F. Indikasi
Brain gym dapat dilakukan oleh siapa saja, dimana saja, dan kapan saja. Brain
gym dapat dilakukan pada anak-anak usia sekolah yang mengalami kesulitan dalam
menghapal angka/numerik/matematika. Brain gym ini juga dapat dilakukan pada lansia
yang mengalami penurunan daya ingat atau demensia, juga pada lansia yang mengalami
penyakit Alzheimer.
G. Persiapan
1. Brain gym dapat digabung atau dihantarkan dengan musik yang menyenangkan,
berirama tenang atau disukai anak, sehingga membuat anak lebih rileks.
2. Membuat situasi ruangan yang menyenangkan dan nyaman untuk anak
3. Gunakan baju yang nyaman untuk bergerak.
4. Karena tubuh kita 70% lebih mengandung air, maka minum air putih sebagai langkah
pendahuluan sangat disarankan.
5. Pemimpin kelompok/orangtua harus dalam keadaan rileks dan menyenangkan saat
memberikan pelatihan kepada anak.
6. Mintalah agar semua peserta duduk dalam lingkaran sehingga mereka bisa saling
berhadapan, diatas lantai, atau kursi. Kemudian, pemimpin kelompok memulai proses
yang akan menjadi ritual.
H. Prosedure Pelaksanaan
1. Waktu yang Dibutuhkan dalam Brain Gym
Brain gym juga sangat praktis, karena bisa dilakukan di mana saja, kapan saja oleh
siapa saja. Porsi latihan yang tepat adalah sekitar 10-15 menit, sebanyak 2-3 kali
dalam sehari.
2. Batasan Usia dalam Brain Gym
Brain gym tidak saja berguna untuk anak-anak, juga dapat dilakukan oleh segala
umur baik lansia, dewasa, maupun remaja.
3. Aturan dalam Brain Gym
Menurut Ag Masykur & Fathani (2008), sebelum memulai brain gymharus
menjalani PACE. PACE adalah empat keadaan yang diperlukan, untuk dapat belajar
dan berpikir dengan menggunakan seluruh otak. PACE merupakan singkatan dari
positif, aktif, clear (jelas), dan energetis. Untuk menjalankan PACE ini, harus
memulainya dengan energetis (minum air), clear (melakukan pijat saklar otak), aktif
(melakukan gerakan silang), positif (melakukan kiat rileks), dan dilanjutkan dengan
gerakan-gerakan senam yang lain.
Brain Gym adalah gerakan repatterning yang memerlukan pengulangan dan
konsentrasi. Sebaiknya lakukan 3 kali dalam sehari yang disesuaikan dengan rutinitas
anak, misalnya pada saat pagi hari, sesudah mandi, siang hari sesudah istirahat siang,
dan sore hari. Selain itu, di setiap gerakan juga terdapat pengulangan gerakan.
Sebaiknya gerakan dilakukan dalam keadaan rileks. Hindari memaksa anak yang
berakibat kehilangan minat.
Pada anak-anak, Brain gym bisa dilakukan dalam konteks bermain. Orang tua juga
harus merasa nyaman, tenang, dan aman ketika memandu anak. Sehingga gerakan
dapat mudah diikuti anak. Mulailah dengan langkah-langkah sederhana. Ajak anak
mempelajari gerakan per gerakan dalam jangka waktu tertentu. Misalnya pengulangan
satu gerakan di minggu pertama, lalu gerakan berikutnya di minggu ke-2, dan
sebagainya.
Gambar di atas menjelaskan tentang kedua belahan otak. Belahan kiri aktif bilamenggunakan
badan sisi kanan. Belahan kanan aktif bila menggunakan badan sisi kiri. Membayangkan huruf X
akan memberitahu otak untuk menggunakan kedua bagian pada saat yang sama. GERAKAN
MENYEBERANG GARIS TENGAH membantu menggunakan kedua belahan otak secara
bersamaan dan harmonis.
Gerakan Silang (Cross Crawl)
Gerakan Cara melakukan gerakan dan Fungsinya
Cara melakukan gerakan :
Menggerakkan tangan kanan bersamaan dengan
kaki kiri dan kaki kiri dengan tangan kanan.
Bergerak ke depan, ke samping, ke belakang, atau
jalan di tempat. Untuk menyeberang garis tengah
sebaiknya tangan menyentuh lutut yang
berlawanan.
Fungsinya :
a. Meningkatkan koordinasi kiri/kanan
b. Memperbaiki pernafasan dan stamina
Gambar 1. Gerakan Silang c. Memperbaiki koordinasi dan kesadaran
(Cross Crawl) tentang ruang dan gerak.
d. Memperbaiki pendengaran dan penglihatan.
Fungsinya :
a. Melepaskan ketegangan mata, tengkuk, dan
bahu pada waktu memusatkan perhatian dan
Gambar 2.8 Tidur (Lazy 8) meningkatkan kedalaman persepsi
b. Meningkatkan pemusatan, keseimbangan dan
koordinasi.
Coretan Ganda (Double doodle)
Gerakan Cara melakukan gerakan dan Fungsinya
Cara melakukan gerakan :
Menggambar dengan kedua tangan pada saat yang
sama, ke dalam, ke luar, ke atas dan ke bawah.
Coretan ganda dalam bentuk nyata seperti :
lingkaran, segitiga, bintang, hati, dsb. Lakukan
dengan kedua tangan.
Fungsinya :
a. Kesadaran akan kiri dan kanan.
b. Memperbaiki penglihatan perifer
c. Kesadaran akan tubuh, koordinasi, serta
keterampilan khusus tangan dan mata.
Gambar 3. Coretan Ganda
d. Memperbaiki kemampuan olahraga dan
(Double doodle)
keterampilan gerakan.
2. Dimensi Pemfokusan
Fokus adalah kemampuan menyeberangi garis tengah partisipasi yang memisahkan
bagian belakang dan depan tubuh, dan juga bagian belakang (occipital) dan depan otak
(frontal lobe). Perkembangan refleks antara otak bagian belakang dan bagian depan yang
mengalami fokus kurang (underfocused) disebut kurang perhatian, kurang mengerti,
terlambat bicara, atau hiperaktif. Kadangkala perkembangan refleks antara otak bagian
depan dan belakang mengalami fokus lebih (overfocused) dan berusaha terlalu keras.
Gerakan-gerakan yang membantu melepaskan hambatan fokus adalah aktivitas integrasi
de-pan/ belakang. Gerakan untuk mengintegrasikan otak depan dan otak belakang adalah
Gerakan Meregangkan Otot, dengan contoh sebagai berikut :
Fungsinya :
a. Peningkatan fokus dan konsentrasi tanpa fokus
berlebihan
b. Pernafasan lebih lancar dan sikap lebih santai
c. Peningkatan energi pada tangan dan jari
Gambar 5. Mengaktifkan Tangan
(The Active Arm)
Fungsinya :
a. Sikap tubuh yang lebih tegak dan relaks
b. Lutut tidak kaku lagi
c. Kemampuan berkomunikasi dan memberi
Gambar 6. Lambaian Kaki respon meningkat
(The Footflex)
Fungsinya :
a. Merelakskan daerah pinggang, pinggul dan
sekitarnya.
b. Tubuh atas dan bawah bergerak sebagai satu
Gambar 7. Luncuran Gravitasi kesatuan
(The Gravitational glider)
3. Dimensi Pemusatan
Pemusatan adalah kemampuan untuk menyeberangi garis pisah antara bagian atas dan
bawah tubuh dan mengaitkan fungsi dari bagian atas dan bawah otak, bagian tengah
sistem limbis (mid brain) yang berhubungan dengan informasi emosional serta otak
besar(cerebrum) untuk berpikir yang abstrak. Ketidakmampuan untuk mempertahankan
pemusatan ditandai dengan ketakutan yang tak beralasan, ketidakmampuan untuk
menyatakan emosi.
Otak mempunyai milyaran sel kecil yang disebut neuron yang dihubungkan dengan
jalurjalursyaraf. Gerakan-gerakan yang menyambungkan hubungan syaraf tersebut adalah
gerakan-gerakan meningkatkan energi dan penguatan sikap yang merupakan bagian dari
pemusatan.
Air (Water)
Air merupakan pembawa energi listrik yang sangat baik. Dua per tiga tubuh manusia
terdiri dari air. Air dapat mengaktifkan otak untuk hubungan elektro kimiawi yang efisien
antara otak dan sistem saraf, menyimpan, dan menggunakan kembali informasi secara
efisien. Minum air yang cukup sangat bermanfaat sebelum menghadapi test atau kegiatan
lain yang menimbulkan stress. Kebutuhan air adalah kira-kira 2 % dari berat badan per hari.
Fungsinya :
a. Konsentrasi meningkat (mengurangi kelelahan mental)
b. Melepaskan stres, meningkatkan konsentrasi dan keterampilan sosial.
c. Kemampuan bergerak dan berpartisipasi meningkat.
d. Koordinasi mental dan fisik meningkat (Mengurangi berbagai kesulitan yang berhubungan
dengan perubahan neurologis)
Fungsinya :
a. Keseimbangan tubuh kanan dan kiri
b. Tingkat energi lebih baik
c. Memperbaiki kerjasama kedua mata (bisa
meringankan stres visual, juling atau
pandangan yang terus-menerus)
Gambar 9. Sakelar Otak d. Otot tengkuk dan bahu lebih relaks
(Brain Buttons)
Fungsinya :
a. Kesiagaan mental (Mengurangi kelelahan
mental)
b. Kepala tegak (tidak membungkuk)
Gambar 10. Tombol Bumi c. Pasang kuda-kuda dan koordinasi seluruh
(Earth Buttons) tubuh
Tombol imbang (Balance Buttons)
Gerakan Cara melakukan gerakan dan Fungsinya
Cara melakukan gerakan :
Sentuhkan 2 jari ke belakang telinga, di lekukan
tulang bawah tengkorak dan letakkan tangan
satunya di pusar. Kepala sebaiknya lurus ke depan,
sambil nafas dengan baik selama 1 menit.
Kemudian sentuh belakang kuping yang lain.
Fungsinya :
a. Perasaan enak dan nyaman
b. Mata, telinga dan kepala lebih tegak lurus pada
bahu
Gambar 11. Tombol imbang c. Mengurangi fokus berlebihan pada sikap tubuh
(Balance Buttons)
Fungsinya :
a. Kemampuan untuk relaks
b. Kemampuan untuk duduk dengan nyaman
c. Lamanya perhatian meningkat
Fungsinya :
a. Energi dan nafas lebih baik
b. Otot wajah, lidah dan rahang relaks.
c. Fokus perhatian meningkat
d. Keseimbangan lebih baik
Fungsinya :
a. Mengaktifkan bagian depan otak guna
menyeimbangkan stres yang berhubungan
dengan ingatan tertentu, situasi, orang, tempat
dan ketrampilan
b. Menghilangkan refleks
c. Menenangkan pada saat menghadapi tes di
sekolah dan dalam penyesuaian sehari-hari.
a. Definisi
Terapi musik adalah materi yang mampu mempengaruhi kondisi seseorang baik fisik
maupun mental. Musik memberi rangsangan pertumbuhan fungsi-fungsi otak seperti fungsi
ingatan, belajar, mendengar, berbicara, serta analisis intelek dan fungsi kesadaran
(Satiadarma, 2004).
Terapi musik merupakan suatu disiplin ilmu yang rasional yang memberi nilai
tambah pada musik sebagai dimensi baru secara bersama dapat mempersatukan seni, ilmu
pengetahuan dan emosi (Widodo, 2000).
Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan
rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya yang
diorganisir sedemikian rupa hingga tercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan
mental (Djohan, 2006).
Jadi, terapi musik adalah terapi yang universal dan bisa diterima oleh semua orang
karena kita tidak membutuhkan kerja otak yang berat untuk menginterpretasi alunan musik.
Terapi musik sangat mudah diterima organ pendengaran kita dan kemudian melalui saraf
pendengaran disalurkan ke bagian otak yang memproses emosi (sistem limbik).
b. Manfaat
Terapi musik memiliki banyak manfaat yang didapatkan, antara lain :
Relaksasi, Mengistirahatkan Tubuh dan Pikiran
Manfaat yang pasti dirasakan setelah melakukan terapi musik adalah perasaan rileks,
tubuh lebih bertenaga dan pikiran lebih fresh. Terapi musik memberikan kesempatan bagi
tubuh dan pikiran untuk mengalami relaksasi yang sempurna. Dalam kondisi relaksasi
(istirahat) yang sempurna itu, seluruh sel dalam tubuh akan mengalami re-produksi,
penyembuhan alami berlangsung, produksi hormon tubuh diseimbangkan dan pikiran
mengalami penyegaran.
Meningkatkan Kecerdasan
Sebuah efek terapi musik yang bisa meningkatkan intelegensia seseorang disebut Efek
Mozart. Hal ini telah diteliti secara ilmiah oleh Frances Rauscher et al dari Universitas
California. Penelitian lain juga membuktikan bahwa masa dalam kandungan dan bayi
adalah waktu yang paling tepat untuk menstimulasi otak anak agar menjadi cerdas. Hal
ini karena otak anak sedang dalam masa pembentukan, sehingga sangat baik apabila
mendapatkan rangsangan yang positif. Ketika seorang ibu yang sedang hamil sering
mendengarkan terapi musik, janin di dalam kandungannya juga ikut mendengarkan. Otak
janin pun akan terstimulasi untuk belajar sejak dalam kandungan. Hal ini dimaksudkan
agar kelak si bayi akan memiliki tingkat intelegensia yang lebih tinggi dibandingkan
dengan anak yang dibesarkan tanpa diperkenalkan pada musik.
Meningkatkan Motivasi
Motivasi adalah hal yang hanya bisa dilahirkan dengan perasaan dan mood tertentu.
Apabila ada motivasi, semangat pun akan muncul dan segala kegiatan bisa dilakukan.
Begitu juga sebaliknya, jika motivasi terbelenggu, maka semangat pun menjadi luruh,
lemas, tak ada tenaga untuk beraktivitas. Dari hasil penelitian, ternyata jenis musik
tertentu bisa meningkatkan motivasi, semangat dan meningkatkan level energi seseorang.
Pengembangan Diri
Musik ternyata sangat berpengaruh terhadap pengembangan diri seseorang. Musik yang
didengarkan seseorang juga bisa menentukan kualitas pribadi seseorang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa orang yang punya masalah perasaan, biasanya cenderung
mendengarkan musik yang sesuai dengan perasaannya. Misalnya orang yang putus cinta,
mendengarkan musik atau lagu bertema putus cinta atau sakit hati. Dan hasilnya adalah
masalahnya menjadi semakin parah. Dengan mengubah jenis musik yang didengarkan
menjadi musik yang memotivasi, dalam beberapa hari masalah perasaan bisa hilang
dengan sendirinya atau berkurang sangat banyak. Seseorang bisa mempunyai kepribadian
yang diinginkan dengan cara mendengarkan jenis musik yang tepat.
Meningkatkan Kemampuan Mengingat
Terapi musik bisa meningkatkan daya ingat dan mencegah kepikunan. Hal ini bisa terjadi
karena bagian otak yang memproses musik terletak berdekatan dengan memori. Sehingga
ketika seseorang melatih otak dengan terapi musik, maka secara otomatis memorinya
juga ikut terlatih. Atas dasar inilah terapi musik banyak digunakan di sekolah-sekolah
modern di Amerika dan Eropa untuk meningkatkan prestasi akademik siswa. Sedangkan
di pusat rehabilitasi, terapi musik banyak digunakan untuk menangani masalah kepikunan
dan kehilangan ingatan.
Kesehatan Jiwa
Seorang ilmuwan Arab, Abu Nasr al-Farabi (873-950M) dalam bukunya ''Great Book
About Musik'', mengatakan bahwa musik membuat rasa tenang, sebagai pendidikan
moral, mengendalikan emosi, pengembangan spiritual, menyembuhkan gangguan
psikologis. Pernyataannya itu tentu saja berdasarkan pengalamannya dalam
menggunakan musik sebagai terapi. Sekarang di zaman modern, terapi musik banyak
digunakan oleh psikolog maupun psikiater untuk mengatasi berbagai macam gangguan
kejiwaan, gangguan mental atau gangguan psikologis.
Mengurangi Rasa Sakit
Musik bekerja pada sistem saraf otonom yaitu bagian sistem saraf yang bertanggung
jawab mengontrol tekanan darah, denyut jantung dan fungsi otak, yang mengontrol
perasaan dan emosi. Menurut penelitian, kedua sistem tersebut bereaksi sensitif terhadap
musik. Ketika kita merasa sakit, kita menjadi takut, frustasi dan marah yang membuat
kita menegangkan otot-otot tubuh, hasilnya rasa sakit menjadi semakin parah.
Mendengarkan musik secara teratur membantu tubuh relaks secara fisik dan mental,
sehingga membantu menyembuhkan dan mencegah rasa sakit. Dalam proses persalinan,
terapi musik berfungsi mengatasi kecemasan dan mengurangi rasa sakit. Sedangkan bagi
para penderita nyeri kronis akibat suatu penyakit, terapi musik terbukti membantu
mengatasi rasa sakit.
Menyeimbangkan Tubuh
Menurut penelitian para ahli, stimulasi musik membantu menyeimbangkan organ
keseimbangan yang terdapat di telinga dan otak. Jika organ keseimbangan sehat, maka
kerja organ tubuh lainnya juga menjadi lebih seimbang dan lebih sehat.
Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Dr John Diamond dan Dr David Nobel, telah melakukan riset mengenai efek dari musik
terhadap tubuh manusia dimana mereka menyimpulkan bahwa: Apabila jenis musik yang
kita dengar sesuai dan dapat diterima oleh tubuh manusia, maka tubuh akan bereaksi
dengan mengeluarkan sejenis hormon (serotonin ) yang dapat menimbulkan rasa nikmat
dan senang sehingga tubuh akan menjadi lebih kuat (dengan meningkatnya sistem
kekebalan tubuh) dan membuat kita menjadi lebih sehat.
Meningkatkan Kualitas Olahraga
Mendengarkan musik selama olahraga dapat memberikan olahraga yang lebih baik dalam
beberapa cara, di antaranya meningkatkan daya tahan, meningkatkan mood dan
mengalihkan seseorang dari setiap pengalaman yang tidak nyaman selama olahraga.
d. Indikasi
Indikasi dari pelaksanaan terapi musik adalah orang-orang yang sedang
mengalami stress, baik fisik seperti hipertensi maupun psikologis, orang-orang atau anak-
anak dengan keterbelakangan mental, seperti autisme, dan orang-orang yang
membutuhkan relaksasi.
e. Kontraindikasi
Pelaksanaan terapi musik sangat berkaitan dengan indra pendengaran, yaitu
telinga karena stimulus atau gelombang suara dari musik akan masuk ke otak melalui
telinga, sehingga orang dengan gangguan pendengaran menjadi kontra indikasi dari
pelaksanaan terapi musik ini.
A. PENGERTIAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
Kelompok merupakan individu yang mempunyai hubungan satu dengan yang lain saling
ketergantungan dan mempunyai norma yang sama (Stuart & Sundeen, 1998). Aktivitas kelompo
k adalah kumpulan individu yang mempunyai relasi atau hubungan satu dengan yang lain saling t
erkait dan dapat bersama-sama mengikuti norma yang sama.
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan kegiatan yang diberikan kelompok klien d
engan tujuan memberi terapi bagi anggotanya. Dimana berkesempatan untuk meningkatkan kuali
tas hidup dan meningkatkan respon sosial. Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi adalah upaya
memfasilitasi sejumlah klien dalam membina hubungan sosial yang bertujuan untuk menolong kl
ien dalam berhubungan dengan orang lain seperti kegiatan mengajukan pertanyaan, berdiskusi, b
ercerita tentang diri sendiri pada kelompok, menyapa teman dalam kelompok. Terapi Aktivitas K
elompok Orientasi Realita (TAK), orientasi realita adalah upaya untuk mengorientasikan keadaa
n nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan/tempat, dan waktu.
B. TUJUAN
Tujuan dari terapi aktivitas kelompok :
1. Mengembangkan stimulasi persepsi
2. Mengembangkan stimulasi sensoris
3. Mengembangkan orientasi realitas
4. Mengembangkan sosialisasi
C. PRINSIP-PRINSIP MEMILIH PESERTA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
Prinsip memilih pasien untuk terapi aktifitas kelompok adalah homogenitas, yang dijabarkan
antara lain:
a. Gejala sama
Misal terapi aktifitas kelompok khusus untuk pasien depresi, khusus untuk pasien halusi
nasi dan lain sebagainya. Setiap terapi aktifitas kelompok memiliki tujuan spesifik bagi angg
otanya, bisa untuk sosialisasi, kerjasama ataupun mengungkapkan isi halusinasi. Setiap tujua
n spesifik tersebut akan dapat dicapai bila pasien memiliki masalah atau gejala yang sama, s
ehingga mereka dapat bekerjasama atau berbagi dalam proses terapi.
b. Kategori sama
Dalam artian pasien memiliki nilai skor hampir sama dari hasil kategorisasi. Pasien y
ang dapat diikutkan dalam terapi aktifitas kelompok adalah pasien akut skor rendah samp
ai pasien tahap promotion. Bila dalam satu terapi pasien memiliki skor yang hampir sama
maka tujuan terapi akan lebih mudah tercapai.
c. Jenis kelamin sama
Pengalaman terapi aktifitas kelompok yang dilakukan pada pasien dengan gejala sama,
biasanya laki-laki akan lebih mendominasi dari pada perempuan. Maka lebih baik dibedaka
n.
d. Kelompok umur hampir sama
Tingkat perkembangan yang sama akan memudahkan interaksi antar pasien.
e. Jumlah efektif 7-10 orang per-kelompok terapi
Terlalu banyak peserta maka tujuan terapi akan sulit tercapai karena akan terlalu ram
ai dan kurang perhatian terapis pada pasien. Bila terlalu sedikitpun, terapi akan terasa sepi
interaksi dan tujuanya sulit tercapai.
D. MANFAAT TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK BAGI LANSIA
Manfaat terapi aktivitas kelompok bagi lansia adalah:
1. Agar anggota kelompok merasa dimiliki, diakui, dan di hargai eksistensinya oleh anggota kel
ompok yang lain.
2. Membantu anggota kelompok berhubungan dengan yang lain serta merubah perilaku yang de
strkutif dan maladaptive.
3. Sebagai tempat untuk berbagi pengalaman dan saling mambantu satu sama lain unutk menem
ukan cara menyelesaikan masalah.
E. JENIS-JENIS TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PADA LANSIA
Jenis-jenis dari terapi aktivitas kelompok pada lansia terdiri dari:
1. Stimulasi Sensori (Musik)
Musik dapat berfungsi sebagai ungkapan perhatian, baik bagi para pendengar yang menden
garkan maupun bagi pemusik yang mengubahnya. Kualitas dari musik yang memiliki andil terh
adap fungsifungsi dalam pengungkapan perhatian terletak pada struktur dan urutan matematis y
ang dimiliki, yang mampu menuju pada ketidak beresan dalam kehidupan seseorang. Peran sert
anya nampak dalam suatu pengalaman musikal, seperti menyanyi, dapat menghasilkan integrasi
pribadi yang mempersatukan tubuh, pikiran, dan roh.
Musik memberikan pengalaman di dalam struktur
Musik memberikan pengalaman dalam mengorganisasi diri
Musik merupakan kesempatan untuk pertemuan kelompok di mana individu telah men
gesampingkan kepentingannya demi kepentingan kelompok.
2. Stimulasi Persepsi
Klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus yang pernah diala
mi. Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi. Dengan proses ini
maka diharapkan respon klien terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif.
Aktifitas berupa stimulus dan persepsi. Stimulus yang disediakan : seperti baca majalah,
menonton acara televise, stimulus dari pengalaman masa lalu yang menghasilkan proses pers
epsi klien yang mal adaptif atau destruktif, misalnya kemarahan dan kebencian.
3. Orientasi Realitas
Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien, yaitu diri sendiri, oran
g lain yang ada disekeliling klien atau orang yang dekat dengan klien, dan lingkungan yang
pernah mempunyai hubungan dengan klien. Demikian pula dengan orientasi waktu saat ini,
waktu yang lalu, dan rencana ke depan. Aktifitas dapat berupa : orientasi orang, waktu, temp
at, benda yang ada disekitar dan semua kondisi nyata.
4. Sosialisasi
Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada disekitar klien.
Sosialisasi dapat pula dilakukan secara bertahap dari interpersonal, kelompok, dan massa. A
ktifitas dapat berupa latihan sosialisasi dalam kelompok.
F. TAHAPAN DALAM TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
1. Fase pre-kelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi leader, anggota, dima
na, kapan kegiatan kelompok tersebut dilaksanakan, proses evaluasi pada anggota dan kelomp
ok, menjelaskan sumber–sumber yang diperlukan kelompok seperti proyektor dan jika memu
ngkikan biaya dan keuangan.
2. Fase awal
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi, konflik atau keb
ersamaan.
a. Orientasi.
Anggota mulai mengembangkan sistem sosial masing–masing, dan leader mulai me
nunjukkan rencana terapi dan mengambil kontrak dengan anggota.
b. Konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai memikirkan siapa ya
ng berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran anggota, tugasnya dan saling ketergantung
an yang akan terjadi.
c. Kebersamaan
3. Fase kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan negatif dikoreksi denga
n hubungan saling percaya yang telah dibina, bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah dise
pakati, kecemasan menurun, kelompok lebih stabil dan realistic, mengeksplorasikan lebih jauh se
suai dengan tujuan dan tugas kelompok, dan penyelesaian masalah yang kreatif.
4. Fase terminasi
Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok mungkin mengalami t
erminasi premature, tidak sukses atau sukses.
Menurut Manurung (2016) reminiscence adalah proses yang dikehendaki atau tidak
dikehendaki untuk mengumpulkan kembali memori-memori seseorang pada masa lalu.
Memori tersebut dapat merupakan suatu peristiwa yang mungkin tidak bisa dilupakan atau
peristiwa yang sudah terlupakan yang dialami langsung oleh individu. Kemudian memori
tersebut dapat sebagai kumpulan pengalaman pribadi atau “disharingkan” dengan orang
lain. Gibson (2011) medefinisikan reminiscence adalah proses mengingat kembali kejadian
dan pengalaman masa lalu, dan telah dibentuk sebagai suatu topik utama baik dalam teori
kenangan adalah suatu kemampuan pada lansia yang dipandu untuk mengingat memori
masa lalu dan “disharingkan” (disampaikan) memori tersebut dengan keluarga, kelompok
atau staf. Gibson (2011) menjelaskan bahwa Terapi reminiscence adalah suatu terapi pada
orang yang didorong (dimotivasi) untuk mendiskusikan kejadian-kejadian masa lalu untuk
mengidentifikasi ketrampilan penyelesaian masa lalu yang telah dilakukan mereka pada
masa lalu. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa terapi
reminiscence adalah suatu terapi yang dilakukan pada seorang individu dengan cara
memotivasi individu untuk mengingat kembali kejadian dan pengalaman masa lalu serta
Menurut Wu (2011), Terapi reminiscence bertujuan untuk meningkatkan harga diri dan
membantu individu mencapai kesadaran diri dan memahami diri, beradaptasi terhadap
stress dan melihat bagian dirinya dalam konteks sejarah dan budaya. Terapi reminiscence
sosial.
Chiang (2009) menyatakan bahwa Terapi reminiscence bertujuan tidak hanya untuk
juga meningkatkan sosialisasi dan hubungan dengan orang lain, memberikan stimulasi
kognitif, meningkatkan komunikasi dan dapat menjadi suatu terapi yang efektif untuk
meningkatkan harga diri dan perasaan tidak berharga, membantu mencapai kesadaran diri,
menggunakan pertanyaan langsung yang tampak seperti interaksi sosial antara klien dan
Tipe ini untuk mengevaluasi masa lalu dan digunakan sebagai pendekatan pemecahan konflik.
Tipe ini merupakan kegiatan pengulangan informasi yang tidak menyenangkan dan
meningkatkan stress. Keluarga dan teman terdekat dapat memberikan informasi dan subjek
penting yang menyedihkan bagi lanjut usia sehingga membutuhkan dukungan yang penuh
dari perawat.
Media yang digunakan dalam kegiatan terapi reminiscence adalah benda-benda yang
berhubungan dengan masa lalu klien. Menurut Manurung (2016) media yang dapat
digunakan dalam kegiatan Terapi reminiscence adalah reminiscence kit, merupakan kotak
yang diisi dengan berbagai barang-barang pada masa lalu seperti majalah, alat untuk
memasak, pakaian, alat bermain, poto pribadi alat untuk memutar musik, video, dan kaset.
Stimulus bau yang berbeda seperti coklat, jeruk dll. Bahan- bahan untuk menstimulasi
sensori sentuhan seperti bulu binatang, wol dan flanel, pasir, lumpur, dll.
Benda-benda masa lalu ini digunakan sebagai media untuk membantu klien mengingat
kembali masa lalunya berkaitan dengan benda tersebut. Media ini diharapkan akan
mempercepat daya ingat klien untuk mengingat kembali pengalaman masa lalunya yang
berkaitan dengan benda tersebut dan akan diceritakan pada orang lain sehingga proses dan
Prosedur terapi reminiscence untuk mengatasi harga diri rendah pada lansia
(Manurung,2016).
1) Tujuan
a) Klien mampu membina hubungan saling percaya dengan perawat
b) Klien mampu menceritakan pengalamannya yang menyenangkan di masa lalu
c) Klien mampu menyampaikan kegiatan yang telah dilakukan setalah diberikan terapi
reminiscence
d) Klien mampu menyampaikan perasaannya stelah mengikuti kegiatan terapi
reminiscence
e) Klien mampu menyebutkan manfaat yang diperoleh (dirasakan) setelah mengikuti
kegiatan terapi reminiscence
f) Klien mampu menyampaikan harapannya setelah kegiatan terapi reminiscene
33
Mainan ini bermanfaat untuk mengenalkan angka. Selain itu anak dapat
melatih kemampuan berpikir logisnya dengan menyusun angka sesuai urutannya.
Selain itu, puzzle angka bermanfaat untuk melatih koordinasi mata dengan tangan,
melatih motorik halus serta menstimulasi kerja otak.
e. Puzzle transportasi
Transportasi merupakan permainan bongkar pasang yang memiliki gambar
berbagai macam kendaraan darat, laut dan udara. Fungsinya selain untuk melatih
motorik anak, juga untuk stimulasi otak kanan dan otak kiri. Anak akan lebih
mengetahui macam-macam kendaraan.
f. Puzzle logika
Puzzle logika merupakan puzzle gambar yang dapat mengembangkan
keterampilan serta anak akan berlatih untuk memecahkan masalah. Puzzle ini
dimainkan dengan cara menyusun kepingan puzzle hingga membentuk suatu
gambar yang utuh.
g. Puzzle geometri
Puzzle geometri merupakan puzzle yang dapat mengembangkan
keterampilan mengenali bentuk geometri (segitiga, lingkaran, persegi dan lain-lain),
selain itu anak akan dilatih untuk mencocokkan kepingan puzzle geometri sesuai
dengan papan puzzlenya.
h. Puzzle Penjumlahan dan Pengurangan
Puzzle penjumlahan dan pengurangan merupakan puzzle yang dapat
mengembangkan kemampuan logika matematika anak. Dengan puzzle penjumlahan
dan pengurangan anak memasangkan kepingan puzzle sesuai dengan gambar
pasangannya.
C. FUNGSI PUZZLE
Permainan puzzle berfungsi untuk:
a. Melatih konsentrasi, ketelitian dan kesabaran
b. Melatih koordinasi mata dan tangan. Anak belajar mencocokkan keping-keping
puzzle dan menyusunnya menjadi satu gambar.
34
c. Memperkuat daya ingat
d. Mengenalkan anak pada konsep hubungan
e. Dengan memilih gambar/bentuk, dapat melatih anak untuk berfikir matematis
(menggunakan otak kiri).
35
KONSEP TERAPI CATUR
36
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Senam Otak. Diakses tanggal 19 Agustus 2017. Dari http://www.e-
jurnal.com/2014/01/pengertian-senam-otak.html
Ayinosa. 2009. Brain Gym (Senam Otak). Diakses tanggal 19 Agustus 2017 Diperoleh dari
http://book.store.co.id/2009.
Purwanto, dkk. 2009. Manfaat Senam Otak (Brain Gym) dalam mengatasi Kecemasan dan
Stres Pada Anak Sekolah. Fakultas Psikologi : Universitas Muhammadiyah Surakarta
http://dwaney.wordpress.com/2011/10/09/tak-lansia/2013/5/8
Maryam, R.Siti. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba
Medika
http://khwanul-khair.blogspot.com/.../terapi-aktifitas-kelom/2013/5/8
Mubarak, wahit ikbal. 2006. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta:
Sagung seto
37