Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan adalah bertambahnya fungsi/kemampuan sensorik seseorang

mendengar, lihat, raba, rasa, cium. Arti dari Motorik itu pergerakan kasar, atau halus.

Sedangkan kognitif pengetahuan, kecerdasan. Komunikasi atau berbahasa, emosi sosial

dan kemandirian.(1)

Tumbuh kembang yaitu suatu proses yang berkesinambungan yang terjadi

sejak konsepsi dan terus berlangsung sampai dewasa. Dimana seorang anak untuk

mencapai dewasa anak harus melalui berbagai tahap tumbuh kembang . Tercapai

tumbuh kembang optimal tergantung pada potensi biologik, pengetahuan yang di

miliki orang tua terhadap tumbuh kembang anak sangat di butuhkan.(2)

Setiap anak melewati tahap tumbuh kembang secara fleksibel dan

berkesinambungan, salah satu tahap tumbuh kembang yang dilalui anak adalah

masa prasekolah akhir (4-5 tahun), pada anak usia 4-5 tahun perkembangan yang

paling menonjol adalah keterampilan motorik. Perkembangan motorik sangat

berkaitan erat dengan kegiatan fisik.(3)

Stimulasi adalah kegiatan meransang kemampuan dasar anak umur 0-6

tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu

mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap

kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah yang

merupakan orang terdekat dengan anak, pengganti ibu/pengasuh anak, anggota

keluarga atau kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-masing

1
2

dan dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan

penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang menetap.(4)

Usia anak 4-5 tahun di mana anak sangat aktif, di usia ini anak selalu ingin

tau terhadap apa yang dilihat dan apa yang didengar, maka dari itu dalam

pertumbuhan dan perkembangan anak sangat dibutuhkan peran orang tua, orang

tua harus menyadari pentingnya memberi stimulasi bagi perkembangan anak.

Peran orang tua sangat penting untuk memantau agar anak dapat tumbuh dan

berkembang dengan baik, sedangkan orang tua yang sibuk bekerja mempunyai

waktu yang sedikit untuk anak yang berkembang secara optimal, orang tua perlu

mengetahui dan mengenali ciri-ciri serta prinsip perkembangan seorang anak.

Interaksi antara anak dan orang tua sangat bermanfaat dalam proses

perkembangan anak secara keseluruhan, karnapertumbuhan anak yang baik akan

terjamin kelangsungan hidup yang baik dan untuk masa depannya nanti.(5)

Perkembangan motorik halus pada anak usia 4 tahun sangat berkembang

bahkan hampir sempurna, pada usia 4 tahun anak mampu melakukan loncatan dan

lompatan satu kaki dengan lancar serta mampu menangkap bola dengan baik,

pada anak usia 5 tahun telah mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik

seperti mengkoordinasikan gerakan tangan, lengan dan tubuh secara bersama,

perkembangan motorik halus jelas terbukti pada peningkatan keterampilan anak

seperti menggambar dan berpakaian.Pada usia anak 4-5 tahun perkembangan yang

paling menonjol adalah motorik.(3)

Menurut hasil penelitian World Health Organization(WHO) pada tahun

2013 bahwa masalah perkembangan anak semakin meningkat, angka kejadian di


3

Amerika Serikat berkisar 12-16%, Argentina 20%, Thailand 37,1%, dan di

Indonesia antara 13-18% , Melihat data epidemiologi tersebut, maka diperlukan

deteksi dan intervensi dini pada anak dengan gangguan perkembangan, Sehingga

apabila perkembangan motorik anak terganggu, maka perkembangan selanjutnya

akan terganggu pula jika tidak ditangani dengan baik apalagi tidak terdeteksi,

akan mengurangi kualitas sumber daya manusia kelak.(6)

Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014 mengemukakan jumlah 0-

2 tahun di Indonesia sebanyak 14.228.917 jiwa, sementara balita dengan interval

umur 1-4 tahun berjumlah 19.388.917 jiwa, Sekitar 16% dari anak usia dibawah

lima tahun (balita) di Indonesia mengalami gangguan perkembangan saraf dan

otak mulai ringan sampai berat. Sekitar 5-10% anak diperkirakan mengalami

keterlambatan perkembangan.(7)

Berdasarkan data Profil Aceh tahun 2016 persentase cakupan pelayanan

kesehatan anak balita lima tahun terakhir berflutuaksi yaitu yang tertinggi pada

tahun 2014 sebesar 76%, sementara pada tahun 2015 sebesar 67% dan di tahun

2016 sebesar 65%, kesehatan bayi dan balita harus dipantau untuk memastikan

kesehatan mereka selalu dalam kondisi optimal, penelitian perkembangan gerak

kasar, gerak halus, sosialisasi dan kemandirian, suatu indikator yang bisa menjadi

tolak ukurkeberhasilan dalam upaya peningkatan perkembangan.(8)

Berdasarkan hasil darisurvey awal yang dilakukan di Desa Pante Raya

Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener meriah pada Tahun 2018 terdapat 26

anak usia 4-5 tahun.


4

Berdasarkan survey awal, yang dilakukan pada tanggal 16 agustus 2018,

dari 7 orang anak yang dilakukan wawancara langsung pada ibu, Perkembangan

motorik halus dijumpai perkembangan yang normal yaitu 6 anak yang memiliki

perkembangan motorik halus, sedangkan 4 orang anak lainnya yang memiliki

perkembangan motorik halus yang kurang baik seperti keterlambatan dalam

menulis, menggunakan alat tulis dengan benar,sebagian orang tua yang

mempunyai anak 4-5 tahun belum mengetahui tentang stimulasi dan bagaimana

cara memberikan stimulas, seharusnya di usia anak yang 4-5 tahun anak tersebut

sudah mampu dalam menggunakan alat tulis dengan benar. Hal ini disebabkan

karena beberapa faktor diantaranya seperti faktor pendidikan, ekonomi, dan

keterbatasan waktu. Sebagian besar penduduk banyak yang bekerja diluar rumah

dari pagi sampai sore, sehingga mereka cenderung menitipkan anaknya pada

nenek atau saudaranya.

Berdasarkan latar belakang dan survey awal yang sudah dilakukan maka

peneliti tertarik untuk meneliti apa adanya “Hubungan Peran Orang Tua Terhadap

Stimulasi Tumbuh Kembang Motorik Halus Pada Usia 4-5 di DesaPante Raya

Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah Tahun 2018”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis membuat rumusan

masalah “Apakah ada hubungan peran orang tua terhadap Stimulasi tumbuh

kembang motorik halus pada anak usia 4-5 tahun diDesa Pante Raya Kecamatan

Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah Tahun 2018?


5

1.3. Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi stimulasi tumbuh kembang anak

pada usia 4-5tahun di Desa Pante RayaKecamatan Wih Pesam kabupaten

Bener Meriah Tahun 2018.

2. Untuk mengetahui hubungan peran orang tua terhadap stimulasi tumbuh

kembang motorik halus 4-5 tahun diDesa Pante RayaKecamatan Wih

Pesam kabupaten Bener Meriah Tahun 2018.

1.4. Manfaat penelitian

1.4.1. Aspek Teoritis

1. Hasil penelitian di gunakan sebagai sumber referensi di perpustakaan

Institut Kesehatan HelvetiaMedan dan menambah pengetahuan yang

berkaitan dengan Hubungan Peran Orang Tua Terhadap Stimulasi Tumbuh

Kembang Motorik Halus Pada Usia 4-5 Tahun di Desa Pante Raya

Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah Tahun 2018.

2. Sebagai aplikasi ilmu peneliti yang telah di dapatkan selama perkuliahan

di Institut Kesehatan Helvetia Medan dan untuk menambah pengetahuan

serta wawasan peneliti mengenai Hubungan peran Orang Tua Terhadap

Stimulasi Tumbuh Kembang Motorik Halus Pada Usia 4-5 Tahun diDesa

Pante RayaKecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah Tahun 2018.

1.4.2. Aspek Praktis

1. Sebagai bahan bagi ibu agar selalu memperhatikan kualitas tumbuh

kembang anaknya.
6

2. Sebagai masukan bagi puskesmas untuk selalu memantau tumbuh

kembang anak serta memberi perhatian lebihjika terdapat keterlambatan.

3. Sebagai masukan bagi pihak yang akan melanjutkan penelitian ini ataupun

melakukan penelitian yang ada hubungannya dengan penelitian ini.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan PenelitiTerdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh violitasiska mutiara (2017), dengan judul

hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan motorik anak

prasekolah,pbertujuan untuk mempelajari hubungan pola asuh orang tua dengan

perkembangan motorik anak pra sekolah di PAUD X Kota Bengkulu Tahun 2017.

Didapatkan hasil penelitian Dari 66% responden, terdapat 51,5% yang

menerapkan pola asuh demokratis, dari 66% responden terdapat 74,2% anak

perkembangan motoriknya dalam kategori normal, terdapat hubungan antara pola

asuh orang tua dengan perkembangan motorik anak di PAUD X Kota Bengkulu

dengan kategori hubungan sedang. Diharapkan pada pihak sekolah untuk dapat

memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan perkembangan motorik anak dan

dapat meningkatkan pengetahuan orang tua dengan melakukan seminar atau

penyuluhan serta pembagian selebaran (leaflet) tentang dampak pola asuh yang

kurang baik terhadap perkembangan motorik anak, sehingga orang tua dapat

merubah pola asuh yang diberikan pada anak sesuai dengan pola asuh yang di

anjurkan.(9)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Imelda (2017), dengan judul

pengetahuan ibu tentang pemberian stimulasi dan perkembangan anak prasekolah

(3-5 tahun), tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pengatahuan ibu

tentang tantang pemberian stimulasi dengan perkembangan anak pra sekolah di

Banda Aceh, hasil penelitian menunjukkan ada hubungan pengetahuan ibu tentang

7
8

stimulasi motorik kasar (p-value 0,005), motorik halus (p-value 0,002), stimulasi

bahasa (p-value 0,001), stimulasi sosial (p-value 0,003) dengan perkembangan

anak pra sekolah. Melalui penelitian ini, peneliti menyarankan kepada fakultas

keperawatan, agar dapat berkerjasama dengan pihak kader desa dan puskesmas

terkait dalam hal sosialisasi stimulasi perkembangan pada anak pra sekolah.(10)

Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Erina Rifdiastuti (2015), dengan

judul pengaruh Clay Therapi terhadap perkembangan motorik halus pada anak

prasekolah usia 4-5 tahun di TK Mekar Sari Kendal tujuan penelitian ini untuk

mengetahui pengaruh clay therapi terhadap motorik halus pada anak prasekolah

usia 4-5 tahun di TK mekar sari kendar. Desain penelitian ini adalah quasi

eksperimen menggunakan rancangan penelitian one gruop pretest-postest design.

Jumlah sampel 30 anak dengan tehnik total sampling berdasarkan distribusi

motorik halus responden sebelum diberikan clay therapi sebanyak 16 responden

(50,3%) berapa pada tahap perkembangan dan setelah diberikan clay therapi

sebanyak 14 responden (46,7%) mengalami peningkatan dari terlambat menjadi

melebihi setelah diberikan clay therapi sebanyak 3 kali ada pengaruh clay therapi

terhadap perkembangan motorik halus di TK mekar sari kendal dengan nilai z

(3,358) dan nilai signifikan c=0,001<0,05.rekomendasi hasil penelitian ini adalah

agar pendidikan TK menerapkan clay terapi untuk melatih keterampilan motorik

halus.(11)
9

2.2. Telaah Teori

2.2.1 Peran Orang Tua Untuk Anak Usia 4-5 Tahun

Usia anak 4-5 tahun di mana anak sangat aktif, di usia ini anak selalu ingin

tau terhadap apa yang dilihat dan apa yang didengar, maka dari itu dalam

pertumbuhan dan perkembangan anak sangat dibutuhkan peran orang tua, orang

tua harus menyadari pentingnya memberi stimulasi bagi perkembangan anak.

Peran orang tua sangat penting untuk memantau agarmemantau agar anak dapat

tumbuh dan berkembang dengan baik, sedangkan orang tua yang sibuk bekerja

mempunyai waktu yang sedikit untuk anak yang berkembang secara optimal,

orang tua perlu mengetahui dan mengenali ciri-ciri serta prinsip perkembangan

seorang anak. Interaksi antara anak dan orang tua sangat bermanfaat dalam proses

perkembangan anak secara keseluruhan, karna pertumbuhan anak yang baik akan

terjamin kelangsungan hidup yang baik dan untuk masa depannya nanti.(3)

Defenisi keluarga dapat kita lihat dari di mensi hubungan darah dan

hubungan sosial. keluarga dalam ikatan hubungan darah merupakan suatu kesatuan

sosial yang diikat oleh hubungan darah antara satu dengan yang lainnya.(12)

Beberapa orang tua berdalih terhadap keadaan ini, mereka berpendapat

bahwa anak-anak bagaimanapu harus dipaksa. Tanpa paksaan seperti itu bagi

orangtua akan sulit menjaga prestasi belajar dan mengetahui bakat serta potensi

kemampuan anak, orang tua juga berkilah bahwa terlepas dari proses belajar yang

jauh dari menyenangkan tersebut, cepat atau lambat anak-anak akhirnya sadar akan

mamfaat dari keharusan belajar yang mereka dapatkan dan dapat menguasai

pelajaran yang diberikan.(13)


10

Keutuhan orang tua ayah atau ibu dalam sebuah keluarga sangat

dibutuhkan dalam membantu anak untuk memiliki dan mengembangkan dasar-

dasar disiplin diri, keluarga yang harmonis atau utuh memberikan peluang besar

bagi anak untuk membangun kepercayaan terhadap kedua orang tuanya, yang

merupakan unsur esensial dalam membantu anak untuk memiliki dan

mengembangkan dasar-dasar disiplin diri, kepercayaan dari orang tua yang di

rasakan oleh anak akan mengakibatkan arahan, bimbingan, dan bantuan orang tua

yang diberikan kepada anak akan menyatu, anak akan mudah untuk menangkap

makna dari upaya yang dilakukan.(12)

Faktor penentu bagi perkembangan anak baik fisik maupun mental adalah

peran orang tua, terutama peran seorang ibu, karena ibu adalah pendidik utama

dan pertama bagi anak-anak yang dilahirkan sampai dewasa, peran orang tua

dalam meningkatkan perkembangan anak usia dini adalah sebagai sentral

pendidik utama anak usia dini dalam masa golden age, penanggung

jawabpemenuhan kebutuhan anak dan pengasuh dengan tingkat kedekatan

hubunganemosional paling erat, peran orang tua dipengaruhi beberapa hal yang

terkait dengan pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin, umur, minat,

kebudayaan dan informasi, hal tersebutsangat berpengaruh pada peran orang tua

dan perkembangan anak.(13)

Bergaul lahir dan batin dengan anak sudah bisa kita lakukan sejak anak di

dalam kandungan hingga dia dewasa, mamfaat kegiatan ini sangat besar sekali,

yaitu bisa mempererat bonding antara orang tua dengan anak asalkan dilakukan
11

dengan sepenuh hati. Di bawah ini ada beberapa contoh bergaul lahir batin yang

bisa kita lakukan sejak anak di dalam kandungan hingga beranjak remaja.(13)

1. Ketika anak dalam kandungan :

1) Ketika anak dalam kandungan

2) Diajak mengelus sambil mengelus perut

3) Ayah atau kakak mencium perut bunda

2. Ketika anak lahir hingga usia balita

1) Membaca doa bersama

2) Bermain dan tertawa bersama

3) Menjadi pendengar yang baik

Ada banyak cara dalam melakukan pendekatan dengan anak mungkin

dengan salah satu cara dengan mendongeng, mendongeng menjadi aktivitas wajib

yang biasanya dilakukan sebelum tidur, mengapa? Karena mendongeng

merupakan kesempatan emas untuk menjalin kedekatan dengan anak,

mendongeng bisa jadi satu kegiatan menyenangkan dan berkesan untuk terus

memelihara kedekatan hati dengan anak.

Banyak manfaat yang bisa kita ambil dari aktivitas dongeng, menjalin

kedekatan antara orang tua dengan anak, mengembangkan daya imajinasi pada

anak dan meningkatkan keterampilan berbahasa terutama bagi anak-anak, yang

tak kalah pentingnya untuk mengantarkan pesan-pesan positif pada anak tanpa

terkesan menasehati. Pengasuhan merupakan tanggung jawab utama orang tua,

sehingga sungguh disayangkan bila pada masa kini masih ada orang yang

menjalani peran orang tua tanpa kesadaran pengasuh.


12

2.2.2 Stimulasi

1. Pengertian Stimulasi

Stimulasi adalah kegiatan meransang kemampuan dasar anak umur 0-6

tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu

mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap

kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah yang

merupakan orang terdekat dengan anak, pengganti ibu/pengasuh anak, anggota

keluarga atau kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-masing

dan dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan

penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang menetap.(4)

Anak adalah bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan buah cinta dari

orang tuanya. Dalam perkembangan anak terdapat masa kritis yaitu priode usia di

bawah lima tahun. Pada lima tahun pertama kehidupan, proses tumbuh kembang

anak berjalan berjalan sangat pesat dan optimal dimana anak sangat memerlukan

ransangan atau stimulasi yang berguna untuk perkembangannya. Perkembangan

anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang

tuanya. Perkembangan anak akan optimal apabila interaksi sosial sesuai dengan

kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya, sementara itu, lingkungan

yang tidak mendukung akan menghambat perkembangan anak.(14)

Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak.

Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat

berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau tidak mendapat

stimulasi. Hurlock mengemukakan bahwa lingkungan yang merangsang


13

merupakan salah satu faktor pendorong perkembangan anak, lingkungan yang

meransang mendorong perkembangan fisik dan mental yang baik, sedangkan

lingkungan yang tidak merangsang menyebabkan perkembangan anak dibawah

kemampuannya. Pemberian stimulasi pada anak usia dini akan lebih efektif

apabila memperhatikan kebutuhan-kebutuhan anak sesuai dengan tahap

perkembangannya.(10)

Orang tua memiliki peranan penting dalam optimalisasi perkembangan

seorang anak, orang tua harus selalu memberi rangsangan atau stimulasi kepada

anak dalam semua aspek perkembangan baik motorik kasar maupun halus, bahasa

dan personal. Stimulasi harus diberikan secara rutin dan berkesinambungan

dengan kasih sayang dan metode bermain, sehingga perkembangan anak akan

berjalan optimal, kurangnya stimulasi dari orang tua dapat menyebabkan

keterlambatan perkembangan anak.

Stimulasi atau rangsangan sangat dibutuhkan guna memaksimalkan seluruh

potensi yang dimiliki oleh anak sejak masih dalam kandungan, ketika anak lahir

rangsangan harus dilakukan terus-menerus, bervariasi, serta dengan suasana

bermain dan kasih sayang sebab, ransangan yang diberikan oleh orang tua dengan

banyak cara dapat menstimulasi seluruh potensi yang dimiliki oleh anak.(10)

2. Stimulasi pada anak umur 48-60 bulan

a. Stimulasi yang perlu dilanjutkan:

Ajak anak bermain puzzle, menggambar, menghitung, memilih dan

mengelompokkan, memotong dan menempel gambar.


14

b. Konsep tentang “separuh atau satu”

Bila anak sudah bisa menyusun puzzle, ajak anak membuat lingkaran dan

segi empat dari kertas/karton, gunting menjadi dua bagian, tunjukkan pada

anak bagaimana menyatukan dua bagian tersebut menjadi satu bagian.

c. Menggambar

Ketika anak sedang menggambar, minta anak melengkapi gambar tersebut,

misal: menggambar baju pada gambar orang, menggambar pohon, bunga,

matahari, pagar pada gambar rumah, dan sebagainya.

d. mencocokkan dan menghitung

Bila anak sudah bisa berhitung dan kenal angka, buat 1 set kartu yang

ditulisi angka 1-10 letakkan kartu itu berurutan di atas meja. Minta anak

menghitung benda-benda kecil yang ada di rumah seperti: kacang, batu

kerikil, biji sawo dan lain-lain, sejumlah angka yang tertera pada kartu.

Kemudian letakkan benda-benda tersebut di dekat kartu angka cocok.

e. menggunting

Bila anak sudah bisa memakai gunting tumpul, ajari cara menggunting

kertas yang sudah dilipat-lipat, membuat suatu bentuk seperti rumbai-

rumbai, orang, binatang, mobil dari sebagainya.

f. Membandingkan besar/kecil, banyak/sedikit, berat/ringan

Ajak anak bermain menyusun 3 buah piring berbeda ukuran atau 3 gelas

diisi air dengan isi tidak sama, minta anak menyusun piring/gelas tersebut

dari yang ukuran kecil/jumlah sedikit ke besar/banyak atau dari ringan ke


15

berat. Bila anak dapat menyusun ketiga benda itu, tambah jumlahnya

menjadi 4 atau lebih.

g. Percobaan ilmiah

Sediakan 3 gelas isi air. Pada gelas pertama tambahkan 1 sendok teh gula

pasir dan bantu anak ketika mengaduk gula tersebut, pada gelas kedua

masukkan gabus dan pada gelas ketiga masukkan kelereng. Bicarakan

mengenai hasilnya ketika anak melakukan “percobaan” ini.

h. Berkebun

Ajak anak menanam biji kacang tanah/kacang hijau di kaleng/gelas aqua

bekas yang telah diisi tanah. Bantu anak menyirami tanaman tersebut setiap

hari. Ajak anak memperhatikan pertumbuhannya dari hari ke hari, bicarakan

mengenai bagaimana tanaman, binatang dan anak-anak tumbuh/bertambah

besar.

3. Prinsip Dasar yang Perlu Diperhatikan dalam Melakukan Stimulasi


Tumbuh Kembang Anak

1. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang.

2. Selalu tunjukkan sikap dan prilaku yang baik karena anak akan meniru

tingkah laku orang-orang yang terdekat dengannya.

3. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.

4. Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi.

bervariasi, menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman.

5. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak,

terhadap ke 4 aspek kemampuan dasar anak.


16

6. Gunakan alat bantu/permainan yang sederhana, aman dan ada disekitar

anak.

7. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.

8. Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas keberhasilannya.

2.2.3 Tumbuh Kembang

1. Defenisi Tumbuh kembang

Setiap anak melewati tahap tumbuh kembang secara fleksibel dan

berkesinambungan salah satu tahap tumbuh kembang yang dilalui anak adalah

masa prasekolah akhir (4-5 tahun). Pada anak usia 4-5 tahun perkembangan yang

paling menonjol adalah keterampilan motorik, perkembangan motorik sangat

berkaitan erat dengan kegiatan fisik seperti perkembangan motorik halus.(3)

Tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan yang terjadi

sejak konsepsi dan terus berlansung sampai dewasa. Dalam proses mencapai

dewasa inilah, anak harus melalui berbagai tahap tumbuh kembang. Tercapainya

tumbuh kembang optimal tergantung pada potensi biologik. Tingkat tercapainya

potensi biologik seseorang merupakan hasil interaksi antara faktor genetik dan

lingkungan. Proses yang unik dan hasil akhir yang berbeda-beda memberikan ciri

tersendiri pada setiap anak, pengetahuan mengenai dasar-dasar tumbuh kembang

anak sangat penting dan harus di kuasai oleh semua orang tua, terutama tenaga

medis.(2)
17

Syamsyu Yusuf LN (2014) mengatakan enam prinsip dalam perkembangan,

yaitu:(15)

1. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti yang di

pengaruhi oleh pengalaman atau belajar sepanjang hidup sampai mencapai

kematangan atau masa tua.

2. Setiap aspek perkembangan individu baik fisik, inteligensi maupun sosial,

satu sama lainnya saling mempengaruhi.

3. Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu.

4. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan, perkembangan fisik dan

mental mencapai kematangannya pada waktu dan tempo yang berbeda

(ada yang cepat dan ada yang lambat).

5. Setiap fase perkembangan memiliki ciri khas tertentu, para ahli telah

banyak mengadakan penelitian dan menetapkan fase-fase perkembangan

yang sesuai dengan umur masing-masing yang dapat di jadikan pedoman

dalam mempelajari perkembangan individu.

6. Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan fase perkembangan.

2. Pemantauan Tumbuh Kembang

Tumbuh adalah bertambahnya ukuran tubuh anak, yaitu anak bertambah

besar,berat, dan tinggi, serta organ-organ tubuh bertambah besar dan berat. Proses

tumbuh kembang berlangsung, mencakup, aspek motorik, bahasa, kognitif,

sosialisasi, dan kemandirian. Tumbuh kembang optimal adalah tercapainya proses

tumbuh kembang yang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh anak.(16)
18

3. Ciri-Ciri Tumbuh Kembang Anak

Menurut Hurlock EB, tumbuh kembang anak mempunyai cici-ciri tertentu,

yaitu:(17)

1) Perkembangan melibatkan perubahan (Development

involveschanges)perubahan pertumbuhan fisik

a. Terdapat ukuran tubuh, anak akan bertambah berat badan, tinggi badan,

lingkar kepala, dan organ-organ tubuh lainnya.

b. Terdapat perubahan proporsi tubuh.

Perubahan proporsi tubuh sesuai dengan bertambahnya umur anak,

pada bayi baru lahir, titik pusat tubuhnya adalah umbilikus, sedangkan

setelah dewasa titik pusat adalah simfisis pubis. Keadaan ini merupakan

akibat dari pertumbuhan badan dan ekstremitas yang pesat, akibat dari

arah pertumbuhan yang berlansung secara sefalokaudal dan

proksimodistal, proporsi kepala pada waktu lahir seperempat, pada

umur 2 tahun seperlima, pada janin 5 bulan sepertiga, pada waktu lahir

seperempat, pada umur 2 tahun seperlima, pada umur 6 tahun

seperenam, pada umur 12 tahun sepertujuh, dan pada dewasa

seperdelapan proporsi tubuh.

2) Perkembangan awal lebih kritis dari pada perkembangan selanjutnya

(Early developmentismorecriticalthanlatersdevelopment)

Terdapat suatu aspek perkembangan yang sangat mendebarkan yaitu saat

pertama (first), seperti tersenyum pertama, memegang dengan kukuh, kata

pertama, berjalan, kalimat pertama. Tumbuh kembang pada awal


19

kehidupan sangat penting, karna menentukan perkembangan selanjutnya,

pada awal kehidupan anak sangat rentan terhadap faktor lingkungan.

3) Perkembangan adalah hasil dari maturitas dan proses belajar (Early

development is more critica lthan laters development)

a. Maturitas intrinsik yaitu kemampuan khas yang berasal dari potensi

ginetik sedangkan fungsi filogenetikfungsi yang biasa terjadi pada

seseorang, seperti merayap, merangkak, duduk, berjalan.

Perkembangan ini proses dari maturitas.

b. Belajar adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha.

4) Pola perkembangan dapat diramalkan (Early development is more critical

than laters development)

Arah perkembangan dapat diramalkan yaitu proksimodistal.

Perkembangan motorik halus mengikuti pola proksimodistal sebagai

contoh bayi dapat menggunakan tangannya sebagai satu unit sebelum

mereka dapat mengendalikan gerakan jari-jarinya.

5) Pola perkembangan mempunyai karakteristik yang dapat diramalkan

(Early development is more critical than laters development)

Perkembangan mengikuti pola umum yang teratur dan berkesinambungan

pada setiap perkembangan, walaupun kecepatan pencapaian kemampuan

sangat bervariasi, terdapat perbedaan individu dalam perkembangan

sehingga setiap anak adalah unik. Contohnya, sebelum bisa berjalan, anak

harus bisa duduk terlebih dahulu, tetapi umur saat anak bisa

duduk/berjalan berbeda-beda antara satu anak dan anak lainnya.


20

a. Perkembangan berlansung dari umum ke spesifik.

b. Perkembangan adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai

meninggal, yang di pengaruhi oleh faktor dan bawaan lingkungan.

c. Masing-masing organ tubuh mempunyai pola pertumbuhan yang

berbeda-beda

d. Terdapat kolerasi antara perkembangan dan pertumbuhan.

6) Terdapat perbedaan individual dalam hal perkembangan ( There are

individual differences in development)

Pola perkembangan semua sama pada semua anak:

a. Setiap anak akan mengikuti pola yang dapat diramalkan pada jalur dan

kecepatannya sendiri.

b. Pada umur yang sama, setiap anak tidak selalu mencapai tingkat

perkembangan yang sama.

Penyebab perbedaan tersebut adalah:

a. Kondisi biologis dan genetik stiap anak berbeda.

b. Tidak seorang anak pun mempunyai lingkungan yang sama, Bahkan

pada kembar identik.

c. Perbedaan individual ini disebabkan oleh faktor internal dan eksternal.

7) Terdapat periode/tahapan pada pola perkembangan (There are periods in

the development pattern)

Terdapat 5 tahap yang harus dilalui dalam tumbuh kembang anak sampai

dewasa, yaitu masa pranatal, masa bayi, masa anak dini, masa pra-sekolah,

dan masa sekolah, setiap tahapan menyiapkan dan membimbing anak agar
21

berhasil ke tahap berikutnya, karena proses tumbuh kembang berjalan

berkesinambungan. Perkiraan tentang waktu tahapan yaitu:

a. Prenatal period: konsepsi sampai lahir.

b. Infancy : dari lahir sampai 12 bulan (sampai 18 bulan)

c. Early childhood : 12 bulan sampai 6 tahun.

8) Terdapat harapan sosial untuk setiap periode perkembangan (There are

social expectation forevery developmental period)

Faktor yang meningkatkan tugas perkembangan adalah:

a. Nutrisi yang memadai

b. Pertumbuhan fisik yang pesat

c. Kekuatan dan energi di atas rata-rata

d. Kecerdasan di atas rata-rata

e. Terdapat lingkungan yang memberi kesempatan untuk belajar

f. Tuntunan dari orang tua dan guru dalam proses belajar

g. Motivasi yang kuat untuk belajar

h. Kreativitas disertai dengan kemauan anak untuk menjadi berbeda.

Faktor yang menghambat tugas perkembangan yaitu:

a. Gangguan tumbuh kembang fisik dan mental.

b. Sering sakit, kecatatan, tidak ada kesempatan untuk belajar, tidak

mendapat tuntunan belajar, tidak ada motivasi belajar, takut untuk

menjadi berbeda.

9) Setiap area perkembangan mempunyai potensi risiko (Every area of

development has potentialhazards)


22

Masa kritis perkembangan anak perlu mendapatkan perhatian.

Perkembangan sangat di pengaruhi oleh lingkungan dan interaksi antara

anak dengan orang tua/pengasuh. Perkembangan anak akan optimal bila

interaksi sosial di usahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai

tahap perkembangan, bahkan sejak bayi masih di dalam kandungan,

sedangkan lingkungan yang tidak mendukung akan menghambat

perkembangan anak, secara umum ada beberapa mekanisme yang

mendasar tumbuh kembang anak, yaitu:

a. Maturitas sistem susunan saraf dengan fungsi yang baik.

b. Lingkungan yang kondutif untuk setiap tahap tumbuh kembang anak.

c. Satu set gen yang unik.

4. Aspek-Aspek Perkembangan

1. Perkembangan fisik

Perkembangan fisik merupakan hal yang menjadi dasar bagi kemajuan

perkembangan berikutnya. Ketika fisik berkembang dengan baik memungkinkan

anak untuk dapat lebih mengembangkan keterampilan fisiknya, dan eksplorasi

lingkungannya dengan tanpa bantuan dari orang lain. Perkembangan fisik anak

ditandai juga dengan berkembangnya perkembangn, baik motorik halus maupun

motorik kasar.Perkembangan fisik anak tidak terlepas dari asupan makanan yang

bergizi, sehingga setiap tahapan perkembngan fisik anak tidak terganggu dan

berjalan sesuai dengan umur yang ada.(18)


23

2. Perkembangan inteligensi

Inteligensi bukanlah suatu yang bersifat kebendaan, melainkan suatu fiksi

ilmiah untuk mendeskripsikan prilaku individu yang berkaitan dengan

kemampuan intelektual. Dalam mengartikan inteligensi (kecerdasan) ini para ahli

mempunyai pengertian yang beragam.Deskriptif perkembangan fungsi-fungsi

kognitif secara kuantitatif dapat dikembangkan berdasarkan hasil laporan berbagai

studi pengukuran dengan menggunakan tes inteligensi sebagai alat ukurnya yang

dilakukansecara longitudinal terhadap sekelompok subjek dari dan sampai ke

tingkat usia tertentu

Blomm (1964: 245) menjelaskan berdasarkan hasil studi longitudinal

bahwa dengan berpatokan kepada hasil tes IQ dari masa-masa sebelumnya yang

di tempuh oleh subjek yang sama, kita akan dapat melihat perkembangan

persentase taraf kematangan dan kemampuannya sebagai berikut:

a. Usia 1 tahun berkembang sampai sekitar 20%

b. Usia 4 tahun sekitar 50%

c. Usia 8 tahun sekitar 80%

d. Usia 13 tahun sekitar 92%

3. Perkembangan Bahasa

Bahasa yang dimiliki oleh anak adalah bahasa yang telah dimilikidari hasil

pengolahan dan telah berkembangan. Anak telah banyak memperoleh masukan

dan pengetahuan tentang bahasa ini dari lingkungan, baik lingkungan keluarga,

masyarakat, juga lingkungan pergaulan teman sebaya, yang berkembang di dalam

keluarga atau bahasa ibu.


24

Selain itu, perkembangan bahasa anak juga diperkaya dan dilengkapi oleh

lingkungan masyarakat di mana mereka tinggal. Hal ini, berarti bahwa proses

pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari pergualan dengan masyarakat sekitar

akan memberi ciri khusus dalam prilaku berbahasa. Bersamaan dengan kehidupannya

dalam masyarakat luas, anak mengikuti proses belajar.Pengenalan bahasa yang lebih

dini dibutuhkan untuk memperoleh keterampilan bahasa yang baik.

4. Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan

sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri

terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi, meleburkan diri menjadi satu

kesatuan dan saling berkomunikasi, dan bekerja sama.

Anak dilahirkan belum bersifat sosial. Dalam arti, dia belum memilki

kemampuan untuk bergaul dengan orang lain. Untuk mencapai kematangan sosial

anak harus belajar tentang cara-cara penyesuaian diri dengan orang lain.

Kemampauan ini diperoleh anak melalui berbagai kesempatan atau pengalaman

bergaul dengan orang-orang di lingkungannya baik orang tua, teman sebaya, atau

orang dewasa lainnya.

Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau

bimbingan orang tua terhadap anak dalam berbagai aspek kehidupan sosial, atau

norma-norma kehidupan masyarakat serta mendorong dan memberikan contoh

kepada anaknya bagaimana menerapkan norma-norma ini dalam kehidupan

sehari-hari.
25

5. Perkembangan Moral

Moral berasal dari kata latin mos (moris), yang berarti adat istiadat,

kebiasaan, peraturan/nilai, atau tata cara kehidupan. Adapun moralitas merupakan

kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai dan prinsip moral.

Nilai-nilai moral ini seperti seruan untuk berbuat baik kepada orang lain,

memelihara ketertiban dan keamanan, memelihara ketertiban dan keamanan,

memelihara kebersihan dan memelihara hak orang lain, seseorang dapat dikatakan

bermoral yang dijunjung tinggi oleh kelompok sosialnya.

5. Syarat-syarat Perkembangan

Perkembangan pada anak menunjukkan gejala yang secara relatif teratur,

dan akan terjadi perkembangan yang terjadi pada anak, para ahli merumuskan

syarat perkembangan antara lain :

a. Perkembangan adalah fungsi jasmaniah dan kejiwaan yang berlansung

dalam proses suatu kesatuaan yang menyeluruh.(15)

b. Setiap individu harus mempunyai kecepatan dalam perkembangan

c. Proses perkembangan dengan mengikuti pola tertentu

d. Proses perkembangan berlansung secara berkesinambungan

e. Biasanyan perkembangan yang satu dengan aspek yang lain saling

berkaitan atau berkolerasi secara signifikan

f. Perkembangan berlansung dari pola yang bersifat umum ke khusus

g. Perkembangan dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan

h. Memiliki fungsi kepribadian yang bersifat jasmaniah


26

6. Faktor- faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik anak

Secara garis besar terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap

tumbuh kembang anak, yaitu :(2)

a. Faktor keturunan

Seorang anak yang mempunyai postur tubuh tinggi, dimungkinkan

mempunyai ayah dan ibu yang tinggi. Kalau memang kedua orang tuanya

berpostur rata-rata, di mungkinkan ada garis keturunan dari kakek atau

nenek yang posturnya tinggi.

b. Faktor gizi

Anak-anak yang memperoleh gizi cukup biasanya akan lebih optimal

perkembangan tubuhnya (lebih tinggi dan lebih gemuk). Mereka juga akan

lebih cepat mencapai taraf kematangan dibandingkan dengan mereka yang

kurang memperoleh gizi yang baik.

c. Faktor lingkungan

Keluarga yang memberikan stimulasi memadai yang berkenaan dengan

latihan fisik akan menghsilkan anak-anak yang relatif tinggi. Anak-anak

juga akan memiliki gerakan yang lebih gesit.

d. Faktor emosi

Anak-anak yang sering mengalami stres hingga depresi akan menyebabkan

kekebalan tubuhnya terganggu. Stres atau depresi akan mengganggu

pertumbuhan fisiknya karena cadangan makanan yang ada hanya untuk

melakukan responmerpertahankan diri.


27

e. Faktor jenis kelamin

Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dari pada anak

perempuan. Anak perempuan akan memiliki fisik yang lebih kecil di

bandingkan anak laki-laki.

f. Faktor status sosial ekonomi

Anak-anak yang berasal dari keluarga yang status sosial ekonominya

rendah cenderung lebih kecil dari pada anak yang berasal dari keluarga

yang status sosial ekonominya tinggi.

g. Faktor kesehatan

Anak-anak yang sehat dan jarang sakit, biasanya akan memiliki tubuh

yang lebih berat dari pada anak yang sering sakit.

7. Pendekatan Perkembangan

Ada beberapa teori atau mengenai perkembangan, yaitu pendekatan

perkembangan kognitif, pendekatan belajar, dan pendekatan etologi.(16)

1. Pendekatan perkembangan kognitif

Pendekatan yang didasarakan kepada asumsi atau keyakinan-keyakinan

kemampuan kognitif merupakan suatu analisis dan yang membimbing tingkah

laku anak. Kunci untuk memahami tingkah laku anak terletak pada pemahaman

bagaimana pengetahuan terstruktur dalam berbagai aspeknya, ada beberapa aspek

model perkembangan kognitif, yaitu: model pieget yaitu bahwa perkembangan

manusia dapat digambarkan dalam konsep fungsi dan struktur, maksud dari

fungsidisini adalah mekanisme biologis bawaan manusia bagi setiap orang atau

kecenderungan biologis untuk mengorganisasikan kedalam struktur kognisi


28

sedangkan maksud dari fungsi adalah interelansi sistem pengetahuan yang

mendasari dan membimbing tingkah laku. Kedua yaitu model pemrosresan

informasi, pendekatan ini merumuskan bahwa kognitif manusia sebagai sistem.

Dan yang ketiga model kognisi sosial, dapat diartikan juga sebagai pengetahuan

tentang lingkungan sosial dan hubungan interpersonal, model ini menekankan

tentang dampak ataupun pengaruh pengalaman sosial terhadap perkembangan

kognitif, model kognisi sosial di aplikasikan oleh vygotsky yaitu perkembangan

kognitif menghasilkan proses sosio-instruksional, yang karenanya anak belajar

saling tukar pengalaman dalam memecahkan masalah orang lain.

2. Pendekatan belajar atau lingkungan

Teori belajar atau lingkungan atau tingkah laku anak diperoleh melalui

pengkondisian dan prinsip-prinsip belajar, dalam hal ini untuk membedakan

pengkondisiankedalam dua bagian yaitu respondentbehaviormerupakan respons

yang didasarkan kepada refleks yang dikontrol oleh stimulus respon ini terjadi

ketika ada stimulus. Sedangkan operantbehaviormerupakan tingkah laku sukarela

yang dikontrol oleh dampak atau konsikuensi, biasanya dampak tingkah laku ini

yang menyenangkan cenderung akan di ulang kembali, sedangkan yang tidak

menyenangkan cenderung akan di tinggalkan atau tidak di ulang kembali.

3. Pendekatan Etiologi

Pendekatan ini merupakan suatu proses perkembangan dari perspektif

evolusioner, yang didasarkan pada prinsip-prinsip evolusi yang diajukan pertama

kalinya oleh Charles Darwin.


29

Menurut lorenz dan Tinberger mengidentifikasikan ada empat

karakteristik tingkah laku antara lain tingkah laku inversal, tingkah laku bukan

hasil belajar, dan tingkah laku yang sangat minim sekali dipengaruhi oleh

lingkungan.

2.2.7. Motorik Halus

1. Konsep Perkembangan Motorik Halus

Motorik halus adalah gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh

tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, namun gerakan ini membutuhkan

koordinasi mata dan tangan yang cepat, misalnya keterampilan menggunakan jari

jemari tangan, gerakan pergelangan tangan yang tepat, kemampuan memindahkan

benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis.(19)

2. Konsep Anak Usia 4-5 Tahun

Periode usia 4-5 tahun sebagai fase sense of initiatife. Anak usia

tamankanak-kanak adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses

perkembangan yang sangat pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

selanjutnya. Anak memiliki dunia dan karakteristik tersendiri yang jauh berbeda

dari dunia dan karakteristik orang dewasa. Anak sangat aktif, dinamis, antusias

dan hampir selalu ingin tahu terhadap apa yang dilihat dan didengarnya, seolah-

olah tak pernah berhenti untuk belajar.(19)

3. Perkembangan motorik halus pada anak 4-5 tahun

Kemajuan perkembangan motorik halus, khususnya ekstremitas atas,

berlansung ke arah proksimodistal, di mulai dari bahu menuju ke arah distal

sampai jari, variasi perkembangan motorik halus mencerminkan kemauan dan


30

kesempatan individu untuk belajar. Anak yang jarang menggunakan krayon, akan

mengalami keterlambatan pada perkembangan memegang pensil.(2)

1. Perkembangan motorik halu pada anak Usia 0-3 bulan, yaitu:

a. Menahan barang yang dipegangnya

b. Menggapai mainan yang digerakkan

c. Menggapai kearah objek yang tiba-tiba di ajuhkan dari pandangannya.

2. Usia 3-6 bulan

a. Menggenggam pensil

b. Meraih benda yang ada dalam jangkauannya

c. Memegang tangannya sendiri

3. Usia 6-9 bulan

a. Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya

b. Memungut dua benda, masing-masing tangan memegang satu benda

pada saat yang bersamaan.

c. Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup(2)

4. Usia 9-12 bulan

a. Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan

b. Menggenggam erat pensil

c. Memasukkan benda ke mulut

d. Meletakkan benda di suatu tempat

e. Mengeluarkan benda dari suatu tempat

f. Mengikuti perintah sederhana

g. Membenturkan dua benda


31

5. Usia 12-18 bulan

a. Menumpuk dua buah kubus

b. Memasukkan kubus ke dalam kotak

c. Makan dengan sendok

d. Menunjuk ke satu bagian tubuh

e. Menyuapi boneka

6. Usia 18-24 bulan

a. Bertepuk tangan, melambai-lambai

b. Menumpuk empat buah kubus

c. Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk

d. Menggelindingkan bola ke arah sasaran

e. Menyusun balok 4 susun atau lebih

f. Meniru membuat garis lurus

g. Meniru membuat lingkaran

7. Usia 24-36 bulan

a. Mencoret-coret pensil pada kertas

b. Menyusun balok 6 susun atau lebih

c. Membuka dan menutup botol

8. Usia 36-48 bulan

a. Menggambar garis lurus

b. Menumpuk 8 buah kubus

9. Usia 48-60 bulan

a. Menggunakann pensil
32

b. Menggambar tanda silang

c. Menggambar lingkaran

d. Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh (kepala, badan, lengan)

e. Menangkap bola kecil dengan kedua tangan

f. Menggambar segi empat

g. Berjalan lurus

h. Berdiri dengan satu kaki selama 11 detik

i. Mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau lebih

j. Mengenal angka, bisa menghitung angka 5-10

k. Mengenal warna-warni

l. Bermain lilin

m. Bermain menggunting dan menempel stiker.

2.3. Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu pernyataan sementara mengenai kemungkinan

hasil dari suatu kemungkinan hasil dari suatu penelitian yang masih lemah dan

membutuhkan pembuktian untuk menegaskan apakah hipotesis tersebut dapat

diterima atau harus ditolak, berdasarkan fakta atau data empiris yang telah

dikumpulkan dalam penelitian.(20)

Hipotesis dalam penelitian ini adalah Hubungan Peran Orang Tua

Terhadap Stimulasi Tumbuh kembang Motorik Halus Pada Usia 4-5 tahun di

DesaPante RayaKecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah Tahun 2018.


BAB III

HASIL PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian Survei Analitik, yang dimana

peneliti mendeskripsikan dan menganalisis hubungan antar variabel.Dengan

menggunakan pendekatancrosssectionalyang bertujuan untuk mengetahui

hubungan peran orang tua (Variabel Independent) terhadap tumbuh kembang

motorik halus pada usia 4-5 tahun dilihat dan diukur dengan waktu bersamaan.(20)

3.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di Desa Pante Raya Kecamatan Wih Pesam Kabupaten

Bener Meriah. Lokasi ini di pilih karena masih ada anak yang perkembangan

motorik halusnya terhambat.

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-September Tahun 2018.

3.3. Populasi Dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk

di pelajari dan kemudian akan di tarik menjadi kesimpulannya.

33
34

Populasi dalam penelitian ini seluruh ibu yang mempunyai balita yang

berumur 4-5 tahun di Desa Pante RayaKecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener

Meriah, populasi dalam penelitian ini sebanyak 26balita.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut, yang di maksud dengan sampling berarti mengambil sampel

atau sesuatu bagian dari populasi.(20)

Oleh karena itu sampel yang digunakan peneliti dalam sampel penelitian

total populas, total populasi yang dijadikan sampel,Sampel dalam penelitian ini

adalah sebanyak 26 orang.

3.4. Kerangka Konsep

Di mana kerangka konsep penelitian ini adalah agar penulis mengetahui

hubungan pengetahuan tentang Stimulasi perkembangan motorik halus pada anak

anak 4-5 tahun di Desa Pante Raya Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener

Meriah Tahun 2018.

Variabel Independent Variabel Dependent

Peran Orang Tua StimulasiTumbuh Kembang


Motorik Halus

Gambar 3.1.Kerangka Konsep

3.5. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran

3.5.1. Definisi Operasional

Defenisi operasional adalah batasan yang digunakan untuk mendefinikan

variabel-variabel atau faktor yang mempengaruhi. Aspek pengukuran adalah


35

aturan-aturan yang meliputi cara alat ukur (instrument pengukuran), hasil

pengukuran, kategori dan skala pengukuran yang digunakan oleh variabel.

1. Peran Orang Tua

Usia anak 4-5 tahun di mana anak sangat aktif, di usia ini anak selalu ingin

tau terhadap apa yang dilihat dan apa yang didengar, maka dari itu dalam

pertumbuhan dan perkembangan anak sangat dibutuhkan peran orang tua,

orang tua harus menyadari pentingnya memberi stimulasi bagi

perkembangan anak.

2. Stimulasi Motorik halus

Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak,

Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat

berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau tidak mendapat

stimulasiperkembangan motorik halus pada anak usia 4-5tahun.

3.5.2. Aspek Pengukuran

Tabel3.1. AspekPengukuran
Nama Jumlah Cara dan Skala Jenis skala
Value
Variabel Pertanyaan alat ukur Pengukuran ukur
VariabelX
Peran orang 8 Kuesioner Baik 3 Nominal
tua Cukup 2
kurang 1

Variabel Y
Stimulasi 10 Kuesioner Dilakukan 2 Nominal
Tumbuh Tidak dilakukan 1
kembang
motorik halus
36

3.6. Metode Pengumpulan Data


Dalam penelitian, tentu akan melakukan proses pengumpulan data,

sekurang-kurangnya penelitian menggunakan 3 jenis data, yaitu data primer, data

sekunder, dan data tersier.

3.6.1. Jenis Data

3.6.2. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang langsung diperoleh oleh

pihakpertama.Adapundata primer yang digunakan adalah Angket atau

Kuesioner merupakaninstrument pengumpulan data yang di isi daftar

pertanyaan yang di sampaikan kepada responden untuk dijawab.

Angket merupakan alat instrument pengumpulan data yang di isi oleh

orang tua yang akan di jadikan responden yang diberikan kepada orang tua

dengan jumlah daftar pertanyaan tentang peran orang tua dengan tumbuh

kembang anak dan dari jawaban tersebut itu akan disajikan oleh peneliti.

2. Data Sekunder

Data yang di ambil ataupun diperoleh dari hasil dokumentasi oleh pihak

yang berhubungan, misalnya data pasien. Adapun data yang di ambil oleh

peneliti adalah jumlah data balita yang berada di wilayah kerja Puskesmas

Pante Raya Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah.

3. Data Tersier

Data tersier adalah data yang diperoleh dari naskah yang sudah

dipubliksaikan, misalnya WHO, SDKI, Riskesdas,Pusdatin dan lain-lain.


37

3.6.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi

dari instrument, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang

digunakan dalam suatu penelitian. Tujuan uji validitas untuk mengetahui apakah

kuesioner yang kita susun mampu mengukur apa yang hendak kita ukur, maka

perlu diuji korelasi antara skor tiap-tiap item dengan skor total kuesioner tersebut.

(21)

Uji validitas ini dilakukan dengan responden yang sama, yaitu balita 4-5

tahunsebanyak15 orang balita. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan

Product moment Test dengan rumus sebagai berikut :

Ketentuan kriteria pengujian apabila rhitung > rtabel (0,631) dengan 0,05=α maka

alat ukur tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila r hitung < rtabel maka alat

ukur tersebut tidak valid (22)

Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Kuesioner


Peran Kofesiensirhitung Kofesiensi Keterangan
orang tua rtabel
1 0,666 0,514 Valid
2 0,553 0,514 Valid
3 0,646 0,514 Valid
4 0,629 0,514 Valid
5 0,691 0,514 Valid
6 0,443 0,514 Tidak valid
7 0,539 0,514 Valid
8 0,409 0,514 Tidak valid
9 0,450 0,514 Tidak valid
10 0,817 0,514 Valid
11 0,486 0,514 Tidak valid
12 0,390 0,514 Tidak valid
13 0,631 0,514 Valid
14 0,478 0,514 Tidak valid
15 0,397 0,514 Tidak valid
38

Dari tabel di atas, kuesioner dikatakan valid apabila r hitung > rtabel dan tidak

valid apabila rhitung < rtabel. Dari 15 pertanyaan terdapat dari peran orang tua ada 8

yang valid, dikarenkan dari 8 responden yang diteliti stimulasi tumbuh kembang

motorik halus dengan benar, dikarenakan sebagian orang tua mengerti bagaimana

cara menstimulasi dengan cara yang benar. Namun dari 15 pertanyaan terdapat

dari peran orang tua ada 7 yang tidak valid, dimana yang tidak valid dari

pada>0,514. ada sebagian orang tua kurang mengetahui bagaimana melakukan

stimulasi dengan benar disebabkan faktor pendidikan, ekonomi, keterbatasan

waktu.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indek yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan

sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas bila dilakukan

dengan menggunakan alat ukur yang sama. Uji reliabilitasi dilakukan dengan

menggunakan SPSS melalui uji Cronbach’s alpha yang dibandingkan dengan

menguji butir soal yang sudah valid secara bersama-sama di ukur reliabilitasnya.

Untuk mengetahi reliabilitas caranya dengan menggunakan nilai r hitung dengan

nilai rtabel. Uji signifikan dilakukan dengan taraf signifikan 0,05 artinya instrument

dikatakan reliable bila rhitung lebih besar dari nilai rtabel. (22)

Tabel 3.3. Hasil Uji Rehabiliti peran orang tua

Kuesioner Cronbach’ alpha Table Keterangan


Peran orang tua 0,830 0,514 Reliabel
39

Keterangan :

Hasil uji reliabilitas kuesioner ini dari 10pertanyaantumbuhkembangdan 8

pertanyaanperan orang tuamenunjukkan dimana hasilpada hasil cronbach’s alpha

pada peran orang tua 0,30 berarti lebih besar dari rtabel 0,514.

3.7. Metode Pengolah Data

Pada kasus tersebut seperti penelitian kualitatif data yang dikumpul diolah

dengan cara komputerisasi dengan langkah-langkah :

1. Collecting

Proses pengumpulan data yang berasal dari kuesioner, angket atau

wawancara, proses pengumpulan data diperlukan untuk memastikan

bahwa data yang dikumpulkan dapat didefenisikan dengan jelas. Proses ini

menyediakan informasi dasar untuk mengukur hal apa yang akan

diperbaiki.

2. Editing

Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan jawaban kuesioner dengan

tujuan agar data di olah secara benar.

3. Coding

Pada langkah ini penulis melakukan pemberian kode pada variabel-

variabel yang diteliti, misalnya nama responden dirubah menjadi nomor.

4. Tabulating

untuk mempermudah pengolahan dan analisa data serta pengambilan

kesimpulan kemudian memasukkan kedalam bentuk distribusi frekuensi.


40

3.8. Analisis Data

Di sini di uraikan langkah-langkah dalam mengolah data dan teknik dalam

menganalisa data dan teknik dalam menganalisa data. Sebutkan alat yang

digunakan untuk mengolah data, yaitu program komputernya atau uji statistiknya.

Teknik analisis dapat digunakan hanya dengan presentasi, tabel, atau diagram.

3.8.1. Analisis Univariat

Analisis Univariat di gunakan untuk mendeskripsikan data yang di

lakukan pada tiap variable dari hasil penelitian Analisis univariat berfungsi untuk

meringkas kumpulan data menjadi infromasi yang berguna. Analisa univariat

yaitu analisis yang di gunakan untuk menggambarkan secara tunggal independen

yaitu peran orang tua dan variabel dependen tumbuh kembang motorik halus.

3.8.2. Analisis Bivariat

Untuk menghubungan adanya hubungan yang signifikan antara varibel

bebas dan variabel terikat digunakan analisis Chi-square pada batas kemaknaan

perhitungan statistic p Value (0,05). Apabila hasil perhitungan menunjukkan p

Value<0,05 maka Ho ditolak dan Ha menerima, dan artinya kedua variabel

tersebut mempunyai hubungan yang signifikan.

Anda mungkin juga menyukai