Anda di halaman 1dari 37

PROPOSAL

STIMULASI MOTORIK KASAR DENGAN PERKEMBANGAN


KEMANDIRIAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK-
KANAK KELURAHAN LEMABANG PALEMBANG

NAMA KELOMPOK :

RAHMAWATI (21115020)

RISKA AJARWATI (21115022)

RIEFKY PRATAMA (21115023)

JAKA YANTARA (21115026)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH


PALEMBANGPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2018 - 2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat, Inayah,
Taufik dan Inayahnya Sehingga kami dapat menyelesaikan penyususnan proposal
ini dalam bentuk maupun isi nya yang sangat sederhana. Semoga proposal ini
dapat di pergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca.

Harapan kami semoga proposal ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya lebih baik.

proposal ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang dan
pengetahuan yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan proposal ini.

Palembang, 20 januari 2019


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………......i
DAFTAR ISI………………………………………………………………….ii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….…..,..iv
A. Latar belakang……………………………………………………..…...1
B. Rumusan masalah………………………………………………….…..2
C. Tujuan penelitian……………………………………………………....3
D. Manfaat penelitian………………………………………………….….4
E. Ruang lingkup penelitian……………………………………………....5
BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA……………………..……………………....6
A. Anak pra sekolah………………………………………………………6
B. Perkembangan anak pra sekolah………………………………………7
C. Karakteristik anak pra sekolah…………………………………………8
D. Perkembangan kemandirian anak pra sekolah…………………………9
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kemandirian……..10
F. Stimulasi………………………………………………………………..11
G. Prinsip-prinsip stimulasi………………………………………………..12
H. Stimulasi motorik kasar anak pra sekolah……………………………...13
I. Penilaian tumbuh kembang anak…………………………………….…14
J. Kerangka teori…………………………………………………………..15
BAB III KERANGKA KONSEP….……………………………………….....16
A. Kerangka konsep………………………………………………………..16
B. Definisi operasional …………………………………………………….17
C. Hipotesis……………………………………………………...…………18
BAB IV METODE PENELITIAN……………………………………………19
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Anak usia prasekolah adalah anak yang berada direntang usia 3-5
tahun, yang memiliki cirri khas tersendiri dalam segi pertumbuhan dan
perkembangannya, perkembangan anak prasekolah di bagi menjadi empat
domain yaitu personal sosial, bahasa motorik kasar, dan motorik halus dan
anak akan mengalami tahap perkembangan kognitif atau perkembangan
kecerdasan atau berfikir. (soetijiningsih 2014, whaley dan wong 2008)
Pentingnya kesiapan anak usia prasekolah adalah membantu
mengembangkan keterampilan sosial anak yaitu kemandirian anak.
Perilaku sosial khususnya kemandirian merupakan aspek yang
berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi
dengan lingkungannya. Sampai saat ini pola asuh sera peran orang tua
dengan perkembangan kemandirian pada anak usia prasekolah masih
belum jelas.(rukiyah, 2014)
Kemandirian pada anak umumnya dikaitkan dengan kemampuan
untuk melakukan segala sesuatu sendiri. Seperti halnya memakai baju
sendiri, menalikan sepatunya sendiri, makan,tanpa harus tergantung pada
bantua orang lain. Salah satu aspek yang menjadi focus anak usia dini
adalah perkembangan kemandirian . perkembangan kemandiriaan
merupakan salah satu aspek psikososial-emosional. Kemandirian sangat
penting karena berkaitan dengan keterampilan dan kemampuan anak
dalam mengurus dan merawat dirinya sendiri ( geofanny,2016). Anak usia
prasekolah berkisar 3-5tahun mulai menjelajahi dunia dan lingkungan
sekitar dan mengembangkan keterampilan seperti motorik halus dan
motorik kasar. (nelson,2007)
Pentingnya kemandirian agar anak bias melakukan aktifitas sehari-
hari tanpa bantuan orang lain. Kriteria anak mandiri apabila anak mampu
aktifitas sendiri dan menjalaninya tanpa bantuan orang lain dan terlepas
dari pengaruh orang tua , karakter anak akan sangat bermanfaat saat anak
bergaul dengan teman yang lain.(dewanggi dkk dan diyani,2012)
Menurut acuan WHO (word healt organization) pada tahun 2013
angka kejadian gangguan perkembangan sosial dan kemandirian pada anak
di Indonesia mencapai 35,7% dan tergolong dalam masalah kesehatan
masyarkat yang tinggi, karena masih di atas 30% sekitar 1-3% anak
prasekolah mengalami keterlambatan umu. Masalah perkembangan
kemandirian dan perilaku anak di Negara united states sebesar 12-16%
sedangkan prevalensi di Indonesia sebesar 13-18% penelitian yang
dilakukan di bantul pada tahun 2014 mendapatkan hasil sebesar 8%
dinyatakan suspek gangguan keterlambatan perkembangan. Berdasarkan
penelitian harno 2012 yang berjudul hubungan status orang tua bekerja
dengan tingkat kemandirian anak yang dilakukan di wilayah semarang
mencapai 57,3% anak yang tidak mandiri riskesdas,2015)
Perkembangan anak memerlukan rangsangan atau stimulasi
khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat minum sosialisai
anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.
Apabila anak yang mengalami kekurangan dalam stimulus maka akan
mengalamiretardasi (keterbelakangan) dan gangguan-gangguan
perkembangan. (depkes RI,2013)
Penyimpangan perkembangan anak dapat dipengaruhi banyak
faktor diantaranya kurangnya stimulasi orang tua di samping pengaruh
lingkungan hidup dan tumbuh kembang anak yang juga merupakan salah
satu faktor dominan (dadang, 2015) . stimulasi hendaknya diberikan sejak
dini dan sesuai perkembangan anak yang meliputi kemampuan sosialisasi
dan kemandirian . (depkes RI, 2013)
Pada tahun 2014 , sekitar 35,4% anak di Indonesia menderita
penyimpangan perkembangan seperti penyimpangan dalam motorik kasar,
motorik halus, serta penyimpangan mental emosional dikarenakan
sedikitnya pemahaman orang tua atau keluarga dalam menstumulasi
(IDAI, 2012). Pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) Anak
balita dan prasekolah yang dilakukan di jawa timur pada tahun 2013
didapatkan hasil sekitar 63,48% anak balita hal ini didukung oleh
pendidikan ibu yang rendah serta carok pola asuh yang kurang akan
pemberian stimulasi (riskesdas, 2013)
Data yang didapat dari dinas kesehatan provisi sumatera selatan
kota Palembang tahun 2015 terdapat 1.1949 balita yang mengalami
keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan. Pada tahun 2016, sekitar
38,5% anak prasekolah di deteksi mengalami hambatan tumbuh kembang
di puskesmas kelurahan 24 ilir Palembang. Berdasarkan hasil studi
pendahuluan yang peneliti lakukan di 3 tanam kanak-kanak kelurahan 24
ilir Palembang pada saat penelitian melakukan observasi awal pada 28
anak menunjukkan bahwa masih dapat anak yang bergantung pada orang
lain atau mandiri, tidak mau berusaha memakai sepatu sendiri, suka
berteriak jika meminta suatu barang, sering tidak selesai melakukan tugas
dan tidak mau membereskan makanan setelah selesai makan. Hal ini
menunjukkan bahwa masih banyak anak yang mengalami keterlambatan
perkembangan khususnya anak prasekolah yang di sebabkan oleh
keluarganya stimulasi orang tua. Berdasarkan data tersebut peneliti tertarik
meneliti di taman kanak-kanak kelurahan 24 ilir Palembang.

1. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan
permasalahan dengan pertanyaan penelitian “adakah hubungan stimulasi
motorik kasar dengan perkembangan kemandirian anak usia prasekolah di
taman kanak-kanak kelurahan 24 ilir Palembang

2. Tujuan penelitian
a. Tujuan umum
Diketahuinya antara stimulasi motorik kasar dengan perkembangan
kemandirian anak usia prasekolah di taman kanak-kanak kelurahan 24
ilir Palembang
b. Tujuan khusus
1. Diketahuinya stimulasi motorik kasar yang diberikan orang tua
kepada anak usia prasekolah di taman kanak-kanak kelurahan 24
ilir Palembang
2. Diketahuinya perkembangannya kemandirian anak usia prasekolah
di taman kanak-kanak kelurahan 24 ilir Palembang

3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu
keperawatan khususnya pada keperawatan anak .
b. Manfaat praktis
1. Bagi sekolah dan guru
Diharapkan dapat menjadi hal pertimbangan unuk
meningkatkan pengembangan sekolah dalam pengawasan
dan mendidik anak mengenai perkembangan kemandirian
anak di sekolah.
Sebagai bahan untuk meningkatkan kerjasama dengan
orang tua dalam meningkatkan perkembangan kemandirian
anak.
2. Bagi orang tua dan anak
Sebagai bahan masukan orang tua agar lebih
memperhatikan dan meningkatkan dalam membimbing dan
melatih anak dalam tingkat kemandirian anak. Anak
mendapatkan stimulasi sesuai dengan perkembangannya
dan perkembangan anak akan optimal
3. Bagi institusi pendidikan
Sebagai informasi dan dapat dijadikan referensi bagi
mahasiswa lain mengenai proses perkembangan anak sesuai
umur dan tingkatannya. Karena, tidak semua anak
perkembangan kemandiriannnya sama dan sesuai dengan
umur anak
4. Bagi peneliti
Peneliti ini berguna sebagai sarana dalam mengembangkan
dan memperluas wawasan yang didapat selama pendidikan
tahap akademik dengan mengaplikasikannya dalam
penelitian berdasarkan kenyataan yang terjadi dilapangan.
Serta menambah pengetahuan penulis dalam bidang
keperawatan dan sekaliguas sebagai media untuk
mengemukakan pendapat secara objektif mengenai
hubungan stimulasi motorik kasar terhadap perkembangan
kemandirian anak usia prasekolah.

4 . Ruang lingkup
Penelitian ini termaksuk area keperawatan anak yang dilaksanakan
untuk mengetahui hubungan stimulasi motorik kasar dengan
perkembangan kemandirian anak usia prasekolah di taman kanak-kanak
kelurahan 24 ilir Palembang . peneliti ini merupakan penelitian dengan
cross sectional design, data yang digunakan adalah data primer dan
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden
melalui wawancara dari hasil pengisian kuisioner oleh responden. Peneliti
melakukan wawancara kepada orang tua anak di taman kanak-kanak
kelurahan 24 ilir Palembang. Selain wawancara , peneliti juga mengambil
data melalui pengisian kuisioner. Kuisioner merupakan serangkaian data
pertanyaan formal yang digunakan untuk mendapatkan informasi dari
responden .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan teori
1. Anak prasekolah
Anak prasekolah adalah saat baru inisiatif anak dan mandiri. Anak-
anak di sekolah untuk sebagian hari mereka dan anak belajar banyak dari
kotak sosial ini keterampilan bahasa berkembang dengan baik, dan anak
mampu untuk mengerti dan berbicara dengan jelas. Bermain yang tak ada
habisnya menggugah dunia anak prasekolah. Mereka mungkin tertarik
dengan alat bermain seperti membentuk binatang, lalu memotong dan
menempel kertas, lalu mengambar dan mewarnai (wong,2008)
Anak prasekolah antara usia 2 dan 5 tahun isu-isu yang keterikatan
dan dibentuk kembali oleh kemunculan bahasa dan dimainkan dalam
konteks lingkungan sosial yang semakin luas . sebagai balita, anak belajar
berjalan kaki dan berlari. Sebagai anak pra sekolah , mereka
mengekspolorasi perkembangan emosional, bergantian antara oposisi yang
keras kepala dan ceria, antara eksplorasi yang brani dan ketergantungan
yang melekat. ( nancy,2005)
Cirri-ciri anak usia prasekolah yaitu perkembangan anak lebih
matang yang mampu mengatur system syaraf otot yang memungkinkan
anak lebih lincah dan aktif bergerak, dengan meningkatnya usia anak
Nampak perubahan-perubahan dari gerakan kasar menjadi gerakan yang
lebih halus. Dalam usia ini kemampuan berbahasa lisan pada anak akan
berkembang, karena selain terjadi pematangan pada organ-organ bicara
dan fungsi berfikir juga dipengaruhi oleh lingkungan yang ikut
mengoptimalkan perkembangan anak seperti pemberian stimulus pada
anak (gunarsa,2008)
Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah , untuk itu panca
indra dan system reseptor serta proses memori harus sudah siap sehingga
anak mampu belajar dengan stabil . perlu di perhatikan pada masa ini anak
belajar dengan cara bermain .(fikawati, sandradkk,2015)
2. Perkembangan anak prasekolah
a. Definisi
Perkembangan (development) merupakan dan perluasan secara
bertahap , perkembangan tahap kompleksitas dari yang lebih rendah ke
yang lebih tinggi, peningkatan dan perluasan kapasitas seseorang
pertumbuhan, maturasi serta pembelajaran (wong,2008)
Perkembangan (development adalah bertambahnya kemampuan
(skill)dalam struktur fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola
yang teratur dan, sebagai hasil dari proses pematangan, perkembangan
menyangkut adanya proses diferisiansi dari sel-sel tubuh, jaringan
tubuh , organ-organ system organ untuk dapat memenuhi fungsinya
masing-masing perkembangan, emosi intelektual dan tingkah laku
sebagai hasil interaksi d
engan lingkungan juga termaksuk dalam perkembangan
ini.(anik,2012)
Perkembangan adalah proses pematangan atau maturasi fungsi
organ tubuh, yang diperlihatkan oleh perkembangannya kemampuan
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, sehingga dapat bersifat
kualitatif serta kuantitatif. (marni dan kukuh, 2015)
Perkembangan anak setiap tahunnya akan berubah sesuai dengan
perkembangannya, khususnya penyempurnaan fungsi motorik,
personal sosial, bicara dan bahasa. (wong,2004). Perkembangan
motorik anak dikatakan makin meningkat, diantara lain yang harus
dicapai : (susilowati, 2012)
1. Naik turun tangga tanpa dibantu, dengan menggunakan kaki
kanan dan kiri secara bergantian; bias melompat dari undakkan
yang terendah, mendarat dengan kedua kaki
2. Berdiri seimbang dengan satu kaki untuk jangka waktu pendek
3. Menendang pola besar
4. Makan sendiri
5. Meloncat di tempat
6. Mengayuh sepeda kecil beroda tiga atau besar
7. Menangkap bola yang yang dilempar dengan direntagkan
8. Sering main ayunan (tidak terlalu tinggi atau cepat) : tertawa,
dan minta di ayun
9. Menunjukkan pengendalian yang lebih terhadap crayon atau
spidol : membuat coreta mendatar, tegak lurus dan melingkar
10. Memegang crayon atau spidol diantara jari telunjuk dan tengah
dengan ibu jari (genggaman kaki tiga), tidak di genggam
seperti tahap sebelumnya
11. Membaik halaman buku satu perstu
12. Senang menyusun bangunan dengan menggunakan balok
13. Membangun bangun menara balok tingkat delapan atau lebih
14. Belajar bergaul dengan teman sebaya
15. Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial
secara umum perkembangan berbagi menjadi empat bidang,
yaitu :
a. Kemandirian dan sosial (personal –social)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri
bayi/anak untuk menyesuaikan diri dengan orang lain,
bersosialisasi, berinteraksi dengan lingkungannya dan perhatian
terhadap kebutuhan perorangan atau induvidu.
b. Motorik halus (fine motor)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan bayi/ anak untuk
menggunakan bagian tubuh tertentu, tidak memerlukan banyak
tenaga namun diperlukan kecermatan dan fungsi koordinasi
yang lebih komplek. Seperti koordinasi mata,tangan
memainkan dan menggunakan benda-benda kecil.
c. Motorik kasar (gross motor)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan bayi/anak untuk
menggunakan dan melibatkan sebagian besar bagian tubuh
biasanya menggunakan lebih banyak tenaga. Seperti duduk,
jalan,melompat dan gerakan umum otot besar.
d. Bicara dan bahasa
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan bayi dan anak
untuk memberikan respon terhadap suara, mendengar,
mengerti,memahami perkataan orang lain dan menggunakan
bahasa serta mengungkapkan perasaan dan pendapat melalui
kata-kata (wong,2008)
3. Karakteristik anak prasekolah
Ciri-ciri anak prasekolah meliputi fisik, motorik intelektual dan sosial
(Hurlock,2012)
a. Perkembangan fisik
1. Otot-otot lebih kuat dan pertumbuhan tulang menjadi besar dan
keras
2. Anak prasekolah mempergunakan gerak kasar seperti
berlari,berjalan memanjat, dan melopat sebagai dari permainan
mereka.
3. Kemudian secara motorik anak mampu memanipulasi obyek kecil,
menggunakan balok-balok dengan berbagai ukuran dan bentuk.
4. Selain itu juga anak mempunyai rasa ingin tahu,rasa emosi, iri dan
cemburu. Hal ini timbul karena anak tidak memiliki hal-hal yang di
miliki oleh teman sebayanya .
5. Sedangkan secara sosial anak mampu menjalani kontak sosial
dengan orang-orang yang ada diluar rumah, sehingga anak
mempunyai minat yang lebih untuk bermain pada temannya,
orang-orang dewasa, dan saudra kandung di dalam keluarganya
b. Perkembangan motorik
Di usia prasekolah, gerakan tangan anak (handstoke) sudah pada taraf
membuat pola (pattern making). Pada keterampilan motorik kasar,
anak usia prasekolah sudah mampu menggerakkan seluruh anggota
tubuhnya untuk melakukan gerakan-gerakan seperti, berlari,memanjat,
naik-turun tangga, melempar bola, bahkan melakukan dua gerakan
sekaligus seperti melompat sambil melempar bola.
1. Perkembangan motorik kasar
Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot
besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang
dipengaruhi oleh kematangan anak sendri . tugas perkembangan
jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh, seperti berlari,
berjinjit,melompat, bergantung, melempar dan menagkap, serta
manjaga keseimbangan
2. Perkembangan motorik halus
Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus
atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh
kesempatan untuk belajar dan berlatih. Perkembangan motorik
halus anak prasekolah ditekankan pada koordinasi gerakkan
motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan
atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan
3. Perkembangan kognitif
4. Perkembangan personal sosial
Menurut Hurlock 2012, perkembangan sosial berarti kemampuan
berperilaku yang sesuai dengan tuntunan sosial . menjadi orang
yang mampu bermasyarakat (sozialized) memerulukan tiga proses.
Diantaranya adalah belajar berperilaku yang dapat diterima secara
sosial, memainkan peran sosial yang dapat diterima, dan
perkembangan sifat sosial.

4. perkembangan kemandirian anak prasekolah


perilaku sosial (personal sosial) adalah aspek yang berhubungan
dengan kemampuan mandiri seperti memakai baju sendiri, pergi ke toilet
sendiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, tidak bias
berkomunikasi dengan lancer dimana anak tidak mampu menyebutkan
namanya sendiri sehingga anak cenderung pasif dan tidak dapat
mengembangkan kemampuanya. salah satu hal yang menghambat
kemandirian anak adalah kebiasaan anak yang masih sangat tergantung
pada orang tua hal ini ditunjukkan dengan orang tua yang kurang dalam
memberikan stimulasi .(harlimsyah,2010)
kemandirian anak merupakan anak untuk melakukan kegiatan dan
tugas sehari-hari sendiri atau dengan sedikit bimbingan, sesuai dengan
tahap perkembangan dan kemampuan anak. Kemandirian berarti bahwa
anak telah mampu bukan hanya mengenal mana yang benar dan mana
yang salah, tetapi juga mampu membedakan mana yang baik dan mana
yang buruk. Pada fase kemandirian ini anak telah mampu menerapkan
terhadap hal-hal yang menjadi larangan atau yang dilarang, serta sekaligus
memahami konsekwensi resiko jika melarang aturan . (majid,2012)
kemandirian anak usia dini ialah kemampuan anak untuk
melakukan perawatan terhadap diri sendiri, seperti makan, berpakaian, ke
toilet dan mandi. Kemandirian merupakan suatu sikap yang diperoleh
secara kumulatif melalui proses yang dialami seseorang dalam
perkembangannya. Dimana dalam proses menuju mandiri, individu belajar
untuk menghadapi berbagai situasi dalam lingkungannya sampai ia
mampu berfikir dan mengambil tindakkan yang baik dalam mengatasi
setiap situasi .(einon,2010)
Kemandirian anak prasekolah yaitu kemampuan anak untuk
melakukan aktivitas sendiri atau mampu berdiri sendiri dalam segala hal.
Kemampuan untuk melakukan kegiatan atau tugas sehari-hari sesuai
dengan tahapan perkembangan dan kapasitasnya . kemandirian biasanya
ditandai dengan kemampuan kreatif dan insiatif, mengatur tingkah laku,
bertanggung jawab, mampu menahan diri, membuat keputusan keputusan
sendiri, serta mampu mengatasi masalah tanpa ada pengaruh dari orang
lain
Keterampilan motorik anak usia 3 tahun memungkinkan naik
tangga dan turun tangga dan ketempat-tempat yang ia inginkan. Di usianya
ini mulai bias berjalan kesana kemari tanpa bantuan . kemajuan dalam
koordinasi mata-tangan, membuatnya ingin meraih apa saja, dan anak
berlari kian kemari mulai berjalan ke ruang yang ia ingin dilihat. (andrian
dkk, 2012)
Salah satu kebiasaan yang harus mulai diajarkan pada anak usia
prasekolah adalah menjaga kebersihan. Sejak usia 4 tahun juga waktu yang
tepat untuk mengajakkan anak kebersihan. Seperti mencuci tangan,
merapikan tempat tidur, membereskan alat mainnya . meskipun ini terlihat
sederhana menjadi proses pembelajaran bagi si anak untuk selalu bersikap
rapid an bersih . ( musbikin,2012)
Di usia 4-5 tahun , dalam hal membantu diri berpakaian , anak
sudah tertarik melepaskan pakaian, memakai kaos kaki , memakai sepatu
walau mungkin sering tertukar kanan dan kiri , memaikai kancing baju
sendiri, mengososk gigi meski masih dalam pengawasan orang tua,
memaikai celana tapi bagian celana depan dan belakang tertukar. Dalam
hal membantu diri dalam buang air kecil (BAK) dan buang air besar
(BAB) , anak dapat membersihkannya tetapi belum baik cenderung
menahan (BAK) Sampai ke toilet dan pergi ke toilet dengan sendirinya
.(fitri dkk, 2014)

Anak akan merasa senang bila anak memiliki sikap tepat waktu, untuk
mencapai kemampuan itu anak perlu peran orang tua dalam melatih
kedisiplinan anak. Anak menikmati bila diberi waktu untuk melakukan
tugas, misalnya 10 menit untuk berpakaian, setengah jam untuk
makan, dan mandi agar anak bisa mandiri.(musbikin,2012)

5. faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kemandirian


kemandirian anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: faktor
internal yang meliputi kondisi fisiologis dan psiologis, kemudian faktor
eksternal meliputi lingkungan, rasa cinta dan kasih saying, pola asuh orang
tua dan pengalaman dalam kehidupan setiap induvidu. Faktor yang
mempengaruhi perkembangan kemandirian anak adalah pengetahuan,
sikap orang tua yang member perlakuan secara berlebihan, tanpa memberi
anak waktu untuk melakukan aktifitas sehari-hari sendiri. Kondisi ini
memungkinkan anak merasa tidak bisa melakukan segala sesuatu aktifitas
dengan sendirinya , sehingga anaka cenderung berguna pada orang lain,
(wiyani 2012, dalam ema 2017)
salah satu fktor yang mempengaruhi perkembangan kemandirian
anak juga dari pola asuh orang tua, yang setiap pelayanan anak dipenuhi
dan tidak member kesempatan untuk melakukannya sendiri. Umur orang
tua yang masih dini memungkinkan kurangnya pengetahuan untuk
stimulasi perkembangan kemandirian anak. Kegiatan sehari-hari yang bisa
dilakukan seperti membersihkan tempat tidur , makan, membersikan alat
bermain sebenarnya bisa dilakukan oleh anak itu sendiri. Orang tua
harusnya memberikan stimulasi ke anak agar anak mampu melatih
kemandiriannya tanpa memberatkan orang lain .
dalam mengembangkan kemandirian anak sebaiknya anak
dibimbing dan dilatih untuk melakukan kegiatan tertentu dan diberi
tanggung jawab seperti membereskan tempat bermain usia bermain atau
diberi jedah waktu untuk anak makan sendiri atau diarahkan anak mencuci
tangan sebelum makan lalu selesai makan alat-alat makan dirapikan
ditempat semula. Kegiatan tersebut dapat membantu anak
mengembangkan kemandirian anak usia prasekolah . (andrian dkk,2012)

6. stimulasi
a. definisi
anak harus lebih diperlakukan sebagai pribadi yang aktif yang perlu
dirangsang stimulasi untuk menghadapi permasalahan melalui interaksi
dan komunikasi antara orang tua dan anak (Richard, 2013). Stimulasi
adalah perangsang dan latihan-latihan terhadapat kepandaian anak yang
datangnya dari lingkungan luar anak. Stimulasi ini dapat dilakukan oleh
orang tua , anggota keluarga atau orang dewasa lain di sekitar anak. (marni
dan kukuh, 2015)
stimulasi atau rangsangan dapat membantu pertumbuhan dan
perkembangan dengan menggunakan beberapa sasaran motorik kasar,
motorik halus, bahasa dan sosialisasi. Peran aktif orang tua terhadap
pemberian stimulasi pada anak sangat diperlukan terutama pada saat usia
balita. Peran aktif tersebut adalah dalam menciptakan lingkungan rumah
yang baik sebagai lingkungan sosial pertama yang dialami oleh anak.
Melalui pengamatannya terhadap tingkah laku secara berulang-ulang anak
ingin menirunya dan kemudian menjadi cirri kebiasaan atau
kepribadiannya .
stimulasi yang diberikan oleh orang tua dan pengasuh sangat
mendukung terhadap perkembangan anak yang optimal. Stimulasi verbal
sangat penting bagi perkembangan bahasa dalam periode tahun pertama.
Bay-bayi yang sering diajak bicar oleh ibu-ibu mereka memiliki tingkat
perkembangan yang lebih dari pada bayi yang tidak mengalami perlakuan
tersebut. Stimulasi berperan penting dalam perkembangan anak, semakin
orang tua sering memberikan stimulasi yang positif maka dalam hal ini
perkembangan anak akan berkembang secara optimal (UNICEF,2008)

b. prinsip-prinsip stimulasi
kemampuan dasar anak yang dirangsang dengan stimulasi terarah adalah
kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan
bahasa serta kemampuan sosialisasi dan kemandirian . dalam melakukan
stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip dasar yang perlu
diperhatikan, yaiu: (murni dan kukuh,2015)
1. stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dalam kasih sayang
2. selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan
meniru tingkah laku orang-orang yang terdekat dengannya .
3. berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak .
4. lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi,
bervariasi, menyenagkan,tanpa paksaan dan tidak ada hukuman.
5. Lakukan stimulasi secara terhadap dan berkelanjutan sesuai umur
anak, terhadap ke 4 aspek kemampuan dasar anak

c. Stimulasi motorik kasar anak usia prasekolah (3-5tahun)


Stimulasi motorik kasar adalah rangsangan dari gerakan tubuh
yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh
anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara
genetis atau kematangan fisik anak (marmi dan kukuh,2015). Stimulasi
perkembangan anak bertujuan untuk membantu anak agar dapat mencapai
tingkat perkembangan yang optimal sesuai dengan usia anak. Kegiatan ini
meliputi berbagai kegiatan untuk kegiatan untuk merangsang
perkembangan anak, antara lain: latihan gerak, bicara berfikir, mandiri
serta bergaul (suherman, 2012).
Kemampuan anak usia 3-5 tahun dirangsang dengan stimulasi
tearah pada kemampuan gerak kasar. Kemampuan gerak halus,
kemampuan bicara dan bahasa serta kemampuan sosialisasi dan
kemandirian, stimulasi yang dilakukan pada kemampuan kemandirian
pada anak usia 3-5 tahun misalnya mendrong anak untuk berpakaian
sendiri, menyimpan mainan tanpa bantuan, ajak berbicara tentang apa
yang dirasakan, berkomunikasi dengan anak, berteman dan bergaul,
mematuhi peraturan keluarga dan lain-lain (depkes,2012). Stimulasi yang
dilakukan oleh orang tua ataupun orang terdekat anak, harus sesuai dengan
umur anak, agar anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan
umumnya . berikut ini stimulasi yang dapat dilakukan orang tua orang
terdekat anak pada anak usia 3-5 tahun menurut (IDAI 2014,SDIDTK
2016), yaitu:
1. Tiga tahun
Tahap perkembangan
a. Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah
b. Melepas pakaiannya sendiri
c. Melatih buang air kecil dan buang air besar di kamar mandi/WC ajari
anak untuk memberitahu anda bila ingin buang air kecil/buang air
besar.
d. Berpakailan . ajar anak berpakaian sendiri tanpa bantuan . beri
kesempatan anak memilih sendiri pakaian yang akan dikenakannya.
e. Bujuk dan tenangkan ketika anak kecewa dengan cara memeluk dan
berbicara kepadanya
f. Sering-sering ajak anak pergi ke luar mengunjungi tanpa bermain,
toko, kebun binatang dan lain-lain
2. Empat sampai lima tahun
a. Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri .
b. Bermain bersama teman, mengikuti aturan permainan.
c. Mengenakan sepatu sendiri.
d. Mengenakan celana panjang, kemeja,baju .
e. Mengetahui anggota tubuh yang tidak boleh disentuh atau dipegang
orang lain kecuali oleh orang tua dan dokter .
Stimulasi yang dilakukan :
a. Mencuci tangan dan kaki . tunjukkan pada anak cara memakai
sabun dan membasuh dengan air ketika mencuci kaki dan
tangannya. Setelah ia dapat melakukan , ajari ia untuk mandi
sendiri, stimulasi yang perlu dilanjutkan. Bujuk dan tenangkan
ketika anak kecewa dengan cara memeluk dan berbicara kepadanya
, dorong agar anak mau mengutarakan perasaanya, ajak anak anda
makan bersama keluarga, sering-sering anak anak pergi ke taman,
kebun binatang, perpustakaan dan lain-lain
b. Bermain dengan anak , ajak agar anak mau membantu melakukan
pekerjaan rumah tangga yang ringan .
c. Makan pakaian sendok garpu. Bantu anak makan pakai sendok dan
garpu dengan baik
d. Mengancingkan kancing tarik . bila anak sudah bisa
mengancingkan kancing besar , coba dengan kancing yang lebih
kecil .
e. Memasak . biarkan anak membantu masak seperti mengukur dan
menimbang menggunakan timbangan masak, membumbuhkan
sesuatu , mangaduk, memotong kue dan sebagainya .
f. Menentukan batasan . pada umur ini , sebagian bagian dari proses
tumbuh kembangnya, anak-anak mulai mengenal batasan dan
peraturan .

d. Penilaian tumbuh kembang anak


Gangguan perkembangan anak dapat dideteksi atau dilakukan
disemua tingkat pelayanan kesehatan, seperti posyandu, PAUD,pustu,
puskesmas, polindes, bidan dan dokter praktek hingga rumah sakit.
Pelaksana skrining bisa petugas atau kader posyandu, PAUD,BKB, guru
TK , tenaga kesehatan, atau petugas terlatih lannya (depkes RI, 2015)
penilaian perkembangan anak, hal yang dapat dilakukan pertamakali
adalah melakukan wawancara tentang faktor kemungkinan yang
menyebabkan gangguan dalam perkembangan dan tes skrining, dijelaskan
seperti berikut:
Denver II merupakan alat skrining yang direkomendasikan oleh
kementerian kesehatan republic Indonesia (tristanti, 2017) tes ini mudah
dan cepat sekitar 15-20 menit, dapat diandalkan dan menunjukkan validas
yang tinggi. Denver II lebih menyeluruh tapi ringkas, sederhana dan dapat
diandalkan, yang terbagi dalam empat ekor , yaitu: sektor gerakan-gerakan
halus, sektor bahasa, dan sektor bahasa,, dan gerakan-gerakan kasa. Setiap
tugas perkembangan digambarkan dalam bentuk kotak, persegi panjang
horizontal yang berurutan menurut umur (soetjiningsih dan ranuh,
2015).prosedur DDST (soetjiningsih, 2012) meliputi beberapa tahapan,
yaitu:
1. Secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia 3-6 bulan, 9-12
bulan, 18-24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, dan 5 tahun .
2. Dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan
pada tahap pertama dan kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostic
yang lengkap.
3. Penilaian pada lembar DDST terdapat petunjuk dalam melakukan
penilaian apakah anak lulus (passed = P), gagal (fail = f). ataukah anak
tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (No opportunity =
N.O).kemudian ditarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong
garis horizontal tumbuh kembang anak pada formulir DDST . setelah itu
dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F,
selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam 3
bagian yaitu :
a. Abnormal hasil tes dinyatakan abnormal apabila dua atau lebih
keterlambatan , pada dua sektor atau lebih. Apabila dalam satu sektor
atau lebih didapatkan dua atau lebih keterlambatan ditambah satu
sektor atau lebih dengan satu keterlambatan dan pada sektor yang sama
tersebut tidak ada yang lulus pada kubus yang berpotongan dengan
garis vertikel usia .
b. Meragukan 30 hasil tes dinyatakan meragukan apabila pada satu sektor
didapatkan dua keterlambatan atau lebih. Bila pada satu sektor atau
lebih didapatkan satu keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak
ada yang lulus pada kubus yang berpotongan dengan garis vertikel
usia.
c. Tidak dapat dites. Apabila anak menolak ketika dites yang
memnyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan .
d. Normal. Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut di atas .
B. Kerangka teori penelitian
Bagan 2.1
Kerangka teori penelitian

PERKEMBANGAN ANAK
PRASEKOLAH

motorik Kognitif Personal ssosialsosial Bicara dan bahasa

Halus Kasar
Stimulasi motorik
Kasar 3-5 tahun
Menggambar Berjalan Perkembangan
Melatih anak untuk
membentuk benda berlari kemandirian anak
mencoba nelepas dan
dari plastisin melompat usia prasekolah (3-4
berpakaian sendiri
membut garis lurus melempar tahun )
mengajak anak dalam
dan lingkaran menangkap Mencuci tangan
aktifitas sehari-hari dan
menggunting menjijit merapikan tempat tidur
kebersihan melatih anak
melipat kertas (wong 2008) membereskan alat
mengenal sopan santun,
memegang bermainnya berpakaian
maaf dan terimakasih
makan mandi bermain
mengajak anak bergaul
bergaul dengan
(wiliams&wilkins
temannya
2015,L.ANDRIANI
(musbikin,2012)
Faktor-faktor DKK 2012)
yang
mempengaruhi
perkembangan
motorik anak
prasekolah :
Pengetahuan
Stimulasi motorik
sikap poala asuh
BAB III
KERANGKA KONSEP,DEFINISI OPRASIONAL, DAN HIPOTESIS
PENELITIAN

A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini terdiri dari variabel indipenden dan
variabel dependen. Variabel dependen adalah perkembangan kemandirian
anak sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah stimulus
motorik kasar.

Skema 3.1
Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Stimulasi Motorik Perkembangan


Kasar Kemandirian

B. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana
caranya menentukan variabel dan mengukur suatu variabel, sehingga
definisi operasionaal ini merupakan suatu informasi ilmiah yang akan
membantu penelitian lain yang ingin menggunakan variabel yang sama.
Definisi operasional merupakan penjelasan semua variabel dan istilah
yang digunakan dalam penelitian ini secara operasional sehingga akhirnya
mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian,
(Setiadi,2013)
Tabel 3.1
Definisi Operasional
No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Hasil Ukur Skala
Ukur
1 Stimulasi Kegiatan Wawancara Kuisioner 1. Stimulus Ordinal
motorik kasar merangsang motorik kasar
kemampuan kurang, jika
otot-otot skor total
besar atau < 35 Type equation here.
sebagian
2. Stimulasi
tubuh anak
motorik
agar dapat Kasar
baik,jiki skor
tumbuh
total > 35
secara
(Cempakawati,
optimal
2014)
sesuai
dengan
perkembang
anak.
2 Perkembangan Bertambahn Observasi Denver 1. Normal,jika Ordinal
Kemandirian ya tidak ada
kemampuan keterlambatan
,struktur 2. Abnormal,
fungsi jika ada
tubuh dan keterlambatan
kesiapan
individu (Soetjiningsih,2014)
untuk
mengatur
dan
mengurus
aktifiyasnya
Sendiri
tanpa
bantuan
orang lain.

C. Hipotesis
Ada hubungan antara stimulus Motorik kasar dengan perkembangan
Kemandirian Anak Usia Prasekolah di Taman Kanak-Kanak kelurahan 24
ilir Palembang.
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan
studi Deskripsi Korelasi yaitu untuk menjelaskan hubungan anatara
variabel. Pada penelitian ini mencari hubungan antara variabel
yang satu dengan variabel lainnya. Analisis ini dilakukan terhadap
data yang diperoleh, untuk divalidasi dengan data empiris yang
dikumpulkan.(Sudigdo & Sofyan,2014)

B. Variabel penelitian
Variabel adalah karakteristik subjek penelitian yang berubah dari
satu subjek ke subjek lainnya. Variabel independen adalah variabel
yang apabila ia berubah akibat perubahan variabel independen ini
disebut sebagai variabel dependen (Sudigdo &Sofyan,2014 ).Variabel
independen dalam penelitian ini adalah stimulus motorik kasar,dan
variabel dependen adalah perkembangan kemandirian anak.

C. Popularitas
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas sabjek
dan objek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu
yang ditetapkan oleh penelitian untuk diteliti (Wiratna,2014).
Populasi dalam penelitian adalah seluruh orang tua yang
memiliki anak usia(3-5 tahun ) ditaman kanak-kanak
keseleruhan 24 ilir Palembang dengan jumlah 189 anak .

2. sampel
sampel dalam penelitian ini adalah semua orang tua yang
memiliki anak usia praskolah ditaman kanak-kanan kelurahan
24 ilir palembang rumus pengambilan sampel menurut setiadi
(2013)
Rumus Slovin :
𝑁
n= 1+𝑁((𝑑2)

Keterangan :
n =besar sampel
N=Besar populasi
d=tingkat kepercayaan /ketepatan yang diinginkan (0,05)

jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah :


N= 189
𝑁
n= 1+𝑁((𝑑2)

189
n=
1+𝑁189(0,05)

189
n= 4,75

n= 39,78=40 Responden
Berdasarkan perhitungan diatas maka jumlah sampel yang
diperoleh adalah 40 responden.

sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan


teknik cluster sampling. pada teknik ini sampel bukan terdiri
dari unit individu, tetapi terdiri tadi kelompok anak sesuai
dengan nomor genap absen responden.Agar karakteristik
sampel tidak menyimpang dari populasinya, maka sebelum
dilakukan pengambilan sampel perlu ditentukan kriteria inklusi
dan ekslusi dari sampel yang akan diteliti. Adapun kriteria
inklusi dan eksklusi adalah sebagai berikut :
kriteria inklusi :
a. orang tua yang memiliki anak usia 3-5 tahun
b. ibu sebagai pengasuh utama
c. sehat jasmani dan rohani
d. mampu berkomunikasi dengan baik
e. bersedia menjadi responden

kriteria eksklusif
a. orang tua anak yang tidak hadir pada saat penelitia
b. orang tua yang tidak mengizinkan anaknya terlibat dalam penelitia

Tabel 4.1
Populasi dan sampel Anak Usia prasekolah di Taman Kanak-kanak
Kelurahan 24 ilir Palembang
Nama TK Populasi Proporsi Samp
𝒏 el
×𝑷
𝟏𝟎𝟎
TK Nusa 44 44 40 9
× 100 = 23,4% × 23,4 = 9,3
189 100
indah 3
TK Basthanul 77 77 40 17
× 100 = 40,7% × 40,7 = 16,9
189 100
Aisiyiyah 3
TK MI 68 68 40 14
× 100 = 35,9% × 35,9 =14,3
189 100
Quraniyah 3

Berdasarkan tabel 4.1 tentang populasi dan sampel Anak usia prasekolah
ditaman kanak-kanak kelurahan 24 ilir palembang didapatkan jumlah sample yang
di TK Basthanul Nusa Indah 3 sebanyak 9 anak, di TK Bastanul Aisyiyah 3
sebanyak 17 anak, dan TK MI Quraniyah 3 sebanyak 14 anak.
D. Lokasi dan waktu penelitian
1. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan ditaman kanak-kanak kelurahan 24 ilir
palembang.
2. waktu penelitian
penelitian dilaksanakan pada tanggal 5 maret -28 maret 2018.

E. Teknik Pengumpulan Data


1. Sumber Data
a. Data primer
Data primer akan didapatkan melalui metode kuisioner atau akat
yang diberikan langsung kepada responden untuk mendapatkan
data tentang Stimulasi Motorik kasar dan perkembangan
kemandirian.
b. Data sekunder
Data yang diperoleh dari catatan atau laporan diTaman kanak-
kanak yang mendukung untuk penelitian diTaman kanak-kanak
kelurahan 24 ilir palembang secara lengkap.

F. Instrumen Perkembangan Kemandirian


Penelitian ini menggunakan kuisioner yang sudah ada dan sudah
dilakukan uji validitas dan reabilitis.
1. Instrumen Perkembangan Kemandirian
Pada penelitian ini,penelitian menggunakan instrumen lembar
observasi DDST atau Denver yang sudah baku dan diadopsi dari
Buku Tumbuh Kembang Anak oleh soutjiningsih 2013. Instrumen
ini ada 7 pertanyaan dengan kategori jawaban ‘’pass-Lulus’’ skor
(4),’’fail-Gagal’’(3),’’NO-Tidak ada kesempatan’’(2),dan
“Refusal-Menolak”skor (1), dari 7 pertanyaan tersebut skor yang
diperoleh kemudian dikategorikan menjadi Normal jika tidak ada
nilai F atau paling sedikit nilai C (Caution ), dan Abnormal jika
tidak didapatkan dua atau lebih nilai C (Caution ) dan sedikitnya
nilai 1 F (failed).
2. Kuisioner Stimulasi Motorik Kasar
Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner
yang sudah valid di adopsi dari Nimma Nur Azizah 2012 dan
dimodifikasi kembali oleh peneliti yang akan dilakukan uji
validitas ulang, dan persepsi seseorang atau sekelempok orang
tentang fenomenal sosial,selain itu, skala likert merupakan suatu
skala psikometrik yang umum digunakan dalam
kuisioner.(Sugiyanto,2015).ada 15 item pernyataannya dengan
pilihan jawaban dalam kuisioner yaitu,ya dan tidak.Pada saat
dilakukan validitas terhadap 10 pertanyaan yang valid dan reliabel
dikrnakan nilai r hitung lebih besar dari r tabel,penelitian telah
melakukan uji validitas ulang dan realibilitis:

a. Uji Vliditas
Vaaliditas merupakan ukuran yang menunjukan sejauh mana
instrumen pengukuran maupun mengukur apa yang di ingin ukur.
sebuah alat ukur penelitian di katakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diteliti secara tepat(sugiono,2015). interumen
dapat di ketahui vailid apabila di ukur dan di ujikan pada
responden . tolak ukur uji validasi adalah sebgai berikut :
1) Jika r hitung > r tabel maka data tersebut valid
hasil yang di dapatkan dengan nilai r hitung 0,863 > r tabel
0,361 maka data tersebut di nyatakan valid
2) Jika r hitung r< maka tabel tesebut valid
b. Uji Realibiltas
Realibiltas menujukan pada suatu pengertian bahwa seseuatu
interumen cukup dapat di percaya untuk di gunakan sebagai alat
pengeumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik (
sugiyono,2015). suatu kuisoner di katakan reliabel apabila kuisoner
tersebut mempunyai hasil,artinya jika di kenakan pada objek yang
sama pada lain waktu hasil tetap sama . untuk menguji realibilitas
di gunakan rumus Cronhbanch Alpa kemudian dikorelasikan
dengan nilai pada r tabel.Dengan tolak ukur sebagai berikut :
1) Jika r hitung > tabel maka data tersebut reliabel
hasil yang dapat di gunakan dengan r hitung 0,791 > r tabel
0,361 maka data tersebut data tersbut di katakan reliabel.
2) Jika r hitung < r tabel makan data tersbut tidak reliabel
G. Penglolahan Data dan Analisis Data
1. Pengelohan Data
menurut (setiadi 2017),proses pengelolan data melalui tahap-tahap
sebagai berikut :
a. editing,yaitu memeriksa daftar pertanyaan yangtelah
diserahkan oleh para pengumpul data. Peneliti memeriksa
kuisioner yang telah diisi responden yang mencakup
kelengkapan pengirian yang dilakukan oleh
responden.sebelum data diolah,data perlu diedit terlebih
dahulu.
b. coding,yaitu mengklarifikasi jawaban –jawaban dari para
responden kedalam kategori.biasanya klarifikasi dilakukan
dengan cara memberi kode berbentek angka pada masing-
masing jawaban.Penneliti mengklarifikasikan jawaba-
jawaban dari kuisioner responden kedalam kategori yang
ditentukan, dan memberi tanda dan kode berbentuk angka
pada masing-masing lembar kuisioner
c. tabulasi data,yaitu pembuatan tabel yang berisikan berbagai
data yang diberikan kode sesuai kode dengan yang
dibutuhkan.Tabulasi data metode deskripsi umum terhadap
item yang diberi skor,b\mengubah jenis data dan
menyesuaikannya dengan tehnik anaklisa data adalam
bentuk pengelolah komputer
d. analisa data,yaitu merupakan sebuah cara mengelolah data
menjadi informasi agar karakterristik data tersebut muda
dipahami dan bermanfaat untuk solusi permasalahan,
terutama hal yang berkaitan dengan penelitian.Peneliti
menggunakan analisis data chaisquare test
e. interprestasi data,yaitu merupakan suatu kegiatan yang
membangunkan hasil dengan analisis pernyataan, kriteria
atau standar tertentu untuk menentukan makna dari data
yang dikumpulkam untuk menjawab data permaslahan
penelitian.Setelah data yang dikumpulkan dianalisis dengan
tehnik statistik hasilnya harus diinterprestasikan atau
ditabsirkan agar kesimpulan –kesimpulan penting mudah
digunakan oleh peneliti.
2. Analisa Data
a. univariat
analisa univariat merupakan analisa yang digunakan untuk
menganalisis satu variabel. analisa ini digunakan untuk mencari
gambaran dari satu variabel saja. (sugiono,2014).
Dalam penelitian ini variabel yang di analisis adalah
perkembangan kemandirian dan stimulasi motorik kasar
b. Bivariat
analisis bivariat merupakan metode yang digunakan untuk
melihat dua variabel yaitu bebas (Independen) dan variabel
terkait (Dependen ). (Sugiono,2014). Dalam penelitian ini,
analisis bivariat akan digunakan untuk mengetahui hubungan
variabel indipenden yaitu stimulasi motorik kasar dengan
variabel dependen yaitu perkembngan kemandirian anak.
H. Etika Penelitian
1. Informed cosent
Lembar persetujuan yang diperoleh bebas tampa tekanan atau
adanya bujukan setelah subjek peneliti pmemperoleh penjelasan
yang sewajarnya tentang peneliti tersebut,serta peneliti memberikan
informasi mengenai terjaminnya kerahasiaan biodata dan
pemeriksaan medis tentang subjek penelitian (Nutoadmojo,2010).
Peneliti telah memberi informasi yang lengkap sebelum melakukan
penelitian dan responden diminta menandatangani lembar Informed
cosent sebagai bukti bersedia menjadi responden peneliti.
2. Privaci
Peneliti perlu memperhatikan bahwa penelitian yang dilakukan
tetap menjaga kerahasiaan responden selama penelitian. Responden
mempunyai hak untuk mengharapkan bahwa data yang
dikumpulkan selama masa penelitian akan dijaga kerahasiaannya
(Hidayat,2007) selam pengumpulan data, peneliti telah memastikan
bahwa penelitian yang dilakukan tidak menginvasi melebihi batas
yang diperlukan dan menjaga kerahasiaan respinden peneliti.
3. Anonemity
Peneliti memebrikan jaminan dalam menggunakan sabjek penelitian
dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden
pada lembar alat ukur hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan
(Hidayat,2010).
Peneliti telah meyakinkan klien bahwa peneliti menjamin
kerahasiaan baik informasi maupun masalah yang berhubungan
dengan klien dengan tidak menyebarkan melebuhi data yang
diperlukan.
4. confidentiality
masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian baik informasi maupum masalah-
masalah lainnya semua informasi telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaan oleh peneliti (Hidayat,2007). peneliti telah menyakin
klien bahwa peneliti menjamin kerahasiaan baik informasi maupun
masalah-masalah yg berhubungan dengan klien dengan tidak
menyebar kuaskan melebibi dengan data yang diperlukan
5. protection from discomfort
Responden harus diyakini bahwa partisipasinya dalam penelitian
atau informasi yang telah diberikan tidak akan dipergunakan dalam
hal-hal dapat merugikan responden dalam bentuk apapun
(Nursalam,2008). Penelitian telah meyakinkan responden bahwa
data yang telah diberi tidak dipergunakan dalam hal-hal yang dapat
merugikan, serta menciptakan lingkungan yang nyaman bagi
responden pada saat melakukan penelitian.
6. Beneficience
Penelitian yang akan dilakukan memang mampu memberikan
manfaat kebaikan bagi kehilangan manusia (Swarjana,2015).
Penelitian telah memberikan manfaat berupa pentingnya stimulasi
orang tua terhadap perkembngan kemandirian anak usia pra
sekolah.
7. Justice
Penelitian yang akan dilakukan memang mampu memberikan
mafaat kebaikan bagi kehidupan manusia (Swarjana,2015).
Penelitian telah memberikan manfaat berupa pentingnya stimulasi
orang tua terhadap perkembangan kemandirian anak usia pra
sekolah. penelitian sudah memberikan keadilan kepada setiap klien
dengan cara pemberian informasi, tindakan dan komunikasi yang
sama.
I. Tahapan Pelaksanaan Penelitian
Adapun beberapa tahap penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Tahapan Persiapan
1. Pengajuan judul syarat utama dalam tahap penyusunan
proposal.
2. Setelah pengajuan judul diterima, penelitian mengajukan
surat studi pendahuluan dan ditanda tangani oleh kepala
program studi ilmu keperawatan STIKes Muhammadiyah
Pelembang
3. Mengurus surat izin studi pendahuluan dikesatuan bangsa
politik sumatra selatan dan dinas pendidikan kota
palembang untuk melakukan pengambilan data di beberapa
Taman Kanak-kanak kelurahan 24 ilir Palembang.
4. Mengirim surat izin studi pendahuluan dan surat izin
penelitian di Taman Kanak-kanak kelurahan 24 ilir
Palembang.
2. Tahap Pelaksanaan
1. Pengumpulan data,Kegiatan pengumpulan data yang
dilakukan didalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
a. Menentukan lokasi penelitian, dan menetapkan
beberapa tahap Kanak-kanap yang akan menjadi
lokasi penelitian. Hasil studi pendahuluan yang
didapatkan ada 3 Taman Kanak-kanak dikelurahan
24 ilir palembang.
b. Penelitian meminta izin untuk melalukan
pengambilan data di 3 Taman Kanak-kanak
kelurahan 24 ilir palembang dengan jumlah 189
anak.
c. Setelah didapatkannya data di 3 Taman Kanak-
kanak Kelurahan 24 ilir Palembang. Peneliti
mengumpulkan seluruh orang tua didalam satu
ruangan, dan menjelaskan tujuan dan penelitian
ini.penelitian akan memberikan lembar inform
consent zsbagai lembar persetujuan bahwa orang tua
bersedia menjadi responden.Setelah dibagikannya
lembar persetujuan peneliti akan menjelaskan
maksud dan tujuan lembar persetujuan ini diisi
untuk orangtua jika bersedia ikut terlibat dalam
penelitian.
d. Menyebarkan lembar kuisioner atau angket dan diisi
sesuai dengan pernyataan responden. Penelitian
menjelaskan bahwa masing-masing kuisioner ada
10 pertanyaan. Orangtua mengisi
kuisioner,penelitian juga mewawancarai orangtua
seputar topik penelitian.
e. Penelitian mengobservasi perkembangan motorik
anak dengan alat instrumen berupa lembar observasi
Denver pada saat belajar dikelas maupun pada saat
bermain diluar kelas
f. Setelah semua data terkumpul peneliti melakukan
pengecekan kembali setiap lembarn kuisioner
bahwa setiap butiran pertanyaan terisi, jika jika ada
lembar kuisioner bahwa setiap butiran pernyataan
terisi.jika ada lembar kuisioner belum terisi maka
akan diminta kembali untuk kelengkapannya.
g. Menganalisis hasil interprestasi data dan observasi
yang telah dilakukan kepada subjek penelitian dan
objek penelitian Analisis data menggunakan
pengelolahan data yang komputer.
h. Menerapkan data yang telah dilakukan penelitian
selama penelitian berlangsung.
Daftar Pustaka

1. Behrman, Kliegman RM, Arvin. Ilmu kesehatan anak nelson. Jakarta:


EGC; 2000.
2. Nasir A, Muhith A. Dasar-dasar keperawatan jiwa: pengantar dan teori.
Jakarta: Salemba Medika; 2011.
3. Nursalam. Ilmu kesehatan anak. Jakarta: Salemba Medika; 2005.
4. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Survei kesehatan nasional 2005. laporan data susenas 2005:
Status kesehatan, pelayanan kesehatan, perilaku hidup sehat dan kesehatan
lingkungan. 2005.
5. Utami Y. Dampak hospitalisasi terhadap perkembangan anak. J Ilm widya.
2014;2:9–20.
6. Yupi S. Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta: EGC; 2004.
7. Lilis M, Wahyuni. Hubungan frekuensi hospitalisasi anak dengan
kemampuan perkembangan motorik kasar pada anak pra sekolah penderita
leukemia di rsud dr. moewardi. J ilmu keperawatan Indones. 2013;
8. Mubarok W, Chayatin N, Santosa A. Buku ajar keperawatan komunitas,
pengantar dan teori. Jakarta: Salemba Medika; 2006.
9. Mariyam, Kurniawan A. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat
kecemasan orang tua terkait hospitalisasi anak usia toddler di brsd raa
sowoendo pati. J keperawatan. 2008;1(2):38–56.
10. Semiun Y. Kesehatan mental 2. Yogyakarta: Kasinus; 2006.
11. Buku Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2012 [Internet]. Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2012. Available from:
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVI
NSI_2012/13_Profil_Kes.Prov.JawaTengah_2012.pdf
12. Wong D, Hockenberry M, Marylin J. Wong’s nursing care of infants and
children. St Louis, Missouri: Mosby Inc; 2007.
13. Whaley W, Donna L, Et.all. Buku ajar keperawatan pediatrik. 2nd ed.
EGC, editor. Jakarta; 2009.

Anda mungkin juga menyukai