Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Nyeri punggung bawah dapat disebabkan oleh berbagai aktivitas dan

resiko kerja seperti sikap bekerja (duduk, berdiri, mengangkat), aktivitas

rumah tangga, dan stres psikososial (Jung Seok Lee, 2016). Sikap kerja

tersebut jelas akan menyebabkan beban postural yang berat. Jika beban

postural ini terjadi dalam jangka waktu yang lama, maka akan menimbulkan

postural strain bagi otot punggung. Kondisi ini akan mengurangi aliran darah

ke otot sehingga terjadi gangguan keseimbangan kimia di otot. Hal ini dapat

menimbulkan rasa tidak nyaman pada daerah punggung sehingga bagi pekerja

dapat membatasi kemampuannya secara optimal (Natosba, 2016).

Secara garis besar diagnosis Low Back Pain dibagi menjadi dua, yaitu

Low Back Pain Spesifik dan Non-Spesifik. Pada Low Back Pain Spesifik

terdapat mekanisme patofisiologi tertentu yang menyebabkan munculnya

gejala seperti infeksi pada tulang belakang, hernia nukleus pulposus,

osteoporosis, reumatoid artritis, fraktur, dan tumor. Berbeda dengan non-

spesifik low back pain, dimana umumnya dikatakan bahwa 80-90% penyebab

non spesifik low back pain adalah mekanik, dan berdasarkan presentase

tersebut, terdapat 65-70% tidak diketahui penyebabnya secara spesifik

(Santosa, 2011).

Non-spesifik Low Back Pain adalah nyeri punggung yang paling sering

terjadi, diperkirakan 70-80% dari seluruh populasi pernah mengalami non-

spesifik low back pain pada masa hidupnya. Prevalensi non-spesifik low back

1
2

pain di Perancis adalah 15-45%, sedangkan non-spesifik low back pain di

Amerika paling banyak terjadi pada orang dewasa berumur 20-69 tahun

dengan prevalensi 13,1%. (Ni Wayan dkk, 2015). Hanya 15% dari non-

spesifik low back pain dapat diidentifikasi penyebabnya sedangkan sisanya

dari 85% adalah tidak spesifik (Vivek et al, 2018).

Setiap tahun angka kejadian non-spesifik low back pain di dunia antara

40%-50%. Sementara itu, tinjauan dari berbagai penelitian yang dilakukan di

Italia menunjukkan prevalensi non-spesifik low back pain dalam waktu 12

bulan antara 33%-86% terjadi pada masyarakat di Italia. Suatu penelitian

yang dilakukan di Turki melaporkan bahwa angka kejadian non spesifik low

back pain pada masyarakat antara 62%-88% (Greg et al, 2016). Berdasarkan

laporan Copcord Indonesia (Community Oriented Program For Controle Of

Rhematic Disease) menunjukkan bahwa prevalensi non spesifik low back

pain sebesar 18,2 % pada laki-laki dan 13,6 % pada wanita (Paramita, 2014).

Problematik dari Non-spesifik Low Back Pain antara lain adanya

spasme, nyeri tekan ,nyeri gerak, keterbatasan gerak lumbal serta penurunan

aktivitas fungsional.

Fisioterapi sebagai salah satu komponen penyelenggaraan kesehatan

dapat berperan aktif dalam usaha mengurangi nyeri, mengurangi spasme,

meningkatkan Lingkup Gerak Sendi (LGS) dan mengembalikan kemampuan

fungsional aktivitas pasien guna meningkatkan kualitas hidup. Modalitas

fisioterapi yang digunakan untuk permasalahan diatas diantaranya adalah

IRR, Muscle Energy Tehnique (MET) dan Strain Counter Strain (SCS).

Anda mungkin juga menyukai