Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti

pada tanggal 22 July 2019 di SMK Kesehatan Bhakti Kencana Cimahi,

dengan melibatkan 72 responden mengenai Pengaruh Cyberbullying

Dimedia Sosial Instagram Terhadap Kecemasan Pada Remaja Di SMK

Kesehatan Bhakti Kencana Cimahi.

Sebelum melakukan penelitian, peneliti memberikan Informed

consent dan melakukan penjelasan mengenai mekanisme dalam melakukan

penelitian ini kepada responden, dan rekan – rekan yang membantu dalam

penelitian, dan hal ini berguna untuk membekali dan memahami tahap –

tahap dalam penelitian ini. pengisian kuesioner yang akan dilakukan terlebih

dahulu diberikan kepada seluruh responden, peneliti ini disajikan dalam

bentuk analisa univariat dan bivariat secara deskriptif dan analitik.

Analisa univariat digunakan untuk melihat gambaran pada masing-

masing variabel di antaranya cyberbullying dan kecemasan, sedangkan

analisa bivariat adalah jenis analisa untuk mengidentifikasi pengaruh antara

cyberbullying dan kecemasan.

58
59

1. Analisa Univariat

a. Gambaran cyberbullying di media sosial instagram pada remaja

di SMK Kesehatan Bhakti Kencana Cimahi

Pada analisis ini, peneiti memaparkan hasil penelitian berupa

distribusi frekuensi cyberbullying di media sosial instagram pada

remaja di SMK Kesehatan Bhakti Kencana Cimahi yang dianalisis

secara univariat. Pengukuran skala cyberbullying dilakukan dengan

cara memberikan kuesioner skala cyberbullying. Berikut hasil

distribusi frekuensi cyberbullying dalam hasil penelitian ini.

Tabel 1.5 Distribusi frekwensi cyberbullying pada remaja di

SMK Kesehatan Bhakti Kencana Cimahi

Cyberbullying Jumlah Persentase

Sering 2 2,8

Kadang-kadang 13 18,1

Jarang 46 63,9

Tidak pernah 11 15,3

Total 72 100,0

Sumber : Data Primer 2019

Berdasarkan hasil penelitian yang tertera pada tabel 1.5.

setelah diberikan kuesioner didapatkan hasil bahwa sebanyak 2

responden (2,8%) sering mendapatkan cyberbullying , 13 responden

(18,1%) kadang-kadang mendapatkan cyberbullying , 46 responden

(63,9%) jarang mendapatkan cyberbullyinhg dan 11 responden

(15,3%) tidak pernah mendapatkan cyberbullying .


60

b. Gambaran kecemasan pada remaja di SMK Kesehatan Bhakti

Kencana Cimahi

Pada analisis ini, peneiti memaparkan hasil penelitian berupa

distribusi frekuensi kecemasan pada remaja di SMK Kesehatan

Bhakti Kencana Cimahi yang dianalisis secara univariat. Pengukuran

tingkat kecemasan dilakukan dengan cara memberikan kuesioner

tingkat kecemasan. Berikut hasil distribusi frekuensi cyberbullying

dalam hasil penelitian ini.

Tabel 1.6 Distribusi frekwensi cyberbullying pada remaja di

SMK Kesehatan Bhakti Kencana Cimahi

Kecemasan Jumlah Persentase

Tidak ada
12 16,7
kecemasan
Kecemasan
38 52,8
ringan
Kecemasan
18 25,0
sedang
Kecemasan berat 4 5,6
Total 72 100,0

Sumber : Data Primer 2019

Berdasarkan hasil penelitian yang tertera pada tabel 1.6. setelah

diberikan kuesioner didapatkan hasil bahwa sebanyak 12 responden

(16,7%) tidak mengalami kecemasan, 38 responden (52,8%) mengalami

kecemasan ringan, 18 responden (25,0%) mengalami kecemasan sedang

dan 4 responden (5,6%) mengalami kecemasan berat.


61

2. Analisa Bivariat

a. Pengaruh cyberbullying di media sosial instagram terhadap

kecemasan pada remaja di SMK Kesehatan Bhakti Kencana

Cimahi

Pada penelitian ini, peneliti memaparkan hasil penelitian

menggunakan chi-square di mana tabel yang digunakan adalah tabel

4x4, sehingga analisis data bivariat menggunakan uji pearson chi-

suare. Variabel independen yaitu cyberbullying di media sosial

instagram, sedangkan variabel dependen yaitu kecemasan. Berikut

ini adalah hasil dari penelitian ini.

Tabel 1.7 Pengaruh cyberbullying di media sosial instagram

terhadap kecemasan pada remaja di SMK Kesehatan Bhakti

Kencana Cimahi

Kecemasan

tidak ada kecemasan kecemasan kecemasan


cyberbulying Total
kecemasan ringan Sedang Berat

F % F % F % F % F %

sering 0 0 0 0 1 50,0 1 50,0 2 100,0

kadang-kadang 0 0 7 53,8 5 38,5 1 7,7 13 100,0

jarang 7 15,2 25 54,3 12 26,1 2 4,3 46 100,0

tidak pernah 5 45,5 6 54,5 0 0 0 ,0 11 100,0

Total 12 16,7 38 52,8 18 25,0 4 5,6 72 100,0

Sumber : Data Primer 2019

Berdasarkan hasil penelitian yang tertera pada tabel 1.7 dapat

dilihat Pengaruh cyberbullying di media sosial instagram terhadap

kecemasan pada remaja di SMK Kesehatan Bhakti Kencana Cimahi pada


62

72 responden, bahwa yang sering mendapatkan cyberbullying berjumlah 2

responden yaitu 1 responden (50,0%) mengalami kecemasan sedang dan

1 responden lagi (50,0%) mengalami kecemasan berat. Lalu yang kadang-

kadang mendapatkan cyberbullying berjumlah 13 responden yang

sebagian besar yaitu 7 responden (53,8%) mengalami kecemasan ringan,

5 responden (38,5%) mengalami kecemasan sedan dan sebagian kecil

yaitu 1 responden (7,7%) yang mengalami cyberbullying berat.

Selanjutnya yang jarang mendapatkan cyberbullying berjumlah 46

responden, yang sebagian besar 25 responden (54,3%) mengalami

kecemasan ringan, 12 responden (26,1%) mengalami kecemasan sedang,

7 responden (!5,2%) tidak mengalami kecemasan, dan sebagian kecil yaitu

2 responden (4,3%) mengalami kecemasan berat. Lalu yang tidak pernah

mendapatkan cyberbullying berjumlah 11 responden diantaranya sebagian

besar yaitu 6 responden (54,5%) mengalami kecemasan ringan, dan 5

responden (45,5%) tidak mengalami kecemasan.

Berdasarkan hasil uji Chi square test yang dilakukan pada

penelitian ini didapatkan hasil tabel 4x4 sehingga uji yang dilakukan

adalah uji pearson chi square, hasilnya yaitu p value (0,011) < α (0,05)

maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya ada pengaruh antara

cyberbullying di media sosial instagram dengan kecemasan pada remaja

di SMK Kesehatan Bhakti Kencana Cimahi.

B. Pembahasan

Pembahasan yang peneliti teliti dalam penelitian ini yaitu mengenai

Pengaruh Cyberbullying Dimedia Sosial Instagram Terhadap Kecemasan

Pada Remaja Di SMK Kesehatan Bhakti Kencana Cimahi. Di zaman modern


63

seperti sekarang ini teknologi komunikasi yang semakin pesat banyak

menimbulkan dampak munculnya fenomena baru yang berkaitan dengan

interaksi di internet yaitu cyberbullying yang dilakukan individu di media

sosial, salah satunya adalah Instagram.

1. Gambaran cyberberbullying di media sosial instagram pada remaja

di SMK Kesehatan Bhakti Kencana Cimahi.

Menunjukan bahwa sebanyak 2 responden (2,8%) sering

mendapatkan cyberbullying , 13 responden (18,1%) kadang-kadang

mendapatkan cyberbullying , 46 responden (63,9%) jarang mendapatkan

cyberbullyinhg dan 11 responden (15,3%) tidak pernah mendapatkan

cyberbullying .

Dapat dilihat dari keterangan diatas sebagian besar responden di

SMK Kesehatan Bhakti Kencana Cimahi jarang mendapatkan

cyberbullying di media sosial instagram. Walaupun jarang mendapatkan

cyberbullying setidaknya itu menunjukan bahwa mereka pernah

mengalami cyberbullying. Seperti yang dikatakan Disa (2011) ada banyak

faktor yang mempengaruhi cyberbullying pada remaja, salah satunya ada

bullying tradisional atau bullying yang dillakukan di dunia nyata atau

secara langsung dari tindakan tersebut dapat berpengaruh besar pada

kecenderungan individu untuk menjadi pelaku cyberbullying , dan ada

persepsi terhadap korban maksudnya adalah karakteristik dan sifat

korban yang mengundang pelaku untuk melakukan tindakan

cyberbullying .
64

Pada penelitian ini peneliti menemukan beberapa remaja di SMK

Kesehatan Bhakti Kencana Cimahi mendapatkan cyberbullying dan

mengalami kecemasan berat di karenakan mereka mendapatkan

komentar negatif di instagram seperti bentuk fisik korban yang gendut

atau kurus.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Indah setyawati pada

tahun 2016 yang berjudul pengaruh cyberbullying di media sosial

ask.fm terhadap gangguan emosi remaja dengan hasil Thitunglebih

besar dari Ttabel (3.049 ≥.1,660). Dengan demikian H0 ditolak dan Ha

diterima. Jadikedua variabel tersebut mempunyai pengaruh yang

signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara

cyberbullying di media sosial Ask.fm terhadap gangguan emosi pada

remaja. Namun terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian

ini dengan penelitian indah setyawati, persamaanya adalah sama-

sama menekankan cyberbulllying sedangkan perbedaannya adalah

penelitian ini memfokuskan kecepada kecemasan sebagai pengaruh

cyberbullying, sedangkan penelitian indah setyawati memfokuskan

kepada gangguan emosi dan medianya pun berbeda yaitu instagram

dan ask.fm. Dan dari hasil kedua penelitian ini menunjukan bahwa

cyberbullying tidak hanya berpengaruh pada kecemasan remaja saja

namun pada gangguan emosi juga.


65

2. Gambaran kecemasan pada Remaja Di SMK Kesehatan Bhakti

Kencana Cimahi

Menunjukan bahwa sebanyak 12 responden (16,7%) tidak

mengalami kecemasan, 38 responden (52,8%) mengalami kecemasan

ringan, 18 responden (25,0%) mengalami kecemasan sedang dan 4

responden (5,6%) mengalami kecemasan berat.

Dapat diliat di SMK Kesehatan Bhakti Kencana Cimahi

kebanyakan responden yang mendapatkan cyberbullying mengalami

kecemasan, yaitu sebagian besar mengalami kecemasan ringan.

Menurut Tucker (2010) pada kecemasan ringan biasanya ditandai

dengan perasaan agak tidak nyaman, gelisah, insomnia ringan akibat

perubahan pola prilaku, perubahan nafsu makan ringan. Pada tahap ini

seseorang akan mencari perhatian karena merasa sendiri, peningkatan

kewaspadaan terhadap hal-hal yang sama yang dapat mengancam,

serta fokus pada masalah yang akan datang, dan gerakan tidak tenang.

Dan terjadi pada remaja di SMK Kesehatan Bhakti Kencana

Cimahi mereka yang mendapatkan tindakan cyberbullying merasakan

salah satu dari tanda gejala di atas yaitu gelisah, perasaan tidak

nyaman dan mewaspadai dirinya supaya tidak mendapatan tindakan

tersebut lagi.

Namun dalam hasil penelitian ini terdapat 11 responden (15,3%)

yang tidak mengalami cyberbullying namun mengalami kecemasan.

Menurut Stuard & Sundeen (2009) ada beberapa penyebab kecemasan

salah satunya yaitu dari teori bilogis, pada teori ini menjelaskan

dipengaruhi oleh system gama aminobutyic acic (GABA) ,


66

norepinephrine dan serotonin. Sistem ini akan bekerja saat seseorang

cemas. Menurut stuar (2009), kelelahan dapat menambah kecemasan.

Dan penyebab lain pada kecemasan menurut Gadheri & Salehi (2011)

yaitu karena self efficacy yang berbeda dari setiap individu, yang

dimaksud self efficacy adalah individu yang merasa tidak efektif dalam

menangani masalah dalam hidupnya akan menjadi cemas memikirkan

bagaimana mereka akan mengelola tantangan ketika muncul.

Menurut peneliti Jika dikaitkan dalam penelitian ini, remaja di

SMK Kesehatan Bhakti Kencana Cimahi yang tidak pernah mengalami

cyberbullying namun mengalami kecemasan itu disebabkan karena

kelelahan belajar dikarenakan kurikulum baru yang mengharuskan

pelajar untuk bersekolah full day dari jam 07.00 sampai dengan 15.00.

dan karena self efficacy itu sendiri misalnya memiliki masalah pribadi

yang menyebabkan ia merasa cemas.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Tania Vidyadwisi Lalita

pada tahun 2014 yang berjudul Hubungan antara self efficacy dengan

kecemasan pada remaja yang putus sekolah. Persamaan dari

penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah sama-sama membahasa

kecemasan pada remaja, dan perbedaannya adalah penelitian ini

memfokuskan cyberbullying berpengaruh terhadap kecemasan pada

remaja sedangkan penelitian Tania memfokuskan Hubungan antara self

efficacy terhadap kecemasan pada remaja. Namun dari kedua penelitian

ini dapat dilihat bahwa ada penyebab / faktor dari kecemasan.


67

3. Pengaruh cyberbullying di media sosial instagram terhadap

kecemasan pada remaja di SMK Kesehatan Bhakti Kencana Cimahi

Dari hasil statistik menggunakan uji chi square. Uji chi square

digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan

variabel dependen. Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai p

value = 0,011 dan nilai α = 0,05 dengan tingkat kepercayaan 5%, dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa p value ≤ dari α artinya Ha diterima

dan Ho ditolak yang artinya ada pengaruh antara cyberbullying di media

sosial instagram dengan kecemasan pada remaja di SMK Kesehatan

Bhakti Kencana Cimahi.

Daniel Goleman dalam Ali dan Asrori (2010) mengatakan bahwa

emosi merujuk kepada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas,

suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan

untuk bertindak.

Pada masa remaja terjadi beberapa pertumbuhan dan

perkembangan salah satunya perkembangan psikologis termasuk

perubahan sikap, cara berpikir, bertindak dan emosi yang kurang stabil.

Perubahan yang terjadi pada remaja tersebut terdapat kemungkinan-

kemungkinan perilaku yang bisa terjadi pada masa ini. Diantaranya

adalah perilaku yang mengundang risiko dan berdampak negatif pada

remaja yaitu cyberbullying . Seperti hal nya remaja di SMK Kesehatan

Bhakti Kencana Cimahi yang sebagian besar pernah mengalami

cyberbullying khususnya di media sosial instagram, tindakan

cyberbullying tersebut seperti meninggalkan komentar negatif tentang


68

bentuk fisik, menyebarkan video atau foto yang memalukan tentang

korban ke publik dan mendapatkan pesan ancaman.

Cyberbullying merupakan tindakan yang negatif yang dilakukan

pelaku pada korban dan menimbulkan beberapa dampak negatif pada

korban salah satunya yaitu kecemasan.

Seperti yang dikatakan Freud dalam Aliwisol (2010) bahwa

Kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan individu

terhadap bahaya atau ancaman sehingga individu mampu menyiapkan

reaksi adaptif yang sesuai untuk ancaman tersebut. Menurut Freud

salah satu tipe kecemasan ada kecemasan realistik yaitu Kecemasan

realistik yaitu rasa takut terhadap ancaman atau bahaya- bahaya nyata

yang ada dilingkungan maupun di dunia luar.

Menurut Olivarez, Sanchez, & Lopez (2009) terdapat tiga aspek

dalam kecemasan yaitu, bentuk penghindaran sosial dan rasa tertekan

yang dialami secara umum, bentuk penghindaran sosial dan rasa

tertekan dalam situasi yang baru atau ketika berhubungan dengan orang

baru/orang asing, serta ketakutan terhadap evaluasi negatif dari orang

lain.

Pada remaja di SMK Kesehatan Bhakti Kencana Cimahi yang

mendapatkan tindakan cyberbullying mereka akan merasa tertekan dan

cemas, lalu hal tersebut akan berpengaruh juga kepada interaksi sosial,

mereka akan merasa lebih berhati-hati terhadap orang asing untuk

menghindari tindakan cyberbullying itu terulang kembali pada dirinya,

mereka pun akan merasa rendah diri, malu dan ketakutan terhadap

evaluasi negatif dari orang lain. Seperti yang dikatakan Elmerbrink,


69

Scielzo & Campbell (2015) dalam studinya bahwa bullying dapat

memeberikan beberapa dampak yaitu kecemasan, harga diri dan depresi.

Komunikasi kesehatan menurut Notoatmodjo (2010), merupakan

usaha yang sistematis untuk mempengaruhi secara positif perilaku

kesehatan masyarakat dengan menggunakan begai prinsip dan

metode komunikasi, baik menggunakan komunikasi interpersonal,

maupun komunikasi massa.

Menurut buku komunikasi kesehatan oleh Putri dan Fanani (2013)

tujuan komunikasi kesehatan adalah tercapainya perubahan perilaku

kesehatan pada sasaran kearah yang lebih kondusif sehingga pada

akhirnya dimungkinkan terjadinya peningkatan derajat/status

kesehatan sebagai dampak dari program komunikasi kesehatan

Maka menurut peneliti jika korban mendapatkan tindakan

cyberbullying maka kecemasan itu merupakan respon dalam tubuh

terhadap ancaman tersebut.

Cara menangani korban cyberbullying yang mengalami

kecemasan yaitu dengan pendekatan orang tua pada anak agar anak

lebih terbuka dengan masalah yang sedang mereka hadapi, dukungan

dari teman, jika di sekolah lebih mengaktifkan lagi bimbingan konseling

untuk lebih mengkaji permasalahan yang sedang dihadapi muridnya.

Untuk mencegah terjadinya cyberbullying pihak sekolah bisa lebih

menerapkan aksi anti cyberbullying dengan memberikan pemaparan

atau edukasi tentang cyberbullying dan menempelkan poster anti

cyberbullying.
70

Pada penelitian ini peran kita sebagai perawat dalam kasus ini

adalah menangani kecemasan dengan hubungan interpersonal

sebagaimana yang dijelaskan oleh Hildergard peplau. Kecemasan yang

terjadi apabila komunikasi dengan orang lain mengancam keamanan

psikologik dan biologic individu, untuk itu kita perlu menggunakan

komunikasi kesehatan. Seperti yang dijelaskan pada penelitian ini

cyberbullying juga mengakibatkan dirinya merasa rendah diri dan akan

berpengaruh terhadap interaksi sosialnya maka dari itu komunikasi

sangatlah penting. Namun tidak hanya perawat yang berperan tetapi

teman juga sangat berperan, dalam penelitian hubungan interpersonal

tidak hanya dilakukan oleh perawat namun oleh teman juga, misalnya

teman sekelas yang akan lebih sering bertemu dan berinteraksi

langsung oleh korban cyberbullying saat disekolah. Peran dan dukungan

dari teman sangatlah penting bagi korban cybrbullying karena dengan

dukungan korban akan merasa tenang dan semangat dengan apa yang

ia alami, teman dapat berkomunikasi secara langsung dan memberikan

saran-saran positif.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Bety Febriana dalam

penelitianya pada tahun 2016 yang berjudul Penurunan Kecemasan

Remaja Korban Bullying terapi kognitif dengan nillai p = 0,002 yang

artinya terapi kognitif efektif menurunkan tingkat kecemasan.

Persamaan dari penelitian ini dan penelitian bety adalah sama-sama

membahasa kecemasan pada korban bullying, dan perbedaannya yaitu

penelitian ini memfokuskan peran perawat dan peran teman dalam

hubungan interpersonal menggunakan komunikasi.


71

Berdasarkan penelitian dan penjelasan-penjelasan diatas peneliti

berpendapat bahwa cyberbullying dapat berpengaruh dan menimbulkan

rasa kecemasan pada korbannya.

C. Keterbatasan Penelitian

1. Keterbatasan mendapatkan data awal, karena peneliti harus mengurus

surat perijinan dan mengikuti prosedur yang memakan waktu lama.

Namun demikian, penulis harus mengikuti prosedur yang ada sehingga

penulis mendapatkan data awal yang diinginkan.

2. Keterbatasan mengatur waktu pada saat proses penelitian karena

bersamaan dengan proses pembelajaran.

3. Sampel dalam peneltian ini adalah siswa dan siswi sekolah sehingga

peneliti harus melakukan pendekatan dengan ekstra dikarenakan

karakteristik atau kepribadian yang berbeda.

4. Kecemasan yang terjadi tidak hanya karena cyberbullying namun karena

ada faktor lain.

Anda mungkin juga menyukai