P ISSN : 2460-4550
E ISSN : 2720958X
DOI : https://doi.org/10.36085/jkmu.v8i1.480
JURNAL ILMIAH
ABSTRAK
Masih banyak anak yang menggunakan motorik kasarnya dari pada motorik halusnya.
Sarana dan prasarana bermain untuk menstimulasi perkembangan anak juga masih kurang
sehingga perkembangan motorik halus kurang terstimulasi. Tujuan penelitian untuk
mengetahui pengaruh permainan lego (parallel play) terhadap perkembangan motorik
halus pada anak usia (3-6 tahun) di TK Pertiwi Lojajar Bondowoso. Desain penelitian
menggunakan tipe pre-eksperimental dengan rancangan one group pretest-posttest dengan
jumlah sampel sebanyak 40 orang dengan teknik sampling jenuh. Kemudian dianalisis
dengan uji statistik Paired t-test dengan tingkat kemaknaan α ≤ 0.05. Hasil uji statistic
didapatkan ρ value 0,000 (p<0,05), menunjukkan bahwa ada perbedaan perkembangan
motorik halus anak sebelum dan sesudah diberikan permainan lego (parallel play).
Kesimpulan ada pengaruh perkembangan motorik halus anak sebelum dan sesudah
diberikan permainan lego (parallel play) di TK Pertiwi Lojajar Bondowoso. Diharapkan
orang tua sebaiknya memperhatikan perkembangan yang terjadi pada anak, salah satunya
kemampuan motorik halus. Hal ini bertujuan agar para orangtua dapat memberikan
stimulasi yang lebih dan tepat kepada anak.
ABSTRACT
There are still many children there who use gross motor skills rather than fine motor skills.
Play facilities and infrastructure to stimulate children's development are also lacking so
that fine motor development is less stimulated. The aim of the study was to determine the
effect of lego (parallel play) games on fine motor development in children aged (3-6 years)
at TK Pertiwi Lojajar Bondowoso. The study design used the pre-experimental type one-
group pretest-posttest type with a sample of 40 people with saturated sampling techniques.
Then analyzed by the Paired t-test statistical test with a significance level of α ≤ 0.05. The
statistical test results were p = 0,000 (p <0.05) which shows that there are differences in
children's fine motor development before and after given a lego game (parallel play).
Conclusion there is the influence of children's fine motor development before and after
given lego games (parallel play) in the Pertiwi Lojajar Bondowos Kindergarten. It is
expected that parents should pay attention to the development that occurs in children, one
of which is fine motor skills. It is intended that parents can provide more and appropriate
stimulation to children.
banyak yang dilihat dan didengar anak, sedangkan yang berjenis kelamin
semakin banyak yang ingin diketahuinya perempuan 12 siswa. Dari 24 siswa kelas
sehingga kurang mendapatkan A yang hadir, 7 anak cara memegang
rangsangan anak akan bosan. Orang tua pensil yang posisi jari – jarinya masih
tidak boleh memberikan tekanan, belum cukup jauh dari mata pensil, 8
persaingan, penghargaan, hukuman, atau anak masih tidak mengancingkan baju.
rasa takut dapat mengganggu usaha yang Dan kelas B dari 14 siswa yang hadir, 7
dilakukan anak (Livana, 2018). diantaranya masih berkeliaran di dalam
Peningkatan kemampuan motorik kelas pada saat guru menerangkan. Dari
halus pada anak usia dini dapat di hasil studi pendahuluan diatas dapat
lakukan dalam berbagai kegiatan seperti digambarkan bahwa masih banyak anak
kegiatan kolase, mozaik, meronce, disana yang menggunakan motorik
bermain balok, menganyam, kirigami dll. kasarnya dari pada motorik halusnya.
Upaya meningkatkan kemampuan Sarana dan prasarana bermain untuk
motorik halus anak dalam penelitian ini menstimulasi perkembangan anak juga
dilakukan mengunakan permainan lego masih kurang sehingga perkembangan
block. Pemilihan permainan lego block motorik halus kurang terstimulasi.
Tujuan dari penelitian ini untuk
sebagai tindakan yang dilakukan untuk
mengetahui pengaruh permainan lego
meningkatkan kemampuan motorik halus
(parallel play) terhadap perkembangan
anak karena permainan lego block
motorik halus pada anak usia (3 - 6
merupakan permainan yang tahun) di TK Pertiwi Lojajar Bondowoso.
menyenangkan bagi anak karena
permainan lego block mudah untuk METODE PENELITIAN
dilakukan anak, media lego block ringan, Desain penelitian yang digunakan
memiliki warna yang cerah dan dalam penelitian ini pre-eksperimental
bentuknya bermacam-macam sehingga tipe one-group pretest-posttes, penelitian
mudah untuk di pegang, di bentuk dan di ini dilakukan di TK Pertiwi Lojajar
mainkan oleh anak (Mutiara, 2016). Bondowoso mulai bulan April - Mei
Hasil penelitian Hendriyani (2018) 2019. Pengambilan sampel dalam
menunjukkan bahwa permainan lego adu penelitian ini dengan teknik sampling
cepat berpengaruh terhadap jenuh, jumlah sampel 40 responden yang
perkembangan motorik halus pada anak.
memenuhi kreteria inklusi. Penelitian ini
(Hendriyani, 2018) Hal serupa juga
menggunakan data primer yaitu data yang
dikemukakan oleh Christiana (2015)
di peroleh secara langsung dengan cara
melakukan penelitian dengan
penelitiannya menunjukkan bahwa memberikan observasi KPSP (Kuesioner
permainan lego adu cepat berpengaruh Pra-skrining Perkembangan) dan data
secara signifikan terhadap kemampuan sekunder yaitu data anak yang mendapat
motorik halus anak (Christiana, 2015). observasi. Analisis data yang digunakan
Hasil studi pendahuluan yang dalam penelitian ini adalah analisis
peneliti lakukan pada anak - anak TK univariat, analisis bivariat dengan uji
Pertiwi Lojajar Bondowoso pada tanggal statistik uji paired t-test
08 Maret 2019 menunjukkan bahwa
jumlah siswa di kelompok A ada 27 HASIL PENELITIAN
siswa, yang berjenis kelamin laki – laki
12 siswa dan yang berjenis kelamin Karakteristik Responden
perempuan 15 siswa. Sedangkan jumlah
siswa kelompok B ada 19 siswa, yang Tabel 1.
Distribusi Karakteristik Responden
berjenis kelamin laki – laki 7 siswa
Tabel 2. Tabel 4
Distribusi Perkembangan Motorik Halus Sebelum Hasil Uji Statistik Permainan Lego (Parallel
Tes Play) terhadap Perkembangan Motorik Halus
anak
Perkembangan Motorik
Kategori Halus Sebelum Tes Rerata Sig (2-
f % Variabel Pre Tes Pos Tes tailed)
Penyimpangan 7 17,5 Value
Meragukan 20 50,0 Perkembangan 1,63 2,08 0,000
Sesuai 13 32,5 motorik halus
Total 40 100
(45,0 %), dan yang berjenis kelamin (60,0%) pada kelompok intervensi dan
perempuan sebanyak 22 responden (55,0 (57,6%) pada kelompok kontrol. Hasil
%). tersebut sesuai pendapat Wahyuni (2012)
Hasil tersebut didukung oleh dalam livana (2018) yang menjelaskan
penelitian Supriyanto (2010) tentang bahwa jenis kelamin anak menentukan
pengaruh stimulasi motorik kasar perkembangan motorik halus anak usia
terhadap perkembangan motorik kasar prasekolah.
anak usia prasekolah di TK Nurul Falah Hasil penelitian tersebut sesuai
Desa Ringinarum didapatkan hasil anak dengan penelitian yang dilakukan oleh
usia prasekolah yaitu 5 dan 6 tahun Anik (2009) dalam Livana (2018) yang
sebanyak 78 (86,5%). Hasil penelitian berjudul perbedaan kematangan sosial
menunjukkan tahap perkembangan anak anak ditinjau dari keikutsertakan
usia 4 sampai 6 tahun di TK Kecamatan pendidikan prasekolah (play group) yang
Kota Kendal anak bisa bermain dengan berusia 3-5 tahun yang tinggal di daerah
temannya, mampu bersosialisasi dan Pasar Kliwon Surakarta didapatkan hasil
mampu makan bersama temannya. sebagai besar responden berjenis kelamin
(Supriyanto, 2010). perempuan sebanyak 78,6% sedangkan
Menurut Wong kemampuan anak perempuan akan mudah diberikan
motorik halus anak usia prasekolah stimulasi dibandingkan anak laki-laki
meliputi menggunting sesuai pola, karena anak perempuan lebih mudah
menyusun mainan konstruksi bangunan, diatur dari pada anak laki-laki.
mewarnai lebih rapi tidak keluar garis Menurut asumsi peneliti anak pada
dan meniru tulisan (Wong, 2009). usia 5 tahun perkembangan motorik halus
Hasil penelitian anak usia 4-6 tahun anak perlu di stimulasi karena motorik
di TK Kec. Kota Kendal mampu halus bukan hanya terkait dengan
melakukan berdoa sebelum makan, perkembangan fleksibilitas tangan dan
memiliki keberanian tampil didepan, jari-jemari untuk melakukan aktivitas
hasil tersebut sesuai pendapat Hurlock seperti menyuapkan makanan ke mulut,
tugas-tugas perkembangan anak usia 4-5 menulis, menggambar, berpakaian
tahun diantaranya yaitu mempelajari maupun bermain dengan permainan yang
keterampi-lan fisik yang diperlukan untuk membutuhkan koordinasi tangan. Tetapi
permainan yang umum dan motorik halus juga termasuk koordinasi
mengembangkan keterampilan- otot-otot kecil di daerah seperti lidah,
keterampilan dasar untuk membaca, bibir, dan otot-otot pipi. Sedangkan pada
menulis dan berhitung (Elizabeth, 2013). usia 6 tahun, koordinasi motorik halus
Munkhur (2010) mengatakan pada anak lebih meningkat lagi. Tangan,
perkembangan anak pada usia 4-6 tahun lengan, dan tubuh, semua bergerak
sangat peka terhadap stimulus dan bersama dengan lebih baik di bawah
pengalaman serta mempu-nyai komando mata. Sehingga motorik halus
kemampuan plastisitas yang tinggi, anak anak dikatakan berkembang apabila
usia 3-6 tahun jika diberikan stimulasi mampu mengkoordinasikan tangan dan
motorik halus mampu menulis, mata secara seimbang
menggambar, menyusun balok dan
memasukkan kelereng sesuai dengan Perkembangan Motorik Halus Anak
tahap perkembangannya (Munkhur, Usia (3 - 6 Tahun) Sebelum Dilakukan
2010). Permainan Lego (Parallel Play)
Hasil penelitian penelitian Sebelum dilakukan permainan
Supriyanto (2010) menunjukkan bahwa Lego (Parallel Play), anak diberikan
sebagian besar responden di TK Kec. pretest yang terdiri dari 2 pertanyaan
Kota Kendal berjenis kelamin perempuan untuk usia 5 tahun dan 3 pertanyaan
serta latar belakang budaya (Indraswari , atau bahkan tidak mendapat stimu-lasi.
2018). Pemberian stimulasi akan lebih efektif
Hasil penelitian Munir menyatakan apabila memperhatikan kebutuhan-
keterampilan anak pada aspek motorik kebutuhan anak sesuai tahap-tahap
perlu dilatih agar dapat berkembang perkembangan yang meliputi
dengan baik. Jika terdapat kekurangan
perkembangan aspek kognitif, aspek
dalam perkembangan motorik lainnya
harus diberikan latihan sejak dini agar bahasa, aspek emosi dan kepribadian,
keterlambatan tersebut dapat perkembangan aspek moral dan spiritual
diminimalkan. Hal ini dapat dilakukan dan perkembangan aspek psikososial
dengan dorongan kegiatan khusus dengan Penelitian ini menurut peneliti
melatih keterampilan anak untuk dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
menciptakan perkembangan anak yang permainan lego (parallel play) terhadap
lebih optimal (Munir, 2019). perkembangan motorik halus anak usia (
Menurut peneliti tahap 3 - 6 ) tahun di TK Pertiwi Lojajar
perkembangan motorik halus anak akan Bondowoso.
mampu dicapai secara optimal asal
mendapatkan stimulasi tepat. Setiap fase,
anak membutuhkan rangsangan untuk KESIMPULAN
mengembangkan kemampuan mental dan Diperoleh perkembangan motorik
motorik halusnya. Semakin banyak yang halus anak sebelum permainan lego
dilihat dan didengar anak, semakin (parallel play) berkategori meragukan
banyak yang ingin diketahuinya sehingga dan perkembangan motorik halus anak
kurang mendapatkan rangsangan anak sesudah permainan lego (parallel play)
akan bosan. Orang tua tidak boleh berkategori sesuai, jadi ada pengaruh
memberikan tekanan, persaingan, perkembangan motorik halus anak
penghargaan, hukuman, atau rasa takut sebelum dan sesudah diberikan
dapat mengganggu usaha yang dilakukan
permainan lego (parallel play).
anak.
Menurut asumsi peneliti, setelah
mendapat Permainan Lego (Parallel SARAN
Play) terjadi perubahan perkembangan Diharapkan bagi orang tua
motorik halus. Permainan lego (Parallel sebaiknya memperhatikan perkembangan
Play) tidah hanya dapat mengembangkan yang terjadi pada anak, salah satunya
keterampilan motorik halus anak tetapi kemampuan motorik halus. Hal ini
juga dapat mengembangkan keterampilan bertujuan agar para orangtua dapat
bahasa, kognitif, sosial emosi anak. memberikan stimulasi yang lebih dan
Melalui permainan lego (Parallel Play) tepat kepada anak.
keterampilan bahasa anak semakin
terlatih karena saat bermain anak saling DAFTAR PUSTAKA
berinteraksi dengan teman sebaya. Christiana. Marta, (2015). pengaruh
bermain lego adu cepat terhadap
Dengan permainan lego (Parallel Play)
perkembangan motorik halus anak
keterampilan kognitif anak dapat kelompok A di TK Aisyiyah 3
berkembang melalui permainan lego surabaya, Jurnal Universitas
(Parallel Play) anak dapat mengenal Negeri Surabaya.
bentuk, warna, ukuran. Anak yang Dinas Kesehatan Bondowoso. (2018).
mendapatkan stimulasi akan lebih cepat Profil Dinas Kesehatan Kabupaten
berkembang dari pada anak yang kurang Bondowoso tahun 2018,