TAFSIR TARBAWI
SURAH AL-ALAQ
OLEH :
RIZAL
10120130029
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak awal kehadirannya, Islam telah memberikan perhatian yang amat besar terhadap
penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran dalam arti seluas-luasnya. Hal ini antara lain dapat
dilihat pada apa yang secara normatif-teologi ditegaskan dalam al-Qur’an dan al-Sunnah, dan
pada apa yang secara empiris dapat dilihat dalam sejarah. Secara normatif-teologis, sumber
ajaran Islam, al-Qur’an dan al-Sunnah yang diakui sebagai pedoman hidup yang dapat menjamin
keselamatan hidup di dunia dan akhirat, amat memberikan perhatian yang besar terhadap
pendidikan. Demikian pula secara historis empiris, ummat Islam telah memainkan peranan yang
amat signifikan dan menentukan dalam bidang pendidikan yang hasil-hasilnya hingga kini masih
dapat dirasakan. Kemajuan yang dicapai oleh umat Islam dalam bidang pendidikan pada
khususnya dan ilmu pengetahuan pada umumnya telah melampui apa yang dicapai para
pemikiran Yunani klasik seperti Plato dan Aristoteles serta pemikiran Eropa modern seperti
Al-Qu’an adalah kitab suci, pedoman hidup untuk umat manusia sampai akhir zaman. Tiada
kitab yang sangat spesifik, detail serta akurat salain kitab Al-Qur’an dari kejadian sebelum dan
Mengikuti alur zaman yang selalu berkembang ini, dan banyak dari manusia yang hanya
pendidikan patutlah mempelajari Ilmu yang membahas tentang isi dari Al-Qur’an diantaranya
Ilmu tafsir.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sedikit diatas dapat
B.1 Apa makna dari kosah kata dalam suart Al-Alaq ayat 1-5 ?
B.2 Apakah isi tafsir yang terkandung dalam surat Al-Alaq ayat 1-5 ?
C. Tujuan Masalah
C.2 Mengatahui serta memahami isi dari surat Al-Alaq ayat 1-5
C.3 Memahami dan mengamalkan intisari dari surat Al-Alaq ayat 1-5
D. Manfaat Masalah
Hasil dari penulisan ini sedik hanya menambah ilmu pengetahuan, menganalisis surat
Al-Alaq ayat 1-5, serta masih banyak manfaat yang pasti belum kami ketahui yang membahas
surat Al-Alaq ayat 1-5. Khususnya untuk penulis dan semua pihak dari Jurusan Kependidikan
Islam Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegurusan dan runag lingkup
ا ْق َر ْأ : bacalah
ق الَّ ِذي
َ َخَ ل : Yang menciptakan
C. Tafsir Ayat
Tafsiran Ayat ke 1 :
1) Dalam hadis sahih riwayat Bukhari dinyatakan bahwa ke gua Hira’ suatu gua yang terletak di
atas sebuah bukit pinggir kota mekah untuk berkhalwat beberapa malam. Kemudian sekembali
beliau pulang mengambil bekal dari rumah isteri beliau, Khadijah, datanglah Jibril kepada beliau
Nabi menjawab : “Aku tidak bisa membaca”. Jibril merangkulnya sehingga Nabi merasa
sesak nafas. Jibril melepaskannya sambil berkata : “Bacalah”. Nabi menjawab : “Aku tidak bisa
membaca”. Lalu dirangkulnya lagi dan dilepaskannya sambil berkata : “Bacalah”. Nabi
menjawab : “Aku tidak bisa membaca” sehingga Nabi merasa payah, maka Jibril membacakan
Lalu Nabi saw dengan gemetar dan ketakutan pulang menemui isteri beliau dan mengatakan :
“Selimutilah aku ! Selimutilah aku !”. nabi terus diselimuti sehingga hilanglah kegelisahannya.
Lalu beliau menceritakan kepada Khadijah apa yang terjadi, dan beliau menambahkan : “Aku
sangat kuatir apa yang akan terjadi atas diriku”. Khadijah berkata : “Tak usah kuatir; malah
seharusnya engkau gembira; demi Allah sekali-kali Tuhan tidak akan menyusahkanmu. Engkau
Kemudian Khadijah membawa Nabi saw menemui Waraqah bin Naufal (anak paman
Khadijah). Waraqah bin Naufal ini adalah seorang beragama Nasrani. Ia banyak menulis buku
yang berhasa Arab dan berbahasa Ibrani yang berasal dari Injil. Ia adalah seorang tua lagi buta.
Khadijah berkata kepadanya : “Wahai anak pamanku, dengarlah cerita dari anak saudaramu
ini !”. Lalu waraqah bertanya : “Apakah yang ingin engkau ketahui wahai anak saudaraku?”.
Lalu Nabi saw menceritakan kepadanya apa yang telah terjadi di gua Hira’. Kemudian Waraqah
berkata : “Itu adalah Jibril yang pernah datang menemui Isa as; sekiranya saya ini seorang
pemuda yang tangkas dan kiranya saya masih hidup ketika kaummu mengusirmu”, maka Nabi
bertanya : “Apakah mereka akan mengusir aku?”. Jawab Waraqah : “Ya! hanya sedikit yang
mengemban apa yang engkau bawa ini dan banyak yang memusuhinya, maka jika aku masih
kuat hidup di waktu itu pasti aku akan membantumu sekuat-kuatnya”. Tidak lama sesudah itu
Berdasarkan hadis tersebut jelaslah bahwa lima ayat pertama surat Al’Alaq ini adalah ayat-
ayat Al Qur’an yang pertama kali diturunkan sebagai rahmat dan panggilan Allah yang pertama
Adapun ayat-ayat lainnya diturunkan sesudah tersiarnya berita kerasulan Nabi saw dan
sesudah Nabi mulai mengajak orang-orang beriman kepadanya. Ajakan Nabi ini pada mulanya
disambut oleh sebahagian kecil orang-orang Quraisy, sedang kebanyakan mereka mengejek-ejek
orang yang telah beriman dan berusaha agar jangan beriman kepada agama yang di bawa
Allah menyuruh Nabi agar membaca, sedang beliau tidak pandai membaca dan menulis, maka
dengan kekuasaan Allah ini beliau dapat mengikuti ucapan Jibril. Dan Allah akan menurunkan
Maksudnya, bahwa Allah yang menjadikan dan menciptakan seluruh makhluk-Nya dari tidak
ada kepada ada, sanggung menjadi Nabi Nya pandai membaca tanpa belajar.
Tafsiran Ayat ke 2 :
2) Dalam ayat ini Allah mengungkapkan cara bagaimana ia menjadikan manusia; yaitu manusia
sebagai makhluk yang mulia dijadikan Allah dari sesuatu yang melekat dan diberinya
kesanggupan untuk menguasai segala sesuatu yang ada di bumi ini serta menundukkannya untuk
keperluan hidupnya dengan ilmu yang diberikan Allah kepadanya. Dan Dia berkuasa pula
menjadikan insan kamil ( manusia yang sempurna ) di antara manusia, seperti Nabi saw yang
Tafsiran Ayat ke 3 :
3) Dalam ayat ini Allah SWT memerintahkan kembali Nabi Nya untuk membaca, karena bacaan
tidak dapat melekat pada diri seseorang kecuali dengan mengulang-ngulangi dan
membiasakannya, maka seakan-akan peirntah demikian isi bacaan itu menjadi satu dengan jiwa
Nabi saw sesuai dengan maksud firman Allah dalam ayat yang lain pada surat Al'Ala ayat 6 yang
artinya :
Kami akan membacakan (Al Qur’an) kepadamu (Muhammad) maka kamu tidak akan lupa.[2]
Nabi saw dapat membaca adalah dengan kemurahan Allah. Dia mengabulkan permintaan
orang-orang yang meminta kepada Nya, maka dengan limpahan karunia Nya dijadikan Nabi Nya
pandai membaca. Dengan demikian hilanglah keuzuran Nabi saw yang beliau kemukakan
kepada Jibril ketika menyuruh beliau membaca : “Saya tidak pandai membaca, karena saya
Tafsiran Ayat ke 4 :
4) Kemudian dengan ayat ini Allah menerangkan bahwa Dia menyediakan kalam sebagai alat
untuk menulis, sehingga tulisan itu menjadi penghubung antar manusia walaupun mereka
berjauhan tempat, sebagaimana mereka berhubungan dengan perantaraan lisan. Kalam sebagai
benda pada yang tidak dapat bergerak dijadikan alat informasi dan komunikasi, maka apakah
sulitnya bagi Allah menjadi Nabi Nya sebagai manusia pilihan Nya bisa membaca, berorientasi
Allah menyatkan bahwa Dia menjadikan manusia dari ‘Alaq lalu diajarinya berkomunikasi
dengan perantaraan kalam. Pernyataan ini menyatakan bahwa manusia diciptakan dari sesuatu
bahan hina dengan melalui proses, sampai kepada kesempurnaan sebagai manusia sehingga
dapat mengetahui segala rahasia sesuatu, maka seakan-akan dikatakan kepada mereka,
“Perhatikanlah hai manusia bahwa engkau telah berubah dari tingkat yang paling rendah hingga
tingkat yang paling mulia, hal mana tidak mungkin terjadi kecuali dengan kehendak Allah Yang
Maha Kuasa dan Maha Bijaksana menciptakan segala sesuatu sesuai dengan kehendak Nya.
Tafsiran Ayat ke 5 :
5) Kemudian dalam ayat ini Allah menambahkan keterangan tentang limpahan karunia Nya yang
tidak terhingga kepada manusia, bahwa Allah yang manjadikan Nabi Nya pandai membaca. Dia
lah Tuhan yang mengajar manusia bermacam-macam ilmu pengetahuan yang bermanfaat
baginya yang menyebabkan dia lebih utama dari pada binatang-binatang, sedangkan manusia
pada permulaan hidupnya tidak mengetahui apa-apa. Oleh sebab itu apakah menjadi suatu
keanehan bahwa Dia mengajar Nabi Nya pandai membaca dan mengetahui bermacam-macam
Dengan ayat-ayat ini terbuktilah tentang tingginya nilai membaca, menulis dan berilmu
pengetahuan. Andaikata tidak karena kalam niscaya banyak ilmu pengetahuan yang tidak
terpelihara dengan baik, banyak penelitian yang tidak tercatat dan banyak ajaran agama hilang,
pengetahuan orang dahulu kala tidak dapat dikenal oleh orang-orang sekarang baik ilmu, seni
Demikian pula tanpa pena tidak dapat diketahui sejarah orang-orang yang berbuat baik atau
yang berbuat jahat dan tidak ada pula ilmu pengetahuan yang menjadi pelita bagi orang-orang
yang datang sesudah mereka. Lagi pula ayat ini sebagai bukti bahwa manusia yang dijadikan dari
benda mati yang tidak berbentuk dan tidak berupa dapat dijadikan Allah menjadi manusia yang
sangat berguna dengan mengajarinya pandai menulis, berbicara dan mengetahui semua macam
sangat berharga karena konsep ini sepenuhnya memihak pada manusia, menjunjung tinggi harkat
dan martabat manusia dan menfasilitasi pemenuhan kebutuhan-kebutuhan manusia untuk
berharganya konsep ini humanisme ini, maka terdapat sekurang-kurangnya empat aliran penting
yang mengklaim sebagai pemilik asli konsep humanisme, yaitu 1) Liberalisme Barat, 2)
sebagai nilai universal. Dalam hal ini Ali Syari’ati mendeskripsi ke dalam tujuh prinsip, yaitu :
1. Manusia adalah makhluk asli, artinya ia mempunyai substansi yang mandiri di antara makhluk-
2. Manusia adalah makhluk yang memiliki kehendak bebas yang merupakan kekuatan paling
besar dan luar biasa. Kemerdekaan dan kebebasan memilih adalah dua sifat ilahiah yang
3. Manusia adalah makhluk yang sadar (berpikir) sebagai karakteristik manusia yang paling
menonjol. Sadar berarti manusia dapat memahami realitas alam luar dengan kekuatan berpikir.
4. Manusia adalah makhluk yang sadar akan dirinya sendiri, artinya dia adalah makhluk hidup
5. Manusia adalah makhluk kreatif, yang menyebabkan manusia mampu menjadikan dirinya
6. Manusia makhluk yang punya cita-cita dan merindukan sesuatu yang ideal, artinya dia tidak
menyerah dan menerima “apa yang ada”, tetapi selalu berusaha megubahnya menjadi “apa yang
semestinya”.
7. Manusia adalah makhluk moral, yang hal ini berkaitan dengan masalah nilai(value).
Humanisme yang diangkat menjadi paradigma ideologi Islam pada dasarnya juga bertolak
dari ketujuh prinsip dasar kemanusiaan tersebut yang implisit dalam konsep fitrah manusia.
Namun demikian, humanisme dalam pandangan Islam tidak dapat dipisahkan dari prinsip
teosentrisme. Dalam hal ini, keimanan ”tauhid” sebagai inti ajaran Islam, menjadi pusat seluruh
orientasi nilai. Namun perlu diperjelas, bahwa semua itu kembali untuk manusia yang
dieksplisitkan dalam tujuan risalah Islam, Rahmatan lil ’alamin (rahmat bagi seluruh alam).
Dalam ideologi pendidikan islam terdapat proses pendidikan, metode pendidikan, dan juga
media/alat pendidik, diantara ketiga tersebut akan dibahas dibawah ini, yaitu :
a) Proses Pendidikan
pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan. Bagaimana proses pendidikan itu
pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya.
Kedua segi tersebut satu sama lain saling tergantung. Walaupun komponen-komponennya cukup
baik, seperti tersedianya prasarana dan sarana serta biaya yang cukup, juga ditunjang dengan
pengelolaan yang andal maka pencapaian tujuan tidak akan tercapai secara optimal. Demikian
pula bila pengelolaan baik tetapi di dalam kondisi serba kekurangan, akan mengakibatkan hasil
Dalam proses pendidikan pun terdapat lima komponen yang diperlukan dalam proses
pendidikan, yaitu :
1. Anak Didik.
Anak didik merupakan pusat proses pendidikan. Ibarat lakon dalam sinetron, mereka yang
menjadi peran utama dalam setiap proses pendidikan. Peran utama tidak boleh melakukan
adegan diluar skenario yang telah digariskan. Peran utama justru dianjurkan untuk melakukan
improvisasi. Pemain hanya bisa memilih sebelum lakon dikumandangkan. Mau jenis laga,
2. Orang Tua.
Sebelum pendidikan yang seperti kita sekarang kita kenal, orang tua berperan sebagai
pendidik utama. Tak heran, bila orang tua berprofesi pedagang, akan mengular sampai sekian
keturunan memilih profesi pedagang. Karena sesungguhnya orang tua berperan sebagai pelatih,
Pendidikan yang sesungguhnya ada dalam keluarga. Keluarga yang sangat berpengaruh
dalam perkembangan proses pendidikan. Hampir bisa dipastikan, bahwa orang sukses
3. Guru.
menguasai berbagai macam ilmu. Oleh karenanya, keluarga mulai rela melepas proses
pendidikan yang semula di rumah, berpindah ke lembaga pendidikan. Guru yang menerima
estafet amanah untuk membimbing, memiliki peran yang sentral. Karena kedudukan guru
Peran guru yang demikian komplek, mengharuskan selalu menata ulang tata kelola guru.
Tata kelola ini mengarah kepada kepribadian dan profesi. Kalau diibaratkan, bateray harus selalu
4. Sekolah.
Hemat penulis, seharusnya sekolah harus dipilah dengan peran guru. Sekolah mestinya lebih
fokus dalam menangani sarana, system, metode dan teknis. Maka kalau ada lembaga pendidikan
yang telah memilah urusannya masing-masing, model lembaga pendidikan semacam ini bisa
dijadikan contoh. Misalnya, Kepala Sekolah hanya konsentrasi pada kegiatan pembelajaran.
Sementara ada sebuah tim yang telah memikirkan sarananya. Ada tim yang telah menyiapkan
dana.
5. Lingkungan Masyarakat.
Inilah satu komponan yang terkadang menjadi kambing hitam. Bila ada siswa yang tidak
mentaati tata tertib, akan dengan mudah menuding karena pengaruh lingkungan. Kalau ada
sekolah yang sudah berpuluh tahun tidak berprestasi, akan dengan mudah karena lingkungan
tidak mendukung. Selama sekolah tidak bisa merangkul masyarakat, maka sekolah itu tak akan
b) Metode Pendidikan
menghantarkan kegiatan kependidikannya kearah tujuan yang dicita-citakan. bagaimana baik dan
sempurnanya kurikulum pendidikan Islam, ia tidak akan berarti apa-apa, manakala tidak
memiliki metode atau cara yang tepat dalam mentransformasikannya kepada peserta didik .
Secara literal metode berasal dari bahasa Greek yang terdiri dari dua kata, yaitu meta yang
berarti melalui dan hodos yang berarti jalan. Jadi metode berarti jalan yang dilalui, sebagai
dikutip oleh Mohammad Noor Syam secara teknis menerangkan bahwa metode adalah :
2. Suatu teknik mengetahui yang dipakai dalam proses mencari ilmu pengetahuan dari suatu
materi tertentu.
3. Suatu ilmu yang merumuskan aturan-aturan dari suatu prosedur.
kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh guru dalam rangaka memberikan pelajaran yang
diajarkannya, ciri-ciri perkembangan peserta didiknya, dan suasana alam sekitar untuk mencapai
BAB III
PENUTUP
Simpulan :
pandai membaca.
3. Manusia yang pada mulanya tidak mengetahui apa-apa, lalu pandai membaca, menulis dan
Di dalam ayat-ayat ini (surat Al’Alaq) terdapat peringatan tentang awal mula penciptaan
manusia adalah dari segumpal darah. Di antara kemurahan Allah ta’ala adalah mengajarkan
kepada manusia tentang hal yang tidak mereka ketahui. Lalu Allah mengangkat derajatnya dan
memuliakannya dengan ilmu. Ilmu inilah ukuran yang membedakan antara bapak manusia Adam
Ilmu terkadang terdapat di dalam akal pikiran, terkadang di lisan, terkadang di tulisan
tangan. Akal, lisan, dan tulisan. Tulisan selalu berkaitan dengan dua hal lainnya, tidak
sebaliknya.
Dalam kaitan metode pendidikan Islam yang mempunyai peran penting dalam pendidikan
Islam pada hakekatnya metode adalah suatu penerapan yang dilakukan oleh pendidik. Pada
prinsipnya tidak ada metode yang paling ideal untuk semua tujuan pendidikan,semua ilmu dan
mata pelajaran, semua pertumbuhan, semua tahap kematangan, semua pendidik, dan semua
Oleh karena itu tidak bisa dihindarkan pendidik hendaknya mengkombinasikan lebih dari
satu metode pendidikan dalam prakteknya dilapangan. Untuk itu sangat penting menerapkan
metode yang relevan dengan semua situasi sehingga tujuan dapat tercapai dengan maksimal.