Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/331028717

KOMBINASI PULSED SHORTWAVE THERAPY DAN NEURODYNAMIC


MOBILIZATION LEBIH EFEKTIF MENURUNKAN DISABILITAS PUNGGUNG
DIBANDINGKAN KOMBINASI PULSED SHORTWAVE THERAPY DAN LUMB....

Article · January 2019


DOI: 10.24843/spj.2019.v07.i01.p05

CITATION READS

1 1,851

6 authors, including:

Made Hendra Satria Nugraha Susy Purnawati


Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Udayana University
39 PUBLICATIONS   2 CITATIONS    20 PUBLICATIONS   13 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

I Made Muliarta Wahyuddin Wahyuddin


Udayana University Universitas Esa Unggul
29 PUBLICATIONS   4 CITATIONS    7 PUBLICATIONS   4 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Physiotherapy Education View project

All content following this page was uploaded by Made Hendra Satria Nugraha on 12 February 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


KOMBINASI PULSED SHORTWAVE THERAPY DAN NEURODYNAMIC
MOBILIZATION LEBIH EFEKTIF MENURUNKAN DISABILITAS
PUNGGUNG DIBANDINGKAN KOMBINASI PULSED SHORTWAVE
THERAPY DAN LUMBAR SPINE STABILIZATION EXERCISE PADA
PASIEN HERNIA NUKLEUS PULPOSUS LUMBOSAKRAL
Made Hendra Satria Nugraha1, Susy Purnawati2, Muh. Irfan3, Luh Made Indah Sri Handari
Adiputra 4, I Made Muliarta5, Wahyuddin6
1
Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana Bali
2,4,5
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Bali
3
Program Studi Sarjana & Profesi Fisioterapi, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Aisyiyah Yogyakarta
6
Fakultas Fisioterapi Universitas Esa Unggul Jakarta

ABSTRAK
Pendahuluan: Hernia nukleus pulposus adalah suatu kondisi kerusakan dimana terjadi
protrusi dari anulus fibrosus beserta nukleus pulposus ke lumen kanalis vertebralis. Tujuan: Untuk
mengetahui perbedaan efektivitas kombinasi pulsed shortwave therapy dan lumbar spine
stabilization exercise dengan kombinasi pulsed shortwave therapy dan neurodynamic mobilization
dalam menurunkan disabilitas punggung pada pasien hernia nukleus pulposus lumbosakral di klinik
Fisioterapi Badung dan Denpasar. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Pre
dan post test control group design merupakan rancangan penelitian ini. Penelitian ini menggunakan
28 subjek, terbagi dalam 2 kelompok, dimana kelompok kontrol (n=14) mendapatkan intervensi
kombinasi pulsed shortwave therapy dan lumbar spine stabilization exercise sedangkan kelompok
perlakuan (n=14) mendapatkan intervensi kombinasi pulsed shortwave therapy dan neurodynamic
mobilization. Intervensi diberikan 2x seminggu selama 4 minggu. Tehnik pengambilan sampel
dengan random sampling. Disabilitas punggung diukur dengan modified oswestry disability index.
Hasil: Uji normalitas data menggunakan Saphiro-Wilk test sedangkan uji homogenitas
menggunakan Levene’s test. Terdapat hasil uji yang signifikan pada kelompok kontrol dengan nilai
p=0,001. Pada kelompok perlakuan didapatkan pula perbedaan yang signifikan dengan nilai
p=0,001. Uji post-test antar kelompok dengan mann-whitney u-test menunjukkan adanya perbedaan
yang bermakna antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dengan nilai p=0,044. Persentase
penurunan disabilitas pada kelompok kontrol sebesar 48,53% dan pada kelompok perlakuan sebesar
54,88%. Simpulan: Kombinasi pulsed shortwave therapy dan neurodynamic mobilization lebih
efektif daripada kombinasi pulsed shortwave therapy dan lumbar spine stabilization exercise dalam
menurunkan disabilitas punggung pada pasien hernia nukleus pulposus lumbosakral di klinik
Fisioterapi Badung dan Denpasar.

Kata kunci: hernia nukleus pulposus lumbosakral, disabilitas punggung, pulsed shortwave therapy,
neurodynamic mobilization, lumbar spine stabilization exercise

34
THE COMBINATION OF PULSED SHORTWAVE THERAPY AND
NEURODYNAMIC MOBILIZATION IS MORE DECREASING LOW BACK
DISABILITY RATHER THAN THE COMBINATION OF PULSED
SHORTWAVE THERAPY AND LUMBAR SPINE STABILIZATION
EXERCISE ON LUMBOSACRAL HERNIATED NUCLEUS PULPOSUS
PATIENTS
ABTSRACT
Introduction: Herniated Nucleus Pulposus (HNP) is a pathological condition in which there
is protrusion of the annulus fibrosus and nucleus pulposus into the lumen of the vertebral canal.
Objective: The goal of this study is to determine the effectiveness of combination of pulsed
shortwave therapy and lumbar spine stabilization exercise with combination of pulsed shortwave
therapy and neurodynamic mobilization in decreasing low back disability in lumbosacral herniated
nucleus pulposus patients at Denpasar and Badung Physiotherapy Clinic. Methods: The study used
was an experimental method. Pre-test and post-test control group design is the design of this study.
This study used 28 subjects were divided into two groups. The control group consist of 14 subjects
received a combination of pulsed shortwave therapy and lumbar spine stabilization exercise while
the treatment group consist of 14 subjects received a combination of pulsed shortwave therapy and
neurodynamic mobilization. Intervention is given 2 times a week for 4 weeks. Sampling methods
used in this study was simple random sampling. The low back disability is measured by a modified
oswestry disability index. Result: The normality test of the data was tested using Saphiro-Wilk Test
and homogeneity test of the data was tested with Levene's Test. Wilcoxon sign rank test results
obtained significant differences in the control group with the value of p = 0.001, as well as in the
treatment group found a significant difference with the value of p = 0.001. Post-test results with
mann-whitney u-test showed a significant difference between the control group and the treatment
group where p = 0.044 with the percentage of 48.53% in the control group and 54.88% in the
treatment group. Conclusion: Based on the results of this study it can be concluded that the
combination of pulsed shortwave therapy and neurodynamic mobilization is more effective than the
combination of pulsed shortwave therapy and lumbar spine stabilization exercise in reducing low
back disability in patients with lumbosacral herniated nucleus pulposus at the Denpasar and Badung
Physiotherapy Clinic.

Keywords: lumbosacral herniated nucleus pulposus, low back disability, pulsed shortwave therapy,
neurodynamic mobilization, lumbar spine stabilization exercise

PENDAHULUAN posterior, gluteal, cruris hingga ke pedis,


Hernia Nukleus Pulposus adalah salah kelemahan pada otot-otot sekitar punggung
satu penyebab nyeri punggung bawah. Insiden dan kaki, atau kelemahan refleks tendon
HNP di Amerika Serikat adalah sekitar 5% patella dan achilles yang mengarah kepada
dari populasi orang dewasa. Kejadian HNP suatu disabilitas punggung.2
yang paling sering yaitu lesi pada diskus Pendekatan terapi konservatif yang
intervertebralis L4-L5 dan L5-S1. Sedangkan dapat diberikan pada pasien HNP
pada regio servikal yaitu pada C5-C6 dan C6- lumbosakral, meliputi pengaplikasian
C7. Regio torakalis merupakan daerah yang modalitas dan terapi oleh fisioterapi, yaitu
paling jarang terkena.1 melalui pemberian modalitas electrophysical
HNP lumbosakral merupakan suatu agents, exercise therapy/terapi latihan, serta
sindrom yang terdiri atas beberapa gejala, intervensi manual therapy. Jika pendekatan
seperti: kekakuan yang dikarenakan refleks penanganan HNP hanya terbatas pada aplikasi
spasme dari otot-otot paravertebral, nyeri berupa terapi latihan ataupun manual terapi
punggung bawah yang meluas ke paha bagian maka penanganan yang diberikan menjadi
35
kurang efektif. Terlebih lagi, penanganan di group design. Penelitian ini bertujuan
klinik fisioterapi masih menggunakan untuk membandingkan kombinasi PSWT
superficial heating seperti infrared sebagai dan LSSE dengan PSWT dan NM
modalitas elektroterapi. Oleh karena itu, terhadap penurunan disabilitas punggung
dibutuhkan modalitas elektroterapi yang pada penderita HNP lumbosakral.
mampu menghasilkan efek non-thermal B. Tempat dan Waktu Penelitian
dengan penetrasi yang cukup dalam seperti Penelitian berlangsung di Klinik
aplikasi Pulsed Shortwave Therapy (PSWT). Fisioterapi Denpasar dan Badung selama
Aplikasi PSWT ini dapat digunakan sebagai 4 bulan terhitung mulai awal bulan
terapi standar dalam penanganan HNP Februari 2018 sampai bulan Mei 2018.
lumbosakral. Intervensi terapi setiap sampel penelitian
Penelitian (Ye, et.al., 2015) dilakukan sebanyak dua kali dalam
membuktikan terdapat peningkatan signifikan seminggu selama empat minggu.
terhadap penurunan skor disabilitas punggung C. Populasi dan Sampel Penelitian
pada penderita HNP setelah diberikan lumbar Populasi target merupakan seluruh
spine stabilization exercise (LSSE). Adapun pasien yang terindikasi menderita HNP
proses pelatihannya terdiri atas: kontraksi lumbosakral di Denpasar dan Badung.
isometric lumbar multifidus dan transversus Populasi terjangkau merupakan seluruh
abdominis, curl-up, pelvic bridge, side bridge, pasien yang terindikasi HNP lumbosakral
quadruped position with alternate arm/leg dengan asesmen Fisioterapi ataupun
raises, prone plank, serta ditingkatkan rujukan dokter yang mengunjungi Klinik
progressnya dengan melakukan dynamic Fisioterapi di daerah Denpasar dan
movement menggunakan ball/foam roll.3 Badung dari bulan Februari 2018 – Mei
Intervensi lain yang dapat diberikan 2018.
pada penderita HNP lumbosakral yaitu: Berdasarkan perhitungan subjek,
pendekatan manual terapi dengan intervensi sampel berjumlah 11 orang pada masing-
neural/neurodynamic mobilization. masing kelompok. Jumlah sampel
Neurodynamic mobilization adalah ditambah 20% sehingga menjadi 14
pendekatan manial terapi yang berfokus orang.
kepada konsep fisiologis dan mekanik dari D. Teknik Pengambilan Sampel
sistem saraf yang berintegrasi dengan sistem Pengambilan sampel/subjek
muskuloskeletal. Teknik ini bertujuan untuk penelitian secara simple random
meningkatkan mobilitas sistem saraf pada sampling. Peneliti melaksanakan
mechanical interface-nya.4 randomisasi melalui teknik blocked
Penanganan yang hanya berfokus randomization.
kepada pemberian modalitas elektroterapi saja E. Prosedur Penelitian
atau dalam hal ini PSWT membuat efek terapi 1) Prosedur Pendahuluan :
menjadi kurang efektif. Oleh karena itu a. Melakukan proses pengajuan ethical
dibutuhkan suatu kombinasi dalam pemberian clearance ke bagian Litbang FK
intervensi. Pada penelitian ini, kombinasi Unud/RSUP Sanglah.
yang diberikan yaitu aplikasi PSWT dengan b. Melakukan proses perijinan pada
lumbar spine stabilization exercise (LSSE) institusi tempat penelitian.
dan aplikasi PSWT dengan neurodynamic c. Penyebaran inform consent yang
mobilization (NM). Sehingga diharapkan harus ditandatangani subjek
penurunan skor disabilitas punggung menjadi penelitian.
lebih efektif. d. Sebelum dan setelah intervensi,
kedua kelompok penelitian dilakukan
METODE PENELITIAN pengukuran disabilitas punggung
A. Rancangan Penelitian bawah dengan kuesioner modified
Penelitian eksperimental dengan ODI.
jenis rancangan pre and post-test control
36
2) Prosedur Pelaksanaan Pengukuran 1. Statistik deskriptif menganalisa usia,
Disabilitas Punggung tinggi badan, jenis kelamin, berat
Pada saat pengukuran, responden badan, penggunaan obat pereda
diminta menunjukkan tingkat disabilitas nyeri.
punggung dengan mengisi kuesioner 2. Saphiro Wilk test digunakan untuk
modified ODI setiap sebelum dan sesudah menguji normalitas data skor
intervensi. disabilitas punggung sebelum dan
3) Prosedur Pelaksanaan Pengaplikasian setelah intervensi pada masing-
PSWT masing kelompok perlakuan.
Adapun teknik pengaplikasian 3. Leven’s Test digunakan untuk uji
PSWT, sebagai berikut: Aplikasi PSWT homogenitas data bertujuan untuk
diberikan dengan melakukan pengaturan mengetahui variasi data skor
timer dengan batas sampai 15 menit disabilitas punggung.
dengan arus pulsed dan intensitas yang 4. Uji komparasi data skor disabilitas
diberikan mulai dari 48W. Aplikasi punggung sebelum dan setelah
PSWT dihentikan sampai terjadi intervensi pada kelompok control
peningkatan suhu yang diinginkan pada dan perlakuan menggunakan uji
jaringan. komparasi non-parametrik yaitu
4) Prosedur Pelaksanaan LSSE Wilcoxon match test.
LSSE terdiri atas: kontraksi isometric 5. Uji komparasi non-parametrik yaitu
lumbar multifidus dan transversus Mann-Whitney U-test digunakan
abdominis, curl-up, pelvic bridge, side untuk membandingkan hasil skor
bridge, quadruped position with alternate disabilitas punggung setelah
arm/leg raises, dan prone plank. Setiap intervensi diantara kedua kelompok.
gerakan dilakukan dalam 10 set dengan 2 HASIL PENELITIAN
kali repetisi dengan frekuensi 2 kali 1. Data Karakteristik Sampel
dalam seminggu selama 4 minggu. Karakteristik sampel penelitian disajikan
5) Prosedur Pelaksanaan NM pada table 1.
Penerapan mobilisasi saraf dengan Tabel 1 Distribusi Subjek Penelitian
memposisikan pasien dalam 2 posisi Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, dan
yaitu straight leg raising dan slump Penggunaan Obat Pereda Nyeri
stretching.Intervensi dilakukan sebanyak Kelompok
Kelompok
8x dengan teknik yang berbeda-beda. Kontrol
Perlakuan Nilai
Pada intervensi 1 & 2, fokus intervensi Karakteristik (n=14)
(n=14) p
ditujukan pada mechanical interface
 (%)
dengan melakukan opening technique dan  (%)
kemudian closing technique. Pada Jenis
intervensi 3 hingga 8, difokuskan pada Kelamin (%)
struktur saraf dengan melakukan gerakan Laki-laki 9 (64,29) 10 (71,43) 0,691
mobilisasi saraf dalam 4 tahapan yaitu Perempuan 5 (35,71) 4(28,57)
position away & move away, position
toward & move away, position away & Usia (tahun)
move toward, dan terakhir position Mean ± SD 46,86±3,55 44,50±3,30 0,080
toward & move toward. Setiap gerakan Penggunaan
ditahan selama 30 kali hitungan dan 5 Obat Pereda
kali repetisi, diawali dengan gerakan Nyeri (%)
pasif oleh terapis dan diakhiri dengan Ya 3 (21,43) 4 (28,57) 0,668
gerakan aktif (self mobilization) oleh Tidak 11 (78,57) 10 (71,43)
pasien.
F. Analisis Data
Analisis data sebagai berikut:
37
Tabel 1 diatas menunjukkan modified ODI sebelum dan setelah intervensi
karakteristik sampel berdasarkan jenis homogen.
kelamin dengan total 28 orang. Berdasarkan hasil uji normalitas, maka
Untuk melihat apakah terdapat uji yang digunakan untuk pengujian hipotesis
perbedaan yang bermakna pada karakteristik adalah uji statistik non-parametrik.
usia atara kelompok kontrol dengan kelompok
perlakuan digunakan uji independent sample 3. Uji Beda Rerata Penurunan Nilai
t-test. Hasil uji didapatkan nilai p=0,080 Modified Oswestry Disability Index
(p>0,05) yang berarti bahwa tidak terdapat Sebelum dan Sesudah Intervensi
perbedaan yang signifikan pada karakteristik pada Kelompok Kontrol dan
usia antara kedua kelompok. Perlakuan
Hasil uji mann whitney u-test
didapatkan nilai p=0,668 (p>0,05) berarti Tabel 3 merupakan hasil analisa skor
tidak ada perbedaan yang bermakna pada modified ODI dengan Wilcoxon sign rank test.
karakteristik penggunaan obat pereda nyeri
antara kelompok kontrol dan kelompok Tabel 3. Hasil Analisis Skor Modified ODI
perlakuan. dengan Wilcoxon Sign Rank Test
Sebelum Setelah
2. Uji Normalitas dan Homogenitas Kelompo Intervensi Intervensi nilai
Tabel 2 menyajikan uji normalitas dan k Data Median±IQ Median±IQ p
uji homogenitas data sebelum dan setelah R R
intervensi. Klp 0,00
31,50±3,00
Kontrol 15,00±3,00 1
Tabel 2 Hasil Uji Normalitas dan Klp 0,00
Homogenitas Skor Modified ODI Sebelum 32,00±3,00
Perlakuan 14,00±2,25 1
dan Setelah Intervensi
Klp Uji Normalitasa Uji Homogenitasb Berdasarkan Tabel 3 didapatkan hasil
Data Klp Klp Klp Klp penurunan nilai modified ODI yang dianalisis
kontrol perlaku kontrol perlaku dengan Wilcoxon sign rank test sebelum dan
(nilai p) an (nilai p) an sesudah intervensi pada kelompok kontrol
(nilai p) (nilai p) dengan nilai p=0,001 yang berarti bahwa
Skor - 0,517 0,020
terdapat perbedaan yang bermakna pada
pre-
test
penurunan nilai modified ODI sebelum dan
MODI 0,521 0,287 sesudah kombinasi PSWT dan LSSE. Di
Skor kelompok kontrol sebelum intervensi separuh
post- 0,001 0,013 sampel memiliki skor disabilitas punggung
test lebih besar dan lebih kecil dari 31,50. Data
MODI setelah intervensi menunjukkan bahwa
a: Shapiro Wilk test separuh sampel pada kelompok kontrol
b: Levene’s test memiliki skor disabilitas punggung lebih
Tabel 2 menunjukkan bahwa data skor besar dan lebih kecil dari 15,00.
disabilitas punggung sebelum dan setelah Pada data penelitian terdapat
intervensi pada kelompok kontrol dan perbedaan pada Quartile 3 yaitu pada data
kelompok perlakuan tidak berdistribusi pre-test dari 33,00 menjadi 17,00 pada post
normal. test. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
Uji homogenitas didapatkan nilai penurunan batas atas nilai disabilitas
p=0,521 atau p>0,05 untuk skor modified ODI punggung. Pada nilai interquartile range
sebelum intervensi. Data skor modified ODI antara pre-test dan post-test tidak terdapat
sesudah intervensi didapatkan nilai p=0,287 perubahan. Maka disimpulkan bahwa rentang
atau p>0,05 yang menunjukkan bahwa data nilai disabilitas punggung pada kelompok
kontrol tetap.
38
Dari segi kategori penurunan antara Kelompok Kontrol dan
disabilitas, terdapat penurunan rerata kategori Perlakuan
pada kelompok kontrol. Pada saat pre-test, Perbandingan penurunan nilai post-
sampel penelitian pada kelompok kontrol test modified ODI antara sebelum dan sesudah
masuk ke dalam kategori cripple disability intervensi pada kedua kelompok yang
dengan rerata persentase disabilitas punggung diberikan intervensi PSWT dan LSSE pada
sebesar 63,58%, sedangkan setelah post-test, kelompok kontrol dan intervensi PSWT dan
sampel penelitian pada kelompok kontrol NM pada kelompok perlakuan diuji dengan
masuk ke dalam kategori moderate disability Mann-Whitney U-test. Hasil uji tertera pada
dengan rerata persentase disabilitas punggung Tabel 4 berikut.
sebesar 32,72%. Tabel 4 Hasil Uji Mann-Whitney U-Test
Pengujian hipotesis sebelum dan Kelompok nilai
Median±IQR
sesudah intervensi pada kelompok perlakuan Data p
dengan Wilcoxon sign rank test didapatkan Pre- Kelompok
nilai p=0,001 yang menunjukkan bahwa ada 31,50±3,00
Test Kontrol
perbedaan yang bermakna pada penurunan 0,944
Kelompok
nilai modified ODI sebelum dan setelah 32,00±3,00
Perlakuan
kombinasi intervensi PSWT dan NM. Pada Post- Kelompok
kelompok perlakuan sebelum intervensi 15,00±3,00
Test Kontrol
separuh sampel memiliki skor disabilitas 0,044
Kelompok
punggung lebih besar dan lebih kecil dari 14,00±2,25
Perlakuan
32,00. Data setelah intervensi menunjukkan
bahwa separuh sampel pada kelompok Tabel 4 memperlihatkan hasil
perlakuan memiliki skor disabilitas punggung perhitungan beda rerata penurunan nilai
lebih besar dan lebih kecil dari 14,00. modified ODI yang diperoleh yaitu nilai
Pada data penelitian terdapat p=0,044 atau p<0,05 pada post-test antara
perbedaan pada Quartile 3 yaitu pada data kedua kelompok intervensi. Hal ini berarti ada
pre-test dari 33,00 menjadi 15,25 pada post perbedaan yang bermakna di antara kedua
test. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pelatihan.
penurunan batas atas nilai disabilitas Persentase relatif penurunan selisih
punggung. Pada nilai interquartile range skor modified ODI pada kelompok perlakuan
antara pre-test dan post-test terdapat lebih besar daripada kelompok kontrol.
perubahan berupa penurunan nilai Persentase relatif pada kelompok kontrol
interquartile range. Maka disimpulkan sebesar 48,54%, sedangkan persentase relatif
rentang nilai disabilitas punggung pada pada kelompok perlakuan sebesar 54,88%.
kelompok perlakuan menjadi semakin dekat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
Dari segi kategori penurunan intervensi kelompok perlakuan menghasilkan
disabilitas, terdapat penurunan rerata kategori penurunan nilai modified ODI lebih besar
pada kelompok perlakuan. Pada saat pre-test, daripada intervensi kelompok kontrol.
sampel penelitian pada kelompok perlakuan
masuk ke dalam kategori cripple disability PEMBAHASAN
dengan rerata persentase disabilitas punggung 1. Efektivitas Kombinasi Pulsed
sebesar 64,28%, sedangkan setelah post-test, Shortwave Therapy dan Lumbar Spine
sampel penelitian pada kelompok perlakuan Stabilization Exercise dalam
masuk ke dalam kategori moderate disability Menurunkan Disabilitas Punggung
dengan rerata persentase disabilitas punggung pada Pasien Hernia Nukleus Pulposus
sebesar 29,00%. Lumbosakral di Klinik Fisioterapi
4. Uji Beda Post-Test Penurunan Nilai Badung dan Denpasar
Modified Oswestry Disability Index Penurunan nilai disabilitas punggung
Sebelum dan Setelah Intervensi telah diuji secara statistik dengan uji wilcoxon
test menunjukkan bahwa data memiliki nilai
39
yang signifikan bahwa penurunan nilai permasalahan pada unit pengolah tentu hasil
disabilitas punggung pada kelompok olahan berupa gerakan dapat ditransmisikan
perlakuan PSWT dan LSSE secara statistik lebih cepat ataupun lebih lambat sehingga
menunjukkan perbedaan yang bermakna. menyebabkan stabililitas pada kolumna
Pada pasien HNP lumbosakral terjadi verterba menjadi kurang tepat. Hal seperti ini
suatu kondisi yang disebut sebagai fear akan memunculkan permasalahan terkait area
avoidance belief yaitu ketakutan untuk kolumna spinalis seperti nyeri punggung
bergerak atau merasakan nyeri sebagai akibat bawah.6,7
dari melakukan suatu aktivitas. Ketakutan Penelitian lainnya menyimpulkan bahwa
dalam bergerak ini menyebabkan seseorang penurunan skor disabilitas punggung
membatasi pergerakannya, sehingga otot yang bermakna pada penderita HNP setelah
seharusnya menstabilisasi kolumna vertebra diberikan lumbar spine stabilization
tidak aktif dan otot global menjadi hiperaktif exercise.8,3 Hal ini sesuai dengan hasil
dan memicu terjadinya spasme otot.2 penelitian dimana ditemukan nilai (p<0,05)
Diathermy merupakan aplikasi dari dimana aktivitas yang efektif dari otot-otot
penggunaan gelombang elektromagnetik yang melekat di sekitar vertebra akan
berfrekuensi tinggi yang bertujuan untuk membantu meningkatkan stabilitas kolumna
menghasilkan panas bagi jaringan tubuh. vertebra. Penelitian dari (Bakhtiari, et.al.,
Penelitian terdahulu membuktikan bahwa 2005) membuktikan bahwa LSSE pada
PSWT dengan average power 48 W dapat pasien HNP lumbal meningkatkan stabilitas
meningkatkan suhu jaringan sampai pada segmen lumbar yang mengalami cedera
kedalaman 3 cm dengan peningkatan sehingga meningkatkan kemampuan
mencapai 4,6°C.5 Hal ini dikarenakan fungsional pasien dalam melaksanakan tugas
mekanisme kerja PSWT yang mempengaruhi (mengurangi waktu dalam menyelesaikan
(1) reaksi metabolik, (2) efek vaskular, (3) tugas) dan dapat melakukan tugas dengan
efek neuromuskular, dan (4) efek pada lebih mudah serta nyaman. Hide
connective tissue. membuktikan bahwa LSSE dapat
Pada penderita HNP lumbosakral terjadi meningkatkan ukuran dari otot multifidi.
disfungsi pada subsistem pasif, aktif, dan Rissanen juga menemukan bahwa LSSE dapat
neural. Disfungsi pada subsistem pasif dapat meningkatkan kekuatan ekstensor lumbar
disebabkan oleh cedera mekanik seperti dikarenakan LSSE dapat mencegah atrofi
overstretch pada ligamen, adanya kerobekan pada serabut otot tipe II otot multifidi,
pada annulus, microfractures pada endplate, meningkatkan ukuran serabut otot sebesar
serta ekstrusi material diskus ke badan 11%, serta meningkatkan daya ledak pada
vertebra. Struktur ini dapat dilemahkan otot sebesar 19 – 22%.9
melalui proses degenerasi atau adanya
penyakit tertentu. Disfungsi pada subsitem 2. Efektivitas Kombinasi Pulsed
aktif dapat diperburuk oleh karena Shortwave Therapy dan Neurodynamic
ketidakmampuan dalam menerima dan Mobilization dalam Menurunkan
menghantarkan respon neural, memberikan Disabilitas Punggung pada Pasien
umpan balik yang akurat terkait informasi Hernia Nukleus Pulposus
ketegangan otot unit kontrol neural. Oleh Lumbosakral di Klinik Fisioterapi
karena itu, kapasitas stabilisasi dari kolumna Badung dan Denpasar
spinalis menjadi berkurang. Keadaan ini akan Penurunan nilai disabilitas punggung
menyebabkan mekanisme kompensasi dari didapatkan nilai p<0,05. Penurunan nilai
subsistem pasif untuk menahan pergerakan disabilitas punggung pada kelompok
dinamis yang tidak terduga. Disfungsi intervensi PSWT dan NM secara statistik
subsistem neural berkaitan dengan menunjukkan perbedaan yang bermakna.
penerimaan stimulus mekanoreseptor sampai Lehmann dalam (Prentice et.al., 2002)
kepada unit pengolahnya. Apabila sinyal yang menyebutkan bahwa peningkatan suhu pada
ditransmisikan tidak sesuai atau terdapat jaringan sebesar 1°C dapat mengurangi
40
inflamasi dan meningkatkan metabolism, karena fibrosis jaringan. Diketahui bahwa
peningkatan suhu 2 – 3°C akan mengurangi beberapa efek dari ketegangan saraf meliputi
nyeri dan spasme otot, sedangkan berkurangnya aliran darah intraneural (8%-
peningkatan suhu lebih dari 3 – 4°C akan 15%), iskemia jaringan saraf serta
meningkatkan ekstensibilitas jaringan menurunnya konduktivitas saraf tersebut. 4
sehingga memungkinkan praktisi untuk
mengobati permasalahan kronis pada 3. Kombinasi Pulsed Shortwave Therapy
10
jaringan. Peneliti lainnya meyakini bahwa dan Neurodynamic Mobilization lebih
pemanasan optimal pada suhu jaringan Efektif Menurunkan Disabilitas
sebaiknya dicapai pada suhu di atas 38 – 40°C Punggung dibandingkan Kombinasi
atau peningkatan 3 – 4°C di atas baseline. Pulsed Shortwave Therapy dan Lumbar
Penelitian lainnya menyimpulkan bahwa Spine Stabilization Exercise pada
terdapat perbaikan yang signifikan pada Pasien Hernia Nukleus Pulposus
pasien chronic low back pain setelah Lumbosakral di Klinik Fisioterapi
pemberian PSWT dengan intensitas 50 W Denpasar dan Badung
yang dikombinasikan dengan pemberian Penurunan nilai disabilitas punggung
NM.11 pada penelitian ini dengan nilai p<0,05. Hal
NM termasuk satu teknik manual terapi ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
untuk meningkatkan mobilitas dari pada nilai rerata post-test skor disabilitas punggung
sistem saraf terhadap mechanical interface- yang bermakna secara statistik. Persentase
nya.4 NM memiliki peran penting dalam relatif penurunan skor disabilitas punggung
manajemen nyeri dan meningkatkan mobilitas yang lebih besar ditunjukkan oleh intervensi
pada akar saraf. Ketika akar saraf mengalami kombinasi pulsed shortwave therapy dan
tekanan dan mikro sirkulasi mengalami neurodynamic mobilization yaitu sebesar
gangguan, tekanan yang diterima oleh akar 54,88%.
saraf dapat menyebabkan edema dan Waktu intervensi selama 4 minggu.
dimielinisasi. Dalam rentang waktu 4 minggu tersebut,
Teknik NM meliputi gerakan osilasi intervensi kombinasi PSWT dan LSSE
pendek terbukti dapat mengurangi edema menjadi kurang signifikan diakibatkan efek
sehingga kemudian mengurangi hipoksia dan yang diharapkan muncul pada pasien HNP
gejala yang ditimbulkan. Teknik NM dapat grade 1 dan 2 baru bisa dirasakan setelah
membantu mengurangi kompresi saraf, gaya aplikasi lebih dari 6 minggu, sehingga
friksi dan gaya tension sehingga mengurangi menjadikan kombinasi PSWT dan NM
sensitivitas mekanis pada sistem saraf. Teknik menjadi lebih unggul.3,12
NM dapat meningkatkan fungsi mekanis pada Penelitian dari Draper, et.al. (2013)
struktur saraf seperti fungsi tension dan fungsi membuktikan bahwa PSWT dengan average
sliding. Ketika struktur saraf mengalami power 48 W dapat meningkatkan suhu
penjepitan dan mengalami gangguan dalam jaringan sampai kedalaman 3 cm dengan
hal mobilitas, maka nyeri akan timbul peningkatan mencapai 4,6°C. Dengan
sepanjang saraf tersebut. Teknik peningkatan suhu yang optimal, maka oksigen
neurodynamic sliding berperan besar dalam akan lebih banyak tersedia di jaringan.
meningkatkan sirkulasi darah dan transport Dengan demikian, akan banyak nutrisi yang
aksonal serta meningkatkan integritas saraf tersedia sebagai bahan dalam reparasi
dan mampu mengurangi tekanan yang jaringan.5,11
disebabkan oleh fibrosis intraneural dan NM merupakan suatu teknik manual
eksstraneural. Selama pergerakan normal, terapi yang ditujukan untuk meningkatkan
aliran darah saraf selalu mengalir seiring mobilitas sistem saraf terhadap jaringan di
dengan distorsi yang terjadi pada pembuluh sekitarnya melalui pergerakan trunk,
darah dan saraf. Ketika struktur saraf ekstremitas atas dan bawah yang sistematis.
mengalami iritasi, maka akan terjadi Teknik ini bertujuan untuk meningkatkan
peningkatan ketegangan (neural tension) oleh mikrosirkulasi intraneural dan meningkatkan
41
fungsi mekanis struktur saraf dalam hal daripada kombinasi pulsed shortwave
tension, sliding, dan compression. therapy dan lumbar spine stabilization
Penjelasan yang tepat terhadap perbaikan exercise dalam menurunkan disabilitas
tingkat nyeri dan disabilitas fungsional yang punggung pada pasien hernia nukleus
dialami oleh pasien dengan teknik intervensi pulposus lumbosakral di klinik
mobilisasi saraf adalah bahwa teknik Fisioterapi Badung dan Denpasar.
neurodynamic yang dapat mempengaruhi
fungsi mekanik pada saraf perifer, dan DAFTAR PUSTAKA
perubahan fungsi mekanis saraf ini 1. Maliawan, S. & Mahadewa, T. 2009.
berdampak langsung pada perubahan Diagnosa dan Tatalaksana Kegawat
fisiologis struktur saraf.13,14 Penelitian Daruratan Tulang Belakang. Jakarta. FK
berhasil menunjukkan bahwa mobilisasi saraf UI
menghasilkan pemanjangan longitudinal dan 2. Nasikhatussoraya, N. 2016. Hubungan
regangan dalam jumlah tinggi. Teknik Intensitas Nyeri dan Disabilitas Aktivitas
mobilisasi saraf membantu memulihkan Sehari-hari dengan Kualitas Hidup.
pergerakan antara saraf dan struktur Semarang: Fakultas Kedokteran
sekitarnya melalui gerakan sliding. Universitas Diponegoro
Oleh karena itu, tekanan intrinsik pada 3. Ye, C., Ren, J., Zhang, J., Wang, C., Liu,
jaringan saraf menurun yang kemudian Z., Li, F., Sun, T. 2015. Comparison of
meningkatkan fungsi saraf. Kompresi akar Lumbar Spine Stabilization Exercise
saraf karena herniasi disk menghambat aliran Versus General Exercise in Young Male
darah di dalam akar saraf, perubahan Patients with Lumbar Disc Herniation
mikrosirkulasi saraf ini menyebabkan rasa after 1 Year of Follow Up. Int J Clin Exp
nyeri dan pelepasan mediator inflamasi. Med. 8(6): 9869 – 9875
Selebihnya, terjadi blok pada sistem konduksi 4. Shacklock MO. 2005. Clinical
saraf, edema, dan sensitisasi mekanik juga Neurodynamics: a New System of
dihasilkan dari kompresi akar saraf. Teknik Musculoskeletal Treatment. Edinburg,
mobilisasi saraf membantu meningkatkan UK. Elsevier Health Sciences
aliran darah intraneural, aliran axoplasmic, 5. Draper, DO., Hawkes, AR., Johnson,
aktivasi simpatis yang selanjutnya, membantu AW., Diede, MT., dan Rigby, JH. 2013.
dalam penyerapan cairan pada jaringan dan Muscle Heating with Megapulse II
mengurangi edema intraneural.4,13,14,15 Shortwave Diathermy and Rebound
Diathermy. J Ath Train 48: 477 – 482
SIMPULAN 6. McGill, SM., Grenier, S., Kavcic, N., dan
Simpulan pada penelitian ini, yaitu: Cholewicki, J. 2003. Coordination of
1. Kombinasi pulsed shortwave therapy Muscle Activity to Assure Stability of the
dengan lumbar spine stabilization Lumbar Spine. Journal of
exercise efektif dalam menurunkan Electromyography and Kinesiology. 13 p
disabilitas punggung pada pasien hernia 353 – 359
nukleus pulposus lumbosakral di klinik 7. Panjabi, MM. 1992. The Stabilization of
Fisioterapi Badung dan Denpasar sebesar The Spine. Part 1. Function, Dysfunction,
48,54%. Adaptation, and Enhacement. Journal of
2. Kombinasi pulsed shortwave therapy Spinal Disorders 5. 383 – 389
dengan neurodynamic mobilization 8. Barr, KP., Griggs, M., Cadby, T., 2007.
efektif dalam menurunkan disabilitas Lumbar Stabilization: A Review of Core
punggung pada pasien hernia nukleus Concepts and Current Literature, Part 2.
pulposus lumbosakral di klinik American Journal of Physical Medicine
Fisioterapi Badung dan Denpasar sebesar & Rehabilitation 86: 72 – 80
54,88%. 9. Bakhtiari, AB., Farokhi, ZS., dan
3. Kombinasi pulsed shortwave therapy dan Rezasoltani,A., 2005. Lumbar Stabilizing
neurodynamic mobilization lebih efektif Exercises Improve Activities of Daily
42
Living in Patients with Lumbar Disc
Herniation. Journal of Back and
Musculoskeletal Rehabilitation 18:55 –
60
10. Prentice W, Quillen WS, Underwood F.
2002. Therapeutic Modalities for
Physical Therapy Second Edition. United
States of America. The McGraw-Hill
Company : 272-303
11. Michlovits, SL., Bellew, JW., dan Nolan,
TP. 2012. Modalities for Therapeutic
Intervention: Fifth Edition. Philadelphia:
FA Davis Company
12. Ahmed, S., Hassan, T., Hanif, A. 2012.
Effects of Lumbar Stabilization Exercise
in Management of Pain and Restoration
of Function in Patients with Postero
Lateral Disc Herniation. Annals. 18 (2):
152 – 157
13. Ellis RF, Hing WA. 2008. Neural
mobilization: a systematic review of
randomized controlled trials with an
analysis of therapeutic efficacy.J Man
ManipTher. 16(1):8-22
14. Kumar V , GoyalM, RajendranN,
Narkeesh D. 2013. Effect of neural
mobilization on monosynaptic reflex – a
pretest posttest experimental design.
International Journal of Physiotherapy
and Research. 3:58- 62
15. Butler DS. The Sensitive Nervous System.
Noigroup Publications, Adelaide
Australia. 2000

43

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai