Anda di halaman 1dari 30

KARYA TULIS ILMIAH

MARAKNYA KENAKALAN REMAJA

DISUSUN OLEH:

1. SELMI MADESEN

2. YULIANTI

3. MUH. RAICHAN FACHDINI

4. MUH. REZKI RAMADHAN

YAYASAN PERGURUAN TUT WURI HANDAYANI MAKASSAR


SMATUT WURI HANDAYANI
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas

segala rahmat, karunia, serta petunjuk yang telah dilimpahkan-Nya. Sehingga

penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “MARAKNYA

KENAKALAN REMAJA”. Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu tugas

mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan Karya Tulis

Ilmiah ini, masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna untuk

memperbaiki dan menyempurnakan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini selanjutnya.

Ucapan limpah terima kasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang telah

membantu penulis dalam penyelesaian penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga dengan doa, dukungan dan nasehat

yang telah diberikan dapat bermanfaat bagi penulis untuk menjadi orang yang

lebih baik dan semoga dengan disusunnya Karya Tulis Ilmiah ini dapat

memberikan manfaat kepada penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Makassar, Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i

KATA PENGANTAR........................................................................................ ii

DAFTAR ISI....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah................................................................................... 4

C. Tujuan Penulisan..................................................................................... 5

D. Manfaat Penulisan................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kenakalan Remaja................................................................ 7

B. Penyebab Kenakalan Remaja.................................................................. 8

C. Bentuk-Bentuk Kenakalan Remaja......................................................... 11

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kenakalan Remaja........................ 14

E. Akibat Dari Kenakalan Remaja............................................................... 16

F. Penanganan Kenakalan Remaja.............................................................. 18

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................. 22

B. Saran........................................................................................................ 23

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 25

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nasib suatu bangsa di masa depan sangat bergantung pada kualitas

remaja, bahkan kemampuan suatu bangsa dapat dicapai apabila generasi

muda cerdas, kreatif dan bermoral. Sudah sewajarnya suatu negara

menggantungkan harapan yang besar terhadap remaja sebagai generasi

penerus. Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami

peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik

emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah

(Hurlock, 1998).

Masa remaja penuh dengan problematika dan dinamika karena masa ini

adalah masa untuk menemukan jati diri dan identitas yang sebenarnya.

Remaja yang gagal identik dengan perilaku menyimpang disebut dengan

kenakalan remaja. Kenakalan remaja adalah bentuk dari permasalahan dan

konflik yang terpendam dan tidak ada penyelesaian baik dari masa kanak-

kanak sampai masa remaja. Kenakalan yang dilakukan oleh remaja tentunya

mempunyai alasan-alasan yang menyebabkan kenakalan itu dapat terjadi.

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju

masa dewasa. Hall (dalam Liebert dan kawan-kawan, dikutip Sunarto dan Ny.

B. Agung Hartono 2008 : 68) memandang bahwa “masa remaja sebagai masa

“storm and stress” (tekanan dan badai).” Periode “badai dan tekanan”, masa

1
2

dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan

kelenjar. Meningginya emosi terutama karena remaja berada di bawah

tekanan sosial dan dihadapkan pada kondisi baru, sedangkan selama masa

kanak-kanak, remaja kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan

itu. Sebagian besar remaja mengalami ketidakstabilan dari waktu ke waktu

sebagai konsekuensi usaha penyesuaian diri terhadap pola perilaku dan

harapan sosial baru.

Saat ini kenakalan remaja sudah diambang sangat mengkhawatirkan.

Sekarang banyak dijumpai anak-anak dibawah umur (SD) sudah merokok,

miras dan narkoba. Bahkan banyak anak SD yang sudah mengenal pacaran

dan yang ditakutkan adalah apabila anak-anak yang masih polos akan

melakukan hal yang tidak pantas seperti berciuman selayaknya orang yang

pacaran. Remaja yang masih muda, energik dan potensial yang menjadi

harapan keluarga dan bangsa terjerumus dalam perilaku yang menyimpang

dan merusak masa depannya. Permasalahan remaja ibarat gunung es yang

didalamnya tanpa kita sadari banyak remaja terlibat dengan narkoba, miras,

perilaku seks bebas, aborsi, prostitusi, dan kenakalan remaja lainnya. Remaja

sekarang dapat dikatakan matang sebelum waktunya (Prasasti, 2017).

Remaja merupakan aset masa depan suatu bangsa. Namun saat ini

banyak sekali yang terjadi pada diri remaja, seperti narkoba dan genk motor.

Hal ini merupakan masalah yang sudah tidak asing lagi. Kenakalan remaja

meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana

yang dilakukan oleh remaja. Banyak sekali faktor internal dan eksternal
3

penyebab kenakalan remaja yang perlu diperhatikan. Untuk mengatasinya

maka bimbingan dari orang tua dan juga lingkungan yang baik bisa menjadi

penentu bagi perkembangan remaja tersebut.

Perlu diketahui bahwa pada akhir Abad ke-19 keprihatinan pernah

melanda Negara Eropa dan Amerika, ketika kriminalitas yang dilakukan oleh

anak dan remaja jumlahnya meningkat setiap tahunnya. Hal ini disebabkan

masa anak-anak merupakan masa dimana banyak sekali terjadi hal-hal yang

sangat kompleks yang salah satunya adalah perbuatan kenakalan yang

akhirnya dapat menjurus pada perbuatan pidana (yang selanjutnya biasa

disebut DELIK) (Iqbal & Novia, 2019). Pada masa inilah, seorang anak

sering sekali melakukan perbuatan-perbuatan atau tindakan yang menjurus

pada perbuatan melawan hukum (weder rech telijkheid) yang dapat

merugikan masyarakat seperti perkelahian, pencurian, minum minuman

keras, narkoba, menghilangkan nyawa seseorang dan lain sebagainya (Hamid,

2006).

Berdasarkan data terbaru dari BPS RI dan Bappenas pada tahun 2013,

kelompok umur penduduk Indonesia rentang usia 10 sampai dengan 19 tahun

berjumlah 44.241.000 jiwa. Hal ini bisa dikatakan bahwa remaja akan

menjadi aset bangsa yang berharga dan generasi penerus apabila potensinya

bisa berkembang optimal dan bermanfaat baik untuk dirinya atau

lingkungannya tetapi akan menjadi kehancuran bangsa apabila remaja sebagai

generasi penerus terjerumus dalam perilaku yang menyimpang. Secara umum

perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja meliputi: Sex pra nikah
4

(kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi, pernikahan usia remaja), miras

dan narkoba, tawuran, dan HIV/AIDS.

Salah satu contoh kasus kenakalan remaja yang terjadi di Kota

Makassar pada tahun 2019 menurut laporan data kepolisian khususnya

wilayah hukum Polsek Biringkanaya Makassar terdapat 4 kasus pembusuran

yang terlapor dan yang terselesaikan 1 kasus dan 3 kasus lainnya masih tahap

penyelidikan; tahun 2020 berjumlah 4 kasus terlapor dan 3 kasus

terselesaikan sedangkan 1 kasus masih tahap penyelidikan. Kenakalan lain

seperti balapan liar, mengkonsumsi obat-obatan terlarang, minum minuman

keras, mencuri barang warga sekitar seperti tabung gas dan menghirup lem

Fox.

Kejahatan yang dilakukan oleh anak dan remaja perlu mendapat

perhatian serius, baik oleh kalangan aparat penegak hukum maupun

masyarakat, mengingat bahwa kejahatan yang dilakukan oleh seorang anak

sangat merugikan masyarakat khususnya dapat berpengaruh pada

perkembangan mental seorang anak (Djanggih, 2018).

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merasa tertarik menulis

sebuah Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Maraknya Kenakalan Remaja.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada

karya tulis ilmiah ini adalah “faktor yang melatar belakangi maraknya terjadi

kenakalan remaja?”
5

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor yang melatar belakangi maraknya terjadi

kenakalan remaja.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui apa itu kenakalan remaja.

b. Untuk mengetahui apa penyebab kenakalan remaja.

c. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kenakalan remaja.

d. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kenalan

remaja.

e. Untuk mengetahui penanganan kenakalan remaja.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Karya Tulis Ilmiah ini secara teori dapat memberikan pengetahuan

mengenai faktor apa yang melatarbelakangi maraknya terjadi kenalakan

remaja.

1.4.2 Manfaat Praktis

1) Manfaat Ilmiah

Diharapkan Karya Tulis Ilmiah dapat memperkaya wawasan ilmu

pengetahuan dan sebagai salah satu bahan referensi bagi pembaca

dalam ulasan mengenai kenakalan remaja.


6

2) Manfaat Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai

informasi, khususnya anak remaja agar dapat mengetahui dampak-

dampak apa saja yang ditimbulkan dari kenakalan remaja.

3) Manfaat Bagi Penulis

Bagi penulis menambah pengetahuan mengenai Maraknya

Kenakalan Remaja, serta menambah pengalaman di bidang

penulisan ilmiah.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kenakalan Remaja

Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari

bahsa latin adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai

kematangan” (Ali & Asorsi, 2004). Bangsa primitif dan orang-orang

purbakala memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan

periode lain dalam rentang kehidupan. Anak dianggap sudah dewasa apabila

sudah mampu mengadakan reproduksi (Jamaludin, 2016).

Masa remaja adalah suatu tahap kehidupan yang bersifat peralihan dan

tidak mantap. di samping itu, masa remaja adalah masa yang rawan oleh

pengaruh-pengaruh negatif, seperti narkoba, kriminal, dan kejahatan seks.

Melalui seks bebas yang dapat membahayakan mereka karena bisa berjangkit

berbagai penyakit kelamin terutama HIV/AIDS. Penyakit ini sudah

menggejala ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Namun kita harus

mengakui pula bahwa remaja adalah masa yang amat baik untuk

mengembangkan segala potensi positif yang mereka miliki seperti bakat,

kemampuan dan minat. Selain itu, masa ini adalah masa pencarian nilai hidup

(Willis, 2017).

Kenakalan Remaja dari istilah buku untuk menyebutkan kenakalan

remaja dalam konsep psikologis adalah juvenile delinquency, yang memiliki

arti perilaku jahat atau dursila.

7
8

Kejahatan atau kenakalan remaja merupakan gejala sakit (patologis).

Secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk

pengabdian sosial sehingga mereka mengembangkan bentuk tingkah laku

yang menyimpang. Kenakalan remaja dalam arti luas meliputi perbuatan anak

remaja yang bertentangan dengan kaidah-kaidah hukum tertulis, baik yang

terdapat dalam KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) maupun

dalam perundang-undangan diluar KUHP (pidana khusus) (Jamaludin, 2016).

Kenakalan remaja menurut Kartini Kartono (2010) ialah perilaku jahat

atau kenakalan anak-anak muda yang merupakan gejala sakit (patologis)

secara sosial pada anak remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian

sosial, sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tingkah laku yang,

menyimpang. Pada umumnya anak remaja ini mempunyai kebiasaan yang

aneh dan ciri khas tertentu, seperti cara berpakaian yang mencolok,

mengeluarkan perkataan-perkataan yang buruk dan kasar, kemudian para

remaja ini juga memiliki tingkah laku yang selalu mengikuti tren remaja pada

saat ini.

2.2 Penyebab Kenakalan Remaja

Cukup banyak faktor yang melatarbelakangi terjadinya kenakalan

remaja. Berbagai faktor yang ada tersebut dapat dikelompokkan menjadi

faktor internal dan faktor eksternal. (Sumara, dkk., 2017)


9

1) Faktor Internal

a. Krisis identitas

Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan

terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan

akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas

peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai

masa integrasi kedua.

b. Kontrol diri yang lemah

Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku

yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret

pada perilaku 'nakal'. Begitupun bagi mereka yang telah

mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa

mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan

pengetahuannya.

2) Faktor Eksternal

a. Kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orangtua

Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan

fondasi primer bagi perkembangan anak. Sedangkan lingkungan

sekitar dan sekolah ikut memberikan nuansa pada perkembangan

anak. Karena itu baikburuknya struktur keluarga dan masyarakat

sekitar memberikan pengaruh baik atau buruknya pertumbuhan

kepribadian anak.
10

Keadaan lingkungan keluarga yang menjadi sebab timbulnya

kenakalan remaja seperti keluarga yang broken-home, rumah

tangga yang berantakan disebabkan oleh kematian ayah atau

ibunya, keluarga yang diliputi konflik keras, ekonomi keluarga

yang kurang, semua itu merupakan sumber yang subur untuk

memunculkan delinkuensi remaja.

b. Minimnya pemahaman tentang keagamaan

Dalam kehidupan berkeluarga, kurangnya pembinaan agama

juga menjadi salah satu faktor terjadinya kenakalan remaja. Dalam

pembinaan moral, agama mempunyai peranan yang sangat penting

karena nilai-nilai moral yang datangnya dari agama tetap tidak

berubah karena perubahan waktu dan tempat. Pembinaan moral

ataupun agama bagi remaja melalui rumah tangga perlu dilakukan

sejak kecil sesuai dengan umurnya karena setiap anak yang

dilahirkan belum mengerti mana yang benar dan mana yang salah,

juga belum mengerti mana batas-batas ketentuan moral dalam

lingkungannya. Karena itu pembinaan moral pada permulaannya

dilakukan di rumah tangga dengan latihan-latihan, nasehat-nasehat

yang dipandang baik.

c. Pengaruh lingkungan

Pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman

sebayanya yang sering mempengaruhinya untuk mencoba dan

akhirnya malah terjerumus ke dalamnya. Lingkungan adalah faktor


11

yang paling mempengaruhi perilaku dan watak remaja. Jika dia

hidup dan berkembang di lingkungan yang buruk, moralnya pun

akan seperti itu adanya. Sebaliknya jika ia berada di lingkungan

yang baik maka ia akan menjadi baik pula.

d. Tempat pendidikan

Tempat pendidikan, dalam hal ini yang lebih spesifiknya

adalah berupa lembaga pendidikan atau sekolah. Kenakalan remaja

ini sering terjadi ketika anak berada di sekolah dan jam pelajaran

yang kosong. Belum lama ini bahkan kita telah melihat di media

adanya kekerasan antar pelajar yang terjadi di sekolahnya sendiri.

Ini adalah bukti bahwa sekolah juga bertanggung jawab atas

kenakalan dan dekadensi moral yang terjadi di negeri ini.

2.3 Bentuk-Bentuk Kenakalan Remaja

Menurut Baharudin (2019), kenakalan remaja dapat dibagi dalam empat

kelompok yaitu:

1. Delusi Individual

Tingkah laku kriminal anak merupakan gejala personal atau

individual dengan ciri-ciri khas jahat, disebabkan oleh predisposisi

dan kecenderungan penyimpangan tingkah laku (Psikopat, psikotis,

neurotis, a-sosial) yang diperhebat oleh stimuli sosial dan kondisi

kultural. Biasanya mereka juga mempunyai kelainan jasmaniah dan

mental yang di bawah sejak lahir. Kelainan ini merupakan


12

diferensiasi biologis yang membatasi atau merusak kualitas-kualitas

fisik dan psikisnya. (Emil. H. Tambunan, 2009)

Kejahatan remaja tipe ini sering kali bersifat simtomatis,

karena disertai banyak konflik intrapsikis kronis, disintegrasi pribadi

dengan kekalutan batin hebat, gejala psikotis dan psikopatis. Mereka

adalah anakanak yang melakukan tindak kriminal dan kekejaman

tanpa motif dan tujuan apapun, dan hanya didorong oleh impuls

primitif yang sangat kuat. Mereka tidak mempunyai perasaan

kemanusiaan dan sulit digugah hati nuraninya.

2. Delusi Situsional

Kenakalan ini dilakukan oleh anak yang normal namun mereka

banyak dipengaruhi oleh berbagai kekuatan situasional, stimuli

sosial dan tekanan lingkungan yang semuanya memberikan pengaruh

menekanmemaksa pada pembentukan perilaku buruk. Sebagai

produknya anak-anak remaja tadi suka melanggar peraturan, norma

sosial dan hukum formal. Anak-anak muda ini menjadi jahat

delikuen sebagai akibat dari transformasi psikologis sebagai reaksi

terhadap pengaruh eksternal yang menekan dan memaksa sifatnya.

(Emil. H. Tambunan, 2009)

3. Delusi Sistematik

Di kemudian hari perbuatan kriminal anak-anak remaja tersebut

disistematisir dalam bentuk satu organisasi yaitu gang. Kumpulan tingkah

laku yang disistematisir itu disertai pengaturan, status formal, peranan

tertentu, nilai-nilai rite-rite, norma-norma, rasa kebanggaan, dan moral


13

delikuen yang berbeda dengan yang umum berlaku. Semua kejahatan anak

ini kemudian dirasionalisir dan dibenarkan sendiri oleh segenap anggota

kelompok, sehingga kejahatannya menjadi terorganisir atau menjadi

sistematis sifatnya.

Gang biasanya mempunyai peraturan yang keras dan hukuman berat

yang diberlakukan untuk menegakan konformitas dan kepatuhan

anggotanya. Mereka menggunakan rite-rite misterius, kode-kode rahasia,

nama organisasi yang eksklusif dan kebiasaan aneh untuk menegakan

gengsi dan status organisasinya; juga tujuan organisasi dengan daerah

operasinya. Ringkasnya ada profesionalitas dari tingkah laku mereka yang

jahat delikuen.

4. Delusi Kumulatif

Situasi sosial dan kondisi kultural buruk yang repetitif terus

menerus dan berlangsung berulang kali itu dapat mengintensifkan

perbuatan kejahatan remaja, sehingga menjadi kumulatif sifatnya;

yaitu terdapat di mana-mana, di hampir semua ibukota, kota-kota

bahkan juga di daerah pinggiran pedesaan. Secara kumulatif gejala

tadi menyebar luas di tengah masyarakat, lalu menjadi fenomena

disorganisasi/disintegrasi sosial dengan subkultur di tengah

kebudayaan suatu bangsa.


14

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kenakalan Remaja

Menurut Baharudin (2019) faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

kenakalan remaja sesuai hasil penelitian antara lain:

1. Faktor Lingkungan

Masalah lingkungan dalam proses pergaulan bagi anak-anak

remaja haruslah mendapatkan perhatian yang serius karena banyak

anak-anak remaja yang ikut terlibat dalam kasuskasus kejahatan

justru pe-micunya adalah masalah lingkungan. Remaja adalah usia

yang rentan dengan berbagai persoalan dan problema hidup, mereka

sebentar lagi akan melangkah ke tahap dewasa. Persiapan matang di

saat remaja adalah menjadi bekal untuk melangkah ke dunia dewasa.

Benar, masa remaja yang dipenuhi oleh rasa kepedulian menjadi

bekal saat menginjak dewasa.

Masa remaja yang dilihat oleh banyak pihak sebagai masa

untuk berhura-hura menjadi ciri khas yang tidak terbantahkan. Masa

remaja selalu diselimuti oleh perasaan ingin tahu yang tinggi. Rasa

ingin mencoba sesuatu yang baru dan menjadi masa untuk menjadi

jati diri yang sesungguhnya. Tidak heran, jika masa remaja yang

tidak bisa terkendali akan mudah tergelincir ke hal-hal yang tidak

sepantasnya untuk dilakukan.

Lalu bagaimana dengan kepedulian remaja terhadap

lingkungan. Lingkungan hidup yang merupakan tempat kita berpijak

dan menghirup udara segar sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
15

Rasa kepedulian remaja terhadap lingkungan perlu diapresiasi

setinggi mungkin. Perlunya remaja memahami betul tentang

lingkungan hidup merupakan hal penting. Karena masalah

lingkungan juga turut memicu peningkatan kejahatan dan bentuk

kriminalitas bagi setiap anakanak remaja dengan hubungan yang

begitu kompleks.

2. Faktor Brokhen Home Family (Keluarga Bercerai)

Masalah-masalah yang muncul dalam lingkungan keluarga

sangat begitu kompleks dan beragam salah satu sorotan dalam

keluarga khususnya bagi anak-anak remaja yang memicu tingkat

kenakalan adalah lahir dari keluarga yang broken home. Kasus

kejahatan yang dianggap menyimpang bukan merupakan bawaan

dan bukan pula terbentuk dari masalah kepribadian tetapi ini adalah

merupakan proses akumulasi dari berbagai kejadian misalnya seperti

yang dijelaskan dari keluarga yang broken home.

3. Faktor Latar Belakang Pendidikan Keluarga

Di antara penyebab kenakalan remaja maka salah satu faktor

yang turut mempengaruhinya adalah dari latar belakang pendidikan

keluarga yang kurang mapan. Sebenarnya pendidikan di dalam

keluarga itu dapat dianggap penting dan menentukan. Sebab

pendidikan usia dini dilakukan adalah mulai dari lingkungan

keluarga.
16

4. Faktor Sosial Ekonomi

Salah satu upaya penanganan untuk mengatasi kenakalan remaja

adalah melalui peningkatan usaha pendapatan keluarga atau ditinjau dari

aspek sosial ekonomi. Artinya semakin mapan suatu keluarga dengan latar

belakang sosial ekonomi maka akan sangat mempengaruhi adanya

penurunan terhadap tingkat kenakalan remaja. Bagi keluarga yang struktur

sosial ekonominya yang mapan maka secara langsung akan memiliki

dampak yang cukup besar terhadap pemenuhan kebutuhan bagi setiap

remaja.

5. Faktor Pengaruh Media Sosial

Selain faktor di atas, faktor kenakalan remaja lainnya adalah

pengaruh media sosial. Tidak dapat kita pungkiri bahwa teknologi

informasi dan komunikasi sudah semakin berkembang cepat dan

mudah, dunia teknologi yang semakin canggih kita lebih mudah

mengetahui informasi di berbagai media, disisi lain juga membawa

dampak negatif yang cukup meluas di berbagai lapisan masyarakat

khususnya pada anak-anak remaja generasi penerus bangsa

(Iskandar, 2019).

2.5 Akibat Dari Kenakalan Remaja

Menurut Sumara (2017), akibat-akibat yang ditimbulkan oleh

kenakalan remaja antara lain:

1. Bagi diri remaja itu sendiri

Akibat dari kenakalan yang dilakukan oleh remaja akan

berdampak bagi dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan
17

mental, walaupun perbuatan itu dapat memberikan suatu kenikmatan

akan tetapi itu semua hanya kenikmatan sesaat saja. Dampak bagi

fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakit karena gaya hidup

yang tidak teratur.

Sedangkan dampak bagi mental yaitu kenakalan remaja

tersebut akan mengantarnya kepada mental-mental yang lembek,

berfikir tidak stabil dan kepribadiannya akan terus menyimpang dari

segi moral yang pada akhirnya akan menyalahi aturan etika dan

estetika. Dan hal itu kan terus berlangsung selama remaja tersebut

tidak memiliki orang yang membimbing dan mengarahkan.

2. Bagi keluarga

Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat

menjadi tulang punggung keluarga apabila orang tuanya tidak

mampu lagi bekerja. Apabila remaja selaku anak dalam keluarga

berkelakuan menyimpang dari ajaran agama, akan berakibat terjadi

ketidakharmonisan di dalam kekuarga dan putusnya komunikasi

antara orang tua dan anak. Tentunya hal ini sangat tidak baik karena

dapat mengakibatkan remaja sering keluar malam dan jarang pulang

serta menghabiskan waktunya bersama teman-temannya untuk

bersenang-senang dengan jalan minum-minuman keras atau

mengkonsumsi narkoba. Pada akhirnya keluarga akan merasa malu

dan kecewa atas apa yang telah dilakukan oleh remaja. Padahal
18

kesemuanya itu dilakukan remaja hanya untuk melampiaskan rasa

kekecewaannya terhadap apa yang terjadi dalam keluarganya.

3. Bagi lingkungan masyarakat

Apabila remaja berbuat kesalahan dalam kehidupan

masyarakat, dampaknya akan buruk bagi dirinya dan keluarga.

Masyarakat akan menganggap bahwa remaja itu adalah tipe orang

yang sering membuat keonaran, mabuk-mabukan ataupun

mengganggu ketentraman masyarakat. Mereka dianggap anggota

masyarakat yang memiliki moral rusak, dan pandangan masyarakat

tentang sikap remaja tersebut akan jelek. Untuk merubah semuanya

menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang lama dan hati

yang penuh keikhlasan.

2.6 Penanganan Kenakalan Remaja

Menurut Sumara (2017), tindakan penanggulangan kenakalan remaja

dapat dibagi dalam:

1. Tindakan Preventif

Usaha pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum dapat

dilakukan melalui cara berikut:

a. Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja.

b. Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh para

remaja. Kesulitan-kesulitan mana saja yang biasanya menjadi sebab

timbulnya pelampiasan dalam bentuk kenakalan.


19

Usaha pembinaan remaja dapat dilakukan melalui:

a. Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan

persoalan yang dihadapinya.

b. Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan

pengetahuan dan keterampilan melainkan pendidikan mental dan

pribadi melalui pengajaran agama, budi pekerti dan etiket.

c. Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal

demi perkembangan pribadi yang wajar.

d. Memberikan wejangan secara umum dengan harapan dapat

bermanfaat.

e. Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingkah laku baik dan

merangsang hubungan sosial yang baik.

f. Mengadakan kelompok diskusi dengan memberikan kesempatan

mengemukakan pandangan dan pendapat para remaja dan

memberikan pengarahan yang positif.

2. Tindakan Represif

Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral

dapat dilakukan dengan mengadakan hukuman terhadap setiap

perbuatan pelanggaran. Dengan adanya sanksi tegas pelaku kenakalan

remaja tersebut, diharapkan agar nantinya si pelaku tersebut “jera” dan

tidak berbuat hal yang menyimpang lagi. Oleh karena itu, tindak lanjut

harus ditegakkan melalui pidana atau hukuman secara langsung bagi

yang melakukan kriminalitas tanpa pandang bulu.


20

Sebagai contoh, remaja harus mentaati peraturan dan tata cara

yang berlaku dalam keluarga. Disamping itu perlu adanya semacam

hukuman yang dibuat oleh orangtua terhadap pelanggaran tata tertib

dan tata cara keluarga. Pelaksanaan tata tertib harus dilakukan dengan

konsisten. Setiap pelanggaran yang sama harus dikenakan sanksi yang

sama. Sedangkan hak dan kewajiban anggota keluarga mengalami

perubahan sesuai dengan perkembangan dan umur.

3. Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi

Tindakan ini dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya

dilaksanakan dan dianggap perlu mengubah tingkah laku pelanggar

remaja itu dengan memberikan pendidikan lagi. Pendidikan diulangi

melalui pembinaan secara khusus yang sering ditangani oleh suatu

lembaga khusus maupun perorangan yang ahli dalam bidang ini.

Solusi internal bagi seorang remaja dalam mengendalikan

kenakalan remaja antara lain:

a. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri

bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja

harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang

dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga

mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal

pada tahap ini.

b. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan

point pertama.
21

c. Remaja menyalurkan energinya dalam berbagai kegiatan positif,

seperti berolahraga, melukis, mengikuti event perlombaan, dan

penyaluran hobi.

d. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta

orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana

remaja harus bergaul.

e. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh

jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai

dengan harapan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Masa remaja adalah suatu tahap kehidupan yang bersifat peralihan dan

tidak mantap. di samping itu, masa remaja adalah masa yang rawan oleh

pengaruh-pengaruh negatif, seperti narkoba, kriminal, dan kejahatan seks.

Perilaku jahat atau kenakalan anak-anak muda yang merupakan gejala

sakit (patologis) secara sosial pada anak remaja yang disebabkan oleh satu

bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka itu mengembangkan bentuk

tingkah laku yang, menyimpang. Pada umumnya anak remaja ini mempunyai

kebiasaan yang aneh dan ciri khas tertentu, seperti cara berpakaian yang

mencolok, mengeluarkan perkataan-perkataan yang buruk dan kasar, kemudian

para remaja ini juga memiliki tingkah laku yang selalu mengikuti tren remaja

pada saat ini.

Faktor yang melatarbelakangi terjadinya kenakalan remaja antara lain

faktor internal berupa krisis identitas dan kontrol diri yang lemah. Sedangkan

faktor eksternal berupa kurangnya perhatian dari orang tua; minimnya

pemahaman tentang keagamaan; pengaruh dari lingkungan sekitar dan

pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebaya; dan tempat

pendidikan. Faktor kenakalan remaja lainnya adalah pengaruh media sosial.

Selain berdampak positif terhadap percepatan informasi, media sosial juga

dapat berdampak negative apabila tidak dipergunakan secara bijak.

22
23

B. Saran

Berdasarkan keseluruhan data yang diperoleh oleh penulis dan segenap

kemampuan yang dimiliki oleh penulis, maka beberapa saran yang dapat

penulis berikan yaitu:

1. Bagi Remaja

Apabila remaja berhasil memahami dirinya, peran-perannya, dan

makna hidup beragama, maka dia akan menemukan jati dirinya,

dalam arti dia akan memiliki kepribadian yang sehat. Sebaliknya,

apabila gagal maka dia akan mengalami kebingungan atau kekacauan

(confusion). Suasana kebingungan ini berdampak kurang baik bagi

remaja. Dia cenderung kurang dapat menyesuaikan dirinya, baik

terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.

2. Bagi Orangtua

Orangtua harusnya memberikan perhatian yang lebih dan pendidikan

yang baik pada reamaja, karena orangtua merupakan tempat

dimulainya pendidikan anak mulai dari balita, anak-anak, hingga

memasuki masa remaja. Peran dan perhatian orangtua sangat

diperlukan oleh seorang anak. Orangtua adalah salah satu solusi yang

sangat epektif dalam mencegah terjadinya kenakalan remaja.

Perhatian orangtua memberikan pengertian terhadap anak.

3. Bagi Masyarakat dan Pemerintah

Bagi masyarakat dan pemerintah harus meningkatkan kepedulian

terhadap pentingnya kesadaran-kesadaran remaja demi membangun


24

generasi-generasi yang berkualitas, sebab jika kesadaran-kesadaran

telah tumbuh pada diri remaja, akan mampu membangun tempat

tinggalnya yang lebih baik lagi.


DAFTAR PUSTAKA

Ali & Asrori. (2014). PSIKOLOGI REMAJA Perkembangan Peserta Didik Jakarta: PT
Bumi Aksara

Baharudin. (2019). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT


KENAKALAN REMAJA (Suatu Studi di Kelurahan Kombos Barat Kecamatan
Singkil Kota Manado. HOLISTIC, Journal of Social and Culture, Vol. 12, No.
3/Juli-September 2019 ISSN: 1979-0481
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/holistik/article/view/25479diakses tanggal
22 Maret 2022
BPS. (2013). Data dan Informasi Kependudukan Tahun 2000-2018. Jakarta: Badan Pusat
Statistik

Djanggih, H. (2018). Konsepsi Perlindungan Hukum Bagi Anak Sebagai Korban


Kejahatan Siber Melalui Pendekatan Penal Dan Non Penal. Mimbar Hukum-
Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, 30(2), 316-330.

Hamid, R. (2006). Reward dan punishment dalam perspektif pendidikan islam. Ittihad
Jurnal Kopertis Wilayah XI Kalimantan, 4(5), 65-76

Hurlock, E. B. (1998). Psikologi Perkembagan (Suatu Pendekatan Sepanjang


Rentang Kehidupan) . Jakarta: Erlangga
Iqbal, M., & Novia, N. (2019). Uqubat Denda Bagi Pegulangan Pencurian Ringan Oleh
Anak-Anak Di Bawah Umur. Legitimasi: Jurnal Hukum Pidana dan Politik Hukum,
8(2), 181-203

Iskandar. (2019). Perilaku Kenakalan Remaja Di Desa Tubo Tengah Kecamatan Tubo
Sendana Kabupaten Majene (Analisis Psikologi. Skripsi: Program Studi
Bimbingan Konsultan Islam. Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Dakwah. Institut
Agama Islam Negeri (Iain) Parepare 2019

Jamaluddin. (2016). Dasar-dasar Patologi Sosial. Bandung: CV. PUSTAKA


SETIA
Kartini Kartono. (2010). Patologi Sosial 2. Jakarta: Penerbit CV Rajawali
Prasasti, (2017). Kenakalan Remaja Dan Faktor Penyebabnya.Prosiding SNBK
(Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.1 (Mei 2017) Online
ISSN 2580-216X.
http://prosiding.unipma.ac.id/index.php/SNBK/article/download/110/109 diakses
pada tanggal 22 Maret 2022

Sumara. (2017). Kenakalan Remaja dan Penanganannya. Jurnal Penelitian dan PPM Vol
4, No: 2 Hal: 129 - 389 Juli 2017 ISSN: 2442-448X diakses tanggal 22 Maret
2022

25
26

Sunarto, Prof. Dr. H. dan Dra. Ny. B. Agung Hartono. (1999).Perkembangan Peserta
Didik. Jakarta : PT.Rineka Cipta

Tambunan, Emil H. (1986). Mencegah Kenakalan Remaja. Bandung: Offset


Indonesia
Willis S. Sofyan, M.Pd. (2017). Remaja & Masalahnya Cet. Keenam. Bandung:
Alfabeta
27

Anda mungkin juga menyukai