Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 08, Nomor 01, April 2020; 8-16

P ISSN : 2460-4550
E ISSN : 2720958X
DOI : https://doi.org/10.36085/jkmu.v8i1.480

JURNAL ILMIAH

PERMAINAN LEGO (PARALLEL PLAY) TERHADAP PERKEMBANGAN


MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA 3–6 TAHUN

Siska Rahiliyah Andarwati1, Zainal Munir2, Wiwin Nur Siam3


Program Studi Sarjana Keperawatan, Fakultas Kesehatan Universitas Nurul Jadid1,2,3
siskarahiliyah.a@gmail.com1

ABSTRAK
Masih banyak anak yang menggunakan motorik kasarnya dari pada motorik halusnya.
Sarana dan prasarana bermain untuk menstimulasi perkembangan anak juga masih kurang
sehingga perkembangan motorik halus kurang terstimulasi. Tujuan penelitian untuk
mengetahui pengaruh permainan lego (parallel play) terhadap perkembangan motorik
halus pada anak usia (3-6 tahun) di TK Pertiwi Lojajar Bondowoso. Desain penelitian
menggunakan tipe pre-eksperimental dengan rancangan one group pretest-posttest dengan
jumlah sampel sebanyak 40 orang dengan teknik sampling jenuh. Kemudian dianalisis
dengan uji statistik Paired t-test dengan tingkat kemaknaan α ≤ 0.05. Hasil uji statistic
didapatkan ρ value 0,000 (p<0,05), menunjukkan bahwa ada perbedaan perkembangan
motorik halus anak sebelum dan sesudah diberikan permainan lego (parallel play).
Kesimpulan ada pengaruh perkembangan motorik halus anak sebelum dan sesudah
diberikan permainan lego (parallel play) di TK Pertiwi Lojajar Bondowoso. Diharapkan
orang tua sebaiknya memperhatikan perkembangan yang terjadi pada anak, salah satunya
kemampuan motorik halus. Hal ini bertujuan agar para orangtua dapat memberikan
stimulasi yang lebih dan tepat kepada anak.

Kata kunci : Lego (parallel play), Perkembangan motorik halus

ABSTRACT
There are still many children there who use gross motor skills rather than fine motor skills.
Play facilities and infrastructure to stimulate children's development are also lacking so
that fine motor development is less stimulated. The aim of the study was to determine the
effect of lego (parallel play) games on fine motor development in children aged (3-6 years)
at TK Pertiwi Lojajar Bondowoso. The study design used the pre-experimental type one-
group pretest-posttest type with a sample of 40 people with saturated sampling techniques.
Then analyzed by the Paired t-test statistical test with a significance level of α ≤ 0.05. The
statistical test results were p = 0,000 (p <0.05) which shows that there are differences in
children's fine motor development before and after given a lego game (parallel play).
Conclusion there is the influence of children's fine motor development before and after
given lego games (parallel play) in the Pertiwi Lojajar Bondowos Kindergarten. It is
expected that parents should pay attention to the development that occurs in children, one
of which is fine motor skills. It is intended that parents can provide more and appropriate
stimulation to children.

Keywords : Lego (parallel play), fine motor development

Permainan Lego (Parallel Play) terhadap Perkembanga…..(Andarwati, Munir, Siam) 8


Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 08, Nomor 01, April 2020

PENDAHULUAN di Jawa Timur adalah sebesar 24,5%


Perkembangan adalah serangkaian (Kementrian Kesehatan, 2018). Data
perubahan progresif yang terjadi sebagai yang didapat dari Dinas Kesehatan
akibat dari proses kematangan dan Kabupaten Bondowoso pada tahun 2018
pengalaman. Menurut Kartini Kartono, terdapat sebanyak 1.136 anak prasekolah
perkembangan ialah perubahan - yang mengalami gangguan pertumbuhan
perubahan psiko - fisik sebagai hasil dari dan perkembangan (Dinas Kesehatan
proses pemantangan fungsi - fungsi psikis Bondowoso, 2018).
dan fisik anak, di tunjang oleh faktor Pada anak, keterampilan motorik
yang harus dikembangkan terdiri atas
lingkungan dan proses belajar dalam
gross motor skills (motorik kasar) yakni
passage (waktu tertentu) menuju
keterampilan yang dicapai dengan
kedewasaan (Ismail, 2009). menggunakan otot-otot besar pada tubuh
Usia 3-6 tahun merupakan periode dan fine motor skills (motorik halus)
sensitif atau masa peka pada anak, yaitu yaitu keterampilan yang dicapai dengan
suatu periode dimana suatu fungsi menggunakan otot-otot kecil pada tubuh.
tertentu perlu distimulus, diarahkan Perkembangan motorik kasar seperti
sehingga tidak terhambat berjalan, berlari, melompat, naik dan
perkembangannya. Pemberian stimulus turun tangga. Sedangkan motorik halus
merupakan hal yang sangat membantu seperti menulis, menggambar,
anak untuk berkembang. Anak yang memotong, melempar dan menangkap
terstimulus dengan baik dan sempurna bola serta memainkan alat-alat mainan
maka tidak hanya satu perkembangan atau benda-benda (Nunung, 2017).
saja yang akan berkembang tapi bisa Hasil penelitian Livana (2018)
bermacam-macam aspek perkembangan menunjukkan ada perbedaan sesudah
yang berkembang dengan baik. Masa ini pemberian stimulasi motorik halus
untuk melakukan dasar pertama dalam terhadap tahap perkembangan anak usia
mengembangkan kemampuan fisik, prasekolah pada kelompok intervensi dan
kognitif, bahasa, sosial, emosional, kontrol. Saran dalam penelitian ini
konsep diri, disiplin, kemandirian dan sebaiknya orang tua memberikan
lain-lain (Indraswari, 2012]. stimulasi kepada anak usia prasekolah,
Menurut data dari UNICEF tahun sehingga dengan stimulasi yang diberikan
2011 menemukan 27,5% dari 3 juta anak anak akan mempunyai perkembangan
menggunakan pengembangan motorik psikososial yang normal (Livana, 2018).
halusnya. (UNICEF, 2012) Angka Hal serupa juga dikemukakan oleh
kejadian gangguan motorik halus pada Hari Murtining (2018), meneliti tentang
anak pra-sekolah di Amerika Serikat meningkatan keterampilan motorik halus
berkisar 12-16%, Thailand 24%, melalui kegiatan menggunting dengan
Argentina 22%, dan di Indonesia antara berbagai media dengan hasil bahwa
13%-18%. Melihat angka epidemiologi setelah dilakukan tindakan pada siklus I
tersebut, maka diperlukan adanya deteksi telah berhasil meningkatkan keterampilan
dini pada anak dengan gangguan motorik halus melalui kegiatan
perkembangan untuk mencegah
menggunting dengan berbagai media
terjadinya keterlambatan penanganan.
(Murtining, 2018).
Apabila tidak ditangani dengan tepat,
maka gangguan ini dapat berlanjut hingga Tahap perkembangan motorik halus
remaja atau dewasa (Livana, 2018). anak akan mampu dicapai secara optimal
Dari data Riskesdas tahun (2018) asal mendapatkan stimulasi tepat. Setiap
angka prevelansi stunded (Hambatan fase, anak membutuhkan rangsangan
pertumbuhan) pada anak usia pra-sekolah untuk mengembangkan kemampuan
mental dan motorik halusnya. Semakin

Permainan Lego (Parallel Play) terhadap Perkembanga…..(Andarwati, Munir, Siam) 9


Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 08, Nomor 01, April 2020

banyak yang dilihat dan didengar anak, sedangkan yang berjenis kelamin
semakin banyak yang ingin diketahuinya perempuan 12 siswa. Dari 24 siswa kelas
sehingga kurang mendapatkan A yang hadir, 7 anak cara memegang
rangsangan anak akan bosan. Orang tua pensil yang posisi jari – jarinya masih
tidak boleh memberikan tekanan, belum cukup jauh dari mata pensil, 8
persaingan, penghargaan, hukuman, atau anak masih tidak mengancingkan baju.
rasa takut dapat mengganggu usaha yang Dan kelas B dari 14 siswa yang hadir, 7
dilakukan anak (Livana, 2018). diantaranya masih berkeliaran di dalam
Peningkatan kemampuan motorik kelas pada saat guru menerangkan. Dari
halus pada anak usia dini dapat di hasil studi pendahuluan diatas dapat
lakukan dalam berbagai kegiatan seperti digambarkan bahwa masih banyak anak
kegiatan kolase, mozaik, meronce, disana yang menggunakan motorik
bermain balok, menganyam, kirigami dll. kasarnya dari pada motorik halusnya.
Upaya meningkatkan kemampuan Sarana dan prasarana bermain untuk
motorik halus anak dalam penelitian ini menstimulasi perkembangan anak juga
dilakukan mengunakan permainan lego masih kurang sehingga perkembangan
block. Pemilihan permainan lego block motorik halus kurang terstimulasi.
Tujuan dari penelitian ini untuk
sebagai tindakan yang dilakukan untuk
mengetahui pengaruh permainan lego
meningkatkan kemampuan motorik halus
(parallel play) terhadap perkembangan
anak karena permainan lego block
motorik halus pada anak usia (3 - 6
merupakan permainan yang tahun) di TK Pertiwi Lojajar Bondowoso.
menyenangkan bagi anak karena
permainan lego block mudah untuk METODE PENELITIAN
dilakukan anak, media lego block ringan, Desain penelitian yang digunakan
memiliki warna yang cerah dan dalam penelitian ini pre-eksperimental
bentuknya bermacam-macam sehingga tipe one-group pretest-posttes, penelitian
mudah untuk di pegang, di bentuk dan di ini dilakukan di TK Pertiwi Lojajar
mainkan oleh anak (Mutiara, 2016). Bondowoso mulai bulan April - Mei
Hasil penelitian Hendriyani (2018) 2019. Pengambilan sampel dalam
menunjukkan bahwa permainan lego adu penelitian ini dengan teknik sampling
cepat berpengaruh terhadap jenuh, jumlah sampel 40 responden yang
perkembangan motorik halus pada anak.
memenuhi kreteria inklusi. Penelitian ini
(Hendriyani, 2018) Hal serupa juga
menggunakan data primer yaitu data yang
dikemukakan oleh Christiana (2015)
di peroleh secara langsung dengan cara
melakukan penelitian dengan
penelitiannya menunjukkan bahwa memberikan observasi KPSP (Kuesioner
permainan lego adu cepat berpengaruh Pra-skrining Perkembangan) dan data
secara signifikan terhadap kemampuan sekunder yaitu data anak yang mendapat
motorik halus anak (Christiana, 2015). observasi. Analisis data yang digunakan
Hasil studi pendahuluan yang dalam penelitian ini adalah analisis
peneliti lakukan pada anak - anak TK univariat, analisis bivariat dengan uji
Pertiwi Lojajar Bondowoso pada tanggal statistik uji paired t-test
08 Maret 2019 menunjukkan bahwa
jumlah siswa di kelompok A ada 27 HASIL PENELITIAN
siswa, yang berjenis kelamin laki – laki
12 siswa dan yang berjenis kelamin Karakteristik Responden
perempuan 15 siswa. Sedangkan jumlah
siswa kelompok B ada 19 siswa, yang Tabel 1.
Distribusi Karakteristik Responden
berjenis kelamin laki – laki 7 siswa

Permainan Lego (Parallel Play) terhadap Perkembangan…..(Andarwati, Munir, Siam) 10


Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 08, Nomor 01, April 2020

Karakteristik f % Total 40 100


Usia 5 tahun 21 52,5
6 tahun 19 47,5 Pada tabel 3 dari 40 responden
Total 40 100
diketahui bahwa sebagian besar
Jenis Laki-laki 18 45,0
Kelamin Perempuan 22 55,0 perkembangan motorik halus berkategori
Total 40 100 sesuai sebanyak 25 responden (62,9 %)
dan berkategori penyimpangan sebanyak
1 responden (2,5 %) setelah diberikan
Pada tabel 1 di atas diperoleh intervensi permainan lego (parallel play).
bahwa paling banyak responden berusia 5
tahun sebanyak 21 responden (52,5 %) Pengaruh Permainan Lego (Parallel
dan yang berjenis kelamin perempuan Play) Terhadap Perkembangan
Motorik Halus
sebanyak 22 responden (55,0 %).
Hasil analisis dilakukan permainan
Perkembangan Motorik Halus Anak lego (parallel play) terhadap
Usia (3 - 6 Tahun) Sebelum Dilakukan perkembangan motorik halus anak
Permainan Lego (Parallel Play) sebagai berikut

Tabel 2. Tabel 4
Distribusi Perkembangan Motorik Halus Sebelum Hasil Uji Statistik Permainan Lego (Parallel
Tes Play) terhadap Perkembangan Motorik Halus
anak
Perkembangan Motorik
Kategori Halus Sebelum Tes Rerata Sig (2-
f % Variabel Pre Tes Pos Tes tailed)
Penyimpangan 7 17,5 Value
Meragukan 20 50,0 Perkembangan 1,63 2,08 0,000
Sesuai 13 32,5 motorik halus
Total 40 100

Pada tabel 2 di atas dari 40 Tabel 4 menunjukkan bahwa rerata


responden dapat diketahui bahwa perkembangan motorik halus anak
sebelum dan sesudah diberi perlakuan
perkembangan motorik halus berkategori
mengalami peningkatan yaitu dari 1,63
penyimpangan sebanyak 7 responden menjadi 2,08. Dilihat dari uji statistik
(17,5 %) dan berberkategori sesuai p=0,000 (p<0,05) yaitu menunjukkan
sebanyak 13 responden (32,5 %), dan bahwa ada pengaruh perkembangan
berkategori meragukan sebanyak 20 motorik halus anak sebelum dan sesudah
responden (50%). diberikan permainan lego (parallel play).

Perkembangan Motorik Halus Anak PEMBAHASAN


Usia (3 - 6 Tahun) Sesudah Dilakukan Karakteristik Responden Penelitian
Permainan Lego (Parallel Play) Hasil penelitian karakteristik
responden berdasarkan usia menunjukkan
Tabel 3. bahwa dari 40 responden dapat diketahui
Distribusi Perkembangan Motorik Halus Sesudah bahwa sebagian besar responden berusia
Tes 5 tahun sebanyak 21 responden (52,5 %)
dan yang berusia 6 tahun sebanyak 19
Perkembangan Motorik
Kategori Halus Sesudah Tes responden (57,5 %).
f % Hasil penelitian karakteristik
Penyimpangan 1 2,5 responden berdasarkan jenis kelamin
Meragukan 14 35,5 bahwa sebagian besar responden berjenis
Sesuai 25 62,9 kelamin laki-laki sebanyak 18 responden

Permainan Lego (Parallel Play) terhadap Perkembangan…..(Andarwati, Munir, Siam) 11


Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 08, Nomor 01, April 2020

(45,0 %), dan yang berjenis kelamin (60,0%) pada kelompok intervensi dan
perempuan sebanyak 22 responden (55,0 (57,6%) pada kelompok kontrol. Hasil
%). tersebut sesuai pendapat Wahyuni (2012)
Hasil tersebut didukung oleh dalam livana (2018) yang menjelaskan
penelitian Supriyanto (2010) tentang bahwa jenis kelamin anak menentukan
pengaruh stimulasi motorik kasar perkembangan motorik halus anak usia
terhadap perkembangan motorik kasar prasekolah.
anak usia prasekolah di TK Nurul Falah Hasil penelitian tersebut sesuai
Desa Ringinarum didapatkan hasil anak dengan penelitian yang dilakukan oleh
usia prasekolah yaitu 5 dan 6 tahun Anik (2009) dalam Livana (2018) yang
sebanyak 78 (86,5%). Hasil penelitian berjudul perbedaan kematangan sosial
menunjukkan tahap perkembangan anak anak ditinjau dari keikutsertakan
usia 4 sampai 6 tahun di TK Kecamatan pendidikan prasekolah (play group) yang
Kota Kendal anak bisa bermain dengan berusia 3-5 tahun yang tinggal di daerah
temannya, mampu bersosialisasi dan Pasar Kliwon Surakarta didapatkan hasil
mampu makan bersama temannya. sebagai besar responden berjenis kelamin
(Supriyanto, 2010). perempuan sebanyak 78,6% sedangkan
Menurut Wong kemampuan anak perempuan akan mudah diberikan
motorik halus anak usia prasekolah stimulasi dibandingkan anak laki-laki
meliputi menggunting sesuai pola, karena anak perempuan lebih mudah
menyusun mainan konstruksi bangunan, diatur dari pada anak laki-laki.
mewarnai lebih rapi tidak keluar garis Menurut asumsi peneliti anak pada
dan meniru tulisan (Wong, 2009). usia 5 tahun perkembangan motorik halus
Hasil penelitian anak usia 4-6 tahun anak perlu di stimulasi karena motorik
di TK Kec. Kota Kendal mampu halus bukan hanya terkait dengan
melakukan berdoa sebelum makan, perkembangan fleksibilitas tangan dan
memiliki keberanian tampil didepan, jari-jemari untuk melakukan aktivitas
hasil tersebut sesuai pendapat Hurlock seperti menyuapkan makanan ke mulut,
tugas-tugas perkembangan anak usia 4-5 menulis, menggambar, berpakaian
tahun diantaranya yaitu mempelajari maupun bermain dengan permainan yang
keterampi-lan fisik yang diperlukan untuk membutuhkan koordinasi tangan. Tetapi
permainan yang umum dan motorik halus juga termasuk koordinasi
mengembangkan keterampilan- otot-otot kecil di daerah seperti lidah,
keterampilan dasar untuk membaca, bibir, dan otot-otot pipi. Sedangkan pada
menulis dan berhitung (Elizabeth, 2013). usia 6 tahun, koordinasi motorik halus
Munkhur (2010) mengatakan pada anak lebih meningkat lagi. Tangan,
perkembangan anak pada usia 4-6 tahun lengan, dan tubuh, semua bergerak
sangat peka terhadap stimulus dan bersama dengan lebih baik di bawah
pengalaman serta mempu-nyai komando mata. Sehingga motorik halus
kemampuan plastisitas yang tinggi, anak anak dikatakan berkembang apabila
usia 3-6 tahun jika diberikan stimulasi mampu mengkoordinasikan tangan dan
motorik halus mampu menulis, mata secara seimbang
menggambar, menyusun balok dan
memasukkan kelereng sesuai dengan Perkembangan Motorik Halus Anak
tahap perkembangannya (Munkhur, Usia (3 - 6 Tahun) Sebelum Dilakukan
2010). Permainan Lego (Parallel Play)
Hasil penelitian penelitian Sebelum dilakukan permainan
Supriyanto (2010) menunjukkan bahwa Lego (Parallel Play), anak diberikan
sebagian besar responden di TK Kec. pretest yang terdiri dari 2 pertanyaan
Kota Kendal berjenis kelamin perempuan untuk usia 5 tahun dan 3 pertanyaan

Permainan Lego (Parallel Play) terhadap Perkembangan…..(Andarwati, Munir, Siam) 12


Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 08, Nomor 01, April 2020

untuk usia 6 tahun. Hal tersebut mencari stimulasi yang dapat


dilakukan untuk mengetahui meningkatkan kesempatan anak untuk
perkembangan motorik halus anak belajar, kedua anak mengunakan seluruh
sebelum dilakukan permainan Lego tubuhnya sebagai alat untuk belajar dan
(Parallel Play) melibatkan semua alat indranya seperti
Hasil analisis sebelum dilakukan merasakan, menyentuh, mendengarkan,
permainan Lego (Parallel Play) terhadap melihat dan mengamati suatu objek, atau
perkembangan motorik halus anak melakukan eksplorasi. Ketiga anak
didapatkan data sebagian besar adalah peserta yang aktif dalam mencari
perkembangan motorik halus berkategori
pengalamanya sendiri (Masitoh, 2008).
meragukan sebanyak 20 responden (50,0
Menurut asumsi peneliti
%), perkembangan motorik halus
berdasarkan pengamatan di TK Pertiwi
berkategori sesuai sebanyak 13 responden
(32,5 %) dan perkembangan motorik Lojajar Bondowoso, sejauh ini
halus berkategori penyimpangan penyelenggaraan kegiatan motorik halus
sebanyak 7 responden (17,5 %). masih rendah. Salah satu penyebab yaitu
Hal ini dikarenakan kurangnya atau kurangnya media pembelajaran, metode,
belum didapatkan informasi mengenai pengelolaan siswa, dan pengelolaan
permainan Lego (Parallel Play). Sebuah kelas. Media dan metode pembelajaran
informasi bisa didapatkan melalui media yang di gunakan monoton dan kurang
cetak, elektronik dan sosialisasi petugas bervariasi, menurut Hurluck menyatakan
kesehatan (Notoatmodjo, 2014). bahwa hal-hal penting dalam mempelajari
Penelitian ini sesuai dengan teori keterampilan motorik adalah kesiapan
yang dikemukakan oleh Livana bahwa dan kesempatan belajar, motivasi, model
anak usia prasekolah (3-6 tahun) yang baik, dan bimbingan.
memiliki potensi yang besar untuk segera
berkembang, potensi tersebut akan Perkembangan Motorik Halus Anak
berkembang apabila diberikan layanan Usia (3 - 6 Tahun) Sesudah Dilakukan
berupa kesempatan melakukan kegiatan Permainan Lego (Parallel Play)
motorik yang dilatih atau digunakan Setelah dilakukan permainan Lego
sesuai dengan perkembangan anak
(Parallel Play), anak diberikan pos test
tersebut. Besar kecilnya naluri bergerak
yang terdiri dari 2 pertanyaan untuk usia
bagi anak tidak selalu sama (Livana,
5 tahun dan 3 pertanyaan untuk usia 6
2018).
Pengelolaan siswa menurut tahun. Hal tersebut dilakukan untuk
Suyanto dan Jihad hal mendasar yang mengetahui perkembangan motorik halus
harus di kembangkan agar siswa dapat anak sesudah dilakukan permainan Lego
bergerak aktif ketika ia sedang belajar (Parallel Play) dan sebagai indikator
dengan memanfaatkan indra sebanyak keberhasilan penyuluhan.
mungkin dan membuat seluruh tubuh Hal tersebut sesuai dengan
penelitian Lolita Indraswari, dengan judul
serta pikiran terlibat dalam seluruh proses
Peningkatan Perkembangan Motorik
pembelajaran, (Suyanto, 2013) dan
Halus Anak Usia Dini Melalaui Kegiatan
menurut Masitoh mengatakan anak
Mozaik Di Taman Kanak-Kanak
adalah pembelajar yang aktif, hal Pembina Agama. Tujuan penelitian ini
terpenting ketika mengatakan anak aktif, adalah untuk meningkatkan motorik
yang terpenting yang perlu kita halus anak melalui kegiatan mozaik.
perhatikan adalah sifat-sifat multi Hasil penelitian menunjukkan adanya
dimensional dari aktifitas anak tersebut. peningkatan perkembangan motorik halus
Pertama ketika mereka bergerak mereka anak serta menunjukan hasil yang positif.

Permainan Lego (Parallel Play) terhadap Perkembangan…..(Andarwati, Munir, Siam) 13


Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 08, Nomor 01, April 2020

(Indraswari, 2012) Hal serupa juga Hendriyani, Yen Devita, Mardalena


dikemukakan oleh Hari Murtining dengan kesimpulan dari penelitian ini
(2018), meneliti tentang meningkatan terdapat pengaruh konstruksi bermain
keterampilan motorik halus melalui (lego) terhadap perkembangan motorik
kegiatan menggunting dengan berbagai halus pada anak-anak prasekolah di TK
media dengan hasil bahwa setelah Raudhatul Jannah Desa Pangkalan
dilakukan tindakan pada siklus I telah Panduk Sub Kecamatan Kerumutan
berhasil meningkatkan keterampilan Pelalawan (Hendriyani, 2018).
motorik halus melalui kegiatan Perkembangan aspek psikososial
menggunting dengan berbagai media anak usia prasekolah meliputi membantu
(Mutining, 2018). pekerjaan seder-hana, bermain dengan
Menurut asumsi peneliti bahwa alat dapur dan alat rumah tangga,
masih adanya perkembangan motorik bermain dengan teman sebaya dengan
halus anak yang menyimpang mungkin permainan sesuai jenis kelamin, makan
dikarenakan saat kegiatan pre test hingga bersama keluarga, bermain peran
post test responden terlihat malu-malu (misalnya jual beli) dan tahap
dan kurang aktif sehingga tidak dapat perkembangan spiritual meliputi berdoa
memaksimalkan kemampuannya saat sebelum dan sesudah kegiatan, beribadah
kegiatan post test Selain itu untuk bersama keluarga.
meningkatkan keterampilan motorik Hasil penelitian Suryawan
halus anak dari satu tindakan ketindakan menyatakan beberapa faktor yang
selanjutnya dilakukan refleksi, yang mempengaruhi keberhasilan stimulasi
mengacu pada hasil observasi dengan antara lain kemampuan dasar individu,
memperhatikan item mana yang harus kesehatan, keluarga, lingkungan, serta
ditingkatkan dan strategi apa yang harus keadaan sosial ekonomi. Selain itu juga
di lakukan agar hasil yang diperoleh dipengaruhi oleh kapan waktu awal
dalam tindakan berikutnya dapat diberikan stiulasi, berapa lama, dan
meningkat. bagaimana cara melakukannya.
Kemampuan perkembangan anak
Pengaruh Permainan Lego (Parallel mempunyai ciri yang khas, yaitu
Play) terhadap Perkembangan mempunyai pola yang tetap dan terjadi
Motorik Halus Anak Usia ( 3 - 6 ) secara berurutan, sehingga stimulasi dini
tahun yang dilakukan harus terarah dan
Berdasarkan hasil penelitian dari 40 ditekankan terlebih dahulu untuk
responden menunjukkan bahwa rerata pembentukan kemampuan dasar sebelum
perkembangan motorik halus anak mengembangkan kemampuan kognitif-
sebelum dan sesudah diberi perlakuan akademik dan perilaku yang lebih
mengalami peningkatan yaitu dari 1,63 kompleks (Suryawan, 2010).
menjadi 2,08. Uji statistik p=0,000 Salah satu kemampuan anak yang
(p<0,05) menunjukkan bahwa ada sedang berkembang saat usia dini yaitu
pengaruh perkembangan motorik halus kemampuan motorik. Pada anak-anak
anak sebelum dan sesudah diberikan tertentu, latihan tidak selalu dapat
permainan lego (parallel play). membantu memperbaiki kemampuan
Hal tersebut sesuai dengan motoriknya. Sebab ada anak yang
penelitian Marta Christiana dengan hasil memiliki masalah pada susunan
penelitiannya menunjukkan bahwa syarafnya sehingga menghambatnya
permainan lego adu cepat berpengaruh keterampilan motorik tertentu. Ada
secara signifikan terhadap kemampuan beberapa penyebab yang mempengaruhi
motorik halus anak (Marta, 2015). perkembangan motorik anak yaitu faktor
Demikian juga dengan penelitian genetik, kekurangan gizi, pengasuhan

Permainan Lego (Parallel Play) terhadap Perkembangan…..(Andarwati, Munir, Siam) 14


Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 08, Nomor 01, April 2020

serta latar belakang budaya (Indraswari , atau bahkan tidak mendapat stimu-lasi.
2018). Pemberian stimulasi akan lebih efektif
Hasil penelitian Munir menyatakan apabila memperhatikan kebutuhan-
keterampilan anak pada aspek motorik kebutuhan anak sesuai tahap-tahap
perlu dilatih agar dapat berkembang perkembangan yang meliputi
dengan baik. Jika terdapat kekurangan
perkembangan aspek kognitif, aspek
dalam perkembangan motorik lainnya
harus diberikan latihan sejak dini agar bahasa, aspek emosi dan kepribadian,
keterlambatan tersebut dapat perkembangan aspek moral dan spiritual
diminimalkan. Hal ini dapat dilakukan dan perkembangan aspek psikososial
dengan dorongan kegiatan khusus dengan Penelitian ini menurut peneliti
melatih keterampilan anak untuk dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
menciptakan perkembangan anak yang permainan lego (parallel play) terhadap
lebih optimal (Munir, 2019). perkembangan motorik halus anak usia (
Menurut peneliti tahap 3 - 6 ) tahun di TK Pertiwi Lojajar
perkembangan motorik halus anak akan Bondowoso.
mampu dicapai secara optimal asal
mendapatkan stimulasi tepat. Setiap fase,
anak membutuhkan rangsangan untuk KESIMPULAN
mengembangkan kemampuan mental dan Diperoleh perkembangan motorik
motorik halusnya. Semakin banyak yang halus anak sebelum permainan lego
dilihat dan didengar anak, semakin (parallel play) berkategori meragukan
banyak yang ingin diketahuinya sehingga dan perkembangan motorik halus anak
kurang mendapatkan rangsangan anak sesudah permainan lego (parallel play)
akan bosan. Orang tua tidak boleh berkategori sesuai, jadi ada pengaruh
memberikan tekanan, persaingan, perkembangan motorik halus anak
penghargaan, hukuman, atau rasa takut sebelum dan sesudah diberikan
dapat mengganggu usaha yang dilakukan
permainan lego (parallel play).
anak.
Menurut asumsi peneliti, setelah
mendapat Permainan Lego (Parallel SARAN
Play) terjadi perubahan perkembangan Diharapkan bagi orang tua
motorik halus. Permainan lego (Parallel sebaiknya memperhatikan perkembangan
Play) tidah hanya dapat mengembangkan yang terjadi pada anak, salah satunya
keterampilan motorik halus anak tetapi kemampuan motorik halus. Hal ini
juga dapat mengembangkan keterampilan bertujuan agar para orangtua dapat
bahasa, kognitif, sosial emosi anak. memberikan stimulasi yang lebih dan
Melalui permainan lego (Parallel Play) tepat kepada anak.
keterampilan bahasa anak semakin
terlatih karena saat bermain anak saling DAFTAR PUSTAKA
berinteraksi dengan teman sebaya. Christiana. Marta, (2015). pengaruh
bermain lego adu cepat terhadap
Dengan permainan lego (Parallel Play)
perkembangan motorik halus anak
keterampilan kognitif anak dapat kelompok A di TK Aisyiyah 3
berkembang melalui permainan lego surabaya, Jurnal Universitas
(Parallel Play) anak dapat mengenal Negeri Surabaya.
bentuk, warna, ukuran. Anak yang Dinas Kesehatan Bondowoso. (2018).
mendapatkan stimulasi akan lebih cepat Profil Dinas Kesehatan Kabupaten
berkembang dari pada anak yang kurang Bondowoso tahun 2018,

Permainan Lego (Parallel Play) terhadap Perkembangan…..(Andarwati, Munir, Siam) 15


Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 08, Nomor 01, April 2020

Bondowoso: Dinas Kesehatan Murtining. Hari, (2018). Meningkatan


Kabupaten Bondowoso. Keterampilan Motorik Halus
Elizabeth B Hurlock. (2013). Melalui Kegiatan Menggunting
Perkembangan Anak, Jakarta: Dengan Berbagai Media Pada
Erlangga. Kelompok B Tk Dharma Wanita
Hendriyani, Yen Devita. Mardalena Tawangrejo Jurnal, Care, Vol. 6,
(2018), Pengaruh Bermain No 1 (Juli).
Kontruksi Lego Terhadap Mutiara, Nandya S. (2016) Meningkatkan
Perkembangan Motorik Halus Kemampuan Motorik Halus Anak
Anak Usia Prasekolah, Jurnal Melalui Permainan Lego Block
Keperawatan Priority, Vol.1, No.2. Jurnal, Edukid, Vol. 13, Nomor
(Juli). 2,(November).
Indraswari. Lolita. (2012). Peningkatan Nunung Nurjanah, (2017). Pengaruh
Perkembangan Motorik Halus Finger Painting Terhadap
Anak Usia Dini Melalaui Kegiatan Perkembangan Motorik Halus
Mozaik Di Taman Kanak-Kanak Anak Prasekolah di TK At-Taqwa,
Pembina Agam. Jurnal Pesona Jurnal Keperawatan BSI, Vol. V
PAUD. Vol.1.No.1,2. No. 2 (September).
Ismail, Andang (2009). Education Notoatmodjo. (2014). Ilmu Prilaku
Games, Yogyakarta: Pro U Media. kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
Kementrian Kesehatan. (2018). Infodatin: Supriyanto. (2010). pengaruh stimulasi
Pusat Data dan Informasi motorik kasar terhadap
Kementrian Kesehatan. Jakarta: perkembangan motorik kasar anak
Kementrian Kesehatan. usia prasekolah di TK Nurul Falah
Livana. (2018). Pengaruh Stimulasi Desa Ringinarum Karya llmiah
Motorik Halus Terhadap Tahap disampaikan pada Pelatihan Guru
Perkembangan Psikososial Anak Pembimbing Khusus BP Diksus
Usia Pra Sekolah, Jurnal Provinsi Jawa Tengah, Dinas
Pendidikan Keperawatan Pendidikan Provinsi Jawa Tengah
Indonesia,Vol. 4,No. 1, (Juni). tanggal 2-6 Agustus.
Masitoh. (2008). Bahan Ajar 19 Suyanto dan Jihad, A.(2013). Menjadi
Pengembangan Bahasa Untuk Guru Profesional (Strategi
AUD. Bahan Ajar Diklat Tenaga Meningkatkan Kualifikasi dan
PAUD Nonformal Tingkat Dasar. Kualitas Guru di Era Global).
Bandung: Direktorat PTK PNF Jakarta: Esensi Erlangga Group.
Ditjen PMPTK Departemen Suryawan. (2010). Meningkatkan
Pendidikan Nasional. Pemahaman Anak Terhadap.
Munkhur. (2010). Perkembangan anak Pendidikan Moral Melalui
pada usia 4-6 tahun sangat peka Peningkatan Kemampuan Kognitif.
terhadap stimulus dan pengalaman UNICEF (2012). Indonesia Laporan
serta mempunyai kemam-puan Tahunan.
plastisitas yang tinggi. (http://www.unicef.org/indonesia/id
Munir, Zainal, (2019). Hubungan Pola /UNICEF_Annual_Report_(Ind)_1
Asuh Orang Tua dalam 30731.pdf) diakses: April 2019.
Menstimulasi Perkembangan Wong DL. (2009). Buku ajar
Motorik Kasar dan Halus Usia Pra keperawatan pediatrik. Jakarta:
Sekolah, Jurnal Keperawatan EGC.
Profesional (JKP), Vol. 7 No. 1
(Februari).

Permainan Lego (Parallel Play) terhadap Perkembangan…..(Andarwati, Munir, Siam) 16

Anda mungkin juga menyukai