Pendahuluan
Saat ini kurikulum pendidikan kedokteran di Indonesia (meski belum semua fakultas kedokteran
menerapkannya) menganut sistem pembelajaran berdasarkan pendekatan/strategi SPICES (Student–
centered, Problem Based, Integrated, Community based, Elective/Early Clinical Exposure, Systematic).
Sistem pembelajaran ini disebut juga sebagai kurikulum berbasis kompetensi, yang menekankan sistem
pembelajaran pada keaktifan mahasiswa.Mahasiswa kedokteran dituntut untuk siap baik secara mental,
fisik, rohani maupun jasmani untuk menempuh pendidikan kedokteran sehingga mencapai tujuan yang
diharapkan. Kesiapan fisik termasuk konsentrasi merupakan hal yang berperan besar dalam menjalani
kegiatan belajar di kedokteran. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi yaitu sarapan
Sarapan adalah kegiatan makan dan minum yang dilakukan antara bangun pagi sampai jam 9 untuk
memenuhi sebagian (15-30%) kebutuhan gizi harian dalam rangka mewujudkan hidup sehat, aktif, dan
cerdas (Hardinsyah 2012 dalam Perdana, 2013).Sarapan pagi memberikan kontribusi yang penting
terhadap total asupan gizi sehari. Sarapan pagi akan menyumbangkan sekitar 25% dari total asupan gizi
sehari. Ini jumlah yang cukup signifikan Sarapan dibutuhkan untuk mengisi lambung yang telah kosong
selama 8-10 jam dan bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan konsentrasi belajar dan kemampuan
fisik (Martianti, 2006 dalam Ratna Juwita, 2015)
Banyak mahasiswa kedokteran yang sering melewatkan sarapan. Penelitian Dogbe danAbaidoo
tentang sarapan pada mahasiswa pre-klinis dan klinis di University of Ghana Medical School
menunjukkan hasil bahwa total mahasiswa yang melewatkan sarapan sebesar 71,92% dengan proporsi
76,62% adalah mahasiswa pre-klinis, sedangkan 67,48% mahasiswa klinis. Hal–hal yang sering menjadi
alasan meliputi masalah finansial, sudah terbiasa, dan keterbatasan waktu yang tersedia baik untuk
sarapan maupun untuk menyiapkannya karena kegiatan yang padat
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa tidak sarapan akan mempengaruhi kemampuan seseorang
dalam pemecahan masalah, konsentrasi, ingatan jangka pendek, kemampuan mengamati dan ingatan
episodik, hal ini terlihat khususnya pada anak –anak. Sedangkan dengan melakukan sarapan dikatakan
dapat meningkatkan kemampuan otak dan mood seseorang
Berdasarkan uraian informasi diatas penulis tertarik untuk meneliti pengaruh antara sarapan
terhadap tingkat konsentrasi mahasiswa/i FK Unimal dan diharapkan dari penelitian ini dapat membawa
hal yang positif yaitu dapat meningkatkan kesadaran mahasiswa/i FK Unimal terhadap pentingnya
sarapan
Manfaat umum
Manfaat khusus
-
BAB II Tinjauan Pustaka
Konsentrasi
a.Definisi
Konsentrasi adalah memfokuskan pikiran terhadap suatu objek tertentu dengan menyampingkan hal hal
yang tidak berhubungan dengan proses belajar dan mengajar yang dilakukan (Slameto, 2013). Hasil
penelitian Aviana & Hidayah (2015), konsentrasi merupakan pemusatan perhatian dalam proses
perubahan tingkah laku dalam bentuk penguasaan dan penggunaan pengetahuan yang terdapat dalam
berbagai bidang studi
Hasil penelitian Julianto, Dzulqaidah & Salsabila (2014), konsentrasi merupakan bagian terpenting dalam
hidup manusia. Dengan adanya konsentrasi dapat mengurangi perhatian yang terpecah dalam usaha
individu untuk memahami dan mengerti suatu objek yang diperhatikan. Semakin tinggi konsentrasi
mahasiswa dalam belajar maka akan semakin efektif proses belajar dan mengajar yang dilaksanankan.
Sebaliknya jika konsentrasi rendah maka hasil belajar yang diperoleh juga akan rendah ( Halil, Yanis &
Neor, 2015 ).
1) Perhatian terpusat
Perhatian terhadap objek yang akan diperlajari dan membuang hal hal yang tidak diperlukan pada saat
konsentrasi (Slameto, 2013).
Antusias yang tinggi dalam belajar akan meningkatkan semangat berkonsentrasi untuk belajar. Antusias
dapat membuat informasi baru dapat diterima mahasiswa. Antusias juga berperan penting untuk
menumbuhkan minat dan bakat pada saat belajar (Nugrahanti, 2014).
Lingkungan yang kondusif akan menimbulkan kenyamanan pada saat belajar. Seperti suasana yang tidak
ramai atau bising, pencahayaan yang baik dan kondisi ruang kelas yang tidak sempit sehingga mahasiswa
mudah memperhatankan konsentrasinya (Ditadari, masykur, 2015).
Tim pengembang ilmu pendidikan (2007), menjelaskan bahwa Pembelajaran akan merubah perilaku
seseorang untuk menjadi lebih baik dan lebih aktif pada saat belajar. Perubahan yang bersifat aktif tidak
bisa diperoleh secara langsung melainkan harus tetap ada usaha dari individu masing masing. Berperan
aktif dapat membuat proses belajar dan mengajar menjadi optimal (Slameto, 2013).
Hasil penelitian Aprilia, Suranata & Harsana (2014), menjelaskan bahwa konsentrasi yang baik
menyangkut perilaku kognitif dan intelektual seseorang seperti daya serap yang baik,mengaplikasikan
pengetahuan dan mampu menganalisis pengetahuan yang diperoleh
Setiap mahasiswa mempunyai gaya yang berbeda beda pada saat konsentrasi. Menentukan metode
belajar merupakan salah satu cara untuk meningkatkan konsentrasi belajar karena didalamnya berisi cara
atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam belajar ( Slameto, 2013).
2) Meditasi
Hasil penelitian Ningsih, Suranata & Daharsana (2014), mediatasi digunakan untuk meningkatkan
konsentrasi. Meditasi adalah duduk diam dan membutuhkan konsentrasi yang tinggi untuk relaksasi
pelepasan pikiran yang menarik, membebani dan mencemaskan dalam hidup sehari hari. Meditasi
bertujuan untuk mengontrol aspek jasmani dan rohani agar tetap seimbang.
3) Sarapan pagi
Sarapan pagi merupakan pasokan energy terbesar untuk otak. Ketika bangun pagi gula darah dalam
tubuh rendah, tanpa sarapan yang cukup, otak akan sulit berkonsentrasi (Arifin, Prihanto, 2015). Hasil
penelitian Winata (2015) bahwa terdapat hubungan bermakna sarapan pagi terhadap konsentrasi
belajar. Manfaat sarapan pagi dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan mempermudah memahami
materi sehingga prestasi belajar lebih baik (Elnovriza et al, 2008).
4) Nyamankan pikiran
Sebelum memulai proses belajar dan mengjar hendaknyamembuat pikiran nyaman terlebih dahulu
dengan cara menghilangkan rasa marah, sedih, bingung dan stres yang berlebihan (Manis, 2010)
6) Relaksasi
Relaksasi merupakan usaha untuk menciptakan kondisi tubuh tanpa beban apapun sehingga tubuh
dapat berisitirahat sejenak dari rutinitas sehari-hari (Iswantoro, 2013). Relaksasi dapat dilakukan dengan
berbagai cara salah satunya denganmenggunakan musik klasik atau instrumental. Relaksasi dengan
menggunakan musik klasik dan instrumental dapat menimbulkan menenangkan jiwa, mengurangi stres
dan meningkatkan konsentrasi belajar (Fitri, 2014).
Hasil penelitian Aprilia, Suranata & Harsana (2014), bahwa Contingency Contracting mampu memberikan
dampak yang signifikan untuk meningkatkan konsentrasi belajar. Contingency Contracting memberikan
pemahaman terkait kemampuan
Sarapan Pagi
Sarapan pagi adalah suatu kegiatan yang penting sebelum melakukan aktifitas fisik pada pagi hari.
Sarapan pagi termasuk dalam 10 Pedoman Umum Gizi Seimbang yaitu makanan yang dimakan pada pagi
hari sebelum beraktivitas yang terdiri dari makanan pokok dan lauk pauk atau makanan kudapan
(Gizinet, 2009:5).Dari berbagai sumber, frekuensi makan yang baik adalah tiga kali sehari. Hal ini berarti
sarapan pagi janganlah ditinggalkan. Sarapan pagi berupa makanan atau minuman yang memberikan
energi dan zat gizi lain yang dikonsumsi padawaktu pagi hari dan bisa dilakukan antara pukul 06.00-08.00
(Khomsan A, 2004:103).
Simpanan glikogen yang berasal dari makan malam sudah akan habis 2-4 jam setelah anak bagun pagi,
pada anak yang tidak makan pagi, menipisnya sediaan glikogen otot tidak tergantikan. Untuk menjaga
agar kadar gula darah tetap normal , tubuh memecah simpanan glikogen dalam hati menjadi gula darah .
Jika bantuan pasokan gula darah ini pun akhirnya habis juga, tubuh akan kesulitan memasok jatah gula
daarah ke otak Sintha(2001) yang akhirnya mengakibatkan badan gemetar, cepat lelah dan gairah belajar
menurun membuat tubuh loyo (Khomsan, 2002)
Sarapan penting untuk energi awal pada saat akan beraktivitas, terutama aktivitas yang berkaitan
dengan fisik dan psikologis. Tidak banyak penelitian yang dilakukan tentang makan pagi pada orang
dewasa, termasuk mahasiswa.Penelitian yang dilakukan pada anak-anak sekolah menunjukkan bahwa
mereka yang makan pagi secara teratur setiap hari sebelum berangkat sekolah mempunyai fungsi
motorik yang lebih baik dibandingkan dengan yang tidak teratur makan pagi.Secara tidak langsung
sarapan dapat memperpendek waktu reaksi tersebut. Kecepatan dan konsistensi waktu reaksi juga
dipengaruhi oleh faktor sarapan.