Anda di halaman 1dari 13

USULAN PENELITIAN

“PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT KECEMASAN


MAHASISWA PROFESI NERS MENGHADAPI UKOM”

Dosen Pengampu:
Ns. Hj. Silvia Maya Sari Riu, S.Kep, M.Kep

Disusun oleh Kelompok 5:


Eka Silfani Adnan (1901011)
Sitifaradila Amirudin (1901016)
Maharani Destia Putri (1901030)
Muhammad Fahri Hasan (1901070)
Nurfitrianingsih Muhammad (1901015)

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MANADO
T.A 2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pendidikan, kecemasan sering dialami mahasiswa dalam menghadapi
ujian. Ujian memiliki peranan penting dan berfungsi untuk menilai sejauh mana
mahasiswa memahami materi yang telah diberikan. Ujian merupakan salah satu fokus
utama mahasiswa dan dapat menjadi masalah. Ujian seringkali menjadi penyumbang
terbesar dari nilai yang didapatkan mahasiswa secara keseluruhan Salah satu ujian
yang dihadapi mahasiswa profesi Ners yaitu uji kompetensi dimana ujian ini
merupakan syarat untuk mendapatkan sertifikat kompetensi (Malloy, 2015).
Aspek legal uji kompetensi bidang kesehatan tahun 2014 adalah SE Dirjen
Dikti No.370/E.E3/DT/2014 yang menyatakan bahwa dasar penyelenggaraan Uji
kompetensi adalah UU No.12 tahun 2014 tentang Perguruan Tinggi pasal 44 yang
mengamanahkan Uji Kompetensi sehingga syarat untuk mendapatkan sertifikat
kompetensi. Kelulusan Uji komptesensi menjadi salah satu syarat kelulusan
Perguruan Tinggi. Uji Kompetensi ini diselenggarakan oleh perguruan tinggi
bekerjasama dengan panitia nasionel uji kompetensi yang ditetapkan dengan
keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan. Pelaksanaan uji kompetensi ini
menjadi perhatian tersendiri karena jikalau tidak lulus maka mahasiswa Profesi ners
tidak dapat mengikuti wisuda dan tidak akan teregistrasi untuk menjadi calon perawat.
Hal ini menyebabkan fenomena yang dapat memunculkan perasaan khawatir, takut,
tegang, cemas serta adanya tekanan pada diri mahasiswa dan berbagai upayapun
dicoba untuk dilakukan agar dapat meminimalisir perasaan yang tidak menyenangkan
tersebut, sehingga mahasiswa siap menghadapi uji kompetensi.
Hasil penelitian dari Anggraeni (2015) menyatakan bahwa tingkat kecemasan
secara umum didapatkan hampir setengah dari mahasiswa 48% mengalami tingkat
kecemasan, tingkat kecemasan berdasarkan respon afektif sebagian besar dari
mahasiswa 52 % pada tingkat kecemasan ringan, tingkat kecemasan berdasarkan
respon kognitif 60% berada pada tingkat kecemasan ringan, tingkat kecemasan
berdasarkan respon fisiologi 56 % tidak ada gejala kecemasan dan berdasarkan respon
perilaku di sebagian besar mahasiswa sebanyak 56% berada pada kategori tidak ada
gejala cemas.
Menurut Ayinosa (2009, dalam Purwanto et. al., 2009) senam otak atau Brain
Gym dapat memberikan manfaat yaitu kecemasan berkurang dan pikiran lebih jernih,
hubungan antar manusia dan suasana belajar/kerja lebih relaks dan senang,
kemampuan berbahasa dan daya ingat meningkat, orang menjadi lebih bersemangat,
lebih kreatif dan efisien, orang merasa lebih sehat karena stres berkurang dan prestasi
belajar dan bekerja meningkat.
Pada survey awal dilakukan pada tanggal 21 juli .2022 dengan menggunakan
kuesioner, terhadap mahasiswa profesi ners di Universitas Negeri Manado, kemudian
peneliti mewawancarai 8 mahasiswa profesi Ners yang akan menghadapi UKOM dan
menanyakan apakah marasakan cemas dengan UKOM yang akan dihadapi, lalu
mahasiswa tersebut dengan jawaban yang sama menjawab tentu saja mereka cemas
dengan hasil yang akan diperoleh nanti.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, peneliti ingin penelitian
dengan judul “Pengaruh Brain Gym Terhadap Tingkat Kecemasan Mahasiswa Profesi
Ners Menghadapi Ukom Di Universitas Negeri Manado”
B. Rumusan masalah
Apakah Ada Pengaruh Brain Gym Terhadap Tingkat Kecemasan Mahasiswa
Profesi Ners Menghadapi Ukom
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum :
untuk mengetahuai pengaruh brain gym terhadap tingkat kecemasan mahasiswa
profesi ners menghaapi ukom
2. Tujuan khusus:
a. Untuk mengetahui pengaruh brain gym terhadap kecemasan.
b. Untuk mengindentifikasi tingkat kecemasan pada mahasiswa ners
c. Untuk menganalisis brain gym terhadap tingkat kecemasan.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini di harapkan dapat menjadi pertimbangan bagi ilmu keperawatan
untuk lebih meningkatkan.
2. Manfaat praktis
1) Bagi institusi pendidikan
Hasil penilitian ini diharapkan dapat penambah ilmu pengetahuan menambah
ilmu di tingkat kecemasan pada mahasiswa ners menghadapi ukom
2) Bagi responden
Hasil peniliti ini dapat memberi informasi yang bermanfaat bagi respnded dan
menambah ilmu tentang tingkat kecemasan
3) Bagi peneliti
Hasil penilitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai tinjauan
data bagi peniliti
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR BRAIN GYM


1. Pengertian Brain Gym
Brain gym yang terdiri dari dua kata yaitu Brain dan Gym. Brain yang berasal
dari bahasa inggris yang artinya otak sedangkan Gym berasal dari kata
Gymnastics yang artinya olah raga senam (Enniza, 2015). Brain Gym merupakan
suatu gerakan sederhana yang didesain untuk merangsang pengoptimalan otak.
Hal ini dapat menyangkut keseimbangan otak pada bagian kanan dan kiri,
relaksasi otak belakang dan depan sebagai dimensi pemfokusan, merangsang otak
pada bagian tengah atau biasa disebut limbis dalam pengaturan emosional dan
merangsang dimensi pemusatan pada otak besar (Diana Sulis, Adiesty Ferilia,
2017).
Brain Gym adalah latihan yang terangkai menggunakan gerakan yang dinamis,
dan menyilang. Brain gym adalah latihan dengan menggunakan gerakan-gerakan
sederhana yang memiliki tujuan untuk menghubungkan dan menyatukan fikiran
dan tubuh (Sariana N, Afiif A, 2017).
Brain Gym merupakan berbagai gerakan sederhana yang menyenangkan dan
yang digunakan oleh para murid di Educational Kinesiology yang biasa di singkat
dengan (Edu-K) dilakukan untuk meningkatkan kemampuan belajar anak dengan
menggunakan otak. Gerakan gerakan Brain Gym dapat membuat pelajaran
menjadi lebih mudah, serta bermanfaat juga untuk kemampuan akademik
(Pramesti, Sastrawan, & Wardhana, 2018)
2. Manfaat Brain Gym
Manfaat Brain Gym antara lain: Meningkatkan keseimbangan otak kiri dan
kanan (dimensi leteralitas-komunikasi), meningkatkan fungsi pemfokusan dan
pemahaman, meningkakan ketajaman pendengaran serta penglihatan,
meningkatkan daya ingat serta mempercepat kerja otak, membantu mengurangi
dalam kesalahan saat membaca, memori dan kemampuan komperhensif serta
peningkatan rangsangan visual pada penderita gangguan bahasa (Diana Sulis,
Adiesty Ferilia, 2017).
Menurut Dadan, (2017) manfaat Brain Gym adalah dengan melakukan Brain
Gym maka dapat membuat pikiran lebih jernih, lebih berkonsentrasi, anak akan
menjadi lebih kreatif dan efisien dan lebih sehat serta prestasi belajar yang
didapatkan anak akan lebih meningkat. Manfaat lainnya dari Brain Gym adalah
belajar dan bekerja tidak akan menjadi stress karena dilakukan dalam waktu yang
singkat, untuk melakukan Brain Gym tidak memerlukan tempat yang luas dan
tempat yang khusus sehingga memerlukan dapat disesuaikan dengan situasi
belajar dalam sehari-hari, Brain Gym dapat meningkatkan kepercayaan diri pada
anak, hasil akan dirasakan dalam hal kemandirian anak saat belajar, secara aktif
dapat meningkatkan keterampilan dan kreativitas yang dimiliki anak karena Brain
Gym sangat menyenangkan dan menyehatkan (Saputra Chendi Bayu, 2017).
Manfaat dari Brain Gym yaitu dapat membuat anak saat belajar atau bekerja
tanpa stress, dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja, dan juga dapat
meningkatkan kepercayaan diri. Brain Gym dapat meningkatkan keseimbangan
otak kiri dan otak kanan. Ketika otak kanan dan otak kiri dapat bekerja dengan
baik maka otak tengah juga akan aktifdan berfungsi dengan baik. Brain Gym juga
dapat merangsang perasaan atau emosional (Rini, 2010)
3. Macam-macam gerakan Brain Gym
Gerakan Brain Gym memiliki 26 gerakan, dimana dalam pemahaman otak dan
tubuh diperluas dengan melibatkan tiga dimensi otak, yakni: dimensi lateralitas,
dimensi fokus, dan dimensi pemusatan (Dennison. E Paul, 2010). Gerak-gerakn
dalam Brain Gym sangat sederhana serta tidak membutuhkan waktu yang lama
serta tidak membutuhkan tempat yang khusus. Sebelum melakukan Brain Gym,
ada beberapa hal yang harus di lakukan yaitu:
 Minum air putih secukupnya.
 Lakukan pernafasan perut sebanyak 2-8 kali. Pernafasan perut bisa dilakukan
dengan duduk, dengan cara meletakkan tangan di atas perut kemudian menarik
nafas kemudian hembuskan. Cara ke dua yaitu dengan cara terlentang, dimana
posisinya terlentang kemudian meletakkan buku di atas perut kemudian tarik
nafas dan hembuskan (Diana Sulis, Adiesty Ferilia, 2017).
 Hooks Ups
Gerakan dengan cara mengaitkan kedua tangan kanan dan kiri. Mengaitkan
tangan kanan dan kiri dengan posisi tangan menyilang, kemudian menutup
mata dan bernafas dalam.
Fungsi dari gerakan Hook Ups yaitu mampu merilekskan saraf-saraf
serta dapat mengaktifkan kembali kerja otak kanan dan otak kiri. Gerakan
Hook Ups dapat dilakukan sebelum melakukan pelajaran (Dennison. E Paul,
2010).
1) Gerakan peningkan energi
a) Sakelar Otak (Brain Buttons)
Sakelar otak merupakan jaringan lunak yang terletak di bawah tulang
selangka di kiri dan kanan tulang dada. Gerakan sakelar dilakukan dengan
cara memijat bagian tersebut selama 20-30 detik dengan satu tangan,
sedangkan tangan yang lain memegang atau memijat bagian kanan dan kiri
pusar. Manfaat gerakan ini adalah mengoptimalkan proses pengiriman
pesan dari otak kiri dan kanan atau sebaliknya, meningkatkan penerimaan
oksigen, dan memperlancar aliran darah menuju otak. Selain itu, gerakan
sakelar juga berguna mengoptimalkan keterampilan motorik halus,
memperbaiki sikap tubuh, meningkatkan energi, mengurangi stres visual,
dan relaksasi tengkuk serta bahu.
b) Tombol Bumi ( Earth Buttons)
Gerakan tombol bumi dilakukan dengan cara menempelkan ujung
salah satu tangan menyentuh bibir bagian bawah, sedangkan ujung jari
lainnya diletakkan di sisi pinggir atas tulang kemaluan, kurang lebih 15 cm
di bawah pusar. Bagian ini disentuh selama 30 detik atau 4-6 kali tarikan
nafas penuh. Manfaat dari gerakan ini adalah meningkatkan koordinasi dan
konsentrasi, misalnya waktu membaca kolom dalam tabel, sehingga bisa
melihat secara vertikal dan horizontal tanpa salah, mengurangi stres, serta
mengoptimalkan jenis pekerjaan seperti organisasi, perancangan seni dan
pembukuan.
c) Tombol Imbang (Balance Buttons)
Gerakan tombol imbang ini dilakukan dengan cara menyentuh
belakang telinga kiri di perbatasan rambut (bawah tulang tengkorak)
dengan beberapa jari tangan kiri. Sementara itu, letakkan telapak tangan
kanan di daerah pusar. Posisi kepala tetap lurus ke depan. Setelah 30 detik,
lakukan untuk tangan satunya lagi. Ulangi gerakan hingga beberapa kali.
Gerakan ini bermanfaat untuk mengembalikan tiga dimensi keseimbangan
tubuh (kiri-kanan, atasbawah, depan-belakang), meningkatkan konsentrasi,
mengaktifkan kesiapsiagaan dan memusatkan perhatian, pengambilan
keputusan, pemikiran asosiatif, kepekaan indiawi untuk keseimbangan,
menjernihkan pikiran, menjaga badan tetap relaks, memudahkan untuk
mengerti konsep yang tersirat (saat membaca), mengurangi mabuk
perjalanan dan tekanan di kuping karena perubahan ketinggian, serta
mengoptimalkan pekerjaan seperti menulis laporan, memakai telepon, atau
komputer.
d) Gerakan Air
Air merupakan pembawa energi listrik yang sangat baik. Dua per tiga
tubuh manusia terdiri dari air. Air dapat mengaktifkan otak untuk
hubungan elektro kimiawi yang efisien antara otak dan sistem saraf,
menyimpan, dan mengunakan kembali informasi secara efisien. Minum air
yang cukup sangat bermanfaat sebelum menghadapi test atau kegiatan lain
yang menimbulkan stres. Manfaat air ini untuk konsentrasi meningkat
(mengurangi kelelahan mental), melepaskan stres, meningkatkan
konsentrasi dan keterampilan sosial, kemampuan bergerak dan
berpartisipasi meningkat, koordinasi mental dan fisik meningkat
(mengurangi berbagai kesulitan yang berhubungan dengan perubahan
neurologis).
e) Tombol Angkasa (Space Buttons)
Meletakkan 2 jari di atas bibir dan tangan lain pada tulang ekor selama
1 menit, nafaskan energi ke arah atas tulang punggung. Gerakan ini
bermanfaat untuk kemampuan untuk relaks, kemampuan untuk duduk
dengan nyaman, lamanya perhatian meningkat.
f) Pasang Telinga ( Thinking Cap)
Pijatlah pelan-pelan daun telinga, 3x dari atas ke bawah. Gerakan ini
bermanfaat untuk membantu konsentrasi, membantu mendengar suara diri
sendiri saat berbicara atau menyanyi.
2) Gerakan peregangan otot
a) Burung Hantu (The Owl)
Berdiri dengan kedua kaki meregang. Letakkan telapak tangan kiri
pada bahu kanan, sementara tangan kanan dibiarkan bebas. Sambil
menengok ke kiri dan kanan, telapak tangan kiri “meremas-remas” bahu.
Tarik napas pada saat kepala menghadap lurus ke depan, lalu buang napas
ketika kepala ke samping. Ulangi untuk tangan lainnya. Lakukan latihan
sebanyak 10 kali. Manfaat dari gerakan ini adalah melepaskan ketegangan
tengkuk dan bahu yang timbul karena stres, menyeimbangkan otot leher
dan tengkuk (mengurangi sikap tubuh yang terlalu condong kedepan), dan
menegakkan kepala (membantu mengurangi kebiasaan memiringkan
kepala atau bersandar pada siku).
b) Lambaian Kaki (Footflex)
Cengkeram tempat-tempat yang terasa sakit dipergelangan kaki, betis,
belakang lutut satu per satu, sambil pelan-pelan kaki dilambaikan atau
digerakkan ke atas dan ke bawah. Gerakan ini membantu membuka
kemampuan bahasa pada otak.
c) Pasang Kuda-Kuda (The Grounder)
Buka kaki, arahkan kaki kanan ke kanan dan kiri tetap lurus ke depan.
Tekuk lutut kanan sambil buang napas, lalu ambil napas saat lutut kanan
diluruskan kembali. Pinggul ditarik ke atas. Ulangi gerakan 3x kemudian
ganti dengan kaki kiri. Gerakan ini bermanfaat untuk membantu
berkonsentrasi dan mengingat kembali hal-hal yang telah dipelajari,
menguatkan otot pinggul (bisa dirasakan di kaki yang lurus) dan
membantu kestabilan punggung.
d) Luncuran Gravitasi (Gravity Glider)
Duduk di kursi dan silangkan kaki. Tundukkan badan dengan lengan
ke depan bawah. Buang napas ketika turun dan ambil napas ketika naik.
Lalukan dengan posisi kaki berganti-ganti. Gerakan ini bermanfaat untuk
mengaktifkan otak untuk rasa keseimbangan dan koordinasi,
meningkatkan kemampuan mengorganisasi dan meningkatkan energi.
e) Mengaktifkan Tangan (Arm Activation)
Luruskan satu tangan ke atas, ke samping telinga. Buang napas pelan,
sementara oto-otot diaktifkan dengan mendorong tangan ke empat arah
(depan, belakang, dalam dan luar) sementara tangan yang satu menahan
dorongan tersebut. Gerakan ini bermanfaat untuk mengaktifkan tangan
membantu menulis, mengeja, dan juga menulis kreatif, membuat bahu
lebih relaks dan siap melakukan kegiatan.
3) Gerakan penguat sikap
a) Titik Positif (Positive Point)
Sentuhlah di titik dahi, kira-kira di antara perbatasan rambut dan alis.
Lakukan selama 30-60 detik. Gerakan ini bermanfaat untuk menenangkan
pikiran.
b) Kait Relaks (Hook-Ups)
Gerakan ini bisa dilakukan dalam posisi duduk, berbaring, atau berdiri.
Tumpangkan kaki kiri di atas kaki kanan, dan tangan kiri di atas tangan
kanan dengan posisi jempol ke bawah. Jemari kedua tangan saling
menggenggam, kemudian tarik tangan ke arah pusar dan terus ke depan
dada. Pejamkan mata saat menarik napas, lidah ditempelkan ke langit-
langit mulut dan lepaskan saat mengembuskan napas. Berikutnya buka
silangan kaki, dan ujung-ujung jari tangan saling bersentuhan secara halus
di dada atau pangkuan, sambil mengambil napas dalam 1 menit. Gerakan
ini bermanfaat untuk meningkatkan koordinasi motorik halus, pemikiran
logis dan pemusatan emosional, gerakan ini juga membantu kita untuk
mampu mendengar aktif, berbicara lugas, percaya diri menghadapi tes dan
bekerja dengan papan ketik, pengendalian diri dan keseimbangan, gerakan
ini dapat menghubungkan semua lingkungan fungsi bio listrik tubuh dan
kekacauan aliran energi dapat diatur kembali bila energi beredar dengan
lancar di bagian tubuh yang tadinya tegang.
4) Gerakan menyebrangi garis tengah
a) Gerakan Silang (Cross Crawls)
Gerakan silang prinsipnya yaitu mempertemukan anggota gerak bagian
kiri dan kanan, misalnya tangan kiri dengan kaki kanan. Agar koordinasi
gerak ini lebih “terasa”, tangan kanan di samping tubuh. Sebenarnya,
setiap gerakan silang merupakan sejenis gerak jalan yang lebih disengaja.
Lakukan latihan beberapa kali dalam sehari 2-3 menit. Mulailah dengan
gerakan pelan, agar dapat diperhatikan bagian tubuh yang bergerak.
Gerakan ini bermanfaat untuk mengaktifkan hubungan kedua sisi otak dan
merupakan gerakan pemanasan untuk semua keterampilan yang
memerlukan penyeberangan garis tengah bagian lateral tubuh,
mengaktifkan gerakan mata dari kiri ke kanan, meningkatkan harmonisasi
penglihatan (binokular), mengoptimalkan pekerjaan menulis, mendengar,
membaca dan memahami, meningkatkan stamina, memperbaiki
pernapasan, pendengaran dan penglihatan.
b) 8 Tidur (Lazy Eight’s)
Berdiri dengan kaki agak meregang dan kepala menghadap ke depan.
Angkat tangan ke depan dan kepalkan, dengan posisi jempol dalam
keadaan mengacung. Gerakan dimulai dengan menaikkan jempol ke kiri
atas, dan turun ke bawah, lalu kembali ke titik awal. Hal yang sama
dilakukan pada sisi kanan. Seiring dengan itu, mata mengikuti gerakan
yang sama. Ulangi gerakan sebanyak 5 kali untuk masing-masing tangan
dan kedua tangan secara bersamaan. Gerakan ini bermanfaat untuk
mengaktifkan kerjasama kedua belahan otak, meningkatkan kemampuan
penglihatan dan mampu membedakan dan menghafal simbol, serta
menghilangkan kekeliruan dalam membedakan huruf.
c) Coretan Ganda (Double Doodle)
Menggambar dengan kedua tangan pada saat yang sama, ke dalam, ke
luar, ke atas dan ke bawah. Gerakan ini bermanfaat untuk membuat relaks
tangan dan mata dan memudahkan menulis.
B. Konsep Dasar Kecemasan Mahasiswa Profesi Ners Saat Menghadapi Ukom
kecemasan mahasiswa saat menghadapi ukom adalah suatu keadaan yang
mahasiswa merasa tidak tenang, khawatir, takut, tegang ketika akan menghadapi uji
kompetensi yang akan dilaksanakan oleh calon para lulusan perawat.(Anggraini 2015)
Jenjang kecemasan merupakan dampak pengukuran jenjang seseorang.
Penyebab kekhawairan ringan disebabkan oleh kekhawatiran dalam menghadapi
hidup, sehingga seseorang menjadi berhati-hati dan tingkat cara pandangnya dan
tingkat cara pandangnya pun berbeda-beda. Adapun jenjang kecemasan merupakan
dampak pengukuran jenjang kecemasan seseorang. Penyebab kekhawatiran ringan
disebabkan oleh kekhawatiran dalam menghadapi hidup. Sehingga seseorang menjadi
berhati-hati dan tingkat cara pandangnya pun berbeda-beda. Adapun faktor yang
menjadi penyebab kecemasan seperti pengalam buruk dimasa lampau dan penalaran
yang tidak logis. Kekhawatiran mahasiswa akan menimbulkan beberapa perubahan
tingkah laku seperti mengeluarkan keringat, detak jantung meningkat saat memikirkan
masalah, sakit kepala dan enek. Kategori kecemasan ringan memungkinkan karena
adanya pengalaman yang negative pada masa lalu terhadap penolakan. Adapun
indikator respons kognitif dalam kecemasan adalah saat menghadapi ujian yaitu ; sulit
berkonsentrasi, bingung dan mental blocking (Anglim et al., 2020).
Kecemasan adalah suatu emosional individu yang muncul terhadap keadaan
lingkungan, baik dari dalam diri maupun lingkungan luar terhadap ancaman bahaya
yang dirasakan sehingga timbul perasaan tidak enak, kurang nyaman, takut, gelisah
dan merasa bersalah dan mengantisipasi kemungkinan ancaman yang akan terjadi
Kecemasan yang sering terjadi pada mahasiswa ialah pada saat mereka menghadapi
sesuatu hal seperti ujian, faktor-faktor yang memengaruhi kecemasan pada mahasiswa
saat menghadapi ujian kompetensi diantaranya pengawas tes, tempat tes keterampilan,
dan perasaan takut gugup dan khawatir tidak lulus tes atau rasa tidak akan
kemampuan diri sendiri akan berhasil dalam kopetensi. Meningkatnya pemahaman
dan penguasaan mahasiswa dan materi belajar akan menurunkan tingkat kecemasan
mahasiswa dan meningkatkan percaya diri mahasiswa dalam proses pembelajaran,
sehingga diperlukan kesiapan psikologi, daya piker dan tubuh yang sehat. Oleh karena
itu untuk mencapai hasil pembalajaran yang optimal diperlukan tingkat kesadaran
kuat dan motivasi tinggi dari mahasiswa itu sendiri dan begitu juga sebaliknya apabila
mahasiswa belum siap hasilnya pun tidak akan sesuai dengan harapan (Nabilla &
Abadi,2019;Zulflanaet al., 2020).
C. Pengaruh Brain Gym Terhadap Tingkat Kecemasan mahasiwa profesi ners
menghadapi ukom
Menurut Yanuarita (2012) Brain Gym merupakan serangkaian gerak yang
terdiri dari 26 gerakan sederhana yang dapat menunjang kerjasama antara otak bagian
kiri dan kanan. Hal ini karena serangkaian gerak “Brain Gym” dapat menyebabkan
fungsi otak belahan kiri dan kanan bekerjasama sehingga memperkuat hubungan
antara kedua belahan otak sebelum digunakan dalam berbagai aktivitas. Disamping
itu gerakan “Brain Gym” bermanfaat pula untuk merangsang beberapa bagian otak
yang mengaturnya. Sedangkan Menurut Harry (2005, dalam Purwanto et. al, 2009)
olahraga atau senam otak merupakan salah satu teknik relaksasi yang dapat digunakan
untuk mengurangi nyeri, karena saat melakukan olahraga atu senam otak dan susuna
syaraf tulang belakang akan menghasilkan endorphin, hormone yang berfungsi
sebagai obat penenang alami dan menimbulkan rasa nyaman. Keuntungannya adalah :
memungkinkan belajar dan bekerja tanpa stress, karena dilakukan dalam waktu
singkat, Brain Gym juga tidak memerlukan bahan atau tempat khusus, sehingga dapat
menyesuaikan situasi belajar dan bekerja dalam kehidupan sehari-hari, dengan Brain
Gym dapat meningkatkan kepercayaan diri, secara aktif meningkatkan potensi dan
keterampilan yang dimiliki, karena Brain Gym menyenangkan dan menyehatkan. Dari
beberapa pernyataan dapat disimpulkan bahwa Brain Gym dapat mempengaruhi
Tingkat Kecemasan mahasiwa profesi ners menghadapi ukom.
D. Penelitian Terkait
 Penelitian Chosiyah (2012), meneliti tentang Pengaruh Senam Otak Terhadap
Penurunan Kecemasan Mahasiswa Tingkat Akhir S1 Keperawatan Stikes Ngadi
Waluyo Ungaran. Hasilnya menunjukkan adanya pengaruh senam otak terhadap
penurunan kecemasan mahasiswa tingkat akhir S1 Keperawatan Stikes Ngadi
Waluyo Ungaran tahun 2012/2013 dengan nilai p sebesar 0,017 (α= 0,05).
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan ini adalah
menggunakan metode Quasi Experiment Design dengan rancangan Non
Equivalent Control Group Pretest-Posttest. Perbadaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya terletak pada variabel dependen, dimana pada penelitian
sebelumnya variabel dependennya adalah kecemasan mahasiswa tingkat akhir
sedangkan penelitian ini variabel dependennya adalah stres mahasiswa tingkat
akhir.
 Penelitian Julisna (2014), meneliti tentang Pengaruh Pelatihan Senam Otak Terhadap
Pengulangan Short Memory Pada Anak Kelas VI Di SD Negeri 028 Samarinda
Seberang. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh pelatihan senam otak
terhadap pengulangan short memory pada anak kelas VI di SD Negeri 028 Samarinda
Seberang. Pada kelompok perlakuan pre test dan post test didapatkan nilai p sebesar
0,034 atau < 0,05 (α=0,05) yang artinya terdapat pengaruh yang bermakna, sedangkan
pada kelompok kontrol pre test dan post test nilai p sebesar 0,788 atau > 0,05
(α=0,05) yang artinya tidak terdapat pengaruh yang bermakna, sehingga dapat
disimpulkan bahwa terjadi peningkatan bermakna pada senam otak yang diberikan
pada kelompok perlakuan, sedangkan pada kelompok control yang tidak diberikan
senam otak tidak ada perubahan yang bermakna.

Anda mungkin juga menyukai