Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 | 34

PERANAN KEPELATIHAN OLAHRAGA SEBAGAI PENDIDIK, PELATIH DAN


PEMBINA OLAHRAGA DI SEKOLAH

Boy Indrayana
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Jambi
Email : Boy_indrayana@unja.ac.id

ABSTRACT

School education plays important roles in laying the foundations of abilities, skills, and
morale for creating better human resources. School is a potential place to prepare athletes starting
from early age. Physical education subject can be an effective tool to create potential athletes to
advance national sport achievements. Sport coaches, as professionals, apart from their role as
educators and curriculum implementers, must be able to run extracurricular activities as coach and
mentors at school.
This articles aims to discuss sport coaching at schools, the application of sport coaching,
physical education curriculum, school sport achievement education, and development of
prospective athletes since early age.

Keywords: sport coaching, coaching for sport achievement, school.  

ABSTRAK

Pendidikan di sekolah sangat berperan dalam meletakkan dasar-dasar kemampuan,


keterampilan, dan moral untuk mencapai peningkatan sumber daya manusia. Sekolah merupakan
tempat yang potensial untuk mempersiapkan atlet dari usia dini. Pendidikan jasmani dapat menjadi
alat pendidikan yang dapat menghasilkan atlet berpotensi dalam menunjuang prestasi olahraga
nasional. Kepelatihan olahraga, sebagai tenaga professional, di samping menjadi tenaga pendidik
dan pelaku kurikuler mampu menyelengggarakan program ekstrakulikuler sebagai peltaih dan
Pembina olahraga di sekolah.
Artikel ini membahas tentang kepelatihan olahraga di sekolah, aplikasi kepelatihan olahraga,
kurikukulum pendidikan jasmani, pendidikan prestasi olahraga di sekolah, pengembangan calon
atlet dari usia dini.

Kata kunci: kepelatihan olahraga, pembinaan prestasi, sekolah.

 
PENDAHULUAN
Zaman kesenjangan mendatang ditopang oleh kebugaran dan kemampuan
merupakan masa penuh persaingan dalam fisik yang baik.
segala bidang kehidupan. Suatu bangsa yang Kebugaran dan kemampuan fisik yang
ingin bertahan dan berjalan dengan baik baik akan dapat menyumbang tingkat
harus menyiapkan dan mewakili sumber daya pendapatan perorangan dan produktifitas
manusia yang lebih baik. Sumber daya negara dibandingkan dengan warga yang
manusia yang dimiliki oleh setiap bangsa memiliki tingkat kebugaran dan kemampuan
harus memiliki kemampuan intelektual yang fisik yang lebih rendah. Aktivitas berolahraga
tinggi, mentalyang tangguh dan perlu pula merupakan salah satu cara yang dipilih untuk
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 | 35

meningkatkan dan memmertahankan moral untuk mencapai peningkatan sumber


kebugaran dan kemampuan fisik seseoarang. daya manusia. Pendidikan dilaksanakan guru
Kegiatan olahraga pada saat ini berhubungan melalui proses pembelajaran berbagai mata
dengan prestasi. Prestasi olahraga ajar yang dianggap relevan dan telah diatur di
menyangkut pula martabat suatu negara. dalam kurikulum sesuai dengan jenjang dan
Prestasi yang dicapai olahragawan dari jenis sekolah.
berbagai even dunia didominasi oleh Kepelatihan Olahraga adalah suatu
olahragawan dari negara besar dan maju, yang pendidikan yang dikemas di mana sasaran dan
memiliki pendapatan perkapita lebih baik, di tujuannya untuk menciptakan para pelatih
mana kegiatan berolahraga telah menjadi yang nantinya akan menghasilkan atlet-atlet
bagian dari kehidupan masyarakat. yang berprestasi sesuai dengan harapan dan
Pembinaan prestasi telah dilakukan melalui standar penerapan pendidikan atau pelatihan
pendekatan ilmiah, penerapan teknologi yang mengarah pada pembinaan prestasi
secara terencana terhadap calon atlet. jangka panjang. Dengan kata lain,
Penyiapan calon atlet dilakukan sejak Kepelatihan olahraga merupakan proses
dini dan dimulai sejak anak-anak. Anak dan pelatihan melalui gerakan insani yang
remaja merupakan calon atlet, sekolah dilakukan dengan gerakan tubuh berupa:
merupakan salah satu tempat anak dan remaja aktivitas jasmani, permainan, atau melalui
dikumpulkan secara sengaja untuk cabang-cabang olahraga yang diarahkan
memperoleh pengetahuan dan keterampilan. untuk mencapai tujuan prestasi. Kepelatihan
Dari sudut pembibitan dan pembinaan calom olahraga berperan sebagai sarana pembinaan
olahragawan, sekolah merupakan “ladang” dan pengembangan individu maupun
dan sumber yang berpotensi yang relatif kelompok dalam menunjang pertumbuhan
cukup mudah dicapai dan dikelola. Melalui dan perkembangan jasmani, kesehatan,
penanganan yang tepat, sesuai dengan tingkat mental, sosial, serta emosional yang serasi,
dan jenjang sekolah, siswa dapat dipersiapkan seimbang, dan selaras. Sumbangan kegiatan
sebagai atlet yang diharapkan. fisik terhadap anak dilukiskan oleh Gabbard
KAJIAN PUSTAKA dkk. sebagai berikut:
Kepelatihan Olahraga di Sekolah
Sekolah sebagai lembaga pendidikan,
ditopang oleh sejumlah guru sebagai sumber
daya manusia yang menangani peserta didik
menuju kedewasaannya. Pendidikan di
sekolah sangat berperan dalam meletakkan
dasar-dasar kemampuan, keterampilan, dan
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 | 36

Penerapan Kepelatihan Olahraga fisiologi, (3) biomekanika, (4) statistik, (5) tes
dan pengukuran, (6) kedokteran olahraga, (7)
Olahraga merupakan penampakan
psikologi, (8) pembelajaran gerak, (9)
aktivitas fisik (jasmani) yang melibatkan
pedagogi, (10) nutrisi, (11) sejarah, (12)
proses internal diri sebagai individu manusia.
sosiologi.
Dimaksudkan dengan internal diri di sini
Optimalisais potensi diri yang paling
adalah keterlibatan rohani sebagai suatu
utama dalam beolahraga adalah untuk
kesatuan dari manusia yang terdiri dari
memperoleh derajat kesehatan yang sebaik-
jasmani dan rohani. Jadi, pada dasarnya
baiknya dan seimbang antara jasmani dan
aktivitas olahraga adalah aktivitas jasmani
rohani. Berlandandaskan sehat ini akan lebih
dan rohani. Dengan demikian, dapat
mudah mengembangkan minat dan bakat
dikatakan bahwa olahraga merupakan
olahraga ke arah prestasi yang tinggi. Makin
aktivitas dalam upaya membentuk dan
tinggi tuntutan prestasi maka makin tinggi
mengembangkan raga (jasmani-rohani)
pula tuntutan sehat. Karena tidak mungkin
menuju optimalisasi potensi diri.
berprestasi tanpa kesehatan yang prima.
Manusia ditinjau dari aspek jasmani
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa
terdiri dari anggota tubuh dan organ-organ
prestasi olahraga merupakan produk
(fisiologi). Sedangkan dari aspek rohani
berikutnya dari sehat dalam upaya
menyangkut pikir dan mental kejiwaan
optimalisasi potensi diri manusia. Melalui
(psikologi-kerohanian). Pemahaman tentang
pemahaman ini dapat dikatakan bahwa
konsep manusia ini akan menjadi landasan
aktivitas olahraga merupakan kegiatan yang
dalam melakukan aktivitas olahraga, baik
dapat membentuk watak atau kepribadian
yang bertujuan untuk kebugaran jasmani
bangsa.
terlebih lagi untuk tujuan olahraga prestasi.
Olahraga dalam Mengoptimalkan Potensi
Oleh karena itu, berbagai kajian seputar
Jasmani
manusia akan melandasi pembahasan dan Potensi jasmani dimaksud dalam
pengkajian secara ilmiah tentang tulisan ini adalah menyangkut pertumbuhan
keolahragaan, misalnya seperti dikemukanan dan perkembangan kemampuan jasmani
oleh Pate dkk (1984) bahwa terdapat 3 sesuai dengan fungsi alamiahnya, yakni
disiplin keilmuan yang mendasai pelatihan ditinjau dari aspek jasmani itu sendiri baik
olahraga yaitu: (1) psikologi olahraga (2) struktur tubuh dan geraknya maupun fungsi
biomekanika, (3) fisologi Olahraga. oragannya (anatomi-biomekanika-fisiologi).
Selanjutnya, diuraikan Bompa (1990) bahwa Tumbuh dan kembang harus seimbang dan
ilmu yang mendukung teori dan metode selaras untuk mendapatkan jasmani yang
pelatihan olahraga adalah: (1) anatomi, (2) baik. Pertumbuhan lebih dititik beratkan pada
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 | 37

fungsi gerak dan struktur dan organ tubuh beberapa kemungkinan yang menyebabkan
yang semakin baik dan matang. Oleh karena tahapan pembinaan multilateral tidak
itu, pertumbuhan terjadi terutama tergantung dilaksanakan secara benar, yaitu antara lain
pada hormon pertumbuhan yakni sampai fase kurangnnya pengetahuan secara teori maupun
remaja (struktur) sedang perkembangan terus praktik tentang multilateral dan perannya
sampai dewasa (kematangan struktur dan dalam olahraga prestasi dan sikap tidak
fungsi organ tubuh). sabaran akan cepat menghasilkan prestasi,
Potensi jasmani dimaksudkan dalam dua hal ini nampaknya punya andil besar
kaitannya dengan olahraga adalah optimalnya dalam kemajuan olahraga prestasi di
kerja struktur (anggota tubuh) dan fungsi Indonesia dalam implementasi kepelatihan di
organ tubuh. Semua anggota tubuh lapangan karena menyangkut pondasi
berkemampuan melakukan gerakan secara prestasi.
optimal sesuai dengan kemungkinan geraknya Multilateral pada hakekatnya adalah
(pronsip anatomi-biomekanika). Untuk gerak dasar tubuh yang merupakan dasar
mencapai semua itu, maka gerak dasar tubuh gerakan dari cabang olahraga dan oleh karena
harus dilakukan sejak dini secara terus itu, maka multilateral harus dilakukan sedini
menerus dengan baik dan benar. Menurut mungkin (sejak usia dini) dan bahkan tetap
penulis, inilah hakekat dari multilateral masih dilakukan meskipun atlet sudah berada
sebagai fundasinya pembinaan olahraga pada tahapan puncak prestasi.
prestasi yang dalam program jangka panjang
memerlukan waktu pembinaan sampai 4
tahun sebelum mamasuki tahapan pembinaan
(3 tahun) dan pemantapan prestasi (3 tahun)
sampai pada prestasi puncak (usia emas).
Sedemikian besarnya peran
multilateral dalam pembinaan olahraga
prestasi namun, implementasinya di lapangan
justru belum dipahami secara benar sehingga
terkesan diabaikan. Kepelatihan terlalu cepat
memasuki tahapan pembinaan spesialisasi
cabang olahraga, sementara pondasinya
belum terbentuk dengan baik dan benar.
Akibatnya, dasar gerak dan gerak dasar Gambar 1. Rasio antara pengembangan
cabang olahraga belum dikuasai secara benar multilateral dengan pembinaan spesialisasi.
(dikutip dari Bompa, 1990:33)
sehingga prestasi sulit ditingkatkan. Ada
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 | 38

Dari gambar 1 terlihat rasio antara perkembangan tubuh. Oleh karena itu,
pengembangan multilateral dan pembinaan berolahraga harus dilakukan secara terus
spesialisasi Pretasi multilateral lebih tinggi menerus agar tubuh dapat berfungsi secara
pada usia dini dan semakin kurang optimal dan tidak mengalami penurunan
pembinaanya pada usia puncak prestasi. kemampuan yang seharusnya bisa dicegah
Sementara spesialisasi semakin besar porsi dengan aktivitas olahraga. Inilah hakekat
pembinaannya menuju usia puncak prestasi. olahraga, untuk kesehatan dan dari dasar
Adapun ditinjau dari fase pelatihan, maka sehat, ditingkatkan menuju pembinaan
multilateral menjadi pondasi dari speseialisasi olahraga prestasi.
dan kenerja puncak seperti terlihat pada Kurikulum Pendidikan Jasmani
gambar 2.
Kurikulum pendidikan jasmani yang
berlaku sekarang di setiap jenjang dan jenis
sekolah merupakan hasil pemikiran dan kerja
tim kurikulum beserta para ahli pendidikan
dan pendidikan jasmani dengan
mempertimbangkan faktor-faktor;
pertumbuhan dan perkembangan anak,
kemampuan guru, keterbatasan sasaran dan
prasarana, alokasi waktu yang tersedia,

Gambar 2. Fase utama pelatihan keterlaksanaan, keluwesan, serta


(Bompa, 1990:31) pengembangan cabang-cabang olahraga yang
Gambar 2 menujukkan bahwa fase
berpotensi. Kegiatan yang diajarkan oleh guru
pengembangan multilateral merupakan dasar
meliputi: kegiatan pokok dan kegiatan
atau pondasi dari proses pembinaan olahraga
pilihan. Kegiatan pokok terdiri dari: senam,
prestasi. Artinya, tanpa multilateral yang
atletik, dan permainan. Sedangkan, kegiatan
terbina dengan baik dan benar tidak akan
pilihan terdiri atas: renang dan cabang-cabang
dapat pengembangan dan membentuk
olahraga yang berpotensial dan berkembang
kebutuhan karakteristik spesialisasi cabang
di daerah (diberikan kepada setiap daerah atau
olahraga bersangkutan secara sempurna untuk
sekolah untuk menetapkan).
menuju kinerja puncak prestasi.
Guna mencapai tujuan pendidikan
Uraian di atas telah menunjukkan
jasmani, secara keseluruan program
kepada kita bahwa olahraga yang dilakukan
pengajaran menurut pertimbangan ;
dengan benar akan dapat membentuk tubuh
- Urutkan pelaksanaan dari yang mudah ke
dengan baik dan berungsi secara optimal
sukar, dari yang sedang ke kompleks,
selaras dengan pertumbuhan dan
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 | 39

dari dekat ke jauh dan dari rendah ke kesempatan kepada guru berupa pelaksanaan
tinggi. pembelajaran dan perlakuan kepada siswa
- Variasi setiap pelaksanaan, seperti maju- berbentuk istilah yang berlebihan tanpa
mundur, kiri-kanan, serong, pelan-cepat mempertimbangkan : Usia, dan perbedaan
dan lebih cepat. pertumbuhan, perkembangan serta
- Bentuk pelaksanan dengan mengacu kemampuan individu.
kepada perorangan, berpasang-pasangan, Prestsai sebagai penampilan khusus
beregu, kelompok, dan klasikal. yang kompleks merupakan hasil dari
- Sifat pelaksanaan, dilakukan dengan penguasaan dan pengayaan serta penerapan
bebas, terikat, penugasan, mencipta, aktif, gerakan dalam berbagai situasi dan kondisi
kreatif. akan lebih mudah diperoleh melalui tahapan
- Cara pelaksanaan dengan melalui latihan, perkembangan gerak. Hubungan pembinaan
meniru, permainan, perlombaan, usia dini dengan prestasi melalui pendidikan
pertandingan dan tes. jasmani dapat digambarkan sebagai pramida
di bawah ini.
Sejarah pembelajaran pendidikan
jasmani selama ini memperlihatkan, bahwa
terdapat dua istilah yang saling tumpang
tindih, sukar untuk dipisahkan, yaitu antara
pendidikan jasmani dan pendidikan olahraga.
Di satu sisi, pendidikan jasmani sebagai alat
pendidik menekan pada pertumbuhan dan
perkembangan gerak, sedangkan di sisi lain
cabang olahraga yang dipergunakan sebagai
alat mengarahkan kepada keterampilan
Keterampilan khusus akan lebih
khusus kepada prestasi olahraga.
mudah dicapai apabila memiliki berbagai
Prestasi yang keliru dalam penerapan
gerakan sebelumnya. Proses pencapaian
mata ajar pendidikan jasmani dapat
keterampilan tidak memerlukan waktu yang
menimbulkan miskonsepsi terhadap
lama. Sedangkan, bagi siswa yang telah kaya
pembinaan usia dini. Pembinaan usia dini
akan berbagai gerakan, pada tahap
yang dipahami oleh guru pendidkan jasmani
penguasaan teknik kecabangan sangat
sebagai memperkenalkan dan untuk
terbantu, dapat menguasai teknik permainan
menguasai suatu cabang olahraga akan
lebih cepat. Di samping itu telah
menekankan pada penguasaan keterampilan
memungkinkan untuk meningkatkan faktor
kusus dan prestasi. Hal ini membukakan
pendukung lain dalam berprestasi.
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 | 40

Mengingat keterbatas waktu berupa diperagakan ia akan berusaha berkonsentrasi


jumlah jam pertumbuhan secara formal sesuai untuk mengembangkan imajinasi dan
dengan jadwal yang telah dipersiapkan oleh perasaan gerak yang terpadu. Biasanya dilatih
sekolah (program Ekstrakurikuler) untuk untuk menguasai satu bagian dari sekian
memenuhi tuntutan siswa yang ingin banyak bagian suatu keterampilan dengan
mengembangkan bakat dan kegemarannya baik dan otomatis, selanjutnya mempelajari
tidak terturtup kemungkinan bagi sekolah, bagian lain yang akhirnya sesuai kepada
khususnya guru pendidikan jasmani, untuk menyatukan bagian demi bagian menjadi
menyelenggarakan gerakan ekstrakurikuler suatu gerakan terpadu. Umumnya kesalahan
sehingga pembinaan dan pelatihan lebih yang sering dilakukan adalah penampilan
efektif. yang jauh dari yang diharapan. Umpan balik
Pembinaan Prestasi Olahraga di Sekolah selama peroses latihan sangat diperlukan
Dengan melaksanakan ekstrakurikuler dalam bentuk sederhana dan mudah
saja, sekolah dan guru pendidikna jasmani dimengerti.
relatif sukar memiliki atlet berprestasi. Calon atlet tingkat menengah, telah
Dengan keterbatasan kurikuler keterampilan memiliki kemampuan keterampilan tetapi
khusus sulit untuk dibina. Ekstrakurikuler belum begitu baik. Sangat diperlukan
memiliki kelonggaran waktu dan aneka frekuensi pengulangan yang lebih, kegiatan
aktivitas dibandingkan dengan program latihan yang dominan oleh pencapaian dan
kurikuler. Melalui program ekstrakurikuler, pelaksanaan strategi latihan yang efektif.
dapat disusun tahapan kegiatan dan perinsip Diperlukan penguasaan keterampilan yang
latihan sesuai dengan kebutuhan. Seorang bervariasi. Pada tingkat ini calon atlet
guru pendidikan jasmani akan lebih memerlukan dukungan dari semua pihak.
mengetahui dan memahami sehubungan Tahap lanjutan, dituntut latihan untuk
dengan calon atletnya yang juga adalh siswa. mengembangkan keterampilan secara
Calon atlet yang mengikuti ekstrakurikuler konsisten dalam situasi sebenarnya dan
datang dengan berbagai latar belakang dan beragam. Calon atlet telah memahami dengan
kemampuan. Berdasarkan kemampuan yang keterampilannya sendiri bahkan telah dapat
dimiliki calon atlet dan untuk mencapai mengoreksi kesalahannya sendiri. Pembina
efektifitas latihan dapat dipedomani, bahwa dan pelatih diharapkan membantu seperlunya.
calon atlet dapat disiapkan menjadi kelmpok Penekanan bagi calon atlet lanjut adalah
tahap; pemula, menengah, dan lanjutan (Pate, disiplin diri dan latihan penuh. Tingkat
dkk, 1984). Pada tingkat pemula, biasanya penampilan lebih otomatis, cepat dan mulus.
calon atlet berusaha keras untuk memahami Perhatian pembinaan mulai dapat diarahkan
teknik yang diperkenalkan, diterangkan, dan kepada strategi dan masalah lain.
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 | 41

Prestasi yang diperoleh seseorang memerlukan pertimbangan yang matang. Usia


didukung oleh berbagai faktor yang semuanya dini memiliki karakteristik tersendiri.
dilatih dan dibina sebelumnya secara Sebagai pembina usia dini masih
berharap. Bompa, 1990, menggambar mengarah pada penguasaan teknik
hubungan prestasi dengan tahapan pembinaan kecabangan, teknik dan psikologis masih
yang dilakukan sebagai piramida dibawah ini dapat di tolelir, tetapi pembinaan yang
berhunbungan dengan kemampuan maksimal
fisik perlu dipertimbangkan. Setiap cabnag
olahraga memiliki tuntutan kemampuan fisik
yang berbeda. Pemaksaan latihan guna
meningkatkan kemampuan fisik terhadap usia
dini tentu membawa akibat yang kurang baik
bagi anak dalam menuju kedewasaannya.
Pada tahap awal, seorang calon atlet Bompa (1994) dalam (Harsono, 2016
sebaiknya memperoleh pembinaan latihan :65) mengidentifikasi sejumlah cabang
fisik secara menyeluruh, pengembangan olahraga dan pembinaan usia dini dalam umur
menyeluruh dari kemampuan fisik yang pemula, spesialisasi, dan prestasi puncak
sampai pada tahap terbaik akan sangat seperti tabel di bawah ini.
mendukung tahap latihan khusus dalam
penguasaan teknik secara tuntas.
Pengembangan Calon Atlet dari Usia Dini
Pembinaan usia dini menuju
penampilan yang terbaik pada saat mendatang
dari satu sisi dianggap sebagai usaha
memberikan latihan khusus cabang olahraga
kepada anak sesegera. Pemberian latihan
khusus kecabangan olahraga kepada anak
dengan harapaan anak akan memiliki
keterampilan dan penampilan yang lebih
baiak. Pencapaian prestasi olahraga dianggap Dari tabel diatas dapat dikatakan,
sulit dicapai karena jarak waktu pembinaan bahwa usia untuk memulai latihan olahraga
dan prestasi yang ditampilkan memerlukan dalam batasan usia rata-rata disekolah dasar
waktu yang lama. Spesialisasi sejak usia dini dan sedikit pada jenjang pendidkan SLTP,
merupakan pekerjaan yang kompleks, sedangkan usia terhadap pemilihan khusus
terentang pada usia anak disekolah SLTP dan
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 | 42

sedikit SLTA. Penampilan terbaik yang dapat Bompa, O Tudor. (1990) Theory and
Methodology of Training. Dubuque:
diperlihatkan umumnya berada pada remaja
Kendall/Hunt Publishing Company.
sedikit pada usia mahasiswa dan terbanyak
Depdikbud. (1993). GBPP Pendidikan
pada usia SLTA.
Jasmani. Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia.
PENUTUP
Gabbard Carl. (1987). Psical Education For
Sekolah merupakan tempat Children. New Jersy: Prentice Hall,
Inc, Engelwood Cliffs.
diselenggaranya penyiapan sumberdaya
manusia yang berkulaitas. Pendidikan jasmani Harsuki. (2003) Perkembangan Olahraga
Terkini: Kajian Para Pakar. Jakarta :
sebagai salah satu mata ajar di sekolah
Raja Grafindo Persada. Ed. 1, Cet 1.
disamping sebagai alat pendidikan dapat
Harsono, (2016) Teori dan Metodologi
menghasilkan atlet berpotensi dalam
Kepelatihan Olahraga. Bandung :
menunjang prestasi olahraga nasional. PT. Remaja Rosdakarya.
Kepelatihan Olahraga, sebagai tenaga
Puskur Balitbang (2001), Kurikulum Berbasis
profesional, di samping tenaga pendidik Kompetensi, Kebijakan Umum
Pendidikasan Dasar dan Menegah.
pelaku progran kurikuler mampu
mnyelenggarakan program ekstrakurikuler William Crain, (2017). Theories of
Devlopment, Concepts and
sebagai pelatih dan pembina olahraga.
Applications. Printice hall, Englewood
Cliffs, New Jersey. Edisi Bahasa
Indonesia. Pustaka Pelajar.
DAFTAR PUSTAKA
Yogyakarta.
Depdikbud. (1993). GBPP Pendidikan
Jasmani. Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai