Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

AKHKLAK TASAWUF
“DEGRADASI AKHLAK DIKALANGAN REMAJA”

Dosen Pembimbing : Riduan, M. Pd. I

Disusun oleh : ANISAH SEPTIYANI 1611040352

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

KELAS G

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena


berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “ Degradasi
Akhlak Dikalangan Remaja”.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan wawasan yang lebih luas bagi kita semua
dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan pembaca.

Bandar lampung, 19 November 2016

penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A.    Latar Belakang................................................................................................1
B.     Rumusan Masalah...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
A.    Degradasi Akhlak Remaja...............................................................................3
B.     Faktor Penyebab Degradasi Akhlak............................................................7
C.     Solusi Mengatasi Degradasi Akhlak............................................................9

BAB III KESIMPULAN.......................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dahulu Indonesia dikenal sebagai negara yang ramah, berpenduduk penuh


etika dan sopan santun. Masyarakat masih menjunjung tinggi tata krama dalam
pergaulan sebagaimana anak bersikap kepada orang yang lebih tua maupun
hubungan antar teman. Namun seiring laju perkembangan zaman dan perubahan
cepat dalam teknologi informasi telah merubah sebagian besar masyarakat dunia
terutama remaja. Sebagaimana telah diketahui dengan adanya kemajuan informasi
di satu sisi remaja merasa diuntungkan dengan adanya media yang membahas
seputar masalah dan kebutuhan mereka. Dengan adanya hal tersebut, media telah
menyumbang peran besar dalam pembentukan budaya dan gaya hidup yang akan
mempengaruhi moral remaja.

Namun sebagian besar media ini membawa dampak negatif khususnya


bagi remaja yang notabenenya lebih banyak menggunakan. Berbagai masalah
yang muncul tak terkendali, generasi muda terpelajar baik pelajar maupun
mahasiswa harapan bangsa tawuran antara sesama bagaikan lawan yang abadi.
Oleh karena itu generasi muda memerlukan perbaikan yang lebih melalui
membangun pendidikan karakter.

Hilangnya moral para remaja adalah suatu hal yang telah banyak
disaksikan di seluruh pelosok bumi nusantara, termasuk di Indonesia. Moral
remaja yang telah hilang termasuk dalam kenakalan remaja. Yaitu masalah yang
telah mengancam bangsa ini. Remaja yang seharusnya menjadi tumpuhan masa
depan bangsa tidak lagi dapat diharapkan. Walaupun tidak sedikit juga para
remaja yang telah banyak menulis tinta emas dalam sejarah bangsa di dunia
Internasional. Namun tidak sedikit juga para remaja ini yang salah jalan. Mereka
bahkan tidak sadar akan keberadaannya dan siapa dirinya sendiri.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud degradasi akhlak yang sedang melanda remaja


Indonesia ?

2. Apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya degradasi akhlak ?

3. Apa saja solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi degradasi akhlak ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Degradasi Akhlak Remaja

Degradasi akhlak/moral remaja dapat diartikan bahwa moral remaja pada


saat ini terus menerus mengalami penurunan kualitas atau degradasi dan tampak
semakin tidak terkendali. Penurunan kualitas moral terjadi dalam segala aspek
mulai dari tutur kata, cara berpakaian hingga perilaku. Degradasi akhlak remaja
merupakan salah satu masalah  sosial yang perlu mendapat perhatian baik dari
orang tua secara khusus serta masyarakat atau pemerintah pada umumnya.1

Perilaku perilaku tidak terpuji yang terjadi pada anak anak dan remaja saat ini
seperti:

     Anak semakin lupa terhadap apa yang menjadi kewajibannya sebagai


penerus bangsa yaitu; kewajiban seorang murid untuk belajar, anak patuh kepada
guru terlebih lagi kepada kedua orang tua, lebih senang mendengarkan music
daripada mendengarkan nasihat orang tua, lebih senang menonton sinetron
dibandingkan membaca buku pengetahuan

    Lebih mendahulukan bersenang-senang tanpa mempertimbang apa yang


akan terjadi setelah apa yang mereka lakukan, hanya karena mengikuti tren atau
karena takut dikatakan ketinggalan jaman. Contoh perilaku seperti ini adalah kita
lihat sekarang ini anak SD sudah mempunyai HP, dan kalau kita lihat lagu
didalam hp tersebut bukannya lagu anak-anak tetapi malah lagu cinta, sehingga
anak otak si anak menerima hal hal yang seharusnya belum pantas dia terima.

Degradasi moral remaja secara nasional dapat dilihat dari pemberitaan


media masa seperti :

1
togarlearn.blogspot.com/2012/03/degradasi-moral-remaja.html

3
    Perilaku yang salah yang dilakukan oleh remaja di Bandar Lampung dan
Samarinda: “sebanyak 28,8 persen remaja di Bandar lampung melakukan seks
bebas. Perilaku ini membuat mereka berpotensi terserang human
immunodeficiency virus (HIV). Demikian dikemukakan Dwi Hafsah Handayani,
S.Psi. dalam semiloka Kesehatan Reproduksi Remaja di Hotel Marcopolo. 

    Pemberitaan yang dapat menggambarkan turunnya moralitas sebagian


remaja Kota Samarinda : Pacaran seminggu, siswi SMP digagahi pelajar SMK.,
Sejoli digrebek berduan dalam kamar kos. 

 Turunnya moralitas di perguruan tinggi :    

Dapat kita lihat hampir 75 %  mahasiswa baik diperguruan tinggi negeri


maupun swasta, menggunakan busana yang tidak patut untuk dipakai dalam
menuntut ilmu. Para pengajar juga seakan-akan melihatnya sebagai hal yang
suatu hal yang baik, pada hal secara yuridis sangat bertentangan dengan aturan
akademik.

 Beberapa Bentuk Degradasi Moral2


Ada beberapa bentuk degradasi moral yang merupakan perilaku
yang menyimpang dari norma-norma moral dan sosial, bahkan sampai
pada penyimpangan terhadap norma-norma hukum, antara lain:

1. Bentuk-bentuk kenakalan biasa yang merupakan penyimpangan etika


seperti pergi dari rumah tanpa pamit, suka keluyuran, berkelahi, menonton
pornografi. Juga kenakalan anak-anak sekolah (pelanggaran terhadap tata
tertib sekolah) seperti datang terlambat dan berbohong, suka membolos,
corat coret dinding sekolah dan lain-lain.

2. Bentuk kenakalan yang menjurus kepada pelanggaran terhadap norma


hukum seperti melanggar aturan lalu lintas (tidak memiliki SIM, tidak
pakai helm, menerobos lampu merah, kebut-kebutan dan lain-lain),

2
http://supraptoestede.blogspot.co.id/2014/11/fakta-dan-realita-dekadensi-moral-di.html

4
mengambil barang orangtua tanpa ijin, dan semacamnya.

3. Bentuk-bentuk kenakalan berat yang bersifat khusus seperti miras dan


penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang (narkoba), pergaulan bebas
(free sex), pemerkosaan, tawuran hingga terjadi penganiayaan dan
pembunuhan, geng motor, dan lain-lain.

Pergaulan Bebas. Contoh gambaran buruk dekadensi moral pada remaja


nampak dari hasil penelitian Rita Damayanti tentang perilaku pacaran remaja
SLTA di Jakarta seperti berikut:

Gerakan moral Jangan Bugil di Depan Kamera (JBDK) juga mencatat


adanya peningkatan secara signifikan peredaran video porno yang dibuat oleh
anak-anak dan remaja Indonesia. Jika pada tahun 2007 tercatat “hanya” 500 jenis
video porno asli produksi dalam negeri, maka pada tahun 2010 jumlah tersebut
melonjak menjadi 800 jenis. Kondisi sekarang jauh lebih parah lagi. Fakta paling
memprihatinkan dari fenomena di atas adalah kenyataan bahwa sekitar 90 persen
dari video tersebut, pemerannya berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa.

Gaya hidup bebas (free life style) di kalangan remaja juga telah
mengembang pada munculnya kondisi buruk lainnya seperti kehamilan di luar
nikah, aborsi (pengguguran kandungan), dan terjerumus kedalam pelacuran
(pekerja sex komersial).

5
Penyalahgunaan Narkoba. Penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja
juga semakin memprihatinkan, BNN (Badan Narkotika Nasional) menemukan
bahwa 50-60 persen pengguna narkoba di Indonesia adalah kalangan remaja yakni
kalangan pelajar dan mahasiswa. Penyalahgunaan narkoba melalui jarum suntik
juga terbukti telah mengakibatkan meningkatnya jumlah remaja yang terjangkit
HIV/AIDS. Data kasus AIDS pada rentang usia 15-39 Tahun dari Kemenkes RI
per Januari 2011 saja sudah menunjukkan fakta yang memprihatinkan.

Tawuran. Kenakalan remaja yang satu ini sekarang lagi naik daun.
Tawuran pelajar seolah sudah menjadi bagian yang melekat pada perilaku pelajar.
Meskipun sudah memakan banyak korban terluka bahkan terbunuh, kenakalan
pelajar ini terus saja terjadi. Data dari komnas anak memperlihatkan, jumlah
tawuran pelajar cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun, baik kuantitas
maupun kualitasnya.

6
Geng Motor. Aktivitas remaja yang menyimpang ini bahkan lebih buruk
keadaan dan dampaknya. Perilaku anggota geng ini semakin brutal. Lembaga
pengawas kepolisian Indonesia (Indonesia Police Watch - IPW) mencatat adanya
tiga perilaku buruk geng motor ini, yaitu balapan liar, pengeroyokan dan judi
berbentuk taruhan. Besarnya taruhan juga tak tanggung-tanggung, menurut data
IPW, judi taruhan tersebut berkisar antara Rp.5 juta sampai 25 juta per sekali
balapan liar. IPW juga mencatat aksi brutal yang dilakukan geng motor di Jakarta
saja telah menewaskan sekitar 60 orang setiap tahunnya. 

B. Faktor Penyebab Degradasi Akhlak

Faktor lingkungan yaitu tentang keluarga, kelompok sebaya, kehidupan


sekolah, dan masyarakat luas termasuk media massa serta penegakan hukum
setempat. Dari ketiganya yang paling penting adalah faktor individu. Seseorang
harus bertanggungjawab atas perilakunya. Faktor degradasi moral yaitu tentang
perilaku sehari-hari yang telah menyimpang, misal tidak sopan kepada orang yang
lebih tua, tidak mentaati tata tertib sekolah, merokok, dan lain-lain.3

Dalam sumber lain juga disebutkan bahwa faktor penyebab degradasi


moral remaja terbagi menjadi dua, yaitu

1. Faktor Internal

a. Keluarga

Keluarga mempunyai fungsi sebagai pengawas sosial, keluarga


memberi pengertian kepada semua anggota keluarga tentang
peranannya, baik di dalam maupun di luar rumah atau dalam
masyarakat. Keluarga merupakan agen sosial pertama dan utama
dalam mengenalkan nilai-nilai sosial dan kebudayaan. 

3
http://ndar3006.blogspot.co.id/2015/05/makalah-krisis-moral-remaja.html

7
Dengan demikian orang tua mempunyai peranan penting dalam
mendidik anak, jika orang tua benar dan sungguh-sungguh dengan
ikhlas maka akan menghasilkan anak yang sopan dan patuh.
Namun, melihat perkembangan zaman sekarang banyak orang tua
yang lebih mengedepankan kepentingan pekerjaan daripada
kepentingan anak, sehingga banyak remaja yang kurang perhatian
dan merasa bebas mengatur jalan hidupnya sendiri.

b. Basik agama

Agama merupakan faktor penting dalam mempengaruhi


kepribadian seorang remaja untuk mengontrol jiwanya lebih baik
dan jika seseorang mempunyai basik agama yang kurang maka
akan kurang juga moral yang dimilikinya.

2. Faktor Eksternal

a. Pengaruh lingkungan sekolah

Salah satu dari penyebab krisis moral remaja adalah lingkungan


sekolah, hal itu terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

- Kurangnya perhatian dari pihak guru

- Terlalu bebas bergaul

- Lemahnya peraturan sekolah, dan lain-lain

b. Pengaruh lingkungan tempat tinggal

Lingkungan tempat tinggal sangat berpengaruh dalam


perkembangan moral remaja. Tempat tinggal merupakan tempat
bergaul yang nyata.

c. Lingkungan bergaul

Pergaulan juga merupakan salah satu faktor yang dapat


menyebabkan terjadinya krisis moral remaja. Seseorang yang
bergaul dengan teman-teman yang berperilaku buruk, maka dia
juga akan terseret ke dalamnya.

C. Solusi Mengatasi Degradasi Akhlak

8
Pertama: Orangtua. Orangtua merupakan pendidik pertama dan utama.
Jika dilihat dalam perspektif Islam, maka peran orangtua adalah sentral bagi
terbentuknya sikap dan perilaku anak, yang kelak menjadi remaja yang
selanjutnya menjadi warga masyarakat. Artinya, pola didikan dan penanaman
prinsip-prinsip etika dan budi pekerti yang menjadi acuan dan prinsip hidup
orangtua sangat menentukan bagi terbentuknya sikap dan perilaku anak di
manapun ia berada. Jika lingkup kehidupan orangtua cenderung permisif dengan
berbagai hal yang kurang mendidik maka dipastikan anak yang menjadi peniru
pertama dan utama dalam kehidupan keluarga akan tumbuh menjadi remaja yang
permisif pula, dengan segala pola perilaku (baik dan buruk) yang berkembang,
terutama di luar rumah. 4

Dalam hal ini diharapkan, antara lain, orangtua dapat selalu memberikan
perhatian dan kasih sayang kepada anaknya, menjadi tempat curhat yang nyaman
sehingga masalah yang ada pada anak dapat segera terselesaikan. Orangtua juga
perlu melakukan pengawasan yang intensif kepada anaknya, misalnya dalam
pemanfaatan media komunikasi seperti televisi, internet, handphone, dan lain-
lain. Orangtua juga perlu semaksimal mungkin mendukung bakat dan hobi anak
yang bernilai positif. Dan yang utama, orangtua harus menanamkan dasar-dasar
agama yang cukup kepada anak dan dilakukan sedini mungkin.

Kedua: Masyarakat. Agen kedua yang besar pengaruhnya terhadap pola


etika dan moral remaja adalah masyarakat. Masayarakat dalam konteks ini adalah
lingkungan di mana remaja hidup dan bergaul sehari-hari. Bila lingkungannya
memberikan nilai-nilai yang baik dalam arti bahwa pola kehidupannya sarat
dengan nilai pendidikan dan etika maka tentu akan mempengaruhi cara berpikir
dan perilaku remaja ketika bergaul di luar lingkungannya. Demikian pula jika
sebaliknya, tentu lambat laun akan berdampak negatif pada pola perilaku anak
baik ketika berada di sekolah atau di tempat lain.

Ketiga: Guru. Sosok guru adalah anggota masyarakat yang paling sering
disebut memiliki andil sangat vital dalam diskursus pergeseran nilai dan
4
http://supraptoestede.blogspot.co.id/2014/11/fakta-dan-realita-dekadensi-moral-di.html

9
dekadensi moral di kalangan remaja usia sekolah. Memang posisi guru cukup
dilematis karena mereka adalah tokoh sentral yang menjadi parameter dalam pola
etika dan moral bagi remaja tersebut. Jika kita lihat dari sisi waktu (30% sehari)
yang digunakan oleh guru untuk mendidik anak di sekolah tentu tidaklah arif jika
kita mencoba menimpakan secara sepihak kemerosotan moral remaja kita saat ini
kepada guru semata. Meski demikian, guru tetap dituntut untuk mencitrakan
dirinya sebagai pribadi yang memiliki integritas, mandiri dan beretika tinggi
sehingga pantas menjadi acuan atau tauladan baik bagi anak didiknya. Guru juga
dituntut untuk lebih kreatif dalam menciptakan aktivitas-aktivitas yang menarik
bagi pelajar di sekolah, yang dapat berdampak positif, terutama pada domein
pembentukan sikap dan perilaku anak.

Keempat: Ulama. Para tokoh agama termasuk kelompok masyarakat yang


memegang peran penting dalam menanamkan etika dan moral di tengah-tengah
masyarakat secara umum. Dalam pandangan Islam, posisi ulama adalah posisi
yang sangat mulia. Mereka adalah parameter anutan serta contoh bagi warga
masyarakat.

Kelima: Pemerintah. Sebenarnya kunci dari segala perubahan yang


terjadi, baik secara politis maupun sosial karena ia merupakan kelompok elit
yang memegang kekuasaan, adalah pemerintah (dalam arti luas). Peran mereka
sangat menentukan mengingat mereka yang membuat dan melaksanakan
peraturan-peraturan hukum itu, dilengkapi dengan sanksi-sanksi yang bersifat
mengikat. Masalahnya adalah, sejauh mana aturan-aturan itu telah mengakomodir
kepentingan remaja khususnya remaja usia sekolah. Selain itu, tindakan seperti
apa yang telah diambil oleh pemerintah dalam menghadapi tingkat degradasi
moral dan etika remaja kita yang hampir sampai pada titik akhir.

Dalam situasi seperti sekarang ini dibutuhkan pemikiran-pemikiran jernih


untuk menggali akar persoalan remaja yang telah menjadi benang kusut itu,
upaya-upaya yang bijak dan arif dari semua kelompok masyarakat untuk
mengambil tindakan yang tepat sangat mendesak diperlukan guna mengantisipasi

10
semakin melebarnya pergeseran nilai itu di kalangan remaja kita, sebagai
prioritas utama.

11
BAB III

KESIMPULAN

Degradasi moral pada remaja dapat terjadi karena faktor Penyimpangan


sosial, Pengaruh budaya asing, Kurangnya pengawasan dan perhatian orang tua,
Rendahnya tingkat pendidikan, Kurangnya keefisienan dan keefektifan lembaga
sosial masyarakat dan masa atau media informasi. Degradasi moral pada remaja
dapat diatasi dengan  beberapa aspek yaitu: aspek keluarga, pendidikan,
lingkungan pergaulan, sanksi atau hukum dan aspek sosial masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

http://ndar3006.blogspot.co.id/2015/05/makalah-krisis-moral-remaja.html

http://supraptoestede.blogspot.co.id/2014/11/fakta-dan-realita-dekadensi-moral-
di.html

togarlearn.blogspot.com/2012/03/degradasi-moral-remaja.html

12

Anda mungkin juga menyukai