Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN

MOTORIK HALUS PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK YBPK


SIDOREJO PARE KEDIRI

Dhita Kris Prasetyanti, Siti Aminah


Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri
(dhitakris@unik-kediri.ac.id/085735116677)

ABSTRAK
Salah satu peran ibu adalah memberikan stimulasi pada anak sehingga
dapat meningkatkan perkembangan motorik halus. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan antara pekerjaan ibu dengan perkembangan motorik
halus pada anak prasekolah.
Jenis penelitian ini menggunakan analitik korelasi dengan rancangan penelitian
cross sectional. Jumlah populasi 21 responden dengan tehnik total populasi.
Penelitian ini menggunakan kuesioner dan lembar observasi DDST dan analisis
data yang digunakan adalah sperman rank.
Hasil dari hubungan antara pekerjaan ibu dengan perkembangan motorik halus
sebesar 23, 81% responden dicurigai adanya keterlambatan/suspect. Karena
p.value < maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya ada hubungan antara
pekerjaan ibu dengan perkembangan motorik halus pada anak prasekolah.
Diharapkan dengan pendampingan ibu dapat menstimulasi perkembangan motorik
halus pada anak.

Kata kunci: pekerjaan ibu, motorik halus, anak pra sekolah


PENDAHULUAN dan stimulasi yang didapatkannya. Masa
Pendidikan prasekolah prasekolah merupakan masa yang sangat
sangat penting dimulai saat lahir peka terhadap lingkungan dan masa ini
sampai usia anak mencapai enam berlangsung sangat pendek serta tidak
tahun merupakan periode paling dapat diulang lagi, maka masa prasekolah
kritis perkembangan anak. Data dari disebut juga masa keemasan (golden
penelitian menunjukkan bahwa period), jendela kesempatan (window of
perilaku yang dipelajari pada masa opportunity) dan masa kritis (critical
kanak-kanak mempengaruhi sikap, period)
kepercayaan dan nilai mereka di Penyimpangan perkembangan
masa dewasa, dan keterampilan dapat terjadi pada setiap anak. Menurut
akademis yang dikembangkan pada Heineman bahwa lebih kurang dari 80%
prasekolah berkontribusi positif dari sejumlah anak mengalami gangguan
terhadap kesuksesan di tingkat perkembangan. Pemantauan pada anak
pendidikan dan pembelajaran yang balita dan prasekolah dilakukan melalui
lebih tinggi. Denver Development Screening Test
Komponen tugas (DDST) minimal dua kali pertahun oleh
perkembangan pada periode anak tenaga kesehatan. Pemeriksaan deteksi
yaitu perkembangan fisik, motorik tumbuh kembang di jawa timur pada
halus, motorik kasar, bahasa, tahun 2010 telah dilakukan pada
sosialisasi, kognisi dan hubungan 2.321.542 anak balita dan prasekolah atau
dengan keluarga. Kemampuan 63,48% dari 3.657.353 anak balita.
motorik halus merupakan Cakupan tersebut menurun dibandingkan
kemampuan anak beraktivitas tahun 2009 sebesar 64,03% dan masih
dengan menggunakan otot halus dibawah target 80%. Perlu inovasi untuk
(kecil) seperti menulis, meremas, meningkatkan cakupan agar apabila
menggambar, menyusun balok, terjadi masalah atau keterlambatan
memasang puzzel dan lain-lain. tumbuh kembang pada anak balita atau
Semakin baiknya gerakan motorik prasekolah.
halus pada anak membuat anak Dampak dari keterlambatan
dapat berkreasi. Berbagai bentuk perkembangan motorik halus adalah anak
seni memungkinkan anak memiliki self confident yang rendah,
mengekspresikan perasaan, pikiran kurang aktif dan sulit beradaptasi dengan
dan keinginan anak secara bebas lingkungan. Yang pada akhirnya
dengan suara dan gerakan sehingga menurunnya kualitas generasi penerus
meningkatkan psikomotor, dan bangsa dikarenakan SDM yang rendah
dapat mendukung struktur Salah satu upaya dalam
kepribadian anak, harga diri, meningkatkan perkembangan motorik
kreativitas, kemampuan komunikasi halus pada anak dibutuhkan peran ibu
dan penyesuaian sosial / emosional untuk memberikan stimulasi. Peranan
dengan mempengaruhi emosi, fisik, seorang ibu dapat dibedakan menjadi tiga
kognitif, sosial, bahasa dan tugas antara lain ibu sebagai teladan atau
perkembangan lainnya. role model bagi anak, ibu sebagai yang
Namun tidak semua anak memberi kepuasan dalam kebutuhan anak
memiliki kematangan untuk dan ibu sebagai pemberi stimulasi bagi
menguasai kemampuan ini pada perkembangan anak, Oleh karena itu,
tahap yang sama. Perbedaan ini peneliti tertarik untuk melakukan
dipengaruhi oleh pembawaan anak penelitian tentang hubungan antara
pekerjaan ibu dengan perkembangan 2. Karakteristik Responden Berdasarkan
motorik halus pada anak Prasekolah perkembangan motorik halus
di TK YBPK Sidorejo Kecamatan Perkembangan
motorik halus Frekuensi Prosentase
Pare Kabupaten Kediri 2017.
Normal 16 76,19
keterlambatan 5 23,81
BAHAN DAN METODE
Tidak dapat di tes - -
Berdasarkan ruang lingkup Jumlah 21 100,0
penelitian termasuk jenis penelitian (Sumber : Data Primer 2017)
korelasi. Dengan rancangan Berdasarkan tabel diatas dapat
penelitian cross sectional. Penelitian diinterpretasikan bahwa sebagian besar
ini dilakukan di TK YBPK Sidorejo responden berjumlah 16 anak (76,19%)
Pare Kabupaten Kediri. Penelitian dalam kategori normal.
dilakukan pada 1 April- 31 Mei 3. Hubungan antara pekerjaan ibu dengan
2017. Populasi pada penelitian ini perkembangan motorik halus pada anak
adalah semua anak sebanyak 21 prasekolah.
anak, dengan teknik pengambilan
sampel pada penelitian ini
menggunakan total populasi. Perkembangan Motorik Halus
Teknik pegumpulan data Pekerjaan Tidak
menggunakan kuesioner dan lembar Ibu Keterlam- dapat
DDST (Denver Development Normal batan di tes
Screenig Test). Cara pengumpulan f % F % f %
data dengan peneliti menggunakan Swasta 5 31,25 4 80 - -
kuesioner untuk mendapatkan data IRT 10 62,5 1 20 - -
tentang pekerjaan ibu sedangkan PNS 1 6,25 - - - -
untuk pengumpulan data 100 100
Total 16 5
perkembangan, peneliti
p.value: 0,006
mengumpulkan responden
kemudian mengobservasi Untuk membuktikan signifikan
perkembangan motorik halus hubungan antara kedua variabel maka di
menggunakan DDST. Untuk lakukan analisis uji spearman rank dengan
menguji dua variable tersebut SPSS. Hasil analisis uji statistik di
menggunakan uji spearman rank. dapatkan =0,05 di peroleh p.value=
0,006 sehingga p.value< maka H0
HASIL ditolak dan H1 diterima artinya ada
1. Karakteristik Responden Berdasarkan hubungan antara pekerjaan ibu dengan
pekerjaan ibu perkembangan motorik halus pada anak
Pekerjaan ibu prasekolah di TK YBPK Sidorejo
Frekuensi Prosentase
swasta 9 Kecamatan Pare Kabupaten Kediri 2017.
42,86
IRT 11 52,38
PNS 1 4,76PEMBAHASAN
Jumlah 21 100,0 Tahapan perkembangan motorik
(Sumber : Data Primer 2017) halus anak dapat mencapai hasil yang
Berdasarkan tabel diatas optimal apabila mendapatkan stimulasi
dapat diinterpretasikan bahwa yang tepat. Stimulasi dan intervensi sejak
sebagian besar responden berjumlah dini dilakukan guna meningkatkan
11 anak (52,38%) adalah ibu rumah kemampuan kecerdasan motorik anak.
tangga Stimulasi merupakan perangsang yang
datang dari luar lingkungan anak, yang
merupakan bagian dari kebutuhan Pada ibu bekerja didapatkan data 4
anak yaitu asah atau kegiatan yang anak mengalami keterlambatan. Peran
merangsang kemampuan dasar anak ibu dalam perkembangan anak pada
umur 0-6 tahun agar anak tumbuh tahun awal kehidupan memang sangat
dan berkembang optimal. Setiap penting. Namun, peran tersebut masih
anak perlu mendapatkan stimulasi dapat ditolerir dan di- gantikan oleh
rutin sedini mungkin dan terus orang dewasa lainnya ketika ibu sedang
menerus pada setiap kesempatan pergi bekerja. Pengasuhan dan stimulasi
Pemenuhan kebutuhan anak dapat digantikan oleh kakek-nenek
stimulasi dini secara baik dan ataupun pengasuh dan hal tersebut
benar dapat merangsang kurang di kontrol oleh ibu yang bekerja,
kecerdasan majemuk (multiple ibu bekerja terkadang saat pulang sudah
intelligences) anak. Kecerdasan lelah sehingga kurang optimal dalam
majemuk ini meliputi: kecerdasan memberikan stimulasi dengan demikian
lingustik, kecerdasan logis- terjadi keterlambatan perkembangan
matematis, kecerdasan spasial, motorik halus pada anak prasekolah.
kecerdasan kinestetik, kecerdasan
musikal, kecerdasan intrapribadi Ibu yang memiliki kemampuan
(intrapersonal), kecerdasan mendidik anak artinya dia memahami
naturalis dan kecerdasan bagaimana menanggapi perkembangan
interpersonal. Pembelajaran anak anak sesuai dengan tahap perkembangan
usia dini menganut pendekatan yang seharusnya sudah dicapai pada
bermain sambil belajar atau belajar seorang anak, sehingga perkembangan
sambil bermain. Bermain memiliki anak pada ibu yang bekerja tetap dapat
fungsi memberikan efek positif berkembang normal. Interaksi yang
terhadap perkembangan anak. dapat memaksimalkan perkembangan
Berdasarkan uji statistik yang telah anak bukan dilihat dari kuantitas
dilakukan, ternyata ada hubungan (seberapa lama kita bersama anak)
yang bermakna secara statistik melainkan kualitas interaksi tersebut,
antara pekerjaan ibu dengan sehingga bisa saja seorang ibu yang
perkembangan motorik halus anak bekerja dan hanya memiliki waktu
prasekolah dengan nilai p=0,006. sedikit dengan anaknya mempunyai anak
Ibu, pada ibu rumah tangga dengan perkembangan lebih baik dari
memiliki waktu luang untuk pada ibu rumah tangga yang fisiknya
memberikan pengasuhan dan selalu ada di rumah asalkan ibu yang
stimulasi pada anak sehingga bekerja tadi bisa lebih pintar mengolah
motorik halus pada anak dapat waktu yang sedikit tersebut menjadi
meningkat meskipun masih ada ibu berkualitas hal ini sejalan dengan
rumah tangga yang memiliki anak penelitian bahwa 6 ibu yang bekerja juga
dengan kategori suspek atau memiliki anak dalam kategori
mengalami keterlambatan, dari perkembangan yang normal.
penelitian didapatkan data bahwa ibu Anak yang mendapat stimulasi yang
rumah tangga tersebut memiliki tiga terarah akan lebih cepat berkembang
anak atau multipara sehingga sulit dibandingkan anak yang kurang bahkan
dalam membagi waktu untuk tidak mendapat stimulasi. Untuk
melakukan stimulasi pada anak. mempelajari keterampilan motorik halus,
perlindungan orang tua yang berlebihan
atau kurangnya motivasi anak 3. Deliveli, K. (2012). A special method
untuk mempelajarinya, sehingga on instruction reading and writing:
walaupun stimulus yang diberikan Audio-centered language teaching
ibu sudah baik, belum menjamin method. E-Journal of New World
perkembangan anak akan berjalan Sciences Academy, 7(1): 62-78.
normal. 4. Depkes RI. Buku Deteksi Dini Tumbuh
Kembang Balita. Jakarta: Depkes RI;
KESIMPULAN 2009.
Hubungan antara pekerjaan ibu 5. Dinkes Jatim. (2010).Deteksi Dini
dengan perkembangan motorik Tanda Dan Gejala Penyimpangan
halus anak prasekolah sebagian Pertumbuhan Dan Perkembangan
kecil responden mengalami Anak. Surabaya: Dinkes Jatim Dan
keterlambatan/suspect, Hasil analisis Kalbe Nutritional.
uji statistik di dapatkan =0,05 di 6. Febrianita, Dixy. (2012). Perbedaan
peroleh p.value= 0,006 sehingga Hubungan antara Ibu Bekerja dan Ibu
p.value < maka H0 ditolak dan H1 Rumah Tangga terhadapTumbuh
diterima artinya ada ada hubungan Kembang Anak Usia 2-5 Tahun.
antara pekerjaan ibu dengan Mutiara Medika 12(3). hal (143-149)
perkembangan motorik halus pada 7. Heineman. (2010). Kumpulan
anak prasekolah, dengan demikian Pedoman Pembelajaran Taman Kanak-
ibu yang bekerja ataupun yang tidak Kanak. Departemen Pendidikan
bekerja apabila memiliki Nasional. Jakarta: PT Bina Pustaka
kemampuan dalam melakukan 8. National Association for the Education
stimulasi pada anak maka Of Young Children. (2005).
perkembangan motorik halus anak Playdough: Whats Standard. March
juga akan meningkat. (100-109)
SARAN 9. Oktay, A. (2005). Exchanges which
Diharapkan pendampingan dari occur when reaching to the 21. Century
orang tua memberikan perhatian and Early Childhood Education. Morpa
terhadap stimulasi yang penting bagi Culture Publishing, pp. 18-30
perkembangan motorik halus anak 10. Rudianto. (2005) Perkembangan
bagi tenaga kesehatan diharapkan Pada Anak. Bandung. UPI
melakukan pemantauan deteksi dini 11. Soedjiningsih. (2008). Tumbuh
perkembangan pada anak balita dan Kembang Anak. Jakarta: EGC
prasekolah minimal dua kali dalam 12. Sulistyawati.(2014). DDST. Jakarta:
satu tahun. Salemba Medika.
13. Yulianti,Dwi.(2010). Anak Usia
DAFTAR PUSTAKA Dini. Yogyakarta: Andi Ofset
1. Aisiyah, Siti Dkk.
(2010).Pendidikan Anak Usia
Dini. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
2. Cetin, Z dkk. (2015). Collage,
Paper Art, Reading and Writing
Readiness. Hacettepe University
Faculty of Education Journal
2(11): 16-27

Anda mungkin juga menyukai