Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

FILSAFAT DAN GERAKAN OLIMPIK

“Aku dan Pikiranku Dalam Menghadapi Makhluk Tuhan Yang Disebut Corona”

Dosen Pengampu:

Drs. Herita Warni, M.Pd.

DIBUAT OLEH

Muhammad Irhas Nofiannor 1910122310032

REG A2 2019

Absen 36

KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI

BANJARBARU 2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji dan syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai dengan yang telah diharapkan.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa sebagaimana umumnya manusia itu tidak ada yang
sempurna, maka dari itu sudah tentu penulisan makalah ini masih banyak memiliki
kekurangan. Oleh karena itu saya menerima sepenuhnya segala kritik dan saran perbaikan
demi penyempurnaan penulisan makalah selanjutnya.
Pada kesempatan ini tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Dan juga kepada dosen pengampu pada mata kuliah Filsafat Dan Gerakan
Olimpik yaitu Ibu Dr. Herita Warni, M.Pd.. Akhir kata saya berharap semoga makalah ini
dapat memberikan sumbangan yang berharga kepada perkembangan pengetahuan kita, serta
dapat dijadikan bahan acuan kita dalam pelajaran mata kuliah Filsafat Dan Gerakan Olimpik.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Kandangan, November 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..……

A. Latar Belakang........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN………………………………..…………………………………….

A.Pendemik Corona ...................................................................................................................

B. Senantiasa Meminta Perlindungan Kepada Allah...................................................................

C. Berikhtiar Dengan Melakukan Pencegahan............................................................................

D. Bertawakal Kepada Allah........................................................................................................

E. Banyak Berdoa.........................................................................................................................

PENUTUP…………………………………………………………………………………….

A. Kesimpulan..........................................................................................................................
DAFTARPUSTAKA................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Filsafat ilmu sebagai dasar dari sebuah ilmu pengetahuan atau Science of Knowledge,
hal ini disebabkan karena pemikiran dari filsafat ilmu ialah yang reflektif terhadap persoalan-
persoalan mengenai segala hal yang berkaitan dengan landasan ilmu maupun hubungan ilmu
dalam segala segi kehidupan manusia . Dalam pemikiran kefilsafatan akan berusaha akan
berusaha mengkaji nilai – nilai luhur yang memiliki kebijaksanaan, karena tujuan dari pada
filsafat mencari kebijaksanaan atau kearifan. Oleh karenanya filsafat ilmu menurut Robert
Ackerman merupakan sebuah tinjauan kritis komperhensif antara pendapat ilmiah dewasa ini
dengan masa lampau yang telah dibuktikan atau dikembangkan dari kerangka ukuran pada
pendapat yang demikian. Dimana Filsafat ilmu hadir karena fungsinya untuk mengkaji suatu
masalah secara ilmiah dengan membangun pengetahuan secara ilmiah pula. Maka untuk
menyelesaikan suatu masalah ilmiah haruslah ditangani dengan metode dan sikap ilmiah
pula. Karena pada dasarnya dalam kefilsafatan pemecahan dari sebuah permasalahan tidak
hanya dianggap penting namun perlu untuk dikaji secara mendasar mendalam dan
menyeluruh.

Dalam memahami filsafat menelusuri suatu kebenaran sebuah obyek haruslah dengan
berpikir secara radikal oleh karenanya filsafat dapat direlasikan dengan cabang ilmu lainnya .
Sehingga dalam penulisan ini menjadikan filsafat berkorelasi dengan pembahasan aktual saat
ini yang memfokuskan pada sebuah wabah pandemi yang telah menjangkiti secara merata ke
hampir seluruh negara di dunia. Sebuah virus baru yang belum pernah ada obatnya dan
memberikan efek domino tidak hanya pada segi kesehatan saja namun juga pada segi
kehidupan yang lain. Yang kemudian menjadi menarik untuk dibahas guna mencari
pembahasan Covid -19 dalam perspektif filsafat ilmu yang berangkat dari pertanyaan “apa”
ontologi, epistemologi serta aksiologi dari wabah yang telah menjadi pandemi dalam waktu
yang singkat.

Sejak tercetusnya Coronavirus Desease 2019 (Covid – 19) pada akhir tahun 2019 di
dataran Cina, virus ini telah berhasil menginfeksi sebanyak 210 negara di dunia, dengan
jumlah terpapar mencapai 2.173.203 jiwa per tanggal 17 April 2020, dimana lebih dari
140.000 orang meninggal dunia termasuk salah satunya Indonesia yang mana telah mencapai
sekitar 5.516 kasus positif terinfeksi virus dan sebanyak 520 orang meninggal dunia akibat
Corona . Dari pesebaran yang masif dan cepat ini membuat berbagai negara melakukan
trobosan kebijakan guna menyelesaikan penyebaran pandemi ini, mulai dari penerapan lock
down hingga Social Separation untuk melindungi warganya dari keganasan virus ini. Di
Indonesia sendiri akibat dari pesebaran Virus ini telah mengancam masyarakat, membuat
kepanikan seluruh lapisan masyarakat tidak hanya pada entry class namun juga kaum
borgeois hingga mengakibatkan kegaduhan diberbagai sektor. Hal ini tak ayal membuat para
pemangku kebijakan setelah ditetapkannya status Kejadian Luar Biasa atau KLB pada 4
Februari 2020 lalu, Pemerintah bereksperimen mencari formula pemecahan permasalahan
nasional ini, dengan mengeluarkan berbagai regulasi mulai dari terbitnya Peraturan
Pemerintah Tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar, pemberian stimulus kredit untuk para
korban terdampak yang memiliki tanggungan di lembaga keuangan hingga yang terbaru
pengesahan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – undang yang dinilai kontroversi oleh
berbagai kalangan.

Namun sejatinya dari itu semua sejak munculnya New Emerging Desease ini telah
berhasil membuat perubahan besar dalam tata kelola kehidupan manusia dalam bernegara,
berekonomi maupun beragama di berbagai negara, dari mulai ruang – ruang privasi
masyarakat baik itu sosial ekonomi hingga religiusitas yang dibatasi oleh negara, serta pada
kehidupan manusia sebagai makhluk sosial yang tak lepas dari pemenuhan kebutuhannya
untuk berinteraksi dengan oarang lain , sehingga memunculkan rasa empati dan keinginan
kuat untuk membantu terhadap sesama pun semakin berpendar keseluruh nusantara. Dunia
seolah di restart kembali ke keadaan yang baru, keadaan dimana negara memainkan peran
penting untuk dapat memberikan rasa aman terhadap seluruh warganya. Maka secara filosofis
Corona memberikan makna besar dari kehidupan masyarakat bagaimana sebuah virus bisa
menjadi pemantik kecemasan masyarakat di dunia dan membuat manuver alur geopolitik
dihampir seluruh negara berubah.Sehingga hal tersebut berpengaruh pula pada kondisi
ekonomi sosial politik di Indonesia, dengan berbagai upaya penerapan regulasi yang tentu
saja memberi implikasi kepada masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung
ditambah dengan kepanikan membuat masyarakat menjadi gaduh. Oleh karenanya filsafat
ilmu dianggap penting untuk memberikan pandangannya dalam meredam kegaduhan
masyarakat akibat dari pandemi ini. Karena pemikiran filsafat yang mendasar mendalam dan
menyeluruh sehingga diharapkan mampu mengakomodir kebutuhan akan pencarian jalan
keluar yang tepat guna menyelesaikan permasalahan wabah yang telah berbulan – bulan
menteror warga dibalik ketidak berdayaan dalam menghindari pesebaran Covid – 19.
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pandemik Corona

Pandemik virus corona, terjadi pada kurun waktu akhir 2019 dan2021. Wabah
tersebut membuat kehilangan banyak nyawa. Umat manusiaberusaha mencari berbagai solusi
untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.Salah satu solusi yang mengemukan adalah
melakukan social distancing.Pengalaman ini baru saya rasakan pertama kali sepanjang saya
hidup dimana kita masyarakat Indonesia terkenal dengan jiwa sosialnya yang tinggi dibatasi
untuk kehidupan bersosial,dan saya sempat berpikir apakah ini akhir dari dunia atau awal
terciptanya era yang baru.Sungguh saat virus tersebut masuk Indonesia saya kira hanya akan
menjadi masalah dapat disepelekan,tetapi semakin mendengar maraknya kasus positif
diIndonesia semakin bertambah disitulah kekhawatiran saya mulai meningkat.Libur 2 minggu
menjadi hari pembuka dimana seolah virus-virus tersebut memaksa masuk kedalam
kehidupan masyarakat.Dengan masuknya virus tersebut dalamkehidupan bermasyarakat
menjadi awal kehidupan.

Di Indonesia saat itu sangat minim akan kesadaran tindakan manusia, banyak
masyarakat yang masih mementingkan dirinya sendiri tanpa memikirkan orang lain, mereka
sangatlah egois dan tidak mau berbagi. NegaraIndonesia saat itu sedang mengalami
peperangan melawan pendemi covid-19. Covid-19 ini merupakan virus yang membahayakan
bagi keselamatan masyarakat, virus ini dapat menular dan menyebar dengan sangat cepat
melalui kontak langsung dengan penderita. Maka tim medis yang menangani pasien-pasien
covid-19 ini juga sangat membutuhkan alat perlindungan diri yang memadai, seperti masker
medis dan handsanitizer untuk keperluannya.

Tidak hanya tim medis saja yang membutuhkannya, tetapi banyak masyarakat diluar
sana juga membutuhkan barang-barang tersebut untuk melindungi dirinya dari penularan
virus covid-19, akan tetapi keberadaan masker dan handsanitizer saat itu menjadi sangat
langka dan harganya pun melonjak mahal dibanding harga normal sebelum adanya wabah
virus covid-19. Setelah dilakukan pengusutan akan kelangkaan masker dan handsanitizer
tersebut, ternyata terdapat banyak oknum tidak bertanggungjawab yang sedang memainkan
perannya dalam pademi covid-19 , mereka sengaja menimbun barang-barang tersebut lalu
menjualnya dengan harga yang sangat fantastik tinggi dari harga biasanya. Maka dari itu,
seharusnya hal ini tidak terjadi di negara tercinta Indonesia ini. Masyarakat Indonesia
seharusnya dapat menumbuhkan rasa kesadaran akan segala bentuk dan segala macam
tindakannya untuk kepentingan serta kebaikan bersama-sama.

Pemerintah memerintahkan atau menghimbau agar masyarakat melakukan social


distancing. Namun pelaksanaan social distancing ini ternyata tidak mudah. Masyarakat yang
ikatan sosialnya tinggi sulit untuk melakukan soscial distancing. Beberapa praktek
keagamaan juga sarat dengan aktivitas bersama antara masyarakat yang tinggi. Hal ini
membuat beberapa masyarakatkian sulit untuk melakukan social distancing.Dalam ajaran
islam misalnya, ada ajaran untuk melakukan sholat bersama-sama di masjid. Pada masa
wabah ini, di mana social distancing perludilakukan, sholat bersama-sama menjadi perlu
untuk dilakukan dirumah. Hal ini sulit diterima oleh sebagian anggota masyarakat.

B .Senantiasa Meminta Perlindungan Kepada Allah

Virus corona adalah makhluk sebagaimana makhluk-makhluk Allah lainnya, dan ia


tidaklah bergerak kecuali atas perintah dan izin Allah ta’ala yang menciptakannya. Oleh
karenanya, kita berlindung dari wabah ini kepada Allah sebelum kita berlindung kepada
kemampuan diri kita sendiri atau kemampuan makhluk lainnya. Ingatlah bahwa Allah adalah
sebaik-baiknya pelindung dan sebaik-baiknya penjaga.Memang setiap orang merasa sangat
khawatir,apalagi saat itu jumlah pasien yang terpapar Covid-19 semakin bertambah.

Banyak rumah sakit yang kehabisan tempat untuk menanmpung jumlah pasien yang
terkena virus corona.Selain menjaga imun tubuh, wajib hukumnya seorang Muslim semua
untuk senantiasa meminta pertolongan kepada Allah SWT agar terhindar dari virus corona
ini.Doa dan dzikir merupakan salah satu cara Allah SWT menolong kita agar terhindar dari
berbagai bencana termasuk wabah penyakit seperti sekarang ini.Dengan perbanyak doa dan
dzikir, InsyaAllah segala bentuk musibah akan segera diangkat oleh Allah SWT atas
kuasanya.

Hakikat permintaan perlindungan (isti'adzah) hanya akan diperoleh seseorang yang


mengetahui dirinya dan Tuhannya. Seseorang yang tidak memiliki pengetahuan akan
kebesaran Tuhannya dan kelemahan dirinya sebagai manusia, maka dia tidak pantas untuk
memohon perlindungan Allah SWT. Hal itu karena manusia itu dinilai berdasarkan salah satu
dari dua hal yang ada pada dirinya, yaitu ilmu atau perbuatannya.
Orang yang tidak memiliki pengetahuan akan kebesaran Tuhannya dan kelemahan
dirinya sebagai manusia, tidak mungkin mampu melakukan sesuatu yang menunjukkan
ketundukannya pada Tu han nya. Iniartinya orang tersebut tidak berilmu dan tidak beramal
karena tanpa ilmu tentu amal akan kehilangan makna.Mengapa manusia perlu memohon
perlindungan Allah dari kesalahan, godaan setan, dan sebagainya? Hal itu karena seorang
Muslim seperti kita tidak bisa hanya berpegang pada fitrah kemanusiaannya atau kepada
hukum alam semata.Manusia butuh perlindungan dari Tuhannya dari hal-hal yang tidak
diinginkannya. Betapa banyak ulama dan cendekiawan yang tidak mampu memecahkan
persoalannya sepanjang hidup mereka menjadi contoh dalam hal ini. Persoalan yang mereka
anggap benar, ternyata suatu saat kemudian terbukti keliru. Hal-hal seperti inilah yang
menyebabkan terpecah- pecahnya umat karena masing-masing merasa paling benar
berdasarkan keyakinannya, yang lain sesat.

Oleh sebab itu sejatinya seorang hamba kita hanya bisa meminta perlindungan kepada
Allah daripada diselamatkannya diri kita virus corona ini,apabila kita tidak meminta
perlindungan kepada Allah disitu kita sebagai manusia dianggap sangat sombong seperti
iblis.Virus corona hanyalah sebagian makhluk dari ciptaan Allah yang sangat kecil,maka dari
itu seorang Muslim wajib hukumnya meminta perlindungan kepada Allah,dan disamping kita
mendengar tentang berita-berita negative tentang virus tersebut masih ada hikmah yang dapat
diambil saat pandemik Covid-19 tersebut.

C. Berikhtiar Dengan Melakukan Pencegahan

Di samping berlindung kepada Allah, tentunya sebagai seorang manusia kita juga
harus berikhtiar dengan melakukan usaha-usaha pencegahan agar virus ini tidak menular
kepada diri kita atau kepada orang-orang yang kita sayangi. Ikhtiar ini bisa dilakukan dalam
skala individu maupun skala berjamaah. Ikhtiar dalam skala individu dilakukan dengan
mengikuti cara-cara yang dianjurkan oleh para ahli dalam bidang ini, seperti rutin menjaga
kesehatan, rutin mencuci tangan, rutin memakan dari makanan-makanan yang baik, rutin
memakai masker dikeramaian, serta menghindari keluar rumah dan berkumpul di tempat
keramaian bila tidak diperlukan. Adapun ikhtiar dalam skala berjamaah, maka bisa dilakukan
dengan cara melakukan pencegahan-pencegahan agar virus ini tidak merambah ke skala yang
lebih luas lagi seperti melakukan isolasi kepada mereka-mereka yang terkena virus atau
mereka yang tercurigai terkena virus. Dan ikhtiar ini hendaklah dilakukan oleh pihak-pihak
yang berwenang.
Ikhtiar yang dapat dilakukan juga dengan melakukan aktivitas fisik untuk
memperkuat imun ditubuh serta sering berjemur di pagi hari.Berolahraga teratur dan
berjemur menurutnya sangat diperlukan untuk mendapatkan vitamin D langsung dari sinar
matahari serta istirahat yangn cukup. Serta jangan lupa tetap bahagia dan bersemangat karena
hal ini merupakan modal penting untuk mendukung kesehatan tubuh dan mental, agar kita
dapat menekan risiko serangan penyakit.Mengatur pola makan yang baik, sebetulnya kita
tidak perlu lagi mengonsumsi vitamin atau suplemen. Kecuali untuk individu yang sedang
kurang sehat atau sedang mengalami kelelahan akibat bekerja yang luar biasa saat pekerjaan
menumpuk bisa ditambah dengan suplemen. Orang tua, khususnya yang rentan dengan
penyakit, kadang juga disarankan mengonsumsi beberapa suplemen sesuai dengan
kebutuhannya.

Mengelola stress adalah upaya agar tetap tenang dan berpikiran positif sangat penting
untuk menghindari penyakit. Dengen pengendalian stress yang baik maka Kortisol yaitu
hormon yang dilepaskan saat seseorang stres akan terkendali dan dapat membantu tubuh
melawan peradangan dan penyakit. Berupayalah untuk tetap tenang melalui berbagai cara;
antara lain dengan meluangkan waktu untuk menekuni hobi. Upayakan untuk tidur
setidaknya selama tujuh jam setiap malam, dan jika mulai merasa sakit, tambahlah waktu
istirahat.Mengindari berbagi barang pribadi jangan berbagi barang-barang pribadi dengan
siapapun karena ada kemungkinan terkontaminasi dengan Virus atau mikrooragnisame
lainna, seperti parlatan makan, perlatan mandi, dan peralatan lainnya. Kondisi seperti ini,
harus lebih ditingkatkan jika berada dilingkungan orang yang sakit.

Dengan Ikhtiar ini dapat juga menambah wujud syukur kita kepada Allah,karena
semata-mata apapun yang kita lakukan didunia tanpa adanya ikhtiar maka ada ketidak
sempurnaan kita sebagai makhluk yang tidak sempurna ini dalam melakukan hal sesuatu baik
mau pandemic atau kita dalam kehidupan ini harus selalu ikhtiar,karena Allah maha melihat
ikhtiar kita pasti ada hasilnya.

D.Bertawakkal Kepada Allah

Setelah melakukan ikthtiar-ikhtiar yang ada, maka pada akhirnya semua kita serahkan
kepada Allah. Kita tawakkalkan diri kita kepadaNya. Karena hidup dan mati kita sebagai
seorang hamba semua berada di tanganNya.Dan perlu kita ketahui bahwa seorang hamba
akan tetap hidup bilamana memang ajalnya belum datang, bahkan bila virus corona ataupun
virus lainnya yang lebih ganas daripada itu menjangkitinya, namun bila memang sudah
ajalnya, jangankan virus corona atau yang lebih dari itu, bahkan digigit semut pun seseorang
bisa mati jikalau memang ajalnya telah tiba.

Allah SWT selalu menyandingkan lafazd tawakal dengan orang-orang yang beriman.
Ini menjadi pertanda jika tawakal adalah hal yang sangat diagungkan dan hanya untuk orang
mukmin dan merupakan bagian dari hati yang akan membawa seseorang pada jalan
kebahagiaan lahir dan batin, dunia dan akhirat.Umar bin Khattab ra berkata, jika ia
mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sekiranya kalian benar-benar bertawakal kepada
Allah SWT dengan tawakal yang sebenar-benarnya, sungguh kalian akan diberi rizki (oleh
Allah SWT), sebagaimana seekor burung diberi rizki, dimana ia pergi pada pagi hari dalam
keadaan lapar, dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang”, (HR. Ahmad, Turmudzi dan
Ibnu Majah).

Hadis di atas memberikan penjelasan, jika hakikat tawakal yang digambarkan


Rasulullah SAW, diumpamakan seperti seekor burung, yang pergi pada pagi hari dengan
perut kosong dan lapar, akan tetapi saat sore hari ia pulang dalam keadaan perut yang
kenyang dan penuh.Hal ini juga serupa pada manusia, tawakal yang diambil dari kata wakala,
yuwakilu, tawakalan, berarti menyerahkan, mempercayakan dan mewakilkan.Orang yang
bertawakal merupakan orang yang sudah menyerahkan, mempercayakan dan mewakilkan
semua urusan yang dimilikinya pada Allah SWT.

Tawakal adalah aktivitas hati, yakni perbuatan yang dikerjakan hati dan bukan
diucapkan dengan lisan dan bukan juga dilakukan anggota badan. Selain itu, tawakal juga
bukan sebuah keilmuan dan juga pengetahuan. Akan tetapi penyerahan semua kehidupan ini
kepada sifat dan asma-Nya. Jika ilmu yang merupakan tujuan penghambaan pada Allah.
Penghambaan ini adalah jalan menuju kewara’an (sifat menjauhkan diri dari maksiat).
Kewaraan adalah jalan menuju kezudhuan dan kezudhuan adalah jalan menuju tawakal.

Dengan demikian pengertian tawakkal bermakna berserah diri, mewakilkan, dan


menyerahkan diri kepada Tuhan setelah melaksanakan aktivitas, berbuat, bertindak, dan
berperilaku.Orang yang berserah diri kepada Tuhannya, disebut bertawakal, mutawakil.
Bertawakal dengan menyerahkan diri kepada Tuhan artinya, menghimpun aktivitas, bekerja
sekuat tenaga, beribadah secara ikhlas, dan berjuang mencapai sesuatu yang bermanfaat,
untuk seterusnya menyerahkan secara utuh atas hasil yang diperoleh, baik positif maupun
negatif semuanya hak peroregatif Allah Swt.Orang-orang beriman mereka yakin bahwa Allah
tidak akan menyia- nyiakan ciptaan-Nya. Rabbana ma khalaqta hadza bathila “semua yang
Engkau ciptakan tidak ada yang sia-sia”. Subhanaka fiqina ‘azabannar “Maha Suci Engkau
ya Allah Peliharalah kami dari azab neraka.

E.Banyak Berdoa

Perbanyak doa-doa keselamatan, salah satu contohnya yang sudah diajarkan


Rasulullah Saw untuk dilafadzkan di setiap pagi dan sore berikut ini:

“Bismillahilladzi laa yadhurru maasmihi, say'un fil ardhi walafissamaai wahuwasamiul'alim.”

“Dengan nama Allah yang apabila disebut, segala sesuatu dibumi dan langit tidak berbahaya.
Dialah maha mendengar dan maha mengetahui).

Barang siapa yang membaca dzikir tersebut 3x dipagi dan petang. Maka tidak akan
ada bahaya yg memudharatkannya. (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi) Berdasarkan pemahaman
Spiritualism dan Rasionalism dapat dikatakan juga, seseorang yang memiliki tingkat spiritual
tinggi, maka akan memiliki hormon endorphin yang lebih banyak dibandingkan dengan yang
tingkat spiritual rendah. Mengapa bisa demikian? Walaupun belum ditemukan penelitian
secara ilmiahnya, namun logikanya secara sederhana bisa kita perhatikan pada orang yang
jauh dari Allah Swt, biasanya mudah mengalami stress, pada kondisi stress hormon yang
bekerja adalah adrenalin, norepinephrine dan kortisol. Hormon stress akan menyebabkan
asam lambung naik, sistem imun turun, sehingga mudah terkena penyakit. Sebaliknya pada
oang-orang yang beriman dan tawakal, hormon oxytocin bekerja lebih baik, sehingga akan
menghasilkan endorphin yang tinggi yang menimbulkan kedamaian, ketenangan sehingga
sistem imun tubuh menjadi lebih kuat.

Terkaitdengan wabah coronavirus covid 19 ini, sebagai seorang muslim, maka


‟sebaiknya selain melakukan juga ikhtiar karantina atau “social distancing” ini,maka
tingkatkan juga spiritual kita. Jika dapat bertafakkur lebih jauh, sebagai muslim semua wabah
ini adalah sebuah rahmatNYA, sebuah peringatan bagiyang berpikir, untuk terus
menjadikannya sebagai wasilah atau jalan untuk terus banyak mendekatkan diri kepada Allah
Swt, sehingga ketika tingkatkepasrahan tinggi maka akan dirasakan ketenangan dan dengan
segala usaha dan doa keselamatan juga kepada Allah Swt, dengan selalu melibatkanNYA,
dan berharap semua wabah ini akan berakhir, dan dapat pula segera ditemukan penyebabnya,
InshaAllah Aamiin YRA. Dialah Allah Sang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui.
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Corona, Virus ini telah menyebar di seluruh negara. Di China, tempat sebaran virus
berasal, kasus infeksi sudah berhenti penambahannya.Di benua biru, Eropa, dan di Amerika
Serikat justru mengalami trenkenaikan yang cukup mengkhawatirkan dengan jumlah
kematian yang tidak sedikit. Perkembangan pandemi global ini bisa dilihat di situs
worldometer.Situasi saat itu semakin membuat kepanikan di setiap negara. Pun dengan
situasi dinegara kita, tren kenaikan pasien Covid-19 mengalami pertambahan berikutdengan
kasus kematian. Sementara yang berhasil pulih memang ada, namun tidak signifikan.

Sebagai orang islam, kita herus mempercayai bahwa Virus ini tidak mampu untuk
membuat kematian bagi seluruh manusia, karena hakikatnya kematian hanya milik sang
pencipta. Akan tetapi kita harus berikhtiar dengan adanya virus ini dengan cara menjaga
kebersihan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

JUSTITIA : Jurnal Ilmu Hukum dan Humaniora

ISSN Cetak :2354-9033 |ISSN Online : 2579-9398

DOI : 10.31604/justitia.v7i3.536-546 | Vol. 7 No. 3 Tahun 2020

Anda mungkin juga menyukai