Boy Indrayana
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Jambi
Email : Boy_indrayana@unja.ac.id
ABSTRACT
School education plays important roles in laying the foundations of abilities, skills, and
morale for creating better human resources. School is a potential place to prepare athletes starting
from early age. Physical education subject can be an effective tool to create potential athletes to
advance national sport achievements. Sport coaches, as professionals, apart from their role as
educators and curriculum implementers, must be able to run extracurricular activities as coach and
mentors at school.
This articles aims to discuss sport coaching at schools, the application of sport coaching,
physical education curriculum, school sport achievement education, and development of
prospective athletes since early age.
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Zaman kesenjangan mendatang ditopang oleh kebugaran dan kemampuan
merupakan masa penuh persaingan dalam fisik yang baik.
segala bidang kehidupan. Suatu bangsa yang Kebugaran dan kemampuan fisik yang
ingin bertahan dan berjalan dengan baik baik akan dapat menyumbang tingkat
harus menyiapkan dan mewakili sumber daya pendapatan perorangan dan produktifitas
manusia yang lebih baik. Sumber daya negara dibandingkan dengan warga yang
manusia yang dimiliki oleh setiap bangsa memiliki tingkat kebugaran dan kemampuan
harus memiliki kemampuan intelektual yang fisik yang lebih rendah. Aktivitas berolahraga
tinggi, mentalyang tangguh dan perlu pula merupakan salah satu cara yang dipilih untuk
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 | 35
Penerapan Kepelatihan Olahraga fisiologi, (3) biomekanika, (4) statistik, (5) tes
dan pengukuran, (6) kedokteran olahraga, (7)
Olahraga merupakan penampakan
psikologi, (8) pembelajaran gerak, (9)
aktivitas fisik (jasmani) yang melibatkan
pedagogi, (10) nutrisi, (11) sejarah, (12)
proses internal diri sebagai individu manusia.
sosiologi.
Dimaksudkan dengan internal diri di sini
Optimalisais potensi diri yang paling
adalah keterlibatan rohani sebagai suatu
utama dalam beolahraga adalah untuk
kesatuan dari manusia yang terdiri dari
memperoleh derajat kesehatan yang sebaik-
jasmani dan rohani. Jadi, pada dasarnya
baiknya dan seimbang antara jasmani dan
aktivitas olahraga adalah aktivitas jasmani
rohani. Berlandandaskan sehat ini akan lebih
dan rohani. Dengan demikian, dapat
mudah mengembangkan minat dan bakat
dikatakan bahwa olahraga merupakan
olahraga ke arah prestasi yang tinggi. Makin
aktivitas dalam upaya membentuk dan
tinggi tuntutan prestasi maka makin tinggi
mengembangkan raga (jasmani-rohani)
pula tuntutan sehat. Karena tidak mungkin
menuju optimalisasi potensi diri.
berprestasi tanpa kesehatan yang prima.
Manusia ditinjau dari aspek jasmani
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa
terdiri dari anggota tubuh dan organ-organ
prestasi olahraga merupakan produk
(fisiologi). Sedangkan dari aspek rohani
berikutnya dari sehat dalam upaya
menyangkut pikir dan mental kejiwaan
optimalisasi potensi diri manusia. Melalui
(psikologi-kerohanian). Pemahaman tentang
pemahaman ini dapat dikatakan bahwa
konsep manusia ini akan menjadi landasan
aktivitas olahraga merupakan kegiatan yang
dalam melakukan aktivitas olahraga, baik
dapat membentuk watak atau kepribadian
yang bertujuan untuk kebugaran jasmani
bangsa.
terlebih lagi untuk tujuan olahraga prestasi.
Olahraga dalam Mengoptimalkan Potensi
Oleh karena itu, berbagai kajian seputar
Jasmani
manusia akan melandasi pembahasan dan Potensi jasmani dimaksud dalam
pengkajian secara ilmiah tentang tulisan ini adalah menyangkut pertumbuhan
keolahragaan, misalnya seperti dikemukanan dan perkembangan kemampuan jasmani
oleh Pate dkk (1984) bahwa terdapat 3 sesuai dengan fungsi alamiahnya, yakni
disiplin keilmuan yang mendasai pelatihan ditinjau dari aspek jasmani itu sendiri baik
olahraga yaitu: (1) psikologi olahraga (2) struktur tubuh dan geraknya maupun fungsi
biomekanika, (3) fisologi Olahraga. oragannya (anatomi-biomekanika-fisiologi).
Selanjutnya, diuraikan Bompa (1990) bahwa Tumbuh dan kembang harus seimbang dan
ilmu yang mendukung teori dan metode selaras untuk mendapatkan jasmani yang
pelatihan olahraga adalah: (1) anatomi, (2) baik. Pertumbuhan lebih dititik beratkan pada
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 | 37
fungsi gerak dan struktur dan organ tubuh beberapa kemungkinan yang menyebabkan
yang semakin baik dan matang. Oleh karena tahapan pembinaan multilateral tidak
itu, pertumbuhan terjadi terutama tergantung dilaksanakan secara benar, yaitu antara lain
pada hormon pertumbuhan yakni sampai fase kurangnnya pengetahuan secara teori maupun
remaja (struktur) sedang perkembangan terus praktik tentang multilateral dan perannya
sampai dewasa (kematangan struktur dan dalam olahraga prestasi dan sikap tidak
fungsi organ tubuh). sabaran akan cepat menghasilkan prestasi,
Potensi jasmani dimaksudkan dalam dua hal ini nampaknya punya andil besar
kaitannya dengan olahraga adalah optimalnya dalam kemajuan olahraga prestasi di
kerja struktur (anggota tubuh) dan fungsi Indonesia dalam implementasi kepelatihan di
organ tubuh. Semua anggota tubuh lapangan karena menyangkut pondasi
berkemampuan melakukan gerakan secara prestasi.
optimal sesuai dengan kemungkinan geraknya Multilateral pada hakekatnya adalah
(pronsip anatomi-biomekanika). Untuk gerak dasar tubuh yang merupakan dasar
mencapai semua itu, maka gerak dasar tubuh gerakan dari cabang olahraga dan oleh karena
harus dilakukan sejak dini secara terus itu, maka multilateral harus dilakukan sedini
menerus dengan baik dan benar. Menurut mungkin (sejak usia dini) dan bahkan tetap
penulis, inilah hakekat dari multilateral masih dilakukan meskipun atlet sudah berada
sebagai fundasinya pembinaan olahraga pada tahapan puncak prestasi.
prestasi yang dalam program jangka panjang
memerlukan waktu pembinaan sampai 4
tahun sebelum mamasuki tahapan pembinaan
(3 tahun) dan pemantapan prestasi (3 tahun)
sampai pada prestasi puncak (usia emas).
Sedemikian besarnya peran
multilateral dalam pembinaan olahraga
prestasi namun, implementasinya di lapangan
justru belum dipahami secara benar sehingga
terkesan diabaikan. Kepelatihan terlalu cepat
memasuki tahapan pembinaan spesialisasi
cabang olahraga, sementara pondasinya
belum terbentuk dengan baik dan benar.
Akibatnya, dasar gerak dan gerak dasar Gambar 1. Rasio antara pengembangan
cabang olahraga belum dikuasai secara benar multilateral dengan pembinaan spesialisasi.
(dikutip dari Bompa, 1990:33)
sehingga prestasi sulit ditingkatkan. Ada
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 | 38
Dari gambar 1 terlihat rasio antara perkembangan tubuh. Oleh karena itu,
pengembangan multilateral dan pembinaan berolahraga harus dilakukan secara terus
spesialisasi Pretasi multilateral lebih tinggi menerus agar tubuh dapat berfungsi secara
pada usia dini dan semakin kurang optimal dan tidak mengalami penurunan
pembinaanya pada usia puncak prestasi. kemampuan yang seharusnya bisa dicegah
Sementara spesialisasi semakin besar porsi dengan aktivitas olahraga. Inilah hakekat
pembinaannya menuju usia puncak prestasi. olahraga, untuk kesehatan dan dari dasar
Adapun ditinjau dari fase pelatihan, maka sehat, ditingkatkan menuju pembinaan
multilateral menjadi pondasi dari speseialisasi olahraga prestasi.
dan kenerja puncak seperti terlihat pada Kurikulum Pendidikan Jasmani
gambar 2.
Kurikulum pendidikan jasmani yang
berlaku sekarang di setiap jenjang dan jenis
sekolah merupakan hasil pemikiran dan kerja
tim kurikulum beserta para ahli pendidikan
dan pendidikan jasmani dengan
mempertimbangkan faktor-faktor;
pertumbuhan dan perkembangan anak,
kemampuan guru, keterbatasan sasaran dan
prasarana, alokasi waktu yang tersedia,
dari dekat ke jauh dan dari rendah ke kesempatan kepada guru berupa pelaksanaan
tinggi. pembelajaran dan perlakuan kepada siswa
- Variasi setiap pelaksanaan, seperti maju- berbentuk istilah yang berlebihan tanpa
mundur, kiri-kanan, serong, pelan-cepat mempertimbangkan : Usia, dan perbedaan
dan lebih cepat. pertumbuhan, perkembangan serta
- Bentuk pelaksanan dengan mengacu kemampuan individu.
kepada perorangan, berpasang-pasangan, Prestsai sebagai penampilan khusus
beregu, kelompok, dan klasikal. yang kompleks merupakan hasil dari
- Sifat pelaksanaan, dilakukan dengan penguasaan dan pengayaan serta penerapan
bebas, terikat, penugasan, mencipta, aktif, gerakan dalam berbagai situasi dan kondisi
kreatif. akan lebih mudah diperoleh melalui tahapan
- Cara pelaksanaan dengan melalui latihan, perkembangan gerak. Hubungan pembinaan
meniru, permainan, perlombaan, usia dini dengan prestasi melalui pendidikan
pertandingan dan tes. jasmani dapat digambarkan sebagai pramida
di bawah ini.
Sejarah pembelajaran pendidikan
jasmani selama ini memperlihatkan, bahwa
terdapat dua istilah yang saling tumpang
tindih, sukar untuk dipisahkan, yaitu antara
pendidikan jasmani dan pendidikan olahraga.
Di satu sisi, pendidikan jasmani sebagai alat
pendidik menekan pada pertumbuhan dan
perkembangan gerak, sedangkan di sisi lain
cabang olahraga yang dipergunakan sebagai
alat mengarahkan kepada keterampilan
Keterampilan khusus akan lebih
khusus kepada prestasi olahraga.
mudah dicapai apabila memiliki berbagai
Prestasi yang keliru dalam penerapan
gerakan sebelumnya. Proses pencapaian
mata ajar pendidikan jasmani dapat
keterampilan tidak memerlukan waktu yang
menimbulkan miskonsepsi terhadap
lama. Sedangkan, bagi siswa yang telah kaya
pembinaan usia dini. Pembinaan usia dini
akan berbagai gerakan, pada tahap
yang dipahami oleh guru pendidkan jasmani
penguasaan teknik kecabangan sangat
sebagai memperkenalkan dan untuk
terbantu, dapat menguasai teknik permainan
menguasai suatu cabang olahraga akan
lebih cepat. Di samping itu telah
menekankan pada penguasaan keterampilan
memungkinkan untuk meningkatkan faktor
kusus dan prestasi. Hal ini membukakan
pendukung lain dalam berprestasi.
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 | 40
sedikit SLTA. Penampilan terbaik yang dapat Bompa, O Tudor. (1990) Theory and
Methodology of Training. Dubuque:
diperlihatkan umumnya berada pada remaja
Kendall/Hunt Publishing Company.
sedikit pada usia mahasiswa dan terbanyak
Depdikbud. (1993). GBPP Pendidikan
pada usia SLTA.
Jasmani. Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia.
PENUTUP
Gabbard Carl. (1987). Psical Education For
Sekolah merupakan tempat Children. New Jersy: Prentice Hall,
Inc, Engelwood Cliffs.
diselenggaranya penyiapan sumberdaya
manusia yang berkulaitas. Pendidikan jasmani Harsuki. (2003) Perkembangan Olahraga
Terkini: Kajian Para Pakar. Jakarta :
sebagai salah satu mata ajar di sekolah
Raja Grafindo Persada. Ed. 1, Cet 1.
disamping sebagai alat pendidikan dapat
Harsono, (2016) Teori dan Metodologi
menghasilkan atlet berpotensi dalam
Kepelatihan Olahraga. Bandung :
menunjang prestasi olahraga nasional. PT. Remaja Rosdakarya.
Kepelatihan Olahraga, sebagai tenaga
Puskur Balitbang (2001), Kurikulum Berbasis
profesional, di samping tenaga pendidik Kompetensi, Kebijakan Umum
Pendidikasan Dasar dan Menegah.
pelaku progran kurikuler mampu
mnyelenggarakan program ekstrakurikuler William Crain, (2017). Theories of
Devlopment, Concepts and
sebagai pelatih dan pembina olahraga.
Applications. Printice hall, Englewood
Cliffs, New Jersey. Edisi Bahasa
Indonesia. Pustaka Pelajar.
DAFTAR PUSTAKA
Yogyakarta.
Depdikbud. (1993). GBPP Pendidikan
Jasmani. Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia.