Anda di halaman 1dari 17

EFEKTIVITAS KOMBINASI SENAM OTAK DAN ALAT PERMAINAN

EDUKATIF MAZE PAPAN ALUR TERHADAP PENINGKATAN


MOTORIK HALUS PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK
AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL RANTING
MALIMONGAN TUA KOTA MAKASSAR

Oleh : Afifah Nur1, Suharto2, Sudaryanto3


1,2,3
Jurusan Fisioterapi Poltekkes Makassar

ABSTRAK

Latar Belakang : Usia prasekolah merupakan masa keemasan (golden age) bagi proses
perkembangan anak dimana pada usia tersebut aspek kognitif, fisik, motorik, dan
psikososial seorang anak berkembang dengan optimal, namun kurangnya stimulasi
berupa aktivitas fisik maupun media dapat menyebabkan kemampuan motorik halus
anak tidak berkembang dengan sempurna.
Metode : Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan pre test – post test
with control group design, bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektivitas antara
kombinasi senam otak dan alat permainan edukatif maze papan alur, senam otak saja,
dan placebo (tanpa intervensi) terhadap peningkatan motorik halus pada anak Taman
Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal ranting Malimongan Tua kota Makassar,
dilaksanakan di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal Ranting Malimongan
Tua Kota Makassar, dengan sampel sebanyak 30 orang adalah anak yang mengalami
keterlambatan perkembangan motorik halus sesuai dengan kriteria inklusi, dibagi secara
acak kedalam 3 kelompok yaitu kelompok perlakuan yang diberikan senam otak dan
alat permainan edukatif maze papan alur, kelompok kontrol yang diberikan senam otak,
dan kelompok placebo (tanpa intervensi).
Hasil : Berdasarkan analisis uji wilcoxon diperoleh nilai p<0,05 pada 3 kelompok
sampel, yang berarti bahwa ketiga kelompok sampel menghasilkan peningkatan motorik
halus yang signifikan. Berdasarkan hasil uji One Away Anova diperoleh nilai p<0,05
yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara kombinasi senam otak dan alat
permainan edukatif maze papan alur, senam otak saja, serta tanpa intervensi terhadap
peningkatan kemampuan motorik halus pada anak Taman Kanak-Kanak.
Kesimpulan : kombinasi senam otak dan alat permainan edukatif maze papan alur
paling efektif daripada senam otak saja serta tanpa intervensi dalam meningkatkan
kemampuan motorik halus pada anak Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal
Ranting Malimongan Tua.

Kata kunci : Senam otak, alat permainan edukatif maze papan alur, motorik
halus, anak usia prasekolah
THE EFFECTIVENESS COMBINATION OF BRAIN GYM AND EDUCATIONAL
GAME TOOL (GROOVED MAZE BOARD) TO INCREAS THE FINE MOTOR
SKILLS OF CHILDREN IN TK A I S Y I Y A H B U S T A N U L A T H F A L
R A N T I N G MALIMONGAN TUA KOTA MAKASSAR

By : Afifah Nur1, Suharto2, Sudaryanto3


1,2,3
Department of Physiotherapy, Health Polytechnic, Makassar

ABSTRACT

Background : Preschool is a golden age in development process of the child. This period
optimally occurs development in cognitive, physical, motor, and psychosocial aspects.
However, if the fine motor skills of child do not develop perfectly, it due to lacking of
stimulation in the form of physical activity and the media.
Methods : This study was a quasi-experimental with pre-test - post test with control group
design. This study aims to determine the difference effect between a combination of brain gym
and educational game tool (grooved maze board), only brain gym, and placebo (without
intervention) to increase the fine motor skills of children TK Aisyiyah Bustanul Athfal
Malimongan Tua Makassar. This study was in TK Aisyiyah Bustanul Athfal
Malimongan Tua Makassar. The samples of this study were 30 children who experience
delays in fine motor development according to inclusion criteria, randomly divided into 3
groups. The first group was given brain gym and the educational game tool (groveed maze
board), the second group was given control group given brain gym, and the third group was
given placebo (without intervention).
Result : Based on the result of Wilcoxon test analysis obtained p value <0.05 in 3 sample
groups, which means that the three sample groups produced significant fine motor
improvement. Based on the results of the One Away Anova test, p value <0.05, which means
there is a significant difference between the combination of brain gym and educational game
tools (groveed maze board), only brain gym, and without intervention to increase fine motor
skills of kindergarten children.
Conclusion : The combination of brain gym and educational game tool (grooved maze board) is
most effective than only brain gym and without intervention to improve fine motor skills of
children kindergarten of Aisyiyah Bustanul Athfal Malimongan Tua Makassar.

Key words : Brain Gym, Educational Game Tool, Grooved Maze Board, Fine Motor
Skills, Preschool.
PENDAHULUAN menjadi kurang kreatif, karena apa yang
seharusnya dibutuhkan oleh anak tidak dapat
Berdasarkan Permendikbud No.58 terpenuhi, sehingga ide-ide yang mereka
tahun 2009 tentang standar pendidikan anak keluarkan bersifat monoton dan mereka akan
usia dini menyebutkan anak usia prasekolah menjadi generasi penerus yang tertinggal
atau taman kanak-kanan merupakan individu (Kusumaningtyas dan Wayanti, 2016).
yang berada pada rentang usia 4-6 tahun. Data yang dipublikasikan WHO (2012)
Pada masa ini, anak berada dalam masa mengatakan bahwa "diperkirakan lebih dari
keemasan (golden age) bagi proses 200 juta anak di negara berkembang tidak
perkembangan, dimana pada usia tersebut mencapai potensi perkembangan secara
aspek kognitif, fisik, motorik, dan sempurna’’. World Health Organization
psikososial seorang anak berkembang (WHO) juga melaporkan bahwa 5-25% dari
dengan optimal (Samosir, 2018). Senada anak-anak usia prasekolah mengalami
dengan pendapat Soetjiningsih (2013) gangguan perkembangan. Menurut UNICEF
bahwa pada masa usia prasekolah terjadi tahun 2011 didapat data masih tingginya
kemajuan perkembangan motorik, fungsi angka kejadian gangguan pertumbuhan dan
eksresi, peningkatan aktivitas fisik, perkembangan pada anak usia 3-6 tahun
keterampilan dan proses berfikir. khususnya gangguan perkembangan motorik
Menurut Kementerian Kesehatan didapatkan 27,5% atau 3 juta anak
Republik Indonesia (2014) bahwa motorik mengalami gangguan (Nurjanah dkk, 2017).
halus adalah aspek yang berhubungan Penelitian di Center Iran (2015)
dengan kemampuan anak melakukan ditemukan bahwa dari 680 anak usia
gerakan yang melibatkan bagian-bagian prasekolah, 11,8% diduga mengalami
tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot keterlambatan perkembangan.
kecil, tetapi memerlukan koordinasi mata Keterlambatan perkembangan meliputi : 5%
dan tangan yang cermat seperti mengamati dalam problem solving, 4,9% motorik halus,
sesuatu, menjepit, menulis, dan sebagainya. 3,2% motorik kasar, 2,2% dan 1,2% pribadi
Kemampuan motorik halus pada anak usia - sosial.
prasekolah yaitu anak sudah mampu Data Kementrian Kesehatan Republik
membuat gambar persegi empat, membuat Indonesia tahun 2012 Anak usia 3-6 tahun di
gambar segitiga, dan mampu membuat Indonesia sekitar 16% dilaporkan
tangga dengan 5-6 kubus (Soetjiningsih mengalami gangguan perkembangan berupa
2013). gangguan kecerdasan akibat gangguan
Kurangnya stimulasi berupa aktifitas perkembangan otak, gangguan pendengaran
fisik maupun menggunakan media pada dan gangguan motorik (Nurjanah dkk,
anak prasekolah menyebabkan kemampuan 2017). Hasil penelitian yang dilakukan oleh
motorik halus anak tidak berkembang Ikeu Nurhidayah pada tahun 2018
dengan sempurna sehingga anak akan ditemukan bahwa persentase suspect
kesulitan untuk melakukan tugas seperti (dicurigai ada gangguan) aspek adaptif-
menulis, menggambar, menggunting, motorik halus terbesar didapatkan pada anak
menempel dan mengancing. Selain itu, anak usia diatas 3 – 6 tahun (35%), dan persentase
akan malas dalam mengerjakan tugas dan perkembangan adaptif-motorik halus normal
kreatifitas anak berkurang. Senada dengan terbesar ada pada anak usia diatas 1 – 3
hal tersebut Soetjinigsih mengemukakan tahun (75%).
bahwa dampak adanya gangguan Berdasarkan hasil observasi di taman
perkembangan motorik halus yaitu anak kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal
ranting Malimongan Tua kota Makassar, pada otak sehingga meningkatkan
dari seluruh murid yang berjumlah 63 kemampuan motorik halus. Hasil penelitian
terdapat 32 anak yang berusia 4 – 6 tahun Ni Putu Purnawati dkk (2017) juga
mengalami gangguan perkembangan menunjukkan bahwa senam otak lebih baik
motorik halus berupa keterlambatan daripada AFR dalam meningkatkan
perkembangan motorik halus dimana kemampuan motorik halus.
kemampuan motorik halus anak masih Berdasarkan hasil penelitian yang
kurang dan tidak sesuai dengan dilakukan Febrina (2015) mengenai alat
perkembangan usianya. Hal tersebut seperti permainan edukatif maze papan alur
anak belum mampu memegang pensil terhadap motorik halus anak usia prasekolah
dengan cara tripoid grasp, mewarnai dalam menunjukkan bahwa alat permainan edukatif
garis, menulis huruf dan angka dengan tepat, maze papan alur dapat diterapkan untuk
menggambar bentuk-bentuk sederhana, menstimulasi keterampilan motorik halus
menggunting bentuk-bentuk sederhana anak, karena permainan ini membutuhkan
dengan rapi dan menyelesaikan 20 potongan gerakan tangan dan koordinasi mata. Selain
interlocking puzzle. Kegiatan pembelajaran itu, penelitian yang dilakukan oleh Tifali
motorik halus sebenarnya telah dilakukan (2014) dan Kurniawati dkk (2017)
oleh guru seperti kegiatan melipat, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
menempel, menggambar, menggunting dan kemampuan motorik halus pada kelompok
kolase akan tetapi karena keterbatasan media anak penderita cerebral palsy yang
dan waktu guru untuk menilai dan mengajar, diberikan terapi menggunakan alat
guru memberikan kegiatan membaca, permainan edukatif maze papan alur.
menghafalkan surah-surah pendek, Berdasarkan uraian masalah di atas,
membaca, menulis dan berhitung maka rumusan masalah penelitian ini adalah
menggunakan media lembar kerja. Selain itu apakah ada perbedaan efektivitas antara
berdasarkan hasil observasi di taman kanak- kombinasi senam otak dan alat permainan
kanak ini juga tidak ada aktivitas fisik edukatif maze papan alur, senam otak, dan
seperti senam otak dan kurangnya placebo (tanpa intervensi) terhadap
penggunaan media permainan edukatif yang peningkatan motorik halus pada anak Taman
dapat menstimulasi perkembangan motorik Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal
halus anak. ranting Malimongan Tua kota Makassar?,
Untuk memperbaiki gangguan dan tujuan penelitian ini adalah untuk
perkembangan motorik halus anak usia mengetahui efektivitas antara kombinasi
prasekolah, terdapat beberapa latihan yang senam otak dan alat permainan edukatif
dapat digunakan, antara lain melalui senam maze papan alur, senam otak, dan placebo
otak, finger gym, alat permainan edukatif, (tanpa intervensi) terhadap peningkatan
meronce, dan clay therapy. Selain itu, dapat motorik halus pada anak Taman Kanak-
juga dengan mengkombinasikan aktivitas kanak Aisyiyah Bustanul Athfal ranting
fisik berupa senam otak dan penggunaan alat Malimongan Tua kota Makassar.
permianan edukatif untuk meningkatkan
motorik halus anak. PROSEDUR DAN METODE
Hasil penelitian yang dikemukakan
oleh Diana dkk (2017) mengenai senam otak Jenis Penelitian
terhadap peningkatan motorik kasar dan Jenis penelitian yang digunakan dalam
halus anak prasekolah menyatakan bahwa penelitian ini adalah penelitian quasi
senam otak dapat memberikan stimulasi eksperiment dengan desain penelitian pre
test – post test with control group design. 3. Anak-anak di Taman Kanak-kanak
Penelitian ini terdiri dari 3 kelompok sampel Aisyiyah Bustanul Athfal ranting
yaitu kelompok perlakuan yang diberikan Malimongan Tua yang mengalami
intervensi senam otak dan alat permainan keterbatasan visual.
edukatif maze papan alur, kelompok kontrol Besar sampel
yang diberikan intervensi senam otak dan Berdasarkan hasil perhitungan sampel
kelompok kontrol placebo yang tidak diperoleh jumlah sampel sebanyak 30 orang.
diberikan intervensi. Jumlah sampel kemudian dibagi ke dalam
tiga kelompok yaitu 10 orang untuk
Populasi dan Sampel kelompok perlakuan dengan intervensi
Populasi penelitian adalah seluruh anak senam otak dan alat permainan edukatif
di Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul maze papan alur, 10 orang untuk kelompok
Athfal ranting Malimongan Tua yang kontrol dengan intervensi senam otak dan
mengalami keterlambatan perkembangan 10 orang untuk kelompok kontrol placebo
motorik halus berdasarkan skala Fine Motor (tanpa intervensi).
Skills Development Checklist kriteria kurang
baik, yaitu sebanyak 32 orang anak. Prosedur Pengumpulan Data
Sampel dalam penelitian ini adalah Pengumpulan data diperoleh melalui
anak Taman Kanak-kanak Aisyiyah data pre test dan post test yaitu pengukuran
Bustanul Athfal ranting Malimongan Tua motorik halus menggunakan form Fine
yang mengalami keterlambatan Motor Skills Development Cheklist dengan
perkembangan motorik halus berdasarkan prosedur test sebagai berikut :
pada kriteria inklusi dan eksklusi dalam 1. Sampel diminta untuk melakukan item
pengambilan sampel. Pengambilan sampel kemampuan motorik halus sesuai
dilakukan dengan teknik simple random dengan usia sampel pada form Fine
sampling. Motor Skills Development Cheklist
selanjutnya fisioterapis menandai setiap
Kriteria inklusi item kemampuan motorik halus, jika
1. Anak-anak di Taman Kanak-kanak dapat dilakukan maka di isi pada kolom
Aisyiyah Bustanul Athfal ranting ‘’ya’’ sedangkan jika tidak dapat
Malimongan Tua berusia 4 – 6 tahun dilakukan isi pada kolom ‘’tidak’’.
yang mengalami keterlambatan motorik Selanjutnya fisioterapis menjumlah
halus. item kemampuan motorik halus yang
2. Anak-anak di Taman Kanak-kanak dapat dilakukan dibagi dengan jumlah
Aisyiyah Bustanul Athfal ranting item motorik halus pada usia tersebut
Malimongan Tua yang mendapatkan kemudian dikali seratus persen. Hasil
persetujuan dari orang tua dan yang dari perhitungan tersebut disesuaikan
bersangkutan bersedia menjadi responden dengan kriteria skala Fine Motor Skills
penelitian. Development Cheklist.
Kriteria ekslusi 2. Evaluasi : hasil pengukuran disesuaikan
1. Anak-anak di Taman Kanak-kanak dengan Fine Motor Skills Development
Aisyiyah Bustanul Athfal ranting Cheklist.
Malimongan Tua yang hiperaktif. Kemampuan motorik halus 0% - 24%
2. Anak-anak di Taman Kanak-kanak = Kurang
Aisyiyah Bustanul Athfal ranting Kemampuan motorik halus 25% - 49%
Malimongan Tua yang tidak kooperatif. = Cukup baik
Kemampuan motorik halus 50% - 74% Taruh dua jari di bawah bibir dan
= Baik tangan yang satu di os pubis.
Kemampuan motorik halus 75% - 4) Space buttons (tombol ruang)
100% Letakkan 2 jari di atas bibir
= Sangat baik dan tangan satunya di tulang ekor
selama 1 menit sambil menarik
Prosedur Pelaksanaan Intervensi napas kemudian dihembuskan.
Terdapat 3 kelompok sampel yaitu 5) Balance button (tombol
kelompok perlakuan yang diberikan keseimbangan)
intervensi kombinasi senam otak dan alat Letakkan 2 jari ke belakang
permainan edukatif maze papan alur, telinga dan taruh tangan satunya di
kelompok kontrol yang diberikan intervensi pusar lakukan pada kedua telinga
senam otak dan kelompok placebo yang secara bergantian.
tidak diberikan intervensi. Adapun prosedur 6) The thinking cap (pijat kuping)
pelaksanaan senam otak dan alat permainan Pegang kedua daun telinga
edukatif maze papan alur dijelaskan sebagai kemudian pijat dari atas ke bawah.
berikut : 7) The energy yawn (pijat otot
1. Senam Otak menguap)
a. Persiapan senam otak Buka mulut secara relaks
Sebelum melakukan senam otak, kemudian pijat dari bawah ke atas
beberapa hal yang perlu dilakukan menggunakan kedua ibu jari pada
antara lain: daerah sekitar mulut.
1) Mengkonsumsi air putih 8) Positive points (titik positif)
secukupnya. Sentuh kemudian berikan tekanan
2) Melakukan pernapasan perut yang pada dua tonjolan di dahi.
dilakukan sebanyak 2-8 kali. 9) The owl (burung hantu)
Pernapasan perut dapat dilakukan Letakkan tangan kanan di atas
dengan duduk kemudian bahu kiri kemudian putar kepala ke
meletakkan tangan di perut sambil kiri dan dilanjutkan dengan
menarik napas, hingga tangan yang menundukkan kepala. Gerakan ini
diletakkan di perut terasa dilakukan juga pada sisi kanan.
terdorong ke depan. 10) Arm activation (mengaktifkan
b. Gerakan senam otak tangan)
Fisioterapis dibantu oleh para guru Luruskan satu tangan ke atas
mengarahkan sampel untuk di samping telinga. Letakkan tangan
melaksanakan senam otak. kedua di bawah siku, lewat belakang
kepala. Gerakkan tangan pertama ke
1) Brain buttons (tombol otak) arah luar, dalam, belakang dan
Satu tangan menyentuh pusar depan sambil tangan kedua menahan
dan tangan satunya memijit sisi kiri dengan halus. Hembuskan napas
dan kanan os.sternum. pada saat otot dikontraksikan.
2) Neck rolls (putar kepala ) Kemudian rileks dan gerakkan jari-
Bahu dinaikkan kemudian jari membuka dan menutup.
tundukkan kepala ke depan dan Gerakkan tangan secara bergantian
putar dari satu sisi ke sisi lainnya. kanan dan kiri.
3) Earth buttons (tombol bumi) 11) The grounder (kuda-kuda)
Tekuk lutut kanan sambil menggerakkan lengan secara leluasa
buang napas, lalu ambil napas waktu dengan tengkuk dan mata dalam
lutut kanan diluruskan kembali. keadaan rileks. Kemudian lanjutkan
Ulangi gerakan tersebut kemudian dengan membuat coretan ganda
ganti dengan kaki kiri. dalam bentuk nyata, seperti
12) The elephant (gajah) lingkaran, segitiga, angka, huruf,
Pasang kuda-kuda dan lutut bintang, hati, atau pohon.
ditekuk sedikit, goyangkan pinggul. 18) Energizer (kepala kobra)
Letakkan telinga di atas bahu Duduk di kursi kemudian
dengan tangan direntangkan ke letakkan lengan bawah dan tangan di
depan. Bayangkan tangan menjadi meja sejajar pundak dengan jari
belalai gajah, kemudian ikuti angka tangan sedikit ke dalam. Tarik
8 tidur yang berada di papan atau napas sambil menegakkan punggung
kertas. bagian atas, tengkuk, dan kepala.
13) Lazy 8 (8 malas) Pertahankan posisi ini di mana dada
Tangan lurus ke depan, naik terbuka lebar dan pundak rileks.
ke kiri atas, kemudian ikuti pola Selanjutnya hembuskan napas,
angka 8 tidur pada kertas atau sambil dagu diturunkan seperti
papan. Lakukan pada setiap tiap posisi semula.
tangan, terakhir gunakan 2 tangan, 19) Belly breathing (pernapasan perut)
ikuti dengan mata. Tarik napas secara perlahan
14) Cross Crawl (gerak diagonal) dan dalam kemudian buang napas
Gerakan cross crawl secara perlahan. Tangan mengikuti
dilakukan dengan cara berdiri tegak, gerakan perut waktu membuang dan
kemudian melakukan gerakan menarik napas.
menyilang antar lengan dan kaki.
15) Calf pump (pompa betis) 2. Alat Permainan Edukatif Maze Papan
Satu kaki berada di depan Alur
kemudian gerakkan badan ke depan Fisioterapis mengacak shape knob pada
sambil buang napas. Secara perlahan papan maze kemudian minta anak untuk
tekan telapak kaki kebelakang lantai, menggabungkan shape knob sesuai bentuk
kemudian angkat ke atas sambil dan warnanya dengan menggerakkan shape
menarik napas. Lakukan gerakan knob mengikuti alur-alur yang ada di papan.
pada kedua kaki secara bergantian.
16) Alphabet 8s (abjad 8) Hipotesis Penelitian
Anak melakukan Abjad 8 Ada perbedaan efektivitas antara
Tidur sebelum memulai dengan kombinasi senam otak dan alat permainan
abjad 8 ini. Kemudian minta anak edukatif maze papan alur, senam otak dan
untuk menulis huruf a-z dari pola placebo (tanpa intervensi) terhadap
abjad 8 tidur dimulai dari bidang peningkatan motorik halus pada anak taman
penglihatan kiri dilanjutkan ke kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal
bidang penglihatan kanan. ranting Malimongan Tua kota Makassar.
17) Double doodle (coretan ganda)
Minta anak untuk membuat Analisi Data
coretan bebas menggunakan kedua
tangan secara bersamaan dengan
1. Uji statistik deskriptif, untuk berumur 5 tahun dan 4 anak (40%) berumur
memaparkan karakteristik sampel 6 tahun.
berdasarkan umur dan jenis kelamin. Berdasarkan tabel di atas juga
2. Uji normalitas data, menggunakan uji diperoleh sampel laki-laki sebanyak 6 orang
Shapiro Wilk untuk mengetahui data (60%) dan perempuan sebanyak 4 orang
berdistribusi normal (p >0,05) atau tidak (40%) pada kelompok perlakuan, sampel
berdistribusi normal (p<0,05) laki-laki sebanyak 7 orang (70%) dan
3. Uji hipotesis perempuan sebanyak 3 orang (30%) pada
a. Uji pengaruh, untuk mengetahui kelompok kontrol serta sampel laki-laki
pengaruh satu perlakuan dalam setiap sebanyak 7 orang (70%) dan perempuan
kelompok. Uji statistik yang sebanyak 3 orang (30%).
digunakan, yaitu uji statistik non
parametrik Wilcoxon karena hasil uji Tabel 2
normalitas data tidak berdistribusi Rerata nilai Fine Motor Skills Development
normal. Checklist berdasarkan nilai pre test,
b. Untuk mengetahui beda pengaruh post test, dan selisih
secara keseluruhan digunakan metode Kelompo Rerata FMDC dan Simpang Baku
statistik parametrik, yaitu uji One k Sampel Pre test Post test Selisih
Way Anova dengan syarat data Nilai
berdistribusi normal dan homogen. FMDC
Jika pada uji anova menghasilkan Klp 42,30+9,9
20,40+3,24 21,90+8,13
Perlakuan 0
P<0,05 maka dilanjutkan dengan
Klp 33,60+7,7
analisis Post Hoc LSD untuk 19,70+3,56 13,90+5,43
Kontrol 5
mengetahui perbedaan efektivitas Klp
19,60+3,95 25+6,63 5,40+5,17
antar kelompok sampel. Placebo

HASIL PENELITIAN Berdasarkan tabel di atas diperoleh


nilai rerata motorik halus pada masing-
Tabel 1 masing kelompok sampel yaitu :
Persentase sampel berdasarkan umur 1. Kelompok perlakuan, diperoleh rerata pre
dan jenis kelamin di TK. Aisyiyah test sebesar 20,40+3,24, post test sebesar
Bustanul Athfal ranting 42,30+9,90 dan selisih sebesar
Malimongan Tua 21,90+8,13, yang berarti bahwa
kota Makassar kombinasi senam otak dan alat
permainan edukatif maze papan alur
Kelompok Kelompok Kelompok
Berdasarkan tabel di atas pada Karakteristik Perlakuan Kontrol Placebo
kelompok perlakuan terdapat 1 anak (10%) Sampel
n % n % n %
berumur 4 tahun, 6 anak (60%) berumur 5 Umur :
tahun dan 3 anak (30%) berumur 6 tahun.
Pada kelompok kontrol terdapat 2 anak 4 Tahun 1 10 2 20 1 10
(20%) berumur 4 tahun, 4 anak (40%) yang 5 Tahun 6 60 4 40 5 50
berumur 5 tahun dan 6 tahun. Sedangkan 6 Tahun 3 30 4 40 4 40
pada kelompok placebo terdapat 1 anak Jumlah 10 100 10 100 10 100
(10%) berumur 4 tahun, 5 anak (50%) Jenis Kelamin :

Laki-laki 6 60 7 70 7 70
Perempuan 4 40 3 30 3 30
Jumlah 10 100 10 100 10 100
dapat menghasilkan peningkatan menghasilkan peningkatan kemampuan
kemampuan motorik halus dengan rata- motorik halus secara signifikan pada anak
rata peningkatan sebesar 21,90%. Kelompok Data Sebelum Sesudah Z p
2. Kelompok kontrol, diperoleh rerata pre
Fine Motor Skills Development Checklist (FMDC)
test sebesar 19,70+3,56 post test sebesar Kelompok Data Sebelum Sesudah Z p
33,60+7,75 dan selisih sebesar Rerata 19,60 25,00
Fine Motor Skills Development Checklist (FMDC)
-2,214 0,027
13,90+5,43, yang berarti bahwa Simpang Baku 3,950 6,633
Rerata 20,40 42,30
intervensi senam otak dapat -2,809 0,005
Simpang Baku 3,239 9,900
menghasilkan peningkatan kemampuan
motorik halus dengan rata-rata TK Aisyiyah Bustanul Athfal Ranting
Malimongan Tua.
peningkatan sebesar 13,90%.
3. Kelompok placebo, diperoleh rerata pre Tabel 5
test sebesar 19,60+3,95, post test sebesar Uji Wilcoxon pre test dan post test
25+6,63, dan selisih sebesar 5,40+5,17, pada kelompok placebo
yang berarti bahwa tanpa intervensi dapat
menghasilkan peningkatan kemampuan
motorik halus dengan rata-rata Berdasarkan tabel di atas diperoleh
peningkatan sebesar 5,40%. hasil uji wilcoxon yaitu nilai p <0,05 yang
berarti bahwa tanpa intervensi dapat
menghasilkan peningkatan kemampuan
Variabel Sum of Mean motorik halus secara signifikan pada anak
F p
Square Square TK Aisyiyah Bustanul Athfal Ranting
Post test Malimongan Tua.
antar 11,10
1496,467 748,233 0,000 Tabel 6
kelompo 9
Uji one away anova
k

Berdasarkan tabel di atas diperoleh


Tabel 3 nilai p<0,05 yang berarti ada perbedaan
Uji Wilcoxon pre test dan post test yang signifikan antara kombinasi senam
pada kelompok perlakuan otak dan alat permainan edukatif maze
papan alur, senam otak dan tanpa intervensi
Berdasarkan tabel di atas diperoleh terhadap peningkatan kemampuan motorik
hasil uji wilcoxon yaitu nilai p <0,05 yang halus pada anak TK.Aisyiyah Bustanul
berarti bahwa kombinasi senam otak dan Athfal ranting Malimongan Tua.
alat permainan edukatif maze papan alur
dapat menghasilkan peningkatan Tabel 7
kemampuan motorik halus secara signifikan Multiple Comparison
pada anak TK Aisyiyah Bustanul Athfal Kelompok Data Sebelum Sesudah Z p
Ranting Malimongan Tua. Fine Motor Skills Development Checklist (FMDC)
Tabel 4
Rerata 19,70 33,60
Uji Wilcoxon pre test dan post test -2,814 0,005
pada kelompok kontrol Simpang Baku 3,561 7,749
(Post-hoc LSD)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh


hasil uji wilcoxon yaitu nilai p <0,05 yang
berarti bahwa senam otak dapat
Variabe Kelompok Sampel Perbedaa p signifikan pada anak Taman Kanak-
l n Rerata Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal
Kelompok
8,700 0,025
Ranting Malimongan Tua.
Kelompok Kontrol Kurangnya stimulasi berupa
Perlakuan Kelompok
Post test 17,300 0,000 aktivitas fisik ataupun melalui media
Placebo
Kelompok Kelompok merupakan salah satu penyebab
8,600 0,027
Kontrol Placebo kemampuan motorik halus anak tidak
berkembang dengan sempurna. Hasil
Berdasarkan tabel di atas diperoleh penelitian yang dilakukan oleh Imelda
hasil uji multiple comparison : (2018) menunjukkan bahwa terdapat
1. Antara kelompok perlakuan dan kontrol, 77,8% anak yang kurang mendapatkan
diperoleh nilai p=0,025 (p<0,05), yang stimulasi akan memiliki kemampuan
berarti bahwa ada perbedaan yang motorik halus yang tidak sesuai dengan
signifikan antara kombinasi senam otak + usianya. Hal ini yang terjadi pada anak
alat permainan edukatif maze papan alur Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul
dan senam otak terhadap peningkatan Athfal ranting Malimongan Tua, dimana
kemampuan motorik halus pada anak dari 63 anak terdapat 32 anak yang
TK. Aisyiyah Bustanul Athfal Ranting mengalami keterlambatan motorik halus.
Malimongan Tua. Senam otak dapat meningkatkan
2. Antara kelompok perlakuan dan placebo, kemampuan motorik halus karena
diperoleh nilai p=0,000 (p< 0,05) yang gerakan-gerakan dalam senam otak akan
berarti bahwa ada perbedaan yang merangsang pembentukan sinaps-sinaps
signifikan antara kombinasi senam otak + baru yang menghubungkan sel-sel neuron
alat permainan edukatif maze papan alur di otak, sehingga membantu proses
dan tanpa intervensi terhadap maturation dan learning anak. Pada saraf
peningkatan kemampuan motorik halus yang sudah mencapai maturation atau
pada anak TK. Aisyiyah Bustanul Athfal kematangan akan menstimulasi otot-otot
Ranting Malimongan Tua. kecil yang berfungsi mengontol motorik
3. Antara kelompok kontrol dan placebo, halus, bersamaan dengan itu persepsi
diperoleh nilai p=0,027 (p<0,05) yang visual motorik anak ikut berkembang
berarti bahwa ada perbedaan yang pesat sehingga koordinasi tangan dan
signifikan antara senam otak dan tanpa matanya akan meningkat yang
intervensi terhadap peningkatan mengakibatkan motorik halusnya
kemampuan motorik halus pada anak meningkat (Kharisma dkk, 2016).
TK. Aisyiyah Bustanul Athfal Ranting Senam otak ini perlu dilakukan
Malimongan Tua. karena kemampuan motorik halus tidak
akan berkembang dengan baik jika sel-sel
PEMBAHASAN otaknya tidak distimulasi sejak dini dan
1. Pengaruh senam otak terhadap secara terus menerus. Soedjatmiko
peningkatan kemampuan motorik halus (2014) menyatakan bahwa kemampuan,
pada anak Taman Kanak-Kanak kualitas dan kompleksitas rangkaian
Berdasarkan pengujian hipotesis hubungan antar sel-sel otak ditentukan
dengan menggunakan uji wilcoxon yaitu oleh stimulasi (rangsangan) yang
nilai p <0,05 yang berarti bahwa senam dilakukan oleh lingkungan kepada bayi-
otak dapat menghasilkan peningkatan balita. Semakin bervariasi rangsangan
kemampuan motorik halus secara yang diterima bayi-balita maka semakin
kompleks hubungan antar sel-sel otak. 2. Pengaruh kombinasi senam otak dan alat
Semakin sering dan teratur rangsangan permainan edukatif maze papan alur
yang diterima, maka semakin kuat terhadap peningkatan kemampuan
hubungan antar sel-sel otak tersebut. motorik halus pada anak Taman Kanak-
Semakin kompleks dan kuat hubungan Kanak
antar sel-sel otak, maka semakin tinggi Berdasarkan pengujian hipotesis
dan bervariasi kecerdasan anak di dengan uji wilcoxon diperoleh nilai
kemudian hari. p<0,05 yang berarti bahwa kombinasi
Dalam penerapan senam otak, senam otak dan alat permainan edukatif
anak prasekolah dilatih koordinasi mata- maze papan alur dapat menghasilkan
tangan, mengembangkan keterampilan peningkatan kemampuan motorik halus
kerjasama kedua mata, dominasi tangan, secara signifikan pada anak Taman
dan pemusatan penglihatan ke suatu titik Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal
yang dekat. Dengan latihan koordinasi Ranting Malimongan Tua.
mata dan tangan, maka anak akan Telah dijelaskan bahwa senam
mengalami peningkatan perkembangan otak dapat meningkatkan kemampuan
motorik halus. motorik halus anak pra sekolah karena
Berdasarkan hasil penelitian yang gerakan-gerakan dalam senam otak akan
dilakukan oleh Sulis Diana dkk (2017) merangsang pembentukan sinaps-sinaps
dengan judul “Brain Gym Increase baru yang menghubungkan sel-sel neuron
Rough and Fine Motor Development in di otak. Dengan pemberian stimulasi
Pre School Children Ages 4-6 Year in Nu melalui senam otak, akan melatih
Darul Huda's Kinder Garten-Mojokerto- koordinasi mata dan tangan sehingga
Indonesia’’. Jumlah populasi sebanyak semakin sering anak berlatih maka
80 anak dan 60 anak sebagai kelompok semakin mudah pula anak melakukannya,
perlakuan. Berdasarkan hasil uji bisa karena biasa melakukan stimulasi
wilcoxon menunjukkan terjadi tersebut. Jika latihan ini dilakukan secara
peningkatan yang signifikan pada rutin maka akan terjadi peningkatan
perkembangan motorik halus anak kemampuan motorik halus anak pra
sesudah diberi senam otak. sekolah.
Hasil penelitian Ni Putu Purnawati Selain senam otak alat permainan
dkk (2017) dengan judul “Intervensi edukatif berupa maze papan alur juga
Brain Gym Lebih Baik Dalam dapat meningkatkan kemampuan motorik
Meningkatkan Keterampilan Motorik halus. Maze papan alur yang merupakan
Halus Anak Prasekolah (Usia 5-6 Tahun) permainan sejenis puzzle yang berbentuk
daripada Aktivitas Fungsional dan alur atau jalur-jalur yang bercabang-
Rekreasi (AFR)” juga menunjukkan cabang dan berliku-liku dapat
bahwa latihan brain gym (senam otak) menstimulasi keterampilan motorik
dapat meningkatkan keterampilan halus, kelentukan jari-jemari dan
motorik halus, hasil penelitian ini juga koordinasi mata dengan tangan
menunjukkan bahwa brain gym lebih (Kurniawati dkk, 2017). Stimulasi berupa
berpengaruh atau lebih meningkatkan alat permainan edukatif dianggap efektif
keterampilan motorik halus anak karena masa prasekolah merupakan masa
prasekolah (usia 5-6 tahun) dari pada dimana anak lebih banyak menghabiskan
aktivitas fungsional dan rekreasi. waktu dengan bermain sehingga dengan
pemberian alat permainan edukatif
berupa maze papan alur dapat bahwa anak penderita cerebral palsy tipe
menstimulasi peningkatan motorik halus spastik yang diberikan intervensi berupa
dengan cara yang mudah, media papan alur menunjukkan adanya
menyenangkan, dan tidak membosankan. peningkatan kemampuan motorik halus.
Alat permainan edukatif maze Melalui media papan alur anak penderita
papan alur dalam penggunaanya cerebral palsy dapat melatih motorik
menuntut anak melakukan aktivitas halus yang mengalami kekakuan tersebut
seperti memegang, menekan, agar dapat di optimalkan dengan baik dan
menggerakkan shape knob sesuai dengan fungsi mobilitas anak dapat berjalan
alur yang ada pada media, dan sebagaimana mestinya melalui aktivitas
menyusunnya sesuai benuk dan warna. yang menuntut motorik halus anak
Aktivitas tersebut dilakukan dengan bekerja, seperti memegang, menekan dan
menggunakan grup otot kecil pada jari menggerakkan sesuai dengan alur yang
dan tangan serta melibatkan koordinasi ada pada media.
mata (visual) dan tangan untuk Kombinasi stimulasi pembentukan
menggerakkan shape knob sesuai dengan sinaps di otak melalui gerakan senam
alur, warna dan bentuknya. Hal tersebut otak dan aktivasi grup otot kecil di
melatih koordinasi mata dan tangan anak tangan serta latihan mengkoordinasikan
serta melatih grup otot kecil pada jari dan gerakan tangan dan mata melalui
tangan sehingga dapat meningkatkan dan penggunaan alat permainan edukatif
mengoptimalkan motorik halus anak maze papan alur terbukti dapat
(Tifali, 2014 ; Kharisma dkk, 2016). meningkatkan kemampuan motorik halus
Penelitian Ninda Febrina (2015) pada anak di TK. Aisyiyah Bustanul
yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Athfal Ranting Malimongan Tua.
Maze Alur Tulis Terhadap Keterampilan Hasil penelitian ini diperkuat oleh
Motorik Halus Pada Anak Taman Kanak- penelitian sebelumnya yang dilakukan
Kanak’’ dengan jumlah sampel sebanyak oleh Nova Relida Samosir (2018)
19 anak, menunjukkan bahwa penggunan berjudul “Penambahan Senam Otak Pada
alat permainan edukatif maze papan alur Play Therapy Lebih Baik Terhadap
pada anak taman kanak-kanan sebanyak Kemampuan Motorik Halus Anak
5 kali perlakuan dapat meningkatkan Prasekolah” dengan jumlah sampel
kemampuan motorik halus anak. alat sebanyak 30 anak dengan rentang usia 5-
permainan edukatif maze alur tulis adalah 6 tahun, berdasarkan hasil paired sample
untuk menstimulasi keterampilan t test menunjukkan nilai p = 0,000 yang
motorik halus seperti kelentukan jari- berarti bahwa ada pengaruh yang
jemari dan koordinasi mata dengan signifikan terhadap kemampuan motorik
tangan sehingga anak siap belajar halus pada anak usia prasekolah yang
menggambar, melukis dan menulis diberikan stimulasi senam otak dan play
permulaan serta melatih kesabaran anak. therapy.
Penelitian Hesti Eka Kurniawati 3. Pengaruh tanpa intervensi (placebo)
dkk (2017) juga menunjukkan adanya terhadap peningkatan kemampuan
pengaruh terapi maze play terhadap motorik halus pada anak Taman Kanak-
peningkatan kemampuan motorik halus Kanak
pada kelompok anak di YPAC Semarang. Berdasarkan pengujian hipotesis
Merisya Gabrina Tifali (2014) dengan menggunakan uji wilcoxon
dalam hasil penelitiannya menyatakan diperoleh nilai p<0,05 yang berarti
bahwa tanpa pemberian intervensi juga secara fisiologis dan 4 orang sampel yang
dapat menghasilkan peningkatan tidak mengalami perubahan pada motorik
kemampuan motorik halus secara halusnya. Hal ini yang mendasari
signifikan pada anak Taman Kanak- terjadinya peningkatan kemampuan
Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal Ranting motorik halus yang signifikan pada anak
Malimongan Tua. Taman Kanak-Kanak.
Perkembangan otak berlangsung Perbedaan laju perkembangan
secara bertahap. Pada saat lahir otak bayi motorik khususnya motorik halus dapat
belum sempurna, tetapi sudah disebabkan karena banyak faktor.
mengandung jaringan saraf sekitar 100 Menurut Rahyubi yakni : (1)
miliar sel saraf aktif yang siap melakukan perkembangan sistem saraf (2) kondisi
sambungan antar sel. Sel-sel saraf bayi fisik (3) motivasi yang kuat (4)
berproliferasi sejak sebelum lahir lingkungan yang kondusif (5) aspek
kemudian mengalami perkembangan psikologis (6) usia (7) jenis kelamin (8)
berupa migrasi (sampai umur sekitar 6 bakat dan potensi. Penelitian Balci et al
bulan), differensiasi (menjadi berbagai (2016) juga menyatakan bahwa faktor
macam sel neuron yang bercabang- lingkungan juga berpengaruh terhadap
cabang) kemudian mengalami perkembangan motorik halus anak
sinaptogenesis (membentuk hubungan prasekolah, antara lain sumber daya
antar sel sejak trimester III sampai umur lingkungan yang lebih rendah terkait
4 tahun). Pada umur 3 – 4 tahun, dengan gizi buruk, perawatan kesehatan
peningkatan metabolisme mencapai 2 yang buruk, atau kurangnya stimulasi dan
kali tingkat dewasa di korteks serebri. Di kesempatan untuk mengalami atau
basal ganglia dan talamus peningkatan mengembangkan kemampuan motorik
tidak setinggi korteks serebri, sedangkan halus. Selain itu Balci et al juga
di batang otak tidak terlihat perubahan. menyatakan bahwa faktor gender dan
Pada umur 4-5 tahun terjadi proses maternal dapat mempengaruhi
mielinansi yaitu proses pembentukan perkembangan motorik halus. Anak
selubung saraf/mielin yang penting untuk perempuan memilki kontrol manual yang
menyempurnakan kerja otak (Aghnaita, lebih unggul dibandingkan anak laki-laki
2017). dalam mengerjakan tugas usia sekolah
Perkembangan motorik pada terutama memegang pensil dan menulis.
dasarnya berprinsip Uniform sequence Faktor lain yang dapat
(memiliki tahapan yang sama), yaitu menyebabkan kemampuan motorik halus
memiliki pola tahapan yang sama untuk pada anak Taman Kanak-kanak Aisyiyah
semua anak, meskipun kecepatan tiap Bustanul Athfal Ranting Malimongan
anak untuk mencapai tahapan tersebut Tua meningkat meskipun tanpa adanya
berbeda. Sebagian kondisi, perbedaan intervensi yaitu adanya pemberian
tersebut dapat mempercepat atau pembelajaran oleh guru berupa menulis
memperlambat laju perkembangan dan mewarnai.
motorik pada anak (Setiana, 2013). Berdasarkan hasil wawancara
Senada dengan teori di atas, berdasarkan terhadap orang tua dari 4 anak yang
hasil penelitian ini terdapat perbedaan menjadi sampel dan tidak mengalami
perkembangan motorik halus pada anak, peningkatan motorik halus, didapatkan
terlihat dari 6 orang sampel yang bahwa 2 orang anak memiliki berat
mengalami peningkatan motorik halus badan yang tergolong kategori kurus dan
2 anak lainnya memiliki motivasi yang Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal
kurang, baik dalam kegiatan ranting Malimongan Tua.
pembelajaran di sekolah maupun 4. Kombinasi senam otak dan alat
kegiatan di rumah. Faktor-faktor inilah permainan edukatif maze papan alur,
yang mempengaruhi perbedaan paling efektif dibandingkan dengan
kemampuan motorik halus anak usia senam otak saja dan tanpa intervensi
prasekolah. (placebo) terhadap peningkatan motorik
4. Perbandingan antara kombinasi senam halus pada anak Taman Kanak-Kanak
otak dan alat permainan edukatif maze Aisyiyah Bustanul Athfal ranting
papan alur, senam otak dan tanpa Malimongan Tua.
intervensi DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan pengujian hipotesis Adriana, Dian. 2017. Tumbuh Kembang &
dengan menggunakan uji Anova Terapi Bermain pada Anak Edisi 2.
diperoleh nilai p<0,05 yang berarti ada Jakarta : Salemba Medika.
perbedaan yang signifikan antara Aghnaita. 2017. Perkembangan Fisik-
kombinasi senam otak dan alat Motorik Anak 4-5 Tahun Pada
permainan edukatif maze papan alur, Permendikbud no. 137 Tahun 2014
senam otak dan tanpa intervensi, dimana (kajian konsep perkembangan
kombinasi senam otak dan alat anak). Jurnal Pendidikan Anak Vol.
permainan edukatif maze papan alur 3 (2) : 219-234.
paling efektif secara signifikan dalam Aquarisnawati, Puri dan Riskasari, W. 2016.
menghasilkan peningkatan kemampuan Bunga Rampai Psikologis Klinis.
motorik halus pada anak Taman Kanak- Surabaya: Hang Tuah University
Kanak. Hal ini disebabkan karena adanya Press.
kombinasi stimulasi pembentukan sinaps Balci, N. C., Birgul B., Agah T., Mintaze K.
di otak melalui gerakan senam otak dan G., and Banu A. 2016. Screening
aktivasi grup otot kecil di tangan serta Preschool Children For Fine Motor
latihan mengkoordinasikan gerakan Skills: Environmental Influence.
tangan dan mata melalui penggunaan alat Journal Physical Therapy Science,
permainan edukatif maze papan alur. Vol. 28 : 1026–1031.
Diana, Sulis, Ferilia Adiesty dan Elyana
KESIMPULAN Mafticha. 2017. Brain Gym :
1. Kombinasi senam otak dan alat Stimulasi Perkembangan Anak
permainan edukatif maze papan alur PAUD I. Surakarta: CV. Kekata
dapat menghasilkan peningkatan motorik Group.
halus yang signifikan pada anak Taman Diana, Sulis, Ferilia Adiesty dan Elyana
Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal Mafticha. 2017. Brain Gym Increase
ranting Malimongan Tua. Rough and Fine Motor Development
2. Senam otak dapat menghasilkan in Pre School Children Ages 4-6
peningkatan motorik halus yang Year in Nu Darul Huda's Kinder
signifikan pada anak Taman Kanak- Garten-Mojokerto-Indonesia.
Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal ranting International Journal of Information
Malimongan Tua. Research and Review, Vol. 04(04) :
3. Tanpa pemberian intervensi (placebo) 4056-4058.
dapat menghasilkan peningkatan motorik Departemen Kesehatan RI . 2014. Peraturan
halus yang signifikan pada anak Taman Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 66 Tahun 2014 Senam Otak Dengan Alat
tentang Pemantauan Pertumbuhan, Permainan Edukatif Terhadap
Perkembangan, dan Gangguan Peningkatan Motorik Halus Anak
Tumbuh Kembang Anak. Usia 4-5 Tahun.
Departemen Pendidikan RI. 2009. Kurniawati, H. E., Asti N., dan Mamat S.
Peraturan Menteri Pendidikan 2017. Pengaruh Terapi Maze Play
Nasional Republik Indonesia No. 58 Terhadap Kemampuan Motorik
Tahun 2009 tentang Standar Halus pada Kelompok Anak
Pendidikan Anak Usia Dini. Cerebral Palsy di Yayasan
Ediwan, Natasha Amalda. 2017. Gangguan Pendidikan Anak Cacat Semarang.
Perkembangan Motorik Kasar dan Jurnal Keperawatan dan Kebidanan.
Halus pada Bayi dan Anak. Sari Kusumaningtyas, Kharisma dan Sri
Pustaka Departemen Ilmu Wayanti. 2016. Faktor Pendapatan
Kesehatan Anak RS. Hasan Sadikin dan Pendidikan Keluarga Terhadap
Bandung. Perkembangan Motorik Halus Anak
Febriana, Ninda. 2015. Pengaruh Usia 3-4 Tahun. Jurnal Penelitian
Penggunaan Alat Permainan Kesehatan Suara Forikes, Vol. 7(1) :
Edukatif Maze Alur Tulis terhadap 52-59.
Keterampilan Motorik Halus pada Liu, Ting, Chelsea Hoffmann and Michelle
Anak Kelompok A TK ABA Janturan Hamilton. 2015. Motor Skill
Umbulharjo Yogyakarta. Jurnal Performance by Low SES Preschool
Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 9 : and Typically Developing Children
1-9. on the PDMS-2. Early Childhood
Fazira, Sinta, Musnar I. D., dan Lusi M. Educ Journal.
2018. Pengaruh Bermain Kolase Masturoh, Imas dan Nauri Anggita T. 2018.
Terhadap Kemampuan Motorik Metodologi Penelitian Kesehatan.
Halus Usia Dini. Aulad : Journal on Kementerian Kesehatan Republik
Early Childhood, Vol. 1(1) : 60 – Indonesia.
71. Nurhidayah, Ikeu, Henny S. M., dan Sri H.
Imelda. 2017. Pengetahuan Ibu Tentang 2018. Tingkat Perkembangan Balita
Pemberian Stimulasi dan Usia 1 Bulan – 6 Tahun Di
Perkembangan Anak Pra Sekolah Kecamatan Cibiuk Kabupaten
(3-5 Tahun) di Banda Aceh. Idea Garut. Jurnal Keperawatan
Nursing Journal, Vol.8(3): 2580 – Komprehensif Vol. 4(1) : 47-57.
2445. Nurjanah, Nunung , Catharina Suryaningsih
Isbell, Christy. 2010. Mighty Fine Motor dan Borneo Dwi Asmara Putra.
Fun: Fine Motor Activities For 2017. Pengaruh Finger Painting
Young Children. Columbia: Terhadap Perkembangan Motorik
Gryphon House, Inc. Halus Anak Prasekolah di TK At-
Kid Sense Child Development. 2013. Fine Taqwa. Jurnal Keperawatan BSI,
Motor Developmental Checklist. Vol. V(2): 65-73.
South Australia. Payne , V. Gregory and Larry D. Isaacs.
childdevelopment.com.au (Diakses, 2012. Human Motor Development:
20 Januari 2019). A Lifespan Approach, 8th ed. New
Kharisma, Ratri Heta dan Siti K. 2016. York: McGraw-Hill Company.
Perbedaan Pengaruh Pemberian
Peyre, Hugo, Nicolas Hoertel, Jonathan Y. Samosir, Nova Relida. 2015. Penambahan
Bernard, Chloe Rouffignac, Anne Senam Otak pada Aktivitas
Forhan, Marion Taine, Barbara Fungsional dan Rekreasi (AFR)
Heude and Franck Ramus. 2019. Lebih Baik daripada Aktivitas
Sex Differences in Psychomotor Fungsional dan Rekreasi (AFR)
Development During the Preschool dalam Meningkatkan Kemampuan
Period: A Longitudinal Study of the Motorik Halus Anak Prasekolah.
Effects of Environmental Factors Tesis. Program Pasca Sarjana.
and of Emotional, Behavioral, and Universitas Udayana.
Social Functioning. Journal of Samosir, Nova Relida . 2018. Penambahan
Experimental Child Psychology, Senam Otak Pada Play Therapy
Vol. 178 : 369–384. Lebih Baik Terhadap Kemampuan
Putra , Wijaya Adi. 2017. Perbandingan Motorik Halus Anak Prasekolah.
Alat Bermain Motorik Kasar dan Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF), Vol.
Media Motorik Halus terhadap 1(01) : 11-19.
Perkembangan Kognitif Anak Usia Setiani, Riris Eka. 2013. Memahami Pola
5-6 Tahun Paud Labschool Jember. Perkembangan Motorik Pada Anak
Jurnal Ilmiah Pendidikan Usia Dini. INSANIA Vol.18(3):
PraSekolah dan Sekolah Awal, Vol. 455-470.
2(1) : 86-110. Soedjatmiko. 2014. Stimulasi Bermain Bisa
Purnamawati, Ni Putu, Ni Luh Nopi Merangsang Kecerdasan dan
Andayani, I Made Muliarta. 2017. Kreativitas Anak. MEDIAKOM
Intervensi Brain Gym Lebih Baik Kemenkes RI Edisi 51.
Dalam Meningkatkan Keterampilan Soetjiningsih, Gde Ranuh IGN. 2013.
Motorik Halus Anak Prasekolah Tumbuh Kembang Anak Edisi 2.
(Usia 5-6 Tahun) daripada Aktivitas Jakarta: EGC.
Fungsional dan Rekreasi (AFR). Sukri, Akhmad dan Elly Purwanti. 2016.
Majalah Fisioterapi Indonesia. Vol Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
5(1): 28-30. Melalui Brain Gym. Jurnal Edukasi
Rosidah, Laily. 2014. Peningkatan Matematika dan Sains, Vol. 1(1) :
Kecerdasan Visual Spasial Anak 50-57.
Usia Dini Melalui Permainan Maze. Tifali, Merisya Gabrina. 2014.
Jurnal Pendidikan Usia Dini Vol. Meningkatkan Kemampuan Motorik
8(2) : 281-291. Halus Melalui Media Papan Alur
Santrock, J. W. 2012. Life Span pada Anak Cerebral Palsy Tipe
Development. 14th ed. New York: Spastik. E-Jupekhu Jurnal Ilmiah
McGraw-Hill Company. Pendidikan Khusus Vol. 3(3) : 455-
Saputra, Wahyu N. E., dan Indah 466.
Setianingrum. 2016. Perkembangan Triana, Diana Devi dan Eddy Husni. 2017.
Motorik Halus Anak Usia 3-4 Tahun Senam Otak Berbasis Gerak Tradisi
di Kelompok Bermain Cendekia Koordinasi Asimetris Bagi Anak
Kids School Madiun dan Berkebutuhan Khusus. Jurnal
Implikasinya pada Layanan Sarwahita, Vol. 14(01) : 10-20.
Konseling. Jurnal CARE, Vol. 03(2) Vlachos, Filippos, Artemis Papadimitriou
: 1-11. and Fotini Bonoti. 2014. An
Investigation of Age and Gender
Differences in Preschool Children’s
Specific Motor Skills. European
Psychomotricity Journal, Vol.6(1):
12-21.
WHO. 2012. Developmental Difficulties in
Early Childhood: Prevention, Early
Identification, Assessment and
Intervention in Low- And Middle-
Income Countries: A Review.
Turkey : WHO Press.
Yaghini O, Kelishadi R, Keikha M, Niknam
N, Sadeghi S, Najafpour E, Ghazavi
MR. 2015. Prevalence of
Developmental Delay in Apparently
Normal Preschool Children in
Isfahan, Central Iran. Iran Journal
Child Neurol, Vol. 9(3):17-23.

Anda mungkin juga menyukai