Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ilmiah STOK Bina Guna Medan

Volume 7 Nomor 2; Oktober 2019

JURNAL ILMIAH
STOK BINA GUNA MEDAN
Volume 7 Nomor 2; Oktober 2019

PROFIL TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DAN KECUKUPAN GIZI

Pedomanta Keliat 1, Ade Evriansyah Lubis 2, Boby Helmi 3


1,2,3
Sekolah Tinggi Olahraga dan Kesehatan Bina Guna
Jl. Alumunium Raya, Medan, Sumatera Utara, 20241, Indonesia
lubisadee@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani dan kecukupan gizi
siswa kelas VII SMP Muhammadiyah I Medan Tahun Ajaran 2018/2019. Sampel dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VII yang berjumlah 75 orang siswa, yang akan diberikan
tindakan berupa tes dan mengisi lembar observasi. Metode penelitian yang digunakan adalah
jenis penelitian deskriptif. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini maka dilakukan tes
kebugaran jasmani berbentuk lari sprint 30 meter, gantung siku tekuk, baring duduk, lompat
tegak dan lari 600 meter. Kemudian siswa mengisi lembar observasi yang berbentuk angket
aktivitas dan asupan gizi sehari-hari. Setelah data terkumpul akan melakukan analisis, maka
diperoleh hasil analisisnya; (1) dari tes kebugaran jasmani dengan jumlah sampel 75 orang
diperoleh 53 orang dengan persentase (70,6%) dalam kategori “sedang”, 20 orang dengan
persentase (26,7%) dalam kategori “kurang”, dan 2 orang dengan persentase (2,7%) dalam
kategori “baik”. (2) dari kecukupan gizi dengan jumlah sampel sebanyak 75 orang diperoleh
42 orang dengan persentase (56%) dalam kategori “mencukupi” dan 33 orang dengan
persentase (44%) dalam kategori “tidak mencukupi”. Berdasarkan hasil analisis data dapat
dikatakan bahwa tingkat kebugaran jasmani dalam kategori “sedang: dan kecukupan gizi
dalam kategori “mencukupi” pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah I Medan Tahun
Ajaran 2018/2019.
Kata Kunci: Kebugaran Jasmani, Kecukupan Gizi

PENDAHULUAN (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial),
dan pembiasaan pola hidup sehat yang
Pendidikan Jasmani pada dasarnya
bermuara untuk merangsang pertumbuhan
merupakan bagian integral dari system
serta perkembangan yang seimbang.
pendidikan secara keseluruhan, bertujuan
Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah
untuk mengembangkan aspek kesehatan,
proses pendidikan yang memanfaatkan
kebugaran jasmani, keterampilan berfikir
aktivitas fisik untuk menghasilkan
kritis, stabilitas emosional, keterampilan
perubahan holistik dalam kualitas individu,
sosial, penalaran dan tindakan moral
baik dalam hal fisik, mental, serta
melalui aktivitas jasmani dan olahraga.
emosional. Dalam proses pembelajaran
Pendidikan Jasmani merupakan media
Pendidikan Jasmani guru diharapkan
untuk mendorong perkembangan
mengajarkan berbagai keterampilan gerak
keterampilan motorik, kemampuan fisik,
dasar, teknik dan strategi permainan dan
pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai

46
Jurnal Ilmiah STOK Bina Guna Medan
Volume 7 Nomor 2; Oktober 2019

olahraga, internalisasi nilai-nilai mengajarkan berbagai keterampilan gerak


(sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain). dasar, teknik dan strategi
Pelaksanaannya bukan melalui permainan/olahraga, internalisasi nilai-nilai
pengajaran konvensional di dalam kelas (sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain)
yang bersifat kajian teoritis, namun dari pembiasaan pola hidup sehat.
melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran
emosi dan sosial. Aktivitas yang diberikan konvensional di dalam kelas yang bersifat
dalam pengajaran harus mendapatkan kajian teoritis, namun melibatkan unsur
sentuhan didaktik-metodik, sehingga fisik mental, intelektual, emosional dan
aktivitas yang dilakukan dapat mencapai sosial. Aktivitas yang diberikan dalam
tujuan pengajaran. Konsep pendidikan pengajaran harus mendapatkan sentuhan
jasmani erat kaitannya dengan pendidikan dikdakdik-metodik, sehingga aktivitas yang
rekreasi, dan pendidikan kesehatan, yang dilakukan dapat mencapai tujuan
menghasilkan bidang studi Penjaskes, pengajaran. Melalui pendidikan jasmani
perpaduan antara pendidikan jasmani dan diharapkan siswa dapat memperoleh
pendidikan kesehatan dengan titik berbagai pengalaman untuk
persamaan dalam tujuan terbentuknya gaya mengungkapkan kesan pribadi yang
hidup aktif sepanjang hayat untuk menyenangkan, kreatif, inovatif, terampil,
mencapai kesehatan. meningkatkan dan memeliharan kesegaran
Sesuai dengan karakteristik siswa jasmani serta pemahaman terhadap gerak
SMP, usia 14 – 15 tahun dimana anak manusia.
mengalami perubahan baik itu yang bersifat Namun kenyataan di lapangan
fisik maupun yang bersifat psikis (lebih masih banyak siswa yang tidak mampu
dikenal dengan masa pubertas). Untuk itu mengikuti pembelajaran dengan baik dan
guru harus mampu mengembangkan sesuai rencana, sehingga maksud dan
pembelajaran yang efektif, disamping harus tujuan sebagaimana yang ada dalam
memahami dan memperhatikan kurikulum tidak tercapai dengan sempurna.
karakteristik dan kebutuhan siswa. Pada Ketidaktercapaian pembelajaran tersebut di
masa usia tersebut seluruh aspek indikasikan oleh teingkat kesegaran
perkembangan manusia baik itu kognitif, jasmani siswa, maka untuk itu peneliti
psikomotorik dan afektif mengalami merasa perlu adanya pembuktian dengan
perubahan. Perubahan yang paling pelaksanaan tes untuk melihat tingkat
mencolok adalah pertumbuhan dan kesegaran jasmani siswa dan kecukupan
perkembangan fisik dan psikologis. gizinya.
Dalam proses pembelajaran Semua bentuk kegiatan manusia
pendidikan jasmani guru harus dapat selalu memerlukan dukungan fisik, masalah
47
Jurnal Ilmiah STOK Bina Guna Medan
Volume 7 Nomor 2; Oktober 2019

kemampuan fisik yang merupakan faktor mengartikan “kesegaran jasmani sebagai


dasar bagi setiap aktifitas manusia. Maka kemampuan untuk melakukan kegiatan
untuk melakukan setiap aktifitas sehari- sehari-hari dengan penuh vitalitas dan
hari, minimal harus mempunyai kewaspadaan tanpa mengalami kelelahan
kemampuan fisik yang selalu mendukung yang berarti dan masih cukup energi untuk
aktifitas tersebut. Dalam menjalankan bersantai pada waktu luang dan
kehidupan sehari-hari setiap orang tidak menghadapi hal-hal yang sifatnya darurat”
akan lepas dari kesegaran jasmani, karena Karpovich (dalam Kusmaedi, 2008:95)
kesegaran jasmani merupakan salah satu mengungkapkan bahwa physical fitness
faktor yang sangat penting dalam (kesegaran jasmani) berarti memenuhi
menjalankan kehidupan sehari-hari. beberapa syarat atau sanggup mengatasi
Kesegaran jasmani terkait erat beberapa syarat fisik”. Ini dikarenakan fisik
dengan keadaan kesehatan seseorang. salah bersifat anatomis dan fisiologis sehingga
satu indikator seseorang dikatakan sehat timbul 2 istilah yaitu anatomical
adalah mempunyai kesegaran jasmani yang (struktural) fitness dan 10 phsyiollogisial
baik. Berkaitan dengan pengertian fitness. Anatomical fitness adalah
kesegaran jasmani, Kusmaedi (2008:93) berhubungan dengan persyaratan–
mengungkapkan, kesegaran jasmani adalah persyaratan yang bersangkutan dengan
kemampuan tubuh seseorang untuk ukuran berat badan, kelengkapan sruktural
melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari anatomi. Sedangkan physiological fitness
tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, adalah kemampuan tubuh untuk
sehingga tubuh masih memiliki simpanan menyesuaikan fungsi-fungsi alat tertentu.
tenaga untuk mengatasi beban tambahan. Disamping itu psychological fitness, yaitu
Senada dengan pendapat tersebut, ketika seseorang memiliki emosi stabil,
Giriwijoyo (2002:23) mengungkapkan, daya persepsi, motivasi, dan pendidikan
kesegaran jasmani adalah keadaan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas.
kemampuan jasmani yang dapat Menurut Suroto (2004:2), kesegaran
menyesuaikan fungsi alat alat tubuhnya jasmani merupakan kemampuan atau
terhadap tugas jasmani tertentu atau kesanggupan seseorang untuk melakukan
terhadap keadaan lingkungan yang harus aktivitas atau kegiatan dengan daya kerja
diatasi dengan cara yang efisien, tanpa tinggi tanpa mengalami kelelahan yang
kelelahan yang berlebihan dan telah pulih berarti atau berlebihan. Senada dengan
sempurna sebelum datang tugas yang sama pendapat tersebut, Sigit Nugroho (2010:5),
pada esok harinya. mengemukakan bahwa “kesegaran jasmani
“President Council, Physical Fitness adalah kemampuan tubuh seseorang untuk
And Sport (dalam Kusmaedi, 2008: 93) melakukan tugas pekerjaannya sehari-hari
48
Jurnal Ilmiah STOK Bina Guna Medan
Volume 7 Nomor 2; Oktober 2019

tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti mengandung unsur empat pokok yaitu:
dan masih mempunyai cadangan tenaga kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan
untuk menikmati waktu luang serta untuk aerobik, dan fleksibilitas, serta kesegaran
keperluan mendadak”. Pembinaan jasmani yang berkaitan dengan
kebuagaran jasmani sangat berpengaruh performance, mengandung unsur:
bagi siswa guna menunjang proses koordinasi, kelincahan, kecepatan gerak,
pembelajaran di sekolah, serta aktivitas dan keseimbanga”.
fisik lain di luar sekolah. Menurut Corbin, et al, (1997)
Berdasarkan beberapa pendapat komponen kesegaran jasmani yang
diatas dapat disimpulkan bahwa kesegaran berhubungan dengan kesehatan meliputi:
jasmani adalah kualitas kemampuan tubuh komposisi tubuh, kesegaran jantung dan
seseorang untuk melakukan aktivitas peredaran darah, kelentukan, daya tahan
sehari-hari tanpa mengalami suatu otot, dan kekuatan, sedangkan komponen
kelelahan yang berlebihan dan masih dapat kesegaran jasmani yang berhubungan
menikmati waktu luang serta selalu siap dengan keterampilan meliputi: kelincahan,
untuk melakukan aktivitas fisik lainnya. keseimbangan,koordinasi, daya ledak,
Dalam aktivitas sehari-hari, kesegaran waktu reaksi, dan kecepatan. Sedangkan
jasmani menggambarkan keadaan tubuh menurut Entan Saptani (2007), menjelaskan
seseorang selain mampu 11 mengerjakan bahwa komponen kesegaran jasmani secara
pekerjaan rutin harian juga masih sanggup fisiologis adalah fungsi dari fleksibilitas,
melakukan aktivitas fisik lainnya. kekuatan otot, daya tahan otot, fungsi
Kesegaran jasmani mempunyai fungsi koordinasi syarat dan daya tahan umum.
pengemban kesanggupan kerja bagi Dengan demikian kesegaran jasmani yang
siapapun, sehingga dapat menyelesaikan terkait dengan kesehatan terdiri atas
tugas pekerjaannya dengan baik dengan kelenturan, kekuatan otot, daya tahan otot,
tanpa mengalami kelelahan yang berarti. dan daya tahan umum.
Kesegaran Jasmani bagi pelajar dan Berdasarkan beberapa definisi yang
mahasiswa jasmani bagi anak untuk diuraikan diatas tentang komponen
meningkatkan prestasi dan mempertinggi kesegaran jasmani dapat disimpulkan
kemampuan hasil belajar. Kesegaran bahwa status kesegaran jasmani dapat
jasmani terdiri dari beberapa komponen dinilai dari komponen-komponen yang
seperti yang dikemukakan oleh Rusli dikelompokkan menjadi dua kelompok
Lutan (2001:8) dalam Suharjana (2008:66) yaitu yang berhubungan dengan unsur
bahwa “komponen kesegaran jasmani kesehatan dan kelompok yang berhubungan
terdiri dari kesegaran jasmani yang dengan unsur keterampilan/performance.
berkaitan dengan kesehatan, yang
49
Jurnal Ilmiah STOK Bina Guna Medan
Volume 7 Nomor 2; Oktober 2019

Dalam buku panduan kesehatan gerak atau serangkaian gerak dalam waktu
olahraga, Faizati Karim (2002) dijelaskan secepat mungkin. Kecepatan reaksi adalah
komponen kesegaran jasmani yang kemampuan seseorang dalam menjawab
berkaitan dengan kesehatan, yaitu; (1) suatu rangsang dalam waktu sesingkat
Komposisi Tubuh, (2) mungkin. (4) Fleksibilitas (flexibility)
Kelenturan/fleksibilitas tubuh, (3) mencakup dua hal yang saling
Kekuatan Otot, (4) Daya Tahan Jantung berhubungan, yaitu antara kelentukan dan
Paru. Selain komponen kesegaran jasmani kelenturan. Kelentukan terkait erat dengan
yang berhubungan dengan kesehatan, keadaan fleksibilitas antara tulang dan
diperlukan juga komponen keburagaran persendian, sedangkan kelenturan terkait
jasmani yang berhubungan dengan dengan keadaan fleksibilitas antara tingkat
keterampilan dan performance yang elastisitas otot, tendo, dan ligamenta.
meliputi; (1) Kekuatan (strength) adalah Fleksibilitas (flexibility) mengandung
kemampuan seseorang untuk pengertian, yaitu luas gerak satu persendian
membangkitkan tegangan (tension) atau beberapa persendian. Fleksibilitas
terhadap suatu tahanan (resisten). Kekuatan terbagi menjadi dua, yaitu: fleksibilitas
merupakan hasil kerja otot yang berupa statis dan fleksibilitas dinamis. (5)
kemampuan untuk mengangkat, Keseimbangan (balance) adalah
menjinjing, menahan, mendorong atau kemampuan mempertahankan posisi tubuh
menarik beban. (2) Daya Tahan untuk tidak bergoyang atau roboh, baik
(endurance) adalah kemampuan tubuh dalam posisi diam maupun pada saat
mensuplai oksigen yang diperlukan untuk melakukan gerakan. (6) Koordinasi adalah
melakukan suatu kegiatan. Daya tahan otot kemampuan seseorang untuk menggunakan
(muscular endurance) adalah kemampuan panca indra seperti penglihatan, dan
otot atau sekelompok otot untuk bertahan pendengaran, bersama-sama dengan bagian
melakukan suatu kegiatan dalam waktu tubuh tertentu didalam melakukan kegiatan
yang lama. Daya tahan jantung motorik dengan harmonis dan ketetapan
(cardiovascular endurance) adalah tinggi. Koordinasi gerak adalah
kemampuan seseorang untuk kemampuan untuk mengatur keserasian
mempertahankan suatu kegiatan yang gerakan bagian- bagian tubuh. Koordinasi
membutuhkan tahanan dalam waktu yang merupakan hasil perpaduan kinerja dari
lama. (3) Kecepatan (speed) adalah kualitas otot, tulang, dan persendian dalam
kemampuan otot atau sekelompok otot menghasilkan satu gerakan yang efektif dan
untuk menjawab rangsangan dalam waktu efisien.
secepat mungkin. Kecepatan gerak adalah Faktor yang mempengaruhi
kemampuan seseorang untuk melakukan Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani
50
Jurnal Ilmiah STOK Bina Guna Medan
Volume 7 Nomor 2; Oktober 2019

memiliki tingkat yang berbeda pada setiap jauh lebih besar dibandingkan dengan
individu. Setiap aktivitas fisik dibutuhkan tingkat kesegaran jasmani anak perempuan.
suatu tingkat kesegaran jasmani yang Makanan Asupan gizi yang
didukung oleh tubuh yang sehat. Menurut seimbang (12% protein, 50% karbohidrat,
Sharkey (2003:30) dalam Suharjana (2008), dan 38% lemak) akan sangat berpengaruh
untuk mencapai “quality of life” tersebut bagi kesegaran jasmani seseorang. Dengan
ada tiga aspek yang harus dipenuhi, yaitu: gizi yang seimbang, maka diharapkan akan
mengatur makanan, mengatur istirahat, dan terpenuhinya kebutuhan gizi tubuh. Selain
mengatur aktivitas (olahraga). gizi yang seimbang, makanan juga sangat
Menurut Suharjana (2008: 14) dipengaruhi oleh kualitas bahan makanan.
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat Yang dimaksud bahan makan yang
kesegaran jasmani seseorang adalah berkualitas adalah bahan makanan yang
sebagai berikut: 1. Umur Setiap tingkatan sesedikit mungkin mengandung polutan.
umur mempunyai tataran tingkat kesegaran Cara pengolahan bahan makanan juga
jasmani yang berbeda dan dapat sangat mempengaruhi kualitas makanan
ditingkatkan pada hampir semua usia. yang dikonsumsi. 4. Tidur dan Istirahat
Kesegaran jasmani anak-anak meningkat Istirahat sangat dibutuhkan bagi tubuh
sampai mencapai maksimal pada usia 25- untuk membangun kembali otot–otot
30 tahun. Selanjutnya akan terjadi setelah latihan sebanyak kebutuhan latihan
penurunan kapasitas fungsional dari 18 yang ada di dalam perangsangan
seluruh organ tubuh kira-kira sebesar 0,81- pertumbuan otot. Istirahat yang cukup
1%. Namun dengan rajin berolahraga, sangatlah perlu bagi pikiran dangan
kecepatan penurunan tersebut dapat makanan dan udara.
diperlambat hingga separuh/setenganya. 2. Dalam mengukur tingkat kesegaran
Jenis Kelamin Tingkat kesegaran jasmani jasmani seseorang dapat dilakukan dengan
putra biasanya lebih baik jika dibandingkan menggunakan beberapa tes kesegaran
dengan tingkat kesegaran jasmani putri. Hal jasmani antara lain: a. Tes kesegaran
ini disebabkan karena kegiatan fisik yang jasmani indonesia (TKJI) umur Kegunaan
dilakukan oleh putra lebih banyak bila Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI)
dibandingkan dengan putri. Sampai usia ini adalah untuk mengukur dan menentukan
pubertas, biasanya kesegaran jasmani anak tingkat kebugaran jasmani. Tes Kesegaran
lakilaki hampir sama dengan anak Jasmani Indonesia ini merupakan tes
perempuan. Setelah mencapai / melewati tergolong yaitu TKJI untuk anak umur 6-9
usia pubertas, anak laki-laki biasanya tahun, TKJI untuk anak umur 10-12 tahun,
mempunyai tingkat kesegaran jasmani yang TKJI untuk anak umur 13-15 tahun, dan
TKJI untuk anak umur 16-19 tahun.
51
Jurnal Ilmiah STOK Bina Guna Medan
Volume 7 Nomor 2; Oktober 2019

Tes Kesegaran Jasmani Indonesia seluruh siswa SMP Muhammadiyah I


untuk anak laki-laki dan perempuan berupa Medan Tahun Ajaran 2018/2019 dengan
serangkaian tes yang terdiri dari: a) Lari jumlah siswa 254 orang yang terdiri dari 97
30/40/50 b) Gantung siku tekuk c) Baring siswa putra dan 156 siswi putri. Sampel
duduk 30/60 d) Lari 600/1000. Kegunaan penelitian adalah sebagian dari populasi
dari Tes kesegaran Jasmani Indonesia ini yang diambil sebagai sumber data dan
adalah untuk mengukur dan menentukan dapat mewakili seluruh populasi. Adapun
tingkat kebugaran jasmani anak. Tes sampel dalam penelitian ini diambil
Kesegaran Jasmani Indonesia ini dengan metode purposive sampling atau
memerlukan alat dan fasilitas yang sampel bertujuan yaitu seluruh siswa kelas
diantaranya: a) Lintas lari, atau lapangan VII yang berjumlah 75 orang siswa yang
yang datar dan tidak licin b) Stopwatch c) terdiri dari 31 orang siswa laki-laki dan 44
Bendera setar (kalau perlu) d) Tiang orang siswa perempuan.
pancang e) Nomor dada (kalau perlu) f) Penelitian ini menggunakan metode
Palang tunggal g) Papan berskala untuk penelitian deskriptif, sebuah metode yang
loncat tegak h) Serbuk kapur i) Penghapus efektif untuk tujuan mendeskripsikan atau
j) Formulir isian dan alat tulis k) Pluit. menggambarkan fenomena-fenomena yang
Karena Tes Kesegaran Jasmani Indonesia ada, baik fenomena yang bersifat alamiah
ini merupakan rangkaian tes oleh karena itu maupun fenomena yang bersifat rekayasa.
semua item tes harus dilaksanakan dalam Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak
satu satuan waktu. Urutan pelaksanaan melakukan manipulasi atau memberikan
adalah sebagai berikut: Pertama: lari perlakukan-perlakukan tertentu terhadap
30meter Kedua: gantung siku tekuk Ketiga: variabel, tetapi semua kegiatan, keadaan,
baring duduk 30/60 detik Keempat: loncat kejadian, aspek komponen atau variabel
tegak Kelima : lari 600 meter. berjalan apa adanya. Pendekatan metode
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
METODE PENELITIAN
melalui pendekatan metode gabungan
Populasi adalah totalitas semua nilai (mixed methods) antara metode kuantitatf
yang mungkin baik hasil menghitung dan kualitatif. Penelitian menggunakan
ataupun pengukuran, kuantitatif maupun metode gabungan (mixed methods) yang
kualitatif dari karakteristik tertentu dilakukan secara bersamaan dengan tujuan
mengenai sekumpulan objek yang lengkap untuk saling melengkapi gambaran hasil
dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya studi mengenai fenomena yang diteliti dan
(Sudjana dalam Rahmat Hermawan, untuk memperkuat analisis penelitian.
2012:105). Pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini
Populasi dalam penelitian ini adalah digunakan untuk mengumpulkan data
52
Jurnal Ilmiah STOK Bina Guna Medan
Volume 7 Nomor 2; Oktober 2019

melalui tes & pengukuran dan angket, karena cukup aktivitas mereka bergerak
dalam hal ini tes yang digunakan yaitu dan melakukan aktivitas jasmani diluar jam
TKJI (Tes Kebugaran Jasmani Indonesia). pelajaran sekolah. Dengan kata lain
Instrumen dalam penelitian ini seseorang yang hidup sehari-harinya lebih
adalah Test Kesehatan Jasmani berdasarkan aktif melakukan kegiatan jasmani, akan
pedoman Test Kesegaran Jasmani memiliki tingkat kebugaran jasmani yang
Indonesia 2010. Tes Kesegaran Jasmani baik dan sebaliknya seseorang yang kurang
untuk anak usia 14-15 Tahun terdiri dari aktif bergerak atau melakukan kegiatan
rangkaian lima butir tes, yaitu (a) Lari cepat jasmani, maka tingkat kebugarannya akan
(dash/aprint) 30 m; (b) Gantung siku tekuk berkurang. Jadi dapat dijelaskan bahwa
(c) Baring duduk (sit-up 30 detik), (d) sebagian besar siswa kelas VII SMP
Loncat tegak (vertical jump), dan (e) Lari Muhammadiyah I Medan Tahun Ajaran
jauh (600 meter).(Kemendiknas, 2010:3- 2018/2019 juga masih memerlukan
18). peningkatan kebugaran jasmani. Hal ini
disebabkan tingkat kebugaran jasmani
HASIL DAN PEMBAHASAN siswa mempengaruhi kemampuan atau
aktivitas fisik dan kesehatannya.
Berdasarkan data hasil penelitian
Kebugaran jasmani seseorang akan
mengenai Tingkat Kebugaran Jasmani
berpengaruh secara signifikan terhadap
Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah I
kesehatan tubuh orang tersebut. Siswa yang
Medan Tahun Ajaran 2018/2019 diketahui
memiliki tingkat kebugaran jasmani yang
bahwa dari 75 orang yang menjadi objek
kurang selalu mengalami hambatan dalam
dalam penelitian ini adalah 53 orang siswa
melakukan pekerjaan atau aktivitas sehari-
(70,6%) memiliki tingkat kebugaran
hari, aktivitas belajar siswa akan
jasmani kategori “sedang”, yakni, putra 37
mengalami hambatan baik dalam hal
orang (74%) dan putri 20 orang siswa
konsentrasi maupun dalam hal kemampuan
(80%). 20 orang siswa (26,7%) memiliki
berfikir. Kebugaran merupakan faktor
tingkat kebugaran jasmani siswa dengan
penentu dalam segala aspek kehidupan.
kategori “kurang” yakni, putra 11 orang
Siswa yang memiliki tingkat kebugaran
(22%) dan putri 5 orang (20%), dan 2 orang
jasmani yang kurang, akan mempengaruhi
siswa putra (2,7%) yang memperoleh
kondisi tubuhnya. Ia tidak dapat melakukan
tingkat kebugaran jasmani dengan kategori
aktivitas kerja yang berat dan lama, karena
“baik”. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
siswa akan cepat lelah. Dalam aktivitas
sebagian besar siswa kelas VII SMP
pembelajaran disekolah siswa yang
Muhammadiyah I Medan Tahun Ajaran
memiliki kebugaran jasmani kurang
2018/2019 memiliki tingkat kebugaran
umumnya akan menurun prestasinya. Hal
jasmani yang sedang. Hal itu disebabkan
53
Jurnal Ilmiah STOK Bina Guna Medan
Volume 7 Nomor 2; Oktober 2019

ini disebabkan kondisi kebugaran jasmani DAFTAR PUSTAKA


berpengaruh pada kondisi kesehatan dan
Corbin, C.B., et al. (1997). Physical Fitness
kemampuan berfikir. Secara psikologis With Laboratories. USA: Times
Minor Higher Education Group, Inc.
anak yang memiliki kebugaran jasmani
Giriwijoyo, S dan Sidik, D.Z. (2012). Ilmu
kurang akan menunjukkan sikap yang Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga).
Bandung: Remaja Rosdakarya.
kurang agresif dan minat belajar rendah.
Hermawan, Rahmat. (2012), Efektivitas
Dari hasil penelitian, bahwa asupan Kepemimpinan Lembaga Swadaya
Masyarakat Dalam Pembinaan
kalori siswa Kelas VIII SMP
Olahraga Prestasi. (Disertasi).
Muhammadiyah I Medan Tahun Ajaran Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.
2018/2019 menunjukkan asupan kalorinya
Kusmaedi, Nurlan. (2008). Olahraga
sudah mencukupi dari anjuran kebutuhan Lansia. Bandung: FPOK – UPI.
Lutan, Rusli dkk (2001). Pendidikan
kalori sehari putra/putri usia 10-12 tahun,
Kebugaran Jasmani: Orientasi
terlihat dari persentase asupan kalori siswa Pembinaan di sepanjang hayat.
Jakarta:depdiknas.
yang mencukupi lebih tinggi yaitu : 56%
Nugroho, Sigit (2010). Terapi Pernapasan
dari pada hasil persentase asupan kalori Pada Penderita Asma, Fakultas Ilmu
Keolahragaan, Universitas
yang tidak mencukupi yaitu : 44%. Melihat
Yogyakarta.
dari keadaan diatas dapat diambil faktor Suharjana. (2008). Pendidikan Kebugaran
Jasmani. Pedoman Kuliah.
yang melatarbelakangi dari hasil persentase
Yogyakarta. FIK UNY.
kecukupan asupan kalori siswa Kelas VII Suroto. (2004). Peningkatan Kebugaran
Melalui Permainan Bola Besar dan
SMP Muhammadiyah I Medan Tahun
Bola Kecil. Universitas Diponegoro,
Ajaran 2018/2019. Semarang.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penilaian dan


pembahasan dapat disimpulkan bahwa
tingkat kebugaran jasmani siswa kelas VII
SMP Muhammadiyah I Medan Tahun
Ajaran 2018/2019 adalah dengan rata- rata
14,7 dengan persentase 70,6% dalam
kategori “sedang” dan tingkat kecukupan
gizi adalah putra dengan rata-rata 2092,5
kal/hari dengan persentase 54% dan putri
dengan rata-rata 1618,2 kalori/hari dengan
persentase 60% dalam kategori
“mencukupi”.

54

Anda mungkin juga menyukai