ABSTRAK
Latar Belakang : Usia prasekolah merupakan masa keemasan (golden age) bagi proses
perkembangan anak dimana pada usia tersebut aspek kognitif, fisik, motorik, dan
psikososial seorang anak berkembang dengan optimal, namun kurangnya stimulasi
berupa aktivitas fisik maupun media dapat menyebabkan kemampuan motorik halus
anak tidak berkembang dengan sempurna.
Metode : Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan pre test – post test
with control group design, bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektivitas antara
kombinasi senam otak dan alat permainan edukatif maze papan alur, senam otak saja,
dan placebo (tanpa intervensi) terhadap peningkatan motorik halus pada anak Taman
Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal ranting Malimongan Tua kota Makassar,
dilaksanakan di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal Ranting Malimongan
Tua Kota Makassar, dengan sampel sebanyak 30 orang adalah anak yang mengalami
keterlambatan perkembangan motorik halus sesuai dengan kriteria inklusi, dibagi secara
acak kedalam 3 kelompok yaitu kelompok perlakuan yang diberikan senam otak dan
alat permainan edukatif maze papan alur, kelompok kontrol yang diberikan senam otak,
dan kelompok placebo (tanpa intervensi).
Hasil : Berdasarkan analisis uji wilcoxon diperoleh nilai p<0,05 pada 3 kelompok
sampel, yang berarti bahwa ketiga kelompok sampel menghasilkan peningkatan motorik
halus yang signifikan. Berdasarkan hasil uji One Away Anova diperoleh nilai p<0,05
yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara kombinasi senam otak dan alat
permainan edukatif maze papan alur, senam otak saja, serta tanpa intervensi terhadap
peningkatan kemampuan motorik halus pada anak Taman Kanak-Kanak.
Kesimpulan : kombinasi senam otak dan alat permainan edukatif maze papan alur
paling efektif daripada senam otak saja serta tanpa intervensi dalam meningkatkan
kemampuan motorik halus pada anak Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal
Ranting Malimongan Tua.
Kata kunci : Senam otak, alat permainan edukatif maze papan alur, motorik
halus, anak usia prasekolah
THE EFFECTIVENESS COMBINATION OF BRAIN GYM AND EDUCATIONAL
GAME TOOL (GROOVED MAZE BOARD) TO INCREAS THE FINE MOTOR
SKILLS OF CHILDREN IN TK A I S Y I Y A H B U S T A N U L A T H F A L
R A N T I N G MALIMONGAN TUA KOTA MAKASSAR
ABSTRACT
Background : Preschool is a golden age in development process of the child. This period
optimally occurs development in cognitive, physical, motor, and psychosocial aspects.
However, if the fine motor skills of child do not develop perfectly, it due to lacking of
stimulation in the form of physical activity and the media.
Methods : This study was a quasi-experimental with pre-test - post test with control group
design. This study aims to determine the difference effect between a combination of brain gym
and educational game tool (grooved maze board), only brain gym, and placebo (without
intervention) to increase the fine motor skills of children TK Aisyiyah Bustanul Athfal
Malimongan Tua Makassar. This study was in TK Aisyiyah Bustanul Athfal
Malimongan Tua Makassar. The samples of this study were 30 children who experience
delays in fine motor development according to inclusion criteria, randomly divided into 3
groups. The first group was given brain gym and the educational game tool (groveed maze
board), the second group was given control group given brain gym, and the third group was
given placebo (without intervention).
Result : Based on the result of Wilcoxon test analysis obtained p value <0.05 in 3 sample
groups, which means that the three sample groups produced significant fine motor
improvement. Based on the results of the One Away Anova test, p value <0.05, which means
there is a significant difference between the combination of brain gym and educational game
tools (groveed maze board), only brain gym, and without intervention to increase fine motor
skills of kindergarten children.
Conclusion : The combination of brain gym and educational game tool (grooved maze board) is
most effective than only brain gym and without intervention to improve fine motor skills of
children kindergarten of Aisyiyah Bustanul Athfal Malimongan Tua Makassar.
Key words : Brain Gym, Educational Game Tool, Grooved Maze Board, Fine Motor
Skills, Preschool.
PENDAHULUAN menjadi kurang kreatif, karena apa yang
seharusnya dibutuhkan oleh anak tidak dapat
Berdasarkan Permendikbud No.58 terpenuhi, sehingga ide-ide yang mereka
tahun 2009 tentang standar pendidikan anak keluarkan bersifat monoton dan mereka akan
usia dini menyebutkan anak usia prasekolah menjadi generasi penerus yang tertinggal
atau taman kanak-kanan merupakan individu (Kusumaningtyas dan Wayanti, 2016).
yang berada pada rentang usia 4-6 tahun. Data yang dipublikasikan WHO (2012)
Pada masa ini, anak berada dalam masa mengatakan bahwa "diperkirakan lebih dari
keemasan (golden age) bagi proses 200 juta anak di negara berkembang tidak
perkembangan, dimana pada usia tersebut mencapai potensi perkembangan secara
aspek kognitif, fisik, motorik, dan sempurna’’. World Health Organization
psikososial seorang anak berkembang (WHO) juga melaporkan bahwa 5-25% dari
dengan optimal (Samosir, 2018). Senada anak-anak usia prasekolah mengalami
dengan pendapat Soetjiningsih (2013) gangguan perkembangan. Menurut UNICEF
bahwa pada masa usia prasekolah terjadi tahun 2011 didapat data masih tingginya
kemajuan perkembangan motorik, fungsi angka kejadian gangguan pertumbuhan dan
eksresi, peningkatan aktivitas fisik, perkembangan pada anak usia 3-6 tahun
keterampilan dan proses berfikir. khususnya gangguan perkembangan motorik
Menurut Kementerian Kesehatan didapatkan 27,5% atau 3 juta anak
Republik Indonesia (2014) bahwa motorik mengalami gangguan (Nurjanah dkk, 2017).
halus adalah aspek yang berhubungan Penelitian di Center Iran (2015)
dengan kemampuan anak melakukan ditemukan bahwa dari 680 anak usia
gerakan yang melibatkan bagian-bagian prasekolah, 11,8% diduga mengalami
tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot keterlambatan perkembangan.
kecil, tetapi memerlukan koordinasi mata Keterlambatan perkembangan meliputi : 5%
dan tangan yang cermat seperti mengamati dalam problem solving, 4,9% motorik halus,
sesuatu, menjepit, menulis, dan sebagainya. 3,2% motorik kasar, 2,2% dan 1,2% pribadi
Kemampuan motorik halus pada anak usia - sosial.
prasekolah yaitu anak sudah mampu Data Kementrian Kesehatan Republik
membuat gambar persegi empat, membuat Indonesia tahun 2012 Anak usia 3-6 tahun di
gambar segitiga, dan mampu membuat Indonesia sekitar 16% dilaporkan
tangga dengan 5-6 kubus (Soetjiningsih mengalami gangguan perkembangan berupa
2013). gangguan kecerdasan akibat gangguan
Kurangnya stimulasi berupa aktifitas perkembangan otak, gangguan pendengaran
fisik maupun menggunakan media pada dan gangguan motorik (Nurjanah dkk,
anak prasekolah menyebabkan kemampuan 2017). Hasil penelitian yang dilakukan oleh
motorik halus anak tidak berkembang Ikeu Nurhidayah pada tahun 2018
dengan sempurna sehingga anak akan ditemukan bahwa persentase suspect
kesulitan untuk melakukan tugas seperti (dicurigai ada gangguan) aspek adaptif-
menulis, menggambar, menggunting, motorik halus terbesar didapatkan pada anak
menempel dan mengancing. Selain itu, anak usia diatas 3 – 6 tahun (35%), dan persentase
akan malas dalam mengerjakan tugas dan perkembangan adaptif-motorik halus normal
kreatifitas anak berkurang. Senada dengan terbesar ada pada anak usia diatas 1 – 3
hal tersebut Soetjinigsih mengemukakan tahun (75%).
bahwa dampak adanya gangguan Berdasarkan hasil observasi di taman
perkembangan motorik halus yaitu anak kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal
ranting Malimongan Tua kota Makassar, pada otak sehingga meningkatkan
dari seluruh murid yang berjumlah 63 kemampuan motorik halus. Hasil penelitian
terdapat 32 anak yang berusia 4 – 6 tahun Ni Putu Purnawati dkk (2017) juga
mengalami gangguan perkembangan menunjukkan bahwa senam otak lebih baik
motorik halus berupa keterlambatan daripada AFR dalam meningkatkan
perkembangan motorik halus dimana kemampuan motorik halus.
kemampuan motorik halus anak masih Berdasarkan hasil penelitian yang
kurang dan tidak sesuai dengan dilakukan Febrina (2015) mengenai alat
perkembangan usianya. Hal tersebut seperti permainan edukatif maze papan alur
anak belum mampu memegang pensil terhadap motorik halus anak usia prasekolah
dengan cara tripoid grasp, mewarnai dalam menunjukkan bahwa alat permainan edukatif
garis, menulis huruf dan angka dengan tepat, maze papan alur dapat diterapkan untuk
menggambar bentuk-bentuk sederhana, menstimulasi keterampilan motorik halus
menggunting bentuk-bentuk sederhana anak, karena permainan ini membutuhkan
dengan rapi dan menyelesaikan 20 potongan gerakan tangan dan koordinasi mata. Selain
interlocking puzzle. Kegiatan pembelajaran itu, penelitian yang dilakukan oleh Tifali
motorik halus sebenarnya telah dilakukan (2014) dan Kurniawati dkk (2017)
oleh guru seperti kegiatan melipat, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
menempel, menggambar, menggunting dan kemampuan motorik halus pada kelompok
kolase akan tetapi karena keterbatasan media anak penderita cerebral palsy yang
dan waktu guru untuk menilai dan mengajar, diberikan terapi menggunakan alat
guru memberikan kegiatan membaca, permainan edukatif maze papan alur.
menghafalkan surah-surah pendek, Berdasarkan uraian masalah di atas,
membaca, menulis dan berhitung maka rumusan masalah penelitian ini adalah
menggunakan media lembar kerja. Selain itu apakah ada perbedaan efektivitas antara
berdasarkan hasil observasi di taman kanak- kombinasi senam otak dan alat permainan
kanak ini juga tidak ada aktivitas fisik edukatif maze papan alur, senam otak, dan
seperti senam otak dan kurangnya placebo (tanpa intervensi) terhadap
penggunaan media permainan edukatif yang peningkatan motorik halus pada anak Taman
dapat menstimulasi perkembangan motorik Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal
halus anak. ranting Malimongan Tua kota Makassar?,
Untuk memperbaiki gangguan dan tujuan penelitian ini adalah untuk
perkembangan motorik halus anak usia mengetahui efektivitas antara kombinasi
prasekolah, terdapat beberapa latihan yang senam otak dan alat permainan edukatif
dapat digunakan, antara lain melalui senam maze papan alur, senam otak, dan placebo
otak, finger gym, alat permainan edukatif, (tanpa intervensi) terhadap peningkatan
meronce, dan clay therapy. Selain itu, dapat motorik halus pada anak Taman Kanak-
juga dengan mengkombinasikan aktivitas kanak Aisyiyah Bustanul Athfal ranting
fisik berupa senam otak dan penggunaan alat Malimongan Tua kota Makassar.
permianan edukatif untuk meningkatkan
motorik halus anak. PROSEDUR DAN METODE
Hasil penelitian yang dikemukakan
oleh Diana dkk (2017) mengenai senam otak Jenis Penelitian
terhadap peningkatan motorik kasar dan Jenis penelitian yang digunakan dalam
halus anak prasekolah menyatakan bahwa penelitian ini adalah penelitian quasi
senam otak dapat memberikan stimulasi eksperiment dengan desain penelitian pre
test – post test with control group design. 3. Anak-anak di Taman Kanak-kanak
Penelitian ini terdiri dari 3 kelompok sampel Aisyiyah Bustanul Athfal ranting
yaitu kelompok perlakuan yang diberikan Malimongan Tua yang mengalami
intervensi senam otak dan alat permainan keterbatasan visual.
edukatif maze papan alur, kelompok kontrol Besar sampel
yang diberikan intervensi senam otak dan Berdasarkan hasil perhitungan sampel
kelompok kontrol placebo yang tidak diperoleh jumlah sampel sebanyak 30 orang.
diberikan intervensi. Jumlah sampel kemudian dibagi ke dalam
tiga kelompok yaitu 10 orang untuk
Populasi dan Sampel kelompok perlakuan dengan intervensi
Populasi penelitian adalah seluruh anak senam otak dan alat permainan edukatif
di Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul maze papan alur, 10 orang untuk kelompok
Athfal ranting Malimongan Tua yang kontrol dengan intervensi senam otak dan
mengalami keterlambatan perkembangan 10 orang untuk kelompok kontrol placebo
motorik halus berdasarkan skala Fine Motor (tanpa intervensi).
Skills Development Checklist kriteria kurang
baik, yaitu sebanyak 32 orang anak. Prosedur Pengumpulan Data
Sampel dalam penelitian ini adalah Pengumpulan data diperoleh melalui
anak Taman Kanak-kanak Aisyiyah data pre test dan post test yaitu pengukuran
Bustanul Athfal ranting Malimongan Tua motorik halus menggunakan form Fine
yang mengalami keterlambatan Motor Skills Development Cheklist dengan
perkembangan motorik halus berdasarkan prosedur test sebagai berikut :
pada kriteria inklusi dan eksklusi dalam 1. Sampel diminta untuk melakukan item
pengambilan sampel. Pengambilan sampel kemampuan motorik halus sesuai
dilakukan dengan teknik simple random dengan usia sampel pada form Fine
sampling. Motor Skills Development Cheklist
selanjutnya fisioterapis menandai setiap
Kriteria inklusi item kemampuan motorik halus, jika
1. Anak-anak di Taman Kanak-kanak dapat dilakukan maka di isi pada kolom
Aisyiyah Bustanul Athfal ranting ‘’ya’’ sedangkan jika tidak dapat
Malimongan Tua berusia 4 – 6 tahun dilakukan isi pada kolom ‘’tidak’’.
yang mengalami keterlambatan motorik Selanjutnya fisioterapis menjumlah
halus. item kemampuan motorik halus yang
2. Anak-anak di Taman Kanak-kanak dapat dilakukan dibagi dengan jumlah
Aisyiyah Bustanul Athfal ranting item motorik halus pada usia tersebut
Malimongan Tua yang mendapatkan kemudian dikali seratus persen. Hasil
persetujuan dari orang tua dan yang dari perhitungan tersebut disesuaikan
bersangkutan bersedia menjadi responden dengan kriteria skala Fine Motor Skills
penelitian. Development Cheklist.
Kriteria ekslusi 2. Evaluasi : hasil pengukuran disesuaikan
1. Anak-anak di Taman Kanak-kanak dengan Fine Motor Skills Development
Aisyiyah Bustanul Athfal ranting Cheklist.
Malimongan Tua yang hiperaktif. Kemampuan motorik halus 0% - 24%
2. Anak-anak di Taman Kanak-kanak = Kurang
Aisyiyah Bustanul Athfal ranting Kemampuan motorik halus 25% - 49%
Malimongan Tua yang tidak kooperatif. = Cukup baik
Kemampuan motorik halus 50% - 74% Taruh dua jari di bawah bibir dan
= Baik tangan yang satu di os pubis.
Kemampuan motorik halus 75% - 4) Space buttons (tombol ruang)
100% Letakkan 2 jari di atas bibir
= Sangat baik dan tangan satunya di tulang ekor
selama 1 menit sambil menarik
Prosedur Pelaksanaan Intervensi napas kemudian dihembuskan.
Terdapat 3 kelompok sampel yaitu 5) Balance button (tombol
kelompok perlakuan yang diberikan keseimbangan)
intervensi kombinasi senam otak dan alat Letakkan 2 jari ke belakang
permainan edukatif maze papan alur, telinga dan taruh tangan satunya di
kelompok kontrol yang diberikan intervensi pusar lakukan pada kedua telinga
senam otak dan kelompok placebo yang secara bergantian.
tidak diberikan intervensi. Adapun prosedur 6) The thinking cap (pijat kuping)
pelaksanaan senam otak dan alat permainan Pegang kedua daun telinga
edukatif maze papan alur dijelaskan sebagai kemudian pijat dari atas ke bawah.
berikut : 7) The energy yawn (pijat otot
1. Senam Otak menguap)
a. Persiapan senam otak Buka mulut secara relaks
Sebelum melakukan senam otak, kemudian pijat dari bawah ke atas
beberapa hal yang perlu dilakukan menggunakan kedua ibu jari pada
antara lain: daerah sekitar mulut.
1) Mengkonsumsi air putih 8) Positive points (titik positif)
secukupnya. Sentuh kemudian berikan tekanan
2) Melakukan pernapasan perut yang pada dua tonjolan di dahi.
dilakukan sebanyak 2-8 kali. 9) The owl (burung hantu)
Pernapasan perut dapat dilakukan Letakkan tangan kanan di atas
dengan duduk kemudian bahu kiri kemudian putar kepala ke
meletakkan tangan di perut sambil kiri dan dilanjutkan dengan
menarik napas, hingga tangan yang menundukkan kepala. Gerakan ini
diletakkan di perut terasa dilakukan juga pada sisi kanan.
terdorong ke depan. 10) Arm activation (mengaktifkan
b. Gerakan senam otak tangan)
Fisioterapis dibantu oleh para guru Luruskan satu tangan ke atas
mengarahkan sampel untuk di samping telinga. Letakkan tangan
melaksanakan senam otak. kedua di bawah siku, lewat belakang
kepala. Gerakkan tangan pertama ke
1) Brain buttons (tombol otak) arah luar, dalam, belakang dan
Satu tangan menyentuh pusar depan sambil tangan kedua menahan
dan tangan satunya memijit sisi kiri dengan halus. Hembuskan napas
dan kanan os.sternum. pada saat otot dikontraksikan.
2) Neck rolls (putar kepala ) Kemudian rileks dan gerakkan jari-
Bahu dinaikkan kemudian jari membuka dan menutup.
tundukkan kepala ke depan dan Gerakkan tangan secara bergantian
putar dari satu sisi ke sisi lainnya. kanan dan kiri.
3) Earth buttons (tombol bumi) 11) The grounder (kuda-kuda)
Tekuk lutut kanan sambil menggerakkan lengan secara leluasa
buang napas, lalu ambil napas waktu dengan tengkuk dan mata dalam
lutut kanan diluruskan kembali. keadaan rileks. Kemudian lanjutkan
Ulangi gerakan tersebut kemudian dengan membuat coretan ganda
ganti dengan kaki kiri. dalam bentuk nyata, seperti
12) The elephant (gajah) lingkaran, segitiga, angka, huruf,
Pasang kuda-kuda dan lutut bintang, hati, atau pohon.
ditekuk sedikit, goyangkan pinggul. 18) Energizer (kepala kobra)
Letakkan telinga di atas bahu Duduk di kursi kemudian
dengan tangan direntangkan ke letakkan lengan bawah dan tangan di
depan. Bayangkan tangan menjadi meja sejajar pundak dengan jari
belalai gajah, kemudian ikuti angka tangan sedikit ke dalam. Tarik
8 tidur yang berada di papan atau napas sambil menegakkan punggung
kertas. bagian atas, tengkuk, dan kepala.
13) Lazy 8 (8 malas) Pertahankan posisi ini di mana dada
Tangan lurus ke depan, naik terbuka lebar dan pundak rileks.
ke kiri atas, kemudian ikuti pola Selanjutnya hembuskan napas,
angka 8 tidur pada kertas atau sambil dagu diturunkan seperti
papan. Lakukan pada setiap tiap posisi semula.
tangan, terakhir gunakan 2 tangan, 19) Belly breathing (pernapasan perut)
ikuti dengan mata. Tarik napas secara perlahan
14) Cross Crawl (gerak diagonal) dan dalam kemudian buang napas
Gerakan cross crawl secara perlahan. Tangan mengikuti
dilakukan dengan cara berdiri tegak, gerakan perut waktu membuang dan
kemudian melakukan gerakan menarik napas.
menyilang antar lengan dan kaki.
15) Calf pump (pompa betis) 2. Alat Permainan Edukatif Maze Papan
Satu kaki berada di depan Alur
kemudian gerakkan badan ke depan Fisioterapis mengacak shape knob pada
sambil buang napas. Secara perlahan papan maze kemudian minta anak untuk
tekan telapak kaki kebelakang lantai, menggabungkan shape knob sesuai bentuk
kemudian angkat ke atas sambil dan warnanya dengan menggerakkan shape
menarik napas. Lakukan gerakan knob mengikuti alur-alur yang ada di papan.
pada kedua kaki secara bergantian.
16) Alphabet 8s (abjad 8) Hipotesis Penelitian
Anak melakukan Abjad 8 Ada perbedaan efektivitas antara
Tidur sebelum memulai dengan kombinasi senam otak dan alat permainan
abjad 8 ini. Kemudian minta anak edukatif maze papan alur, senam otak dan
untuk menulis huruf a-z dari pola placebo (tanpa intervensi) terhadap
abjad 8 tidur dimulai dari bidang peningkatan motorik halus pada anak taman
penglihatan kiri dilanjutkan ke kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal
bidang penglihatan kanan. ranting Malimongan Tua kota Makassar.
17) Double doodle (coretan ganda)
Minta anak untuk membuat Analisi Data
coretan bebas menggunakan kedua
tangan secara bersamaan dengan
1. Uji statistik deskriptif, untuk berumur 5 tahun dan 4 anak (40%) berumur
memaparkan karakteristik sampel 6 tahun.
berdasarkan umur dan jenis kelamin. Berdasarkan tabel di atas juga
2. Uji normalitas data, menggunakan uji diperoleh sampel laki-laki sebanyak 6 orang
Shapiro Wilk untuk mengetahui data (60%) dan perempuan sebanyak 4 orang
berdistribusi normal (p >0,05) atau tidak (40%) pada kelompok perlakuan, sampel
berdistribusi normal (p<0,05) laki-laki sebanyak 7 orang (70%) dan
3. Uji hipotesis perempuan sebanyak 3 orang (30%) pada
a. Uji pengaruh, untuk mengetahui kelompok kontrol serta sampel laki-laki
pengaruh satu perlakuan dalam setiap sebanyak 7 orang (70%) dan perempuan
kelompok. Uji statistik yang sebanyak 3 orang (30%).
digunakan, yaitu uji statistik non
parametrik Wilcoxon karena hasil uji Tabel 2
normalitas data tidak berdistribusi Rerata nilai Fine Motor Skills Development
normal. Checklist berdasarkan nilai pre test,
b. Untuk mengetahui beda pengaruh post test, dan selisih
secara keseluruhan digunakan metode Kelompo Rerata FMDC dan Simpang Baku
statistik parametrik, yaitu uji One k Sampel Pre test Post test Selisih
Way Anova dengan syarat data Nilai
berdistribusi normal dan homogen. FMDC
Jika pada uji anova menghasilkan Klp 42,30+9,9
20,40+3,24 21,90+8,13
Perlakuan 0
P<0,05 maka dilanjutkan dengan
Klp 33,60+7,7
analisis Post Hoc LSD untuk 19,70+3,56 13,90+5,43
Kontrol 5
mengetahui perbedaan efektivitas Klp
19,60+3,95 25+6,63 5,40+5,17
antar kelompok sampel. Placebo
Laki-laki 6 60 7 70 7 70
Perempuan 4 40 3 30 3 30
Jumlah 10 100 10 100 10 100
dapat menghasilkan peningkatan menghasilkan peningkatan kemampuan
kemampuan motorik halus dengan rata- motorik halus secara signifikan pada anak
rata peningkatan sebesar 21,90%. Kelompok Data Sebelum Sesudah Z p
2. Kelompok kontrol, diperoleh rerata pre
Fine Motor Skills Development Checklist (FMDC)
test sebesar 19,70+3,56 post test sebesar Kelompok Data Sebelum Sesudah Z p
33,60+7,75 dan selisih sebesar Rerata 19,60 25,00
Fine Motor Skills Development Checklist (FMDC)
-2,214 0,027
13,90+5,43, yang berarti bahwa Simpang Baku 3,950 6,633
Rerata 20,40 42,30
intervensi senam otak dapat -2,809 0,005
Simpang Baku 3,239 9,900
menghasilkan peningkatan kemampuan
motorik halus dengan rata-rata TK Aisyiyah Bustanul Athfal Ranting
Malimongan Tua.
peningkatan sebesar 13,90%.
3. Kelompok placebo, diperoleh rerata pre Tabel 5
test sebesar 19,60+3,95, post test sebesar Uji Wilcoxon pre test dan post test
25+6,63, dan selisih sebesar 5,40+5,17, pada kelompok placebo
yang berarti bahwa tanpa intervensi dapat
menghasilkan peningkatan kemampuan
motorik halus dengan rata-rata Berdasarkan tabel di atas diperoleh
peningkatan sebesar 5,40%. hasil uji wilcoxon yaitu nilai p <0,05 yang
berarti bahwa tanpa intervensi dapat
menghasilkan peningkatan kemampuan
Variabel Sum of Mean motorik halus secara signifikan pada anak
F p
Square Square TK Aisyiyah Bustanul Athfal Ranting
Post test Malimongan Tua.
antar 11,10
1496,467 748,233 0,000 Tabel 6
kelompo 9
Uji one away anova
k