Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH KEGIATAN KETERAMPILAN MENGANYAM TERHADAP

PENINGKATAN PERKEMBNGAN MOTORIK HALUS ANAK


PRASEKOLAH USIA 5-6 TAHUN DI TK MARDISIWI DESA
KEDONDONG KECAMATAN KEBONSARI KABUPATEN MADIUN
*Wilujeng Diana Lutfi Anggraini* Kartika** Mega arianti Putri***
Jurusan S1 Keperawatan
STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
Jl. Taman Praja No 25 Kecamatan Taman Kota Madiun
diananov646@gmail.com

ABSTRAK

Perkembangan motorik merupakan perubahan progresif dalam perilaku motorik


sebagi akibat interaksi antara faktor biologis dan pengalaman dalam siklus
kehidupan manusia. Menganyam adalah jenis terapi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kemmapuan motorik halus anak usia prasekolah. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui peningkatan perkembangan motorik halus anak usia
prasekolah usia 5-6 tahun melalui ketrampilan menganyam di TK Mardisiwi Desa
Kedondong Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun. Desain penelitian yang
digunakan adalah Pra-Eksperimen dengan One Group Pre-post Test Design.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak di TK Mardisiwi Desa
Kedondong Kecmatan Kebonsari Kabuaten Madiun yang berjumlah 16 anak
dengan kriteria inklusi. Alat ukur untuk mengukur perkembangan motorik halus
menggunakan lembar observasi perkembangan motorik halus uji data yang
digunakan yaitu uji Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil perhitungan Wilcoxon
Signed Rank Test menunjukkan bahwa hasil pretest lebih tinggi dibandingkan
dengan hasil posttest. Sehingga hal ini berarti tidak terdapat peningkatan
perkembangan motoric halus anak prasekolah usia 5-6 tahun setelah diberikan
kegiatan menganyam. Kegiatan menganyam tidak dapat meningkatkan
perkembangan motoric halus anak usia prasekolah. Penelitian lebih lanjut
disarankan untuk memberikan stimulasi yang lebih banyak untuk hasil yang lebih
akurat.
Kata kunci : Usia Prasekolah, Menganyam, Perkembangan Motorik Halus

ABSTRACT
Motor development is a progressive change in motor behavior as a result
of interactions between biological factors and experience in the human life cycle.
Weaving is a type of therapy that can be used to enhance the fine motor ability of
preschool age children. This research aims to determine the improvement of fine
motor development of preschool age children aged 5-6 years through weaving
skills at TK Mardisiwi Kedondong Village, Kebonsari District, Madiun Regency.
The research design used is pre-experimentation with One Group Pre-
Post Test Design. The population in this study is the entire child in TK Mardisiwi
Kedondong village Kebonsari district Madiun which amounted to 16 children
with inclusion criteria. Measuring instrument for measuring fine motor
development using the fine motor Development observation sheet of the data test
used is the Wilcoxon Signed Rank Test test.

1
Wilcoxon Signed Ranks calculation showed result of the pretest are higher
than posttest. This means that there is an increase in fine motor development in
preschool aged 5-6 years after being given weaving activities.
Weaving activities can’t improve the development of fine motor in
preschool. Next research is advised using more than stimulation to get more
accurate result.

Key Words : Preschool Age, Weaving, Fine Motoric Development.

LATAR BELAKANG yang melibatkan bagian tubuh


Masa anak usia dini merupakan masa tertentu dan dilakuka oleh otot-otot
yang paling potensial, dimana anak kecil seperti jari-jemari tangan dan
bergairah untuk banyak belajar dari koordinasi mata yang tepat
pengalaman berbagai aktivitas yang (Maghfiroh & Andajani, 2018).
menyebabkan perubahan pada Kemampuan motorik halus anak usia
dirinya, perubahan pada 5-6 tahun berdasarkan tingkat
perkembangan kecerdasan anak yang pencapaian perkembangan pada usia
berlangsung sangat pesat pada tahun- 5-6 tahun yaitu menggambar sesuai
tahun awal kehidupannya (Ningsih, gagasannya, meniru bentuk,
2017). Kemampuan motorik salah melakukan eksplorasi dengan
satu proses tumbuh kembang yang berbagai media dan kegiatan,
harus dilalui dalam kehidupan anak, menggunakan alat tulis dengan benar,
salah satunya motorik halus menggunting sesuai dengan pola,
(Wulandari & Hasibuan, 2017). menempel gambar dengan tepat, dan
Hasanah (2016) mengatakan bahwa memegang dan memanipulasi benda-
proses pertumbuhan dan benda serta memiliki kemampuan
perkembangan dalam berbagai aspek dalam koordinasi mata dan tangan
sedang mengalami masa yang cepat (Febriana & Kusumaningtyas, 2018).
dalam rentang perkembangan hidup Setiap anak mampu mencapai
manusia. Aspek perkembangan tahap perkembangan motorik halus
tersebut meliputi fisik motorik, yang optimal apabila mendapatkan
kognitif, bahasa, seni, sosial stimulasi yang tepat. Di setiap fase
emosional, nilai agama dan moral perkembangan, anak membutuhkan
(Martika & Mayar, 2019). Motorik rangsangan untuk mengembangkan
halus adalah kemampuan gerakan kemampuan mental dan motorik

2
halusnya. Semakin banyak stimulasi pemeriksaan terhadap 2.634 anak dari
yang diberikan pada anak maka usia 0-72 bulan. Dari hasil
perkembangan anak akan berkembang pemeriksaan tersebut menunjukkan
secara pesat (Marwah & Abubakar, perkembangan yang sesuai dengan
2019). Pengalaman dan latihan yang usia anak ditemukan sebanyak 53%,
diberikan pada anak dapat sebanyak 23% yang membutuhkan
mengoptimalkan perkembangan pemeriksaan lebih, dan sebanyak 30%
motorik anak, selain dari pengalaman tidak sesuai dengan perkembangan.
dan latihan yang dilakukan secara Di Kabupaten Madiun melakukan
berulang-ulang, perkembangan anak pemeriksaan terhadap 34.375 anak
akan meningkat manakala didukung usia 12-59 bulan, dari hasil
dengan berbagai fasilitas yang pemeriksaan didapatkan 25 anak
berguna bagi perkembangan motorik (0,07%) yang mengalami gangguan
halusnya (Wulandari & Hasibuan, motorik kasar, 10 anak (0,02%) yang
2015). mengalami gangguan motorik halus,
Menurut WHO pada tahun 2013 22 anak (0,06%) yang mengalami
epidemiologi data global gangguan bicara dan bahasa, 13 anak
memperkirakan prevalensi autisme (0,03%) yang mengalami gangguan
mencapai 1:160 atau 7,6 juta sosialisasi dan kemandirian (Profil
pertahun. Autisme menduduki 0,3% Kesehatan Kabupaten Madiun, 2017).
dari beban penyakit global. Setiap Berdasarkan studi pendahuluan
tahunnya terdapat peningkatan jumlah peneliti di TK Mardisiwi Desa
anak autis pada rentang usia 5-19 Kedondong Kecamatan Kebonsari
tahun. Di Indonesia tahun 2015 Kabupaten Madiun dengan jumlah 18
diperkirakan satu per 250 anak anak usia 5-6 tahun, terhadap 5 siswa
mengalami gangguan autisme dan yang masih rendah pada kemampuan
diperkirakan terdapat kurang lebih motorik halus anak yakni dalam
12.800 anak penyandang autisme dan pemberian kegiatan anak belum lentur
134.000 penyandang autisme di saat memegang alat tulis sehingga
Indonesia (Judarwanto, 2015). dalam menulis huruf dan angka masih
Ikatan Dokter Anak Indonesia banyak yang keluar garis, selain itu
(IDAI) Jawa Timur melakukan anak belum mampu menggunakan jari

3
tangannya dengan baik seperti TUJUAN PENELITIAN
menggunting, menempel. Perlu Tujuan Umum
diketahui bahwasanya bila anak Mengetahui pengaruh
mengalami keterlambatan keterampilan menganyam terhadap
perkembangan maka anak akan peningkatan perkembangan motorik
mengalami autisme, retardasi mental, halus anak usia prasekolah melalui
hiperaktif, gangguan bicara/ kegiatan keterampilan menganyam di
berbahasa, sindroma down, dan TK Mardisiwi Desa Kedondong
gangguan perilaku (ADHD, ASD). Kecamatan Kebonsari Kabupaten
Untuk mengetahui ada tidaknya Madiun.
keterlambatan perkembangan anak Tujuan Khusus
peneliti memiliki cara dengan 1. Mengidentifikasi perkembangan
melakukan kegiatan menganyam. motorik halus sebelum diberikan
Dalam kegiatan tersebut lebih stimulasi kegiatan keterampilan
ditekankan pada peran aktif anak menganyam di TK Mardisiwi
sehingga dapat melatih keterampilan, Desa Kedondong Kecamatan
merangsang aktivitas, mengasah Kebonsari Kabupaten Madiun.
mental menjadi tekun, telaten dan 2. Mengidentifikasi perkembangan
sabar. Semakin banyak stimulasi yang motorik halus setelah diberikan
diberikan maka pengalaman anak stimulasi kegiatan keterampilan
semakin optimal. menganyam di TK Mardisiwi
Berdasarkan latar belakang Desa Kedondong Kecamatan
diatas, maka peneliti merasa tertarik Kebonsari Kabupaten Madiun.
untuk meneliti tentang Pengaruh 3. Menganalisis perkembangan
Kegiatan Keterampilan Menganyam motorik halus sebelum dan
Terhadap Peningkatan Perkembangan setelah diberikan kegiatan
Motorik Halus Anak Prasekolah Usia keterampilan menganyam di TK
5-6 Tahun di TK Mardisiwi Desa Mardisiwi Desa Kedondong
Kedondong Kecamatan Kebonsari Kecamatan Kebonsari Kabupaten
Kabupaten Madiun. Madiun.

4
METODELOGI PENELITIAN HASIL PENELITIAN
Desain penelitian Pra-Eksperimental 1. Data Umum
dengan menggunakan one-group pre- 1) Usia Orang Tua
post test design, yaitu dengan Tabel 1 Distribusi Frekuensi Usia
Orang Tua di TK
mengungkapkan hubungan sebab
Mardisiwi
akibat dengan cara melibatkan satu Usia Frekuens Persentase
No
kelompok subjek diobservasi sebelum (Tahun) i (f) (%)
1. 17-25 1 6,3
dilakukan intervensi, kemudin 2. 26-35 10 62,5
diobservasi lagi setelah intervensi 3. 36-45 5 31,3
Jumlah 16 100.0
(Nursalam, 2016). Jumlah responden
Sumber : Data Primer 2020
sebanyak 16 anak prasekolah usia 5-6
Berdasarkan table 1
tahun di TK Mardisiwi. Penelitian
Menunjukkan bahwa usia orang tua
dilakukan pada bulan Februari 2020.
responden sebagian besar adalah 26-
Instrumen dalam penelitian ini adalah
35 tahun sebanyak 10 responden
menggunakan KPSP. Setelah data
(62,5%) dan sebagian kecil adalah 17-
terkumpul kemudian ditabulasi dan
25 tahun sebanyak 1 responden.
dinilai menggunakan presentase.
2) Pendidikan Orang Tua
Tabel 2 Distribusi Frekuensi
Pendidikan Orang Tua di
TK Mardisiwi
Usia Frekuensi Persentas
No
(Tahun) (f) e (%)
1. SMP 2 12,5
2. SMA 10 62,5
Pergurua
3. 4 25,0
n Tinggi
Jumlah 16 100.0
Sumber : Data Primer 2020
Berdasarkan tabel 2
Menunjukkan bahwa pendidikan
orang tua responden sebagian besar
adalah berpendidikan SMA sebanyak
10 orang (62,5%) dan sebagian kecil
adalah berpendidikan SMP sebanyak
2 orang (12.5%).

5
3) Pekerjaan Orang Tua
Tabel 3 Distribusi Frekuensi 5) Usia Anak
Pekerjaan Orang Tua di TK
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Usia
Mardisiwi
Anak di TK Mardisiwi
Usia Frekuensi Persentase Usia Frekuens Persentase
No No
(Tahun) (f) (%) Anak i (f) (%)
1. IRT 6 37,5 1 60 bulan 5 31,2
2. Swasta 1 6,3 2 66 bulan 6 37,5
Wiraswa 3. 72 bulan 5 31,2
3. 6 37,5
sta
Jumlah 16 100.0
4. PNS 3 18,8
Sumber : Data Primer 2020
Jumlah 16 100.0 Berdasarkan tabel 5
Sumber : Data Primer 2020
Menunjukkan bahwa sebagian besar
Berdasarkan tabel 3
anak berusia 66 bulan sebanyak 6
Menunjukkan bahwa pekerjaan ibu
anak (37,5%).
responden sebagian besar adalah IRT
2. Data Khusus
dan wiraswasta sebanyak 6 orang
1) Sebelum di Berikan Stimulasi
(37,5%) dan sebagian kecil adalah
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Hasil
swasta sebanyak 1 orang (6,3%). Analisis Sebelum di
4) Jenis Kelamin Anak Berikan Stimulasi
Kelompok Statistic
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Jenis Pre Mean 1.56
Kelamin Anak di TK menganyam
Mardisiwi Std. .512
Jenis Frekuensi Persentase Deviation
No
Kelamin (f) (%) Minimum 1
1 Laki-laki 8 50,0 Maximum 2
Perempu
2 8 50,0 Sumber : Data Primer 2020
an
Jumlah 16 100.0 Berdasarkan tabel 6
Sumber : Data Primer 2020 menunjukkan bahwa sebelum
Berdasarkan tabel 4 diberikan keterampilan menganyam
Menunjukkan bahwa sebagian besar mendapatkan hasil nilai rata-rata
yang berjenis kelamin perempuan sebesar 1.56, standart devisiasi
sebanyak 8 anak (50%) dan anak sebesar .512, nilai minimal 1 dan nilai
yang berjenis kelamin laki-laki maksimal 2.
sebanyak 8 anak (50%).

6
2) Sesudah di Berikan Stimulasi
Berdasarkan tabel 8 dari hasil
Tabel 7 Distribusi Frekuensi Hasil
pengaruh perkembangan motorik
Analisis Sesudah di
Berikan Stimulasi halus anak sebelum dan sesudah
Kelompok Statistic diberikan kegiatan keterampilan
Post Mean 1.06
menganyam mengnyam dan setelah dilakukan uji
Std. .250 Wilcoxon Signed Rank menunjukkan
Deviation
Minimum 1 dari 16 responden terdapat 8
Maximum 2 responden yang mendapatkan nilai
Sumber : Data Primer 2020 posttest kurang dari nilai pretest dan
Berdasarkan tabel 7 terdapat 8 responden yang
menunjukkan bahwa sesudah
mendapatkan nilai posttest sama
diberikan keterampilan menganyam dengan nilai pretest.
mendapatkan hasil nilai rata-rata PEMBAHASAN
sebesar 1.06, standart devisiasi 1. Perkembangan Motorik Halus
sebesar .250, nilai minimal 1 dan nilai Anak Sebelum di Berikan
maksimal 2. Stimulasi
3) Pengaruh Perkembangan Berdasarkan tabel 6
Motorik Halus Anak Sebelum menunjukkan bahwa sebelum
dan Sesudah di Berikan diberikan keterampilan menganyam
Stimulasi mendapatkan hasil nilai rata-rata
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Hasil sebesar 1.56, standart devisiasi
Pengaruh Perkembangan
Motorik Halus Anak sebesar .512, nilai minimal 1 dan nilai
Sebelum dan Sesudah di maksimal 2. Orang tua anak yang
Berikan Stimulasi
Kel N Mea Sum mayoritas bekerja sebagai wiraswasta
n of yang harus berangkat kerja pagi hari
Rank Rank
s s sehingga orang tua tidak bisa
Post Negativ 8ª 4.50 36.00 memperhatikan anak dengan
-test e ranks
Pre- Positive 0ʶ .00 .00 sepenuhnya. Namun ada sebagian
test ranks anak yang orang tuanya bekerja
Ties 8ͨ
Total 16 sebagai ibu rumah tangga dan orang
tua bisa memperhatikan semaksimal

7
mungkin. Pekerjaan orang tua juga mengembangkan kemampuan
mempengaruhi perkembangan motorik halus yang berhubungan
motorik anak, dapat diketahui dengan keterampilan gerak kedua
pekerjaan orang tua sebagian besar tangan, mampu menggerakkan
adalah wiraswasta 6 orang (37,5%). anggota tubuh yang berhubungan
Secara umum perkembangan dengan gerak jari jemari seperti
motorik halus pada anak usia 5 tahun kesiapan menulis, menggambar dan
dan 6 tahun meliputi menggunting memanipulasi benda-benda, mampu
dengan baik, menuliskan beberapa mengkoordinasikan indra mata dan
huruf dan angka menggunakan aktivitas tangan serta mampu
pergelangan tangannya untuk mengendalikan emosi dalam
menggerakkan ujung pensil (Febriana beraktivitas motorik halus.
& Kusumaningtyas, 2018). Penelitian yang dilakukan oleh
Menurut Febriana & Taju, Ismanto & Babakal (2015)
Kusumaningtyas (2018) didapatkan hasil bahwa
perkembangan motorik halus adalah perkembangan motorik halus anak
perkembangn otot-otot tangan anak dipengaruhi oleh pekerjaan orang tua.
untuk melakukan beberapa gerakan Kehadiran orang tua dalam kehidupan
yang membutuhkan koordinasi seperti sehari-hari anak lebih sebentar
meremas kertas, memegang benda dibandingkan dengan orang tua yang
tertentu, menulis menyobek kertas tidak bekerja, sehingga kesempatan
atau kegiatan apapun yang orang tua untuk memberikan motivasi
memerlukan keterampilan tangan. dan stimulasi dalam anak melakukan
Perkembangan motorik halus adalah tugas perkembangan motorik terbatas.
kemampuan yang melibatkan Menurut asumsi peneliti,
koordinasi mata dan tangan untuk sebagian siswa dari TK Mardisiwi
melakukan gerakan-gerakan secara Desa Kedondong Kecamatan
halus (Soetjiningsih, 2012). Kebonsari Kabupaten Madiun
Sesuai dengan teori Wulandari & memiliki perkembangan motorik
Hasibuan (2017) dimana halus yang belum sesuai. Hal ini
perkembangan motorik halus anak terjadi akibat pola asuh orang tua
usia 5-6 tahun mampu yang kurang tepat serta kurangnya

8
perhatian orang tua tentang dianggap terjadi diumur pertengahan.
perkembangan motorik halus anak. Perkembangan motorik halus juga
Sebagian besar pekerjaan orang tua dapat terjadi pada semua jenis
peserta didik sebagai wiraswasta yang kelamin namun faktanya
biasa berangkat kerja selalu pagi dan perkembangan motorik halus lebih
pulang terlalu larut malam sehingga sering terjadi pada perempuan karena
kesempatan untuk memperhatikan anak perempuan lebih sering melatih
perkembangan peserta didik lebih keterampilan yang membutuhkan
sedikit. Hal ini tentu menjadi keseimbangan tubuh, seperti
perhatian bagi semua pihak untuk permainan melompati tali atau
meningkatkan pengetahuan orang tua melompat-lompat dengan bola besar
tentang pentingnya perkembangan (Febriana & Kusumaningtyas, 2018).
pada anak. Stimulasi juga dapat
2. Perkembangan Motorik Halus mempengaruhi perkembangan
Anak Sesudah di Berikan motorik halus. Contohnya
Stimulasi kemampuan memindahkan benda dari
Berdasarkan tabel 7 tangan, mencoret-coret, menyusun
menunjukkan bahwa sesudah balok, menggunting dan menulis.
diberikan keterampilan menganyam Menurut Aghnaita (2016)
mendapatkan hasil nilai rata-rata Seorang anak pada tahap ini masih
sebesar 1.06, standart devisiasi heran terhadap perubahan yang terjadi
sebesar .250, nilai minimal 1 dan nilai pada tubuhnya dan dorongan-
maksimal 2. dorongan yang menyertai perubahan
Faktor umur mempengaruhi tersebut. Pada tahap ini, anak
perkembangan motorik halus. mengalami perubahan perkembangan
Berdasarkan hasil penelitian motorik.
menunjukkan bahwa sebagian besar Menurut asumsi peneliti setelah
responden berumur 66 bulan dilakukan posttest dan pemberian
berjumlah 6 responden (37,5%). stimulasi belum terjadi perubahan
Meskipun dapat terjadi pada semua pada responden. Hal itu terjadi akibat
kelompok umur perkembangan kurangnya diberikan stimulasi
motorik halus memang sering terutama pada stimulasi yang

9
membutuhkan keseimbangan otot- menganyam dengan uji Wilcoxon
otot tangan maupun mata. Hal ini Sign Rank Test. Berdasarkan uji
tentu menjadi perhatian bagi orang statistik diperoleh nilai negative
tua untuk tetap meningkatkan ranks sebesar 8ª yang artinya hasil
stimulasi agar perkembangan motorik pretest lebih tinggi dibandingkan
halus anak semakin berkembang. hasil posttest, nilai positive sebesar 0ʶ
3. Hasil Analisa pengaruh yang artinya hasil posttest lebih tinggi
Kegiatan Keterampilan dibandingkan pretest, dan nilai ties
Menganyam Terhadap sebesar 8ͨ yang artinya hasil pretest
Peningkatan Perkembangan sama dengan hasil posttest. Sehingga
Motorik Halus Anak H0 diterima dan H1 ditolak yang
Prasekolah Usia 5-6 Tahun di artinya tidak terdapat pengaruh
TK Mardisiwi kegiatan keterampilan menganyam
Tingkat perkembangan motorik terhadap peningkatan perkembangan
halus sebelum diberikan kegiatan motorik halus anak prasekolah usia 5-
keterampilan menganyam adalah nilai 6 tahun di TK Mardisiwi Desa
rata-rata sebesar 1.56, standart Kedondong Kecamatan Kebonsari
devisiasi sebesar .512, nilai minimal 1 Kabupaten Madiun.
dan nilai maksimal 2, dan sesudah Hasil ini dapat terjadi karena
diberikan kegiatan keterampiln hasil sesudah kegiatan keterampilan
menganyam adalah nilai rata-rata menganyam semua responden
sebesar 1.06, standart devisiasi mendapatkan nilai lebih rendah
sebesar .250, nilai minimal 1 dan nilai dibandingkan dengan hasil nilai
maksimal 2. sebelum diberikan stimulasi. Bila
Perubahan ini menunjukkan dilihat menggunakan uji Wilcoxon
bahwa kegiatan keterampilan Signed Rank Test didapatkan hasil
menganyam tidak berpengaruh bahwa kegiatan keterampilan
terhadap peningkatan perkembangan menganyam tidak berpengaruh dalam
motorik halus prasekolah usia 5-6 meningkatkan kemampuan motorik
tahun. Hasil analisa perkembangan halus anak prasekolah usia 5-6 tahun.
motorik halus sebelum dan sesudah Hal tersebut terjadi karena penelitian
diberikan kegiatan keterampilan yang dilakukan hanya sekali.

10
Sehingga untuk menghasilkan anak. Pada anak usia dini merupakan
pengaruhnya dalam meningkatkan golden age (masa peka) yaitu waktu
kemampuan motoric halus sangat yang paling tepat untuk memberikan
kecil. bekal yang kuat kepada anak untuk
Faktor yang mempengaruhi menggali segala potensi kecerdasan
kegiatan keterampilan menganyam anak sebanyak-banyaknya
adalah pekerjaan ibu responden yaitu (Maghfiroh & Andajani, 2018). Pada
wiraswasta dan PNS. Ibu responden saat melakukan kegiatan keterampilan
merupakan wanita karir yang menganyam anak aktif dalam
memiliki peran ganda sebagai ibu berinteraksi dengan penelitian dan
rumah tangga. Dampak negatif dari mengikuti instruksi yang diberikan
ibu yang bekerja adalah tidak dapat peneliti. Hal ini bisa terjadi karena
memberikan perhatian yang penuh anak yang aktif berinteraksi dan rasa
pada anaknya ketika anak dalam masa ingin tahu terhadap kegiatan
tumbuh kembang yang pesat keterampilan menganyam yang ingin
(Chamidah, 2015). Saat dilakukan dilakukan oleh dirinya sendiri serta
kegiatan keterampilan menganyam anak berkonsentrasi dalam mengikuti
anak tersebut sering berlarian di instruksi peneliti untuk melakukan
dalam dan luar kelas meninggalkan kegiatan keterampilan menganyam.
kegiatan yang diberikan, sehingga Pengalaman kegiatan keterampilan
kegiatan keterampilan menganyam menganyam lebih nyata dan lebih
yang dibuat hasilnya kurang disukai oleh anak-anak dan anak lebih
maksimal. Sebagian besar anak bersemangat untuk membuat kreasi
bermain bersama teman yang menganyam sesuai tema.
dikenalnya serta anak mengeluh Febriana & Kusumaningtyas
bosan saat dipertengahan kegiatan (2018) mengatakan bahwa
keterampilan menganyam. menganyam adalah kerajinan
Konsentrasi anak tidak berfokus pada tradisional yang dilakukan dengan
kegiatan keterampilan menganyam cara menyusupkan bagian-bagian pita
yang peneliti lakukan. Selain itu ada anyaman secara bergantian. Kegiatan
faktor yang mempengaruhi kegiatan keterampilan menganyam ini
keterampilan menganyam adalah usia membutuhkan koordinasi yang cermat

11
serta ketelitian. Keterampilan Mardisiwi Desa Kedondong
menganyam dapat melatih otot-otot Kecamatan Kebonsari Kabupaten
tangan atau jari, koordinasi otot dan Madiun menunjukkan bahwa
mata, memupuk perasaan terhadap sebelum diberikan keterampilan
gerakan tangan dan memupuk menganyam mendapatkan hasil
keindahan. nilai rata-rata sebesar 1.56,
Menurut Hurlock (2011) anak yang standart devisiasi sebesar .512,
banyak mendapat stimulasi akan lebih nilai minimal 1 dan nilai
cepat berkembang dari pada anak maksimal 2.
yang kurang atau bahkan tidak 2) Perkembangan motorik halus
mendapat stimulasi. Salah satu bentuk anak sesudah diberikan kegiatan
keuntungan pemberian kegiatan keterampilan menganyam pada
keterampilan menganyam adalah anak usia 5-6 tahun di TK
meningkatkan keterampilan dan Mardisiwi Desa Kedondong
kreativitas anak sehingga Kecamatan Kebonsari Kabupaten
perkembangan anak akan semakin Madiun menunjukkan bahwa
terasah. Hasil penelitian ini sesudah diberikan keterampilan
menunjukkan bahwa anak yang menganyam mendapatkan hasil
memperoleh banyak stimulasi atau nilai rata-rata sebesar 1.06,
rangsangan yang diperoleh dari para standart devisiasi sebesar .250,
guru pengajar atau dari fasilitas yang nilai minimal 1 dan nilai
disediakan oleh pihak sekolah, maksimal 2
dimana dengan rangsangan tersebut 3) Tidak ada pengaruh yang
anak akan semakin terasah dan signifikan antara kegiatan
perkembangan akan semakin baik dan keterampilan menganyam
sesuai dengan usia anak. terhadap perkembangan motorik
KESIMPULAN DAN SARAN halus anak prasekolah usia 5-6
1. Kesimpulan tahun di TK Mardisiwi Desa
1) Perkembangan motorik halus Kedondong Kecamatan
anak sebelum diberikan kegiatan Kebonsari Kabupaten Madiun.
keterampilan menganyam pada 2. Saran
anak usia 5-6 tahun di TK

12
1) Institusi pendidikan diharapkan Arikunto. 2011. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik.
untuk memberikan kegiatan
Jakarta : PT. Rineka Cipta.
keterampilan menganyam agar
Atmaja, Hadi Kusuma. 2018.
perkembangan motorik halus
Perkembagan Motorik Anak
anak usia prasekolah meningkat. Usia 3-5 Tahun di Raudatul
Atfal Addinul-Qayyim Desa
2) Institusi kesehatan diharapkan
Gunungsari Kecamatan
dapat menjadikan kegiatan Gunungsari Kaupaten Lombok
Barat Tahun 2017. Jurnal
keterampilan menganyam,
Kesehatan Almuslim, Vol III,
sebagai salah satu alternatif terapi Nomer : 6. Terdapat dalam
https://scholar.google.co.id/scho
dalam upaya meningkatkan
lar?q=related:
kemampuan motorik halus anak IqXtVNIgK_8J:scholar.google.
com/&scioq=&hl=id&as_sdt0=
usia prasekolah.
5. (diakses 10 Desember 2019).
3) Bagi masyarakat diharapkan
Chamidah. 2015. Deteksi Dini
masyarakat mengetahui kegiatan
Gangguan Pertumbuhan Dan
keterampilan menganyam untuk Perkembangan Anak. Tersedia
dalam
meningkatkan kemampuan
https://scholar.google.co.id/shol
motorik halus anak usia ar?q=deteksi+dini+
gangguan+pertumbuhan+dan+p
prasekolah.
erkembangan+anak&hl=id&as_
4) Bagi peneliti selanjutnya dapat sdt=0,5#d=gs_qabs&u=%23p
%3Dn XjL-AL9QhUJ. (diakses
melakukan penelitian dengan
23 November 2019).
kegiatan keterampilan
Dewi, Rizki Cintya. 2015 . Teori &
menganyam sebagai upaya
Konsep Tumbuh Kembang
peningkatan kemampuan motorik Bayi, Toddler, Anak dan Usia
Remaja. Yogyakarta : Nuha
halus anak dengan melibatkan
Medika.
jumlah sampel lebih banyak dan
Dewi, Ni Kadek Ari & Suara, Made.
bisa membandingankan 2 atau
2015. Metode Pemberian Tugas
lebih taman kanak-kanak. Berbantuan Media Konkret
Kegiatan Menganyam Kertas
DAFTAR PUSTAKA
Untuk Meningkatkan
Adriana, Dian. 2013. Tumbuh Kemampuan Motorik Halus
Kembang dan Terapi pada Anak. Jurnal Pendidikan Anak
Anak. Jakarta: Salemba Medika. Usia Dini, Vol 2, Nomer : 1.
Terdapat dalam
http://dx.doi.org/10.23887/paud

13
.v2i1.3235 (diakses pada 01 teratai/article/view/22267
Januari 2020). (diakses 1 November 2019).

Febriana, Anggita., & Mandasari, 2016. Kreasi Kerajinan


Kusumaningtyas, Lydia. 2018. dari Bambu. Jawa Barat :
Meningkatkan Motorik Halus Khalifah Mediatama.
Anak Melalui Kegiatan
Menganyam Pada Anak Martika, Junia Sri., & Mayar, Farida.
Kelompok B Usia 5-6 Tahun. 2019. Pengaruh Kegiatan
Jurnal AUDI, Vol II, Nomer : 2. Menganyam Kain Flanel
Terdapat dalam Terhadap Kemampuan Motorik
http://dx.doi.org/10.33061/ad.v Halus Anak di PAUD Tunas
2i2.1971 (diakses pada 21 Bangsa Padang. Jurnal
November 2019). Caksana Pendidikan Anak Usia
Dini, Vol. 02, Nomer : 01.
Hasanah, Uswatun. 2016. Terdapat dalam
Pengembangan Kemampuan https://doi.org/10.31326/jcpaud.
Fisik Motorik Melalui v2i1.365 (diakses pada 23
Permainan Tradisional Bagi Novmeber 2019).
Anak Usia Dini. Jurnal
Pendidikan Anak, Vol. 5, Mawrah, Silvi, Abubakar, Sitti. 2019.
Nomer : 1. Terdapat dalam Meningkatkan Kemapuan
https://doi.org/10.21831/jpa.v5i Motorik Halus Anak Melalui
1.12368 (diakses pada 12 Teknik Menganyam Daun
Desember 2019). Kelapa di Kelompok B TKN
Putra Mandiri Konawe Selatan.
IDAI. 2012. Pemantauan Tumbuh . Jurnal Smart PAUD, Vol. 2,
Kembang Anak. Tersedia dalam Nomer 2. Terdapat dalam
http:// http://dx.doi.org/10.36709/jspau
dokumen.tips/documents/rekom d.v2i2.7287 (diakses pada
endasi-idai-pemantauan- tanggal 02 November 2019).
tumbuhkembang anak.pdf.html.
(diakses 27 November 2019). Ningrum, Muhima. 2015.
Meningkatkan Kemampuan
Motorik Halus Anak Melalui
Maghfiroh, Laila., & Andajani, Sri. Kegiatan Menganyam di
2018. Pengaruh Keterampilan Kelompok B TK ABA II
Dasar Menganyam Enceng Pantoloan. Laporan Tugas
Gondok Terhadap Kemapuan Akhir, Universitas Tadulako,
Motorik Halus Anak Usia 5-6 Palu. Terdapat dalam
Tahun di TK Aisyiyah Bustanul http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/i
Athfal 03 Kadet Suwoko ndex.php/Bungamuti/article/vie
Lamongan. Jurnal PAUD w/7237 (diakses pada tanggal
Teratai, Vol. 07, Nomer : 01. 02 November 2019).
Terdapat dalam
https://jurnalmahasiswaunesa.ac Ningsih, Ninik. 2017. Peningkatan
.id/index.php/paud- Keterampilan Motorik Halus
Anak Melalui Kegiatan

14
Mengayam dengan Berbagai Sujarweni, V.W.2014. Metodologi
Media Pada Kelompok A2. Penelitian Keperawatan.
Jurnal Pendidikan Anak Usia Yogyakarta : Gava Medika.
Dini, Vol. 7, Nomer 6. Terdapat
dalam Sulistiyswati. 2014. Deteksi Tumbuh
http://journal.student.uny.ac.id/ Kembang Anak . Jakarta :
ojs/ojs/index.php/pgpaud/article Salemba Medika.
/view/7925/0 (diakses pada
tanggal 10 November 2019). Wulandari, Yuni., & Hasibuan,
Rachma. 2017. Peningkatan
Notoatmodjo. 2012. Metode Kemampuan Motorik Halus
Penelitian Kesehatan . Jakarta: Melalui Kegiatan Menganyam
Rineka Cipta. Pada Anak Kelompok A Di TK
Dharma Bhakti Kepuhrejo
Nugroho, H.S.W.2009. Denver Kudu Jombang. Jurnal PAUD
developmental screening test. Teratai, Vol. 06, Nomer 03.
Jakarta: EGC. Terdapat dalam
https://jurnalmahasiswa.unesa.a
Nursalam. 2016. Metodologi c.id/index.php/ paud-
Penelitian Ilmu Keperawatan : teratai/article/view/21334
Salemba Medika, Jakarta. (diakses 12 November 2019).

Potter & Perry, AG 2005. Buku Ajar Wulansari, Tri & Khotimah, Nurul.
Fundamental Keperawatan: 2016. Meningkatkan
Konsep, Proses, dan Praktik. Kemampuan Motorik Halus
Edisi 4. Volume 1. Jakarta: Anak Melalui Kegiatan
EGC. Menganyam Pita di Kelompok
A. Jurnal PAUD Teratai, Vol.
R.I., Kementrian Kesehatan. 2016. 05, Nomer 01.Terdapat dalam
2015 Profil Kesehatan https://jurnalmahasiswa.unesa.a
Indonesia. Tersedia dalam c.id/index.php/paud-
https://pusdatin.kemkes.go.id/ar teratai/article/view/14326
ticle/view/16091600001/profil- (diakses 12 November 2019).
kesehat an-indonesia-tahun-
2015.html. (diakses 1
November 2019).

Rohendi, A. 2017. Perkembangan


Motorik. Bandung : Alfabeta.

Soetjiningsih.2012. Tumbuh
Kembang Edisi 2. Jakarta :
EGC.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian


Pendidikan. Bandung :
Alfabeta.

15
16

Anda mungkin juga menyukai