul “Role of Facility Management in Environmental
Sustainability in The Public Sector: A Case Study (Peran
manajemen fasilitas dalam kelestarian lingkungan di sector public,
Sebuah studi kasus). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi dan memahami peran manajemen fasilitas dan
kontribusinya terhadap kelestarian lingkungan kinerja sektor publik
Singapura. Kontribusi manajemen fasilitas menekankan pada
pentingnya peran strategis manajemen fasilitas dalam keberlanjutan
138 Esther
S. Uko, Principalship and Effective Management of Facilities in Secondary
Schools in Cross River State, Nigeria, International Journal of Academic Research
and Reflection Vol. 3, No. 1, 2015. ISSN 2309-0405.
93

keberhasilan fungsi operasional murni. Survei menunjukkan bahwa


komitmen dari personal manajemen fasilitas berkualitas,
berpengetahuan dan berpengalaman dengan dukungan manajemen
diperlukan untuk memajukan rencana kedepan. Personal
manajemen fasilitas termotivasi dalam memenuhi target dan yang
memenuhi syarat dan berpengetahuan membuat perbedaan penting
dalam mencapai hasil yang unggul dan program kelestarian
lingkungan. Keterampilan manajemen fasilitas didasarkan pada
dasar-dasar, praktek yang baik, pedoman peraturan dan
keselamatan dan perbaikan terus-menerus, tetapi pengembangan
lebih lanjut dari kemampuan komunikasi akan memungkinkan
manajemen fasilitas mengadvokasi perannya bahkan lebih efisien
untuk semua tingkatan.139
9. Rani Kumalasinta (2014), dalam jurnal JUPE UNS vol. II yang
berjudul Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi
(Bank Unit Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa
Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Se-Surakarta.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: ketersediaan sarana
dan prasarana di laboratorium unit produksi menurut Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional RI No. 40 tahun 2008 tentang Standar
Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Menengah Kejuruan/
Madrasah Aliyah Kejuruan, pengelolaan laboratorium Unit produksi,
pelaksanaan kegiatan praktik di laboratorium unit produksi, kendala-
kendala yang dihadapi sekolah dalam mengelola laboratorium unit
produksi, dan upaya sekolah dalam mengatasi kendala yang muncul
dalam mengelola laboratorium unit produksi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: tingkat ketersediaan sarana dan prasarana di
139 Raymond Chan Jee Poh, Role of Facility Management in Environmental
Sustainability In The Public Sector: A Case Study, Dissertation, (London: Institute
for Environmental Design and Engineering University College London, 2014).
94

laboratorium unit produksi sebagai sarana pembelajaran siswa


akuntansi pada SMK Negeri se-Surakarta dikategorikan baik dan
tidak menyimpang dari Peraturan Menteri No. 40 tahun 2008,
dengan rata-rata tingkat persentase 72,92% dan rata-rata skor 3,64;
tingkat pengelolaan laboratorium unit produksi sebagai sarana
pembelajaran siswa akuntansi pada SMK Negeri se-Surakarta mulai
dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta
pengawasan dan evaluasi, dikategorikan baik dengan rata-rata
tingkat persentase 80,57% dan rata-rata skor 4,03; pelaksanaan
kegiatan praktik di laboratorium unit produksi sebagai sarana
pembelajaran siswa akuntansi pada SMK Negeri Se-Surakarta
dikategorikan baik dengan rata-rata tingkat persentase 83,53% dan
rata-rata skor 4,17; kendala yang muncul yaitu masih terdapat
sekolah yang sarana prasarana belum sesuai standar, belum
terdapat software, terbatasnya waktu pengelolaan, belum adanya
karyawan khusus, kurangnya ketelitian siswa saat praktik; dan
upaya yang dilakukan adalah berusaha meningkatkan sarana dan
prasarana, menggunakan Microsoft Excel, membuat jadwal piket
guru akuntansi untuk memantau siswa saat praktik, pembimbing
praktik memberikan masukan kepada siswa agar lebih teliti.140

Penelitian yang relevan di atas adalah penelitian tentang


manajemen sarana dan prasarana di dunia Pendidikan terutama pada
sekolah menengah kejuruan dan Permendiknas RI Nomor 40 Tahun
2008. Berdasarkan hasil penelitian maka dapatlah dirangkum sebagai
berikut:

140 Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank


Unit Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014. Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal
259 s/d 272.
95

1. Hubungan antara manajemen sarana dan prasarana dengan


motivasi prestasi guru signifikan, yang berarti makin baik
pengelolaan sarana dan prasarana sekolah akan semakin
meningkatkan motivasi berprestasi guru.
2. Hubungan antara kompetensi manajerial kepala sekolah dan
ketersediaan sarana dan prasarana dengan kapabilitas mengajar
guru terdapat hubungan baik langsung maupun tidak langsung dan
signifikan terhadap kapabilitas mengajar guru dan prestasi belajar
siswa.
3. Perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan unit produksi SMK
bidang otomotif di DIY belum dilaksanakan secara optimal dan
perkembangan unit produksi masih berjalan di tempat.
4. Pengaruh manajemen sarana dan prasarana terhadap mutu
layanan sarana dan prasarana diklat di Pusat Pendidikan dan
Pelatihan (Pusdiklat) Geologi Bandung dirasakan sudah baik oleh
para peserta diklat dan mutu layanan sarana dan prasarana diklat
dapat dikategorikan sangat baik.
5. Penyediaan dan pemanfaatan manajemen fasilitas sekolah akan
meningkatkan kualitas mengajar dan belajar.
6. Manajemen fasilitas yang terstruktur dan terorganisir memiliki
potensi untuk meningkatkan kinerja.
7. Hubungan yang signifikan antara kemampuan kepala sekolah,
kreativitas dan tujuan pendidikan secara keseluruhan dalam
pengelolaan fasilitas sekolah.
8. Kontribusi manajemen fasilitas menekankan pada pentingnya peran
strategis manajemen fasilitas dalam keberlanjutan keberhasilan
fungsi operasional murni.
96

9. Pengelolaan sarana dan prasarana Laboratorium Produktif


Akuntansi (Bank Unit Produksi) menyimpang dari Permendiknas RI
Nomor 40 Tahun 2008.
Masing-masing penelitian di atas menitikberatkan penelitiannya
sebagaimana berikut:
1. Joko Santosa, penelitiannya menitikberatkan tentang bagaimana
hubungan antara manajemen sarana dan prasarana sekolah
dengan kinerja guru pada SMK Negeri di Malang Raya.
2. Bambang Suratman, penelitiannya menitikberatkan tentang
bagaimana hubungan kompetensi manajerial kepala sekolah dan
ketersediaan sarana prasarana terhadap kapabilitas mengajar guru
dan prestasi belajar siswa SMP Negeri di Kota Surabaya.
3. Tawardjono Us, penelitiannya menitikberatkan tentang bagaimana
manajemen model unit produksi SMK di Daerah Istimewa
Yogyakarta.
4. Gilang Gumilang Dawous, penelitiannya menitikberatkan tentang
pengaruh manajemen sarana dan prasarana terhadap mutu layanan
sarana dan prasarana Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan
(Pusdiklat) Geologi Bandung.
5. Ihuoma P. Asiabaka, penelitiannya menitikberatkan tentang
kebutuhan dalam manajemen fasilitas sekolah yang efektif.
6. Sarel Lavy, penelitiannya menitikberatkan tentang pentingnya
manajemen fasilitas yang terstruktur dan terorganisir dalam
meningkatkan kinerja.
7. Esther S. Uko, penelitiannya menitikberatkan tentang kemampuan
dan kretivitas pelaku manajemen fasilitas dalam menciptakan
lingkungan akademik yang kondusif sehingga meningkatkan
prestasi sesuai dan kinerja dalam proses belajar mengajar.
97

8. Raymond Chan Jee Poh, penelitiannya menitikberatkan tentang


peran strategis manajemen fasilitas dalam keberlanjutan
keberhasilan ke depan.
9. Rani Kumalasinta, penelitiannya menitikberatkan pada penerapan
permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008 pada Laboratorium
Produktif Akuntansi (Bank Unit Produksi).
92

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ilmiah yang dilaksanakan di SMK adalah jenis penelitian
ilmiah akademis. Ilmiah akademis artinya memiliki seperangkat prosedur
atau langkah-langkah dan ketentuan akademis yang ditetapkan pada
suatu SMK. Penelitian dilakukan berangkat dari masalah. Sedangkan
masalah itu, merupakan gap atau “kesenjangan” dari apa seharusnya
dengan apa yang terjadi, kesenjangan antara rencana dengan
pelaksanaan, kesenjangan antara teori dengan praktik dan kesenjangan
antara aturan dengan pelaksanaan. Masalah itu muncul pada ruang,
tempat dan waktu tertentu.141
Penelitian manajemen bengkel dan penerapan peraturan menteri
pendidikan nasional Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2008 dalam
meningkatkan kecakapan praktik kerja siswa sekolah menengah Kejuruan
(SMK) di Provinsi Jambi (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, SMK
Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, dan SMK Negeri 2 Merangin)
menggunakan pendekatan kualitatif.
Pendekatan penelitian adalah cara-cara terstruktur, terencana dan
terprosedur untuk melakukan sebuah penelitian ilmiah dengan
memadukan semua potensi dan sumber yang telah disiapkan. 142
Pendekatan penelitian sangat ditentukan oleh paradigma penelitian, yaitu
suatu cara pandang metode penelitian yang dipilih oleh periset.
Pedekatan penelitian akan memandu seseorang peneliti dalam
melaksanakan penelitiannya dari awal hingga akhir. Pendekatan
penelitian menjadi titik balik kembali ke jalan yang benar ketika seorang

141 Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian (untuk mahasiswa S-1,
S-2 dan S-3) (Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 3.
142 Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif (Jakarta: GP Press Group,

2013), hal. 84.

92
93

peneliti tersesat dalam rimba penelitiannya, atau keluar dari koridor dan
tujuan yang telah ditetapkan.
Penelitian kualitatif bertujuan memperoleh gambaran seutuhnya
mengenai suatu hal menurut pandangan manusia yang diteliti. Penelitian
kualitatif biasanya berfokus pada makna peristiwa kehidupan nyata, bukan
hanya terjadinya peristiwa.143 Penelitian kualitatif sebagaimana pendapat
Robert K. Yin sebagai berikut: Daya tarik dari penelitian kualitatif adalah
bahwa penelitian memungkinkan anda untuk melakukan studi mendalam
tentang kesatuan yang luas dari topik, termasuk favorit anda, dalam hal
kesederhanaan dan hubungan keseharian. Selain itu, penelitian kualitatif
menawarkan lintang yang lebih besar dalam memilih topik yang menarik
karena metode penelitian lainnya kemungkinan akan dibatasi oleh: 1)
Ketidakmampuan untuk membangun kondisi penelitian yang diperlukan
(seperti dalam percobaan); 2) Tidak tersedianya seri data yang memadai
atau kurangnya cakupan variabel yang cukup (seperti dalam studi
ekonomi); 3) Kesulitan dalam menggambar sampel yang memadai dari
responden dan mendapatkan tingkat respon yang cukup tinggi (seperti
dalam survei); atau 4) keterbatasan lain seperti yang dikhususkan untuk
mempelajari peristiwa masa lalu tapi tidak berkelanjutan (seperti dalam
sejarah).144
Bogdan dan Taylor mengemukakan bahwa metodologi kualitatif
merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata- kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati.145 Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau
organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tapi perlu memandangnya
sebagai bagian dari suatu keutuhan. Metodologi adalah proses, prinsif,
dan prosedur yang kita digunakan untuk mendekati problem dan mencari

143 Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif (Jakarta: GP Press Group,
2013), hal. 93.
144 Robert K. Yin, Qualitative Research from Start to Finish (New York/London: The

Guildford Press.2011), hal.6.


145 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2011), hal. 4.
94

jawaban. Dengan ungkapan lain, metodologi adalah suatu pendekatan


umum untuk mengkaji topik penelitian.146 Metode penelitian ilmiah adalah
suatu cara yang logis, sistematis, objektif, untuk menemukan kebenaran
secara keilmuan. Beragam cara berpikir yang digunakan dalam penelitian
ilmiah, seperti cara berpikir deduktif, induktif, hingga cara berpikir reflektif
(reflective thinking) sebagai sintesis dari berpikir deduktif dan induktif.
Ketiga cara berpikir ini adalah sebagai usaha manusia dalam menemukan
kebenaran ilmu atau ilmiah.147
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat
penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai
instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap
melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi
terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap
pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap
bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian,
baik secara akademik maupun logistiknya. Yang melakukan validasi
adalah peneliti sendiri, melalui evaluasi diri seberapa jauh pemahaman
terhadap meode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan terhadap
bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan.148
John W. Creswell dalam bukunya Educational Research
menyatakan tentang penelitian kualitatif sebagai berikut: Mengadakan
penelitian pendidikan mencakup lebih luas dari langkah-langkah utama
pada proses penelitian. Di dalamnya juga mencakup merancang dan
menulis penelitian satu diantara dua utama yaitu penelitian kuantitatif dan
penelitian kualitatif.149

146 Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma baru ilmu komunikasi dan
Ilmusosial budaya (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006), hal.145.
147 Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif (Jakarta: GP Press Group,

2013), hal. 9.
148 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D

(Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 305


149 Creswell, John W., Educational research: planning, conducting, and evaluating

quantitative and qualitative research- 4th ed., (Boston USA: Pearson Education, Inc.,
2012), hal. 11.
95

Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi kasus dengan


menggunakan pendekatan kualitatif. Studi kasus dilaksanakan di SMK
Negeri 1 Muaro Jambi, SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur dan SMK
Negeri 2 Merangin. Studi kasus adalah salah satu metode penelitian
dalam ilmu sosial. Dalam risetnya dilakukan pemeriksaan longitudinal
yang mendalam terhadap suatu keadaan atau kejadian yang disebut
sebagai kasus dengan menggunakan cara-cara yang sistematis dalam
melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis informasi, dan
pelaporan hasilnya.150 Menurut Creswell bahwa studi kasus adalah
eksplorasi dari sistem yang dibatasi (misalnya kegiatan, acara, proses,
atau individu) berdasarkan pengumpulan data ekstensif.151 Peneliti
memilih penelitian studi kasus karena penelitian studi kasus berusaha
menggambarkan kehidupan dan tindakan-tindakan manusia secara
khusus pada lokasi tertentu dengan kasus tertentu. Penelitian studi kasus
adalah kajian mendalam tentang peristiwa, lingkungan, dan situasi
tertentu yang memungkinkan mengungkapkan atau memahami sesuatu
hal. Dalam penelitian ini peneliti ingin berusaha mengungkapkan secara
mendalam tentang manajemen bengkel di SMK Negeri Provinsi Jambi
mengacu pada penerapan Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008 dalam
meningkatkan kecakapan praktik kerja siswa SMK Negeri di Provinsi
Jambi.
Studi kasus adalah sebuah penyelidikan empiris yang
menginvestigasi fenomena kontemporer dalam konteks kehidupan
nyata, khususnya ketika batas antara fenomena dan konteks tidak begitu
jelas. Menurut Robert K. Yin studi kasus adalah studi fenomena ("kasus")
dalam konteks dunia nyatanya.152 Lebih lanjut Robert K. Yin menyatakan

150 Wikipedia. Studi Kasus. https://id.wikipedia.org/wiki/Studi_kasus.


151 Creswell, John W., Educational research : planning, conducting, and evaluating
quantitative and qualitative research- 4th ed. (Boston USA: Pearson Education, Inc.,
2012), hal. 465.
152 Robert K. Yin, Qualitative Research from Start to Finish (New York/London: The
Guildford Press.2011), hal. 17.
96

bahwa sebuah studi kasus tertentu atau mengatur kasus,


menggambarkan atau menjelaskan peristiwa kasus-kasus. Sebuah studi
kasus dapat mengandalkan data kuantitatif atau kualitatif (atau keduanya)
tapi biasanya melibatkan beberapa data berbasis lapangan. 153 Penelitian
studi kasus adalah sebuah metoda penelitian yang secara khusus
menyelidiki fenomena kontemporer yang terdapat dalam konteks
kehidupan nyata, yang dilaksanakan ketika batasan-batasan antara
fenomena dan konteksnya belum jelas, dengan menggunakan berbagai
sumber data.
Kasus sebagai obyek penelitian dalam penelitian studi kasus
digunakan untuk memberikan contoh pelajaran dari adanya suatu
perlakuan dalam konteks tertentu. Objek penelitian dalam penelitian ini
adalah manajemen bengkel ketiga SMK Negeri Provinsi Jambi sedangkan
perlakuan adalah penerapan Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008
dalam konteks meningkatkan kecakapan praktik kerja siswa. Karakteristik
penelitian studi kasus adalah sebagai berikut:
1) Menempatkan objek penelitian sebagai kasus.
2) Memandang kasus sebagai fenomena yang bersifat kontemporer.
3) Dilakukan pada kondisi kehidupan yang sebenarnya.
4) Menggunakan berbagai sumber data.
5) Menggunakan teori sebagai acuan penelitian.

B. Situasi Sosial dan Subjek Penelitian


1. Situasi Sosial
Dalam penelitian kualitatif tidak terdapat istilah populasi, tetapi oleh
Spradley dinamakan “social situation” atau situasi sosial, yang terdiri atas
3 elemen yaitu tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang
berinteraksi sinergis. Situasi sosial tersebut, dapat di rumah berikut
keluarga dan aktivitasnya, atau orang-orang di sudut-sudut jalan yang
sedang ngobrol, atau di tempat kerja, di kota, desa, di sekolah atau
153 Ibid. hal. 307.
97

wilayah suatu negara. Situasi sosial tersebut, dapat dinyatakan sebagai


objek penelitian yang ingin dipahami secara lebih mendalam “apa yang
terjadi” di dalamnya. Pada situasi sosial atau objek penelitian ini peneliti
dapat mengamati secara mendalam aktivitas (activity), orang-orang
(actors) yang ada pada tempat (place) tertentu.154
Situasi sosial adalah lokasi atau tempat yang ditetapkan untuk
melakukan penelitian. Karena penelitiannya adalah riset sosial atau
lingkungan manusia atau budaya maka dinamakan situasi sosial (social
setting). Situasi sosial secara langsung mengarahkan seorang peneliti
seperti layaknya peneliti berada dalam sebuah rumah, ini dimaksudkan
agar periset benar-benar fokus pada situasi di dalam rumah yang
diteliti.155
Situasi sosial penelitian ini yaitu Sekolah Menengah Kejuruan
Teknologi dan Rekayasa Negeri yang berada di 3 Kota di Provinsi Jambi.
Situasi sosial penelitian wilayah tengah dilaksanakan di SMK Negeri 1
Muaro Jambi, wilayah Timur SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, dan
wilayah barat SMK Negeri 2 Merangin. Sedangkan pelaku-pelakunya
adalah seluruh unsur sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, wakil
kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan dan siswa.
Alasan pemilihan ketiga SMK Negeri tersebut di atas sebagai
tempat penelitian ini adalah:
1) Ketiga SMK Negeri sebagai wakil dari masing-masing wilayah yang
berada pada wilayah tengah, timur, dan barat di Provinsi Jambi.
2) Ketiga SMK Negeri sesuai dengan penelitian ini dalam kajian
penerapan standar sarana dan prasarana SMK sesuai Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 40 Tahun 2008.
3) Permasalahan pendidikan yang diteliti terdapat pada ketiga SMK
Negeri yang berkaitan dengan manajemen bengkel sekolah.

154 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D,
(Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 297.
155 Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif (Jakarta: GP Press Group,

2013) hal. 88
98

4) Keterjangkauan lokasi penelitian oleh penulis, baik dari segi tenaga


maupun efesiensi waktu sehingga memudahkan penulis dalam
mengakses data penelitian.
5) Penulis belum menemukan penelitian terdahulu yang meneliti hal ini
pada ketiga SMK Negeri di Provinsi Jambi.
Situasi sosial SMK Negeri 1 Muaro Jambi terletak di Jl. Lintas Timur
Sumatera Km 28, Sekernan, Kab. Muaro Jambi 36381, sekitar 12,6 KM
jaraknya dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha Syaifuddin
(STS) Jambi Telanaipura. Perjalanan menempuh sekolah ini dari UIN STS
Jambi membutuhkan waktu sekitar 22 menit dengan mengendarai sepeda
motor atau mobil. Desa tempat SMK Negeri 1 Muaro Jambi bernama
Tunas Mudo dan kecamatannya bernama Sekernan. Sekolah berada di
sisi kanan pinggir jalan lintas Sumatera perjalanan dari Kota Jambi. Pagar
mengelilingi sekolah terbuat dari beton dan besi membuat sekolah tampak
lebih indah dengan bagian depan lapangan yang digunakan tempat parkir
kendaraan bermotor baik untuk guru maupun untuk siswa. Di bagian
tengah pelataran sekolah terpampang batu bertuliskan nama sekolah
lengkap dengan pemerintahan, lokasi dan kode pos.
DI bagian tengah sekolah tampak lapangan sangat luas yang
dipergunakan siswa untuk bermain sepak bola, bola basket dan bola
volley dan tampak pula bendera merah putih berkibar pada tiangnya. Di
sisi lain tampak siswa bermain tenis meja yang terletak diantara
pepohonan yang meneduhi arel tersebut. Ruang guru, tata usaha dan
kepala sekolah terletak di bagian depan berdekatan dengan laboratorium.
Dan mushola terletak di bagian pelataran sekolah dekat dengan pintu
masuk keluar sekolah. Bengkel sekolah terletak di samping sebelah kanan
dekat dengan kantin dan ruang belajar siswa. Sekolah sendiri berbentuk
huruf “O”, dimana ruang belajar sebagian besar terletak pada sisi kiri dan
belakang sekolah dan sebagian kecil terletak di sisi kanan. Sementara
sekolah berada di pemukiman masyarakat yang sangat ramai di desa
Tunas Mudo.
99

Situasi sosial SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur sangat baik


untuk pendidikan. Sekolah terletak jauh dari keramaian kota Muara Sabak
yang berada di Jalan Jemantan tempat yang sunyi dengan jumlah
penduduk sangat sedikit. Jalan masuk menuju sekolah lebih kurang 1 km
yang masih banyak belukar di sisi kanan-kiri jalan aspal. Memasuki
sekolah disambut dengan gapura yang terletak di pintu masuk sekolah
yang bertuliskan nama dan identitas sekolah. Kolam ikan pertama sekali
dijumpai di bagian depan di sisi kanan-kiri jalan masuk sekolah yang
panjangnya sekitar 100 meter. Kemudian di temui bengkel sekolah tempat
praktik kerja siswa di sisi kiri. Di belakang bengkel tampak kantin sekolah
dan mushola terdapat di sebelah kanan bengkel. Pelataran sekolah
menjadi tempat parkir kendaraan roda 2 dan roda 4. Karena tempatnya
yang jauh dari keramaian kota, siswa-siswi kebanyakan menggunakan
sepeda motor yang tampak banyak parkir memenuhi pelataran.
Memasuki gedung sekolah pertama sekali dijumpai di bagian depan
ruang tata usaha, ruang guru, ruang kepala sekolah dan laboratorium.
Denah sekolah menyerupai hurup “L”, dimana sisi kiri, kanan dan
belakang sekolah merupakan ruang belajar (kelas). Di bagian tengah
sekolah terdapat lapangan yang sangat luas dipergunakan untuk tempat
olah raga dan juga untuk upacara bendera. Luas sekolah mencapai
30.000 m2 yang berbatasan dengan hutan baik di sisi kiri, kanan maupun
belakang.
Situasi sosial SMK Negeri 2 Merangin terletak di Jalan Lintas
Sumatera km 11, desa Mentawak kecamatan Nalo Tantan, Kabupaten
Merangin. Sekolah berada di pinggir jalan lintas dengan tanah yang
sangat luas yaitu 50.300 m2. Tampak dari jalan lintas batu bertuliskan
nama dan identitas sekolah beserta sarana dan prasarananya. Memasuki
wilayah sekolah, tampak sebelah kanan dekat pintu masuk berdiri
mushola. Pelataran SMK Negeri 2 Merangin sangat luas dengan lapangan
bola basket terletak di bagian depan sekolah. Ruang tata usaha dan
kepala sekolah berada di bagian depan gedung dengan ruang kelas yang
100

tersebar di bagian belakang gedung. Di bagian tengah gedung ada


perpustakaan dan bengkel praktik kerja siswa berada paling kiri gedung.
Bengkel sekolah sangat luas terdiri dari 2 gedung yaitu untuk otomotif dan
listrik.
Di tengah gedung sekolah terdapat lapangan yang luas,
dipergunakan untuk olah raga dan upacara bendera. Di bandingkan
dengan situasi sosial kedua SMK Negeri di atas, SMK Negeri 2 Merangin
mempunyai sarana dan prasarana yang lebih lengkap di bidang otomotif.
Hal ini disebabkan sekolah ini sebelumnya merupakan Sekolah Teknik
Menengah (STM) sehingga sarana dan prasarana di bidang Teknik
sangatlah lengkap. Berbeda dengan kedua SMK Negeri di atas
sebelumnya bukan merupakan Sekolah Teknik Menengah (STM). Tampak
sepeda motor dan mobil parkir di pelataran sekolah yang mempunyai 2
jalur untuk jalan masuk dan jalan keluar.

2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang yang berada dalam situasi sosial
sebagaimana dijabarkan di atas yang memberi informasi kepada peneliti
dalam penelitian disertasi ini. Subjek penelitian merupakan sesuatu yang
kedudukannya sangat sentral, berada pada situasi sosial yang diamati
peneliti. Mengingat keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian,
maka subjek penelitian ditentukan sesuai dengan kemampuan penelitian.
Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Purposive
sampling (Sampel purposif) adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu.156 Purposive sampling yakni teknik pengambilan
sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu dimana sumber data
dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan, sehingga
mempermudah penulis menjelajahi obyek atau situasi sosial yang sedang
diteliti, yang menjadi kepedulian dalam pengambilan sampel penelitian

156 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2011). hal. 124.
101

kualitatif adalah tuntasnya pemerolehan informasi dengan keragaman


variasi yang ada, bukan pada banyak sampel sumber data. Dapatlah
dikatakan bahwa purposive sampling adalah pengambilan sampel secara
sengaja sesuai persyaratan sampel yang diperlukan dalam penelitian ini.
Sampel dalam penelitian ini adalah ketiga SMK Negeri di Provinsi Jambi
yaitu wilayah tengah dilaksanakan di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, wilayah
Timur SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, dan wilayah barat SMK
Negeri 2 Merangin. Penentuan ketiga SMK ini sesuai kriteria persyaratan
yang telah diuraikan pada situasi sosial di atas.
Data dalam penelian ini, peneliti dapatkan dari informasi yang
diberikan subjek penelitian. Data merupakan bagian penting dan sentral
dalam kegiatan penelitian. Data itu berkenaan dengan masalah. Subjek
penelitian pada penelitian ini ada tiga yaitu:
1) Staf SMK Negeri 1 Muaro Jambi terdiri dari: kepala sekolah, kepala
tata usaha, kepala program studi, kepala bengkel, guru praktik kelas X,
XI dan XII dan siswa kelas X, XI dan XII. Jumlah keseluruhan 10
orang.
2) Staf SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur terdiri dari: kepala sekolah,
kepala tata usaha, kepala program studi, kepala bengkel, guru praktik
kelas X, XI dan XII dan siswa kelas X, XI dan XII. Jumlah keseluruhan
10 orang.
3) Staf SMK Negeri 2 Merangin terdiri dari: kepala sekolah, kepala tata
usaha, kepala program studi, kepala bengkel, guru praktik kelas X, XI
dan XII dan siswa kelas X, XI dan XII. Jumlah keseluruhan 10 orang.
4) Jumlah keseluruhan subjek penelitian 30 orang.

C. Jenis dan Sumber Data


1. Jenis Data
Data adalah seluruh informasi empiris dan dokumentatif yang
diperoleh di lapangan sebagai pendukung ke arah konstruksi ilmu secara
alamiah dan akademis. Data penelitian adalah “things known or assumed”,
102

yang berati bahwa bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau di anggap.
Diketahui, artinya sesuatu yang sudah terjadi sebagai fakta empirik (bukti
yang ditemukan secara empiris melalui penelitian).157
Robert K. Yin menyatakan tentang pengertian data sebagai berikut
wikipedia kelihatannya seperti sumber yang layak untuk definisi yang
relevan, khususnya karena definisinya tidak berbeda secara substansi dari
kebanyakan kamus yang lebih konvensional. Menurut Wikipedia, “Data"
mengacu pada kumpulan informasi yang terorganisasi, biasanya hasil dari
pengalaman, observasi, eksperimen.... Ini dapat terdiri dari angka, kata,
atau gambar, terutama karena pengukuran atau pengamatan dari satu set
variabel.158
Jenis data menurut cara memperolehnya yang dipergunakan dalam
proses penelitian ini terbagi menjadi dua jenis data, yaitu data primer dan
data sekunder.
1) Data Primer merupakan data yang didapat/dikumpulkan oleh peneliti
dengan cara langsung dari sumbernya. Data di peroleh dari informan
yaitu tiga orang kepala sekolah SMK Negeri SMK Negeri 1 Muaro
Jambi, SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, dan SMK Negeri 2
Merangin. Cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data
primer yaitu observasi dan wawancara. Informasi yang dikumpulkan
yaitu mengenai manajemen bengkel dan penerapan Permendiknas RI
Nomor 40 Tahun 2008 serta kecakapan praktik kerja siswa pada ketiga
SMK Negeri di Provinsi Jambi.
2) Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara yang berkaitan
dengan penelitian berupa arsip, dokumen resmi, brosur, buku panduan,
data profil SMK, program SMK, program kepala sekolah, program
kepala bengkel, laporan bulanan, laporan tahunan dan dokumen

157 Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif (Jakarta: GP Press Group,
2013), hal. 99.
158 Robert K. Yin, Qualitative Research from Start to Finish (New York/London: The

Guildford Press.2011), hal.129-130.


103

manajemen bengkel lainnya yang ada di SMK sebagainya tentang


informasi yang dibutuhkan pada ketiga SMK Negeri di povinsi Jambi.
2. Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.
Adapun yang menjadi sumber data untuk mendapatkan informasi
penelitian terdiri dari:
1) Sumber data yang diperoleh dari informan yaitu kepala sekolah, kepala
tata usaha, kepala program studi, kepala bengkel dan guru ketiga SMK
Negeri di Provinsi Jambi, kepala bidang sarana dan prasarana dinas
pendidikan Provinsi Jambi dan kepala bidang sarana dan prasarana
dinas pendidikan kabupaten Tanjung Jabung timur, Muaro Jambi dan
Merangin,
2) Sumber data berupa kegiatan-kegiatan sekolah seperti kegiatan-
kegiatan kepala sekolah, kegiatan-kegiatan guru, dan kegiatan-kegiatan
siswa, atau peristiwa terkait dengan aktivitas keseharian sehubungan
dengan manajemen bengkel, penerapan Permendiknas RI Nomor 40
Tahun 2008 dan kecakapan praktik kerja siswa pada ketiga SMK
Negeri di Provinsi Jambi.
3) Sumber data berupa dokumen adalah dokumen-dokumen yang
berkaitan dengan penelitian berupa arsip atau data-data, profil,
program-program sekolah dan program kepala sekolah, laporan-
laporan bulanan, triwulan dan tahunan, perangkat mengajar guru dan
dokumen-dokumen lainnya, yang diharapkan memberikan data akurat
yang berkaitan dengan manajemen bengkel, penerapan Permendiknas
RI Nomor 40 Tahun 2008 dan kecakapan praktik kerja siswa pada
ketiga SMK Negeri di Provinsi Jambi.

D. Teknik Pengumpulan Data


Data berfungsi sebagai dasar untuk studi penelitian. Dalam
penelitian kualitatif,data yang relevan berasal dari empat kegiatan
berbasis lapangan: wawancara, observasi, mengumpulkan dan
104

memeriksa (bahan), dan perasaan.159 Aspek lain dari pengumpulan data


kualitatif adalah untuk mengidentifikasi jenis data yang akan menjawab
pertanyaan penelitian. Dalam penelitian kualitatif, pertanyaan yang luas
kepada peserta dan memungkinkan mereka untuk berbagi pandangan
mereka relatif tidak dibatasi oleh perspektif. Selain itu, mengumpulkan
berbagai jenis informasi, dan dapat menambahkan bentuk-bentuk baru
data selama penelitian untuk menjawab pertanyaan. Selanjutnya, peneliti
terlibat dalam pengumpulan data luas, menghabiskan banyak waktu
dilapangan. Peneliti akan mengumpulkan informasi rinci untuk
membangun kompleksitas fenomena dan melihat sifat beragam bentuk
kualitatif data dan dibagi dalam kategori sebagai berikut:

Observasi
D

A
Wawancara
T

A Dokumentasi

Gambar 2. Metode pengumpulan data penelitian kualitatif

1. Observasi/Pengamatan
Orang seringkali mengartikan observasi sebagai suatu aktiva yang
sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata.
Didalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan
pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu
objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi, mengobservasi
dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba,
dan pengecap. Apa yang dikatakan ini sebenarnya adalah pengamatan

159 RobertK. Yin, Qualitative Research from Start to Finish (New York/London: The
Guildford Press.2011), hal.129.
105

langsung. Didalam artian penelitian, observasi dapat dilakukan dengan


tes, quisioner, rekaman gambar, rekaman suara.160
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses
yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara
yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik
pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan
dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila
responden yang diamati tidak terlalu besar. Robert K. Yin menyatakan
bahwa "Mengamati" dapat menjadi cara yang sangat berharga dari
pengumpulan data karena apa yang anda lihat dengan mata anda
sendiri dan merasakan dengan indera anda sendiri tidak disaring oleh
apa yang mungkin dilaporkan yang lainnya kepada anda atau apa
penulis beberapa dokumen mungkin telah lihat. Dalam hal ini,
pengamatan anda adalah berupa data primer, akan sangat dihargai.
Tidak mengherankan, studi-studi ketat pengamatan telah menjadi bagian
lama dari metode-metode penelitian dalam psikologi sosial. Ada, peneliti
benar-benar pasif.161
Melalui pengamatan dapat diketahui bagaimana sikap dan perilaku
siswa, kegiatan yang dilakukannya, tingkat partisisipasi dalam suatu
kegiatan, proses kegiatan yang dilakukannya, kemampuan, bahkan hasil
yang diperoleh dari kegiatannya. Pengumpulkan data melalui pengamatan
tentang kondisi-kondisi fisik sekolah, jumlah dan ketersediaan guru, siswa,
visi misi sekolah, struktur sekolah dan target-target yang ingin dicapai oleh
sekolah.
Observasi dibedakan menjadi tiga macam:
1) Observasi partisifatif, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian,
sambil melakukan mengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang

160 Suharsimi
Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2013), hal. 199-200.
161 RobertK. Yin, Qualitative Research from Start to Finish (New York/London: The
Guildford Press.2011), hal.143.
106

dikerjakan oleh sumber data, selanjutnya maka data yang diperoleh


akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna
setiap perilaku yang tampak.
2) Observasi terus terang atau tersamar, peneliti dalam melakukan data
menyatakan terus terang kepada sumber, selanjutnya mereka yang
diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti.
3) Observasi tak berstruktur, observasi yang tidak dipersiapkan secara
sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Dalam melakukan
pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku,
tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.162

Observasi yang peneliti lakukan disini adalah observasi partisipan


yaitu dimana yang menjalankan penelitian terjun langsung dan
berkecimpung bersama objek penelitian (responden) yang akan diteliti.
Dengan demikian diharapkan bahwa data yang diperoleh peneliti dari
informan lebih sahih terutama berkaitan masalah dan memperoleh data
mengenai manajemen bengkel, penerapan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2008 dan kecakapan
praktik kerja siswa pada ketiga SMK Negeri di Provinsi Jambi. Observasi
dilakukan dengan menggunakan panduan observasi yang disiapkan untuk
memudahkan dan peneliti dalam memperoleh data, panduan tersebut
dikembangkan dan diperbaharui selama peneliti berada dilokasi
penelitian. Observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mendatangi
lokasi langsung lokasi penelitian, guna mengamati secara langsung dan
mencatat peristiwa yang terjadi SMK N 1 Muaro Jambi, SMK N 1 Tanjung
Jabung Timur, SMK N 2 Merangin.

2. Wawancara

162 Sugiyono,
Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 313
107

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.


Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan pewawancara
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. 163 Semua
wawancara melibatkan interaksi antara pewawancara dan peserta (atau
yang diwawancarai). Wawancara terstruktur sangat hati-hati menulis
interaksi ini. Pertama, peneliti akan menggunakan kuesioner formal yang
berisi setiap pertanyaan yang akan ditanyakan. Kedua, peneliti akan
secara resmi mengadopsi peran pewawancara, mencoba untuk
mendapatkan tanggapan dari yang diwawancarai. Ketiga, peneliti sebagai
pewawancara akan mencoba untuk mengadopsi perilaku konsisten yang
sama dan sikap ketika mewawancarai setiap peserta. Dalam hal ini
perilaku dan sikap pewawancara juga ditulis, biasanya merupakan hasil
dari beberapa tujuan pelatihan sebelumnya dan studi khusus saat
melakukan pengumpulan data seseragam mungkin.164
Peneliti ingin melakukan wawancara ditempat penelitian dengan
cara pengambilan data melalui data wawancara/secara lisan langsung
dengan sumber datanya, baik melalui tatap muka atau lewat telepon.
Jawaban responden direkam dan dirangkum sendiri oleh peneliti. Jenis
wawancara yang digunakan dalam penelitian ini tak berstruktur. Hal ini
dimaksudkan agar responden merasa nyaman dan leluasa memberikan
informasi kepada peneliti. Wawancara dilakukan terhadap Kepala Bidang
Sarana dan Prasarana Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Muaro Jambi,
dan Merangin, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Provinsi Jambi,
Kepala Sekolah, Kepala Tata Usaha, Kepala Prodi, Kepala Unit Produksi
(bengkel), Kepala UP Kendaraan Ringan dan Guru ketiga SMK Negeri di
Provinsi Jambi.

163 Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Offset, 2011), Hal: 186
164 Robert K. Yin, Qualitative Research from Start to Finish (New York/London: The

Guildford Press.2011), hal.133.


108

3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk mendapatkan informasi non
manusia, sumber informasi (data) nonmanusia berupa catatan-catatan,
pengumuman, instruksi, aturan-aturan, laporan, keputusan atau surat-
surat lainnya, catataan-catatan dan arsip-arsip yang ada kaitannya
dengan fokus penelitian.
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian,
sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan.
Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa
dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang
dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Studi dokumen
merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
wawancara dalam penelitian kualitatif.165
Dokumentasi yang akan peneliti ambil yaitu pengambilan data
melalui dokumen tertulis maupun elektronik dari SMK Negeri 1 Muaro
Jambi, SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, SMK Negeri 2 Merangin.
Berupa gambaran umum, tujuan visi, visi dan misi, struktur organisasi
(umum dan bengkel), guru, karyawan dan siswa, kegiatan siswa di
bengkel dan kegiatan praktik kerja siswa di bengkel pada ketiga SMK
masing-masing.

E. Teknik Analisis Data


Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data
dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan

165 RobertK. Yin, Qualitative Research from Start to Finish (New York/London: The
Guildford Press.2011), hal. 329.
109

analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang


diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti
akan melanjutkan pertanyaan lagi sampai tahap tertentu diperoleh data
yang dianggap kredibel.166
Menganalisis data kualitatif memerlukan pemahaman bagaimana
memahami teks dan gambar sehingga dapat membentuk jawaban
pertanyaan penelitian. Terdapat enam langkah dalam menganalisis dan
menafsirkan data kualitatif, yaitu: mempersiapkan dan mengatur data,
mengeksplorasi dan coding database, menggambarkan temuan dan
membentuk tema, mempresentasikan dan membuat laporan temuan,
menginterpretasi temuan, dan memvalidasi keakuratan temuan. Berikut
ditampilkan skema proses analisis data kualitatif menurut Creswell.167

Gambar 3. Skema proses analisis data kualitatif.

Peneliti mengumpulkan data

Mempersiapkan Data Analisis

Membaca Data

Mengkode Data

Teks Deskripsi Teks Tema

166 Ibid. hal. 337.


167 Creswell, John W., Educational research : planning, conducting, and evaluating
quantitative and qualitative research- 4th ed., (Boston USA: Pearson Education, Inc.,
2012), hal. 236-237.
110

Analisis data kualitatif sebagai suatu proses penerapan langkah-


langkah dari yang spesifik hingga umum dengan berbagai level analisis
yang berbeda. Creswell menjelaskan gambar 3 di atas sebagai berikut:
seperti ditunjukkan dalam gambar, peneliti kualitatif terlebih dahulu
mengumpulkan data dan kemudian mempersiapkan untuk analisis
data. Analisis ini awalnya terdiri dari pengembangan pengertian umum
dari data, dan kemudian pengkodean untuk deskripsi dan tema tentang
fenomena sentral.168 Penjabaran lebih detil tentang fitur tersebut adalah
sebagai berikut.
1) Mempersiapkan dan mengorganisir data untuk dianalisis.
a. Persiapan data
Persiapan awal data untuk analisis adalah mengorganisir atau
mengelompokkan sejumlah besar informasi, memindahkan kata-kata
yang diucapkan dan yang ditulis menjadi berkas-berkas dan
memutuskan apakah menganalisis data menggunakan tangan atau
komputer.
b. Pengorganisasian/pengelompokkan
Pengorganisasian/pengelompokkan data sangat penting dalam
penelitian kualitatif karena banyaknya informasi yang dikumpulkan
selama penelitian. Data hasil wawancara Kepala Sekolah, Kepala Tata
Usaha, Kepala Prodi, Kepala Unit Produksi (bengkel), Kepala UP
Kendaraan Ringan dan Guru ketiga SMK Negeri di Provinsi Jambi.
c. Menulis data
Selama pengumpulan data kualitatif, proses yang terjadi adalah
mengumpulkan teks atau kata-kata melalui wawancara partisipan atau
dengan menulis catatan lapangan selama pengamatan. Semua teks
atau kata-kata tersebut ditulis menjadi data teks.
d. Transkripsi data

168 Creswell, John W., Educational research : planning, conducting, and evaluating
quantitative and qualitative research- 4th ed., (Boston USA: Pearson Education, Inc.,
2012), hal. 238.
111

Transkripsi data sangat diperlukan guna mengkonversi teks atau kata-


kata hasil pengumpulan data. Transkripsi adalah proses mengkonversi
rekaman audiotape atau catatan-catatan lapangan menjadi data teks.
e. Menganalisis data menggunakan tangan atau komputer.
Tahap yang tak kalah pentingnya adalah memutuskan apakah analisis
menggunakan tangan atau komputer. Analisis menggunakan tangan
berarti peneliti harus membaca data dan menandainya dengan tangan
serta membaginya ke dalam bagian-bagian tertentu.
2) Mengeksplorasi dan mengkode data
a. Mencari tahu pengertian umum data
Langkah awal dalam analisis data adalah eksplorasi data. Dalam
proses eksplorasi data, peneliti harus mencari tahu pengertian umum
dari data-data yang terkumpul selama penelitian.
b. Mengkode data
Proses selanjutnya dalam penelitian kualitatif adalah mengkode data.
Pengkodean adalah proses segmentasi dan pelabelan teks untuk
membentuk deskripsi dan tema besar dalam data. Objek dari proses
pengkodean adalah mengartikan data teks, membaginya menjadi
bagian teks atau gambar, memberi label bagian dengan kode,
memeriksa kode yang tumpang tindih dan lebih, dan mengkode ke
tema yang luas.
3) Menggunakan kode-kode untuk membuat deskripsi dan tema
Dalam sebuah studi riset kualitatif, menganalisis data merupakan
bentuk menjawab pertanyaan penelitian. Pemeriksaan data secara
rinci guna menjelaskan apa yang dipelajari dalam penelitian, dan
mengembangkan tema atau kategori dari data yang ada.
a. Deskripsi
Deskripsi adalah menggambarkan secara detil tentang orang, tempat
atau peristiwa dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif
studi kasus, peneliti memberikan gambaran yang cukup tentang setting
penelitian. Menggambarkan sedetail-detilnya penting dan peneliti
112

menganalisis data dari semua sumber pengumpulan data yaitu


wawancara, observasi, dokumentasi. Dalam memberikan informasi
rinci, deskripsi dapat membawa pembaca ke tempat penelitian atau
membantu pembaca memvisualisasikan seseorang.

b. Tema
Penggunaan tema adalah cara lain untuk menganalisis data kualitatif.
Karena tema adalah kode yang sama dikumpulkan bersama-sama
untuk membentuk ide utama dalam database, membentuk elemen inti
dalam analisis data kualitatif. Seperti kode, tema memiliki label yang
biasanya terdiri dari tidak lebih dari dua sampai empat kata (misalnya,
"penolakan," "perencanaan kampus"). Ada beberapa jenis tema yaitu
sebagai berikut:
- Ordinary themes (tema biasa), misalnnya: Paparan tembakau di
sekolah.
- Unexpected themes (tema tak terduga), misalnya: Tidak
dilaksanakan kebijakan penggunaan tembakau di sekolah.
- Hard-to-clasify themes (tema sulit diklasifikasi), misalnya: Siswa
berkumpul di taman.
- Major and minor themes (tema mayor dan minor), Misalnya: tema
mayor "upaya untuk berhenti merokok", tema minor "reaksi fisik”.
4) Mempresentasikan dan melaporkan temuan-temuan
a. Mempresentasikan temuan-temuan
Peneliti kualitatif biasanya menampilkan temuan-temuan secara visual
melalui angka-angka atau gambar. Beberapa cara menampilkan data-
data temuan adalah sebagai berikut:
- Membuat tabel perbandingan.
- Membuat diagram pohon hirarki.
- Menyajikan angka-angka.
- Mengambar peta.
113

- Membuat tabel demografi.


b. Melaporkan temuan-temuan
Bentuk utama presentasi dan pelaporan temuan dalam penelitian
kualitatif adalah diskusi naratif. Sebuah diskusi naratif adalah bagian
yang ditulis dalam penelitian kualitatif dimana penulis meringkas,
secara detail, temuan-temuan dari analisis data.
5) Interpretasi/menafsirkan temuan-temuan
Interpretasi meliputi membuat pengertian data atau “lesson learned”.
Interpretasi dalam penelitian kualitatif berarti bahwa peneliti melangkah
kembali dan membentuk pengertian yang lebih besar tentang
fenomena berdasarkan pandangan pribadi, perbandingan dengan studi
masa lalu, atau keduanya. Penelitian kualitatif adalah penelitian
interpretatif, dan membutuhkan pemahaman terhadap temuan-temuan.
Interpretasi bisa saja mengacu perbandingan dengan literatur yang
ada dan studi masa lalu.
6) Validasi keakuratan temuan-temuan
Selama proses pengumpulan data dan analisis, perlu memastikan
bahwa temuan dan interpretasi akurat. Memvalidasi temuan berarti
bahwa peneliti menentukan ketepatan atau kredibilitas temuan melalui
strategi seperti pengecekan anggota atau triangulasi melalui
pengecekan keabsahan data. Akurasi atau kredibilitas temuan-temuan
sangat penting. Peneliti kualitatif menggambarkan akurasi atau
kredibilitas dan strategi yang digunakan untuk memvalidasi catatan
kualitatif bervariasi dalam angka.
7) Memeriksa kembali analisis data kualitatif yang terpercaya pada prinsip
studi kasus.
Pekerjaan memeriksa kembali analisis data kualitatif yang terpercaya
pada prinsip studi kasus merupakan proses memeriksa kembali
analisis data kualitatif mulai dari mempersiapkan dan
mengelompokkan data sampai pada validasi keakuratan temuan-
114

temuan sesuai prinsip-prinsip penelitian studi kasus agar diperoleh


hasil analisis data kualitatif yang terpercaya.169
Langkah ini akan membantu peneliti dalam mengungkap esensi
dari suatu gagasan. Interpretasi juga bisa berupa makna yang berasal dari
perbandingan antara hasil penelitian dengan informasi yang berasal dari
literartur atau teori.

F. Pemeriksaan Keabsahan Data


Untuk menjamin keabsahan data yang dipercaya (trust worthiness)
dilakukan tehnik pengecekan keabsahan data yang didasarkan pada
kriteria sebagai berikut: (1) kredibiltas/tingkat kepercayaan; (2)
transferabiltas/ keteralihan; (3) dependabilitas/ketergantungan; dan (4)
konfirmabilitas/ kepastian.
Penelitian pada dasarnya merupakan proses untuk melakukan
pengukuran. Oleh karena itu agar kesimpulan yang diperoleh dari
penelitian tidak keliru atau tidak memberikan gambaran yang jauh
berbeda dengan keadaan yang sebenarnya maka diperlukan alat ukur
yang berupa skala atau test yang valid dan reliabel.
Untuk memperoleh data yang akurat maka pemeriksaan data
penulis lakukan melalui empat teknik, yaitu:
1. Perpanjangan Keikutsertaan di lapangan
Perpanjangan keikutsertaan adalah keikutsertaan peneliti untuk
terjun langsung ke lokasi penelitian dalam waktu yang cukup lama. Hal ini
dilakukan untuk memperhitungkan kekeliruan yang mungkin akan
merusak data, baik kekeliruan dari peneliti sendiri, maupun kekeliruan
yang ditimbulkan responden. Hal ini dilakukan penulis di lapangan secara
langsung dan dalam waktu yang cukup lama mendeteksi dan
memperhitungkan penyimpangan yang mungkin mengurangi keabsahan
data yang dilakukan penulis baik secara sengaja ataupun tidak sengaja.
169 Creswell, John W., Educational research: planning, conducting, and evaluating
quantitative and qualitative research- 4th ed., (Boston USA: Pearson Education, Inc.,
2012), hal. 238
115

Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan


penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Dalam hal ini,
peneliti memperpanjang atau menambah waktu wawancara dan observasi
terhadap kedua subjek agar data mencapai kejenuhan. 170

2. Kecermatan penelitian
Kecermatan penelitian adalah ketelitian dalam melakukan
pengamatan terhadap objek penelitian. Kecermatan penelitian ini
dimaksudkan untuk mengidentifikasi karakteristik dan elemen dalam suatu
situasi yang relevan dengan permasalahan dan isu yang sedang diteliti.
Tehnik ini bermaksud menentukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi
yang sangat relevan dengan atau isu yang sedang dicari kemudian
memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Dalam hal ini peneliti
akan berusaha mengadakan pengamatan teliti dan rinci secara
berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol dalam penelitian.
3. Triangulasi
Trianggulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang
bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan
sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data
dengan trianggulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang
sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data
dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. 171
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau pembanding terhadap data itu. 172 Dalam berbagai
karyanya, Norman K. Denkin mendefinisikan triangulasi sebagai
gabungan atau kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk mengkaji

170 Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Offset, 2011), Hal: 327
171 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D

(Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 330.


172 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2011), hal. 330.


116

fenomena yang saling terkait dari sudut pandang dan perspektif yang
berbeda. Menurutnya, triangulasi meliputi empat hal, yaitu: (1) triangulasi
metode, (2) triangulasi antar-peneliti (jika penelitian dilakukan dengan
kelompok), (3) triangulasi sumber data, dan (4) triangulasi teori.
1. Triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan informasi
atau data dengan cara yang berbeda. Dalam penelitian kualitatif
peneliti menggunakan metode wawancara, obervasi, dan survei. Untuk
memperoleh kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang
utuh mengenai informasi tertentu, peneliti bisa menggunakan metode
wawancara dan obervasi atau pengamatan untuk mengecek
kebenarannya. Selain itu, peneliti juga bisa menggunakan informan
yang berbeda untuk mengecek kebenaran informasi tersebut.
Triangulasi tahap ini dilakukan jika data atau informasi yang diperoleh
dari subjek atau informan penelitian diragukan kebenarannya.
2. Triangulasi antar-peneliti dilakukan dengan cara menggunakan lebih
dari satu orang dalam pengumpulan dan analisis data. Teknik ini untuk
memperkaya khasanah pengetahuan mengenai informasi yang digali
dari subjek penelitian. Namun orang yang diajak menggali data itu
harus yang telah memiliki pengalaman penelitian dan bebas dari
konflik kepentingan agar tidak justru merugikan peneliti dan melahirkan
bias baru dari triangulasi.
3. Triangulasi sumber data adalah menggali kebenaran informai tertentu
melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Misalnya, selain
melalui wawancara dan observasi, peneliti bisa menggunakan
observasi terlibat (participant obervation), dokumen tertulis, arsif,
dokumen sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi dan
gambar atau foto. Masing-masing cara itu akan menghasilkan bukti
atau data yang berbeda, yang selanjutnya akan memberikan
pandangan (insights) yang berbeda pula mengenai fenomena yang
diteliti.
117

4. Triangulasi teori. Hasil akhir penelitian kualitatif berupa sebuah


rumusan informasi atau thesis statement. Informasi tersebut
selanjutnya dibandingkan dengan perspektif teori yang televan untuk
menghindari bias individual peneliti atas temuan atau kesimpulan yang
dihasilkan. Selain itu, triangulasi teori dapat meningkatkan kedalaman
pemahaman asalkan peneliti mampu menggali pengetahuan teoretik
secara mendalam atas hasil analisis data yang telah diperoleh.173

G. Rencana dan Waktu Penelitian


Pembuatan proposal penelitian selesai direncanakan bulan Juni
2016. Perbaikan hasil ujian proposal direncanakan akhir bulan Juni 2016.
Penelitian dimulai awal bulan Juli 2016 dan selesai sampai verifikasi dan
analisis data diperkirakan bulan Desember 2016. Penulisan hasil
penelitian direncanakan pada bulan Januari 2017, selesai sampai
perbaikan dan seminar hasil penelitian rencana pertengahan bulan
November 2017. Sedangkan ujian tertutup rencana di bulan Januari dan
ujian terbuka rencana di bulan Februari 2018. Adapun Jadwal penelitian
dapat dilihat pada lampiran.
Demikianlah rencana penelitian dan waktu penelitian yang sudah
dirancang oleh peneliti, rancangan penelitian adalah suatu kesatuan,
rencana terinci dan spesifik mengenai cara memperoleh,menganalisis dan
menginterprestasi data. Tujuan pembuatan rancangan penelitian adalah
untuk menguji dan menemukan ilmu pengetahuan, membantu mengatasi
dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh penulis dalam penelitian
yang akan dilaksanakan.

173 Mudjia Rahardjo, Triangulasi Dalam Penelitian Kualitatif, http:// mudjiarahardjo


.com /artikel/270.html?task=view.
103
118

BAB IV
DESKRIPSI LOKASI, TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISIS

A. Deskripsi Lokasi
1. Gambaran Umum Kabupaten Muaro Jambi
a. Sejarah Kabupaten Muaro Jambi
Pembentukan Kabupaten Muaro Jambi merupakan hasil dari
perkembangan dan kemajuan Provinsi Jambi pada umumnya dan
Kabupaten Batanghari pada khususnya serta adanya aspirasi yang
berkembang dalam masyarakat. Di sisi lain pembentukan Kabupaten
Muaro Jambi merupakan hasil dari perkembangan jumlah penduduk, luas
wilayah, potensi ekonomi, sosial budaya, sosial politik dan meningkatnya
beban tugas volume kerja di bidang penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan, dan kemasyarakatan di Kabupaten Batanghari.
Pembentukan Kabupaten Muaro Jambi sebagaimana Undang-undang
Nomor 54 Tahun 1999 tentang tentang Pembentukan Kabupaten
Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi, dan Kabupaten
Tanjung Jabung Timur menyebutkan bahwa Kabupaten Muaro Jambi
sebagai pemekaran dari Kabupaten Batang Hari.174
Berdasarkan Undang-undang Nomor 54 Tahun 1999 sebagai
daerah pemekaran dari Kabupaten Batang Hari, secara resmi Pemerintah
Kabupaten Muaro Jambi mulai dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober
1999. Pusat Pemerintahan di Kota Sengeti sebagai ibu Kota Kabupaten
Muaro Jambi dengan Pusat Perkantoran di Bukit Baling Kecamatan
Sekernan. Letak geografis wilayah yang cukup strategis berada di
hinterland Kota Jambi, hal ini memberikan keuntungan bagi Kabupaten
Muaro Jambi karena Kabupaten ini memiliki peluang yang cukup besar

174 Undang-undang nomor 54 tahun 1999 tentang tentang Pembentukan Kabupaten


Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi, dan Kabupaten Tanjung
Jabung Timur, hal. 1.

118
119

sebagai daerah pemasok kebutuhan kota Jambi, seperti pemasaran untuk


hasil pertanian, perikanan, industri dan jasa.175

b. Geografi Kabupaten Muaro Jambi


Secara Geografis Kabupaten Muaro Jambi terletak antara 1⁰ 15’-2⁰
20’ Lintang Selatan dan di antara103⁰ 10’-104⁰ 20’ Bujur Timur.176 Luas
wilayah Kabupaten Muaro Jambi ± 5.246 km², secara administrasi
mempunyai batas-batas wilayah, sebagai berikut:
• Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Propinsi Sumatera Selatan.
• Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Batang Hari.
• Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung
Timur.177
Pada Tahun 2010 yang lalu dilakukan pemekaran terhadap
Kecamatan Sungai Bahar menjadi Kecamatan Sungai Bahar Utara dan
Kecamatan Sungai Bahar Selatan, Kecamatan Maro Sebo dimekarkan 1
Kecamatan, yaitu Kecamatan Taman Rajo dan pada tahun 2009, ada
beberapa desa yang dimekarkan diantaranya di Kecamatan Sungai Bahar
dibentuk 2 Desa baru yaitu Desa Mekar Sari Makmur dan Desa Bhakti
Mulya, di kecamatan Sungai Bahar Utara dibentuk 4 Desa Baru yaitu
Desa Talang Datar, Desa Pinang Tinggi, Desa Mulya Jaya dan Desa
Sungai Dayo. Selanjutnya Kecamatan Sungai Bahar Selatan dibentuk 2
Desa Baru yaitu Desa Mekar Jaya dan Desa Tanjung Baru, Kecamatan
Kumpeh dibentuk 2 Desa Baru yaitu Desa Rondang dan Desa Maju Jaya,
Kecamatan Mestong dibentuk 2 Desa Baru yaitu Desa Muaro Sebapo dan
Desa Tanjung Pauh Talang Pelita. Kemudian di Kecamatan Sungai Gelam
dibentuk 3 Desa Baru yaitu Desa Mingkung, Desa Trimulya Jaya dan

175 Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi, http://www.muarojambikab.go.id/ index. php/


topmenuprofil/topmenuwilayahadministrasi (Diakses 03-03-2017).
176 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Muaro Jambi,

Muaro Jambi Dalam Angka (MJDA) Tahun 2014, hal. 2.


177 Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi, http://www.muarojambikab.go.id/ index. php/

top menuprofil/topmenuwilayahadministrasi (Diakses 03-03-2017).


120

Desa Mekar Jaya serta Kecamatan Jambi Luar Kota dibentuk 2 Desa
Baru, yaitu Desa Danau Sarang Elang dan Desa Simpang Lima.178
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 sebagai
daerah pemekaran dari Kabupaten Batang Hari, secara resmi Pemerintah
Kabupaten Muaro Jambi mulai dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober
1999. Pusat Pemerintahan di Kota Sengeti sebagai ibu Kota Kabupaten
Muaro Jambi dengan Pusat Perkantoran di Bukit Baling Kecamatan
Sekernan. Letak geografis wilayah yang cukup strategis berada di
hinterland Kota Jambi, hal ini memberikan keuntungan bagi Kabupaten
Muaro Jambi karena Kabupaten ini memiliki peluang yang cukup besar
sebagai daerah pemasok kebutuhan kota Jambi, seperti pemasaran untuk
hasil pertanian, perikanan, industri dan jasa.179

Jarak Ibu Kota Kabupaten Kota Jambi = 38 km


Muaro Jambi dengan Ibu Kota Muara Bulian = 75 km
Kabupaten/Kota lain dalam Muara Sabak = 120 km
Provinsi Jambi adalah:180 Kuala Tungkal = 120 km
Tebo = 180 km
Sarolangun = 190 km
Muaro Bungo = 250 km
Bangko = 280 km
Sungai Penuh = 500 km

Jarak antar ibu kota Kabupaten Muaro Jambi dengan ibu kota
Kabupaten/Kota sebagaimana ditampilkan di atas tampak jarak yang
terjauh Kota Sengeti adalah Kota Sungai Penuh yaitu sejauh 500 km. Kota
terdekat adalah Kota Jambi yaitu berjarak 38 km.

178 Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi, http://www.muarojambikab.go.id/ index. php/


top menuprofil/topmenuwilayahadministrasi (Diakses 03-03-2017).
179 Ibid, (Diakses 03-03-2017).
180 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Muaro Jambi,

Muaro Jambi Dalam Angka (MJDA) Tahun 2014


121

Jarak Ibu Kota Kabupaten Muaro Jambi dengan Ibu Kota


Kecamatan dalam kabupaten ini adalah:181

Jambi Kecil = 14 km
Pudak = 48 km
Pijoan = 50 km
Sebapo = 65 km
Tanjung =100 km
Marga =185 km
Sungai Gelam = 80 km
Tanjung Mulya =150 km
Talang Bukit =120 km
Kemingking Dalam = 43 km

Ibu kota kecamatan yang terjauh dari Kota Sengeti sebagaimana


ditampilkan di atas adalah Marga dengan jarak 185 km, sedangkan yang
terdekat adalah Jambi Kecil dengan jarak 14 km.
Muaro Jambi yang terletak dekat dengan ibu kota Provinsi Jambi
merupakan kabupaten dengan luas wilayah 5.264 km². Luas wilayah
menurut kecamatan di Kabupaten Muaro Jambi dapat dilihat pada tabel
berikut ini.182

Tabel 6. Luas wilayah menurut kecamatan di Kabupaten Muaro


Jambi.

No. Kecamatan Luas (km²) Persentase


1 Mestong 474,70 9,19%
2 Sungai Bahar 160,50 3,11%
3 Bahar Selatan 195,69 3,79%
4 Bahar Utara 167,26 3,24%
5 Kumpeh Ulu 286,65 5,55%
6 Sungai Gelam 654,41 12,67%

181 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Muaro Jambi,


Muaro Jambi Dalam Angka (MJDA) Tahun 2014
182 BPS Kabupaten Muaro Jambi. https://muarojambikab.bps.go.id/
linkTabelStatis/view/id/7 (Diakses 03-03-2017
122

No. Kecamatan Luas (km²) Persentase


7 Kumpeh 1.658,93 32,12%
8 Maro Sebo 261,47 5,06%
9 Taman Rajo 352,67 6,83%
10 Jambi Luar Kota 280,12 5,42%
11 Sekernan 671,60 13,01%
Jumlah 5.264,00 100,00%

Kecamatan Kumpeh merupakan kecamatan yang berada di


Kabupaten Muaro Jambi yang mempunyai luas wilayah terbesar yaitu
mencapai 32,12% dari luas wilayah Kabupaten Muaro Jambi. Kecamatan
Sekernan yang merupakan daerah penelitian mempunyai luas wilayah
671,60 km² dan merupakan kecamatan dengan luas wilayah terbesar
kedua di Kabupaten Muaro Jambi. Kecamatan lain yang mempunyai luas
wilayah yang besar yaitu Kecamatan Sungai Gelam dengan persentase
luas wilayah sebesar 12,67% dari luas wilayah Kabupaten Muaro Jambi.
Kecamatan-kecamatan lain seperti Kecamatan Mestong, Kumpeh Ulu,
Maro Sebo, Taman Rajo dan Jambi Luar Kota mempunyai persentase
luas wilayah anatar 5,06%-9,19% dari luas wilayah Kabupaten Muaro
Jambi. Kecamatan yang mempunyai persentase luas wilayah kecil di
Kabupaten Muaro Jambi adalah Kecamatan Sungai Bahar, Bahar Selatan
dan Bahar Utara. Luas wilayah kecamatan di Kabupaten Muaro Jambi
ditampilkan pada gambar berikut.183

183 Hasil
olah data BPS Kabupaten Muaro Jambi. https:// muaro jambikab.bps.go.id/link
Tabel Statis/view/id/7 (Diakses 03-03-2017)
123

Gambar 4. Luas wilayah menurut kecamatan di Kabupaten Muaro


Jambi.

c. Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi


Berkaitan Visi dan Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati
Muaro Jambi yang dituangkan didalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Muaro Jambi tahun 2011–
2016, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Visi Kabupaten Muaro Jambi


“Mewujudkan Masyarakat Muaro Jambi yang “CERDAS, KUAD,
MAJU BERSAMA”.
Dijabarkan bahwa:
CERDAS
1) Sumber daya manusia yang berkualitas (hard skill dan soft skill),
berkompetensi, terampil dan menguasai teknologi informasi.
2) Sumber daya manusia yang produktif, sehat, mandiri, Dinamis, kreatif
dan inovatif.
3) Sumber daya manusia yang sejahtera, jujur, beretika dan mempunyai
integritas.
124

KUAD
Merupakan singkatan dari: Kerukunan, Amanah, dan Demokratis
1) Kerukunan: Terwujudnya kehidupan yang harmonis yang
tercermin dari kehidupan beragama, sosiali dan politik masyarakat.
2) Amanah: Tercermin dari pelaksanaan pemerintahan yang baik (good
governance) disemua tingkatan.
3) Demokratis: Merupakan jaminan kesamaan hak dan kewajiban dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang menjunjung tinggi
supremasi hukum dan HAM

MAJU BERSAMA
1) Tumbuhnya ekonomi.
2) Terciptanya pemerataan pembangunan dan pendapatan.
3) Berkembangnya kehidupan sosial budaya yang konstruktif.
4) Tersedianya infrastruktur wilayah yang memadai.
5) Meningkatnya kesejahteraan masyarakat.184

2) Misi Kabupaten Muaro Jambi


Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, ditetapkan 5 (lima) Misi
Pembangunan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016, sebagai
berikut:
1) Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan dan kesehatan.
2) Meningkatkan kehidupan masyarakat yang harmonis, rukun, aman dan
demokratis
3) Meningkatkan tata kelola Pemerintahan Daerah yang baik, efektif,
efisien, proporsional, akuntabel dan transparan.

184 Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi Bappeda Kabupaten Muaro Jambi, Rencana
Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Muaro Jambi Tahun
2011-2016, hal. 19-20.
125

4) Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada sumber daya


daerah, investasi, pariwisata dan daya saing daerah yang berwawasan
lingkungan.
5) Meningkatkan dan Mengembangkan infrastruktur wilayah dan utilitas
lainnya sesuai dengan tata ruang yang memiliki daya dukung
lingkungan.185

3) Kelembagaan Kabupaten Muaro Jambi


Kelembagaan Pemerintah Daerah Kabupaten Muaro Jambi terdiri
dari 2 macam lembaga, yaitu lembaga administratif dan lembaga adat.
Lembaga administratif Kabupaten Muaro Jambi mempunyai 11
kecamatan, 5 kelurahan dan 146 desa. Jumlah kelurahan dan jumlah
desa menurut kecamatan di Kabupaten Muaro Jambi ditampilkan pada
tabel berikut ini.186

Tabel 7. Jumlah kelurahan dan jumlah desa menurut kecamatan di


Kabupaten Muaro Jambi.

Pusat
No. Kecamatan Desa Kelurahan Jumlah
Pemerintahan
1 Jambi Luar Kota Pijoan 19 1 20
2 Sekernan Sekernan 15 1 16
3 Kumpeh Ilir Tanjung 16 1 17
4 Maro Sebo Jambi Kecil 11 1 12
5 Mestong Sebapo 14 1 15
6 Kumpeh Ulu Pudak 18 - 18
7 Sungai Bahar Sungai Bahar 11 - 11
8 Sungai Gelam Sungai Gelam 15 - 15
9 Sungai Bahar Utara Talang Bukit 11 - 11
10 Bahar Selatan Tanjung Mulya 10 - 10

185 Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi Bappeda Kabupaten Muaro Jambi, Rencana
Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Muaro Jambi Tahun
2011-2016, hal. 20.
186 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemberdayaan Perempuan Provinsi Jambi
dalam Provinsi Jambi Dalam Angka 2016 (BPS Provinsi Jambi), hal. 45
126

Pusat
No. Kecamatan Desa Kelurahan Jumlah
Pemerintahan
11 Taman Rajo Kemingking 10 - 10
Jumlah 5 150 155

Kecamatan Jambi Luar Kota dengan Ibukota Pijoan merupakan


salah satu kecamatan yang terluas, dimana desanya merupakan Pusat
Administrasi Pemerintahan Pembantu Batanghari wilayah timur yang pada
akhirnya menjadi wilayah Kabupaten Muaro Jambi berdasarkan Undang-
Undang Nomor 54 Tahun 1999. Secara geografis wilayah ini berbatasan
langsung dengan Kota Jambi yang merupakan Center Point Jalan Lintas
Timur dan Barat sehingga secara ekonomis menjadikan salah satu pusat
pertumbuhan yang ekonomis. Selain pusat pertumbuhan wilayah ini
berkembang begitu pesat terutama bagian properti, perdagangan dan
jasa, hal ini di lihat dari anggarannya pembangunan real estate, dan pusat
perdagangan, hal ini dikarenakan lokasinya yang relatif dekat dengan kota
sehingga dapat dijangkau dengan mudah melalui sarana transportasi jalan
dengan kondisi cukup baik dan butuh waktu ±15 menit menuju Kota
Jambi.187 Kecamatan Jambi Luar Kota mempunyai 19 desa dan 1
kelurahan, total keseluruhan 20 desa/kelurahan. Jumlah desa/kelurahan
ini merupakan jumlah desa/kelurahan terbanyak di Kabupaten Muaro
Jambi.
Jumlah desa/kelurahan terbanyak setelah Kecamatan Jambi Luar
Kota adalah Kecamatan Kumpeh Ulu. Kecamatan Kumpeh Ulu
mempunyai 18 desa. Secara geografis wilayah Kecamatan Kumpeh Ulu
berbatasan langsung dengan Kota Jambi berkembang cukup pesat akibat
meningkatnya aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat kota sehingga
turut mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat. Luas wilayah
kecamatan Kumpeh Ulu adalah 820 km2 dengan penduduk 43.000 jiwa,
187 Radio Muaro Jambi News, Kecamatan Jambi Luar Kota Pijoan, https://
yayaksupriyadi.wordpress.com/2012/10/29/kecamatan-jambi-luar-kota-pijoan/
(Diakses 08-03-2017).
127

dengan batas wilayah sebelah Utara Pusat Pemerintahan berlokasi di


desa Pudak berjarak lebih kurang ± 30 km dari pusat pemerintahan.188
Kecamatan Kumpeh Ilir merupakan kecamatan yang mempunyai
jumlah desa 16 dan 1 kelurahan, jumlah keseluruhan 17 desa/kelurahan.
Jumlah ini merupakan jumlah desa/kelurahan terbanyak setelah
Kecamatan Kumpeh Ulu. Kecamatan Kumpeh terletak di bagian Timur
Kabupaten Muaro Jambi dengan luas wilayah 2.100 km2 dan penduduk
31.000 Jiwa, hampir 90% wilayah terdiri dari lahan basah dengan
ketinggian 0 s/d 10 diatas permukaan laut merupakan kecamatan terluas,
disini juga terdapat Taman Nasional Berbak yang merupakan habitat flora
dan fauna sebagai pusat perlindungan ekosistem daerah rawa dengan
batas-batas wilayah: Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Maro
Sebo, sebelah selatan berbatasan dengan Kota Jambi, sebelah barat
berbatasan dengan Kecamatan Kumpeh Ulu dan sebelah timur
berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Administrasi
pemerintah berpusat di kelurahan tanjung yang bejarak ± 120 km dari
pusat pemerintahan dapat di tempuh dengan jalan Darat dan Sungai.189
Kecamatan Sekernan yang merupakan daerah penelitian, letak
SMK Negeri 1 Muaro Jambi mempunyai 15 desa dan 1 kelurahan,
sehingga jumlahnya 16 desa/kelurahan. Kecamatan sekernan dengan ibu
kota Sengeti merupakan pusat pemerintahan kabupaten. Dimana terdapat
satuan kerja perangkat daerah/SKPD berkantor yaitu kompleks Bukit Cinto
Kenang, secara geografis mempunyai luas wilayah 733 km2 dengan
batas: sebelah utara dengan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, sebelah
selatan dengan Kecamatan Jambi luar kota, sebelah barat dengan

188 Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi, Kecamatan Kumpeh Ulu, http://www.Muaro


jambikab.go.id/index.php/kecamatan/kumpeh-ulu (Diakses 07-03-2017).
189 Ibid, (Diakses 07-03-2017).
128

Kabupaten Batang Hari dan sebelah timur dengan Kecamatan Maro Sebo.
Sebagian besar wilayah berada pada ketinggian 0 s/d 10m diatas
permukaan laut dan dialiri oleh sungai Batang hari sehingga ketika terjadi
banjir wilayah sepanjang daerah aliran sungai Batang Hari akan digenangi
air yang cukup luas.
Penduduk berjumlah 40.035 juta terdiri dari 12.604 KK meliputi 15
desa, terdiri dari: Sekernan, Berembang, Tunas Baru, Pematang Pulai,
Pulau Kayu Aro, Tan tan, Kedotan, Keranggan, Rantau Majo, Bukit Baling,
Gerunggung, Suak Putat, Tanjung Lanjut, Tunas Mudo dan Suko Awin
Jaya. Potensi alam menonjol kecamatan Sekernan adalah sektor
perkebunan dimana banyak beroperasi Perusahaan Perkebunan swasta
besar seperti PT. Kirana Sekernan dan PT. Bahari Gembira Ria bergerak
disektor perkebunan kelapa sawit dengan okupansi lahan yang cukup
luas, disamping perkebunan rakyat baik sawit maupun karet yang menjadi
pencarian sebagian besar penduduk, kondisi ini terus berkembang seiring
dengan pemberantasan illegal logging. Potensi lain yang tak kalah penting
adalah minyak dan gas bumi yang memiliki sejarah panjang semenjak
zaman penjajahan hingga kini masih tetap eksis dikelola oleh pertamina
maupun mitra kerjanya, lokasi pertambangan minyak dan gas berada
disengeti dan bukit baling.
Visi dan Misi Kecamatan Sekernan adalah dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya Pemerintah Kecamatan Sekernan merujuk pada
pada visi dan misi kecamatan, yaitu: ”Optimalisasi Pelayanan Publik di
Bidang Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan melalui
Koordinasi Keunit Terpadu dan Terarah”. Selanjutnya untuk mewujudkan
visi dirumuskan misi sebagai berikut: melaksanakan koordinasi kegiatan
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan dengan dinas/ instansi
129

kecamatan dan instansi vertikal, melaksanakan pembinaan dan bimbingan


kepada aparat pemerintah desa, organisasi pemuda dan kemasyarakatan,
memberikan motivasi, inovasi dan menimbulkan kreativitas kepada semua
elemen masyarakat, menata sistem informasi dan komunikasi yang
komunikatif melalui lembaga formal dan non formal di desa dan
melaksanakan pembinaan terhadap lembaga adat di desa sebagai suatu
institusi informal yang dekat kemasyarakat.190
Letak desa lokasi penelitian adalah Desa Tunas Mudo yang berada
di Kecamatan Sekernan. Profil Desa Tunas Mudo yang diakses dari
https://desatunasmudo.wordpress.com/about/ tanggal 10-03-2017 berjudul
Profil Desa Tunas Mudo sebagaimana berikut.
Jumlah desa dan kelurahan di Kabupaten Muaro Jambi ditampilkan
pada gambar berikut.191

Gambar 5. Jumlah kelurahan/desa menurut kecamatan di


Kabupaten Muaro Jambi.

190 Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi, Kecamatan Sekernan, http://www.muaro


jambikab.go.id/index.php/kecamatan/kumpeh-ulu (Diakses 07-03-2017).
191 Hasil olah data Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemberdayaan Perempuan
Provinsi Jambi dalam Provinsi Jambi Dalam Angka 2016 (BPS Provinsi Jambi), hal.
45
130

Kabupaten Muaro Jambi mempunyai lembaga adat sebagai berikut:


• 266 Desa Pakraman
• 517 Banjar
• 517 Sekaa Taruna
• 515 Subak
• 8 Sedahan Abian
• 13 Sedahan Yeh.192
Berdasarkan Perda Kabupaten Muaro Jambi Nomor 6 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Muaro
Jambi, Organisasi Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi terdiri atas:
a) Sekretariat Daerah
b) Inspektorat
c) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
d) Dinas-dinas Daerah
e) Lembaga Teknis Daerah (LTD)
f) Kecamatan
g) Kelurahan.193

4) Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi


Struktur Organisasi Pemerintahan Daerah Kabupaten Muaro Jambi
dimulai dari Kepala Daerah (Bupati), DPRD Kabupaten Muaro Jambi
dengan garis koordinasi kepada Instansi Vertikal, Sekretariat Daerah, Staf
Ahli Bupati, Sekretariat DPRD Kabupaten, Dinas-dinas, Pemerintah
Kecamatan, Lembaga Teknis dan BUMD. Untuk Lebih Jelasnya mengenai
struktur organisasi Pemerintahan Daerah Kabupaten Muaro Jambi dapat
dilihat pada Gambar berikut ini.194

192 Tim Bidang Perencanaan Pokja Sanitasi, Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Muaro
Jambi – Provinsi Jambi Tahun 2014, (Jambi, CV. Mitra Usaha Kencana, 2014), hal. II-
29.
193 Ibid, hal. II-29.
194 Ibid, hal. II-31
131

Gambar 6. Struktur organisasi Pemerintahan Daerah Kabupaten


Muaro Jambi.

d. Penduduk Kabupaten Muaro Jambi


Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Muaro Jambi, jumlah
penduduk di Kabupaten Muaro Jambi tahun 2010 berjumlah 345.090
orang, tahun 2011 berjumlah 355.670 orang, tahun 2012 berjumlah
366.511 orang, tahun 2013 berjumlah 377.278 orang, tahun 2014
berjumlah 388.323 orang dan tahun 2015 berjumlah 399.157 orang.195
Jumlah penduduk di Kabupaten Muaro Jambi dari tahun 2010 sampai
tahun 2015 meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 jumlah
penduduk 345.090 orang dan pada tahun 2015 jumlah penduduk 399.157
orang. Jumlah penduduk telah meningkat sebanyak 54.067 orang atau
meningkat sebesar 15.67% dalam kurun waktu 5 tahun. Jumlah penduduk
menurut kecamatan di Kabupaten Muaro Jambi ditampilkan pada tabel
berikut ini.196

195 BPS Kabupaten Muaro Jambi, https://muarojambikab.bps.go.id/ linkTabelStatis/


view/id/ 27. (3-03-2017).
196 Hasil olah data BPS Kabupaten Muaro Jambi, https:// muarojambikab.bps.go.id/

linkTabel Statis/view/id/27. (03-03-2017).


132

Tabel 8. Jumlah penduduk menurut kecamatan di Kabupaten Muaro


Jambi.

No. Kecamatan SP2010_Juni 2011 2012 2013 2014 2015


1 Mestong 37.782 38.684 39.596 40.478 41.369 42.217
2 Sungai Bahar 24.011 24.591 25.170 25.695 26.221 26.678
3 Bahar Utara 13.447 13.494 13.541 13.589 13.636 13.684
4 Bahar selatan 13.964 14.254 14.544 14.823 15.102 15.363
5 Kumpeh Ulu 46.108 48.194 50.358 52.553 54.830 57.120
6 Sungai Gelam 57.721 60.598 63.596 66.660 69.853 73.089
7 Kumpeh 23.100 23.548 23.995 24.421 24.848 25.245
8 Maro Sebo 18.509 18.911 19.315 19.702 20.093 20.460
9 Taman Rajo 11.552 11.561 11.570 11.580 11.589 11.598
10 Jambi Luar Kota 58.833 60.347 61.877 63.369 64.879 66.325
11 Sekernan 40.063 41.488 42.949 44.408 45.903 47.378
Jumlah 345.090 355.670 366.511 377.278 388.323 399.157

Kecamatan Jambi Luar Kota mepunyai jumlah penduduk yang


paling besar pada tahun 2010 dengan jumlah mencapai 58.833 orang.
Kecamatan lain yang mempunyai jumlah penduduk yang besar di
Kabupaten Muaro Jambi adalah Kecamatan Sungai Gelam sebanyak
57.721 orang, Kecamatan Kumpeh Ulu sebanyak 46.108 orang dan
Kecamatan Sekernan sebanyak 50.063 orang. Pada tahun 2015, terjadi
perubahan jumlah penduduk di Kabupaten Muaro Jambi. Kecamatan
Sungai Gelam mengalami pertambahan jumlah penduduk sebanyak
26,63%, dari semula pada tahun 2010 57.721 orang menjadi 73.089 orang
dan menjadi kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak di Kabupaten
Muaro Jambi. Kecamatan Jambi Luar Kota dengan jumlah penduduk
66.325 orang mempunyai jumlah penduduk terbanyak kedua pada tahun
2015 di Kabupaten Muaro Jambi. Kecamatan lain yang mengalami jumlah
penduduk yang besar adalah Kecamatan Kumpeh Ulu dengan jumlah
penduduk pada tahun 2015 sebanyak 57.120 orang.
Kecamatan Sekernan yang mempunyai jumlah penduduk 47.378
orang pada tahun 2015 merupakan daerah penelitian dengan
pertambahan penduduk sebesar 18,26% dari tahun 2010. Bila diamati
133

pertambahan penduduk dari tahun ke tahun sejak 2010 sampai 2015,


pertambahan penduduk Kecamatan Sekernan sebagai berikut: 2010-2011
sebesar 3,56%, 2011-2012 sebesar 3,52%, 2012-2013 sebesar 3,40%,
2013-2014 sebesar 3,37% dan 2014-2015 sebesar 3,21%. Persentase
pertambahan penduduk terbesar terjadi pada tahun 2011-2012 yaitu
sebesar 3,52%.
Jumlah penduduk dari tahun 2010 sampai tahun 2015 di Kabupaten
Muaro Jambi ditampilkan pada gambar berikut.197

Gambar 7. Jumlah penduduk dari tahun 2010 sampai tahun 2015 di


Kabupaten Muaro Jambi.

Jumlah penduduk menurut kecamatan di Kabupaten Muaro Jambi


pada tahun 2015 ditampilkan pada gambar berikut ini.

197 Hasil
olah data BPS Kabupaten Muaro Jambi, https://muarojambikab.bps.go.id/
linkTabel
Statis/view/id/27. (03-03-2017).
134

Gambar 8. Jumlah penduduk menurut kecamatan di Kabupaten


Muaro Jambi tahun 2015.

e. Pendidikan Kabupaten Muaro Jambi

Kualitas SDM yang baik tercermin dari tingkat pendidikan


masyarakat. Dalam era otonomi daerah, masing-masing daerah dituntut
untuk memberdayakan masyarakatnya dalam kegiatan pembangunan.
Sehingga kebutuhan akan penyelenggaraan pendidikan (pra dasar, dasar
dan menengah) yang bermutu dan terjangkau pun meningkat seiring
dengan meningkatnya kegiatan pembangunan. Dalam upaya
meningkatkan kecerdasan masyarakat, pendidikan menjadi kata kuncinya.
Untuk itu perlu terus partisipasi dari seluruh kalangan masyarakat agar
pendidikan masyarakat menjadi lebih berkualitas. Di kabupaten Muaro
Jambi menunjukkan kecenderungan partisipasi masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan pendidikan dasar yaitu Sekolah Dasar (SD) dan
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) cukup terpenuhi. Namun
tingkat partisipasi masyarakat terhadap kegiatan pendidikan terutama
pendidikan menengah masih rendah.198
Pendidikan Kabupaten Muaro Jambi sebagaimana Muaro Jambi
Dalam Angka Tahun 2014 menggambarkan bahwasanya jumlah
keseluruhan sekolah dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah

198 Tim Bidang Perencanaan Pokja Sanitasi, Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten
Muaro Jambi – Provinsi Jambi Tahun 2014, (Jambi, CV. Mitra Usaha Kencana, 2014),
hal. II-27.
135

Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) sebesar 399 sekolah. Jumlah murid


keseluruhan sebanyak 69.336 siswa. Jumlah guru keseluruhan 4.037
orang. Tingkat pendidikan Kabupaten Muaro Jambi dapat dilihat pada
tabel berikut. 199

Tabel 9. Jumlah sekolah, jumlah murid, jumlah guru dan rasio murid-
guru menurut tingkat pendidikan di Kabupaten Muaro
Jambi.

Jumlah Jumlah Jumlah


No. Pendidikan
Sekolah Murid Guru
1 Sekolah Dasar (SD) 246 42.324 1.324
2 Madrasah Ibtidaiyah (MI) 24 2.558 274
3 Sekolah Menengah Pertama
(SMP) 76 13.174 1.310
4 Sekolah Menengah Umum (SMU)
5 Sekolah Menengah Kejuruan 20 6.103 512
(SMK)
16 3.032 330
6 Madrasah Aliyah (MA)
Jumlah 17 2.145 287
399 69.336 4.037

Sekolah Dasar adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal.


Jumlah Sekolah Dasar di Kabupaten Muaro Jambi sebanyak 246 sekolah.
Jumlah tersebut sangatlah besar dibandingkan dengan tingkat pendidikan
yang lain seperti Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Pertama,
Sekolah Menengah Umum dan Sekolah Menengah Kejuruan. Jumlah
murid Sekolah Dasar di Kabupaten Muaro Jambi sebanyak 42.328 siswa
dengan jumlah guru sebanyak 1.324 guru. Sekolah Menengah Kejuruan
Khususnya yang salah satunya dalam penelitian ini merupakan situasi
sosial mempunyai jumlah sekolah sebanyak 16 sekolah. Jumlah ini
sangatlah jauh sebagaimana diharapkan di masa depan, dimana
perbandingan antara jumlah Sekolah Menengah Kejuruan dengan
Sekolah Menengah Umum dengan rasio 70:30. Perbandingan saat ini

199 Hasil olah data Muaro Jambi Dalam Angka Tahun 2014 (BAPPEDA Kabupaten Muaro
Jambi), hal. 98
136

antara Sekolah Menengah Kejuruan dengan Sekolah Menengah Umum


adalah 44,44:55,56. Peningkatan jumlah Sekolah Menengah Kejuruan di
Kabupaten Muaro Jambi perlu mendapat perhatian agar rasio
perbandingan sebagaimana diharapkan tercapai. Memperhatikan jumlah
murid dan guru Sekolah Menengah Kejuruan dengan Sekolah Menengah
Umum, Kabupaten Muaro Jambi mempunyai jumlah murid dan guru
Sekolah Menengah Kejuruan dengan persentase jauh di bawah jumlah
murid dan guru Sekolah Menengah Umum. Sementara jumlah Sekolah
Menengah Pertama sebanyak 76 sekolah, jumlah murid sebanyak 13.174
siswa dan jumlah guru 1.310 guru di Kabupaten Muaro Jambi.
Perbandingan antara jumlah sekolah SMP dengan SMU, SMK dan MA
adalah 76 sekolah berbanding 53 sekolah. Dan perbandingan jumlah
murid SMP dengan SMU, SMK dan MA adalah 13.174 siswa berbanding
11.280 siswa. Melihat perbandingan jumlah sekolah dan murid tersebut
tampak perbedaan antara SMP dengan SMU, SMK dan MA. Perbedaan
jumlah sekolah sebanyak 23 sekolah dan perbedaan jumlah murid
sebanyak 1.894 siswa. Perbedaan angka tersebut membuka peluang
peningkatan jumlah Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Muaro
Jambi.
Secara umum permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian
optimalisasi sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra Bappeda
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016, sebagai berikut:
1) Kuantitas dan kualitas SDM aparatur masih belum memadai sesuai
dengan beban kerja yang dipikul sehingga peningkatan kinerja belum
memberikan hasil yang maksimal.
2) Dana Pendidikan dalam rangka peningkatan kapasitas SDM dan
kelembagaan Bappeda Kabupaten Muaro Jambi masih belum
memadai, sehingga kegiatan pendidikan dan pelatihan belum mampu
menampung jumlah personil yang tesedia.200

200 Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi Bappeda Kabupaten Muaro Jambi, Rencana
Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Muaro Jambi Tahun
2011-2016, hal. 19.
137

Bertitik tolak dari masalah yang ada, maka dirumuskan beberapa


upaya pemecahannya meliputi:
1) Starategi program, disarankan pada prioritas peningkatan kuantitas
dan kualitas SDM aparatur perencana dan pengembangan SDM
dibidang perencanaan.
2) Strategi pendanaan, disarankan pada prioritas peningkatan dan
pengembangan kualitas SDM aparatur perencana.201
Jumlah sekolah di Kabupaten Muaro Jambi menurut tingkat
pendidikan ditampilkan pada gambar berikut.202

Gambar 9. Jumlah sekolah menurut tingkat pendidikan pada


Kabupaten Muaro Jambi.

Jumlah murid di Kabupaten Muaro Jambi menurut tingkat


pendidikan ditampilkan pada gambar berikut.203

Gambar 10. Jumlah murid menurut tingkat pendidikan pada


Kabupaten Muaro Jambi.

201 Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi Bappeda Kabupaten Muaro Jambi, Rencana
Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Muaro Jambi Tahun
2011-2016, hal. 19.
202 Hasil olah data Muaro Jambi Dalam Angka Tahun 2014 (BAPPEDA Kabupaten Muaro

Jambi), hal. 98
203 Ibid, hal. 98
138

Jumlah murid di Kabupaten Muaro Jambi menurut tingkat


pendidikan ditampilkan pada gambar berikut.204

Gambar 11. Jumlah guru menurut tingkat pendidikan pada


Kabupaten Muaro Jambi.

204 Hasil
olah data Muaro Jambi Dalam Angka Tahun 2014 (BAPPEDA Kabupaten Muaro
Jambi), hal. 98
139

2. Gambaran Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur


a. Sejarah Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Kabupaten Tanjung Jabung Timur dari Pemekaran Kabupaten
Tanjung Jabung Menjadi kabupaten Tanjung Jabung Barat dan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Terbentuknya Kabupaten Tanjung
Jabung Timur Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
54 Tahun 1999 Tanggal 4 Oktober 1999 Tentang Pembentukan
Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang Terdiri atas Wilayah:
1) Kecamatan Mendahara
2) Kecamatan Mendahara Ulu
3) Kecamatan Geragai
4) Kecamatan Muara Sabak Timu
5) Kecamatan Muara Sabak Barat
6) Kecamatan Kuala Jambi
7) Kecamatan Rantau Rasau
8) Kecamatan Berbak
9) Kecamatan Sadu
10) Kecamatan Dendang
11) Kecamatan Nipah Panjang.205
Kabupaten Dati II Tanjung Jabung diresmikan menjadi daerah
kabupaten pada tanggal 10 Agustus 1965 yang dikukuhkan dengan
undang-undang Nomor 7 Tahun 1965 (Lembaran Negara Nomor 50
Tahun 1965), yang terdiri dari Kecamatan Tungkal Ulu, Kecamatan
Tungkal ilir dan kecamatan Muara Sabak. Setelah memasuki usianya
yang ke-34 dan seiring dengan bergulirnya era desentralisasi daerah,
dimana daerah di beri wewenang dan keleluasaan untuk mengurus
Rumah Tangga nya sendiri, maka kabupaten Tanjung Jabung sesuai

205 Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Sejarah Pembentukan Kabupaten


Tanjung Jabung Timur, http://www. Tanjabtimkab .go.id/profil/detail/54/sejarah-
pembentukan-kabupaten-tanjung-jabung-timur (Diakses 08-03-2017).
140

dengan Undang-Undang Nomor 54 Tanggal 4 Oktober 1999 tentang


pemekaran wilayah kabupaten dalam Provinsi Jambi telah memekarkan
diri menjadi dua wilayah yaitu:
1) Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebagai Kabupaten Induk dengan
Ibukota Kuala Tungkal.
2) Kabupaten Tanjung Jabung sebagai Kabupaten hasil pemekaran
dengan Ibukota Talang Babat.206

b. Geografi Tanjung Jabung Timur


Kabupaten Tanjung Jabung Timur terbentuk berdasarkan Undang-
Undang Nomor 54 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2000 dengan luas 5.445 km2 atau 10,2 % dari luas wilayah provinsi
Jambi, namun sejalan dengan berlakunya Undang-undang nomor 27
Tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil,
luas wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur termasuk perairan dan
29 pulau kecil (11 di antaranya belum bernama) menjadi 13.102,25
km2. Disamping itu mempunyai panjang pantai sekitar 191 km atau
90,5 % dari panjang pantai provinsi Jambi.207
Kabupaten Tanjung Jabung Timur secara geografis terletak antara
0°53’-1°41’ Lintang Selatan dan 103°23-104°31 Bujur Timur. Sebelah
utara dan timur berbatasan dengan Laut China Selatan, sebelah selatan
berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten Muaro
Jambi, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung
Barat dan Kabupaten Muaro Jambi.208 Luas wilayah menurut kecamatan

206 Berita Global Nusantara, Asal Mula Kabupaten Tanjung Jabung Timur,
http://beritaglobalnusantara.blogspot.co.id/2016/02/asal-mula-kabupaten-tanjung-
jabung-timur.html (Dikases 08-03-2017).
207 Wikipedia, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, https://id.wikipedia.org/wiki/
Kabupaten_ Tanjung_Jabung_Timur (Diakses 03-03-2017).
208 BPS Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Tanjung Jabung Timur 2015, hal.

3.
141

di Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebagaimana ditampilkan berikut


ini.209

Tabel 10. Luas wilayah menurut kecamatan di Kabupaten Tanjung


Jabung Timur.

No. Kecamatan Luas (km²) Persentase

1 Mendahara 911,15 16,73%


2 Mendahara Ulu 381,30 7,00%
3 Geragai 285,35 5,24%
4 Dendang 478,17 8,78%
5 Muara Sabak Barat 251,75 4,62%
6 Muara Sabak Timur 410,28 7,53%
7 Kuala Jambi 120,52 2,21%
8 Rantau Rasau 356,12 6,54%
9 Berbak 194,46 3,57%
10 Nipah Panjang 234,70 4,31%
11 Sadu 1.821,20 33,45%
Jumlah 5.264,00 100,00%
Kecamatan Sadu merupakan kecamatan yang mempunyai luas
wilayah terbesar di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Luas wilayahnya
mencapai 33,45 persen dari luas wilayah Kabupaten Tanjung Jabung
Timur. Kecamatan Muara Sabak Barat yang merupakan Pusat
Pemerintahan Kabupaten Tanjung Jabung Timur mempunyai luas wilayah
sebesar 251,75 km² atau 4,62 persen dari luas wilayah Kabupaten
Tanjung Jabung Timur.
Luas wilayah terbesar di Kabupaten Tanjung Jabung Timur berada
pada Kecamatan Sadu dengan luas wilayah 1.821,2 km². Sedangkan luas
wilayah terkecil di Kabupaten Tanjung Jabung Timur berada pada
Kecamatan Kuala Jambi dengan luas wilayah 120,52 km². Luas wilayah
209 Hasil
olah data BPS Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Tanjung Jabung
Timur 2015, hal. 3.
142

kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dapat dilihat pada


gambar berikut ini.210

Gambar 12. Luas wilayah kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung


Timur.

Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang terletak di pantai timur


pulau Sumatera ini berbatasan langsung dengan Provinsi Kepulauan Riau
dan merupakan daerah hinterland segitiga pertumbuhan ekonomi
Singapura-Batam-Johor (SIBAJO). Wilayah perairan laut kabupaten ini
merupakan bagian dari alur pelayaran kapal nasional dan internasional
(ALKI I) dari utara keselatan atau sebaliknya, sehingga dari sisi geografis
daerah ini sangat potensial untuk berkembang.211
Jarak dari Ibu Kota Kabupaten Tanjung Jabung Timur ke beberapa
Ibu Kota Kabupaten/Kota dalam Provinsi Jambi:
• Muara Sabak – Jambi lewat Sengeti: 124 km
• Muara Sabak – Kuala Tungkal lewat Simpang Tuan: 129 km
• Muara Sabak – Muara Bulian lewat Bajubang Laut: 172 km
• Muara Sabak – Sengeti lewat Simpang Tuan: 94 km
• Muara Sabak – Muaro Bungo lewat Muaro Bulian: 347 km

210 Hasil olah data BPS Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Tanjung Jabung
Timur 2015, hal. 3.
211 Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur, http://www.tanjabtimkab
.go.id/profil/detail /50/gambaran-umum-kabupaten-tanjung-jabung-timur (Diakses 03-
03-2017).
143

• Muara Sabak – Muaro Tebo lewat Muaro Bulian: 299 km


• Muara Sabak – Sarolangun lewat Muaro Bulian: 290 km
• Muara Sabak – Bangko lewat Sarolangun: 364 km
• Muara Sabak – Sungai Penuh lewat Bangko: 534 km
• Muara Sabak – Jambi lewat Zone V-Jembatan Batanghari II: 60 km.212
Untuk Ibu Kota Kabupaten Tanjung Jabung Timur dapat ditempuh
melalui 3 (tiga) Jalur/Ruas Jalan yaitu:
1. Jalur Timur, melalui Ruas Jalan Jambi – Suak Kandis (134 km).
2. Jalur Barat, melalui Ruas Jalan Jambi – Sengeti – Simpang Tuan (122
km).
3. Jalur Tengah (dalam persiapan), melalui Ruas Jalan Jambi – Jambi
Kecil – Rantau Karya/Zone V (37 km).213

c. Pemerintahan Kabupaten Tanjung Jabung Timur


1) Visi Kabupaten Tanjung Jabung Timur214
“Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat” (M E R A K Y A T).

2) Misi Kabupaten Tanjung Jabung Timur215


Misi 1 : Meningkatkan pembangunan infrastruktur daerah yang
berkualitas dan berwawasan lingkungan
Dengan Program:

a) Pembangunan infrastruktrur pedesaan dan kelurahan berbasis


pemberdayaan dan padat karya;
b) Pembangunan jalan penghubung desa – desa ke Ibu Kota Kecamatan
c) Meningkatkan kualitas jalan penghubung dari kecamatan–kecamatan
ke Ibu Kota Kabupaten.

212 Wikipedia, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_


Tanjung_Jabung_Timur (Diakses 03-03-2017).
213 Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur, http://www.tanjabtimkab.go.id/profil/

detail/50/gambaran-umum-kabupaten-tanjung-jabung-timur (Diakses 03-03-2017).


214 Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Visi dan Misi, http://www.tanjabtimkab

.go.id/profil/detail/51/visi-dan-misi (Diakses 08-03-2017).


215 Ibid. (Diakses 08-03-2017).
144

d) Swakelola dalam Pemeliharaan jalan dan jembatan. Pembangunan


intermoda transportasi darat dan air.
e) Penyediaan fasilitas sarana air bersih/air minum berbasis masyarakat
di pedesaan
(1) Pembangunan dan peningkatan jaringan irigasi.
(2) Fasilitasi sarana dan prasarana penunjang pelabuhan.
(3) Pembangunan dan fasilitasi sarana telekomunikasi.
(4) Fasilitasi pembangunan jaringan listrik.
(5) Peningkatan Fasilitas pelayanan kesehatan.
(6) Peningkatan Fasilitas pelayanan pendidikan.

Misi 2 : Meningkatkan kualitas SDM melalui peningkatan


kualitas kesehatan, pendidikan, Kesetaraan Gender, dan
penerapan IPTEK.
Dengan Program:
a) Optimalisasi pelayanan fasilitas kesehatan tingkat pertama dan
rujukan.
b) Peningkatan status Rumah Sakit Umum Daerah, Pustu dan
Puskesmas
c) Pelayanan kesehatan gratis bagi masyarkat miskin/kurang mampu.
d) Optimalisasi pelayanan pendidikan masyarakat
e) Menata pusat pendidikan unggulan sebagai sokoguru dalam
meningkatkan mutu pendidikan.
f) Pemberdayaan perempuan dalam kegiatan pembangunan,
pemerintahan dan kemasyarakatan.
g) Penyediaan akses bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi,
pengetahuan dan keterampilan berbasis IPTEK.
h) Penguatan fungsi Balai Latihan Kerja (BLK) dan Sanggar Kegiatan
Belajar (SKB);
i) Penguatan fungsi Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan (BP3K);
Misi 3: Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan
dan pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis agrobisnis,
145

usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) serta menciptakan


peluang investasi dibidang Industri dan Kepariwisataan.
Dengan Program:
a) Peningkatan Produksi pertanian, perkebunan, perikanan dan
peternakan melalui pemberian bantuan bibit, saprodi dan alsintan;
b) Peningkatan Nilai jual hasil pertanian, perkebunan dan perikanan
melalui diversifikasi pengolahan hasil.
c) Fasilitasi pembangunan industri pengolahan hasil perkebunan, dan
pertanian lainnya.
d) Fasilitasi promosi dan pemasaran hasil pertanian, dan perkebunan
serta produk UMKM;
(1) Pemanfaatan lahan terlantar
(2) Pemetaan dan perluasan lahan pertanian berkelanjutan
(3) Proteksi petani, lahan pertanian dan hasil produksi
(4) Integrasi usaha bidang pertanian dengan peternakan
(5) Peningkatan budidaya perikanan laut, darat dan tangkap
(6) Pelestarian dan Promosi budaya daerah
(7) Peningkatan Pariwisata daerah dan ekonomi kreatif
(8) Penguatan kelembagaan dan permodalan koperasi
(9) Revitalisasi sentra ekonomi masyarakat

Misi 4 : Mewujudkan masyarakat yang agamis, berbudaya dan toleran.


Dengan Program :
a) Meningkatkan pemahaman ajaran agama dalam kehidupan
masyarakat
(1) Memelihara toleransi antar umat beragama
(2) Meningkatkan kecintaan terhadap lingkungan serta solidaritas antar
masyarakat
(a) Melestarikan semangat gotong royong di masyarakat
(b) Pembinaan kegiatan kepemudaan dan olah raga.
(c) Membina komunikasi yang intensif dan harmonis antara
pimpinan daerah dan masyarakat.
146

• Meningkatkan ketertiban dan ketentraman masyarakat.


Misi 5 : Mewujudkan tata kelola pemerintahan daerah dan desa yang
baik, bersih, transparan dan demokratis.
Dengan Program;
a) Peningkatan Kualitas SDM Aparatur Pemda dan Aparat Desa melalui
peningkatan kompetensi Pegawai dan Aparat Desa dalam bidang
pemerintahan dan pengelolaan keuangan.
b) Peningkatan kualitas perencanaan pembangunan Desa dan Daerah
secara partisipatif.
(1) Transparansi pelaksanaan pembangunan daerah.
(2) Meningkatkan fungsi Aparat Pengawas Interen Fungsional untuk
melakukan monitor evaluasi dan pembinaan dalam pengelolaan
keuangan.
(3) Perlindungan hukum bagi aparatur pemerintah daerah dalam
pelaksanaan tugas.
(a) Penataan pelayanan publik dengan pendelegasian sebagian
pelayanan pada tingkat kecamatan
(b) Penataan kelembagaan organisasi perangkat daerah dan
optimalisasi pendistribusian pegawai.
(c) Penataan sistem administrasi pemerintahan yang berbasis
teknologi informasi (IT).

3) Kelembagaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur


Pemerintahan Kabupaten Tanjung Jabung Timur secara
administratif terdiri dari 11 Kecamatan. Nama-nama Kecamatan dan ibu
kotanya sebagaimana berikut ini.
1. Kecamatan Muara Sabak Timur dengan Ibu Kota Muara Sabak Ilir.
2. Kecamatan Muara Sabak barat dengan Ibu Kota Nibung Putih.
3. Kecamatan Kuala Jambi dengan Ibu Kota Kampung Laut.
4. Kecamatan Dendang dengan Ibu Kota Rantau Indah.
5. Kecamatan Mendahara dengan Ibu Kota Mendahara Ilir.
6. Kecamatan Mendahara Ulu dengan Ibu Kota Pematang Rahim.
147

7. Kecamatan Geragai dengan Ibu Kota Pandan Jaya.


8. Kecamatan Rantau Rasau dengan Ibu Kota Bandar Jaya.
9. Kecamatan Berbak dengan Ibu Kota Simpang.
10. Kecamatan Nipah Panjang dengan Ibu Kota Nipah Panjang II.
11. Kecamatan Sadu dengan Ibu Kota Sungai Lokan.216

Adapun jumlah kelurahan dan desa pada masing-masing


kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur ditampilkan pada tabel
berikut ini.217

Tabel 11. Jumlah kelurahan/desa di Kabupaten Tanjung Jabung


Timur.
Jumlah Jumlah
No. Kecamatan Jumlah
Kelurahan Desa
1 Mendahara 1 8 9
2 Mendahara Ulu 1 6 7
3 Geragai 1 8 9
4 Dendang 1 6 7
5 Muara Sabak Barat 7 0 7
6 Muara Sabak Timur 2 10 12
7 Kuala Jambi 2 4 6
8 Rantau Rasau 1 10 11
9 Berbak 1 5 6
10 Nipah Panjang 2 8 10
11 Sadu 1 8 9
Jumlah 20 73 93

Pemerintahan Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebagaimana


tabel di atas mempunyai 11 kecamatan yang terdiri 20 kelurahan dan 73
desa. Kecamatan yang paling banyak mempunyai kelurahan dan desa
adalah Kecamatan Muara Sabak Timur yaitu sebanyak 2 kelurahan dan
10 desa. Sedangkan kecamatan yang paling sedikit mempunyai jumlah
kelurahan dan desa adalah Kecamatan Berbak yaitu 1 kelurahan dan 5
216 Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur, http://www.tanjabtimkab.go.id/profil/
detail/50/gambaran-umum-kabupaten-tanjung-jabung-timur (Diakses 03-03-2017).
217 Hasil olah data Kabupaten Tanjung Jabung Timur 2015 (BPS Kabupaten Tanjung

Jabung Timur), hal. 13


148

desa. Kecamatan Muara Sabak Barat merupakan kecamatan yang hanya


mempunyai kelurahan dan tidak mempunyai desa. Pemerintahan Tanjung
Jabung Timur secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar berikut ini. 218

Gambar 13. Jumlah kelurahan/desa menurut kecamatan di


Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

4) Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur


Struktur pemerintahan Kabupaten Tanjung Jabung Timur
ditampilkan pada gambar 14 sebagaimana pada halaman berikut.219

218 Hasilolah data Kabupaten Tanjung Jabung Timur 2015 (BPS Kabupaten Tanjung
Jabung Timur), hal. 13.
219 Tim Bidang Perencanaan Pokja Sanitasi, Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten

Tanjung Jabung Timur – Provinsi Jambi Tahun 2014, (Jambi, CV. Mitra Usaha
Kencana, 2013), hal. 2-17.
151
149

Gambar 14. Struktur Pemerintahan Kabupaten Tanjung Jabung Timur.


150

d. Penduduk

Jumlah penduduk di Kabupaten Tanjung Jabung Timur mencapai


212.084 jiwa pada tahun 2014, terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak
108.876 jiwa, dan penduduk perempuan sebanyak 103.208 jiwa. 196
Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, jumlah penduduk Provinsi
Jambi tahun 2011 berjumlah 210.420 jiwa, tahun 2012 berjumlah 211.522
jiwa, tahun 2013 berjumlah 212.216 jiwa dan tahun 2014 berjumlah
212.084 jiwa. Jumlah penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Timur
menurut kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut ini.197

Tabel 12. Luas area, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk


menurut kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Jumlah Kepadatan
Luas Area
No. Kecamatan Penduduk Penduduk
(km²) (Jiwa) (Jiwa/km²)
1 Mendahara 911,15 25.952 28.48
2 Mendahara Ulu 381,30 16.455 43.15
3 Geragai 285,35 22.211 77.84
4 Dendang 478,17 14.971 31.31
5 Muara Sabak Barat 251,75 16.599 65.93
6 Muara Sabak Timur 410,28 31.148 75.92
7 Kuala Jambi 120,52 14.331 118.91
8 Rantau Rasau 356,12 22.923 64.37
9 Berbak 194,46 9.861 50.71
10 Nipah Panjang 234,70 25.466 108.50
11 Sadu 1.821,20 12.167 6.68
Jumlah 5.445,00 212.084 38,95

Kecamatan Geragai merupakan kecamatan yang mempunyai


kepadatan penduduk tertinggi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur,
dengan tingkat kepadatan penduduk 118,91 jiwa/km². Jumlah penduduk

196 BPS Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Tanjung Jabung Timur 2015, hal.
29.
197 Ibid, hal. 34
151

tertinggi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah kecamatan Muara


Sabak Timur yaitu sebesar 31.148 jiwa. Kecamatan Berbak dengan
jumlah penduduk 9.861 jiwa merupakan kecamatan dengan jumlah
penduduk terendah di Kabupaten Tanjung Timur. Sadu merupakan
kecamatan yang mempunyai luas wilayah 1.821,20 km² dengan tingkat
kepadatan penduduk terendah di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Grafik berikut ini, menggambarkan tentang Jumlah penduduk dan
kepadatan penduduk di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.198

Gambar 15. Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk menurut


kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

e. Pendidikan
Pendidikan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur mulai dari tingkat
Taman Kanak-kanak (TK) sampai tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
(SLTA) ditampilkan sebagaimana tabel berikut.199

198 Hasil olah data Kabupaten Tanjung Jabung Timur 2015 (BPS Kabupaten Tanjung
Jabung Timur), hal. 34
199 Ibid, hal. 45
152

Tabel 13. Jumlah sekolah, jumlah murid dan jumlah guru di


Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Jumlah Jumlah Jumlah


No. Tingkat Pendidikan Murid Guru
Sekolah

1 Taman Kanak-kanak 46 1.621 138

2 Madrasah Diniah 94 7.344 566

3 Sekolah Dasar 206 24.427 1.754

4 Madrasah Ibtidaiyah 23 1.816 225

5 Sekolah Menengah Pertama 45 7.225 578

6 Madrasah Tsanawiyah 31 3.478 311

7 Sekolah Menengah Umum 12 3.897 278

8 Sekolah Menengah Kejuruan 7 1.362 140

9 Madrasah Aliyah 22 1.779 194

Sekolah Menengah Kejuruan mempunyai jumlah yang paling sedikit


di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Bila dibandingkan dengan sekolah
yang setingkat, maka Sekolah Menengah Kejuruan di Tanjung Jabung
Timur masih di bawah jumlah Sekolah Menengah Umum. Sekolah Dasar
mempunyai jumlah sekolah yang paling banyak di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur dan mempunyai jumlah murid dan guru yang paling banyak.
Jumlah sekolah di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dapat dilihat
pada gambar berikut ini.200

200 Hasil
olah data Kabupaten Tanjung Jabung Timur 2015 (BPS Kabupaten Tanjung
Jabung Timur), hal. 45.
153

Gambar 16. Jumlah sekolah di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Jumlah murid di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dapat dilihat


pada gambar berikut ini.201

Gambar 17. Jumlah murid di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Jumlah guru di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dapat dilihat


pada gambar berikut ini.202

201 Hasil olah data Kabupaten Tanjung Jabung Timur 2015 (BPS Kabupaten Tanjung
Jabung
Timur
202 Hasil olah data BPS Kabupaten Tanjung Jabung Timur 2015.
154

Gambar 18. Jumlah guru di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

3. Gambaran Umum Kabupaten Merangin


a. Sejarah Kabupaten Merangin

Kabupaten Merangin terbentuk dari pemekaran Kabupaten


Sarolangun Bangko menjadi Wilayah Kabupaten Merangin dan Kabupaten
Sarolangun. Terbentuknya Kabupaten Merangin adalah berdasarkan
Undang-undang Republik Indonesia No. 54 Tahun 1999 tanggal 4 Oktober
1999 Tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo,
Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Dalam
hal ini Kabupaten Merangin sebagai kabupaten induk tetap dengan
Ibukota Pemerintahan di Kota Bangko, yang dulunya juga merupakan
ibukota Kabupaten Sarolangun Bangko sebelum dimekarkan.203
Berdasarkan Keputusan Sidang Komite Nasional Indonesia
(K.N.I) Sumatera di Bukit Tinggi pada tahun 1946 ditetapkan bahwa Pulau
Sumatera dibagi menjadi. tiga sub Provinsi, yaitu: Sub Provinsi Sumatera
Utara, Sub Provinsi Sumatera. Tengah, Sub Provinsi Sumatera Selatan.
Kemudian. dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1946 sub provinsi
tersebut ditetapkan menjadi provinsi, di mana daerah Keresidenan Jambi

203 Pemerintah Kabupaten Merangin, http://www.meranginkab.go.id/sejarah.html


(Diakses 04-03-2017).
155

yang terdiri dari Kabupaten Batang Hari dan Kabupaten Merangin


tergabung dalam Provinsi. Sumatera Tengah. Dengan Undang-Undang
Darurat Nomor 19 Tahun 1957 yang kemudian diubah menjadi Undang-
Undang Nomor 18 Tahun 1958, dibentuklah Provinsi Daerah Tingkat I
Jambi yang terdiri dari: Kabupaten Batang Hari, Kabupaten Merangin dan
Kabupaten Kerinci.
Dalam perjalanan sejarah, dengan dibentuknya Provinsi Daerah
Tingkat I Jambi, yang sekaligus juga dibentuknya Kabupaten Merangin
(wilayahnya saat ini adalah Kabupaten Merangin, Kabupaten Sarolangun,
Kabupaten Bungo Tebo) yang beribukota di Bangko. Kemudian ibukota
Kabupaten Merangin dipindahkan ke Muara Bungo yang diputuskan
melalui sidang DPRD. Selanjutnya, dengan adanya gerakan PRRI tahun
1958 Kantor Bupati Merangin di bakar dan dibangun kembali pada tahun
1965 sebagai persiapan Kantor Bupati Sarolangun Bangko. Setelah
berdirinya Kabupaten Sarolangun Bangko melalui Undang-Undang Nomor
7 Tahun 1965, maka pusat. pemerintahan ditempatkan di Bangko dan
juga menempati bangunan tersebut. Setelah itu pindah ke Kantor yang
baru di jalan Jendral Sudirman, sedangkan kantor lama menjadi Kantor
Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II.
Dengan adanya pemekaran wilayah sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten
Merangin, Kabupaten. Sarolangun, Kabupaten Tebo dan Kabupaten
Tanjung Jabung Timur, maka wilayah Kabupaten Sarolangun Bangko
dimekarkan menjadi dua yaitu Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten
Merangin. Kabupaten Sarolangun beribukota di Sarolangun dan
Kabupaten Merangin beribukota di Bangko. Dasar pembentukan wilayah
Kabupaten Merangin adalah Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999
tentang pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo,
Kabupaten Muara Jambi dan. Kabupaten Tanjung Jabung Timur (LN
Tahun 1999 Nomor 182, TLN Nomor 39030). Kabupaten Merangin
156

merupakan Pengembangan dari Kabupaten Sarolangun Bangko dan hari


jadinya tanggal 5 Agustus 1965.204

b. Geografi Kabupaten Merangin


Kabupaten Merangin adalah salah satu Kabupaten di Provinsi
Jambi, Indonesia. Luas wilayahnya 7.668.61 km². dengan populasi
335.000 jiwa. Ibu kotanya ialah Bangko.205
Kabupaten Merangin secara geografis terletak antara 101º32’39”-
102º38’35” Bujur Timur dan 1º39’23”-2º46’9” Lintang Selatan.206
Kabupaten Merangin memiliki luas wilayah7.679 km2 atau 745,130 Ha
yang terdiri dari 4.607 km2 berupa dataran rendah dan 3.027 km2 berupa
dataran tinggi, dengan ketinggian berkisar 46-1.206 m dari permukaan air
laut dengan batas wilayah meliputi
- Sebelah Timur : Kabupaten Sarolangun
- Sebelah Barat : Kabupaten Kerinci
- Sebelah Utara : Kabupaten Bungo dan Kabupaten Tebo
- Sebelah Selatan : Kabupaten Rejang Lebong (Provinsi Bengkulu)207
Wilayah Kabupaten Merangin, banyak dialiri sejumlah sungai kecil,
sedang dan besar di berbagai penjuru. Namun demikian, secara umum
arah alirannya rata-rata menuju ke sebelah Timur. Sedangkan daerah
hulu sungai biasanya berada di bagian (pegunungan) ke arah Barat
(daerah rendah) yang merupakan daerah hilir, akhirnya bermuara ke
Sungai Batanghari. Karena itu, sungai Batanghari merupakan muara dari
sungai-sungai di wilayah bagian barat yang merupakan hulu sungai
sekaligus sebagai daerah pegunungan atau dataran tinggi. Sungai besar
antara lain sungai Tabir, Batang Merangin, Batang Mesumai, Batang
Telentam dan sejumlah besar terbagi dalam anak-anak sungai kecil dan

204 Wikipedian, Kabupaten Merangin, https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Merangin


(Diakses 09-03-2017).
205 Ibid, (Diakses 09-03-2017).
206 BPS Kabupaten Merangin, Merangin Dalam Angka 2015, hal. 3.
207 Pemerintah Kabupaten Merangin, http://www.meranginkab.go.id/sejarah.html
(Diakses 04-03-2017).
157

sedang. Disamping sungai terdapat pula Danau dan Rawa yang memiliki
kekayaan hayati, seperti Danau Pauh dan Danau Depati Empat yang
terdapat di Kecamatan Jangkat, sedangkan rawa-rawa banyak tersebar di
dataran rendah seperti Kecamatan Tabir, Pamenang dan sebagainya.
Selain itu, juga banyak danau yang banyak dikenal di Kabupaten
Merangin, antara lain terdapat Danau Merangin, yang secara etimologis
terjadi akibat adanya meadering (pengelokan) sungai yang mengalami
perpindahan pada waktu tertentu. Danau Merangin ini banyak dijumpai di
sepanjang sungai dataran rendah, seperti sungai Tabir dan sebagainya.208
Luas wilayah Kabupaten Merangin 7.679 km² yang teridiri dari 24
kecamatan. Luas wilayah Kabupaten Merangin menurut kecamatan dapat
dilihat pada tabel berikut.209

Tabel 14. Luas wilayah menurut kecamatan di Kabupaten Merangin.


Luas Wilayah Persentase
No. Kecamatan
(km²) (%)
1 Jangkat 967,23 12,60
2 Sungai Tenang 593,46 7,73
3 Muara Siau 655,06 8,53
4 Lembah Masurai 688,99 8,97
5 Tiang Pumpung 274,86 3,58
6 Pamenang 346,54 4,51
7 Pamenang Barat 199,55 2,60
8 Renah Pamenang 107,58 1,40
9 Pamenang Selatan 167,47 2,18
10 Bangko 168,39 2,19
11 Bangko Barat 196,47 2,56
12 Batang Masumai 111,34 1,45
13 Nalo Tantan 206,58 2,69
14 Sungai Manau 295,50 3,85
15 Renah Pembarap 272,86 3,55
16 Pangkalan Jambu 427,05 5,56
17 Tabir 333,33 4,34
18 Tabir Ulu 219,64 2,86
208 Tim Bidang Perencanaan Pokja Sanitasi, Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten
Merangin – Provinsi Jambi Tahun 2012, (Jambi, CV. Mitra Usaha Kencana, 2014),
hal.10.
209
Hasil olah data Merangin Dalam Angka 2015 (BPS Kabupaten Merangin).
158

Luas Wilayah Persentase


No. Kecamatan
(km²) (%)
19 Tabir Selatan 196,25 2,56
20 Tabir Ilir 158,92 2,07
21 Tabir Timur 108,75 1,42
22 Tabir Lintas 115,38 1,50
23 Margo Tabir 128,30 1,67
24 Tabir Barat 739,50 9,63
Jumlah 7.679 100,00

Hasil olah data di atas menunjukkan bahwa luas wilayah terbesar di


Kabupaten Merangin adalah Kecamatan Jangkat dengan luas wilayah
967,23 km². Dari 24 kecamatan di Kabupaten Merangin, Kecamatan
Renah Pamenang merupakan kecamatan yang mempunyai luas wilayah
terkecil dengan luas wilayah 107,58 km². Luas wilayah menurut
kecamatan di Kabupaten Merangin dapat dilihat pada gambar berikut.210

Gambar 19. Luas wilayah menurut kecamatan di Kabupaten


Merangin.

210
Hasil olah data Merangin Dalam Angka 2015 (BPS Kabupaten Merangin).
159

b. Pemerintahan Kabupaten Merangin


1) Visi Kabupaten Merangin211
Bangun ekonomi rakyat, bersih dan amanah menuju merangin
yang ekonomi maju. Aman, adil dan sejahtera 2013-2018 disingkat
dengan "BERBENAH MENUJU MERANGIN EMAS 2018"
• Pengertian BERBENAH: berbenah disini bertujuan untuk menciptakan
kondisi pemungkin untuk mencapai Merangin emas (ekonomi maju,
aman, adil dan sejahtera).
• BANGUN EKONOMI RAKYAT: mengartikan bahwa hal yang yang
utama dilakukan oleh aparatur pemerintah daerah adalah
menciptakan stabilitas ekonomi yang memungkinkan masyarakat
menjalankan kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi secara efisien
dan efektif.
• BERSIH: mengartikan bahwa suatu kondisi dimana aparatur
pemerintah daerah memberiakn pelayanan yang prima dan akuntabel.
• AMANAH: mengartikan bahwa aparatur negara dalam menjalankan
tugasnya penuh tanggung jawab, jujur dan disiplin.
• Pengertian EMAS: emas merupakan singkatan dari ekonomi maju,
aman, adil dan sejahtera. Ini merupakan harapan yang akan dicapai
kabupaten merangin hingga tahun 2018.
• EKONOMI MAJU: mengartikan bahwa adanya pergerakan kondisi
perekonomian kearah yang lebih baik.
• AMAN : keadaan yang menggambarkan perwujudan memiliki
perasaan aman dan kepercayaan yang tinggi kepada pemerintah
sehingga dapat menikmati kehidupan yang lebih bermutu dan maju.
• ADIL : mengartikan perwujudan pembangunan yang adil dan merata.
• SEJAHTERA : mengandung makna bahwa kondisi semua lapisan
masyarakat secara menyeluruh dapat terpenuhi hak-hak dasarnya,
baik di bidang sosial ekonomi dan budaya.

211 Pemerintah Kabupaten Merangin, Visi dan Misi, http://www. meranginkab. go. Id
/eksekutif-visi-misi.html (Diakses 09-03-2017).
160

2) Misi Kabupaten Merangin212


1. Meningkatkan kualitas pelayanan birokrasi kepada masyarakat
dengan mengedepanakan transpasransi, efisien, efektif dan
akuntabilitas.

2. Meningkatkan kualitas infrastruktur pelayanan dasar.


3. Menigkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pendidikan dan
kesehatan.
4. Meningkatkan pembangunan ekonomi kerakyatan berbasis usaha
kecil dan agrobisnis pertanian.
5. Mengingkatkan prestasi generasi muda dan kesejahteraan gender.

3) Kelembagaan Kabupaten Merangin


Secara administrasi pemerintahan, pembagian wilayah Kabupaten
Merangin terus mengalami pemekaran. Upaya pemekaran wilayah
Kabupaten Merangin tidak lain sebagai bentuk mendekatkan dan
mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat. Sejak tahun 1999,
jumlah wilayah Kecamatan di Kabupaten Merangin berjumlah 9
Kecamatan, namun demikian sesuai dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Merangin Nomor 2 Tahun 2007 terjadi pemekaran sejumlah
kecamatan sehingga jumlah kecamatan menjadi 18 Kecamatan dan
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2008 terjadi lagi
pemekaran wilayah kecamatan sehingga jumlah kecamatan menjadi 24
Kecamatan.213
Kabupaten Merangin sudah hadir sejak 1946 sebagai bagian dari
Provinsi Sumatera Tengah. Pada 1958, Merangin menjadi bagian dari
Provinsi Jambi. Pada 1965, namanya berganti menjadi Kabupaten

212 Pemerintah Kabupaten Merangin, Visi dan Misi, http://www. meranginkab. go. Id
/eksekutif-visi-misi.html (Diakses 09-03-2017).
213 Tim Bidang Perencanaan Pokja Sanitasi, Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten
Merangin – Provinsi Jambi Tahun 2012, (Jambi, CV. Mitra Usaha Kencana, 2014),
hal.11.
161

Sarolangun Bangko. Baru pada 1999, nama Kabupaten Merangin dipakai


lagi, setelah Sarulangun Bangko dipecah dua menjadi Kabupaten
Merangin dan Kabupaten Sarolangun. Sebagai kabupaten induk,
Kabupaten Merangin menempati ibukota lamanya: Bangko. 214 Kabupaten
Merangin saat mempunyai 24 Kecamatan, 205 Desa, dan 10 Kelurahan.
Jumlah desa dan kelurahan pada masing-masing kecamatan di
Kabupaten Merangin ditampilkan pada tabel berikut ini.215

Tabel 15. Jumlah desa dan kelurahan menurut kecamatan di


Kabupaten Merangin.

No. Kecamatan Desa Kelurahan Jumlah

1 Jangkat 11 - 11
2 Sungai Tenang 14 - 14
3 Muara Siau 17 - 17
4 Lembah Masurai 15 - 15
5 Tiang Pumpung 6 - 6
6 Pamenang 13 1 14
7 Pamenang Barat 8 - 8
8 Renah Pamenang 4 - 4
9 Pamenang Selatan 4 - 4
10 Bangko 4 4 8
11 Bangko Barat 6 - 6
12 Batang Masumai 10 - 10
13 Nalo Tantan 7 - 7
14 Sungai Manau 10 - 10
15 Renah Pembarap 12 - 12
16 Pangkalan Jambu 8 - 8
17 Tabir 6 5 11

214 Indoplace.com, Pemerintah Kabupaten Merangin, http://www.indoplaces.com/ mod.


php? mod=indonesia&op=view_region&regid=63 (Diakses 09-03-2017).
215 Hasil olah data Merangin Dalam Angka 2015 (BPS Kabupaten Merangin), hal. 13
162

No. Kecamatan Desa Kelurahan Jumlah


18 Tabir Ulu 6 - 6
19 Tabir Selatan 8 - 8
20 Tabir Ilir 7 - 7
21 Tabir Timur 4 - 4
22 Tabir Lintas 5 - 5
23 Margo Tabir 6 - 6
24 Tabir Barat 14 - 14
Jumlah 205 10 215

Kecamatan-kecamatan yang mempunyai kelurahan di Kabupaten


Merangin adalah Kecamatan Pamenang, Kecamatan Bangko dan
Kecamatan Tabir. Kecamatan Muara Siau merupakan kecamatan yang
mempunyai jumlah desa terbanyak di Kabupaten Merangin, begitu pula
secara keseluruhan jumlah desa/kelurahan terbanyak di Kabupaten
Merangin. Kecamatan-kecamatan yang jumlah desa di atas 10
desa/kelurahan sebanyak 9 kecamatan, selebihnya mempunyai jumlah
desa/kelurahan di bawah 10 desa/kelurahan dari 24 kecamatan.
Kecamatan yang mempunyai jumlah desa/kelurahan paling sedikit ada 3
kecamatan yaitu Kecamatan Pamenang, Kecamatan Pamenang Selatan
dan Kecamatan Tabir Timur.
Kecamatan Nalo Tantan sebagai daerah penelitian merupakan
kecamatan letak lokasi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Merangin
yang mempunyai 7 desa. Ketujuh desa tersebut adalah Desa Aur Beduri,
Desa Danau, Desa Mentawak, Desa Nalo Baru (Baru Nalo), Desa Nalo
Gedang, Desa Sungai Ulak dan Desa Telun. Desa Mentawak merupakan
salah satu desa yang terletak di kecamatan Nalo Tantan Kabupaten
Merangin. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Merangin lebih detilnya
terletak di desa Mentawak. Berikut monografi Desa Mentawak yang
diakses dari http://desamentawak.blogspot.co.id/2014/07/ pemerintahan-
desa-mentawak-tahun-2014.html tanggal 09-03-2017 berjudul Laporan
Pemerintahan Desa Mentawak Tahun 2014.
163

a) Sejarah Desa Mentawak


Desa Mentawak merupakan salah satu desa yang terletak di
kecamatan Nalo Tantan Kabupaten Merangin. Desa Mentawak adalah
sebuah desa dari 7 desa yang terletak di kecamatan Nalo Tantan yaitu
selain dari desa Sungai Ulak, Aurduri, Danau, Telun, Nalo Gedang, Baru
Nalo. Asal mula nama desa Mentawak yaitu berawal dari keinginan
seorang Pesirah pada masa lurah pertama. Desa Mentawak pada
awalnya belum berdiri sendiri karena desa Mentawak merupakan satu
buah desa yaitu Desa Sungai Ulak. Atas dasar keinginan pesirah itulah
maka Desa ini dikenal dengan nama Desa Mentawak.
Awalnya Desa Mentawak masuk ke dalam wilayah Kecamatan
Bangko, namun seiring berjalannya waktu yakni pada tahun 2007 wilayah
Bangko dimekarkan menjadi sebuah wilayah otonomi baru yaitu menjadi
Kecamatan Nalo Tantan. Pergantian Kepala desa dilakukan berdasarkan
pemilihan secara langsung oleh masyarakat Desa Mentawak. Dalam
masa jabatan dalam satu periode selama 6 tahun sekali. Adapun silsilah
jabatan Kepala Desa Mentawak yang dimulai pada tahun 1971 sampai
sekarang yaitu:216

Tabel 16. Silsilah Jabatan Kepala Desa Mentawak.

No Nama Masa jabatan


1 Tukiman 1971-1985
2 Samsudin 1985-1977
3 Mujdo 1997-2003
4 Tioko 2003-2008
5 Kahono.s 2009-2014

216 Desa
Mentawak, http://desamentawak.blogspot.co.id/2014/07/ pemerintahan-desa-
mentawak-
tahun-2014.html
164

b) Situasi dan Kondisi Desa Mentawak


Desa Mentawak adalah sebuah desa yang telah dinobatkan
sebagai desa budaya. Wilayah yang asri dan menyejukan ini sarat akan
keindahan alam yang berada disekelilingnya karena dilengkapi dengan
pertanian dan perkebunan. Areal perkebunan di Desa Mentawak sangat
luas yang luasnya mencapai ± 45 km² dan hal inipun menjadi bukti mata
pencaharian penduduk Desa Mentawak adalah sebagai petani, buruh tani
ataupun buruh perkebunan. Selain buruh tani masyarakat Desa Mentawak
pun memiliki mata pencaharian lain sebagai pegawai negeri sipil, pegawai
swasta, pedagang, pertukangan, pensiunan ataupun jasa.
Selain yang dipaparkan di atas Desa Mentawak yang saat ini
dipimpin oleh kepala desa yaitu bapak Kahono.S beserta aparatur desa
yang lainnya yang mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap kinerja desa,
situasi desanya menyejukan, aman dan damai. Masyarakatnya hidup
berdampingan dalam suasana Islami yang masih sangat kental, hal ini
ditunjukan dengan adanya berbagai kegiatan kerohanian seperti
pengajian. Kondisi lingkungannya aman dan masyarakatnya ramah masih
terlihat ada kerjasama dan kegotongroyongan dalam kegiatan-kegiatan
kemasyarakatan.
Batas Wilayah Desa Mentawak:
• Sebelah utara : Desa Tambang Baru Kecamatan Tabir Lintas
• Sebelah selatan : Desa Sungai Ulak Kecamatan Nalo Tantan
• Sebelah timur : Desa Gading Jaya Kecamatan Tabir Selatan
• Sebelah barat : Desa Aur Duri Kecamatan Nalo Tantan
Orientasi Desa Mentawak berhubungan dengan pengenalan
mengenai jarak antara Desa Mentawak dengan pusat pemerintahan
Kabupaten. Orientasi Desa Mentawak terhadap jarak ke pusat
pemerintahan Kabupaten sebagaimana berikut:
• Jarak ke pusat pemerintahan kecamatan : 8 km
• Jarak ke pusat pemerintahan kabupaten : 10 km
• Jarak ke pusat pemerintahan provinsi : 270 km
165

Potensi Desa Mentawak sangat dominan pada bidang pertanian


dilihat dari luas wilayahnya yang dikelilingi oleh tanaman-tanaman
perkebunan. Mata pencaharian penduduknya sebagian bersumber dari
hasil peerkebunan disamping dari sektor yang lain.
Dilihat dari monografi Desa Mentawak Kecamatan Nalo Tantan
Kabupaten Merangin selalu terdapat perubahan baik dari segi jumlah
penduduk maupun taraf pendidikannya. Berdasarkan data yang diperoleh
dari kantor Desa Mentawak Kecamaan Nalo Tantan Kabupaten Merangin
bahwa jumlah penduduk Desa Mentawak seluruhnya adalah 3004 Jiwa
yang terdiri atas jumlah penduduk laki-laki sebanyak 1469 jiwa dan jumlah
penduduk perempuan sebanyak 1.535 jiwa.
Berdasarkan jumlah penduduk sebanyak 3.004 jiwa, penduduknya
mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Berikut dapat
dipaparkan pembagian jumlah penduduk Desa Mentawak berdasarkan
tingkat pendidikan, lulusan pendidikan umum dan agama.
Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan sebagaimana berikut:
• Usia 0-6 Tahun/Belum Sekolah : 130 orang
• Usia 7-45 Tahun Tidak pernah Sekolah : 50 orang
• Pernah Sekolah SD tapi tidak tamat : 100 orang
• Tamat SD/Sederajat : 350 orang
• Tamat SMP/Sederajat : 100 orang
• Tamat SMA/Sederajat : 200 orang
• D1 : 7 orang
• D2 : 6 orang
• D3 : 40 orang
• S1 : 25 orang
• S2 : 2 orang
• S3 :-
Jumlah penduduk menurut agama sebagaimana berikut:
• Islam : 2.964 orang
166

• Kristen khatolik :-
• Kristen protestan : 40 orang
• Hindu :-
• Budha :-
• Konghucu :-
Sarana dan prasarana Desa Mentawak sebagaimana berikut:
• Sarana ibadah
- Mesjid : 3 unit
- Mushola : 7 unit
• Sarana pendidikan
- PAUD : 1 sekolah
- SD : 1 sekolah
- MI : 1 sekolah
- SMK/SLTA : 1 sekolah
• Sarana Kesehatan
- Posyandu : 2 unit

4) Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Merangin


Kabupaten/kota adalah wilayah administratif yang merupakan
bagian dari provinsi. Kabupaten maupun kota juga merupakan daerah
otonom yang memiliki wewenang guna mengatur serta mengurus masalah
pemerintahan sendiri, dimana pemerintahannya dipimpin oleh seorang
Bupati/Walikota. Menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
menjelaskan tentang tugas, wewenang, dan kewajiban dari Kepala
Daerah, khususnya Bupati/walikota adalah sebagai berikut: Memimpin
penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan kebijakan yang
telah ditetapkan bersama dengan DPRD Kabupaten, mengajukan
rancangan Peraturan Daerah (perda), menetapkan perda yang telah
mendapatkan persetujuan dari DPRD Kabupaten, menyusun serta
mengajukan rancangan perda terkait dengan APBD kepada DPRD guna
dilakukan pembahasan dan ditetapkan, mengupayakan terlaksananya
167

kewajiban daerah, mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan


serta dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan
undang-undang dan melaksanakan tugas serta wewenang lainnya sesuai
peraturan perundang-undangan. Struktur pemerintahan Kabupaten
Merangin ditampilkan pada gambar berikut.217

Gambar 20. Struktur pemerintahan Kabupaten Merangin.

217 Tim
Bidang Perencanaan Pokja Sanitasi, Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten
Merangin –
Provinsi Jambi Tahun 2012, (Jambi, CV. Mitra Usaha Kencana, 2012), hal. 25
168

d. Penduduk Kabupaten Merangin


Suku Melayu adalah penduduk asli Kabupaten Merangin yang
terbagi menjadi dua yaitu suku Batin dan suku Penghulu, mereka menetap
di sepanjang aliran sungai yang ada di Kabupaten Merangin seperti di
sepanjang aliran Batang Merangin, Batang Masumai, dan Batang Tabir.
Sedangkan suku Anak Dalam (SAD) suku asli kedua Merangin yang
menetap di hutan Merangin. Selain itu di Kabupaten Merangin juga
terdapat suku-suku pendatang seperti dari Kerinci, Minang, Palembang,
Bengkulu, Jawa, Batak, Tionghoa, Arab, India, dan lain-lain.218
Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Merangin dari tahun 2010
sampai 2015 ditampilkan sebagaimana tabel berikut.219

Tabel 17. Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Merangin tahun


2010-2015.

Jumlah Kepadatan
No. Luas Wilayah
Tahun Penduduk Penduduk
(km²)
(Jiwa) (Jiwa/km²)
1 2010 7.679 334.925 43,62

2 2011 7.679 341.398 44,46

3 2012 7.679 347.811 45,30

4 2013 7.679 354.009 46,10

5 2014 7.679 360.187 46,91

6 2015 7.679 366.315 47,70

218 Wikipedia, Kabupaten Merangin, https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Merangin


(Diakses 09-03-2017).
219 Hasil olah data Merangin Dalam Angka 2015 (BPS Kabupaten Merangin), hal. 83 dan

Provinsi
Jambi Dalam Angka 2016 (BPS Provinsi Jambi), hal. 130
169

Kepadatan penduduk Kabupaten Merangin dari tahun 2010 sampai


tahun 2015 meningkat terus dari tahun ke tahun. Kepadatan penduduk
pada tahun 2010 sebesar 43,62 jiwa/km² dan pada tahun 2015 kepadatan
penduduk menjadi 47,70 jiwa/km². Selama kurun waktu 5 tahun,
Kabupaten Merangin telah bertambah sebanyak 4,08 jiwa/km². Bila
dibandingkan dengan kepadatan penduduk Provinsi Jambi pada tahun
2015 yaitu sebesar 67,82 jiwa/km² maka Kabupaten Merangin masih di
bawah kepadatan penduduk tingkat provinsi. Jumlah penduduk
Kabupaten Merangin dari tahun 2010 sampai 2015 ditampilkan pada
gambar berikut.220

Gambar 21. Jumlah penduduk Kabupaten Merangin dari tahun 2010


sampai 2015.

Kepadatan penduduk Kabupaten Merangin dari tahun 2010 sampai


2015 ditampilkan pada gambar berikut.221

220 Hasil olah data Merangin Dalam Angka 2015 (BPS Kabupaten Merangin), hal. 83 dan
Provinsi Jambi Dalam Angka 2016 (BPS Provinsi Jambi), hal. 130
221 Ibid hal. 130.
170

Gambar 22. Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Merangin dari


tahun 2010 sampai 2015.

Jumlah penduduk dan tingkat kepadatan penduduk Kabupaten


Merangin menurut kecamatan ditampilkan pada tabel berikut ini. 222

Tabel 18. Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Merangin menurut


kecamatan tahun 2014.

Luas Jumlah Kepadatan


No. Kecamatan Wilayah Penduduk Penduduk
(km²) (Jiwa) (Jiwa/km²)
1 Jangkat 967,23 9.481 9.80
2 Sungai Tenang 593,46 9.523 16.05
3 Muara Siau 655,06 9.611 14.67
4 Lembah Masurai 688,99 23.485 34.09
5 Tiang Pumpung 274,86 4.666 16.98
6 Pamenang 346,54 33.63 9.70
7 Pamenang Barat 199,55 16.937 84.88
8 Renah Pamenang 107,58 14.239 132.36
9 Pamenang Selatan 167,47 10.354 61.83
10 Bangko 168,39 50.24 29.84

222 Hasil olah data Merangin Dalam Angka 2015 (BPS Kabupaten Merangin), hal. 83.
171

Luas Jumlah Kepadatan


No. Kecamatan Wilayah Penduduk Penduduk
(km²) (Jiwa) (Jiwa/km²)
11 Bangko Barat 196,47 11.343 57.73
12 Batang Masumai 111,34 10.324 92.72
13 Nalo Tantan 206,58 12.981 62.84
14 Sungai Manau 295,50 9.921 33.57
15 Renah Pembarap 272,86 12.228 44.81
16 Pangkalan Jambu 427,05 6.465 15.14
17 Tabir 333,33 29.135 87.41
18 Tabir Ulu 219,64 8.919 40.61
19 Tabir Selatan 196,25 28.433 144.88
20 Tabir Ilir 158,92 10.345 65.10
21 Tabir Timur 108,75 7.798 71.71
22 Tabir Lintas 115,38 8.104 70.24
23 Margo Tabir 128,30 13.582 105.86
24 Tabir Barat 739,50 8.443 11.42

Kepadatan penduduk Kabupaten Merangin tahun 2014 sebesar


49,91 jiwa/km², terdapat 12 kecamatan yang mempunyai tingkat
kepadatan penduduk melebihi tingkat kepadatan penduduk Kabupaten
Merangin. Kecamatan-kecamatan yang melebihi kepadatan penduduk
Kabupaten Merangin adalah Kecamatan Pamenang Barat, Kecamatan
Renah Pamenang, Kecamatan Pamenang Selatan, Kecamatan Bangko
Barat, Kecamatan Batang Masumai, Kecamatan Nalo Tantan, Kecamatan
Tabir, Kecamatan Tabir Selatan, Kecamatan Tabir Ilir, Kecamatan Tabir
Timur, Kecamatan Tabir Lintas dan Kecamatan Margo Tabir. Kecamatan
yang mempunyai kepadatan penduduk tertinggi di Kabupaten Merangin
yaitu Kecamatan Tabir Selatan, Kecamatan Renah Pamenang dan
Kecamatan Margo Tabir. Kecamatan yang mempunyai tingkat kepadatan
penduduk terendah di Kabupaten Merangin yaitu Kecamatan Jangkat,
Kecamatan Pamenang dan Kecamatan Tabir Barat.
172

Jumlah penduduk Kabupaten Merangin dari tahun 2010 sampai


2015 ditampilkan pada gambar berikut.223

Gambar 23. Jumlah penduduk Kabupaten Merangin menurut


kecamatan tahun 2014.

Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Merangin dari tahun 2010


sampai 2015 ditampilkan pada gambar berikut.224

Gambar 24. Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Merangin


menurut kecamatan tahun 2014.

223 Hasil olah data Merangin Dalam Angka 2015 (BPS Kabupaten Merangin), hal. 83
224 Ibid, hal. 83
173

e. Pendidikan Kabupaten Merangin


Pelaksanaan pembangunan urusan pendidikan dilakukan melalui
berbagai bentuk kegiatan kebijakan, yang operasionalisasinya
diimplementasikan dalam program dan kegiatan, kebijakan dasar yang
dilakukan diantaranya adalah upaya mempersiapkan anak sejak dini agar
siap memasuki dunia pendidikan. Kebijakan lain yang ditempuh
pemerintah kebupaten merangin guna mendukung pelaksanaan
pembangunan bidang pendidikan adalah upaya memperluas akses
pendidikan melalui menyediakan sarana dan prasarana pendidikan.
Proses pembelajaran dari tingkat dasar hingga tingkat atas dikabupaten
merangin, telah dilaksanakan melalui kegiatan penambahan ruang kelas
sebanyak 4 lokal pada 4 SD, pemeliharaan bangunan gedung, berupa
rehap sekolah sebanyak 33 lokal (TK/SD/MIS/SLTP) melalui dana DAU.
Disamping itu, dalam upaya meningkatkan kemampuan dan kreatifitas
siswa telah dilakukan kegiatan Pembinaan minat, bakat dan kreatifitas
siswa SD/SMP/MTs dan SMA/SMK, berbentuk kegiatan berupa lomba-
lomba. Capaian kemajuan pendidikan di kabupaten merangin pada tahun
2008/2009 telah menunjukan hasil yang sangat memuaskan. Dibidang
pendidikan untuk tingkat SD pada tahun 2008/2009, jumlah SD dan MI
sebanyak 311unit dengan jumlah siswa seluruhnya sebanyak 48.093
orang. Dalam menunjang proses belajar mengajar terdapat perpustakaan
sebanyak 17 unit, lapangan olah raga sebanyak 279 unit dan ruang UKS
sebanyak 57 unit. Sedangkan jumlah MI hanya 7 unit dengan jumlah
siswa 585 orang.225

Pendidikan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur mulai dari tingkat


Taman Kanak-kanak (TK) sampai tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
(SLTA) ditampilkan sebagaimana tabel berikut.226

225 Pemerintahan Kabupaten Merangin, Pendidikan, http://www.meranginkab.go.id/


pendidikan.html (Diakses 05-03-2017).
226 Hasil olah data Kabupaten Merangin 2015 (BPS Kabupaten Merangin), hal. 109-142.
174

Tabel 19. Jumlah sekolah, jumlah murid dan jumlah guru di


Kabupaten Tanjung Jabung Timur tahun 2014/2015.

Jumlah Jumlah Jumlah


No. Tingkat Pendidikan
Sekolah Murid Guru
1 Taman Kanak-kanak 169 5.477 749
2 Madrasah Diniah - - -
3 Sekolah Dasar 306 46.239 3.713
4 Madrasah Ibtidaiyah 24 1.842 255
5 Sekolah Menengah Pertama 82 11.559 1.171
6 Madrasah Tsanawiyah 38 6.749 603
7 Sekolah Menengah Umum 21 6.023 499
8 Sekolah Menengah Kejuruan 15 3.478 358
9 Madrasah Aliyah 22 2.828 290

Sekolah merupakan lembaga yang dirancang untuk pengajaran


siswa/murid di bawah pengawasan guru. Sekolah Menengah Kejuruan di
Kabupaten Merangin jumlahnya masih di bawah Sekolah Menengah
Umum. Peningkatan jumlah Sekolah Kejuruan di Kabupaten Merangin
masih memungkin melihat jumlah sekolah dan jumlah murid Sekolah
Menengah Pertama dan Madrasah Tsnawiyah yang ada di Kabupaten
Merangin. Jumlah Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsnawiyah
sebanyak 120 sekolah dan jumlah murid sebanyak 18.308 siswa.
Sementara jumlah sekolah tingkat SLTA di Kabupaten Merangin sebanyak
58 sekolah yang meliputi SMU, SMK dan MA. Sementara jumlah siswa
SMU, SMK dan MA sebanyak 12.329 siswa. Menilik jumlah sekolah di
atas, perbedaan jumlah sekolah antara sekolah tingkat SLTP dan SLTA
sebanyak 62 sekolah. Dan bilamana ditinjau dari jumlah siswa maka
perbedaan antara siswa tingkat SLTP dan SLTA sebanyak 5.979 siswa.
Jumlah ini cukuplah besar, dan bilamana Kabupaten Merangin
meningkatkan jumlah Sekolah Menengah Kejuruan sebagaimana harapan
masa depan maka peluang itu cukuplah besar.
Kabupaten Merangin mempunyai jumlah Sekolah Dasar sebanyak
306 sekolah dengan jumlah murid 46.239 siswa dan jumlah guru 3.713
175

guru. Jumlah sekolah, siswa dan guru ini cukuplah besar perbedaanya
bilamana dibandingkan dengan jumlah sekolah, siswa dan guru Sekolah
Menengah Pertama. Perbedaan jumlah sekolah SD dan SMP sebanyak
224 sekolah dengan perbedaan jumlah murid sebanyak 34.680 siswa dan
jumlah 2.542 guru. Jumlah guru mengikuti perkembangan jumlah sekolah
dan murid. Namun perbedaan jumlah sekolah dan jumlah murid di
Kabupaten Merangin membutuhkan perhatian dalam perkembangan dunia
pendidikan di daerah tersebut. Kebijakan pemerintah Provinsi Jambi
tentang pendidikan sebagaimana mendapat Peraturan Gubernur Jambi
nomor 21 tahun 2009 tentang Dukungan Pemerintah Provinsi Terhadap
Penyelenggaraan Pendidikan Dasar Gratis Dan Rintisan Wajib Belajar 12
Tahun Kepada Pemerintah Kabupaten/Kota merupakan poin penting
dalam perencanaan pendidikan Kabupaten Merangin ke depan. Jumlah
sekolah di Kabupaten Merangin tahun 2015 ditampilkan pada gambar
berikut.227

Gambar 25. Jumlah sekolah di Kabupaten Merangin tahun 2015.

227 Hasil olah data Kabupaten Merangin 2015 (BPS Kabupaten Merangin), hal. 109
176

Jumlah murid dan jumlah guru di Kabupaten Merangin tahun 2015


ditampilkan pada gambar berikut.228

Gambar 26. Jumlah murid dan jumlah guru di Kabupaten Merangin


tahun 2015.

B. Temuan Penelitian
1. Profil SMK Provinsi Jambi
a. SMK Negeri 1 Muaro Jambi
1) Identitas Sekolah
Sejarah singkat SMK Negeri 1 Muaro Jambi Kabupaten Muaro
Jambi merupakan daerah potensial untuk pertanian, perkebunan,
peternakan dan perikanan. sebahagian besar masyarakat hidup dari
bertani, berkebun dan beternak. Dengan keterbatasan pengetahuan yang
dimiliki masyarakat maka cara-cara bertani, berkebun dan beternakpun
dilakukan dengan cara-cara yang masih tradisional. Pemerintah Muaro
Jambi No. 00209/C5.5/Kep/KU/2003, kemudian pada tahun 2004 tersebut

228 Hasil olah data Kabupaten Merangin 2015 (BPS Kabupaten Merangin), hal. 109-142
177

tersebut berubah menjadi SMK Negeri 1 Muaro Jambi dengan program


pertanian dan peternakan, yang dikepalai oleh Bapak Andius, S.Pd. SMK
didirikan tidak terlepas dari SK Mendikbud Nomor 080/U/1993 yang
menyebabkan tujuan SMK adalah :229
1. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta
mengembangkan sikap profesional.
2. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karier, mampu berkompetensi
dan mampu mengembangkan diri.
3. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan
dunia usaha dan dunia industri (DUDI) pada saat ini dan masa yang
akan datang dan
4. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif dan
kreatif.
Adapun identitas sekolah SMK Negeri 1 Muaro Jambi sebagai
berikut:230
• Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Muaro Jambi
• Akreditasi :B
• SK/Akte Pendirian : Bupati Muaro Jambi
Sekolah
• No. dan Tanggal Pendirian : 421.5/612A/Diknas/2004,
Sekolah 15 September 2004
• No. dan Tanggal Izin : 154 Tahun 2004, 15 September 2004
Operasional
• No. Izin Mendirikan : 503/05/1795/BPTSP/X/2015
Bangunan (IMB)
• NPSN Sekolah : 10502802
• NSS Sekolah : 3.111.0090.4001
• Alamat Sekolah : Jl. Lintas Timur Sumatera km. 28

229 Observasi di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 20-28 Oktober 2016.
230 Dokumentasi di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 20-28 Oktober 2016.
178

Desa Tunas Mudo Rt. 02 Kec.


Sekernan Kab. Muaro Jambi Prov.
Jambi Kode Pos : 36381
• Email : smkn_1muarojambi@yahoo.co.id
• Website : www.smkn1muarojambi.sch.id
• Luas Tanah : 1.700 m2.
• Waktu Penyelenggaraan : Pagi
• Kurikulum : KTSP
• Semester Aktif : 2016/2017 Semester 2

2) Visi Dan Misi231


• Visi Sekolah
Menjadi lembaga pengembang sumberdaya manusia professional,
berwawasan kebangsaan, berakhlak mulia serta lingkungan
sekolah yang nyaman.
• Misi Sekolah
1. Memberikan layanan pendidikan yang berorientasi pada
keunggulan sehingga setiap siswa dapat berkembang secara
optimal sesuai bakat, minat dan potensi yang dimiliki.
2. Memberikan layanan pendidikan yang berorientasi pada
kecakapan hidup melalui pendekatan berbasis luas.
3. Menumbuhkan sikap berusaha mandiri secara intensif kepada
seluruh warga sekolah.
4. Mendorong dan membantu sikap siswa untuk mengenali
potensi dirinya, sehingga dapat dikembangkan secara optimal.
5. Membina setiap siswa untuk berjiwa wiraswasta dan jujur.
6. Menumbuhkan rasa haus teknologi sesuai dengan jurusan
siswa.

231
Observasi di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 20-28 Oktober 2016.
179

7. Memperdalam penghayatan terhadap ajaran agama yang


dianut, khususnya agama Islam dan juga budaya bangsa
sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.
8. Menerapkan manajemen partisipasi dengan melibatkan seluruh
warga sekolah yang terkait dengan sekolah.
9. Menjadikan pusat layanan dan pengembangan teknologi
informasi komunikasi (TIK) khususnya dibidang pendidikan.

3) Tujuan Sekolah232
1. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan
mengembangkan sikap profesional.
2. Menyiapkan siswa agar mampu berkompetisi dan mengembangkan
diri sesuai Keahlian.
3. Menyiapkan tenaga kerja tingkat madya untuk mengisi kebutuhan
dunia usaha saat ini dan di masa yang akan datang.
4. Menyiapkan tamatan agar mampu berwira usaha, mempunyai
pengetahuan, keterampilan dan berbudi pekerti yang luhur.
5. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif,
kreatif, terampil dan profesional.

4) Program Studi233
Program studi SMK dibentuk sesuai dengan Keputusan Direktur
Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan nomor: 7013/d/kp/2013 tentang Spektrum Keahlian
Pendidikan Menengah Kejuruan yang didasarkan pada penyesuaian
sejalan tuntutan kurikulum, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi
dan kebutuhan dunia kerja. Program studi SMK Negeri 1 Muaro Jambi
berdasarkan akreditas Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah

232 Observasi di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 20-28 Oktober 2016.
233 Dokumentasi di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 20-28 Oktober 2016.
180

(BAN-SM) terdapat 8 kompetensi keahlian yang telah dan belum


mendapatkan akreditasi dari BAN-SM selama kurun waktu tahun 2010
sampai dengan tahun 2016. Adapun kedelapan kompetensi keahlian yang
tersebut ditampilkan pada tabel berikut.234

Tabel 20. Kompetensi keahlian, akreditasi dan tahun akreditasi SMK


Negeri 1 Muaro Jambi.

Tahun
No. Kompetensi Keahlian Akreditasi
Akreditasi

1 Pengolahan Hasil Pertanian A 2016

Agribisnis Pembibitan dan


2 A 2015
Kultur Jaringan Tanaman

3 Agribisnis Ternak Unggas A 2015

4 Pemasaran Belum Terakreditasi -

5 Teknik Mekanik Otomotif C 2010

6 Teknik Kendaraan Ringan A 2016

7 Teknik Komputer dan Jaringan A 2016

Teknik Pemeliharaan Mekanik


8 Belum Terakreditasi -
Industri

Melihat data pada tabel di atas, jumlah kompetensi keahlian SMK


Negeri 1 Muaro Jambi sebanyak 8 program studi. Bidang keahlian
Teknologi dan Rekayasa sebanyak 4 program studi dan bidang keahlian
Agribisnis dan Agroindustri sebanyak 4 program studi.235 Teknik
pemeliharaan mekanik industri dan pemasaran merupakan program studi
yang belum mendapat akreditasi, program studi yang lain telah
mendapatkan akreditasi dari Badan Akreditasi Sekolah/Madrasah tahun
2010, tahun 2015 dan tahun 2016. Akreditasi menurut Kamus Besar
234
Dokumentasi di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 20-28 Oktober 2016.
235
Observasi di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 20-28 Oktober 2016.
181

Bahasa Indonesia adalah pengakuan terhadap lembaga pendidikan yang


diberikan oleh badan yang berwenang setelah dinilai bahwa lembaga itu
memenuhi syarat kebakuan atau kriteria tertentu. Berdasarkan Keputusan
Menteri pendidikan Nasional Nomor 087/U/2002, akreditasi sekolah
mempunyai tujuan, yaitu: (1) memperolah gambaran kinerja sekolah
sebagai alat pembinaan, pengembangan, dan peningkatan mutu; (2)
menentukan tingkat kelayakan suatu sekolah dalam penyelenggaraan
pelayanan pendidikan. Tujuan akreditasi tersebut berarti bahwa hasil
akreditasi itu:
a) Memberikan gambaran tingkat kinerja sekolah yang dijadikan sebagai
alat pembinaan, pengembangan dan peningkatan sekolah baik dari
segi mutu, efektivitas, efisiensi, produktivitas dan inovasinya.
b) Memberikan jaminan kepada publik bahwa sekolah tersebut telah
diakreditasi dan menyediakan layanan pendidikan yang memenuhi
standar akreditasi nasional.
c) Memberikan layanan kepada publik bahwa siswa mendapatkan
pelayanan yang baik dan sesuai dengan persyaratan standar
nasional.236

5) Struktur Organisasi
Struktur organisasi SMK Negeri 1 Muaro Jambi ditampilkan pada
gambar sebagaimana berikut.237

Gambar 27. Struktur organisasi SMK Negeri 1 Muaro Jambi


Tahun Pelajaran 2016/2017.

236 Maria,Tujuan dan Manfaat Akreditasi Suatu Lembaga Sekolah, http://blog. umy.
ac.id/mariatulqiftiyah/tujuan-dan-manfaat-akreditasi-suatu-lembaga-pendidikan/
(Diakses 21-03-2017).
237 Observasi di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 20-28 Oktober 2016.
182

NO NAMA MATA PELAJARAN KET NO NAMA MATA PELAJARAN KET

1 Bukri, SP Produktif Pembibitan PNS 41 Anisatuzzuhriah, SP Produktif THP PNS


2 Ir.Inggit Gunarsih , S.Pd Biologi PNS 42 Merry Khairiati, SP Produktif THP PNS
3 Halimah, S.Pd Bahasa Inggris PNS 43 Nurmailis, S.Pd Produktif TKJ PNS
4 Sufrianti Rambe, S.Pt Matematika PNS 44 Sholihin, S.Tp Produktif Otomotif PNS
5 Yunarni Fauziah, S.Pd Produktif TKJ PNS 45 Maisyarah B,S.Pd Bimbingan Konseling PNS
6 Wista, S.Pd Bahasa Indonesia PNS 46 Eva Indawati, S.Pd Bimbingan Konseling PNS
7 Anna Desiba, S.Pt Produktif Unggas PNS 47 Rts. Rusdiana, S.Ag PKN PNS
8 Junaida, SP Produktif Pertanian PNS 48 Carolina Simamora, S.Pd IPS PNS
9 Ahmad Riad, SP Fisika PNS 49 Hariyani, S.Pd Matematika PNS
10 Elisma Santo, S.Pt Produktif Unggas PNS 50 Irawati Magdalena Produktif Pemasaran PNS
11 Julidati Ummul Madina, S.Pt Produkitf Unggas PNS 51 Samosir, S.Pd Penjas PNS
12 Yesi Febrianti, S.Tp Produktif THP PNS 52 Afrizal Abbas, S.Pd Produktif Otomotif Honor
13 Anjas Asmara, S.Pd Bahasa Indonesia PNS 53 Supliyadi, ST Seni Budaya Honor
14 Ari Wahyuni, S.Pd Bahasa Inggris PNS 54 Aprizal, S.Pd Bimbingan Konseling Honor
15 Evi Novia, SP Matematika PNS 55 Okta Feryduansyah, S.Pd Penjas Honor
16 Yustisiah, S.Pd Bahasa Indonesia PNS 56 Sumarhadi, S.Pd Sejarah Indonesia Honor
17 Siti Fatimah, S.Pd Kimia PNS 57 Ria Afdhallina, S.Tp Seni Budaya Honor
18 Dra. Khodijah, S.Pd Bimbingan Konseling PNS 58 Rustam Affandi, S.Pd Matematika Honor
19 Ismail Fahmi, S.Pd Fisika PNS 59 Siska Aprilia Iskandar, S.Tp Sejarah Indonesia Honor
20 Maryadi, S.Pd Kewirausahaan PNS 60 Faradillah Oktaviani, S.Pd Produktif Otomotif Honor
21 Juhana, SP Produktif Pembibitan PNS 61 Marwan Efendi, ST PKn Honor
22 Indra Satria, S.Pd Kimia PNS 62 Ali Imran, SE KKPI Honor
23 Awal Rulizal, S.Pd Penjas PNS 63 Ishak, S.Pd Penjas Honor
24 Zakiah, SP IPA PNS 64 Tri Sutrisno, S.Pd Produktif Otomotif Honor
25 M. Junaidi, S.Ag PAI PNS 65 Irwanto, ST Bahasa Indonesia Honor
26 Edison, ST Produktif Otomotif PNS 66 Rizka Amelia, S.Pd Matematika Honor
27 Ir. Hendriati Produktif Pembibitan PNS 67 Nova Erawati, S.Pd Penjas Honor
28 Hodijah, S.Pt KKPI PNS 68 Winarni Putri, S.Pd Matematika Honor
29 Drs. H. Nazarudin PKN PNS 69 Hamidah, S.Pd Fisika Honor
30 Isnaini, S.Pt Biolog iProduktif Otomotif PNS 70 Yeni Wulandari, S.Pd Bahasa Indonesia Honor
31 Beni Setiawan, S.Pd Bahasa Inggris PNS 71 Alfiah Datin Suhailah, S.Pd Bahasa Inggris Honor
32 F. Rifaah Sorina, S.Pd Seni Budaya PNS 72 Ridho Praja Dinata, S.Pd Produktif TKJ Honor
33 M. Taufiq Hidayat, M.Sn Bahasa Inggris PNS 73 Abdu Sakho Produktif TKJ Honor
34 Melianti, S.Pd Kewirausahaan PNS 74 Arif Waspadi Honor
35 Herif Febriadi, S.Pd Produktif Pembibitan PNS 75 Ervina, S.Pd Honor
36 Hiddayaturrahmah M, S.Tp Matematika PNS 76 Lisa Anwar Farnanda, S. Honor
37 Evi Fitriani, S.Pd PAI PNS 77
38 Supardi, S.Pd.i PAI PNS 78
39 Nurjanih, S.Pd Bimbingan Konseling PNS 79
40 Fitriani, S.Pd PNS 80

NO NAMA BAGIAN KET NO NAMA BAGIAN KET


183

1 Ipendi Pelaksana TU PNS 14 Ari Sujatmiko Satpam Honor


2 Tuty Lusiyanah Pelaksana TU PNS 15 Sarwani Satpam Honor
3 Nurman Sholihin, S.Pd Pelaksana TU PNS 16 Marjoni Satpam Honor
4 Bambang Harinto, A.Md Operator Honor 17 Sarjono Satpam Honor
5 Murizki Husnir Operator Honor 18 Dewi Susanti, SH Staf Unit Produksi Honor
6 Antoni Berlian Staf Tata Usaha Honor 19 Rosa Ulvi Staf Unit Produksi Honor
7 Arri Anggara, SH Staf Tata Usaha Honor 20 Jainuri Cleaning Service Honor
8 Suci Nurijah Staf Tata Usaha Honor 21 Ridwan Susanto Honor
9 Dodi Perdores Staf Tata Usaha Honor 22
10 Ni]’/\/a Dewi Staf Perpustakaan Honor 23
11 Hamdan Sori Penjaga Sekolah Honor 24
12 Selamet Sungkono Penjaga Malam Honor 25
13 Febry Ramadhan Teknisi 26

SISWA – SISWI SMK NEGERI 1 MUARO JAMBI

6) Jumlah dan Status Guru/Pegawai


Guru menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang
pekerjaannya (mata pencahariannya atau profesinya) mengajar.
Pengertian pegawai adalah orang pribadi yang bekerja pada pemberi
kerja, berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja baik secara tertulis
maupun tidak tertulis, untuk melaksanakan suatu pekerjaan dalam jabatan
atau kegiatan tertentu dengan memperoleh imbalan yang dibayarkan
berdasarkan periode tertentu, penyelesaian pekerjaan, atau ketentuan lain
yang ditetapkan pemberi kerja, termasuk orang pribadi yang melakukan
pekerjaan dalam jabatan negeri.238 Sedangkan Jabatan adalah
sebahagian atau cabang dari suatu organisasi yang besar yang
mempunyai tanggungjawab dan fungsi yang spesifik.239 Jabatan dibagi 2
yaitu jabatan struktural dan jabatan fungsional. Jumlah dan status
guru/pegawai SMK Negeri 1 Muaro Jambi Tahun Pelajaran 2016/2017
ditampilkan pada tabel berikut.240

Tabel 21. Jumlah dan status guru/pegawai SMK Negeri 1 Muaro


Jambi Tahun Pelajaran 2016/2017.

238 Wibowo Pajak, Akutansi Pajak, http://www.wibowopajak.com/2012/02/pengertian-


pegawai.html (Diakses 21-03-2017).
239 Wikipedia, Jabatan, https://ms.wikipedia.org/wiki/Jabatan (Diakses 21-03-2017).
240 Observasi di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 20-28 Oktober 2016.
184

PNS Honor
No Jabatan Jumlah
Lk Pr Lk Pr
1 Kepala Sekolah 1 - - - 1
2 Guru 16 34 13 11 74
3 Tata Usaha 1 1 3 1 6
4 Operator - - 2 - 2
Pesuruh dan Penjaga
5 - - 1 - 1
Sekolah
6 Satpam - - 4 - 4
7 Petugas Kebersihan - - 2 - 2
8 Teknisi - - 1 - 1
9 Staf Perpustakaan - - - 1 1
10 Staf Unit Produksi 1 - - 2 3
JUMLAH 19 35 26 15 95

Kepala sekolah adalah guru yang diberikan tugas tambahan untuk


memimpin suatu sekolah yang diselenggarakan proses belajar-mengajar
atau tempat terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan
murid yang menerima pelajaran.241 Kepala sekolah SMK Negeri 1 Muaro
Jambi adalah Bukri, SP. Berikut profil kepala sekolah SMK Negeri 1 Muaro
Jambi:242
• Nama : Bukri, SP
• NIP 19730621 200501 1 005
• Tempat/Tanggal Lahir : Rantau Limau Manis, 21 Juni 1973
• Pangkat / Golongan : Penata Tk. I / III d
• SK Pengangkatan : 821.29/34/III/BKPPD/2015, 27 Januari 2015
• No. Handpone (Hp) 081278781321
• Alamat : Jln. Kasturi II Rt. 08 Kel. Simpang IV Sipin

241 Wikipedia, Kepala Sekolah, https://id.wikipedia.org/wiki/Kepala_sekolah (Diakses 21-


03-2017).
242 Dokumentasi di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 20-28 Oktober 2016.
185

Kec. Telanaipura Kota Jambi

Peran Guru dalam proses memajukan pendidikan sangat penting.


Guru merupakan salah satu faktor utama dalam terciptanya generasi
penerus bangsa yang berkualitas, baik secara intelektualitas maupun
dalam tata cara berprilaku di masyarakat. Oleh karena itu peranan dan
kemampuan para pendidik sangat penting dalam mengubah karakter
generasi penerus untuk menjadi generasi bangsa yang maju. Guru SMK
Negeri 1 Muaro Jambi berjumlah 74 orang yang terdiri dari 50 orang
berstatus PNS dan 24 orang berstatus pegawai honor. Jumlah guru
perempuan lebih banyak daripada guru laki-laki. Pegawai yang
mempunyai peranan penting dalam praktik kerjaa siswa dan pengelolaan
bengkel sekolah ada 4 orang yang terdiri 1 orang teknisi dan 3 orang staf
unit produksi.243

7) Perkembangan rombongan belajar 3 (tiga) tahun terakhir


SMK Negeri 1 Muaro Jambi sejak berdiri tahun 2004 telah
menerima siswa-siswi untuk belajar pada bidang keahlian sesuai program
studi yang ada. Siswa-siswi yang diterima tersebut dibentuk menjadi
rombongan belajar yang diklasifikasikan sesuai program studi yang
tersedia. Perkembangan rombongan belajar siswa-siswi SMK Negeri
Muaro Jambi dari Tahun Pelajaran 2014/2015 sampai dengan tahun
2016/2017 ditampilkan pada table berikut ini.244

Tabel 22. Perkembangan rombongan belajar SMK Negeri 1 Muaro


Jambi Tahun Pelajaran 2014/2015 – 2016/2017.

Jumlah Rombongan
No 2014/2015 2015/2016 2016/2017
Belajar (Rombel)
1. Rombongan Belajar Kelas X 12 12 11

2. Rombongan Belajar Kelas XI 9 12 12

243
Observasi di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 20-28 Oktober 2016.
244
Dokumentasi di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 20-28 Oktober 2016.
186

Jumlah Rombongan
No 2014/2015 2015/2016 2016/2017
Belajar (Rombel)
3. Rombongan Belajar Kelas XII 8 9 12

JUMLAH 29 33 35

Masyarakat Kabupaten Muaro Jambi sangat berminat pada sekolah


kejuruan yang ditunjukkan dengan perkembangan jumlah rombongan
belajar SMK Negeri 1 Muaro Jambi yang semakin meningkat selama 3
tahun terakhir. Perkembangan jumlah rombongan belajar sejak tahun
2014/2015 sampai dengan 2016/2017 meningkat sebesar 20,69% yaitu
dari 29 rombongan belajar menjadi 35 rombongan belajar. Menurut kepala
sekolah SMK Negeri 1 Muaro Jambi jumlah siswa-siswi per rombongan
belajar sebanyak 20-30 orang.245 Jumlah siswa-siswi pada rombongan
belajar ini sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
Indonesia Nomor 051/U/2002 Pasal 5 Nomor 9 bahwa jumlah siswa baru
SMK per kelompok belajar/kelas maksimum 40 orang untuk bidang
keahlian pekerjaan sosial serta bisnis dan manajemen, dan maksimum 36
orang untuk bidang keahlian lainnya.
Pendirian SMK Negeri 1 Muaro Jambi didasarkan atas upaya
Pemerintah Muaro Jambi meningkatkan kualitas SDM dibidang pertanian
perkebunan dan peternakan mengacu pada potensi daerah di bidang
pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. Perkembangan
rombongan belajar menurut kompetensi keahlian atau program studi telah
berubah. Pada Tahun Pelajaran 2016/2017 rombongan belajar telah
didominasi oleh siswa-siswi yang belajar di bidang keahlian teknologi dan
rekayasa dibanding bidang keahlian agribisnis dan agroindustri yang
semula merupakan awal pendirian SMK Negeri 1 Muaro Jambi.
Persentase perbandingan kedua bidang keahlian adalah 51,54%
berbanding 48,46%.246 Jumlah siswa-siswi yang belajar menurut
kompetensi keahlian dapat dilihat pada tabel 23.

8) Perkembangan jumlah siswa 3 (tiga) tahun terakhir


245
Observasi di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 20-28 Oktober 2016.
246
Observasi di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 20-28 Oktober 2016.
187

Siswa/siswi istilah bagi peserta didik pada jenjang pendidikan dasar


dan menengah. Perkembangan jumlah siswa-siswi SMK Negeri 1 Muaro
Jambi selama 3 (tiga) tahun terakhir yaitu sejak Tahun Pelajaran
2014/2015 sampai dengan 2016/2017 ditampilkan pada tabel berikut. 247

Tabel 23. Perkembangan jumlah siswa SMK Negeri 1 Muaro Jambi


Tahun Pelajaran 2014/2015 – 2016/2017.

2014/2015 2015/2016 2016/2017


No Jumlah Siswa
Lk Pr Lk Pr Lk Pr
1 Siswa Kelas X 246 154 223 121 199 97
2 Siswa Kelas XI 144 103 213 147 212 120
3 Siswa Kelas XII 148 86 135 100 207 141
JUMLAH 538 343 571 368 618 358

Perkembangan jumlah siswa sebagaimana pada tabel di atas


menunjukkan peningkatan selama 3 tahun terakhir. Jumlah siswa pada
Tahun Pelajaran 2014/2015 sebanyak 881 orang (laki-laki dan
perempuan), Tahun Pelajaran 2015/2016 sebanyak 939 orang (laki-laki
dan perempuan) dan Tahun Pelajaran 2016/2017 sebanyak 976 orang
(laki-laki dan perempuan). Selama 3 tahun terakhir jumlah siswa SMK
Negeri 1 Muaro Jambi mengalami peningkatan sebesar 11,23%.
Sementara perkembangan jumlah siswa kelas X Tahun Pelajaran
2014/2015, kelas XI Tahun Pelajaran 2015/2016 dan kelas XII Tahun
Pelajaran 2016/2017 mengalami penurunan. Penurunan yang terjadi yaitu
sebanyak 52 orang (400 siswa–348 siswa) atau menurun sebesar
13,00%. Penurunan jumlah siswa ini terjadi sebagai akibat dari siswa
pindah sekolah atau tidak melanjutkan sekolah. Penurunan terbesar
terjadi saat siswa kelas X Tahun Pelajaran 2014/2015 ke siswa kelas XI
Tahun Pelajaran 2015/2016 yaitu sebanyak 40 orang. Begitu pula
perkembangan jumlah siswa kelas XI Tahun Pelajaran 2014/2015 ke

247 Dokumentasi di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 20-28 Oktober 2016.
188

siswa kelas XII Tahun Pelajaran 2015/2016 mengalami penurunan


sebanyak 12 orang.248

9) Jumlah siswa menurut kompetensi keahlian


Siswa-siswi SMK Negeri 1 Muaro Jambi yang terdapat dalam
rombongan belajar kelas X, kelas XI dan kelas XII belajar berdasarkan
kompetensi keahlian yang telah ditetapkan oleh sekolah. Jumlah siswa-
siswi dalam rombongan belajar menurut kompetensi keahlian beragam
baik kelas X, kelas XI maupun kelas XII. Jumlah siswa-siswi menurut
kompetensi keahlian SMK Negeri 1 Muaro Jambi ditampilkan pada tabel
berikut.249

Tabel 24. Jumlah siswa SMK Negeri 1 Muaro Jambi Tahun Pelajaran
2016/2017.

Jumlah Siswa
No Kompetensi Keahlian
L P Jumlah
1. Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin (TM) 49 0 49

2. Teknik Kendaraan Ringan (TKR) 198 5 203

3. Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) 112 139 251


Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian
4. 1 114 115
(THP)
5. Agribisnis Budidaya Ternak Unggas (ATU) 128 4 132
Agribisnis Pembibitan dan Kultur Jaringan
6. 101 41 142
(APKJ)
7. Pemasaran 29 55 84

JUMLAH 618 358 976


Program studi/kompetensi keahlian teknik komputer dan jaringan
mempunyai jumlah siswa terbanyak dibanding kompetensi keahlian yang
lain. Persentase jumlah siswa mencapai 25,72% dari jumlah siswa
keseluruhan SMK Negeri 1 Muaro Jambi Tahun Pelajaran 2016/2017. Hal

248
Observasi di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 20-28 Oktober 2016.
249
Dokumentasi di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 20-28 Oktober 2016.
189

ini menunjukkan masyarakat Kabupaten Muaro Jambi memilih pendidikan


yang berorientasi pada komunikasi dan informasi untuk masa depan.
Teknik Komputer dan Jaringan merupakan ilmu berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi terkait kemampuan algoritma,
dan pemrograman komputer, perakitan komputer, perakitan jaringan
komputer, dan pengoperasian perangkat lunak, dan internet. Teknik
komputer, dan jaringan juga membutuhkan pemahaman di bidang teknik
listrik, dan ilmu komputer sehingga mampu mengembangkan, dan
mengintegrasikan perangkat lunak, dan perangkat keras.250
Kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan yang merupakan
bagian dari situasi sosial dalam penelitian ini mempunyai jumlah siswa
sebanyak 203 orang atau jumlah terbesar kedua di SMK Negeri 1 Muaro
Jambi dengan persentase sebesar 20,80% dari keseluruhan jumlah siswa.
Teknik Kendaraan Ringan merupakan kompetensi keahlian bidang teknik
otomotif yang menekankan keahlian pada bidang penguasaan jasa
perbaikan kendaraan ringan. Kompetensi keahlian teknik kendaraan
ringan menyiapkan peserta didik untuk bekerja pada bidang pekerjaan
jasa perawatan dan perbaikan di dunia usaha/industri. Kompetensi
keahlian teknik kendaraan ringan mempelajari tentang alat-
alat transportasi darat yang menggunakan mesin, Oleh Karena itu
pemilihan terhadap kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan
merupakan dukungan atas dunia usaha/industri (DUDI) di Kabupaten
Muaro Jambi. Kompetensi keahlian teknik pemeliharaan mekanik mesin
(TM) merupakan kompetensi keahlian yang kurang diminati di SMK Negeri
1 Muaro Jambi Tahun Pelajaran 2016/2017. Persentase jumlah siswa
yang ada sebesar 5,02% dari keseluruhan jumlah siswa di SMK Negeri 1
Muaro jambi.251

10) Prestasi dan penghargaan

250 Observasi di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 20-28 Oktober 2016.
251 Observasi di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 20-28 Oktober 2016.
190

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun


2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 36 Ayat (1), Guru yang berprestasi,
berdedikasi luar biasa, dan/atau bertugas di daerah khusus berhak
memperoleh penghargaan. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidik
dan tenaga kependidikan, serta untuk memberikan penghargaan terhadap
profesi guru, maka diselenggarakan kegiatan yang bertujuan memotivasi
guru agar meningkatkan kompetensinya, salah satunya ialah kegiatan
kompetisi pemilihan guru berprestasi. Secara umum, pelaksanaan
pemilihan guru berprestasi pada tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi dan
Tingkat Nasional telah berjalan dengan lancar sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan. Prestasi dan penghargaan yang telah diraih oleh guru dan
tenaga kependidikan ditampilkan pada tabel berikut. 252

Tabel 25. Prestasi dan penghargaan guru dan tenaga kependidikan


di SMK Negeri 1 Muaro Jambi.

No. Tahun Nama Penghargaan Instansi Tingkat

1 2006 Indra Satria Indra Satria DPRD Kab/kota

Pembimbing LKS
2 2009 Yesi Febrianti Dikmen Nasional
Tingkat Nasional
Pembimbing LKS
3 2010 Yesi Febrianti Tingkat Nasional Ke Dikmen Nasional
XVIII
Pemerintah
4 2012 Sufrianti Rambe Perkempinas Nasional
Kabupaten

Juara 1 Guru
5 2013 Yesi Febrianti Dinas Pendidikan Kab/kota
Berprestasi SMK
Juara Guru
6 2013 Yesi Febrianti Gubernur Propinsi
Berprestasi SMK

Satya Lancana X Pemerintah Pusat


7 2015 Sufrianti Rambe Nasional
Tahun (Keppres)
Dinas Pendidikan
8 2015 Ari Wahyuni Guru Berprestasi Kab/kota
Kab. Muaro Jambi

252 Dokumentasi di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 20-28 Oktober 2016.
191

No. Tahun Nama Penghargaan Instansi Tingkat

Dinas Pendidikan
9 2015 Ari Wahyuni Guru Berprestasi Propinsi
Prov. Jambi

Satya Lencana Karya


10 2015 Ari Wahyuni Kepres Kab/kota
Satda X Tahun

Julidati Ummul Satya Lencana X


11 2015 Pemerintah RI Nasional
Madina Tahun

Satya Lencana 10
12 2015 Halimah Kepres Nasional
Tahun

Satya Lencana Karya


13 2015 Anjas Asmara Republik Indonesia Nasional
Satya X Tahun

Satya Lencana Karya


14 2015 Inggit Gunarsih Republik Indonesia Nasional
X Tahun

SMK Negeri 1 Muaro Jambi mempunyai banyak guru dan tenaga


kependidikan yang telah meraih prestasi tingkat nasional dengan
penghargaan sebagai Pembimbing LKS, Perkempinas dan Satya Lencana
Karya. Guru dan tenaga kependidikan yang meraih prestasi tingkat
provinsi ada 2 orang dengan penghargaan sebagai Guru Berprestasi.
Sedangkan prestasi tingkat kabupaten/kota ada 4 orang dengan
penghargaan sebagai Indra Satria, Guru Berprestasi dan Satya Lencana
Karya Satda.253

11) Nilai Ujian Nasional


Ujian Nasional biasa disingkat UN/UNAS adalah sistem evaluasi
standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan persamaan
mutu tingkat pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh Pusat Penilaian
Pendidikan, Depdiknas di Indonesia berdasarkan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa dalam
rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional dilakukan evaluasi
sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan. Lebih lanjut dinyatakan bahwa evaluasi
dilakukan oleh lembaga yang mandiri secara berkala, menyeluruh,

253
Observasi di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 20-28 Oktober 2016.
192

transparan, dan sistematik untuk menilai pencapaian standar nasional


pendidikan dan proses pemantauan evaluasi tersebut harus dilakukan
secara berkesinambungan. Proses pemantauan evaluasi tersebut
dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan pada akhirnya
akan dapat membenahi mutu pendidikan. Pembenahan mutu pendidikan
dimulai dengan penentuan standar. Penentuan standar yang terus
meningkat diharapkan akan mendorong peningkatan mutu pendidikan,
yang dimaksud dengan penentuan standar pendidikan adalah penentuan
nilai batas (cut off score). Seseorang dikatakan sudah lulus/kompeten bila
telah melewati nilai batas tersebut berupa nilai batas antara peserta didik
yang sudah menguasai kompetensi tertentu dengan peserta didik yang
belum menguasai kompetensi tertentu. Bila itu terjadi pada ujian nasional
atau sekolah maka nilai batas berfungsi untuk memisahkan antara peserta
didik yang lulus dan tidak lulus disebut batas kelulusan, kegiatan
penentuan batas kelulusan disebut standard setting.254
Mata pelajaran yang yang diujikan untuk SMK pada ujian nasional
adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan Kompetensi
Keahlian (Teori Kejuruan dan Praktik Kejuruan).255 Nilai ujian nasional
SMK Negeri 1 Muaro Jambi Tahun 2016 ditampilkan pada tabel berikut.256

Tabel 26. Nilai Ujian Nasional SMK Negeri 1 Muaro Jambi tahun 2016.

No. Mata Pelajaran Nilai


1 Bahasa Indonesia 60,35
2 Bahasa Inggris 38,46
3 Matematika 23,69
4 Kejuruan 71,01
Rata-rata 48,38

254 Dokumentasi di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 20-28 Oktober 2016.
255 Dokumentasi di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 20-28 Oktober 2016.
256 Dokumentasi di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 20-28 Oktober 2016.
193

Pada tanggal 7 Mei 2016 nilai hasil ujian nasional jenjang


SMA/SMK/MA telah diumumkan. Peraih nilai ujian nasional tertinggi di
Jambi untuk tingkat SMK diraih oleh Shelim dari SMKN 2 dengan nilai
rata-rata 92,15.257 Namun nilai ujian nasional Provinsi Jambi pada tahun
2016 dinilai turun. Hasil Ujian Nasional SMA-sederajat di Provinsi Jambi
2015-2016 cukup memprihatinkan. Nilai rata-rata siswa menurun hingga
20 persen dibandingkan dengan capaian pada UN 2014-2015 lalu.258
Menurut pengamat pendidikan Mukhtar Latif menilai penurunan hasil
rata-rata nilai ujian nasional SMA/sederajat lantaran kurangnya
keseriusan siswa.259

12) Peta Lokasi Sekolah


SMK Negeri 1 Muaro Jambi yang terletak di Jl. Lintas Timur
Sumatera km.28 RT.02 Desa Tunas Mudo Kec. Sekernan Kab. Muaro
Jambi – Jambi berjarak 13,5 km dari Kampus UIN Sulthan Thaha
Syaifuddin Telanaipura Jambi. Perjalanan menempuh sekolah ini
membutuhkan waktu sekitar 27 menit dengan kendaraan bermotor. 260

Peta lokasi sebagaimana diakses dari Google Maps pada tanggal 22-03-
2017 ditampilkan pada gambar berikut ini.261

257 Dokumentasi di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 20-28 Oktober 2016.
258 Tribun Jambi, Hasil UN SMA/Sederajat Provinsi Jambi, Nilai Rata-rata Turun 20
Persen, http://jambi.tribunnews.com/2016/05/07/hasil-un-smasederajat-provinsi-
jambi-nilai-rata-rata-turun-20-persen (Diakses 23-03-207).
259 Tribun Jambi, Nilai-Nilai Rata-Rata UN Turun, Keseriusan Siswa Dinilai Berkurang,

http://jambi.tribunnews.com/2016/05/07/nilai-nilai-rata-rata-un-turun-keseriusan-siswa-
dinilai-berkurang (diakses 23-03-207).
260
Observasi di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 20-28 Oktober 2016.
261 Google Maps, Petunjuk Arah (Diakses 22-03-2017).
194

Gambar 28. Peta lokasi SMK Negeri 1 Muaro Jambi.

b. SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur


1) Identitas Sekolah 262
Adapun identitas sekolah SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur
sebagai berikut:
• Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur
• Akreditasi :B
• SK / Akte Pendirian : Bupati Tanjung Jabung Timur
Sekolah
• No. dan Tanggal Pendirian : 420/574/Diknasbud, 15 Juni 2002
Sekolah
• No. dan Tanggal Izin : 043 tahun 2008, 03 Juli 2008
Operasional
• NPSN Sekolah : 10504162
• NSS Sekolah : 401101007001
• Alamat Sekolah : Jl. Jemantan, Talang Babat, Kec.
Muara Sabak Barat, Kab. Tanjung
Jabung Timur, Prop. Jambi, Kode
Pos : 36561
• Email : smkntjt@yahoo.co.id
• Website : www.smkn1tanjabtimur.sch.id
• Luas Tanah : 30.000 m2.
• Waktu Penyelenggaraan : Pagi
• Kurikulum : KTSP

262 Dokumentasi di SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 03-10 November 2016.
195

• Semester Aktif : 2016/2017 Semester 2

2) Motto, Visi dan Misi263


• Motto Sekolah
Prima dalam layanan, berprestasi dalam pendididikan.
• Visi Sekolah
Menjadikan SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur sebagai satuan
pendidikan, unggul di bidang teknologi dengan kemampuan
berwirausaha, berfikir kreatif, berbudaya dan berakhlak mulia.
• Misi Sekolah
➢ Mengembangkan iklim belajar yang berakar pada norma dan
nilai budaya bangsa.
➢ Mengembangkan system pendidikan dan pelatihan yang
adaptif, fleksibel, dan global.
➢ Menyiapkan tamatan yang mempunyai pengetahuan dan
keterampilan yang sesuai dengan profesionalisme masing-
masing jurusan.
➢ Meningkatkan pemberdayaan sarana dan prasarana sekolah.
➢ Mengembangkan pendidikan dan pelatihan.wawasan.

3) Program Studi
SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur mempunyai 8 program
studi/kompetensi keahlian. Program studi yang sudah mendapat akreditasi
sebanyak 4 kompetensi keahlian. 264 Adapun kompetensi keahlian yang
sudah mendapat akreditasi adalah sebagai berikut:265
• Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI)

263 Observasi di SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 03-10 November 2016.
264 Observasi di SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 03-10 November 2016.
265 Dokumentasi di SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 03-10 November 2016.
196

• Mendidik dan mempersiapkan taruna menjadi tenaga menengah yang


terampil dalam bidang penangkapan ikan (fishing master) dengan
bekal Buku Pelaut sertifikat BST (Basic Safety Training).
• Agribisnis Perikanan (Agper)
Menididik taruna/i menjadi tenaga menengah yang terampil dalam
bidang budidaya ikan air tawar dengan bekal ketrampilan pembenihan
ikan, pendederan ikan, pengelolaan induk, pemeliharaan larva,
teknologi pakan ikan, manajemen usaha perikanan dan pengolahan
hasil perikan. Mempersiapkan taruna/i untuk mengikuti sertifikasi
dalam bidang budidaya ikan air tawar.
• Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ)
Mendidik taruna/I menjadi tenaga menengah yang terampil dalam
bidang komputer dengan bekal ketrampilan merakit PC, instalasi PC,
perawatan PC.
• Teknik Kendaraan Ringan (TKR)
Mendidik taruna/i menjadi tenaga menengah yang terampil dalam
bidang mesin dan otomotif dengan bekal keterampilan perawatan dan
perbaikan motor otomotif.
Secara lengkap program studi yang ada pada SMK Negeri 1
Tanjung Jabung Timur ditampilkan pada table berikut ini.266

Tabel 27. Kompetensi keahlian, akreditasi dan tahun akreditasi SMK


Negeri 1 Tanjung Jabung Timur.

Tahun
No. Kompetensi Keahlian Akreditasi
Akreditasi

1 Agribisnis Perikanan (Agper) B 2011

2 Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI) B 2011

3 Teknik Kendaraan Ringan B 2011

266 Dokumentasi di SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 03-10 November 2016.
197

Tahun
No. Kompetensi Keahlian Akreditasi
Akreditasi

4 Teknik Komputer dan Informatika - -

5 Teknik Komputer dan Jaringan B 2011

6 Teknik Otomotif - -

7 Teknologi dan Produksi Perikanan Budidaya - -

8 Teknologi Penangkapan Ikan - -

Kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan mendapatkan


akreditasi B pada tahun 2011. Menurut data Badan Akreditasi Nasional
Sekolah/Madrasah, hasil akreditasi kompetensi keahlian teknik kendaraan
ringan pada tahun 2015 mendapatkan peringkat B dengan nilai 80.
Kompetensi keahlian lain yang mendapat akreditasi B dan Akreditasi
Nasional Sekolah/Madrasah pada tahun 2015 adalah kompetensi keahlian
teknik komputer dan jaringan mendapat peringkat B dengan nilai 79. 267
Kompetensi keahlian agribisnis perikanan dan nautika kapal penangkap
ikan yang telah mendapatkan akreditasi pada tahun 2011 dengan
peringkat B sejauh ini belum ada data akreditasi terbaru dari Badan
Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah.
Kompetensi keahlian teknik komputer dan informatika, teknik
otomotif, teknologi dan produksi perikanan budidaya dan teknologi
penangkapan ikan sampai saat ini belum mendapatkan akreditasi. Secara
umum SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur mendapatkan akreditasi
peringkat B dengan Nomor SK dari Badan Akreditasi Nasional
Sekolah/Madrasah MK 011172 tanggal 11 Nopember 2011. 268

267 Dokumentasi di SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 03-10 November 2016.
268 Dokumentasi di SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 03-10 November 2016.
198

4) Struktur organisasi
Struktur organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi,
dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal. Struktur Organisasi
menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang
satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi
dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan
hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa, jadi ada satu
pertanggung jawaban apa yang akan di kerjakan. Struktur organisasi SMK
Negeri 1 Tanjung Jabung Timur ditampilkan pada gambar berikut.269

Gambar 29. Struktur organisasi SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur


tahun 2016.

269 Dokumentasi di SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 03-10 November 2016.
199

5) Guru dan tenaga kependidikan


Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 1, mengenai ketentuan umum butir 6, pendidik
adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan
sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi
dalam menyelenggarakan pendidikan. Dengan kata lain, dapat dikatakan
bahwa guru adalah pendidik, mengungkapkan hal yang berbeda tentang
pengertian guru. Menurut Suparlan, guru dapat diartikan sebagai orang
yang tugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa
dalam semua aspeknya, baik spiritual dan emosional, intelektual, fisikal,
maupun aspek lainnya. Secara legal formal, guru adalah seseorang yang
memperoleh surat keputusan (SK), baik dari pemerintah maupun pihak
swasta untuk mengajar.270 Guru memiliki peran yang sangat penting
dalam pembelajaran. Peserta didik memerlukan peran seorang guru untuk
membantunya dalam proses perkembangan diri dan pengoptimalan bakat
dan kemampuan yang dimiliki peserta didik. Tanpa adanya seorang guru,
mustahil seorang peserta didik dapat mewujudkan tujuan hidupnya secara
optimal. Hal ini berdasar pada pemikiran manusia sebagai makhluk sosial
yang selalu memerlukan bantuan orang lain untuk mencukupi semua
kebutuhannya.
Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan
pendidikan.271 Sebagaimana yang dimaksud dengan tenaga kependidikan
dan pendidik menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 39 Ayat (1). Tenaga Kependidikan

270 Suparlan Suhartono, Wawasan pendidikan: Sebuah pengantar pendidikan,


Yogyakarta: Ar-Ruzzmedia, 2008), hal. 12
271 Wikipedia, Tenaga Kependidikan, https://id.wikipedia.org/wiki/Tenaga_kependidikan

(Diakses 24-03-207).
200

bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan,


pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan
pada satuan pendidikan. Sedangkan Ayat (2) Tenaga Pendidik
merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melalukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan
tinggi.
Status dan jumlah guru/tenaga kependidikan SMK Negeri 1
Tanjung Jabung Timur Tahun Pelajaran 2015 ditampilkan pada tabel
berikut.272

Tabel 28. Status dan jumlah guru/tenaga kependidikan SMK Negeri 1


Tanjung Jabung Timur Tahun Pelajaran 2015.

Pendidikan
No. Nama Gol/Pangkat Mengajar Bidang Studi
Terakhir/Jurusan

Guru Pegawai Negeri Sipil

1 Drs. Muhammad Latip Pembina / IVa S1 Pend. Agama Pendidikan


Islam Kewarganegaraan
2 Syahrial S.Pd Pembina / IVa S1 BK Bimbingan
Konseling/Karier
3 Asmiwaty, S.Pd Pembina / IVa S1 Maatematika Matematika

4 Muhammad Khairuddin, Penata TK I, III/d S1 Pend. Jasmnani Pendidikan Jasmani &


S.Pd Olhraga
5 Elmita,S.Pd Penata TK I, III/d S1 Matematika Matematika

6 Suprapto,S.Pd Penata, III/c S1 PDU Kewirausahaan

7 Sucipto,S.Pd Penata, III/c S1 Otomotif - Gambar Teknik


- Sistem Pemindahan
Tenaga
- Sistem Kemudi Rem
- AC Mobil
- Mengemudi
Kendaraan Roda 4
8 Sujiyanti,S.Pd Penata, III/c S1 Teknik Fisika
Bangunan
9 Joni Efriadi,S.Pi Penata, III/c S1 Perikanan - Teknologi Pakan Ikan
- Pembenihan Ikan
- Keteknikan Budidaya
Perikanan
- Manajemen Usaha
Perikanan

272 Dokumentasi di SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 03-10 November 2016.
201

Pendidikan
No. Nama Gol/Pangkat Mengajar Bidang Studi
Terakhir/Jurusan

10 Srinila Handayani,S.Pd Penata, III/c S1 Pendidikan Bahasa Indonesia


Ekonomi
11 Idil Fitrizal ,S.Pd Penata, III/c S1 Kimia Kimia

12 Enita Pebriyanti ,SS Penata, III/c S1 Sastra Inggris Bahasa Inggris

13 Kamaria, S.Pd Penata Muda TK. I / S1 B. Indonesia Bahasa Indonesia


III b
14 Sugeng Slamet, S.Sos Penata Muda TK. I / SI Adm. Pendidikan
III b Negara Kewarganegaraan
16 Nj. Thamrin, St Penata Muda / III a S1 Teknik -

15 Joko Siswoyo,S.Pt Penata Muda TK I / S1 Peternakan - IPA


III b - Seni Buday
16 Muh. Anwar, S.Ag Penata Muda TK I / S1 PAI Pendidikan Agama Islam
III b
17 Desi Afriani, S.Pd Penata Muda TK I / S1 Bahasa Inggris Bahasa Inggris
III b
18 Nilawati Nurman ,S.Pi Penata Muda TK I / S1 Perikanan - Hama dan Penyakit
III b Ikan
- Pembesaran Ikan
- Biologi Perikanan
19 Suryani Usnita, S.Pi Penata Muda TK I / S1 Perikanan - Biologi Perikanan
III b - IPS
- Operasi Penangkapan
Ikan
- Meteorologi dan
Oceanografi
20 Ermila Karteka, S.Pi Penata Muda TK I / S1 Perikanan - Alat Navigasi
III b - Teknik Penangkapan
Ikan
- Bahasa Inggris
Perikanan
- IPS
21 Manusun Lumban Gaol Penata Muda TK I / S1 Matematika Matematika
,S.Pd III b
22 Diyan Yuliana, S.Pdi Penata Muda TK I / S1 Bahasa Inggris Bahasa Inggris
III b
23 Nj. Thamrin, St, M. Eng Penata Muda / III b S2 Teknik - Pendidikan Teknik
Otomotif
- Wide Are Network
(WAN)
- Dasar-dasar
Perikanan
24 Betria, S.Pd, M.Si Penata Muda / III b S2 Fisika

25 Deddy Syuryady, S.Pi Penata Muda / III b S1 Perikanan - IPS


- Struktur Bangunan
Kapal
- BST
- Keteknikan Budidaya
26 Indra Fabriyono, S.Pi Penata Muda/III b S1 Perikanan - Teknologi Pakan Ikan
- Manajemen Usaha
Perikanan
- Pembenihan Ikan
- Keteknikan Budidaya
27 Syaid Reza Azhari, S.Pi Penata Muda / III a S1 Perikanan - Menganalisa WAN
- Wide Area Network
(WAN)
- Dasar-dasar
Perikanan
202

Pendidikan
No. Nama Gol/Pangkat Mengajar Bidang Studi
Terakhir/Jurusan
28 Haniyah, S.Pd Penata Muda / III a S1 P. Ekonomi IPS
Koperasi
29 Desy Nurwahyuni Ningsih, Penata Muda/III a S1 BK
S.Pd
30 Abd. Halim Muslim Penata Muda/III a S1 PenjasKes Penjaskes
Alfathoni, S.Pd
31 Riska Fitriani, S.Pd.I Pengatur II/c S1 Pend. Agama Agama Islam

Guru Honor

Pendidikan
No. Nama Gol/Pangkat Mengajar Bidang Studi
Terakhir/Jurusan
1 Rasmi, Se - S1 Ekonomi - Komunikasi Mersar
- BST-F
- Dinas Jaga/P2TL
- Peraturan Perikanan
2 Abdul Rahman, S.Kom - S1 Komputer - Lokal Area Network
(LAN)
- Sistem Operasi
Server
3 Ahmad Komari, S.Pd - S1 Pendidikan Penjas
Keolahragaan
4 Akhid Kurniawan, S.Pd - S1 Pendidikan Pendidikan Otomotif
Otomotif
5 Ambo Tang, A.Md - D3 Komputer KKPI

Tenaga Kependidikan PNS dan Honor

Pendidikan
No. Nama Gol/Pangkat Mengajar Bidang Studi
Terakhir/Jurusan
1 Rahmi Widyati, SE Penata Muda/III.b SLTA Biologi Kabag. Tata Usaha

2 Asse - SMU IPA Tata Usaha

3 Marlina - SMK Sekretaris Tata Usaha

4 Fino Agung Pambudi - SMK Sekretaris Tata usaha

5 Hermansyah Patraguna - SMK Perikanan Tata usaha

6 Puji Isnani, S.Kom - S1 Sistem Informasi Tata usaha

7 Supriyanto - SMA Tata usaha

8 Effendi - SMP Penjaga Sekolah

9 Ananda Septiano Ichsan - SMA IPS Penjaga Sekolah

10 Dodi Sapriono - SMP Penjaga Sekolah

11 Feri Siswanto - SMP Pesuruh


203

Guru SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur didominasi oleh


Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan jumlah 31 orang dan selebihnya diisi
oleh guru honor sebanyak 5 orang, sehingga jumlah keseluruhan menjadi
36 orang. Sementara tenaga kependidikan terbanyak diisi oleh tenaga
kependidikan honor sebanyak 10 orang dan Pegawai Negeri Sipil
sebanyak 1 orang dan jumlah keseluruhan menjadi 11 orang.273
H. Joni Efriadi, S.Pi yang bergolongan/pangkat Penata, IIIc lulusan
S1 perikanan adalah kepala sekolah SMK Negeri 1 Tanjung Jabung
Timur. Beliau mengajar bidang studi teknologi pakan ikan, pembenihan
ikan, keteknikan budidaya perikanan dan manajemen usaha perikanan.
Tempat tinggal kepala sekolah adalah Komplek Perumahan Dinas SMK
Negeri 1 Tanjung Jabung Timur Jl. Jemantan, Kel. Talang Babat Kec. Ma.
Sabak Barat-Tanjung Jabung Timur.274

6) Rombongan belajar
Rombongan belajar adalah kelompok peserta didik yang terdaftar
pada satu satuan kelas. Dimana dalam rombongan belajar ini bisa
dilakukan pada pembagian kelas di dalam satu sekolah. Jadi terdapat
kelas unggulan dan ada pula kelas regular di dalam satu sekolah.
Pengelompokan homogen berdasarkan prestasi belajar sangat disukai
karena tampaknya memang bermanfaat. Pertama, pengelompokan cara
ini sangat praktis dan mudah dilakukan secara administrasi. Selanjutnya,
pengelompokan homogen berdasarkan hasil prestasi dilakukan untuk
memudahkan pengajaran. Guru, memang menghadapi tantangan yang
lebih besar dalam mengajar siswa yang berlainan kemampuan belajarnya
dalam satu kelas. Jika mengajar terlalu cepat, siswa yang lamban akan
tertinggal. Sebaliknya jika terlalu lambat, siswa cerdas akan merasa bosan
dan akhirnya mengabaikan atau mengacau kelas. Oleh karena itu,

273
Observasi di SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 03-10 November 2016.
274
Dokumentasi di SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 03-10 November 2016.
204

pengelompokan homogen dianggap bisa menyelesaikan masalah


pengajaran. 275
Rombongan belajar siswa-siswi SMK Negeri Tanjung Jabung Timur
terdiri atas 6 kelas X, 6 kelas XI dan 6 kelas XII, sehingga jumlah
keseluruhan 18 rombongan belajar. Rombongan belajar menurut
kompetensi keahlian untuk masing-masing kelas pada SMK Negeri 1
Tanjung Jabung Timur tahun 2016/2017 ditampilkan pada tabel berikut
ini.276

Tabel 29. Rombongan belajar menurut kompetensi keahlian SMK


Negeri 1 Tanjung Jabung Timur Tahun Pelajaran 2016/2017.

Rombongan Belajar
No. Kompetensi Keahlian
Kelas X Kelas XI Kelas XII Total

1 Agribisnis Perikanan (Agper) 0 1 1 2

Teknologi dan Produksi Perikanan


2 0 0 1 1
Budidaya

3 Teknologi Penangkapan Ikan 1 0 0 1

4 Teknik Komputer dan Jaringan 0 2 2 4

5 Teknik Kendaraan Ringan 0 2 2 4

6 Teknik Otomotif 2 0 0 2

7 Teknik Komputer dan Informatika 2 0 0 2

Nautika Kapal Penangkap Ikan


8 1 0 0 1
(NKPI)

Jumlah 6 6 6 18

SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur pada Tahun Pelajaran


2016/2017 tidak mempunyai rombongan belajar kelas X pada kompetensi
keahlian teknik kendaraan ringan, namun kelas XI dan kelas XII

275
Observasi di SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 03-10 November 2016.
276
Dokumentasi di SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 03-10 November 2016.
205

mempunyai rombongan belajar masing-masing sebanyak 2 kelas


sehingga jumlahnya sebanyak 4 kelas. Begitu pula kompetensi keahlian
teknik komputer dan jaringan mempunyai rombongan yang sama dan
kedua kompetensi keahlian merupakan rombongan belajar terbanyak di
SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur. Kompetensi keahlian yang tidak
mempunyai rombongan belajar kelas X adalah agribisnis perikanan
(Agper), teknologi dan produksi perikanan budidaya, teknik komputer dan
jaringan dan teknik kendaraan ringan. Rombongan belajar terbanyak yang
diterima pada Tahun Pelajaran 2016/2017 atau kelas X adalah
kompetensi keahlian teknik otomotif dan kompetensi keahlian teknik
komputer dan informatika. Kondisi ini menggambarkan SMK Negeri 1
Tanjung Jabung Timur membuka kelas/rombongan belajar kompetensi
keahlian otomotif dan kompetensi keahlian teknik komputer dan
informatika pada Tahun Pelajaran 2016/2017 guna memenuhi permintaan
pasar.277

7) Jumlah siswa
Siswa SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur belajar untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan dan untuk mencapai pemahaman ilmu
yang telah didapat dunia pendidikan. Siswa mengikuti pembelajaran yang
diselengarakan sekolah dengan tujuan untuk menjadi manusia yang
berilmu pengetahuan, berketrampilan, berpengalaman, berkepribadian,
berakhlak mulia, dan mandiri. Jumlah siswa SMK Negeri 1 Tanjung
Jabung Timur Tahun Pelajaran 2016/2017 ditampilkan pada tabel
berikut.278

Tabel 30. Jumlah siswa SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur Tahun
Pelajaran 2016/2017.
Kelas Kelas Kelas
No. Kompetensi Keahlian Jlh
X XI XII

277
Observasi di SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 03-10 November 2016.
278 Observasi di SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 03-10 November 2016.
206

Lk Pr Lk Pr Lk Pr

1 Agribisnis Perikanan (Agper) 0 0 9 16 8 21 54

2 Teknologi dan Produksi Perikanan Budidaya 9 19 0 0 0 0 28

3 Teknologi Penangkapan Ikan 17 2 0 0 0 0 19

4 Teknik Komputer dan Jaringan 0 0 21 28 20 28 97

5 Teknik Kendaraan Ringan 0 0 32 0 52 0 84

6 Teknik Otomotif 40 1 0 0 0 0 41

7 Teknik Komputer dan Informatika 25 45 0 0 0 0 70

8 Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI) 0 0 23 0 26 0 49

Jumlah 91 67 85 44 106 49 442

Bilamana diperhatikan tabel di atas, kompetensi keahlian agribisnis


perikanan dan kompetensi keahlian teknologi dan produksi perikanan
budidaya mempunyai jumlah siswa perempuan yang lebih banyak
dibanding dengan jumlah siswa laki-laki. Begitu pula kompetensi keahlian
di bidang komputer mempunyai jumlah siswa perempaun lebih banyak
dibanding dengan jumlah siswa laki-laki. Kompetensi keahlian teknologi
dan rekayasa mepunyai jumlah siswa laki-laki yang lebih banyak
dibanding jumlah siswa perempuan. Hal ini wajar karena keahlian di
bidang ini memang didominasi oleh kaum laki-laki. Jumlah keseluruhan
siswa kelas X sebanyak 158 orang laki-laki dan perempuan, kelas XI
sebanyak 150 orang laki-laki dan perempuan dan kelas XII sebanyak 155
orang laki-laki dan perempuan. Jumlah siswa terbanyak yaitu kompetensi
keahlian teknik komputer dan jaringan dengan jumlah 97 orang,
sedangkan jumlah keseluruhan siswa SMK Negeri 1 Tanjung Jabung
Timur sebanyak 442 orang. Banyaknya jumlah siswa yang belajar pada
kompetensi keahlian teknik komputer dan jaringan menunjukkan
masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur mengedepankan teknologi
207

komunikasi dan informasi untuk masa depan. Teknik Komputer dan


Jaringan merupakan ilmu berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
terkait kemampuan algoritma, dan pemograman komputer, perakitan
komputer, perakitan jaringan komputer, dan pengoperasian perangkat
lunak, dan internet. Teknik komputer, dan jaringan juga membutuhkan
pemahaman di bidang teknik listrik, dan ilmu komputer sehingga mampu
mengembangkan, dan mengintegrasikan perangkat lunak, dan perangkat
keras.279
Kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan kelas X tidak ada
siswa yang belajar tahun ini, sementara kelas XI terdapat 32 siswa laki-
laki dan kelas XII yang belajar sebanyak 52 siswa laki-laki. Jumlah ini
dibagi masing-masing ke dalam 2 rombongan belajar atau jumlah siswa
per kelas sebanyak 16 siswa dan 26 siswa. Teknik Kendaraan Ringan
merupakan kompetensi keahlian bidang teknik otomotif yang menekankan
keahlian pada bidang penguasaan jasa perbaikan kendaraan ringan.
Kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan menyiapkan peserta didik
untuk bekerja pada bidang pekerjaan jasa perawatan dan perbaikan di
dunia usaha/industri. Kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan
mempelajari tentang alat-alat transportasi darat yang menggunakan
mesin, Oleh Karena itu pemilihan terhadap kompetensi keahlian teknik
kendaraan ringan merupakan dukungan atas dunia usaha/industri (DUDI)
di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. 280

8) Prestasi dan penghargaan


Prestasi berasal dari bahasa Belanda yang artinya hasil dari
usaha. Prestasi diperoleh dari usaha yang telah dikerjakan. Dari
pengertian prestasi tersebut, maka pengertian prestasi diri adalah hasil
atas usaha yang dilakukan seseorang. Prestasi dapat dicapai dengan

279 Observasi di SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 03-10 November 2016.
280
Observasi di SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 03-10 November 2016.
208

mengandalkan kemampuan intelektual, emosional, dan spiritual, serta


ketahanan diri dalam menghadapai situasi segala aspek
kehidupan. Karakter orang yang berprestasi adalah mencintai pekerjaan,
memiliki inisiatif dan kreatif, pantang menyerah, serta menjalankan tugas
dengan sungguh-sungguh karakter-karakter tersebut menunjukan bahwa
untuk meraih prestasi tertentu, dibutuhkan kerja keras.281
Penghargaan ialah sesuatu yang diberikan pada perorangan atau
kelompok jika mereka melakukan suatu keulungan di bidang tertentu.
Penghargaan biasanya diberikan dalam bentuk medali, piala,
gelar, sertifikat, plaket atau pita. Suatu penghargaan kadang-kadang
disertai dengan pemberian hadiah berupa uang seperti Hadiah
Nobel untuk kontribusi terhadap masyarakat, dan Hadiah Pulitzer untuk
penghargaan bidang literatur. Penghargaan bisa juga diberikan oleh
masyarakat karena pencapaian seseorang tanpa hadiah apa-apa.282
Prestasi dan penghargaan yang diterima guru dan tenaga
kependidikan SMK Negeri Tanjung Jabung Timur dalam rangka
meningkatkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan, serta bertujuan
memotivasi guru dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan
kompetensinya ditampilkan pada tabel berikut.283

Tabel 31. Prestasi dan penghargaan guru dan tenaga kependidikan


di SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur.

No. Tahun Nama Penghargaan Instansi Tingkat

1 2006 Asse Pancawarsa I Kwarda Jambi Provinsi

International Human
Muhammad Education
2 2010 Resources Nasional
Latip Award
Development Program

281 Dokumentasi di SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 03-10 November
2016.
282 Wikipedia, Penghargaan, https://id.wikipedia.org/wiki/Penghargaan (Diakses 25-03-

2017).
283 Dokumentasi di SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 03-10 November 2016.
209

Muhammad
3 2011 Pacawarsa IV Kwarda Jambi Provinsi
Khairuddin

4 2013 Asse Pancawarsa II Kwarda Jambi Provinsi

Balai Peningkatan
5 2013 Elmita Elmita Kompetensi Guru Provinsi
Provinsi Jambi
Muhammad
6 2014 Dharma Bhakti Kwartir Nasional Nasional
Khairuddin

Prestasi yang telah dicapai guru dan tenaga kependidikan SMK


Negeri 1 Tanjung Jabung Timur yaitu tingkat provinsi dan nasional.
Penghargaan yang telah diraih selama kurun waktu dari tahun 2006
sampai tahun 2014 yaitu penghargaan di bidang Pramuka dan pendidikan.
284

9) Nilai Ujian Nasional


Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan Nomor:
0034/P/Bsnp/Xii/2015 Tentang Prosedur Operasional Standar
Penyelenggaraan Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2015/2016
mendefinisikan Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah
kegiatan pengukuran capaian kompetensi lulusan pada mata pelajaran
tertentu secara nasional dengan mengacu pada Standar Kompetensi
Lulusan. Selanjutnya dijelaskan bahwa Ujian kompetensi keahlian adalah
ujian nasional yang terdiri atas ujian teori kejuruan dan ujian praktik
kejuruan.285
Badan Standar Nasional Pendidikan sebagai penyelenggara UN
bertugas: 1) menelaah dan menetapkan kisi-kisi UN; 2) menyusun dan
menetapkan POS UN; 3) menetapkan naskah soal UN; 4) memberikan

284
Observasi di SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 03-10 November 2016.
285 Badan Standar Nasional Pendidikan, Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan
Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2015/2016, (Lampiran Peraturan Badan Standar
Nasional Pendidikan Nomor: 0034/P/Bsnp/Xii/2015 Tentang Prosedur Operasional
Standar Penyelenggaraan Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2015/2016), hal. 5.
210

rekomendasi kepada Menteri tentang pembentukan Panitia UN Tingkat


Pusat; 5) melakukan koordinasi persiapan dan pengawasan pelaksanaan
UN secara nasional; dan 6) melakukan pemantauan, evaluasi, dan
menyusun rekomendasi perbaikan pelaksanaan UN kepada Menteri. Kisi-
kisi UN Tahun Pelajaran 2015/2016 disusun berdasarkan kriteria
pencapaian kompetensi lulusan, standar isi, dan lingkup materi pada
kurikulum yang berlaku. Kisi-kisi UN memuat level kognitif dan lingkup
materi.286
Mata pelajaran yang diuji pada ujian nasional Tahun Pelajaran
2015/2016 adalah Bahasa Indonesia sebanyak 50 butir soal dengan
waktu 120 menit, matematika sebanyak 40 butir soal dengan waktu 120
menit, Bahasa Inggris sebanyak 50 butir soal dengan waktu 120 menit
dan kompetensi keahlian (teori kejuruan dan praktik kejuruan soal dalam
bentuk 1 paket dengan waktu 1824 jam.287
Hasil ujian nasional SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur tahun
2016 ditampilkan pada tabel berikut.288

Tabel 32. Nilai Ujian Nasional SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur
tahun 2016.
No. Mata Pelajaran Nilai

1 Bahasa Indonesia 69,39


2 Bahasa Inggris 65,34
3 Matematika 52,89
4 Kejuruan 75,63
Rata-rata 65,81

Memperhatikan hasil ujian nasional SMK Negeri 1 Tanjung Jabung


Timur sebagaimana pada tabel di atas, nilai ujian nasional mata pelajaran
Bahasa Indonesia 69,39 berada di atas rata-rata nilai ujian mata pelajaran

286 Ibid, hal. 19.


287 Ibid, hal. 21.
288 Dokumentasi di SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 03-10 November 2016.
211

Bahasa Indonesia SMK Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu 67,86.


Hasil ujian nasional mata pelajaran Bahasa Inggris 65,34 berada di atas
rata-rata nilai ujian mata pelajaran Bahasa Inggris SMK Kabupaten
Tanjung Jabung Timur yaitu 55,82. Hasil ujian nasional mata pelajaran
matematika 52,89 berada di bawah rata-rata nilai ujian mata pelajaran
Matematika SMK Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu 60,61. Hasil
ujian nasional mata pelajaran Kejuruan 75,63 berada di bawah rata-rata
nilai ujian mata pelajaran Bahasa Inggris SMK Kabupaten Tanjung Jabung
Timur yaitu 75,67.289
Perbandingan hasil ujian nasional SMK di kabupaten Tanjung
Jabung Timur di atas menunjukkan bahwa SMK Negeri 1 Tanjung Jabung
Timur mempunyai hasil ujian nasional yang berada di atas dan di bawah
rata-rata hail ujian nasional SMK Tanjung Jabung Timur. Hasil ujian mata
pelajaran kejuruan sendiri masih di bawah rata-rata hasil ujian nasional
SMK Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Secara keseluruhan rata-rata
hasl ujian nasional SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur dengan nilai
65,81 berada di atas rata-rata hasil ujian nasional SMK Kabupaten
Tanjung Jabung timur yaitu dengan nilai 64,99.290

10) Peta Lokasi Sekolah


SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur yang terletak di Jl. Jemantan,
Talang babat, Kecamatan Muara Sabak Barat, Kabupaten Tanjung
Jabung Timur, Provinsi Jambi berjarak 93,8 KM dari Kampus UIN Sulthan
Thaha Syaifuddin Telanaipura Jambi. Perjalanan menempuh sekolah ini
membutuhkan waktu sekitar 2 jam 16 menit dengan kendaraan

289
Observasi di SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 03-10 November 2016.
290 Observasi di SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 03-10 November 2016.
212

bermotor.291 Peta lokasi sebagaimana diakses dari Google Maps pada


tanggal 22-03-2017 ditampilkan pada gambar berikut ini.292

Gambar 30. Peta lokasi SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur

c. SMK Negeri 2 Merangin


1) Identitas Sekolah293
Adapun identitas sekolah SMK Negeri 2 Merangin sebagai berikut:

• Nama Sekolah : SMK Negeri 2 Merangin


• Akreditasi :B
• SK / Akte Pendirian : Bupati Merangin
Sekolah
• No. dan Tanggal : 217/O/2000, 17 Nopember 2000
Pendirian Sekolah
• No. dan Tanggal : 217/O/2000, 17 Nopember 2000
Izin Operasional
• NPSN Sekolah 10505063

291 Observasi
di SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 03-10 November 2016.
292 GoogleMaps, Petunjuk Arah (Diakses 22-03-2017).
293 Dokumentasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 14-23 November 2016
213

• NSS Sekolah : 321100301002


• Alamat Sekolah : Jln. Lintas Sumatera KM. 11, Mentawak,
Kec. Nalo Tantan, Kab. Merangin, Prop.
Jambi.
Kode Pos : 37351.
• Email : smknegeridua_merangin@yahoo.com
• Website : www.smknegeridua_merangin@yahoo.com
www.smknegeridua_merangin@yahoo.com
• Luas Tanah : 50.000 M2.
• Waktu : Pagi
Penyelenggaraan
• Kurikulum : KTSP
• Semester Aktif : 2016/2017 Semester 2

2) Visi, Misi, Motto dan Tujuan 294


• Visi Sekolah
Menjadikan program keahlian teknik permesinan unggulan dan
penghasil SDM yang bermutu.
• Misi Sekolah
➢ Menambah sikap jujur, bertanggungjawab dan professional
pada seluruh warga teknik permesinan serta beriman dan
bertaqwa kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa.
➢ Menumbuhkembangkan semangat keunggulan yang kreatif,
inovatif dan kompetitif kepada seluruh warga sekolah.
➢ Mengoptimalkan KBM Berbasis Kompetensi (CBT) dengan
pendekatan Master Learning (Belajar Tuntas).
➢ Menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Unit
Produksi (UP) teknik permesinan.
➢ Meningkatkan kesejahteraan warga sekolah agar terwujud iklim
kerja yang harmonis.

294 Observasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 14-23 November 2016


214

• Motto sekolah 295


Profesional, jujur, mandiri dan penuh tanggung jawab.
• Tujuan Sekolah 296
➢ Bidang kompetetnsi keahlian teknik permesinan yang diberikan,
sehingga mampu mengembangkan dan mengaplikasikan dalam
pekerjaanya secara mandiri dan dapat mengisi lowongan
pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industry sebagai
tenaga kerja tingkat menengah yang handal.
➢ Memiliki karier, mampu berkompetisi dan mengembangkan
sikap professional dalam kompetensi keahlian teknik
permesinan.
➢ Menciptakan lapangan kerja sendiri atau berwirausaha dalam
bidang kompetensi keahlian teknik permesinan.
➢ Melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sesuai
kompetensi yang ditempuhnya.

3) Program Studi
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga
pendidikan yang bertanggungjawab dalam mencetak sumber daya
manusia yang memiliki kemampuan akdemis sekaligus keahlian khusus.
Siswa/siswi SMK mempelajari teori dan praktek sehinnga mereka
berpengalaman untuk langsung memasuki dunia kerja. Kompetensi
keahlian yang dimiliki SMK beragam, namun kompetensi keahlian yang
dimiliki SMK Negeri 2 Merangin adalah di bidang teknologi dan rekayasa.
297 Secara lengkap kompetensi keahlian yang ada pada SMK Negeri 2
Merangin ditampilkan pada tabel berikut ini.298

295
Observasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 14-23 November 2016
296
Observasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 14-23 November 2016
297
Observasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 14-23 November 2016
298 Dokumentasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 14-23 November 2016
215

Tabel 33. Kompetensi keahlian, akreditasi dan tahun akreditasi SMK


Negeri 2 Merangin.

Tahun
No. Kompetensi Keahlian Akreditasi
Akreditasi

1 Multi Media - -

2 Teknik Instalasi Tenaga Listrik B 2011

3 Teknik Pemesinan B 2011

4 Teknik Audio Video B 2015

5 Teknik Kendaraan Ringan B 2015

6 Teknik Sepeda Motor B 2015

SMK Negeri 2 Merangin mempunyai 6 kompetensi keahlian. Lima


kompetensi keahlian sudah mendapatkan akreditasi dari Badan Akreditasi
Nasional Sekolah/Madrasah (BAN S/M) pada tahun 2011 dan 2015. Satu
kompetensi keahlian yaitu multi media masih belum mendapatkan
akreditasi dari BAN S/M. Kompetensi keahlian yang mendapatkan
akreditasi dari BAN S/M pada tahun 2011 adalah teknik instalasi tenaga
listrik dan teknik permesinan. Kedua kompetensi keahlian ini terlebih
dahulu mempunyai standar sekolah yang lebih lengkap dibanding dengan
kompetensi keahlian yang lain.299
Kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan mendapatkan
akreditasi B pada tahun 2015 bersamaan dengan kompetensi keahlian
teknik audio video dan teknik sepeda motor. Secara khusus tujuan
program studi keahlian teknik kendaraan ringan adalah membekali
peserta didik dengan ketrampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten
sesuai dengan bidang keahliannya yaitu dalam bidang: perawatan dan
perbaikan mesin/motor otomotif, perawatan dan perbaikan chasis dan

299
Observasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 14-23 November 2016
216

pemindah gigi dan perawatan dan perbaikan sistem kelistrikan otomotif.


Secara umum SMK Negeri 2 Merangin mendapatkan akreditasi peringkat
B dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah tanggal 01 Januari
2011.300

4) Struktur organisasi
Struktur organisasi merupakan susunan dan hubungan antara
setiap bagian maupun posisi yang terdapat pada sebuah organisasi dalam
menjalankan kegiatan-kegiatan operasionalnya dengan maksud untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Struktur organisasi
dapat menggambarkan secara jelas pemisahan kegiatan dari pekerjaan
antara yang satu dengan kegiatan yang lainnya dan juga bagaimana
hubungan antara aktivitas dan fungsi dibatasi. Di dalam struktur organisasi
yang baik harus dapat menjelaskan hubungan antara wewenang siapa
melapor atau bertanggung jawab kepada siapa, jadi terdapat suatu
pertanggungjawaban apa yang akan di kerjakan. Adapun struktur
organisasi SMK Negeri 2 Merangin ditampilkan pada gambar berikut.301

Gambar 31. Struktur organisasi SMK Negeri 2 Merangin tahun 2016.

300 Data Referensi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Profil Satuan


Pendidikan/Lembaga, http://referensi.data.kemdikbud.go.id/tabs.php?npsn=10505063
(Diakses 27-03-2017).
301 Dokumentasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 14-23 November 2016
217

5) Guru dan tenaga kependidikan


Guru adalah seorang figur yang mulia dan orang mencerdaskan
manusia, orang yang memberi bekal pengetahuan, pengalaman, dan
menanamkan nilai-nilai, budaya, dan agama terhadap anak didik, dalam
proses pendidikan guru memegang peran penting setelah orang tua dan
keluarga di rumah. Di lembaga pendidikan guru menjadi orang pertama,
bertugas membimbing, mengajar, dan melatih anak didik mencapai
kedewasaan. Setelah proses pendidikan sekolah selesai, diharapkan anak
didik mampu hiidup dan mengembangkan dirinya di tengah masyarakat
dengan berbekal pengetahuan dan pengalaman yang sudah melekat di
dalam dirinya.
Upaya guru mendidik, membimbing, mengajar, dan melatih anak didik
bukan suatu hal yang mudah dan gampang. Pekerjaan ini membutuhkan
pengalaman yang banyak dan keseriusan, di sana-sini masih juga
terdapat kejanggalan dan kekurangan, sang guru berupaya mengurangi
sedikit mungkin kekurangan dan kesalahan di dalam mengembangkan
tugas sebagai tenaga pendidik. Menurut UU Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, Bab I Pasal 1 Guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak
218

usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan


menengah.
Tenaga kependidikan sebagaimana dinyatakan di dalam Pasal 140
Ayat 1 (RPP, Bab XII/2005) bahwa tenaga kependidikan mencakup
pimpinan satuan pendidikan, penilik satuan pendidikan nonformal,
pengawas satuan pendidikan formal, tenaga perpustakaan, tenaga
laboratorium, teknisi sumber belajar, tenaga lapangan pendidikan, tenaga
administrasi, psokolog, pekerja sosial, terapis, tenaga kebersihan sekolah,
dan sebutan lain untuk petugas sejenis yang bekerja pada satuan
pendidikan.
Status dan jumlah guru/tenaga kependidikan SMK Negeri 2
Merangin Tahun Pelajaran 2016 ditampilkan pada tabel berikut. 302

Tabel 34. Status dan jumlah guru/tenaga kependidikan SMK Negeri 2


Merangin Tahun Pelajaran 2016.
Pendidikan
No. Nama Gol. Jabatan
Terakhir
Zet Herman,
1 S.Pd,MM IV A S2 UPI Padang Kepala Sekolah, Guru IPA
Waka Humas, Guru Teknik
2 Drs. Mansyur IV A S1 IKIP Padang
Instalasi Tenaga Listrik
3 Drs. H. Ardizal IV A S1 IKIP Padang Penjasorkes
Waka Kesiswaan, Kompetensi
Ari Trijatmiko, S.Pd,
4 IV A S2 UGM Kejuruan T. Instalasi Tenaga
M.Eng
Listrik
S1 IAIN Sunan
5 Suni'ah, S.Ag IV A PAI
Ampel
6 Dra. Roselina Sinaga IV A UNJA Kimia
Kompetensi Kejuruan Teknik
7 Drs. Zalfana IV A IKIP Padang
Otomotif
Waka Kurikulum, Kompetensi
8 Suyono, S.Pd IV A S1 IKIP Padang
Kejuruan Teknik Pemesinan
9 Efriwaldi, S.Pd IV A S1 UNP Padang Penjasorkes
10 Yefri Saldi, S.Pd IV A S1STKIP Bangko Matematika
Kompetensi Kejuruan T Audio
11 Fitri Jalal, S.Pd IV A S1 UNP Padang
Video
Kompetensi Kejuruan T.
12 Sarwedi, S.Pd IV A S1 IKIP Padang Kendaraan Ringan, Kompetensi
Kejuruan Teknik Otomotif
Kompetensi Kejuruan T.
13 Ronalita, S.Pd IV A S1 IKIP Padang
Kendaraan Ringan
14 Nasril, S.Pd IV A S1 IKIP Padang Waka Sarpras, Guru

302 Dokumentasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 14-23 November 2016


219

Pendidikan
No. Nama Gol. Jabatan
Terakhir
Kompetensi Kejuruan Teknik
Mesin
Dharma Ezienry, Kompetensi Kejuruan Teknik
15 IV A S1 IKIP Padang
S.Pd Pemesinan
Waka Peng. Kurikulum,
16 Lisaffiardi, S.Pd IV A S1 UNP Padang Kompetensi Kejuruan Teknik
Pemesinan
Kompetensi Kejuruan Teknik
17 Jedinasrul, S.Pd IV A S1 UNP Padang
Pemesinan
Desrial Al Arqam, Kompetensi Kejuruan T.
18 IV A S1 IKIP Padang
S.Pd Instalasi Tenaga Listrik/
19 Drs. Zakaria IV A S1 UNJA B. Indonesia
Matematika, Kompetensi
20 Susrizal, S.Pd III D S1 UNP Padang Kejuruan Teknik Gambar
Bangunan
21 Epi Suryati, S.Pd III D S1 UNP Padang Bimbingan Dan Konseling
S1 STKIP YPM
22 Yuliana. Z, S.Pd III D Pendidikan Kewarganegaraan
Bangko
S1 UNIV. Bung
23 Deri Indrawati, S.Pd III D B. Inggris
Hatta Padang
Gapur Suwarsono, S1 STKIP YPM
24 III D Bahasa Indonesia
S.Pd Bangko
Abdullah Kamel,
25 III D S1 UNJA Kimia
S.Pd
Priyoga Jaya
26 Penjasorkes
Saputra, S.Pd
27 Ferdawati, S.Pd III B S1 UNJA Bimbingan Dan Konseling
S1 UNES Kompetensi Kejuruan Teknik
28 Johari, ST III B
Padang Pemesinan
29 Yusmari, S.Pd III C S1 UNJA Kewirausahaan
30 Mainarti, S.Pd III C S1 UNJA B. Inggris
31 Syarifah, S.Pd B. Indonesia
S1 IAIN STS
32 Drs. Saidi III B PAI
Jambi
33 Salmawati, S.Pd III B Fisika
34 Dodi Hananto, S.Pd III B S1 UNJA B. Inggris
Kompetensi Kejuruan Teknik
35 Febrizal, S.Pd III B S1 UNP Padang
Kendaraan Ringan
Kompetensi Kejuruan T.
36 Febdinal, ST III B S1 ITP Padang
Instalasi Tenaga Listrik/
Kompetensi Kejuruan Teknik
37 Martuah Purba, ST III B S1 ITM Medan
Kendaraan Ringan
Kompetensi Kejuruan Teknik
38 Oyon Abdillah, ST III B S1 ITP Padang
Kendaraan Ringan
39 Gusti Zuriani, S.Pd III B S 1 UNJA Jambi Fisika
Kompetensi Kejuruan Teknik
Ferry Marbinayu
40 III B S1 USU Medan Kendaraan Ringan / Kompetensi
Pane, ST
Kejuruan Teknik Sepeda Motor
Agus Darmansjah,
41 S.Kom
Bismiarti Sari Dewi, Kompetensi Kejuruan Teknik
42 III B S1 UNP Padang
S.Pd Kendaraan Ringan / Kompetensi
220

Pendidikan
No. Nama Gol. Jabatan
Terakhir
Kejuruan Teknik Sepeda Motor
Kompetensi Kejuruan Teknik
S1 UNAND Pemesinan/ Kompetensi
43 Afriyenni, ST III B
Padang Kejuruan Teknik Kendaraan
Ringan /
44 Winarni, SE III B S1 UPI Padang Kewirausahaan
S1 STITEKNAS Kompetensi Kejuruan Teknik
45 Agus Saputra.P, ST III B JAMBI Pemesinan
Sufri Helmi Tanjung,
46 III B S1 UMTS Tapsel Matematika
S.Pd
S1 IAIN STS
47 Enni Rosita, S.PdI III B JAMBI B. Inggris / 4 Jam
48 Arpandi Arif, ST III B S1 ITP Padang Teknik Instalasi Tenaga Listrik
Reny Ramadhani
49 III B Matematika
Putri, S.Pd
Kompetensi Kejuruan Teknik
50 Adi Purwanto, S.Pd III A S1 UNP Padang Kendaraan Ringan / Kompetensi
Kejuruan Teknik Sepeda Motor
Kompetensi Kejuruan
51 Eka Purwati, S.Kom S1 UPI Padang
Multimedia
Endang SulaSTri, STKIP YPM
52 S.Pd Bangko
S1 STKIP YPM
53 Winarto, S.Pd - PKN
Bangko
Kompetensi Kejuruan Teknik
D1 LTK ST.
54 Pardamean Manik - Kendaraan Ringan / Kompetensi
THOMAS Medan
Kejuruan Teknik Sepeda Motor
D3 POLITEKNIK Kompetensi Kejuruan
55 Etri Edison, A.Md -
Medan Multimedia
S1 IKIP PGRI Kompetensi Kejuruan Teknik
56 Sutikno, S.Pd -
Madiun Audio Video
Gusti Mela Putri, S1 IAIN STS
57 - Fisika
S.Pdi Jambi
S1 Univ. Bung Kompetensi Kejuruan Teknik
58 Khairul Amri, ST -
Hatta Padang Sepeda Motor
Andika Eko Mardi. C, S1 STIMIK AUB Kompetensi Kejuruan
59 S.Kom - Surakarta Multimedia
D3 POLITEKNIK Kompetensi Kejuruan Teknik
60 Desi Guslianti, A.Md -
UNAND Padang Sepeda Motor
Seni Budaya/30 Jam,
Edward Tampubolon,
61 - S1 UNJA Pendidikan Agama Kristen / 7
Se
Jam
Kompetensi Kejuruan Teknik
Universitas Darul Instalasi Tenaga Listrik /
62 Ahmad Yani, ST
Ulum Kompetensi Kejuruan Teknik
Kendaraan Ringan
Universitas Kompetensi Kejuruan Teknik
63 Bungaran Sinaga, ST Semarang Audio Video/
Kompetensi Kejuruan
64 Nurhasanah, S.Kom UPI Padang
Multimedia
STKIP YPM
65 Hendriyeni, S.Pd Fisika
Bangko
221

Pendidikan
No. Nama Gol. Jabatan
Terakhir
Yossy Syandra Dewi, S1 STKIP
66 Bangko B. Indonesia
S.Pd
Kompetensi Kejuruan Teknik
67 Chandra Girsang, ST
Gambar
Universitas
Rospitawati Daulay, Graha Nusantara
68 PKN
S.Pd Padang
Sidempuan
STKIP YPM Bahasa Indonesia / 4 Jam,
69 Liza, S.Pd Bangko Pendidikan Agam Islam / 9 Jam
IKIP Veteran Kompetensi Kejuruan Teknik
70 Hartiyam Utami, S.Pd Semarang Kendaraan Ringan
71 Muffidah, Spd B. Indonesia / 4 Jam
Taufik Ikhsan, S.Pd Kompetensi Kejuruan Teknik
72 Kendaraan Ringan
Gr
Yohanes Sihombing, Kompetensi Kejuruan Teknik
73 Audio Video/
S.Pd
Kompetensi Kejuruan
74 Riska Indriana, S.Pd Multimedia
Teguh Siswa Karya, Kompetensi Kejuruan Sepeda
75
ST Motor
81 Afrizal PGSMTP Staf TU
82 Osmalinda, A.Md III B D3 AAI Padang Staf TU
SMA -SMKN 1
83 Supriyanti - Staf TU
Wonogiri
SMA-SMKN 1
84 Jemadi - Staf TU
Bangko
85 Darwiti, SE - S1 UNJA Staf TU
D III Komputer
Omi Laraswati
86 Akuntansi DCC Staf TU
Anjoko, A.Md
Bandar Lampung
D III Akuntansi
Asrul Ari Yanto A.S,
87 STKIP YPM Staf TU
A.Md
Bangko
88 Indah Permata Sari Paket C Staf TU
SMA-SMKN 1
89 Ella Satria Petugas Perpustakaan
Bangko
SMA N 2 Bangko
90 Yura Nofitri Petugas Perpustakaan
2001
91 Juliarti MAN 1994 Petugas Perpustakaan
SMA-SMKN 2
92 Faisal - Toolman TAV
Bangko
SMA-SMKN 2
93 Juli Saputra Toolman TP
Merangin
SMA-SMKN 2
94 Mahmuddin Toolman TITL / TIPTL
Merangin
SMA-SMKN 2
95 Fauzi Toolman TKR
Merangin
96 Ahmad Aris Widodo Toolman MM
97 Irman Nuryaman Toolman Tsm
98 Arisat Satpam
99 Adi Guna Sutowo Paket B Satpam
222

Pendidikan
No. Nama Gol. Jabatan
Terakhir
100 Samiyati SD Petugas Kebersihan
101 Jumiran Petugas Kebersihan
S1 STKIP YPM
102 Sulaiman, S.Pd - Penjaga Malam
Bangko
SMA - SMA
103 Sarkawi - Rantau Panjang Penjaga Malam

SMK Negeri 2 Merangin mempunyai 68 guru dan 35 tenaga


kependidikan. Kepala sekolah dijabat oleh Zet Herman, S.Pd., M.M. yang
dibantu oleh 6 wakil kepala sekolah yaitu Drs. Mansyur Abdullah Waka
Humas, Ari Trijatmiko, S.Pd. Waka kesiswaan, Kamel, S.Pd., Nasril,
S.Pd., Suyono, S.Pd. Waka kurikulum, Nasril, S.Pd. Waka Sarpras,
Lisaaffriadi, S.pd. Waka Pengembangan kurikulum dan Abdullah Kamel,
S.Pd. Waka. Total keseluruhan guru dan tenaga kependidikan 103 orang
mulai dari kepala sekolah sampai penjaga malam. 303 Berikut biodata
kepala sekolah SMK Negeri 2 Merangin:304
• Nama : Zet Herman, S.Pd, MM.
• Tempat/Tanggal lahir : Kumun, 04 Agustus 1967
• NIP 19670804 199601 1 001
• NUPTK : 2136-7456-5120-0003
• Golongan : IV A
• Pendidikan terakhir : S2 UPI Padang

6) Rombongan belajar
Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu
setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran,

303
Observasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 14-23 November 2016
304 Dokumentasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 14-23 November 2016
223

pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran


untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi
lulusan. Jumlah rombongan belajar per satuan pendidikan dan jumlah
maksimum peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SMK
adalah 3-72 rombongan belajar dengan jumlah siswa maksimum untuk
setiap rombongan belajar berjumlah 36 orang.305
SMK Negeri 2 Merangin mempunyai 24 rombongan belajar yang
terdiri dari 9 rombongan belajar kelas X, 8 rombongan belajar kelas XI dan
7 rombongan belajar kelas XII, sehingga jumlah keseluruhan 24
rombongan belajar.306 Rombongan belajar menurut kompetensi keahlian
untuk masing-masing kelas pada SMK Negeri 2 Merangin Tahun
Pelajaran 2016/2017 ditampilkan pada tabel berikut ini.307

Tabel 35. Rombongan belajar menurut kompetensi keahlian SMK


Negeri 2 Merangin Tahun Pelajaran 2016/2017.

Rombongan Belajar
No. Kompetensi Keahlian
Kelas X Kelas XI Kelas XII Total

1 Teknik Audio Video 1 1 1 3

2 Teknik Kendaran Ringan 2 2 1 5

3 Teknik Sepeda Motor 2 2 2 6

4 Teknik Instalasi Tenaga Listrik 1 1 1 3

5 Teknik Pemesinan 2 1 1 4

6 Multi Media 1 1 1 3

Jumlah 9 8 7 24

Kompetensi keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 2 Merangin


pada Tahun Pelajaran 2016/2017 menambah jumlah rombongan belajar
305 Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016
Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah, hal. 9.
306 Observasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 14-23 November 2016
307 Dokumentasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 14-23 November 2016
224

sebanyak 1 rombongan belajar sehingga semula jumlah rombongan


belajar semula 8 menjadi 9 rombongan belajar. Kompetensi keahlian
teknik kendaraan ringan pada Tahun Pelajaran sebelumnya telah
menambah 1 rombongan belajar sehingga jumlah rombongan belajar
menjadi 8 yang semula 7 rombongan belajar. jumlah rombongan berkaitan
minat siswa pada kompetensi keahlian dan jumlah siswa yang melebihi
jumlah maksimum pada 1 rombongan belajar yaitu 36 siswa sehingga
harus ditambah rombongan belajar yang baru. Kompetensi keahlian yang
mempunyai jumlah rombongan belajar terbanyak adalah teknik sepeda
motor.308
Teknik kendaraan ringan merupakan kompetensi keahlian bagian
dari situasi sosial dalam penelitian ini. Aktivitas siswa dalam
melaksanakan praktik kerja di bengkel sekolah dan prestasi yang diraih
selama ini menjadi fokus dalam pelaksanaan penelitian ini. Jumlah
rombongan belajar yang dimiliki sebanyak 5 rombongan belajar yang
terdiri dari 2 rombongan belajar kelas X, 2 rombongan belajar kelas XI dan
1 rombongan belajar kelas XII.309

7) Jumlah siswa
Siswa SMK Negeri 2 Merangin sebagaimana visi sekolah
diharapkan menjadi sumber daya manusia yang unggul. Berdasarkan misi
sekolah, pembelajaran yang dilaksanakan menjadikan siswa bertambah
sikap jujur, bertanggungjawab dan professional pada seluruh warga teknik
permesinan serta beriman dan bertaqwa kepada Allah, Tuhan Yang Maha
Esa dan menumbuhkembangkan semangat keunggulan yang kreatif,
inovatif dan kompetitif kepada seluruh warga sekolah. Jumlah siswa SMK

308
Observasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 14-23 November 2016
309
Observasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 14-23 November 2016
225

Negeri 2 Merangin Tahun Pelajaran 2016/2017 ditampilkan pada tabel


berikut.310

Tabel 36. Jumlah siswa SMK Negeri 2 Merangin Tahun Pelajaran


2016/2017.

Rombongan Belajar
No. Kompetensi Keahlian
Kelas X Kelas XI Kelas XII Total

1 Teknik Audio Video 20 14 8 42

2 Teknik Kendaran Ringan 55 52 25 132

3 Teknik Sepeda Motor 74 51 45 170

Teknik Instalasi Tenaga


4 21 23 13 57
Listrik

5 Teknik Pemesinan 43 34 23 100

6 Multi Media 39 27 26 92

Jumlah 252 201 140 593

Teknik sepeda motor kelas X merupakan kompetensi keahlian yang


mempunyai jumlah siswa terbanyak dibanding yang lain. Jumlah siswanya
sebanyak 74 orang terbagi dalam 2 rombongan belajar sehingga jumlah
siswa per rombongan belajar sebanyak 37 orang. Bilamana mengacu
pada Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Indonesia Nomor
051/U/2002 Pasal 5 Nomor 9 bahwa jumlah siswa baru SMK maksimum
36 orang maka jumlah siswa kompetensi keahlian teknik sepeda motor
kelas X melebihi jumlah siswa sebagaimana keputusan menteri di atas.311
Jumlah siswa keseluruhan SMK Negeri 2 Merangin sebanyak 593
orang dengan jumlah siswa terbanyak mengambil kompetensi keahlian
teknik sepeda motor yaitu sebanyak 170 orang. Teknik kendaraan ringan

310 Dokumentasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 14-23 November 2016


311
Observasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 14-23 November 2016
226

merupakan kompetensi keahlian yang mempunyai jumlah siswa terbanyak


kedua dengan jumlah siswa 132 orang. Bilamana diamati tabel di atas,
jumlah siswa kompetensi keahlian teknik audio video kelas XII merupakan
jumlah siswa yang paling sedikit yaitu 8 orang dan teknik instalasi tenaga
listrik yaitu sebanyak 13 orang.312
Teknik Sepeda Motor adalah kompetensi keahlian pada bidang
studi keahlian Teknologi dan rekayasa program studi keahlian teknik
otomotif yang menekankan pada keterampilan pelayanan jasa mekanik
kendaraan sepeda motor roda dua. Kompetensi keahlian teknik sepeda
motor menyiapkan peserta didik untuk bekerja pada bidang pekerjaan
yang dikelola oleh badan, instansi atauperusahaan pribadi (wirausaha).
Tujuan kompetensi keahlian teknik sepeda motor secara umum mengacu
pada isi undang-undang sistem pendidikan nasional (UU SPN) Pasal 3
mengenai tujuan pendidikan nasional dan penjelasan Pasal 15 yang
menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan
menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja
dalam bidang tertentu.313

8) Prestasi dan penghargaan


Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok.
Prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil yang telah
dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebaginya).
Penghargaan diberikan kepada guru dan tenaga kependidikan atas
prestasi dan dedikasi yang luar biasa yang dicapai selama bekerja di SMK
negeri 2 Merangin. Prestasi dan penghargaan yang diterima guru dan
tenaga kependidikan SMK Negeri 2 Merangin ditampilkan pada tabel
berikut.314

312 Observasidi SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 14-23 November 2016


313 TujuanProgram Studi Sepeda Motor, http://smk1kawunganten.sch.id/index. php/
kompetensi-keahlian/tekniksepeda-motor/tujuan-program (Diakses 28-03-2017).
314 Dokumentasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 14-23 November 2016
227

Tabel 37. Prestasi dan penghargaan guru dan tenaga kependidikan


di SMK Negeri 2 Merangin.

No. Tahun Nama Penghargaan Instansi Tingkat

Satya Lencana
1 2009 Zalfana Presiden RI Nasional
Karya X TH
Pemenang
guru
2 2010 Suyono Bupati Merangin Kab/Kota
berprestasi Tk.
Kab. Merangin
Pemenang
Guru
3 2010 Suyono Gubernur Jambi Provinsi
Berprestasi Tk.
Provinsi Jambi
Guru favorit Jambi Expres/
4 2011 Suyono Nasional
Jambi Express Gubernur Jambi
Piagam tanda
5 2013 Suyono kehormatan Presiden RI Nasional
presiden RI
Satya Lencana
6 2013 Jedinasrul Presiden RI Nasional
Karya X Tahun
Satya Lancana
Dharma
7 2013 Karya Satya X Presiden RI Nasional
Ezienny
Tahun
Satya Lancana
8 2013 Nasril Karya Satya X Presiden RI Nasional
TH
Satya Lencana
9 2013 Liasaffriadi Karya Satya X Presiden RI Nasional
Tahun

Guru dan tenaga kependidikan SMK Negeri 2 Merangin telah


meraih prestasi tingkat kabupaten/kota, provinsi dan nasional.
Penghargaan yang telah diraih mulai dari guru berprestasi tingkat
kabupaten/kota sampai satya lancana karya X tahun. Penghargaan
diberikan oleh Bupati Merangin, Gubernur Jambi dan Presiden Republik
Indonesia.315

315
Observasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 14-23 November 2016
228

9) Nilai Ujian Nasional


Ujian Nasional atau disebut UN menurut Peraturan Menteri
Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 144 Tahun 2014
Tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik Dari Satuan Pendidikan Dan
Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan Dan
Ujian Nasional BAB I Pasal 1 Ayat 5 adalah kegiatan pengukuran dan
penilaian pencapaian standar kompetensi lulusan secara nasional pada
mata pelajaran tertentu. Selanjutnya pada Ayat 9 dan Ayat 11 disebutkan
bahwa Nilai Ujian Nasional yang selanjutnya disebut Nilai UN adalah nilai
yang diperoleh peserta didik dari UN. Kriteria kelulusan adalah
persyaratan pencapaian minimal untuk dinyatakan lulus.
Disisi lain pada BAB I Pasal 2 dijelaskan bahwa peserta didik
dinyatakan lulus dari satuan pendidikan setelah: a). menyelesaikan
seluruh program pembelajaran; b). memperoleh nilai minimal baik pada
penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran; c). lulus Ujian US/M/PK; dan
d). lulus UN. Mata pelajaran yang diuji pada ujian nasional Tahun
Pelajaran 2015/2016 adalah Bahasa Indonesia sebanyak 50 butir soal
dengan waktu 120 menit, Matematika sebanyak 40 butir soal dengan
waktu 120 menit, Bahasa Inggris sebanyak 50 butir soal dengan waktu
120 menit dan Kompetensi Keahlian (teori kejuruan dan praktik kejuruan
soal dalam bentuk 1 paket dengan waktu 18 – 24 jam.316
Hasil ujian nasional SMK Negeri 2 Merangin tahun 2016
ditampilkan pada tabel berikut.317

Tabel 38. Nilai Ujian Nasional SMK Negeri 2 Merangin tahun 2016.

No. Mata Pelajaran Nilai

1 Bahasa Indonesia 56,05

316 Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 144
Tahun 2014 Tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik Dari Satuan Pendidikan Dan
Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan Dan Ujian
Nasional, hal. 21.
317 Dokumentasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 14-23 November 2016
229

No. Mata Pelajaran Nilai

2 Bahasa Inggris 36,04


3 Matematika 22,88
4 Kejuruan 71,82
Rata-rata 46,70

Rata-rata Ujian Nasional siswa SMK Negeri 2 Merangin pada


Tahun Pelajaran 2015/2016 adalah 46,70. Bilamana dibandingkan dengan
rata-rata nilai Ujian Nasional SMK Kabupaten Merangin 50,04 maka rata-
rata nilai Ujian Nasional SMK Negeri 2 Merangin lebih rendah. Nilai Ujian
Nasional mata pelajaran Nasional SMK Negeri 2 Merangin yang diuji pada
Ujian Nasional secara keseluruhan lebih rendah dibanding rata-rata nilai
Ujian Nasional SMK Kabupaten Merangin. Perbandingan antara nilai Ujian
Nasional Nasional SMK Negeri 2 Merangin dengan rata-rata nilai ujian
SMK Kabupaten Merangin adalah sebagai berikut:318
• Bahasa Indonesia : 56,06 berbanding 58,55, perbedaan 4,44%.
• Matematika : 36,04 berbanding 40,67, perbedaan 12,85%.
• Bahasa Inggris : 22,88 berbanding 28,79, perbedaan 30,20%.
• Kejuruan : 71,82 berbanding 72,14, perbedaan 0,45%.319
Nilai Ujian Nasional Bahasa Inggris SMK Negeri 2 Merangin mempunyai
perbedaan yang tertinggi yaitu mencapai 30,20% di bawah rata-rata nilai
Ujian Nasional Bahasa Inggris SMK Kabupaten Merangin. Perbedaan
nilai Ujian Nasional kejuruan tidak begitu besar hanya sebesar 0,45%.
Tujuan penyelenggaraan Ujian Nasional sesuai Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah untuk

318
Observasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 14-23 November 2016
319 Nilai UN SMK Kabupaten Tanjung Jabung Timur,
http://sarpras.dikdasmen.kemdikbud. go.id/index.php/chome/unsmk/100900/SMK/N/
(Diakses 28-03-2017).
230

mengukur pencapaian kompetensi lulusan pada mata pelajaran secara


nasional dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL).320
Bahasa sesuai dengan standar isi pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar SMK/MAK memiliki peran sentral dalam perkembangan
intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang
keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran
bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya,
budayanya, dan budaya orang lain. Selain itu, pembelajaran bahasa juga
membantu peserta didik mampu mengemukakan gagasan dan perasaan,
berpartisipasi dalam masyarakat, dan bahkan menemukan serta
menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
Bahasa merupakan alat berkomunikasi secara lisan dan tulis, untuk
memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, serta
sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan
budaya. Kemampuan berkomunikasi adalah kemampuan berwacana,
yakni kemampuan memahami atau menghasilkan kalimat lisan dan tulis.
Keterampilan berbahasa meliputi mendengarkan, berbicara, membaca
dan menulis yang dapat digunakan untuk menanggapi atau menciptakan
wacana dalam kehidupan bermasyarakat. Mata pelajaran Bahasa Inggris
merupakan mata pelajaran adaptif, yang bertujuan membekali peserta
didik kemampuan berkomunikasi bahasa Inggris dalam konteks material
komunikasi yang diperlukan bagi program keahliannya, baik yang bersifat
lisan maupun tulis. Di samping itu mata pelajaran Bahasa Inggris
membekali peserta didik kemampuan berkomunikasi dalam kehidupan
sehari-hari sesuai dengan tuntutan global, serta membekali peserta didik
untuk mengembangkan komunikasi ke taraf yang lebih tinggi.321

320
Observasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 14-23 November 2016
321 Badan Standar Nasional Pendidikan, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
SMK/MAK: Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Tahun 2006,
hal. 111.
231

12) Peta Lokasi Sekolah


SMK Negeri 2 Merangin terletak di Jln. Lintas Sumatera km. 11,
Mentawak, Kecamatan Nalo Tantan, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi
Berjarak 259 km dari Kampus UIN Sulthan Thaha Syaifuddin Telanaipura
Jambi. Perjalanan menempuh sekolah ini membutuhkan waktu sekitar 4
jam 59 menit dengan kendaraan bermotor.322 Peta lokasi sebagaimana
diakses dari Google Maps pada tanggal 22-03-2017 ditampilkan pada
gambar berikut ini.323

Gambar 32. Peta lokasi SMK Negeri 2 Merangin.

2. Manajemen Bengkel SMK Provinsi Jambi


Manajemen adalah usaha yang dilakukan secara bersama-sama
untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen. Fungsi manajemen yang

322
Observasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 14-23 November 2016
323 Google Maps, Petunjuk Arah (Diakses 22-03-2017).
232

dimaksud adalah planning (perencanaan), organizing


(pengorganisasian), actuating (pelaksanaan), dan controlling
(pengawasan). Sedangkan bengkel adalah tempat untuk merawat,
memperbaiki dan memelihara kendaraan bermotor, mesin atau peralatan.
Namun di sisi lain bengkel adalah laboratorium sebagai tempat untuk
praktik kerja pada satuan pendidikan. SMK teknologi dan rekayasa
mempunyai bengkel untuk tempat praktik kerja para siswa-siswi yang
belajar di sekolah tersebut. Bengkel kerja sebagai laboratorium
merupakan fasilitas yang sangat penting dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran di sekolah. Hal ini dikarenakan bahwa bengkel/laboratorium
sebagai sarana dan tempat dalam pengembangan kompetensi siswa,
sehingga diperlukan upaya untuk mempersiapkan sarana dan prasarana
bengkel yang baik. Upaya yang dilakukan adalah melalui perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian yang baik terhadap
bengkel kerja.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pada Bab VII
Pasal 42 Ayat 2 dikemukakan bahwa :

“Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi


lahan ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang
pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang
laboratorium, ruang bengkel kerja, tempat berolahraga, tempat
beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi dan ruang/tempat lain
yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang
teratur dan berkalanjutan.”

Peraturan tersebut di atas mewajibkan setiap satuan pendidikan


memiliki ruang bengkel kerja disamping prasarana lain yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Ruang bengkel kerja biasanya terdapat pada Sekolah Menengah
Kejuruan untuk melaksanakan praktik kerja guna pengembangan
kompetensi siswa.
a) Perencanaan (Planning)
233

Perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang harus


dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan.
Perencanaan mencakup kegiatan pengambilan keputusan, karena
termasuk dalam pemilihan alternatif-alternatif keputusan. Di dalam
perencanaan diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan
melihat ke depan guna merumuskan suatu pola dari himpunan
tindakan untuk masa mendatang. Perencanaan diawali dengan langkah
persiapan dilanjutkan dengan kegiatan sistematis yang telah ditentukan
kapan, bagaimana dan siapa yang akan melakukan pekerjaan
tertentu. Oleh karena itu perencanaan mempertimbangkan sumber daya
yang tersedia pada organisasi sehingga membentuk koordinasi, kontribusi
dan penyesuaian yang efektif, efisien dan sempurna. Perencanaan dalam
manajemen bengkel SMK merupakan kegiatan untuk mempersiapkan
sarana dan prasarana bengkel kerja agar sesuai dengan standar nasional
mengacu pada Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008 guna mendukung
pengembangan kompetensi siswa sehubungan dengan kecakapan praktik
kerja siswa.

1) Perencanaan strategis
Perencanaan strategis bergantung pada visi, misi dan tujuan
bengkel kerja sedangkan perencanaan jangka panjang, menengah dan
pendek disusun berdasarkan perencanaan strategis.

(a) Visi
Visi menggambarkan kondisi masa depan yang diwujudkan melalui
pelaksanaan sejumlah misi. Visi organisasi sangat bergantung kepada
pemimpin, bila pemimpin memiliki komitmen yang tinggi terhadap
organisasi, maka segala bentuk kegiatan yang direncanakan sebelumnya
dapat direalisasikan dengan menentukan siapa pelaksana, mengapa
harus melaksanakan, mengapa hal itu penting, bagaimana
merealisasikan janji dan pedoman perilaku yang mengatur, serta
234

bagaimana berbuat. Visi dalam perencanaan dapat dilihat pada visi


bengkel SMK Provinsi Jambi dalam hal ini SMK Negeri 1 Muaro Jambi,
SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur dan SMK Negeri 2 Merangin. Visi
bengkel SMK Negeri 1 Muaro Jambi tidak ditemukan di lapangan, berikut
wawancara kepada ketua program yang mengatakan:
“Saya baru menjabat sehingga belum sempat untuk mengarah
pada visi, misi dan tujuan bengkel kerja atau program keahlian.”324

SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur sama halnya dengan SMK


Negeri 1 Muaro Jambi belum mempunyai visi bengkel kerja. Ketua
program mengatakan melalui wawancara:

“Kita memang belum merumuskan visi, misi dan tujuan program


keahlian, perencanaan yang ada berdasarkan pengajuan dari guru
praktik.”325

Perencanaan SMK Negeri 2 Merangin lebih baik dibandingkan


kedua SMK Negeri di atas dimana sekolah ini telah mempunyai visi
bengkel mengacu pada visi program keahlian teknik kendaraan ringan
yang dibuat berdasarkan perencanaan yang telah disusun sebelumnya.
Adapun visi program keahlian teknik kendaraan ringan SMK Negeri 2
Merangin adalah:

“Membangun karakter mulia serta membentuk kompetensi yang


handal.”

(b) Misi
Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh
organisasi dalam usahanya mewujudkan visi. Dalam operasionalnya,
orang berpedoman pada pernyataan misi yang telah ditentukan
sebelumnya. Misi SMK Provinsi Jambi sebagaimana misi dalam SMK

324 Wawancara dengan Bapak BS Ketua Program TKR SMK Negeri 1 Muaro Jambi,
tanggal 28 Oktober 2016.
325 Wawancara dengan Bapak SC Ketua Program TKR SMK Negeri 1 Tanjung Jabung

Timur, tanggal 3 November 2016.


235

Negeri 1 Muaro Jambi, SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur dan SMK
Negeri 2 Merangin merupakan pernyataan yang telah ditentukan untuk
dikerjakan dalam mewujudkan visi dari SMK tersebut. Pernyataan
misi merupakan sebuah pernyataan yang digunakan sebagai cara untuk
mengomunikasikan tujuan dari sebuah organisasi. Walaupun sering tidak
berubah dalam jangka waktu yang lama, sebuah organisasi tidak lazim
memperbarui pernyataan misi mereka dan umumnya terjadi ketika sebuah
organisasi berkembang. Pernyataan misi biasanya ringkas dan pernyataan
sederhana yang menunjukkan ikhtisar apa tujuan organisasi tersebut dan
di sektor manakah organisasi tersebut bekerja.326
Dalam hal pencapaian suatu tujuan di perlukan suatu perencanaan
dan tindakan nyata untuk dapat mewujudkannya, secara umum bisa di
katakan bahwa Visi dan Misi adalah suatu konsep perencanaan yang di
sertai dengan tindakan sesuai dengan apa yang di rencanakan untuk
mencapai suatu tujuan. Misi bengkel SMK Negeri 1 Muaro Jambi
sebagaimana visinya belum ada pada sekolah ini. Perencanaan bengkel
kerja yang telah dibuat oleh manajemen membutuhkan perbaikan untuk
mempersiapkan bengkel kerja sesuai dengan standar nasional. 327
Begitu pula misi bengkel kerja program keahlian teknik kendaraan
ringan SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur tidak ditemukan di lapangan.
Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh suatu
Organisasi untuk mewujudkan Visi. Misi Organisasi adalah tujuan dan
alasan mengapa organisasi itu ada. Misi juga akan memberikan arah
sekaligus batasan proses pencapaian tujuan. Misi adalah sesuatu yang
harus dilaksanakan oleh organisasi agar tujuan organisasi dapat
terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan pernyataan misi tersebut,
diharapkan seluruh pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat

326 Wikipedia,Pernyataan Misi, https://id.wikipedia.org/wiki/Pernyataan_misi (DIakses 30-


03-2017).
327
Observasi di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 20-28 Oktober 2016.
236

mengenal organisasi dan mengetahui peran dan program-programnya


serta hasil yang akan diperoleh dimasa mendatang.328
Misi adalah langkah-langkah untuk mencapai tujuan utama (visi)
dari organisasi, perusahaan, atau lembaga. Misi bengkel kerja
sebagaimana misi program keahlian teknik kendaraan ringan SMK
Negeri 2 Merangin yang terdapat pada dinding bengkel kerja tertulis
sebagai berikut:329

“Teknik kendaraan ringan adalah paket keahlian yang


mengajarkan/mendidik para siswanya menjadi teknisi/mekanik
yang berkarakter mulia dan memiliki kemampuan/keahlian handal
dalam bidang otomotif.”

(c) Tujuan
Tujuan dari sebuah organisasi sangat mempengaruhi kinerja dari
organisasi itu sendiri dalam pengembangan sebuah organisasi. Tujuan
dari setiap organisasi sangat penting, karena dengan hal tersebut, bisa
menjadi semangat kerja, dan rasa bertanggungjawab, komitmen dan
motivasi dari setiap anggota dalam sebuah kelompok. Tujuan bengkel
kerja program keahlian teknik kendaraan ringan SMK Negeri 1 Muaro
Jambi dan SMK negeri 1 Tanjung Jabung Timur tidak ditemukan di
lapangan. Oleh karena itu, perencanaan mengacu pada tujuan sekolah
kedua SMK Negeri di atas.
Secara umum tujuan organisasi merupakan keadaan atau tujuan
yang ingin dicapai oleh organisasi di waktu yang akan datang melalui
kegiatan organisasi. Untuk mencapai tujuan dalam organisasi, pelaku
(orang) dalam organisasi diharapkan untuk mendesain ataupun mengelola
organisasinya sebaik mungkin agar organisasi dapat berjalan
sebagaimana yang diharapkan.

328
Observasi di SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 03-10 November 2016.
329 Dokumentasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 14-23 November 2016
237

SMK Negeri 2 Merangin mempunyai bengkel kerja dengan tujuan


yang mengacu pada tujuan program keahlian teknik kendaraan ringan
sebagaimana berikut:330

“Tujuan program keahlian teknik kendaraan ringan adalah


membekali peserta didik dengan ketrampilan, pengetahuan dan
sikap agar kompeten:
1. Menghasilkan lulusan yang kompeten di bidang teknik
kendaraan ringan dan memiliki kemampuan manajerial serta
menganalisa permasalahan berdasarkan konsep yang dimiliki.
2. Menyelenggarakan pendidikan teknologi otomotif umumnya
dengan fokus keahlian di bidang teknik kendaraan ringan yaitu:
a. Perawatan dan perbaikan engine teknik kendaraan ringan.
b. Perawatan dan perbaikan chasis dan suspensi teknik
kendaraan ringan.
c. Perawatan dan perbaikan sistem kelistrikan teknik kendaraan
ringan.
3. Memberikan kurikulum yang sesuai dengan kondisi Dunia Usaha
dan Dunia Industri (DUDI).”

2) Rencana Kerja
Rencana Kerja Sekolah (RKS) merupakan sebuah proses
perencanaan atas semua hal dengan baik dan teliti untuk mencapai
tujuan pendidikan. Dengan tujuan agar sekolah dapat menyesuaikan
dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, sosial budaya masyarakat,
potensi sekolah dan kebutuhan peserta didik. RKS (Rencana Kerja
Sekolah) disusun sebagai pedoman kerja dalam pengembangan sekolah,
dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
pengembangan sekolah, dan sebagai bahan acuan untuk mengidentifikasi
serta mengajukan sumber daya yang diperlukan. Penyusunan RKS
mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, Permendiknas Nomor 19 Tahun

330 Dokumentasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 14-23 November 2016


238

2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan dan Rencana Strategis


Departemen Pendidikan Nasional 2005 – 2009.
Rencana kerja sekolah terdiri dari Rencana Kerja Jangka
Menengah (RKJM) dan Rencana Kerja Tahunan (Rencana Kerja Jangka
Pendek). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menjelaskan bahwa:
• Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) menggambarkan tujuan
yang akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun yang berkaitan
dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan komponen
yang mendukung peningkatan mutu lulusan.
• Rencana Kerja Tahunan yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan
dan Anggaran Sekolah (RKAS) dilaksanakan berdasarkan rencana
kerja jangka menengah.
Rencana kerja sekolah disusun mengacu pada mutu lulusan dari
SMK yang ingin dicapai. Penyusunannya berdasarkan Standar Nasional
Pendidikan (SNP) yang terdiri dari 8 komponen yaitu standar kompetensi
lulusan, standar isi, standar proses, standar pendidikan dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan pendidikan dan standar penilaian pendidikan.
Rencana kerja jangka menengah menginformasikan tentang kondisi saat
ini dan kondisi 4 tahun ke depan yang akan dicapai tentang standar
nasional pendidikan pada SMK terkait, namun untuk program keahlian
harus disesuaikan dan spesifik pada bidang keahlian yang akan dicapai
dalam 4 tahun ke depan. Dalam penelitian ini, rencana kerja program
keahlian teknik kendaraan ringan khusus mengenai standar sarana dan
prasarana bengkel kerja.331

331
Observasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 14-23 November 2016
239

Rencana kerja jangka menengah yang ada hanya pada program


keahlian teknik kendaraan ringan pada SMK Negeri 1 Tanjung Jabung
Timur yaitu sebagaimana berikut.332
• Pengadaan 2 unit power steering trainer. Alat sangat dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan UKK dengan standar minimal, dimana selama ini
jurusan tidak sama sekali melakukan kegiatan UKK menggunakan
kendaraan yang dapat bergerak.
• Pengadaan 2 unit ring compresor 3 inch/4 inch. Alat ini dibutuhkan saat
melaksanakan praktik overhaul kendaraan dan sampai saat ini jurusan
belum punya.
• Pengadaan 1 unit engine crane 2 ton. Alat ini difungsikan untuk
memindahkan/mengangkat mesin dari kendaraan/mobil juga belum
punya.
• Pengadaan 1 unit front well alignment. Alat ini digunakan untuk
pekerjaan chasis kendaraan dan sampai saat ini juga belum punya.
• Pengadaan 1 unit injector tester. Alat ini untuk memperbaiki nozel dan
pompa injeksi engine diesel dalam praktek sistem bahan bakar diesel
dan sampai sekarang jurusan belum punya.
• Pengadaan 1 unit charging system. Untuk praktik pengisian baterai
kendaraan, pemahaman siklus kerja sistem pengisian pada siswa.
Juga belum punya.
• Pengadaan 1 unit ignition system. Untuk praktik sistem pengapian
kendaraan, pemahaman siklus kerjs sistem pengapian kendaraan pada
siswa. Juga belum punya.
• Pengadaan 1 unit starting system. Untuk praktik sistem starting
kendaraan, pemahaman siklus kerja sistem starting kendaraan pada
siswa. Juga belum punya.

332 Dokumentasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 14-23 November 2016.


240

• Pengadaan 1 unit engine catting 2 tak. Untuk praktik pemahaman


siklus kerja enngine 2T, sebelum memasuki kegiatan praktik
kompetensi lain. Juga belum punya.
• Pengadaan 1 unit engine catting 4T. Untuk praktik pemahaman siklus
kerja enngine 4T, sebelum memasuki kegiatan praktik kompetensi lain.
Juga belum punya.

Rencana kerja tahunan biasa di sekolah disebut program kerja yaitu


sebuah perwujudan dari komitmen dalam sebuah organisasi untuk
mewujudkan visi dan misi bersama. Pengertian program kerja
atau agenda kegiatan dapat diartikan sebagai suatu rencana kegiatan
organisasi yang dibuat untuk jangka waktu tertentu yang sudah disepakati
oleh pengrus organisasi. Program kerja harus dibuat sistematis, terpadu
dan terarah. Karena program kerja dalam organisasi menjadi pegangan
anggota atau unit-unit di dalamnya untuk mewujudkan tujuan dan kegiatan
rutin organisasi. Perencanaan program kerja merupakan salah satu bentuk
praktek manajemen sebagai penyumbang efektivitas organisasi, karena
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan dalam mengatur dan
mengendalikan organisasi sangat berpengaruh bagi pencapaian tujuan.
Perencanaan terhadap program kerja yang jelas merupakan wujud dari
kebijakan dan praktek manajemen yang dapat mempengaruhi efektivitas
organisasi.
Program kerja dalam organisasi adalah kewajiban pengurus, yang
nantinya akan dijalankan oleh organisasi dalam jangka waktu sesuai yang
sudah ditetapkan. Namun pengurus bengkel kerja SMK Negeri 1 Muaro
Jambi masih belum menunaikan kewajiban tersebut sehingga program
kerja pada kedua sekolah belum terpampang pada dinding bengkel kerja.
Hasil wawancara perihal ini, ketua program SMK Negeri 1 Muaro Jambi
mengatakan:
241

“Program kerja sudah kita buat namun belum kita tempelkan ke


dinding bengkel kerja.”333

Rencana kerja tahunan atau perencanaan kerja jangka pendek


program keahlian teknik kendaraan ringan SMK Negeri 1 Tanjung Jabung
Timur sebagaimana berikut: 334
• Pengadaan 5 unit engine stand trainer Toyota Kijang 7K gasoline.
Sejak Tahun Pelajaran 2008-2009 dengan dibuka jurusan TKR di SMK
negeri 1 Tanjung Jabung Timur jumlah siswanya meningkat sementara
sarana praktik engine stand gasoline hingga tahun 2015 jurusan hanya
memiliki 1 unit dan dimana rombel berjumlah 5 rombel dengan jumlah
siswa 120 siswa.
• Pengadaan 5 unit diesel, engine stand Isuzu Phanter. Sejak Tahun
Pelajaran 2008-2009 dengan dibuka jurusan TKR di SMK negeri 1
Tanjung Jabung Timur jumlah siswanya meningkat sementara sarana
praktik engine stand gasoline hingga tahun 2015 jurusan hanya
memiliki 1 unit dan dimana rombel berjumlah 5 rombel dengan jumlah
siswa 120 siswa.
• Pengadaan 2 unit car training 7K/kendaraan Toyota Kijang pick-up
tahun 2003. Untuk memenuhi kebutuhan UKK dengan standar minimal,
dimana selama ini jurusan tidak sama seklai melakukan kegiatan UKK
menggunakan kendaraan yang dapat bergerak.
Dalam membuat program kerja organisasi, seluruh pelaku
organisasi haruslah terlibat secara aktif. Dari membuat analisa kondisi dan
sumber daya organisasi hingga pada penetapan program yang tepat bagi
organisasi pada satu periodesasi kepemimpinan. Dengan melakukan
analisis kebutuhan dan penyusunan program secara bersama-sama, maka
pada saat pelaksanaan program tersebut, kendala dari internal organisasi
333 Wawancara dengan Bapak BR Ketua Program TKR SMK Negeri 1 Muaro Jambi,
tanggal 28 Oktober 2016.
334 Dokumentasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 14-23 November 2016.
242

dapat diminimalisir. Selain itu, seluruh pelaku organisasi akan mampu


mengeksekusi program tersebut dengan baik, dikarenakan merekalah
yang merencanakan dan memahami secara benar indikator dari
keberhasilan program tersebut.
Berbeda dari kedua SMK di atas, SMK Negeri 2 Merangin telah
mempunyai program kerja, namun program kerja yang ada tidak up-date
dan program kerja yang ada Tahun Pelajaran 2013/2014. Berikut
ditampilkan program kerja bengkel kerja SMK Negeri 2 Merangin. 335

Tabel 39. Program kerja program kompetensi keahlian Teknik


Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Merangin.

2013 2014
No. Program
Jul Agu Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

1 PSB tahun 2012/2013

2 MOS

3 Membuat program kerja tahunan

4 RAB kebutuhan alat dan bahan

5 Pengadaan alat dan bahan

6 Penyusunan perangkat PBM


7 Membuat tata tertib lab.
Computer
8 Pertemuan wali murid baru dan
komite
9 Menginventarisasi peralatan lab.

10 Perawatan peralatan lab.

11 MOU dengan DU/DI


12 Melaksanakan pengembangan
lab.
13 Pembekalan praktek industry

14 Pemberangkatan praktek DU/DI


15 Study banding ke SMK luar
kabupaten
16 Study tour guru dan siswa

17 KBM

- Pelaksanaan KBM

- Ujian mid semester gasal

- Ujian semester gasal

- Ujian mid semester genap

- Ujian semester genap


18 Evaluasi dan supervise guru
kegiatan akhir tahun

335 Dokumentasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 14-23 November 2016


243

2013 2014
No. Program
Jul Agu Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

- Pelajaran tambahan kelas XII

- Pertemuan wali murid kelas XII

- Ujian kompetensi keahlian

- Ujian sekolah

- Ujian nasional

19 Persiapan lomba

20 Lomba akademis, non akademis

21 Perpisahan kelas XII

Seringkali program kerja dibuat hanya dengan cara melakukan


plagiasi atau replikasi program-program yang sudah dilakukan pada
periode sebelumnya. Hal ini tidak sepenuhnya salah, akan tetapi jika
mengesampingkan kegiatan analisa terhadap sumber-sumber daya
organisasi, maka plagiasi dan replikasi program akan membuat bengkel
kerja tidak berkembang dan bergerak ditempat. Program kerja haruslah
memperhatikan capaian dan kondisi bengkel kerja, sehingga ada
keberlanjutan program dalam menjawab capaian visi program keahlian.
Tujuan dari program kerja adalah untuk mencapai visi dan misi yang sudah
ditetapkan, menjawab kebutuhan organisasi dan bekerja sistematis. Disisi
lain manfaat dari program kerja adalah pengurus akan memiliki semangat
kebersamaan dalam melaksanakan aktivitas organisasi. Karena ada
perasaan bersama dalam menganalisis dan merencanakan program
tersebut. Dengan demikian program tersebut menjadi program bersama
dan bukan hanya pimpinan. Dengan adanya program kerja pengurus akan
memiliki tanggung jawab yang besar dalam mewujudkan capaian dari
program kerja. Karena dengan melaksanakan tanggung jawab tersebut,
maka capaian dari visi organisasi juga akan terwujud.
Berdasarkan uraian panjang lebar tentang perencanaan strategis,
visi, misi, tujuan dan program kerja dari bengkel kerja program keahlian
teknik kendaraan ringan ketiga SMK di Provinsi Jambi di atas, berikut hasil
wawancara kepada kepala sekolah perihal mengapa perencanaan yang
dibuat tidak mengacu pada Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008 yang
244

telah mewajibkan sarana dan prasarana SMK sesuai dengan standar


sarana dan prasarana yang telah ditetapkan.

• Wawancara kepada kepala sekolah SMK Negeri 1 Muaro Jambi:


“Kami membangun berdasarkan dana yang diberikan oleh
pemerintah dan kita sudah banyak mengajukan proposal namun
belum ada realisasi. Jadi kendala utama ketidaksinambungan
perencanaan kita dengan Permendiknas nomor 40 tahun 2008
terletak pada pendanaan. Usaha yang telah kita lakukan untuk
menmangun sekolah khususnya program keahlian teknik kendaraan
ringan adalah membangun gedung baru untuk bengkel kerja yang
sebelumnya siswa praktik gabung dengan jurusan permesinan
dalam satu bengkel kerja permesinan. Satu hal yang sangat penting
adalah kami tidak sepenuhnya mengetahui tentang permendiknas
nomor 40 tahun 2008 tersebut. Pernah disosialisasikan oleh dinas
namun belum ada realisasi dan tidak disosialiasikan ke bawah. “336

• Wawancara kepada kepala sekolah SMK Negeri 1 Tanjung Jabung


Timur:
“Pendanaan adalah kendala utama dalam setiap menyusun
perencanaan ke depan. Pembangunan yang ada selama ini
berdasarkan dana yang tersedia dari pemerintah. Perihal sarana
dan prasarana sekolah yang lengkap sesuai standar nasional atau
internasional sekalipun, sekolah mana yang tidak menghendaki?.
Tentang Permendiknas nomor 40 tahun 2008 sendiri, kami
sepenuhnya tidak tahu tentang Permendiknas tersebut karena tidak
ada sosialisasi dari dinas kepada kami. Yang pernah dilakukan
adalah kami dipanggil ke dinas untuk pemberitahuan tentang dana-
dana bantuan pembangunan sekolah.”337

• Wawancara kepada kepala sekolah SMK Negeri 2 Merangin:


“Program kerja yang kita susun berdasarkan kemampuan
pelaksanaan yang ada terutama pendanaan, biasanya kita susun
sesuai pengalaman yang terjadi selama ini. Sarana dan prasarana
yang sudah ada dibangun dengan dana berasal dari pemerintah.
Sebahagian atas pengajuan dari kami dan sebahagian lain
merupakan bantuan dari pemerintah yang dananya sudah ada.
Problema yang ada dalam perencanaan adalah sangat jelas yaitu

336 Wawancara dengan Bapak BR Kepala SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 27
Oktober
2016.
337 Wawancara dengan Bapak JE Kepala SMK Negeri 1 Tanjung Jabung, tanggal 04

November 2016.
245

pendanaan, kita punya keinginan namun pusing memikirkan


dananya dari mana. Perihal Permendiknas nomor 40 tahun 2008,
kami tidak tahu tentang Permendiknas itu. Dinas tidak ada
mensosialisasikan kepada kami.”338

Suatu yang sangat disayangkan, dimana keberadaan


Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008 menghendaki SMK mampu menjadi
lembaga pendidikan yang mempunyai sarana dan prasarana yang
bermutu sesuai kebutuhan pembelajaran kurikulum yang berlaku. Dan
SMK mampu menjadi lembaga yang menghasilkan lulusan sesuai Standar
Kompetensi Lulusan sebagaimana yang diharapkan pendidikan nasional.
Namun perencanaan ketiga SMK Negeri di Provinsi Jambi tersebut
disusun belum mengacu pada Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008
secara keseluruhan.

b) Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan,
menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan
tugas-tugas pokok, wewenang dan pendelegasian wewenang oleh
pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses akan membuat suatu
organisasi dapat mencapai tujuananya. Proses ini akan tercermin pada
struktur organisasi, yang mencakup aspek-aspek penting organisasi yang
mencakup: pembagian kerja, pembagian bagian-bagian satuan kerja,
bagan organisasi dan garis perintah atau koordinasi.

1) Struktur organisasi
Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan
perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi,
bagian-bagian atau posisi, maupun orang-orang yang menunjukkan
kedudukkan, tugas, wewenang dan tanggungjawab yang berbeda-beda

338 Wawancara dengan Bapak ZH Kepala SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 22 November
2016.
246

dalam suatu organisasi. Struktur organisasi bengkel kerja SMK Negeri 1


Muaro Jambi ditampilkan pada gambar berikut: 339

Gambar 33. Bagan struktur organisasi bengkel kerja SMK Negeri 1


Muaro Jambi.

Bilamana diperhatikan struktur organisasi di atas sangatlah


sederhana, kepala sekolah berada pada tampuk pimpinan membawahi
ketua program teknik kendaraan ringan yang didampingi sekretaris dan
bendahara. Ketua program membawahi 2 pimpinan bagian yaitu kepala
unit produksi dan kepala bengkel dan sekaligus membawahi tenaga
pengajar yang mengajar di kelas dan di bengkel kerja.340
Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi dasar dalam
manajemen untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Pengorganisasian ini
berkaitan dengan pengelompokan kegiatan, pengaturan orang maupun
sumber daya lainnya dan mendelegasikannya kepada individu ataupun
unit tertentu untuk menjalankannya sehingga diperlukan penyusunan
struktur organisasi yang memperjelas fungsi-fungsi setiap bagian dan sifat
hubungan antara bagian-bagian tersebut. Struktur organisasi bengkel

339 Dokumentasi di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 20-28 Oktober 2016.
340 Observasi di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 20-28 Oktober 2016.
247

kerja SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur ditampilkan pada gambar


berikut.341

Gambar 34. Bagan struktur organisasi bengkel kerja SMK Negeri 1


Tanjung Jabung Timur.

Menilik struktur organisasi di atas sangat berbeda dengan struktur


organisasi bengkel kerja SMK Negeri 1 Muaro Jambi. Tampuk pimpinan
sebagai penanggungjawab jurusan otomotif (teknik kendaraan ringan)
dipegang oleh ketua program keahlian jurusan otomotif didampingi
sekretaris dan bendahara. Ketua program membawahi litbang jurusan
otomotif, kepala bengkel jurusan otomotif dan unit produksi jurusan
otomotif. Ada 2 jalur hubungan, yaitu garis komando/perintah dan garis
koordinasi/kerjasama. Guru produktif jurusan otomotif berada dibawah
litbang jurusan otomotif dan kepala bengkel jurusan otomotif dan
membawahi toolman jurusan otomotif. Toolman jurusan otomotif
membawahi guru, karyawan dan siswa.342
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara
tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan

341 Dokumentasi di SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 03-10 November 2016.
342 Observasi di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 20-28 Oktober 2016.
248

dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang di


harapakan dan di inginkan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan
jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain
dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur
organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa
melapor kepada siapa, jadi ada satu pertanggung jawaban apa yang akan
dikerjakan. SMK 2 Merangin mempunyai struktur organisasi bengkel kerja
yang berbeda dari kedua SMK di atas. Struktur organisasi bengkel kerja
program keahlian teknik kendaraan ringan SMK 2 Merangin ditampilkan
pada gambar di bawah ini.343

Gambar 35. Bagan struktur organisasi bengkel kerja SMK Negeri 2


Merangin.

343 Dokumentasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 14-28 November 2016.


249

Tampak struktur organisasi bengkel kerja program keahlian teknik


kendaraan ringan SMK Negeri 2 Merangin di atas sangat sederhana
sekali. Kepala sekolah sebagai penanggungjawab organisasi membawahi
kepala program teknik kendaraan ringan. Dan kepala program membawahi
kepala unit produksi teknik kendaraan ringan. Pada struktur organisasi ini
tidak ada kepala bengkel karena bengkel langsung dikelola oleh unit
produksi. Kepala unit produksi teknik kendaraan ringan didampingi
sekretaris dan bendahara dan membawahi langsung unit usaha/jasa. Unit
usaha/jasa membawahi siswa SMK Negeri 2 Merangin. 344 Salah satu
bagian penting organisasi adalah pengelompokkan informal dan
hubungan-hubungan pribadi yang dapat lebih berpengaruh dibanding
dengan hubungan formal seperti yang ditunjukkan bagan organisasi.
Pengorganisasian di maksudkan agar masing-masing unit menyadari
kedudukan, fungsi, wewenang dan tanggung jawabnya. Mereka bersatu
dalam satu wadah bersama untuk bekerja sama, demi mencapai tujuan
yang telah di tetapkan.
Berikut hasil wawancara kepada ketua program ketiga SMK di
Provinsi Jambi di atas perihal keberadaan organisasi bengkel kerja apakah
membutuhkan perubahan atas struktur organisasi yang ada untuk
menyesuaikan sarana dan prasarana yang dimiliki dengan Permendiknas
Nomor 40 Tahun 2008.
• Wawancara kepada ketua program SMK Negeri 1 Muaro Jambi:
“Program keahlian teknik kendaraan ringan kekurangan guru
produktif oleh karena itu struktur organisasi yang ada tidak perlu
dirubah.”345

• Wawancara kepada ketua program SMK Negeri 1 Tanjung Jabung


Timur:
“Kita sudah memaksimalkan penempatan jabatan kepada guru yang
mempunyai kompetensi di bidangnya, entah ke depan, bisa saja
ada perubahan bergantung situasi dan kondisi.”346
344 Observasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 14-23 November 2016
345 Wawancara dengan Bapak BS Ketua Program TKR SMK Negeri 1 Muaro Jambi,
tanggal 28 Oktober 2016.
250

• Wawancara kepada ketua program SMK Negeri 2 Merangin:


“Dalam waktu dekat nampaknya kita tidak melakukan perubahan
struktur organisasi namun ke depan kita tidak tahu, bisa saja
perubahan terjadi.”347

2) Uraian pekerjaan (Job description)


Jabatan merupakan unit dasar dari struktur organisasi yang
membangun organisasi. Semua jabatan harus dikombinasikan untuk
mencapai tujuan, sehingga jabatan harus berhubungan dengan individu
dan organisasi sebagai pemilik. Uraian pekerjaan adalah suatu catatan
yang sistematis tentang tugas, wewenang dan tanggung jawab suatu
jabatan tertentu, yang didefinisikan berdasarkan fakta-fakta yang
ada. Uraian pekerjaan harus dapat menjelaskan dan berfokus pada
pekerjaan itu sendiri dan bukan kepada personil yang mengisi pekerjaan
tersebut. Sekali lagi, uraian pekerjaan bukan berfokus kepada personil
yang mengisi pekerjaan tersebut. Penyusunan uraian pekerjaan ini sangat
penting, terutama untuk menghindarkan terjadinya perbedaan pengertian
sehingga dapat menghindari pekerjaan rangkap, serta untuk mengetahui
batas-batas tanggungjawab dan wewenang masing-masing jabatan.
Banyak uraian pekerjaan dari keseluruhan jabatan yang ada pada
struktur organisasi ketiga SMK di Provinsi Jambi. Namun yang
berhubungan langsung dan mengerti tentang aktivitas bengkel kerja
adalah ketua program. Ketua program yang mengetahui secara detail
bagaimana operasional dan manajemen bengkel yang terjadi selama ini.
Oleh karena itu, uraian pekerjaan yang perlu ditampilkan adalah uraian
pekerjaan ketua program untuk mengetahui tugas, wewenang dan
tangungjawab yang dibebankan kepadanya.
• Uraian pekerjaan ketua program SMK Negeri 1 Muaro Jambi
sebagaimana berikut:348
346 Wawancara dengan Bapak SC Ketua Program TKR SMK Negeri 1 Tanjung Jabung
Timur, tanggal 3 November 2016.
347 Wawancara dengan Bapak SW Ketua Program TKR SMK Negeri 2 Merangin, tanggal

23 November 2016.
251

“Ketua Program:
1. Merencanakan, menyusun, melaksanakan, mengawasi dan
mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang ada di program keahlian
setiap semester dan selama tahun diklat berjalan.
2. Melaksanakan koordinasi dengan kepala sekolah.
3. Mengatur pembagian kerja anggota team dan memotivasi
kerjasama team.
4. Melaksanakan koordinasi secara teknis dengan semua anggota
team dalam pelaksanaan kegiatan.
5. Memimpin rapat persiapan/perencanaan, rapat koordinasi, rapat
evaluasi setelah pelaksanaan kegiatan.
6. Mengkoordinasi permasalahan/informasi penting lainnya ke kepala
sekolah.
7. Aktif memantau kinerja anggota team, memberikan arahan jika
perlu.
8. Mengatur strategi kerja agar kinerja team dapat berjalan efektif dan
efisien.
9. Merencanakan, mengetahui, melaksanakan supervise terhadap
pengelolaan keuangan program administrasi dan teknis
pelaksanaan team.”

• Uraian pekerjaan ketua program SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur


sebagaimana berikut:349

“Tugas Ketua Program:


1. Menyusun program kerja sesuai kebijakan mutu dan sasaran mutu.
2. Mengikuti rapat tinjauan manajemen.
3. Melaksanakan tindak lanjut hasil rapat tinjauan manajemen.
4. Melaksanakan program kerja.
5. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran di
program studi keahliannya.
6. Menindaklanjuti hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan
pembelajaran di program studi keahliannya.
7. Melaporkan dan mengkoordinasikan hasil monitoring dan evaluasi
pelaksanaan pembelajaran di program studi keahliannya dalam
rapat dinas tim manajemen.
8. Mewakili dana tau melaksanakan tugas kepala sekolah sesuai
bidangnnya.
9. Menganalisis kebutuhan tenaga pendidik di program keahliannya.

348 Dokumentasi di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 20-28 Oktober 2016.
349 Dokumentasi di SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 03-10 November 2016.
252

10. Mengkoordinir penyelenggaraan diklat (pembagian tugas mengajar,


jadwal pelajaran) di program keahliannya.
11. Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan evaluasi PBM di
program keahliannya.
12. Membimbing penyusunan perangkat pembelajaran (silabus, RPP,
validasi) di program keahliannya.
13. Menugaskan tenaga pendidik untuk menjadi pembimbing lomba
kompetensi siswa (LKS).
14. Melakukan seleksi terhadap siswa untuk dipilih menjadi peserta
LKS.

Wewenang Ketua Program:350


1. Mewajibkan setiap anggota tim program keahliannya untuk memiliki
dokumen kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya.
2. Mengkoordinir proses analisis kebutuhan pelanggan dan
mendeskripsikannya dalam program kerja yang harus dilaksanakan
oleh anggota tim kerja di program keahliannya.
3. Membuat dokumenkebijakan mutu dan sasaran mutu program studi
keahlian bersama-sama dengan anggota timnya.
4. Menyusun uraian tugas dan wewenang anggota tim di program
keahliannya agar mampu melaksanakan penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan.
5. Memanfaatkan berbagai sumber daya, jaringan lintas sektoral untuk
memenuhi kebutuhan fasilitas dalam pengelolaan dan
penyelenggaraan diklat di program keahliannya.
6. Penyelengaraan diklat di program studi keahlian sesuai dengan
tuntutan pasar kerja, standar kerja dan standar kompetensi.”

• Uraian pekerjaan ketua program SMK Negeri 2 Merangin sebagaimana


berikut:351

“Tugas Ketua Program:


1. Menyusun program kerja.
2. Mengkoordinir tugas guru dalam pembelajaran.
3. Mengkoordinir pengembangan bahan ajar.
4. Memetakan kebutuhan sumber daya untuk pembelajaran.
5. Memetakan dunia industri yang relevan.
6. Melaksanakan program praktik kerja industri.
7. Melaksanakan uji kompetensi.
8. Menginventarisasi fasilitas pembelajaran program keahlian.
9. Melaporkan ketercapaian program kerja.

350 Dokumentasi di SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 03-10 November 2016.
351 Dokumentasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 14-28 November 2016.
253

Wewenang Ketua Program:


1. Melakukan langkah-langkah efisien dan efektif guna kelancaran
pembelajaran di program keahlian.
2. Memberi masukan penilaian kinerja pendidik.
3. Memberi sanksi kepada siswa yang melanggar tata tertib.
4. Mengusulkan kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan.
5. Mengusulkan kebutuhan bahan dan peralatan pembelajaran.”

3) Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan adalah mengarahkan semua personal agar mau
bekerja untuk mencapai tujuan. Pelaksanaan manajemen bengkel kerja
terdiri dari perencanaan, pengadaan, inventarisaasi, pendistribusian,
penggunaan, pemeliharaan dan penghapusan.

(a) Perencanaan
Perencanaan dalam manajemen merupakan sebuah patokan untuk
mempermudah mencapai tujuan. Perencanaan sarana dan prasarana
bengkel kerja SMK Negeri 1 Muaro Jambi, SMK Negeri 1 Tanjung Jabung
Timur dan SMK Negeri 2 Merangin sama. Perencanaan diawali dengan
mengidentifikasi dan mencatat kebutuhan sarana dan prasarana bengkel
kerja oleh guru. Kebutuhan sarana dan prasarana kemudian diajukan
dengan cara membuat RAB (Rencana Anggaran Biaya) yang di dalamnya
berisi kebutuhan-kebutuhan bengkel kerja mulai dari kebutuhan ruangan,
peralatan dan bahan. Perencanaan sarana dan prasarana ini dibicarakan
dalam pertemuan koordinasi sekolah untuk menyusun program kerja. Hasil
pertemuan dituangkan dalam program kerja kompetensi keahlian teknik
kendaraan ringan.
Namun pada kondisi tertentu perencanaan dibuat berdasarkan
kebutuhan untuk peningkatan mutu bengkel kerja atau menyesuaikan
dengan kebijakan pemerintah dalam hal peningkatan mutu sekolah atau
standarisasi sekolah yang dibuat oleh kepala bengkel, ketua program atau
kepala sekolah. Di sisi lain perencanaan dibuat atas dasar kebutuhan
254

pada waktu tertentu atas dasar penambahan atau penggantian peralatan


atau bahan yang rusak atau habis pakai.
Perencanaan yang biasa dilakukan oleh guru adalah mengajukan
RAB kebutuhan peralatan dan bahan bengkel kerja selama satu periode
pembelajaran atau satu semester. Guru mengajukan RAB kepada ketua
program dan seleksi atas kebutuhan dalam RAB dilakukan oleh ketua
program. Ketua program menetapkan RAB melalui beberapa proses
administrasi yang dilakukan bersama guru yang mengajukan dan tenaga
administrasi program keahlian teknik kendaraan ringan. Pengajuan RAB
dilakukan ketua program kepada kepala sekolah.
Proses perencanaan tersebut di atas sebagaimana hasil
wawancara dengan guru bidang studi program keahlian teknik kendaraan
ringan SMK Negeri 1 Muaro Jambi sebagai berikut:

“Perencanaan bengkel kerja dimulai dari pengajuan kebutuhan


sarana dan prasarana dari guru kepada ketua program, kemudian
ketua program memprosesnya kepada kepala sekolah. Kebutuhan
sarana dan prasarana dibuat dalam RAB”352

Senada dengan pendapat tersebut kepala bengkel kerja SMK


Negeri 1 Tanjung Jabung Timur mengatakan dalam satu wawancara
sebagai berikut:

“Proses perencanaan yang pertama yaitu membuat RAB dari


masing-masing guru kemudian diseleksi oleh ketua program dan
kemudian diajukan kepada kepala sekolah. Kebutuhan sarana dan
prasarana biasanya menyesuaikan dengan kebutuhan bengkel
kerja pada satu semester atau satu tahun.”353

Proses perencanaan tersebut diatas didukung ketua program SMK


Negeri 2 Merangin dalam satu wawancara berikut:

352 Wawancara dengan guru AA TKR SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 27 Oktober
2016

353 Wawancara dengan Bapak SC Kepala Bengkel TKR SMK Negeri 1 Tanjung Jabung
Timur, tanggal 3 November 2016.
255

“Perencanaan itu dibuat berdasarkan kebutuhan yang


menyesuaikan dengan kondisi pembelajaran berlangsung dan
bengkel kerja. Biasanya perencanaan sesuai dengan kebutuhan
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).”354

Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Merangin mengemukakan dalam


satu wawancara tentang perencanaan sebagai berikut:
“Perencanaan bengkel kerja kita masukkan dalam program kerja
untuk program keahlian masing-masing. Perencanaan yang kita
buat menyesesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran dan
kebijakan pemerintah dalam peningkatan mutu dan standarisasi
sarana dan prasarana sekolah.”355

(b) Pengadaan
Proses pengadaan sarana dan prasarana bengkel kerja mengikuti
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 201 0 dan Peraturan Presiden
Nomor 35 Tahun 2011 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.
Bab I Pasal 1 Nomor 1 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
ditetapkan bahwa:

“Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut


dengan Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan untuk
memperoleh Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja
Perangkat Daerah/Institusi lainnya yang prosesnya dimulai dari
perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan
untuk memperoleh Barang/Jasa.”

Pengadaan sarana dan prasarana bengkel kerja dimulai dengan


proses administrasi dan verifikasi atas perencanaan kebutuhan bengkel
kerja. Proses administrasi dan verifikasi ini dilakukan oleh staf tata usaha
SMK kepada pihak-pihak yang terkait yaitu guru, kepala bengkel, ketua
program. kepala sekolah dan dinas pendidikan jika berupa bantuan.

354 Wawancara dengan Bapak SW Ketua Program TKR SMK Negeri 2 Merangin, tanggal
23 November 2016.
355 Wawancara dengan Bapak ZH Kepala SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 22 November

2016.
256

Selanjutnya adalah proses persetujuan pimpinan dan pembelian. Hasil


wawancara kepada Kepala Tata Usaha SMK Negeri 1 Muaro Jambi
tentang proses pengadaan sarana dan prasarana sebagaimana berikut:

“Untuk mengadakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan


sekolah, kita proses secara administrasi dan memverifikasi
kebutuhan kepada pihak terkait perihal kelayakan, kesesuaian,
waktu, kualitas, pendanaan, jumlah, harga, suplier dan lain-lain,
kemudian proses persetujuan dan pembelian.”356

Pengadaan sarana dan prasarana disesuaikan dengan waktu atau


time scedule, biasanya pengadaan pada saat awal tahun ajaran baru,
namun bisa saja pada waktu tertentu bergantung pada kondisi kebutuhan.
Sampai saat ini proses pengadaan sarana dan prasarana tidak mengalami
kendala selama kebutuhan sarana dan prasarana bengkel kerja sudah
direncanakan dan dana yang dibutuhkan tersedia.

(c) Inventarisasi
Inventarisasi sarana prasarana bengkel kerja SMK ini sama dengan
proses inventarisasi pada umumnya yaitu dilakukan setelah proses
pengadaan berlangsung. Dalam proses inventarisasi terdapat pihak yang
berperan yaitu staf tata usaha, guru praktik dibantu siswa, staf bengkel
kerja, staf ketua program dan kepala sekolah. Inventarisasi sarana dan
prasarana bengkel kerja adalah kegiatan pencatatan atau pendaftaran
barang-barang milik sekolah ke dalam suatu daftar inventaris barang
secara tertib dan teratur menurut ketentuan dan tata cara yang berlaku.
Barang inventaris sekolah adalah semua barang milik negara (yang
dikuasai sekolah) baik yang diadakan/dibeli melalui dana dari pemerintah,
DPP maupun diperoleh sebagai pertukaran, hadiah atau hibah serta hasil
usaha pembuatan sendiri di sekolah guna menunjang kelancaran proses

356 Wawancara dengan Bapak IP Kepala Tata Usaha SMK Negeri 1 Muaro Jambi,
tanggal
29 Oktober 2016.
257

belajar mengajar. Barang inventaris diberi penomoran sesuai dengan


nomor aset barang tersebut dalam daftar sarana dan prasarana sekolah.
Daftar inventarisasi sarana dan prasarana yang disusun lengkap,
teratur dan berkelanjutan memberikan manfaat, yakni: menyediakan data
dan informasi untuk menentukan kebutuhan dan menyusun rencana
kebutuhan sarana dan prasarana, dijadikan bahan/pedoman dalam
pengarahan pengadaan sarana dan prasarana, untuk dijadikan
bahan/pedoman dalam pendistribusian sarana dan prasarana, untuk
menentukan keadaan sarana dan prasarana sebagai dasar untuk
menetapkan penghapusannya dan memudahkan pengawasan dan
pengendalian sarana dan prasarana. Pendapat tersebut sebagaimana
wawancara kepada Ketua Program SMK Negeri 2 Merangin sebagai
berikut:
“Inventarisasi sangat penting bagi kita untuk mengetahui kondisi
sarana dan prasarana yang dibutuhkan dan mengawasi
keberadaanya. Data yang ada dalam inventarisasi sangat berguna
bagi kita untuk memutuskan mana sarana dan prasarana yang
harus ditambah, diganti atau dihapus.”357

(d) Penggunaan
Hasil observasi selama penelitian di lapangan mengenai
penggunaan sarana prasarana bengkel kerja SMK di Provinsi Jambi pada
dasarnya sudah maksimal. Penggunaan ruang, peralatan dan bahan
disesuaikan dengan jadwal praktik, jumlah siswa dan materi praktik kerja.
Berikut wawancara dengan kepala bengkel SMK Negeri 1 Muaro Jambi.
“Pemakaian bengkel kerja sudah diatur oleh ketua program
berdasarkan kurikulum agar tidak terjadi bentrok antar kelas dalam
pelaksanaan praktik kerja..”358

Hal senada dikatakan oleh Ketua Program SMK Negeri 1 Tanjung


Jabung Timur dalam wawancara berikut:

357 Wawancara dengan Bapak SW Ketua Program TKR SMK Negeri 2 Merangin, tanggal
23 November 2016.
358 Wawancara dengan Bapak BS Ketua Program TKR SMK Negeri 1 Muaro Jambi,

tanggal 28 Oktober 2016.


258

“Penggunaan bengkel kerja sudah kita jadwalkan pemakaiannya


untuk siswa praktik kerja kelas X, XI dan XII.”359

Mengenai penggunaan sarana dan prasarana bengkel kerja, Ketua


Program SMK Negeri 2 Merangin mengatakan dalam wawancara berikut:
“Bengkel kerja sudah kita atur sedemikian rupa penggunaannya
sesuai jadwal dan prosedur yang sudah ditetapkan berdasarkan
kelas dan materi yang dipraktikkan”.360

(e) Pemeliharaan
Hasil observasi di lapangan terhadap pemeliharaan sarana dan
prasarana bengkel kerja pada ketiga SMK di Provinsi Jambi ditemukan
bahwa pemeliharaan dibedakan berdasarkan waktu dan keadaan barang.
Pihak yang berperan dalam proses pemeliharaan yaitu guru dibantu siswa
dan staf bengkel kerja. Hasil wawancara dengan kepala bengkel kerja
SMK Negeri 1 Muaro Jambi mengatakan bahwa:
“Pemeliharaan sarana dan prasarana kita perhatikan setiap waktu
agar bengkel kerja selalu siap pakai untuk praktik kerja siswa. Yang
melakukan biasanya guru dibantu siswa dan kami staf bengkel kerja
dan kadangkala ketua program.”361

Kepala bengkel kerja SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur


mengatakan dalam wawancara perihal pemeliharaan sarana dan
prasarana bengkel kerja sebagaimana berikut:
“Pemeliharaan dilakukan setiap hari atau berkala bergantung pada
keadaan. Waktu pemeliharaan dilakukan pada saat akan diadakan
praktik kerja atau yang paling utama pada saat akan diadakan ujian
praktik kerja.”362

Sementara itu kepala bengkel kerja SMK Negeri 2 Merangin


mengatakan dalam wawancara bahwa:

359 Wawancara dengan Bapak SC Ketua Program TKR SMK Negeri 1 Tanjung
JabungTimur, tanggal 3 November 2016.
360 Wawancara dengan Bapak SW Ketua Program TKR SMK Negeri 2 Merangin, tanggal

23 November 2016.
361
Wawancara dengan Bapak SW Kepala Bengkel TKR SMK Negeri 1 Muaro Jambi,
tanggal 28 Oktober 2016.
362
Wawancara dengan Bapak SC Kepala Bengkel TKR SMK Negeri 1 Tanjung Jabung
Timur, tanggal 3 November 2016.
259

“Pemeliharaan terhadap bengkel kerja sangat penting untuk


menjaga kelancaran praktik kerja siswa. Yang paling sering
melakukan pemeliharaan adalah guru dibantu siswa karena tiap hari
bengkel kerja dipakai oleh mereka.”363

(f) Penghapusan
Penghapusan sarana prasarana bengkel kerja dilakukan melalui
musyawarah antara ketua program, guru, kepala bengkel dan kepala
sekolah pada ketiga SMK di Provinsi Jambi. Musyawarah membicarakan
tentang penghapusan sarana dan prasarana bengkel yang tidak
diperlukan lagi atau sudah tidak dipakai. Kriteria yang menjadi
pertimbangan untuk menghapus sarana dan prasarana adalah kondisi
yang sudah tidak sesuai dengan standar, sudah tidak dipakai dan
keamanan dan keselamatan kerja. Waktu pelaksanaan penghapusan yaitu
pada akhir tahun ajaran.
Berikut hasil wawancara kepada Ketua Program SMK Negeri 1
Muaro Jambi yang mengatakan bahwa:
“Penghapusan sarana dan prasarana dilakukan harus sesuai
prosedur yang berlaku karena bisa menjadi permasalahan. Sarana
dan prasarana yang dihapus itu disebabkan tidak layak pakai.”364

Mengacu pada wawancara tersebut di atas Ketua Program SMK


Negeri 1 Tanjung Jabung Timur menambahkan dalam suatu wawancara
bahwa:
“Penghapusan dilakukan terhadap barang yang sudah tidak
terpakai dan memenuhi tempat.”365

Hal senada dikatakan oleh Ketua Program SMK Negeri 2 Merangin


dalam suatu wawancara berikut:

363Wawancara dengan Bapak SW Kepala Bengkel TKR SMK Negeri 2 Merangin,


tanggal
23 November 2016.
364 Wawancara dengan Bapak SW Ketua Program TKR SMK Negeri 1 Muaro Jambi,
tanggal 28 Oktober 2016.
365 Wawancara dengan Bapak SC Ketua Program TKR SMK Negeri 1 Tanjung Jabung

Timur, tanggal 3 November 2016.


260

“Penghapusan harus memenuhi kriteria tidak sesuai standar, tidak


dipakai lagi dan atas dasar keamanan dan keselamatan kerja.”366

4) Pengendalian (Controling)
Pengendalian (controlling) merupakan fungsi terakhir dari
manajemen. Pengendalian atau pengawasan adalah proses untuk
memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan yang
telah direncanakan dan mengambil tindakan bilamana terjadi
penyimpangan pelaksanaan dari yang direncakan. Pengendalian atas
sarana dan prasarana bengkel kerja SMK Negeri di Provinsi Jambi
terhadap sarana dan prasarana bengkel kerja dilakukan selama
pelaksanaan berjalan dan setelah pelaksanaan berjalan. Pengendalian
dilakukan di bidang administratif dan operasional dan juga terhadap
pelaksana.
Ketua program SMK Negeri 1 Muaro Jambi mengatakan dalam
wawancara sebagai berikut:
“Kita selalu melakukan pengawasan terhadap sarana dan
prasarana bengkel kerja agar pelaksanaan praktik kerja tidak
terganggu.”367

Wawancara kepada ketua program SMK Negeri 1 Tanjung Jabung


Timur mengatakan tentang pengendalian sarana dan prasarana bengkel
kerja sebagai berikut:
“Bengkel kerja itu harus selalu siap untuk dipakai praktik kerja
siswa, oleh karenanya kita harus selalu mengawasi keberadaan
sarana dan prasarana bengkel kerja baik secara administratif,
operasional maupun terhadap pelaksananya.”368

Di sisi lain dalam suatu wawancara kepada ketua program SMK


Negeri 2 Merangin mengatakan:

366 Wawancara dengan Bapak SW Ketua Program TKR SMK Negeri 2 Merangin, tanggal
23 November 2016.
367
Wawancara dengan Bapak BS Ketua Program TKR SMK Negeri 1 Muaro Jambi,
tanggal 28 Oktober 2016.
368 Wawancara dengan Bapak SC Ketua Program TKR SMK Negeri 1 Tanjung Jabung

Timur, tanggal 3 November 2016.


261

“Pengawasan terhadap sarana dan prasarana bengkel kerja kita


lakukan setiap saat sepanjang pelaksanaan dan setelah selesai
pelaksanaan. Bilamana terjadi perubahan kita ambil tindakan
sesegera mungkin untuk menjaga kesiapan bengkel kerja dalam
pelaksanaan praktik kerja siswa.”369

Kegiatan-kegiatan sekolah yang merupakan pelaksanaan fungsi


pengendalian terhadap sarana dan prasarana bengkel kerja adalah rapat
koordinasi dan pelaporan.

(a) Rapat koordinasi


Rapat koordinasi pada ketiga SMK di Provinsi Jambi dilakukan
setiap bulan dan pelaksanaannya pada akhir bulan. Rapat koordinasi
dilakukan setiap bulan dengan tujuan sebagai berikut:
• Penyampaian pelaksanaan kegiatan yang dilakukan baik guru maupun
tenaga kependidikan pada bulan berjalan.
• Dengar pendapat dan penyampaian informasi yang berkembang pada
bulan berjalan.
• Pemecahan permasalahan bersama.
• Pengambilan keputusan atas persetujuan bersama.
Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Muaro Jambi mengatakan pada
suatu wawancara:
“Segala sesuatu permasalahan yang terjadi terhadap sarana dan
prasarana bengkel kerja kita bicarakan pada rapat bulanan
sekolah.”370

Pada wawancara yang lain, Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Tanjung


Jabung Timur mengatakan:
“Bilamana terjadi permasalahan terhadap sarana dan prasarana
bengkel kerja segera kita ambil tindakan atau kita bicarakan dalam
rapat bulanan.”371

369 SW, Wawancara dengan Bapak SW Ketua Program TKR SMK Negeri 2 Merangin,
tanggal 23 November 2016.
370 Wawancara dengan Bapak BR Kepala SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 29

Oktober
2016.
371 Wawancara dengan Bapak JE Kepala SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal
262

Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Merangin menerangkan tentang


rapat bulanan pada suatu wawancara berikut:
“Rapat bulanan kita adakan untuk membicarakan banyak hal,
diantaranya penyampaian pelaksanaan kegiatan baik guru maupun
tenaga kependidikan, dengar pendapat, penyampaian informasi,
pemecahan permasalahan bersama dan pengambilan keputusan
atas persetujuan bersama.”372

(b) Pelaporan
Pelaporan merupakan salah satu bentuk pengawasan terhadap
pekerjaan atau kegiatan yang sedang atau telah berlangsung. Pelaporan
pada ketiga SMK Negeri di Provinsi Jambi dilakukan bawahan kepada
atasan. Pelaporan yang berhubungan erat dengan pengawasan terhadap
sarana dan prasarana bengkel kerja adalah laporan ketua program.
Laporan ketua program berisi tentang pelaksanaan program kerja selama
periode tertentu. Berikut hasil wawancara dengan Ketua Program SMK
Negeri 1 Muaro Jambi:
“Kita buat laporan bulanan tentang seluruh kegiatan yang
berlangsung selama satu bulan termasuk pelaporan pengawasan
terhadap sarana dan prasarana bengkel kerja.”373

Ketua Program SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur


menambahkan pada wawancara di kantornya mengatakan:
“Laporan bulanan itu adalah tugas kita. Bilamana terjadi
permasalahan pada sarana dan prasarana bengkel kerja kita
laporkan dalam laporan bulanan.”374

Selanjutnya Ketua Program SMK Negeri 2 Merangin menerangkan


tentang laporan bulanan dalam suatu wawancara berikut:

04 November 2016.
372 Wawancara dengan Bapak ZH Kepala SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 22 November
2016.
373 Wawancara dengan Bapak BS Ketua Program TKR SMK Negeri 1 Muaro Jambi,

tanggal 28 Oktober 2016.


374 Wawancara dengan Bapak SC Ketua Program TKR SMK Negeri 1 Tanjung Jabung

Timur, tanggal 3 November 2016.


263

“Laporan bulanan yang kita buat berisi tentang pelaksanaan


program kerja keahlian teknik kendaraan ringan selama bulan
berjalan. Di dalamnya termasuk kegiatan pembuatan RAB,
pengadaan peralatan dan bahan, kegiatan inventarisasi dan
perawatan.”375

3. Kondisi sarana dan prasarana bengkel kerja


SMK Negeri 1 Muaro Jambi mempunyai bengkel otomotif dengan
panjang 9 meter, lebar 9 meter dan luas 81 meter. Bengkel otomotif ini
dipakai untuk praktik kerja siswa program keahlian teknik kendaraan
ringan. Sarana yang dimiliki bengkel otomotif sebagaimana pada tabel di
bawah ini.376

Tabel 40. Sarana bengkel otomotif SMK Negeri 1 Muaro Jambi tahun
2017.

No. Jenis sarana Status Jumlah

1 Meja Guru Layak 3

2 Papan Tulis Layak 1

3 Kursi Guru Layak 3

4 Jam Dinding Layak 1

5 Lemari Layak 4

6 Tempat sampah Layak 1

SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur mempunyai 5 ruang praktik


kerja yaitu ruang praktik kerja bengkel (workshop), ruang praktik NKPI,
ruang praktik BIAT, ruang praktik TKJ dan ruang praktik TMO. Ruang
praktik kerja bengkel dipakai untuk praktik kerja siswa program keahlian
teknik kendaraan ringan. Dimensi ruang praktik bengkel adalah panjang 9

375 Wawancaradengan Bapak SW Ketua Program TKR SMK Negeri 2 Merangin, tanggal
23 November 2016.
376 Observasi di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 20-28 November 2016.
264

meter dan lebar 8 meter sehingga luasnya 72 meter.377 Sarana yang


dimiliki bengkel otomotif sebagaimana pada table di bawah ini. 378

Tabel 41. Sarana ruang praktik bengkel SMK Negeri 1 Tanjung


Jabung Timur tahun 2017.

No. Jenis sarana Status Jumlah

1 Meja Guru Layak 2


2 Papan Tulis Layak 1
3 Kursi Guru Layak 2
4 Jam Dinding Layak 1
5 Lemari Layak 3
6 Tempat sampah Layak 1

SMK Negeri 2 Merangin mempunyai 2 jenis bengkel yaitu bengkel


mesin dan bengkel electro. Kedua bengkel dilengkapi dengan fasilitas
ruang praktik, ruang guru, ruang alat, ruang ganti siswa, WC/kamar mandi
dan ruang tutor dan perinciannya sebagaimana ditampilkan pada tabel
berikut.379

Tabel 42. Prasarana bengkel mesin SMK Negeri 2 Merangin tahun


2017.

No. Prasarana Jumlah Luas


1 Ruang praktik 1 582,9

2 Ruang guru 1 43,2

3 Ruang Alat 1 23,4

4 Ruang ganti siswa 2 27,6

5 Ruang tutor 1 59,4

6 Kamar mandi/WC 2 16,72

377 Observasi di SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 03-10 November 2016.
378 Observasi di SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 03-10 November 2016.
379 Observasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 03-10 November 2016.
265

Adapun sarana yang dimiliki bengkel teknik kendaraan ringan SMK


Negeri 2 Merangin sebagaimana ditampilkan pada tabel berikut. 380

Tabel 43. Sarana bengkel teknik kendaraan ringan SMK Negeri 2


Merangin tahun 2017.

No. Jenis sarana Status Jumlah


1 Meja Guru Layak 4
2 Papan Tulis Layak 2
3 Kursi Guru Layak 4
4 Jam Dinding Layak 1
5 Lemari Layak 12
6 Tempat sampah Layak 4

Sarana dan prasarana bengkel kerja tersebut di atas digunakan


oleh siswa program keahlian teknik kendaraan ringan pada masing-masing
sekolah. Keberadaan sarana dan prasarana bengkel kerja termasuk
kelengkapan peralatan dan bahan dalam mendukung pembelajaran siswa
SMK Negeri 2 Merangin khususnya siswa program keahlian teknik
kendaraan ringan sebagaimana hasil wawancara kepada guru praktik
kerja siswa pada masing-masing sekolah.
Wawancara kepada guru praktik SMK Negeri 1 Muaro Jambi ketika
sedang melaksanakan praktik kerja di bengkel kerja sebagai berikut:

“Fasilitas bengkel yang ada kami gunakan sebaik mungkin dalam


melaksanakan praktik kerja siswa, namun bilamana ditingkatkan
kami syukuri. Peralatan dan bahan yang ada cukup untuk
melaksanakan praktik kerja siswa. Jika ada yang kurang kami lapor
kepada ketua program. Mengenai kesesuaian sarana dan
prasarana bengkel kerja dengan Permendiknas Nomor 40 Tahun
2008 kami tidak tahu, coba tanya kepada ketua program atau
kepala sekolah.”381

380 Observasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 20-28 Oktober 2016.


381 Wawancara guru praktik AA SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 28 Oktober 2016.
266

Begitu pula wawancara kepada guru praktik SMK Negeri 1 Tanjung


Jabung Timur dalam kondisi yang sama mengatakan dalam wawancara
berikut:
“Sejujurnya kami tidak tahu dengan Permendiknas Nomor 40 Tahun
2008. Kondisi pelaksanaan praktik kerja berjalan lancar, dan
bilamana ada yang kurang atau yang perlu diganti, kami laporkan
kepada ketua program.”382

Guru praktik SMK Negeri 2 Merangin di sela-sela pelaksanaan


praktik kerja siswa mengatakan dalam wawancara sebagaimana berikut:
“Menurut kami bengkel kerja yang ada cukup memadai namun bila
dikaitkan dengan Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008 sebaiknya
tanya saja kepada ketua program atau kepala sekolah. Selama ini
peralatan dan bahan yang ada tidak ada kendala yang berarti dalam
pelaksanaan praktik kerja siswa sesuai materi yang ada dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.”383

4. Kecakapan Praktik Kerja Siswa


a) Pelaksanaan praktik kerja

Pelaksanaan praktik kerja di bengkel kerja ketiga SMK di Provinsi


Jambi mengikuti jadwal yang sudah ditentukan. Jadwal praktik kerja
siswa teknik kendaraan ringan menggunakan sistem blok. Praktik kerja
dimulai dari jam 07.15 sampai jam 13.45 dengan waktu istirahat jam
10.15 sampai 10.30. Praktik yang dilakukan oleh siswa program
keahlian TKR berdasarkan materi pembelajaran pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran kurikulum KTSP. Praktik kerja yang dilakukan
ini mencakup pekerjaan overhaul, perawatan dan perbaikan, dan
penggantian. Siswa dalam melaksanakan praktik dibagi ke dalam
kelompok-kelompok kerja dan bekerja secara bergantian saling
membantu. Dalam melaksanakan praktik kerja, siswa harus memenuhi
persyaratan keselamatan kerja, oleh karenanya siswa diwajibkan
menggunakan pakaian kerja.

382 Wawancara guru praktik TRI SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 3
November
2016.
383 Wawancara guru praktik FR SMK Negeri 2 Merangin tanggal 23 November 2016.
267

Pelaksanaan praktik sendiri dimulai dengan siswa mendengarkan


instruksi yang diberikan oleh guru. Instruksi ini berupa pengarahan
tentang bagaimana siswa melakukan pekerjaan sesuai dengan job sheet
yang ada. Siswa diberi contoh terlebih dahulu bagaimana melaksanakan
pekerjaan yang akan dipraktikkan kemudian siswa mempersiapkan
peralatan dan bahan untuk melaksanakan praktik sesuai dengan instruksi
yang diberikan oleh guru. Dalam pelaksanaan praktik, guru memantau
selama siswa melaksanakan praktik kerja dan memberi arahan bilamana
siswa mengalami kendala dan mempraktikkan langsung bagaimana
melaksanakannya. Guru selalu membuka kesempatan kepada siswa
untuk bertanya, dan siswa-siswa yang tidak mengerti mendapatkan
bimbingan dalam pelaksanaan praktik. Tampak siswa begitu antusias
dalam melaksanakan praktik, namun kadangkala ada siswa yang
bermain-main dalam pelaksanaannya dan bersenda gurau.
Setelah selesai praktik, siswa mengembalikan peralatan dan bahan
yang digunakan sebagaimana sedia kala sembari membersihkan
peralatan dan bahan tersebut dan juga ruangan bengkel kerja untuk
menjaga kebersihan. Berikut hasil wawancara kepada guru dan siswa
tentang kecakapan praktik kerja siswa yang dilaksanakan pada ketiga
SMK Negeri di Provinsi Jambi.
Guru praktik SMK Negeri 1 Muaro Jambi dalam wawancara
mengatakan:
“Ruangan, peralatan dan bahan yang digunakan untuk praktik
kerja siswa teknik kendaraan ringan sudah cukup membantu
dalam pelaksanaan praktik untuk tiap materi yang dipraktikkan
sesuai RPP. Mengenai kecakapan praktik kerja siswa dalam
melaksanakan praktik, sudah cukup lumayan.”384

Wawancara kepada siswa SMK Negeri 1 Muaro Jambi yang


melaksanakan praktik mengatakan sebagai berikut:

384 Wawancara dengan guru praktik AA di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 28
Oktober
2016.
268

“Praktik yang kami laksanakan bergantian perkelompok, mengenai


peralatan dan bahan yang digunakan cukup lengkap dalam
melaksanakan praktik.”385

Hal senada diungkapkan guru praktik SMK Negeri 1 Tanjung


Jabung Timur dalam wawancara disela-sela pelaksanaan praktik
sebagaimana berikut:
“Anak-anak cukup terampil dalam melaksanakan praktik kerja,
mereka disiplin dalam mengerjakan sesuai instruksi yang
diberikan. Kendala-kendala yang ada selama ini dalam
melaksanakan praktik bisa kami atasi sehingga pelaksanaan
praktik berjalan lancar.”386

Salah satu siswa SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur bersama


kelompoknya mengatakan dalam wawancara sebagaimana berikut:
“Kami praktik mengikuti instruksi guru dan pelaksanaan praktik
selama ini lancarlah. Kalau ada kendala guru segera memberi
pengarahan dan kami melaksanakan sesuai arahan tersebut.” 387

Demikian pula pelaksanaan praktik kerja siswa SMK Negeri 2


Merangin yang mempunyai fasilitas lebih lengkap dibanding kedua SMK
diatas. Guru praktik mengatakan dalam wawancara disaat pelaksanaan
praktik kerja siswa di bengkel kerja sebagaimana berikut:
“Ruangan, peralatan dan bahan praktik kita maksimalkan
penggunaannya untuk pelaksanaan praktik kerja siswa teknik
kendaraan ringan. Praktik yang kita lakukan sesuai dengan materi
praktik dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Anak-anak
cukup terampil dalam melaksanakan praktik dan selama ini kendala
yang ada bisa kami atasi bersama.”388

Hasil wawancara tersebut didukung siswa yang melaksanakan


praktik kerja yang mengatakan dalam wawancara sebagai berikut”

385 Wawancara dengan siswa RD SMK Negeri 1 Muaro Jambi tanggal 28 Oktober 2016.
386 Wawancara dengan guru praktik TRI SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 3
November 2016.
387 Wawancara dengan siswa AG SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 3

November 2016.
388 Wawancara dengan guru praktik FR SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 23 November

2016.
269

“Kami cukup leluasa dalam melaksanakan praktik, peralatan dan


bahan yang digunakan tidak ada kendala dalam melaksanakan
praktik. Praktik dilakukan per kelompok bergantian dalam
pelaksanaannya. Praktik yang kami laksanakan sampai saat ini
berjalan lancar dan mengikuti instruksi atau arahan dari guru
praktik.”389

b) Penilaian praktik kerja


Penilaian praktik kerja siswa program keahlian teknik kendaraan
ringan di bengkel kerja berdasarkan pelaksanaan praktik kerja di bengkel
kerja yang terdapat pada job sheet (contoh job sheet lihat lampiran ...)
yang dilakukan oleh guru praktik. Job sheet merupakan lembar pekerjaan
sebagai pedoman siswa dalam melaksanakan praktik kerja di bengkel
kerja. Job sheet sendiri terdiri dari:
1) Tujuan praktik, merupakan harapan yang dikehendaki setelah siswa
melaksanakan praktik.
2) Alat dan bahan, berisi alat-alat dan bahan yang harus dipersiapkan
siswa dalam melaksanakan praktik.
3) Keselamatan kerja, menggunakan pakaian kerja dan menggunakan
alat sesuai fungsinya.
4) Langkah kerja, merupakan tahapan-tahapan yang harus dikerjakan
siswa dalam melaksanakan praktik.
5) Hasil kerja, merupakan uraian pekerjaan yang harus dilaksanakan
siswa, permasalahan yang terjadi selama melaksanakan praktik,
penyelesaian yang dilakukan oleh siswa dan kesimpulan terhadap
pekerjaan yang dilaksanakan.
Pada bagian akhir job sheet berisi tanda tangan siswa yang
melaksanakan praktik perorangan, tanggal pelaksanaan, penilaian oleh
guru praktik terhadap siswa yang bersangkutan dan tandatangan guru
praktik. Berikut hasil wawancara kepada guru praktik tentang kecakapan
praktik kerja siswa di SMK Negeri masing-masing.

389 Wawancara dengan siswa AA SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 23 November 2016.
270

• Wawancara kepada guru praktik program keahlian teknik kendaraan


ringan SMK Negeri 1 Muaro Jambi:

“Siswa cakap dalam melaksanakan praktik kerja di bengkel. Selama


ini penilaian yang kita berikan rata-rata di atas 70. Hanya sedikit
siswa yang tidak cakap, lebih kurang di bawah 10%.”390

• Wawancara kepada guru praktik program keahlian teknik kendaraan


ringan SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur:
“Dengan kondisi bengkel, peralatan dan bahan yang ada kita
mampu melaksanakan praktik kerja siswa. Rata-rata siswa cakap
dalam melaksanakan praktik, ada siswa yang sangat cakap dan ada
pula siswa yang sulit sekali melaksanakan praktik sehingga nilai
yang kita berikan sesuai dengan hasil pekerjaannya.”391

• Wawancara kepada guru praktik program keahlian teknik kendaraan


ringan SMK Negeri 2 Merangin:
“Walaupun ada beberapa kendala dalam pelaksanaan praktik,
namun kecakapan siswa dalam melaksanakan praktik rata-rata
baik. Untuk siswa-siswa yang bandel kita beri nilai rendah dan ini
akan berpengaruh pada nilai akhir mereka. Untuk siswa-siswa yang
sangat baik dalam pelaksanaan praktik kita utamakan. Pelaksanaan
praktik kerja sesuai peralatan dan bahan yang kita miliki, ke depan
kita harapkan pelaksanaannya lebih baik.”392

Gambar 36. Analisis Eksistensi PERMENDIKNAS RI Nomor 40 Tahun


2008

Penerapan PERMENDIKNAS RI nomor 40 tahun 2008


TIDAK terlaksana bukan karena kealfaan Institusi SMK
Negeri di Provinsi Jambi, namun sebagai akibat
eksistensi PERMENDIKNAS RI Nomor 40 tahun 2008
hanya sampai pada institusi di atas SMK Negeri di
Analisis Provinsi Jambi.
eksistensi
390 WPaEwRaMncEaN
ra dengan guru praktik AA SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 28 Oktober
20D1I6K.NAS
391 WRaIwNaonm
caorra dengan guru praktik TRI SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 3
Novembu
4 0 T ah en
r 2016.
392 Waw 20 0 8
ancara dengan guru praktik FR SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 23 November
2016.
271

PERMENDIKNAS RI Nomor 40 Tahun 2008 mengatur


manajemen bengkel mencapai standar sarana dan
prasarana nasional dalam meningkatkan kecakapan
praktik kerja siswa SMK di Provinsi Jambi.

PERMENDIKNAS RI Nomor 40 Tahun 2008 bertujuan


mencapai standar kompetensi lulusan SMK di Provinsi
Jambi dengan meningkatkan kecakapan praktik siswa.

C. Analisis Hasil Penelitian


Penelitian disertasi biasanya memunculkan pertanyaan “mengapa”
dan “bagaimana”, begitu pula penelitian disertasi ini tidak luput dari
pertanyaan tersebut. Analisis hasil penelitian dimaksudkan untuk
menjawab pertanyaan tersebut sebagaimana dalam perumusan masalah
disertasi ini yaitu: 1) Mengapa manajemen bengkel dan penerapan
Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008 belum aktual dalam
meningkatkan kecakapan praktik kerja siswa SMK di Provinsi Jambi?. 2)
Bagaimana manajemen bengkel dan penerapan Permendiknas RI Nomor
40 Tahun 2008 dalam meningkatkan kecakapan praktik kerja siswa SMK
di Provinsi Jambi?. 3) Bagaimana manajemen bengkel dan kecapan
praktik kerja siswa SMK di Provinsi Jambi ditinjau dari Permendiknas RI
Nomor 40 Tahun 2008? 4) Bagaimana kecakapan praktik kerja siswa SMK
di Provinsi Jambi sehubungan dengan manajemen bengkel dan
penerapan Permendiknas RI
270

Nomor 40 Tahun 2008 dilaksanakan dalam menejemen bengkel dan


meningkatkan kecakapan praktik kerja siswa SMK di Provinsi Jambi?.
Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut maka dilakukan analisis
terhadap hasil penelitian meliputi analisis fungsi-fungsi manajemen dalam
manajemen bengkel, analisis eksistensi Permendiknas RI Nomor 40
Tahun 2008 dan analisis performa kecakapan praktik kerja siswa. Analisis
tersebut di atas akan menjawab seluruh pertanyaan dalam perumusan
masalah disertasi ini.

1. Analisis POAC dalam manajemen bengkel


POAC merupakan singkatan dari fungsi-fungsi manajemen yaitu
Planning, Organizing, Actuating dan Controlling. Fungsi manajemen ini
dikemukan oleh George R. Terry. Analisis POAC dalam menejemen
bengkel sangatlah penting dilakukan, hal ini untuk mengungkap penyebab
manajemen bengkel belum actual dalam meningkatkan praktik kerja siswa
SMK di provinsi Jambi. Di sisi lain, untuk mengetahui dan memahami
tentang manajemen bengkel yang dikehendaki sesuai dengan
Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008 dan dalam meningkatkan
kecakapan praktik kerja siswa.

a. Analisis Perencanaan (Planning)


Perencanaan yang baik adalah awal dalam meraih sebuah
kesuksesan. Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri, dan ketentuan lain
yang menunjang menjadi landasan dalam penyusunan rencana kerja
sekolah. Kesemuanya ini menunjukkan betapa pentingnya sebuah
perencanaan yang baik. Analisis perencanaan dalam hal ini perencanaan
strategis meliputi perencanaan jangka panjang, perencanaan jangka
menengah dan perencanaan jangka pendek atau rencana kerja tahunan.
Proses perencanaan program pendidikan yang akan dilaksanakan,
sebaiknya mencerminkan nilai-nilai islami yang bersumberkan pada Al-
271

Qur'an dan al-Hadits. Al-Qur'an mengajarkan kepada manusia tentang


perencanaan sebagaimana terdapat pada surat Al-Hajj ayat 77 berikut:

‫رلل كم‬ ً ‫بر‬ ‫ً ً اءمن ًو ً ً ٱوعب دو‬


ً
‫ٱ‬ ً ‫ل‬ ً ‫ا‬ ً ‫ا‬‫و‬ ‫ع‬
‫ك‬ ‫ر‬ ً ‫ا‬ ‫ي‬ ‫ًي‬
ً ً ‫ٱ‬ ًً ‫أ‬
ً
‫ًم ف وا‬ ً ‫وٱسجدو‬ ‫ًذن‬
‫ي‬ ‫ها‬
‫ًي‬ ً‫ا‬ ً‫ٱل‬
ً
‫ًك‬
‫ًل‬
‫خ‬ ‫وٱ‬ ]٧٧:‫ [سورة الحج‬٧٧ ۩‫تف ل وحن‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, ruku´lah kamu, sujudlah kamu,


sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu
mendapat kemenangan.” (Qs. Al-Hajj: 77).393

Ayat Al-Quran tersebut di atas dimaksudkan agar perencanaan


yang dibuat hendaklah berpegang teguh pada perbuatan kebajikan,
dengan memperbaiki kondisi yang ada yang tujuannya untuk
mendapatkan kebaikan pula di masa depan. Perencanaan yang
berkualitas dan benar akan meningkatkan kualitas kinerja, situasi yang
terkontrol dan menjadi pengendali di masa depan. Pada akhirnya, akan
mencapai prestasi puncak. Perencanaan strategis suatu rencana jangka
panjang yang bersifat menyeluruh, memberikan rumusan ke mana
organisasi akan diarahkan, dan bagaimana sumberdaya dialokasikan
untuk mencapai tujuan selama jangka waktu tertentu dalam berbagai
kemungkinan keadaan lingkungan. Perencanaan Strategis (Strategic
Planning) adalah sebuah alat manajemen yang digunakan untuk
mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi pada masa
depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat
digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk mereka bekerja menuju 5
sampai 10 tahun ke depan.394 Perumusan strategi mencakup
pengembangan visi dan misi, identifikasi peluang dan ancaman eksternal
272

393
Departemen Agama RI, Al Qur‟an dan Terjemahnya (Semarang: CV. Asy Syifa‟,
1999),
hal. 523.
394 Wikipedia, Perencanaan Strategis, https://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan_strategis

(Diakses 12-04-2017).
272

suatu organisasi, kesadaran akan kekuatan dan kelemahan internal,


penetapan tujuan jangka panjang, pencarian strategi-strategi alternatif,
dan pemilihan strategi tertentu untuk mencapai tujuan.395
Sehubungan dengan uraian di atas visi, misi dan tujuan dari
program keahlian teknik kendaraan ringan pada SMK Negeri di Provinsi
Jambi merupakan bagian dari penyusunan perencanaan strategis.
Sebagaimana pendapat John M. Bryson bahwa dalam proses
perencanaan strategis terdapat langkah mengidentifikasi misi dan nilai-
nilai organisasi dan menciptakan visi organisasi yang efektif bagi masa
depan.396 Oleh karena itu penting dalam menganalisis perencanaan
strategis mengkaji visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan oleh program
keahlian teknik kendaraan ringan.

a) Visi program keahlian teknik kendaraan ringan


Visi adalah gambaran masa depan yang ingin dicapai. Visi bisa
juga merupakan cita-cita atau pandangan jangka panjang. Menurut DR.
A.B. Susanto dalam bukunya yang berjudul Visi dan Misi, visi adalah
sebuah gambaran mengenai tujuan dan cita-cita di masa depan yang
harus dimiliki organisasi sebelum disusun rencana bagaimana
mencapainya. Sedangkan, menurut Wibisono, visi merupakan rangkaian
kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau
perusahaan yang ingin dicapai di masa depan.397 Pernyataan tersebut
sangatlah jelas bahwa visi itu adalah rangkaian pernyataan tentang
gambaran masa depan yang ingin dicapai sebelum penyusunan
perencanaan.
395 David, R Fred. 2012. Strategic Management Concepts & Cases. 14th edition, (New
Jersey: Pearson Academic, 2012), hal. 6.
396 John M. Bryson, Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2007), hal. 55.


397 Beclear (Anything Free For You), Pengertian Visi, Misi, Sasaran dan Tujuan

Perusahaan,http://adityafebriansyah1.blogspot.co.id/2014/01/pengertian-visi-dan-misi-
serta-beberapa. html (Diakses 12-04-2017).
273

Visi merupakan imajinasi moral yang menggambarkan profil


program keahlian teknik kendaraan ringan yang diinginkan di masa depan.
Imajinasi ke depan seperti itu akan selalu diwarnai oleh peluang dan
tantangan. Hal yang paling penting dari visi itu adalah sebagai dasar
utama yang menjadi patokan untuk merencanakan dan menentukan
strategi manajemen. Fungsi visi adalah sebagai tujuan global yang
membantu program keahlian teknik kendaraan ringan untuk selalu bisa
merencanakan strategi manajemen yang relevan.
Visi yang baik memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Menyatakan cita-cita/keinginan perusahaan di masa depan.
2. Singkat, jelas, fokus dan merupakan standard of excellence.
3. Realistis dan sesuai dengan kompetensi organisasi.
4. Atraktif dan mampu menginspirasikan komitmen serta antusiasme.
5. Mudah diingat dan dimengerti seluruh karyawan.
6. Dapat ditelusuri tingkat kepercayaanya.398

Berdasarkan uraian visi tersebut di atas, analisis perencanaan


strategis yang mengacu pada visi program keahlian teknik kendaraan
ringan terhadap SMK Negeri 1 Muaro Jambi dan SMK Negeri 1 Tanjung
Jabung Timur tidak dapat dilakukan karena kedua sekolah tidak
mempunyai visi program keahlian teknik kendaraan ringan. Dalam
perencanaan strategis, perumusan visi merupakan bagian dari
penyusunan perencanaan strategis, maka sangatlah jelas bahwa
perencanaan strategis program keahlian teknik kendaraan ringan pada
kedua sekolah tidak dapat dipaparkan.
Oleh Karena itu visi bengkel SMK Negeri 1 Muaro Jambi mengacu
pada visi sekolah SMK Negeri 1 Muaro Jambi yaitu:399

398 Dermawan Wibisono. Manajemen Kinerja, Konsep, Desain, dan Teknik Perusahaan.
(Jakarta: Erlangga, 2006), hal. 43.
399 Observasi di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 20-28 Oktober 2016.
274

“Menjadi lembaga pengembang sumberdaya manusia professional,


berwawasan kebangsaan, berakhlak mulia serta lingkungan
sekolah yang nyaman.”
Melihat visi tersebut di atas sangatlah jelas bahwa SMK Negeri 1
Muaro Jambi mempunyai tujuan menjadi lembaga pengembang sumber
daya manusia. Perencanaan yang disusun tentu mengacu pada
pencapaian tujuan menjadi lembaga pengembang sumber daya manusia
yang membutuhkan dukungan dari berbagai sumber. Visi adalah suatu
pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan-tujuan organisasi dan apa
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada masa yang
akan datang. Visi itu tidak dapat dituliskan secara lebih jelas menerangkan
detail gambaran sistem yang ditujunya, dikarenakan perubahan ilmu serta
situasi yang sulit diprediksi selama masa yang panjang tersebut.
Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan
masa depan yang diinginkan oleh organisasi. Berdasarkan hal tersebut,
maka penetapan visi, sebagai bagian dari perencanaan strategis,
merupakan suatu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi. Visi
tidak hanya penting pada waktu mulai berkarya, tetapi juga pada
kehidupan organisasi itu selanjutnya. Kehidupan organisasi sangat
dipengaruhi oleh perubahan lingkungan internal dan eksternal. Oleh
karenanya, visi organisasi juga harus menyesuaikan dengan perubahan
tersebut. Visi bengkel kerja sebagaimana perencanaan yang telah dibuat
belum ada pada bengkel kerja maka sebagai acuan atas perencanaan
yang telah dibuat merujuk pada visi SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur
yaitu:400

“Menjadikan SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur sebagai satuan


pendidikan, unggul di bidang teknologi dengan kemampuan
berwirausaha, berfikir kreatif, berbudaya dan berakhlak mulia.”

Visi tersebut di atas menggambarkan SMK Negeri 1 Tanjung


Jabung Timur mempunyai tujuan menjadi satuan pendidikan yang unggul

400
Observasi di SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 03-10 November 2016.
275

di bidang teknologi merupakan tujuan dari SMK Negeri 1 Tanjung Jabung


Timur. Berbeda dengan SMK Negeri 1 Muaro Jambi yang mempunyai
tujuan menjadi lembaga pengembang, SMK Negeri 1 Tanjung Jabung
Timur bertujuan menjadi satuan pendidikan yang unggul di bidang
teknologi. Kedua sekolah ini sangatlah berbeda tujuan dimana tujuan SMK
Negeri 1 Muaro Jambi lebih luas sedangkan tujuan SMK Negeri 1 Tanjung
Jabung Timur lebih khusus yaitu fokus pada keunggulan teknologi. Namun
perencanaan bengkel kerja pada kedua SMK masih membutuhkan
perbaikan yang ditunjukkan dengan belum adanya visi bengkel kerja pada
kedua SMK.
Berbeda dengan program keahllian teknik kendaraan ringan SMK
Negeri 2 Merangin yang mempunyai visi sebagai berikut:401

“Membangun karakter mulia serta membentuk kompetensi yang


handal.”

Visi tersebut di atas mengedepankan pembangunan karakter.


Keberhasilan pendidikan dalam mencapai tujuannya, tidak hanya
ditentukan oleh sumber daya dimilikinya, akan tetapi sangat ditentukan
oleh kualitas sumber daya manusianya. Dilihat dari segi manajemen suatu
organisasi, maka unsur manusia merupakan unsur yanng paling utama
dibandingkan dengan unsur-unsur lainnya seperti; uang, metode kerja,
mesin, perlengkapan dan pasar, dapat dikatakan demikian karena tidak
dapat dipungkiri bahwa adanya dayaguna, manfaat, dan peran unsur-
unsur tersebut, hanya dimungkinkan apabila unsur "manusia" mempunyai,
memiliki daya/kekuatan untuk memberdayakan berbagai unsur dimaksud
sehingga masing-masing unsur dapat memberi hasil, manfaat, dayaguna
dan peran dalam manajemen tersebut.
Dari segi bahasa, membangun karakter (Character building) terdiri
dari dua kata yakni membangun (to buid) dan karakter (character). Adapun
artinya "Membangun" bersifat memperbaiki, membina, mendirikan,

401 Observasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 14-23 November 2016


276

mengadakan sesuatu. Sedangkan "Karakter" adalah tabiat, watak, sifat-


sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari
yang lain. Dalam konteks disini adalah suatu proses atau usaha yang
dilakukan untuk membina, memperbaiki dan atau membentuk tabiat,
watak, sifat kejiwaan, akhlak mulia, insan manusia sehingga menunjukan
perangai dan tingkah laku yang baik berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
Di sisi lain membentuk kompetensi yang handal merupakan visi
bengkel kerja SMK Negeri 2 Merangin. Kompetensi adalah keterampilan,
pengetahuan, sikap dasar serta nilai yang dicerminkan ke dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak yang sifatnya berkembang, dinamis,
kontinyu (terus menerus) serta dapat di raih setiap waktu. Kebiasaan
berpikir serta bertindak dengan konstan, konsisten dan dilakukan secara
terus menerus akan membuat seseorang menjadi kompeten. 402 Dalam
mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, pemerintah menetapkan 8
Standar Pendidikan Nasional yang meliputi Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Isi, Standar Proses, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan Pendidikan, Standar
Pembiayaan Pendidikan, dan Standar Penilaian Pendidikan.403
Pernyataan dalam visi program keahlian teknik kendaraan ringan
harus dirangkai sesuai dengan perumusan visi sekolah. Visi sekolah
dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga sekolah dan pihak-
pihak yang berkepentingan, selaras dengan visi institusi di atasnya serta
visi pendidikan nasional.404 Hal ini penting dilakukan karena masukan dari
berbagai pihak sangatlah penting karena akan memperkaya khasanah dan
cakupan yang dirangkai dalam perumusan visi. Di sisi lain visi itu
dirumuskan harus sesuai dengan visi institusi di atasnya dan satu hal yang
sangat penting visi itu harus sesuai dengan visi pendidikan nasional.

402
Observasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 14-23 November 2016
403
Observasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 14-23 November 2016
404 Arju Rahmanto, Muhammad Yasin dan Fakhruddin Karmani, Rencana Kerja Jangka

Menengah Dan Rencana Kegiatan Dan Anggaran Sekolah, (Jakarta: Direktorat


Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, 2016), hal. 39.
277

b) Misi program keahlian teknik kendaraan ringan


Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh
lembaga dalam usahanya mewujudkan Visi. Dalam operasionalnya orang
berpedoman pada pernyataan misi yang merupakan hasil kesepakatan
dalam interpretasi visi. Misi dapat pula memberikan petunjuk garis besar
cara pencapaian visi. Misi adalah tindakan atau upaya untuk mewujudkan
visi. Jadi misi merupakan penjabaran visi dalam bentuk rumusan tugas,
kewajiban, dan rancangan tindakan yang dijadikan arahan untuk
mewujudkan visi. Rumusan misi selalu dalam bentuk kalimat yang
menunjukkan tindakan dan bukan kalimat yang menunjukkan keadaan
sebagaimana pada rumusan visi.
Tahap-tahap penyusunan misi yang umumnya dilakukan oleh
perusahaan atau organisasi adalah : 405
• Melakukan proses brainstorming dengan mensejajarkan beberapa kata
yang menggambarkan organisasi.
• Penyusunan prioritas dan pemfokusan pada kata-kata yang paling
penting.
• Mengkombinasikan kata-kata yang telah dipilih menjadi kalimat atau
paragrap yang menggambarkan misi perusahaan.
• Mengedit kata-kata sampai terdengar benar.
Sebagaimana visi, perumusan misi merupakan bagian dari
penyusunan perencanaan strategis. Rumusan misi akan memberi arah
dalam mewujudkan visi dan menjadi dasar program pokok. Perumusan
misi memberikan keluwesan dan ruang gerak yang berkaitan dengan
program dan dirumuskan berdasarkan masukan berbagai pihak, sesuai
dengan misi institusi diatasnya dan misi pendidikan nasional.
Misi progam keahlian teknik kendaraan ringan SMK Negeri 1 Muaro
Jambi dan SMK Negeri Tanjung Jabung Timur tidak ditemukan di
lapangan sehubungan dengan belum adanya visi dari program.
405 Ibid, hal 39
278

Sebagaimana visi, perencanaan strategis program keahlian teknik


kendaraan ringan pada kedua sekolah tidak dapat dipaparkan.
Misi merupakan kegiatan untuk mewujudkan visi, SMK Negeri 1
Muaro Jambi mempunyai 8 misi dalam mewujudkan visinya. Dari
kedelapan misi tersebut yang perlu disimak adalah:406

“Memberikan layanan pendidikan yang berorientasi pada


kecakapan hidup melalui pendekatan berbasis luas.”

Misi tersebut di atas menggambarkan SMK Negeri 1 Muaro Jambi


berkehendak menjadi lembaga yang memberi layanan pendidikan.
Pendidikan selalu menjadi perhatian kita semua, mengingat hampir
setengah waktu hidup manusia dihabiskan untuk mengikuti pendidikan
formal, dan apabila ditambah dengan pendidikan non formal dan informal
maka seluruh hidup manusia merupakan kehidupan yang penuh dengan
pendidikan. Mengingat pentingnya hal itu maka pemerintah wajib
memberikan layanan pendidikan yang optimal kepada masyarakat
sehingga masyarakat tercukupi kebutuhan pendidikannya dalam rangka
menghadapi masalah dalam kehidupannya.407
Misi bengkel kerja sebagaimana mengacu pada misi SMK Negeri 1
Tanjung Jabung Timur adalah sebagai berikut:408

“Misi SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur:


1. Mengembangkan iklim belajar yang berakar pada norma dan
nilai budaya bangsa.
2. Mengembangkan sistem pendidikan dan pelatihan yang adaftif,
fleksibel, dan global.
3. Menyiapkan tamatan yang mempunyai pengetahuan dan
keterampilan yang sesuai dengan profesionalisme masing-
masing jurusan.
4. Meningkatkan pemberdayaan sarana dan prasarana sekolah.
5. Mengembangkan pendidikan dan pelatihan wawasan.”

406 Dokumentasi di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 20-28 Oktober 2016.
407 Pengembangan SDM dan Pengembangan Sekolah, Layanan Pendidikan,
https://sulipan. wordpress.com/2013/08/04/layanan-pendidikan/ (Diakses 30-03-2017).
408 Dokumentasi di SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 03-10 November 2016.
279

Dari kelima misi SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur di atas,


yang berhubungan sangat dekat dengan bengkel kerja adalah misi nomor
2 yaitu mengembangkan sistem pendidikan dan pelatihan yang adaptif,
fleksibel dan global. Kata yang paling dekat dengan bengkel kerja adalah
pelatihan. Bengkel kerja erat kaitannya dengan pelatihan, yaitu sebagai
tempat untuk praktik kerja guna meningkatkan kompetensi siswa.
Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah mengembangkan
pelatihan yang adaptif. Pengertian kata adaptif menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia adalah mudah menyesuaikan (diri) dengan keadaan.
Dengan demikian perencanaan yang disusun manajemen SMK Negeri 1
Tanjung Jabung Timur menuju kepada pengembangan pelatihan yang
bersifat mudah dalam menyesuaikan dengan keadaan. Hal kedua yang tak
kalah pentingnya untuk diperhatikan adalah pengembangan pelatihan
yang bersifat fleksibel. Pengertian fleksibel di masyarakat lebih banyak
mengarah pada sifat manusia bukan sifat benda karena kata fleksibel bisa
berarti mudah dibengkokkan atau lentur. Fleksibel itu bisa diartikan
sebagai suatu sikap yang bisa menerima perubahan atau dengan kata lain
tidak kaku. Pengertian ini hubungannya dengan perencanaan adalah
manajemen harus mampu tidak bersifat kaku dalam melaksanakan tugas
dan fungsinya dalam mencapai tujuan sebagaimana yang telah
direncanakan. Hal ketiga yang perlu diperhatikan adalah pengembangan
pelatihan yang bersifat global. Global itu bisa berarti meliputi seluruh
dunia, pengertian lain global adalah secara umum dan keseluruhan.
Pengertian perspektif global adalah sudut pandang yang berhubungan
dengan seluruh dunia bukan hanya wilayah atau negara tertentu saja.
Sederhananya, perspektif global adalah pandangan yang melibatkan sudut
pandang seluruh dunia.409 Dengan demikian global itu adalah suatu
tatanan yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah, oleh karena
itu perencanaan yang disusun oleh manajemen SMK Negeri 1 Tanjung

409 Artikelensi, Pengertian Global, http://www.artikelensi.com/pengertian-global.html


(Diakses 30-03-2017).
280

Jabung Timur mengacu pada pengembangan pelatihan yang mendunia


dan tidak mengenal batas wilayah.
Misi bengkel kerja sebagaimana misi program keahlian teknik
kendaraan ringan SMK Negeri 2 Merangin yang terdapat pada dinding
bengkel kerja tertulis sebagai berikut:410

“Teknik kendaraan ringan adalah paket keahlian yang


mengajarkan/mendidik para siswanya menjadi teknisi/mekanik
yang berkarakter mulia dan memiliki kemampuan/keahlian handal
dalam bidang otomotif.”

Memahami misi bengkel di atas bahwa misi yang diemban adalah


mengajarkan kepada siswa untuk menjadi teknisi/mekanik yang
berkarakter mulia dan memiliki kemampuan/keahlian handal dalam
bidang otomotif. Mengacu pada misi SMK Negeri 2 Merangin poin 1 dan
poin 2 yaitu menambah sikap jujur, bertanggungjawab dan professional
pada seluruh warga teknik permesinan serta beriman dan bertaqwa
kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa dan menumbuhkembangkan
semangat keunggulan yang kreatif, inovatif dan kompetitif kepada seluruh
warga sekolah. Maka kedua misi sangat berhubungan satu sama lain.
Pendidikan karakter mulia adalah suatu sistem pembentukan nilai-
nilai karakter bangsa kepada warga sekolah yang meliputi komponen
pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter dapat dimaknai
sebagai “the deliberate use of all dimensions of school life to foster optimal
character development”. Proses pendidikan karakter mulia di sekolah
harus melibatkan semua komponen pemangku kepentingan pendidikan,
baik internal sekolah maupun pihak eksternal sekolah. Pendidikan karakter
mulia juga harus tergambar secara terpadu dalam semua komponen
pendidikan itu sendiri, seperti: isi kurikulum, proses pembelajaran dan
penilaian, pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan
aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana,
410 Dokumentasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 20-28 Oktober 2016.
281

pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga sekolah. Selain itu, pendidikan
karakter mulia di sekolah harus dimaknai sebagai gambaran perilaku
warga dan budaya sekolah dalam kesehariannya. Pendidikan karakter
mulia adalah segala sesuatu yang dilakukan guru dalam mempengaruhi
karakter dan perilaku peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan dari
perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana
guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya dalam kehiupan sehari-
hari.411
Disisi lain misi bengkel kerja SMK Negeri 2 Merangin adalah
mengajarkan/mendidik para siswanya menjadi teknisi/mekanik memiliki
kemampuan/keahlian handal dalam bidang otomotif. Lulusan SMK Negeri
2 Merangin diharapkan menjadi teknisi/mekanik.412 Standar kompetensi
lulusan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor
20 Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar
Dan Menengah huruf B, Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria
mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Menilik peraturan menteri pendidikan dan
kebudayaan tersebut, maka lulusan SMK Negeri 2 Merangin menjadi
teknisi/mekanik yang memenuhi standar kompetensi lulusan pendidikan
menengah yang meliputi sikap, pengetahuan dan ketrampilan.
Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan
beragam tugas dalam suatu pekerjaan.413 Menurut Thoha, kemampuan
merupakan salah satu unsur dalam kematangan berkaitan dengan
pengetahuan atau keterampilan yang dapat diperoleh dari pendidikan,
pelatihan dan suatu pengalaman.414 Kedua definisi menggambarkan

411 Adejuve, Pendidikan Karakter Mulia yang Kokoh, https://adejuve.wordpress.com/


2011/10/22/pendidikan-karakter-mulia-yang-kokoh/ (Diakses 30-03-2017).
412
Obsrvasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 20-28 Oktober 2016.
413 Wikipedia, Kemampuan, https://id.wikipedia.org/wiki/Kemampuan (Diakses 30-03-

2017).
414 Pengertian Kemampuan Menurut Definisi Para Ahli, http://www.landasanteori.

com/2015/10/ pengertian-kemampuan-menurut-definisi.html (Diakses 30-03-2017).


282

kemampuan adalah pengetahuan atau ketrampilan yang dimiliki seseorang


untuk melaksanakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan.
Berdasarkan uraian di atas tentang misi bengkel kerja SMK Negeri
2 Merangin menggambarkan perencanaan bengkel kerja yang telah dibuat
oleh manajemen disusun berdasarkan pendidikan berkarakter mulia dan
membangun kemampuan/keahlian siswa menjadi teknisi/mekanik yang
handal di bidang otomotif.

c) Tujuan program keahlian teknik kendaraan ringan


Tujuan organisasi merupakan kebutuhan yang ingin dipenuhi dalam
jangka waktu tertentu. Visi merupakan keinginan jangka panjang, yang
direalisasikan melalui usaha pencapaian tujuan jangka pendek (tahunan).
Tujuan ini yang ingin dicapai oleh orang-orang yang membentuk
organisasi. Adanya organisasi terbentuk karena dipengaruhi aspek-aspek
seperti penyatuan visi dan misi serta mempunyai tujuan yang sama
dengan perwujudan eksistensi dari sekelompok orang tersebut terhadap
lingkungan masyarakat. G.R. Terry mengemukan bahwa tujuan adalah
sasaran manajerial yaitu tujuan yang melukiskan skop yang jelas serta
memberikan arah pada usaha-usaha seorang manajer. Sedangkan
Wilson mengatakan tujuan adalah pusat perhatian (area of concern)
sampai sejauh mana bidang-bidang atau pusat perhatian dapat
direalisasikan pada waktu tertentu ditentukan oleh perkiraan kemampuan
yang dimiliki dan hasil yang hendak dicapai.
Tujuan umum atau sering juga disebut sebagai rencana strategic.
Tujuan adalah suatu cita-cita yang disertai dengan usaha dan pernyataan
yang jelas kemana organisasi akan dibawa, tidak akan ada langka maju
tanpa adanya tujuan yang tegas. Dalam dunia manajemen, tujuan
organisasi dipandang secara luas memiliki beberapa fungsi yang penting
serta bervariasi menurut waktu dan keadaan. Beberapa fungsi dalam
penetapan tujuan ialah sebagai berikut:
• Menjadi pedoman bagi kegiatan.
283

• Sebagai sumber legitimasi.


• Adanya standar pelaksanaan.
• Munculnya motivasi untuk mencapai tujuan tersebut.
• Dasar rasional pengorganisasian.415
Tujuan bengkel kerja program keahlian teknik kendaraan ringan
SMK Negeri 1 Muaro Jambi dan SMK negeri 1 Tanjung Jabung Timur tidak
ditemukan di lapangan. Tujuan bengkel kerja mengacu pada tujuan SMK
Negeri 1 Muaro Jambi adalah sebagai berikut:416

“Tujuan SMK Negeri 1 Muaro Jambi:


1. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan
mengembangkan sikap profesional.
2. Menyiapkan siswa agar mampu berkompetisi dan
mengembangkan diri sesuai Keahlian.
3. Menyiapkan tenaga kerja tingkat madya untuk mengisi
kebutuhan dunia usaha saat ini dan di masa yang akan datang.
4. Menyiapkan tamatan agar mampu berwira usaha, mempunyai
pengetahuan, keterampilan dan berbudi pekerti yang luhur.
5. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif,
kreatif, terampil dan profesional.”

Dari kelima tujuan SMK Negeri 1 Muaro Jambi di atas, yang erat
hubungannya dengan tujuan bengkel kerja yaitu tujuan poin 3,
menyiapkan tenaga kerja tingkat madya untuk mengisi kebutuhan dunia
usaha saat ini dan di masa yang akan datang. Bengkel kerja adalah
tempat pelatihan atau praktik kerja yang merupakan kegiatan
mempersiapkan siswa untuk mampu menjadi tenaga kerja pada dunia
usaha baik saat ini maupun masa mendatang. Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam penjelasan Pasal
15 menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang
tertentu. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan
Menengah, Pasal 1 Ayat 3 menyebutkan pendidikan kejuruan adalah

415 Penetapan Tujuan Pada Organisasi, http://www.prosesindustri. com/2015/01/


penetapan-tujuan-pada-organisasi.html (diakses 01-04-2017).
416
Observasi di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 20-28 Oktober 2016.
284

pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan pengembangan


kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu.
Pendidikan, lapangan kerja, pengangguran, adalah problem besar
di Indonesia, masih rendahnya mutu pendidikan ditambah susahnya
mencari pekerjaan, kemiskinan, sedikitnya lowongan kerja yang tersedia,
menjadi persoalan yang harus menjadi tugas pemerintah untuk mengambil
langkah cepat untuk menyiapkan tenaga kerja siap pakai seperti SMK
Bisa, SMK Mandiri, SMK yang lulusannya berkualitas dan siap kerja.
Sekolah Menengah Kejuruan harus disiapkan untuk mengisi lowongan
kerja tingkat menengah yang sudah tersedia, selain itu pemerintah harus
juga mendorong terciptanya peluang kerja baru yang bisa menampung
siswa lulusan SMK baik lewat program pegawai negeri, mendorong
perusahaan baru, mendukung UKM, UMKM, melatih dan mendorong
wirausaha baru, enterpreneur baru, pabrik ramah lingkungan baru,
perusahaan baru, kesempatan kerja baru.417 Menilik uraian di atas,
perencanaan yang disusun oleh manajemen SMK Negeri 1 Muaro Jambi
berkehendak mempersiapkan siswa untuk menjadi tenaga kerja yang
mampu mengisi kebutuhan dunia usaha dan mendorong terciptanya
peluang kerja baru.
Suatu organisasi dibentuk dengan mempunyai fungsi dan tujuan
tertentu. Tujuan dari organisasi tersebut tentunya mempunyai fungsi-fungsi
yang mengikat para anggotanya baik di dalam maupun di luar organisasi.
Semua tindakan dan perbuatan yang dilakukan oleh anggota organisasi
haruslah ditujukan untuk tercapainya tujuan dari organisasi tersebut.
Untuk itulah diperlukan anggota organisasi yang mempunyai kapasitas
dan komitmen yang kuat untuk menetapkan dan mencapai tujuan
organisasi.
Berdasarkan uraian di atas, sungguh sangat disayangkan SMK
Negeri 1 Tanjung Jabung Timur tidak mempunyai tujuan bengkel kerja

417 SMKBisa, Menciptakan Tenaga Kerja Siap Pakai, http://www.smkn6kendari.


sch.id/article-45-smk-bisa-menciptakan-tenaga-kerja-siap-pakai.html (Diakses 01-04-
2017).
285

maupun tujuan sekolah. 418 Ketika ditanyakan kepada kepala sekolah


melalui wawancara, jawabannya sebagai berikut:

“Tujuan sekolah sebenarnya sudah tergambar pada visi dan misi


sekolah, namun ke depan hal yang perlu diperhatikan perihal tujuan
sekolah.”419

Dalam penetapan tujuan dari organisasi dibutuhkan tahapan-


tahapan perencanaan yang matang serta konsep yang jelas tentang tujuan
organisasi. Konsep tujuan organisasi dipandang secara luas mempunyai
beberapa fungsi penting yang bervariasi menurut waktu dan keadaan.
Berbagai fungsi tujuan organisasi adalah sebagai berikut :
a) Sebagai pedoman bagi kegiatan pengarahan dan penyaluran usaha-
usaha dan kegiatan-kegiatan para anggota organisasi. Dalam hal ini,
fungsi tujuan memberikan arah dan pemusatan kegiatan organisasi
mengenai apa yang harus dan harus tidak dilakukan.
b) Sumber legitimasi bagi suatu organisasi melalui pembenaran kegiatan-
kegiatannya, dan di samping itu keberadaannya diakui di kalangan
kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat. Pengakuan atas
legitimasi ini akan meningkatkan kemampuan organisasi untuk
mendapatkan berbagai sumber daya dan dukungan dari lingkungan di
sekitarnya.
c) Bila tujuan dinyatakan secara jelas dan dipahami, hal ini akan
memberikan standar langsung bagi penilaian pelaksanaan kegiatan
atau prestasi organisasi. sehingga setelah organisasi menetapkan
tujuan-tujuan dalam bidang-bidang yang dapat dikuantifikasikan,
derajat kesuksesan yang dicapai dapat dengan mudah diukur.
d) Sebagai sumber motivasi dan identifikasi karyawan yang penting.
Tujuan organisasi sering memberikan insentif bagi para anggota. Hal
ini tampak paling jelas dalam organisasi yang menawarkan bonus bagi

418
Observasi di SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 03-10 November 2016.
419 Wawancara dengan Bapak JE Kepala SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal
04 November 2016.
286

pencapaian tingkat penjualan tertentu, dan lain-lain yang dikaitkan


dengan secara langsung dengan laba tahunan.
e) Suatu dasar perancangan organisasi. Tujuan organisasi dan struktur
organisasi berinteraksi dalam kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk:
pencapaian tujuan, pola penggunaan sumber daya, implementasi
berbagai unsur perancangan organisasi yang meliputi pola komunikasi,
mekanisme pengawasan, departementalisasi, dan lain-lain.420
SMK Negeri 2 Merangin mempunyai bengkel kerja dengan tujuan
yang mengacu pada tujuan program keahlian teknik kendaraan ringan
sebagaimana berikut:421

“Tujuan program keahlian teknik kendaraan ringan adalah


membekali peserta didik dengan ketrampilan, pengetahuan dan
sikap agar kompeten:
1. Menghasilkan lulusan yang kompeten di bidang teknik
kendaraan ringan dan memiliki kemampuan manajerial serta
menganalisa permasalahan berdasarkan konsep yang dimiliki.
2. Menyelenggarakan pendidikan teknologi otomotif umumnya
dengan fokus keahlian di bidang teknik kendaraan ringan yaitu:
a. Perawatan dan perbaikan engine teknik kendaraan ringan.
b. Perawatan dan perbaikan chasis dan suspensi teknik
kendaraan ringan.
c. Perawatan dan perbaikan sistem kelistrikan teknik kendaraan
ringan.
3. Memberikan kurikulum yang sesuai dengan kondisi Dunia Usaha
dan Dunia Industri (DUDI).”

Tujuan nomor 2 merupakan materi yang diajarkan pada program


keahlian teknik kendaraan ringan. Tujuan Kompetensi Keahlian
Teknik Kendaraan Ringan secara umum mengacu pada isi Undang-
undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai Tujuan
Pendidikan Nasional dan penjelasan Pasal 15 yang menyebutkan
bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang

420 AbiAsmana, Fungsi Tujuan Organisasi, http://legalstudies71.blogspot.co.id/2015/12/


fungsi-tujuan-organisasi.html (Diakses 03-04-2017).
421
Observasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 14-23 November 2016
287

tertentu. Secara khusus tujuan Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan


Ringan adalah membekali peserta didik dengan keterampilan,
pengetahuan dan sikap agar kompeten dalam:
a) Perawatan dan perbaikan motor otomotif
b) Perawatan dan perbaikan sistem pemindah tenaga otomotif
c) Perawatan dan perbaikan chasis otomotif
d) Perawatan dan perbaikan sistem kelistrikan otomotif.
e) Perawatan dan perbaikan sistem pengkondisi udara otomotif.
Merujuk Undang-undang SPN di atas bahwa lulusan SMK mampu
bekerja pada bidang tertentu atau menjadi tenaga kerja yang siap untuk
melaksanakan pekerjaan. Kebutuhan tenaga kerja umumnya berada pada
Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Oleh Karena itu tujuan program
keahlian teknik kendaraan ringan SMK Negeri 2 Merangin nomor 3 di atas
sesuai dengan tujuan umum dan tujuan khusus pendidikan kejuruan yang
terdapat pada UU SPN.
Tujuan program keahlian teknik kendaraan ringan SMK Negeri 2
Merangin nomor 1 merupakan hal yang perlu mendapat perhatian karena
lulusan dituntut untuk memiliki kemampuan manajerial dan mampu
menganalisa permasalahan. Suatu hal yang sangat menarik dimana
perencanaan yang disusun program keahlian teknik kendaraan ringan
telah menyusun pembelajaran kepada siswa kemampuan dalam
manajemen. Di sisi pembelajaran kepada siswa tentang konsep-konsep
dalam menganalisa permasalahan. Hal ini dipandang suatu terobosan
yang sangat baik mengingat lulusan SMK diharapkan mampu menjadi
tenaga kerja yang siap memenuhi kebutuhan kerja pada DUDI dan
disamping itu juga lulusan SMK mampu membuka lowongan kerja baru
atau berwirausaha.
288

Perencanaan strategis atau perencanaan jangka panjang yang ada


hanya pada program keahlian teknik kendaraan ringan SMK Negeri 1
Tanjung Jabung Timur yaitu sebagai berikut:422
• Pengadaan 30 unit meja gambar. Gambar teknik adalah kompetensi
pendukung utama dan berstandar ISO pada bidang teknik kendaraan
ringan, sampai saat ini belum punya sama sekali.
• Pembangunan 1 ruang gambar. Pada saat ini siswa menggambar
teknik membutuhkan kondisi ketenangan dan kenyamanan oleh sebab
itu dibutuhkan ruangan yang berkondisi tersebut pada bidang teknik
kendaraan ringan. Sampai saat ini belum punya sama sekali.
• Pembangunan gudang peralatan dan bahan. Jurusan memiliki ruang
peralatan/bahan dengan ukuran panjang 3,8 meter dan lebar 2,85
meter tidak memadai dengan peralatan/bahan yang dimiliki, untuk itu
perlu adanya penambahan ataupun perluasan.
• Pembangunan ruang bengkel. Jurusan memiliki ruang peralatan/bahan
dengan ukuran panjang 8,75 meter dan lebar 7,75 meter sementara
rombel ada 5 kelas dengan jumlah siswa 125 orang dan rata-rata 1
rombel 25 siswa dan rata-rata kel praktik 5 siswa membutuhkan ruang
praktik panjang 2 meter dan lebar 2,5 meter dengan demikian ruang
praktik yang dimiliki tidak mencukupi, untuk itu perlu adanya
penambahan ataupun perluasan.

d) Orientasi perencanaan strategis


Perencanaan strategis memuat perencanaan jangka panjang,
perancanaan jangka menengah dan perencanaan jangka pendek. Sarana
dan prasarana bengkel kerja yang sulit pembangunannya dan
membutuhkan pendanaan yang besar dimasukkan ke dalam perencanaan
jangka panjang, sementara sarana dan prasarana bengkel kerja yang
akan dibangun dalam jangka waktu 1 sampai 4 tahun ke depan
dimasukkan ke dalam perencanaan jangka menengah (4 tahun) dan
422 Dokumentasi di SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 03-10 November 2016.
289

perencanaan jangka pendek (1 tahun). Husein Umar menyatakan bahwa


rencana kerja adalah suatu proses yang tidak pernah berakhir, apabila
rencana telah ditetapkan, maka dokumen mengenai perencanaan yang
terkait harus diimplementasikan. Karena perencanaan atau rencana kerja
adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pengambilan keputusan
tentang apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa. 423
Selanjutnya M. Nafarin mendefinisikan rencana kerja adalah tindakan yang
dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang
dilakukan pada waktu yang akan datang dalam mencapai tujuan yang
diinginkan.424 Sementara Gunawan Adisaputro menjelaskan rencana kerja
adalah hasil proses perencanaan berupa daftar ketetapan tentang langkah
tindakan pada masa depan menyangkut kegiatan apa, siapa
pelaksananya, di mana, kapan jadwalnya dan berapa sumber daya yang
akan digunakan, serta berbagai keterangan mengenai tolak ukurnya,
dalam rangka mencapai hasil. Rencana digunakan manajemen untuk
pedoman pengarahan kegiatan dan juga sebagai titik tolak proses
pengendalian.425 Pendapat di atas tentang rencana kerja atau program
kerja dapat disimpulkan bahwa rencana kerja merupakan upaya yang
telah dirumuskan dan disusun sebelumnya guna mewujudkan tujuan
organisasi sebaik mungkin.
Sebelum lebih jauh menganalisis perencanaan strategis, terlebih
dahulu memaparkan standar sarana dan prasarana bengkel kerja sesuai
Permendiknas nomor 40 tahun 2008 dan memaparkan indikator
kecakapan praktik kerja siswa. Standar sarana dan prasarana bengkel
kerja sesuai Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008 dipaparkan sebagai
berikut:

423 Husein Umar, Rencana Kerja Perusahaan Yang Baik (Jakarta: Rajawali, 2009), hal.
65.
424 Nafarin, M., Penganggaran Perusahaan, Edisi 3, (Jakarta: Salemba Empat, 2009),

hal. 4.
425 Gunawan Adisaputro, Manajemen Pemasaran Analisis Untuk. Perancangan Strategi

Pemasaran, (Yogyakarta: UPP STIM, 2010), hal. 89.


290

• Standar prasarana ruang praktik program keahlian teknik mekanik


otomotif: Luas minimum ruang praktik program keahlian teknik mekanik
otomotif adalah 256 m² untuk menampung 32 peserta didik yang
meliputi:
- Area kerja mesin otomotif 96 m² (Panjang 12 m X Lebar 8 m).
- Area kerja kelistrikan 48 m² (Panjang 8 m X Lebar 6 m).
- Area kerja chasis dan pemindah tenaga 64 m² (Panjang 8 m X
Lebar 8 m).
- Ruang penyimpanan dan instruktur 48 m² (Panjang 8 m X Lebar 6
m).
• Standar sarana pada area kerja mesin otomotif:
- Perabot terdiri dari meja kerja, kursi kerja/stool dan lemari simpan
alat dan bahan sebanyak minimum 16 set.
- Peralatan, peralatan untuk untuk pekerjaan mesin otomotif
sebanyak minimum 16 set.
- Media pendidikan, papan tulis sebanyak minimum 16 buah.
- Perlengkapan lain, kotak kontak sebanyak minimum 64 set dan
tempat sampah sebanyak minimum 16 buah.
• Standar sarana pada area kerja kelistrikan otomotif:
- Perabot terdiri dari meja kerja, kursi kerja/stool dan lemari simpan
alat dan bahan sebanyak minimum 8 set.
- Peralatan, peralatan untuk untuk pekerjaan mesin otomotif
sebanyak minimum 8 set.
- Media pendidikan, papan tulis sebanyak minimum 8 buah.
- Perlengkapan lain, kotak kontak sebanyak minimum 16 set dan
tempat sampah sebanyak minimum 8 buah.
• Standar sarana pada area kerja chasis dan pemindahan gigi otomotif:
- Perabot terdiri dari meja kerja, kursi kerja/stool dan lemari simpan
alat dan bahan sebanyak minimum 8 set.
- Peralatan, peralatan untuk untuk pekerjaan mesin otomotif
sebanyak minimum 8 set.
291

- Media pendidikan, papan tulis sebanyak minimum 8 buah.


- Perlengkapan lain, kotak kontak sebanyak minimum 16 set dan
tempat sampah sebanyak minimum 8 buah.
• Standar sarana pada ruang penyimpanan dan instruktur:
- Perabot terdiri dari meja kerja, kursi kerja/stool dan lemari simpan
alat dan bahan sebanyak minimum 8 set.
- Peralatan, peralatan untuk untuk pekerjaan mesin otomotif
sebanyak minimum 8 set.
- Media pendidikan, papan tulis sebanyak minimum 8 buah.
- Perlengkapan lain, kotak kontak sebanyak minimum 16 set dan
tempat sampah sebanyak minimum 8 buah.

Pembangunan prasarana ruang praktik program keahlian teknik


kendaraan ringan seluas 256 m2 untuk area kerja mesin, kelistrikan,
chasis dan pemindahan gigi dan ruang penyimpanan dan instruktur
membutuhkan lahan dan pendanaan yang sangat besar dan sulit
pencapaiannya. Menurut kepala sekolah ketiga SMK Negeri di Provinsi
Jambi dalam wawancara sebagaimana dalam temuan penelitian
menyatakan bahwa kendala utama pembangunan sarana dan prasarana
bengkel kerja sesuai Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008 adalah
pendanaan, di sisi lain sosialisasi peraturan yang belum sampai ke
bawah. Disamping itu pengadaan sarana bengkel kerja sesuai
Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008 untuk ruang praktik area kerja
mesin, kelistrikan, chasis dan pemindahan gigi dan ruang penyimpanan
dan instruktur juga membutuhkan pendanaan yang sangat besar.
Oleh karena itu menurut penulis, ketiga SMK Negeri di Provinsi
Jambi seyogyanya memasukkan pembangunan sarana dan prasarana
bengkel kerja program keahlian teknik kendaraan ringan sesuai
Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008 ke dalam perencanaan strategis.
Pertimbangan yang diambil mengacu pada prinsip SMART sebagaimana
dipaparkan berikut:
292

• Specific
Perencanaan strategis disusun dengan tujuan yang sangat jelas yaitu
pembangunan sarana dan prasarana bengkel kerja sesuai standar
sarana dan prasarana nasional mengacu pada Permendiknas Nomor
40 Tahun 2008.
• Measurable
Standar sarana dan prasarana nasional bengkel kerja program
keahlian teknik kendaraan ringan terdapat angka-angka pada setiap
prasarana yang akan dibangun dan sarana yang akan disiapkan. Oleh
karena itu, pengukuran terhadap sarana dan prasarana tersebut dapat
dilakukan dalam penyusunan perencanaan strategis baik mengenai
kemampuan pembiayaan/pendanaan maupun kemampuan
pencapaian di masa depan.
• Achievable
Perencanaan strategis disusun tentulah sangat realistis dan dapat
dicapai karena mengacu pada peraturan yang dibuat oleh para ahli
yang mengetahui secara detil mengenai kemampuan pencapaian yang
dapat dilakukan oleh lembaga pendidikan dalam hal ini keseluruhan
SMK di Indonesia melalui pertimbangan-pertimbangan yang akurat
sebelum ditetapkan.
• Relevant
Relevansi penyusunan perencanaan strategis sarana dan prasarana
bengkel kerja mengacu pada Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008
tidak perlu dipertanyakan lagi karena penyusunan perencanaan
strategis sudah jelas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan
standar sarana dan prasarana pendidikan nasional.
• Time Bound
Perencanaan strategis merupakan perencanaan jangka panjang yang
dalam hal ini membutuhkan waktu yang lama untuk pencapaiannya
bisa mencapai 10, 20 sampai 25 tahun ke depan. Berdasarkan
kemampuan dan pengalaman yang dimiliki, tenggat waktu
293

perencanaan strategis terhadap sarana dan prasarana bengkel kerja


program keahlian teknik kendaraan ringan pada ketiga SMK Negeri di
Provinsi Jambi dapat ditentukan. Pembangunan atau pengadaan yang
membutuhkan pendanaan yang besar dimasukkan pada perencanaan
jangka panjang, yang membutuhkan pendanaan sedang dimasukkan
dalam perencanaan jangka menengah dan yang membutuhkan
pendanaan kecil dimasukkan dalam perencanaan jangka pendek.
Penyusunan perencanaan strategis dapat pula berdasarkan kondisi,
sesuai kemampuan dan pendanaan yang dimiliki atau tersedia.

Mempertimbangkan perencanaan strategis terhadap sarana dan


prasarana bengkel kerja program keahlian teknik kendaraan ringan pada
ketiga SMK Negeri di Provinsi Jambi yang tidak ditemukan di lapangan
sehubungan dengan keberadaan visi, misi dan tujuan yang ada, maka
penyusunan perencanaan strategis dimulai dari perumusan visi, misi dan
tujuan yang sesuai dengan standar nasional pendidikan dan mengacu
pada standar sarana dan prasarana bengkel kerja yang terdapat pada
Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008. Oleh karenanya program keahlian
teknik kendaraan ringan segera melakukan tindakan-tindakan yang
bersifat progresif dengan me-review visi, misi dan tujuan yang ada dan
sesegera mungkin melakukan perumusan sebagaimana yang diharapkan.
Perencanaan strategis mengacu pada standar sarana dan prasarana
bengkel kerja sesuai Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008 hendaklah
disusun berdasarkan prinsip SMART dengan memilah-milah prasarana
dan sarana berdasarkan kemampuan pencapaiannya dan
memasukkannnya ke dalam program jangka panjang, menengah atau
pendek (tahunan).
Uraian analisis perencanaan di atas menunjukkan ketiga SMK
Negeri di Provinsi Jambi tidak mempunyai perencanaan strategis sebagai
usaha untuk mencapai sarana dan prasarana bengkel kerja program
keahlian teknik kendaraan ringan sesuai standar sarana dan prasarana
294

nasional yang terdapat pada Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008.


Sehubungan dengan hal tersebut, pelaksanaan praktik kerja siswa di
bengkel kerja menggunakan sarana dan prasarana bengkel kerja yang
belum sesuai dengan standar sarana dan prasarana nasional. Hasil
wawancara kepada guru praktik ditemukan bahwa pelaksanaan praktik
yang berjalan selama ini menggunakan ruang praktik yang ada dan
peralatan yang tersedia. Sebahagian peralatan yang dibutuhkan untuk
praktik sudah diajukan namun pengadaanya bergantung pada ketua
program dan kepala sekolah. Namun sayang, pengajuan pengadaan
peralatan tidak didasarkan atas perencanaan yang telah disusun
sebelumnya mengacu pada pencapaian standar sarana dan prasarana
bengkel kerja. Penyebabnya adalah tidak adanya sosialisasi
Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008 dari atas ke bawah sampai ke
pengguna dalam hal ini guru praktik. Hal ini sudah dikemukakan kepala
sekolah dalam wawancara di temuan penelitian.
Menurut Zenden, “sosialisasi didefinisikan sebagai sebuah proses
seseorang berinteraksi sosial sepanjang hidupnya yang didalam proses itu
ia mempelajari pengetahuan, sikap, nilai-nilai dan perilaku yang penting
supaya bisa terlihat secara efektif dalam hidup bermasyarakat”. 426 Kegiatan
sosialisasi tidak hanya menyampaikan informasi tentang yang akan
disampaikan, tetapi juga mencari dukungan dari berbagai warga sekolah
agar sesuai dengan kebutuhan sekolah. Pada dasarnya tujuan sosialisasi
adalah membangun hubungan kerja sama dengan berbagai komponen
sekolah. Kemudian, melalui kerja sama yang erat diharapkan warga
sekolah merasa memiliki sehingga tidak hanya menerima manfaat saja
dan terlibat secara langsung. Aktivitas sosialisasi bertujuan untuk
meperkenalkan apa yang akan disampaikan, menarik perhatian warga
sekolah, tercapainya pemahaman warga sekolah, adanya perubahan
sikap warga sekolah dan adanya tindakan di kemudian hari. Oleh karena

426 M.
Amin Nurdin, dan Ahmad Abroriri, Mengerti Sosiologi, (Jakarta: UIN Jakarta Press,
2006), hal. 73.
295

itu sosialisasi Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008 penting dilaksanakan


agar warga sekolah SMK Negeri di Provinsi memahami tentang standar
sarana dan prasarana nasional SMK dan adanya perubahan yang terjadi
pada sarana dan prasarana SMK umumnya dan sarana dan prasarana
bengkel kerja program keahlian teknik kendaraan ringan khususnya di
masa depan terutama kepada guru praktik dan pengurus organisasi.
Perencanaan sarana dan prasarana bengkel kerja erat kaitannya
dengan kecakapan praktik kerja siswa. Perencanaan yang baik terhadap
sarana dan parasarana bengkel kerja akan menyediakan atau
menyiapkan bengkel kerja untuk pelaksanaan praktik kerja siswa sesuai
pembelajaran pada program keahlian teknik kendaraan ringan. Sarana
dan prasarana yang lengkap sesuai standar sarana dan prasarana
pendidikan nasional akan mendukung kecakapan siswa dalam
melaksanakan praktik kerja di bengkel kerja. Banyak praktik kerja yang
harus dilakukan sesuai tuntutan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) pada program keahlian teknik kendaraan ringan. Fasilitas yang
tidak lengkap akan mengurangi kecakapan siswa dalam melaksanakan
praktik kerja karena sebahagian praktik tidak dilaksanakan sebagai akibat
dari fasilitas yang tidak sesuai dengan standar sarana dan prasarana
pendidikan nasional mengacu pada Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008.
Sebagai acuan pelaksanaan praktik kerja yang berjalan selama ini
pada ketiga SMK Negeri di Provinsi Jambi, penilaian praktik kerja
menunjukkan hasil yang cukup terampil atau cakap. Siswa mampu
melaksanakan praktik dengan baik namun tidak keseluruhan praktik kerja
dilaksanakan sesuai RPP karena keterbatasan sarana dan prasarana
bengkel kerja. Siswa harus berkelompok dalam pelaksanaannya,
sementara standar saran dan prasarana bengkel kerja program keahlian
teknik kendaraan ringan (otomotif) menghendaki siswa bekerja sendiri
pada area yang sudah ditentukan di ruangan praktik baik area kerja
mesin, kelistrikan maupun area chasis dan pemindahan gigi. Perencanaan
strategis sangat diperlukan pada ketiga SMK Negeri di Provinsi Jambi
296

untuk membangun sarana dan prasarana bengkel kerja sesuai standar


sarana dan prasarana pendidikan nasional mengacu pada Permendiknas
Nomor 40 Tahun 2008 guna mendukung kelancaran pelaksanaan praktik
kerja siswa dalam meningkatkan kecakapan praktik kerja siswa.
Penyusunan perencanaan strategis merupakan tanggung jawab ketua
program keahlian teknik kendaraan ringan karena pengelolaan bengkel
kerja berada di bawah tanggungjawabnya.
Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi
adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu
dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk
menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM). KKM harus ditetapkan sebelum awal tahun
ajaran dimulai. Seberapapun besarnya jumlah peserta didik yang
melampaui batas ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan
pendidik dalam menyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan
kriteria tidak diubah secara serta merta karena hasil empirik penilaian
Pada kurikulum 2013, penetapan kriteria minimal ketuntasan
belajar merupakan tahapan awal pelaksanaan penilaian tes praktik.
Kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan berdasarkan kurikulum
2013 sesuai Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013. adalah 2,66 atau
nilai 70. Bilamana siswa mendapatkan nilai lebih dari sama dengan 2,66
maka siswa tersebut dinyatakan tuntas belajar (lulus). Peniliaian ini
dijadikan indikator kecakapan siswa dalam melaksanakan praktik. Siswa-
siswa yang mendapatkan nilai lebih dari 70 pada job sheet dinyatakan
lulus atau cakap dalam melaksanakan praktik kerja.
Pendidikan vokasi/kejuruan harus dirancang selaras dengan
program pelatihan kerja kebutuhan industri yang mutunya di kawal oleh 8
standar BSNP yang berujung pada proses pemberian sertifikasi
kompetensi BNSP yang harmonis dengan UU dan PP yang berlaku di
sektor terkait, sektor sektor tersebut Antara lain bidang ketenaga listrikan,
kontruksi dan kesehatan. Pembinaan SDM berbasis kompetensi
297

merupakan salah satu model yang dapat memberikan hasil yang sesuai
dengan tujuan dan sasaran pembinaan SDM di dalam perusahaan yang
berbasis strandar kinerja yang telah ditetapkan. Model ini lebih spesifik,
fleksibel, mempunyai relevansi dengan tugas dan pekerjaan, dengan lebih
bermutu efektif dan efesien dalam waktu yang lebih terukur. Perencanaan
penyiapan SDM diorientasikan untuk menghasilkan SDM yang memiliki
daya saing. Peningkatan daya saing SDM dapat dilakukan dengan
berbagai upaya, antara lain melalui pendidikan, pelatihan kerja dan
mengapresiasi pengalaman di tempat kerja. Pendidikan dan pelatihan
kerja harus mampu mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia
yang mempunyai kualitas, keterampilan, profesionalisme dan kompetensi
yang tinggi serta relevan dengan kondisi dan kebutuhan dunia kerja. Oleh
karena itu pendidikan dan pelatihan kerja harus dilakukan secara sinergi ,
bermuara kepada peningkatan kompetensi kerja. Untuk mewujudkan SDM
yang berdaya saing, terdapat 3 (tiga) komponen penting utama yaitu;
Standar Kompetensi Kerja, Pendidikan dan Pelatihan berbasis kompetensi
dan Sertifikasi Kompetensi. Standar kompetensi kerja menjadi acuan
dalam pengembangan program pendidikan dan pelatihan berbasis
kompetensi dan pengembangan sertifikasi kompetensi kerja,bahkan dapat
menjadi acuan dalam pengembangan SDM. Dalam implementasinya baik
untuk pengembangan standar kompetensi, pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan berbasis kompetensi maupun pelaksanaan sertifikasi
kompetensi diperlukan kemampuan individu yang terukur, agar
peningkatan daya saing SDM dapat dicapai. Kemampuan individu yang
terukur itu dapat dituangkan dalam standar kompetensi yang meliputi
kompetensi dalam mengembangkan standar kompetensi kerja, kompetensi
melakukan (delivery) pendidikan dan pelatihan kerja serta kompetensi
melakukan proses asesmen. Kompetensi kompetensi tersebut, pada
dasarnya merupakan kompetensi metodologi. Seluruh kompetensi yang
diperlukan dibahas bersama pemangku kepentingan terkait
seperti lembaga pendidikan dan pelatihan kerja, lembaga sertifikasi,
298

asosiasi profesi, asesor, instruktur, profesional/ praktisi di bidangnya,


serta keberadaan sektor terkait UU, PP dan Peraturan Menteri di sektor
terkait.427
2. Analisis Pengorganisasian (Organizing)
Organisasi sangat berhubungan erat dengan manajemen
merupakan suatu wadah atau tempat manajemen itu akan berperan aktif.
Organisasi adalah sebuah unit sosial yang dikoordinasikan secara sadar,
terdiri atas dua orang atau lebih dan yang relatif terus-menerus guna
mencapai satu atau serangkaian tujuan bersama.428 Organisasi adalah
suatu wadah yang dibentuk untuk mencapai tujuan bersama secara
efektif.429 Berdasarkan pendapat tersebut, organisasi merupakan suatu
wadah kumpulan orang yang berhubungan satu sama lain untuk mencapai
tujuan bersama.
Organisasi adalah sistem kerja sama sekelompok orang untuk
mencapai tujuan bersama. Langkah pertama dalam pengorganisasian
diwujudkan melalui perencanaan dengan menetapkan bidang-bidang atau
fungsi-fungsi yang termasuk ruang lingkup kegiatan yang akan
diselenggarakan oleh suatu kelompok kerjasama tertentu. Keseluruhan
pembidangan itu sebagai suatu kesatuan merupakan total sistem yang
bergerak ke arah satu tujuan. Dengan demikian, setiap pembidangan kerja
dapat ditempatkan sebagai sub sistem yang mengemban sejumlah tugas
yang sejenis sebagai bagian dari keseluruhan kegiatan yang diemban oleh
kelompok-kelompok kerjasama tersebut. Wujud dari pelaksanaan
organizing ini adalah tampaknya kesatuan yang utuh, kekompakan,
kesetiakawanan dan terciptanya mekanisme yang sehat, sehingga
kegiatan lancar, stabil dan mudah mencapai tujuan yang ditetapkan.
Proses organizing yang menekankan pentingnnya tercipta kesatuan dalam

427 Kompasiana, Seputar Revitalisasi Pendidikan Kejuruan Sebagai implikasi Instruksi


Presiden Nomor 9 Tahun 2016, http://www.kompasiana.com/irvec/seputar-revitalisasi-
pendidikan-kejuruan-sebagai-implikasi-instruksi-presiden-nomor-9-tahun-
2016_57fd1fc6bb93733224d1bbd3 (Diakses 13-04-2017).
428 Robbins SP, danJudge, Perilaku Organisasi Buku 2, (Jakarta: Salemba, 2008), hal. 5.
429 Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Parsada, 2007), hal. 1.
299

segala tindakan. Sebagaiman firman Allah dalam surat Al-Anfal ayat 46


berikut.

‫برًو‬
‫صا ن‬ ‫يرحك‬ ً ‫تو‬ ‫ورسو‬ ً ‫وأ يطع‬
‫لهً ًل‬
ً ًً
‫ل‬ ‫وا‬
‫ت‬ ‫ۥو‬ ‫ل‬
ً
ًً ً ًًً ‫نًزعواً ف‬ ‫ًٱ‬
ً ‫ت فشل وا ذهب‬
‫م‬ ً ً
ً
‫وٱ‬
] ٤:‫ [سورة األنفال‬٤‫ً ن‬ ‫ٱًًلل معٱل‬

ً
‫ص‬
ً
‫بر‬
‫ي‬
Artinya: “Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu
berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar
dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah
beserta orang-orang yang sabar.” (Qs. Al-Anfal: 46).430

Dalam hal ini Al-Qur'an telah menyebutkan betapa pentingnya


tindakan kesatuan yang utuh, kerjasama yang baik, murni dan bulat dalam
suatu organisasi.

a) Analisis struktur organisasi


Penyusunan struktur organisasi merupakan langkah awal dalam
memulai pelaksanaan kegiatan, dengan kata lain penyusunan struktur
432
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Bumi.
Aksara, 2010), hal. 128.
300

organisasi adalah langkah terencana untuk melaksanakan fungsi


perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Struktur
organisasi dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal organisasi yang
dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi,
dikelompokkan, dan dikoordinasikan. (Robbins dan Coulter). 431 Struktur
organisasi adalah suatu gambar yang menggambarkan tipe organisasi,
pendepartemenan organisasi kedudukan, dan jenis wewenang pejabat,
bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggung jawab,

432
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Bumi.
Aksara, 2010), hal. 128.
301

rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi.432 Dengan kata lain


struktur organisasi itu merupakan kerangka dan susunan perwujudan pola

430 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya (Semarang: CV. Asy Syifa‟,
1999), hal. 268.
431 Robbins, S dan Coulter, M., Manajemen, Edisi Kedelapan, (Jakarta: Penerbit PT.

Indeks, 2007), hal. 284.

432
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Bumi.
Aksara, 2010), hal. 128.
301

tetap hubungan diantara orang-orang yang mempunyai tugas, wewenang


dan tanggungjawab pada bagian atau posisi masing-masing.
Dalam struktur organisasi pemisahan kegiatan antara yang satu
dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi
dengan jelas. Bentuk struktur organisasi pada umumnya berbeda-beda
serta memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Berdasarkan
hubungan yang ada pada organisasi, menurut Hasibuan terdapat lima
jenis bentuk struktur utama organisasi, bentuk struktur organisasi tersebut
adalah sebagai berikut:433
1) Bentuk Organisasi Lini (Line Organization)
Organisasi lini ini diciptakan oleh Henry Fayol, dalam tipe organisasi
lini terdapat garis wewenang, kekuasaan yang menghubungkan
langsung secara vertikal dari atasan ke bawahan.
2) Bentuk Organisasi Lini dan Staf (Line and staff organization)
Bentuk organisasi lini dan staf pada dasarnya merupakan kombinasi
dari organisasi lini dan organisasi fungsional. Asas kesatuan komando
tetap dipertahankan dan pelimpahan wewenang berlangsung secara
vertikal dari pucuk pimpinan kepada pimpinan dibawahnya. Pucuk
pimpinan tetap sepenuhnya berhak menetapkan keputusan,
kebijaksanaan, dan merealisasikan tujuan perusahaan. Dalam
membantu kelancaran tugas pimpinan, ia mendapat bantuan dari para
staf. Tugas para staf hanya memberikan bantuan, pemikiran saran-
saran, data, informasi, dan pelayanan kepada pimpinan sebagai bahan
pertimbangan untuk menetapkan keputusan dan kebijaksanaannya.
3) Bentuk Organisasi Fungsional.
Diciptakan oleh F.W. Taylor, bentuk organisasi ini disusun berdasarkan
sifat dan macam pekerjaan yang harus dilakukan. Pada tipe organisasi
ini, masalah pembagian kerja mendapat perhatian yang sungguh-
sungguh, pembagian kerja didasarkan pada “spesialisasi” yang sangat

433
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Bumi.
Aksara, 2010), hal. 150.
302

mendalam dan setiap pejabat hanya mengerjakan suatu tugas atau


pekerjaan sesuai dengan spesialisasinya.
4) Bentuk Organisasi Lini, Staf dan Fungsional.
Merupakan kombinasi dari organisasi lini, lini dan staf, dan fungsional,
biasanya diterapkan pada organisasi besar serta kompleks. Pada
tingkat Dewan Komisaris (board of director) diterapkan tipe organisasi
lini dan staf, sedangkan pada tingkat middle manager diterapkan tipe
organisasi fungsional. Organisasi ini dilakukan dengan cara
menggabungkan kebaikan dan menghilangkan kelemahan dari ketiga
tipe organisasi tersebut.
5) Bentuk Organisasi Komite.
Suatu organisasi yang masing-masing anggota mempunyai wewenang
yang sama dan pimpinannya kolektif. Organisasi komite (panitia =
committees organization) mengutamakan pimpinan, artinya dalam
organisasi ini terdapat pimpinan “kolektif presidium/plural executive”
dan komite ini bersifat manajerial. Komite dapat juga bersifat formal
atau informal, komite-komite itu dapat dibentuk sebagai suatu bagian
dari struktur organisasi formal, dengan tugas-tugas dan wewenang
dibagikan secara khusus.
Merujuk pada bentuk struktur organisasi tersebut diatas, struktur
organisasi program keahlian teknik kendaraan ringan SMK Negeri 1 Muaro
Jambi dan SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur yang terdapat pada
temuan penelitian berbentuk organisasi lini dan staf (line and staff
organization), sedangkan struktur organisasi program keahlian teknik
kendaraan ringan SMK 2 Merangin berbentuk organisasi lini. Berikut
dipaparkan ciri-ciri, keunggulan dan kelemahan dari organisasi lini dan
organisasi lini dan staf.

• Ciri-ciri organisasi434

434 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Bumi.
Aksara, 2010), hal. 151-153.
303

Organisasi Lini Organisasi Lini dan Staf


1. Organisasinya relatif kecil dan 1. Pucuk pimpinan hanya satu
sederhana. orang dan dibantu oleh para staf.
2. Terdapat dua kelompok
2. Hubungan antara atasan dengan wewenang, yaitu wewenang lini
bawahan masih bersifat langsung dan wewenang staf.
melalui garis wewenang
terpendek. 3. Kesatuan perintah tetap
3. Pucuk pimpinan biasanya pemilik dipertahankan, setiap atasan
perusahaan dan merupakan satu- mempunyai bawahan tertentu
satunya sumber kekuasaan, dan setiap bawahannya hanya
keputusan dan kebijakan dari mempunyai seorang atasan
organisasi. langsung.
4. Organisasinya besar,
4. Jumlah karyawan relatif sedikit karyawannya banyak dan
dan saling mengenal. pekerjaannya bersifat kompleks.
5. Hubungan antara atasan dengan
5. Tingkat spesialisasinya belum para bawahannya tidak bersifat
begitu tinggi dan alat-alatnya langsung.
tidak beraneka macam. 6. Pimpinan dan para karyawan
6. Pucuk pimpinan merupakan satu- tidak semuanya saling mengenal.
satunya sumber kekuasaan,
keputusan, dan kebijaksanaan 7. Spesialisasi yang beraneka
dari organisasi. ragam diperlukan dan digunakan
7. Masing-masing kepala unit secara optimal.
mempunyai wewenang dan
tanggung jawab penuh atas
segala bidang pekerjaan yang
ada didalam unitnya.

• Keunggulan organisasi435
Organisasi Lini Organisasi Lini dan Staf
1. Kesatuan pimpinan dan azas 1. Asas kesatuan pimpinan tetap
kesatuan komando tetap dipertahankan, sebab pimpinan
dipertahankan sepenuhnya. tetap berada dalam satu tangan
saja.
2. Garis komando dan pengendalian 2. Adanya pengelompokan
tugas, tidak mungkin terjadi wewenang, yaitu wewenang lini
kesimpang siuran karena dan wewenang staf.
pimpinan langsung berhubungan

435 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Bumi.
Aksara, 2010), hal. 151-153.
304

dengan karyawan.

3. Proses pengambilan keputusan, 3. Adanya pembagian tugas dan


kebijaksanaan, dan instruksi- tanggung jawab yang jelas antara
instruksi berjalan cepat. pimpinan, staf dan pelaksana.
4. Pengawasan melekat (waskat) 4. Pimpinan mempunyai bawahan
secara ketat terhadap kegiatan- tertentu, sedang bawahan hanya
kegiatan karyawan dapat mempunyai seorang atasan
dilaksanakan. tertentu saja.
5. Kedisiplinan dan semangat kerja 5. Bawahan hanya mendapat
karyawan umumnya baik. perintah dan memberikan
tanggung jawab kepada seorang
atasan tertentu saja.
6. Koordinasi relatif mudah 6. Pelaksanaan tugas-tugas
dilaksanakan. pimpinan relatif lebih lancar,
karena mendapat bantuan data,
informasi, saran-saran, dan
pemikiran para stafnya.
7. Rasa solidaritas dan esprit de crop 7. Asas the right man in the right
para karyawan pada umumnya place lebih mudah dilaksanakan.
tinggi, karena masih saling
mengenal. 8. Organisasi ini fleksibel dan luwes,
karena dapat diterapkan pada
organisasi besar maupun kecil,
organisasi perusahaan maupun
organisasi sosial.
9. Kedisiplian dan moral karyawan
tinggi, karena tugas-tugasnya
sesuai dengan keahliannya.
10. Keuntungan dari spesialisasi
dapat diperoleh seoptimal
mungkin.
11. Koordinasi relatif mudah
dilaksanakan, karena sudah ada
pembagian tugas yang jelas.
12. Bakat karyawan yang berbeda-
beda dapat dikembangkan,
karena mereka bekerja sesuai
dengan kecakapan dan
keahliannya.
13. Perintah dan pertanggungjawaban
melalui garis vertikal terpendek.
305

• Kelemahan organisasi436
Organisasi Lini Organisasi Lini dan Staf
1. Tujuan pribadi pucuk pimpinan dan 1. Kelompok pelaksana sering
tujuan organisasi seringkali tidak bingunguntuk membedakan
dapat dibedakan. perintah atau bantuan nasihat.
2. Adanya kecenderungan pucuk 2. Solidaritas dan esprit de corp
pimpinan bertindak secara karyawan kurang, karena tidak
otoriter/diktator. saling mengenal.
3. Maju mundurnya organisasi 3. Persaingan kurang sehat sering
bergantung kepada kecakapan terjadi, sebab setiap unit atau
pucuk pimpinan saja, karena bagian menganggap tugas-
wewenang menetapkan tugasnyalah yang terpenting.
keputusan, kebijaksanaan, dan
pengendalian dipegang sendiri.
4. Organisasi secara keseluruhan
terlalu bergantung pada satu
orang.
5. Kaderisasi dan pengembangan
bawahan kurang mendapatkan
perhatian, karena mereka tidak
diikutsertakan dalam perencanaan,
pengambilan keputusan, dan
pengendalian.
6. Rencana, keputusan,
kebijaksanaan dan pengendalian
relatif kurang baik, karena adanya
keterbatasan (limits factor)
manusia.

Peranan struktur organisasi sangat menentukan sekali. Dari struktur


organisasi dapat terlihat secara jelas rentang kekuasaan dan wewenang
serta tugas dari setiap bagian ataupun setiap unit kegiatan. Struktur
organisasi merupakan suatu cara atau sistem untuk mengadakan
pembagian tugas-tugas dan tanggung jawab serta penetapan hubungan-
hubungan antara unsur-unsur dan tanggung jawab serta penetapan
hubungan-hubungan antara unsur-unsur organisasi sehingga
memungkinkan seseorang dapat berkerja sama seefektif mungkin untuk

436 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Bumi.
Aksara, 2010), hal. 151
306

mencapai suatu tujuan. Organisasi memiliki karakteristik yang sama


diantaranya adalah sebagai berikut: organisasi merupakan (1)
entitas sosial (2) yang diarahkan pada tujuan, (3) dirancang dengan
sengaja sebagai sistem aktivitas terstruktur dan terkoordinasi, dan (4)
terkait dengan lingkungan eksternal.437 Organisasi adalah suatu sistem
berkelanjutan dari aktivitas-aktivitas manusia yang terdiferensiasi dan
terkoordinasi, yang mempergunakan, mentransformasi, dan
menyatupadukan seperangkat khusus manusia, material, modal,
gagasan, dan sumber daya alam menjadi suatu kesatuan pemecahan
masalah yang unik dalam rangka memuaskan kebutuhan-kebutuhan
tertentu manusia dalam interaksinya dengan sistem-sistem lain dari
aktivitas manusia dan sumber daya dalam lingkungannya.438
Menilik status sarana dan prasarana bengkel kerja dan merujuk
pada belum adanya perencanaan startegis yang mengacu pada
pencapaian standar sarana dan prasarana bengkel kerja sesuai
Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008, kinerja organisasi program keahlian
ketiga SMK Negeri di Provinsi Jambi masih belum memuaskan dan
dipandang perlu perubahan. Menurut Gibson perubahan organisasi adalah
usaha yang direncanakan oleh manajemen untuk menghasilkan
prestasi keseluruhan individu, kelompok dan organisasi, dengan
mengubah struktur, perilaku dan proses. Kemudian, Djatmiko (Torang)
menyebutkan ada tujuh tujuan perubahan organisasi, yaitu: (1)
meningkatkan kinerja, (2) memperbaiki motivasi, (3) meningkatkan
kerja sama, (4) memperjelas komunikasi, (5) mengurangi kemangkiran
dan keluarnya pengurus organisasi, (6) meminimalkan konflik, dan (7)
mengurangi biaya.439 Perubahan organisasi dapat diorientasikan pada
perubahan „struktur organisasi‟ atau „tujuan (goal) organisasi‟. Struktur

437 Richard L. Daft, Manajemen, (Jakarta: Salemba, 2013), hal. 12.


438 Kusdi,Budaya Organisasi Teori, Penelitian, dan Praktik, (Jakarta: Salemba Empat,
2011), hal. 5.
439 Syamsir Torang, Organisasi dan Manajemen (Perilaku, Struktur, Budaya & Perubahan

Organisasi (Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 100.


307

organisasi merupakan salah satu sumber terjadinya perubahan


organisasi atau dapat dikatakan bahwa struktur organisasi adalah salah
satu objek yang terkena perubahan. Oleh karena tujuan ditetapkan dalam
organisasi dan agar terjadi perubahan dalam organisasi dengan maksud
mempermudah pencapaian tujuan, maka sangat beralasan apabila
perubahan organisasi dimulai dengan melakukan perubahan struktur
organisasinya.440 Sementara itu Robbins memusatkan perhatiannya
pada perubahan struktural yang berfokus pada teknik-teknik yang
mempunyai dampak terhadap sistem struktur organisasi. Hal ini memiliki
arti bahwa akan meninjau pola wewenang yang berubah, akses
terhadap informasi, alokasi imbalan, teknologi, dan sebagainya.441
Struktur organisasi menspesifikasikan pembagian kerja dan
menunjukkan bagaimana fungsi atau aktivitas yang beraneka ragam yang
dihubungkan sampai batas tertentu, juga menunjukkan tingkat spesialisasi
aktivitas kerja. Bukti yang paling nampak menekankan diferensiasi
horizontal pada organisasi adalah spesialisasi dan departementalisasi.
Spesialisasi mengindikasikan pengelompokan aktivitas tertentu yang
diperankan oleh satu individu. Peningkatan spesialisasi berindikas
meningkatnya kompleksitas di dalam organisasi, karena peningkatan
spesialisasi membutuhkan metode „holistic‟ untuk tujuan koordinasi dan
pengawasan. Pembagian kerja sangat diperlukan dalam organisasi karena
pada organisasi yang besar cenderung pekerjaannya sangat kompleks
serta memerlukan pengalaman. Setelah pekerjaan telah dibagi melalui
spesialisasi kerja, mereka harus dikelompokkan tugas agar dapat
dikoordinasikan. Dasar dari sebuah pekerjaan yang dikelompokkan
disebut departementalisasi.442

440 Syamsir Torang, Organisasi dan Manajemen (Perilaku, Struktur, Budaya & Perubahan
Organisasi (Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 101.
441 Stephen P. Robbins & Timothy A. Judge, Organizational Behavior Edition 15, (New

Jersey: Pearson Education, 2013), hal. 480.


442 Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi, (Jakarta: Salemba Empat, 2013), hal. 480.
308

Di samping itu koordinasi juga merupakan faktor penting dalam


struktur organisasi. Koordinasi ialah penyeimbangan dan pemeliharaan
agar tim bersatu dengan membagi aktivitas-aktivitas kerja kepada
berbagai anggota, dan memastikan bahwa mereka melaksanakan tugas
mereka secara harmonis.443 koordinasi (coordination) sebagai proses
pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan
yang terpisah (departemen atau bidang-bidangfungsional) suatu
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien. Adapun
maksud dan tujuan yang ingin dicapai melalui koordinasi:
1) Rekonsiliasi tujuan-tujuan individual dengan tujuan-tujuan organisasi.
Hal ini hanya dapat dilakukan dengan koordinasi. Konflik tujuan terjadi
karena orang- orang melihat tujuan-tujuan organisasi berbeda-beda
dan mencoba mencapainya dengan caranya sendiri. Hal ini bias
menimbulkan kebingungan dalam organisasi. Karena itu, koordinasi
diperlukan untuk mempersatukan pandangan dan aktivitas dalam
organisasi.
2) Pencapaian total. Melalui koordinasi bisa didapat pencapaian total
yang akan melebihi jumlah hasil pencapaian individual. Hal ini bisa
terjadi karena melalui koordinasi, duplikasi pekerjaan bisa dicegah
dengan demikian dapat menghemat waktu dan tenaga untuk
melakukan pekerjaan yang kreatif.
3) Ekonomi dan efisiensi. Melalui koordinasi pekerjaan dapat
dilakukan dengan lebih ekonomis. Bila aktivitas terkorelasi dengan
lebih baik akan mencegah keterlambatan sehingga lebih efisien.
4) Relasi antar karyawan lebih baik. Koordinasi yang baik memberi
kepuasan kerja kepada karyawan sehingga semangat mereka
tinggi. Di samping itu, adanya relasi yang baik dalam organisasi
karena hubungan otoritas dan tanggung jawab jelas. Konflik antara

443 Bernardine R. Wirjana, Mencapai Manajemen Berkualitas: Organisasi, Kinerja,


Program, (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2007), hal. 88.
309

atasan dan bawahan bisa dicegah melalui koordinasi yang baik dalam
pekerjaan mereka.444
Pada dasarnya aspek struktur organisasi dapat mempengaruhi segi-
segi tertentu dari efektivitas organisasi. Sebagaimana pendapat Ivancevich
berikut “dari merancang struktur organisasi para pemimpin organisasi
mampu menentukan harapan-harapan mengenai apa yang akan dilakukan
individu-individu dan kelompok-kelompok tersebut dalam mencapai tujuan-
tujuan organisasi”.445 Jika struktur organisasi merupakan media yang
membantu organisasi dalam mencapai tujuan-tujuannya, maka efektivitas
organisasi didefinisikan sebagai sejauh mana sebuah organisasi
mewujudkan tujuan-tujuannya.

b) Analisis jabatan
Salah satu tugas manajemen adalah untuk mendayagunakan
sumberdaya manusia yang dimilikinya secara optimal. Pendayagunaan ini
seringkali berarti mengupayakan agar sumberdaya manusia itu mampu
dan mau bekerja secara optimal demi tercapainya tujuan organisasi.
Upaya tersebut dilakukan melalui proses manajemen terhadap
sumberdaya manusia, dengan berbagai kegiatannya. Manusia akan mau
dan mampu untuk bekerja dengan dengan baik bilamana ia ditempatkan
pada posisi dengan jabatan yang sesuai dengan minat dan
kemampuannya, serta bila mana ia bisa memenuhi kebutuhannya dengan
melakukan pekerjaan itu. lni berarti bahwa perusahaan harus bisa
menempatkan orang pada jabatan-jabatan yang sesuai dengan minat dan
kemampuannya, dengan tidak lupa mempertimbangkan upaya
pemenuhan kebutuhannya.
Perencanaan SDM (human resources planning) menurut Fischer
et.al. dinyatakan sebagai berikut:

444Bernardine R. Wirjana, Mencapai Manajemen Berkualitas: Organisasi, Kinerja,


Program, (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2007), hal. 90
445 J. M. Ivancevich, et al., Perilaku & Manajemen Organisasi, (Jakarta: Erlangga, 2007),

hal. 235.
310

“Human resources planning is the process through which


organizational goals, as put forth in mission statement and business
plans, are translated into human resources objectives concerning
staffing levels and flow rates and, from these, into an integrated set
of personnel policies and programs.Human resources planning
helps to assure that organization are neither over-nor understaffed,
that the right employees are placed in the right jobs as the right
time, that organizational and environmental change is anticipated
and adjusted to with a minimum of cost, and there is direction and
coherence to personnel activities.
(Perencanaan SDM adalah prosses melalui tujuan organisasi yang
ditempatkan dalam pernyataan misi dan rencana usaha, yang
diterjemahkan ke dalam tujuan SDM yang berkenaan dengan
tingkatan staf and tingkatan aliran program. Perencanaan SDM
membantu kepastian organisasi agar tidak kekurangan staff,
penempatan pegawai yang tepat pada saat yang diperlukan,
perubahan organisasi dan lingkungan diantisipasi dan disesuaikan
dengan biaya yang minimum, disertai arah dan kesesuaian dengan
aktivitas personalia).”446

Pendapat di atas dapat dikatakan bahwa kunci keberhasil


organisasi terletak pada penempatan orang yang tepat pada jabatan yang
tepat dan waktu yang tepat. Sebagaimana pendapat Gregory Nuun "The
right man on the right place at the right time ". Analisis jabatan merupakan
merupakan salah satu langkah dalam reformasi birokrasi, Menteri Negara
Pemberdayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
141/PMK.01/2011 menyebutkan bahwa dalam rangka pelaksanaan
reformasi birokrasi dan mengoptimalkan kinerja sumber daya manusia
serta efisiensi anggaran belanja pegawai yang telah ada perlu dilakukan
penataan organisasi dan penataan Pegawai Negeri Sipil (rightsizing).
Untuk itu maka dilakukan penundaan sementara penerimaan Calon
Pegawai Negeri Sipil guna memperbaiki sistem kepegawaian.
Pengertian mengenai analisis pekerjaan, yaitu :
1) Analisis pekerjaan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
pekerjaan dan proses menetukan persyaratan yang harus disiapkan,

446 Taufiqurokhman, Mengenal Sumber Daya Manusia, (Jakarta Pusat: Fakultas Ilmu
Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama, 2009), hal. 15.
311

termasuk di dalamnya sistematika rekruitmen, evaluasi atau


pengendalian, dan organisasi atau perusahaannya.
2) Analisis pekerjaan merupakan kegiatan atau proses dalam
menghimpun dan menyusun berbagai informasi yang berkenaan
dengan setiap pekerjaan, tugas-tugas, jenis pekerjaan, dan tanggung
jawabnya secara operasional untuk mewujudkan tujuan organisasi
atau bisnis suatu perusahaan.
3) Analisis pekerjaan adalah usaha untuk mencari tahu tentang jabatan
atau pekerjaan yang berkaitan dengan tugas-tugas yang dilakukan
dalam jabatan tersebut.447
Adapun Tujuan Analisis Jabatan adalah untuk penyusunan
kebijakan program:
1) Pembinaan dan Penataan kelembagaan, kepegawaian,
ketatalaksanaan.
2) Perencanaan kebutuhan pendidikan dan pelatihan.
3) Evaluasi kebijakan program pembinaan dan penataan kelembagaan,
kepegawaian, ketatalaksanaan dan perencanaan kebutuhan
pendidikan dan pelatihan.448
Banyak jabatan yang terdapat pada struktur organisasi program
keahlian teknik kendaraan ringan SMK Negeri di Provinsi Jambi, dari mulai
top manajemen yang diisi oleh kepala sekolah atau ketua program sampai
pada pelaksana di bagian level paling bawah. Namun, jabatan yang paling
bertanggungjawab atas keberadaan sarana dan prasarana bengkel kerja
adalah ketua program. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis terhadap
jabatan ketua program pada ketiga SMK Negeri di Provinsi Jambi
kaitannya dengan penerapan Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008 dan
kecakapan praktik kerja siswa di sekolahnya masing-masing.

447 Veithzal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori ke
Praktik, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), hal. 367.
448 Peraturan Gubernur Jambi Nomor 39 Tahun 2012 Tentang Uraian Jabatan Di

Lingkungan Sekretariat Daerah Provinsi Jambi Pasal 4, hal 4.


312

Menurut Peraturan Gubernur Jambi Nomor 39 Tahun 2012


Tentang Uraian Jabatan Di Lingkungan Sekretariat Daerah Provinsi Jambi
BAB I Ketetentuan Umum Pasal 1 Nomor 2 disebutkan bahwa:

“Analisis Jabatan adalah proses, metode dan teknik untuk


mendapatkan data jabatan yang diolah menjadi informasi jabatan
guna penyusunan kebijakan program pembinaan/penataan
kelembagaan, kepegawaian, ketatalaksanaan dan perencanaan
kebutuhan pendidikan dan pelatihan serta umpan balik bagi
organisasi dan tatalaksana.”
Peraturan tersebut di atas sangat membantu dalam analisis jabatan
dimana proses, metode dan teknik yang dilaksanakan adalah untuk
mendapatkan data jabatan yang nantinya diolah menjadi informasi jabatan
yang berguna dalam penyusunan kebijakan program pembinaan/penataan
kelembagaan, kepegawaian, ketatalaksanaan dan perencanaan
kebutuhan pendidikan dan pelatihan serta umpan balik bagi organisasi dan
tatalaksana. Hal terpenting dari analisis jabatan adalah menjadi umpan
balik bagi organisasi dan tatalaksana. Dalam hal ini organisasi berhak
mengeluarkan kebijakan yang dirasa perlu untuk pencapaian tujuan dan
tatalaksana yang baik atau lebih baik ke depan.
Selanjutnya definisi jabatan menurut Peraturan Gubernur Jambi
Nomor 39 Tahun 2012 Tentang Uraian Jabatan di Lingkungan Sekretariat
Daerah Provinsi Jambi BAB I Ketetentuan Umum Pasal 1 Nomor 3
disebutkan bahwa:

“Jabatan adalah kedudukan yang menunjukan tugas, tanggung


jawab, wewenang, dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam
satuan organisasi negara.”

Terdapat 4 unsur dalam jabatan yaitu tugas, tanggungjawab,


wewenang dan hak. Oleh karenanya setiap orang dalam jabatan tertentu
mempunyai tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak dalam uraian
jabatannya atau dengan kata lain job description. Analisis jabatan
terhadap ketua program keahlian teknik kendaraan ringan khususnya
harus meliputi keempat unsur dalam pelaksanaannya. Analisis jabatan
313

dilakukan dengan membuat daftar pertanyaan, pertanyaan yang terpenting


tentang keberadaaan perencanaan strategis mengacu pada Permendiknas
Nomor 40 Tahun 2008 kaitannya dengan kelancaran dan kecakapan siswa
dalam melaksanakan praktik. Hal ini penting karena Permendiknas Nomor
40 Tahun 2008 telah mewajibkan seluruh SMK di Indonesia wajib memiliki
sarana dan prasarana sesuai standar sarana dan prasarana nasional.
Selain itu analisis jabatan dilakukan dengan melakukan wawancara
langsung, pengamatan di lapangan, melalui referensi dan gabungan
beberapa cara.449
Setiap jabatan mempunyai uraian tugas. Rincian tugas adalah
paparan atau bentangan atas semua tugas jabatan yang merupakan
upaya pokok yang dilakukan pemegang jabatan dalam memproses bahan
kerja menjadi hasil kerja dengan menggunakan perangkat kerja dan dalam
kondisi pelaksanaan tertentu. Setiap jabatan berisi sekelompok tugas.
Dalam jabatan berisi antara 5 (lima) sampai 12 (dua belas) tugas. Setiap
tugas diuraikan dengan jelas dalam rincian tugas ini, gambaran tentang
apa yang dikerjakan, mengapa harus dikerjakan, dan bagaimana
mengerjakannya. Adapun uraian jabatan adalah uraian tentang informasi
dan karakteristik jabatan, seperti nama jabatan, kode jabatan, letak
jabatan, ikhtisar jabatan, uraian tugas, hasil kerja, bahan kerja, peralatan
kerja, tanggungjawab jabatan, wewenang jabatan, korelasi jabatan, kondisi
lingkungan kerja, dan syarat jabatan.450 Contoh uraian jabatan dapat
dilihat pada lampiran 8.
Pelaksanaan analisis jabatan dapat ditemukan kesesuaian antara
jabatan yang mereka duduki dengan kemampuan yang dimiliki setiap
pegawai sehingga pegawai dapat melaksanakan tugasnya dengan
maksimal dan pelayanan yang maksimal. Analisis jabatan adalah suatu
penelaahan secara mendalam dan sistematis terhadap suatu
pekerjaan/jabatan, untuk memperoleh manfaat dari penelaahan
449 Peraturan Gubernur Jambi Nomor 39 Tahun 2012 Tentang Uraian Jabatan Di
Lingkungan Sekretariat Daerah Provinsi Jambi Pasal 3, hal 4.
450 Ibid, hal 3.
314

tersebut.451 Analisis pekerjaan adalah kegiatan mengumpulkan data yang


dilakukan dengan cara menghimpun serta mengolah data dan kemudian
menyajikan hasil berupa informasi secara sistematis, tepat, dan jelas untuk
keperluan pengelolaan pekerjaan, tenaga kerja, dan teknologi dalam
organisasi. Setiap pegawai harus dapat memperhatikan aspek penting
yang ada dalam pelaksanaan jabatan atau tugasnya yaitu apa yang benar-
benar harus dikerjakan sebagai suatu kewajiban dan apa yang harus
dipertanggungjawabkan oleh pegawai itu kepada atasannya. Maka dari itu,
perlunya analisis pekerjaan mencakup beberapa prinsip sebagai berikut :
1) Analisis pekerjaan harus memberikan semua fakta penting yang ada
hubungannya dengan pekerjaan.
2) Analisis pekerjaan harus dapat memberikan fakta yang diperlukan
untuk bermacam-macam tujuan.
3) Analisis pekerjaan harus sering ditinjau, bila perlu diperbaiki.
4) Analisis pekerjaan harus dapat menunjukkan unsur-unsur pekerjaan
yang paling penting di antara beberapa unsur pekerjaan dalam setiap
pekerjaan.452
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 213
sebagaimana berikut:
‫ث ٱلنً ً ًش و نم‬‫ٱل ل‬ ‫ًوحد ة‬ ً‫اكن ٱلنًًاس أ‬
‫ًذً يرن زلم هم ك‬
‫ٱ ت‬ ‫وأ‬ ًً ‫فب‬ ‫ًًم ًة‬
ًً ‫ً ير‬‫ً ب‬
ً
‫ب ن‬ ً
‫ل ب‬ ‫ن‬ ً
‫ًي‬
‫م‬
ً
ً
‫ن‬
ً ‫فيه ٱل نأو‬ ‫وما‬ ‫ًف‬
‫ل‬
‫ب يما ٱ‬ ً ‫ٱ لح ق ل‬
‫توه‬ ً
ً ‫يحكم‬
ً ‫وا‬
‫ين‬
‫م‬ ‫ي‬ ً ً ً‫ٱلن‬
ً ‫ًل‬ ‫ٱختً ل‬ ‫اس‬
‫ن‬ ً
‫ءا‬ ً ً ً ‫هدى‬
ً ‫من‬
ً ًً ‫ي‬ ‫ًذ‬
‫ي‬ ‫ٱل‬ ً‫هتخ لل‬ ً ‫ًًي‬ ‫ب‬
‫ذوا لما ٱخ‬ ‫ً ن‬ ً ‫ً ه‬
ً
‫‪315‬‬

‫ٱهم ل‬ ‫ًا‬
‫ع ج‬
‫ً‬
‫ماد ً‬
‫ً يه من‬ ‫ٱ‬ ‫ن غ م‬ ‫ًت‬
‫ً وا‬ ‫ًي‬
‫ا‬ ‫ً ً‬
‫لتف ً‬ ‫ت‬
‫ب ً ًينً‬ ‫ًء‬
‫ً‬
‫ًً‬ ‫متس ً م‬ ‫ل‬ ‫ه ًًۦ لٱول ًدي‬ ‫ٱً ل ح‬
‫ً ً قي ًً[‬ ‫ً‬
‫اش ق ذ‬
‫سورة‬ ‫ى‬
‫البقرة‪ً :‬‬ ‫من ًه ً صرط‬ ‫ً‬
‫ً‪٥‬‬ ‫ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫]‬ ‫ن‬
‫ً‬
‫ء ًإ‬
315

Artinya: “Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan),
maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan
Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk
memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang
mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu
melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab,
yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang

451 Harsono,Perencanaan Kepegawaian, (Bandung: Fokusmedia, 2010), hal. 14.


452 IKomang Ardana, Ni Wayan Mujiati dan I wayan Mudiartha Utama, Manajemen
Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hal. 33.
316

nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi


petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal
yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah
selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada
jalan yang lurus.” (Qs. Al-Baqarah: 213).453
Ayat tersebut menerangkan bahwa sebuah organisasi hendaknya
bersatu dengan menghindari konflik yang menyebabkan perpecahan
antara satu dengan yang lain. Maka dari itu, dalam sebuah organisasi
hendaknya selalu menjunjung persatuan dan kesatuan organisasi. Ayat
tersebut juga menerangkan tentang pengambilan keputusan dalam
sebuah organisasi dan juga berorientasi pada penyelesaian masalah.
Hendaknya semua perkara yang diselisihkan dalam sebuah organisasi itu
diselesaikan dengan dikembalikan kepada metode pengambilan
keputusan yang diajarkan oleh Allah, sebagaimana yang terdapat dalam
Al-Qur‟an dan Hadits, yaitu metode musyawarah. Jadi musyawarah
merupakan cara yang tepat untuk mengatasi konflik yang mampu
menyebabkan perpecahan dalam tubuh organisasi, dengan mengambil
keputusan yang bijak.

3. Analisis Pelaksanaan (Actuating)


a) Perbandingan sarana dan prasarana bengkel kerja dengan
standar minimum nasional
Pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling
utama yaitu usaha menggerakkan anggota-anggota dalam organisasi
sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk
mencapai tujuan. Pelaksanaan itu suatu upaya untuk menjadikan
perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan
dan pemotivasian agar setiap anggota organisasi dapat melaksanakan
tugas, wewenang dan tanggungjawab secara optimal sesuai uraian
jabatan yang ada padanya.

453
Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya (Semarang: CV. Asy Syifa‟, 999),
hal.51.
317

Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa SMK Negeri


di Provinsi Jambi belum mempunyai perencanaan strategis yang dijadikan
patokan dalam pelaksanaan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu dalam
analisis ini dipaparkan bagaimana kondisi sarana dan prasarana bengkel
kerja dibandingkan dengan standar nasional. SMK Negeri 1 Muaro Jambi
mempunyai sarana dan prasarana bengkel kerja yang masih belum sesuai
standar nasional. Adapun perbandingan kondisi yang ada sebagaimana
berikut:454

Tabel 44. Perbandingan sarana dan prasarana bengkel kerja SMK


Negeri 1 Muaro Jambi dengan standar minimum nasional.

Standar Bengkel
No. Sarana dan Prasarana Persentase
min. Nas. Kerja
1 Ruang praktik:
- Area kerja mesin 96 m2 81 m2 84,4%
- Area kerja kelistrikan 48 m2 - -
- Area kerja chasis dan
64 m2 - -
pemindahan gigi
- Ruang penyimpanan dan
48 m2 - -
instruktur
Perabot (meja kerja, kursi
2 kerja, lemari simpan alat &
bahan:
1 set tidak
- Area kerja mesin 16 set < 6,3%
lengkap
1 set tidak
- Area kerja kelistrikan 8 set < 12,5%
lengkap
- Area kerja chasis dan
8 set - -
pemindahan gigi
- Ruang penyimpanan dan
1 set - -
instruktur
3 Peralatan untuk pekerjaan:
1 set tidak
- Area kerja mesin 16 set < 6,3%
lengkap
1 set tidak
- Area kerja kelistrikan 8 set < 12,5%
lengkap
- Area kerja chasis dan 1 set tidak
pemindahan gigi 8 set lengkap < 12,5%
- Ruang penyimpanan dan 1 set - -

454
Observasi di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 20-28 Oktober 2016.
318

Standar Bengkel
No. Sarana dan Prasarana Persentase
min. Nas. Kerja
instruktur
Media pendidikan (papan
4
tulis/papan data
- Area kerja mesin 16 set 1 set 6,3%
- Area kerja kelistrikan 8 set - -
- Area kerja chasis dan
8 set - -
pemindahan gigi
- Ruang penyimpanan dan
1 set 1 set 100%
instruktur
Perlengkapan lain (kotak
5
kontak)
- Area kerja mesin 32 set 2 set 6,3%
- Area kerja kelistrikan 16 set - -

- Area kerja chasis dan


16 set - -
pemindahan gigi
- Ruang penyimpanan dan
2 set - -
instruktur
6 Tempat sampah 97 buah 2 buah 2,1%

Sarana dan prasarana bengkel kerja SMK Negeri 1 Muaro Jambi


sebagaimana pada tabel di atas menunjukkan pencapaian yang masih
jauh dari standar minimum sarana dan prasarana nasional bengkel kerja
SMK. Ruang praktik yang ada hanya 1 ruangan yang dipakai untuk
keseluruhan praktik kerja mesin dan kelistrikan, dan penyimpanan alat dan
bahan serta untuk instruktur. Peralatan praktik kerja baik untuk kerja mesin
dan kelistrikan maupun untuk kerja chasis dan pemindahan gigi masih
belum lengkap dan masih membutuhkan pengadaan dalam jumlah yang
besar. Begitu pula dengan media pendidikan dan perlengkapan lain masih
harus disesuaikan keberadaannya dengan kondisi yang ada.455
Berbeda halnya dengan SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur yang
mempunyai banyak ruang praktik, namun keseluruhannya bukan untuk
program keahlian teknik kendaraan ringan tetapi digunakan untuk praktik
program keahlian yang lain. Perbandingan sarana dan prasarana bengkel

455
Observasi di SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 20-28 Oktober 2016.
319

kerja SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur dengan standar minimum


nasional ditampilkan pada tabel berikut.456

Tabel 45. Perbandingan sarana dan prasarana bengkel kerja SMK


Negeri 1 Tanjung Jabung Timur dengan standar minimum
nasional.
Standar Bengkel
No. Sarana dan Prasarana Persentase
min. Nas. Kerja
1 Ruang praktik:
- Area kerja mesin 96 m2 72 m2 75,0%
- Area kerja kelistrikan 48 m2 - -
- Area kerja chasis dan
64 m2 - -
pemindahan gigi
- Ruang penyimpanan dan
48 m2 - -
instruktur
Perabot (meja kerja, kursi
2 kerja, lemari simpan alat &
bahan:
1 set tidak
- Area kerja mesin 16 set < 6,30%
lengkap
1 set tidak
- Area kerja kelistrikan 8 set < 12,5%
lengkap
- Area kerja chasis dan
8 set - -
pemindahan gigi
- Ruang penyimpanan dan
instruktur 1 set - -
Peralatan untuk
3
pekerjaan:
1 set tidak
- Area kerja mesin 16 set < 6,3%
lengkap
1 set tidak
- Area kerja kelistrikan 8 set < 12,5%
lengkap
- Area kerja chasis dan 1 set tidak
8 set < 12,5%
pemindahan gigi lengkap
- Ruang penyimpanan dan
1 set - -
instruktur
Media pendidikan (papan
4
tulis/papan data
- Area kerja mesin 16 set 1 set 6,30%

456 Hasil
olah data observasi, dokumentasi dan wawancara SMK Negeri 1 Tanjung
Jabung Timur.
320

Standar Bengkel
No. Sarana dan Prasarana Persentase
min. Nas. Kerja
- Area kerja kelistrikan 8 set - -
- Area kerja chasis dan
8 set - -
pemindahan gigi
- Ruang penyimpanan dan
1 set 1 set 100%
instruktur
Perlengkapan lain (kotak
5
kontak)
- Area kerja mesin 32 set 4 set 12,5%
- Area kerja kelistrikan 16 set - 0%
- Area kerja chasis dan
16 set - 0%
pemindahan gigi
- Ruang penyimpanan dan
2 set - 0%
instruktur
6 Tempat sampah 97 buah 2 buah 2,1%

Sebagaimana sarana dan prasarana bengkel kerja SMK Negeri 1


Muaro Jambi, kondisi sarana dan prasarana bengkel kerja SMK Negeri 1
Tanjung Jabung Timur tidak jauh berbeda, kondisinya masih jauh dari
standar minimum sarana dan prasarana nasional bengkel kerja SMK.
Ruang praktik yang ada masih daalam 1 ruangan yang dipakai untuk
keseluruhan praktik kerja mesin dan kelistrikan, dan penyimpanan alat dan
bahan serta untuk instruktur. Peralatan praktik kerja baik untuk kerja mesin
dan kelistrikan maupun untuk kerja chasis dan pemindahan gigi masih
belum lengkap dan masih membutuhkan pengadaan dalam jumlah yang
besar, demikian pula dengan media pendidikan dan perlengkapan lain
masih harus disesuaikan keberadaannya dengan kondisi yang ada.
SMK Negeri 2 Merangin berbeda dengan kedua SMK Negeri di
atas. Basic SMK Negeri 2 Merangin adalah STM (Sekolah Teknik
Menengah) sementara kedua SMK di atas basicnya pertanian untuk SMK
Negeri 1 Muaro Jambi dan perikanan untuk SMK Negeri 1 Tanjung Jabung
Timur. SMK Negeri 2 Merangin mempunyai sarana dan prasarana yang
jauh lebih lengkap dibandingkan kedua SMK di atas dan hanya
321

membutuhkan penyesuaian dengan Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008


dalam manajemen bengkel kerjanya. Adapun perbandingan sarana dan
prasarana bengkel kerja dengan standar minimum nasional ditampilkan
pada tabel berikut.457
Tabel 46. Perbandingan sarana dan prasarana bengkel kerja SMK
Negeri 2 Merangin dengan standar minimum nasional.

Standar Bengkel
No. Sarana dan Prasarana Persentase
min. Nas. Kerja
1 Ruang praktik:
- Area kerja mesin 96 m2 - -
- Area kerja kelistrikan 48 m2 - -
- Area kerja chasis dan
64 m2 - -
pemindahan gigi
Jumlah 208 m2 582,9 m2 280,2%
- Ruang penyimpanan dan
48 m2 2382,8 172,5%
instruktur
Perabot (meja kerja, kursi
2 kerja, lemari simpan alat &
bahan:
1 set tidak
- Area kerja mesin 16 set < 6,30%
lengkap
1 set tidak
- Area kerja kelistrikan 8 set < 12,5%
lengkap
- Area kerja chasis dan 1 set tidak
8 set < 12,5%
pemindahan gigi lengkap
- Ruang penyimpanan dan 1 set tidak
1 set < 100%
instruktur lengkap
3 Peralatan untuk pekerjaan:
1 set tidak
- Area kerja mesin 16 set < 6,3%
lengkap
1 set tidak
- Area kerja kelistrikan 8 set < 12,5%
lengkap
- Area kerja chasis dan 1 set tidak
8 set < 12,5%
pemindahan gigi lengkap
- Ruang penyimpanan dan 1 set tidak
1 set < 100%
instruktur lengkap
4 Media pendidikan (papan

457 Hasil
olah data observasi, dokumentasi dan wawancara SMK Negeri 1 Tanjung
Jabung Timur.
322

Standar Bengkel
No. Sarana dan Prasarana Persentase
min. Nas. Kerja
tulis/papan data
- Area kerja mesin 16 set 1 set 6,30%
- Area kerja kelistrikan 8 set - -
- Area kerja chasis dan
8 set - -
pemindahan gigi
- Ruang penyimpanan dan
1 set 1 set 100%
instruktur
Perlengkapan lain (kotak
5
kontak)
- Area kerja mesin 32 set 4 set 12,5%
- Area kerja kelistrikan 16 set 4 set 50%
- Area kerja chasis dan
16 set 4 set 50%
pemindahan gigi
- Ruang penyimpanan dan
2 set 2 set 100%
instruktur
6 Tempat sampah 97 buah 12 buah 12,4%

Ruang praktik bengkel kerja SMK Negeri 2 Merangin sudah


melampaui standar minimum nasional, persentasenya mencapai 280,2%.
Luas ruang praktik keseluruhan 582,9 m 2 yang didalamnya meliputi area
kerja mesin, kelistrikan dan chasis dan pemindahan gigi. Bila dipandang
dari persentase sangatlah besar mencapai lebih dari 2 kali lipat.458 Hal ini
dikarenakan standar minimum nasional untuk area kerja mesin hanya
diperuntukkan 16 siswa, namun banyaknya siswa yang praktik di SMK ini
sehingga membutuhkan luasan yang lebih dari standar minimum nasional.
Sementara untuk perabot, peralatan dan perlengkapan lain bengkel kerja
masih membutuhkan pengadaan agar sesuai dengan standar minimum
nasional bengkel kerja SMK.
Melihat kondisi sarana dan prasarana bengkel kerja ketiga SMK
Negeri di provinsi Jambi, merupakan suatu hal yang lumrah bila dalam
pelaksanaan manajemen bengkel me-review perencanaan yang ada agar
pengarahan yang dilakukan baik oleh kepala sekolah maupun ketua
458
Observasi di SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 14-23 November 2016
323

program jelas pada pencapaian tujuan program keahlian teknik kendaraan


ringan. Badrudin merinci tentang pengarahan sebagai berikut:
• Pengarahan harus jelas.
• Pengarahan diberikan satu per satu.
• Pengarahan harus positif.
• Pengarahan harus diberikan kepada orang yang tepat.
• Pengarahan harus erat dengan motivasi.
• Perintah satu aspek berkomunikasi.459
Pengarahan diberikan kepada pelaksana sebagaimana tersebut di
atas dilakukan bertujuan agar bawahan merasa yakin akan mampu
mengerjakan, pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya, tidak
sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting
atau mendesak, tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang
bersangkutan dan hubungan antar teman dalam organisasi tersebut
harmonis.

b) Indikator pencapaian hasil


Indikator pencapaian hasil atas fungsi pelaksanaan manajemen
sarana dan prasarana bengkel kerja SMK Negeri di Provinsi Jambi adalah
hasil akreditasi terhadap program keahlian teknik kendaraan ringan.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Sisdiknas), Pasal 60 tentang Akreditasi berbunyi sebagai
berikut.
1) Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan
pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal pada setiap
jenjang dan jenis pendidikan.
2) Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh
pemerintah dan/atau lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk
akuntabilitas publik.

459 Badrudin, Dasar-dasar Manajemen (Bandung: Alfabeta, 2014), hal.159.


324

3) Akreditasi dilakukan atas dasar kriteria yang bersifat terbuka.


4) Ketentuan mengenai akreditasi sebagaimana dimaksud dalam Ayat 1,
Ayat 2, dan Ayat 3 diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Pasal 2 Ayat (2) menyatakan bahwa penjaminan dan pengendalian mutu
pendidikan yang sesuai dengan SNP perlu dilakukan dalam tiga program
terintegrasi, yaitu evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi. Penjaminan mutu
pendidikan ini bertujuan untuk memenuhi atau melampaui Standar
Nasional Pendidikan. Proses evaluasi terhadap seluruh aspek pendidikan
harus diarahkan pada upaya untuk menjamin terselenggaranya layanan
Pendidikan bermutu dan memberdayakan mereka yang dievaluasi
sehingga menghasilkan lulusan pendidikan sesuai dengan standar yang
ditetapkan. Standardisasi pendidikan memiliki makna sebagai upaya
penyamaan arah pendidikan secara nasional yang mempunyai
keleluasaan dan keluwesan dalam implementasinya. SNP harus dijadikan
acuan oleh pengelola pendidikan, dan di sisi lain menjadi pendorong
tumbuhnya inisiatif dan kreativitas untuk mencapai standar yang
ditetapkan.
Akreditasi sekolah/madrasah bertujuan untuk:
1) Memberikan informasi tentang kelayakan sekolah/madrasah atau
program yang dilaksanakannya berdasarkan SNP.
2) Memberikan pengakuan peringkat kelayakan.
3) Memetakan mutu pendidikan berdasarkan SNP.
4) Memberikan pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan
(stakeholder) sebagai bentuk akuntabilitas publik.
Hasil akreditasi sekolah/madrasah bermanfaat sebagai:
1) Acuan dalam upaya peningkatan mutu dan rencana pengembangan
sekolah/madrasah.
325

2) Umpan balik dalam usaha pemberdayaan dan pengembangan kinerja


warga sekolah/madrasah dalam rangka menerapkan visi, misi, tujuan,
sasaran, strategi, dan program sekolah/madrasah.
3) Motivator agar sekolah/madrasah terus meningkatkan mutu pendidikan
secara bertahap, terencana, dan kompetitif baik di tingkat
kabupaten/kota, provinsi, nasional bahkan regional dan internasional.
4) Bahan informasi bagi sekolah/madrasah untuk mendapatkan dukungan
dari pemerintah, masyarakat, maupun sektor swasta dalam hal
profesionalisme, moral, tenaga, dan dana.
5) Acuan bagi lembaga terkait dalam mempertimbangkan kewenangan
sekolah/madrasah sebagai penyelenggara ujian nasional.460
Hasil akreditasi program keahlian teknik kendaraan ringan pada
ketiga SMK Negeri di Provinsi Jambi ditampilkan pada tabel berikut.461

Tabel 47. Hasil akreditasi program keahlian teknik kendaraan ringan


pada ketiga SMK Negeri di Provinsi Jambi.
SMK Negeri 1
SMK Negeri 1 SMK Negeri 2
No. Uraian Tanjung
Muaro Jambi Merangin
Jabung Timur
1 Standar Isi 96 83 83

2 Standar proses 95 85 81
Standar
3 93 89 79
Kompetensi
Standar
4 85 74 83
Pendidik
5 Standar Sarana 82 84 89
Standar
6 84 83 78
Pengelolaan
7 Standar Biaya 79 65 90

460 BAN-SM, Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah Tahun 2016, (Jakarta: BAN-SM,


2016), hal. 8.
461 Badan Akreditasi Nasional – Sekolah/Madrasah, http://www. bansm. or.id/ sekolah/

view/ (Diakses 23-03-2017).


326

SMK Negeri 1
SMK Negeri 1 SMK Negeri 2
No. Uraian Tanjung
Muaro Jambi Merangin
Jabung Timur
8 Standar Nilai 98 76 81

9 Nilai Akhir 89 80 83

10 Peringkat A B B
11 Tahun
Akreditasi 2016 2015 2015
Standar sekolah yang baik akan memunculkan status sekolah
bersangkutan: termasuk sekolah favorit atau tidak. Melihat hasil akreditasi
program keahlian teknik kendaraan ringan di atas, secara keseluruhan
SMK Nergei 1 Muaro Jambi memiliki akreditasi yang lebih baik yaitu “A”
dibanding SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur dan SMK Negeri 2
Merangin yang memdapat peringkat sama yaitu “B”.
Data di atas memungkinkan untuk mengetahui status standar
sarana dan prasarana program keahlian teknik kendaraan ringan, dimana
secara keseluruhan sarana dan prasarana yang dimiliki dinilai 82 untuk
SMK Negeri 1 Muaro Jambi, 84 untuk SMK Negeri 1 Tanjung Jabung
Timur dan 89 untuk SMK Negeri 2 Merangin. SMK Negeri 2 Merangin
mempunyai nilai yang lebih tinggi dibanding kedua SMK Negeri di Provinsi
Jambi. Penilaian standar sarana dan prasarana di atas bukan hanya
sarana dan prasarana bengkel kerja namun lebih luas yaitu keseluruhan
sarana dan prasarana yang dimiliki program keahlian teknik kendaraan
ringan dalam menjalankan proses pembelajaran di sekolah. Berikut
standar sarana dan prasarana menurut Badan Nasional Standar
Pendidikan: “Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi
perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber
belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang
meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang
327

pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium,


ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan
jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat
berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.462
Pemuatan standar sarana dan prasarana bengkel kerja dimaksud
kepada ketiga SMK Negeri di Provinsi Jambi bertujuan untuk
meningkatkan kecakapan siswa dalam melaksanakan praktik kerja sesuai
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sudah ditetapkan. Berkaitan
dengan keberadaan sarana dan prasarana bengkel kerja yang ada tidak
terlepas dari proses yang berlangsung dalam pencapaian tujuan
manajemen sarana dan prasarana bengkel kerja yang meliputi proses
perencanaan, pengadaan, inventarisasi, penggunaan, pemeliharaan dan
penghapusan. Oleh karena itu dalam proses perencanaan harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan


persekolahan harus dipandang sebagai bagian integral dari usaha
peningkatan kualitas proses belajar mengajar.
2) Perencanaan harus jelas. Untuk hal tersebut maka kejelasan suatu
rencana dapat dilihat pada:
a. Tujuan dan sasaran atau target yang harus dicapai serta ada
penyusunan perkiraan biaya/harga keperluan pengadaan.
b. Jenis dan bentuk tindakan/kegiatan yang akan dilaksanakan.
c. Petugas pelaksana, misalnya; guru. Karyawan, dan lain-lain.
d. Bahan dan peralatan yang dibutuhkan.
e. Kapan dan di mana kegiatan dilaksanakan.
f. Harus diingat bahwa suatu perencanaan yang baik adalah yang
realistis, artinya rencana tersebut dapat dilaksanakan.

462 BadanNasional Standar Pendidikan, Standar Sarana dan Prasarana, http://bsnp-


indonesia.org/?page_id=109 (Diakses 18-04-2017).
328

3) Berdasarkan atas kesepakatan dan keputusan bersamadengan pihak-


pihak yang terlibat dalam perencanaan.
4) Mengikuti pedoman (standar) jenis, kuantitas dan kualitas sesuai
dengan skala prioritas.
5) Perencanaan pengadaan sesuai dengan plafond anggaran yang
disediakan.
6) Mengikuti prosedur yang berlaku.
7) Mengikutsertakan unsur orang tua murid,
8) Fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan keadaan, perubahan
situasi dan kondisi yang tidak disangka-sangka.
9) Dapat didasarkan pada jangka pendek (1 tahun), jangka menengah (4-
5 tahun), jangka panjang (10 – 15 tahun).463
Selanjutnya tentang pengadaan sarana dan prasarana harus
mengikuti prosedur yang berlaku. Prosedur pengadaan barang dan jasa
harus mengacu kepada Kepres Nomor 80 Tahun 2003 yang telah
disempurnakan dengan Permen Nomor 24 Tahun 2007. Pengadaan
sarana dan prasarana pendidikan di sekolah umumnya melalui prosedur
sebagai berikut:
1) Menganalisis kebutuhan dan fungsi sarana dan prasarana.
2) Mengklasifikasikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
3) Membuat proposal pengadaan sarana dan prasarana yang ditujukan
kepada pemerintah bagi sekolah negeri dan pihak yayasan bagi
sekolah swasta.
4) Bila disetujui maka akan ditinjau dan dinilai kelayakannya untuk
mendapat persetujuan dari pihak yang dituju.

463 Direktorat Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Nasional, Pendidikan dan Pelatihan: Manajemen Sarana dan
Prasarana Pendidikan Persekolahan Berbasis Sekolah, (Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional, 2007), hal. 8
329

5) Setelah dikunjungi dan disetujui maka sarana dan prasarana akan


dikirim ke sekolah yang mengajukan permohonan pengadaan sarana
dan prasarana tersebut.464
Sehubungan dengan keberadaaan sarana dan prasarana bengkel
kerja mengacu pada Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008, maka hal
yang menjadi perhatian adalah proses perencanaan dan pengadaan
sarana dan prasarana bengkel kerja. Sementara proses inventarisasi,
penggunaan, pemeliharaan dan penghapusan mengacu pada
pemanfaatan maksimal kondisi yang ada.

c. Analisis Pengendalian (Controlling)


Fungsi pengendalian (controlling) adalah fungsi terakhir dari proses
manajemen. Fungsi ini sangat penting dan sangat menentukan
pelaksanaan proses manajemen. Pengendalian sangat erat kaitannya
dengan fungsi perencanaan dan kedua fungsi ini saling berhubungan,
karena pengendalian dilakukan untuk keberhasilan perencanaan yang
telah ditetapkan dan pengendalian ada karena adanya perencanaan.
Pengendalian adalah proses untuk mengukur kinerja dan memastikan
bahwa tindakan yang dilakukan berhasil mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Pengendalian membantu memastikan bahwa setiap individu
maupun kelompok bertindak sesuai dengan rencana jangka panjang
maupun jangka pendek organisasi. Pengendalian juga membantu
memelihara kepatuhan terhadap peraturan dan kebijakan organisasi.
Pengenalian atau pengawasan merupakan proses dalam
menetapkan ukuran kinerja dalam pengambilan tindakan yang dapat
mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan ukuran
yang telah ditetapkan tersebut. Menurut Mathis dan Jackson bahwa
pengawasan merupakan sebagai proses pemantauan kinerja karyawan
berdasarkan standar untuk mengukur kinerja, memastikan kualitas atas
penilaian kinerja dan pengambilan informasi yang dapat dijadikan umpan
464 Ibid, hal.17
330

balik pencapaian hasil yang dikomunikasikan ke para karyawan. 465


Pengawasan sangat penting dilakukan oleh organisasi dalam kegiatan
operasionalnya untuk mencegah kemungkinan terjadinya penyimpangan–
penyimpangan dengan melakukan tindakan koreksi terhadap
penyimpangan tersebut untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Dessler bahwa pengawasan (Controlling) merupakan
penyusunan standar seperti kuota penjualan, standar kualitas, atau level
produksi; pemeriksaan untuk mengkaji prestasi kerja aktual dibandingkan
dengan standar yang telah ditetapkan; mengadakan tindakan korektif
yang diperlukan.466 Berdasarkan pendapat di atas, pengawasan
merupakan suatu tindakan pemantauan atau pemeriksaan terhadap
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi untuk menjamin
pencapaian tujuan sesuai dengan rencana yang ditetapkan sebelumnya
dan melakukan tindakan korektif yang diperlukan untuk mencapai
performa yang maksimal atau terbaik. Pengawasan yang efektif
membantu usaha dalam mengatur pekerjaan agar dapat terlaksana
dengan baik. Disisi lain pengawasan berguna untuk menilai apakah
rencana yang ditetapkan telah tercapai sebagaimana yang telah
ditetapkan.
Pengawasan atau controlling itu penting sebab merupakan
jembatan terakhir dalam rantai fungsional kegiatan-kegiatan manajemen.
Pengendalian merupakan salah satu cara para manajer untuk mengetahui
apakah tujuan-tujuan organisasi itu tercapai atau tidak dan mengapa
tercapai atau tidak tercapai. Selain itu controlling adalah sebagai konsep
pengendalan, pemantau efektifitas dari perencanaan, pengorganisasian,
dan kepemimpinan serta pengambilan perbaikan pada saat dibutuhkan.
Firman Allah SWT yang berkaitan dengan pengawasan terdapat dalam
surat Al-Infitar ayat 10-12 berikut.

465 R.L. Mathis, dan J.H. Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Salemba
Empat, 2006), hal. 303.
466 Gary Dessler, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Indeks. Dharma, 2009),

hal. 2.
331

‫ن‬ ‫ن ًع مو ما تف‬ ‫ًي‬


‫ً ب‬ ‫يظن‬ ًً ‫و عل‬
ً ‫ل‬ ‫ما‬ ‫ًإ ً يك م‬
ً ً ‫ن‬
‫[سورة‬ ً ‫ل ن‬ ً ًً ‫لف‬
‫و‬ ًً ‫كرا ًك‬ ً
ً
‫ت‬ ‫ح‬
-٥ًً ,‫ا لنفطار‬
]٥ًً

Artinya: Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang


mengawasi (pekerjaanmu). Yang mulia (di sisi Allah) dan
mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu). Mereka mengetahui apa
yang kamu kerjakan.” (Qs. Al-Infitar: 10-12).467

Sistem pengawasan yang efektif harus memenuhi beberapa prinsip


pengawasan yaitu adanya rencana tertentu dan adanya pemberian
instruksi serta wewenang-wewenang kepada bawahan. Rencana
merupakan standar atau alat pengukur pekerjaan yang dilaksanakan oleh
bawahan. Rencana tersebut menjadi petunjuk apakah sesuatu
pelaksanaan pekerjaan berhasil atau tidak. Pemberian instruksi dan
wewenang dilakukan agar sistem pengawasan itu memang benar-benar
dilaksanakan secara efektif. Wewenang dan instruksi yang jelas harus
dapat diberikan kepada bawahan, karena berdasarkan itulah dapat
diketahui apakah bawahan sudah menjalankan tugas-tugasnya dengan
baik. Atas dasar instruksi yang diberikan kepada bawahan maka dapat
diawasi pekerjaan seorang bawahan. Sistem pengawasan akan efektif
bilamana sistem pengawasan itu memenuhi prinsip fleksibilitas. Ini berarti
bahwa sistem pengawasan itu tetap dapat dipergunakan, meskipun terjadi
perubahan terhadap rencana yang diluar dugaan.
Pengawasan yang efektif harus dipahami sifat dan kegunaannya.
Oleh karena itu harus dikomunikasikan. Masing-masing kegiatan
membutuhkan sistem pengawasan tertentu yang berlainan dengan sistem
pengawasan bagi kegiatan lain. Pengawasan harus dapat
mengidentifikasi masalah organisasi. Tujuan utama dari pengawasan ialah
mengusahakan agar apa yang direncanakan menjadi kenyataan. Oleh
332

karena itu, agar sistem pengawasan benar-benar efektif, artinya dapat

467 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya (Semarang: CV. Asy Syifa‟,
1999), hal. 1032.
332

merealisasi tujuannya, maka suatu sistem pengawasan setidaknya harus


dapat dengan segera mengidentifikasi kesalahan yang terjadi dalam
organisasi. Dengan adanya identifikasi masalah atau penyimpangan,
maka organisasi dapat segera mencari solusi agar keseluruhan kegiatan
operasional benar-benar dapat atau mendekati apa yang direncanakan
sebelumnya. Sistem pengawasan efektif bilamana sistem pengawasan itu
memenuhi prinsip fleksibilitas. Pengawasan dikatakan sangat penting
karena pada dasarnya manusia sebagai objek pengawasan mempunyai
sifat salah dan khilaf. Oleh karena itu manusia dalam organisasi perlu
diawasi, bukan mencari kesalahannya kemudian menghukumnya, tetapi
mendidik dan membimbingnya.
Dalam rentang waktu antara penetapan tujuan dan pencapaian
tujuan, banyak kejadian dalam organisasi dan lingkungannya yang dapat
menuntun pergerakan kearah tujuan atau menyimpangkan tujuan itu
sendiri. Sistem pengawasan yang baik dapat membantu dalam
mengantisipasi, memantau, dan merespon perubahan. Membatasi
akumulasi kesalahan-kesalahan kecil umumnya tidak menimbulkan
kerusakan serius pada kinerja organisasi. Namun dari waktu ke waktu,
kesalahan-kesalahan kecil dapat terakumulasi dan berdampak serius.
Oleh karena itu pengawasan diperlukan untuk menghindari terjadinya
kesalahan-kesalahan kecil yang dapat berulang-ulang.
Pelaksanaan pengawasan terhadap rencana-rencana kerja yang
telah ditetapkan oleh sekolah pada ketiga SMK Negeri di Provinsi Jambi
telah berjalan yang ditunjukkannya dengan pelaksanaan rapat bulanan
yang terus-menerus diadakan setiap bulannya dan begitu pula pelaporan
yang dilakukan bawahan kepada atasan. Segala permasalahan yang
timbul dalam pencapaian tujuan pada perencanaan yang telah ditetapkan
sebelumnya segera diambil solusi yang ditetapkan baik pada saat rapat
dilaksanakan maupun atas keputusan manajemen sekolah. Pengawasan
terhadap sarana dan prasarana bengkel kerja dilakukan oleh ketua
program, namun dalam hal ini pengawasan belum menuju pada
333

pencapaian standar sarana dan prasarana nasional. Sehubungan belum


adanya perencanaan strategis terhadap sarana dan prasarana bengkel
kerja sesuai standar sarana dan prasarana nasional pada ketiga sekolah,
pengawasan yang dilakukan berbatas pada pencapaian tujuan terhadap
perencanaan yang telah ditentukan sebelumnya terutama pada
pencapaian program kerja tahunan.
Pengawasan bisa didefinisikan sebagai suatu usaha sistematis oleh
manajemen bisnis untuk membandingkan kinerja standar, rencana, atau
tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk menentukan apakah
kinerja sejalan dengan standar tersebut dan untuk mengambil
tindakapenyembuhan yang diperlukan untuk melihat bahwa sumber daya
manusia digunakan dengan seefektif dan seefisien mungkin didalam
mencapai tujuan. George R. Tery mengartikan pengawasan sebagai
mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi
prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tidankan-tindakan korektif
sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. 468
Mengacu pada definisi di atas maka pada analisis pengawasan ini tidak
mengurai pada penetapan standar, pengukuran kinerja, pembandingan
kinerja dengan standar dan penentuan tindakan korektif sebagai tindakan-
tindakan korektif yang harus dilaksanakan manajemen sekolah dalam
pengawasan sarana dan prasarana bengkel kerja untuk pencapaian
standar sarana dan prasarana nasional.

Gambar 37. Analisis POAC dalam Manajamen Bengkel

SMK di Provinsi Jambi tidak


1. Planning/ merencanakan bengkel kerja sesuai
Perencanaan standar Sarana dan Prasarana
Nasional.

Manajemen Kinerja organisasi program keahlian


2. Organizing/
Bengkel/ TKR SMK di Provinsi Jambi masih
Penggorganisa
POAC belum memuaskan dan dipandang
sian
468
perlu perubahan terkait dengan
George R. Terry, Principles of Management (Terje mahan Winardi), (Bandung: Alumni
perencanaan.
Bandung, 2006), hal. 395.
334

3. Actuating/
Bengkel SMK di Prov insi Jambi
Pelaksanaan
belum mempunyai standar
minimum Sarana dan Prasarana
Nasional kendatipun akreditasi
4. Controlling/ sekolah ni lai “A” dan “B”.
Pengendalian

Proses pengendalian yang berjalan


pada SMK di Provinsi Jambi berjalan
tidak mengacu pada pencapaian
standar sarana dan prasarana
bengkel nasional.

b. Analisis Eksistensi Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008


Eksistensi berasal dari kata bahasa latin existere yang artinya
muncul, ada, timbul, memiliki keberadaan aktual. Existere disusun
dari ex yang artinya keluar dan sistere yang artinya tampil atau
muncul. Terdapat beberapa pengertian tentang eksistensi yang dijelaskan
menjadi 4 pengertian. Pertama, eksistensi adalah apa yang ada. Kedua,
eksistensi adalah apa yang memiliki aktualitas. Ketiga, eksistensi adalah
segala sesuatu yang dialami dan menekankan bahwa sesuatu itu
ada. Keempat, eksistensi adalah kesempurnaan.469 Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, eksistensi adalah hal berada, keberadaan. 470
Sedangkan menurut Zaenal Abidin eksistensi adalah suatu proses yang
dinamis, suatu, menjadi atau mengada. Ini sesuai dengan asal kata
eksistensi itu sendiri, yakni exsistere, yang artinya keluar dari, melampaui
atau mengatasi. Jadi eksistensi tidak bersifat kaku dan terhenti, melainkan
lentur atau kenyal dan mengalami perkembangan atau sebaliknya
kemunduran, tergantung pada kemampuan dalam mengaktualisasikan

469 Wikipedia, Eksistensi, https://id.wikipedia.org/wiki/Eksistensi, diakses 24-12-2017.


470 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Eksistensi, https://kbbi.web.id/eksistensi, diakses 24-
12-2017.
335

potensi-potensinya”.471 Berdasarkan pengertian di atas maka sintesis


eksistensi merupakan kebaradaan yang bersifat dinamis.
Analisis eksistensi Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008
dimaksudkan untuk mengungkap penyebab belum aktualnya peraturan ini
dalam meningkatkan kecakapan praktik kerja siswa di SMK Negeri
Provinsi Jambi. Hal lain yang tidak kalah penting adalah mengetahui
tentang keberadaan Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008 dalam
kaitannya dengan manajemen bengkel yang dikehendaki dan kecakapan
praktik kerja siswa SMK Negeri Provinsi Jambi yang ingin dicapai.
Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008 diterbitkan dalam rangka
pelaksanaan ketentuan Pasal 48 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang menetapkan Standar
sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 sampai 47
dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
Oleh karenanya perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK). Pada Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 2 Ayat 1-3
ditetapkan sebagai berikut:
1) Lingkup standar nasional pendidikan meliputi:
a. standar isi;
b. standar proses;
c. standar kompetensi lulusan;
d. standar pendidik dan tenaga kependidikan;
e. standar sarana dan prasarana;
f. standar pengelolaan;
g. standar pembiayaan; dan
h. standar penilaian pendidikan.

471 Zainal Abidin, Analisis Eksistensial, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hal.
16.
336

2) Untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan


Standar Nasional Pendidikan dilakukan evaluasi, akreditasi, dan
sertifikasi.
3) Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana,
terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan
kehidupan lokal, nasional, dan global.

Pada pasal 3 Peraturan Pemerintah di atas disebutkan bahwa


Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pendidikan dalam rangka
mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Sangatlah jelas bahwa
baik Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 dan Permendiknas
RI Nomor 40 Tahun 2008 diterbitkan dengan maksud menjadi dasar
dalam pembentukan standar nasional pendidikan dengan tujuan
mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Permendiknas RI Nomor
40 Tahun 2008 sebagaimana ditetapkan di atas merupakan peraturan
yang mengatur tentang standar sarana dan prasarana Pendidikan
nasional khusus untuk Sekolah Menengah Kejuruan dan Madrasyah
Aliyah Kejuruan. Pada pasal 5 Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008
ditetapkan bahwa Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan, yaitu tanggal 31 Juli 2008 di Jakarta. Eksistensi Permendiknas
RI Nomor 40 Tahun 2008 ini sudah berjalan 9 tahun sampai saat ini sejak
ditetapkan.
Memperhatiikan kondisi di atas, seharusnya SMK di Provinsi Jambi
sudah memiliki sarana dan prasarana bengkel kerja sesuai dengan
standar sarana dan prasarana nasional atau paling tidak standar minimum
yang ada, mengingat keberadaannya sudah lebih dari 5 tahun. Hasil
penelitian mengungkap bahwa kebaradaan sarana dan prasarana bengkel
kerja SMK di Provinsi Jambi masih jauh dari standar sarana dan
prasarana nasional, baik secara keseluruhan maupun standar
minimumnya. Satu pertanyaan yang menggelitik tentunya tentang
337

eksistensi Permendiknas ini sejak berlaku selama 9 tahun di lapangan


khususnya pada institusi terkait yaitu Sekolah Menengah Kejuruan di
Provinsi Jambi?. Bila kita simak secara khusus bahwa keberadaan
Permendiknas ini sangatlah baik yaitu berkeinginan mewujudkan
pendidikan nasional yang bermutu. Mengenai eksistensi Permendiknas RI
Nomor 40 Tahun 2008 di lapangan dapat kita pahami dari hasil penelitian
kutipan wawancara berikut:
• Wawancara kepada kepala sekolah SMK Negeri 1 Muaro Jambi:
“…… Satu hal yang sangat penting adalah kami tidak sepenuhnya
mengetahui tentang Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008 tersebut.
Pernah disosialisasikan oleh dinas namun belum ada realisasi dan tidak
disosialiasikan ke bawah. “472

• Wawancara kepada kepala sekolah SMK Negeri 1 Tanjung Jabung


Timur Jambi: “…………. Tentang Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008
sendiri, kami sepenuhnya tidak tahu tentang Permendiknas tersebut
karena tidak ada sosialisasi dari dinas kepada kami. Yang pernah
dilakukan adalah kami dipanggil ke dinas untuk pemberitahuan tentang
dana-dana bantuan pembangunan sekolah.”473

• Wawancara kepada kepala sekolah SMK Negeri 2 Merangin: “………….


Perihal Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008, kami tidak tahu tentang
Permendiknas itu. Dinas tidak ada mensosialisasikan kepada kami.”474

Sungguh suatu yang sangat disayangkan, berdasarkan hasil


wawancara di atas bahwa ternyata di lapangan pada institusi terkait tidak
mengetahui tentang Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008. Penyebab
utamanya adalah sosialisasi Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008
tidak sampai ke institusi yang dimaksudkan, sehingga perencanaan
terhadap pembangunan sarana dan prasarana pendidikan khususnya
bengkel sekolah tidak mengacu pada pencapaian standar sarana dan
prasarana SMK sebagaimana Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008.
472 Wawancara dengan Bapak BR Kepala SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 29
Oktober
2016.
473 Wawancara dengan Bapak JE Kepala SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal

04 November 2016.
474 Wawancara dengan Bapak ZH Kepala SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 22 November

2016.
338

Hal ini sangatlah mempengaruhi terhadap manajemen bengkel yang ada


pada SMK Negeri di Provinsi Jambi dan pencapaian standar kelulusan
sebagaimana yang dikehendaki yang secara khusus terhadap kecakapan
praktik kerja siswa. Oleh karenanya penerapan Permendiknas RI Nomor
40 Tahun 2008 di SMK Negeri Provinsi Jambi belum dilaksanakan
sepenuhnya guna mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu mewujudkan
pendidikan yang bermutu. Kondisi ini yang menyebabkan sarana dan
prasarana bengkel SMK Negeri di Provinsi Jambi tidak atau belum sesuai
dengan standar sarana dan prasarana nasional.
Menyimak penjabaran di atas menggambarkan bahwa penerapan
Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008 tidak terlaksana bukan karena
kealfaan institusi SMK Negeri di Provinsi Jambi, namun sebagai akibat
eksistensi Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008 hanya sampai pada
institusi di atas SMK Negeri di Provinsi Jambi. Slavin menegaskan “how to
review to provide unbiased, scientifically valid and useful information that
educators and policy makers can use to make wide decisions to benefit
children.475 Pandangan Slavin tersebut menegaskan perlunya peninjauan
terhadap penyediaan informasi yang berguna dan bersifat ilmiah akurat
yang dapat digunakan para pendidik dan pembuat kebijakan dalam
mengambil keputusan yang luwes bagi anak-anak. Berdasarkan
pandangan tersebut dalam hal penerapan Permendiknas RI Nomor 40
Tahun 2008 perlu dilakukan peninjauan dari atas ke bawah yaitu mulai
dari Direktorat Jenderal Kementrian Pendidikan, Dinas Pendidikan
Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten dan Institusi SMK Negeri di
Provinsi Jambi sendiri. Peninjauan tersebut sangat penting guna
mendapatkan informasi yang berguna dan akurat untuk mengambil
keputusan dalam penerapan Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008 di
SMK Negeri Provinsi Jambi.

475 Slavin,
R. Evidence Based Reform in Education: Which Evidence Counts?.
Educational Researcher. Volume 37, Number 37. Number 1, hlm. 4-5.
339

Mengacu pada Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005


pasal 91 disebutkan bahwa setiap satuan pendidikan wajib melakukan
penjaminan mutu pendidikan. Penjaminan mutu pendidikan bertujuan
untuk memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan.
Penjaminan mutu pendidikan dilakukan secara bertahap, sistematis, dan
terencana dalam suatu program penjaminan mutu yang memiliki target
dan kerangka waktu yang jelas. Berdasarkan peraturan di atas
manajemen bengkel pada SMK Negeri di Provinsi Jambi harus mengacu
pada pencapaian standar nasional pendidikan sesuai Permendiknas RI
Nomor 40 Tahun 2008. Pelaksanaannya wajib menjamin mutu Pendidikan
pada SMK Negeri di Provinsi Jambi.
Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008 yang telah diterbitkan itu
hendaknya dijadikan sebagai standar minimum sarana dan prasarana
yang wajib dipenuhi oleh SMK di Provinsi. Penentuan standar sarana
dan prasarana merupakan acuan mutlak bagi setiap SMK. Kesesuaian
sarana dan prasarana setiap sekolah akan mempengaruhi kelancaran
proses belajar mengajar. Dalam Permendiknas RI Nomor 63 Tahun 2009
tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Pasal 43 disebutkan bahwa
semua sekolah/madrasah wajib mengikuti akreditasi yang
diselenggarakan oleh BAN-S/M. Dalam implementasinya, kegiatan
penjaminan mutu dilakukan secara sinergis oleh berbagai pihak, baik
pihak internal, maupun pihak eksternal.
Kelayakan dipandang sebagai suatu kondisi tertentu yang
dianggap sudah pantas. Untuk mengukur atau menilai tingkat kelayakan
diperlukan sebuah acuan sebagai standarisasi. Standar yang digunakan
untuk Standar Sarana dan Prasarana SMK/MAK adalah Permendiknas
RI Nomor 40 Tahun 2008. Menurut Sugiyono skala pengukuran
merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk
menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur,
sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan
340

menghasilkan data kuantitatif.476 Dalam Permendiknas tersebut


dituliskan ruang praktik Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif
memiliki fungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran:
pekerjaan mesin otomotif, kelistrikan otomotif, serta chasis otomotif dan
sistem pemindah tenaga.
Dalam pengadaan satuan pendidikan, lahan, bangunan dan
kelengkapan sarana dan prasaran pendidikan harus sesuai dengan
standar yang tertera dalam Peraturan Menteri Nomor 40 Tahun 2008 yang
telah dipaparkan diatas. Hal ini dilakukan agar proses belajar mengajar
berjalan dengan baik dan efektif serta efisien. Permen ini berlaku bagi
setiap satuan pendidikan menengah kejuruan yang ada di Indonesia,
apabila tidak dilaksanakan akan menghambat proses belajar dan mutu
output pendidikan yang ada di lembaga pendidikan tersebut tertinggal
dalam segi prestasi.
Pencapaian mutu pendidikan akan semakin optimal apabila faktor-
faktor di dalam proses pendidikan yang mendukung berjalannya proses
belajar mengajar dapat terpenuhi. Salah satu faktornya yaitu sarana dan
prasarana yang memadai dan dapat menunjang proses transferisasi ilmu
pengetahuan yang diberikan pendidik kepada peserta didik. Peran yang
dijalankan sarana dan prasarana pedidikan sangatlah penting, karena
mempunyai fungsi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
melancarkan kegiatan belajar mengajar yang ada di sekolah. Oleh karena
itu, pihak sekolah bertanggung jawab di dalam memenuhi kebutuhan dan
kelengkapan barang-barang serta fasilitas sekolah yang akan digunakan
oleh pihak sekolah. Maka, hal ini membutuhkan langkah-langkah
sistematis yang terwujud dalam pengelolaan sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah. Proses ini mempunyai tahapan-tahapan yang
harus ditempuh.

476 Sugiyono,
Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),
(Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 133.
341

Dalam memilih substansi pelajaran yang ada, sekolah kejuruan


diharuskan senantiasa mengikuti perkembangan dari ilmu pengetahuan
serta teknologi, kebutuhan masyarakat, dunia usaha, dan industry. Ada
tiga karakteristik utama dalam pendidikan teknik yang perlu diperhatikan
penyelenggaraannya, yaitu (1) penekanan pada ranah psikomotorik, (2)
penyesuaian dengan perkembangan teknologi, dan (3) orientasi pada
bidang pekerjaan. Pembelajaran teknik memiliki karakteristik tersendiri
yaitu penekanan pada ranah psikomotorik, maka peningkatan pada
motorik harus terus dilakukan dengan cara melengkapi sarana dan
prasarana dalam meningkatkan ketrampilan praktik/kompetensi siswa.
Secara lebih spesifik tentang pengembangan keterampilan praktik
ditempuh dengan berbagai langkah strategis antara lain mengelola dan
melengkapi sarana dan prasarana bangunan sekolah, bengkel, dan
laboratorium. Bengkel pengajaran atau laboratorium pengajaran adalah
kombinasi antara Lembaga dan sekolah sehingga Pendidikan kejuruan
mempunyai fasilitas laborartorium sama dengan yang terdapat dalam
industri atau pabrik. Laboratorium yang baik adalah suatu ruangan untuk
kegiatan praktik atau penelitian yang ditunjang oleh peralatan dan
infrastruktur laboratorium lengkap. Semua kegiatan di laboratorium
memerlukan administrasi yang teratur dan terorganisir, sehingga
laboratorium dapat ditata dan berfungsi secara optimal.
Melihat kondisi yang ada, tidak semua SMK benar-benar mampu
menyediakan bengkel kerja yang layak sebagaimana yang diharapkan
guna mendukung pelatihan praktik kerja atas materi pelajaran yang
dipelajari di kelas. Di sisi lain, bengkel kerja itu juga harus sesuai dengan
dunia kerja/usaha. Guru-guru SMK juga sering kali kewalahan dalam
mempraktikkan latihan kerja sebagai akibat kurang lengkapnya peralatan
atau sarana dan prasarana bengkel kerja. Bilamana bengkel kerja lengkap
dengan peralatan atau sarana dan prasarananya maka secara otomatis
akan mendukung kelancaran pelaksanaan praktik kerja siswa sehingga
kecakapan praktik kerja siswa akan meningkat dan pada akhirnya standar
342

kompetensi lulusan (SKL) nasional SMK di Provinsi Jambi dpat dicapai.


Siswa akan cakap melaksanakan praktik kerja bilamana segala sesuatu
yang dibutuhkannya dalam praktik tersedia. Namun, bilamana segala
sesuatu itu tidak lengkap atau tidak tersedia tentu kondisi ini akan
mengganggu pelaksanaan praktik kerja, secara otomatis kecapan siswa
dalam melaksanakan praktik kerja akan menurun. Kita ambil contoh, bila
seseorang ingin belajar mengendari motor namun motornya tidak ada
apakah seseorang itu mampu mempraktikkannya? Atau bilamana
motornya ada namun kelengkapannya tidak tersedia semua seperti bahan
bakarnya tidak ada, atau rodanya tidak ada, apakah seseorang itu akan
mampu mempraktikkannya? Jangankan untuk cakap, mampu
mengendarai atau mempraktikannya saja sudah sulit bahkan tidak mampu
sama sekali. Bagaimana jika motornya lengkap semua, tentu seseorang
itu akan mampu mempraktikkannya dan pada akhirnya dia akan “CAKAP”
dalam mengendarai motor tersebut.
Demikianlah dengan Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008 ini
yang tujuannya melengkapi sarana dan prasarana bengkel kerja agar
sesuai dengan standar nasional bagi SMK untuk mendukung kecakapan
siswa dalam melaksanakan latihan praktik kerja sesuai dengan dunia
industri dan dunia usaha. Banyak pendidikan SMK dijalankan seadanya
yang pada akhirnya hanya dapat menghasilkan lulusan tanpa memiliki
kompetensi yang memadai. Peralatan untuk praktik sarana di sejumlah
sekolah menengah kejuruan masih minim. Selain jumlah peralatannya
terbatas, peralatan yang tersedia juga sudah tidak sesuai dengan
keadaan sekarang sehingga tidak sesuai standar industri atau dunia
usaha. Di tengah kebijakan pemerintah untuk meningkatkan jumlah SMK,
persoalan mutu pendidikan di jenjang SMK masih menghadapi
permasalahan. Pasalnya, pendidikanyang berfokus untuk menyiapkan
tenaga kerja terampil di tingkat menengah ini justru menghadapi kendala
dalam penyediaan peralatan praktik kerja.
343

SMK bertanggungjawab adalah mempersiapkan siswa untuk


menghadapi kebutuhan-kebutuhan dalam masyarakat yang sangat cepat
perubahannya. Tantangan yang dihadapi para siswa lulusan SMK adalah
menjadi pekerja yang memiliki keterampilan dan keahlian dalam era
sekarang. Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, kenyataan teknologi
di dunia ini memang harus dihadapi. Mengingat lulusan SMK di Provinsi
Jambi cenderung bekerja di dunia usaha dan industri, dan dengan adanya
teknologi yang telah merambah di segala bidang kehidupan manusia,
maka dibutuhkan suatu komitmen dan tanggung jawab terhadap sistem
pendidikan guna meningkatkan kemahiran akan kompetensi bidang
teknologi bagi siswa SMK. Salah satu strategi peningkatan mutu
pendidikan di SMK adalah penyediaan sarana dan prasarana pendidikan.
Selain itu dengan adanya peningkatan minat peserta didik masuk ke SMK,
mengakibatkan bertambah banyaknya kebutuhan fasilitas pembelajaran,
dan diantaranya berupa ruang praktik siswa SMK. Menurut Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 129a/u/2004
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan (SPM) untuk SMK
Pasal 4 Ayat 2 menjelaskan bahwa 90% sekolah harus memiliki sarana
dan prasarana minimal sesuai dengan standar teknis yang ditetapkan
secara nasional. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional khususnya Pasal 45 mengamanatkan bahwa
setiap satuan pendidikan harus memiliki sarana prasarana sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. SMK berkewajiban memenuhi sarana dan
prasarana yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang
teratur dan berkelanjutan guna menghasilkan tenaga profesional dan
mampu mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanggung
jawab sekolah dalam memasuki era saat ini adalah mempersiapkan siswa
untuk menghadapi kebutuhan-kebutuhan dalam masyarakat yang sangat
cepat perubahannya. Tantangan yang dihadapi para siswa lulusan ekolah
Menengah Kejuruan (SMK) adalah menjadi pekerja yang memiliki
keterampilan dan keahlian dalam era sekarang.
344

Peningkatan mutu pendidikan dapat dicapai dengan melengkapi


sarana dan prasarana sekolah. Bengkel kerja yang sesuai dengan standar
nasional mengacu pada Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008 akan
mendukung kelancaran peserta didik mendapatkan pengalaman belajar
dan latihan ketrampilan yang memadai. Pembentukan bengkel kerja yang
sesuai dengan Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008 tentu tidak
terlepas dari manajemen bengkel kerja itu sendiri oleh SMK di Provinsi
Jambi. Manajemen bengkel kerja yang baik dan benar dan sesuai dengan
Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008 akan menciptakan suasana
praktik kerja yang nyaman, lancer dan tanpa kendala-kendala yang berate
dalam pelaksanaannya. Suasana ini akan memberikan pengalaman dan
ketrampilan yang baik bagi siswa SMK di Provinsi Jambi yang pada
akhirnya kecakapan siswa dalam praktik kerja akan mampu mencapai
standar kompetensi lulusan SMK sebagaimana yang diharapkan
Pendidikan nasional yang bermutu. Kualifikasi lulusan yang kompeten
dapat terbentuk apabila sarana dan prasarana dapat tersedia dengan
baik. Ketersediaan ini harus sesuai dengan standar yang sudah diberikan
oleh Pemerintah melalui Permendiknas Nomor 40 Tahun
2008. Pengadaan suatu bengkel dan laboratorium, bukan hanya sekedar
mendirikan bangunan sebagaimana membangun sebuah ruangan
pembelajaran teori. Perancangan yang matang dengan memperhatikan
kemungkinan restrukturisasi ruangan merupakan hal yang cukup
memerlukan pemikiran, mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang bergerak dengan cepat, sehingga ruangan bengkel dan
laboratorium dapat dengan mudah diatur kembali jika mendapat peralatan
baru.
Bengkel dan laboratorium berbeda dengan ruang belajar teori, yang
sudah cukup dengan tersedianya papan tulis, meja dan kursi guru dan
siswa, lemari penyimpanan ATK dan bahan pembelajaran, dan ventilasi
udara dan pencahayaan alami dan buatan. Lebih dari itu diperlukan
beberapa sarana pendukung antara lain, tempat demonstrasi guru, tempat
345

praktik siswa, alat-alat dan bahan praktikum, ruang penyimpanan alat dan
bahan, sarana air bersih, ruang toolman, ruang administrasi, proyektor,
sarana K3, ruang ibadah, rest area, toilet dan pada pengerjaan tertentu
memerlukan sistem sirkulasi udara yang memadai.

3. Analisis performa kecakapan praktik kerja siswa


Performa atau dalam bahasa inggrisnya performance merupakan
penampilan/pertunjukan atau bentuk tindakan, perbuatan, pekerjaan yang
telah dicapai atau dilaksanakan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
performa itu merupakan penampilan. Analisis terhadap performa
kecakapan praktik kerja siswa dilakukan untuk mengetahui standar
kompetensi lulusan yang dicapai SMK di Provinsi Jambi dalam hal ini
khususnya pencapaian ketrampilan atas latihan yang telah dilakukan
berdasarkan manajemen bengkel dan penerapan Permendiknas RI Nomor
40 Tahun 2008.
Kompetensi Lulusan yang diharapkan pemerintah berdasarkan
Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 berdasarkan tujuan setiap satuan
pendidikannya adalah:

“Pendidikan Menengah, bertujuan meningkatkan kecerdasan,


pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan-
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut.”

Berdasarkan Standar Pendidikan Nasional, pertama siswa


diharapkan memiliki pengetahuan yang luas baik ilmu alam dan ilmu sosial
dalam artian memiliki wawasan luas mengenai konsep-konsep dan konten
tiap disiplin ilmu. Kecerdasan yang dimaksud adalah kecerdasan
intelegensi. Yang kedua, siswa diharapkan meningkatkan kepribadian,
guna untuk mengatur interkasi sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Hal
ini adalah kecerdasan emosional. Kemudian siswa diharapkan memiliki
akhlak mulia menempatkan dirinya sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang
diciptakan untuk saling mengasihi terhadap sesama dan menjaga seluruh
346

makhluk ciptaan Tuhan. Hal yang dimaksud adalah kecerdasan spriritual.


Semua kecerdasan yang diharapkan SNP terhadap peserta didik adalah
sebagai bekal hidup mandiri peserta didik dalam lingkungan sosial yang
berguna bagi bangsa, negara dan agama.
Secara sederhana layanan pendidikan bisa diartikan dengan jasa
pendidikan. Kata jasa (service) itu sendiri memiliki beberapa arti, mulai dari
pelayanan pribadi (personal service) sampai pada jasa sebagai suatu
produk.477 Dengan demikian jasa pendidikan adalah seluruh kegiatan yang
berhubungan dengan pendidikan yang mengutamakan pelayanan dalam
prosesnya. Keberhasilan suatu jasa pelayanan dalam mencapai tujuannya
sangat tergantung pada konsumennya. Sekolah memberikan layanan yang
bermutu kepada para pelanggannya akan sukses dalam mencapai
tujuannya. Mutu pelayanan telah menjadi perhatian utama dalam
memenangkan persaingan. Mutu pelayanan dapat dijadikan sebagai salah
satu strategi lembaga untuk menciptakan kepuasan konsumen.
Layanan pendidikan yang diberikan SMK Negeri 1 Muaro Jambi
berorientasi pada kecakapan hidup. WHO mendefinisikan kecakapan
hidup sebagai berikut:
“Life skills are abilities for adaptive and positive behaviour, that
enable individuals to deal effectively with the demands and
challenges of everyday life.”478
Definisi kecakapan hidup WHO di atas adalah kemampuan untuk
perilaku adaptif dan positif, yang memungkinkan individu efektif
menghadapi tuntutan dan tantangan hidup sehari-hari. Definisi kecakapan
hidup yang lain yaitu menurut Wikipedia sebagai berikut:

“a set of human skills acquired via teaching or direct experience that


are used to handle problems and questions commonly encountered
in daily human life”

477 Rambat Lupiyadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta : Salemba
Empat, ed II, 2006) hal : 5
478 C. G. Venkatesha Murthy, Problems and Possibilities of Life Skills Education for

School Going Adolescents, The International Journal of Indian Psychology This Issue
(Volume 3, Issue 3, No. 11) Published, June, 2016. hal. 57.
347

Pengertian kecakapan hidup Wikipedia di atas yaitu kecakapan


hidup itu merupakan sejumlah kecakapan yang diperoleh manusia melalui
pendidikan atau pengalaman yang dapat digunakan untuk mengatasi
berbagai masalah dan permasalahan yang lazim dihadapi dalam
kehidupan manusia sehari-hari.479 Dalam kehidupan sehari-hari setiap
manusia memang selalu dihadapkan pada problem hidup, untuk
memecahkan problem kehidupan seperti itu seseorang akan berusaha
mencermati kemampuan apa yang mereka miliki sehingga sukses, atau
setidaknya dapat bertahan hidup dalam situasi yang serba berubah.
Kecakapan hidup sebagaimana pada SMK di Provinsi Jambi
melalui pendekatan berbasis luas. Pendidikan berbasis luas atau Broad
Band Education (BBE) sebagai suatu konsep penyelenggaraan
pendidikan sebagai wahana untuk memberdayakan pendidikan dengan
dukungan potensi masyarakat guna mencapai tujuan pendidikan. BBE
adalah penyelenggaraan pendidikan yang mengkomodasikan berbagai
kepentingan dan kebutuhan masyarakat, serta mengimplementasikannya
ke dalam kurikulum dan pembelajaran yang khas dan terstruktur, sehingga
kompetensi lulusannya memenuhi standar tertentu yang dapat
dipertanggungjawabkan. Pendidikan yang berbasis luas merupakan
bentuk penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup. Pendidikan
berbasis luas merupakan suatu pendekatan yang memiliki karakteristik
bahwa proses pendidikan bersumber pada nilai-nilai hidup yang
berkembang secara luas di masyarakat. Dasar dari penyelenggaraan
pendidikan berbasis luas adalah kebutuhan nyata yang ditekankan pada
kecakapan atau keterampilan hidup atau bekerja, bukan semata-mata
jalur akademik. BBE dapat diartikan bahwa pendidikan harus berorientasi
kepada yang lebih luas, kuat dan mendasar, sehingga memungkinkan
warga masyarakat memiliki kemampuan menyesuaikan diri terhadap
kemungkinan yang terjadi pada dirinya, yang berkaitan dengan potensi
atau peluang yang ada di masyarakat. Landasan filosofis BBE yaitu
479 Wikipedia, Life Skil, https://en.wikipedia.org/wiki/Life_skills.
348

pendidikan berlangsung sepajang hayat dan dilakukan di lingkungan


keluarga, sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan adalah
tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah, masyarakat, dan
pemerintah.480
Hasil penelitian yang sangat menjadi perhatian adalah bengkel
kerja belum mempunyai manajemen bengkel sesuai dengan
Permendiknas RI nomor 40 tahun 2008 guna menyediakan sarana dan
prasarana bengkel kerja sesuai standar nasional. Dalam pembelajaran
praktik terdapat beberapa kompetensi yang harus dicapai oleh siswa
jurusan Teknik Kendaraan Ringan. Kompetensi tersebut seperti yang
diatur dalam Permendiknas Nomor 28 Tahun 2009 disebutkan Standar
Kompetensi dan Kompetensi dasar (SKKD) untuk Kompetensi Keahlian
Teknik Kendaraan Ringan. Standar Kompetensi tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Memperbaiki sistem hidrolik dan kompresor udara.
2. Melaksanakan prosedur pengelasan, pematrian, pemotongan
dengan panas dan pemanasan.
3. Melakukan overhaul sistem pendingin dan komponen-
komponennya.
4. Memelihara/servis sistem bahan bakar bensin.
5. Memperbaiki sistem injeksi bahan bakar diesel.
6. Memeliharaan/servis engine dan komponen-komponennya.
7. Memperbaiki unit kopling dan komponen-komponen sistem
pengoperasian.
8. Memelihara transmisi.
9. Memelihara unit final drive/garden.
10. Memperbaiki poros penggerak roda.
11. Memperbaiki roda dan ban.
12. Memperbaiki sistem rem.
480 Belajar Tanpa Buku, Pengertian Broad Band Education (BBE),
http://belajartanpabuku. blogspot.co.id/2013/03/pengertian-broad-base-education-
bbe.html (Diakses 30-03-2017).
349

13. Memperbaiki sistem kemudi.


14. Memperbaiki sistem suspense.
15. Memelihara baterai.
16. Memperbaiki kerusakan ringan pada rangkaian/sistem kelistrikan,
pengaman, dan kelengkapan tambahan.
17. Memperbaiki sistem pengapian.
18. Memperbaiki sistem starter dan pengisian.
19. Memelihara/ servis sistem AC (Air Conditioner).
Menurut Zevy D. Maran menjelaskan bahwa bengkel adalah
tempat dimana seorang mekanik melakukan pekerjaan melayani jasa
perbaikan dan perawatan kendaraan.481 Selanjutnya Barnawi dan Arifin,
laboratorium atau bengkel merupakan tempat untuk melaksanakan
pembelajaran praktik yang memerlukan peralatan khusus. Laboratorium
atau bengkel berfungsi sebagai tempat untuk memecahkan masalah,
mendalami suatu fakta, melatih kemampuan, ketrampilan, dan
mengembangkan sikap482. Uraian pendapat di atas disintesis sebagai
berikut, bengkel merupakan tempat melangsungkan kegiatan perbaikan
dan perawatan baik oleh mekanik sebagai profesinya maupun siswa
dalam melaksanakan latihan praktik kerja untuk mendapatkan
ketrampilan.
Berikut wawancara hasil penelitian tentang pelaksanaan praktik
kerja di SMK di Provinsi Jambi yang akan dianalisis dalam
hubungannya dengan kecakapan siswa dalam melaksanakan latihan di
bengkel kerja.

• Guru praktik SMK Negeri 1 Muaro Jambi:


“………………Mengenai kecakapan praktik kerja siswa dalam
melaksanakan praktik, sudah cukup lumayan.”483

481 Zevy D. Maran, Peralatan Bengkel Otomotif, (Maumere: Andi Yogyakarta, 2007), hal.
2.
482 Barnawi dan M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah (Jakarta: Ar-.

Ruzz, 2012), hal. 185.


483 Wawancara dengan Guru praktik AA SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 28 Oktober

2016.
350

• Siswa SMK Negeri 1 Muaro Jambi:


“Praktik yang kami laksanakan bergantian perkelompok, mengenai
peralatan dan bahan yang digunakan cukup lengkap dalam
melaksanakan praktik.”484
• Guru praktik SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur:

“Anak-anak cukup terampil dalam melaksanakan praktik kerja,


mereka disiplin dalam mengerjakan sesuai instruksi yang diberikan.
Kendala-kendala yang ada selama ini dalam melaksanakan praktik
bisa kami atasi sehingga pelaksanaan praktik berjalan lancar.”485
• Siswa SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur:
“Kami praktik mengikuti instruksi guru dan pelaksanaan praktik selama
ini lancarlah. Kalau ada kendala guru segera memberi pengarahan
dan kami melaksanakan sesuai arahan tersebut.”486
• Guru SMK Negeri 2 Merangin:
“Ruangan, peralatan dan bahan praktik kita maksimalkan
penggunaannya untuk pelaksanaan praktik kerja siswa teknik
kendaraan ringan. Praktik yang kita lakukan sesuai dengan materi
praktik dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Anak-anak cukup
terampil dalam melaksanakan praktik dan selama ini kendala yang ada
bisa kami atasi bersama.”487
• Siswa SMK Negeri 2 Merangin:
“Kami cukup leluasa dalam melaksanakan praktik, peralatan dan
bahan yang digunakan tidak ada kendala dalam melaksanakan praktik.
Praktik dilakukan per kelompok bergantian dalam pelaksanaannya.
Praktik yang kami laksanakan sampai saat ini berjalan lancar dan
mengikuti instruksi atau arahan dari guru praktik.”488
Hasil wawancara kepada guru dan siswa SMK di Provinsi Jambi
di atas mengungkap bahwa pelaksanaan praktik bisa dilaksanakan
dengan cara mengatasi kendala-kendala yang ada. Pelaksanaan praktik
sendiri sebenarnya masih ada kendala pada bengkel kerja
sebagaimana yang telah diungkap dan dijabarkan di atas bahwa kondisi
bengkel kerja masih belum sesuai dengan standar minimal nasional

484 Wawancara dengan siswa RD SMK Negeri 1 Muaro Jambi, tanggal 28 Oktober 2016.
485 Wawancara dengan Guru praktik TRI SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 3
November 2016.
486 Wawancara dengan siswa AG SMK Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, tanggal 3

November 2016.
487 Wawancara dengan Guru FR SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 23 November 2016.
488 Wawancara dengan siswa AA SMK Negeri 2 Merangin, tanggal 23 November 2016.
351

sarana dan prasarana. Permasalahan ketidaksesuaian ini sudah tentu


menimbulkan kendala-kendala dalam pelaksanaan latihan praktik kerja
pada bengkel SMK di Provinsi Jambi. Suatu yang mengagumkan atas
tindakan guru-guru praktik pada SMK di Provinsi Jambi, mereka tidak
habis akal untuk memajukan dan meningkatkan mutu pendidikan
dimana mereka bekerja. Pelaksanaan praktik mereka atur sedemikian
rupa sehingga kendala-kendala yang ada bisa diatasi dan mereka juga
tiada henti berusaha semaksimal mungkin melaksanakan kegiatan
latihan praktik kerja semampu yang bisa dilakukan dan lancer. Salah
satu usaha yang selalu mereka upayakan adalah semaksimal mungkin
mengatur dan melengkapi sarana dan prasarana bengkel kerja yang
ada untuk kelancaran pelaksanaan latihan praktik kerja.
Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa guru-guru
praktik bekerjasama dengan ketua program melengkapi sarana dan
prasarana bengkel kerja dan mengatur jadwal pelaksanaan demi
kelancaran pelaksanaan latihan praktik kerja. Guru-guru praktik dalam
pelaksanaan praktik juga tiada henti memberi arahan kepada para
siswa tentang bagaimana mempraktikkan suatu pekerjaan dan memberi
penjelasan bilamana terdapat kendala-kendala terutama terhadap
sarana dan prasarana khususnya peralatan kerja yang ada pada
bengkel kerja. Sementara pelaksanaan latihan kerja siswa itu sendiri
dipraktikkan sebatas pada peralatan atau sarana dan prasarana yang
dimiliki, tidak keseluruhan latihan dipraktikkan sesuai kurikulum yang
berlaku. Pernyataan lancar pada wawancara di atas itu menerangkan
tentang kelancaran pelaksanaan praktik kerja yang peralatan atau
sarana dan prasarananya ada atau lengkap. Oleh karenya bila
dipandang secara keseluruhan dari kurikulum yang berlaku,
pembelajaran siswa untuk ketrampilan yang dibutuhkan siswa SMK di
Provinsi Jambi masih banyak mengalami kendala. Hal ini berimbas
pada kecakapan siswa dalam melaksanakan praktik kerja. Latihan-
352

latihan yang tidak dipraktikkan tentu saja sangat mempengaruhi


ketrampilan siswa dalam melaksanakannya. Mereka sudah pasti tidak
mempunyai pengalaman yang memadai dalam melaksanakan suatu
pekerjaan yang seharusnya dipraktikkan atau dengan kata lain kurang
atau tidak cakap. Di sisi lain pencapaian standar kompetensi lulusan
siswa SMK sebagaimana yang diharapkan Pendidikan nasional akan
sulit dicapai.
Kecakapan praktik kerja siswa merupakan bagian dari kecakapan
vokasional. Kecakapan vokasional terkait dengan bidang pekerjaan atau
kegiatan tertentu yang terdapat di masyarakat dan lebih memerlukan
keterampilan motorik. Kecakapan vokasional tercakup atas kecakapan
vokasional dasar atau pravokasional yang meliputi kecakapan
menggunakan alat kerja, alat ukur, memilih bahan, merancang produk;
dan kecakapan vokasional penunjang yang meliputi kecenderungan untuk
bertindak dan sikap kewirausahaan. Kecakapan vokasional sering disebut
juga dengan kecakapan kejuruan. Pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi menyebabkan dunia industri (perusahaan) di
Indonesia sebagian besar sudah memakai peralatan yang modern.
Dampak yang mulai semakin terasa dari hal tersebut yaitu kecilnya
penyerapan tenaga kerja manusia pada bidang industri atau perusahaan
dikarenakan banyak memakai alat-alat yang serba otomatis sehingga
tidak membutuhkan banyak tenaga kerja dalam mengoperasikannya.
Penggunaan peralatan modern yang serba otomatis tersebut dibutuhkan
tenaga kerja yang betul-betul terampil dan menguasai dalam bidang
pekerjaaannnya.
Kebutuhan terhadap tenaga kerja yang terampil dan siap pakai,
seperti lulusan SMK pada dasarnya adalah menyiapkan siswanya untuk
menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang berkualitas, hal ini yang
membedakan dengan SMU. Pada lulusan SMU belum dibekali dengan
keahlian tertentu atau tidak dibekali kemampuan untuk menjadi tenaga
353

kerja tingkat menengah yang siap di dunia kerja. Pemerintah mendirikan


SMK kelompok Teknologi dan Industri ini bertujuan agar dapat
menyediakan lulusan yang mempunyai kemampuan khusus yang
langsung siap untuk diterapkan di dunia kerja. Pendidikan menengah
kejuruan khususnya SMK merupakan jenis sekolah atau lembaga
pendidikan formal yang berupaya menyiapkan para lulusannya agar dapat
langsung memasuki dunia kerja sesuai dengan bidang keahlian yang
diperoleh selama proses belajar mengajar. Salah satu ciri atau siswa yang
berkualitas adalah lulusan siswa dari SMK cepat memperoleh kesempatan
kerja sesuai profesi yang dimiliki untuk itu paling tidak para siswa harus
memiliki kemampuan baik pengetahuan maupun ketrampilan. Mutu
lulusan suatu lembaga pendidikan, dalam hal ini dapat dilihat dari prestasi
belajar siswa, karena prestasi belajar sangat penting untuk diperhatikan
oleh pengelola lembaga pendidikan pada umumnya. Permasalahan yang
timbul dalam suatu pekerjaan biasanya sangat komplek, sehingga
dibutuhkan tenaga kerja yang mempunyai pengetahuan, keterampilan dan
pengalaman yang cukup dan relevan terhadap pekerjaan tersebut. Usaha
untuk memenuhi adanya kebutuhan tenaga kerja yang terampil dan siap
latih tersebut sekolah kejuruan lebih banyak menekankan materi pelajaran
yang berorienmasalah kerja dalam proses pengajarannya.
SMK mempunyai tanggung jawab yang tidak ringan, karena SMK
harus mampu menghasilkan peserta didiknya agar menjadi sumber daya
manusia yang siap memasuki dan siap berkembang di dunia kerja.
Keberhasilan SMK dalam mengemban misi dan tanggung jawab ini
diwujudkan pada lulusannya yang bisa langsung dimanfaatkan oleh dunia
kerja. Keberhasilan ini tidak hanya dipikul SMK saja, namun harus ada
dukungan dari sektor-sektor terkait. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
memasuki dunia kerja pada masa sekarang ini adalah yang memenuhi
kriteria terdidik, terlatih dan mempunyai kesiapan kerja yang tinggi. Proses
dalam mencapai hal tersebut harus melibatkan banyak faktor, salah satu
354

proses yang membentuk kesiapan seseorang atau siswa lulusan SMK


dalam memasuki dunia kerja adalah belajar. Belajar akan membuat siswa
memperoleh pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan/sikap dan kesiapan
sesuai yang diharapkan. Kesiapan meliputi kemampuan untuk
menempatkan dirinya jika memulai serangkaian kegiatan yang berkaitan
dengan kesiapan. Menurut Slameto kesiapan adalah keseluruhan kondisi
seseorang yang membuat siswa agar siap untuk memberikan espon atau
jawaban dengan cara tertentu terhadap situasi dan kondisi yang sedang
dijalani.489 Kesiapan merupakan kemampuan siswa dalam memberikan
respon atau jawaban yang sesuai dengan pertanyaan yang diberikan
dalam proses kegiatan pembelajaran didalam kelas maupun tugas-tugas
yang diberikan di luar kelas.
Kecakapan vokasional mempunyai dua bagian, yaitu: kecakapan
vokasional dasar (basic vocational skill) dan kecakapan vokasional khusus
(occupational skill) yang sudah terkait dengan bidang pekerjaan tertentu.
Kecakapan dasar vokasional mencakup antara lain melakukan gerak
dasar, menggunakan alat sederhana yang diperlukan bagi semua orang
yang menekuni pekerjaan manual dalam bidang elektro misalnya
kecakapan membaca besar hambatan resistor melalui gelang resistor.
Kecakapan vokasional dasar juga mencakup aspek sikap taat asas,
presisi, akurasi dan tepat waktu yang mengarah pada perilaku produktif.
Kecakapan vokasional khusus, hanya diperlukan bagi mereka yang akan
menekuni pekerjaan yang sesuai seperti menservis mobil bagi yang
menekuni pekerjaan di bidang otomotif, meracik bumbu bagi yang
menekuni pekerjaan di bidang tata boga, dan sebagainya. Terdapat satu
prinsip dasar dalam kecakapan vokasional, yaitu menghasilkan barang
atau jasa.

489 Slameto,Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,


2010), hal. 113.
355

Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang sekarang disebut dengan


Praktik Kerja Industri (Prakerin) di SMK yang sudah diterapkan sejak
tahun 1993/1994 merupakan usaha dalam implementasi untuk menjawab
sinkronisasi kebutuhan industri dengan kualitas tenaga kerja yang
dihasilkan SMK. Bakken, Jeffry dan Festus berpendapat ketika siswa
diberikan pekerjaan secara nyata maka dapat membiasakan siswa,
sehingga memiliki keterampilan dikarenakan kebiasaan bekerja.
Pengalaman merupakan suatu hal yang pernah dirasakan orang secara
nyata atau terjadi di kehidupan.490 Pelatihan merupakah bagian dari
sebuah pendidikan yang didalamnya terjadi proses belajar dengan tujuan
meningkatkan keterampilan dalam waktu singkat melalui kegiatan praktik.
Pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan yang terpadu merupakan
upaya pembangunan ketenagakerjaan yang memang suatu keharusan
sebagai wujud pemenuhan kebutuhan dewasa ini. Pelaksanaan pelatihan
belum keseluruhan direalisasikan sesuai kurikulum yang berlaku terhadap
siswa SMK di provinsi Jambi. Pelatihan dilaksanakan guna menghasilkan
tenaga kerja professional dan siap pakai. Oleh karena itu pelaksanaan
PSG atau Prakerin sangat membantu siswa dalam meningkatkan
kecakapannya memperkatikan suatu pekerjaan di bengkel.
Praktik kerja merupakan latihan yang dilakukan siswa terhadap
suatu pekerjaan di bengkel. Guofang dan Linshing menjelaskan bahwa
pelatihan dilaksanakan untuk memastikan kinerja yang efektif dari pekerja,
dengan dipandu melalui program pelatihan, dievaluasi, serta umpan balik
dari kekuatan dan kelemahan mereka.491 Selanjutnya Mohammad
menjelaskan bahwa pendidikan kejuruan harus fokus pada pendidikan
dan pelatihan, karena dengan pelatihan dapat mengembangkan potensi
manusia secara maksimal.492 Pendapat di atas menjelaskan bahwa
pelatihan itu sangat dibutuhkan oleh siswa SMK di Provinsi Jambi dalam
490 Bakken, Jeffry P. & Obiakor, Festus E, Transition Planning for Students with
Disabilities, (America: Charles Thomas Publisher, 2007), hal. 85.
491 Guofang Li & Linshing Wang, Model Minority Myth Revisited, (Charlotte, NC:

Information Age Publishing Inc, 2008), hal. 106.


492 Mohammad Ali, Pendidikan Untuk Pembangunan Nasional, (Jakarta: Grasindo, 2012),

hal. 310.
356

meningkatkan kecakapannya mempraktikkan suatu perkerjaan.


Pelaksanaan dan kelancaran praktik kerja ini bergantung pada
manajemen bengkel SMK di Provinsi Jambi. Baik manajemennya maka
baik pula pembangunan bengkel kerja yang dimiliki. Di sisi lain, kecakapan
siswa dalam mempraktikkan pekerjaan sangat diharapkan pemerintah
guna mencapai standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan. Oleh
karenanya, indikator kecakapan praktik kerja siswa akan menjadi pemacu
bagi SMK untuk meningkatkan manajemen bengkelnya dan menerapkan
peraturan yang ada guna menyempurnakan pencapaian standar
Pendidikan nasional terutama standar sarana dan prasarana sesuai
Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008.
Pelatihan di sekolah merupakan proses pembelajaran bagi siswa
SMK di Provinsi Jambi. Pelatihan bagi siswa adalah partisipasi pemerintah
untuk mengatur target dalam kebutuhan pekerjaan, sehingga diperlukan
kurikulum yang disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran. Dimana
muatan pembelajaran teori dengan pembelajaran praktik berbeda,
sedangkan pelatihan yang dimaksudkan adalah pembelajaran secara
praktik. Pembelajaran teori tidak serumit dengan pembelajaran praktik,
dikarenakan tidak perlu menggunakan mesin-mesin dan peralatan.
Pelatihan hanya dirancang untuk di kelas, bukan di tempat kerja dengan
menghubungkan materi pelatihan yang ada di tempat kerja dengan
penerapan dunia kerja. Pembelajaran praktik pada SMK di Provinsi Jambi
berwujud praktik yang disesuaikan dengan kurikulum yang ada. Praktik
yang dilakukan oleh siswa merupakan hasil dari sebuah pelatihan yang
diadakan di sekolah dimana mengacu pada kurikulum. Karena melalui
pembelajaran praktik, siswa secara tidak langsung diajarkan keterampilan
yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Pelatihan merupakan serangkaian
aktivitas yang sudah direncanakan untuk meningkatkan pengetahuan,
pengalaman, dan sikap dimana pekerja mempelajari lingkungan tempat
bekerja yang berarti perubahan sikap agar hasil pekerjaan mereka
menjadi lebih baik dari pada sebelumnya. Kegiatan pelatihan yang
diperuntukkan bagi dimasukkan dalam kurikulum sebagai proses
357

pembelajaran di sekolah. Menurut Soeprijanto bahwa pelaksanaan


pembelajaran praktik merupakan sebuah proses pembelajaran praktikum
yang dipandu oleh instruktur atau guru saat di sekolah dimana memiliki
tahapan yaitu pembukaan, demonstrasi, aplikasi, evaluasi, dan
penutupan. Jadi pelatihan ini dijadikan satu dengan proses pembelajaran
praktik di sekolah, baik proses pembelajaran di dalam kelas mapun di
laboratorium atau bengkel, yang bertujuan untuk meningkatkan
keterampilan siswa sebagai bekal kerja setelah lulus SMK. Kegiatan
praktik di sekolah diperuntukkan bagi semua siswa disesuaikan dengan
program keahlian masing-masing.493

Gambar 38. Analisis Performa Kecakapan Praktik Kerja Siswa

Pembelajaran praktik pada SMK di


Provinsi Jambi berwujud praktik yang
Analisis disesuaikan dengan kurikulum yang
Performa ada
Kecakapan
Praktik Kerja
Siswa Lulus SMK diharapkan memiliki
keahlian atau kemampuan khusus
sehingga dalam proses pembelajaran
dibutuhkan pemahaman materi
khusus dari kejuruan atau memiliki
kecakapan vokasional

Tujuan utama dari pendidikan kejuruan yaitu memperoleh output


yang siap langsung kerja di bidang tertentu. Setelah lulus SMK diharapkan
memiliki keahlian atau kemampuan khusus sehingga dalam proses
pembelajaran dibutuhkan pemahaman materi khusus dari kejuruan atau
memiliki kecakapan vokasional. Sistem pengajaran dan lulusan dari
pendidikan kejuruan diharapkan memiliki nilai lebih dibandingkan dengan
jenis pendidikan setingkat lainnya. Billet menyatakan kejuruan atau

493 Soeprijanto, Pengukuran Kinerja Guru Praktik Kejuruan, (Jakarta: CV. Tursina, 2010),
hal. 6.
358

vocational sebagai pendidikan kejuruan harus dapat memenuhi kebutuhan


standar industri dan kebutuhan kerja dengan dukungan dari pemerintah
untuk perbaikan ekonomi.494

4. Bagan Analisis Penelitian


Bagan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah gambar
rancangan, skema atau gambaran secara analisis dan statistik tentang
proses yang terjadi dalam alam, teknologi, dan masyarakat manusia.
Bagan berfungsi untuk menunjukkan hubungan, perbandingan, jumlah
relative, perkembangan, proses, klasifikasi dan organisasi. Fungsinya
yang pokok adalah menyampaikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit
bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Bagan
mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu tulisan atau
presentasi.
Analisis yang telah dilakukan terhadap penelitian pada disertasi ini
yang meliputi: analisis POAC dalam manajemen, analisis eksistensi
Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008 dan analisis performa kecakapan
praktik kerja siswa sebagaimana di atas, digambarkan dalam bagan
analisis penelitian sebagaimana pada gambar berikut ini.

Gambar 39. Bagan Analisis Penelitian (Hasil olah data penelitian)

494 StephenBillet, Vocational Education Purposes, Traditions and Prospec, (New York:
Springer Science, 2011), hal. 61.
359

Berdasarkan bagan analisis penelitian di atas, maka temuan


terpenting dalam penelitian disertasi ini adalah kenyataan menunjukkan
bahwa kecakapan praktik kerja siswa SMK di Provinsi Jambi bergantung
pada sarana dan prasarana bengkel kerja. Bilamana sarana dan
prasarana bengkel kerja sesuai standar nasional akan menghasilkan
siswa SMK di Provinsi Jambi yang cakap dalam melaksanakan praktik
kerja sesuai pekerjaan pada dunia usaha dan dunia industri (DUDI),
namun sebaliknya bilamana tidak sesuai maka siswa tidak cakap dalam
melaksanakan praktik kerja sesuai pekerjaan pada dunia usaha dan dunia
360

industri (DUDI) sebagai akibat dari siswa tidak dapat melakukan latihan
praktik kerja. Sementara sarana dan prasarana bengkel kerja sangat
bergantung pada manajemen bengkel dan dukungan pemerintah melalui
kebijakan yang digulirkan berupa Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008
untuk menciptakan sarana dan prasarana bengkel kerja sesuai standar
nasional. Sinergi yang dihasilkan dari manajemen bengkel dan
Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008 akan menghasilkan kondisi
sarana dan prasarana bengkel yang optimum untuk mencapai bengkel
kerja yang sesuai dengan standar nasional.
BAB V
358

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan dan analisis pada BAB IV maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. SMK di Provinsi Jambi belum ada yang membuat perencanaan
strategis dengan visi, misi dan tujuan pencapaian standar sarana dan
prasarana nasional bengkel kerja sehingga personal yang ada pada
organisasi pengelolaan bengkel kerja tidak melaksanakan manajemen
bengkel dan pengawasan sebagaimana yang diharapkan dalam
meningkatkan kecakapan praktik kerja siswanya. Di sisi lain sosialisasi
Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008 tidak sampai pada institusi
SMK di Provinsi Jambi menyebabkan pelaksanaan fungsi-fungsi
manajemen tidak mengacu pada peraturan tersebut dan pada akhirnya
manajemen bengkel yang ada dilaksanakan tidak sesuai sebagaimana
yang diharapkan pada Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008 dalam
meningkatkan mutu sekolah dalam mencapai standar kompetensi
lulusan SMK di Provinsi Jambi khususnya dalam meningkatkan
kecakapan praktik kerja siswa.
2. Pelaksanaan Manajemen bengkel sesuai fungsi-fungsi manajemen
merealisasikan pembangunan bengkel kerja SMK di Provinsi Jambi
sesuai kebutuhan pelatihan siswa sehingga bengkel kerja yang
dikelola mendukung kelancaran pelaksanaan pembelajaran latihan
melaksanakan pekerjaan dan pada akhirnya mampu meningkatkan
kecakapan praktik kerja siswa. Sementara Permendiknas RI Nomor 40
Tahun 2008 menciptakan kondisi kewajiban SMK di Provinsi Jambi
untuk memenuhi sarana dan prasarana bengkel kerja sesuai standar
nasional. Keberadaannya sangat mendukung meningkatkan
kecakapan praktik kerja siswa sebagaimana upaya yang harus

358
359

dilakukan manajemen sekolah untuk memenuhi bengkel kerja sesuai


standar nasional. Dengan demikian pelaksanaan POAC pada
manajemen bengkel terutama perencanaan strategis yang mengacu
pada penerapan Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008 akan
mampu meningkatkan kecakapan praktik kerja siswa.
3. Manajemen bengkel SMK di Provinsi Jambi tidak mengacu pada
pencapaian standar nasional sarana dan prasarana bengkel kerja
sesuai Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008 sebagai akibat tidak
diterapkannya peraturan tersebut. Manajemen bengkel berjalan tanpa
adanya perencanaan jangka panjang yang tertuang dalam visi, misi
dan tujuan dari bengkel kerja yang keseluruhannya ada pada
perencanaan strategis. Perbaikan terhadap manajemen sangat
dibutuhkan guna menyesuaikan sarana dan prasarana bengkel kerja
dengan standar nasional yang terdapat pada Permendiknas RI Nomor
40 Tahun 2008. Di sisi lain kemampuan guru-guru praktik mengatasi
kendala-kendala yang ada pada pelaksanaan pelatihan menciptakan
kecakapan tersendiri bagi siswa dalam praktik kerja. Permendiknas RI
Nomor 40 Tahun 2008 yang diharapkan mampu meningkatkan standar
kompetensi lulusan SMK di Provinsi Jambi belum dirasakan
manfaatnya oleh siswa dalam pelaksanaan praktik kerja.
4. Kecakapan praktik kerja siswa SMK di Provinsi Jambi masih perlu
ditingkatkan guna mencapai standar kompetensi lulusan SMK nasional
sebagai akibat dari manajemen bengkel yang dilaksanakan belum
mengacu pada Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008.
5. Penerapan Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008 dilaksanakan
dengan melakukan peninjauan terhadap seluruh instansi terkait mulai
dari Direktorat Jenderal Kementrian Pendidikan sampai pada institusi
SMK di Provinsi Jambi tentang eksistensi dalam realisasi di lapangan
dan penyesuaian dengan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen
dalam manajemen bengkel dan penyesuian dengan pelaksanaan
360

praktik kerja siswa SMK di Provinsi Jambi dalam meningkatkan


kecakapannya.
B. Implikasi
Implikasi dari temuan penelitian dalam disertasi ini adalah
terungkapnya penyebab sarana dan prasarana bengkel kerja SMK Negeri
di Provinsi Jambi tidak sesuai dengan standar sarana dan prasarana
nasional sebagaimana Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008 dalam
meningkatkan kecakapan praktik kerja siswa. Penyebab utama adalah
SMK Negeri di Provinsi Jambi tidak mempunyai perencanaan strategis
baik perencanaan jangka panjang, menengah maupun pendek untuk
sarana dan prasarana bengkel kerja yang bertujuan mencapai standar
sarana dan prasarana nasional mengacu pada Permendiknas Nomor 40
Tahun 2008 dalam meningkatkan kecakapan praktik kerja siswa.
Penyebab lainnya adalah sosialisasi Permendiknas Nomor 40
Tahun 2008 tidak menjangkau pada pelaksana bengkel kerja sehinggga
perencanaan yang dibuat selama ini tidak menuju pada pencapaian
standar sarana dan prasarana nasional. Di sisi lain, standar sarana dan
prasarana nasional untuk bengkel kerja membutuhkan pendanaan yang
sangat besar dan butuh areal yang sangat luas, oleh karena itu
dibutuhkan manajemen bengkel kerja yang yang konsisten pada
pencapaian standar sarana dan prasarana nasional baik dalam
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian.

C. Rekomendaasi
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya dan hasil temuan
serta analisis maka direkomendasikan sebagai berikut:
1. SMK Negeri di Provinsi Jambi menyusun perencanaan strategis
sarana dan prasarana bengkel kerja berdasarkan prinsip SMART yang
mengacu pada pencapaian standar sarana dan prasarana nasional
sesuai Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008 dalam meningkatkan
kecakapan praktik kerja siswa.
361

2. Pengorganisasian yang dibentuk harus mempunyai tugas, wewenang


dan tanggungjawab mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam
perencanaan strategis sarana dan prasarana bengkel kerja.
3. Pelaksanaan harus berpegang teguh pada pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan dalam perencanaan strategis yang telah disusun
mengacu pada pencapaian perencanaan strategis sarana dan
prasarana bengkel kerja.
4. Pengawasan dilakukan dengan melakukan tindakan-tindakan koreksi
untuk mencegah penyimpangan pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan dalam perencanaan strategis sarana dan prasarana
bengkel kerja.

D. Kata Penutup
Manajemen bengkel sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Manajemen bengkel dalam kaitannya dengan
Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008 adalah pencapaian standar sarana
dan prasarana nasional sehingga mampu meningkatkan kecakapan
praktik kerja siswa SMK. Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008 sendiri
diterbitkan agar sarana dan prasarana pembelajaran SMK memenuhi
standar layak dan laik untuk digunakan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas dalam melaksanakan praktik kerja siswa.
Bila dipandang dari sudut peningkatan mutu pendidikan,
keberadaan Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008 merupakan peraturan
yang dikeluarkan pemerintah sebagai upaya dalam meningkatkan mutu
pendidikan SMK. Pendidik dan tenaga kependidikan SMK hendaknya
memahami tentang Permendiknas ini, sehingga dalam memanajemen
bengkel mengacu pada peraturan ini mampu memenuhi kewajiban
mencapai standar minimum sarana dan prasarana nasional bengkel kerja
dalam meningkatkan kecakapan praktik kerja siswa.
363

DAFTAR PUSTAKA

A. Muliati AM. Teknik Penilaian Kompetensi Keterampilan dalam


Implementasi Kurikulum 2013. Artikel EBuletin LPMP Sulsel. ISSN.
2355-3189. Desember 2014.

Abi Asmana. Fungsi Tujuan Organisasi. http:// legal studies


71.blogspot.co.id/2015/12/ fungsi-tujuan-organisasi.html (Diakses
03-04-2017).

Abuddin Nata. Ilmu Pendidikan dan Islam. Jakarta: Kencana Prenada


Media Grup, 2010.

Adejuve. Pendidikan Karakter Mulia yang Kokoh. https:// adejuve .word


press.com/ 2011/10/22/pendidikan-karakter-mulia-yang-kokoh/
(Diakses 30-03-2017).

Anwar. Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills Education). Bandung:


Alfabeta, 2006.

Arju Rahmanto, Muhammad Yasin dan Fakhruddin Karmani. Rencana


Kerja Jangka Menengah Dan Rencana Kegiatan Dan Anggaran
Sekolah. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan. 2016.

Artikelensi. Pengertian Global. http://www.artikelensi.com/pengertian-


global.html (Diakses 30-03-2017).

Asmani, J.M. Sekolah life skill. Jogjakarta: Diva Press., 2009.

Badan Akreditasi Nasional. Data Sekolah SMKN 1 Tanjung Jabung Timur.


http://bansm.or.id/sekolah/view/250261 (Diakses 24-03-2017).

Badan Nasional Standar Pendidikan. Standar Sarana dan Prasarana.


http://bsnp-indonesia.org/?page_id=109 (Diakses 18-04-2017).

Badan Standar Nasional Pendidikan (Website). http://bsnp-


indonesia.org/id/?page_id=109.

Badan Standar Nasional Pendidikan, Prosedur Operasional Standar


Penyelenggaraan Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2015/2016,
Lampiran Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan Nomor:
0034/P/Bsnp/Xii/2015 Tentang Prosedur Operasional Standar
Penyelenggaraan Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2015/2016.
364

Badan Standar Nasional Pendidikan, Standar Kompetensi dan


Kompetensi Dasar SMK/MAK: Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah, Tahun 2006.

Badan Statistik Provinsi Jambi (Website). http://jambi.bps.go.id/linkTabel


Statis/view/id/16.

Badrudin. Dasar-dasar Manajemen. Bandung: Alfabeta, 2014.

Bakken, Jeffry P. & Obiakor, Festus E. Transition Planning for


Studentswith Disabilities. America: Charles Thomas Publisher.
2007.

BAN-SM. Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah Tahun 2016. Jakarta:


BAN-SM, 2016.

Bappeda Kabupaten Muaro Jambi. Buku Putih Sanitasi (BPS).


https://bappedamj.muarojambikab.go.id/index.php?option=com_
content&view=article&id=93&Itemid=160&showall=1 (Diakses 07-
03-2017).

Bappeda Kabupaten Muaro Jambi. Rencana Strategis Badan


Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Muaro Jambi
Tahun 2011-2016. Sengeti: Pemda Kabupaten Muaro Jambi, 2011.

Bappeda Kota Jambi. Sekilah Kota Jambi. http://bappeda.jambikota .go.id/


index.php?option=com_content&view=article&id=82 Diakses 07-03-
2017.

Barnawi dan M. Arifin. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah.


Jakarta: Ar-. Ruzz. 2012.

Beclear (Anything Free For You). Pengertian Visi, Misi, Sasaran dan
Tujuan Perusahaan. http:// aditya febriansyah 1.
blogspot.co.id/2014/01/ pengertian-visi-dan-misi-serta-
beberapa.html Diakses 12-04-2017.

Berita Global Nusantara. Asal Mula Kabupaten Tanjung Jabung Timur.


http://beritaglobalnusantara.blogspot.co.id/2016/02/asal-mula-
kabupaten-tanjung-jabung-timur.html Dikases 08-03-2017.

Bernardine R. Wirjana. Mencapai Manajemen Berkualitas: Organisasi,


Kinerja, Program. Yogyakarta: Penerbit ANDI. 2007.

Stephen Billet. Vocational Education Purposes,Traditions and Prospec.


New York: Springer Science. 2011.
365

Biro Organisasi Setda Provinsi Jambi. Sekapur Sirih. http://organisasi.


Jambiprov.go.id/index.php?module=leftsekapur(Diakses07003-
2017).

BPS (Statistics Indonesia). Penduduk. https://www.bps.go.id/subjek/


view/id/12 Diakses 07-03-2017.

BPS Kabupaten Merangin. Merangin Dalam Angka 2015. Bangko: Pemda


Merangin, 2015.

BPS Kabupaten Muaro Jambi. https://muarojambikab.bps.go.id/


linkTabelStatis/ view/id/ 27. (3-03-2017).

BPS Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Kabupaten Tanjung Jabung


Timur 2015. Muara Sabak: Pemda Kabupaten Tanjung Jabung
Timur, 2015.

BPS Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Kabupaten Tanjung Jabung


Timur 2015. Muara Sabak: Pemda Tanjung Jabung Timur, 2015.

BPS Provinsi Jambi. Provinsi Jambi Dalam Angka 2016. Jambi: PT. Awfa
Grafika. 2016.

Brian Atkin and Adrian Brooks. Total Facilities Management. Chichester


United Kingdom: Wiley-Blackwell, 2009.

C. G. Venkatesha Murthy, Problems and Possibilities of Life Skills


Education for School Going Adolescents, The International Journal
Of Indian Psychology This Issue (Volume 3, Issue 3, No. 11)
Published, June, 2016.

Charles W.L. Hill and Steven L. McShane. Principles of Management. New


York: McGraw-Hill/Irwin. 2008.

Creswell, John W. Educational Research : Planning, Conducting, and


Evaluating Quantitative and Qualitative Research- 4th ed. Boston
USA: Pearson Education, Inc., 2012.

Daft, Richard L. & Marcic, Dorothy. Management. Thomson. South


Western: The New Work Place., 2007.

David. R Fred. Strategic Management Concepts & Cases. 14th edition.


New Jersey: Pearson Academic. 2012.
366

Dedy Mulyana. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma baru ilmu


komunikasi dan Ilmusosial budaya. Bandung: PT Remaja Rosda
Karya. 2006).

Departemen Agama RI. Al-quran dan Terjemahannya. Bandung: CV.


Penerbit Diponegoro. 2014.

Department of Administration Architecture & Engineering Division. K-12


Public Schools Facility Condition Assessment A/E Project #26-30-
03. State Of Montana. 2008.

Dermawan Wibisono. Manajemen Kinerja. Konsep, Desain, dan Teknik


Perusahaan. Jakarta: Erlangga. 2006.

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat


Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Buku Panduan Penilaian
pada Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2015.

Direktorat Tenaga Kependidikan. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu


Pendidik dan Tenaga Kependidikan Nasional. Pendidikan dan
Pelatihan. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
Persekolahan Berbasis Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional. 2007.

Ekundayo, Haastrup Timilehin. School Facilities As Correlates Of


Students’ Achievement In The Affective And Psychomotor Domains
Of Learning. European Scientific Journal, March edition vol. 8,
No.6. 2012.

Esther S. Uko. Principalship And Effective Management Of Facilities In


Secondary Schools In Cross River State, Nigeria. International
Journal of Academic Research and Reflection Vol. 3, No. 1, 2015.
ISSN 2309-0405.

Eureka Pendidikan. Metode Pembelajaran: Praktikum. http://www.


eurekapendidikan.com/2015/10/metode-pembelajaran-praktikum.
html.

Fajar A. Malik Silo Seco Dwiryo. Studi Kelayakan Sarana Dan Prasarana
Laboratorium/Bengkel Teknik Mekanik Otomotif Di Smk Sunan
Drajat Lamongan, Jurnal JPTM, Volume 01 Nomor 03 Tahun 2013.

Fajar Sampurno. SMK Negri 1 Muaro Jambi, Sejarah dan Visi Misi, 2012-
06-16,http://smkn1muarojambi.sch.id/index.php?option=comcontent
&view=article&id=27&Itemid=58.
367

Gary Dessler. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Indeks.


Dharma. 2009.

George R. Terry. Principles of Management (Terjemahan Winardi).


Bandung: Alumni Bandung. 2006.

George R. Terry. Prinsip-prinsip Manajemen. Cetakan kesebelas. Jakarta:


PT Bumi Aksara. 2012.

Guofang Li & Linshing Wang. Model Minority Myth Revisited. Charlotte,


NC: Information Age Publishing Inc. 2008.

Gunawan Adisaputro. Manajemen Pemasaran Analisis Untuk.


Perancangan Strategi Pemasaran. Yogyakarta: UPP STIM. 2010.

Hardiani. Dinamika Penduduk Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi. Jurnal


Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 2 No. 1.
Juli -September Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan
Daerah Vol. 2 No. 2. Oktober-Desember 2014.

Harsono. Perencanaan Kepegawaian. Bandung: Fokusmedia. 2010.

Hightower Roscoe Jr., Collins Jennifer, Jackson Annette, Bailey Kelley,


Jackson Edgar N. Jr. dan Friday-Shroud Shawnta. Commentary:
Facility Management Accreditation Commission (FMAC) Outcomes,
Mapping, Assessment at the Program and Course Levels,
International Journal of Facility Management Vol. 6 No. 1, 2015.

Husein Umar. Rencana Kerja Perusahaan Yang Baik. Jakarta: Rajawali.


2009.

I Komang Ardana. Ni Wayan Mujiati dan I wayan Mudiartha


Utama. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha
Ilmu. 2012.

Ihuoma P. Asiabaka. The Need for Effective Facility Management in


Schools in Nigeria. New York Science Journal. 2008;1(2):10-21].
ISSN:1554-0200.

Indoplace.com. Pemerintah Kabupaten Merangin. http://www.indoplaces.


com/ mod. php? mod=indonesia&op=view_region&regid=63
(Diakses 09-03-2017).
368

Istu Harjono. Implementasi Praktik Kerja Industri (Prakerin) Pada


Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri 4
Di Kota Tangerang. Tesis. Jakarta: UI. 2012.

J. M. Ivancevich, et al. Perilaku & Manajemen Organisasi. Jakarta:


Erlangga. 2007.

John M. Bryson. Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2007.

Jufri Sinaga. Manajemen Perbengkelan. Bahan Ajar Pendidikan dan


Pelatihan disampaikan pada IHT Manajemen Bengkel SMK di
Medan tahun 2014.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Eksistensi. https://kbbi.web.id/eksistensi,


diakses 24-12-2017.

Kompasiana. Seputar Revitalisasi Pendidikan Kejuruan Sebagai implikasi


Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016. http://www. Kompasiana.
com/irvec/seputar-revitalisasi-pendidikan-kejuruan-sebagai-implika
si-instruksi-presiden-nomor-9-tahun-2016_57fd1fc6bb9373324d1bb
d3, Diakses 13-04-2017.

Kusdi. Budaya Organisasi. Teori, Penelitian dan Praktik. Jakarta: Salemba


Empat. 2011.

Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 13 tahun


2009 tanggal 4 Maret 2009 tentang Teknik penskoran dan
pemeringkatan hasil akreditasi Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK).

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 22


Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan
Menengah.

Laporan Bulanan SMK Negeri 2 Merangin, Bulan September 2016.

Lumpkin, Ronald B. 2013. “School Facility Condition and Academic


Outcomes”. International Journal of Facility Management, Vol. 4,
No. 3 – October 2013. Florida: Florida A&M University, 2013.

Lunenburg, Fred C. School Facilities Management. National Forum of


Educational Administration & Supervision Journal. Volume 27,
Number 4. 2010.
369

M. Amin Nurdin. dan Ahmad Abroriri. Mengerti Sosiologi. Jakarta: UIN


Jakarta Press. 2006.

M. Manullang. Dasar-dasar Manajemen. Medan: Ghalia Indonesia, 2006.

Malayu S. P Hasibuan. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah.


Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

Malayu S.P. Hasibuan. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT


Bumi. Aksara. 2010.

Maria, Tujuan dan Manfaat Akreditasi Suatu Lembaga Sekolah,


http://blog. umy. ac.id/mariatulqiftiyah/tujuan-dan-manfaat-
akreditasi-suatu-lembaga-pendidikan/ (Diakses 21-03-2017).

Merriam-Webter. Practice. http://www.merriam-webster.com/dictionary/


practice.

Mohammad Ali. Pendidikan Untuk Pembangunan Nasional. Jakarta:


Grasindo. 2012.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya. 2011.

Mudjia Rahardjo. Triangulasi Dalam Penelitian Kualitatif. http://


mudjiarahardjo.com/artikel/270.html?task=view, diakses tanggal 12
Nopember 2015.

Muhammad Asrori Ardiansyah, Konsep Manajemen Dalam Perspektif Al-


Qur’an,http://alumnigontor.blogspot.co.id/2008/04/konsep-manaje
men-dalam-perspektif-al.html#_ ftn9

Mukhtar. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: GP Press


Group. 2013.

Nafarin. M, Penganggaran Perusahaan. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.


2009.

Nurudin. Kajian Pola Kebijakan Pendidikan 70:30 “Prospek


Pengembangan SMK di Kota Cimahi”. http://noer-visioner. Blogspot
.co.id /2015_03 _01_archive.html. (Diakses 01-03-2017).

Olayemi Aderokun Asaaju. Reconstruction of infrastructure for quality


assurance in Nigeria, public secondary schools, International
Conference on Education and Educational Psychology (ICEEPSY
370

2012), Adeyemi College of Education, PMB 520, Ondo, Nigeria .


2012.

Pemerintah Daerah Provinsi Jambi (Website). http://jambiprov.go.


id/index.php?letluaswil.

Pemerintah Daerah Provinsi Jambi. Rencana Kerja Pemerintah Daerah


Provinsi Jambi 2016. Jambi: Pemda Provinsi Jambi, 2016.

Pemerintah Kabupaten Merangin. Sejarah. http://www.meranginkab.go.id/


sejarah.html (Diakses 04-03-2017).

Pemerintah Kabupaten Merangin. Visi dan Misi. http://www. merangin kab


.go.id/eksekutif-visi-misi.html (Diakses 09-03-2017).

Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi. Kecamatan Kumpeh Ulu.


http://www.Muaro jambikab.go.id/index.php/kecamatan/kumpeh-ulu
(Diakses 07-03-2017).

Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi. Kecamatan Kumpeh.


http://www.muarojambikab. go.id/index.php/kecamatan/kumpeh-ulu
(Diakses 07-03-2017).
Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi. Kecamatan Sekernan.
http://www.muaro jambikab.go.id/index.php/kecamatan/kumpeh-ulu,
Diakses 07-03-2017.

Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur. http://www.tanjabtimkab


.go.id/profil/detail /50/gambaran-umum-kabupaten-tanjung-jabung-
timur, Diakses 03-03-2017.

Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur. http://www. tanjabtimkab.


go.id/profil/ detail/50/gambaran-umum-kabupaten-tanjung-jabung-
timur, Diakses 03-03-2017.

Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Sejarah Pembentukan


Kabupaten Tanjung Jabung Timur. http://www. Tanjabtimkab
.go.id/profil/detail/54/sejarah-pembentukan-kabupaten-tanjung-
jabung-timur, Diakses 08-03-2017.

Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Visi dan Misi.


http://www.tanjabtimkab .go.id/profil/detail/51/visi-dan-misi (Diakses
08-03-2017).

Pemerintah Provinsi Jambi. Letak Wilayah Dalam Provinsi Jambi.


http://jambiprov.go.id/index.php?letluaswil, Diakses 05-03-2017.
371

Pemerintahan Kabupaten Merangin. Pendidikan. http://www. merangin


kab .go.id/ pendidikan.html (Diakses 05-03-2017).

Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi Bappeda Kabupaten Muaro


Jambi. Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016.

Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi. http://www.muarojambikab.go.id/


index.php/topmenuprofil/topmenuwilayahadministrasi, Diakses 03-
03-2017.

Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi. Selayang Pandang. http://www.


muarojambikab. go.id/index.php/topmenuprofil/ topmenuselayang
pandang, Diakses 05-03-2017.

Pemerintahan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Kebijakan


Pembangunan.http://www.tanjabtimkab.go.id/profil/detail/49/
kebijakan- pembangunan, Diakses 05-03-2017.

Pemerintahan Provinsi Jambi. http://jambiprov.go.id/index.php?letluaswil,


Diakses 05-03-2017.

Pemerintahan Provinsi Jambi. Sejarah. jambiprov.go.id/index.php?sejarah


, Diakses 05-03-2017.

Pengembangan SDM dan Pengembangan Sekolah. Layanan Pendidikan.


https://sulipan. wordpress.com/2013/08/04/layanan-pendidikan/,
Diakses 30-03-2017.

Peraturan Gubernur Jambi Nomor 39 Tahun 2012 Tentang Uraian


Jabatan Di Lingkungan Sekretariat Daerah Provinsi Jambi.

Peraturan Gubernur Jambi Nomor 39 Tahun 2012 Tentang Uraian


Jabatan Di Lingkungan Sekretariat Daerah Provinsi Jambi.

Peraturan Gubernur Jambi nomor 21 tahun 2009 tentang Dukungan


Pemerintah Provinsi Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan Dasar
Gratis Dan Rintisan Wajib Belajar 12 Tahun Kepada Pemerintah
Kabupaten/Kota.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman


Teknis Pengelolaan Barang Milik Negara.

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia


Nomor 144 Tahun 2014 Tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik
372

Dari Satuan Pendidikan Dan Penyelenggaraan Ujian


Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan Dan Ujian Nasional,

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22


Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar
Dan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 24


tahun 2007.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 40


Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah
Menengah Kejuruan/Menengah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK).

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang


Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
Tentang Standar Nasional.

Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan. Badan Pengembangan Sumberdaya


Manusia. Pendidikan Dan Kebudayaan Dan Penjaminan Mutu
Pendidikan, Pedoman Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan
Pada Sekolah Menangah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah
Kejuruan (MAK). Jakarta: Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan. 2012.

R.L. Mathis. dan J.H. Jackson. Manajemen Sumber Daya Manusia.


Jakarta: Salemba Empat. 2006.

Radio Muaro Jambi News. Kecamatan Jambi Luar Kota Pijoan. https://
yayaksupriyadi.wordpress.com/2012/10/29/kecamatan-jambi-luar-
kota-pijoan/, Diakses 08-03-2017.

Rambat Lupiyadi dan A. Hamdani. Manajemen Pemasaran Jasa. (Jakarta:


Salemba Empat. ed II. 2006).

Raymond Chan Jee Poh. Role Of Facility Management In Environmental


Sustainability In The Public Sector: A Case Study, Dissertation.
London: Institute for Environmental Design and Engineering
University College London, 2014.

Redlein Alexander, Loeschl Judith, and Fuk Ferdinand. Corporate Social


Responsibility (CSR) and Facility Management (FM) in Europe,
International Journal of Facility Management Vo. 6 No. 1 2015.

Richard L. Daft. Manajemen. Jakarta: Salemba. 2013.


373

Riduwan. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian (untuk


mahasiswa S-1, S-2 dan S-3). Bandung: Alfabeta. 2009.

Robbins SP. danJudge. Perilaku Organisasi Buku 2. Jakarta: Salemba.


2008.

Robbins, Stephen P. and Coulter, Mary. Management. New Jersey:


Pearson Education, Inc., 2012.

Robbins. S dan Coulter. M.. Manajemen. Edisi Kedelapan. Jakarta:


Penerbit PT. Indeks. 2007.

Robert K. Yin. Qualitative Research from Start to Finish. New


York/London: The Guildford Press. 2011.

Rohiat. Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktek. Bandung: PT.


Refika Aditama. 2010.

Ronald M. Leigh, Jr. School Facility Conditions and the Relationship


Between Teacher Attitudes. Disertasi. Faculty of Virginia
Polytechnic Institute and State University. 2012.

Sarel Lavy. Facility Manajement Practices in Higher Education Building: A


case Study. Journal of Facilities Management 6(4):303-315
September 2008.

Sekolah Kita. SMKN 1 Muaro Jambi. http://sekolah.data. kemdikbud.


go.id/index.php/chome/profil/91DA71E5-7202-4EAE-B319-28902B
0534A, Diakses 23-03-2017.

Sekolah Kita. SMKN 1 Tanjung Jabung Timur. http://sekolah. data.


kemdikbud .go.id/index.php/chome/profil/16C37E2B-95B0-474A-A3
5E-335D898C23AB, Dikases 23-03-2017.

Sekolah Kita. SMKN 2 Merangin. http://sekolah.data. kemdikbud. go.id


/index.php/chome/profil/37324490-4926-4E3E-BDC0-85DC1DC32
5B6, Diakses 28-03-2017.

Sekretariat Daerah (Pemerintah Provinsi Jambi). http://jambiprov .go. id/


index.php?setda, Diakses 07-03-2017.

Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta. 2010.
374

Slavin, R. Evidence Based Reform in Education: Which Evidence


Counts?. Educational Researcher. Volume 37, Number 37. Number
1.

Soeprijanto. Pengukuran Kinerja Guru Praktik Kejuruan. Jakarta : CV.


Tursina. 2010.

Stephen P. Robbins. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.


2013.

Stephen P. Robbins & Timothy A. Judge. Organizational Behavior Edition


15. New Jersey: Pearson Education. 2013.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2008.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,.


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2013.

Suharno. Manajemen Pendidikan (Sebuah Pengantar Bagi Para Calon


Guru). Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS
dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press). 2008.

Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta:


Aditya Media Bekerjasama Dengan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta, 2008.

Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana. Manajemen Pendidikan. (Yogyakarta:


Aditya Media Bekerjasama Dengan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta. 2009).

Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: PT Rineka Cipta. 2013.

Sulistyorini. Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi Dan Aplikasi.


Yogyakarta: Sukses Offset, 2009.

Suparlan Suhartono. Wawasan pendidikan: Sebuah pengantar


pendidikan, Yogyakarta: Ar-Ruzzmedia, 2008.

Syamsir Torang. Organisasi dan Manajemen (Perilaku. Struktur. Budaya


dan Perubahan Organisasi, Bandung: Alfabeta. 2013.

Syarifatul Marwiyah. Konsep Pendidikan Berbasis Kecakapan Hidup.


Jurnal Falasifa. Vol.3, No.1 Maret 2012.
375

Taufiqurokhman. Mengenal Sumber Daya Manusia. Jakarta Pusat:


Fakultas Ilmu Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama. 2009.

Tim Bidang Perencanaan Pokja Sanitasi. Buku Putih Sanitasi (BPS)


Kabupaten Merangin – Provinsi Jambi Tahun 2012. Jambi. CV.
Mitra Usaha Kencana. 2012.

Tim Bidang Perencanaan Pokja Sanitasi. Buku Putih Sanitasi (BPS)


Kabupaten Tanjung Jabung Timur – Provinsi Jambi Tahun 2013.
Jambi. CV. Mitra Usaha Kencana. 2012.

Tim Bidang Perencanaan Pokja Sanitasi. Buku Putih Sanitasi (BPS)


Kabupaten Merangin – Provinsi Jambi Tahun 2012. Jambi. CV.
Mitra Usaha Kencana. 2012.

Tim Bidang Perencanaan Pokja Sanitasi. Buku Putih Sanitasi (BPS)


Kabupaten Muaro Jambi – Provinsi Jambi Tahun 2014. Jambi. CV.
Mitra Usaha Kencana. 2014.

Tim Bidang Perencanaan Pokja Sanitasi. Buku Putih Sanitasi (BPS)


Kabupaten Tanjung Jabung Timur – Provinsi Jambi Tahun 2014.
Jambi. CV. Mitra Usaha Kencana. 2013.

Tim Manajemen Bengkel. Manajemen Bengkel. Analisis Kebutuhan


Fasilitas Pendidikan. Bahan Ajar Disampaikan Pada IHT
Manajemen Bengkel, Medan: Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan Badan Psdm Dan Penjaminan Mutu Pendidikan Pusat
Pengembangan Pemberdayaan Pendidik Dantenaga Kependidikan,
2014.

Tim. Manajemen Perbengkelan. Bahan Ajar Disampaikan Pada IHT


Manajemen Bengkel. Medan: Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan Badan Psdm Dan Penjaminan Mutu Pendidikan Pusat
Pengembangan Pemberdayaan Pendidik Dantenaga Kependidikan,
2014.

Tony Morden. Principle of Strategic Management. Hampshire/England:


Ashgate Publishing Limited. 2007.
Tribun Jambi. Hasil UN SMA/Sederajat Provinsi Jambi, Nilai Rata-rata
Turun 20 Persen. http://jambi.tribunnews.com/2016/05/07/hasil-un-
smasederajat-provinsi-jambi-nilai-rata-rata-turun-20-persen,
Diakses 23-03-207.

Tribun Jambi. Nilai-Nilai Rata-Rata UN Turun, Keseriusan Siswa Dinilai


Berkurang. http://jambi.tribunnews.com/2016/05/07/nilai-nilai-rata-
376

rata-un-turun-keseriusan-siswa-dinilai-berkurang, diakses 23-03-


2017.

Tushar Agrawal. Vocational Education and Training Pograms (VET). Asia-


Pacific Journal of Cooperative Education, Indira Gandhi Institute of
Development Research (IGPDR) India. 2013.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional.

Undang-undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang


Pemerintah Daerah.

Undang-undang Republik Indonesia nomor 54 tahun 1999 tentang tentang


Pembentukan Kabupaten Sarolangun. Kabupaten Tebo. Kabupaten
Muaro Jambi. dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Veithzal Rivai. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari


Teori ke Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2009.

Wikipedia. Eksistensi. https://id.wikipedia.org/wiki/Eksistensi, diakses 24-


12-2017.

Wibowo. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Parsada. 2007.

Wikipedia. Jambi. https://id.wikipedia.org/wiki/Jambi, Diakses 04-03-2017.

Wikipedia. Kabupaten Merangin. https://id.wikipedia.org/wiki/ Kabupaten_


Merangin (Diakses 04-03-2017).

Wikipedia. Kabupaten Muaro Jambi. https://id.wikipedia.org/wiki/


Kabupaten_Muaro_Jambi, Diakses 05-03-2017.

Wikipedia. Kabupaten Tanjung Jabung Timur. https://id.wikipedia.org/wiki/


Kabupaten_ Tanjung_Jabung_Timur, Diakses 03-03-2017.

Wikipedia. Kemampuan. https://id.wikipedia.org/wiki/Kemampuan, Diakses


30-03-2017.

Wikipedia. Kota Jambi. https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Jambi, Diakses


05-03-2017.
377

Wikipedia. Kota Sungai Penuh. https://id.wikipedia.org/wiki/


Kota_Sungaipenuh, Diakses 07-03-2017.

Wikipedia. Kota. https://id.wikipedia.org/wiki/Kota, Diakses 07-03-2017.

Wikipedia. Life Skill. https://en.wikipedia.org/wiki/Life_skills.

Wikipedia. Nilai Ujian Nasional. https://id.wikipedia.org/wiki/ Nilai_Ujian


Nasional (Diakses 23-03-2017).

Wikipedia.Penghargaan.https://id.wikipedia.org/wiki/Penghargaan, diakses
25-03-2017.

Wikipedia. Perencanaan Strategis. https://id.wikipedia.org/wiki/


Perencanaan strategis , Diakses 12-04-2017.

Wikipedia. Perencanaan. https://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan.

Wikipedia. Pernyataan Misi. https://id.wikipedia.org/wiki/Pernyataan_misi ,


diakses 30-03-2017.

Wikipedia. Prestasi. https://id.wikipedia.org/wiki/Prestasi, Diakses 25-03-


2017.

Wikipedia. Proses Perencanaan. https://id.wikipedia.org/wiki/Proses_


perencanaan.

Wikipedia. SMART Creiteria. https://en.wikipedia.org/wiki/SMART_criteria.

Wikipedia. Struktur Organisasi. https://id.wikipedia.org/wiki/Struktur_


organisasi (27-03-2017).

Wikipedia. Studi Kasus. https://id.wikipedia.org/wiki/Studi_kasus.

Wikipedia. Teknik Komputer dan Jaringan. https://id.wikipedia.org/wiki/


Teknik_ komputer_dan_jaringan, Diakses 22-03-2017.

Wikipedia. Tenaga Kependidikan. https://id.wikipedia.org/wiki/ Tenaga_


kependidikan (Diakses 24-03-207).

Wikipedia. Ujian Nasional. https://id.wikipedia.org/wiki/Ujian_Nasional,


Diakses 23-03-2017.

Zainal Abidin. Analisis Eksistensial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,


2007.
378

Zainal Aqib, Elham Rohmat, Membangun Profesionalisme Guru dan


Pengawas Sekolah (Bandung: Yrama Widya, 2007), hal. 40.
http://www.pengertianpengertian.com/2012/03/pengertia-
kecakapan- hidup-life-skill.html.

Zevy D. Maran. Peralatan Bengkel Otomotif. Maumere: Andi Yogyakarta,


2007.
430

CURRICULUM VITAE

Dr. Adiati, S.Pd., M.Pd.I., lahir di Jambi tanggal 26


Juni 1971. Putri keempat dari enam bersaudara
dari pasangan H. Abd. Aziz Mai dan Hj. Dasima.
Menyelesaikan pendidikan di SDN no 91/IV Kota
Jambi tahun 1984, SMP Negeri 17 Kota Jambi
tahun 1987, SMA Negeri 1 Kota Jambi tahun 1990.

Menyelesaikan pendidikan D3 Bahasa Inggris di


FKIP UNJA tahun 1993. S1 Bahasa Inggris di FKIP
UNJA Jambi tahun 1997. Melanjutkan pendidikan
S2 di IAIN STS Jambi dengan program studi
Manajemen pendidikan Islam dari tahun 2010-
2013.
Tahun 2014 melanjutkan pendidikan S3 pada program studi Manajemen
Pendidikan Islam di UIN STS Jambi.

Menikah dengan Edi Erwanto, S.P pada tahun 1999 dan dikarunia dua
orang putra dan 1 orang putri. Pertama Elba Richo Fallah (siswa kelas XII
di SMAN 5 Kota Jambi), kedua, Dwiki Rahman Khan (siswa kelas X di
SMAN 4 Kota Jambi), dan ketiga, Inggid Aulia Aisyah (siswa kelas VII di
SMPN 17 Kota Jambi).

Saat ini penulis adalah guru Bahasa Inggris di SMK Negeri 3 Kota Jambi
tahun 2008-sekarang. Adapun pengalaman mengajar lainnya yaitu
menjadi Guru SMP Yayasan 2 Mei Kota Jambi tahun 1994-1995, Guru
SMA Negeri 4 Kota Jambi tahun 1997-1998, Guru SMK IX Lurah 1 Kota
Jambi tahun 1999-2000, Guru SMK Jambi IX Lurah 2 tahun 2000-
sekarang, Guru SMK Taruna Indonesia tahun 2003-2007, Guru SMK
Batanghari tahun 2007-2008, dan Staf Pengajar (DLB) IAIN STS Jambi
2013-2015.
Penghargaan atau prestasi yang pernah diraih penulis yaitu :
1. Utusan Provinsi Jambi, Program Pertukaran Pemuda Asia Tenggara-
Jepang (SSEAYP) tahun 1995.
2. Megister Terbaik Pertama Program Pasca Sarjana S2 Manajemen
Pendidikan Islam IAIN Sulthan Taha Syaifuddin Jambi tahun 2013.
3. Juara pertama Guru Prestasi tingkat SMK Kota Jambi 2014.
4. Juara kedua Guru Prestasi tingkat SMK Provinsi Jambi 2014.
5. Finalis Guru Favorit Jambi Ekspres 2015.
6. Guru Favorit Jambi Ekspres 2016.
7. Juara Pertama Guru Prestasi Tingkat SMK Provinsi Jambi 2017
8. Finalis Guru SMK Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2017.
431

Penulis telah menulis beberapa buku diantaranya:


1. Buku Bahasa Inggris SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Kurikulum 2013,
Penerbit Writing Revolution Yogyakarta, ISBN: 978-602-6934-54-3,
tahun 2016.
2. Buku Bahasa Inggris SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Kurikulum 2013,
Penerbit Writing Revolution Yogyakarta, ISBN: 978-602-6934-55-0,
tahun 2016.
3. Buku Bahasa Inggris SMK Kelas XII KTSP, Penerbit Writing Revolution
Yogyakarta, ISBN: 978-602-6934-56-7, tahun 2016.
4. Buku Manajemen Bengkel Teori dan Aplikasi, ....................

Penelitian dan karya tulis yang telah penulis hasilkan yaitu:


1. PTK: Upaya meningkatkan minat belajar Bahasa Inggris melalui
penggunaan media presentasi infocus dalam proses belajar mebgajar
kelas XII KBB SMK Negeri 3 Kota Jambi tahun 2013/2014.
2. PTK: Upaya meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris melalui model
pembelajaran picture and pictures siswa kelas X Survey dan
Pemetaan SMK Negeri 3 Kota Jambi tahun 2014/2015.
3. PTK: Aplikasi model pembelajaran kooperatif metode Number Head
Together dalam pembelajaran Bahasa Inggris siswa kelas X SM-1
SMK Negeri 3 Kota Jambi tahun 2015/2016.
4. Jurnal IAIN Tarbiyah: International perspectives on reading
assessment or curriculum – Based assessment of reading in England
and Wales tahun 2013.
5. Dahsyatnya Media Pembelajaran tahun 2016.
6. PTK Meningkatkan Profesionalisme Guru tahun 2016.
7. Memberdayakan Guru Melalui MGMP yang berkelanjutan tahun 2016.
8. Perdana CBT/UNBK di SMA/SMK (Negeri dan Swasta) di Provinsi
Jambi tahun 2017.
9. Proceeding Speaker, International Seminar” Islam and Trans-Cultural
In Education” tahun 2016.
10. Presenter International Conference on Language Theaching and
Education (ICoLTE) di Universitas Jambi tahun 2017.
11. Prosiding Diseminasi Hasil Pengalaman Terbaik Kegiatan Pemilihan
Guru SMA dan SMK Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2017.

Anda mungkin juga menyukai