Anda di halaman 1dari 6

PENATARAN PELATIH PENCAK SILAT

IPSI KOTA BATAM


25 FEBRUARI 2023

METODOLOGI LATIHAN OLAHRAGA

BAGIAN 1
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN
DALAM MENCAPAI PRESTASI

DISAMPAIKAN OLEH
WAHYU SULISTIONO, SE

SUMBER :
(Setyo Budiwanto, 2012, Metodologi Latihan Olahraga, FIK Univ. Negeri Malang)
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN
DALAM MENCAPAI PRESTASI
A. Faktor Atlet
B. Faktor Pelatih
C. Peran Pemerintah
D. Partisipasi Masyarakat
E. Manajemen dan Organisasi olahraga
F. Sarana dan Prasarana
G. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

A. FAKTOR ATLET
1) Kesehatan adalah aspek yang mutlak harus dimiliki oleh semua orang yang
ikut serta dalam Latihan. Selain tidak adanya penyakit, aspek fisiologis yang
perlu diobservasi antara lain fungsi fisik dan organ-organ meliputi paru-paru,
jantung, ginjal, percernakan makanan, tekanan darah dan lainnya.

2) Susunan anatomis, proporsi dan postur tubuh atlet perlu diperhatikan,


terutama keharmonisan proporsi dan postur tubuh secara keseluruhan sesuai
dengan tuntutan setiap cabang olahraga.

3) Kondisi fisik yang prima merupakan faktor yang harus dimiliki setiap atlet.

4) Keterampilan teknik yang sempurna merupakan faktor yang sangat


berperan dalam mencapai prestasi yang setinggi-tingginya.

5) Kemampuan melakukan taktik dan strategi adalah sangat menentukan.


Kemampuan taktik dan strategi adalah kemampuan melakukan siasat atau akal
untuk memenangkan pertandingan secara sportif.

6) Kesehatan mental merupakan aspek kejiwaan yang harus dimiliki seorang


atlet. Aspek kejiwaan tersebut antara lain moral, sportifitas, sikap olahragawan
sejati (fair play atau sportmanship), disiplin, percaya diri, konsentrasi, daya pikir
dan kreatifitas.

7) Keturunan, suatu fenomena yang sangat kompleks, seringkali berperanan


penting dalam latihan. Proporsi serabut otot merah dan putih pada manusia
rupanya ditentukan berdasarkan keturunan. seorang atlet yang mempunyai
proporsi otot merah lebih banyak, mungkin akan lebih berhasil pada olahraga
yang memerlukan daya tahan. Jika proporsi otot dominan otot putih, atlet
tersebut secara alami disiapkan untuk olahraga yang memerlukan intensitas
kecepatan atau power (Bompa: 1994). seorang atlet yang mempunyai proporsi
otot merah lebih banyak, mungkin akan lebih berhasil pada olahraga yang
memerlukan daya tahan. Jika proporsi otot dominan otot putih, atlet tersebut
secara alami disiapkan untuk olahraga yang memerlukan intensitas kecepatan
atau power (Bompa: 1994).

8) Faktor yang lain yang berperan dalam pencapaian prestasi adalah faktor
kebiasaan kehidupan sehari-hari atlet. Yang perlu perhatian adalah pola
hidup sehat yang meliputi pengaturan waktu latihan, waktu istirahat, dan kegiatan
lainnya.
9) Lingkungan kehidupan atlet harus diperhatikan juga, antara lain lingkungan
fisik dan lingkungan sosial.
B. FAKTOR PELATIH
Pelatih adalah tokoh sentral dalam proses pelatihan olahraga. Tokoh
sentral tersebut harus memiliki ciri-ciri yang ideal antara lain, kepribadian,
kesegaran jasmani, kesehatan mental, keterampilan, pengetahuan dan pola
pikir ilmiah, pengalaman, human relation dan kerjasama, dan kreatifitas
(Suharno: 1993)

a. Seorang pelatih harus selalu tampil prima secara fisik maupun mental
di lapangan pada saat latihan maupun pertandingan.

b. Kesehatan mental merupakan salah satu aspek kejiwaan yang harus dimiliki
seorang pelatih. Dalam kegiatan pelatihan olahraga banyak masalah dan
gangguan yang harus dihadapi seorang pelatih.

c. Seorang pelatih hendaknya memiliki keterampilan sesuai dengan cabang


olahraga yang dilatihkan.

d. seorang pelatih hendaknya selalu berusaha untuk menjadi profesional


dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang berhubungan
dengan pelatihan dan cabang olahraga yang dilatihkan.

e. Kemampuan memecahkan masalah-masalah pelatihan olahraga.

f. Daya imaginasi dan kreatifitas seorang pelatih harus berkembang dan


ditingkatkan dalam proses pelatihan olahraga. Seorang pelatih tidak boleh puas
hanya dengan meniru cara dan langkah-langkah yang dilakukan oleh pelatih lain,
atau pengalaman yang diperoleh semasa masih menjadi pemain.

g. Rasa humor (sense of humor) seorang pelatih diperlukan untuk


mengendorkan ketegangan yang timbul.

C. PERAN PEMERINTAH.
Dalam upaya pembangunan olahraga pada umumnya dan khususnya upaya
peningkatan prestasi atlet, pemerintah mempunyai peran sebagai fasilitator,
mengakomodasi dan menciptakan iklim yang kondusif kegiatan olahraga. yang
dilakukan masyarakat atau organisasi olahraga. Pemerintah dalam hal ini adalah
para elite atau para pemimpin pemegang kendali kebijakan dan pengambil
keputusan yang secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan
kegiatan olahraga.
a. Peran pertama adalah kemauan dan kemampuan para pemimpin atau
pemegang kebijakan di bidang olahraga dalam memaksimalkan potensi dan
sumber daya yang ada untuk meningkatkan prestasi olahraga.

b. Peran kedua, pemerintah pusat maupun di daerah mampu membangun,


pengadaan, dan menyediakan sarana dan prasarana olahraga. Selain
itu, pemeliharaan dan pengelolaan sarana dan prasarana yang sudah ada harus
dilakukan.

c. Peran ketiga adalah memfasilitasi dan membantu peningkatan kualitas,


profesionalisme dan kompetensi sumber daya manusia bidang
olahraga terutama pelatih-pelatih cabang olahraga yang secara
langsung terjun di lapangan. Program peningkatan kualitas sumber daya
manusia menjadi tuntutan yang mutlak harus dipenuhi, dan hendaknya menjadi
program prioritas yang harus difasilitasi oleh pemerintah baik di tingkat nasional
maupun daerah.

d. Peran keempat adalah dukungan dana yang diperlukan untuk


membiayai berbagai kegiatan olahraga, kegiatan penunjang lainnya yang
berkaitan dengan olahraga, serta pengadaan alat-alat dan pembangunan fasilitas
olahraga.

e. Peran kelima, pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan hukum


material maupun immaterial terhadap semua kegiatan yang berkaitan
dengan olahraga.

f. Peran keenam, pemerintah berkewajiban memberikan penghargaan,


tanda jasa, kesejahteraan atau fasilitas lain kepada semua unsur yang
berhasil mengangkat, mengharumkan dan membela nama bangsa dan negara
dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan keolahragaan di tingkat nasional
maupun internasional.

g. Peran ketujuh, pemerintah mampu memfasilitasi dan menciptakan iklim yang


kondusif bagi perkembangan industri yang berkaitan dengan
olahraga dan koperasi olahraga.

Program kerjasama antara dunia usaha dengan lembaga dan organisasi


olahraga harus dikembangkan menjadi bentuk kemitraan yang saling
menguntungkan (Budiwanto: 2004).

Yang lebih penting adalah olahraga sebagai pembentuk jiwa sportif, kebugaran
jasmani, dan pembentuk watak bangsa (nation and carachter building) yang
mengutamakan budi luhur.

D. PARTISIPASI MASYARAKAT
Pengertian masyarakat di sini adalah semua pihak yang bukan
pemerintah, yang terlibat dan mempunyai komitmen dalam upaya pembangunan
olahraga, kegiatan olahraga prestasi, dan kegiatan olahraga lainnya. Misalnya
organisasi-organisasi olahraga (klub-klub olahraga) masyarakat,
organisasi profesi, masyarakat industri atau perusahaan-perusahan
swasta yang berkaitan dengan olahraga. Partisipasi yang diharapkan dari
masyarakat antara lain pengadaan dan pembangunan sarana dan prasarana
olahraga, menghimpun dan menggali dana atau menjadi penyandang dana dalam
berbagai kegiatan olahraga, menggerakkan dan menggalakkan kegiatan olahraga di
sekolah, perguruan tinggi, pabrik atau perusahaan, kantor atau di komplek
pemukiman.

MANAJEMEN DAN ORGANISASI OLAHRAGA


Keberhasilan pembangunan dan pembinaan bidang olahraga dan khususnya
pembinaan olahraga prestasi ditentukan oleh faktor manajemen olahraga dan
seluruh organisasi dan lembaga yang terlibat dan terkait dengan olahraga.
Manajemen olahraga harus dilaksanakan secara sistematis dan terpadu, mencakup
seluruh kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian.
Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga, Direktorat Jenderal Pemuda dan
Olahraga merupakan lembaga pemerintah yang bertanggung-jawab terhadap
semua yang berkaitan dengan kegiatan olahraga di Indonesia.

Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) adalah lembaga non pemerintah


yang bertanggung-jawab dalam pembinaan olahraga prestasi. Di bawah KONI
terdapat induk-induk organisasi cabang olahraga yang dibina di Indonesia.

Selain itu ada banyak organisasi profesi yang terkait dengan bidang keolahragaan,
yaitu Ikatan Sarjana Olahraga Indonesia (ISORI), Perhimpunan Dokter Olahraga,
Ikatan Guru Pendidikan Jasmani, Perhimpunan Psikolog Olahraga, Ikatan Ahli
Fisiologi Olahraga Indonesia, Ikatan Ahli Gizi Olahraga, Asosiasi Pelatih Olahraga,
Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia, Serikat Wartawan Olahraga, Badan
Pembina Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia, Badan Pembina Olahraga Mahasiswa
Indonesia. Lembaga pemerintah, non pemerintah, dan semua organisasi profesi
yang terkait dengan olahraga hendaknya bekerja-sama secara sinergis
menentukan arah kebijakan dan tindakan, meningkatan kinerja untuk
mencapai perkembangan, kemajuan olahraga secara keseluruhan, terutama
pembinaan olahraga prestasi.

SARANA PRASARANA
Untuk melaksanakan kegiatan olahraga prestasi, olahraga rekreasi dan olahraga
pendidikan diperlukan penyediaan dan pengadaan sarana dan prasarana olahraga
yang memadai. Penyediaan dan pengadaan sarana dan prasarana olahraga perlu
mendapat perhatian dan realisasinya.

Sarana meliputi perlengkapan atau perkakas (equipment) dan alat-alat


olahraga (supllies).

Prasarana adalah fasilitas yang meliputi stadion olahraga, lapangan


permainan, kolam renang, gedung-gedung olahraga (sport hall), ruang senam,
ruang beladiri.

Persyaratan kuantitas dan kualitas hendaknya diperhatikan dalam penyediaan


sarana dan prasarana olahraga sesuai dengan prioritas kebutuhan, minat dan
penggunaan.

Kuantitas yang dimaksud adalah terpenuhinya rasio antara jumlah fasilitas olahraga
dengan jumlah penduduk atau pengguna fasilitas olahraga.

Kualitas yang dimaksud adalah terpenuhinya persyaratan ukuran standar dan materi
sesuai dengan peraturan-peraturan permainan setiap cabang olahraga. Macam-
macam fasilitas olahraga mencakup kebutuhan untuk pengelompokan olahraga,
kegiatan cabang-cabang olahraga dan fasilitas yang mendukung kegiatan olahraga
lainnya.

Perlu diingat bahwa pengelompokan tujuan olahraga dibedakan menjadi


olahraga prestasi, olahraga pendidikan, dan olahraga rekreasi.

Pengadaan dan penyediaan sarana dan prasarana perlu memperhatikan kebutuhan


tersebut. Pemerintah, masyarakat, dan swasta Bersatu padu dalam menyediakan
sarana dan prasarana olahraga (Suharsono: 1981).

ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI


Salah satu faktor yang menentukan dan tidak bisa diabaikan dalam
mengembangkan olahraga terutama pembinaan olahraga prestasi adalah
pemanfaatan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Konsekuensinya, lembaga-lembaga pendidikan dan lembaga-lembaga ilmiah yang


berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi olahraga tingkat nasional maupun
daerah, dan yang ada di instansi pemerintah harus diberdayakan dan ditingkatkan
kinerjanya dan didukung oleh sumber daya manusia, alat dan fasilitas, dan dana.

Lembaga pendidikan antara lain Fakultas Ilmu Keolahragaan, Sekolah Khusus


Olahragawan, Akademi Olahraga, Program studi Kedokteran Olahraga, Program
studi Kesehatan Olahraga, Penataran Guru Pendidikan Jasmani (Budiwanto: 2004).

Lembaga-lembaga ilmiah lainnya yang diharapkan berperan dalam peningkatan


prestasi olahraga antara lain Pusat Pengkajian dan Pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi olahraga, Pusat Studi Olahraga di berbagai perguruan
tinggi atau Bidang Penelitian dan Pengembangan KONI dan pada induk-induk
organisasi olahraga.

Selain itu, sumber daya manusia yang terlibat dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi olahraga harus diperbanyak jumlahnya, ditingkatkan kualitasnya sesuai
dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi olahraga.
Penelitian-penelitian bidang olahraga perlu ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya.

Yang tidak kalah pentingnya adalah pengkajian ilmiah melalui seminar, lokakarya
atau workshop, lewat tulisan di jurnal artikel di bidang olahraga harus digiatkan dan
ditingkatkan kualitasnya (Budiwanto: 2004).

Pembangunan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi olahraga perlu didukung


kemampuan pemanfaatan, pengembangan, penguasaan teknik produksi, teknologi,
ilmu pengetahuan terapan, dan pengetahuan dasar, secara seimbang dan terpadu.
Selain itu perlu dukungan kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi olahraga
yang dinamis, efektif dan berkelanjutan.

Pendekatan ilmiah berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi olahraga


mutakhir dengan mempertimbangkan Iptek olahraga tepat guna dan
penggunaan produksi dalam negeri (Mulyono: 2008).

Contoh : Pengembangan IT Pertandingan, juga teknologi peralatan dan


perlengkapan latihan

Anda mungkin juga menyukai