Anda di halaman 1dari 11

TUGAS INDIVIDU

PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH

-PENERAPAN BRAIN GYM UNTUK MELATIH KONSENTRASI ANAK-

Dosen Pengampuh :
Dr. Asniar Khumas, S.Psi., M.Si

Oleh :

Nur Aulia Hikmah Sari


1871342023

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
PAREPARE
2018
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Brain gym adalah kumpulan gerakan sederhana dan bertujuan untuk


menghubungkan atau menyatukan tubuh dan pikiran, menyeimbangkan otak
kanan dan otak kiri (logika dan kreativitas menjadi seimbang), dapat membantu
membangun kepercayaan diri, serta berpengaruh positif terhadap peningkatan
konsentrasi, daya ingat, dan mengendalikan emosi anak. Teknik relaksasi jika
tampil dengan waktu reguler dapat membantu anak-anak untuk mengendalikan
stres sehingga membantu menjadi lebih konsentrasi dalam mengerjakan sesuatu.
Usia 10-12 tahun merupakan usia pertengahan pada anak-anak. Pada periode ini
ada perkembangan fisik dan perkembangan sistem syaraf dan tahap operasional
untuk mengelola dan mengendalikan ekspresi emosi seperti mengelola suasana
hati, memotivasi diri sendiri, membangun dan mempertahankan hubungan dengan
orang lain (Prasanti & Purwanti, 2012).

Dari data WHO (World Health Organization) 2012 melaporkan bahwa 525% dari
anak-anak usia prasekolah menderita disfungsi otak minor, termasuk gangguan
perkembangan motorik halus. Sementara di Afrika, masalah kesehatan pada anak
telah mengalami penurunan sejak tahun 1990 sekitar 40% menjadi 28% pada
tahun 2010, yaitu dari 190 juta anak menjadi 100 juta anak mengalami masalah
kesehatan dan keterlambatan tumbuh kembang. Masalah perkembangan anak saat
ini cenderung meningkat baik di Negara maju maupun Negara berkembang
termasuk Indonesia. Pada tahun 2012 angka kejadian gangguan perkembangan di
Indonesia sebesar 13-18%. Menurut Depkes RI (2006) bahwa, 0,4 juta (16%)
balita di Indonesia mengalami gangguan perkembangan motorik halus dan kasar,
gangguan pendengaran, kecerdasan kurang dan keterlambatan bicara (Aprilasari,
2017)
Berdasarkan Penelitian Nafiah (2014), tentang Pengaruh Brain Gym
(Senam Otak) Terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 4-5 Tahun di
RA Sabilul Muhtadin Puri Mojokerto menunjukan bahwa intervensi pemberian
terapi Brain Gym dapat meningkatkan perkembangan motorik halus anak usia
prasekolah dengan ρ value 0,028 (ρ=0,028<α=0,05). Brain Gym dapat
memberikan stimulus terhadap otak sehingga meningkatkan koordinasi mata dan
tangan yang dapat memengaruhi perkembangan motorik halus anak. Sedangkan
menurut penelitian Gestari (2014) tentang Perkembangan Motorik Kasar pada
Anak yang Mendapatkan Terapi Brain Gym di TK Dharma Wanita Desa Tambak
Agung Puri Mojokerto menunjukkan bahwa Brain Gym memengaruhi
perkembangan motorik kasar anak dengan hasil 93,3% memiliki perkembangan
motorik kasar normal dan 6,7% memiliki perkembangan motorik kasar
meragukan (Aprilasari, 2017)

2. Rumusan Masalah
Apakah dengan adanya Brain Gym ini anak – anak usia 4 – 6 tahun atau siswa di
sekolah dasar yang berusia antara 10 – 12 tahun, mampu meningkatkan
konsentrasi belajar dan daya ingat mereka ?

3. Tujuan Penelitian
Melakukan penelitian pada anak – anak yang kurang konsentrasi terhadap
pelajaran atau hal ynag lain, melalui penerapan Brain Gym.

4. Manfaat Penelitian
Agar dapat meningkatkan konsentrasi belajar pada proses pembelajaran di dalam
dunia pendidikan, menambah wawasan bagi orangtua tentang pentingnya Brain
Gym dalam peningkatan perkembangan kognitif anak. serta mengatasi masalah
yang ditimbulkan akibat kurangnya konsetrasi pada anak – anak usia 10 – 12
tahun, dan semoga dengan adanya penerapan Brain Gym ini, dapat mengatasi
masalah tersebut dan dapat juga dijadikan sebagai referensi dasar bagi peneliti
selanjutnya. Penelitian ini dapat mengetahui adanya pengaruh Brain Gym
terhadap perkembangan konsentrasi pada anak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Brain Gym
Menurut Purwanti (2012) , Penerapan Brain gym dilakukan dengan cara di pijat,
meditasi, peregangan, dan pernapasan perut yang dapat membantu anak-anak
untuk mencapai situasi damai dan dapat membantu jalan kecerdasan serta
konsentrasi. Intervensi ini membutuhkan peserta untuk terlibat dalam berbagai
macam gerakan untuk membantu tubuh mengingat gerakan dari langkah awal
ketika mereka belajar mengkoordinasikan antara pergerakan tangan, penglihatan,
pendengaran dan seluruh tubuh (rohani dan jasmani) hingga gerakan yang paling
terakhir.

Brain gym merupakan serangkaian gerakan sederhana yang menyenangkan dan


dapat digunakan oleh siswa untuk meningkatkan kemampuan belajar dengan
menggunakan keseluruhan otak. Dengan gerakan-gerakan tersebut siswa dapat
belajar lebih mudah, dan sangat bermanfaat bagi kemampuan akademik
( Dennison, 2003:1).
Menurut Hannaford dalam Educational Kinesiology keunggulan dari senam otak
adalah mampu menstimulus dan memaksimalkan fungsi otak. Selain itu senam
otak dapat menyegarkan otak dan membuat pikiran lebih positif. Senam otak
juga bermanfaat untuk memaksimalkan potensi akademik, sosial, dan fisik. Bisa
dikatakan dapat meredakan stress, meningkatkan kesadaran diri akan lingkungan
sekitar, dan menjaga kebugaran tubuh (Aryastuti, 2015).
Konsentrasi

Djamarah Mengemukakan bahwa Konsentrasi adalah pemusatan fungsi jiwa


rohani serta jasmani terhadap suatu objek seperti konsentrasi pikiran, perhatian
dan pelatihan mental dan fisik dan sebagainya. Slameto (2003) mengungkapkan
bahwa konsentrasi dalam belajar adalah pemusatan perhatian terhadap mata
pelajaran dengan mengesampingkan semua hal yang tidak ada hubungannya
dengan pelajaran, misalnya makan, minum dan beberapa kegiatan yang dilakukan
di dalam kelas atau ruangan. Konsentrasi dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya faktor lingkungan (suara, pencahayaan, keadaan yang semrawut,
temperatur ruangan dan desain belajar), pergaulan, psikologi, modalitas belajar
(tidak menaruh minat terhadap mata pelajaran), banyak mengalami masalah-
masalah kesehatan (jiwa dan raga) yang terganggu, dan masalah yang lain
(Tonienase & Slameto, 2018).
Berikut beberapa aktifitas yang bisa mengasah konsentrasi pada anak :
- Aktivitas bermain
Dalam permainan biasanya ada instruksi yang diberikan. Dengan demikian secara
tidak langsung melatih anak untuk mengikuti instruksi dan mampu melakukannya
dengan tepat dan cepat.

1. Menjumput (menggunakan jempol dan telunjuk) butiran kacang merah,


jagung kedelai sambil menghitung jumlahnya, selain melatih konsentrasi juga
melatih motorik halus anak. Atau jika bosan bisa dengan menempelkannya di
sebuah tempat (tempayan) dengan digambar pola terlebih dahulu.

2. Memindahkan air dari mangkuk/baskom kedalam botol dengan menggunakan


tutup botol tersebut. Dilakukan dengan tangan kanan dan kiri secara bergantian.

3. Bermain Puzzle juga diyakini dapat meningkatkan konsentrasi dan memori


anak. Kotak susu bekas dapat dibuat menjadi puzzle sederhana.

4. Menyusun balok bisa juga dilakukan. Menyusun balok secara horisontal


keatas maupun vertikal dalam bentuk barisan.

- Aktivitas olahraga

Dari penelitian menunjukkan bahwa dengan aktif bergerak dan berolah-raga dapat
meningkatkan kecerdasan karena dengan berolah-raga aliran darah dan oksigen ke
otak akan lebih baik. Penelitian lain juga menunjukkan, aktif bergerak akan
membantu proses disintesa protein-protein sebagai penumbuh saraf otak yang
baru, yang dapat membantu menyimpan memori jangka panjang. Dengan
demikian, jelaslah bahwa aktivitas olah raga bisa membantu regenerasi kerja otak,
selain manfaat kesehatan yang akan kita peroleh. Jadi secara fisik dan mental akan
lebih sehat lagi. Misalnya olah raga Berenang, terutama dengan gaya bebas juga
merupakan olahraga yg baik untuk anak, karena berenang bisa menstimulasi
indera-in sensoris, melatih konsentrasi, juga menstimulasi otak kanan dan kiri
(pada gerakan gaya bebas). Sepak bola juga bisa melatih anak untuk menendang
bola dengan lurus dan fokus mengarah ke gawang.

- Aktivitas seni

Di era yang serba modern seperti saat ini, banyak sekali cara-cara yang diterapkan
sebagai bentuk usaha dalam peningkatan kecerdasan otak dan daya konsentrasi
anak. Salah satunya melalui terapi musik. Dikalangan masyarakat cara seperti ini
mungkin sudah tidak asing lagi, banyak orangtua yang menerapkan terapi ini pada
buah hatinya. Peran musik memang sangat besar untuk merangsang
perkembangan otak anak. Efeknya dapat mempengaruhi kemampuan kognitif
anak, yaitu kemampuan untuk mengenali atau menafsirkan lingkungannnya dalam
bentuk bahasa, memori dan visual.

Musik mampu meningkatkan pertumbuhan otak anak, karena musik merangsang


pertumbuhan sel otak. Musik bisa membuat kita menjadi rileks dan riang, yang
merupakan emosi positif. Emosi positif inilah yang membuat fungsi berfikir
seseorang menjadi maksimal. Oleh karena itu kalau orang tua mau memanfaatkan
fungsi musik sebagai terapi dirumah, selain hasilnya akan sangat bagus bagi
perkembangan anak, termasuk dalam hal konsentrasi, bisa juga membuat atmosfer
rumah lebih bersemangat tapi semuanya tergantung dari musik yang didengarkan.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan dengan mendengarkan musik di pagi
hari akan meningkatkan daya konsentrasi siapapun yang mendengarkan.

Semua aktivitas yang dilakukan membutuhkan usaha maksimal, konsistensi, dan


kesabaran dalam melatih, mengarahkan dan memotivasi anak. Semua aktivitas
yang dilakukan tidak ada yang sifatnya instan, cepat mendapatkan hasil.
Semuanya ada pengorbanan, terutama untuk orang tua, agar meluangkan waktu
bersama dengan anak dan melatihnya dengan penuh kesabaran.
BAB III

PEMBAHASAN

Perkembangan konsentrasi anak disebabkan oleh beberapa faktor yaitu


lingkungan sekolah yang juga merupakan peranan penting dalam
perkembangan konsentrasi anak. Sebab sekolah adalah lembaga formal yang
diberi tanggung jawab untuk meningkatkan perkembangan anak dalam hal
berfikir dan intelegtual. Kegiatan sekolah yang memengaruhi perkembangan
konsentrasi seperti interaksi yang akrab dengan peserta didik, memberikan
kesempatan peserta didik untuk berdialog, meningkatkan pertumbuhan fisik
(olahraga dan gizi), dan meningkatkan kemampuan berbahasa dengan media
cetak (Asrori, 2003 & Khadijah ,2016). Penelitian ini sejalan dengan penelitian
(Prasetyo & Saputra, 2016) yang menyatakan bahwa sebagian responden dalam
kategori cukup (50%) untuk daya ingat anak hal ini disebabkan kondisi
lingkungan yang tidak kondusif dapat menggangu pencapaian informasi.
Kondisi sekolah biasanya dalam lingkungan yang ramai, dimana dekat dengan
pemukiman, jalan utama kendaraan besar. Hal ini menyebabkan kebisingan
yang tidak dapat dihindari oleh siswa sehingga siswa kurang bisa
berkonsentrasi dengan baik saat jam pembelajaran dan berdampak pada daya
ingat anak untuk memperoleh perkembangan konsentrasi yang maksimal
(Prasetyo & Saputra, 2016).

Otak adalah bagian tubuh yang berfungsi sebagai pusat pengendali organ
tubuh. Otak selalu berhubungan dengan kecerdasan seseorang. Otak juga
merupakan pusat sistem pengendali pikiran dan sistem tubuh yang
menjalankan beberapa fungsi secara bersamaan yang dapat berfungsi sebagai
penerima dan pengolah informasi, memberikan perintah, menjalankan tugas
dan menyimpan informasi. Brain Gym dengan metode latihan Edu-K atau
pelatihan dan kinesis (gerakan) akan menggunakan seluruh otak melalui
pembaruan pola gerakan tertentu untuk membuka bagian otak yang
sebelumnya tertutup. Melalui Brain Gym bagian otak yang sebelumnya tertutup
akan terbuka dan menandakan bahwa kegiatan belajar berlangsung dengan
menggunakan seluruh otak (Diana et al, 2017).

Tanpa disadari anak bisa melakukan gerakan Brain Gym, seperti bertepuk
tangan, menyayi, dan menari. Karena dengan gerakan tersebut anak bergerak
sesuai dengan koordinasi tangan kanan dan kiri. Saat bertepuk tangan maka
energi akan mengalir pada masing-masing ujung jari dan mengalir hingga ke
otak. Inti dari senam otak adalah bergerak, karena bergerak merupakan kunci
untuk belajar dan penting bagi perkembangan anak. Brain Gym harus
dilakukan dengan rutin untuk mendapatkan semua manfaatnya. Dengan latihan
rutin, semua gangguan otak yang dialami anak ketika belajar akan teratasi.
Oleh sebab itu, sebelum pembelajaran dimulai disarankan untuk melaksanakan
Brain Gym agar membuat anak cerdas (Muhammad, 2011).
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan beberapa uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa penerapan Brain


Gym pada anak, dalam rangka menambah konsentrasi, itu sangat diperlukan. Anak
atau siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran didalam maupun
kegiatan diluar bangku sekolah.

B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka saran yang diberikan
sebagai berikut :
1) Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, guru hendaknya menerapkan
brain gym untuk materi-materi lain, sehingga siswa termotivasi untuk belajar.
2) Brain gym sangat tepat diterapkan pada jam pelajaran akhir, yaitu jam ke 7
dan ke 8, karena pada waktu tersebut sebagian besar siswa sudah kehilangan
motivasi untuk belajar. Dengan senam ini maka motivasi siswa dapat muncul
kembali.
3) Dalam menerapkan brain gym hendaknya guru betul-betul dapat mengelola
kelas dengan baik, jangan sampai penerapan senam ini membuat siswa gaduh
sehingga tujuan utama brain gym tidak tepat sasaran.
DAFTAR PUSTAKA

Dennison Paul & Gail E. Dennison. 2012. Brain Gym (Senam Otak) Gerakan
Sederhana untuk Belajar dengan Keseluruhan Otak. Jakarta:
Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Depdiknas, 2003. Modul Penelitian Pengelolan dan Tenaga Pendidik
Kelompok Bermain. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Dennison, P.E. 2003. Brain Gym “Teacher’s Edition
Revised”. Jakarta: Gramedia.

Andriana, Dian. (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Anak. Jakarta:
Salemba Medika.

Dennison, Paul E. (2008) Brain Gym dan Aku: Merasakan kembali Kenikmatan
Belajar. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Dennison, Paul E. and Dennison G. E. (2009). Brain Gym: Senam Otak Cetakan
ke XIII. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
http://elis_braingym.pdf:21 19.36 http://publikasiilmiah.ums.ac.id.pdf:21
20.06
http://www.psychologymania.com/2013/04/pengertian-konsentrasi.html

Anda mungkin juga menyukai