Anda di halaman 1dari 14

Penyusun : 1.

Fitri Aulia Sahara (G1D123092)


2. Wahyu Maisa Silitonga (G1D123166)
3. Haerunnisa Dwi Saputri (G1D123172)
Kelas : 1A
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Eddy Pahar Harahap
Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat

PENGARUH SARAPAN TERHADAP TINGKAT KONSENTRASI


BELAJAR MAHASISWA SEMESTER 1 PROGRAM STUDI ILMU
KESEHATAN MASYARAKAT, UNIVERSITAS JAMBI

1. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Memulai hari dengan sarapan pagi sangat penting untuk setiap orang,
karena kegiatan ini melibatkan makan dan minum setelah bangun pagi
hingga pukul 9.00. Tujuannya adalah memenuhi 15-30% asupan zat gizi
harian. Meskipun demikian, tidak semua orang di Indonesia mengamalkan
kebiasaan sarapan ini.
Sarapan yang optimal melibatkan konsumsi karbohidrat yang cukup,
merangsang produksi glukosa dan mikronutrien di otak, yang pada
gilirannya memberikan energi. Selain itu, sarapan berperan dalam
menstimulasi otak untuk meningkatkan konsentrasi dan memudahkan
penyerapan materi pembelajaran.
Belajar adalah proses mendasar dalam penyelenggaraan berbagai
tingkatan pendidikan, termasuk di universitas. Melalui kegiatan belajar,
manusia dapat mengembangkan pengetahuan dari ketidaktahuan menuju
pemahaman sesuai harapannya. Selain itu, belajar juga berperan penting
dalam mempertahankan kehidupan, memungkinkan manusia memperoleh
dan menerapkan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.

1
Konsentrasi belajar, sebagai faktor pengaruh utama, menjadi kunci dalam
mencapai prestasi yang baik dengan kemampuan memusatkan pikiran
pada materi yang dipelajari.
Proses belajar merupakan unsur fundamental dalam berbagai tingkatan
pendidikan, termasuk di universitas, di mana manusia dapat
mengembangkan diri dari ketidaktahuan menjadi pengetahuan sesuai
harapan. Belajar juga penting untuk mempertahankan kehidupan manusia,
memungkinkan mereka memiliki dan menerapkan ilmu pengetahuan
dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam praktiknya, berbagai faktor mempengaruhi kelancaran proses
belajar, termasuk konsentrasi. Konsentrasi belajar adalah kemampuan
untuk fokus dan mempertahankan perhatian pada materi pembelajaran,
menjadi aspek kunci yang mendukung pencapaian prestasi. Khususnya di
kalangan pelajar, termasuk mahasiswa kedokteran, konsentrasi belajar
dapat terhambat oleh berbagai faktor, termasuk rasa lapar akibat kurang
sarapan sebelum belajar.
Manfaat utama sarapan bagi tubuh adalah membantu menjaga kadar
glukosa dalam darah. Karena rentang waktu antara makan malam dan pagi
cukup panjang, sekitar 10 jam, kadar glukosa darah sebagai sumber energi
menurun di pagi hari. Oleh karena itu, melewatkan sarapan pagi dapat
menyebabkan kekurangan glukosa yang berdampak pada berbagai
aktivitas tubuh, termasuk kemampuan berpikir dan konsentrasi.
Sarapan pagi membantu memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi,
terutama karbohidrat yang diperlukan tubuh untuk meningkatkan kadar
gula darah. Kadar gula darah yang normal mendukung peningkatan
konsentrasi, berdampak positif pada produktivitas. Individu yang
melewatkan sarapan, seperti peserta didik, mungkin mengalami kesulitan
dalam tugas kelas yang memerlukan konsentrasi, dapat mengalami
penurunan nilai ujian, kehilangan daya ingat, dan sering absen karena
sakit.

2
Penurunan konsentrasi akibat melewatkan sarapan, dalam jangka
panjang, dapat mengakibatkan penurunan prestasi belajar. Hal ini
disebabkan oleh kebutuhan konsentrasi tinggi dalam sebagian besar
kegiatan belajar untuk meningkatkan kemampuan kognitif. Kemampuan
kognitif yang baik mempengaruhi penyerapan ilmu dalam proses
pembelajaran. Oleh karena itu, sarapan memiliki korelasi positif dengan
konsentrasi tinggi dan berperan dalam meningkatkan prestasi belajar.
Konsentrasi dalam pembelajaran dapat dicapai dengan memenuhi
indikator-indikator seperti kesiapan pengetahuan yang muncul pada saat
diperlukan, kemampuan menerapkan pengetahuan, responsif terhadap
materi pelajaran, kemampuan mengemukakan ide atau pendapat, dan
gerakan anggota badan sesuai petunjuk.
b. Rumusan Masalah
Bagaimana keterkaitan kebiasaan sarapan pagi dengan tingkat
konsentrasi mahasiswa dalam konteks lingkungan akademik, dan mencari
tau apakah perlu bagi mahasiswa untuk sarapan pagi sebelum berangkat ke
kampus?
c. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai apakah adanya kebiasaan
sarapan dapat mempengaruhi tingkat konsentrasi mahasiswa. Secara lebih
spesifik, penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah mahasiswa
yang rutin sarapan memiliki tingkat konsentrasi yang lebih baik
dibandingkan dengan mereka yang tidak menjalani kebiasaan sarapan.
Tujuan ini dapat membantu memahami hubungan antara pola makan dan
performa kognitif mahasiswa, serta memberikan dasar untuk rekomendasi
kebijakan atau intervensi yang dapat meningkatkan kesejahteraan
akademik mereka.
d. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, antara lain:

3
1. Mengetahui hubungan antara sarapan dan konsentrasi dapat
membantu mahasiswa meningkatkan kesejahteraan mereka dengan
memperbaiki kebiasaan makan.
2. Hasil penelitian dapat membantu pengambil kebijakan pendidikan
dalam merancang program-program atau kebijakan yang
mendukung kesejahteraan mental dan akademik mahasiswa.
3. Memberikan rekomendasi praktis kepada mahasiswa untuk
meningkatkan pola makan mereka guna mendukung konsentrasi
dan performa belajar.
4. Menyediakan data yang berguna kepada institusi pendidikan dan
keluarga untuk membimbing mahasiswa dalam menjalani gaya
hidup sehat yang dapat memengaruhi aspek kognitif.
5. Penelitian ini dapat menjadi dasar untuk penelitian lebih lanjut
yang mendalam.

2. KAJIAN KEPUSTAKAAN
a. Kajian Teori
Menurut Widodo Dalam Puspita and Setyawan, 2022. Konsentrasi
belajar Mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Kemampuan
seseorang dalam memusatkan perhatian pada suatu hal atau objek tertentu
dalam waktu relative lama disebut konsentrasi. Dalam proses
pembelajaran kemampuan berkonsentrasi Sangat dibutuhkan khususnya
oleh mahasiswa. Hal ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi hasil
dari pembelajaran dan aktivitas. Kurangnya berkonsentrasi dapat
disebabkan karena keadaan lapar.
Menurut Tilong Dalam Puspita and Setyawan, 2022. makanan
yang dikonsumsi saat pagi hari sebelum beraktivitas yang terdiri dari
makan pokok dan lauk pauk lainnya disebut sarapan. Sarapan pagi yang
ideal dilakukan pada pukul 06.00-08.00, makanan yang dihidangkan
jenisnya menyesuaikan dengan keadaan namun sebaiknya sarapan dengan

4
memakan yang mengandung sumber energi, sumber zat pembangun dan
sumber zat pengatur.
Konsentrasi yang baik merupakan elemen penting untuk mencapai
keberhasilan dalam belajar bagi mahasiswa. Ketika konsentrasi menurun,
dapat berdampak negatif pada kemampuan mengikuti pelajaran dan belajar
secara mandiri. Selain itu, melewatkan sarapan dapat menyebabkan
kekurangan glukosa sebagai sumber energi utama, mengganggu aktivitas
sehari-hari, dan membuat sulit untuk mengikuti proses pembelajaran.
Dengan demikian, menjaga konsentrasi dan memastikan asupan energi
yang cukup melalui sarapan memiliki dampak signifikan pada performa
belajar.
Menurut Benjamin S. Bloom Dalam Monepa et al., 2022. ada tiga
ranah hasil belajar yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
(1) Perilaku kognitif, dimana individu yang memiliki konsentrasi belajar
dapat diidentifikasi dengan kesiapan pengetahuan yang dapat segera
muncul bila diperlukan, komprehensif dalam penafsiran informasi,
mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh;
(2) Perilaku afektif, pada perilaku ini individu yang memiliki konsentrasi
belajar dapat ditengarai dengan adanya penerimaan (tingkat perhatian
tertentu), respons (keinginan untuk mereaksi bahan yang diajarkan),
mengemukakan suatu pandangan atau keputusan sebagai integrasi dari
suatu keyakinan, ide dan sikap seseorang,
(3) Perilaku psikomotor, individu yang memiliki konsentrasi belajar dapat
ditengarai dengan adanya gerakan anggota badan yang tepat seperti
ekspresi muka dan gerakan-gerakan yang penuh arti.
Mahasiswa sarjana merupakan fase transisi antara remaja dan
dewasa yang memiliki aktivitas yang cukup padat terutama untuk kegiatan
akademik yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Aktivitas yang cukup
padat tersebut harus ditunjang oleh pemenuhan energi dan zat gizi dalam
sehari secara optimal. Sarapan yang dikonsumsi peserta didik setidaknya

5
menyuplai kebutuhan gizi sebesar 15%–20% dari kebutuhan gizi harian
per individu (Al-Faida).

b. Penelitian-penelitian yang relevan


Anak muda sering kali kurang tertarik untuk sarapan dan
cenderung menunda makan pagi, seringkali memilih makanan instan yang
dianggap praktis. Dampak dari kebiasaan ini meliputi konsumsi berlebihan
soda dan minuman manis, seringnya mengonsumsi makanan cepat saji,
serta kurangnya asupan buah, sayur, serat, dan makanan kaya kalsium.
Semua ini dapat berpotensi mengarah pada masalah kesehatan karena
kurangnya nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan fungsi
optimalnya.
Berdasarkan hasil penelitian Puspita and Setyawan, 2022. Sebesar
56,8 % mahasiswa yang melaksanakan sarapan sebelum kegiatan
perkuliahan. Sedangkan mahasiswa yang tidak melaksanakan sarapan
sebesar 41,2 %. Hal ini berbanding lurus dengan hasil penelitian Monepa
et al., 2022. Yaitu sebesar 46% responden menyatakan sering
mengonsumsi sarapan sebelum kegiatan perkuliahan, kemudian 43,2%
responden menyatakan kadang-kadang mengonsumsi sarapan, selanjutnya
8,1% responden menyatakan jarang mengonsumsi sarapan sedangkan
responden yang menyatakan tidak mengonsumsi sarapan sebesar 2,7%.

3. METODOLOGI PENELITIAN
a. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif, dimana peneliti menyebarkan angket google form kepada
mahasiswa Ilmu kesehatan Masyarakat semester 1 yang berisikan
pertanyaan mengenai pendapat mereka tentang pentingnya sarapan dan
kaitannya terhadap konsentrasi belajar. Hasil dari angket ini akan peniliti
analisis dan dicocokkan dengan hasil penilitian kepustakaan, yaitu

6
gabungan dasar teori yang peneliti dapatkan dari sumber bacaan seperti
Jurnal.
b. Desain Penelitian
Desain Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
survei, dimana peneliti memberikan beberapa pertanyaan kepada
mahasiswa kesehatan masyarakat semester 1 untuk membuktikan ada atau
tidaknya keterkaitan antara sarapan pagi mahasiswa dengan konsentrasi
nya ketika mengikuti pembelajaran di kampus.
c. Data dan Sumber Data
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi ilmu
kesehatan masyarakat universitas jambi sebanyak 230 orang. Sampel
penelitian sebanyak 23 responden yang terdiri dari 1 orang responden laki
laki dan 22 orang responden perempuan.
d. Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian ini diawali dengan menentukan tema
ataupun judul yang mau diambil dalam penelitian ini dan peneliti akhirnya
mengambil judul “keterkaitan sarapan dengan konsentrasi pada
mahasiswa semester 1 ilmu kesehatan masyarakat universitas jambi”,
kemudian dilanjutkan dengan pembuatan angket google form sesuai
dengan desain penelitian berupa survei, disini peneliti memberikan
beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan keterkaitan sarapan
dengan konsentrasi mahasiswa, selanjutnya angket ini disebarkan dan diisi
oleh beberapa mahasiswa sebagai sampelnya yaitu berjumlah 22 orang,
setelah sampel terkumpul selanjutnya peneliti menyusun makalah hasil
penelitian ini serta menarik kesimpulan mengenai ada atau tidaknya
keterkaitan antara sarapan dengan konsentrasi mahasiswa.
e. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan angket
google form yang diisi oleh para sampel sebanyak 23 orang. Narbuko
(2004) menyatakan bahwa angket adalah suatu daftar yang berisikan
rangkaian pertanyaan suatu masalah atau bidang yang akan diteliti.

7
f. Teknik Analisis Data
Selanjutnya hasil penelitian ini dianalisis menggunakan model
analisis Miles dan Huberman yakni: reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan.
Reduksi data merupakan suatu proses pengambilan data yang
bersifat pokok dan penting, pengambilan data di sini yang digunakan
peneliti adalah angket atau kuisioner. Penyajian data pada penelitian ini
yaitu menganalisis pengaruh sarapan dengan tingkat konsentrasi
mahasiswa pada saat menjalankan kegiatan belajar di kampus. Tahap
penarikan kesimpulan dalam penelitian dengan meninjau kembali hasil
dari pengisian kuisioner. Penarikan kesimpulan dilakukan setelah semua
data terkumpul.

4. HASIL PENELITIAN
Dari hasil kuisioner yang dilakukan oleh 23 mahasiswa aktif Ilmu
kesehatan masyarakat dan terdapat hasil mengenai perbandingan jumlah
mahasiswa yang sarapan dan tidak sarapan sebelum berangkat ke kampus
untuk mengikuti pembelajaran.
Gambar 1. Diagram perbandingan mahasiswa yang sarapan dan tidak
sarapan sebelum berangkat ke kampus

Dari diagram tersebut terlihat perbandingan mahasiswa ilmu kesehatan


masyarakat yang sarapan dan tidak sarapan berbeda yaitu dengan mahasiswa
yang sarapan sebanyak (52,2%) dan mahasiswa yang tidak sarapan sebanyak

8
(47,8%). Sehingga terlihat bahwa responden lebih banyak sarapan sebelum
berangkat ke kampus.

Tabel 1. Alasan responden yang sarapan dan tidak sarapan sebelum


berangkat ke kampus
Sarapan Tidak Sarapan
Karena kalau tidak bakal laper Tidak sempat
sampe kampus
Biar lebih konsentrasi Tidak terbiasa dan tidak sempat
sarapan
Punya penyakit maag Tidak cukup waktu
Kalau tidak sarapan bisa lapar dan Tidak sempat karna buru-buru
membuat pikiran tidak enak
Karena saya ada maag Tidak Sempat
Karena saya punya penyakit maag Karena saya sudah terbiasa makan
siang tanpa sarapan
Saya sering sarapan sebelum ke Terkadang karena tidak ada bahan
kampus, karena dengan sarapan masakan, kadang karena malas
maka saya bisa lebih konsentrasi masak, kadang karena buru-buru jadi
dalam berkuliah ga sempat

Karena menjadi stamina untuk tubuh Males masak + Telat bangun


dan juga biar tidak laper pas ada
kegiatan
Karena saya memerlukan energi Gak bisa sarapan pagi
sebelum memulai aktivitas saya
Supaya ada energi saat beraktivitas Karena gak terbiasa
Karena sarapan itu penting Karena tidak sempat
Karna sarapan itu penting agar tubuh
lebih kuat dan semangat dalam
belajar dan agar tidak cepat lelah

9
dan tidak pingsan, selain itu saya
sering sarapan karena saya punya
penyakit maag dan asam lambung.

Terlihat bahwa beberapa responden tidak sarapan pagi karena tidak


terbiasa, terburu-buru ataupun tidak sempat memasak makanan untuk
dimakan, ada pula yang mengatakan bahwa tidak memiliki bahan untuk
memasak makanan tersebut. Namun beberapa responden memilih untuk
sarapan karena memiliki penyakit pada dirinya yaitu penyakit maaf yang
menyebabkan ia harus sarapan, dan sisa responden lainnya adalah mereka
yang memahami bahwa sarapan itu penting untuk meningkatkan stamina
tubuh.
Sarapan pagi yang baik harus banyak mengandung karbohidrat karena
akan merangsang glukosa dan mikro nutrient dalam otak yang dapat
menghasilkan energi, selain itu dapat berlangsung memacu otak agar
membantu memusatkan pikiran untuk belajar dan memudahkan penyerapan
pelajaran ( jurnal 4).
Gambar 2. Diagram tingkat konsentrasi responden pada saat belajar

Pada diagram terlihat bahwa paling banyak tingkat konsentrasi pada


responden berada di tingkat 7 yaitu sebesar (30,4%), selanjutnya pada tingkat
4 yaitu sebanyak (26,1%), disusul dengan tingkat 5 sebanyak (21,7%), pada
tingkat 6 sebanyak (13%) dan terakhir pada tingkat 9 yang paling sedikit yaitu
hanya sebesar (8,7%).

10
Tabel 2. konsentrasi responden yang sarapan dan tidak sarapan
Sarapan Tidak Sarapan
7 7
6 8
8 7
8 8
8 5
9 7
7 5
7 5
6 7
8 6
8 7
9

Dari tabel terlihat bahwa konsentrasi responden yang sarapan lebih


tinggi dibanding responden yang tidak sarapan, sehingga dapat dikatakan
bahwa terdapat keterkaitan antara sarapan dengan tingkat konsentrasi pada
mahasiswa semester 1 program studi ilmu kesehatan masyarakat Universitas
Jambi.

5. PEMBAHASAN
Dari hasil diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil dari penelitian
ini adalah terdapat keterkaitan yang signifikan mengenai sarapan dengan
konsentrasi, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sutisna,
Novita and Iskandar, 2020 yang menyatakan bahwa ada pengaruh sarapan
pagi terhadap Konsentrasi belajar pada mahasiswa pendidikan biologi Semster
7. Serta sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Al-Faida, 2021 yang
menyatakan bahwa sarapan pagi dengan makanan bergizi berpengaruh untuk
konsentrasi dalam pembelajaran. Makanan bergizi bisa dengan makanan

11
pokok atau makanan alterntif yang dapat menunda rasa lapar, karena terbukti
dari penelitian sebanyak lebih dari 85% responden mengatakan bahwa rasa
lapar dapat mempengaruhi konsentrasi dalam pembelajaran.
Selain itu, perlu untuk menjadi perhatian bahwa asupan energi dan
kandungan gizi pada saat sarapan juga memberikan kontribusi yang besar
terhadap kemampuan konsentrasi. Sarapan yang baik dan disarankan untuk
dapat diterapkan yaitu jika saat sarapan mengkonsumsi makanan yang
memiliki kadar serat tinggi, protein cukup, dan rendah kadar lemak. Sarapan
memberikan kontribusi yang penting terhadap total asupan gizi sehari, hal ini
disebabkan karena sarapan dapat menyumbangkan sekitar 25% total asupan
gizi sehari. Artinya semakin sesuai asupan gizi yang kita konsumsi saat
sarapan maka tingkat konsentrasi akan semakin baik, sebaliknya jika asupan
gizi tidak sesuai saat sarapan maka akan berpengaruh terhadap penurunan
konsentrasi Monepa et al., 2022.
Makanan yang mengandung zat bergizi dan menghasilkan tenaga yaitu
karbohidrat, protein, dan lemak. Ada juga kandungan makanan dengan zat
pembangun pada umumnya terdapat dalam protein. Kemudian juga terdapat
vitamin dan mineral yang berguna untuk mengatur dan memperlancar kerja
tubuh.
Adapun untuk lebih rincinya, maka dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Karbohidrat merupakan sumber tenaga utama yang dibutuhkan untuk
produktivitas kerja dalam tubuh. Jenis makanan yang termasuk
karbohidrat yaitu yang berasal dari padi-padian dan umbi-umbian. Hasil
dari olahan ini adalah nasi, mie, roti.
b. Lemak juga sama seperti karbohidrat yang merupakan sumber tenaga atau
energi. lemak terdapat dalam minyak, margarine, santan.
c. Protein, jenis makanan yang mengandung protein antara lain daging, telur,
dan produk susu. Protein ini berfungsi untuk pertumbuhan dan membantu
mengganti jaringan yang rusak dalam tubuh.

12
d. Vitamin dan mineral dapat meningkatkan sistem imun dalam tubuh, seperti
dalam buah dan sayur terdapat banyak sekali jenis vitamin dan juga
mineral didalamnya.
e. Serat, dengan mengkonsumsi jenis makanan yang mengandung serat akan
menjadikan perut merasa lebih kenyang dan membantu melancarkan
buang air besar. serat yang terdapat dalam menu diatas yaitu roti, gandum,
buah (Noor, 2008 dalam Puspita and Setyawan, 2022).

6. PENUTUP
a. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa kebiasaan
sarapan pagi dapat meningkatkan konsentrasi belajar. Dan pada mahasiswa
ilmu kesehatan masyarakat universitas jambi kebanyakan memilih untuk
sarapan pagi sebelum ke kampus, beberapa di antaranya tidak sarapan pagi
dikarenakan beberapa alasan seperti terburu buru saat ke kampus, tidak
terbiasa sarapan pagi dan tidak adanya makanan yang mau dimakan.
Namun, penting untuk memperhatikan asupan gizi yang sesuai selama
sarapan, karena ketidaksesuaian dapat menyebabkan penurunan
konsentrasi saat mengikuti perkuliahan. Dengan demikian, memilih
asupan gizi yang tepat menjadi faktor penting dalam mendukung manfaat
positif dari kebiasaan sarapan.
b. Saran
Pada penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan lebih banyak
sampel responden serta lebih mempertanyakan kualitas dan kuantitas
sarapan mahasiswa agar hasil yang didapatkan lebih akurat dan kuat.
Selain itu dalam pengambilan data sebaiknya juga dilakukan wawancara
secara langsung tidak hanya melalui kuisioner, karena dengan melakukan
wawancara secara langsung kita dapat lebih mengerti keadaan sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Faida, Nur. “Pengaruh Kebiasaan Sarapan Terhadap Konsentrasi Belajar

13
Mahasiswa Stikes Persada Nabire Provinsi Papua.” Ikesma, vol. 17, no. 2,
2021, p. 81, https://doi.org/10.19184/ikesma.v17i1.22397.
Monepa, J. .., et al. “Hubungan Antara Sarapan Dan Konsentrasi Belajar
Mahasiswa.” Medika Tadulako (Jurnal Ilmiah Kedokteran), vol. 7, no. 1,
2022, pp. 26–32.
Puspita, Julia Ayu, and Agung Setyawan. “Pengaruh Sarapan Pagi Untuk
Konsentrasi Dalam Pembelajaran Di PGSD Universitas Trunojoyo Madura.”
AMAL INSANI (Indonesian Multidiscipline of Social Journal), vol. 3, no. 1,
2022, pp. 14–23, https://doi.org/10.56721/amalinsani.v3i1.105.
Sutisna, Entis, et al. “Jurnal Ilmiah Pendidikan.” Jurnal Ilmiah Pendidikan, vol.
04, no. 01, 2020, pp. 01–06.
(Suwardi, et al., 2023)

14

Anda mungkin juga menyukai