Anda di halaman 1dari 37

KONSEP BRAIN GYM

A. Definisi Brain Gym


Brain Gym adalah senam otak yang bertujuan untuk memicu otak agar tidak
kehilangan daya intelektualnya dan awareness-nya. Senam otak adalah senam ringan
yang dilakukan dengan gerakan menyilang, agar terjadi harmonisasi dan optimalisasi
kinerja otak kanan dan otak kiri. (Budhi, 2010). Sedangkan Brain gym menurut Dennison
(2008) adalah program pelatihan otak yang dikembangkan oleh Paul E. Dennison dan
Gail E. Dennison sejak tahun 1970. Program ini awalnya dirancang untuk mengatasi
gangguan belajar pada anak-anak dan orang dewasa.
Brain Gym adalah serangkaian latihan gerak yang sederhana untuk memudahkan
kegiatan belajar dan penyesuaian dengan tuntutan sehari-hari.Brain Gym adalah
serangkaian gerak sederhana yang menyenangkan dan digunakan para murid di
Educational Kinesiology (Edu-K) untuk meningkatkan kemampuan belajar mereka
dengan menggunakan keseluruhan otak (Paul & Gail, 2002).
Gerakan-gerakan ini membuat segala macam pelajaran menjadi lebih mudah, dan
terutama sangat bermanfaat bagi kemampuan akademik.Educational Kinesiology adalah
suatu sistem yang dapat mengubah semua pelajar, umur berapa saja, dengan cara menarik
keluar atau menampilkan potensi yang terkunci di dalam tubuhnya, melalui gerakan-
gerakan sederhana yang memungkinkan orang menguasai bagian otak yang semula
terkunci tersebut.

B. Sejarah Perkembangan Brain Gym


Senam otak ini ditemukan oleh Paul E.Denisson Ph.D, seorang ahli otak dan pelopor
dalam penerapan penelitian otak dari lembaga Educational Kinesiology Amerika Serikat
bersama istrinya Gail E. Denisson seorang mantan penari pada tahun 1970. Awalnya
Brain Gym digunakan oleh siswa-siswa Paul E. Denisson Ph.D. di Educational
Kinesiology (Edu K) yaitu anak-anak yang mengalami sakit ADD (Attention Deficit
Disorder),hiperaktif, kerusakan otak, yang mengalami kesulitan konsentrasi dan depresi ,
namun dalam perkembangan selanjutnya Brain gym digunakan untuk bermacam-macam
kegunaan. Bahkan orang yang lanjut usia yang sudah kehilangankewas-padaan serta
refleks-nya, dapat dibang- kitkan kembali lewat Brain Gym untuk meningkatkan
pengalaman belajar dengan keseluruhan otak.
Di Amerika dan Eropa Brain Gym sudah populer, karena terbukti manfaatnya dan
juga gerakan- gerakan yang mudah dilakukan. Di Indonesia Brain Gym belum populer,
buku Brain Gym sendiri baru dapat dinikmati oleh pembaca di Indonesia sejak Juni 2002.

C. Prinsip Brain Gym


Menurut Dr. Ruswaldi Munir, Sp.KO., Brain gym tidak saja akan memperlancar
aliran darah dan oksigen ke otak, tetapi juga gerakan-gerakan yang bisa merangsang kerja
dan berfungsinya otak secara optimal. Pada Brain gym akan didapatkan kebugaran otak
yang ditandai dengan aliran darah menuju otak lancar atau pasokan Volume O2 maksimal
memadai. Volume O2 maksimal merupakan kemampuan pengambilan oksigen oleh
jantung dan paru-paru, sehingga aliran darah ke semua jaringan tubuh termasuk otak
lebih banyak dan mempengaruhi otak untuk bekerja maksimal.
Gerakan Brain Gym dibuat untuk menstimulasi (dimensi lateralitas), meringankan
(dimensi pemfokusan), atau merelaksasi (dimensi pemusatan) siswa yang terlibat dalam
situasi belajar tertentu. Otak manusia seperti hologram, terdiri dari tiga dimensi dengan
bagian-bagian yang saling berhubungan sebagai satu kesatuan. Pelajaran lebih mudah
diterima apabila mengaktifkan sejumlah panca indera daripada hanya diberikan secara
abstrak saja. Akan tetapi otak manusia juga spesifik tugasnya, untuk aplikasi gerakan
Brain Gym dipakai istilah dimensi lateralitas untuk belahan otak kiri dan kanan, dimensi
pemfokusan untuk bagian belakang otak (batang otak atau brainstem) dan bagian depan
otak (frontal lobes), serta dimensi pemusatan untuk sistem limbis (midbrain), dan otak
besar (cerebral cortex).
Paul Dennison, pelopor dalam bidang penelitian otak terapan menemukan bahwa
urutan tertentu dari gerakan-gerakan lengan dan kaki akan memberikan sinyal pada otak
untuk menyeimbangkan kegiatan-kegiatan belahan otak kanan dan kiri, membantu
menguatkan integrasi dan komunikasi diantara keduanya. Gerakan-gerakan sederhana
latihan senam otak (brain gym) dapat menyeimbangkan kembali fungsi-fungsi otak dan
dapat mengisi ulang tenaga. (Barbara Prashnig, 2012).
D. Tujuan Brain Gym
Kegiatan brain gym bertujuan untuk mengintregasikan setiap bagian otak untuk
membuka bagian otak yang sebelumnya tertutup atau terhambat. Ketidakselarasan kerja
otak juga akan mengakibatkan anak mengalami berbagai hambatan, terutama pada proses
belajar. Gerakan Brain Gym apabila dilakukan secara teratur dapat menurunkan
kecemasan saat menghadapi ujian, mengatasi lupa karena gugup, dan memberikan rasa
tenang dan nyaman.

E. Manfaat Brain Gym


Menurut Ayinosa (2009), selain dapat meningkatkan kemampuan belajar, Brain Gym
dapat memberikan beberapa manfaat yaitu berupa: (1) Stress emosional berkurang dan
pikiran lebih jernih; (2) Hubungan antarmanusia dan suasana belajar/kerja lebih relaks
dan senang; (3) Kemampuan berbahasa dan daya ingat meningkat; (4) Orang menjadi
lebih bersemangat, lebih kreatif, dan efisien; (5) Orang merasa lebih sehat karena stress
berkurang; dan (6) Prestasi belajar dan bekerja meningkat.
Sedangkan menurut Fanny (2009), banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan
melakukan Brain Gym. Gerakan-gerakan ringan dengan permainan melalui olah tangan
dan kaki dapat memberikan rangsangan atau stimulus pada otak. Gerakan yang
menghasilkan stimulus itulah yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif
(kewaspadaan, konsentrasi, kecepatan, persepsi, belajar, memori, pemecahan masalah,
dan kreativitas), menyelaraskan kemampuan beraktivitas dan berfikir pada saat yang
bersamaan, meningkatkan keseimbangan atau harmonisasi antara kontrol emosi dan
logika, mengoptimalkan fungsi kinerja panca indera, menjaga kelenturan dan
keseimbangan tubuh, meningkatkan daya ingat dan pengulangan kembali terhadap
huruf/angka (dalam waktu 10 minggu), meningkatkan ketajaman pendengaran dan
penglihatan, mengurangi kesalahan membaca, memori, dan kemampuan komperhensif
pada kelompok dengan gangguan bahasa, hingga mampu meningkatkan respon terhadap
rangsangan visual.
Orang yang sulit belajar, akan berusaha terlalu keras sehingga terjadi stress di otak
sehingga mekanisme integrasi otak melemah sehingga bagian-bagian otak tertentu kurang
berfungsi. Mengatasi hal diatas dapat dilakukan dengan tes otot dan Brain Gym. Test otot
berguna untuk mengetahui hambatan-hambatan di dalam tubuh yang berpengaruh pada
kemampuan belajar dan daya tangkap. Brain Gym membuka bagian-bagian otak yang
sebelumnya tertutup atau terhambat sehingga kegiatan belajar atau bekerja dapat
menggunakan seluruh otak atau whole brain learning (Ayinosa, 2009).
Brain Gym dapat mengaktifkan otak sehingga mampu berfungsi dengan lebih baik.
Brain Gym telah diakui sebagai salah satu teknik belajar yang paling baik oleh “National
Learning Foundation USA” (Ayinosa, 2009) karena Brain Gym ini memberikan
keuntungan yaitu : (1) Memungkinkan belajar dan bekerja tanpa stress; (2) Dapat
dilakukan dalam waktu singkat yaitu kurang dari 5 menit; (3) Tidak memerlukan bahan
atau tempat yang khusus; (4) Dapat dipakai dalam semua situasi belajar/bekerja juga
dalam kehidupan sehari-hari; (5) Meningkatkan kepercayaan diri; (6) Menunjukkan hasil
dengan segera; (7) Sangat efektif dalam penanganan seorang yang mengalami hambatan
dan stress belajar; (8) Memandirikan seorang dalam belajar dan mengaktifkan seluruh
potensi dan keterampilan yang dimiliki oleh seseorang.

F. Indikasi
Brain gym dapat dilakukan oleh siapa saja, dimana saja, dan kapan saja. Brain
gym dapat dilakukan pada anak-anak usia sekolah yang mengalami kesulitan dalam
menghapal angka/numerik/matematika. Brain gym ini juga dapat dilakukan pada lansia
yang mengalami penurunan daya ingat atau demensia, juga pada lansia yang mengalami
penyakit Alzheimer.

G. Persiapan
1. Brain gym dapat digabung atau dihantarkan dengan musik yang menyenangkan,
berirama tenang atau disukai anak, sehingga membuat anak lebih rileks.
2. Membuat situasi ruangan yang menyenangkan dan nyaman untuk anak
3. Gunakan baju yang nyaman untuk bergerak.
4. Karena tubuh kita 70% lebih mengandung air, maka minum air putih sebagai langkah
pendahuluan sangat disarankan.
5. Pemimpin kelompok/orangtua harus dalam keadaan rileks dan menyenangkan saat
memberikan pelatihan kepada anak.
6. Mintalah agar semua peserta duduk dalam lingkaran sehingga mereka bisa saling
berhadapan, diatas lantai, atau kursi. Kemudian, pemimpin kelompok memulai proses
yang akan menjadi ritual.

H. Prosedure Pelaksanaan
1. Waktu yang Dibutuhkan dalam Brain Gym
Brain gym juga sangat praktis, karena bisa dilakukan di mana saja, kapan saja oleh
siapa saja. Porsi latihan yang tepat adalah sekitar 10-15 menit, sebanyak 2-3 kali
dalam sehari.
2. Batasan Usia dalam Brain Gym
Brain gym tidak saja berguna untuk anak-anak, juga dapat dilakukan oleh segala
umur baik lansia, dewasa, maupun remaja.
3. Aturan dalam Brain Gym
Menurut Ag Masykur & Fathani (2008), sebelum memulai brain gymharus
menjalani PACE. PACE adalah empat keadaan yang diperlukan, untuk dapat belajar
dan berpikir dengan menggunakan seluruh otak. PACE merupakan singkatan dari
positif, aktif, clear (jelas), dan energetis. Untuk menjalankan PACE ini, harus
memulainya dengan energetis (minum air), clear (melakukan pijat saklar otak), aktif
(melakukan gerakan silang), positif (melakukan kiat rileks), dan dilanjutkan dengan
gerakan-gerakan senam yang lain.
Brain Gym adalah gerakan repatterning yang memerlukan pengulangan dan
konsentrasi. Sebaiknya lakukan 3 kali dalam sehari yang disesuaikan dengan rutinitas
anak, misalnya pada saat pagi hari, sesudah mandi, siang hari sesudah istirahat siang,
dan sore hari. Selain itu, di setiap gerakan juga terdapat pengulangan gerakan.
Sebaiknya gerakan dilakukan dalam keadaan rileks. Hindari memaksa anak yang
berakibat kehilangan minat.
Pada anak-anak, Brain gym bisa dilakukan dalam konteks bermain. Orang tua juga
harus merasa nyaman, tenang, dan aman ketika memandu anak. Sehingga gerakan
dapat mudah diikuti anak. Mulailah dengan langkah-langkah sederhana. Ajak anak
mempelajari gerakan per gerakan dalam jangka waktu tertentu. Misalnya pengulangan
satu gerakan di minggu pertama, lalu gerakan berikutnya di minggu ke-2, dan
sebagainya.

I. Gerakan pada Brain Gym


Menurut Denisson (2008,) otak dibagi ke dalam tiga fungsi sehingga gerakan pada
senam otak dibagi berdasarkan 3 fungsi tersebut.
1. Dimensi Lateralis
Sisi tubuh manusia dibagi dalam sisi kiri dan sisi kanan. Otak bagian kiri aktif bila
sisikanan tubuh digerakkan dan otak bagian kanan aktif apabila sisi kiri tubuh
digerakkan.Kemampuan belajar paling tinggi apabila kedua belahan otak bekerja sama
dengan baik.Gerakan menyeberang garis tengah mengaktifkan kerjasama tersebut.
Gerakan untukmenyeberang garis tengah menyangkut: Sikap positif, mendengar, melihat
menulis,bergerak.Beberapa contoh gerakan Dimensi lateralitas yaitu :

Gerakan menyeberang garis tengah (Midline Movements)

Gambar di atas menjelaskan tentang kedua belahan otak. Belahan kiri aktif bilamenggunakan
badan sisi kanan. Belahan kanan aktif bila menggunakan badan sisi kiri. Membayangkan huruf X
akan memberitahu otak untuk menggunakan kedua bagian pada saat yang sama. GERAKAN
MENYEBERANG GARIS TENGAH membantu menggunakan kedua belahan otak secara
bersamaan dan harmonis.
Gerakan Silang (Cross Crawl)
Gerakan Cara melakukan gerakan dan Fungsinya
Cara melakukan gerakan :
Menggerakkan tangan kanan bersamaan dengan
kaki kiri dan kaki kiri dengan tangan kanan.
Bergerak ke depan, ke samping, ke belakang, atau
jalan di tempat. Untuk menyeberang garis tengah
sebaiknya tangan menyentuh lutut yang
berlawanan.

Fungsinya :
a. Meningkatkan koordinasi kiri/kanan
b. Memperbaiki pernafasan dan stamina
Gambar 1. Gerakan Silang c. Memperbaiki koordinasi dan kesadaran
(Cross Crawl) tentang ruang dan gerak.
d. Memperbaiki pendengaran dan penglihatan.

Delapan Tidur (Lazy 8)


Gerakan Cara melakukan gerakan dan Fungsinya
Cara melakukan gerakan :
Gerakan dengan membuat angka delapan tidur di
udara, tangan mengepal dan jari jempol ke atas,
dimulai dengan menggerakkan kepalan ke sebelah
kiri atas dan membentuk angka delapan tidur.
Diikuti dengan gerakan mata melihat ke ujung jari
jempol. Buatlah angka 8 tidur 3 kali setiap tangan
dan dilanjutkan 3 kali dengan kedua tangan.

Fungsinya :
a. Melepaskan ketegangan mata, tengkuk, dan
bahu pada waktu memusatkan perhatian dan
Gambar 2.8 Tidur (Lazy 8) meningkatkan kedalaman persepsi
b. Meningkatkan pemusatan, keseimbangan dan
koordinasi.
Coretan Ganda (Double doodle)
Gerakan Cara melakukan gerakan dan Fungsinya
Cara melakukan gerakan :
Menggambar dengan kedua tangan pada saat yang
sama, ke dalam, ke luar, ke atas dan ke bawah.
Coretan ganda dalam bentuk nyata seperti :
lingkaran, segitiga, bintang, hati, dsb. Lakukan
dengan kedua tangan.

Fungsinya :
a. Kesadaran akan kiri dan kanan.
b. Memperbaiki penglihatan perifer
c. Kesadaran akan tubuh, koordinasi, serta
keterampilan khusus tangan dan mata.
Gambar 3. Coretan Ganda
d. Memperbaiki kemampuan olahraga dan
(Double doodle)
keterampilan gerakan.

2. Dimensi Pemfokusan
Fokus adalah kemampuan menyeberangi garis tengah partisipasi yang memisahkan
bagian belakang dan depan tubuh, dan juga bagian belakang (occipital) dan depan otak
(frontal lobe). Perkembangan refleks antara otak bagian belakang dan bagian depan yang
mengalami fokus kurang (underfocused) disebut kurang perhatian, kurang mengerti,
terlambat bicara, atau hiperaktif. Kadangkala perkembangan refleks antara otak bagian
depan dan belakang mengalami fokus lebih (overfocused) dan berusaha terlalu keras.
Gerakan-gerakan yang membantu melepaskan hambatan fokus adalah aktivitas integrasi
de-pan/ belakang. Gerakan untuk mengintegrasikan otak depan dan otak belakang adalah
Gerakan Meregangkan Otot, dengan contoh sebagai berikut :

Burung Hantu (The Owl)


Gerakan Cara melakukan gerakan dan Fungsinya
Cara melakukan gerakan :
Urutlah otot bahu kiri dan kanan. Tarik napas saat
kepala berada di posisi tengah, kemudian
embuskan napas ke samping atau ke otot yang
tegang sambil relaks. Ulangi gerakan dengan
tangan kiri.
Fungsinya :
a. Melepaskan ketegangan tengkuk dan bahu
yang timbul karena stress.
b. Menyeimbangkan otot leher dan tengkuk
(Mengurangi sikap tubuh yang terlalu condong
ke depan)
Gambar 4. Burung Hantu (The Owl)
c. Menegakkan kepala (Membantu mengurangi
kebiasaan memiringkan kepala atau bersandar
pada siku

Mengaktifkan Tangan (The Active Arm)


Gerakan Cara melakukan gerakan dan Fungsinya
Cara melakukan gerakan :
Luruskan satu tangan ke atas, tangan yang lain ke
samping kuping memegang tangan yang ke atas.
Buang napas pelan, sementara otot-otot diaktifkan
dengan mendorong tangan keempat jurusan (depan,
belakang, dalam dan luar), sementara tangan yang
satu menahan dorongan tsb.

Fungsinya :
a. Peningkatan fokus dan konsentrasi tanpa fokus
berlebihan
b. Pernafasan lebih lancar dan sikap lebih santai
c. Peningkatan energi pada tangan dan jari
Gambar 5. Mengaktifkan Tangan
(The Active Arm)

Lambaian Kaki (The Footflex)


Gerakan Cara melakukan gerakan dan Fungsinya
Cara melakukan gerakan :
Cengkeram tempat-tempat yang terasa sakit di
pergelangan kaki, betis dan belakang lutut, satu
persatu, sambil pelan-pelan kaki dilambaikan atau
digerakkan ke atas dan ke bawah.

Fungsinya :
a. Sikap tubuh yang lebih tegak dan relaks
b. Lutut tidak kaku lagi
c. Kemampuan berkomunikasi dan memberi
Gambar 6. Lambaian Kaki respon meningkat
(The Footflex)

Luncuran Gravitasi (The Gravitational glider)


Gerakan Cara melakukan gerakan dan Fungsinya
Cara melakukan gerakan :
Duduk di kursi dan silangkan kaki. Tundukkan
badan dengan tangan ke depan bawah, buang nafas
waktu turun dan ambil nafas waktu naik. Ulangi 3
x, kemudian ganti kaki.

Fungsinya :
a. Merelakskan daerah pinggang, pinggul dan
sekitarnya.
b. Tubuh atas dan bawah bergerak sebagai satu
Gambar 7. Luncuran Gravitasi kesatuan
(The Gravitational glider)

Pasang kuda-Kuda (Grounder)


Gerakan Cara melakukan gerakan dan Fungsinya
Cara melakukan gerakan :
Mulai dengan kaki terbuka. Arahkan kaki kanan
ke kanan, dan kaki kiri tetap lurus ke depan.
Tekuk lutut kanan sambil buang napas, lalu
ambil napas waktu lutut kanan diluruskan
kembali. Pinggul ditarik ke atas. Gerakan ini
untuk menguatkan otot pinggul (bisa dirasakan
di kaki yang lurus) dan membantu kestabilan
punggung. Ulangi 3x, kemudian ganti dengan
kaki kiri.

Gambar 8. Pasang kuda-Kuda Fungsinya :


(Grounder) a. Keseimbangan dan kestabilan lebih besar
b. Konsentrasi dan perhatian meningkat
c. Sikap lebih mantap dan relaks

3. Dimensi Pemusatan
Pemusatan adalah kemampuan untuk menyeberangi garis pisah antara bagian atas dan
bawah tubuh dan mengaitkan fungsi dari bagian atas dan bawah otak, bagian tengah
sistem limbis (mid brain) yang berhubungan dengan informasi emosional serta otak
besar(cerebrum) untuk berpikir yang abstrak. Ketidakmampuan untuk mempertahankan
pemusatan ditandai dengan ketakutan yang tak beralasan, ketidakmampuan untuk
menyatakan emosi.
Otak mempunyai milyaran sel kecil yang disebut neuron yang dihubungkan dengan
jalurjalursyaraf. Gerakan-gerakan yang menyambungkan hubungan syaraf tersebut adalah
gerakan-gerakan meningkatkan energi dan penguatan sikap yang merupakan bagian dari
pemusatan.

Air (Water)
Air merupakan pembawa energi listrik yang sangat baik. Dua per tiga tubuh manusia
terdiri dari air. Air dapat mengaktifkan otak untuk hubungan elektro kimiawi yang efisien
antara otak dan sistem saraf, menyimpan, dan menggunakan kembali informasi secara
efisien. Minum air yang cukup sangat bermanfaat sebelum menghadapi test atau kegiatan
lain yang menimbulkan stress. Kebutuhan air adalah kira-kira 2 % dari berat badan per hari.
Fungsinya :
a. Konsentrasi meningkat (mengurangi kelelahan mental)
b. Melepaskan stres, meningkatkan konsentrasi dan keterampilan sosial.
c. Kemampuan bergerak dan berpartisipasi meningkat.
d. Koordinasi mental dan fisik meningkat (Mengurangi berbagai kesulitan yang berhubungan
dengan perubahan neurologis)

Sakelar Otak (Brain Buttons)


Gerakan Cara melakukan gerakan dan Fungsinya
Cara melakukan gerakan :
Sakelar otak (jaringan lunak di bawah tulang
selangka di kiri dan kanan tulang dada), dipijat
dengan satu tangan, sementara tangan yang lain
memegang pusar.

Fungsinya :
a. Keseimbangan tubuh kanan dan kiri
b. Tingkat energi lebih baik
c. Memperbaiki kerjasama kedua mata (bisa
meringankan stres visual, juling atau
pandangan yang terus-menerus)
Gambar 9. Sakelar Otak d. Otot tengkuk dan bahu lebih relaks
(Brain Buttons)

Tombol Bumi (Earth Buttons)


Gerakan Cara melakukan gerakan dan Fungsinya
Cara melakukan gerakan :
Letakkan dua jari dibawah bibir dan tangan yang
lain  di pusar dengan jari menunjuk ke ba-
wah.Ikutilah dengan mata satu garis dari lantai ke
loteng dan kembali sambil bernapas dalam-dalam.
Napaskan energi ke atas, ke tengah-tengah badan.

Fungsinya :
a. Kesiagaan mental (Mengurangi kelelahan
mental)
b. Kepala tegak (tidak membungkuk)
Gambar 10. Tombol Bumi c. Pasang kuda-kuda dan koordinasi seluruh
(Earth Buttons) tubuh
Tombol imbang (Balance Buttons)
Gerakan Cara melakukan gerakan dan Fungsinya
Cara melakukan gerakan :
Sentuhkan 2 jari ke belakang telinga, di lekukan
tulang bawah tengkorak dan letakkan tangan
satunya di pusar. Kepala sebaiknya lurus ke depan,
sambil nafas dengan baik selama 1 menit.
Kemudian sentuh belakang kuping yang lain.

Fungsinya :
a. Perasaan enak dan nyaman
b. Mata, telinga dan kepala lebih tegak lurus pada
bahu
Gambar 11. Tombol imbang c. Mengurangi fokus berlebihan pada sikap tubuh
(Balance Buttons)

Tombol Angkasa (Space Buttons)


Gerakan Cara melakukan gerakan dan Fungsinya
Cara melakukan gerakan :
Letakkan 2 jari di atas bibir dan tangan lain pada
tulang ekor selama 1 menit, nafaskan energi ke
arah atas tulang punggung.

Fungsinya :
a. Kemampuan untuk relaks
b. Kemampuan untuk duduk dengan nyaman
c. Lamanya perhatian meningkat

Gambar 12. Tombol Angkasa


(Space Buttons)
Pasang Telinga (The Tinking Cap)
Gerakan Cara melakukan gerakan dan Fungsinya
Cara melakukan gerakan :
Pijit daun telinga pelan-pelan, dari atas sampai ke
bawah 3x sampai dengan 5x.

Fungsinya :
a. Energi dan nafas lebih baik
b. Otot wajah, lidah dan rahang relaks.
c. Fokus perhatian meningkat
d. Keseimbangan lebih baik

Gambar 13. Pasang Telinga


(The Tinking Cap)

Kait relaks (Hook-Ups)


Gerakan Cara melakukan gerakan dan Fungsinya
Cara melakukan gerakan :
Pertama, letakkan kaki kiri di atas kaki kanan, dan
tangan kiri di atas tangan kanan dengan posisi
jempol ke bawa, jari-jari kedua tangan saling
menggenggam, kemudian tarik kedua tangan ke
arah pusat dan terus ke depan dada. Tutuplah mata
dan pada saat menarik napas lidah ditempelkan di
langit-langit mulut dan dilepaskan lagi pada saat
menghembuskan napas. Tahap kedua, buka
silangan kaki, dan ujung-ujung jari kedua tangan
saling bersentuhan secara halus, di dada atau
Gambar 14. Kait relaks
dipangkuan, sambil bernapas dalam 1 menit lagi.
(Hook-Ups)
Fungsinya :
a. Keseimbangan dan koordinasi meningkat
b. Perasaan nyaman terhadap lingkungan sekitar
(Mengurangi kepekaan yang berlebihan)
c. Pernafasan lebih dalam

Titik Positif (Positive Point)


Gerakan Cara melakukan gerakan dan Fungsinya
Cara melakukan gerakan :
Sentuhlah titik positif dengan kedua ujung jari
tangan selama 30 detik sampai dengan 30 menit.

Fungsinya :
a. Mengaktifkan bagian depan otak guna
menyeimbangkan stres yang berhubungan
dengan ingatan tertentu, situasi, orang, tempat
dan ketrampilan
b. Menghilangkan refleks
c. Menenangkan pada saat menghadapi tes di
sekolah dan dalam penyesuaian sehari-hari.

Gambar 15. Titik Positif


(Positive Point)
KONSEP TERAPI MUSIK

a. Definisi
Terapi musik adalah materi yang mampu mempengaruhi kondisi seseorang baik fisik
maupun mental. Musik memberi rangsangan pertumbuhan fungsi-fungsi otak seperti fungsi
ingatan, belajar, mendengar, berbicara, serta analisis intelek dan fungsi kesadaran
(Satiadarma, 2004).
Terapi musik merupakan suatu disiplin ilmu yang rasional yang memberi nilai
tambah pada musik sebagai dimensi baru secara bersama dapat mempersatukan seni, ilmu
pengetahuan dan emosi (Widodo, 2000).
Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan
rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya yang
diorganisir sedemikian rupa hingga tercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan
mental (Djohan, 2006).
Jadi, terapi musik adalah terapi yang universal dan bisa diterima oleh semua orang
karena kita tidak membutuhkan kerja otak yang berat untuk menginterpretasi alunan musik.
Terapi musik sangat mudah diterima organ pendengaran kita dan kemudian melalui saraf
pendengaran disalurkan ke bagian otak yang memproses emosi (sistem limbik).

b. Manfaat
Terapi musik memiliki banyak manfaat yang didapatkan, antara lain :
 Relaksasi, Mengistirahatkan Tubuh dan Pikiran
Manfaat yang pasti dirasakan setelah melakukan terapi musik adalah perasaan rileks,
tubuh lebih bertenaga dan pikiran lebih fresh. Terapi musik memberikan kesempatan bagi
tubuh dan pikiran untuk mengalami relaksasi yang sempurna. Dalam kondisi relaksasi
(istirahat) yang sempurna itu, seluruh sel dalam tubuh akan mengalami re-produksi,
penyembuhan alami berlangsung, produksi hormon tubuh diseimbangkan dan pikiran
mengalami penyegaran.

 Meningkatkan Kecerdasan
Sebuah efek terapi musik yang bisa meningkatkan intelegensia seseorang disebut Efek
Mozart. Hal ini telah diteliti secara ilmiah oleh Frances Rauscher et al dari Universitas
California. Penelitian lain juga membuktikan bahwa masa dalam kandungan dan bayi
adalah waktu yang paling tepat untuk menstimulasi otak anak agar menjadi cerdas. Hal
ini karena otak anak sedang dalam masa pembentukan, sehingga sangat baik apabila
mendapatkan rangsangan yang positif. Ketika seorang ibu yang sedang hamil sering
mendengarkan terapi musik, janin di dalam kandungannya juga ikut mendengarkan. Otak
janin pun akan terstimulasi untuk belajar sejak dalam kandungan. Hal ini dimaksudkan
agar kelak si bayi akan memiliki tingkat intelegensia yang lebih tinggi dibandingkan
dengan anak yang dibesarkan tanpa diperkenalkan pada musik.
 Meningkatkan Motivasi
Motivasi adalah hal yang hanya bisa dilahirkan dengan perasaan dan mood tertentu.
Apabila ada motivasi, semangat pun akan muncul dan segala kegiatan bisa dilakukan.
Begitu juga sebaliknya, jika motivasi terbelenggu, maka semangat pun menjadi luruh,
lemas, tak ada tenaga untuk beraktivitas. Dari hasil penelitian, ternyata jenis musik
tertentu bisa meningkatkan motivasi, semangat dan meningkatkan level energi seseorang.
 Pengembangan Diri
Musik ternyata sangat berpengaruh terhadap pengembangan diri seseorang. Musik yang
didengarkan seseorang juga bisa menentukan kualitas pribadi seseorang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa orang yang punya masalah perasaan, biasanya cenderung
mendengarkan musik yang sesuai dengan perasaannya. Misalnya orang yang putus cinta,
mendengarkan musik atau lagu bertema putus cinta atau sakit hati. Dan hasilnya adalah
masalahnya menjadi semakin parah. Dengan mengubah jenis musik yang didengarkan
menjadi musik yang memotivasi, dalam beberapa hari masalah perasaan bisa hilang
dengan sendirinya atau berkurang sangat banyak. Seseorang bisa mempunyai kepribadian
yang diinginkan dengan cara mendengarkan jenis musik yang tepat.
 Meningkatkan Kemampuan Mengingat
Terapi musik bisa meningkatkan daya ingat dan mencegah kepikunan. Hal ini bisa terjadi
karena bagian otak yang memproses musik terletak berdekatan dengan memori. Sehingga
ketika seseorang melatih otak dengan terapi musik, maka secara otomatis memorinya
juga ikut terlatih. Atas dasar inilah terapi musik banyak digunakan di sekolah-sekolah
modern di Amerika dan Eropa untuk meningkatkan prestasi akademik siswa. Sedangkan
di pusat rehabilitasi, terapi musik banyak digunakan untuk menangani masalah kepikunan
dan kehilangan ingatan.
 Kesehatan Jiwa
Seorang ilmuwan Arab, Abu Nasr al-Farabi (873-950M) dalam bukunya ''Great Book
About Musik'', mengatakan bahwa musik membuat rasa tenang, sebagai pendidikan
moral, mengendalikan emosi, pengembangan spiritual, menyembuhkan gangguan
psikologis. Pernyataannya itu tentu saja berdasarkan pengalamannya dalam
menggunakan musik sebagai terapi. Sekarang di zaman modern, terapi musik banyak
digunakan oleh psikolog maupun psikiater untuk mengatasi berbagai macam gangguan
kejiwaan, gangguan mental atau gangguan psikologis.
 Mengurangi Rasa Sakit
Musik bekerja pada sistem saraf otonom yaitu bagian sistem saraf yang bertanggung
jawab mengontrol tekanan darah, denyut jantung dan fungsi otak, yang mengontrol
perasaan dan emosi. Menurut penelitian, kedua sistem tersebut bereaksi sensitif terhadap
musik. Ketika kita merasa sakit, kita menjadi takut, frustasi dan marah yang membuat
kita menegangkan otot-otot tubuh, hasilnya rasa sakit menjadi semakin parah.
Mendengarkan musik secara teratur membantu tubuh relaks secara fisik dan mental,
sehingga membantu menyembuhkan dan mencegah rasa sakit. Dalam proses persalinan,
terapi musik berfungsi mengatasi kecemasan dan mengurangi rasa sakit. Sedangkan bagi
para penderita nyeri kronis akibat suatu penyakit, terapi musik terbukti membantu
mengatasi rasa sakit.
 Menyeimbangkan Tubuh
Menurut penelitian para ahli, stimulasi musik membantu menyeimbangkan organ
keseimbangan yang terdapat di telinga dan otak. Jika organ keseimbangan sehat, maka
kerja organ tubuh lainnya juga menjadi lebih seimbang dan lebih sehat.
 Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Dr John Diamond dan Dr David Nobel, telah melakukan riset mengenai efek dari musik
terhadap tubuh manusia dimana mereka menyimpulkan bahwa: Apabila jenis musik yang
kita dengar sesuai dan dapat diterima oleh tubuh manusia, maka tubuh akan bereaksi
dengan mengeluarkan sejenis hormon (serotonin ) yang dapat menimbulkan rasa nikmat
dan senang sehingga tubuh akan menjadi lebih kuat (dengan meningkatnya sistem
kekebalan tubuh) dan membuat kita menjadi lebih sehat.
 Meningkatkan Kualitas Olahraga
Mendengarkan musik selama olahraga dapat memberikan olahraga yang lebih baik dalam
beberapa cara, di antaranya meningkatkan daya tahan, meningkatkan mood dan
mengalihkan seseorang dari setiap pengalaman yang tidak nyaman selama olahraga.

c. Jenis-jenis Terapi Musik


Terapi Musik yang efektif menggunakan musik dengan komposisi yang tepat
antara beat, ritme dan harmony yang disesuaikan dengan tujuan dilakukannya terapi
musik. Jadi memang terapi musik yang efektif tidak bisa menggunakan sembarang musik.
Ada dua macam metode terapi musik, yaitu :
1) Terapi Musik Aktif.
Dalam terapi musik aktif pasien diajak bernyanyi, belajar main menggunakan alat
musik, menirukan nada-nada, bahkan membuat lagu singkat. Dengan kata lain pasien
berinteraksi aktif dengan dunia musik. Untuk melakukan Terapi Musik aktif tentu
saja dibutuhkan bimbingan seorang pakar terapi musik yang kompeten.

2) Terapi Musik Pasif.


Ini adalah terapi musik yang murah, mudah dan efektif. Pasien tinggal mendengarkan
dan menghayati suatu alunan musik tertentu yang disesuaikan dengan masalahnya.
Hal terpenting dalam terapi musik pasif adalah pemilihan jenis musik harus tepat
dengan kebutuhan pasien. Oleh karena itu, ada banyak sekali jenis CD terapi musik
yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan pasien.

d. Indikasi
Indikasi dari pelaksanaan terapi musik adalah orang-orang yang sedang
mengalami stress, baik fisik seperti hipertensi maupun psikologis, orang-orang atau anak-
anak dengan keterbelakangan mental, seperti autisme, dan orang-orang yang
membutuhkan relaksasi.

e. Kontraindikasi
Pelaksanaan terapi musik sangat berkaitan dengan indra pendengaran, yaitu
telinga karena stimulus atau gelombang suara dari musik akan masuk ke otak melalui
telinga, sehingga orang dengan gangguan pendengaran menjadi kontra indikasi dari
pelaksanaan terapi musik ini.

SOP TERAPI MUSIK

Prosedur pelaksanaan terapi


1. Persiapan
- Cek catatan keperawatan atau catatan medis klien (jika ada)
- Siapkan alat-alat (Tape musik / radio, CD musik, headset, alat-alat musik yang sesuai)
- Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra indikasi
- Cuci tangan
2. Tahap orientasi
- Beri salam dan panggil klien dengan namanya
- Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada klien/keluarga
3. Tahap kerja
- Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
- Menanyakan keluhan utama klien
- Jaga privasi klien. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
- Menetapkan perubahan pada perilaku dan/atau fisiologi yang diinginkan seperti
relaksasi, stimulasi, konsentrasi, dan mengurangi rasa sakit.
- Menetapkan ketertarikan klien terhadap musik.
- Identifikasi pilihan musik klien.
- Berdiskusi dengan klien dengan tujuan berbagi pengalaman dalam musik.
- Pilih pilihan musik yang mewakili pilihan musik klien
- Bantu klien untuk memilih posisi yang nyaman.
- Batasi stimulasi eksternal seperti cahaya, suara, pengunjung, panggilan telepon selama
mendengarkan musik.
- Dekatkan tape musik/CD dan perlengkapan dengan klien.
- Pastikan tape musik/CD dan perlengkapan dalam kondisi baik.
- Dukung dengan headphone jika diperlukan.
- Nyalakan musik dan lakukan terapi musik.
- Pastikan volume musik sesuai dan tidak terlalu keras.
- Hindari menghidupkan musik dan meninggalkannya dalam waktu yang lama.
- Fasilitasi jika klien ingin berpartisipasi aktif seperti memainkan alat musik atau
bernyanyi jikan diinginkan dan memungkinkan saat itu.
- Hindari stimulasi musik setelah nyeri/luka kepala akut.
- Menetapkan perubahan pada perilaku dan/atau fisiologi yang diinginkan seperti
relaksasi, stimulasi, konsentrasi, dan mengurangi rasa sakit.
- Menetapkan ketertarikan klien terhadap musik.
- Identifikasi pilihan musik klien.
4. Terminasi
- Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan klien)
- Simpulkan hasil kegiatan
- Berikan umpan balik positif
- Kontrak pertemuan selanjutnya
- Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
- Bereskan alat-alat
- Cuci tangan
5. Dokumentasi
- Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan
- Nama Px, Umur, Jenis kelamin, dll
- Keluhan utama
- Tindakan yang dilakukan (terapi musik)
- Lama tindakan
- Jenis terapi musik yang diberikan
- Reaksi selama, setelah terapi pemberian terapi musik
- Respon pasien.
- Nama perawat
- Tanggal pemeriksaan
KONSEP TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

A. PENGERTIAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
Kelompok merupakan individu yang mempunyai hubungan satu dengan yang lain saling 
ketergantungan dan mempunyai norma yang sama (Stuart & Sundeen, 1998). Aktivitas kelompo
k adalah kumpulan individu yang mempunyai relasi atau hubungan satu dengan yang lain saling t
erkait dan dapat bersama-sama mengikuti norma yang sama.
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan kegiatan yang diberikan kelompok klien d
engan tujuan memberi terapi bagi anggotanya. Dimana berkesempatan untuk meningkatkan kuali
tas hidup dan meningkatkan respon sosial. Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi adalah upaya 
memfasilitasi sejumlah klien dalam membina hubungan sosial yang bertujuan untuk menolong kl
ien dalam berhubungan dengan orang lain seperti kegiatan mengajukan pertanyaan, berdiskusi, b
ercerita tentang diri sendiri pada kelompok, menyapa teman dalam kelompok. Terapi Aktivitas K
elompok Orientasi Realita (TAK), orientasi realita adalah upaya untuk mengorientasikan keadaa
n nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan/tempat, dan waktu.
B. TUJUAN 
Tujuan dari terapi aktivitas kelompok :
1. Mengembangkan stimulasi persepsi
2. Mengembangkan stimulasi sensoris
3. Mengembangkan orientasi realitas
4. Mengembangkan sosialisasi
C. PRINSIP-PRINSIP MEMILIH PESERTA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
Prinsip memilih pasien untuk terapi aktifitas kelompok adalah homogenitas, yang dijabarkan 
antara lain: 
a. Gejala sama
Misal terapi aktifitas kelompok khusus untuk pasien depresi, khusus untuk pasien halusi
nasi dan lain sebagainya. Setiap terapi aktifitas kelompok memiliki tujuan spesifik bagi angg
otanya, bisa untuk sosialisasi, kerjasama ataupun mengungkapkan isi halusinasi. Setiap tujua
n spesifik tersebut akan dapat dicapai bila pasien memiliki masalah atau gejala yang sama, s
ehingga mereka dapat bekerjasama atau berbagi dalam proses terapi.
b. Kategori sama
Dalam artian pasien memiliki nilai skor hampir sama dari hasil kategorisasi. Pasien y
ang dapat diikutkan dalam terapi aktifitas kelompok adalah pasien akut skor rendah samp
ai pasien tahap promotion. Bila dalam satu terapi pasien memiliki skor yang hampir sama 
maka tujuan terapi akan lebih mudah tercapai.
c. Jenis kelamin sama
Pengalaman terapi aktifitas kelompok yang dilakukan pada pasien dengan gejala sama, 
biasanya laki-laki akan lebih mendominasi dari pada perempuan. Maka lebih baik dibedaka
n.
d. Kelompok umur hampir sama
Tingkat perkembangan yang sama akan memudahkan interaksi antar pasien.
e. Jumlah efektif 7-10 orang per-kelompok terapi
Terlalu banyak peserta maka tujuan terapi akan sulit tercapai karena akan terlalu ram
ai dan kurang perhatian terapis pada pasien. Bila terlalu sedikitpun, terapi akan terasa sepi 
interaksi dan tujuanya sulit tercapai.
D. MANFAAT TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK BAGI LANSIA
Manfaat terapi aktivitas kelompok bagi lansia adalah:
1. Agar anggota kelompok merasa dimiliki, diakui, dan di hargai eksistensinya oleh anggota kel
ompok yang lain.
2. Membantu anggota kelompok berhubungan dengan yang lain serta merubah perilaku yang de
strkutif dan maladaptive.
3. Sebagai tempat untuk berbagi pengalaman dan saling mambantu satu sama lain unutk menem
ukan cara menyelesaikan masalah.
E.  JENIS-JENIS TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PADA LANSIA
Jenis-jenis dari terapi aktivitas kelompok pada lansia terdiri dari:
1. Stimulasi Sensori (Musik)
Musik dapat berfungsi sebagai ungkapan perhatian, baik bagi para pendengar yang menden
garkan maupun bagi pemusik yang mengubahnya. Kualitas dari musik yang memiliki andil terh
adap fungsifungsi dalam pengungkapan perhatian terletak pada struktur dan urutan matematis y
ang dimiliki, yang mampu menuju pada ketidak beresan dalam kehidupan seseorang. Peran sert
anya nampak dalam suatu pengalaman musikal, seperti menyanyi, dapat menghasilkan integrasi 
pribadi yang mempersatukan tubuh, pikiran, dan roh.
Musik memberikan pengalaman di dalam struktur
Musik memberikan pengalaman dalam mengorganisasi diri
Musik merupakan kesempatan untuk pertemuan kelompok di mana individu telah men
gesampingkan kepentingannya demi kepentingan kelompok. 
2. Stimulasi Persepsi
Klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus yang pernah diala
mi. Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi. Dengan proses ini 
maka diharapkan respon klien terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif.
Aktifitas berupa stimulus dan persepsi. Stimulus yang disediakan : seperti baca majalah, 
menonton acara televise, stimulus dari pengalaman masa lalu yang menghasilkan proses pers
epsi klien yang mal adaptif atau destruktif, misalnya kemarahan dan kebencian.
3. Orientasi Realitas
Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien, yaitu diri sendiri, oran
g lain yang ada disekeliling klien atau orang yang dekat dengan klien, dan lingkungan yang 
pernah mempunyai hubungan dengan klien. Demikian pula dengan orientasi waktu saat ini, 
waktu yang lalu, dan rencana ke depan. Aktifitas dapat berupa : orientasi orang, waktu, temp
at, benda yang ada disekitar dan semua kondisi nyata.
4. Sosialisasi
Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada disekitar klien. 
Sosialisasi dapat pula dilakukan secara bertahap dari interpersonal, kelompok, dan massa. A
ktifitas dapat berupa latihan sosialisasi dalam kelompok.

F. TAHAPAN DALAM TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
1.  Fase pre-kelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi leader, anggota, dima
na, kapan kegiatan kelompok tersebut dilaksanakan, proses evaluasi pada anggota dan kelomp
ok, menjelaskan sumber–sumber yang diperlukan kelompok seperti proyektor dan jika memu
ngkikan biaya dan keuangan.
2. Fase awal
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi, konflik atau keb
ersamaan.
a. Orientasi.
Anggota mulai mengembangkan sistem sosial masing–masing, dan leader mulai me
nunjukkan rencana terapi dan mengambil kontrak dengan anggota.
b. Konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai memikirkan siapa ya
ng berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran anggota, tugasnya dan saling ketergantung
an yang akan terjadi. 
c. Kebersamaan
3. Fase kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan negatif dikoreksi denga
n hubungan saling percaya yang telah dibina, bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah dise
pakati, kecemasan menurun, kelompok lebih stabil dan realistic, mengeksplorasikan lebih jauh se
suai dengan tujuan dan tugas kelompok, dan penyelesaian masalah yang kreatif.
4. Fase terminasi
Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok mungkin mengalami t
erminasi premature, tidak sukses atau sukses.

KONSEP TERAPI REMINISCENE


a. Pengertian terapi reminiscence

Menurut Manurung (2016) reminiscence adalah proses yang dikehendaki atau tidak
dikehendaki untuk mengumpulkan kembali memori-memori seseorang pada masa lalu.

Memori tersebut dapat merupakan suatu peristiwa yang mungkin tidak bisa dilupakan atau

peristiwa yang sudah terlupakan yang dialami langsung oleh individu. Kemudian memori

tersebut dapat sebagai kumpulan pengalaman pribadi atau “disharingkan” dengan orang

lain. Gibson (2011) medefinisikan reminiscence adalah proses mengingat kembali kejadian

dan pengalaman masa lalu, dan telah dibentuk sebagai suatu topik utama baik dalam teori

maupun aplikasi pada psikogerontologi. Menurut Manurung (2016), reminiscence atau

kenangan adalah suatu kemampuan pada lansia yang dipandu untuk mengingat memori

masa lalu dan “disharingkan” (disampaikan) memori tersebut dengan keluarga, kelompok

atau staf. Gibson (2011) menjelaskan bahwa Terapi reminiscence adalah suatu terapi pada

orang yang didorong (dimotivasi) untuk mendiskusikan kejadian-kejadian masa lalu untuk

mengidentifikasi ketrampilan penyelesaian masa lalu yang telah dilakukan mereka pada

masa lalu. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa terapi

reminiscence adalah suatu terapi yang dilakukan pada seorang individu dengan cara

memotivasi individu untuk mengingat kembali kejadian dan pengalaman masa lalu serta

kemampuan penyelesaian masalahnya kemudian disampaikan dengan keluarga, teman,

kelompok atau staf.


b. Manfaat terapi reminiscence

Menurut Wu (2011), Terapi reminiscence bertujuan untuk meningkatkan harga diri dan
membantu individu mencapai kesadaran diri dan memahami diri, beradaptasi terhadap

stress dan melihat bagian dirinya dalam konteks sejarah dan budaya. Terapi reminiscence

juga bertujuan untuk menciptakan kebersamaan kelompok dan meningkatkan keintiman

sosial.

Chiang (2009) menyatakan bahwa Terapi reminiscence bertujuan tidak hanya untuk

memberikan pengalaman yang menyenangkan untuk meningkatkan kualitas hidup, tetapi

juga meningkatkan sosialisasi dan hubungan dengan orang lain, memberikan stimulasi

kognitif, meningkatkan komunikasi dan dapat menjadi suatu terapi yang efektif untuk

gejala depresi. Menurut Wu (2011) tujuan Terapi reminiscence berguna untuk

meningkatkan harga diri dan perasaan tidak berharga, membantu mencapai kesadaran diri,

meningkatkan ketrampilan beradaptasi terhadap stress dengan mengadopsi ketrampilan

penyelesaian masalah di masaa lalu serta meningkatkan hubungan sosial.

c. Tipe reminiscence terapi kelompok

Manurung (2016) mengatagorikan ada 3 tipe utama Therapy Reminiscence, yaitu :


1) Simple atau Positive Reminiscence
Tipe ini untuk merefleksikan informasi dan pengalaman serta perasaan yang

menyenangkan pada masa lalu cara menggali pengalaman tersebut dengan

menggunakan pertanyaan langsung yang tampak seperti interaksi sosial antara klien dan

terapi. Simple reminiscence ini bertujuan untuk membantu beradaptasi terhadap

kehilangan dan memelihara harga diri.


2) Evaluative Reminiscence

Tipe ini untuk mengevaluasi masa lalu dan digunakan sebagai pendekatan pemecahan konflik.

3) Offensive Defensive Reminiscence

Tipe ini merupakan kegiatan pengulangan informasi yang tidak menyenangkan dan

meningkatkan stress. Keluarga dan teman terdekat dapat memberikan informasi dan subjek

penting yang menyedihkan bagi lanjut usia sehingga membutuhkan dukungan yang penuh

dari perawat.

d. Media yang digunakan dalam terapi reminiscence

Media yang digunakan dalam kegiatan terapi reminiscence adalah benda-benda yang
berhubungan dengan masa lalu klien. Menurut Manurung (2016) media yang dapat

digunakan dalam kegiatan Terapi reminiscence adalah reminiscence kit, merupakan kotak

yang diisi dengan berbagai barang-barang pada masa lalu seperti majalah, alat untuk

memasak, pakaian, alat bermain, poto pribadi alat untuk memutar musik, video, dan kaset.

Stimulus bau yang berbeda seperti coklat, jeruk dll. Bahan- bahan untuk menstimulasi

sensori sentuhan seperti bulu binatang, wol dan flanel, pasir, lumpur, dll.

Benda-benda masa lalu ini digunakan sebagai media untuk membantu klien mengingat

kembali masa lalunya berkaitan dengan benda tersebut. Media ini diharapkan akan

mempercepat daya ingat klien untuk mengingat kembali pengalaman masa lalunya yang

berkaitan dengan benda tersebut dan akan diceritakan pada orang lain sehingga proses dan

tujuan terapi dapat tercapai.


e. Prosedur terapi reminiscence

Prosedur terapi reminiscence untuk mengatasi harga diri rendah pada lansia
(Manurung,2016).

1) Tujuan
a) Klien mampu membina hubungan saling percaya dengan perawat
b) Klien mampu menceritakan pengalamannya yang menyenangkan di masa lalu
c) Klien mampu menyampaikan kegiatan yang telah dilakukan setalah diberikan terapi
reminiscence
d) Klien mampu menyampaikan perasaannya stelah mengikuti kegiatan terapi
reminiscence
e) Klien mampu menyebutkan manfaat yang diperoleh (dirasakan) setelah mengikuti
kegiatan terapi reminiscence
f) Klien mampu menyampaikan harapannya setelah kegiatan terapi reminiscene

4) Langkah-langkah pemberian terapi reminiscence

a) Menyepakati pelaksanaan kegiatan perawat dengan pasien sebelum pelaksanaan terapi


b) Mengingatkan pasien 30 menit sebelum pelaksanaan terapi.
c) Mempersiapkan tempat pertemuan
d) Mempersiapkan media/alat
e) Perawat meminta klien untuk membawa benda-benda yang masih dimiliki klien terkait
dengan masa anak, remaja, dewasa dan pada saat bersama dengan keluarga dan di
rumah. Alat-alat ini disediakan satu hari sebelum pelaksanaan terapi
f) Perawat mengevaluasi benda-benda yang masih dimiliki klien terkait dengan topik
diskusi.
g) Perawat memperkenalkan diri : nama, nama panggilan, asal tempat tinggal dan status
pendidikan.
h) Perawat meminta pasien memperkenalkan diri yang meliputi nama, nama panggilan yang
disukai, usia dan asal tempat tinggal.
i) Perawat memimpin pasien untuk melakukaan teknik nafas dalam sebanyak 3 kali sambil
menutup mata, kemudian perawat mengajak klien untuk mengingat pengalaman masa
anak, masa remaja, dan masa dewasa dan kegiatan bersama keluarga yang dilaksanakan
di rumah, kemudian apa yang klien lakukan bersama keluarga dalam merayakan hari
raya keagamaan , jenis pakaian yang dipakai pada waktu merayakan hari raya
keagamaan, hal yang terlucu dilakukan bersama sama dengan keluarga, hal yang paling
berkesan yang pernah dialami bersama dengan keluarga. Kemudian klien diminta untuk
membuka mata kembali sambil menarik nafas dalam sebanyak 3 kali.
j) Perawat memberikan kesempatan kepada klien untuk memperlihatkan benda-benda yang
berkaitan dengan topik diskusi
k) Perawat memberikan kesempatan kepada klien untuk menceritakan pengalamannya yang
paling menyenangkan yang berhubungan dengan pengalaman masa anak, masa remaja,
dan masa dewasa dan kegiatan bersama keluarga yang dilaksanakan di rumah.
l) Perawat mendiskusikan perasaan klien setelah berbagi pengalaman yang menyenangkan
apa yang dirasakan klien setelah menyampaikan pengalamannya, apakah ada manfaat
yang dirasakan klien sehubungan dengan masa lalu dengan keadaan klien saat ini.
m) Perawat menganjurkan klien untuk menerima masa lalunya yang menyenangkan sebagai
bagian yang berharga bagi dirinya.
n) Perawat menjelaskan hubungan mengingat kembali dan berbagi pengalaman yang
menyenangkan dengan orang lain dan penerimaan diri pada saat ini.
o) Perawat memotivasi klien untuk melakukan kegiatan yang sama dengan orang lain tampa
terstruktur.
p) Perawat memberikan pujian atas komitmen dan semangat klien
q) Perawat melakukan evaluasi dan dokumentasi keperawatan.
KONSEP TERAPI PUZZLE
A. DEFINISI
Puzzel berasal dari bahasa Inggris yang berarti teka-teki atau bongkar
pasang, media puzzle merupakan media sederhana yang dimainkan dengan bongkar
pasang. Berdasarkan pengertian tentang media puzzle, maka dapat disimpulkan
bahwa media puzzle merupakan alat permainan edukatif yang dapat merangsang
kemampuan matematika anak, yang dimainkan dengan cara membongkar pasang
kepingan puzzle berdasarkan pasangannya.
B. JENIS PUZZLE
Ada beberapa jenis puzzle, antara lain:
a. Puzzle konstruksi
Puzzle rakitan (construction puzzle) merupakan kumpulan potongan-
potongan yang terpisah, yang dapat digabungkan kembali menjadi beberapa model.
Mainan rakitan yang paling umum adalah blok-blok kayu sederhana berwarna-
warni. Mainan rakitan ini sesuai untuk anak yang suka bekerja dengan tangan, suka
memecahkan puzzle, dan suka berimajinasi.
b. Puzzle batang (stick)
Puzzle batang merupakan permainan teka-teki matematika sederhana namun
memerlukan pemikiran kritis dan penalaran yang baik untuk menyelesaikannya.
Puzzle batang ada yang dimainkan dengan cara membuat bentuk sesuai yang kita
inginkan ataupun menyusun gambar yang terdapat pada batang puzzle.
c. Puzzle lantai
Puzzle lantai terbuat dari bahan sponge (karet/busa) sehingga baik untuk alas
bermain anak dibandingkan harus bermain di atas keramik. Puzzle lantai memiliki
desain yang sangat menarik dan tersedia banyak pilihan warna yang cemerlang.
Juga dapat merangsang kreativitas dan melatih kemampuan berpikir anak. Puzzle
lantai sangat mudah dibersihkan dan tahan lama.
d. Puzzle angka

33
Mainan ini bermanfaat untuk mengenalkan angka. Selain itu anak dapat
melatih kemampuan berpikir logisnya dengan menyusun angka sesuai urutannya.
Selain itu, puzzle angka bermanfaat untuk melatih koordinasi mata dengan tangan,
melatih motorik halus serta menstimulasi kerja otak.
e. Puzzle transportasi
Transportasi merupakan permainan bongkar pasang yang memiliki gambar
berbagai macam kendaraan darat, laut dan udara. Fungsinya selain untuk melatih
motorik anak, juga untuk stimulasi otak kanan dan otak kiri. Anak akan lebih
mengetahui macam-macam kendaraan.
f. Puzzle logika
Puzzle logika merupakan puzzle gambar yang dapat mengembangkan
keterampilan serta anak akan berlatih untuk memecahkan masalah. Puzzle ini
dimainkan dengan cara menyusun kepingan puzzle hingga membentuk suatu
gambar yang utuh.
g. Puzzle geometri
Puzzle geometri merupakan puzzle yang dapat mengembangkan
keterampilan mengenali bentuk geometri (segitiga, lingkaran, persegi dan lain-lain),
selain itu anak akan dilatih untuk mencocokkan kepingan puzzle geometri sesuai
dengan papan puzzlenya.
h. Puzzle Penjumlahan dan Pengurangan
Puzzle penjumlahan dan pengurangan merupakan puzzle yang dapat
mengembangkan kemampuan logika matematika anak. Dengan puzzle penjumlahan
dan pengurangan anak memasangkan kepingan puzzle sesuai dengan gambar
pasangannya.

C. FUNGSI PUZZLE
Permainan puzzle berfungsi untuk:
a. Melatih konsentrasi, ketelitian dan kesabaran
b. Melatih koordinasi mata dan tangan. Anak belajar mencocokkan keping-keping
puzzle dan menyusunnya menjadi satu gambar.

34
c. Memperkuat daya ingat
d. Mengenalkan anak pada konsep hubungan
e. Dengan memilih gambar/bentuk, dapat melatih anak untuk berfikir matematis
(menggunakan otak kiri).

35
KONSEP TERAPI CATUR

36
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Senam Otak. Diakses tanggal 19 Agustus 2017. Dari http://www.e-
jurnal.com/2014/01/pengertian-senam-otak.html

Ayinosa. 2009. Brain Gym (Senam Otak). Diakses tanggal 19 Agustus 2017 Diperoleh dari
http://book.store.co.id/2009.

Purwanto, dkk. 2009. Manfaat Senam Otak (Brain Gym) dalam mengatasi Kecemasan dan
Stres Pada Anak Sekolah. Fakultas Psikologi : Universitas Muhammadiyah Surakarta

http://dwaney.wordpress.com/2011/10/09/tak-lansia/2013/5/8
Maryam, R.Siti. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba
       Medika
http://khwanul-khair.blogspot.com/.../terapi-aktifitas-kelom/2013/5/8
Mubarak, wahit ikbal. 2006. Buku Ajar Ilmu  Keperawatan Komunitas 2. Jakarta:
       Sagung seto

Soetjiningsih, 1995, Tumbuh Kembang Anak, Jakarta : EGC


Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi 4. Jakarta : EGC.

37

Anda mungkin juga menyukai