Anda di halaman 1dari 7

LITERATURE REVIEW: TERAPI KOMPLEMENTER TERHADAP SKALA NYERI PADA PENDERITA

OSTEOARTHRITIS
1-3.
Mahasiswa Profesi Ners STIKes Budi Luhur Cimahi
4.
Dosen STIKes Budi Luhur Cimahi
.

Abstrak
Latar Belakang: Osteoarthritis merupakan masalah kesehatan global yang perlu ditangani secara serius
karena angka prevalensi dan prevalensinya terus meningkat secara drastis mengikuti pertambahan usia
penderita. Untuk mengatasi hal tersebut terdapat cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan nyeri
akibat osteoarthritis yaitu salah satunya dengan terapi komplementer. Beberapa terapi komplementer yang
telah ditemukan untuk membantu menurunkan skala nyeri diantaranya yaitu dengan Stretching Exercise,
rebusan hangat parutan jahe, senam ergonomis, senam rematik, kompres air garam hangat. Tujuan:
Mengetahui keefektifan dari beberapa jenis terapi komplementer terhadap skala nyeri pada penderita
osteoarthritis Pembahasan: Berdasarkan hasil literature review ini diketahui bahwa dari 5 jenis terapi
komplementer yang telah dianalisa diantaranya yaitu Stretching Exercise, rebusan hangat parutan jahe,
senam ergonomis, senam rematik, kompres air garam hangat. Seluruhnya dapat menurunkan skala nyeri
dan terapi yang paling efektif untuk menurunkan skala nyeri adalah stretching exercise, dengan penurunan
skala nyeri yang mencapai rata-rata 3.53 setelah diberi perlakuan.

Kata Kunci: terapi komplementer, skala nyeri, Osteoarthritis

Abstract

Background: Osteoarthritis is a global health problem that needs to be resolved with the prevalence rate
and the prevalence continues to increase dramatically. To overcome this is a way that can be done to control
osteoarthritis, one of which is complementary therapy. Some complementary exercises that have been found
to help reduce the scale of guilt are with stretching exercises, reinforcing ginger grater, ergonomic exercises,
rheumatism exercises, warm salt water compresses.
Objective: To determine the effectiveness of several types of complementary therapies to scale in
osteoarthritis sufferers
Results: Based on the literature review, it is known from 5 types of complementary therapies that have been
analyzed that are accompanied by stretching exercises, stretching exercises, ginger grater, ergonomic
exercises, rheumatism exercises, water compresses warm salt. All exercises to reduce pain scale and the
most effective therapy to reduce pain scale is stretching exercise, with a decrease in pain scale which
reaches an average of 3.53 after receiving treatment.

Keywords: complementary therapy, pain scale, osteoarthritis

Pendahuluan sering dijumpai pada penyakit muscoloskeletal dan


osteoarthritis merupaka penyebab terbanyak
Osteoarthritis merupakan penyakit sendi keterbatasan gerak dan fungsi, lokasi yang sering
degeneratif yang paling banyak dijumpai dibanding terkena adalah sendi lutut (Susilawati dkk., 2015).
dengan penyakit sendi lainnya. Semua sendi dapat Osteoarthritis merupakan penyakit gangguan
terserang, tetapi yang paling sering adalah sendi homeostasis metabolisme kartilago dengan
penyokong berat badan (Ilyas, 2002). kerusakan struktur proteoglikan kartilago yang
Osteoarthritis merupakan salah satu yang penyebabnya diperkirakan multifaktorial antara lain
disebabkan oleh faktor degenerasi yang paling oleh karena faktor umur, stres mekanis atau kimia,
penggunaan sendi yang berlebihan defek anatomi,
1
1
Program Profesi Ners STIKes Budi Luhur Cimahi Angkatan X Tahun 2020
obesitas, genetik dan humoral (Arismunandar, sehingga kelenturan berkurang. Kemudian terjadi
2015). kontraktur jaringan ikat maupun kapsul sendi
Osteoarthritis diderita oleh 151 juta jiwa di sehingga lingkup gerak sendi semakin lama
seluruh dunia dan mencapai 24 juta di kawasan semakin sempit.
Asia Tenggara. Prevalensi osteoarthritis juga terus Akses akibat kelanjutan dari berbagai
meningkat secara dramatis mengikuti pertambahan gangguan ini pasien akan mengalami keterbatasan
usia penderita. Berdasarkan temuan radiologis, aktivitas fungsional. Berdasarkan International
didapati bahwa 70% dari penderita yang berumur Classification Of Functioning, Disability And Health
lebih dari 65 tahun penderita osteoarthritis (ICF) aktivitas dasar sehari-hari dilaksanakan pada
(Suhendriyo, 2014). saat jongkok, berlutut dari posisi duduk ke berdiri
Osteoarthritis merupakan penyakit sendi dan mempertahankan posisi dari posisi berjongkok
yang menduduki rangking pertama penyebab nyeri beberapa saat sampai pada mempertahankan
dan disabilitas (ketidakmampuan) pada umumnya posisi berlutut beberapa saat dan mengambil
menyerang sendi-sendi penopang berat badan benda di bawah sambil menekuk lutut. Aktivitas
terutama sendi lutut. Osteoarthritis dimulai dengan fungsional sehari-hari yang dikerjakan seperti
kerusakan pada seluruh sendi. Problematik yang membersihkan rumah serta aktivitas olah raga
paling utama yang dirasakan pada pasien seperti berlari, melompat dan aktivitas berpegian
osteoarthritis adalah keterbatasan aktivitas seperti berjalan dipermukaan berbeda,
fungsional. Osteoarthritis juga dapat menimbulkan menggunakan transpotasi pribadi dan
gangguan aktivitas fungsional seperti kesulitan menggunakan transpotasi umum.
berjalan jarak jauh, sulit berdiri dari posisi Salah satu pelayanan kesehatan yang ikut
berjongkok, naik turun tangga dan juga berperan dalam rehabilitasi penyakit ini adalah
menyebabkan aktivitas fungsional terganggu. terapi komplementer. Perkembangan terapi
Osteoarthritis merupakan suatu keadaan komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan
patologi yang mengenai kartilago hialin dari sendi banyak negara. Pengobatan komplementer atau
lutut, di mana terjadi pembentukan osteofit pada alternative menjadi bagian penting dalam
tulang rawan sendi dan jaringan subchondral yang pelayanan kesehatan. Klien yang menggunakan
menyebabkan penurunan elastisitas dari sendi. terapi komplementer memiliki beberapa alasan.
Saat mengalami degenerasi kartilago hialin Salah satu alasannya adalah filosofi holistic
mengalami kerapuhan, di mana perubahan- pada terapi komplementer, yaitu adanya harmoni
perubahan yang terjadi pada permukaan sendi dalam diri dan promosi kesehatan dalam terapi
(kartilago hialin) berkenaan dengan perubahan komplementer. Alasan lainnya karena klien
biokimia di bawah permukaan kartilago yang akan terlibat untuk pengambilan keputusan dalam
meningkatkan sintesis timidin dan glisin. Akibat dari pengobatan dan peningkatan kualitas hidup
ketidak seimbangan antara regenerasi dengan dibandingkan sebelumnya (Widyatuti, 2008).
degenerasi tersebut maka akan terjadi pelunakan, Di dalam literature review ini kami
perpecahan dan pengelupasan lapisan rawan menganalisi beberapa jurnal tentang terapi
sendi yang akan terlepas sebagai corpus libera komplementer terhadap penderita
yang dapat menimbulkan penguncian ketika sendi ostereoathtritis, dan akan membandingkannya
bergerak. Tulang di bawah kartilago menjadi keras mana yang lebih berpengaruh.
dan tebal serta terjadi perubahan bentuk dan
kesesuaian dari permukaan sendi. Jika kerusakan Metode
berlangsung terus berlanjut maka, bentuk sendi
tidak beraturan dengan adanya penyempitan celah Metode pencarian artikel dalam literature review ini
sendi, osteofit, ketidakstabilan dan deformitas. menggunakan data base google scholar (2015-
Dengan terbentuknya osteofit maka akan 2019) pada bulan Mei 2019. Strategi pencarian
mengeritasi membran sinovial dimana terdapat dilakukan dengan menggunakan keywords: terapi
banyak reseptor-reseptor nyeri dan kemudian akan komplementer, osteoarthritis
menimbulkan hidrops. Dengan terjepitnya ujung-
ujung saraf polimodal yang terdapat di sekitar sendi Penyeleksian
karena terbentuknya osteofit serta adanya Hasil pencarian pada google scholar 10 artikel.
pembengkakan dan penebalan jaringan lunak di Selanjutnya artikel diskrining melalui judul dan
sekitar sendi maka akan menimbulkan nyeri tekan abstrak sehingga menjadi 8 jurnal, kemudian
dan nyeri gerak. Pada kapsul-ligamen sendi akan dilakukan review dengan kategori full text dalam
terjadi iritasi dan pemendekan, hal ini disebabkan rentang waktu 2015-2019 ditemukan hasil 5 jurnal.
karena imobilisasi dan kelenturan colagen yang Sebanyak 5 jurnal ditolak karena tidak memenuhi
berkurang, pelunakan lapisan rawan yang diikuti kriteria dan jumlah akhir yang didapatkan untuk
oleh pecahnya permukaan sendi, terjadinya dilakukan analisis literatur review yaitu 5 jurnal
pengerasan pada tulang di bawah lapisan rawan penelitan.
2
2
Program Profesi Ners STIKes Budi Luhur Cimahi Angkatan X Tahun 2020
Tabel 1 Analisa 15 Jurnal Terapi Komplementer
Tipe terapi Outcome
No Judul jurnal Penulis Tahun
komplementer
1 Pengaruh Stretching Exercise Edwina R. 2019 Stretching Paling efektif menurunkan skala nyeri dengan rata-
Terhadap Penurunan Skala Nyeri Monayo, Fenti Exercise rata 3.53
Sendi Lutut Pada Pasien Akuba
Osteoartrtis
2 Pengaruh pemberian kompres IGAA Sherlyna 2018 kompres hangat Efektif menurunkan skala nyeri dengan rata-rata
hangat rebusan parutan jahe Prihandhani rebusan parutan 2,69
terhadap nyeri pada lansia dengan jahe
osteoathritis di pejeng kangin
kabupaten gianyar
3. Pengaruh senam rematik terhadap Vivi meliana sitinjak 2016 Senam rematik Efektif menurunkan skala nyeri dengan rata-rata
perubahan skala nyeri pada lanjut 2,16
usia dengan osteoartritis lutut
4. Pengaruh kompres air garam Devi eka arum sari 2015 Kompres air efektif menurunkan skala nyeri dengan rata-rata
hangat terhadap nyeri sendi pada garam 1,81
lansia diunit pelayanan sosial lansia
wening wardoyo ungaran
5. Pengaruh senam ergonomik Andi Surya, Erna 2018 Senam ergonomis Efektif menurunkan skala nyeri dengan rata-rata
terhadap tingkat nyeri Rochmawati, 0,07
Penderita osteoartritis pada lansia
Di rumah asuh anak dan lansia
Wredha griya asih
Lawang
Pembahasan Rata-rata skala nyeri sebelum
dilakukan terapi rebusan hangat parutan jahe
Dari 5 jurnal yang direview secara penuh, sebesar 3,78 dan setelah dilakukan terapi
diketahui bahwa terdapat 5 jenis terapi rebusan hangat parutan jahe menjadi 1,09
komplementer diantaranya yaitu Stretching berarti terdapat penurunan skala nyeri sebesar
Exercise, rebusan hangat parutan jahe, senam 2,69. Berdasarkan analisa statistik wilcoxon
ergonomis, senam rematik, kompres air garam menunjukkan hasi p-value 0,000 < 0.05. Berarti
hangat, menunjukan hasil yang signifikan dalam H0 ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat
menurunkan skala nyeri pada penderita pengaruh yang signifikan terapi rebusan hangat
ostereathtritis parutan jahe terhadap penurunan skala nyeri
osteoarthritis pada lansia dengan osteoatritis di
1. Senam Stretching Exercise Pejeng Kangin, Kabupaten Gianyar.
Rata-rata skala nyeri sebelum Menurut Indah, Nurhayati & Setiyajati
dilakukan stretching exercise sebesar 6.80 dan (2013). Kompres jahe merupakan tindakan
setelah dilakukan terapi stretching exercise memberikan rasa hangat pada daerah tertentu
menjadi 3.27 berarti terdapat penurunan skala menggunakan cairan rebusan jahe yang
nyeri sebesar 3,53. Berdasarkan analisa data mengandung zingiberol dan kurkuminoid yang
dihasilkan nilai 0,000 (< 0,05). Maka mengurangi peradangan nyeri sendi. Menurut
disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima dengan Nyoman, Nastiti & Dewa (2011), manfaat
demikian ada pengaruh pemberian terapi kompres jahe yaitu mengurangi nyeri karena
stretching exercise terhadap penurunan skala jahe yang sifatnya hangat. Sifat yang hangat
nyeri sendi lutut pada pasien Osteoartritis di meningkatkan aliran darah untuk mendapatkan
Puskesmas Kota Selatan Kota Gorontalo. efek analgesik dan relaksasi otot sehingga
Stretching merupakan suatu aktivitas proses inflamasi berkurang.
meregangkan otot untuk meningkatkan
fleksibilitas otot dan jangkauan gerakan 3. Senam Rematik
persendian. mengemukakan bahwa stretching Rata-rata skala nyeri pretest pada
sangat efektif dilakukan untuk meningkatkan kelompok dengan perlakuan senam rematik
fleksibilitas otot dan sendi sehingga dapat sebesar 7,08 dan setelah dilakukan terapi
memberikan efek penurunan atau hilangnya senam rematik menjadi 4,92 berarti terdapat
rasa nyeri pada persendian (The Crossfit penurunan rata-rata skala nyeri sebesar 2,16.
Journal Article, 2016 dalam Monayo & Akuba Rata-rata skala nyeri pretest pada kelompok
2019). Latihan ini juga dapat meningkatkan dengan perlakuan senam rematik sebesar 7,00.
aliran darah juga memperkuat tulang (Rahmiati, Sedangkan skala nyeri setelah senam rematik
2017). Latihan peregangan dapat dilakukan memiliki rata-rata sebesar 6,58, berarti terdapat
setiap hari sebelum memulai aktifitas pekerjaan penurunan rata-rata skala nyeri sebesar 0,42.
melalui jalan ditempat selama 3-5 menit. Hal ini Analisis data menggunakan Paired T
dapat memperlancar aliran darah pada area Test dan Independent T Test.Uji hipotesis
kaki dan membuat otot kaki lebih lentur. Latihan dengan Paired T Test pada kelompok perlakuan
selanjutnya adalah dengan lengan melingkar p-value= 0,000 dan pada kelompok kontrol p-
selama 3-5 kali. Hal ini dapat memperlancar value= 0,017. P-value kedua kelompok < 0,05
aliran darah pada area bahudan punggung, yang berarti terdapat penurunan skala nyeri
serta melenturkan otot punggung dan lengan. setelah pemberian senam rematik pada
Latihan peregangan yang lainya adalah dengan kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Uji
memfokuskan kaki, pinggang, dan betis. beda mean posttest antara kelompok perlakuan
Setelah dilakukan latihan peregangan selama dan kelompok kontrol menggunakan
5-10 menit sebelum beraktifitas, otot akan Independent T Test menunjukkan p-value=
merasa lebih rileks dan nyaman sehinga dapat 0,000 (p<0,05) yang berarti penurunan skala
terhindar dari cedera otot yang dapat nyeri dengan senam rematik lebih bermakna
menyebabkan rasa nyeri. Manfaat dari latihan daripada penurunan skala nyeri yang tidak
peregangan yaitu meningkatkan kebugaran fisik diberikan senam rematik. Terdapat pengaruh
dengan cara memperlancar transportasi zat-zat senam rematik terhadap perubahan skala nyeri
yang diperlukan tubuh dan pembuangan sisa- pada lansia dengan osteoarthritis lutut berupa
sisa zat yang tidak diperlukan oleh tubuh. penurunan skala nyeri pada kelompok
Manfaat selanjutnya adalah mengoptimalkan perlakuan dan kelompok kontrol, tetapi hasil uji
gerakan, dengan cara mengulur otot-otot beda mean kedua kelompok menunjukkan
ligament, tendon, dan persendian sehingga adanya perbedaan perubahan skala nyeri, skala
dapat bekerja secara optimal (Suharjana, 2013). nyeri kelompok perlakuan lebih rendah daripada
kelompok kontrol. Penurunan skala nyeri lebih
2. Rebusan hangat parutan jahe efektif pada kelompok menggunakan senam
rematik daripada kelompok yang tidak diberikan inflamasi (peradangan), serta menyembuhkan
senam rematik. infeksian (Anonim, 2009, ¶ 8).
Tujuan dari senam rematik yaitu
mengurangi nyeri sendi dan menjaga kesehatan 5. Senam Ergonomis
jasmani penderita rematik. Keuntungan lain dari Kelompok intervensi sebelum diberikan
senam rematik yaitu tulang menjadi lebih lentur, senam ergonomik nilai rata-rata adalah 6,33
otot tetap kencang, memperlancar peredaran dan setelah diberikan intervensi menjadi 4,26
darah, menjaga kadar lemak darah tetap sehingga terjadi penurunan tingkat nyeri
normal, tidak mudah mengalami cidera, dan sebesar 0,07setelah mendapatkan intervensi
kecepatan reaksi sel tubuh menjadi lebih baik senam ergonomik. Sedangkan pada kelompok
(Heri, 2014). kontrol tingkat nyeri awal 6,53 dan setelah
mendapatkan terapi senam program panti
4. Kompres air garam hangat tingkat nyeri menurun menjadi 5,46.
Hasil uji statistic dapat diketahui bahwa Berdasarkan hasil uji Independen sample t-test
rata-rata skala nyeri lansia sebelum diberikan sesudah diberikan senam ergonomik diperoleh
kompres air garam hangat sebesar 5,83, nilai P-value 0,001 <0,05 maka H0 ditolak,
kemudian turun menjadi 4,02 sesudah diberikan artinya terdapat pengaruh senam ergonomik
kompres air garam hangat berarti terdapat terhadap penurunan tingkat nyeri pada lansia
penurunan skala nyeri sebesar 1,81. yang mengalami Osteoatritis.
Berdasarkan uji wilcoxon, didapatkan nilai p- Senam ergonomik merupakan
value 0,000<(0,05), ini menunjukkan bahwa ada kombinasi dari gerakan otot dan teknik
perbedaan secara signifikan nyeri sendi pernapasan. Melalui latihan relaksasi (senam
sebelum dan sesudah di kompres air garam ergonomik) lansia dilatih untuk dapat
hangat pada lansia. Ini juga menunjukkan memunculkan respon relaksasi (Potter &
bahwa ada pengaruh yang signifikan kompres Perry, 2005 dalam Surya 2018). Sehingga
air garam hangat terhadap nyeri sendi pada pengeluaran endorphin ini menghambat
lansia di unit rehabilitas sosial lanjut usia aktifitas trigger cell, maka gerbang subtsansia
wening wardoyo ungaran. gelatinosa tertutup dan impuls nyeri berkurang
Kozier dan Erb (2009, hlm. 402) ditransmisikan ke otak, kondisi seperti ini dapat
menyatakan bahwa kompres hangat merupakan membuat klien mencapai keadaan tenang
suatu tindakan untuk mengatasi nyeri dengan (Demir, 2012 dalam Surya 2018). Kondisi
menggunakan teknik konduksi sehingga dapat relaks yang dirasakan dikarenakan latihan
menyebabkan vasodilatasi pada pembuluh relaksasi dapat memberikan pemijatan halus
darah, meningkatkan permeabilitad kapiler, pada berbagai kelenjar pada tubuh,
meningkatkan metabolisme selular, merelaksasi menurunkan produksi kortisol dalam darah,
otot, dan meningkatkan aliran darah ke suatu mengembalikan pengeluaran hormon yang
area nyeri. Kompres hangat merupakan salah secukupnya sehingga memberi keseimbangan
satu penatalaksanaan nyeri dengan emosi dan ketenangan pikiran Potter dan
memberikan energy panas melalui konduksi, Perry, 2009 dalam Surya 2018)
dimana panas tersebut dapat menyebabkan
vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah), Kesimpulan
meningkatkan relaksasi otot sehingga Berdasarkan hasil literature review yang
meningkatkan sirkulasi dan menambah telah di analisa, diketahui bahwa dari 5 jenis terapi
pemasukan, oksigen serta nutrisi ke jaringan. komplementer yaitu (streching exercise, rebusan
(Potter & Perry, 2010, hlm. 632). hangat parutan jahe, senam ergonomis, senam
Penurunan intensitas nyeri sendi pada rematik, kompres air garam hangat) Seluruhnya
lansia dikarenakan pemberian kompres air dapat menurunkan skala nyeri dan terapi yang
garam hangat pada persendian yang paling efektif untuk menurunkan skala nyeri adalah
mengalami nyeri dapat memberikan efek lihat dari penurunan skala nyerinya yang mencapai
menurunkan spasme otot pada pembuluh rata-rata 3.53 setelah diberi perlakuan.
darah, melancarkan sirkulasi darah dan
menstimulasi pembuluh darah, mengurangi rasa Saran
sakit atau nyeri dan peradangan, memberikan 1. Keluarga yang menderita osteoarthritis
rasa nyaman dan hangat (Potter & Perry, 2010, Keluarga yang menderita osteoarthritis
hlm. 631). Kemudian garam sendiri mempunyai sebaiknya melakukan salah satu dari terapi
fungsi khusus di bidang kesehatan terutama komplementer tersebut secara rutin untuk
karena adanya garam nacl adalah untuk menurunkan skala nyeri dan meningkatkan
melenturkan otot yang tegang, mengurangi rasa kualitas hidup.
nyeri pada otot yang sakit, menurunkan gejala
2. Perawat
Perawat sudah selayaknya memberikan osteoartritis di panti wreda st. Theresia
pelayanan secara komprehensif serta dharma bhakti kasih Surakarta. 34-36
menjalankan peran dan fungsinya secara Indah, Nurhayati & Setiyajati. (2013). Terapi
maksimal. Dalam terapi komplementer perawat kompres jahe dan massage pada
berperan sepenuhnya dalam memegang osteoartritis di panti wreda st. Theresia
kendali prosesnya. Untuk menjalankan proses dharma bhakti kasih Surakarta. 34-36
dalam terapi komplementer ini di keluarga Kozier et al., (2009). Buku ajar fundamental
perawat diharapkan mampu mengedukasi keperawatan konsep, proses & praktik.
masyarakat khususnya keluarga dalam Edisi 7 volume 1. Jakarta : EGC
menurunkan skala nyeri pada pasien Monayo & Akuba. (2019). Pengaruh Stretching
osteoarthritis. Exercise Terhadap Penurunan Skala Nyeri
Sendi Lutut Pada Pasien Osteoartrtis
3. Institusi Pendidikan Puskesmas Kota Selatan Kota Gorontalo.
Institusi pendidikan STIKes Budi Luhur Jambura Nursing Journal Vol. 1, No. 1
Cimahi sebagai lembaga yang bergerak dalam Januari 2019, https://ejurnal.ung.ac.id.,
menciptakan dan mencetak tenaga profesional Diperoleh tanggal 17 Mei 2020
kesehatan. Dalam menjalankan fungsi dan Nugroho, H. Wahyudi. (2008) Keperawatan
perannya, institusi pendidikan harus mampu Gerontik & Geriatrik. Ed. 3. Jakarta : EGC
mengamalkan tridarma perguruan tinggi yaitu Nyoman, Nastiti & Dewa. ( 2011). Pengaruh
pendidikan, penelitian dan pengabdian kombinasi ekstrak temulawak, jahe, kedelai
masyarakat. Dalam proses pendidikan institusi dan kulit udang terhadap fungsi hati dan
memberikan layanan pembelajaran tentang ginjal dibandingkan dengan natrium
terapi komplementer, melakukan diklofenak pada penderita Osteoartritis, 52-
pengembangan dengan berbasis penelitian 53.
serta mampu melakukan pengabdian pada Nyoman, Nastiti & Dewa.( 2011). Pengaruh
masyarakat pada ranah keperawatan komunitas kombinasi ekstrak temulawak, jahe, kedelai
yang memerlukan pemulihan di dalam dan kulit udang terhadap fungsi hati dan
lingkungannya baik secara mandiri ataupun ginjal dibandingkan dengan natrium
berkolaborasi dengan pihak lain. diklofenak
Potter, P.A & Perry, A.G. (2010). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan : konsep,
Daftar Pustaka proses dan praktik. Edisi 7. Jakarta : EGC
Prihandhani., S (2018). Pengaruh pemberian
Anonym. (2009). Macam Jenis Manfaat dan Bahaya kompres hangat rebusan parutan jahe
Garam. http://www.ubb.ac.id/ terhadap nyeri pada lansia dengan
menulengkap.php?judul=Macam,+Jenis, osteoathritis di Pejeng Kangin Kabupaten
+Manfaat+dan+Bahaya+Garam&&nomorur Gianyar. Jurnal Dunia Kesehatan Vol.5, No.
ut_artikel=255 diperoleh tanggal 1 2 Tahun 2015, https://media.neliti.com.,
Desember 2014 Diperoleh tanggal 17 Mei 2020
Azizah, Lilik Ma’rifatul. (2011) Keperawatn Lanjut Rahmiati. (2017). Efektivitas Stretching terhadap
Usia. Yogjakarta : Graha Ilmu. Penurunan Nyeri sendi lutut Pada Lansia di
BPS. (2011). Profil Lansia provinsi . Badan Pusat UPTD Rumoh Seujahtera Geunaseh
Statistik provinsi bali. Sayang Banda Aceh. Jurnal Ilmu
Dewi, S.K. (2009). Osteoarthritis: diagnosis, Keperawatan ISSN: 2338-6371.
penanganan dan perawatan di rumah. Sari Devi., Nurrahima A., Purnomo. (2016).
Yogyakarta : Fitramaya Pengaruh kompres air garam hangat
Felson, D.T., (2008). Osteoarthritis. Dalam : Fauci, terhadap nyeri sendi pada lansia di unit
A., Hauser, L.S., Jameson, J.L., Ed. pelayanan sosial lansia Wening Wardoyo
Principles of Internal Medicine Seventeenth Ungaran. Jurnal Ilmu Keperawatan dan
Edition. New York, United States of Kebidanan (JIKK), Vol.5, No. 2 Tahun 2015,
America. McGraw-Hill Companies Inc,2158- https://media.neliti.com., Diperoleh tanggal
2165. 17 Mei 2020
Heri, K. (2014). Pengaruh senam rematik terhadap Sitinjak M., Hastuti F., Arina Nurfianti. (2016).
nyeri sendi pada lansia di Panti Sosial Pengaruh senam rematik terhadap
Tresna Werdha Budimulia 04 Margaguna perubahan skala nyeri pada lanjut usia
Jakarta Selatan. Jurnal Mahasiswa Program dengan osteoartritis lutut di Panti Werdha
Keperawatan Universitas Esa Unggul, 1(1), Sinar Abadi Singkawang. Volume 4 Nomor
h.1–10. 2 Agustus 2016, https://media.neliti.com.,
Indah, Nurhayati & Setiyajati. (2013). Terapi Diperoleh tanggal 17 Mei 2020
kompres jahe dan massage pada
Sudoyo, A.W, et al. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi Kelima Jilid III. Jakarta ;
Internal Publishing Pusat Penerbitan Ilmu
Penyakit Dalam
Suharjana, Fredericus. (2013). Perbedaan
pengaruh hasil latihan peregangan statis
dan dinamis terhadap kelentukan togok
menurut jenis kelamin anak kelas 3 dan 4
sekolah dasar. Jurusan Pendidikan
Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Yogyakarta. Diakses 20
Januari 2018.
Surya Andi & Rochmawati Erna. (2018). Pengaruh
senam ergonomik terhadap tingkat nyeri
Penderita osteoartritis pada lansia Di rumah
asuh anak dan lansia Wredha griya asih
Lawang. Journalof Nursing Care &
Biomolecular, Vol 3 No1 Tahun 2018
https://media.neliti.com., Diperoleh tanggal
17 Mei 2020

Anda mungkin juga menyukai