OLEH:
DINDA ANGGINA SARI (C2014201118)
DIANA MAIN (C2014201116)
A. Latar Belakang
Masa pertumbuhan emas anak sangat penting dimasa sebelum
6 tahun karena pada masa ini anak mengalami pertumbuhan dan
perkembangan pesat, yang memiliki karakteristik unik. Karakteristik
seorang anak sesuai dengan tingkat usia anak itu sendiri yang secara
umum perkembangannya digolongkan sesuai dengan tingkat usia
untuk menstimulus perkembangan anak yang membutuhkan
pendidikan anak usia dini atau PAUD. Undang-undang nomor 20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 angka 14
menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu
upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan sebaiknya dimasa ini anak telah menempuh pendidikan
untuk mengembangkan tahapan tumbuh kembang untuk
mendapatkan stimulus dari lingkungan belajar (Dikir et al., 2016).
Perkembangan anak berlangsung secara berkesinambungan
yang berarti bahwa tingkat perkembangan yang dicapai pada suatu
tahap yang diharapkan meningkat, secara kuantitatif maupun kualitatif
pada tahap selanjutnya. Proses pembelajaran anak di TK dengan usia
5-6 tahun sebelum pandemi ini masih dilakukan secara offline (tatap
muka) dimana anak-anak masih dapat berkonsentrasi dalam
mengikuti pembelajaran seperti biasa sehingga anak dapat menerima
stimulus dengan baik. Namun hal ini menjadi permasalahan dimasa
pandemi, karena seperti yang diketahui pola pengajaran yang
dilakukan kebanyakan TK cenderung menanamkan pembelajaran
secara akademik atau calistung (baca, tulis, dan hitung) namun
dimasa pandemi metode yang dilakukan adalah metode pembelajaran
1
secara online yang menyebabkan stimulus minat anak dalam belajar
berkurang dan fokus anak teralihkan (bermain) (Astuti et al., 2014).
Upaya yang dapat meningkatkan kemampuan otak anak yaitu
berupa serangkaian latihan gerakan sederhana dan mudah untuk
meningkatkan kemampuan belajar dengan menggunakan
keseluruhan kemampuan otak. Hal ini berdampak bagi anak jika anak
menjadi objek dan pendidik menjadi subjek dalam proses
pembelajaran, dimana anak belum mengerti semua hal sedangkan
pendidik mengerti segalanya, sehingga anak tersebut mengalami
keterlambatan dalam proses pembelajaran (Dikir et al., 2016). WHO
(2017) menyatakan keterlambatan perkembangan anak dibidang
kognitif dan motorik kasar menyebabkan hambatan dalam proses
belajar di sekolah di beberapa negara Asia pada anak dibawah usia 5
tahun yang berbeda-beda. Menurut penelitian yang dilakukan
Bhattacharya (2017) di India menyatakan bahwa keterlambatan
perkembangan anak usia 2-23 bulan sebesar 9,5%. Penelitian yang
dilakukan di Thailand terhadap anak dibawah 5 tahun menemukan
sebesar 22,9% mengalami suspek keterlambatan perkembangan.
Sementara itu, penelitian di Cina menemukan 42% anak mengalami
keterlambatan dibidang kognitif dan 10,2% (Yue, et.al., 2015, dalam
Septian, N, S, 2018). Berdasarkan hasil Riskesdas (2018)
menunjukkan usia anak yang mengalami keterlambatan dibidang
kognitif berada pada usia 5-17 tahun sebesar 3,3%. Sulawesi Selatan
provinsi tertinggi dan posisi di Sulawesi Barat sebanyak 1,4%.
Selanjutnya di Sulawesi Selatan, dari 1732 anak ada 533 anak atau
31,93% yang mengalami keterlambatan perkembangan (Astuti et al.,
2014).
Salah satu bentuk perkembangan yang harus dicapai seorang
anak yaitu fungsi kognitif yang merupakan aspek penting dalam
perkembangan terutama usia 4-6 tahun. Stimulasi perkembangan
otak anak sangat diperlukan hanya saja beberapa lembaga
3
B. Rumusan Masalah
Masa Pertumbuhan emas anak sangat penting dimasa sebelum 6
tahun karena pada masa ini anak mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat dan sedang berada dalam tahap
awal masa kanak-kanak karena anak memiliki karakteristik yang unik
dan peneliti menemukan belum di terapkannya kegiatan stimulasi
dalam bentuk brain gym dan masih menerapkan gerakan olahraga fisik
yang umum yang diajarkan dari sekolah masing-masing anak karena
masih dalam masa pandemi. Sehingga dibutuhkan stimulus untuk
meningkatkan fungsi memori pada anak. Dengan demikian rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Brain Gym Terhadap
Fungsi Short Term Memori Pada Anak Usia 5-6 Tahun?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk Mengetahui pengaruh brain gym terhadap fungsi short term
memori pada anak usia 5-6 tahun di TK Aisyiyah Bustanul Athfal.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk Mengidentifikasi fungsi short term memori sebelum
dilakukan brain gym pada anak usia 5-6 tahun di TK Aisyiyah
Bustanul Athfar Makassar.
b. Untuk Mengidentifikasi fungsi short term memori sesudah
dilakukan brain gym pada anak usia 5-6 tahun di TK Aisyiyah
Bustanul Athfar Makassar.
c. Untuk Menganalisis Pengaruh fungsi short term memori sebelum
dan sesudah dilakukan brain gym pada anak usia 5-6 tahun di
TK Aisyiyah Bustanul Athfar.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Responden
Dapat menambah wawasan serta ilmu pengetahuan tentang
pengaruh senam otak pada anak usia 5-6 tahun untuk
meningkatkan stimulus fungsi short term memori pada anak.
2. Bagi Institusi Di TK
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan pembelajaran
tentang hubungan pengetahuan mengenai pengaruh brain gym
terhadap fungsi short term memori pada anak usia 5-6 tahun baik
secara teoritis maupun praktik untuk menambahkan pengetahuan
serta keterampilan dalam menghadapi masalah yang terjadi pada
anak untuk stimulus fungsi memori pada anak.
3. Bagi Peneliti
Menambah wawasan serta ilmu pengetahuan tentang pengaruh
senam otak pada anak usia 5-6 tahun untuk stimulus fungsi
memori pada anak.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3. Memori
Memori adalah kemampuan individu untuk menyimpan,
mempertahankan, dan mengingat informasi dan pengalaman.
Pada dasarnya memori adalah sesuatu yang membentuk jati
diri manusia dan membedakan manusia dari makhluk hidup
lainnya. Memori memberi manusia kemampuan mengingat
masa lalu, dan perkiraan dalam masa depan. Memori
merupakan kumpulan reaksi elektro kimia yang rumut yang di
aktifkan melalui beragam saluran indrawi dan disimpan dalam
jarinag syaraf yang sangat rumit dan unik di seluruh bagian
otak. Memori yang sifatnya dinamis ini terus beruba dan
berkembang sejalan dengan bertambahnya informasi yang di
simpan penyimpanan informasi didapat dilakukan melalui dua
tahap yaitu memori jangka pendek dengan memori jangka
pendek (Bhinnety et al., 2015).
Memori merupakan bagian dari fungsi kognitif, fungsi kognitif
meliputi fungsi antara lain: Fungsi reseptif, yang melibatkan
kemampuan untuk mendapatkan informasi; fungsi memori dan
belajar dimana informasi yang didapat, disimpan, dan dapat
dimunculkan kembali; fungsi berpikir, yaitu cara
mengkoordinasi informasi. Fungsi ekpresif yaitu informasi yang
diperoleh kemudian di informasikan dan digunakan (Dikir et al.,
2016).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Memori :
1) Usia
Bila dibandingkan dengan anak-anak atau dengan orang
dewasa anak yang lebih kecil lebih mungkin untuk
menyimpan materi berupa visual dalam ingatan jangka
pendeknya. Ditemukan bahwa anak diusia 5 tahun akan
mengalami kesulitan kembali mengulang serangkain
gambar-gambar yang sama dan dari objek-objek secara
visual dibadingkan serangkain gambar yang berbeda-
beda. Sedangkan pada anak yang usi berkisar 10 tahun
tidak mengalami kesulitan dalam objek-objek yang
menggamrkan sama secara visual. Anak yang lebih tua
akan melakukan pengulangan secara verbal untuk
menyimpan item-item didalam short term memory
mereka, sehingga visual yang muncul tidak relavan
(Andrea et al., 2019).
2) Stimulasi
Pada penelitian tikus menunjukan bahwa pemberian
stimulasi pada umur berapa pun dapatecara bermakna
dapat memperbaiki fungsi memori. Latihan dan
tantangan mental pada umur pertengahan, saat terdapat
perubahan memori ringan, mungkin memberikan
keuntungan yang paling kuat dan menyeluruh pada fingi
memori. Data penelitian tersebut menunjukkan saat
orang menua atau kuarng melatih otaknya, stimulasi
kognitif dapat membantu untuk mengkompensasi
penurunan memori (Andrea et al., 2019).
11
3) Pengolahan Informasi
a) Jenis Informasi
Jenis informasi menentukan penting tidaknya informasi
tersebut di simpan dalam memori atau justru di hapus
atau dihilangkan karna diangap tidak penting. Bila
informasi dianggap sangat penting oleh otak maka
informasi tersebut akan tertanam kuat dalam memori
(Andrea et al., 2019).
b) Penggunaan Teknik Memori
Teknik memori adalah teknik memasukan informasi
kedalam otak yang sesui dengan kerja otak, karena
metode yang di gunakan sejalan dengan cara otak
beroperasi dan berfungsi maka hal itu akan
meningkatkan efektifitas dan efisiensi otak dalam
menyerap dan menyimpan informasih (Andrea et al.,
2019).
c) Perhatian, Fokus dan Konsentrasi
Perhatian, fokus dan konsentrasi yang baik diperlukan
dalam memasukan informasih kedalam otak kita, dan
pada saat yang bersamaan muncul berbagai macam
pikiran lain yang silih berganti, maka otak akan bingung
dan tidak tahu harus memberikan perhatian pada
informasi yang mana ini akan menyebabkan lemahnya
kemampuan dalam menyimpang informasi (Andrea et
al., 2019).
darah yang kaya zat asam ke otak. Hal ini sangat penting
agar otak dapat bekerja dengan baik maka diperlukan
seperlima bagian dan seluruh zat asam yang di butuhkan
oleh otak. Bisa dilakukan dengan mengganti-ganti tangan
untuk mengaktifkan kedua bagian otak. Disamping itu,
menaruh tangan di pusar membangun kembali pusat
gravitasional tubuh. Gerakan ini dapat menggaktifkan otak
untuk mengirim pesan dari bagian otak kanan ke sisi kiri
tubuh dan sebaliknya fungsinya dari gerakan ini :
1. Keseimbangan / koordinasi tubuh kanan dan kiri.
2. Meningkatkan penerimaan oksigen.
3. Stimulasi arteri karotis untuk meningkatkan aliran darah
ke otak.
4. Meningkatkan aliran energi elektromagnetik.
5. Manfaat secara akademik dari gerakan ini adalah dapat
meningkatkan kemampuan membaca, koordinasi tubuh
antara mata dengan tangan, koreksi terbaliknya huruf
dan angka, memadukan konsonan, dan tetap dibaris
saat membaca.
c) Gerakan Active (Gerakan Diagonal)
Cara melakukan gerakan yaitu kaki kiri menapak dan tangan
kiri mengangkat ke atas sedangkan tangan kanan menyilang
kedalam dan kaki kanan mengangkat ke samping luar.
Gerakan silang ini mengaktifkan hubungan kedua sisi otak
dan merupakan gerakan pemanasan untuk semua
keterampilan yang bertujuan untuk menyeberangi garis
tengah penglihatan, pendengaran, kinestetik, perabaan,
sentuhan, gerakan mata dari kiri kekanan.
Fungsinya dari gerakan ini :
1. Meningkatkan kebersamaan penglihatan kedua mata
(binocular).
2. Manfaatkan akademik adalah meningkatkan kemampuan
mengeja, menulis, mendengarkan, membaca dan
memahami (Abduh et al., 2018).
d) Gerakan Positive (Owl Movement / Burung Hantu)
Gerakan burung hantu untuk menunjukkan kepada
keterampilanketerampilan penglihatan, pendengaran dan
putaran kepala. Gerakan ini juga memperpanjang otot
tengkuk dan bahu, dengan mengatur kembali jangkauan
gerakannya dan peredaran darah ke otak. Cara melakukan
gerakan: Tarik napas dalam-dalam. Biarkan bahu dalam
kondisi relaks. Tungukkan kepala ke depan. Putar leher
pelan-pelan ke arah kanan dan terus ke kiri membentuk
setengah lingkaran. Bernapas dalam-dalam dengan
menghisap udara dari hidung dan mengeluarkan dari mulut
menirukan bunyi burung hantu (“huuu”) lakukan dengan
mata terbuka. Fungsinya dari gerakan ini :
1. Memperkuat atensi dan konsentrasi.
2. Meningkatkan fungsi otak dan sistem pendengaran.
3. Melepaskan ketegangan tengkuk dan bahu untuk
meningkatkan kemampuan perhatian dan ingatan,
(Abduh et al., 2018).
e) Gerakan 8 Tidur
Cara melakukan gerakan ini yaitu membuat angka 8 tidur di
udara, tangan mengepal dan jari jempol keatas, dimulai
dengan menggerakan kepalan ke sebelah kiri atas dan
membentuk angka 8 tidur diikuti dengan gerakan mata
melihat ke ujung jari jempol.
Fungsi dari gerakan ini :
1. Mengaktifkan bagian dalam telinga untuk keseimbangan.
2. Mengintergrasikan otak untuk mendengar dengan kedua
telinga.
23
Pengertian Senam otak atau brain gym adalah kumpulan latihan yang berbasis
gerakan tubuh sederhana. Dimana gerakan itu dibuat untuk
merangsang otak kiri dan otak kanan.
Petugas Peneliti
Persiapan 1. Anak-anak dan guru disekolah diberitahu tujuan dari senam otak.
anak 2. Melakukan kontrak waktu.
4) Gerakan 8 Tidur
Cara melakukan : gerakan dengan membuat angka delapan
tidur di udara, tangan mengepal dan jari jempol keatas, dimulai
dengan menggerakan kepalan ke sebelah kiri atas dan
membentuk angka depan tidur. Diikuti dengan gerakan mata
melihat ke ujung jari jempol, dan gerakan ini dilakukan 3 kali
pertemuan dalam kurung waktu 14 hari dengan durasi latihan 15
menit.
5) Gerakan Mengaktifkan Tangan
Cara melakukan gerakan ini, luruskan tangan keatas samping
telinga. Letangan tangan yang satunya dibawah siku, lewat
belakang kepala. Gerakan tangan pertama ke arah luar, dalam,
belakang dan depan sambil tangan kedua menahan dengan
halus. Manfaat dari gerakan ini melepaskan keteganggan otot
pundak, mengontrol gerakan dan meningkatkan koordinasi mata
dan tangan, dan gerakan ini dilakukan 3 kali pertemuan dalam
kurung waktu 14 hari dengan durasi latihan 15 menit.
6) Gerakan Pijat Daun Telinga
Cara melakukan: daun telinga dipijat dan ditarik keluar dengan
jari telunjuk dan jempol diatas, ke samping, dan ke bawah.
Gerakan ini bertujuan untuk menyembragi garis tengah
pendengar (termasuk pengenalan, perhatian, pembedaan,
bunyi, presepsi, dan ingatan melalui pendengaran), mendengar
suarah sendiri, ingatan jangka pendek, ketrampilan bicara
dalam hati dan berpikir, kebugaran fisik dan mental meningkat,
mendengar dengan kedua telinga bersama, mengaktifkan
formatio reticularis (menyaring suara yang menggangu dari
yang perlu didengar). Manfaat dalam hal akademik dari gerakan
ini adalah meningkatkan pemahaman anak ketika mendengar,
berbicara didepan umum, menyayi, memainkan alat musik,
menulis, berbicara dalam hati dan penyampaian lisan, mengeja
(memecahkan dan menciptakan sandi), dan gerakan ini
dilakukan 3 kali pertemuan dalam kurung waktu 14 hari dengan
durasi latihan 15 menit.
35
7) Menguap Berenergi
Merupakan refleks pernapasan alami yang meningkatan
peredaran udara ke otak dan merangsang seluruh tubuh. Lebih
baik menutup mulut ketika menguap namun jangan menahanya
karena akan menimbulkan ketegangan rahang. Cara
melakukannya ketika kita seolah-olah menguap maka tutup
mata rapat-rapat dan pijat pipi setingkat geraham atas dan
bawah, ulangi tiga sampai enam kali, dan gerakan ini dilakukan
3 kali pertemuan dalam kurung waktu 14 hari dengan durasi
latihan 15 menit.
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konseptual
Brain gym merupakan serangkaian gerakan sederhana yang
terdiri dari gerakan-gerakan yang dinamis, untuk mengstimulasi
otak dan yang dapat meningkatkan atau mengoptimalkan
keseimbangan aktifitas kedua belahan otak secara bersamaan dan
untuk meningkatkan kemampuan short term memori yang
mengalami penurunan akibat kegiatan offline dan online pada masa
pandemi.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas
(indenpenden) adalah Brain gym, dan untuk variabel terikat
(dependen) adalah short term memori. Dibawah ini akan dijelaskan
mengenai kerangka konsep penelitian pengaruh brain gym
terhadap fungsi short term memori pada anak usia 5-6 tahun.
Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1
Bagan Kerangka Konsep
Keterangan :
Variabel independen
Variabel dependen
Variabel yang diteliti
B. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori dan konseptual yang digambarkan, maka
hipotesis penelitian yaitu ada pengaruh brain gym terhadap fungsi
short term memori pada anak usia 5-6 tahun di TK Aisyiyah
Bustanul Athfal kota Makassar.
C. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional
No Variabel Definisi Parameter Alat Skala Skor
Penelitian Operasional Ukur Ukur
1. Variabel Senam otak/ Mengukur SOP Kelompok
indenp Brain gym dimensi Brain kontrol terdiri
enden: adalah gym dengan dari 15
Senam otak kumpulan Melakukan responden
(Brain gym) latihan- senam otak.
latihan yang Dilakukan
berbasis selama 2
gerakan minggu 3 kali
tubuh pertemuan Kelompok
sederhana. dengan intervensi
Dimana durasi latihan terdiri dari 15
gerakan itu 15 menit . responden
dibuat untuk
merangsang
otak kiri dan
otak kanan
anak pada
usia 5-6
tahun yang
diberikan
pada anak
yang
sekolahnya
di TK.
2. Variabel Short term Kemampuan Missing Kategori Jika total
dependen: memori Menyimpan scan test jawaban
(Numerik)
Fungsi short adalah informasi (MST) responden
term memori tempat terkait fungsi pada anak
39
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experimental
design dengan jenis rancangan yang digunakan (kontrol group dan
intervensi group) yaitu desain yang dilakukan untuk mengetahui
keadaan awal subjek sebelum diberi perlakuan sehingga peneliti
dapat mengetahui kondisi subjek sebelum atau sesudah diberi
brain gym yang hasilnya dapat dibandingkan atau dilihat
perubahannya. (Setiawan et al., 2015).
Tabel 4.1
Rancangan Kontrol Group dan Intervensi Group Pretest-Postest
Design
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh
peneliti untuk mengukur variabel penelitian, baik variabel
indenpenden maupun variabel dependen. Instrumen penelitian ini
menggunakan missing scan task
1. Dari 32 kartu ada 15 kartu dengan gambar hewan yang
diberikan kepada anak digunakan sebagai rangsangan tes.
Contoh hewan dalam set uji termasuk kura-kura, ayam, kelinci,
dan bebek. Setiap kartu bergambar hewan dituliskan nama
untuk mencegah perlu mempelajari kosa kata baru, asalkan
anak menggunakan label ini secara konsisten dan tidak
merujuk ke hewan lain di set yang sama. Untuk menilai
pengetahuan yang ada tentang nama-nama hewan di kartu tes
stimulus, anak-anak diminta untuk menyebutkan gambar
masing-masing hewan pada kartu sebelum melakukan missing
scan task. Jika anak tidak mengenali hewan tersebut, maka
hewan itu tidak termasuk dalam kelompok uji (Abduh et al.,
2018).
2. Dengan Interpretasi Hasil yaitu:
a) Untuk menilai kapasitas memori kerja pada anak apakah
ada perubahan setelah diberikan brain gym.
b) Untuk mengetahui apakah ada perbandingan setelah
dilakukan eksperimen antara dua kelompok.
3. Brain gym atau senam otak merupakan serangkaian gerakan
tubuh dan mudah untuk meningkatkan kemampuan belajar
dengan menggunakan keseluruhan kemampuan otak. Brain
43
E. Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian, peneliti perlu mendapat
rekomendasi dari institusi dalam hal ini Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Stella Maris Makassar dengan mengajukan surat
permohonan izin kepada instansi atau lembaga tempat penelitian.
Setelah mendapat persetujuan, maka kegiatan penelitian
dimulai dengan menekankan masalah etika. Masalah etika yang
harus diperhatikan antara lain seperti berikut (Nursalam, 2016):
1. Etika Penelitian
Ada beberapa etika yang harus diperhatikan dalam penelitian,
yaitu :
a. Informed Consent
Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap
tentang tujuan penelitian yang akan dilaksanakan,
mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi atau menolak
menjadi responden. Pada informed consent juga
dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya akan
dipergunakan untuk pengembangan ilmu.
G. Analisis data
Setelah melakukan pengelolaan data maka selanjutnya data yang
terkumpul dianalisis dan diinterpretasikan dengan menggunakan
metode statistik komputer dengan program SPSS (statistic package
and sosial science). Analisa data dalam penelitian ini menggunakan
analisis univariat dan bivariat (Notoatmodjo, 2014).
1. Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk
jenis analisis univariat tergantung dari jenis datanya. Pada
umumnya dalam analisis ini menghasilkan distribusi frekuensi
dan persentase dari tiap variabel. Analisa univariat bertujuan
untuk melihat distribusi karakteristik responden dan
masingmasing variabel.
2. Analisis Bivariat
Apabila telah dilakukan analisa univariat akan diketahui
karakteristik atau distribusi setiap variabel, dan dapat dilanjutkan
analisis bivariat. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah uji normalitas. Uji normalitas adalah sebuah uji yang
dilakukan dengan tujuan untuk menilai sebaran data pada
sebuah kelompok data atau variabel, apakah sebaran data
tersebut berdistribusi normal atau tidak. Macam-macam uji
normalitas yang dapat digunakan diantarannya kolmogorov
smirnov tidak jauh beda metode lilliefors langkah-langkah
penyelesaian dan pengunaan rumus sama, namun ada
signifikansi yang berbeda. Signifikansi metode kolmogorov
smirnov menggunakan tabel pembanding kolmogorov smirnov,
sedangkan metode lilliefors menggunakan tabel pembanding
metode lilliefors. Metode shapiro wilk menggunakan data dasar
yang belum diolah dalam tabel distribusi frekuensi data diurut,
kemudian dibagi dalam dua kelompok untuk dikompersi dalam
shaviro will. Dapat juga dilanjutkan transformasi dalam nilai Z
dapat dihitung luasan kurva normal. uji normalitas yang
digunakan terlebih dahulu untuk menentukan uji selanjutnya.
normal. Dan apabila uji normalitas didapat nilai p>0,05, maka uji
alternatif yang digunakan adalah uji Paired Sample Test,
sedangkan apabila p<0,05, maka uji alternatif yang digunakan
adalah uji wilcoxon. Batas kemaknaan yang digunakan adalah
dengan tingkat signifikan p≤α(0,05) dan tingkat kepercayaan
95%. Bila hasil perhitungan p<α(0,05) berarti Ho di tolak maka
Ha di terima yang berarti ada pengaruh yang bermakna antara
brain gym terhadap fungsi short term memory pada anak.
BAB V
47
B. Hasil Penelitian
Pada bab ini disajikan hasil dan pembahasan menegenai
“Pengaruh Brain Gym terhadap fungsi Short Term Memory pada
Anak Usia 5-6 tahun di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Kota
Makassar”. Penelitian ini telah dilaksanankan di TK Aisyiyah
Bustanul Athfal Kota Makassar, sejak tanggal 14 Februari sampai
tanggal 25 Februari 2022 dengan tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh brain terhadap fungsi memory pada anak
usia 5-6 tahun. Cara pengambilan sampel penelitian menggunakan
metode purposive sampling dengan total sampel 30 responden
yang memenuhi kriteria inklusi yaitu siswa TK Aisyiyah Bustanul
Athfal yang berusia 5-6 tahun. Sampel dibagi menjadi 2 kelompok
yaitu, kelompok kontrol berjumlah 15 orang diberikan senam irama
sebanyak 3 kali seminggu. Pada kelompok intervensi berjumlah 15
orang yang mendapatkan intervensi brain gym selama 2 minggu
49
1) Karakteristik Responden
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Demografi Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin, Umur, Pekerjaandi TK Aisyiyah Bustanul Athfal
Di Kota Makassar
POLRI 1 6,7% - -
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Data Pre Test Fungsi Short term Memory
Pada Kelompok Intervensi dan Kontrol Pada Anak Usia 5-6
Tahun Di TK Aisyiyah Bastanul Athfal Kota Makassar
2. Baik - - - -
2. Baik 9 60.0% - -
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh
variabel independen (Brain Gym) dengan variabel dependen
(Short Term Memory) ditunjukkan dengan nilai p < 0,05.
Selanjutnya untuk mengetahui apakah data penelitian
terdistribusi normal pada data sebelum dan sesudah diberikan
intervensi Brain Gym, maka digunakan uji Kolmogorov-Smirnov
dan Shapiro-Wilk test. Setelah dilakukan uji normalitas dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro Wilk
menunjukkan bahwa semua data berdistribusi secara normal
53
Kelompok N P
Pre-Test Intervensi
Pre-Test Kontrol
Pre-Test
15 3 7 79 5.27 1.280 1.638
Intervensi
Post-Test
15 7 15 152 10.13 2.416 5.838
Intervensi
Pre-Test
15 2 7 66 4.40 1.404 1.971
Kontrol
Post-Test
15 4 9 99 6.60 1.639 2.686
Kontrol
C. Pembahasan
1) Pengaruh Brain Gym Terhadap Fungsi Short Term Memory
Anak Usia 5-6 Tahun Setelah Pemberian Senam Otak pada
Kelompok Intervensi di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Kota
Makassar
Hasil uji statistik dengan menggunakan Paired Sample T-
test didapatkan nilai signifikansi (p value) = 0,000 < 0,05 dimana
H0 ditolak yang artinya bahwa ada pengaruh yang signifikan
antara Brain Gym terhadap fungsi Short Term Memory Pada
Anak Usia 5-6 tahun di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Kota
Makassar.
Brain Gym merupakan perpaduan gerakan yang sederhana
dan dapat digunakan untuk meningkatkan kerja otak besar serta
dapat memaksimalkan kemampuan kognitif melalui
pembelajaran dengan menggunakan kesuluruhan kinerja otak
(Gunadi, 2010; Dennison, 2002; Gunawan, 2003; Setianingsih,
2012). Brain gym dilakukan selama 2 minggu dengan durasi
latihan 15 menit yang dilakukan setiap hari. Senam otak dapat
bermanfaat untuk meningkatkan konsentrasi, mengurangi stres,
meningkatkan semangat atau motivasi, meningkatkan
kemampuan berbahasa, meningkatkan kemampuan daya ingat,
meningkatkan fokus dan perhatian terhadap sesuatu (Kartini,
2007).
Data responden pada kelompok intervensi mengalami
peningkatan pada fungsi memori jangka pendek yaitu mayoritas
memiliki fungsi memori jangka pendek dalam rentang baik
setelah diberikan senam otak selama 2 minggu. Hasil yang
diperoleh setelah intervensi tersebut menunjukkan bahwa latihan
brain gym mampu menstimulasi hipokampus sehingga dapat
mempengaruhi fungsi short term memory pada anak usia 5-6
tahun di TK Aisyiyah Athfal Kota Makassar
57
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka kesimpulan dari
penelitian ini adalah:
1) Karakteristik responden berdasarkan umur pada penelitian ini
mayoritas adalah berumur 5 tahun sebanyak 11 responden
(73,3%) pada kelompok intervensi dan 8 responden (53,3%)
pada kelompok kontrol.
2) Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin pada
penelitian ini mayoritas adalah berjenis kelamin perempuan
sebanyak 11 responden (73,3%) pada kelompok intervensi
dan 9 responden (60,0%).
3) Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan orangtua pada
penelitian ini mayoritas adalah pekerjaan sebagai IRT
sebanyak 7 responden (46,7%) pada kelompok intervensi dan
7 responden pada kelompok kontrol (46,7%).
4) Karakteristik responden berdasarkan fungsi Short Term
Memory setelah dilakukan intervensi (Post-test) adalah dalam
kategori baik sebanyak 9 responden (60,0%).
5) Terdapat pengaruh Brain gym terhadap fungsi short term
memory pada anak usia 5-6 tahun di TK Aisyiyah Bustanul
Athfal dengan menggunakan uji statistik paired sample T-test
di peroleh nilai signifikansi (p value) = 0,000 < 0,05 (p < α).
B. Saran
Saran yang dapat diberikan terkait hasil penelitian ini antara
lain, yaitu:
1) Bagi Institusi
Hasil penelitian ini menambah pengetahuan dan wawasan
mengenai pengaruh senam otak terhadap fungsi memori
jangka pendek pada anak usia 5-6 terkait teori dan konsep
tentang kemampuan memori jangka pendek.
2) Bagi Profesi Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi bagi
perawat terutama pada departemen keperawatan anak yaitu
sebagai pemberi asuhan keperawatan secara langsung (care
giver) dan sebagai educator sebagai upaya peningkatan mutu
dan kualitas anak usia 5-6 tahun.
3) Bagi Institusi TK Aisyiyah Bustanul Athfal Kota Makassar
Senam otak dapat dijadikan sebagai suatu stimulasi untuk
meningkatkan kemampuan memori jangka pendek yang
diharapkan dapat dijadikan sebagai pendidikan pendamping
(co educational) yang dapat diterapkan setiap hari sebelum
proses pembelajaran di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Kota
Makassar untuk mengoptimalkan perkembangan kognitif
anak.
4) Bagi Masyarakat
Masyarakat setelah mengetahui pentingnya stimulasi otak
secara dini termasuk senam otak, maka masyarakat terutama
keluarga dapat memberikan dan mengaplikasikan stimulasi
senam otak pada anak usia 5-6 tahun secara mandiri di
lingkungan rumah. Peran keluarga terutama orang tua
sebagai pendamping dan pemberi stimulasi secara dini dan
maksimal dapat mengoptimalkan perkembangan anak
khususnya pada kemampuan memori jangka pendek.