Anda di halaman 1dari 13

Pengaruh Permainan Melipat Kertas/Origami Terhadap Perkembangan Motorik

Halus Anak Prasekolah Usia 4-5 Tahun Di TK Kemala Bhayangkari


Kabupaten Bengkulu Utara

Desty Komarika Sari1, Lusi Andriani2, Elly Wahyuni3

Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan, Jurusan Kebidanan,Poltekkes Kemenkes Bengkulu


Jl. Indragiri Padang Harapan No.3, Padang Harapan, Kec. Gading Cempaka.Kota Bengkulu
Email: destykomar@gmail.com

Abstrak

Data World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa secara


global, tercatat 149,2 juta anak-anak yang lebih muda dari 5 tahun mengalami
gangguan perkembangan tahun 2020. Prevalensi penyimpangan
perkembangan pada anak usia dibawah 5 tahun di Indonesia yang di laporkan
WHO pada tahun 2018 adalah 7.512,6 per 100.000 populasi (7,51%).
Perkembangan motorik halus sangat dipengaruhi oleh stimualasi dan peran
orang tua dalam mendidik dan mengasuh anaknya. Tujuan penelitian ini
engetahui pengaruh permainan melipat kertas/origami terhadap perkembangan
motorik halus anak di TK Kemala Bhayangkari kabupaten bengkulu utara.
Desain penelitian ini menggunakan quasi eksperimen dengan rancangan non
equivalent control group design. Sampel penelitian ini berjumlah 30 orang
terdiri dari 15 orang kelompok intervensi dan 15 orang kelompok kontrol diambil
dengan menggunakan teknik purposive sampling. Metode analisis univariat
bivariat dengan T test dependent dan independent, multivariat menggunakan
ancova. Hasil analisis menunjukkan ada pengaruh permainan melipat
kertas/origami terhadap perkembangan motorik halus anak prasekolah usia 4-5
tahun di TK kemala bhayangkari kabupaten bengkulu utara dilihat dari hasil uji
statistik menunjukkan adanya peningkatan motorik halus setelah diberikan
intervensi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan perbedaan
rata-rata 0,933 dengan nilai p-value=0,008<0,05. Diharapkan stimulasi dengan
permainan melipat kertas/origami dapat dimanfaatkan sebagai upaya dalam
peningkatan perkembangan motorik halus anak.
Kata Kunci: Motorik Halus; Melipat Kertas; Pola Asuh.

The Effect of Paper/Origami Folding Games On The Fine Motor Development Of


Preschool Children Ages 4-5 Years Old In Kemala Bhayangkari Kindergarten
North Bengkulu Regency

Abstract
Third World Health Organization (WHO) data reports that globally, there are
149.2 million children younger than 5 years of age experiencing developmental
disorders in 2020. The prevalence of developmental deviations in children under 5
years of age in Indonesia is reported by WHO in 2018 was 7,512.6 per 100,000
population (7.51%). Fine motor development is strongly influenced by stimulation and
the role of parents in educating and nurturing their children. The purpose of this study
was to determine the effect of paper folding/origami games on the fine motor
development of children in Kemala Bhayangkari Kindergarten, North Bengkulu
Regency. The design of this study used a quasi-experimental design with a non-
equivalent control group design. The sample of this study consisted of 30 people
consisting of 15 people in the intervention group and 15 people in the control group
using purposive sampling technique. Bivariate univariate analysis method with T test
dependent and independent, multivariate using ancova. The results of the analysis
showed that there was an effect of paper folding/origami games on the fine motor
development of preschool children aged 4-5 years in Kemala Bhayangkari
Kindergarten, North Bengkulu Regency, seen from the statistical test results showing an
increase in fine motor skills after being given an intervention in the intervention group
and the control group with an average difference an average of 0.933 with a p-value =
0.008 <0.05. It is hoped that stimulation with paper folding/origami games can be used
as an effort to improve children's fine motor development.
Keywords: Fine Motor; Paper Folding; Parenting,

PENDAHULUAN perkembangan pada anak usia


Perkembangan adalah dibawah 5 tahun di Indonesia yang di
bertambahnya struktur dan fungsi tubuh laporkan WHO pada tahun 2018 adalah
yang lebih kompleks dalam 7.512,6 per 100.000 populasi (7,51%)
kemampuan gerak kasar, gerak halus, (WHO, 2021).
bicara dan bahasa serta sosialisasi dan Hasil Survey Riset Kesehatan
kemandirian. Seringkali orang tua tidak Dasar (Riskesdas, 2018) indeks anak
menyadari ketika anaknya mengalami usia 36-59 bulan untuk aspek literasi
keterlambatan perkembangan, sebesar 64,6% aspek fisik sebesar
keterlambatan perkembangan salah 97,8% aspek sosial emosional sebesar
satunya dapat berupa keterlambatan 69,9% dan aspek learning sebesar
perkembangan motorik halus (Dela et 95,2% dan total indeks perkembangan
al, 2019). Indonesia tahun 2018 sebesar 88,3%
World Health Organization sehingga 11,7% anak usia 36-59 bulan
(WHO) melaporkan bahwa secara mengalami gangguan perkembangan
global, tercatat 149,2 juta anak-anak dimana provinsi Bengkulu
yang lebih muda dari 5 tahun menyumbang pravelensi balita usia 36-
mengalami gangguan perkembangan 59 bulan yang mengalami gangguan
tahun 2020. Sekitar 95% anak-anak perkembangan sebesar 8,3%.
yang mengalami gangguan Gerak halus atau motorik halus
perkembangan hidup dinegara dengan adalah aspek yang berhubungan
pendapatan rendah dan menengah. dengan kemampuan anak melakukan
Prevalensi penyimpanan gerakan yang melibatkan bagian-
bagian tubuh tertentu dan dilakukan pada sistem saraf atau cerebral palsi.
oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan Anak yang sudah mengalami cerebral
koordinasi yang cermat serta palsi mempunyai karakteristik gerakan
mengamati sesuatu, menjepit, menulis, abnormal pada sistem pergerakan
dan sebagainya (Kemenkes RI, 2012). seperti susah menulis, mengancing
Kemampuan motorik halus anak baju dan berjalan dengan stabil,
usia prasekolah mulai berkembang kesulitan melakukan gerakan yang
dimana anak mulai dapat cepat dan tepat (Magfuroh, 2018).
menggunakan jari-jarinya untuk Keterlambatan motorik halus
menulis, menggambar dan lain-lain. pada anak disebabkan kurangnya
Kemampuan motorik anak dikatakan rangsangan dan stimulasi. Agar anak
terlambat bila diusianya yang tumbuh dan berkembangecara optimal
seharusnya sudah dapat maka anak perlu stimulasi rutin sedini
mengembangkan keterampilan baru, mungkin dan terus menerus pada
tetapi anak tidak menunjukkan setiap kesempatan. Stimulasi sangat
kemajuan (Utami, 2016). bermanfaat bagi perkembangan anak
Dampak dari motorik halus yang secara keseluruhan. Dengan
terlambat berdasarkan hasil penelitian kurangnya stimulasi dapat
Katagiri et al (2021) menyatakan bahwa menyebabkan penyimpangan tumbuh
kesulitan motorik halus pada anak kembang anak (Utami, 2016).
prasekolah membawa resiko Permainan yang mendukung
bermanifestasi tidak hanya masalah peningkatkan kemampuan motorik
teman sebaya, gejala emosional dan halus dapat dilakukan dengan kegiatan
masalah perilaku diseluruh sekolah seni melipat kertas/origami. Melipat
dasar tetapi juga mempengaruhi kertas ialah aktivitas seni yang mudah
prestasi akademik diluar sekolah. Yang dan menyenangkan. Kegiatan melipat
artinya keterampilan motorik halus kertas/origami dapat membantu anak
dapat mempengaruhi maladaptasi dalam mempersiapkan keterampilan
psikososial dan prestasi akademik menulis dan menggambar pada anak
dikemudian hari. prasekolah. Stimulasi perkembangan
Selain itu dampak motorik halus dengan melipat kertas/origami dapat
yang terlambat dapat mengakibatkan memperkuat otot-otot telapak tangan
perkembangan anak tersebut menjadi dan jari-jemari anak guna mendukung
terhambat dan tidak sesuai dengan perkembangan motorik halus anak
usia, cenderung adanya gangguan (Fatimah, 2021).
Berdasarkan penelitian yang bahwa anak prasekolah mengalami
telah dilakukan oleh Parapat (2021) peningkatan motorik halus setelah
menunjukkan bahwa keterampilan diberikan permainan origami, hal ini
motorik halus pada kelompok A disebabkan oleh kegiatan bermain
sebelum tindakan yang dilakukan origami dengan rutin dapat
melalui observasi memperoleh data menstimulasi perkembangan motorik
anak terampil sebanyak 5,9%, pada halus anak. Penelitan yang dilakukan
siklus 1 sebanyak 23,5%, pada siklus 2 oleh Kurwardani (2018) juga
sebanyak 76,4%, melalui kegiatan menyebutkan bahwa kegiatan melipat
melipat kertas dapat meningkatkan kertas dapat meningkatkan motorik
keterampilan motorik halus. Penelitian halus pada anak usia 4-5 tahun.
yang dilakukan oleh Claudia, dkk
(2018) menyebutkan bahwa dengan METODE PENELITIAN
permainan origami dapat meningkatkan Jenis penelitian yang
motorik halus anak, permainan melipat digunakan adalah Quasi
kertas origami ini juga dapat melatih Experiment Designs
koordinasi mata dan tangan. denganrancangan non
Berdasarkan penelitian yang equivalent control group design.
dilakukan oleh Azhari (2020) Populasi dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa motorik halus adalah seluruh ibu hamil yang
anak sebelum melakukan kegiatan sesuai dengan kriteria inklusi.
melipat kertas yaitu 33,02% dan Teknik pengambilan
sesudah melipat kertas meningkat sampel dilakukan dengan teknik
menjadi 64,43% , terdapat peningkatan purpose sampling. Sampel
motorik halus pada anak prasekolah berjumlah 30 ibu hamil yang
dengan melipat kertas. Hasil penelitian terbagi dalam 15 kelompok
yang dilakukan oleh Tiasari (2020) intervensi dan 15 kelompok
menyebutkan bahwa kegiatan control. Pada kelompok
pembelajaran origami merupakan salah intervensi diberikan perlakuan
satu alat penunjang kegiatan motorik berupa permainan melipat
halus, selain itu juga kegiatan melipat kertas/origami, sedangkan pada
origami ini mengembangkan 6 aspek kelompok control hanya
perkembangan. dilakukan pengamatan kegiatan
Hasil penelitian yang dilakukan sehari-hari. Intervensi dilakukan
oleh Hafsah (2020) menunjukkan sebanyak 6kali dalam 3 minggu.
Berdasarkan tabel 2
HASIL didapatkan rata-rata
1. Distribusi Frekuensi Pola Asuh perkembangan motorik halus
Terhadap Perkembangan Motorik pre-test pada pada kelompok
Halus Anak Prasekolah Usia 4-5 intervensi 4,07 sedangkan pada
Tahun kelompok kontrol 3,20 dan hasil
Variabel Intervensi Kontrol post-test didapatkan nilai rata-
F % F % rata perkembangan motorik
Pola Demokratis 12 80% 5
Asuh Primitif 3 20% 10 halus meningkat pada kelompok
intervensi menjadi 5,13 dan
Berdasarkan tabel 1 dapat
kelompok kontrol menjadi 4,20.
diketahui bahwa persentase variabel
pola asuh terdapat perbedaan antara 3. Perbedaan Rata-rata Skor
kelompok intervensi dan kontrol, yang Perkembangan Sebelum dan
mana sebagian besar anak memiliki Sesudah Pada Kelompok Intervensi
pola asuh yang demokratis sebesar Variabel Pre-test Post-test
80% dan pola asuh primitif sebesar (N=30) Beda Beda
p p
Mean Mean
20% sedangkan pada kelompok kontrol Intervensi .0 .00
kontrol .876 .933
Sebagian besar anak memiliki pola 28 8
dan Kelompok Kontrol Terhadap
asuh primitif yaitu sebesar 66,7% dan
Perkembangan Motorik Halus Anak
pola asuh demokratif sebesar 33,3%.
Prasekolah Usia 4-5 Tahun
2. Rata-rata Skor Perkembangan
Motorik Halus Anak Sebelum dan Berdasarkan tabel 3
Sesudah Diberikan Intervensi diketahui bahwa perbedaan nilai
Permainan Melipat Kertas/origami mean pre-test pada kelompok
Terhadap Perkembangan Motorik intervensi dan kontrol sebesar
Halus Anak Prasekolah Usia 4-5 0,867. Hasil uji statistik
Tahun didapatkan nilai p-value=0,
028<0,05 dan perbedaan nilai
Variabel Mea Mi Ma SD mean post-test pada kelompok
n n x
Pre Interven 4.07 3 6 1.10 intervensi dan kontrol sebesar
test si 3.20 2 5 0 0,933. Hasil uji statistik
Kontrol .941
Po Interven 5.13 3 6 .834 didapatkan nilai p-value=0,
st si 4.20 3 6 .941
test Kontrol 008<0,05 berarti signifikan,
artinya terdapat perbedaan
perkembangan motorik halus
Variabel Mean SD Beda p
Mean kelompok intervensi dan kontrol dengan
Intervensi 5.13 .834 nilai p-value=0,003 <0,05
.933 .008
Kontrol 4.20 .941
sebelum dan sesudah intervensi 6. Pengaruh Melipat Kertas/origami
antara kelompok intervensi dan Terhadap Perkembangan Motorik
kelompok kontrol. Halus Anak Prasekolah Usia 4-5
Tahun Setelah Mengontrol Variabel
4. Perbedaan Skor Perkembangan
Luar (pola asuh)
Antara Kelompok Intervensi dan
Pembanding Mean
Source Sig.
Square

Melipat 2.606 .05


Kertas/Origami

Pola Asuh 1.490 .146


Berdasarkan tabel 4 rerata skor
perkembangan antara kelompok Berdasarkan tabel 6 menunjukkan
intervensi dan pembanding didapatkan bahwa setelah dilakukan uji statistik
perbedaan rata-rata sebesar 0,933. tidak ada pengaruh pola asuh terhadap
Hasil uji statistik didapatkan nilai p- perkembangan motorik halus anak
value=0,008<0,05 yang artinya terdapat praskolah usia 4-5 tahun dengan nilai
perbedaan perkembangan motorik p-value 0.146>0,05
halus antara kelompok intervensi dan
pebanding, maka Ho ditolak dan Ha
PEMBAHASAN
diterima.
1. Distribusi frekuensi pola asuh
5. Pengaruh Pola Asuh Terhadap terhadap perkembangan
Perkembangan Motorik Halus Anak motorik halus anak
Prasekolah Usia 4-5 Tahun prasekolah usia 4-5 tahun
Hasil penelitian ini
Variabel N F p
menunjukkan bahwa terdapat
Pola Demokratis 17
asuh Primitif 13 1.945 .003 perbedaan persentase pola
otoriter 0 asuh antara kelompok intervensi
Berdasarkan Tabel 5 hasil uji statistik
dan kontrol, yang mana
menggunakan analisis t-test
sebagian besar anak memiliki
independent menunjukkan adanya
pola asuh yang demokratis
hubungan pola asuh terhadap
sebesar 80% dan pola asuh
perkembangan motorik halus antara
primitif sebesar 20% sedangkan
pada kelompok kontrol Berdasarkan hasil
Sebagian besar anak memiliki penelitian menunjukkan bahwa
pola asuh primitif yaitu sebesar terjadi peningkatan rata-rata
66,7% dan pola asuh demokratif skor perkembangan motorik
sebesar 33,3%. Perkembangan halus sebelum dan sesudah
motorik sangat dipengaruhi oleh dilakukan intervensi pada anak
peran orang tua dalam mendidik prasekolah usia 4-5 tahun.
dan mengasuh anaknya. Hasil Anak-anak pada kelompok
penelitian yang dilakukan Iwo, et intervensi sangat antusias dan
al (2021) menyimpulkan bahwa bersemangat karna ini
semakin baik pola asuh orang merupakan hal baru untuk
tua maka semakin baik pula mereka..
perkembangan motorik halus Origami adalah teknik
pada anak. kerajinan tangan yang dibuat
Pola asuh yang terbaik dari bahan kertas untuk
dalam perkembangan anak menghasilkan bentuk mainan,
adalah tipe pola asuh demokratif hiasan, benda fungsional, alat
(Hasanah, dalam Iwo, et al peraga, dan kreasi lainnya.
2021). Pola asuh demokratis Kegiatan origami bertujuan
dapat memberikan stimulus untuk melatih koordinasi mata
yang dapat diterima anak dan otot-otot tangan serta
dengan baik. Stimulus yang konsentrasi pada anak usia dini,
diberikan melalui pola asuh kegiatan origami dapat
yang baik dapat membantu anak dalam kegiatan
mengembangkan motorik halus mengurus dirinya sendiri, seperti
anak dengan baik pula (Diana, melipat baju dan melipat benda
2019). yang dapat dilipat. Pada saat
2. Rata-rata Skor Perkembangan melakukan kegiatan melipat
Motorik Halus Anak Sebelum kertas anak dapat
dan Sesudah Diberikan mengembangkan keterampilan
Intervensi Permainan Melipat motorik halus, mengenal warna,
Kertas/origami Terhadap mengenal bentuk, rasa seni dan
Perkembangan Motorik Halus keterampilan serta berimajinasi
Anak Prasekolah Usia 4-5 mengenai bentuk yang akan ia
Tahun buat. Secara tidak langsung
kegiatan melipat kertas ini akan dapat meningkatkan
melatih otot-otot jari tangan keterampilan motorik halus.
anak terlatih secara aktif serta 3. Perbedaan Rata-rata Skor
terjadinya koordinasi mata dan Perkembangan Sebelum dan
tangan yang tentunya sangat Sesudah Pada Kelompok
bagus untuk meningkatkan Intervensi dan Kelompok
perkembangan motorik halus Kontrol Terhadap
anak prasekolah. Perkembangan Motorik Halus
Hal ini sejalan dengan teori Anak Prasekolah Usia 4-5
(Rudiyanto,2016) yang Tahun
menyatakan bahwa stimulasi Berdasarkan hasil uji
dengan menggunakan kegiatan statistik diketahui bahwa
melipat dapat meningkatkan terdapat perbedaan nilai mean
rata-rata perkembangan motorik yang menunjukkan perbedaan
halus pada anak. Hal ini perkembangan motorik halus
didukung oleh penelitian hazhari sebelum dan sesudah intervensi
(2020) yang menyebutkan antara kelompok intervensi dan
bahwa pembelajaran kelompok kontrol. Terjadi
menggunakan media lipat kertas peningkatan lebih tinggi oleh
dapat meningkatkan motorik kelompok dengan intervensi
halus pada anak usia dini. melipat kertas/origami, ini
Penelitian ini sejalan membuktikan bahwa pemberian
dengan hasil penelitian Tiasari metode permainan melipat
(2020) yang menyebutkan kertas/origami dapat
bahwa pembelajaran origami meningkatkan rata-rata skor
merupakan salah satu alat perkembangan motorik halus
penunjang kegiatan motorik pada anak.
halus , selain itu juga kegiatan Peningkatan perkembangan
menggunakan origami ini motorik halus ini dipengaruhi
mengembangkan 6 aspek oleh beberapa faktor
Perkembangan. Hasil penelitian diantaranya adalah stimulasi
yang dilakukan oleh Parapat melipat (Rudiyanto,2016).
(2021) menyimpulkan bahwa Setiap anak mampu mencapai
melalui kegiatan melipat kertas tahap perkembangan yang
optimal apabila mendapatkan
stimulasi yang tepat. Untuk bisa dan antusias sehingga memacu
melakukan aktivitas ini butuh semangat mereka untuk lebih
kesabaran dan kehalusan diri. aktif dan ingin tau serta
Melipat kertas, terlebih sampai mencoba dalam melakukan
membuat karya, memutuhkan kegiatan melipat kertas/origami.
koordinasi mata, tangan dan Hasil penelitian ini sejalan
konsentrasi anak. Melipat dengan penelitian yang
kertas/origami dapat lebih dilakukan oleh Parapat (2021)
merangsang kreativitas dan penelitian menunjukkan bahwa
daya imajinasi anak (Sugiatri, terjadinya peningkatan motorik
2016). halus pada anak. Sama halnya
Hal ini sejalan dengan dengan penelitian yang
penelitian yang dilakukan oleh dilakukan Kurwardani (2018)
Hazhari (2020) pembelajaran diperoleh peningkatan dalam
menggunakan media melipat keterampilan motorik halus anak
kertas dapat meningkatkan pada pra siklus 42%, siklus 1
motorik halus pada anak. Sama 25%, siklus 2 naik menjadi 80%
halnya dengan hasil penelitian pada aspek kegiatan melipat
Claudia, dkk (2018) kertas.
menyebutkan bahwa permainan Hasil penelitian Claudia,
origami dapat meningkatkan dkk (2018) menyebutkan bahwa
motorik halus anak, permainan permainan origami dapat
melipat kertas/origami ini juga meningkatkan motorik halus
dapat melatih koordinasi mata anak, hal ini bisa dibuktikan dari
dan tangan. meningkatnya presentase
4. Perbedaan Skor Perkembangan motorik halus anak.
Antara Kelompok Intervensi Keterampilan motorik halus
dan Pembanding anak meningkat pada siklus I
Hasil penelitian sebesar 49,93% menjadi
meninjukkan terjadinya 51,81%. Pelaksanaan siklus II
pningkatan rata-rata pad mengalami peningkatan sebesar
kelompik intervensi melipat 68,50% menjadi 79,62%.
kertas/origami lebih tinggi dari Dengan demikian, dapat
kelompok kontrol. Hal ini tejadi disimpulkan bahwa permainan
karena anak-anak lebih tertarik origami dapat meningkatkan
motorik halus anak usia 4- nilai ρ=0,000, maka ada
5tahun. hubungan pola asuh orang tua
5. Pengaruh Pola Asuh Terhadap dengan perkembangan motorik
Perkembangan Motorik Halus halus anak.
Anak Prasekolah Usia 4-5 6. Pengaruh Melipat
Tahun Kertas/origami Terhadap
Hasil uji statistik dua Perkembangan Motorik Halus
sampel bebas dapat Anak Prasekolah Usia 4-5
disimpulkan bahwa terdapat Tahun Setelah Mengontrol
pengaruh pola asuh terhadap Variabel Luar (pola asuh)
perkembangan motorik halus Berdasarkan hasil uji
antara kelompok intervensi dan statistik yang dilakukan tidak
kontrol. Pola asuh orang tua ada pengaruh pola asuh
adalah salah satu faktor yang terhadap perkembangan
dapat mempengaruhi motorik halus anak prasekolah,
perkembangan anak, pola asuh melainkan stimulasi itu sendiri
ini tentunya akan menentukan yang mempengaruhi
suasana kehidupan yang akan perkembangan motorik halus.
dialami anak dalam Sejalan dengan penelitian
kesehariannya dan tentu saja Kristin (2016) yang
akan sangat mempengaruhi menyimpulkan bahwa tidak ada
proses perkembangannya hubungan pola asuh terhadap
diantaranya perkembangan perkembangan motorik halus
motorik halus (Nurlaili, 2019). pada anak usia prasekolah.
Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh
Doni et al., (2020) didapatkan KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil uji statistik (chi-square) Berdasarkan hasil penelitian mengenai
didapatkan nilai p = 0,000 pengaruh permainan melipat
berarti terdapat hubungan pola kertas/origami terhadap perkembangan
asuh orangtua dengan motorik halus anak prasekolah usia 4-5
perkembangan anak tahun di TK kemala bhayangkari
prasekolah. Berdasarkan hasil kabupaten Bengkulu utara, maka dapat
penelitian yang telah dilakukan disimpulkan bahwa:
Iwo et al., (2021) didapatkan
1. Distribusi frekuensi pola asuh pada Bengkulu di bidang Kesehatan
kelompok intervensi yaitu pola asuh dalam pemberian metode
demokratis (80%) dan pola asuh permainan melipat kertas untuk
primitif (20%), sedangkan pada meningkatkan perkembangan
kelompok kontrol pola asuh motorik halus anak prasekolah
demokratis sebesar (33,3%) dan usia 4-5 tahun.
pola asuh primitif (66,7%). 2. Bagi Peneliti selanjutnya
2. Rata-rata perkembangan motorik Dianjurkan dapat
halus kelompok intervensi mengembangkan penelitian
meningkat dari 4,07 menjadi 5,13 lebih lanjut dengan variable
sedangkan pada kelompok kontrol yang berbeda serta
3,20 meningkat menjadi 4,20. mengembangkan metode dan
3. Ada perbedaan yang signifikat pada media yang telah diinovasi
perkembangan motorik halus dengan jumlah sampel yang
sebelum dan sesudah intervensi lebih banyak sehingga hasil
antara kelompok intervensi dan lebih akurat.
kelompok kontrol. 3. Bagi TK kemala bhayangkari
4. Ada perbedaan perkembangan Diharapkan sekolah dapat
motorik halus antara kelompok memanfaatkan permainan
intervensi dan pembanding. melipat kertas untuk
5. Ada hubungan antara pola asuh meningkatkan perkembangan
terhadap perkembangan motorik motorik halus anak disekolah.
halus anak prasekolah usia 4-5 4. Bagi Kurikulum TK Kemala
tahun. Bhayangkari
6. Tidak ada pengaruh pola asuh
Diharapkan bagi tenaga
terhadap perkembangan motorik
pendidik dapat melakukan
halus anak prasekolah usia 4-5
pemantauan secara rutin
tahun.
terhadap perkembangan motorik
Saran halus anak.

1. Bagi institusi DAFTAR PUSTAKA


Diharapkan hasil penelitian ini 1. Arif Rohman Mansur. 2019.
dapat menambah pengetahuan Tumbuh Kembang Anak Usia
dan wawasan mahasiswa Prasekolah. Padang : Andalas
kebidanan poltekkes kemenkes University Press.
2. Asmidar Parapat. 2021. “Upaya Kesehatan Published by Poltekkes
Meningkatkan Motorik Halus Ternate.
Melalui Origami pada Anak Usia 8. Hafsah, D. (2020). “Pengaruh
Dini di TK Al-Hikmah”. AUD Bermain Origami Trhadap
Cendikia Journal of Islamic Early Perkembangan Motorik Halus Anak
Childhood Education Volume 01 Prasekolah Di PAUD Cita Bangsa
No. 01. dan KB Bintang Harum Mojokerto”.\
3. Claudia, S, dkk. 2018. “Origami 9. Hazhari, A. (2020) “Penggunaan
Game for Improving Fine Motor Media Kertas Lipat Melalui
Skills for Children 4-5 Years Old in Kegiatan Bermain Untuk
Gang Buaya Village in Salatiga”. Meningkatkan Motorik Halus Anak
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Usia Dini”. Jurnal Pendidikan Guru
Anak Usia Dini Volume 2 Issue 2. Pendidikan Anak Usia Dini. JoEE 1
4. Dinas Kesehatan Kota Bengkulu. (2) (2020):56-63.
2020. Profil Kesehatan Kota 10. Indrawan, I. (2020). Pendidikan
Bengkulu Tahun 2020. Bengkulu: Anak Pra Sekolah. CV. Pena
Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Persada.
5. Dinas Kesehatan Kabupaten 11. Kementrian Kesehatan Republik
Bengkulu Utara. 2020. Profil Indonesia. 2014. Pedoman
Kesehatan Kabupaten Bengkulu Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan
Utara Tahun 2020. Bengkulu Intervensi Dini Tumbuh Kembang.
Utara : Dinas Kesehatan Kabupaten Jakarta: Kementerian Kesehatan
Bengkulu Utara. RI.
6. Dinas Pendidikan Kabupaten 12. Khadijah & Amelia Nurul. (2020).
Bengkulu Utara. 2020. Pusat Data Perkembangan Fisik Motorik Anak
dan Statistik Pendidikan dan Usia Dini Teori dan Praktik.Jakarta :
Kebudayaan Kabupaten Bengkulu Kencana.
Utara Tahun 2020. Bengkulu 13. Kristin, E. 2016. Skripsi “Pola Asuh
Utara : Dinas Pendidikan dan Orang Tua Terhadap
Kebudayaan Kabupaten Bengkulu Perkembangan Motorik Halus Pada
Utara. Anak Usia Prasekolah Di TK Mawar
7. Doni, A, et al. 2020. “Hubungan dan TK Katolik Santo Paulus”.
Pola Asuh Orang Tua Dengan Manado
Pertumbuhan dan Perkembangan 14. Kurwardani, H. (2018). “Kegiatan
Anak Prasekolah”. Jurnal Melipat Kertas dapat Meningkatkan
Keterampilan Motorik Halus pada 23. Zulfajri, et. al. 2021. Pendidikan
Anak Usia 4-5 Tahun”. Jurnal Anak Prasekolah. Tasikmalaya :
Program Studi PGRA ISSN (Print): Edu Publisher.
2540-8801; ISSN (Online):2528-
083X Volume 4 Nomor 1 Januari
2018 P. 22-29.
15. Tiasari, N, A, dkk. 2020.
“Penerapan Kegiatan Origami
Dalam Mengembangkan Motorik
Halus Anak Usia 5-6 Tahun”. Jurnal
Pelita PAUD, 5(1).
16. Notoadmodjo, S. 2018. Metodelogi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT
Rineka Cipta
17. Izzaty, Rita Eka. 2017. Perilaku
Anak Prasekolah. Jakarta : PT
Gramedia.
18. Rudiyanto, A. 2016. Perkembangan
Motorik Kasar dan Motorik Halus
Anak Usia Dini. Lampung :
Darussalam Press Lampung.
19. WHO. 2021. World Health Statistics
of 2021.
20. Windiyani, Winda, et. al. 2021.
Stimulasi Deteksi Dini Intervensi
Tumbuh Kembang Anak.
Tasikmalaya : Edu Publisher.
21. Wulan Diana. 2019. “Hubungan
Pola Asuh Orangtua Dengan
Perkembangan Motorik Halus Anak
Usia Prasekolah”. Jurnal Ilmiah : J-
HESTECH, Vol. 2 No. 1 Juni 2019.
22. Yurissetiowati. 2021.
Perkembangan Anak Usia Dini.
Klaten : Lakeisha.

Anda mungkin juga menyukai