AKHKLAK TASAWUF
“DEGRADASI AKHLAK DIKALANGAN REMAJA”
KELAS G
2016
KATA PENGANTAR
penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
A. Degradasi Akhlak Remaja...............................................................................3
B. Faktor Penyebab Degradasi Akhlak............................................................7
C. Solusi Mengatasi Degradasi Akhlak............................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hilangnya moral para remaja adalah suatu hal yang telah banyak
disaksikan di seluruh pelosok bumi nusantara, termasuk di Indonesia. Moral
remaja yang telah hilang termasuk dalam kenakalan remaja. Yaitu masalah yang
telah mengancam bangsa ini. Remaja yang seharusnya menjadi tumpuhan masa
depan bangsa tidak lagi dapat diharapkan. Walaupun tidak sedikit juga para
remaja yang telah banyak menulis tinta emas dalam sejarah bangsa di dunia
Internasional. Namun tidak sedikit juga para remaja ini yang salah jalan. Mereka
bahkan tidak sadar akan keberadaannya dan siapa dirinya sendiri.
1
B. Rumusan Masalah
3. Apa saja solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi degradasi akhlak ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Perilaku perilaku tidak terpuji yang terjadi pada anak anak dan remaja saat ini
seperti:
1
togarlearn.blogspot.com/2012/03/degradasi-moral-remaja.html
3
Perilaku yang salah yang dilakukan oleh remaja di Bandar Lampung dan
Samarinda: “sebanyak 28,8 persen remaja di Bandar lampung melakukan seks
bebas. Perilaku ini membuat mereka berpotensi terserang human
immunodeficiency virus (HIV). Demikian dikemukakan Dwi Hafsah Handayani,
S.Psi. dalam semiloka Kesehatan Reproduksi Remaja di Hotel Marcopolo.
2
http://supraptoestede.blogspot.co.id/2014/11/fakta-dan-realita-dekadensi-moral-di.html
4
mengambil barang orangtua tanpa ijin, dan semacamnya.
Gaya hidup bebas (free life style) di kalangan remaja juga telah
mengembang pada munculnya kondisi buruk lainnya seperti kehamilan di luar
nikah, aborsi (pengguguran kandungan), dan terjerumus kedalam pelacuran
(pekerja sex komersial).
5
Penyalahgunaan Narkoba. Penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja
juga semakin memprihatinkan, BNN (Badan Narkotika Nasional) menemukan
bahwa 50-60 persen pengguna narkoba di Indonesia adalah kalangan remaja yakni
kalangan pelajar dan mahasiswa. Penyalahgunaan narkoba melalui jarum suntik
juga terbukti telah mengakibatkan meningkatnya jumlah remaja yang terjangkit
HIV/AIDS. Data kasus AIDS pada rentang usia 15-39 Tahun dari Kemenkes RI
per Januari 2011 saja sudah menunjukkan fakta yang memprihatinkan.
Tawuran. Kenakalan remaja yang satu ini sekarang lagi naik daun.
Tawuran pelajar seolah sudah menjadi bagian yang melekat pada perilaku pelajar.
Meskipun sudah memakan banyak korban terluka bahkan terbunuh, kenakalan
pelajar ini terus saja terjadi. Data dari komnas anak memperlihatkan, jumlah
tawuran pelajar cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun, baik kuantitas
maupun kualitasnya.
6
Geng Motor. Aktivitas remaja yang menyimpang ini bahkan lebih buruk
keadaan dan dampaknya. Perilaku anggota geng ini semakin brutal. Lembaga
pengawas kepolisian Indonesia (Indonesia Police Watch - IPW) mencatat adanya
tiga perilaku buruk geng motor ini, yaitu balapan liar, pengeroyokan dan judi
berbentuk taruhan. Besarnya taruhan juga tak tanggung-tanggung, menurut data
IPW, judi taruhan tersebut berkisar antara Rp.5 juta sampai 25 juta per sekali
balapan liar. IPW juga mencatat aksi brutal yang dilakukan geng motor di Jakarta
saja telah menewaskan sekitar 60 orang setiap tahunnya.
1. Faktor Internal
a. Keluarga
3
http://ndar3006.blogspot.co.id/2015/05/makalah-krisis-moral-remaja.html
7
Dengan demikian orang tua mempunyai peranan penting dalam
mendidik anak, jika orang tua benar dan sungguh-sungguh dengan
ikhlas maka akan menghasilkan anak yang sopan dan patuh.
Namun, melihat perkembangan zaman sekarang banyak orang tua
yang lebih mengedepankan kepentingan pekerjaan daripada
kepentingan anak, sehingga banyak remaja yang kurang perhatian
dan merasa bebas mengatur jalan hidupnya sendiri.
b. Basik agama
2. Faktor Eksternal
c. Lingkungan bergaul
8
Pertama: Orangtua. Orangtua merupakan pendidik pertama dan utama.
Jika dilihat dalam perspektif Islam, maka peran orangtua adalah sentral bagi
terbentuknya sikap dan perilaku anak, yang kelak menjadi remaja yang
selanjutnya menjadi warga masyarakat. Artinya, pola didikan dan penanaman
prinsip-prinsip etika dan budi pekerti yang menjadi acuan dan prinsip hidup
orangtua sangat menentukan bagi terbentuknya sikap dan perilaku anak di
manapun ia berada. Jika lingkup kehidupan orangtua cenderung permisif dengan
berbagai hal yang kurang mendidik maka dipastikan anak yang menjadi peniru
pertama dan utama dalam kehidupan keluarga akan tumbuh menjadi remaja yang
permisif pula, dengan segala pola perilaku (baik dan buruk) yang berkembang,
terutama di luar rumah. 4
Dalam hal ini diharapkan, antara lain, orangtua dapat selalu memberikan
perhatian dan kasih sayang kepada anaknya, menjadi tempat curhat yang nyaman
sehingga masalah yang ada pada anak dapat segera terselesaikan. Orangtua juga
perlu melakukan pengawasan yang intensif kepada anaknya, misalnya dalam
pemanfaatan media komunikasi seperti televisi, internet, handphone, dan lain-
lain. Orangtua juga perlu semaksimal mungkin mendukung bakat dan hobi anak
yang bernilai positif. Dan yang utama, orangtua harus menanamkan dasar-dasar
agama yang cukup kepada anak dan dilakukan sedini mungkin.
Ketiga: Guru. Sosok guru adalah anggota masyarakat yang paling sering
disebut memiliki andil sangat vital dalam diskursus pergeseran nilai dan
4
http://supraptoestede.blogspot.co.id/2014/11/fakta-dan-realita-dekadensi-moral-di.html
9
dekadensi moral di kalangan remaja usia sekolah. Memang posisi guru cukup
dilematis karena mereka adalah tokoh sentral yang menjadi parameter dalam pola
etika dan moral bagi remaja tersebut. Jika kita lihat dari sisi waktu (30% sehari)
yang digunakan oleh guru untuk mendidik anak di sekolah tentu tidaklah arif jika
kita mencoba menimpakan secara sepihak kemerosotan moral remaja kita saat ini
kepada guru semata. Meski demikian, guru tetap dituntut untuk mencitrakan
dirinya sebagai pribadi yang memiliki integritas, mandiri dan beretika tinggi
sehingga pantas menjadi acuan atau tauladan baik bagi anak didiknya. Guru juga
dituntut untuk lebih kreatif dalam menciptakan aktivitas-aktivitas yang menarik
bagi pelajar di sekolah, yang dapat berdampak positif, terutama pada domein
pembentukan sikap dan perilaku anak.
10
semakin melebarnya pergeseran nilai itu di kalangan remaja kita, sebagai
prioritas utama.
11
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
http://ndar3006.blogspot.co.id/2015/05/makalah-krisis-moral-remaja.html
http://supraptoestede.blogspot.co.id/2014/11/fakta-dan-realita-dekadensi-moral-
di.html
togarlearn.blogspot.com/2012/03/degradasi-moral-remaja.html
12